You are on page 1of 8

Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No.

2 September 2022

EFEKTIVITAS CUCI HIDUNG DENGAN


CAIRAN NACL 0,9 % TERHADAP GEJALA
RINITIS ALERGI

Ana Ikhsan Hidayatulloh1, Yani Sriyani2, Fani Rachmini3


1
Universitas Bhakti Kencana, ana.ikhsan@bku.ac.id
2
Universitas Bhakti Kencana, yani.sriyani@bku.ac.id
3
Universitas Bhakti Kencana, fani.rachmini@gmail.com

ABSTRAK
Rinitis alergi (RA) merupakan suatu gejala hipersensitivitas di hidung yang diinduksi
oleh inflamasi yang diperantarai oleh Imunoglobulin E (IgE) setelah membran mukosa
hidung terpapar dengan allergen inhalan. Gejala klinis rinitis alergi diantaranya pada,
mata, kepala dan pada saluran pernafasan. Salah satu upaya dalam mengurangi gejala
tersebut diantaranya dengan mencuci hidung menggunakan NaCl 0,9%. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui efektivitas Cuci hidung dengan menggunakan cairan NaCl
0,9% terhadap penurunan gejala rinitis alergi. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini analitik dengan desain penelitian ini menggunakan Pre-Experimental
Designs yaitu dengan One-Group Pretest- Posttest Design. Sampel sebanyak 37 orang
diperoleh dengan teknik purposive sampling. Data diperoleh menggunakan format
observasi kemudian dianalisis menggunakan uji paired test. Hasil penelitian didapatkan
rata-rata gejala rinitis alergi sebelum melakukan Cuci hidung dengan menggunakan
cairan NaCl 0,9% pada masyarakat sebanyak 8 gejala, dan mengalami penurunan setelah
melakukan Cuci hidung dengan menggunakan cairan NaCl 0,9 menjadi 4 gejala. hasil
analisis uji paired test didapatkan p value 0,000, artinya cuci hidung dengan
menggunakan cairan NaCl 0,9% efektif terhadap gejala rinitis alergi pada masyarakat di
lingkungan Kelurahan Sukahurip Kecamatan Tamansari RT 003 RW 008 Kota
Tasikmalaya.
Kata Kunci: Mencuci Hidung, Gejala, Rinitis Alergi

ABSTRACT
Allergic rhinitis (RA) is a symptom of hypersensitivity in the nose induced by
inflammation mediated by Immunoglobulin E (IgE) after exposure of the nasal mucous
membrane to inhalant allergens. Clinical symptoms of allergic rhinitis include the eyes,
head and respiratory tract. One of the efforts to reduce these symptoms is by washing the
nose using 0.9% NaCl. This study aims to determine the effectiveness of nasal wash using
0.9% NaCl solution to reduce symptoms of allergic rhinitis. The type of research used in
this research is analytic with this research design using Pre-Experimental Designs,
namely the One-Group Pretest-Posttest Design. A sample of 37 people was obtained by
purposive sampling technique. The data was obtained using an observation format and
then analyzed using a paired test. The results showed that the average symptom of
allergic rhinitis before washing the nose using 0.9% NaCl solution in the community was
8 symptoms, and decreased after washing the nose using 0.9% NaCl solution to 4
symptoms. The results of the paired test analysis showed a p value of 0.000, meaning that
nasal washing using 0.9% NaCl was effective against allergic rhinitis symptoms in the
community in the Sukahurip Village, Tamansari District, RT 003 RW 008, Tasikmalaya
City.
Keywords: Allergic Rhinitis, Nose Washing, Symptoms

