Professional Documents
Culture Documents
FULL TEXT RIZKY PATIN Ready New
FULL TEXT RIZKY PATIN Ready New
LEMBAR PENGESAHAN
Disetujui oleh
drh. Irvan Firmansyah Syah Zainal Arifin Wahyu Puji Astiyani, S.Pi.,M.Sc
NIP. 198202142008011005 NIP. 19920215 201902 2 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktik kerja lapang III.
Kegiatan praktek dilakukan di Cabang Dinas Kelutan Dan Perikanan Wilayah Utara
(CDKP WU) Subang, Jawa Barat. Topik laporan yang diambil adalah pembenihan
ikan Patin Siam (Pangasius hypophthalmus). Pada penyusunan laporan ini penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Dede Hermawan, S.Pi., M.Si selaku Kepala Cabang Dinas Kelautan Dan
Perikanan Wilayah Utara (CDKP WU) Subang, Jawa Barat
2. H. Karnaen, S.IP selaku Kepala sub bagian tata usaha
3. H. Khairuman SP selaku Kepala seksi pendayagunaan pesisir, laut dan
pulau-pulau kecil
4. DH. Guntur prabowo A.Pi MM selaku Direktur Polteknik Kelautan Dan
Perikanan Pangandaran
5. Ega Adity Prama, S.Pi.,M.Si selaku Ketua program studi Budidaya Ikan
6. drh. Irvan Firmansyah Zainal Arifin selaku Dosen pembimbing I
7. Wahyu Puji Astyani, S.Pi.,M.Sc selaku Dosen pembimbing II
8. Bpk Sarya selaku pembimbing lapangan komoditas Lele
9. Bpk Wahiman selaku pembimbing lapangan komoditas Patin
10. Bapak Adam, Bapak Tarwa, Bapak Adi, Bapak Arman, Bapak Jamal selaku
pegawai dalam komoditas patin
11. Beberapa pihak yang telah memberi nasihat, saran dan informasi yang
dapat membantu penulis dalam penyusunan laporan praktik kerja lapang III.
Serta,
12. Rekan satu kelompok di CDKP WU Subang, Jawa Barat yaitu Andika, Reza,
dan Wastiti yang telah bekerja keras dalam mengikuti kegiatan PKL III,
sehingga dapat menyelesaikan tugas dengan baik.
Demikian yang dapat penulis sampaikan dan mohon maaf apabila dalam
penulisan laporan, terdapat banyak kekurangan, maka kritik dan saran dari Anda
sangat saya butuhkan. Semoga laporan hasil kegiatan PKL III ini dapat bermanfaat.
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................ 1
iii
5.3 Seleksi Induk ............................................................................................................ 14
5.4 Pemijahan ................................................................................................................. 16
5.5 Penetasan Telur ....................................................................................................... 18
5.6 Panen Larva ............................................................................................................. 19
5.7 Paska Panen ............................................................................................................ 20
5.8 Analisis Usaha.......................................................................................................... 21
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
viii
BAB I PENDAHULUAN
1
Budidaya, Hatchery, serta ketenagakerjaan yang ahli dibidangnya. Oleh karena
itu, CDKPWU dapat mendukung kegiatan praktik kerja apa ng III.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktik kerja lapang III antara lain :
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Morfologi
Pada umumnya Ikan patin memiliki badan memanjang berwarna putih
seperti perak dengan punggungnya kebiru-biruan, panjang tubuhnya dapat
mencapai 120 cm atau lebih. Kepala relatif kecil dengan mulut terletak di ujung
agak ke bawah (interior), pada sudut mulut terdapat dua pasang kumis pendek
yang berfungsi sebagai peraba. Tubuh tidak memilik sisik. Ciri khas ikan patin
siam (Pangasius hypophthalmus) yaitu memiliki punggung lurus, mulai dari
punggung sampai pangkal ekor. Keunggulan dari ikan patin siam (Pangasius
hypophthalmus) antara lain pertumbuhannya cepat (bongsor) mencapai 7
gram/hari, daya produksinya tinggi, dan daya tahan yang tinggi terhadap
berbagai kondisi perairan tawar. Kelemahan ikan patin siam (Pangasius
hypophthalmus) adalah dagingnya berwarna kuning kemerahan, sehingga belum
memenuhi standar pasar ekspor. (Rukmana RH Dan Yudirachman HH. 2016)
3
berukuran lebih besar hingga menjadi ikan muda memakan paramecium, larva
artemia, cladocera (Moina sp, Daphnia sp, Bosmina sp, Sida sp, Diaphanosoma
sp, Chidorus sp, dan lain-lain), copepod dan sebagainya.
