Professional Documents
Culture Documents
Asuhan Keperawatan Mengenai Cairan Elektrolit Tubuh
Asuhan Keperawatan Mengenai Cairan Elektrolit Tubuh
Elektrolit (kelompok9)
KELOMPOK 8 :
GILANG RAMADAN
ISTIQOMAH
NOVITA SARI
RETNO WULANDARI RIPHA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis zat yaitu elektrolit dan non
elektrolit.
Elektrolit
Merupakan zat yang terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan arus listrik.
Elektrolit dibedakan menjadi ion positif (kation) dan ion negatif (anion). Jumlah
kationdan anion dalam larutan adalah selalu sama (diukur dalam miliekuivalen).
o Kation
Kation utama dalam cairan ekstraselular adalah sodium (Na +), sedangkankation
utama dalam cairan intraselular adalah potassium (K +).Suatusistem pompa terdapat
di dinding sel tubuh yang memompa keluar sodiumdan potassium ini.
o Anion
Anion utama dalam cairan ekstraselular adalah klorida (Cl -) danbikarbonat (HCO3 ), -
sedangkan anion utama dalam cairan intraselularadalah ion fosfat (PO 4 ).Karena
3-
kandungan elektrolit dalam plasma dan cairan interstitial pada intinyasama maka
nilai elektrolit plasma mencerminkan komposisi dari cairan ekstraselulertetapi tidak
mencerminkan komposisi cairan intraseluler.
a) Natrium
Natrium sebagai kation utama didalam cairan ekstraseluler dan paling berperan
didalam mengatur keseimbangan cairan. Kadar natrium plasma: 135-145mEq/liter.
Kadarnatrium dalam plasma diatur lewat beberapa mekanisme:
- Left atrial stretch reseptor
- Central baroreseptor
- Renal afferent baroreseptor
- Aldosterone (reabsorpsi di ginjal)
- Atrial natriuretic factor
- Sistem renin angiotensin
-Sekresi ADH
-Perubahan yang terjadi pada air tubuh total (TBW=Total Body Water)
Non elektrolit
Merupakan zat seperti glukosa dan urea yang tidak terdisosiasi dalam cairan. Zat
lainya termasuk penting adalah kreatinin dan bilirubin.
Sedang 6% 5 % - 10 %
Berat 8% 10 % - 15 %
Shock 15-20% 15 % - 20%
asi Dewasa
Terapi untuk dehidrasi (rehidrasi) dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan
cairan untuk rumatan, defisit cairan dan kehilangan cairan yang sedang
berlangsung.
Beberapa pendekatan terangkum dalam tabel 5.
Cararehidrasi:
1) Nilai status rehidrasi (sesuai tabel 4 di atas), banyak cairan yang diberikan (D)
=derajat dehidrasi (%) x BB x 1000 cc
2) Hitung cairan rumatan (M) yang diperlukan (untuk dewasa 40 cc/kgBB/24 jamatau
rumus holliday-segar seperti untuk anak-anak)
3) Pemberian cairan :
o 6 jam I = ½ D + ¼ M atau 8 jam I = ½ D + ½ M (menurut Guillot)
o 18 jam II = ½ D + ¾ M atau 16 jam II = ½ D + ½ M (menurut Guillot)
Kelebihan volume
Kelebihan volume cairan ekstraselular merupakan suatu kondisi akibat iatrogenic
(pemberian cairan intravena seperti NaCl yang menyebabkan kelebihan air dan
NaClataupun pemberian cairan intravena glukosayang menyebabkan kelebihan air)
ataupundapat sekunder akibat insufisiensi renal (gangguan pada GFR), sirosis,
ataupun gagaljantung kongestif.Kelebihan cairan intaseluler dapat terjadi jika terjadi
kelebihancairan tetapi jumlah NaCl tetap atau berkurang.
2. Perubahan konsentrasi
- Hiponatremia
Jika < 120 mg/L maka akan timbul gejala disorientasi, gangguan mental,
letargi,iritabilitas, lemah dan henti pernafasan, sedangkan jika kadar < 110 mg/L
makaakan timbul gejala kejang, koma. Hiponatremia ini dapat disebabkan
oleheuvolemia (SIADH, polidipsi psikogenik), hipovolemia (disfungsi tubuli
ginjal,diare, muntah, third space losses, diuretika), hipervolemia (sirosis, nefrosis).
Keadaan ini dapat diterapi dengan restriksi cairan (Na+ ≥ 125 mg/L) atau NaCl3%
ssebanyak (140-X)xBBx0,6 mg dan untuk pediatrik 1,5-2,5 mg/kg.
Koreksi hiponatremia yang sudah berlangsung lama dilakukan scara
perlahanlahan,sedangkan untuk hiponatremia akut lebih agresif. Untuk menghitung
Naserum yang dibutuhkan dapat menggunakan rumus:
Na= Na1 – Na0 x TBW
keterangan :
Na = Jumlah Na yang diperlukan untuk koreksi (mEq)
Na1 = 125 mEq/L atau Na serum yang diinginkan
Na0 = Na serum yang actual
TBW = total body water = 0,6 x BB (kg)
- Hipernatremia
Jika kadar natrium > 160 mg/L maka akan timbul gejala berupa perubahanmental,
letargi, kejang, koma, lemah. Hipernatremi dapat disebabkan olehkehilangan cairan
(diare, muntah, diuresis, diabetes insipidus, keringatberlebihan), asupan air kurang,
asupan natrium berlebihan. Terapi keadaan iniadalah penggantian cairan dengan
5% dekstrose dalam air sebanyak {(X-140) xBB x 0,6}: 140.