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 198


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 2 September 2022

PENDAHULUAN Rinitis alergi sering dikaitkan


Rinitis alergi (RA) merupakan dengan konjungtivitis alergi yang mana
salah satu penyakit imunologi yang gejala klinis yang dimiliki oleh rinitis
sering ditemukan. Penyakit tersebut alergi adalah hidung berair (rinore),
memerlukan perhatian khusus karena hidung tersumbat, gatal-gatal pada
biasanya rinitis alergi timbul pada usia hidung dan mata yang disertai dengan
muda (remaja dan dewasa muda). produksi lakrimasi yang banyak, sering
Berdasarkan studi epidemiologi, bersin dan adanya post nasal drip.
prevalensi rinitis alergi diperkirakan Kemunculan gejala-gejala pada RA
berkisar antara 10-20% populasi di dunia. berdampak pada pergerakan silia dan
Prevalensi RA di Amerika Serikat kualitas sekret terganggu dan akhirnya
mengenai 10-30% pada usia dewasa dan menimbulkan penumpukan sekret yang
angkanya meningkat menjadi 40% pada menyebabkan transport mukosiliar nasal
usia anak-anak. Pada suatu survei di terganggu (Boies L et al., 2012).
Amerika Serikat mengenai gejala RA Penumpukan sekret pada rongga
pada pekerja, sekitar 55% (8267 pekerja) hidung dapat dibersihkan dengan cara
dengan gejala RA menjadi tidak membantu mengeluarkan partikel yang
produktif selama 36 hari dalam satu memicu inflamasi, serta menurunkan
tahun (Brożek et al., 2017). jumlah mediator inflamasi di mukosa
Kasus RA untuk daerah Asia sehingga dapat mengurangi inflamasi
Pasifik, prevalensi RA tinggi terutama pada mukosa hidung. Perbaikan gejala
pada negara dengan pendapatan rendah klinis terjadi akibat mekanisme kerja dari
dan menengah, yaitu sekitar 5-45% yang cuci hidung yang bekerja membilas
dialami lebih banyak pada penduduk mukosa hidung dari zat-zat iritan
berpendapatan rendah dan menengah. sehingga proses inflamasi dapat ditekan
Insidensi dan prevalensi rinitis alergi di serta memperbaiki fungsi mukosiliar
Indonesia belum diketahui dengan pasti klirens pada mukosa hidung dan sinus
artinya belum ada data nasional peranafasan (Soetjipto et al., 2012).
mengenai prevalensi rinitis alergi pada Beberapa penelitian telah
tahun 2020, namun suatu penelitian yang dilakukan untuk menilai efisiensi dari
dilakukan oleh Madiadipoera (2020) di cuci hidung dalam menurunkan gejala
Bandung menemukan prevalensi kasus rinitis alergi meneliti tentang
rinitis alergi di RS. Hasan Sadikin pada perbandingan antara cuci hidung dengan
tahun 2020 sebanyak 38.2% dan sekitar terapi topikal lainnya dalam memperbaiki
64.6% pasien rinitis alergi tersebut gejala klinis penderita rinitis alergi.
berada pada rentang usia 10-29 tahun dan Berdasakan penelitian tersebut
sekitar 45.1% berprofesi sebagai pelajar. didapatkan bahwa cuci hidung dengan
Rinitis alergi (RA) merupakan NaCl 0,9% cukup berperan dalam
suatu gejala hipersensitivitas di hidung mengurangi gejala klinis dari rinitis
yang diinduksi oleh inflamasi yang alergi dengan mekanisme menurunkan
diperantarai oleh Imunoglobulin E (IgE) produksi postnasal drip, sekresi cairan,
setelah membran mukosa hidung terpapar mempercepat perbaikan mukosa dan
dengan allergen inhalan. Penyakit RA mengurangi gejala sumbatan hidung
terjadi karena pelepasan mediator dan (Barham & Harvey, 2015).
sitokin seperti histamin, leukotrien, Peneltian lain efektivitas NaCl
prostaglandin, Platelet Activating Factor 0,9% menunjukkan bahwa cairan tersebut
(PAF) dan akumulasi sel inflamasi pada terbukti dapat menurunkan jumlah dari
penderita, yang menyebabkan mukosa netrofil dan eosinofil pada mukosa
hidung mengalami edema dan inflamasi hidung, yang secara nyata diobservasi
kronik, sehingga terjadi rinore dan pada sekret hidung dari beberapa pasien
obstruksi nasal. Edema pada rinitis alergi dalam waktu 2 minggu. Begitupun pada
juga menyumbat ostium sinus yang penelitian Karimah, (2015) yang
berasosiasi pada buruknya ventilasi dan menemukan bahwa terdapat penurunan
terjadi mukostasis (Mulyamin, 2017). signifikan waktu transpor mukosiliar,

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 199


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 2 September 2022

rata-rata waktu transpor mukosiliar pada Brown dan Graham (2004)


