You are on page 1of 10

LAPORAN TUGAS

OPERASI OPTIMUM SISTEM TENAGA


ALGORITMA ITERASI LAMBDA

Disusun Oleh :
Rafi Arya Pramana
102120008

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PERTAMINA
JAKARTA
2023
1. Membuat algoritma Iterasi lambda serta membandingkan hasil antara
algoritma pada Matlab dengan hasil perhitungan secara teori pada soal
berikut:

PENYELESAIAN :

Berikut merupakan penyelesaian perhitungan secara teori


1. Mengelompokkan fungsi dari lambda (λ), PGi (λ)
• IC1 (PG1) = 15 + 0.02 PG1 = λ $/𝑀𝑊ℎ
λ−15
PG1 (λ) =
0.02
• IC2 (PG2) = 20 + 0.01 PG2 = λ $/𝑀𝑊ℎ
λ−20
PG2 (λ) =
0.01
• IC3 (PG3) = 18 + 0.025 PG3 = λ $/𝑀𝑊ℎ
λ−18
PG3 (λ) =
0.025

2. Analisis pengujian nilai λH dan λL


Selanjutnya kita memisalkan nilai λH = 30 dan nilai λL =20, sehingga kita dapat
menghitung nilai λH dan λL menggunakan persamaan berikut :
• Pada λL
𝑚

∑ 𝑃𝐺𝑖(λ𝐿 ) − 1000 < 0 (1)


𝑖=1
𝑚
λ − 15 λ − 20 λ − 18
∑ 𝑃𝐺𝑖(20) − 1000 = + + − 1000
0.02 0.01 0.025
𝑖=1
𝑚
20 − 15 20 − 20 20 − 18
∑ 𝑃𝐺𝑖(20) − 1000 = + + − 1000
0.02 0.01 0.025
𝑖=1
𝑚

∑ 𝑃𝐺𝑖(20) − 1000 = −670 𝑀𝑊


𝑖=1
• Pada λH

∑ 𝑃𝐺𝑖(λ𝐿 ) − 1000 > 0 (2)


𝑖=1
𝑚
λ − 15 λ − 20 λ − 18
∑ 𝑃𝐺𝑖(30) − 1000 = + + − 1000
0.02 0.01 0.025
𝑖=1
𝑚
30 − 15 30 − 20 30 − 18
∑ 𝑃𝐺𝑖(30) − 1000 = + + − 1000
0.02 0.01 0.025
𝑖=1
𝑚

∑ 𝑃𝐺𝑖(20) − 1000 = 1230 𝑀𝑊


𝑖=1

3. Menentukan nilai error pada perhitungan (𝜺)


Setelah langkah-langkah yang telah dibuat sebelumnya, selanjutnya pada
Langkah ini kita akan menentukana nilai error yang akan digunakan yaitu sebesar
0.05 $/𝑀𝑊ℎ

4. Menentukan batas untuk melakukan Iterasi

| λ𝐻 − λ𝐿 | > 𝜀 𝑎𝑡𝑎𝑢 | λ𝐻 − λ𝐿 | < 𝜀 (3)

| λ𝐻 − λ𝐿 | > 0.05 untuk λH dan | λ𝐻 − λ𝐿 | < 0.05 untuk λL

5. Melakukan Pengujian Iterasi


Setelah Sudha menentukan batas iterasi maka kita dapat melakukan
pengujian iterasi tersebut dengan menggunakan persamaan dibawah ini.
λ𝐻 + λ𝐿
λM = (4)
2

• Pada Iterasi ke-1


30+20
λM = = 25
2
𝑚
λ − 15 λ − 20 λ − 18
∑ 𝑃𝐺𝑖(25) − 1000 = + + − 1000
0.02 0.01 0.025
𝑖=1
𝑚
25 − 15 25 − 20 25 − 18
∑ 𝑃𝐺𝑖(25) − 1000 = + + − 1000
0.02 0.01 0.025
𝑖=1
𝑚

∑ 𝑃𝐺𝑖(25) − 1000 = 280 𝑀𝑊


𝑖=1
Pada saat λ = 25 didapatkan batasan sebagai berikut :
|25 − 20| = 5 > 0.05
Pada iterasi ke-1 dapat disimpulkan saat λ = 25 hasil yang didapat lebih
besar dari 0 sehingga λ = 25 akan menggantikan λH

