You are on page 1of 7

Mari Ketahui Pentingnya Skrining Bagi

Bayi Prematur
Article By : Dayana Cinthya Erwin

 Pembahasan dalam artikel :


 Skrining Wajib Bayi Prematur
 Perawatan yang Dijalani Bayi Prematur di Ruang NICU
 Tanda-Tanda Bayi Sudah Boleh Keluar dari NICU

Reviewer : dr. Kevin Adrian Djantin

Skrining kesehatan bayi prematur penting dilakukan setelah ia dilahirkan untuk menentukan
apakah bayi memiliki gangguan kesehatan dan perlu dirawat di NICU, atau kondisinya cukup
kuat untuk dirawat di ruang perawatan biasa.

Bayi prematur biasanya terlahir dalam kondisi yang lebih lemah dan organnya belum
berkembang sempurna. Atas dasar ini, bayi prematur perlu menjalani pemeriksaan skrining
sedini mungkin setelah dilahirkan.

Tujuan pemeriksaan skrining bayi prematur adalah untuk mendeteksi apakah bayi memiliki
masalah kesehatan atau berisiko tinggi mengalaminya. Jika kondisinya lemah atau
bermasalah, maka bayi prematur perlu mendapatkan penanganan intensif oleh dokter anak di
ruang NICU (Neonatal Intensive Care Unit).

Skrining Wajib Bayi Prematur


Ada beberapa macam pemeriksaan skrining yang perlu dilakukan pada bayi prematur, yaitu:

1. Pemeriksaan nilai Apgar

Pemeriksaan skor Apgar merupakan salah satu pemeriksaan fisik bayi yang umum dilakukan
sesaat setelah bayi lahir.

Bayi prematur bisa saja terlahir dengan nilai Apgar normal, tetapi kebanyakan bayi prematur
memiliki nilai Apgar yang rendah ketika ia lahir. Bayi prematur dengan nilai Apgar yang
rendah sering kali perlu dirawat di ruang NICU.

2. Pemeriksaan fisik umum

Pemeriksaan fisik bayi prematur biasanya dilakukan oleh dokter sesaat setelah penilaian
Apgar. Pemeriksaan fisik ini meliputi pemeriksaan jantung, paru-paru, sistem pencernaan,
sistem saraf, saluran kemih, dan kulit. Selain itu, dokter juga akan mengukur lingkar kepala
serta panjang dan berat badan bayi.
Jika diperlukan, dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang, seperti tes darah, tes
urine, USG, dan Rontgen, untuk mengevaluasi kondisi kesehatan bayi prematur.

3. Pemeriksaan mata

Retinopathy of prematurity (ROP) merupakan gangguan mata yang banyak dialami oleh bayi
prematur. Kondisi ini berpotensi membuat retina berkembang secara tidak normal dan
menimbulkan gangguan penglihatan, bahkan kebutaan.

Apabila bayi lahir sebelum usia kandungan 30 minggu atau berat lahirnya di bawah 1,5 kg,
pemeriksaan mata untuk mendeteksi kemungkinan adanya ROP dilakukan setelah bayi
berusia 4 minggu. Sementara pada bayi prematur yang lahir setelah usia kandungan 30
minggu, pemeriksaan mata ini dilakukan saat bayi berusia 2 minggu.

4. Skrining indra pendengaran

Bayi prematur berisiko mengalami gangguan pendengaran, sehingga skrining pendengaran


perlu dilakukan. Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan secepat mungkin, paling lama 1
minggu setelah bayi dilahirkan.

Skrining ini umumnya berupa tes pendengaran pada bayi yang mencakup Otoacoustic
Emission (OAE) dan Brain Evoked Response Audiometry (BERA).

5. Skrining hipotiroid

Skrining ini bertujuan untuk mendeteksi dini apakah bayi prematur mengalami kondisi yang
disebut hipotiroid kongenital. Hipotiroid pada bayi perlu dideteksi sejak dini, agar dapat
segera ditangani sebelum menyebabkan masalah kesehatan lebih lanjut dan gangguan pada
tumbuh kembangnya.