34 subjek penelitian sebelum cuci hidung berpendapat penggunaan cuci hidung
adalah 827,38 detik ± 149,434. Dan rata- berkaitan dengan pergerakan silia,
rata waktu transport mukosiliar setelah pembersihan mukus, dan juga waktu
cuci hidung selama 10 hari adalah 786,82 transpor mukosiliar. Cuci hidung dengan
detik ± 154,052 (Hermelingmeier et al., larutan salin dapat meningkatkan
2012). pergerakan mukus tersebut ke arah
Berdasarkan hasil studi nasofaring. Lapisan mukus juga
pendahuluan yang dilakukan tanggal 26 mengandung beberapa mediator
juni 2021 di Puskesmas Tamansari Kota inflamasi seperti histamin, prostaglandin,
Tasikmalaya didapatkan prevalensi rinitis leukotrien, defensins dan protein lain
alergi (RA) pada tahun 2020 mencapai yang akan dibersihkan melalui bilasan
349 kasus, hal ini terjadi peningkatan bila hidung menggunakan larutan salin.
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, Membersihkan mukosa hidung
yakni pada tahun 2019 yang mencapai menggunakan NaCl 0,9%, NaCl
276 kasus. Data yang diperoleh kasus RA (Natrium Klorida) merupakan senyawa
paling banyak ditemukan di Kelurahan yang dikenal juga dengan sodium
Sukahurip yaitu mencapai 142 kasus. chloride (Sodium Klorida). Kandungan
Dari jumlah tersebut sebanyak 35 kasus ion natrium pada cairan NaCl 0,9%
terjadi di RT 03 RW 008, kasus di daerah berefek langsung terhadap sel epitel. Ion
tersebut mengalami peningkatan dari natrium dapat mencegah keluarnya
tahun sebelumnya yaitu mencapai 29 kalsium dari silia sehingga mencegah
kasus. berkurangnya frekuensi denyut silia
Beberapa hal tingginya kasus RA akibat ion kalsium (Brown & Graham,
di daerah tersebut diantaranya adalah 2004).
terdapat home industri sandal kayu, cuci hidung dengan NaCl 0,9%
meubeul, konveksi bordir yang cukup berperan dalam mengurangi gejala
memungkinkan mudahnya partikel atau klinis dari rinitis alergi dengan
debu masuk ke dalam hidung. mekanisme menurunkan produksi
Masyarakat yang bekerja kurang postnasal drip, sekresi cairan,
memperhatikan standar APD seperti mempercepat perbaikan mukosa dan
masker, sehingga tanpa disadari hal ini mengurangi gejala sumbatan hidung
dapat menyebabkan rinitis alergi. Selain (Barham & Harvey, 2015).
itu, jumlah masyarakat di RT 003 lebih Bagian ini berisi kajian-kajian
banyak dibanding dengan RT lain yang terhadap penelitian sebelumnya serta
berada di lingkungan RW 008 sehingga teori-teori yang relevan. bahwa cairan
memungkinkan peneliti untuk melihat tersebut terbukti dapat menurunkan
bagaimana efektifitas cuci hidung dengan jumlah dari netrofil dan eosinofil pada
cairan nacl 0,9% pada gejala rinitis mukosa hidung, yang secara nyata
alergi. diobservasi pada sekret hidung dari
Melihat dari uraian diatas dapat beberapa pasien dalam waktu 2 minggu
dikemukakan bahwa gangguan bersihan (Hermelingmeier et al., 2012).
jalan napas yang disebabkan oleh rinitis Penelitian lain menunjukan
alergi perlu mendapatkan manajemen terdapat penurunan signifikan waktu
terapi yang serius karena masalah pada transpor mukosiliar, rata-rata waktu
fungsi pernapasan yang tidak segera transpor mukosiliar pada 34 subjek
ditangani akan menimbulkan gangguan penelitian sebelum cuci hidung adalah
pada aktivitas penderita tersebut. Untuk 827,38 detik ± 149,434. Dan rata-rata
mencegah tingkat keparahan dari gejala waktu transport mukosiliar setelah cuci
rinitis alergi tersebut, dapat dilakukan hidung selama 10 hari adalah 786,82
dengan pemberian cairan Nacl 0,9 % detik ± 154,052 Karimah (2015).
dengan metode cuci hidung.
METODE PENELITIAN
KAJIAN LITERATUR

