You are on page 1of 33

ii

iii
iv
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL LAPORAN

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Tujuan Praktikum............................................................................... 1
1.2. Landasan Teori................................................................................... 1
1.2.1. Air Sadah ................................................................................ 1
1.2.2. Karakteristik Air ..................................................................... 2
1.2.3. Pengolahan Air Sadah menjadi Air minum ............................ 3
1.2.4. Penanggulangan Air Sadah ..................................................... 4
BAB II METODOLOGI ....................................................................................... 6
2.1. Alat dan Bahan ................................................................................... 6
2.2. Tahapan Pengolahan Air Sadah dan Analisa Kesadahan .................. 7
2.3. Prosedur Kerja Pembuatan Reagen .................................................... 8
2.4. Prosedur Kerja Pengolahan Air Sadah ............................................... 8
2.5. Prosedur Kerja Analisa Kadar Ca dalam Air ..................................... 8
2.6. Prosedur Kerja Analisa kadar Mg dalam Air ..................................... 9
2.7. Prosedur Kerja Analisa Kadar Total Hardness dalam Air ................. 9
BAB III DATA PENGAMATAN....................................................................... 15
3.1. Data Pengamatan ........................................................................... 15
3.2. Pengolahan Data ............................................................................ 15
3.2.1 Perhitungan Kadar Ca2+ dan Mg2+ ................................... 16
3.2.2 Perhitungan Kadar Total Hardness ....................................... 16
3.2.3 Perhitungan Persen Penurunan Kadar Ca dan Mg................17
BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................20
BAB V KESIMPULAN .......................................................................................22
5.1. Kesimpulan......................................................................................22
5.2. Saran ................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 3.1.1.Data Pengamatan Kadar Ca2+ Pada Sampel… .......................... 15

Tabel 3.1.2.Data Pengamatan Kadar Mg2+ Pada Sampel… ..........................16

vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 2.1.2. Perancangan Alat Pengolahan Air ..................................7

Gambar 2.1.2. Perancangan Alat Analisa Kadar Ca2+ ............................ 8

Gambar 2.1.2. Perancangan Alat Analisa Mg2+ .................................... 9

Gambar 2.2.5. Bagan Tahapan Pengolahan Air Sadah ......................... 14

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Percobaan Praktikum

1. Mempelajari analisis Hardness dalam air


2. Mengetahui logam penyebab Hardness dalam air

3. Menganalisa kadar Ca2+ dan Mg2+ serta kesadahan total dalam air

1.2. Landasan Teori

1.2.1. Air Sadah

Air sadah adalah istilah yang digunakan pada air yang mengandung
kation penyebab kesadahan. Pada umumnya kesadahan disebabkan oleh
adanya logamlogam atau kation-kation yang bervalensi 2,seperti Fe, Sr, Mn,
Ca dan Mg, tetapi penyebab utama dari kesadahan adalah kalsium(Ca) dan
magnesium (Mg). Kalsium dalam air mempunyai kemungkinan bersenyawa
dengan bikarbonat, sulfat, khlorida dan nitrat, sementara itu magnesium
dalam air kemungkinan bersenyawa dengan bikarbonat, sulfat dan khlorida.
(Marsidi,R. 2011).
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu didalam
air. Umumnya Ca dan Mg. Air sadah adalah air yang memiliki kadar
mineral yang tinggi. Sedangkan air lunak adalah air yang memiliki kadar
mineral yang rendah.
Air sadah tidak begitu bahaya untuk diminum, namun dapat
menyebabkan beberapa masalah. Air sadah dapat menyebabkan
pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa dan keran. Air sadah
juga menyebabkan pemborosan sabun dirumah tangga, dan air yang sudah
bercampur sabun dapat membentuk gumpalan yang sukar dihilangkan.
Dalam industri, kesadahan air diawasi dengan ketat untuk mencegah
kerugian. Untuk menghilangkan kesadahan biasanya digunakan zat kimia,

1
ataupun dengan menggunakan resin penukar ion (Sihombing, 2019, hal.
28).
Berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation (Ca2+ atau Mg2+),
airsadah digolongkan menjadi dua jenis, yaitu air sadah sementara dan air
sadah tetap. Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion
bikarbonat (HCO3-), khususnya senyawa kalsium bikarbonat(Ca(HCO3)2)
dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Disebut air sadah sementara
karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air
membebaskan ion Ca2+ dan atau Mg2+ .