- Hipokalemia
Jika kadar kalium < 3 mEq/L. Dapat terjadi akibat dari redistribusi akut kaliumdari
cairan ekstraselular ke intraselular atau dari pengurangan kronis kadar totalkalium
tubuh. Tanda dan gejala hipokalemia dapat berupa disritmik jantung,perubahan EKG
(QRS segmen melebar, ST segmen depresi, hipotensi postural,kelemahan otot
skeletal, poliuria, intoleransi glukosa. Terapi hipokalemia dapatberupa koreksi faktor
presipitasi (alkalosis, hipomagnesemia, obat-obatan), infuspotasium klorida sampai
10 mEq/jam (untuk mild hipokalemia ;>2 mEq/L) atauinfus potasium klorida sampai
40 mEq/jam dengan monitoring oleh EKG (untukhipokalemia berat;<2mEq/L disertai
perubahan EKG, kelemahan otot yanghebat).Rumus untuk menghitung defisit
kalium:
K = K1 – K0 x 0,25 x BB
Keterangan :
K = kalium yang dibutuhkan
K1 = serum kalium yang diinginkan
K0 = serum kalium yang terukur
BB = berat badan (kg)
- Hiperkalemia
Terjadi jika kadar kalium > 5 mEq/L, sering terjadi karena insufisiensi renal atauobat
yang membatasi ekskresi kalium (NSAIDs, ACE-inhibitor, siklosporin,diuretik). Tanda
dan gejalanya terutama melibatkan susunan saraf pusat(parestesia, kelemahan otot)
dan sistem kardiovaskular (disritmik, perubahanEKG). Terapi untuk hiperkalemia
dapat berupa intravena kalsium klorida 10%dalam 10 menit, sodium bikarbonat 50-
100 mEq dalam 5-10 menit, atau diuretik,hemodialisis.
1) Perubahan komposisi
- Asidosis respiratorik (pH< 3,75 dan PaCO2> 45 mmHg)
Kondisi ini berhubungan dengan retensi CO 2 secara sekunder untuk
menurunkanventilasi alveolar pada pasien bedah. Kejadian akut merupakan akibat
dariventilasi yang tidak adekuat termasuk obstruksi jalan nafas,
atelektasis,pneumonia, efusi pleura, nyeri dari insisi abdomen atas, distensi
abdomen danpenggunaan narkose yang berlebihan. Manajemennya melibatkan
koreksi yangadekuat dari defek pulmonal, intubasi endotrakeal, dan ventilasi
mekanis bilaperlu. Perhatian yang ketat terhadap higiene trakeobronkial saat post
operatif adalah sangat penting.
- Alkalosis respiratorik (pH> 7,45 dan PaCO 2 < 35 mmHg)
Kondisi ini disebabkan ketakutan, nyeri, hipoksia, cedera SSP, dan ventilasi
yangdibantu.Pada fase akut, konsentrasi bikarbonat serum normal, dan
alkalosisterjadi sebagai hasil dari penurunan PaCO 2 yang cepat. Terapi ditujukan
untukmengkoreksi masalah yang mendasari termasuk sedasi yang sesuai,
analgesia,penggunaan yang tepat dari ventilator mekanik, dan koreksi defisit
potasium yangterjadi.
- Asidosis metabolik (pH<7,35 dan bikarbonat <21 mEq/L)
Kondisi ini disebabkan oleh retensi atau penambahan asam atau
kehilanganbikarbonat.Penyebab yang paling umum termasuk gagal ginjal, diare,
fistula ususkecil, diabetik ketoasidosis, dan asidosis laktat.Kompensasi awal yang
terjadiadalah peningkatan ventilasi dan depresi PaCO2.Penyebab paling umum
adalahsyok, diabetik ketoasidosis, kelaparan, aspirin yang berlebihan dan
keracunanmetanol.Terapi sebaiknya ditujukan terhadap koreksi kelainan yang
mendasari.
Terapi bikarbonat hanya diperuntukkan bagi penanganan asidosis berat dan
hanyasetelah kompensasi alkalosis respirasi digunakan.
- Alkalosis metabolik (pH>7,45 dan bikarbonat >27 mEq/L)
Kelainan ini merupakan akibat dari kehilangan asam atau penambahan
bikarbonatdan diperburuk oleh hipokalemia.Masalah yang umum terjadi pada pasien
bedahadalah hipokloremik, hipokalemik akibat defisit volume
ekstraselular.Terapiyang digunakan adalah sodium klorida isotonik dan penggantian
kekuranganpotasium. Koreksi alkalosis harus gradual selama perode 24 jam
denganpengukuran pH, PaCO2 dan serum elektrolit yang sering.