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 200


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 2 September 2022

Jenis Penelitian ini menggunakan rinitis alergi yaitu 8.32 gejala dengan
metode penelitian eksperimental. Desain standar deviasi 1.684 point.
penelitian yang digunakan adalah desain Gejala rinitis alergi pada masyarakat
pre-eksperiment one group pre-test- setelah melakukan Cuci hidung dengan
posttest. Desain ini melibatkan satu menggunakan cairan NaCl 0,9%.dapat
kelompok yang diberi pre-test (O), diberi dilihat pada table berikut:
treatment (X) dan diberi post-test
(Sukidjo Notoatmodjo, 2012). Populasi Tabel 2
target pada penelitian ini adalah Gejala rinitis alergi sesudah
masyarakat di kelurahan Sukahurip yang melakukan Cuci hidung dengan
terdapat di RT 003 RW 008 Kecamatan menggunakan cairan NaCl 0,9%
Tamansari Kota Tasikmalaya sebanyak
87 KK dengan jumlah jiwa 265 jiwa. Gejala rinitis
N Min Maks
Rata-
SD
Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak alergi rata
37 orang diperoleh dengan teknik Sesudah Cuci 37 2 7 4.62 1.497
purposive sampling yang sesuai dengan hidung dengan
menggunakan
kriteria inklusi dan eklusi. Data diperoleh cairan NaCl
secara langsung dari responden yang 0,9%
setuju dan bersedia menjadi responden Sumber : Hasil penelitian 2021
melalui kuesioner SFAR. Setelah data
yang dibutuhkan terkumpul oleh peneliti Gejala rinitis alergi yang dialami oleh
kemudian melakukan analisa data responden sesudah melakukan Cuci
melalui uji chi square dan membuat hidung dengan menggunakan cairan
pembahasan tentang penelitian. NaCl 0,9% paling sedikit 2 gejala dan
paling banyak 7 gejala, rata-rata gejala
PEMBAHASAN rinitis alergi yaitu 4.6 gejala dengan
Analisis dalam penelitian ini standar deviasi 1.497 point.
adalah menggambarkan skor gejala Analisis bivariat untuk menilai pengaruh
artinitis alergi sebelum dan sesudah perlakuan Cuci hidung dengan
diberikan cuci hidung dengan menggunakan cairan NaCl 0,9% terhadap
menggunakan NaCL 0,95%. gejala rinitis alergi. Sebelum dilakukan
analisis ini, data dilakukan uji normalitas
Tabel 1 dengan menggunakan shapirowilk. Dari
Gejala rinitis alergi sebelum melakukan hasil uji normalitas didapatkan p value
Cuci hidung dengan menggunakan cairan artinya data berdistribusi normal dan
NaCl 0,9% layak dianalisis dengan uji paired test.
Gejala rinitis Rata- Hasil analisis paired test dapat dilihat
N Min Maks SD
alergi rata
pada tabel berikut:
Sebelum Cuci 37 5 11 8.32 1.684
hidung dengan Tabel 3
menggunakan
cairan NaCl Efektivitas Cuci hidung dengan
0,9% menggunakan cairan NaCl 0,9% pada
Sumber : Hasil penelitian 2021
Intervens Rat Selisi Thitu P
i a h ng valu
Gejala ritinis alergi seperti bersin, batuk, e
hidung tersumbat, hidung berair, gatal Sebelu 8.32
Cuci
disertai dengan gangguan pada mata dan hidung m
saluran pernafasan yang dialami oleh dengan 4.62 18.10
3.703 .000
mengguna Sesuda 2
responden sebelum melakukan Cuci kan cairan h
hidung dengan menggunakan cairan NaCl 0,9%
NaCl 0,9% paling sedikit 5 gejala dan
paling banyak 11 gejala, rata-rata gejala
Rata-rata gejala rinitis alergi sebelum
intervensi cuci hidung dengan

