You are on page 1of 21

LAPORAN MANAJEMEN STRATEGI

PADA PERUSAHAAN GALANGAN


KARYA TEKNIK INTERNUSA
SAMARINDA

Disusun Oleh:

Kelompok 1

Muhammad Fikri 09171048


Decky Burliyanto 09181018
Muhammad Rafli Safutra 09181045
Angelia Grace Morawati Sinaga 09191012

Program Studi Teknik


Perkapalan

Jurusan Sains, Tekonologi Pangan, dan


Kemaritiman Institut Teknologi Kalimantan

2022
BAB I
PENDAHULUAN
Pendekatan pertama dalam mengevaluasi nilai suatu bisnis adalah menentukan
kekayaan bersihnya atau ekuitas pemegang saham. Kekayaan bersih merupakan jumlah
saham biasa, tambahan yang disetor modal, dan laba ditahan. Setelah menghitung kekayaan
bersih, tambahkan atau kurangi yang sesuai jumlah untuk goodwill (niat baik), aset yang
dinilai terlalu tinggi atau terlalu rendah, dan tidak berwujud. Sedangkan tidak berwujud
termasuk hak cipta, paten, dan merek dagang, goodwill muncul hanya jika perusahaan
mengakuisisi perusahaan lain dan membayar lebih dari nilai buku untuk perusahaan itu.

Pada saat membeli atau menjual bisnis dapat menentukan apakah bernegosiasi itu
penting untuk menambah atau mengurangi niat baik dalam analisis. Goodwill kadang-kadang
terdaftar sebagai tidak berwujud (intangible) di neraca, tetapi secara teknis tidak berwujud
mengacu pada paten, merek dagang, dan hak cipta, daripada nilai yang dibayarkan
perusahaan atas pembukuan nilai untuk akuisisi, yang merupakan goodwill. Jika perusahaan
membayar kurang dari nilai buku untuk akuisisi. Pendekatan kedua untuk mengukur nilai
perusahaan tumbuh dari keyakinan bahwa Nilai bisnis apa pun harus sebagian besar
didasarkan pada manfaat masa depan yang mungkin diperoleh pemiliknya melalui laba
bersih. Aturan praktis yang konservatif adalah menetapkan nilai bisnis sebagai lima kali laba
tahunan perusahaan saat ini sehingga tingkat keuntungan rata-rata lima tahun juga dapat
digunakan.

Menjual semua aset perusahaan, sebagian, untuk nilai berwujudnya disebut likuidasi.
Likuidasi adalah pengakuan kekalahan dan akibatnya bisa menjadi sulit secara emosional
strategi. Tangible adalah aset yang bisa berupa aset lancar atau aset jangka panjang. Saat ini
asset memungkinkan mempunyai bentuk fisik tetapi memiliki nilai transaksi yang terbatas.
Contoh dari tangible yang paling likuid pada perusahaan adalah kas, surat berharga, serta
piutang. Semua hitungan yang ada pada rasio cepat perusahaan merupakan tangible asset.
memiliki umur penggunaan yang biasanya lebih dari satu periode dalam akuntansi, atau lebih
dari satu tahun untuk rata-rata umur pengguna yang relatif aman sehingga memberikan
manfaat untuk di masa yang akan datang
Pengenalan Perusahaan
Karya Teknik Internusa Abadi merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perkapalan
sejak didirikan dengan layanan seperti perbaikan kapal dan pembangunan kapal. PT. Karya
Teknik Internusa Abadi terletak di Rempangan, Kec. Loa kulu, Kutai Kartanegara,
Kalimantan Timur dimana lokasi ini sangat strategis karena berada di pinggir sungai
Mahakam dan cukup dekat ke Selat Makassar. Sungai Mahakam sendiri dapat dilalui kapal
hingga draft 6 meter.