• Iterasi ke-2
Pada iterasi ke-2, karena λ = 25 akan menggantikan nilai λH maka nilai λM
dapat dihitung sebagai berikut :
25+20
λM = = 22.5
2
𝑚
λ − 15 λ − 20 λ − 18
∑ 𝑃𝐺𝑖(22.5) − 1000 = + + − 1000
0.02 0.01 0.025
𝑖=1
𝑚
22.5 − 15 22.5 − 20 22.5 − 18
∑ 𝑃𝐺𝑖(22.5) − 1000 = + + − 1000
0.02 0.01 0.025
𝑖=1
𝑚

∑ 𝑃𝐺𝑖(22.5) − 1000 = −195 𝑀𝑊


𝑖=1
Pada saat λ = 22.5 didapatkan batasan seperti berikut :
|25 − 22.5| = 2.5 > 0.05
Pada iterasi ke-2 dapat disimpulkan bahwa saat λ = 22.5 hasil yang didapat
kurang dari 0 sehingga λ = 22.5 akan menggantikan λL

• Iterasi ke-3
Pada iterasi ke-3, karena λ = 22.5 akan menggantikan λL maka nilai λM dapat
dihitung sebagai berikut :
25+22.5
λM = = 23.75
2
𝑚
λ − 15 λ − 20 λ − 18
∑ 𝑃𝐺𝑖(23.75) − 1000 = + + − 1000
0.02 0.01 0.025
𝑖=1
𝑚

∑ 𝑃𝐺𝑖(23.75) − 1000 = 42.5 𝑀𝑊


𝑖=1
Maka pada saat λ = 23.75 didapatkan batasan seperti berikut :
|23.75 − 22.5| = 1.25 > 0.05
Pada iterasi ke-3 dapat disimpulkan bahwa saat λ = 23.75 hasil yang
diperoleh lebih dari 0 sehingga λ = 23.75 akan menggantikan nilai λH
• Iterasi ke-4
Pada iterasi ke-4, karena λ = 23.75 akan menggantikan nilai λH maka nilai
λM dapat dihitung sebagai berikut :
23.75+22.5
λM = = 23.125
2
𝑚
λ − 15 λ − 20 λ − 18
∑ 𝑃𝐺𝑖(23.125) − 1000 = + + − 1000
0.02 0.01 0.025
𝑖=1
𝑚

∑ 𝑃𝐺𝑖(23.125) − 1000 = −76.25 𝑀𝑊


𝑖=1
Maka pada saat λ = 23.125 didapatkan batasan seperti berikut :
|23.75 − 23.125| = 0.625 > 0.05
Pada iterasi ke-4 dapat disimpulkan bahwa saat λ = 23.125 hasil yang
diperoleh kurang dari 0 sehingga λ = 23.125 akan menggantikan λL

• Iterasi ke-5
Pada iterasi ke-5, karena λ = 23.125 akan menggantikan λL maka nilai λM
dapat dihitung sebagai berikut :
23.75+23.125
λM = = 23.4375
2
𝑚
λ − 15 λ − 20 λ − 18
∑ 𝑃𝐺𝑖(23.4375) − 1000 = + + − 1000
0.02 0.01 0.025
𝑖=1
𝑚

∑ 𝑃𝐺𝑖(23.4375) − 1000 = −16.875 𝑀𝑊


𝑖=1
Maka pada saat λ = 23.4375 didapatkan batasan seperti berikut :
|23.75 − 23.4375| = 0.3125 > 0.05
Pada iterasi ke-3 dapat disimpulkan bahwa saat λ = 23.75 hasil yang
diperoleh kurang dari 0 sehingga λ = 23.4375 akan menggantikan λL

• Iterasi ke-6
Pada iterasi ke-6, karena λ = 23.4375 akan menggantikan λL maka nilai λM
dapat dihitung sebagai berikut :
23.75+23.4375
λM = = 23.59375
2
𝑚
λ − 15 λ − 20 λ − 18
∑ 𝑃𝐺𝑖(23.59375) − 1000 = + + − 1000
0.02 0.01 0.025
𝑖=1
𝑚

