You are on page 1of 8

MA’RIFATUL INSAN

Dalam Al qur’an ketika menyangkut pembicaraan tentang manusia, maka akan di kaitkan dengan kata kata
al insan dan An-Nas. Kata al insan di sebut sebanyak 65 kali, sedangkan Kata an-nas disebut sebanyak 240 kali.
Kata Al insan dan An-Nas punya penekanan masing masing. Sedangkan Manusia di ciptakan oleh Allah SWT punya
maksud dan tujuan, punya tugas dan fungsi, dan terlepas dari itu, manusia punya berbagai kelebihan dan
kekurangan, sehingga membuat manusia menjadi mahluk yang istimewa, sehingga pantas menyandang kholifah di
muka bumi. Maka ketika ada seorang manusia yang tidak menyadari hal itu maka orang tersebut di pastikan akan
rugi baik di dunia maupun di akhirat.

A. Penciptaan Manusia.
QS.76:1
           

“ Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang Dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang
dapat disebut? “

Dari ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa : Manusia itu tadinya tidak ada, kemudian Allah SWT
berkehendak untuk menciptakannya sehingga menjadi ada. Jadi pertanyaanya Mengapa Allah SWT menciptakan
manusia ? ini di jelaskan oleh Allah SWT di dalam Qs: 23/115
        
“ Maka Apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa
kamu tidak akan dikembalikan kepada kami? “ (Qs: 23:115)

Ayat di atas memberi pesan kepada kita bahwa


 Hari ini, sebuah kesalahan, yg mengangap tentang kehidupan itu berjalan hanya secara alamiah mengikuti
kehendak alam, bayi, anak kecil, remaja, dewasa, tua kemudian mati, padahal Allah SWT mengingatkan
dengan kata kata ” main main ”. Oleh karena itu kita harus benar benar serius jangan main main lagi.
 Allah SWT juga mengingatkan kepada kita bahwa semua akan kembali kepada Allah SWT, artinya datang dan
kembali semuanya kepada Allah SWT, tidak ada yang hilang sedikitpun terutama dalam hal pertanggung
jawaban.
 Dari ayat tersebut juga, dapat di simpulkan juga bahwa terdapat tiga penegasan Allah SWT mengenai
pemaknaan manusia yaitu:
a) Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT,
b) Manusia diciptakan tidak sia-sia, tetapi punya fungsi, dan
c) Manusia akhirnya akan dikembalikan kepada Allah SWT untuk mempertanggungjawabkan semua
perbuatan yang dilakukan pada waktu hidup di dunia ini .

B. Proses Penciptaan Manusia.


1. Secara khusus.
Yaitu penciptaan Nabi Adam AS. istrinya Hawa, dan Nabi Isa AS. Adam AS. Diciptakan dari tanah, Hawa dari
tulang rusuk nabi Adam, sedang Isa AS. dari kalimatnya yang ditiupkan kepada Maryam.

2. Secara umum.
Manusia diciptakan Allah dari bertemunya sel sperma laki-laki dengan sel telur wanita. QS.22:5.
                  
                
               
              
     
5. “ Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya
Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari
segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami
tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan

1
kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu
ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya Dia tidak
mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. dan kamu Lihat bumi ini kering, kemudian apabila
telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-
tumbuhan yang indah. “

Penjelasan ayat:

