You are on page 1of 16

OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 2.

No 1 Agustus 2017 28

STUDI TENTANG PENGGUNAAN CYBERCOUNSELING UNTUK


LAYANAN KONSELING INDIVIDUAL BERSAMA MAHASISWA
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNU CIREBON
Nakhma’ussolikhah
Program Studi Bimbingan Dan Konseling UNU Cirebon
nakhma_cirebon@yahoo.co.id

Abstract
This study was conducted to investigate the study of cybercounseling as an
individual counseling service how counselors in providing counseling services
through internet technology (Cyber Counseling) are able to use based on
appropriate techniques, codes of ethics and methods of service use. The student of
BK become the primary subject because to see the phenomenon experienced by
students is quite problematic so that the need for internet based service or individual
counseling. This research is a qualitative, case study whose type is field research
(Field research). After exposing the data then compare between the opinions of both.
Primary data sources and secondary data. This research departs from the problems
faced by students as the final teenage phase in understanding the misuse of the use of
information technology that makes problems often experienced as a result of the
internet. Through individual counseling students are expected to utilize the
usefulness of technology as one of the supporting process of service. The conclusion
of this study is that students who often use the internet as a means of communication
with lecturers turned out to have a creative value when viewed from the perspective
of guidance and counseling. Technology-based services make the primary need for
students in the counseling process on campus. With individual counseling through
technology then students begin to realize the counseling. The nature of the
counseling service is personal, social, learning and career can be developed based
on the needs of the counselee.

Keywords: Cybercounseling, Individual Counseling

Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui studi tentang cybercounseling sebagai
layanan konseling individual, bagaimana konselor dalam pemberian layanan
konseling melalui teknologi internet (cybercounseling) mampu menggunakan
berdasarkan teknik, kode etik dan metode penggunaan layanan yang tepat. Adapun
mahasiswa BK, menjadi subjek primer, sebab melihat fenomena yang dialami
mahasiswa cukup bermasalah sehingga perlu adanya layanan berbasis internet atau
konseling individual. Penelitian ini bersifat kualitatif studi kasus yang jenisnya
adalah penelitian lapangan (Field research). Setelah memaparkan data kemudian
membandingkan antara pendapat keduanya yaitu sumber data primer dan data
sekunder. Penelitian ini berangkat dari permasalahann yang dialami mahasiswa
sebagai fase remaja akhir, dalam memahami kekeliruan pemanfaatan teknologi
informasi yang membuat permasalahan sering dialami akibat dari internet. Melalui

Studi Tentang Penggunaan Cybercounseling


Untuk Layanan Konseling Individual Bersama
Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan
Nakhma’ussolikhah
Konseling UNU Cirebon
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 2. No 1 Agustus 2017 29

konseling individual, mahasiswa diharapkan mampu memanfaatkan kegunaan


teknologi sebagai salah satu proses penunjang layanan. Kesimpulan yang didapat
dari penelitian ini adalah: mahasiswa yang sering menggunakan internet sebagai
sarana komunikasi dengan dosen ternyata memiliki nilai kreatif ketika dipandang
dari perspektif bimbingan dan konseling. Layanan berbasis teknologi menjadikan
kebutuhan utama bagi mahasiswa dalam proses konseling di kampus. Dengan
adanya konseling individual melalui teknologi, maka mahasiswa mulai menyadari
akan konseling. Adapun sifat dalam layanan konseling bersifat pribadi, sosial,
belajar maupun karir dapat dikembangkan berdasarkan kebutuhan konseli.

Kata kunci: Cybercounseling, Konseling Individual.

PENDAHULUAN menghadirkan wajah kemanusiaan.