2.7 PENATALAKSANAAN
Asupan dan kehilangan cairan dan elektrolit pada keadaan normal
Homeostasis cairan tubuh yang normalnya diatur oleh ginjal dapat berubah
olehstres akibat operasi, kontrol hormon yang abnormal, atau pun oleh adanya
cedera padaparu-paru, kulit atau traktus gastrointestinal.
Pada keadaan normal, seseorang mengkonsumsi air rata-rata sebanyak
2000-2500ml per hari, dalam bentuk cairan maupun makanan padat dengan
kehilangan cairan rata-rata 250 ml dari feses, 800-1500 ml dari urin, dan hampir 600
ml kehilangan cairan yangtidak disadari (insensible water loss) dari kulit dan paru-
paru.
Kepustakaan lain menyebutkan asupan cairan didapat dari metabolisme
oksidatifdari karbohidrat, protein dan lemak yaitu sekitar 250-300 ml per hari, cairan
yang diminum setiap hari sekitar 1100-1400 ml tiap hari, cairan dari makanan padat
sekitar800-1000 ml tiap hari, sedangkan kehilangan cairan terjadi dari ekskresi urin
(rata-rata1500 ml tiap hari, 40-80 ml per jam untuk orang dewasa dan 0,5 ml/kg
untuk pediatrik),kulit (insensible loss sebanyak rata-rata 6 ml/kg/24 jam pada rata-
rata orang dewasa yang mana volume kehilangan bertambah pada keadaan demam
yaitu 100-150 ml tiapkenaikan suhu tubuh 1 derajat celcius pada suhu tubuh di atas
37 derajat celcius dansensible loss yang banyaknya tergantung dari tingkatan dan
jenis aktivitas yang dilakukan), paru-paru (sekitar 400 ml tiap hari dari insensible
loss), traktus gastrointestinal (100-200 ml tiap hari yang dapat meningkat sampai 3-6
L tiap hari jika terdapat penyakitdi traktus gastrointestinal), third-space loses.
Tabel.2 Rata-rata harian asupan dan kehilangan cairan pada orang dewasaID
GAINS FLUID LOSES
FLUID GAINS FLUID LOSES
Oxidative 300 ml Kidneys 1200-1500 ml
Metabolism Skin 500-600 ml
Oral fluids 1100-1400 ml Lungs 400 ml
Solid foods 800-1000 ml GI tract 100-200 ml
TOTAL 2200-2700 ml TOTAL 2200-2700 ml
Data subjektif :
1. Kelemahan
2. Haus
3. Penurunan turgor kulit /
penurunan intensitas tidur
4. Membrane mukosa / kulit kering
5. Peningkatan denyut nadi,
penurunan tekanan darah,
penurunan volume / tekanan nadi
6. Pengisian vena menurun
7. Perubahan status mental
8. Konsentrasi urine meningkat
9. Temperature tubuh meningkat
10. Hemtokrit tinggi
11. Kehilangan berat badan seketika
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Genogram
xxxx
PENGKAJIAN PERSISTEM
PERNAFASAN (B1 : BREATHING)
1. bentuk dada
√
Simetris funne chestl
asimetris pigeons chest
barrel chest
√
2. sekresi dan batuk
batuk: ya tidak
√
sputum: ya tidak
warna :
nyeri waktu bernafas : tidak
3. pola nafas
a. frekwensi nafas : 20 x/ menit : regular
4. bunyi nafas
a. normal
vasikuer disemua lapangan dada
bronchial di manubrium sternum
broncho vesikuler di intracosta 2 dipercabanga bronchus
5. pergerakan dada : intercostal
6. tractil fremitis / fremitus vocal : tidak meningkat dan tidak menurun
7. alat bantu pernafasan : tidak ada
CARDIOVASCULAR (B2 : BLEEDING)
1. Nadi
√
√
frekuensi : 88 x/menit
regular kuat
irregular lemah
√
2. Bunyi jantung
Normal
Tambahan Ada Tidak,jelaskan
3.Letak jantung
ictus cordis teraba pada
4. Pembesaran jantung
√
Ya Tidak
5.Nyeri Dada
√
Ya Tidak
6.Edema
Palpebra anasarka ekstremitasatas
√
asites tidak ada ekstremitas bawah
7. Clubbing Finger
√
Ya Tidak
PERSARAFAN (B3: Brain)
√
Tingkat Kesadaran:
compos mentis apatis samnolen sopor
koma
1. GCS:
Eye: 4 Verbal: 5 Motorik: 6
Total GCS: 15
2. Refleks
√
Normal parese hemi parese
Babinsky paraplegi tetraplegia
√
3.koodinasi gerak : ya tidak
4. kejang : ya tidak
5.lain-lain :
PENGINDERAAN (persepsi sensori)
1. Mata (penglihatan)
√
a. Bentuk
Normal enoftalmus
eksoptalmus lain
b. visus
c. pupil
iskor unisokor refleks cahaya
miosis midriasis positif negative
d. Gerak bola mata :
√
normal menyempit
e. Medan penglihatan:
f. Buta warna :
√
Ya,jenis tidak
g. Tekanan Intra Okuler :
√
meningkat tidak
2. Hidung (Penciuman)
a. bentuk : normal denasi
√
b. gangguanpenciuman : ya tidak
