You are on page 1of 13

RUMAH SAKIT UMUM AZ-ZUHRA

KOTA LHOKSEUMAWE

PROGRAM SURVEI BUDAYA


KESELAMATAN PASIEN

RUMAH SAKIT UMUM AZ-ZUHRA


KOTA LHOKSEUMAWE
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

Rumah sakit terus berupaya meningkatkan mutu dan keselamatan pasien,


pimpinan rumah sakit semakin menyadari pentingnya membangun budaya
keselamatan pasien. Dalam mencapai budaya keselamatan pasien dibutuhkan
kepemimpinan, dokter dan staf untuk memahami nilai-nilai organisasi, keyakinan
dan norma-norma tentang apa yang penting, sikap dan perilaku yang sesuai dan
diharapkan.

Budaya keselamatan suatu organisasi adalah produk dari nilai-nilai, sikap,


persepsi, kompetensi dan pola perilaku individu dan kelompok yang menentukan
komitmen, gaya dan kemampuan dari manajemen organisasi kesehatan dan
keselamatan. Organisasi dengan budaya keselamatan yang baik mempunyai
karakteristik dengan ditemukannya komunikasi dan persepsi yang sama akan
pentingnya keselamatan pasien dan dengan kepercayaan terhadap keberhasilan
terhadap tindakan pencegahan.

Budaya keselamatan pasien, orang tidak hanya didorong untuk bekerja ke


arah perubahan, mereka akan mengambil tindakan bila diperlukan. Dalam tindakan
menghadapi masalah keselamatan adalah hal yang tabu dan tekanan datang dari
semua arah dari rekan-rekan sampai dengan atasan. Disana tidak ada ruang untuk
budaya keselamatan bagi mereka yang menunjuk tangan dan mengatakan
“keselamatan bukan tanggung jawab saya”. Meski begitu, sebuah organisasi dapat
memperbaiki keselamatan hanya ketika pemimpin tampak berkomitmen untuk
berubah dan ketika mereka memungkinkan staf secara terbuka berbagi informasi
keselamatan.

Ketika sebuah organisasi tidak memiliki budaya seperti itu, staf sering tidak
mau melaporkan kejadian buruk dan kondisi yang tidak aman karena mereka takut
akan pembalasan atau percaya pelaporan tidak akan mengahsilkan perubahan.
Pemimpin senior harus mendorong perubahan budaya dengan menunjukkan
komitmen mereka sendiri untuk keselamatan dan menyediakan sumber daya untuk
mencapai hasil. Pesan mereka tentang keselamatan harus konsisten dan
berkelanjutan karena membutuhkan waktu yang lama untuk merubah budaya.
BAB II
LATAR BELAKANG

The Agency for Healthcare Research and Quality (AHRQ) dan Medical Errors
Workgroup of the Quality Interagency Coordination Task Force (QuIC) membiayai
pengembangan dari survei rumah sakit terhadap budaya keselamatan pasien.
Survei rumah sakit dirancang secara spesifik untuk staf rumah sakit dan bertanya
terhadap opini mereka tentang budaya keselamatan pasien di rumah sakit mereka.
Survei ini dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran staf akan keselamatan
pasien, menilai keadaan sekarang terhadap budaya keselamatan pasien, identifikasi
kekuatan dan area untuk peningkatan budaya keselamatan pasien. Menilai
kecenderungan dalam budaya keselamatan pasien dari waktu ke waktu, evaluasi
dampak dari inisiatif dan intervensi budaya keselamatan pasien dan melakukan
perbandingan dengan dalam maupun luar organisasi.

