You are on page 1of 25

KELOMPOK 3

DHIKAMAWADDA DUNDA DIAH AMALIA MIRZANTI DJAMIL


FADILAH DAUD JULAIHA HADJU
MARGARHETA R. PRATIWINSIH LABORO
MAHADJANI MOHAMAD IQBAL BIYA
WAHYUNI YUSUF YUDITYA SURYA PRATAMA
ZULKARNAIN YUSUF GAFUR
Konsep Eliminasi Urine

Eliminasi urine merupakan cairan yang


dikeluarkan dari ginjal sebagai hasil filtrasi dari
plasma darah di glomelurus. Menurut para ahli
definisi eliminasi urine adalah: 
Arthonah (2004) Eliminasi urine adalah
kebutuhan dalam manusia yang esensial dan
berperan menentukan kelangsungan hidup manusia.
Tarwoto dan Wartonah (2015)
Eliminasi urine adalah proses pembungan sisa
metabolism tubuh baik berupa urine taupun bowel
feses.
Ambarwati  (2009)
Eliminasi urine adalah proses pembungan dan terdiri
dari eliminasi arine dan eliminasi alvi.
 
3. Uretra
Uretra merupakan organ yang berfungsi menyalurkan
urine ke bagian luar. Fungsi uretra pada wanita
berbeda dengan yang terdapat pada pria. Pada pria,
uretra digunakan sebagai tempat pengaliran urine dan
sistem reproduksi, berukuran panjang 13,7-16,2 cm,
dan terdiri atas tiga bagian, yaitu prostat, selaput
(membran) dan bagian yang berongga (ruang). Pada
wanita, uretra memiliki panjang 3,7-6,2 cm dan hanya
berfungsi sebagai tempat menyalurkan urine kebagian
luar tubuh.
Sistem Tubuh yang Berperan dalam Eliminasi Urine

1. Ginjal 2. Kandung Kemih


Ginjal merupakan organ Kandung kemih (buli-buli—bladder)
retroperitoneal (di belakang selaput merupakan sebuah kantong yang terdiri atas
perut), terdiri atas ginjal sebelah kanan otot halus, berfungsi menampung urine.
dan kiri tulang punggung. Ginjal Dalam kandung kemih terdapat beberapa
berperan sebagai pengatur komposisi lapisan jaringan otot yang paling panjang,
dan volume cairan dalam tubuh serta memanjang ditengah dan melingkar yang
penyaring darah untuk dibuang dalam disebut sebagai detrusor, berfungsi untuk
bentuk urine sebagai zat sisa yang mengeluarkan urine bila terjadi kontraksi.
tidak diperlukan oleh tubuh dan Pada dasar kandung kemih terdapat lapisan
menahannya agar tidak bercampur tengah jaringan otot berbentuk lingkaran
dengan zat-zat yang dibutuhkan oleh bagian dalam atau disebut sebagai otot
tubuh. Pada bagian ginjal terdapat lingkar yang berfungsi menjaga saluran
nefron (berjumlah kurang lebih satu antara kandung kemih dan uretra, sehingga
juta) yang merupakan unit dari uretra dapat menyalurkan urine dari
struktur ginjal. Melalui nefron, urine kandung kemih ke luar tubuh.
disalurkan ke dalam bagian pelvis
ginjal, kemudian disalurkan melalui
ureter ke kandung kemih
Proses Berkemih

Berkemih (mictio, mycturition, Komposisi urine :


voiding atau urination) adalah
Air (96%)Larutan
proses pengosongan vesika
urinaria (kandung kemih). Proses (4%):Larutan Organik: urea,
ini dimulai dengan terkumpulnya amonia, kreatin, dan uric
urine dalam vesika urinaria yang acid.Larutan Anorganik:
merangsang saraf-saraf sensorik Natrium (sodium), klorida,
dalam dinding vesika urinaria kalium (potasium), sulfat,
(bagian reseptor). Vesika urinaria magnesium, dan fosfor.
dapat menimbulkan rangsangan Natrium klorida merupakan
saraf bila berisi kurang lebih 250- garam anorganik yang paling
450 cc (pada orang dewasa) dan
banyak.
200-250 cc (pada anak-anak).
Faktor yang Mempengaruhi Eliminasi Urine

Diet dan Asupan Respon Keinginan Awal untuk Berkemih


Jumlah dan tipe makanan Kebiasaan mengabaikan keinginan awal
merupakan faktor utama yang untuk berkemih dapat menyebabkan urine
memengaruhi output atau jumlah banyak tertahan di dalam vesika urinaria
urine. Protein dan natrium dapat sehingga memengaruhi ukuran vesika
menentukan jumlah urine yang urinaria dan jumlah pengeluaran urine.
dibentuk. Selain itu, kopi juga
dapat meningkatkan
pembentukan urine.