Galangan kapal adalah sebuah tempat yang dirancang untuk melakukan proses
pembangunan kapal (New Building) dan perbaikan kapal (ship repair) dan juga melakukan
pemeliharaan (maintainance). Kapal-kapal ini dapat berupa kapal pesiar/yacht, armada
militer, cruise line, kapal barang atau penumpang. Sebuah lokasi galangan kapal besar akan
berisi banyak crane, dok kering, slipway, gudang bebas-debu, fasilitas pengecatan dan
tempat yang sangat luas untuk fabrikasi kapal-kapal tersebut serta mempuyai tempat
perairan yang cukup lebar dan dalam, guna mempermudah pengapungan konstruksi
tersebut serta mempuyai luasan tertentu dan bekerja terus menerus sepanjang tahun.

2.1 Galangan PT. Karya Teknik Internusa Abadi


PT Karya Teknik Internusa Abadi berdiri sejak tahun 2010 berdasarkan terbitan Berita
Negara dengan BN 32 TBN 7260 dengan alamat di jalan Suaka, Samarinda yang mana alamat
ini sekarang merupakan tempat pabrik bubut PT. KTIA.
Sejak awal dibangun PT. KTIA telah menerapkan metode air bag sebagai metode
docking dan launching hingga sekarang. Selain itu PT. KTIA juga terus meningkatkan
kemanan dan keselamatan kerja dimulai dari pemberian perlengkapan keselamatan pada
karyawan/i.

2.1.1 Lokasi
Lokasi PT. KTIA beralamat di Samarinda dan Kutai Kartanegara. Di Samarinda
terdapat kantor PT. KTIA yaitu di Jalan KH. Ahmad Dahlan No. 01 RT. 24 Samarinda,
75117. Sementara galangan berada di Asrad Liberty Rd, Rempanga, Kec. Loa Kulu,
Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur 75131.

2.1.2 Visi & Misi


Visi :
Menjadi Perusahaan Galangan kapal yang mempunyai standard dan mutu dan
kualitas sesuai dengan regulasi berskala nasional yang mengutamakan keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja serta menjaga jaminan mutu dari setiap produkyang dihasilkan.
Misi :
- Mengutamakan pentingnya mutu kualitas hasil produksi (Quality).
- Membuat suatu produk dengan biaya atau harga yang bersaing dengan galangan lain (Cost).
- Membuat suatu produk dengan pengerjaan yang efektif dan efisien serta tidak melebihi dari
waktu pengiriman (Delivery Time).
- Selalu mengutamakan keselamatan dan kesehatan tenaga kerja (Safety).
- Kepuasan pelanggan adalah hal yang paling utama.

2.1.3 Sarana & Fasilitas


Demi meningkatkan pelayanan dan kepuasan kepada pelanggan, PT. Karya Teknik
Internusa Abadi telah meningkatkan fasilitas galangan. Berupa fasilitas kantor, ruang
meeting, gudang-gudang, toilet umum, area docking yang luas, dan tempat istirahat
bagi pekerja. Ditambah dengan tempat teduh penyimpanan air bag pada remark 6.
Medan jalan untuk keperluan logistik dibangun dengan layak sehingga mempermudah
dan memperlancar pengiriman barang jalur darat. Are kantor pada remark 7 dilengkapi
dengan komuter, air conditioner (AC), meja, kursi, dan lainnya sehingga membantu
dalam pekerjaan dan memberi kenyamanan pada karyawan. Berikut adalah layout
galangan PT. Karya Teknik Internusa Abadi.

Gambar 2. 1 Layout galangan PT. KTIA

Remark Layout Galangan PT. Karya Teknik Internusa Abadi

1. Pos Security
2. Mess
3. Gudang
4. Toilet umum
5. Mesin winch
6. Gudang cat, mesin winch, penyimpanan air bag
7. Kantor
8. Workshop, tempat penyimpanan pasir blasting, tali tambat, dll
9. Docking area
10. Gazebo
11. Kapal sandar
12. Kapal sandar
Gambar 2. 2 Penampakan Galangan PT.KTIA dari Main Deck Kapal saat Docking

Dalam menunjang pekerjaan di galangan, PT. Karya Teknik Internusa Abadi


memfasilitasi galangan dengan peralatan-peralatan dan alat angkat yang memadai.
Peralatan dan alat angkat yang dimiliki dan digunakan oleh PT. Karya Teknik Internusa
Abadi antara lain :

Tabel 2. 1 Peralatan penunjang kegiatan di PT. KTIA

No Nama Peralatan Jumlah (unit)