4
BAB III TINJAUAN UMUM DAN LOKASI PKL
5
yaitu sub unit Jatisari-Karawang, sub unit Wanayasa-Purwakarta, dan sub unit
Kapetakan-Indramayu.
6
Selain itu, CDKP WU Subang juga memiliki 3 sub unit yaitu sub unit
Wanayasa, Jatisari dan Kapetakan. Tenaga kerja yang dimiliki CDKP WU
Subang terdiri dari 74 orang yaitu 30 orang PNS dan 44 orang THL (tabel III.2).
Tabel III.2 Data Tenaga Kerja
Pegawai
Tenaga Harian Lepas
No Tenaga Kerja Negeri Sipil
(THL)
(PNS)
1 CDKP Wu Subang 15 19
2 Sub Unit Wanayasa 12 14
3 Sub Unit Jatisari 3 10
4 Sub Unit Kapetakan 1
Total 30 44
7
BAB IV METODOLOGI
8
4.4 Alat Dan Bahan
1. Seleksi Induk
Alat dan bahan dalam kegiatan seleksi induk terdapat pada tabel IV.4.
Tabel IV.4 Seleksi Induk
No Alat Bahan
1 Jaring ukuran 7 x 3,5 x 3 m Induk ikan Patin Siam (Pangasius
hypophthalmus)
2 Karung
3 Sarung tangan
4 Kateter
2. Persiapan Bak Penetasan
Alat dan bahan dalam kegiatan persiapan bak penetasan terdapat pada
tabel IV.5.
Tabel IV.5 Persiapan Bak Penetasan
No Alat Bahan
1 Happa 1 x 1 m Larva ikan Patin Siam (Pangasius
hypophthalmus)
2 Corong
3 Bak bundar
4 Cangkir/gelas
3. Pemijahan (Proses Stripping)
Alat dan bahan dalam kegiatan pemijahan terdapat pada tabel IV.6.
Tabel IV.6 Pemijahan
No Alat Bahan
1 Spoit Ikan Patin Siam (Pangasius
hypophthalmus) Jantan Dan Betina
2 Baskom NaCl
3 Bulu Ayam Hormon Ovaprim®
4 Kain/handuk Hormon HCG (Human Chorionic
Gonadotropin)
5 Happa 2,5 x 5 x 1 m Aquabides
6 Bambu
7 Sarung tangan
9
4. Panen Larva
Alat dan bahan dalam kegiatan panen larva terdapat pada tabel IV.7 dan
tabel IV.8.
Tabel III.7 Panen Larva
No Alat Bahan
1 Happa 1 X 1 m Larva ikan Patin Siam (Pangasius
hypophthalmus)
2 Corong
3 Bak bundar
4 Jaring dengan ukuran 0,01 mm
5 Sendok ukur/scupping
Tabel IV.8 Packing Larva
No Alat Bahan
1 Baskom Larva ikan Patin Siam (Pangasius
hypophthalmus)
2 Jaring halus ukuran 0,01 mm Karet
3 Tabung oksigen Selang
4 Hiblow Batu aerator
5 Air
6 Plastik ukuran (40 x 60 cm)
10
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
11
Parameter jenis ikan Patin unggulan didasarkan pada beberapa kriteria.