Gaya Hidup Stres Psikologis


Perubahan gaya hidup dapat Meningkatnya stres dapat
memengaruhi pemenuhan mengakibatkan seringnya frekuensi
kebutuhan eliminasi, dalam keinginan berkemih. Hal ini karena
kaitannya dengan ketersediaan meningkatnya sensitivitas untuk
fasilitas toilet keinginan berkemih dan jumlah urine
yang diproduksi.
 
Tingkat Aktivitas Tingkat Perkembangan
Eliminasi urine membutuhkan Tingkat pertumbuhan dan
tonus otot vesika urinaria yang perkembangan dapat
baik untuk fungsi sfingter. memengaruhi pola berkemih. Hal
Hilangnya tonus otot vesika tersebut dapat ditemukan pada
urinaria menyebabkan anak-anak, yang lebih memiliki
kemampuan pengontrolan kecenderungan untuk mengalami
berkemih menurun dan kesulitan mengontrol buang air
kemampuan tonus otot kecil. Namun dengan
didapatkan dengan beraktivitas. bertambahnya usia, kemampuan
untuk mengontrol buang air kecil
meningkat.

Kondisi Penyakit Sosiokultural


Kondisi penyakit tertentu, seperti Budaya dapat memengaruhi
diabetes melitus, dapat pemenuhan kebutuhan eliminasi
memengaruh urine, seperti adanya kultur
i produksi urine. masyarakat yang melarang untuk
buang air kecil di tempat tertentu.
Kebiasaan Seseorang Tonus Otot
Seseorang yang memiliki Tonus otot yang memiliki peran
kebiasaan berkemih di toilet penting dalan membantu proses
dapat mengalami kesulitan berkemih adalah kandung kemih,
untuk berkemih dengan otot abdomen, dan pelvis. Ketiganya
melalui urinal atau pot urine sangat berperan dalam kontraksi
bila dalam keadaan sakit. pengontrolan pengeluaran urine.

Pembedahan
Pengobatan
Efek pembedahan dapat
Efek pengobatan menyebabkan
menurunkan filtrasi
peningkatan atau penurunan jumlah
glomerulus yang dapat
urine. Misalnya, pemberian diuretik
menyebabkan penurunan
dapat meningkatkan jumlah  urine,
jumlah produksi urine
sedangkan pemberian obat antikolinergik
karena dampak dari
atau antihipertensi dapat menyebabkan
pemberian obat anestesi.
retensi urine.
Pemeriksaan Diagnostik
Prosedur diagnostik yang berhubungan dengan tindakan pemeriksaan
saluran kemihseperti intravenouspyelogram (IVP), dengan membatasi
jumlah asupan dapat memengaruhi produksi urine. Kemudian, tindakan
sistokopi dapat menimbulkan edema lokal pada uretra yang dapat
mengganggu pengeluaran urine.
 