∑ 𝑃𝐺𝑖(23.59375) − 1000 = 12.8125 𝑀𝑊


𝑖=1
Maka pada saat λ = 23.59375 didapatkan batasan seperti berikut :
|23.59375 − 23.4375| = 0.15625 > 0.05
Pada iterasi ke-6 dapat disimpulkan bahwa saat λ = 23.59375 hasil yang
diperoleh lebih dari 0 sehingga λ = 23.59375 akan menggantikan λH

• Iterasi ke-7
Pada iterasi ke-7, karena λ = 23.59375 akan menggantikan λH maka nilai λM
dapat dihitung sebagai berikut :
23.59375+23.125
λM = = 23.359375
2
𝑚
λ − 15 λ − 20 λ − 18
∑ 𝑃𝐺𝑖(23.359375) − 1000 = + + − 1000
0.02 0.01 0.025
𝑖=1
𝑚

∑ 𝑃𝐺𝑖(23.359375) − 1000 = −31.71875 𝑀𝑊


𝑖=1
Maka pada saat λ = 23.359375 didapatkan batasan seperti berikut :
|23.75 − 23.35937| = 0.39063 > 0.05
Pada iterasi ke-3 dapat disimpulkan bahwa saat λ = 23.359375 hasil yang
diperoleh kurang dari 0 sehingga λ = 23.359375 akan menggantikan λL

• Iterasi ke-8
Pada iterasi ke-8, karena λ = 23.359375 akan menggantikan λL maka nilai
λM dapat dihitung sebagai berikut :
23.59375+23.359375
λM = = 23.4765625
2
𝑚
λ − 15 λ − 20 λ − 18
∑ 𝑃𝐺𝑖(23.4765625) − 1000 = + + − 1000
0.02 0.01 0.025
𝑖=1
𝑚

∑ 𝑃𝐺𝑖(23.4765625) − 1000 = −9.453125 𝑀𝑊


𝑖=1
Maka pada saat λ = 23.4765625 didapatkan batasan seperti berikut
|23.75 − 23.4765625| = 0.2734375 > 0.05
Pada iterasi ke-8 dapat disimpulkan bahwa saat λ = 23.4765625 hasil yang
diperoleh kurang dari 0 sehingga λ = 23.4765625 akan menggantikan λL
• Iterasi ke-9
Pada iterasi ke-9, karena λ = 23.4765625 akan menggantikan λL maka nilai
λM dapat dihitung sebagai berikut :
23.59375+23.4765625
λM = = 23.5351563
2
𝑚
λ − 15 λ − 20 λ − 18
∑ 𝑃𝐺𝑖(23.5351563) − 1000 = + + − 1000
0.02 0.01 0.025
𝑖=1
𝑚

∑ 𝑃𝐺𝑖(23.5351563) − 1000 = 1.679697 𝑀𝑊


𝑖=1
Maka pada saat λ = 23.5351563 didapatkan batasan seperti berikut
|23.5351563 − 23.4765625| = 0.0585938 > 0.05
Pada iterasi ke-9 dapat diketahui bahwa saat λ = 23.5351563 hasil yang
diperoleh lebih dari 0 sehingga λ = 23.5351563 akan menggantikan λH

• Iterasi ke-10
Pada iterasi ke-10, karena λ = 23.5351563 akan menggantikan λH maka nilai
λM dapat dihitung sebagai berikut :
23.5351563+23.4765625
λM = = 23.5058594
2
𝑚
λ − 15 λ − 20 λ − 18
∑ 𝑃𝐺𝑖(23.5058594) − 1000 = + + − 1000
0.02 0.01 0.025
𝑖=1
𝑚

∑ 𝑃𝐺𝑖(23.5058594) − 1000 = −3.886714 𝑀𝑊


𝑖=1
Maka pada saat nilai λ = 23.5058594 didapatkan ketentuan batasan seperti
berikut
|23.5351563 − 23.5058594| = 0.0292969 < 0.05
Pada iterasi ke-10 dapat disimpulkan bahwa saat λ = 23.5058594 hasil yang
diperoleh kurang dari 0 sehingga λ = 23.5058594 akan menggantikan λL.

