Professional Documents
Culture Documents
1.2.1 - B - 1 - SK Tentang Penetapan Kode Etik Perilaku Pegawai Puskesmas
1.2.1 - B - 1 - SK Tentang Penetapan Kode Etik Perilaku Pegawai Puskesmas
TENTANG
KODE ETIK PERILAKU PEGAWAI
Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi Puskesmas
memberikan pelayanan Kesehatan yang aman, bermutu, anti diskriminasi
sesuai dengan standar pelayanan, diperlukan pegawai yang berintegritas
dan menjunjung tinggi prinsip pelaksanaan tugas pelayanan yang baik
(Good Governance);
b. bahwa untuk mewujudkan prinsip-prinsip penyelenggaraan pelayanan
yang baik sebagaimana dimaksud pada huruf a, diperlukan kode etik
bagi pegawai di lingkungan Puskesmas;
c. bahwa bedasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan b perlu menetapkan keputusan Kepala UPT Puskesmas
Pembangunan Tentang Kode Etik Perilaku Pegawaidi Lingkungan UPT
Puskesmas Pembangunan;
Menimbang : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi
dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1999
Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3851);
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik (Lembar Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5038);
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 6, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5496);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa
Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 142, tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4450);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor
74, tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 Tentang Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang pelayanan Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 215,
Tambahan Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomor 5357);
7. Undang-Undang Nomor 5 Tahuun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesai Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890);
8. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2014 Tentang Pedoman
Standar Pelayanan;
-2-
MEMUTUSKAN
KESATU : Kode etik perilaku pegawai adalah pedoman tertulis yang berisi norma, atau
etika yang mengatur perilaku maupun ucapan mengenai hal-hal yang
diwajibkan, dilarang atau tidak patut dilakukan oleh pegawai dalam rangka
pelaksanaan tugas, fungsi, wewenang, kewajiban, dan tanggungjawab
maupun dalam pergaulan sehari-hari.
KEDUA : Kode Etik perilaku pegawai sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala UPT Puskesmas
Pembangunan ini.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila
dikemudian hari terdapat kekeliruan dan atau kesalahan didalamnya, akan
diadakan perbaikan/perubahan sebagaimana mestinya.
RADEN SUHARSA
INDRI ASTUTI
-3-
LAMPIRAN 1
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS
PEMBANGUNAN
NOMOR : 293/SK/PKM.PMB/I/2023
TENTANG KODE ETIK PERILAKU
PEGAWAI
A. PENDAHULUAN
Kelancaran tugas umum pemerintahan dan pembangunan Nasional sangat
dipengaruhi oleh kesempurnaan pengabdian aparatur Negara. Pegawai Negeri Sipil
sebagai unsur aparatur Negara harus berbakti pada bangsa dan Negara, serta bertugas
memberikan pelayanan yang terbaik, adil dan merata kepada masyarakat.
Agar mampu melaksanakan tugas secara berdaya guna dan berhasil guna,
Pegawai Negeri Sipil memerlukan pembinaan secara terus menerus, berkesinambungan
dan memerlukan suatu kode etik/ pedoman perilaku. Pembinaan jiwa korps akan berhasil
dengan baik apabila diikuti dengan pelaksanaan dan penerapan aturan perilaku dalam
kehidupan sehari-hari Pegawai Negeri Sipil.
Pegawai UPT Puskesmas Pembangunan selain memiliki hak-hak sebagai pegawai,
juga mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi, termasuk didalamnya adalah tuntutan
untuk berperilaku sesuai dengan etika yang baik guna menjaga citra UPT Puskesmas
Pembangunan. Memahami bahwa pegawai Puskesmas harus mampu memberikan
pelayanan prima kepada bangsa, Negara dan masyarakat, maka para pegawai
memerlukan suatu pedoman aturan perilaku / kode etik.
Peraturan Bupati Garut Nomor 132 Tahun 2021 tentang Tata Cara Penjatuhan
Hukuman Disiplin Pegawai Negeri Sipil Di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Garut
mewajibkan setiap Pejabat Pembina Kepegawaian SKPD menetapkan aturan
perilaku/kode etik instansi masing-masing. Dengan adanya aturan perilaku tersebut
diharapkan para pegawai sebagai warga Negara melaksanakan etika bernegara secara
baik sebagai anggota organisasi secara baik, sebagai pelayan anggota masyarakat
melaksanakan etika bermasyarakat secara baik, dan dalam hubungannya dengan sesama
pegawai harus melaksanakan etika sesama pegawai secara baik, serta sebagai individü
harus menjaga etika terhadap diri sendiri secara baik.