Individu mengenal beberapa fase (Gumiandari,2010)
yang dilalui dari setiap perkembangan. Perkembangan ilmu pengetahuan
Sejak fase kanak – kanak sampai berumur dan teknologi telah mendorong kemajuan
tua. Pada umumnya, semakin tinggi semua bidang kehidupan, termasuk
kehidupan semakin kurang dibutuhkan kemajuan dalam bidang teknologi dan
bantuan dari orang lain, namun tidak berarti informasi, yang telah membuka kesempatan
mulai fase dewasa awal ke atas, bantuan itu bagi manusia untuk akses terhadap
tidak akan pernah diperlukan dalam informasi global yang mengakibatkan
menghadapi tugas yang berasal dari suatu terjadinya dunia tanpa batas (borderless
sumber diluar subjek sendiri world) (Suryadi&Idris,2010).
(Winkle,2007:25). Penyelesaian semua Perkembangan IPTEK hadir pada masa
tugas, berarti dapat mengambil wujud globalisasi yang telah diprioritaskan adanya
tantangan yang dihadapi dalam mengambil peran dari internet.
bentuk kesulitan, kesulitan ini terjadi
Dengan kemajuan teknologi dan
apabila orang menjadi sadar bahwa dia
informasi yang terjadi di dunia tanpa batas,
menghadapi suatu tantangan atau kesulitan
gerakan dunia yang mencapai
(Winkle,2007:27).
perkembangan pada sebagian besar belahan
Indikator yang menunjukan dunia, sangat berbeda dengan kondisi
terjadinya perkembangan diantaranya zaman dahulu, kemajuan IPTEK belum
adalah sains, yang telah kehilangan otoritas seperti sekarang, sehingga permasalahan
sebagai sumber kebenaran. Tercermin konseling dianggap kurang serius saat
dalam sejumlah analisis yang berhasil layanan berlangsung melalui internet belum
menunjukan bahwa, perkembangan ilmu dianggap penting. peneliti meninjau
pengetahuan dan teknologi, yang pada kesenjangan yang terjadi dikalangan
hakikatnya diorientasikan untuk remaja, berdampak pada gejala emosional
menciptakan peradaban modern yang yang dipengaruhi peran serta teknologi
menjanjikan berbagai kemajuan dan yang sudah berkembang pesat. Pada tahun
kemudahan, pada tataran aplikasi mampu 2002, 93% remaja mengatakan kepada
Studi Tentang Penggunaan Cybercounseling
Untuk Layanan Konseling Individual Bersama
Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan
Nakhma’ussolikhah
Konseling UNU Cirebon
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 2. No 1 Agustus 2017 30

Gallup bahwa mereka menggunakan dengan permasalahan kerjanya, yang pada


internet dan 86% mengatakan mereka akhirnya menyampingkan masalah
memiliki komputer dirumah. pribadinya (Daryanto,2004). Sebagian
individu akan menolak dengan suatu
Gall up mengatakan, 38% remaja
bimbingan karena merasa terganggu dan
menghabiskan waktu untuk melakukan
kurang adanya kebebasan,
online antara satu hingga lima jam online
ketidaknyamanan tersebut, membuat
setiap minggu, 16% mengatakan
sebagian individu mencari strategi
menghabiskan lima hingga sepuluh jam
penolakan. Penolakan tidak dapat
online, dan 7% mengatakan 7 jam, diujung
disertakan dengan adanya kata – kata atau
jari mereka terletak sebuah informasi yang
pernyataan ketidaksukaan melalui sikap
mudah diakses dan cara – cara untuk
dan tindakan yang melanggar aturan,
berkomunikasi, 96% remaja dalam segi
norma, serta nilai – nilai yang berlaku.
selanjutnya mengatakan bahwa
menggunakan internet untuk email / Pernyataan tersebut memberikan
mencari informasi, 87% mengatakan dukungan dari pihak terkait seperti
mereka mengobrol dengan teman – teman melibatkan keluarga, guru/dosen, teman
menggunakan layanan pesan instant dan lingkungan setempat untuk
messaging sevice. meminimalisir sebuah penolakan.
Mahasiswa BK yang kurang paham
Seringkali, permasalahan-
dengan proses pemberian
permasalahan yang dihadapi remaja
cybercounseling justru menempatkan
berawal dari dunia online. Teknologi
dosen BK sebagai teman, karena
informasi juga dapat secara sosial
dianggap bahwa dosen BK di kampus
mengisolasi dan telah menyebabkan
saat pemberian bantuan melalui media
masalah sosial baru, khususnya dikalangan
internet merasa lebih akrab, merasa tidak
anak-anak dan remaja (Csiernik,2006).
ada batas aturan antara mahasiswa dengan
Konseling sebagai suatu profesi di
dosen. Anggapan mahasiswa yang keliru
Indonesia merupakan import dari negara –
ini menjadi hambatan dalam proses
negara Barat, sehingga metodenya diwarnai
kelangsungan konseling individual dalam
oleh nilai – nilai barat, hal tersebut belum
penggunaan cybercounseling antara
tentu cocok dengan nilai - nilai yang ada di
mahasiswa dan dosen.
Indonesia. Pendekatan konseling yang
digunakan, hendaknya mempertimbangkan Oleh karena itu, pendekatan
nilai – nilai budaya klien. Potensi yang konseling yang digunakan hendaknya
dimiliki klien dapat dijadikan modal dasar mempertimbangkn nilai – nilai budaya
untuk dikembangkan, sedangkan kelemahan klien, sehingga konseling yang diberikan
– kelemahannya perlu diidentifikasi agar betul– betul mendasar, mengenal dan
dapat diberikan perlakuan yang sesuai. cocok. Dengan demikian potensi–potensi
yang dimiliki klien dapat dijadikan modal
Kondisi individu saat ini seakan
dasar untuk dikembangkan, sedangkan
tidak memiliki waktu untuk datang ke
kelemahan–kelemahannya perlu
ruang konseling, mereka disibukan
Studi Tentang Penggunaan Cybercounseling
Untuk Layanan Konseling Individual Bersama
Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan
Nakhma’ussolikhah
Konseling UNU Cirebon
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 2. No 1 Agustus 2017 31