Masalah Kebutuhan Eliminasi Urine


Retensi Urine
Merupakan penumpukan urine dalam kandung kemih akibat
ketidakmampuan kandung kemih untuk mengosongkan isinya,
sehingga menyebabkan distensi dari vesika urinaria. Atau, retensi
urine dapat pula merupakan keadaan dimana seseorang mengalami
pengosongan kandung kemih yang tidak lengkap. Kandungan urine
normal dalam vesika urinaria adalah sebesar 250-450 ml, dan
sampai batas jumlah tersebut urine merangsang refleks untuk
berkemih. Dalam keadaan distensi, vesika urinaria dapat
menampung sebanyak 3000-4000 ml urine.
Tanda-tanda klinis pada retensi :
Ketidaknyamanan daerah pubis
Distensi vesika urinaria
Ketidaksanggupan untuk berkemih
Sering berkemih saat vesika urinaria
berisi sedikit urine (25-50 ml)
Ketidakseimbangan jumlah urine yang
dikeluarkan dengan asupannya
keresahan dan keinginan berkemih
Adanya urine sebanyak 3000-4000 ml
dalam kandung kemih
Penyebabnya yaitu :
Operasi pada daerah abdomen bawah,
pelvis vesika urinaria
Trauma sumsum tulang belakang
Tekanan uretra yang tinggi disebabkan
oleh otot detrusor yang lemah
Sfingter yang kuat
Sumbatan (striktur uretra dan pembesaran
kelenjar prostat)
Inkontinensia Urine penyababnya yaitu :
Inkontinensia urine adalah Penurunan kapasitas kandung
ketidakmampuan otot sfingter kemih
eksternal sementara atau menetap Iritasi pada reseptor regangan
untuk mengontrol ekskresi urine. kandung kemih yang
Secara umum, penyebab dari menyebabkan spasme (infeksi
inkontinensia yaitu : proses saluran kemih.
penuaan, pembesaran kelenjar Minum alkohol atau kafein
prostat, penurunan kesadaran, dan Peningkatan cairan
penggunaan obat narkotik atau Peningkatan konsentrasi urine
sedatif. Inkontinensia urine terdiri Distensi kamdung kemih yang
dari : berlebihan
Inkontinensia Dorongan Tanda-tanda inkontinensia
Inkontinensia dorongan dorongan :
merupakan keadaan dimana Sering miksi (miksi lebih dari 2 jam
seseorang mengalami pengeluaran sekali)
urine tanpa sadar, tetapi segera Spasme kandung kemih.
setelah merasa dorongan yang
kuat untuk berkemih.
Inkontinensia Total
Inkontinensia Stres
Inkontinensia total merupakan
Inkontinensia stres merupakan keadaan
keadaan dimana seseorang
seseorang yang mengalami kehilangan
mengalami pengeluaran urine yang
urine kurang dari 50 ml, terjadi dengan
terus-menerus dan tidak dapat
peningkatan tekanan abdomen.
diperkirakan. Kemungkinan
Kemungkinan penyebanya adalah :    
penyebabnya adalah :
Tekanan intra abdomen tinggi (obesitas)
Disfungsi neurologis
Distensi kandung kemih
Kontraksi independen dan refleks
Otot pelvis dan struktur penunjang
detrusor karena pembedahan
lemah
Trauma atau penyakit yang
Tanda-tanda inkontinensia stres :
memengaruhi saraf medula spinalis
Adanya urine menetes dengan
Fistula
peningkatan tekanan abdomen
Neuropati
Adanya dorongan berkemih
Tanda-tanda inkontinensia total :
Sering miksi (lebih dari 2 jam sekali)
Aliran konstan yang terjadi pada saat
 
tidak diperkirakan
 
Tidak ada distensi kandung kemih
Nokturia
Pengobatan inkontinensia tidak
berhasil
Inkontinensia Refleks Inkontinensia Fungsional
Inkontinensia refleks merupakan Inkontinensia fungsional
keadaan dimana seseorang merupakan keadaan seseorang
mengalami pengeluaran urine yang yang mengalami pengeluaran urine
tidak dirasakan, terjadi pada interval secara tanpa disadari dan tidak
yang dapat diperkirakan bila volume dapat diperkirakan. Kemungkinan
kandung kemih mencapai jumlah penyebabnya adalah kerusakan
tertentu. Kemungkinan penyebabnya neurologis (lesi medula spinalis).
adalah kerusakan neurologis (lesi Tanda-tanda inkontinensia
medula spinalis). fungsional :
Tanda-tanda inkontinensia refleks : Adanya dorongan untuk berkemih
Tidak ada dorongan untuk berkemih Kontraksi kandung kemih cukup
Merasa bahwa kandung kemih kuat untuk mengeluarkan urine
penuh  
Kontraksi atau spasme kandung
kemih tidak dihambat pada interval
teratur
Enuresis
Enuresis merupakan ketidaksanggupan menahan kemih (mengompol)
yang diakibatkan tidak mampu mengontrol sfingter eksterna. Enuresis
biasanya terjadi pada anak atau orang jompo, umumnya pada malam
hari. Faktor penyebab enuresis yaitu :
Kapasitas vesika urinaria lebih besar dari kondisi normal.
Anak-anak yang tidunya bersuara dan tanda-tanda dari indikasi
keinginan berkemih tidak diketahui yang mengakibatkan terlambatnya
bangun tidur untuk ke kamar mandi.
Vesika urinaria peka rangsang dan seterusnya tidak dapat menampung
urine dalam jumlah besar.
Suasana emosional yang tidak menyenangkan di rumah (misalnya
persaingan dengan saudara kandung atau cekcok dengan orang tua).
Orang tua yang mempunyai pendapat bahwa anaknya akan mengatasi
kebiasaannya tanpa dibantu untuk mendidiknya.
Infeksi saluran kemih atau perubahan fisik atau neurologis sistem
perkemihan.
Makanan yang banyak mengandung garam dan mineral, atau makanan
pemedas.
  