5. Subtitusi nilai λ pada Persamaan PGi


λ−15 23.51 −15
• PG1 (λ) = = = 425.5
0.02 0.02
λ−20 23.51 −20
• PG2 (λ) = = = 351
0.01 0.01
λ−18 23.51 −18
• PG3 (λ) = = = 220.4
0.025 0.025
6. Perbandingan dan algoritma pada Matlab
Setelah melakukan perhitungan secara manual dan perhitungan iterasi, maka
dilakukan perbandingan nilai yang dihasilkan pada perhitungan teori dan pada
perhitungan Matlab. Berikut merupakan coding pada MATLAB
% RAFI ARYA PRAMANA 102120008

% Input nilai awal konstanta dari soal yang diberikan


IC1 = 0.002;
IC2 = 0.01;
IC3 = 0.025;

% Batas bawah dan batas atas untuk masing-masing power generator


PG1_MIN = 0;
PG1_MAX = 300;
PG2_MIN = 100;
PG2_MAX = 500;
PG3_MIN = 200;
PG3_MAX = 600;

% Deklarasi fungsi PG1, PG2, dan PG3 dari ppt


PG1 = @(lambda) max(min((lambda - 15)/0.02, PG1_MAX), PG1_MIN);
PG2 = @(lambda) max(min((lambda - 20)/0.01, PG2_MAX), PG2_MIN);
PG3 = @(lambda) max(min((lambda - 18)/0.025, PG3_MAX), PG3_MIN);

% Inisialisasi nilai awal dari soal


L = 0;
H = 100;
tolerance = 0.05;
converged = false;

% Iterasi dengan menggunakan metode Lambda-Iteration Algorithm


while ~converged
lambda = (L + H)/2;
PG = [PG1(lambda), PG2(lambda), PG3(lambda)];
power = sum(PG);
error = power - 1000;
if abs(error) < tolerance
converged = true;
elseif error > 0
H = lambda;
else
L = lambda;
end
end

% Menampilkan hasil iterasi


disp(['Lambda converged to ', num2str(lambda), ' MW/MWh']);
disp(['PG1 = ', num2str(PG1(lambda)), ' MW']);
disp(['PG2 = ', num2str(PG2(lambda)), ' MW']);
disp(['PG3 = ', num2str(PG3(lambda)), ' MW']);

% Plot grafik
l = linspace(0, 100, 1000);
pg1 = PG1(l);
pg2 = PG2(l);
pg3 = PG3(l);
total_power = pg1 + pg2 + pg3;
target_power = 1000*ones(size(l));

% Visual grafik irisan antara ke tiga power generator


figure;
plot(l, pg1, 'LineWidth', 2);
hold on;
plot(l, pg2, 'LineWidth', 2);
plot(l, pg3, 'LineWidth', 2);
plot(l, total_power, 'LineWidth', 2);
plot(l, target_power, '--', 'LineWidth', 2);
hold off;
xlabel('Lambda (MW/MWh)');
ylabel('Power Generation (MW)');
title('Perbandingan Harga');
legend('PG1', 'PG2', 'PG3', 'Total Power', 'Target Power');

% Plot Grafik PG1 terhadap Lambda


figure;
plot(l, pg1, 'LineWidth', 2);
xlabel('Lambda (MW/MWh)');
ylabel('PG1 (MW)');
title('PG1 dengan Lambda');

% Plot Grafik PG2 terhadap Lambda


figure;
plot(l, pg2, 'LineWidth', 2);
xlabel('Lambda (MW/MWh)');
ylabel('PG2 (MW)');
title('PG2 dengan Lambda');

% Plot grafik PG3 terhadap Lambda


figure;
plot(l, pg3, 'LineWidth', 2);
xlabel('Lambda (MW/MWh)');
ylabel('PG3 (MW)');
title('PG3 dengan Lambda');

% Operasi Optimum 102120008

Lalu setelah dijalankan program maka diperoleh hasil sebagai berikut

7. Menentukan perbandingan nilai antara perhitungan secara teori dan pada


Matlab
• Pada PG1
425.5 − 442.8558
𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟(%) = | | 𝑥100%
442.5885
𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟(%) = 3.9%
• Pada PG2
351 − 300
𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟(%) = | | 𝑥100%
300

𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟(%) = 1.7%

• Pada PG3
220.4 − 257.1423
𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟(%) = | | 𝑥100%
257.1423

𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟(%) = 1.4%

Nilai galat yang dihasilkan dikarenakan adanya perbedaan pada perhitungan


secara teori dan nilai pada Matlab dan kesalahan perhitungan secara teori ataupun
human error.

You might also like