Tingkat kesadahan di berbagai tempat perairan berbeda-beda, pada


umumnya air tanah mempunyai tingkat kesadahan yang tinggi, hal ini terjadi
karena air tanah mengalami kontak dengan batuan kapur yang ada pada lapisan
tanah yang dilalui air. Air permukaan tingkat kesadahannya rendah (air lunak),
kesadahan non karbonat dalam air permukaan bersumber dari calsium sulfat
yang terdapat dalam tanah liat dan endapan lainnya.
1.2.1. Karakteristik Air

1. Ph

Pembatas pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa, korosifitas


air dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa lebih toksid
dalam bentuk molekuler. Dimana disosiasi senyawa-senyawa tersebut
dipengaruhi pH.
2. DO (Disolved Oxygen)

DO dalah adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal


dari fotosintesa dan absorpsi atmosfer atau udara. Makin banyak jumlah
DOmaka kualitas air semakin baik.
3. BOD ( biological oxygen demand)

BOD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh


mikroorganisme untuk menguraikan bahan-bahan organik atau zat pencemar
yang terdapat di dalam air buangan secara biologi. BOD dan

2
COD digunakan untuk memonitoring kapasitas self purification badan air
penerima.

4. COD (chemical oxygen demand)

COD adalah banyaknya oksigen yang dibutuhkan untuk


mengoksidasi bahan-bahan organik secara kimia.
5. Kesadahan

Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas pemakaian


sabun, namun sebaliknya dapat memberikan rasa yang segar. Di dalam
pemakaian untuk industri (air ke Telkom air pendingin atau pemanas) adanya
kesadaran dalam air tidak dikehendaki. Kesadaran yang tinggi bisa
disebabkanoleh adanya kadar reduksi terlarut yang tinggi dalam air.
1.2.2. Pengolahan Air Sadah menjadi Air Minum

Pengolahan air merupakan suatu proses yang digunakan untuk


membuat air baku atau air limbah menjadi air yang dapat diterima bagi
pengguna akhir sesuai dengan standar yang dibutuhkan (diinginkan) termasuk
air bersih, air minum, air untuk industri, air pengobataan dan air untuk
keperluan lainnya. Tujuan dari semua proses pengolahan air yang ada adalah
menghilangkan kontaminan dalam air, atau mengurangi konsentrasi
kontaminan dalam air tersebut sehingga menjadi air yang dibutuhkan sesuai
kebutuhan (pengguna akhir) tanpa merugikan daampak ekologis. Proses-
proses yang terlibat dalam pemisahan kontaminan dapat menggunakan proses
fisik se[perti menetap dan penyaringan kimia seperti desinfeksi dan koagulasi.
Selain itu proses biologi juga digunakan dalam pengolahan air limbah, proses-
proses ini dapat meliputi, mencampur dengan udara, diaktifkan lumpur ataiu
saringan pasir padat (Sihombing, 2019, hal. 4).
Pengolahan air sadah menjadi air minum antara lain :

A. Aerasi

Aerasi dalam pengolahan air berfungsi melarutkan oksigen kedalam


air untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut dalam air, dalam

3
campuran tersuspensi lumpur aktif dalam bioreactor dan melepaskan
kandungan gas-gas yang terlarut dalam air, serta membantu pengadukan air.
Pada alat pengolahan air sungai ini digunakan tray aerator yangdisusun
secara bertingkat.