diidentifikasi agar dapat diberikan sebagai media pengolah data serta alat
perlakuan yang sesuai. Sehingga pertanyaan bantu dalam layanan bimbingan dan
mendasarnya adalah bagaimana konseling mislanya dengan menggunakan
penggunaan cybercounseling dikalangan beberapa program komputer seperti
mahasiswa program studi Bimbingan dan microsoft power point, video player dan
Konseling di Universitas Nahdatul Ulama beberapa media interkatif lain dalam
Cirebon? melayani siswa. Selain itu, beberapa
program pengolah data.
Layanan konseling dengan
menggunakan komputer salah satunya Proses Konseling Online
internet adalah E-counseling diartikan Proses konseling online bukanlah
sebagai salah satu cara yang efektif dan sebuah proses yang sederhana. Diperlukan
efisien dalam proses konseling jarak jauh kemampuan pendukung lain selain
yang dilakukan antar konselor dan klien ketrampilan dasar konseling, sebagaimana
untuk membantu masalah – masalah yang yang dikemukan oleh Koutsonika (2009):
berkaitan dengan perkembangan Konseling online bukanlah merupakan
kepribadian dan kehidupan klien melalui sebuah proses yang simple. Sebaliknya
surat atau tulisan pada internet (Yudhawati sebuah proses yang kompleks dengan
& Haryanto, 2011). sejumlah isu yang berbeda dan menantang
Pemanfaatan TI dalam berbagai yang memiliki karakteristik tersendiri,
kesempatan layanan bimbingan dan m elalui adanya etika.
konseling, pada umumnya menggunakan 1. Ragam Cyber Counseling Dalam
dua metode yaitu: Pelayanan Konseling Individual
a. Online
Perkembangan teknologi informasi
Kata online diartikan adalah sebagai
yang pesat secara langsung mempengaruhi
komputer atau perangkat yang terhubung ke
individu satu dengan individu lain dalam
jaringan (seperti Internet) dan siap untuk
berkomunikasi. Kecanggihan teknologi
digunakan (atau digunakan oleh) komputer
pada akhirnya akan menghilangkan jarak,
atau perangkat lain. Dengan kata lain,
ruang dan waktu. Kecanggihan ini
online juga mengandung arti hubungan
mempengaruhi bagaimana individu dalam
telekomunikasi peer to peer yang membuat
menyelesaikan masalahnya. Layanan
dua manusia terhubung. E-counseling
konseling yang berkembang saat ini
adalah istilah yang lazim digunakan untuk
dipengaruhi oleh perkembangan teknologi
menggambarkan proses konseling secara
informasi. Pelaksanaan konseling saat ini
online (Ifdil,2011)
telah mengalami perubahan yang sangat
b. Offline berarti. dipengaruhi oleh perkembangan
Penggunaan teknologi dalam layanan ilmu dan teknologi terutama teknologi
bimbingan dan konseling dengan mode informasi (Hartono & Sudarmadji, (2012)
offline (tidak tersambung dengan ineternet a. Pengertian Konseling Individual
maupun media komunikasi jarak jauh yang
lain) lebih pada pemanfaatan komputer
Studi Tentang Penggunaan Cybercounseling
Untuk Layanan Konseling Individual Bersama
Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan
Nakhma’ussolikhah
Konseling UNU Cirebon
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 2. No 1 Agustus 2017 32