Karakteristik patin unggulan terdiri dari sintasan benih atau presentase jumlah
ikan yang hidup dalam kurun waktu tertentu, kelulus hidupan atau survival rate
(SR), pertumbuhan, adaptasi lingkungan, ketahanan penyakit dan feed
convertion ratio (FCR) atau berapa banyak pakan (Kg) yang diberikan untuk
menghasilkan 1 kg daging ikan. Secara umum, karakteristik ikan Patin unggulan
di Indonesia disajikan dalam tabel V.10.
Tabel V.10 Karakteristik Strain Ikan Patin Unggulan.
No Parameter Strain Ikan Patin
Siam Jambal Pasopati
1 Sintasan benih 200,000 butir 100,000 butir 100,000 butir
2 Survival rate (SR) 99% 90% 80%
3 Pertumbuhan 1,300 g/ekor, 1,000 g/ekor,
waktu 8 bulan waktu 8 bulan
4 Adaptasi Baik Baik Baik
lingkungan
5 Ketahanan Tahan Tahan Tahan
penyakit
6 Feed convertion 1:1.4 1:1.4 1:0.2
ratio (FCR)
12
Gambar 5 Pemberian Pakan Indukan Ikan Patin Siam (Pangasius
hypophthalmus) Dan Pakan Induk
Pemberian pakan dilakukan 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan sore hari.
FR (feeding rate) yang diberikan 2%/hari. Kandungan nutrisi pada pakan buatan
ini adalah protein 36-38%, lemak 5-6%, serat kasar maksimal 4%, abu 10%, air
11%,dan vitamin c minimal 300 ppm.
Kolam indukan di CDKP WU Subang terdapat 40 kolam dengan luas 300
m². Padat tebar indukan dalam satu kolam 1 ekor/ 2 m. ikan patin Siam
(Pangasius hypophthalmus) termasuk ikan yang tahan terhadap berbagai macam
kondisi air tawar. Sehingga dapat tahan dari serangan hama maupun penyakit.
Kegiatan praktik kerja lapang III belum ditemukan adanya induk ikan Patin
yang sakit, tetapi banyak ditemukannya hama. Hama tersebut cenderung
sebagai kompetitor. Mengganggu dalam hal wilayah dan pencarian makanan.
Hama yang didapat seperti larva ikan, ikan Nila, ikan Mas, ikan Tawes, Udang-
udangan, Kepiting dan sebagainya. Salah satu upaya penanganannya adalah
pancing secara manual.
13
Gambar 6 Bak Bundar Dan Wadah Corong
Wadah corong dan bak fiber sebelum digunakan perlu dibersihkan
terlebih dahulu agar terhindar dari berbagai kotoran yang mungkin dapat
merusak telur ikan patin. Pembersihannya dapat menggunakan cara sifon yaitu
penarikan kotoran atau mikroorganisme menggunakan selang dan menggunakan
kain atau sikat. Setelah wadah dibersihkan isi wadah corong dengan air bersih
sebanyak 1 L dan bak fiber sebanyak 50 L (gambar 7).
14
Tabel V.11 Karakteristik Induk Patin Matang Gonad.
No Karakteristik Patin Jantan Patin Betina
1 Postur tubuh Langsing/ramping dan Lebar dan pendek
panjang
2 Perut Lembek, halus dan
membesar
3 Genital Membengkak dan Membengkak dan
papila/urogenital berwarna merah tua berwarna merah tua
Seleksi induk ikan perlu diperhatikan agar telur yang dihasilkan dapat
memenuhi target. Indukan yang matang gonad dapat diketahui menggunakan
alat bantu berupa kateter. Kateter salah satu alat sederhana yang dibuat dari
spuit dan selang kecil (silkolatex) dengan ukuran 8/10 mm. Cara penggunaannya
hanya dengan memasukkan selang tersebut kedalam lubang genital induk ikan
Patin betina kemudian tarik perlahan dengan spuit dan keluarkan lagi dengan
spuit. Letakkan di atas punggung tangan, bentuk seperti huruf S. Hal ini
dimaksudkan untuk mengetahui apakah telur dari indukan tersebut layak atau
siap dipijahkan. Ciri telur yang matang adalah kental, berwarna kuning, dan
padat atau strukturnya rapat (gambar 8).