Generator (Genset) 1
Tugger Winch 1
Air bag 20
Kompressor Air Man PDS 400S 3
Blasting Equipment 2
Painting Equipment 2
Forklift 1
Excavator 1
Gambar 2. 3 Forklift PT. Karya Teknik Internusa Abadi

2.2 Reparasi Kapal

Sebagai galangan yang telah bepengalaman selama 7 tahun, PT. KTIA telah
banyak menerima proyek repair, blasting & coating. Beberapa jenis kapal yang pernah
docking dan melakukan repair, blasting & coating antara lain kapal Barge, Tug Boat, dan
LCT.

Jenis-jenis pekerjaan reparasi kapal di atas dock/ galangan secara umum yaitu:

1. Penerimaan kapal di dermaga


2. Persiapan pengedokan/ dudukan kapal
3. Pengedokan kapal (Docking)
4. Pembersihan badan kapal
5. Pemeriksaan kerusakan lambung/konstruksi lainnya
6. Pelaksanaan pekerjaan (konstruksi badan, mesin, listrik dan lainnya)
7. Pemeriksaan hasil pekerjaan
8. Pengecatan lambung kapal
9. Penurunan kapal dari dalam dock (Undocking)
10. Penyelesaian pekerjaan diatas air/sandar di jetty
11. Percobaan/ Trial
12. Penyerahan kapal kepada pemilik kapal
Berikut adalah data kapal berlangganan reparasi :

Tabel 2. 2 Perusahaan-Perusahaan Kerjasama dengan PT KTIA

No Pemilik Jenis/ Type Kapal


1 PT. Energi Samudra Logistics Tug boat & Barge
2 PT. Transpower Marine Tug boat & Barge
3 PT. Bahtera Energi Samudra Tuah Tug boat & Barge

2.2.1 Replating
Reparasi kapal pada galangan ada bermacam-macam, diantaranya replating,
doubling, dan rewelding. Replating merupaka suatu proses ketika kapal melakukan
pergantian dan pembaharuan plat besi maupun plat baja yang baru. Pelat lama yang
telah mengalami penipisan yang diakibatkan oleh korosi maupun deformasi terhadapt
air laut, bisa juga karena benturan, perlu dilakukan perbaikan untuk mempertahankan
bagian-bagian kapal. Tidak hanya pergantian plat saja tetapi dalam prakteknya di
lapangan artinya menjadi luas tidak hanya terbatas pada pergantian plat saja tetapi
mencakup pergantian bagian-bagian konstruksi lainnya seperti besi siku dan lain-lain.
BAB II
Penentuan Faktor - Faktor Internal
Faktor internal suatu organisasi yaitu faktor yang bersumber dari dalam organisasi berupa
sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia di dalam perusahaan sebagai pilar utama
dan poros penggerak roda perusahaan untuk mewujudkan visi dan misi perusahaan. Para
pegawai yang memiliki bakat, tenaga, kreativitas adalah sumber daya manusia yang
dibutuhkan perusahaan untuk mencapai tujuan. Kinerja merupakan keluaran yang dihasilkan
oleh fungsi-fungsi atau indikatorindikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam waktu
tertentu dan kinerja karyawan merupakan hasil sinergi dari sejumlah faktor yaitu faktor
internal karyawan (meliputi disiplin kerja, motivasi kerja, pengetahuan dan keterampilan),
lingkungan internal organisasi (meliputi kepemimpinan, strategi organisasi, visi dan misi,
struktur organisasi, pendidikan dan pelatihan, dan kebijakan organisasi), dan faktor
lingkungan eksternal organisasi Sintaasih (2013).

 Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan, dan
kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja perusahaan. Keterbatasan tersebut daoat
berupa fasilitas, sumber daya keuangan,kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran
dapat meruoakan sumber dari kelemahan perusahaan.

 Kekuatan (Strenghts)

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keungulan-keungulan lain yang


berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan pasar yang dapat dilayani oleh
perusahaan yang diharapkan dapat dilayani. Kekuatan adalah kompetisi khusus yang
memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan di pasar.