Konseling adalah suaru proses Kegiatan konseling saat ini


yang terjadi dalam hubungan seseorang bergantung pada informasi dan perubahan
dengan seseorang yaitu individu yang teknologi yang dikembangkan dalam web
mengalami masalah yang tak dapat site yang ada di internet. Sehingga mereka
diatasinya, dengan seorang petugas menyatakan bahwa penggunaan web site
profesional yang telah memperoleh latihan dalam konseling memiliki lima fungsi
dan pengalaman untuk membantu agar yaitu: (a) menyalurkan konseli ke layanan
klien me mecahkan kesulitanya lain sebagaimana yang ditawarkan oleh
(Wilis,2007:18). pusat layanan (off-line) (b) mengalihkan
Konseling individual yaitu layanan konseli untuk mengubah sumber daya yang
bimbingan dan konseling yang ada dikarenakan terbatasnya sumber
memungkinkan peserta didik atau konseli layanan, (c) menyediakan konseli adanya
mendapatkan layanan langsung tatap muka jasa online, seperti informasi dan penilaian
(secara perorangan) dengan guru yang sesuai dengan kebutuhan spesifik
pembimbing dalam rangka pembahasan konseli, (d) meyediakan konseli suatu
pengentasan masalah pribadi yang di derita forum untuk mendiskusikan konseling
konseli (Hellen,2005). Konseling dengan karir bersama para pengguna
individual adalah proses pemberian layanan (praktisi), (e) menyediakan konseli
bantuan yang dialakukan melalui suatu pembelajaran jarak jauh yang
wawancara konseling oleh seorang ahli dikombinasikan dengan jasa online atau
(konselor) kepada individu yang sedang sumber pembelajaran yang lain
mengalami sesuatu masalah (klien) yang (Sampson,2000).
bermuara pada teratasinya masalahyang Dinamika konseling diartikan
dihadapi klien (Prayitno & Amti, menjadi dua bagian, meliputi adanya
1994:105). konseling konvensional memiliki ciri
Teknik–teknik yang digunakan sebagai layanan konseling tidak
dalam konseling individual antara lain: menggunakan teknologi informatika
adanya sikap menghampiri klien sedangkan konseling modern bercirikan
(attending), empati, refleksi, eksplorasi, suatu layanan konseling dalam
menangkap pesan utama, bertanya untuk menggunakan teknologi informatika
membuka percakapan, bertanya tertutup, (Hartono & Sudarmadji,2012)
dorongan minimal, interpretasi,
a. Konseling Konvensional
mengarahkan, mennyimpulkan sementara,
bertanya tertutup, bertanya terbuka Secara konvensional konseling
memimpin, refleksi memfokus, diartikan sebagai layanan profesional, yang
konfrontasi, menjernihkan, memudahkan, diberikan oleh konselor kepada konseli
diam, mengambil inisiatif, memberi secara tatap muka (face to face) pelayanan
nasihat, memberi informasi, konseling bersifat kuratif yang artinya
merencanakan, dan menyimpulkan penyembuhan. Pada permasalahan ini
(Prayitno & Amti,1994:11-12). konseli yaitu individu yang mengalami
permasalahan dan setelah memperoleh
Studi Tentang Penggunaan Cybercounseling
Untuk Layanan Konseling Individual Bersama
Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan
Nakhma’ussolikhah
Konseling UNU Cirebon
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 2. No 1 Agustus 2017 33