B. Filtrasi

Filtrasi adalah pemisahan partikel zat padat dari fluida melalui


medium penyaring atau septum. Dengan carbon filter sebagai sarana proses
filtrasi untuk jenis-jenis material yang terdapat dalam air, seperti bau,
kekeruhan serta warna-warna yang mungkin timbul pada air baku dan
menyaring kotoran dengan ukuran antara 1 s/d 2 mm.
C. Adsorbsi

Adsorpsi terjadi karena molekul-molekul pada permukaan zat padat


atau zat cair yang memiliki gaya tarik dalam keadaan tidak setimbang yang
cenderung tertarik kea arah dalam. Ketidakseimbangan gaya tarik tersebut
mengakibatkan zat padatatau zat cair yang digunakan sebagai adsorben
cenderung menarik zat-zat lain yang bersentuhan dengan permukaannya
(Sudirjo, 2005).
D. Desinfeksi

Air lewat melalui suatu pipa bersih untuk dipanaskan dengan sinar Ultra
violet (UV). Sinar ultra violet dapat secara efektif menghancurkan virus dan
bakteri. Sistem UV ini tergantung pada jumlah energi yang diserap sehingga
dapat menghancurkan organisme yang terdapat pada air tersebut.
1.2.3. Penanggulangan Air Sadah

Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu di dalam


air. Umumnya kalium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam
karbonat. Air sadah adalah air yang didalamnya terlarut garam- garam
kalsium dan magnesium, air sadah tidak baik untuk mencuci karenaion Ca
dan Mg akan berikatan dengan sisa asam karbohidrat pada sabun dan
membentuk endapan sehingga sabun tidak berbuih. Air sadah dibagi
menjadi dua yaitu air sadah sementara dan air sadah tetap. Air sadah

4
sementara yaitu air yang kesadahannya disebabkan oleh kalsium,
magnesium, karbohidrat, dan bikarbonat, sedangkan air sadah permanen
atau tetap disebabkan oleh garam kalsium sulfat dan klorida.
Untuk menghilangkan kesadaahan biasanya digunakan berbagai zat

kimia, ataupun dengan menggunkaan resin penukar ion. Kesadahan dapat


berupa kesadahan umum dan kesadahan karbonat. Kesadahan lainnya adalah
jenis kesadahan sementara dan kesadahan tetap. Penanganan kesadahan
dapat dilakukan dengan menggunakan Reverse Osmosis (RO) atau deioniser
(DI). Metode ion termasuk dalam metode yang mahal. Penanggulangan lain
daoat berupa digunakan dengan melakukan ion exchanger (Sihombing,
2019, hal. 28-29).

5
BAB II
METODOLOGI
2.1. Alat dan Bahan
2.1.1. Alat

1. Erlenmeyer 250 ml : 3 buah


2. Erlemeyer 250 ml : 1 buah
3. Corong Kaca :2 buah
4. Bola Hisap : 3 buah
5. Pipet Tetes : 2 buah
6. Spatula : 1 buah
7. Buret : 2 buah
8. Statif dan Klem : 1 set
9. Beaker Glass 500 ml : 2 buah
10. Pipet Volume 25 ml : 1 buah
11. Pipet Ukur 1 ml : 2 buah
12. Pipet ukur 5 ml : 1 buah
13. Pipet ukut 10 ml : 1 buah
14. Beaker Glass 100 ml : 2 buah
15. Beaker Glass 50 ml : 2 buah

2.1.1 Bahan
1. Air Sungai : 60 ml
2. Aquadest : 200 ml
3. KOH 50% : 8 ml
4. Indikator NaNa : ¼ spatula
5. EDTA 0,01 M : 9,4 ml
6. KCN 10% : 1 ml
7. HONH2HCL 10% : 10 tetes, 1 ml
8. Buffer 10 ml : 4 ml
9. Indikator EBT : 6 tetes