Bobot x
No. Faktor Internal Tangible/Intangible Bobot Rating Rating S/W
1 Modal Pemilik Intangible 0.18 1 0.18 Weakness
2 Luas Lahan Galangan Tangile 0.16 3 0.48 Strength
3 Jumlah SDM sedikit Intangible 0.15 1 0.15 Weakness
4 Harga Bersaing Intangible 0.13 4 0.52 Strength
Ketepatan Waktu
5 Pengerjaan Intangible 0.11 1 0.11 Weakness
6 Kapasitas Gudang Tangible 0.09 2 0.18 Weakness
7 Jumlah alat berat Tangible 0.07 2 0.14 Weakness
8 Aturan Jam kerja Intangible 0.05 3 0.15 Strength
9 Aturan Gaji Karyawan Intangible 0.04 2 0.08 Weakness
10 Kejelasan Kontrak Kerja Intangible 0.02 2 0.04 Weakness
1.00 IFE 2.03
Alasan Pada Faktor Internal :

1. Modal Pemilik : Walaupun memiliki modal yang cukup besar, pemilik galangan memiliki
kecenderungan sulit untuk mengeluarkan modal. modal yang diperoleh dari kekayaan
seseorang atau perusahaan tersebut yang biasanya didapat dari hasil penjualan, akan sulit
untuk mengembangkan bisnis karena sifatnya yang juga terbatas dan akan terasa sulit untuk
mengalami peningkatan yang signifikan.

2. Luas Lahan Galangan : Lahan luas, masih banyak ruang kosong yang bisa dimanfaatkan
lebih optimal. Diperlukan lahan yang luas karena objek pengerjaan yang begitu besar di serta
fasilitas pendukung guna menunjang akifitas yang terkait dengan pembangunan ataupun
perbaikan kapal

3. Jumlah SDM Sedikit : Pembagian kerja terutama bagi pengawas/project engineer terlalu
banyak, satu pengawas bisa menangani 3-4 kapal bersamaan,beban kerja yang berat
seringkali terjadi kesalah dalam mengorder barang dari pengawas kepada gudang &
Purchasing dikarenakan terlalu banyak kapal yang di tangani

4. Harga Bersaing : Perusahaan mampu bernegosiasi dengan subcon untuk menekan harga
borongan bagi subcon, sehingga menurunkan biaya docking.

5. Ketepatan Waktu Pengerjaan : Pembuatan termin selalu menjadi kendala, karena pihak
perusahaan selalu telat membayar biaya-biaya yang dikeluarkan dalam menghasilkan suatu
produk karena biaya produksi merupakan elemen terbesar sehingga perlu dikendalikan agar
efisiensi biaya dan tujuan perusahaan dapat terwujud.

6. Kapasitas Gudang : Kapasitas gudang kurang luas,sehingga menimbulkan banyak masalah


terutama mengenai barang masuk & keluar, sering terjadi selisih barang, walaupun
perusahaan sedang membangun gudang baru

7. Jumlah Alat Berat : Walaupun jumlah eksavator telah mencukupi,alat berat seperti crane
cuman satu,dan forklift juga hanya satu sehingga banyak pekerjaan yang harus menunggu
dahulu,antri pengunaan alat berat

8. Aturan Jam Kerja : Penerapan aturan kerja sangat ketat,kalau telat 1 menit di denda
Rp.1000,- Hal ini tentu membuat karyawan merasa nyaman dan dapat menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu dan sesuai dengan target. Dengan begitu, karyawan akan terhindar dari
tekanan dan tuntutan dari atasan di perusahaan.

9. Aturan Gaji Karyawan : Ada beberapa profesi yang masih di bawah UMR, seperti
helper,admin kantor & admin gudang oleh sebab itu diperlukan suatu kebijakan yang tepat
antara pihak manajemen perusahaan dan karyawan, yang dituangkan dalam peraturan
perusahaan.
10. Kejelasan Kontrak Kerja : Karena telatnya pembayaran pihak subcon, seringkali pihak
subcon enggan menambah personilnya, sehingga ada beberapa pekerjaan yang telat atau
bahkan tidak selesai.
Penentuan Faktor - Faktor Eksternal
Faktor eksternal perusahaan terbagi menjadi 2 jenis yaitu mikro dan makro, mikro
merupakan faktor-faktor penentu opportunity (peluang pasar) dan juga threat (ancaman dari
luar) faktor faktor yang mempengaruhi pemerintah, pemegang saham, kreditor, publik,
perantara, pemasok dan konsumen, sementara makro dimana perusahaan hanya dapat
merespon lingkungan di luar perusahaan, faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan
ekonomi, lingkungan teknologi, lingkungan politik-hukum, lingkungan global.