Rumah Sakit Umum Az-Zuhra kota Lhokseumawe merupakan rumah sakit


swasta di Kota Lhokseumawe tipe non pendidikan Kompleksitas pelayanan
kesehatann yang ada serta tenaga kerja dari berbagai profesi berpotensi untuk
adanya perilaku yang mengabaikan budaya keselamatan pasien. Identifikasi,
laporan dan investigasi terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan budaya
keselamatan pasien serta upaya peningkatan budaya keselamatan pasien belu
terlaksana sepenuhnya di Rumah Sakit Umum Az-Zuhra. Oleh karena itu, dengan
adanya program budaya keselamatan pasien ini dapat meningkatkan budaya
keselamatan pasien di Rumah Sakit Umum Az-Zuhra Lhokseumawe..
BAB III
TUJUAN

A. TUJUAN UMUM
Meningkatnya budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Umum Az-Zuhra
Lhokseumawe.

B. TUJUAN KHUSUS
1. Terbentuknya komitmen unsur pimpinan terhadap budaya keselamatan
pasien.
2. Timbulnya kesadaran dan inisiatif staf akan pentingnya budaya
keselamatan pasien dan bebas melaporkan perilaku yang tidak sesuai
dengan budaya keselamatan pasien.
3. Menilai keadaan organisasi sekarang terhadap budaya keselamatan
pasien.
4. Identifikasi kekuatan dan area untuk peningkatan budaya keselamatan
pasien.
5. Evaluasi dampak dari inisiatif dan intervensi budaya keselamatan
pasien.
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

KEGIATAN POKOK

Melakukan survei budaya keselamatan pasien

RINCIAN KEGIATAN

1. Komitmen pimpinan rumah sakit terhadap budaya keselamatan pasien


2. Pembentukan tim survei
3. Survei budaya keselamatan pasien
4. Membuat rencana peningkatan budaya keselamatan pasien
5. Sosialisasi rencana peningkatan budaya keselamatan pasien
6. Investigasi laporan terkait budaya keselamatan pasien
7. Pendidikan akan budaya keselamatan pasien
BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Komitmen pimpinan rumah sakit terhadap budaya keselamatan pasien


a. Pimpinan rumah sakit bersama Panitia PMKP akan melakukan sosialisasi
kebijakan, program dan SPO Pelaporan terkait budaya keselamatan pasien.
b. Membangun komitmen Bersama Pimpinanan Rumah sakit, Kepala Bidang,
Kepala Instalasi / Unit, Kepala Ruangan ditandai dengan penandatanganan
kesepakatan bersama akan budaya keselamatan pasien
2. Pembentukan tim survei
a. Melakukan rapat
b. Identifikasi staf terkait menjadi anggota tim
a. Membuat panduan survei budaya keselamatan pasien
c. Membuat daftar pertanyaan sesuai dengan acuan dari AHRQ
3. Survei budaya keselamatan pasien
b. Mengidentifikasi staf di masing-masing Unit / Instalasi untuk dilakukan survei
c. Membagikan daftar pertanyaan survei untuk diisi
d. Mengumpulkan kembali hasil pertanyaan yang sudah dijawab oleh staf
e. Melakukan rekapitulasi hasil survei
4. Membuat rencana peningkatan budaya keselamatan pasien
a. Menetapkan area yang akan difokuskan untuk peningkatan budaya
keselamatan pasien
b. Menetapkan hasil yang ingin dicapai
c. Membuat rencana terhadap inisiatif yang akan dilaksanakan untuk mencapai
hasil yang diinginkan
d. Identifikasi orang yang akan terpengaruh secara langsung atau tidak
langsung oleh inisiatif tersebut.
e. Pemilihan penanggung jawab terhadap pelaksanaan inisiatif tersebut
f. Perencanaan terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk pelaksanaan
inisiatif terssebut
g. Identifikasi hambatan dan masalah yang mungkin terjadi
h. Menetapkan alat ukur untuk memonitor pelaksanaan inisiatif tersebut yang
menunjukkan tingkat perkembangan dan keberhasilan
i. Menetapkan target waktu untuk melaksanakan rencana untuk mencapai hasil
yang diinginkan
5. Sosialisasi rencana peningkatan budaya keselamatan pasien
Melakukan diseminasi rencana peningkatan budaya keselamatan pasien dengan
komunikasi dan implementasi
6. Investigasi laporan terkait budaya keselamatan pasien
Laporan terkait perilaku yang tidak sesuai dengan budaya keselamatan pasien
akan dilakukan investigasi dan dilakukan perbaikan
7. Pendidikan akan budaya keselamatan pasien
Seluruh staf akan diberikan pendidikan dan informasi terkait budaya keselamatan
pasien di rumah sakit.
BAB VI
SASARAN