6. Pemeriksaan Genetik

Selain beberapa jenis pemeriksaan di atas, dokter juga mungkin akan menyarankan agar bayi
yang terlahir prematur menjalani pemeriksaan genetik atau tes DNA. Hal ini karena ada
sejumlah kelainan genetik atau penyakit bawaan lahir yang bisa menyebabkan bayi terlahir
prematur.

Tes genetik biasanya dilakukan apabila bayi belum pernah menjalani pemeriksaan genetik
selama dalam kandungan.

Perawatan yang Dijalani Bayi Prematur di Ruang NICU


Apabila hasil pemeriksaan kesehatan bayi prematur menunjukkan bahwa kondisinya lemah
atau mengalami beberapa penyakit tertentu, maka ia akan membutuhkan penanganan di ruang
perawatan khusus yang disebut NICU.

Ruang NICU adalah ruang perawatan khusus untuk bayi baru lahir dengan kondisi yang
belum stabil dan membutuhkan perawatan secara intensif.
Selama menjalani perawatan di ruang NICU, kondisi bayi prematur akan dipantau secara
ketat oleh dokter dan perawat. Tujuannya adalah agar penanganan dapat segera dilakukan
jika kondisinya tiba-tiba memburuk.

Di ruangan ini, bayi akan ditempatkan di dalam inkubator supaya suhu tubuhnya tetap
hangat. Bayi prematur yang belum mampu bernapas dengan baik akan dipasangkan alat bantu
napas berupa masker, selang oksigen, atau mesin ventilator.

Selain itu, karena belum dapat menyusu dengan baik, bayi prematur juga mungkin akan
dipasangkan selang khusus melalui mulut atau hidungnya untuk menyalurkan ASI, agar
kebutuhan nutrisinya tercukupi.

Untuk merawat bayi prematur yang sangat lemah, dokter mungkin juga akan memasang
selang infus untuk memberikan cairan dan obat-obatan yang dibutuhkan bayi.

Tanda-Tanda Bayi Sudah Boleh Keluar dari NICU


Lamanya perawatan bayi prematur di ruang NICU berbeda-beda, tergantung kondisi setiap
bayi. Biasanya, bayi prematur diperbolehkan keluar dari ruang NICU dan bisa melanjutkan
perawatan di rumah apabila ia sudah menunjukkan beberapa tanda berikut ini:

 Bernapas dengan normal

Hal ini terlihat dari kondisi bayi yang tidak mengalami sesak napas, tidak terdapat
bunyi napas, dan bisa bernapas dengan normal tanpa alat bantu atau pemberian
oksigen.

 Menyusu dengan baik

Salah satu tanda bahwa bayi prematur mengalami perbaikan kondisi adalah jika ia
sudah dapat menyusu langsung dari puting atau dari botol susu. Hal ini menunjukkan
bahwa refleks menyusu dan menelannya sudah baik, serta otototot mulut,
kerongkongan, dan pernapasannya juga sudah cukup kuat.

 Peningkatan berat badan

Kenaikan berat badan bayi menandakan bahwa kebutuhan nutrisinya tercukupi


dengan baik. Dengan semakin bertambahnya berat badan bayi, kondisi fisiknya juga
akan semakin kuat, sehingga lebih aman untuk dirawat di rumah.

Selain itu, bayi prematur juga umumnya akan diperbolehkan pulang apabila suhu tubuhnya
sudah stabil dan tak lagi mudah kedinginan (hipotermia).

Meski sudah diperbolehkan pulang ke rumah, bayi prematur masih perlu dirawat dengan
sangat hati-hati agar kesehatannya tetap terjaga dan terhindar dari berbagai gangguan
kesehatan.
Bayi prematur perlu mendapatkan cukup ASI, cukup tidur, serta imunisasi yang lengkap
sesuai jadwal dari dokter. Selain itu, Mama tidak boleh lupa untuk rutin memeriksakan Si
Kecil ke dokter anak, agar kesehatan dan tumbuh kembangnya terus terpantau.