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 201


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 2 September 2022

menggunakan cairan NaCl 0,9% kadang pada reaksi alergi fase lambat
sebanyak 8.32 gejala dan sesudah sebagai akibat pelepasan histamin. Gejala
intervensi menjadi 4.62 gejala, hal ini lain ialah keluar ingus (rinore) yang
terjadi penurunan gejala rinitis alergi encer dan banyak, hidung tersumbat,
sebesar 3.7 gejala. Hasil uji statistik hidung dan mata gatal serta merah, yang
menggunakan paired test didapatkan nilai kadang-kadang disertai dengan banyak
thitung sebesar 18.102 point (>ttabel : 1,687) air mata keluar (lakrimasi).
dan p value 0,000 (<0,05). Hal ini Berdasarkan uraian tersebut dapat
menunjukkan bahwa cuci hidung dengan dikemukakan bahwa gejala yang dialami
menggunakan cairan NaCl 0,9% efektif oleh responden rata-rata delapan gejala
dapat menurunkan gejala rinitis alergi rinitis alergi. Keluhan umum yang
pada masyarakat di lingkungan dirasakan oleh responden seperti bersin,
Kelurahan Sukahurip Kecamatan hidung berair, hidung tersumbat, hidung
Tamansari RT 003 RW 008 Kota gatal disertai dengan gejala pada mata
Tasikmalaya. ataupun pada saluran nafas bagian
bawah.
PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan gejala rinitis alergi yang
didapatkan bahwa gejala ritinis alergi dialami oleh responden sesudah
yang dialami oleh responden sebelum melakukan Cuci hidung dengan
melakukan Cuci hidung dengan menggunakan cairan NaCl 0,9% -rata
menggunakan cairan NaCl 0,9% rata-rata gejala rinitis alergi yaitu 4.6 gejala
gejala rinitis alergi yaitu 8.32 gejala. dengan standar deviasi 1.497 point.
Melihat dari data tersebut dapat Melihat dari data tersebut menunjukkan
dikemukakan bahwa gejala-gejala yang adanya penurunan gejala rinitis alergi dua
dikemukakan oleh responden mengarah minggu setelah dilakukan intervensi cuci
pada rinitis alergi. Langkah awal yang hidung menggunakan larutan NaCl 0,9%.
dilakukan responden yaitu dengan Pelaksanaan cuci hidung dengan
memeriksakan ke tenaga kesehatan, hasil memberikan terapi adjuvan dengan cara
diagnososis penyakit yang dialami bukan membilas rongga hidung dan sinus
penyakit asma atau eksim namun rhinitis menggunakan larutan NaCl 0,9% yang
alergi. Selama ini penghobatan yang dilakukan 2 kali sehari dalam 14 hari.
dilakukan berupa tindakan medis berupa Hasil yang diperoleh setelah
obat-obatan dari Puskesmas. intervensi tersebut didapatkan responden
Hasil kuesioner gejala yang utama mengatakan gejalanya seperti bersin
dirasakan oleh responden adalah bersin, berkurang, hidung sudah mulai tidak
hidung berair, hidung tersumbat, hidung mengeluarkan lendir encer, nafasnya
gatal dan sedikit responden yang sudah lega, tidak merasa gatal, mata tidak
mengalami hilang penciuman. Hal ini berair dan tidak merah serta hilangnya
mengindikasikan bahwa semua batuk-batuk. kondisi ini menyebabkan
responden mengalami gejala bersin responden dapat beristirahat dengan
sebagai gejala utama yang disertai cukup.
dengan gejala pada mata (merah, berair Penurunan gejala tersebut
dan gatal, ataupun pada saluran nafas diakibatkan karena sekret pada rongga
bagian bawah seperti batuk. hidung sudah dapat hilang karena
Snell, (2012) mengatakan gejala dibersihkan setelah menggunakan
adalah serangan bersin yang berulang. NaCl0,9% yang membantu
Bersin merupakan gejala normal, yang mengeluarkan partikel yang memicu
merupakan mekanisme fisiologik, yaitu inflamasi, serta menurunkan jumlah
proses pembersihan diri (self cleaning mediator inflamasi di mukosa sehingga
process). Bersin dianggap patologik, bila dapat mengurangi inflamasi pada mukosa
terjadinya lebih dari lima kali setiap hidung. Perbaikan gejala klinis terjadi
serangan terutama merupakan gejala akibat mekanisme kerja dari cuci hidung
pada reaksi alergi fase cepat dan kadang- yang bekerja membilas mukosa hidung