3. Telinga (Pendengaran)
√
a. aurikel : normal anomaly keterangan
b. membrane tympani
terang keruh kemerahan
intake perforasi
c. otorrhoea
ya,jenis
√
d. gang guan pendengaran : ya tidak
√
e. tinnitus : ya tidak
4. perasa
√
normal tremor parese lain-lain,sebutkan
5. peraba
√
normal kelainan,sebutkan
PERKEMIHAN – ELIMINASI URI (B4 : BLADDER)
masalah kandung kemih
√
tidak ada masalah menetes incosntinensia
oliguria nyeri retensi
polyuria panas hematuria
dysuria sering nokturia
pasang kateter sistostomi nokturia
produksi urine: 1800 ml/hari frekuensi : 5x/hari
warna : kuning bau : amoniak
PENCERNAAN ELIMINASI ALVI( B5: BOWEL)
1. Mulut dan tengorokan
a.mulut
selaput lendir mulut
√
lembab merah stomatitis
b. lidah
hiperemik kotor lain lain
c. kebersihan rongga mulut
tidak berbau berbau gigi bersih gigi kotor
d. tenggorokan
sakit menelan/ nyeri menelan
sulit menelan lain-lain
e. abdomen
kenyal tegang kembung
nyeri tekan, lokasi
√
benjolan, lokasi
f. pembasaran hepar : ya tidak
g. pembesaran lien : ya tidak
√
h. asites : ya tidak
i. lain-lain
2.masalah usus besar dan rectum / anus
BAB :5X/hari
√
tidak ada masalah diare menelan
konstipasi faeses berdarah colostomy
inkontinensia feses berlendir wasir lain-lain
√
obat pencahar : ya tidak
√
lavamen : ya tidak
2. integument
warna kulit : akral:
√
ikterik hangat
seasonik panas
pucat dingin kering
kemerahan dingin basah
hyperpigmentasi
turgor : elastic tidak elastic
tulang belakang
lordosi: kiposis: scoliosis: lain-lain ,sebutkan
REPRODUKSI
laki-laki :
kelamin bentuk : normal tidak normal,keterangan
kebersihan alat kelamin : bersih kotor keterangan
perempuan
payudara
bentuk : simetris asimetris
benjolan : ya tidak
kelamin
bentuk : normal tidak
keputihan : ada tidak keterangan
siklus haid 28 hari
ENDOKRIN
√
1. factor alergi
ya tidak
manifestasi :…………
cara mengatasi :…………
2.kelainan endokrin
tidak ada kelainan pada endokrin
PENGETAHUAN
pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya :
klien saat merasa sakit langsung kepuskesmas diantar keluarganya
JUMLAH KESALAHAN
0-2 Kesalahan : Baik
3-4 kesalahan :Gangguan Intelektual Ringan
5-7 kesalahan : Gangguan Intelektual Sedang
8-10 kesalahan : Gangguan Intelektual Berat
HASIL :0 – 2 kesalahan : baik
KATEORI SKOR
16-20 : kecil sekali /tidak terjadi
12-15 :kemungkinan terjadi kecil
< 12 :kemungkinan besar terjadi
HASIL : 19, kecil sekali / tidak terjadi
Penilaian Total 8
Peryataan-peryataan yang dijawab :
selalu : skore 2
kadang-kadang :skore 1
hampir tidak pernah :skore 0
>3 = tinggi
4-6= menengah / sedang
7-10= rendah
ANALISA DATA
No. Keluhan / Data Etiologi Problem
1. DO : Klien mengatakan, “Saya berak cair Diare Ketidakseimbangan
terus – menerus kurang lebih 5x hari ini.” volume cairan
kurang dari
DS : kebutuhan tubuh
1. k/u lemah
2. Klien nampak haus
3. Membrane mukosa kering
4. TTV :
TD = 110/80 mmHg RR = 20 x/m
S = 36,5 oC N = 88 x/m
5. BB sebelum sakit = 45 kg
6. BB sesudah sakit = 42 kg
7. TB = 153 cm
8. Minum = 1800 ml/hari
9. BAB = 5x/hari
I. PRIORITAS MASALAH
1. Ketidakseimbangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh
RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1. 1 Setelah dilakukan Mandiri :
tindakan 1. Pantau masukan dan
1. Dengan pemantauan
keperawatan selama haluaran tersebut dapat dievaluasi
1 x 24 jam keaktifan terapi.
diharapkan cairan
dalam tubuh klien
terpenuhi dengan
criteria hasil :
1. Mempertahankan
urine output sesuai
dengan usia dan
berat badan, berat 2. Perubahan tekanan darah
jenis urine normal, 2. Pantau tanda vital dan nadi dapat digunakan
hematokrit normal. perkiraan kasar darah
2. Tanda – tanda vital atau menunjukkan
dalam batas normal perubahan pada klien.
3. Tidak ada tanda –
tanda dehidrasi,
elastisitas turgor kulit
baik, membrane 3. Untuk mengetahui sedini
mukosa lembab, mungkin seandainya
tidak ada rasa haus
3. Monitor adanya tanda – terjadi dehidrasi.
yang berlebihan. tanda dehidrasi.
4. Menyeimbangkan output
yang berlebihan.