15
Gambar 9 Seleksi Induk Ikan Patin Siam
5.4 Pemijahan
Kegiatan pembenihan yang dilakukan hanya terfokus pada pemijahan
ikan Patin Siam (Pangasius hypophthalmus). Patin Siam mulai dipijahkan di
Indonesia pada tahun 1980. Kegiatan pemijahan di CDKP WU Subang
menggunakan sistem intensif (buatan), yang nantinya ada proses stripping
(gambar 10).
Pemijahan ikan secara intensif, yaitu pemijahan ikan yang terjadi dengan
memberikan rangsangan hormon untuk mempercepat kematangan gonad serta
proses ovulasinya dilakukan secara buatan dengan teknik stripping/pengurutan
(Gusrina. 2008). Indukan jantan maupun betina disuntik secara bergantian
menggunakan hormon ovaprim ® dan HCG (Human Chorionic Gonadotropin)
(gambar 11).
16
Hormon HCG diperuntukkan untuk indukan betina dengan tujuan untuk
memperbanyak sel telur yang ada didalam tubuh induk. Sedangkan, hormon
ovaprim® adalah hormon yang berfungsi untuk merangsang dan memacu
hormon gonadotropin pada tubuh ikan sehingga dapat mempercepat proses
ovulasi dan pemijahan (Monijung R, et all. 2013). Dosis yang digunakan adalah
HCG (500 IU/kg) dan ovaprim ® (0.3 ml/kg (jantan) dan 0.6 ml/kg (betina)).
Penyuntikan pada induk menggunakan spoit dengan ukuran 1 ml.
disuntikkan di bagian punggung (dorsal fin) dengan kemiringan 45°. Tujuannya
agar obat atau hormon dapat cepat masuk kedalam jaringan otot induk. Selain
itu, penyuntikan yang dilakukan di bagian punggung relatif lebih aman.
Setelah proses penyuntikan, indukan dibiarkan selama 8-12 jam
kemudian dilakukan proses stripping. Kegiatan Stripping/pengurutan dilakukan
secara hati-hati dan benar agar telur dapat keluar dengan optimal dan tidak
merusak organ dalam tubuh induk. Inudukan yang pertama distripping adalah
jantan. Cara stripping indukan dimulai dari pangkal kepala ikan sampai ke lubang
genital. Diurut menggunakan tekanan ibu jari secara perlahan. Dalam kegiatan
stripping jantan perlu disediakannya es batu dan NaCl, NaCl selain sebagai
pengencer juga digunakan untuk menjaga sperma agar tetap hidup sedangkan
es batu untuk mengawetkan sperma atau menjaga suhu sperma tersebut agar
tetap segar. Proses selanjutnya pencampuran sel telur dan sperma (gambar 12).
17
telur hingga tercampur rata. Setelah itu bersihkan telur dengan air bersih dan
telur siap untuk dimasukkan ke dalam wadah corong.
Induk ikan Patin dapat mengeluarkan telur 200,000 butir telur.
Berdasarkan hasil pengamatan fekunditas ikan patin sebesar 323,500. Nilai ini
cukup tinggi, sehingga dapat dikatakan ikan Patin di CDKP WU Subang memiliki
fekunditas yang tinggi (tabel V.12.).
Tabel V.12 Data Fekunditas Telur Ikan Patin Siam
No Hari/ Jumlah Rata-rata Rata-rata Jumlah Fekunditas/induk
Tanggal induk biomassa biomassa telur (1 gr)
(ekor) awal (g) akhir (g) butir
1 30 April 18 5,000 4,700 955 286,500
19
2 08 Mei 12 3,500 3,200 1,085 325,500
2019
3 13 Mei 19 3,000 2,700 1,195 358,500
2019
Rata-rata 16 4,000 3,500 1,078 323,500
Berdasarkan data fekunditas telur ikan Patin. induk ikan Patin Siam
dapat mengeluarkan telur 323,500 butir telur per induk, dengan bobot telur yang
dikeluarkan masing – masing indukan adalah 300 gr. Sehingga produktivitas telur
ikan patin siam dapat mencapai 5,176,000 butir telur.