Nah, sekarang Mama sudah tahu kan pentingnya pemeriksaan skrining bayi prematur?
Melalui pemeriksaan ini, dokter bisa mengetahui sejak dini bila ada kelainan atau risiko
terjadinya kelainan pada bayi prematur di kemudian hari. Mama bisa menanyakan hasil
skrining Si Kecil kepada dokter anak yang menanganinya, beserta tindakan apa yang perlu
diambil selanjutnya.

16 Refleks Pada Bayi Yang Harus Dikenali


Sejak Lahir
16 Refleks Pada Bayi Yang Harus Dikenali Sejak Lahir

1. Refleks menghisap ( suckling reflex ) Bayi akan melakukan gerakan menghisap ketika
anda menyentuhkan puting susu ke ujung mulut bayi. Refleks menghisap terjadi ketika bayi
yang baru lahir secara otomatis menghisap benda yang ditempatkan di mulut mereka. Refelks
menghisap memudahkan bayi yang baru lahir untuk memperoleh makanan sebelum mereka
mengasosiasikan puting susu dengan makanan. Menghisap adalah refleks yang sangat
penting pada bayi. Refleks ini merupakan rute bayi menuju pengenalan akan makanan.
Kemampuan menghisap bayi yang baru lahir berbeda-beda. Sebagian bayi yang baru lahir
menghisap dengan efisien dan bertenaga untuk memperoleh susu

2. Refleks Menggenggam ( palmar grasp reflex ) Grasping Reflex adalah refleks gerakan jari
– jari tangan mencengkram benda-benda yang disentuhkan ke bayi, indikasi syaraf
berkembang normal hilang setelah 3 – 4 bulan Bayi akan otomatis menggenggam jari ketika
Anda menyodorkan jari telunjuk kepadanya. Reflek menggenggam terjadi ketika sesuatu
menyentuh telapak tangan bayi. Bayi akan merespons dengan cara menggenggamnya kuat
kuat.

3. Refelks mencari ( rooting reflex ) Akan terjadi peningkatan kekuatan otot ( tonus ) pada
lengan dan tungkai sisi ketika bayi Anda menoleh ke salah satu sisi.

4. Refleks mencari ( rooting reflex ) Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi diusap ( dibelai )
atau di sentuh bagian pinggir mulutnya. Sebagai respons, bayi itu memalingkan kepalanya ke
arah benda yang menyentuhnya, dalam upaya menemukan sesuatu yang dapat dihisap.
Refleks menghisap dan mencari menghilang setelah bayi berusia sekitar 3 hingga 4
bulan.Refleks digantikan dengan makan secara sukarela. Refleks menghisap dan mencari
adalah upaya untuk mempertahankan hidup bagi bayi mamalia atau binatang menyusui yang
baru lahir, karena dengan begitu dia begitu dia dapat menentukan susu ibu untuk meperoleh
makanan.

5. Refleks Moro ( moro refleks ) refleks Moro adalah suatu respon tiba tiba pada bayi yang
baru lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan yang mengejutkan.
6. Babinski Reflex. Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari – jari mencengkram ketika
bagian bawah kaki diusap, indikasi syaraf berkembang dengan normal. Hilang di usia 4
bulan.

7. Swallowing Reflex adalah refleks gerakan menelan benda – benda yang didekatkan ke
mulut, memungkinkan bayi memasukkan makanan ada secara permainan tapi berubah sesuai
pengalaman.