4. Anjurkan untuk minum ±
1500 – 2500 ml / hari.
5. Agar klien menjadi lebih
nyaman dengan adanya
5. Dorong keluarga untuk keluarga yang
membantu klien makan. memperhatikan
nutrisinya.
IMPLEMENTASI
Dx.
No. Implementasi Evaluasi
Kep.
1. 1. 1 S = Klien mengatakan, “Saya
1. Memantau masukan dan haluaran berak cair terus – menerus
Hasil : kurang lebih 5x hari ini.”
Intake :
Minum = ± 1800 ml/hari O=
Output : 1. k/u lemah
BAB = ± 800 ml/hari 2. Klien nampak haus
IWL = 3.
± Membrane mukosa kering
630 ml/hari + 4. TTV :
= ± 1430 ml/hr TD = 110/80 mmHg
BC : I – O = 1800 – 1430 RR = 20 x/m
= + 270 ml/hari S = 36,5 oC
N = 88 x/m
2. Memantau tanda vital 5. BB sebelum sakit = 45 kg
Hasil : 6. BB sesudah sakit = 42 kg
TTV : 7. TB = 153 cm
TD = 110/80 mmHg 8. Minum = ± 1800 ml/hari
RR = 20 x/m 9. BAB = 5x/hari
S = 36,5 oC 10. IWL = 630 ml/hari
N = 88 x/m
A = Masalah keperawatan
ketidakseimbangan volume
3. Monitor adanya tanda – tanda dehidrasi. cairan kurang dari kebutuhan
Hasil : klien nampak haus, membrane tubuh belum teratasi.
mukosa kering.
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Air merupakan bagian terbesar pada tubuh manusia, persentasenya dapat
berubahtergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada
bayi usia< 1tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan pada bayi
usia > 1 tahunmengandung air sebanyak 70-75 %. Seiring dengan pertumbuhan
seseorang persentasejumlah cairan terhadap berat badan berangsur-angsur turun
yaitu pada laki-laki dewasa50-60% berat badan, sedangkan pada wanita dewasa 50
% berat badan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pandey CK, Singh RB. Fluid and electrolyte disorders. Indian J.Anaesh.
2003;47(5):380-387.
2. Kaswiyan U. Terapi cairan perioperatif. Bagian Anestesiologi dan Reanimasi.
Fakultas KEdokteran Unpad/ RS. Hasan Sadikin. 2000.
3. Holte K, Kehlet H. Compensatory fluid administration for preoperative
dehydrationdoes
it improve outcome? Acta Anaesthesiol Scand. 2002; 46: 1089-93
4. Keane PW, Murray PF. Intravenous fluids in minor surgery. Their effect on
recovery
from anaesthesia. 1986; 41: 635-7.
5. Heitz U, Horne MM. Fluid, electrolyte and acid base balance. 5 th ed. Missouri:
Elsevier-mosby; 2005.p3-227
6. Guyton AC, Hall JE.Textbook of medical physiology. 9 th ed. Pennsylvania: W.B.
saunders company; 1997: 375-393
7. Latief AS, dkk. Petunjuk praktis anestesiologi: terapi cairan pada pembedahan.
Ed.
Kedua. Bagian anestesiologi dan terapi intensif, FKUI. 2002
8. Mayer H, Follin SA. Fluid and electrolyte made incredibly easy. 2 nd ed.
Pennsylvania:
Springhouse; 2002:3-189.
9. Schwartz SI, ed. Principles of surgery companion handbook. 7 th ed. New york:
McGraw-Hill; 1999:53-70.
10. Silbernagl F, Lang F. Color atlas of pathophysiology. Stuttgart: Thieme; 2000:
122-3.
11. Lyon Lee. Fluid and Electrolyte Therapy. Oklahoma State University - Center for
Veterinary Health. 2006. (Diakses tanggal 29 September2007). Tersedia dari:
http://member.tripod.com/~lyser/ivfs.htm
12. Leksana E. Terapi cairan dan elektrolit. Smf/bagian anestesi dan terapi intensif
FK
Undip: Semarang; 2004: 1-60.
13. Barash PG, Cullen BF, Stoelting RK. Handbook of clinical anesthesia. 5th ed.
Philadelphia: Lippincot williams and wilkins; 2006: 74-97.
14. Sunatrio S. Resusitasi cairan. Jakarta: Media aesculapius;2000:1-58.
15. Ellsbury DL, George CS. Dehydration. eMed J [serial online] 2006 Mar [dikutip 6
Okt 2007]. Tersedia dari: URL: http://www.emedicine.com/CHILD/topic925.htm.
16. Fakultas Kedokteran Unpad. Protokol Tindakan Bedah. Bandung. 2003
17. Grsaber MA. Terapi cairan, elektrolit dan metabolik. Ed.2. Farmedia; 2003: 17-
40.
DI SUSUN OLEH :
AHMAD RIZKI FAUJI
RISTI WULANDARI
SITI ROHANA
YOGA ADI SAPUTRA
MOHAMAD ARIFIN
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR
Tahun 2012
SAMPIT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmad dan
hidayah-Nya, makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan makalah
pengetahuan bagi mahasiswa/I Akper Pemkab Kotim maupun para pembaca untuk
bidang Ilmu Pengetahuan.
