Professional Documents
Culture Documents
Bundel Air Sadah Kel 2
Bundel Air Sadah Kel 2
iii
iv
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL LAPORAN
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1. Tujuan Praktikum............................................................................... 1
1.2. Landasan Teori................................................................................... 1
1.2.1. Air Sadah ................................................................................ 1
1.2.2. Karakteristik Air ..................................................................... 2
1.2.3. Pengolahan Air Sadah menjadi Air minum ............................ 3
1.2.4. Penanggulangan Air Sadah ..................................................... 4
BAB II METODOLOGI ....................................................................................... 6
2.1. Alat dan Bahan ................................................................................... 6
2.2. Tahapan Pengolahan Air Sadah dan Analisa Kesadahan .................. 7
2.3. Prosedur Kerja Pembuatan Reagen .................................................... 8
2.4. Prosedur Kerja Pengolahan Air Sadah ............................................... 8
2.5. Prosedur Kerja Analisa Kadar Ca dalam Air ..................................... 8
2.6. Prosedur Kerja Analisa kadar Mg dalam Air ..................................... 9
2.7. Prosedur Kerja Analisa Kadar Total Hardness dalam Air ................. 9
BAB III DATA PENGAMATAN....................................................................... 15
3.1. Data Pengamatan ........................................................................... 15
3.2. Pengolahan Data ............................................................................ 15
3.2.1 Perhitungan Kadar Ca2+ dan Mg2+ ................................... 16
3.2.2 Perhitungan Kadar Total Hardness ....................................... 16
3.2.3 Perhitungan Persen Penurunan Kadar Ca dan Mg................17
BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................20
BAB V KESIMPULAN .......................................................................................22
5.1. Kesimpulan......................................................................................22
5.2. Saran ................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
BAB I
PENDAHULUAN
3. Menganalisa kadar Ca2+ dan Mg2+ serta kesadahan total dalam air
Air sadah adalah istilah yang digunakan pada air yang mengandung
kation penyebab kesadahan. Pada umumnya kesadahan disebabkan oleh
adanya logamlogam atau kation-kation yang bervalensi 2,seperti Fe, Sr, Mn,
Ca dan Mg, tetapi penyebab utama dari kesadahan adalah kalsium(Ca) dan
magnesium (Mg). Kalsium dalam air mempunyai kemungkinan bersenyawa
dengan bikarbonat, sulfat, khlorida dan nitrat, sementara itu magnesium
dalam air kemungkinan bersenyawa dengan bikarbonat, sulfat dan khlorida.
(Marsidi,R. 2011).
Kesadahan air adalah kandungan mineral-mineral tertentu didalam
air. Umumnya Ca dan Mg. Air sadah adalah air yang memiliki kadar
mineral yang tinggi. Sedangkan air lunak adalah air yang memiliki kadar
mineral yang rendah.
Air sadah tidak begitu bahaya untuk diminum, namun dapat
menyebabkan beberapa masalah. Air sadah dapat menyebabkan
pengendapan mineral, yang menyumbat saluran pipa dan keran. Air sadah
juga menyebabkan pemborosan sabun dirumah tangga, dan air yang sudah
bercampur sabun dapat membentuk gumpalan yang sukar dihilangkan.
Dalam industri, kesadahan air diawasi dengan ketat untuk mencegah
kerugian. Untuk menghilangkan kesadahan biasanya digunakan zat kimia,
1
ataupun dengan menggunakan resin penukar ion (Sihombing, 2019, hal.
28).
Berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation (Ca2+ atau Mg2+),
airsadah digolongkan menjadi dua jenis, yaitu air sadah sementara dan air
sadah tetap. Air sadah sementara adalah air sadah yang mengandung ion
bikarbonat (HCO3-), khususnya senyawa kalsium bikarbonat(Ca(HCO3)2)
dan atau magnesium bikarbonat (Mg(HCO3)2). Disebut air sadah sementara
karena kesadahannya dapat dihilangkan dengan pemanasan air
membebaskan ion Ca2+ dan atau Mg2+ .
1. Ph
2
COD digunakan untuk memonitoring kapasitas self purification badan air
penerima.
A. Aerasi
3
campuran tersuspensi lumpur aktif dalam bioreactor dan melepaskan
kandungan gas-gas yang terlarut dalam air, serta membantu pengadukan air.
Pada alat pengolahan air sungai ini digunakan tray aerator yangdisusun
secara bertingkat.
B. Filtrasi
Air lewat melalui suatu pipa bersih untuk dipanaskan dengan sinar Ultra
violet (UV). Sinar ultra violet dapat secara efektif menghancurkan virus dan
bakteri. Sistem UV ini tergantung pada jumlah energi yang diserap sehingga
dapat menghancurkan organisme yang terdapat pada air tersebut.
1.2.3. Penanggulangan Air Sadah
4
sementara yaitu air yang kesadahannya disebabkan oleh kalsium,
magnesium, karbohidrat, dan bikarbonat, sedangkan air sadah permanen
atau tetap disebabkan oleh garam kalsium sulfat dan klorida.