layanan konseling diharapkan secara perkembangan ilmu pengetahuan,


bertahap dapat memahami masalahnya teknologi dan seni. (IPTEKS) serta
(problem understanding) dan memecahkan tuntutan lingkungan akademis dan
masalahnya (problem solving). profesional, sehingga mampu memberikan
kontribusi yang signifikan bagi dunia
b. Konseling Modern
pendidikan.
Makna dari konseling modern yaitu
a. Ketrampilan dalam konseling
hasil perkembangan konseling dalam abad
teknologi, sehingga proses konseling Proses konseling terlaksana karena
dipengaruhi oleh kemajuan teknologi hubungan konseling berjalan dengan baik.
khususnya teknologi informatika. Menurut Brammer dalam Wilis (2007)
Konseling adalah profesi bantuan (helping proses konseling adalah peristiwa yang
profession) yang diberikan oleh konselor telah berlangsung dan memberi makna
kepada konseli atau kelompok konsel, bagi peserta koseling Setiap tahapan
dimana konselor dapat menggunakan proses konseling individu membutuhkan
teknologi sebagai media (Hartono & keterampilan- keterampilan khusus.
Sudarmadji,2012:28) untuk memfasilitasi Namun keterampilan-keterampilan itu
roses perkembangan konseli atau bukanlah yang utama jika hubungan
kelompok konseli sesuai kekuatan dan konseling individu tidak mencapai rapport.
potensi serta peluang sebagai aktualisasi Rapport adalah suatu hubungan
dalam mengatasi berbagai macam (relationship) yang ditandai dengan
permasalahan. keharmonisan, kesesuaian, kecocokan,
Konseling modern tidak hanya dan saling tarik menarik (Wilis,2007:46).
diberikan secara face to face sebagai upaya
METODE
penyembuhan (curative), artinya bisa tanpa
tatap muka karena menggunakan media Metode kualitatif ini digunakan
informatika seperti internet (Hartono & sebagai prosedur penelitian yang
Sudarmadji,2012). menurut buku dasar menghasilkan data berupa kata – kata
Standarisasi profesi konseling. Depdiknas tertulis atau lisan dari orang – orang dan
(2004) mengartikan konseling sebagai perilaku yang dapat diamati. Penelitian
pelayanan bantuan psiko-pendidikan dalam kualitatif dengan pendekatan
bingkai budaya. Kemudian pada definisi fenomenologis. Penelitian kualitatif adalah
konseling lainnya diartikan sebagai profesi suatu penelitian yang ditunjukan untuk
bantuan yang diabadikan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
meningkatkan harkat dan martabat fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap,
kemanusiaan dengan cara memfasilitasi kepercayaan, persepsi, pemikiran orang
perkembangan individu. atau kelompok secara individual. Jenis penelitian yang
individu sesuai dengan kemampuan dapat digunakan untuk meneliti kondisi
potensialnya. Arti lain menjelaskan bahwa objek alamiah, sebagaimana mestinya
konseling sebagai suatu profesi yang penelitian adalah key instrument, teknik
terbuka dan berkembang selaras dengan pengumpulan data menggunakan metode

Studi Tentang Penggunaan Cybercounseling


Untuk Layanan Konseling Individual Bersama
Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan
Nakhma’ussolikhah
Konseling UNU Cirebon
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 2. No 1 Agustus 2017 34

triangulasi (gabungan), analisis data bersifat Kehadiran peneliti sebagai pengamat


induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih berperan serta dalam obyek yang diteliti.
menekankan pada makna dari pada Menurut preissle Goetz dan Le Comte
generalisasi. dalam Mantja (2007:52) pengamatan
berperan serta dalam proses penelitian,
Sasaran penelitian ini yaitu
dimana peneliti memasuki latar (setting)
mahasiswa PBK. Tempat penelitian ini di
atau suasana tertentu dengan tujuan,
Universitas Nahdlatul Ulama Cirebon
melakukan pengamatan tentang bagaimana
(UNU) adalah sebuah perguruan tinggi
peristiwa terjadi dalam latar tersebut yang
swasta yang terletak di Cirebon, Jawa
memiliki hubungan. Sebagai peranan,
Barat, tepatnya untuk program studi
peneliti melibatkan peristiwa yang terjadi
bimbingan dan konseling berada di kampus
dalam objek kajian atau partisipan,
Jl. Cipto Mangunkusumo No.9. Cirebon.
sehingga mampu mengintegrasikan
Subjek penelitian adalah benda, hal, orang,
kerangka acuan (frame of reference) untuk
tempat, data untuk variabel penelitian yang
subjek yang sedang diteliti.
melekat dan dipermasalahkan.
Teknik pengumpulan data adalah
Subjek penelitian sama dengan key
cara yang digunakan oleh penelitian untuk
informan, yaitu orang yang mempunyai
mengumpulkan atau memperoleh data.
hubungan erat dengan suatu penelitian yang
Peneliti menggunakan wawancara sebagai
dapat memberikan informasi, situasi dan
teknik untuk memperoleh data bagaimana
kondisi latar penelitian. Subjek primer
cara penggunaan cybercounseling dalam
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
layanan konseling individual. Pengumpulan
mahasiswa BK, subjek sekunder adanya
data digunakan untuk mengetahui informasi
dosen BK, dan subjek komplementer adalah
yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
BPH. Objek dalam penelitian ini yaitu
tujuan pendidikan. Ada tiga teknik dalam
penggunaan cybercounseling untuk layanan
analisis data
konseling individual bersama mahasiswa
program studi bimbingan dan konseling 1. Observasi, yaitu merupakan teknik
UNU Cirebon. Melihat keterbatasan waktu pengumpulan data yang melibatkan peneliti
yang ditentukan oleh peneliti, subjek dengan informasi satu latar penelitian,
penelitian menggunakan teknik purposive selama pengumpulan data yang dilakukan
sampling, yaitu teknik pengambilan sumber secara sistematis.
data dengan pertimbangan tertentu. Terkait 2. Wawancara, yaitu sebuah dialog yang
dengan penggunaan cybercounseling dalam dilakukan oleh pewawancara untuk
layanan konseling individual dapat memperoleh informasi dari terwawancara.
terealisasi sesuai dengan prosedur layanan
yang telah terstruktur. 3. Dokumentasi, yaitu analisis dokumen
yang digunakan sebagai sumber data yang
Untuk mendapatkan data kualitatif, stabil, kaya dan mendorong serta
seorang peneliti harus melakukan upaya dokumentasi bersifat alamiah sesuai dengan
yang disebut sebagai partisipan, dalam latar konteks tersebut.
budaya obyek budaya yang sedang diteliti.
Studi Tentang Penggunaan Cybercounseling
Untuk Layanan Konseling Individual Bersama
Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan
Nakhma’ussolikhah
Konseling UNU Cirebon
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 2. No 1 Agustus 2017 35