Makalah ini sendiri dibuat guna memenuhi salah satu tugas kuliah dari
dosen mata kuliah keperawatan Gerontik dengan judul Asuhan Keperawatan
Kebutuhan Istirahat dan Tidur . Dalam penulisan makalah ini penulis berusaha
menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Oleh karenanya, penulis menerima kritik dan saran yang positif dan
membangun dari rekan-rekan pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita
semua. Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR .......................................................................................
................ i
DAFTAR
ISI ..................................................................................................
................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang.........................................................................................
1
1.2 Tujuan
Penulisan .....................................................................................
1
1.3 Rumusan Masalah............................................................
........................ 1
1.4 Metode
Penulisan..................................................................................... 2
1.5 Sistematika
Penulisan............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Istirahat dan
Tidur ................................................................... 3
2.2 Mekanisme
Tidur...................................................................................... 3
2.3 Tahap – Tahap
Tidur................................................................................. 3
2.4 Kegunaan
Tidur........................................................................................ 4
2.5 Kebutuhan Tidur Rata – Rata
Perhari........................................................ 4
2.6 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Tidur ............................................ 6
2.7 Masalah – masalah Yang Terjadi Saat
Tidur.............................................. 6
2.8 askep
pengkajian................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada dasarnya istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada
stres emosional, bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan
aktivitas apa pun, duduk santai di kursi empuk atau berbaring di atas tempat tidur
juga merupakan bentuk istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak
beraktifitas tapi mereka sulit mendapatkan istirahat begitu pula dengan mahasiswa
yang selesai ujian merasa melakukan istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu
perawat dalam hal ini berperan dalam menyiapkan lingkungan atau suasana yang
nyaman untuk beristirahat bagi klien/pasien.
Sedangkan Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif
tenang disertai peningkatan ambang rangsangan yang tinggi terhadap stimulus
dari luar. Keadaan ini bersifat teratur, silih berganti dengan keadaan
terjaga(bangun), dan mudah dibangunkan, (Hartman). Pendapat lain juga
menyebutkan bahwa tidur merupakan suatu keadaan istirahat yang terjadi dalam
suatu waktu tertentu, berkurangnya kesadaran membantu memperbaiki sistem
tubuh/memulihkan energi. Juga tidur sebagai fenomena di mana terdapat periode
tidak sadar yang disertai perilaku fisik psikis yang berbeda dengan keadaan
terjaga.
Oleh karena itu, penulis akan membahas tentang Pemenuhan Kebutuhan
Istirahat dan Tidur secara lebih lengkap lagi pada makalah ini.
1.2 Tujuan Penulisan
Penulis membuat makalah ini untuk memenuhi tugas dari dosen mata kuliah
Keperawatan Gerontik serta memberikan informasi dan ilmu pengetahuan
tentang Pemenuhan Kebutuhan Istirahat dan Tidur.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud istirahat?
2. Apa yang dimaksud tidur ?
3. Bagaimana mekanisme tidur ?
4. Apa saja tahap-tahap dalam tidur ?
5. Apa kegunaan tidur ?
6. Bagaimana kebutuhan rata-rata tidur perhari ?
7. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tidur ?
8. Apa saja masalah yang terjadi pada saat tidur ?
BAB II
PEMBAHASAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR
2.1. Pengertian
Istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres emosional,
bebas dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas apa pun,
duduk santai di kursi empuk atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan
bentuk istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi
mereka sulit mendapatkan istirahat begitu pula dengan mahasiswa yang selesai
ujian merasa melakukan istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu perawat
dalam hal ini berperan dalam menyiapkan lingkungan atau suasana yang nyaman
untuk beristirahat bagi klien/pasien.
Menurut Narrow (1645-1967) terdapat enam kondisi seseorang dapat
beristirahat : Merasa segala sesuatu berjalan normal ; Merasa diterima ; Merasa
diri mengerti apa yang sedang berlangsung ; Bebas dari perlukaan dan ketidak
nyamanan ; Merasa puas telah melakukan aktifitas-aktifitas yang berguna ;
Mengetahui bahwa mereka akan mendapat pertolongan bila membutuhkannya.
Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif tenang
disertai peningkatan ambang rangsangan yang tinggi terhadap stimulus dari luar.
Keadaan ini bersifat teratur, silih berganti dengan keadaan terjaga(bangun), dan
mudah dibangunkan, (Hartman). Pendapat lain juga menyebutkan bahwa tidur
merupakan suatu keadaan istirahat yang terjadi dalam suatu waktu tertentu,
berkurangnya kesadaran membantu memperbaiki sistem tubuh/memulihkan
energi. Juga tidur sebagai fenomena di mana terdapat periode tidak sadar yang
disertai perilaku fisik psikis yang berbeda dengan keadaan terjaga.
2.2. Mekanisme Tidur
Teori Chemics : peningkatan CO2 menyebabkan rasa ngantuk.
Teori Vaskuler : penurunan TD di otak yang menyebabkan rasa ngantuk.
Salah satu fungsi kelenjar hipofise sebagai pusat pengaturan tidur.