8. Breathing Reflex, Refleks gerakan seperti menghirup dan menghembuskan nafas secara
berulang – ulang , fungsi : menyediakan O2 dan membuang CO2, permanen dalam
kehidupan

9. Eyeblink Reflex, Refleks gerakan seperti menutup dan mengejapkan mata – fungsi :
melindungi mata dari cahaya dan benda – benda asing – permanen dalam kehidupan jika bayi
terkena sinar atau hembusan angin, matanya akan menutup atau dia akan mengerjapkan
matanya.

10.Puppilary Reflex, Refleks gerakan menyempitkan pupil mata terhadap cahaya terang,
membesarkan pupil mata terhadap terhadap lingkungan gelap. – fungsi : melindungi dari
cahaya terang, menyesuaikan terhadap suasana gelap.

11. Refleks Tonic Neck, Disebut juga posisi menengadah, muncul pada usia satu bulan dan
akan menghilang pada sekitar usia 5 bln. Saat kepala bayi digerakkan kesamping, lengan
pada sisi tersebut akan lurus dan lengan yang berlawanan akan menekuk ( kadang – kadang
pergerakan akan sangat halus atau lemah ). Jika bayi baru lahir tidak mampu untuk
melakukan posisi ini atau jika reflek ini terus menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi
dimungkinkan mengalami gangguan pada neuron motorik atas. Berdasarkan penelitian,
refleks tonick neck merupakan suatu tanda awal koordinasi mata dan kepala bayi yang akan
menyediakan bayi untuk mencapai gerak sadar.

12. Refleks Tonic labyrinthine / labirin, Pada posisi telentang, reflex ini dapat diamati dengan
mengangkat bayi beberapa saat lalu dilepaskan. Tungkai yang diangkat akan bertahan sesaat
kemudian jatuh. Refleks ini akan hilang pada usia 6 bulan.

13. Refleks Merangkak ( crawling ) Jika ibu atau seseorang menelungkupkan bayi baru lahir,
ia membentuk posisi merangkak karena saat di dalam rahim kakinya tertekuk kearah
tubuhnya.

14. Refelks Berjalan dan melangkah ( stepping ) Jika ibu atau seseorang menggendong bayi
dengan posisi berdiri dan telapak kakinya menyentuh permukaan yang keras, ibu / orang
tersebut akan melihat refleks berjalan, yaitu gerakan kaki seperti melangkah ke depan. Jika
tulang keringnya menyentuh sesuatu, ia akan mengangkat kakinya seperti akan melangkahi
benda tersebut. Refleks berjalan ini akan dan berbeda dengan gerakkan berjalan normall,
yang ia kuasai beberapa bulan berikutnya. Menurun setelah 1 minggu dan akan lenyap sekitar
2 bulan.

15. Refleks Yawning, Yakni refleks seperti menjerit kalau ia merasa lapar, iasanya kemudian
dan berlangsung hingga sekitar satu tahun kelahiran. Refleks plantar ini dapat periksa dengan
menggosokkan sesuatu di telapak kakinya, maka jari – jari kakinya akan melekuk secara erat.
16. Refleks Swimming, Reflek ini ditunjukkan pada saat bayi diletakkan di kolam ang berisi
air, ia akan mulai mengayuh dan menendang seperti gerakan berenang. Refleks ini akan
menghilang pada usia empat sampai enam bulan. Refleks ini berfungsi untuk membantu bayi
bertahan jika ia tenggelam. Meskipun bayi akan mulai mengayuh dan menendang seperti
berenang, namun meletakkan bayi di air sangat beresiko. Bayi akan menelan banyak air pada
air saat itu.

RSIA PURI BUNDA DENPASAR

 Instagram
 Facebook

JL. GATOT SUBROTO VI NO. 19 DENPASAR, Desa/Kelurahan Dangin Puri Kaja, Kec.
Denpasar Utara, Kota Denpasar, Provinsi Bali,

Hotline: 08551437999

RSIA PURI BUNDA TABANAN

 Instagram
 Facebook

Jl. Dr. Ir. Soekarno, Banjar Anyar, Kec. Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali 82121

Hotline: (0361) 2095888

You might also like