18
Wadah corong dengan volume 0.017 m³ mampu menampung telur
dengan kapasitas 390,000 butir. Setelah telur masuk, saluran air yang mengarah
ke corong dinyalakan dengan debit air 36-76 ml/detik. Tujuan pengadukan telur
agar tercukupi oksigennya sama hanlnya dengan aerasi dan mempercepat
penetasan, di dalam wadah corong terdapat lubang pengeluaran (outlet) yang
mengarah ke bak fiber. Outlet tersebut di pasang pipa dengan ukuran 1 ½ in
Sebagai saluran larva untuk masuk ke bak penampungan, sebelumnya bak fiber
tersebut telah dilapisi oleh happa dengan ukuran 1x1 m yang bermesh size 0.01
mm sebagai wadah penampungan larva ikan Patin.
19
scupping dengan takaran 10,000 dan 20,000. Kemudian, dimasukkan ke dalam
plastik packing yang telah berisi air. Larva dikemas, diikat rapi menggunakan
karet dan penambahan oksigen, dengan perbandingan 1:3 (gambar 15).
20
Gambar 16 Sistem Pegiriman Terbuka (Kiri) Dan Tertutup (Kanan)
Distribusi ikan Patin Siam telah tersebar di seluruh Indonesia. Daerah
penyebarannya yaitu Jawa, Sumatra dan Kalimantan. Pada praktiknya, Di CDKP
WU Subang hanya mendistribusikan di daerah pulau Jawa. Karena, permintaan
konsumen lebih banyak di pulau Jawa dari pada di luar Jawa.
21
BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Kegiatan praktik kerja lapang III dilaksanakan di Cabang dinas kelautan
dan perikanan wilayah utara (CDKP WU) Subang, Jawa Barat. Kegiatan yang
diambil adalah pembenihan ikan Patin Siam (Pangasius hypophthalmus).
Kegiatan pembenihan yang dilakukan adalah pemeliharaan induk, persiapan
wadah penetasan, seleksi induk, pemijahan, penetasan telur, panen larva, dan
pasca panen. Dalam hal ini, semua kegiatan telah terlaksana dan telah
mengetahui cara pembenihan ikan patin khususnya jenis Patin Siam (Pangasius
hypophthalmus).
6.2 Saran
Kegiatan pembenihan salah satu segmen awal dari budidaya. Dalam hal
ini, fekunditas telur perlu diperhitungkan untuk memprediksi banyaknya larva
yang dihasilkan. Sekaligus, sebagai tolak ukur kualitas indukan. Peralatan yang
memadai sangat diperlukan. Untuk itu, Adanya peralatan yang kurang terawat
perlu diperhatikan agar menunjang kegiatan pembenihan.
22
DAFTAR PUSTAKA
23
LAMPIRAN
24
Pipa ½ inci 12 Rp 20,000/Buah Rp 240,000
16
Buah
Pipa 1 ½ inci 12 Rp 20,000/Buah Rp 240,000
17
Buah
Selang ½ 25 Rp 1,500/Meter Rp 37,500
18
Meter
Seser halus (0,01 4 Rp 20,000/Buah Rp 80,000
19
mm) Buah
Jaring besar (7 x 1 Rp 95,000/Buah Rp 95,000
20
3,5 x 3 m) Buah
Scuping 2 Rp 5,000/Biji Rp 10,000
21
Buah
Batu aerasi 10 Rp 2,000/Biji Rp 20,000
22
Buah
Gelas plastik 1 Rp 15,000/Biji Rp 15,000
23
Buah
Total Biaya Rp 39,310,000
Biaya Variabel
Biaya Variabel adalah biaya yang hanya dikeluarkan oleh balai untuk
melakukan proses produksi dan nilainya tergantung pada volume produksi
(Hendra. 2016) (tabel 15).