6
2.1.2. Gambar Rangkaian

A. Perancangan Alat pengolahan air


12

11

10

Gambar 2.1.2 Perancangan alat pengolahan air


Keterangan:
1. Saringan Aquarium

2. Batu kerikil

3. Saringan Aquarium

4. Pasir halus

5. Saringan Aquarium

6. Pasir kasar

7. Saringan Aquarium

8. Arang

7
9. Saringan Aquarium

10. Zeolit

11. Batu kerikil

12. Ijuk

B. Perancangan Alat Analisa Ca2+

1 2 3 5 6
4
Gambar 2.1.2. Perancangan Alat Analisa Kadar Ca2+
Keterangan :

1. Larutan KOH 50%

2. Indikator NaNa

3. Hasil titrasi Air Sungai Sesudah Filtrasi

4. Hasil titrasi Air Sungai Sebelum Filtrasi

5. Larutan HONH2HCL 10%

6. Larutan Na2EDTA

8
C. Perancangan Alat Analisa Mg2+

1 3 4 57. 6 7
2
Gambar 2.1.2. alat analisa Mg2+

Keterangan :

1. Larutan EBT

2. Larutan KCN 10%

3. Larutan Buffer 10%

4. Larutan HONH2HCL 10%

5. Larutan Na2EDTA

6. Hasil titrasi Air Sungai Sesudah Filtrasi

7. Hasil titrasi Air Sungai Sebelum Filtrasi

2.1.3 Tahapan Pengolahan Air Sadah

1. Alat dan bahan disiapkan.

2. Alat dan bahan yang akan digunakan dicuci terlebih dahulu.

3. Akuarium dilubangi sebesar ukuran kran air lalu kran air dipasang pada
akuarium.

9
4. Bak sedimentasi yang telah di buat, diletakkan diatas kursi.

5. Bahan yang akan digunakan disusun.

6. Busa filtrasi dimasukkan ke dalam bak sedimentasi sebagai lapisan


pertama,ukurannya menyesuaikan bentuk bak sedimentasi.
7. Batu zeolit dimasukkan sebagai lapisan kedua pada bak sedimentasidengan
tujuan sebagai penyangga dan memberi riang pada air.
8. Kemudian diberi sekat diatasnya dengan busa filtrasi.

9. Kerikil diletakkan dilapisan yang ketiga.

10. Pasir silika diletakkan di atas lapisan kerikil.

11. Busa filtrasi diletakkan di lapisan selanjutnya.

12. Lapisan selanjutnya kembali diberi sekat busa filtrasi.

13. Lapisan selanjutnya diletakkan arang, dan di atas arang diletakkan


ijuk.

14. Kembali diberi busa filtrasi di lapisan selanjutnya

15. Pasir putih diletakkan di atas busa filtrasi dan ditutup kembali dengan
busa filtrasi.
16. Ijuk diletakkan kembali di lapisan paling atas.
2.1.4. Perancangan Alat

1. Alat dan bahan disiapkan.

2. Kolom media filtrasi dibersihkan.

3. Saringan Akuarium dimasukkan kedalam kolom media filtrasi.

4. Batu Krikil dimasukkan ke dalam media filtrasi.

5. Saringan Akuarium dimasukkan kedalam kolom media filtrasi.

6. Pasir halus dimasukkan kedalam kolom media filtrasi.

7. Pasir halus dimasukkan kedalam kolom media filtrasi

8. Saringan Akuarium dimasukkan kedalam kolom media filtrasi.

10
9. Arang dimasukkan kedalam kolom filtrasi.

10. Saringan Akuarium dimasukkan kedalam kolom media filtrasi.

11. Zeolit dimasukkan ke dalam kolom media filtrasi

12. Batu Krikil dimasukkan ke dalam kolom media filtrasi.

13. Ijuk dimasukkan ke dalam kolom media filtrasi.

14. Alat yang telah dirancang dibersihkan dengan mengalirkan air dari
bawah media.

15. Air yang keluar dari hasil pencucian diperhatikan, jika sudah jernih,
maka pencucian dihentikan.

16. Air dari media filtrasi dialirkan hingga habis

17. Air sungai dimasukkan sebanyak 1 liter ke dalam alat filtrasi. Dan
hidupkan stopwatch. Kemudian air hasil filtrasi ditampung pada beaker
glass.