 Allah SWT menjadikan saripati tanah yang terdapat dalam tubuh manusia sebagai nutfah (air yang berisi
spermatozoa), yang kemudian ditumpahkan ke dalam qarar (rahim)
 Allah SWT menjadikan nutfah menjadi alaqah yang berbentuk gumpalan darah menyerupai buah lecis atau
lintah.
 Kemudian dari alaqah, Allah SWT menjadikannya sebagai mudghoh, yaitu segumpal daging yang
menyerupai daging hancur yang telah dikunyah.
 Dari mudghoh, Allah SWT menjadikannya sebagai idzam, yaitu tulang atau rangka.
 Kemudian tulang atau rangka itu dibalut oleh daging.
 Setelah itu Allah SWT menjadikannya sebagai makhluk dalam bentuk lain yaitu dalam bentuk manusia yang
telah berkepala, berbadan, bertangan dan berkaki.Bagaimana menurut pandangan ilmu pengetahuan tentang
proses kejadian manusia? Menurut ilmu biologi, spermatozoa yang berasal dari laki-laki (suami) melalui
proses senggama masuk ke dalam qarar (rahim) wanita (istri). Di dalam rahim, spermatozoa ini bertemu
dengan sel telur atau ovum istri sehingga terjadi pembuahan. Sel telur yang telah dibuahi disebut zigot,
kemudian mengalami nidasi atau menempel pada salah satu dinding rahim. Pada titik itulah ia membesar
dengan sistem perkembangan sel, yaitu membelah diri dari satu menjadi 2, 4, 8, 16, 32, dan seterusnya
menurut deret ukur, menjadi berkas sel-sel yang berbentuk seperti buah murbei. Kemudian tumbuh
memanjang, gepeng seperti lintah, kedua ujungnya melekat pada dua titik pada dinding rahim, lalu salah satu
ujungnya lepas dan terbentuklah segumpal daging yang dihubungkan dengan seutas tali ke dinding rahim
ibunya. Dalam proses selanjutnya, daging itu tumbuh menjadi tulang yang beruas-ruas panjang, kemudian
berkembang menjadi kerangka badan yang lengkap serta otot menutupi tulang-tulang itu. Sesudah 120 hari
atau 4 bulan masa kandungan, maka jabang bayi sudah lengkap dengan segala organ-organ tubuh sebagai
manusia dan setelah sembilan bulan sepuluh hari bayi tersebut siap dilahirkan.

C. Potensi manusia
1. Potensi Internal.
a. Potensi Fitriyah.
Secara fitrah manusia adalah makhluk yang suci,bersih,islam. QS.30:30
                  
      
30. Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui[1168],

[1168] Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama Yaitu agama
tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak beragama tauhid itu
hanyalah lantara pengaruh lingkungan.

Kemudian manusia menjadi Yahudi, Nasrani atau majusi karena pengaruh orang tuanya... HR. Bukhari – Muslim.

َ ‫ص َرانِ ِه َأ ْو يُ َم ِّج‬
‫سانِ ِه‬ ِّ َ‫ُك ُّل َم ْولُودٍ يُولَ ُد َعلَى ا ْلفِ ْط َر ِة فََأبَ َواهُ يُ َه ِّودَانِ ِه َأ ْو يُن‬
“ Setiap kamu dilahirkan dalam keadaan fitrah, kemudian bapak-bapaknya yang yang menjadikannya
yahudi,nasrani, atau majusi. “

b. Potensi Ruhiyah.
Ruh manusia potensi untuk memilih yang benar atau yang salah. QS. 91: 7-8
       
7. “ dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),
2
8. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. “

c. Potensi Aqliyah.
 Secara etimologi bahasa : ‘aql berarti mengikat/al-ribath, menahan/al-imsak , melarang/al-nahy,
danmencegah/ man’u.
 Berdasarkan makna bahasa /terminologi , bisa di artikan bahwa yang disebut orang yang berakal (al-‘aqil)
adalah orang yang mampu menahan danmengikat dorongan-dorongan nafsunya,jika nafsunya terikat maka
jiwa rasionalitasnya mampu bereksistensi sehingga manusia dapat menghindari perbuatan buruk atau
jahat. Aql, ditransfer kedalam bahasa Indonesia menjadi akal dengan arti yang umum yaitu pikiran
 Manusia dilengkapi dengan akal untuk berfikir dan berbuat.
 Imam Al-Ghazali menyebutkan beberapa aktivitas akal, yaitu
o al-nazhar (melihat),
o al-tadabbur (memperhatikan),
o al-ta’ammul (merenungkan),
o al-i’tibar (menginterpretasikan),
o al-tafkir (memikirkan) dan al-tadakkur (mengingat)

Manusia dilengkapi dengan akal untuk berfikir dan berbuat. QS.16:78


             
  
78. “ dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia
memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. “