Untuk menghilangkan kesadaahan biasanya digunakan berbagai zat
5
BAB II
METODOLOGI
2.1. Alat dan Bahan
2.1.1. Alat
2.1.1 Bahan
1. Air Sungai : 60 ml
2. Aquadest : 200 ml
3. KOH 50% : 8 ml
4. Indikator NaNa : ¼ spatula
5. EDTA 0,01 M : 9,4 ml
6. KCN 10% : 1 ml
7. HONH2HCL 10% : 10 tetes, 1 ml
8. Buffer 10 ml : 4 ml
9. Indikator EBT : 6 tetes
6
2.1.2. Gambar Rangkaian
11
10
2. Batu kerikil
3. Saringan Aquarium
4. Pasir halus
5. Saringan Aquarium
6. Pasir kasar
7. Saringan Aquarium
8. Arang
7
9. Saringan Aquarium
10. Zeolit
12. Ijuk
1 2 3 5 6
4
Gambar 2.1.2. Perancangan Alat Analisa Kadar Ca2+
Keterangan :
2. Indikator NaNa
6. Larutan Na2EDTA
8
C. Perancangan Alat Analisa Mg2+
1 3 4 57. 6 7
2
Gambar 2.1.2. alat analisa Mg2+
Keterangan :
1. Larutan EBT
5. Larutan Na2EDTA
3. Akuarium dilubangi sebesar ukuran kran air lalu kran air dipasang pada
akuarium.
9
4. Bak sedimentasi yang telah di buat, diletakkan diatas kursi.
15. Pasir putih diletakkan di atas busa filtrasi dan ditutup kembali dengan
busa filtrasi.
16. Ijuk diletakkan kembali di lapisan paling atas.
2.1.4. Perancangan Alat
10
9. Arang dimasukkan kedalam kolom filtrasi.
14. Alat yang telah dirancang dibersihkan dengan mengalirkan air dari
bawah media.
15. Air yang keluar dari hasil pencucian diperhatikan, jika sudah jernih,
maka pencucian dihentikan.
17. Air sungai dimasukkan sebanyak 1 liter ke dalam alat filtrasi. Dan
hidupkan stopwatch. Kemudian air hasil filtrasi ditampung pada beaker
glass.
18. Waktu alir dicatat dan volume air hasil filtrasi diukur.
11
aquades.
7. KOH 50% Larutkan 250 gram KOH dalam 500 ml aquadest , simpan
dalam botol plastik.
8. Indikator NaNa Larutkan 0,5 gram NaNa ( 2 Oxy-4 sulfo Naptilozo). (20,V
1-3 Napthoic acid) dalam 100 ml etanol , tambahkan 0,5 gram HONH2HCl
, simpan dalam botol warna gelap (coklat).
2.2.2 Prosedur Kerja Pengolahan Air Sadah
9. Lakukan Analisa kadar Ca, Mg dan Total Hardness pada air hasil
penyaringan.
2. Tambahkan 50 ml Aquades.
12
selama 5 menit.
4. Tambahkan 0,5 ml HONH2HCl 10% goyang sampai rata
5. Tambahkan 2 ml buffer.
13
2.2.5 Bagan Tahapan Pengolahan Air Sadah dan Total
Hardness Dalam Air
14
BAB III
DATA DAN PENGOLAHAN DATA
Pengamatan kadar Ca2+ pada sampel (Air sungai dan Air Filtrasi)
Sampel + Aquadest Larutan tidak berwarnaLarutan
diagitasi
Larutan tidak berwarna + KOH 50%
tidak berwarna
5 menit
15
3.1.2 Data pengamatan Penetapan Kadar Mg2+ Pada Sampel
Tabel 3.2 Data Kadar Mg2+ Pada Sampel
Vol Vol Vol Vol Vol Vol Ind Vol
Sampel Sampel Aquades KCN HONH 2 Buffer EBT Titrasi
10% HCl Ph 10 EDTA
(ml) (ml) (ml) 10% (tetes) (spatula) (ml)
(ml)
Air 5 50 0,5 5 2 3 3
sungai
Sebelum
filtrasi
Air 5 50 0,5 5 2 3 1,8
Sungai
sesudah
filtrasi
Pengamatan kadar Mg2+ pada sampel (Air sungai dan Air Filtrasi)
Sampel + Aquadest Larutan tidak berwarnaLarutan
tidak berwarna + KCN 10% Larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna + HONH2HCl 10% Larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna + buffer pH 10 Larutan tidak berwarna
Larutan tidak berwarna + indikator EBT Larutan Biru
Larutan merah lembayung Larutan Biru
Dititrasi
= 44,8 ppm
16
Air sungai sesudah filtrasi
Ca2+= a x 1000 x 0,4
v
= 28,8 ppm
a. Perhitungan kadar Mg2+
• Air sungai sebelum filtrasi
𝑎
Mg2+ = 𝑏
- 1000 x 0,243
𝑉 𝑀𝑔 𝑉 𝐶𝑎
3 2,8
Mg2+ = − x1000 x 0,243
5 25
2+
Mg = 118,584 ppm
• Air sungai sesudah filtrasi
𝑎
Mg2+ = 𝑏
- x 1000 x 0,243
𝑉 𝑀𝑔 𝑉 𝐶𝑎
1,8 1,8
Mg2+ = − x1000 x 0,243
5 25
= 35,71 %
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑀𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐴𝑖𝑟 𝐹𝐼𝑙𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖
% penurunan Mg2+ = 𝑥 100%
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 𝑀𝑔 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝐴𝑖𝑟 𝑆𝑢𝑛𝑔𝑎𝑖
118,584−69,984
= x 100 %
118,584
= 40,98 %
Reaksi
1. Reaksi Penetapan Kadar Ca2+
18
b. Ca(OH)2 + 2HONH2HCl
Kalsium Hidroksi Ammonium
Hidroksida Klorida
CaCl2 + 2NH3 + O2 + 2H2O
Kalsium Amonia Oksigen Air
Klorida
c. 2CaCl2 + H2O(CH2)NH2CH2N CH2COOH2
Kalsium Indikator NaNa Klorida
H2O + Ca2(CH2)2 NH2CH2N CH2COOCl2 + 2H+
Air Larutan lembayung Ion Hidrogen
d.