18. Waktu alir dicatat dan volume air hasil filtrasi diukur.

19. Debit air dihitung.

2.2 Prosedur kerja

2.2.1 Prosedur Pembuatan Reagen

1. KCN 10% disimpan dalam botol plastik (beracun).

2.Hydroksi Amonium Chlorida (HONH2HCl)

3. Buffer pH 10 Timbang dengan teliti 67,5 gr NH4Cl , tambahkan 570 ml


NH3 pekat,setelah larut jadikan jadi 11 dengan aquades.

4. Larutan indikator EBT 0,5% Larutkan 0,5 gram EBT dalam 10 ml


metanol, tambahkan 0,5 gram HONH2HCl simpan dalam botol plastik.

5. Larutan EDTA 0,01 M standart .

6. Timbang dengan teliti 3,7224 gr NA2EDTA yang telah dikeringkan

dalam oven pada temperature 80oC dilarutkan jadi 1 liter dengan

11
aquades.

7. KOH 50% Larutkan 250 gram KOH dalam 500 ml aquadest , simpan
dalam botol plastik.

8. Indikator NaNa Larutkan 0,5 gram NaNa ( 2 Oxy-4 sulfo Naptilozo). (20,V
1-3 Napthoic acid) dalam 100 ml etanol , tambahkan 0,5 gram HONH2HCl
, simpan dalam botol warna gelap (coklat).
2.2.2 Prosedur Kerja Pengolahan Air Sadah

1. Buatlah larutan (air sadah CaCl2 0,1 N ; MgSO4 0,05 N).

2. Buatlah larutan NaOH 0,1 N sebanyak 200 ml sebagai aktivatorzeolit.

3. Timbang zeolit sebanyak 80 gram, kemudian masukkan kedalam


beakerglass 500 ml.
4. Masukkan NaOH 0,1 N kedalam beaker gelas berisi zeolid, kemudian
diaduk.

5. Larutan ini dibiarkan 24 jam. Kemudian dimasukkan kedalam corong


buchner yang telah terpasang dengan pompa vakum.
6. Hidupkan pompa vacum agar larutan terpisah dari zeolit.

7. Buang larutan hasil penyaringan.

8. Lakukan penyaringan dengan alirkan sampel kedalam corong buchner


yang telah terpasang dengan pompa vacum.

9. Lakukan Analisa kadar Ca, Mg dan Total Hardness pada air hasil
penyaringan.

10. Analisa hasil yang dilakukan adalah perubahan konsentrasisetelah air


sadah dilewatkan pada zeolit.
2.2.3. Prosedur Kerja Analisa Kadar Ca2+ dalam Air
1. Pipet sampel air sungai sebelum filtrasi kedalam erlenmeyer 25 ml.

2. Tambahkan 50 ml Aquades.

3. Tambahkan 4ml KOH 50% setelah tercampur sempurna biarkan

12
selama 5 menit.
4. Tambahkan 0,5 ml HONH2HCl 10% goyang sampai rata

5. Tambahkan ¼ spatula indikator mureksid.

6. Titrasi dengan Larutan EDTA 0,01 M sampai perubahan dari warna


merah muda menjadi biru gelap.
7. Dilakukan prosedur kerja yang sama untuk sampel air sungai sesudah
filtrasi

2.2.4. Prosedur Kerja Analisa Kadar Mg2+ dalam Air

1. Pipet sampel air sungai sebelum filtrasi kedalam erlenmeyer


sebanyak 25 ml.
2. Tambahkan 50 ml Aquades.