Jika potensi aqliyah ini tidak digunakan untuk bersyukur kepada Allah SWT, maka derajat manusia itu seperti
binatang ternak, bahkan bisa lebih hina lagi. Qs.7:179
                
                
179. “ dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka
mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan
mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai. “

d. Potensi Jasadiyah.
Fisik manusia adalah sempurna karena ia bisa berjalan dengan tegak. Tidak ada satupun makhluk yang
berjalan dengan tegak seperti manusia. QS. 95: 4
      
4. “ Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya . “

QS. 64: 3
          
3. “ Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq. Dia membentuk rupamu dan dibaguskanNya rupamu itu dan
hanya kepada Allah-lah kembali(mu). “

2. Potensi ekternal.

Berfungsi sebagai pengarah dan pembimbing potensi internal agar sesuai dengan kehendak Allah SWT.
a. Potensi alam. QS. 3 : 190.
           
190. “ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-
tanda bagi orang-orang yang berakal, “

b. Potensi Huda. QS.76:3


       
3. “ Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. “

3
QS. 2: 38
                
 
38. “ Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, Maka
barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka
bersedih hati. “

D. Tujuan penciptaan manusia.


1. Untuk ibadah. QS. 51 : 56.
      
56. “ dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. “

2. Untuk diuji. QS. 76/2,29/2


QS. 76/2
          
2. “ Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur[1535] yang Kami hendak
mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan Dia mendengar dan melihat. “

[1535] Maksudnya: bercampur antara benih lelaki dengan perempuan.

QS. 29/2

          
2. “ Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka
tidak diuji lagi ? “

3. Diminta pertanggung jawaban. QS. 75/36,17/36


QS. 75/36
     
36. “ Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)? “

QS. 17/36
                 
36. “ dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. “

E. Fungsi manusia.
Fungsi manusia Sebagai Khalifah. QS. 2: 30
                
             
30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang
khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang
akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."

F. Tugas manusia.
1. Memimpin bumi dengan syariat Allah. QS. 38:26
              
                
26. Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, Maka berilah keputusan
(perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan
kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat,
karena mereka melupakan hari perhitungan. “

2. Memakmurkan bumi. QS. 11: 61.


4
               

61. ..... Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya[726], karena itu
mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku Amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (doa hamba-Nya)."

[726] Maksudnya: manusia dijadikan penghuni dunia untuk menguasai dan memakmurkan dunia.

3. Menegakkan syariat Allah SWT. QS. 42: 13.


                
                 
       
13. Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang
telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu:
Tegakkanlah agama[1340] dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik
agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan
memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). “

[1340] Yang dimaksud: agama di sini ialah meng-Esakan Allah s.w.t., beriman kepada-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-
rasul-Nya dan hari akhirat serta mentaati segala perintah dan larangan-Nya.

G. Sifat manusia.
1. Sifat buruk.
 Suka mengeluh dan kikir. QS. 70: 19-21
               
19. Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
20. apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,
21. dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir, “

 Lemah. QS. 4:28


         
28. Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah. “

 Suka membantah. QS. 18 ; 54


               
54. dan Sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam Al Quran ini bermacam-macam
perumpamaan. dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. “

 Melampaui batas. QS. 96: 6.


    
6. Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, “

- Tidak pandai bersyukur. QS. 40: 61, 14/7


QS. 40: 61
                
    
61. Allah-lah yang menjadikan malam untuk kamu supaya kamu beristirahat padanya; dan menjadikan siang terang
benderang. Sesungguhnya Allah benar-benar mempunyal karunia yang dilimpahkan atas manusia, akan tetapi
kebanyakan manusia tidak bersyukur. “

QS. 14:7
            

5
7. dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan
menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat
pedih".“

2. Sifat baik.

 Sidiq, fathonah, tablig, amanah.


 Hanif. QS. 30: 30
 Cinta kepada Allah SWT. QS : 2:165
                  
              
165. dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka
mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya
kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu[106] mengetahui ketika mereka melihat siksa
(pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya
(niscaya mereka menyesal).

[106] Yang dimaksud dengan orang yang zalim di sini ialah orang-orang yang menyembah selain Allah.