Tabel IV.15 Biaya Variabel
25
Pasang 10,000/Pasang
Karung 5 Rp 1,500/Buah Rp 7,500
19
Karung
20 Bambu 3 Buah Rp 10,000/Buah Rp 30,000
Karet gelang (100 5 Pcs Rp 4,500/Pcs Rp 22,500
21
gr)
Pakan vitality-BS 28 Kg Rp 20,000/Kg Rp 576,000
22
990
Total Biaya Variabel Rp 5,216,000
Biaya Total
Biaya total merupakan total biaya produksi dan biaya operasional yang
dikeluarkan selama produksi 1 bulan.
Total Biaya Produksi
= Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp 39,310,000 + Rp 5,216,000
= Rp 44,526,000
26
ROI merupakan pengembalian atas investasi dari hasil bagi antara
keuntungan usaha dengan biaya total produksi yang dinyatakan dalam persen.
Rumus ROI sebagai berikut (Yunita I. 2017).
ROI = Keuntungan : Total Biaya x 100%
= Rp 986,533,200 : Rp 44,526,000 x 100%
= 22.15 %
Kriteria ROI :
- Jika ROI > i (tingkat suku bunga yang belaku ), maka usaha layak
diusahakan.
- Jika ROI < i (tingkat suku bunga yang berlaku), maka usaha tidak layak
diusahakan ( Soekartawi, 2006).
Benefit/Cost Ratio
Benefit/Cost Ratio merupakan alat analisa untuk mengukur tingkat
kelayakan di dalam proses produksi usahatani. (Soekartawi, 2006).
Benefit Cost Ratio (B/C) = B:C
= Rp 986,533,200 : Rp 44,526,000
= 22,15
Jika B/C Ratio > 0, maka usaha yang dijalankan mengalami keuntungan
atau prospek untuk dikembangkan. Jika B/C Ratio < 0, maka usaha tersebut
mengalami kerugian atau tidak layak untuk dikembangkan. Selanjutnya jika B/C
Ratio = 0 maka usaha berada pada titik impas (Break Event Point).
27
= Total Biaya : Harga Penjualan
= Rp 44,526,000: Rp 5 / ekor
= 8,905,200 ekor
R/C Ratio
R/C Ratio adalah perbandingan revenue (penerimaan) dan cost (biaya)
merupakan parameter yang digunakan untuk meng analisis kelayakan suatu
usaha. Rasio tersebut menentukan nilai rupiah yang diterima dengan nilai rupiah
yang dikeluarkan sebagai biaya.