1. Adanya komitmen pimpinan rumah sakit terhadap budaya keselamatan pasien


yang tertuang dalam kebijakan, program dan SPO
2. Adanya pelaporan terkait perilaku yang tidak sesuai dengan budaya
keselamatan pasien.
3. Lebih dari 80 % staf Rumah Sakit Umum Az-Zuhra berpartisipasi dalam survei
budaya keselamatan pasien.
4. Adanya analisa dan perbaikan di area yang menjadi fokus peningkatan
budaya keselamatan pasien
5. Terjadi penigkatan budaya keselamatan pasien pada area yang akan
dilakukan perbaikan dengan hasil di atas 50 %
BAB VII
JADWAL KEGIATAN

No Kegiatan Tahun 2022

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agsts Sept Okt Nov Des

1 Komitmen pimpinan rumah sakit terhadap budaya keselamatan


pasien

a. Pimpinan rumah sakit bersama Panitia PMKP akan
melakukan sosialisasi kebijakan, program dan SPO
Pelaporan terkait budaya keselamatan pasien.
b. Membangun komitmen bersama Direktur Utama, Direktur
Divisi, Kepala Bidang, Kepala Instalasi / Unit, Kepala
Ruangan ditandai dengan penandatanganan kesepakatan √
bersama akan budaya keselamatan pasien

2 Pembentukan tim survei

a. Melakukan rapat √
b. Identifikasi staf terkait menjadi anggota tim

c. Membuat panduan survei budaya keselamatan pasien
d. Membuat daftar pertanyaan sesuai dengan acuan dari AHRQ √

3 Survei budaya keselamatan pasien


a. Mengidentifikasi staf di masing-masing Unit / Instalasi untuk
dilakukan survei

b. Membagikan daftar pertanyaan survei untuk diisi
c. Mengumpulkan kembali hasil pertanyaan yang sudah dijawab √
oleh staf
d. Melakukan rekapitulasi hasil survei √

4 Membuat rencana peningkatan budaya keselamatan pasien

a. Menetapkan area yang akan difokuskan untuk peningkatan √


budaya keselamatan pasien
b. Menetapkan hasil yang ingin dicapai
c. Membuat rencana terhadap inisiatif yang akan dilaksanakan √
untuk mencapai hasil yang diinginkan
d. Identifikasi orang yang akan terpengaruh secara langsung √
atau tidak langsung oleh inisiatif tersebut.
e. Pemilihan penanggung jawab terhadap pelaksanaan inisiatif
tersebut √
f. Perencanaan terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan inisiatif terssebut
g. Identifikasi hambatan dan masalah yang mungkin terjadi √
h. Menetapkan alat ukur untuk memonitor pelaksanaan inisiatif
tersebut yang menunjukkan tingkat perkembangan dan
keberhasilan √
i. Menetapkan target waktu untuk melaksanakan rencana untuk
mencapai hasil yang diinginkan

5 Sosialisasi rencana peningkatan budaya keselamatan pasien

Melakukan diseminasi rencana peningkatan budaya keselamatan √


pasien dengan komunikasi dan implementasi

6 Investigasi laporan terkait budaya keselamatan pasien

Laporan terkait perilaku yang tidak sesuai dengan budaya √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


keselamatan pasien akan dilakukan investigasi dan dilakukan
perbaikan

7 Pendidikan akan budaya keselamatan pasien

Seluruh staf akan diberikan pendidikan dan informasi terkait √


budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi program dilakukan akhir tahun. Hasil pelaksanaan program akan


dilaporkan oleh Tim Budaya Keselamatan Pasien kepada Panitia Mutu dan
Keselamatan Pasien. Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien akan membuat laporan
ke Kepala Rumah Sakit.

You might also like