LANJUTAN……

 
Ureterotomi
Ureterotomi adalah tindakan operasi dengan jalan membuat
stoma pada dinding perut untuk drainase urine. Operasi ini
dilakukan karena adanya penyakit atau disfungsi pada
kandung kemih.
Perubahan Pola Eliminasi Urine

1.Frekuensi
2.Urgensi
3.Disuria
4.Poliuria
5.Urinaria
6.Supresi
Asuhan Keperawatan Pada Masalah Kebutuhan
Eliminasi Urine

Pengkajian Keperawatan Pengkajian Keperawatan


Kebiasaan berkemih  Kebiasaan berkemih 
Pengkajian ini meliputo bagaimana Pengkajian ini meliputo bagaimana
kebiasaan berkemih serta hambatannya. kebiasaan berkemih serta
Pola berkemih meliputi: hambatannya.
Frekuensi berkemih Pola berkemih meliputi:
Frekuensi berkemih menentukan berapa kali Frekuensi berkemih
individu berkemih dalam waktu 24 jam. Frekuensi berkemih menentukan
Urgensi. berapa kali individu berkemih
Perasaan seseorang untuk berkemih seperti dalam waktu 24 jam.
seseorang sering ketoilet karena takut Urgensi.
mengalami inkontinensia jika tidak Perasaan seseorang untuk
berkemih. berkemih seperti seseorang sering
Disturia. ketoilet karena takut mengalami
Keadaan rasa sakit atau kesulitan saat inkontinensia jika tidak berkemih.
berkmih. Disturia.
Keadaan rasa sakit atau kesulitan
saat berkmih.
No Usia Jumlah/hari

1 1 hari – 2hari 15-600ml

2 3 hari – 10 hari 100-300ml

3 10 hari – 2 bulan 250-400ml

4 2 bulan – 1 tahun 400-500ml

5 1-3 tahun 500-600ml

6 3-5 tahun 600-700ml

7 5-8 tahun 700-1000ml

8 8-14 tahun 800-1400ml

9. 14 tahun – dewasa 1500ml

10. Dewasa tua Kurang lebih 1500ml


•Faktor yang memengaruhi kebiasaan buang air kecil :
•Diet
•Gaya hidup
•Tingkat aktivitas
•Stress psikologis dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih.
•Keadaan urine, meliputi :
i.Tanda klinis gangguan eliminasi urine seperti tanda retensi urine, inkontinensia ujrine, enuresis dll.