Berdasarkan pemikiran diatas, dipandang perlu menyusun aturan Perilaku/Kode
Etik UPT Puskesmas Pembangunan, dengan adanya aturan ini diharapkan pembinaan
jiwa korps pegawai sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Bupati Garut Nomor
132 Tahun 2021, peraturan disiplin pegawai negeri sebagaimana yang dimaksud dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021, serta ketentuan perundang-undangan
lainnya yang berkaitan dengan tugas dan fungsi dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
B. KETENTUAN UMUM
Dalam Keputusan Kepala UPT Puskesmas Pembangunan ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Garut;
2. Bupati adalah Bupati Garut;
3. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Garut;
4. Puskesmas adalah Unit Pelayanan Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja;
-4-
Kode Etik diputuskan tidak terbukti melakukan pelanggaran dapat direhabilitasi nama
baiknya;
b. Rehabilitasi ditetapkan dengan Keputusan Majelis Kode Etik.
RADEN SUHARSA
INDRI ASTUTI
-10-
LAMPIRAN 2
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS
PEMBANGUNAN
NOMOR : 293/SK/PKM.PMB/I/2023
TENTANG KODE ETIK PERILAKU
PEGAWAI
RADEN SUHARSA
INDRI ASTUTI
LAMPIRAN 2
KEPUTUSAN KEPALA UPT PUSKESMAS
PEMBANGUNAN
NOMOR : 293/SK/PKM.PMB/I/2023
TENTANG KODE ETIK PERILAKU
PEGAWAI
1. Setiap laporan dan/ atau pengaduan terhadap pegawai di Lingkungan UPT Puskesmas
Pembangunan yang diduga melanggar Kode Etik, Majelis Kode Etik melakukan
pemeriksaan paling lama 7 hari kerja setelah laporan diterima;
2. Pemeriksaan Majelis Kode Etik terhadap pegawai di Lingkungan UPT Puskesmas
Pembangunan yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik, dilakukan secara tertutup;
3. Pemeriksaan Majelis Kode Etik berjumlah ganjil, dihadiri paling sedikit 3 anggota Majelis
Kode Etik;
4. Pemeriksaan dilakukan dalam Sidang Majelis Kode Etik dengan mempertimbangkan
keterangan dari pegawai di Lingkungan UPT Puskesmas Pembangunan yang
bersangkutan, saksi dan alat bukti lainnya;
5. Dalam melakukan pemeriksaan laporan dan/ atau pengaduan terhadap pegawai di
Lingkungan UPT Puskesmas Pembangunan yang diduga melanggar Kode Etik:
a. Anggota Majelis Kode Etik wajib memberikan tanggapan, pendapat, alasan dan
argumentasi dalam Sidang Majelis Kode Etik;
b. Sekretaris Majelis Kode Etik mencatat dan mengarsipkan tanggapan, pendapat,
alasan, argumentasi dan keputusan Majelis Kode Etik.
6. Tanggapan, pendapat, alasan dan argumentasi bersifat rahasia;
7. Majelis Kode Etik mengambil keputusan setelah memeriksa dan mendengarkan
pembelaan diri dari pegawai di Lingkungan UPT Puskesmas Pembangunan yang
disangka melanggar Kode Etik;
8. Majelis Kode Etik mengambil keputusan berdasarkan musyawarah mufakat;
9. Dalam hal musyawarah mufakat tidak tercapai, keputusan diambİl dengan suara
terbanyak;
10. Keputusan Majelis Kode Etik bersifat final;
11. Majelis Kode Etik menyampaikan keputusan sidang Majelis Kode Etik kepada:
a. Pegawai di Lingkungan UPT Puskesmas Pembangunan yang diduga melakukan
pelanggaran Kode Etik;
b. Pejabat yang berwenang sebagai bahan dalam memberikan sanksi moral dan/atau
sanksi lainnya kepada pegawai di Lingkungan UPT Puskesmas Pembangunan yang
diduga melanggar Kode Etik.
12. Majelis Kode Etik berwenang memberikan rekomendasi jenis sanksi yang akan diberikan
terhadap pegawai di Lingkungan UPT Puskesmas Pembangunan yang melakukan
pelanggaran Kode Etik;
13. Keputusan pemeriksaan sidang Majelİs Kode Etik wajib ditandatangani oleh anggota
Majelis Kode Etik;
-12-
14. Keputusan Majelis Kode Etik diserahkan secara resmi kepada Kepala UPT Puskesmas
Pembangunan.
RADEN SUHARSA
INDRI ASTUTI