Para Ahli neurifisiologis : sekresi hormone serotonin yang menyebabkan rasa
ngantuk
Teori Feed Back : Kelemahan sel-sel saraf yang menyebabkan rasa ngantuk
Instink/Naluri
2.3. Tahap – Tahap Tidur
Tanda-tanda menjelang tidur :
· Suhu badan (SB) menurun
· Pernapasan melambat
· Otot2 rileks
· Menguap.(tanda tubuh beradaptasi akibat pernapasan melambat)
Basic Rest Activity Cycle (BRAC):
NREM (Non Rapid Eye Movement)
“Slow wave sleep”, yang terdiri dari 4 tahap :
§ Tahap I :
o Mulai saat hilangnya Gel Alpha yang biasa terdapat pada seseorag yang sedang
terjaga.
o Muncul gel2 yang tidak sinkron, frekuensi bercampuran dan voltase rendah.
o Merasa ingin tidur, bila banyak pikiran akan mudah dibangunkan.
o Merupakan tidur paling dangkal, berlangsung selama beberapa detik – beberapa
menit.
§ Tahap II :
o Merupakan tidur yang tidak dalam.
o Muncul gel yang berbentuk seperti spindel dengan voltase lebih tinggi, runcing2
(Gel K)
o Berlangsung 5-10 menit.
§ Tahap III :
o Merupakan tidur yang dalam.
o Muncul gel Deltha, yang lambat dengan amplitudo besar, tinggi dan dalam.
o Biasanya sulit dibangunkan.
o Berlangsung ± 10 menit
§ Tahap IV :
o Tidur yang paling dalam.
o Pada EEG dipenuhi Gel Deltha.
o Sangat sulit dibangunkan.
o Terjadi mimpi sehubungan dengan kejadian sehari sebelumnya.
o Lamanya 5-15 menit
o Terjadi perubahan fisik :
o Nadi & pernapasan melambat
o TD turun
o Otot-otot sangat rileks
o Basal metabolisme dan SB menurun
REM (Rapid Eye Movement)
“Paradoksical sleep”- sebagai puncak Tidur :
§ Sangat sulit dibangunkan.
§ Pada orang dewasa tahap ini 20-25% dari tidur malam, bila seseorang terbangun
pada tahap ini mereka dapat mengingat mimpi mereka.
§ Biasanya terjadi 80-100 menit setelah orang tertidur.
§ Semakin lelah seseorang makin cepat mengalami tahap ini .
Karakteristik Tahap REM :
§ Terjadi pada tahap II NREM dan berlangsung selama 5-10 menit.
§ Kembali ke tahap II NREM lagi.
§ Saat perpindahan dari NREM ke REM biasanya terjadi hentakan otak yang tidak
disadari.
§ TD menngkat.
§ Sekresi getah/asam lambung meningkat
§ Basal metabolisme dan SB meningkat
§ Terjadi mimpi yang menyenangkan, bersemangat dan sibuk.
§ Orang yang tidak mengalami periode REM biasanya tidak merasa puas dengan
tidurnya.
§ Orang biasanya mengalami 4-5x masa REM
KOTAWARINGIN TIMUR
AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB KOTIM
Jalan Batu Berlian Nomor 11 Telp.(0531)22960/ Fax (0531)22940 Sampit
Kode pos :
74322
Tanggal Pengkajian : 25
Maret 2012
A. DATA BIOGRAFI
Nama : Tn. M
TTL : Bandung, 14 maret 1925
Jenis Kelamin : Laki – laki ,Gol.Darah :O
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
TB/BB : 165 cm,. 60 kg
Penampilan : Bersih dan rapi, Ciri-ciri tubuh : berambut pendek, berwarna
putih, bentuk tubuh bungkuk,berjanggut
Alamat : Kel.Kota Besi Hulu RT/RW 05 /02
Kec.Kota Besi ....Telp/HP 085753394881
Kabupaten Kotawaringin Timur
Orang Yang Dekat :Ny. T
Hubungan : istri
Alamat/ Telpon : kota besi /082154560570
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Genogram
Serumah
: Garis
Hubungan : Meninggal
2. Riwayat Keluarga
..Di dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti DM,
Hipertensi, Asma Dan menular seperti Hepatitis, TBC dan lain – lain.
C.RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini : tidak ada
Alamat pekerjaan : -
Jarak dari rumah : - ......................km/meter*
Alat transportasi : -
Pekerjaan sebelumnya : PERUN TNI AD
Jarak dari rumah : 20 km/meter*
Alat transportasi : Tidak ada
Sumber-sumber pendapatan & kecukupan terhadap kebutuhan: sumber – sumber
pendapatan d dapat dari anak dan sudah dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
E.RIWAYAT REKREASI
Hobby atau Minat : memancing dan memelihara ayam dan bunga
Keanggotaan organisasi : tidak ada
Liburan atau Perjalanan :jalan – jalan ke pantai dan ketempat anak
F.SISTEM PENDUKUNG
Perawat/Bidan/Dokter/Fisioterafi* : ada
Jarak dari rumah : 20 km/meter*
Rumah Sakit : Ada ,Jarak 5 km
Klinik : tidak ada jarak - km
Pelayanan Kesehatan Di rumah : tidak ada
Makanan yang dihantarkan : tidak ada
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga: tidak ada
Lain-lain
G.DESKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan Ritual : sholat 5 waktu
Yang lainnya : Tidak ada
H.STATUS KESEHATAN
Status Kesehatan umum Selama setahun yang lalu: klien pernah menderita
demam,sakit kepala, flu,batuk, maag, dan hernia. Yang sering kambuh yaitu maag.