Analisis data yang dimaksud dalam penelitian di lapangan dilengkapi dengan


penelitian ini secara mudah dapat dipahami dokumentasi adanya foto sebagai salah satu
melalui model yang diperkenalkan oleh bukti dari pelaksanaan penelitian, proses
Milles dan Huberman (1984). konseling, rekaman konseling, bukti
lampiran konseling berupa protokol
konseling, peneliti mendokumentasikan
Pengumpulan Penyajian
setiap kegiatan yang dilaksanakan di
data Data
kampus.
Sebelum melangsungkan
penelitian, tindakan yang dilakukan oleh
peneliti pertama kali yaitu meminta izin
Reduksi Kesimpulan:
kepada responden mahasiswa, dosen BK
data Penarikan/
Verifikasi serta pihak yang terkait. Apabila
mahasiswa dan dosen BK tidak bersedia
menjadi responden, maka peneliti tidak
mengharuskan untuk menjawab pertanyaan
HASIL DAN PEMBAHAASAN yang melibatkan penelitian berlangsung.
Sudah dibuktikan ketika peneliti konsultasi
Penelitian dilaksanakan pada
melalui via WA kepada salah satu dosen
tanggal 17 April 2017 - 10 Mei 2017 di
RI (bukan nama tetapi dalam proses
kampus UNU Cirebon. Penelitian dibantu
konsultasi yang dilakukan, peneliti
oleh mahasiswa dan dosen BK, dalam
sebenarnya), beliau memiliki basic dari
observasi pada saat perkuliahan
psikologi menghasilkan respon bahwa,
berlangsung. Sebelum penelitian
dosen RI tidak bersedia untuk menjadi
berlangsung, peneliti mempersiapkan
responden dalam penelitian dengan
pedoman wawancara untuk melangsungkan
beberapa alasan yang cukup jelas.
wawancara bersama beberapa mahasiwa
BK, berkaitan dengan penggunaan Komunikasi dimulai pada tanggal
cybercounseling untuk layanan konseling 15 April 2017, perizinan dimulai sejak
individual. Responden yang terlibat dalam pukul 07. 53 – 08.27. sebelumnya peneliti
penelitian ini adalah mahasiswa dan dosen sudah membuat janji terlebih dahulu pada
BK, serta salah satu pihak kampus. hari senin tanggal 13 Maret 2017 pada
pukul 12.54 – 17.49, kirim pesan melalaui
Wawancara berlangsung dengan
WA. Ini dapat memudahkan suatu proses
metode tanya jawab bersama responden
perencanaan dalam tahap konsultasi tanpa
yang telah ditentukan dengan pembahasan
ada batasan waktu dan tempat, tetapi tetap
lebih lanjut. Narasumber primer dalam
terjaga nilai – nilai konseling.
wawancara ini adalah mahasiswa BK,
selain wawancara yang penulis kemukakan Pada hari senin tanggal 17 April
di lapangan, penulis melangsungkan 2017 peneliti melangsungkan wawancara
observasi berdasarkan pedoman observasi. dengan salah satu responden yang sudah
Kelengkapan data yang mendukung selama bersedia menjadi subjek dalam penelitian,
Studi Tentang Penggunaan Cybercounseling
Untuk Layanan Konseling Individual Bersama
Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan
Nakhma’ussolikhah
Konseling UNU Cirebon
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 2. No 1 Agustus 2017 36

dan ditemukan beberapa titik demikian menjadi perhatian bagi pendidik /


permasalahan yang meliputi adanya konselor.
penggunaan cybercounseling Subjek primer dalam penelitian ini
untukkonseling individual. adalah mahasiswa BK didukung bersama
Hasil penelitian yang diperoleh, subjek sekunder beberapa dosen BK. Data
berdasarkan data dilapangan saat yang diperoleh selama dilapangan meliputi
wawancara bersama responden bahwa adanya permasalahan – permasalahan yang
mahasiswa yang aktif dalam perkuliahan dihadapi beberapa mahasiswa sebagai
ialah, mahasiswa hadir saat jadwal mata responden. Adapun untuk menjamin nilai
kuliah berlangsung melalui adanya bukti validitas hingga pada tahap reduksi peneliti
absensi tanda tangan, pengumpulan tugas, melangusungkan wawancara beberapa
UTS, UAS, KRS, KHS. tahap. Wawancara berlangsung dengan
Adapun proses konseling dapat jadwal yang berbeda – beda, sehingga
diperoleh data jenuh. Pada proses demikian
berlangsung melalui adanya permasalahan
peneliti memperoleh hasil yang berbeda
yang dialami mahasiswa, berkaitan dengan
dari tahap awal wawancara hingga tahap
hambatan – hambatan saat kuliah seperti
akhir, meskipun dengan panduan pedoman
nilai KHS belum keluar setelah usai UAS,
wawancara yang sama, akan tetapi hasil
permasalahan ini menjadikan mahasiswa
yang diperoleh berbeda – beda. Faktor yang
cemas akan hasil belajar yang diperoleh
mempengaruhi responden dalam
selama satu semester, sehingga perlu
memberikan jawaban diantaranya ada
adanya follow up dari dosen yang
faktor internal dan eksternal.
bersangkutan dibagian akademik.
Permasalahan ini tidak disadari dosen BK, Faktor internal dari responden
yang terlibat sebagai pengampu mata kuliah dipengaruhi dari kesibukan dan kondisi saat
seharusnya ikut berperan serta dalam diwawancara sedang kurang sehat atau
kebijakan penilaian. Konflik ini sering sedang banyak masalah pribadi, sehingga
muncul atas dasar kecemburuan sosial, kenyamanan belum mampu terkendali
dipengarui dari latar belakang keluarga, dengan baik. Untuk membuktikan pengaruh
status sosial, ekonomi dan life style. faktor internal tersebut peneliti membuat
jadwal wawancara bersama responden pada
Permasalahan itu muncul tidak
pagi hari dihari efektif dikampus, dapat
hanya secara akademik, namun dapat terjadi
dibandingkan ketika wawancara pagi, siang
secara pribadi yang bersifat rahasia. Sering
atau sore hari memperoleh hasil berbeda.
kali terjadi kesenjangan antara mahasiswa
Adapun mahasiswa atau dosen BK saat di
satu dengan mahasiswa lain, khususnya
wawancarai belum makan dan sedang
berkaitan dengan tugas kelompok, yang
menghadapi masalah pribadi. Penulis dapat
menjadi acuan dasar masih egois dan ingin
membuktikan bahwa pengaruh demikian
menang sendiri. Adanya masa transisi pada
sangat penting pada tahap pengelolaan data.
mahasiswa semester 2 sering terjadi
kesenjangan dalam proses perkembangan Faktor eksternal dipengaruhi dari
secara sosial maupun akademik, hal lingkungan, ketika mahasiswa dan dosen
Studi Tentang Penggunaan Cybercounseling
Untuk Layanan Konseling Individual Bersama
Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan
Nakhma’ussolikhah
Konseling UNU Cirebon
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 2. No 1 Agustus 2017 37