3. Tambahkan 0,5 ml KCN 10% .

4. Tambahkan 5 tetes HONH2HCl 10%.

5. Tambahkan 2 ml buffer.

6. Tambahkan ¼ spatula indikator EBT.

7. Titrasi dengan Larutan EDTA 0,01 M sampai perubahan dari


warna merah menjadi biru.
8. Dilakukan prosedur kerja yang sama untuk sampel air
sungai sesudah filtrasi.
2.2.5. Prosedur Kerja Analisa Kadar Total Hardness Dalam Air

1. Pipet sampel yang mengandung Ca dan Mg kedalam erlenmeyer.

2. Tambahkan aquadest dan 0,5 ml KCN 10%.

3. Tambahkan 5 ml HONH2HCl 10% .

4. Tambahkan 2 ml buffer pH 10.

5. Tambahkan ¼ spatula indikator EBT dan aduk rata.

6. Titrasi dengan EDTA 0,01 M.

13
2.2.5 Bagan Tahapan Pengolahan Air Sadah dan Total
Hardness Dalam Air

Gambar 2.4.6 Bagan Tahapan Air Sadah dan Analisanya

14
BAB III
DATA DAN PENGOLAHAN DATA

3.1 Data Pengamaatan


3.1.1 Data pengamatan Penetapan Kadar Ca2+ Pada Sampel

Tabel 3.1 Data Kadar Ca2+ Pada Sampel


Sampel Vol Vol Vol Vol. Indikator Vol
sampel Aquadest KOH HONH2HCl NaNa Titrasi
(ml) (ml) 50% (ml) (Spatula) Na2EDTA
(ml) (ml)
Air
Sungai 25 50 4 0,5 ¼ 2,8
Sebelum
Filtrasi
Air
Sungai 25 50 4 0,5 ¼ 1,8
Setelah
Filtrasi

Pengamatan kadar Ca2+ pada sampel (Air sungai dan Air Filtrasi)
Sampel + Aquadest Larutan tidak berwarnaLarutan
diagitasi
Larutan tidak berwarna + KOH 50%
tidak berwarna
5 menit

Larutan tidak berwarna + HONH2HCl 10% Larutan tidak berwarna


Larutan tidak berwarna + Indikator NaNa Larutan ungu

Larutan merah muda dititrasi dengan Larutan Biru


EDTA 0,01 M

15
3.1.2 Data pengamatan Penetapan Kadar Mg2+ Pada Sampel
Tabel 3.2 Data Kadar Mg2+ Pada Sampel
Vol Vol Vol Vol Vol Vol Ind Vol
Sampel Sampel Aquades KCN HONH 2 Buffer EBT Titrasi
10% HCl Ph 10 EDTA
(ml) (ml) (ml) 10% (tetes) (spatula) (ml)
(ml)
Air 5 50 0,5 5 2 3 3
sungai
Sebelum
filtrasi
Air 5 50 0,5 5 2 3 1,8
Sungai
sesudah
filtrasi

Pengamatan kadar Mg2+ pada sampel (Air sungai dan Air Filtrasi)
Sampel + Aquadest Larutan tidak berwarnaLarutan
tidak berwarna + KCN 10% Larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna + HONH2HCl 10% Larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna + buffer pH 10 Larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna + indikator EBT Larutan Biru
Larutan merah lembayung Larutan Biru
Dititrasi

3.1.1 Perhitungan kadar Ca2+ dan Mg2+


a. Perhitungan kadar Ca2+
1. Air sungai sebelum filtrasi
Ca2+= a x1000 x 0,4
v

Ca2+= 2,8 mL x 1000


x 0,4
25ml

= 44,8 ppm

16
Air sungai sesudah filtrasi
Ca2+= a x 1000 x 0,4
v

Ca2+= 1,8 mL x 1000


x 0,4
25𝑚𝑙

= 28,8 ppm
a. Perhitungan kadar Mg2+
• Air sungai sebelum filtrasi
𝑎
Mg2+ = 𝑏
- 1000 x 0,243
𝑉 𝑀𝑔 𝑉 𝐶𝑎