19
20
BAB IV
PEMBAHASAN
Air sadah adalah air yang mengandung ion kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg).
Ion-ion ini terdapat dalam air dalam bentuk sulfat. Kesadahan air biasanya
disebabkan oleh garam karbonat atau garam asamnya. Kation dan anion apa saja yang
terdapat dalam air sadah? Air sadah dikelompokkan menjadi 2, sadah sementara dan
sadah tetap. Sadah sementara artinya kesadahannya mudahdihilangkan, karena hanya
bersifat sementara. Kedua air sadah itu mengandung kation yang sama, yaitu Mg2+
seperti itu. Ion-ion ini dalam air, tercampur semua. Adanya kadar Ca2+ dan
Mg2+ pada air dapat dilihat dengan terjadinya warna biru pada larutan setelah di
titrasi dengan larutan EDTA 0,01 M.. Pada percobaan yang dilakukan maka dapat
diketahui kandungan Ca2+ dan Mg2+ didalam air semakin berkurang karena
Adapun hasil praktikum kadar Ca2+ pada sampel air sungai sebelum dan
sesudah filtrasi adalah 44,8 ppm dan 28,8 ppm. dan untuk kadar Mg2+ yang
terkandung dalam sampel air sungai sebelum dan sesudah filtrasi adalah 118,584
ppm dan 69,984 ppm. menurut teori, batas maksimum Mg pada air adalah 38,88
mg/L sehingga dapat diketahui bahwa kandungan Mg pada sampel tidak melebihi
batas maksimum yang telah ditetapkan, sehingga air tersebut
21
masih layak untuk digunakan. dari hasil perhitungan yang telah dilakukan,
diperoleh untuk total hardness air sungai sebelum filtrasi sebesar 244 mg/l
sedangkan total hardness untuk sampel air sungai setelah filtrasi sebesar 132.
Standar kesadahan air berdasarkan Permenkes No.492/MENKES/PER/IV/2010
tentang kualitas air minum yaitu maksimum 500 mg/l. sehingga air tersebut masih
layak untuk digunakan. Penurunan kadar Ca2+ dan Mg2+ yang diperoleh berdasarkan
hasil praktikum yaitu 35,71 % dan 40,98%.
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan Percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan:
1. Analisa hardness dalam air dilakukan dengan menganalissa Kadar
3. Kadar Ca2+ yang diperoleh untuk sampel air sungai sebelum dan sesudah
filtrasi ialah 44,8 ppm dan 28,8 ppm dan kadar Mg2+ yang diperoleh untuk
air sungai sebelum dan sesudah filtrasi adalah 118,584 ppm dan 69,984
ppm. sehingga dapat disimpulkan bahwa air tersebut masih layak untuk
digunakan, karena belum melebihi standar batas yang telah ditentukan
yaitu adalah 32,4mg/L.
5.2. Saran
Disarankan untuk melakukan pengujian Ca2+ dan Mg2+ dengan
menggunakan air yang digunakan pada kehidupan sehari-hari agar dapat
diketahui kadar logam Ca2+ dan Mg2+ dalam air tersebut.
23
DAFTAR PUSTAKA
Budianto,S & Haryanto,T. 2017. Analisis perubahan konsentrasi Total suspended
solids (TSS) dampak bencana Lumpur Sidoarjo menggunakan Citra Landsat
Multi Temporal (Studi kasus: Sungai Porong, Sidoarjo). ITS: Surabaya
Jiyah, dkk. 2017. Studi Distribusi Total Suspended Solid (TSS) di perairan pantai
kaabupaten Demak mengunnakan Citra Landsat. Semarang : Universitas
Diponegoro.
Sulistyani, dkk,2011.Uji kesadahan Air Tanah didaerah sekitar pantai kecamatan kembang
provinsi jawa tengah, Malang : Universitas Negeri Jakarta.
LAMPIRAN
Gambar pengambilan sampel air sungai