 Peluang (Opportunities)

Peluang adalah situasi penting yang mengguntungkan dalam lingkungan perusahaan.


Kecendrungan – kecendrungan penting merupakan salah satu sumber peluang, seperti
perubahaan teknologi dan meningkatnya hubungan antara perusahaan dengan pembeli atau
pemasokk merupakan gambaran peluang bagi perusahaan.

 Ancaman (Threats)

Ancaman adalah situasi penting yang tidak menguntungan dalam lingkungan perusahaan.
Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang atau yang diinginkan
perusahaan. Adanya peraturan-peraturan pemerintah yang baru atau yang direvisi dapat
merupakan ancaman bagi kesuksesan perusahaan.

Bobot x
No. Faktor Eksternal Nasional/Industri Bobot Rating Rating O/T
1 Harga & Ketersediaan material Nasional 0.20 3 0.6 Threat
2 ketersediaan pekerja Nasional 0.17 2 0.34 Threat
Ketersediaan Asosiasi
3 Pendukung Industri 0.10 2 0.2 Opportunities
4 ketersediaan industri pendukung Industri 0.13 4 0.52 Opportunities
Budaya Bekerja & Tingkat
5 Pendidikan Nasional 0.10 2 0.2 Threat
6 keterdiaan jaringan listrik Nasional 0.10 4 0.4 Opportunities
Ketersediaan aturan oleh
7 Pemerintah Nasional 0.10 3 0.3 Opportunities
8 Kekuatan dari Supplier Industri 0.03 2 0.06 Threat
9 Kekuatan dari Pemakai Industri 0.03 3 0.09 Opportunities
Lebar sungai & kondisi pasang
10 surut sungai Nasional 0.04 3 0.12 Opportunities
Total 1.00 EFE 2.83
Alasan Pada Faktor Eksternal :

1. Harga & Ketersediaan Material : Harga material bisa naik, dan beberapa kali terjadi
material yang di cari tidak tersedia,jadi harus inden, sehingga memperlama proses docking.

2. Ketersediaan Pekerja : Pekerja banyak, tetapi tidak sedikit pekerja ditempat pada bidang
yang ia tidak ahli, bahkan belum mengerti

3. Ketersediaan Asosiasi Pendukung : Walaupun asosiasi seperti supplier banyak, masih


terjadi kendala berkaitan dengan pembayaran

4. Ketersediaan Industri Pendukung : Industri pendukung sudah mencukupi

5. Budaya Bekerja & Tingkat Pendidikan : Tingkat pendidikan yang kurang memadai pada
pegawai galangan, banyak yang bukan jurusan perkapalan bahkan ada jurusan akuntansi yang
menjabat sebagai pengawas karena berteman lama dengan manajer.

6. Ketersediaan Jaringan Listrik : Jaringan listrik dari pemerintah sudah mencukupi

7. Ketersediaan aturan oleh Pemerintah : Aturan dari pemerintah sudah memadai walaupun
tidak semua dapat dijalankan terutama pada peraturan keselamatan kerja.

8. Kekuatan dari Supplier : Adanya supplier langganan membuat pemesanan lebih


mudah,tetapi ada juga supplier memblack list perusahaan dikarenakan lambat bayar

9. Kekuatan dari Pemakai : Perusahaan sebagai pemakai sudah cukup mumpuni

10. Lebar sungai & kondisi pasang surut sungai : Lebar sungai sudah mencukupi
BAB III
CPM (Critical Path Method)
Critical Path Method (CPM) atau Metode Jalur Kritis merupakan model kegiatan proyek
yang digambarkan dalam bentuk jaringan. Kegiatan yang digambarkan sebagai titik pada
jaringan dan peristiwa yang menandakan awal atau akhir dari kegiatan digambarkan sebagai
busur atau garis antara titik.