3 2,8
Mg2+ = − x1000 x 0,243
5 25
2+
Mg = 118,584 ppm
• Air sungai sesudah filtrasi
𝑎
Mg2+ = 𝑏
- x 1000 x 0,243
𝑉 𝑀𝑔 𝑉 𝐶𝑎

1,8 1,8
Mg2+ = − x1000 x 0,243
5 25

Mg2+ = 69,984 ppm


3.1.2. Perhitungan persen pernurunan kadar Ca2+ dan Mg2+
𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖−𝑠𝑒𝑠𝑢𝑑𝑎ℎ 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
% penurunan Ca2+ = 𝑥 100%
𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
44,8−28,8 𝑝𝑝𝑚
= x 100 %
44,8 𝑝𝑝𝑚

= 35,71 %
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑀𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐴𝑖𝑟 𝐹𝐼𝑙𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
% penurunan Mg2+ = 𝑥 100%
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑀𝑔 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐴𝑖𝑟 𝑆𝑢𝑛𝑔𝑎𝑖
118,584−69,984
= x 100 %
118,584

= 40,98 %

Reaksi
1. Reaksi Penetapan Kadar Ca2+

a. Ca2+ + 2KOH Ca(OH)2 + 2K+


Kalsium Kalium Kalsium Kalium
17
Hidroksida Hidroksida

18
b. Ca(OH)2 + 2HONH2HCl
Kalsium Hidroksi Ammonium
Hidroksida Klorida
CaCl2 + 2NH3 + O2 + 2H2O
Kalsium Amonia Oksigen Air
Klorida
c. 2CaCl2 + H2O(CH2)NH2CH2N CH2COOH2
Kalsium Indikator NaNa Klorida
H2O + Ca2(CH2)2 NH2CH2N CH2COOCl2 + 2H+
Air Larutan lembayung Ion Hidrogen
d.

a. Reaksi Penetapan Kadar Mg2+


Mg2+ + 2KCN Mg(CN)2 + 2K+
Magnesium kalium sianida magnesium sianida kalium
Mg(CN)2 + 2HONH2HCl MgCl2 +
Magnesium sianida hidroksi magnesium klorida magnesium klorida
2NH3 + 2HCN + O2

Amonia asam sianida oksigen

19
20
BAB IV

PEMBAHASAN

Air sadah adalah air yang mengandung ion kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg).
Ion-ion ini terdapat dalam air dalam bentuk sulfat. Kesadahan air biasanya
disebabkan oleh garam karbonat atau garam asamnya. Kation dan anion apa saja yang
terdapat dalam air sadah? Air sadah dikelompokkan menjadi 2, sadah sementara dan
sadah tetap. Sadah sementara artinya kesadahannya mudahdihilangkan, karena hanya

bersifat sementara. Kedua air sadah itu mengandung kation yang sama, yaitu Mg2+

dan Ca2+. Sedang anion sadah sementara adalah ion

bikarbonat, HCO3- dan sadah tetap, Cl- serta SO42-.

Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan air adalah dengan


sabun. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah,
sabun tidak akan menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit sekali busa. Cara
yang lebih kompleks adalah melalui titrasi. Kesadahan air total dinyatakan dalam
satuan ppm berat per volume(w/v) dari CaCO3. Air sadah ini tidak terpisah- pisah

seperti itu. Ion-ion ini dalam air, tercampur semua. Adanya kadar Ca2+ dan

Mg2+ pada air dapat dilihat dengan terjadinya warna biru pada larutan setelah di
titrasi dengan larutan EDTA 0,01 M.. Pada percobaan yang dilakukan maka dapat

diketahui kandungan Ca2+ dan Mg2+ didalam air semakin berkurang karena

kandungan Ca2+ dan Mg2+ pun berkurang.