 Ibadah kepada Allah SWT. QS. 51: 56 , 2:21


QS. 51: 56
      

“ Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”

QS. 2:21
           
21. Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu
bertakwa, “

H. Pola hidup manusia sepanjang sejarah.

1. .Pola hidup Mukmin muttaqin. QS. 2: 1-5.


               
             
             
1. Alif laam miin.
2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,
3. (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki
yang Kami anugerahkan kepada mereka.
4. dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah
diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.
5. mereka Itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung. “

2. Pola hidup Kafir. QS. 2: 6-7

               
          
6. Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan,
mereka tidak juga akan beriman.
7. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka[20], dan penglihatan mereka ditutup[21]. dan bagi
mereka siksa yang Amat berat. “

[20] Yakni orang itu tidak dapat menerima petunjuk, dan segala macam nasehatpun tidak akan berbekas padanya.
6
[21] Maksudnya: mereka tidak dapat memperhatikan dan memahami ayat-ayat Al Quran yang mereka dengar dan
tidak dapat mengambil pelajaran dari tanda-tanda kebesaran Allah yang mereka Lihat di cakrawala, di permukaan
bumi dan pada diri mereka sendiri. “

Mereka menolak wahyu dan mengikuti tradisi,dan menyembah dan mencintai tandingan Allah SWT. QS. 41: 17.
           
  
17. dan Adapun kaum Tsamud, Maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta
(kesesatan) daripada petunjuk, Maka mereka disambar petir azab yang menghinakan disebabkan apa yang telah
mereka kerjakan. “

QS. 31: 21
                
     
21. dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang diturunkan Allah". mereka menjawab: "(Tidak), tapi
Kami (hanya) mengikuti apa yang Kami dapati bapak-bapak Kami mengerjakannya". dan Apakah mereka (akan
mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala
(neraka)? “

3. Pola hidup Munafiqin.QS. 2 : 8-16


              
                
                
               
               
             
           
       
8. di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian[22]," pada hal mereka
itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
9. mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri
sedang mereka tidak sadar.
10. dalam hati mereka ada penyakit[23], lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih,
disebabkan mereka berdusta.
11. dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi[24]". mereka menjawab:
"Sesungguhnya Kami orang-orang yang Mengadakan perbaikan."
12. Ingatlah, Sesungguhnya mereka Itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar.
13. apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kamu sebagaimana orang-orang lain telah beriman." mereka
menjawab: "Akan berimankah Kami sebagaimana orang-orang yang bodoh itu telah beriman?" Ingatlah,
Sesungguhnya merekalah orang-orang yang bodoh; tetapi mereka tidak tahu.
14. dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami telah beriman". dan
bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka[25], mereka mengatakan: "Sesungguhnya Kami sependirian
dengan kamu, Kami hanyalah berolok-olok."
15. Allah akan (membalas) olok-olokan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan
mereka.
16. mereka Itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk, Maka tidaklah beruntung perniagaan mereka
dan tidaklah mereka mendapat petunjuk.

[22] Hari kemudian Ialah: mulai dari waktu mahluk dikumpulkan di padang mahsyar sampai waktu yang tak ada
batasnya.
[23] Yakni keyakinan mereka terdahap kebenaran Nabi Muhammad s.a.w. lemah. Kelemahan keyakinan itu,
menimbulkan kedengkian, iri-hati dan dendam terhadap Nabi s.a.w., agama dan orang-orang Islam.
[24] Kerusakan yang mereka perbuat di muka bumi bukan berarti kerusakan benda, melainkan menghasut orang-
orang kafir untuk memusuhi dan menentang orang-orang Islam.
[25] Maksudnya: pemimpin-pemimpin mereka.
7
Mereka bolak-balik antara iman dan kufur. Beribadah mengikuti situasi dan kondisi. QS.22 : 11

                 
          
11. dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi[980]; Maka jika ia memperoleh
kebajikan, tetaplah ia dalam Keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang[981].
rugilah ia di dunia dan di akhirat. yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.

[980] Maksudnya: tidak dengan penuh keyakinan.


[981] Maksudnya: kembali kafir lagi.

Wallahu a’lamu.

You might also like