Adapun Gambar CPM dari PT. Karya Teknik Internusa Abadi


MATRIKS SWOT

Matritk SWOT menganalisis seluruh faktor internal dan eksternal yang ada. Yaitu
empat macam strategi organisasi dengan karakteristiknya masing- masing, yakni sebagai
berikut:

SWOT Matrix
Strength Weakness
Luas Lahan Galangan Modal Pemilik
Harga Bersaing Jumlah SDM sedikit
Aturan Jam kerja Ketepatan Waktu Pengerjaan
Kapasitas Gudang
Jumlah alat berat
Aturan Gaji Karyawan
Kejelasan Kontrak Kerja

Opportunities Threats
Ketersediaan Asosiasi Pendukung Harga & Ketersediaan material
ketersediaan industri pendukung ketersediaan pekerja
keterdiaan jaringan listrik Budaya Bekerja & Tingkat Pendidikan
Ketersediaan aturan oleh Pemerintah Kekuatan dari Supplier
Kekuatan dari Pemakai
Lebar sungai & kondisi pasang surut sungai

SO Strategies WO Strategies
Membuat aturan jam kerja yang sesuai
Membuat kejelasan kontrak kerja berdasarkan
dengan peraturan dinas ketenagakerjaan
peraturan dinas ketenaga kerjaan (W7,O4)
(S3,O4)
Memanfaatkan jaringan asosiasi untuk
Berintegrasi dengan Asosiasi dan Industri untuk
memasarkan produk dengan harga bersaing
menyiapkan SDM (W2,O1,O2)
(S2,O1)
ST Strategies WT Strategies
Memperluas jarigan supplier,agar memliki
banyak sumber dalam mendapatkan
Menentukan gaji karyawan berdasarkan latar
material,sehingga material
belakang pendidikan,Keahlian serta memberikan
ketersediaannya tetap terjaga yang
bonus terhadap kedisiplinan (W6,T3)
menyebabkan harga tetap bersaing
(S2,T1,T4)
Membuat aturan berkaitan dengan sanksi Berintegrasi dengan suplier langganan untuk
terhadap keterlambatan masuk kerja bagi menyediakan gudang di dekat area galangan kapal
pekerja agar para pekerja bisa disiplin dengan keuntungan perjanjian order jangka
(S3,T3) panjang. W4, T4

 SO Strategies
1. Membuat aturan jam kerja yang sesuai dengan peraturan dinas ketenagakerjaan
(S3,O4)

2. Memanfaatkan jaringan asosiasi untuk memasarkan produk dengan harga bersaing


(S2,O1)

 WO Strategies
1. Membuat kejelasan kontrak kerja berdasarkan peraturan dinas ketenaga
kerjaan (W7,O4)

2. Berintegrasi dengan Asosiasi dan Industri untuk menyiapkan SDM (W2,O1,O2)


 ST Strategies
1. Memperluas jarigan supplier,agar memliki banyak sumber dalam
mendapatkan material,sehingga material ketersediaannya tetap terjaga yang
menyebabkan harga tetap bersaing (S2,T1,T4)

2. Membuat aturan berkaitan dengan sanksi terhadap keterlambatan masuk


kerja bagi pekerja agar para pekerja bisa disiplin (S3,T3)

 WT Strategies
1. Menentukan gaji karyawan berdasarkan latar belakang pendidikan,Keahlian
serta memberikan bonus terhadap kedisiplinan (W6,T3)

2. Berintegrasi dengan suplier langganan untuk menyediakan gudang di dekat


area galangan kapal dengan keuntungan perjanjian order jangka panjang. W4,
T4
MATRIKS IE

Dalam Matriks Internal-External (IE) bermanfaat untuk memposisikan suatu Strategic


Business Unit (SBU) perusahaan ke dalam matriks yang terdiri atas sembilan sel. Matriks
Internal-External (IE) dimana ukuran dan lingkaran memperlihatkan persentase kontribusi
pendapatan (sales). Matriks IE dikembangkan dari model Grand Strategy parameter
digunakan meliputi kekuatan internal perusahaan dan kekuatan ekstemal yang dihadapi.
Tujuan penggunakan model ini adalah memperoleh strategi bisnis ditingkat korporasi yang
lebih detail.