R/c Ratio = Penerimaan : Total Biaya Produksi
= Rp 1,031,059,200 : Rp 44,526,000
= 23.15
28
Lampiran 2 Jurnal Kegiatan PKL III
No Hari/Tanggal Waktu Kegiatan
(WIB)
1 Senin, 22 April 2019 08,00 Pengarahan dari kepala tata usaha
09,30 Pindah ikan patin
Penyuntikan indukan betina ikan patin siam
21,00 dengan hormon HCG
2 Selasa, 23 April 2019 07,30 Apel pagi
08,00 Seleksi induk jantan
Persiapan plastik packing benih
20,00 Penyuntikan hormon ovaprim ®
3 Rabu, 24 April 2019 06,30 Stripping indukan ikan patin siam
07,30 Apel pagi
08,00 Perhitungan fekunditas
09,00 Stripping lanjutan
Pemasangan happa dengan mesh size 0,001
20,00 mm
4 Kamis, 24 April 2019 07,30 Apel pagi
08,00 Panen larva
5 Jum'at, 26 April 2019 07,00 Pengajian
6 Sabtu, 27 April 2019
7 Minggu, 28 April 2019
8 Senin, 29 April 2019 07,30 Apel pagi
08,30 Seleksi indukan betina patin siam
Penyuntikan indukan betina ikan patin siam
21,00 dengan hormon hcg
9 Selasa, 30 April 2019 07,30 Apel pagi
08,30 Seleksi indukan jantan patin siam
Penyuntikan ovaprim ® pada indukan jantan
21,00 patin siam
Penyuntikan ovaprim ® pada indukan betina
22,00 patin siam
07,30-
10 Rabu, 01 Mei 2019 12,00 Stripping indukan ikan patin siam
29
11 Kamis, 02 Mei 2019 07,30 Apel pagi
08,30 Panen larva patin siam
10,00 Packing larva patin siam
15,30 Panen nila
Tiba di lokasi penanaman mangrove dan
12 Jum'at, 03 Mei 2019 07,30 pembersihan sampah
08,00-
11,00 Kegiatan bakti sosial di desa belanakan
13 Sabtu, 04 Mei 2019
14 Minggu, 05 Mei 2019
15 Senin, 06 Mei 2019
16 Selasa, 07 Mei 2019 08,30 Seleksi induk betina patin siam
17 Rabu, 08 Mei 2019 07,30 Apel pagi
08,30 Pengepakan plastik packing
10,00 Seleksi indukan jantan patin siam
18 Kamis, 09 Mei 2019 07,30 Apel pagi
08,00 Stripping indukan patin siam
08,30 Pembersihan kolam filter
11,00 Stripping indukan patin siam
19 Jum'at, 10 Mei 2019 07,00 Pengajian
08,30 Packing larva patin siam
20 Sabtu, 11 Mei 2019 09,00 Seleksi indukan patin siam
Penyuntikan indukan betina ikan patin siam
21,00 dengan hormon hcg
Penyuntikan indukan patin siam dengan
21 Minggu, 12 Mei 2019 21,00 ovaprim®
22 Senin, 13 Mei 2019 08,30 Stripping indukan patin siam
23 Selasa, 14 Mei 2019 07,30 Apel pagi
08,30 Panen larva patin siam
24 Rabu, 15 Mei 2019 07,30 Apel pagi
09,00 Pindah ikan patin
25 Kamis, 16 Mei 2019 07,30 Apel pagi
08,00 Panen nila
26 Jum'at, 17 Mei 2019 08,00 Panen nila
30
27 Sabtu, 18 Mei 2019
28 Minggu, 19 Mei 2019
29 Senin, 20 Mei 2019 07,30 Apel pagi
08,30 Seleksi indukan patin siam
Penyuntikan indukan betina ikan patin siam
21,00 dengan hormon hcg
30 Selasa, 21 Mei 2019 07,30 Apel pagi
Penyuntikan indukan patin siam dengan
21,00 ovaprim®
31 Rabu, 22 Mei 2019 07,30 Apel pagi
08,30 Stripping indukan patin siam
32 Kamis, 23 Mei 2019 07,30 Apel pagi
08,30 Panen larva
15,00 Panen larva
33 Jum'at, 24 Mei 2019 07,30 Pengajian
34 Sabtu, 25 Mei 2019 07,30 Packing calon induk patin siam
35 Minggu, 26 Mei 2019
36 Senin, 27 Mei 2019 08,30 Seminar hasil praktik kerja lapang iii
37 Selasa, 28 Mei 2019 07,30 Apel pagi
Pengiriman pakan ke Sub Unit Jatisari-
12,00 karawang
38 Rabu, 29 Mei 2019 07,30 Apel pagi
08,00 Perpisahan dengan CDKP WU Cijengkol
31
Lampiran 3 Foto Kegiatan PKL III
32
Pemasangan Happa Dan Perhitungan Larva
Thermometer Handuk
33
Pakan Indukan Dan Calon Induk
34
Teko Ukur Termos
Plastik Packing Uk 40 X 60 Cm
Pompa Dan Karet Gelang 100 Gr
35