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 202


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 2 September 2022

dari zat-zat iritan sehingga proses chloride (Sodium Klorida). Kandungan


inflamasi dapat ditekan serta ion natrium pada cairan NaCl 0,9%
memperbaiki fungsi mukosiliar klirens berefek langsung terhadap sel epitel. Ion
pada mukosa hidung dan sinus natrium dapat mencegah keluarnya
peranafasan. kalsium dari silia sehingga mencegah
Hasil penelitian didapatkkan rata- berkurangnya frekuensi denyut silia
rata gejala rinitis alergi sebelum akibat ion kalsium (Brown & Graham,
intervensi cuci hidung dengan 2004).
menggunakan cairan NaCl 0,9% Hal ini sejalan dengan penelitian
mengalami penurunan gejala rinitis Immanuel yang menunjukkan adanya
alergi. Gejala awal yang dialami oleh perbedaan signifikan penggunaan larutan
responden cukup banyak dengan rata-rata salin hipertonis dan isotonis terhadap
delapan gejala seperti bersin, hidung penurunan waktu transpor mukosiliar.
berair, hidung tersumbat, hidung gatal Larutan salin hipertonis menurunkan
disertai dengan gejala pada mata ataupun kekentalan daripada lendir mukus,
pada saluran nafas bagian bawah dan sehingga mempengaruhi waktu transpor
gejala lainnya. Setelah intervensi gejala mukosiliar. Salin hipertonis juga
tersebut mulai hilang walaupun tidak mengurangi edema mukosa secara difusi
semua gejala hilang walaupun masih ada melalui kandungan osmolaritasnya.
responden yang merasakan gejala rinitis Larutan ini dapat mengiritasi membran
alergi. Data tersebut mengindikasikan rongga hidung (Josefino G. Hernandez,
bahwa cuci hidung dengan menggunakan 2007).
cairan NaCl 0,9% dapat menurunkan Hasil penelitian ini sesuai dengan
gejala penyakit yang dialami responden. Harvey et al (2012) yang menemukan
Hal ini diperkuat dengan hasil uji statistik bahwa cuci hidung dengan NaCl 0,9%
menggunakan paired test didapatkan nilai cukup berperan dalam mengurangi gejala
thitung sebesar 18.102 point (>ttabel : 1,686) klinis dari rinitis alergi dengan
dan p value 0,000 (<0,05). Hal ini mekanisme menurunkan produksi
menunjukkan bahwa cuci hidung dengan postnasal drip, sekresi cairan,
menggunakan cairan NaCl 0,9% efektif mempercepat perbaikan mukosa dan
dapat menurunkan gejala rinitis alergi mengurangi gejala sumbatan hidung.
pada masyarakat di lingkungan Penelitian Hermelingmeire, et al., (2012)
Kelurahan Sukahurip Kecamatan menunjukkan bahwa cairan tersebut
Tamansari RT 003 RW 008 Kota terbukti dapat menurunkan jumlah dari
Tasikmalaya. netrofil dan eosinofil pada mukosa
Menurut analisis peneliti adanya hidung, yang secara nyata diobservasi
pengaruh dari cuci hidung tersebut pada sekret hidung dari beberapa pasien
sebagai peranan cuci hidung terhadap dalam waktu 2 minggu.
perbaikan gejala hidung. Penggunaan Berdasarkan uraian tersebut dapat
cuci hidung berkaitan dengan pergerakan dikemukakan bahwa pengunaan NaCl
silia, pembersihan mukus, dan juga 0,9% dapat menurunkan gejala artinitis
waktu transpor mukosiliar. Cuci hidung alergi yaitu dengan cara dibasuh pada
dengan larutan salin dapat meningkatkan hidung. Karena kandungan cairan
pergerakan mukus tersebut ke arah tersebut mengandung ion natrium berefek
nasofaring. Lapisan mukus juga langsung terhadap sel epitel. Ion natrium
mengandung beberapa mediator dapat mencegah keluarnya kalsium dari
inflamasi seperti histamin, prostaglandin, silia sehingga yang efektif dapat
leukotrien, defensins dan protein lain membersihkan rongga hidung dengan
yang akan dibersihkan melalui bilasan cara membantu mengeluarkan partikel
hidung menggunakan larutan salin. yang memicu inflamasi (debris, bakteri,
Membersihkan mukosa hidung alergen, dan fungi), serta menurunkan
menggunakan NaCl 0,9%, NaCl jumlah mediator inflamasi di mukosa
(Natrium Klorida) merupakan senyawa sehingga dapat mengurangi inflamasi
yang dikenal juga dengan sodium pada mukosa hidung.