Matriks IE (internal eksternal) posisi suatu perusahaan dalam matriks IE ditentukan dari
matriks faktor strategi internal (IFAS) dan matriks faktor strategi eksternal (EFAS) . Hasil
skor total dari IFAS (Internal)S berada pada sumbu X dan skor total dari EFAS (ekternal)
berada sumbu Y.

Dari hasil analisis EFE PT. Karya Teknik Internusa Abadi faktor internal (IFAS)
memiliki skor total 2,03 sementara matriks ekternal (EFAS) memiliki skor total 2,83 Posisi
PT. Karya Teknik Internusa Abadi Indonesia dalam matriks IE terletak pada kuadran 5 dapat
digambarkan sebagai berikut :

Dapat dilihat PT.KTIA berada pada kuadran 5 maka strategi yang pilih ialah Konsentrasi
melalui integrasi horizontal.

Strategi pertumbuhan melalui integrasi horizontal adalah suatu kegiatan untuk


memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi yang lain, dan meningkatkan jenis
porduk serta jasa. PT.KTIA berada dalam industry yang moderate attractive industry, maka
strategi yang ditetapkan adalah konsolidasi (Kuadran 5). Tujuannya relative lebih defensive,
yaitu menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan profit. PT.KTIA yang berada di
kuadran 5 ini dapat memperluas pasar, fasilitas produksi, dan teknologi melalui
pengembangan internal maupun eksternal melalui akuisisi atau joint ventures dengan
perusahaan lain dalam industri yang sama.
BAB IV
MATRIKS QSPM
Quantitative Strategic Planing Matric (QSPM), merupakan alat untuk mengevaluasi
berbagai alternatif strategi secara objektif berdasarkan faktor-faktor kumci baik eksternal
maupun internal yang telah dipertimbangkan pada tahap sebelumnya. QSPM ini merupakan
alat pertimbangan yang bersifat intuitif. Berdasarkan matriks SWOT dan matriks IE maka
ada 2 strategi yang dipilih untuk PT.Karya Teknik Internusa Abadi pada matriks QSPM.
Matriks QSPM pada PT. Karya Teknik Internusa Abadi terdapat dalam tabel sebagai berikut:

Hasil pada matriks tersebut menunjukan bahwa strategi pertama mengenai pengembangan
pasar (Market development) memiliki nilai 4,66,serta strategi kedua yang merupakan
peningkatan fasilitas produksi memiliki nilai 5,32. Maka dapat dilihat strategi kedua memiliki
nilai yang lebih besar dibandingkan dengan strategi pertama. Sehingga strategi kedua dipilih
menjadi strategi utama untuk menyelesaikan permasalahan di PT.Karya Teknik Internusa
Abadi.
BAB V
KESIMPULAN
 Strategi yang Diunggulkan

hasil matriks QSPM menunjukan nilai strategi pertama yaitu Pengembangan pasar (market
development) yaitu 4,66 sedangkan strategi kedua yaitu Peningkatan fasilitas produksi
memiliki nilai yaitu 5,32 Berdasarkan poin hal tersebut dapat disimpulkan strategi yang harus
diutamakan terhadap PT.Karya Teknik Internusa Abadi yaitu meningkatkan fasilitas
produksi. Apabila fasilitas produksi sudah ditingkatkan,strategi pertama yaitu pengembangan
pasar (Market development) dapat dilaksanakan.

 Bentuk Strategi

Peningkatan fasilitas produksi pada PT.Karya Teknik Internusa Abadi dapat dilakukan
dengan memperluas kapasitas gudang,menambah jumlah crane,menambah kapasitas docking
dikarenakan masih banyak lahan yang kosong yang masih bisa dimanfaatkan menjadi lahan
docking, PT.Karya Teknik Internusa Abadi juga bisa menambah generator untuk pengelasan
& blender,apabila fasilitas produksi bisa ditingkat maka ketetapan waktu pengerjaan sebuah
kapal dapat digapai.

You might also like