Keadaan Normal Interpretasi

1. Warna Kekuning-kuningan  Urine berwarna orange gelap menun jukkan


adanya pengaruh obat, sedangkan warna
merah dan kuning kecoklatan
mengidentifikasikan adanya penyakit.
2 Bau Aromatic Bau menyengat merupakan indikasi
adanya masalah seperti infeksi/penggunaan
obat tertentu.
3 Berat jenis 1.010-1.030 Menunjukkan adanya konsentrasi urine.
4. kejernihan Terang dan transparan Adanya kekeruhan karena mukus.
5. PH Sedikit asam (4,5-7,5) Dapat menunjukkan keseimbangan asam-
basa
6. Protein  Molekul protein yang Dapat menunjukkan keseimbangan asam-
besar seperti : albumin, basa, pada kondisi kerusakan ginjal, molekul
hitrogten, globulin tersebut dapat melewati saringan masuk ke
tidak dapat disaring urine.
melalui ginjal urine.
7. Darah  Tak tampak jelas.  Hematuria menunjukkan trauma atau
penyakit pada saluran kemih bagiabn bawah.
8. Glukosa  Adanya sejumlah Apabila menetap terjadi pada pasien diabetes
glukosa dalam urine mellitus.
tidak berarti bila hanya
bersifat sementara.
Diagnosis Keperawatan Inkontinensia fungsional berhubungan
Perubahan pola eliminasi urine dengan :
berhubungan dengan : Kerusakan mobilitas
Ketidakmampuan saluran kemih akibat Hambatan lingkungan
anomaly saluran urinaria Kehilangan kemampuan motoris dan
Penurunan kapasitas/iritasi kandung sensoris (lansia)
kemih akibat penyakit Inkontinensia refleks berhubungan
Kerusakan pada saluran kemih dengan :
Efek pembedahan saluran kemih Gagalnya konduksi rangsangan di atas
Hambatan lingkungan ke kamar mandi. tingkatan arkus refleks akibat cedera
pada medulla spinalis.
Inkontinensia stress berhubungan
dengan :
Penurunan tonus otot (pada lansia)
Ketidakmampuan kandung kemih
mengeluarkan urine akibat kelainan
kongenital
Inkonteninsia total berhubungan dengan
:
Defisit komunikasi/persepsi
Inkontinensia dorongan berhubungan dengan :
Penurunan kapasitas kandung kemih akibat penyakit
infeksi, trauma, faktor penuaan dll
Iritasi pada reseptor peregang kandung kemih akibat
penggunaan alkhohol dll.
Retensi urine berhubungan dengan :
Adanya hambatan pada afingter akibat penyakit
struktur, BPH, dll
Stress/ketidaknyamanan
Perubahan body image berhubungan dengan
inkontinensia, ureterostami, eneuresis.
 
Perencanaan Keperawatan.
Tujuan :
Memahami arti eliminasi urine
membantu mengosongkan kandung kemih secara penuh
Mencegah infeksi
Mempertahankan integritas kulit
Memberi rasa nyaman
Mengembalikan fungsi kandung kemih
Memberikan asupan cairan secara cepat
Mencegah kerusakan kulit
Memulihkan self esteem/ mencegah tekanan emosional
 
Rencana Tindakan :
Monitor / observasi perubahan faktor, tanda gejala terhadap masalah
perubahan eliminasi urine, retursi dan inkontinensia
Kurangi faktor yang memengaruhi masalah
Monitor terus perubahan retensi urine
Lakukan kateterisasi.
  
 
Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan.
Pengumpulan urine untuk bahan pemeriksaan
Mengingat tujuan pemeriksaan dengan bahan urine berbeda-beda, maka
pengambilan/pengumpulan urine juga dibedakan sesuai dengan tujuannya.
Menolong buang air kecil dengan menggunakan urinal
Menolong buang kecil dengan menggunakan urinal merupakan tindakan
keperawatan dengan membantu pasien yang tidak mampu buang air kecil
sendiri di kamar kecil sendiri di kamar kecil menggunakan alat penampung
(urinal) dengan tujuan menampung urine dan mengetahui kelainan dari urine
(warna dan jumlah).
Melakukan kateterisasi.
Merupakan tindakan keperawatan dengan cara memasukan kateter ke dalam
kandung kemih melalui uretra yang bertujuan membantu memenuhi
kebutuhan eliminasi dan sebagai pengambilan bahan pemeriksaan.
Menggubakan kondom kateter
Menggunakan kondom kateter merupakan tindakan keperawatan dengan cara
memberikan kondom kateter pada pasien yang tidak mampu mengontrol
berkemih.cara ini bertujuan agar pasien dapat berkemih
danmempertahankannya
Evaluasi Keperawatan
Miksi secara normal,ditunjukan dengan kemampuan pasien berkemih
sesuai dengan asupan cairan dan pasien mampu berkemih tanpa
menggunakan obat kompresi pada kandung kemih, /kateter.
Menggosaokan kandung kemih, ditunjukan dengan berkurangnya
distensi,  volume urine residu dan lancarnya kepatenan drainase.
Mencegah infeksi ,ditunjukan dengan tidak adanya tanda infeksi,tidak
ditemukan adanya disurya, urginsi, frekuensi, rasa terbakar.
Mempertahankan intregitas kulit, ditunjukkan dengan adanya perineal
kering tanpa inflamasi dan kulit sekitar uriterostomi kering.
 Melakukan bladden training, ditunjukkan dengan berkurangnya
frekuensi inkontinensia dan mampu berkemih di saat ingin berkemih.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

You might also like