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 203


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 2 September 2022

Anticevich, S., Brignardello-


PENUTUP Petersen, R., Canonica, G. W.,
Gejala rinitis alergi sebelum Casale, T., Chavannes, N. H.,
melakukan Cuci hidung dengan Correia de Sousa, J., Cruz, A. A.,
menggunakan cairan NaCl 0,9% pada Cuello-Garcia, C. A., Demoly, P.,
masyarakat di lingkungan Kelurahan Dykewicz, M., Etxeandia-
Sukahurip, Kecamatan Tamansari RT Ikobaltzeta, I., Florez, I. D.,
003 RW 008 Kota Tasikmalaya yaitu Fokkens, W., Fonseca, J., …
sebanyak 8 gejala seperti bersin, hidung Schünemann, H. J. (2017). Allergic
berair, hidung tersumbat, hidung gatal, Rhinitis and its Impact on Asthma
mata gatal, mata merah, mata berair dan (ARIA) guidelines—2016 revision.
batuk. Journal of Allergy and Clinical
Rata-rata gejala rinitis alergi Immunology, 140(4), 950–958.
setelah melakukan Cuci hidung dengan https://doi.org/10.1016/j.jaci.2017.0
menggunakan cairan NaCl 0,9% pada 3.050
masyarakat di lingkungan Kelurahan Hermelingmeier, K. E., Weber, R. K.,
Sukahurip, Kecamatan Tamansari RT Hellmich, M., Heubach, C. P., &
003 RW 008 Kota Tasikmalaya yaitu Mösges, R. (2012). Nasal irrigation
sebanyak 4 gejala seperti bersin, hidung as an adjunctive treatment in
berair, hidung tersumbat dan hidung gatal allergic rhinitis: A systematic
Cuci hidung dengan menggunakan review and meta-analysis. American
cairan NaCl 0,9% efektif terhadap gejala Journal of Rhinology and Allergy,
rinitis alergi pada masyarakat di 26(5).
lingkungan Kelurahan Sukahurip https://doi.org/10.2500/ajra.2012.26
Kecamatan Tamansari RT 003 RW 008 .3787
Kota Tasikmalaya. Josefino G. Hernandez. (2007). No Title.
Diharapkan melakukan penelitian Philippine Journal of
yang serupa menggunakan kelompok Otolaryngology-Head and Neck
kontrol ataupun variabel lain untuk Surgery, Vol. 22 No.
menguji bagaimana pengaruhnya https://doi.org/DOI:
terhadap efektivitas terapi cuci hidung https://doi.org/10.32412/pjohns.v22
menggunakan NaCl 0,9% pada pasien i1-2.807
rinitis alergi, seperti faktor perbedaan Sukidjo Notoatmodjo. (2012). No Title
usia, suku, jenis kelamin, adanya (Cetakan Ke). PT. Rineka Cipta.
penambahan obat, durasi melakukan cuci Hernandez JG. Nasal Saline Irrigation for
hidung, ataupun faktor lainnya yang Sinonasal Disorders. Philipp J
diprediksi dapat mempengaruhi Otolaryngol Head Neck Surg. 2011
efektivitasnya. Dec;22(1,2):37-9.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi
REFERENSI penelitian kesehatan (Cetakan
Barham, H. P., & Harvey, R. J. (2015). VI). Jakarta: Penerbit PT. Rineka
Nasal saline irrigation: Therapeutic Cipta.
or homeopathic. In Brazilian Snell RS, editors. Anatomi Klinik Untuk
Journal of Otorhinolaryngology Mahasiswa Kedokteran. 6th ed.
(Vol. 81, Issue 5, pp. 457–458). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
Elsevier Editora Ltda. EGC; 2012
https://doi.org/10.1016/j.bjorl.2015.
07.002 BIODATA PENULIS
Brown, C. L., & Graham, S. M. (2004). Ana ikhsan Hidayatulloh adalah
Nasal irrigations: good or bad? In seorang dosen keperawatan di Univeritas
Curr Opin Otolaryngol Head Neck Bhakti Kencana, lulusan Magister
Surg (Vol. 12). Universitas Padjajaran Peminatan
Brożek, J. L., Bousquet, J., Agache, I., Keperawatan Medikal Bedah.
Agarwal, A., Bachert, C., Bosnic-

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 204


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. 10 No. 2 September 2022

Yani Sriyani adalah seorang dosen


keperawatan di Univeritas Bhakti
Kencana, lulusan Magister Universitas
Muhammadiyah Jakarta Peminatan
Keperawatan Medikal Bedah.
Fani rachmini adalah mahasiswa
lulusan Univeritas Bhakti Kencana
PSDKU Tasikmalaya Tahun 2020/2021.

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 205


https://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan/index

You might also like