Adapun hasil praktikum kadar Ca2+ pada sampel air sungai sebelum dan

sesudah filtrasi adalah 44,8 ppm dan 28,8 ppm. dan untuk kadar Mg2+ yang
terkandung dalam sampel air sungai sebelum dan sesudah filtrasi adalah 118,584
ppm dan 69,984 ppm. menurut teori, batas maksimum Mg pada air adalah 38,88
mg/L sehingga dapat diketahui bahwa kandungan Mg pada sampel tidak melebihi
batas maksimum yang telah ditetapkan, sehingga air tersebut

21
masih layak untuk digunakan. dari hasil perhitungan yang telah dilakukan,
diperoleh untuk total hardness air sungai sebelum filtrasi sebesar 244 mg/l
sedangkan total hardness untuk sampel air sungai setelah filtrasi sebesar 132.
Standar kesadahan air berdasarkan Permenkes No.492/MENKES/PER/IV/2010
tentang kualitas air minum yaitu maksimum 500 mg/l. sehingga air tersebut masih

layak untuk digunakan. Penurunan kadar Ca2+ dan Mg2+ yang diperoleh berdasarkan
hasil praktikum yaitu 35,71 % dan 40,98%.

22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan Percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:
1. Analisa hardness dalam air dilakukan dengan menganalissa Kadar

Ca2+yang terkandung dalam air sungai setelah filtrasi semakin menurun,

begitupula dengan kadar Mg 2+ nya. Ini menunjukkan bahwa ketika air


difiltrasi maka kadar Ca maupun Mg akan menurun pada air tersebut.
2. Penyebab kesadahan pada air dapat disebabkan oleh kalsium dan
magnesium, penyebab kesadahan juga bisa berupa ion logam lain seperti
garam-garam bikarbonat dan sulfat.

3. Kadar Ca2+ yang diperoleh untuk sampel air sungai sebelum dan sesudah

filtrasi ialah 44,8 ppm dan 28,8 ppm dan kadar Mg2+ yang diperoleh untuk
air sungai sebelum dan sesudah filtrasi adalah 118,584 ppm dan 69,984
ppm. sehingga dapat disimpulkan bahwa air tersebut masih layak untuk
digunakan, karena belum melebihi standar batas yang telah ditentukan
yaitu adalah 32,4mg/L.

4. Penurunan kadar Ca2+ dan Mg2+ yang diperoleh berdasarkan hasil


praktikum yaitu 35,71 % dan 40,98%.

5.2. Saran
Disarankan untuk melakukan pengujian Ca2+ dan Mg2+ dengan
menggunakan air yang digunakan pada kehidupan sehari-hari agar dapat
diketahui kadar logam Ca2+ dan Mg2+ dalam air tersebut.

23
DAFTAR PUSTAKA
Budianto,S & Haryanto,T. 2017. Analisis perubahan konsentrasi Total suspended
solids (TSS) dampak bencana Lumpur Sidoarjo menggunakan Citra Landsat
Multi Temporal (Studi kasus: Sungai Porong, Sidoarjo). ITS: Surabaya

H.Gede Cahyana. 2010. Variansi Teknologi pengurangan kesadahan dalam


pengolahan Air minum. Jurnal Sosioteknologi Terapan, Volume XV,

Jiyah, dkk. 2017. Studi Distribusi Total Suspended Solid (TSS) di perairan pantai
kaabupaten Demak mengunnakan Citra Landsat. Semarang : Universitas
Diponegoro.

Sihombing, Juna. 2020. Penuntun Praktikum Pengelolaaan Air daan Limbah.


Medan : Politeknik Teknologi Kimia Industri.

Sulistyani, dkk,2011.Uji kesadahan Air Tanah didaerah sekitar pantai kecamatan kembang
provinsi jawa tengah, Malang : Universitas Negeri Jakarta.
LAMPIRAN
Gambar pengambilan sampel air sungai

You might also like