Status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu : klien menderita hernia.
Keluhan Utama: nyeri ulu hati
1.Provocative / Paliative : imflamasi mukosa lambung
2.Quality/ Quantity : tertusuk – tusuk jarum
3.Region : Epigastrium
4.Severity Scale : skala nyeri 3(0-10)
5.Timing : kalau telat makan( kadang-kadang)
Pemahaman & Penatalaksanaan Masalah Kesehatan : Apabila kambuh klien minum
obat promaag.
Obat-obatan :
NO NAMA OBAT DOSIS KETERANGAN
1. Paracetamol 500mg Sesudah makan
2. Promaag 250mg Sebelum makan
K.TINJAUAN SISTEM
Keadaan Umum : Baik
Tingkat Kesadaran :Composmentis
Tanda – tanda Vital : TD 140 / 90 mmHg Nadi: 80 x/menit
RR 20 X/menit Suhu : 36 0c
TB : 165 cm BB: 60 Kg
PENGKAJIAN PERSISTEM
PERNAFASAN (B1: BREATHING)
1.Bentuk dada : simetris
2.Sekresi dan Batuk : Tidak ada
3.Pola nafas
Frekwensi Nafas : 20 x/menit
4.Bunyi nafas : Normal
5.Pergerakan dada
Intercostal Supra
Clavicula Tracheal Tag Lain lain
Substernal Suprasternal Flail Chest
3. Telinga ( Pendengaran )
a. Aurikel : Normal
b. Membran tympani : Terang
c. Otorrhoea : Tidak ada
d. Gangguan Pendengaran : Tidak
e. Tinitus : Tidak
4. Perasa : normal
5. Peraba : normal
REPRODUKSI
Laki –laki :
Kelamin bentuk : tidak normal,keterangan terjadi
pembesaran pada alat kelamin.
Kebersihan Alat Kelamin : Bersih
ENDOKRIN
1. Faktor Alergi : tidak ada
Manifestasi : tidak ada
Cara Mengatasi : tidak ada
2. Kelainan endokrin: tidak ada masalah.
PENGETAHUAN :
Pengetahuan klien tentang kesehatan dirinya:
.klien menganggap bahwa kesehatan dirinya itu sangatlah penting.sehingga klien
rutin melakukan control.
.........................................
NIM.
ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
1. S: saya sering terbangun apabila Ketidak normalan Gangguan rasa
tidur malam status fisiologi nyaman(istirahat
tidur)
O : - ku baik
- konjungtiva anemis
- klien setiap 1 jam
bangun apabila tidur malam
-klien tampak lelah
-klien menguap
- TD 140/90 mmHg
N 80 x/ menit
RR 20x/ menit
S 36 C
Kuantitas tidur malam dari
jam 20.00 – 04.00
Kuantitas tidur siang dari
jam 12.00 – 13.00
RENCANA KEPERAWATAN
Dx.
No. Tujuan Intervensi Rasional
Kep.
1 1 Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian 1. Memberikan informasi
tindakan masalah gangguan dasar dalam menentukan
keperawatan tidur klien, rencana keperawatan.
diharapkan gangguan karakteristik dan 2. Mengatur pola tidur.
istirahat tidur tidak penyebab kurang tidur.3. Meningkatkan tidur.
terjadi,dengan 2. Lakukan persiapan 4. Meningkatkan tidur.
criteria hasil: untuk tidur malam 5. Meningkatkan tidur.
1. Klien tampak seperti pada jam 9 6. Meningkatkan tidur.
rileks dan lebih segar malam sesuaidengan 7. Mengurangi gangguan
2. Ttv dalam batas pola tidur klien. tidur.
normal 3. Lakukan mandi air 8. Mengurangi gangguan
3. Klien dapat tidur hangat. tidur.
6-8 jam setiap 4. Anjurkan makan yang9. Mengurangi gangguan
malam. cukup satu jam sebelum tidur.
tidur. 10. Mengurangi tidur.
5. Berikan susu hangat 11. Meningkatkan pola
sebelum tidur. tidur.
6. Keadaan tempat
tidur yang nyaman,
bersih dan bantal yang
nyaman.
7. Bunyi telepon dan
alarm hp di kecilkan.
8. Berikan pengobatan
seperti analgetik dan
sedative,setengah jam
sebelum tidur.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Istirahat adalah suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada tress emosional, bebas
dari kecemasan. Namun tidak berarti tidak melakukan aktivitas apa pun, duduk
santai di kursi empuk atau berbaring di atas tempat tidur juga merupakan bentuk
istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi mereka
sulit mendapatkan istirahat begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian
merasa melakukan istirahat dengan jalan-jalan
B. SARAN
Oleh karena itu perawat dalam hal ini berperan dalam menyiapkan lingkungan
atau suasana yang nyaman untuk beristirahat bagi klien/pasien.