sedang menjalani aktifitas kegiatan yang dari wawancara yang memiliki nilai
menyenangkan, akan diperoleh jawaban validitas tinggi, sebagai upaya mengurangi
cukup baik dan stabil. Akan tetapi ketika data bias.
responden sedang menghadapi sebuah Responden primer tidak hanya pada
tantangan dan kesulitan disaat wawancara kelas reguler akan tetapi peneliti
berlangsung, maka akan terdapat hasil yang melangsungkan wawancara bersama
kurang baik, situasi menjadikan mahasiswa kelas siang. Jadwal dalam
pembanding dalam responden untuk wawancara tersebut disesuaikan dengan
mengungkapkan apa yang menjadi kendala. jadwal kuliah mahasiswa, untuk
Peneliti harus lebih selektif dalam memudahkan dalam melangsungkan
mereduksi hasil wawancara bersama
konseling sehingga mahasiswa mampu
responden. menghadapi konseling dengan kesiapan
Wawancara pertama bersama waktu yang telah ditentukan. Penelitian
mahasiswa BK semester 2 pada hari senin terus berlangsung dimulai tanggal 17 April
tanggl 17 April 2017 pukul 10.15 -12.00. di 2017 – 10 Mei 2017 adapun hasil
ruang 29. Beberapa mahasiswa bersedia wawancara telah diperoleh peneliti yang
menjadi responden. Permasalahan utama sudah ada pada lembar lampiran.
dideskripsikan oleh responden berkaitan Dilengkapi dengan deskripsi permasalahan
dengan sulitnya bersosialisasi dengan teman yang dialami oleh responden.
dikelas. MD merasa kurang nyaman saat Responden sekunder melibatkan
mendapatkan kelompok bersama seorang dosen BK dan salah satu pihak kampus
teman yang kurang disukai. Sehingga terkait dengan penelitian. Pada proses
terjadi kesenjangan antara tugas yang konseling bersama dosen, peneliti
dikerjakan dengan hasil yang diperoleh. menjelaskan secara rinci melalui protokol
Gejala demikian menjadi perhatian bagi konseling untuk memperjelas permasalahan
peneliti untuk berperan serta dalam proses dan mendapatkan hasil, dengan validitas
konseling. tinggi serta data yang akurat, peneliti
Wawancara tahap dua dilaksanakan melangsungkan konseling dengan beberapa
pada hari Selasa, 18 April 2017. Masih tahap yang telah disepakati bersama
pada responden MD. Permasalahan masih responden yang bersedia untuk di
pada bidang sosial pribadi, MD wawancara secara bertahap.
melanjutkan konseling tahap ke dua hingga Tahap awal hingga tahap ke lima
tahap ke lima. Wawancara tahap ke tiga wawancara bersama dosen - dosen BK.
pada hari sabtu 22 April 2017, ke empat Deskripsi singkat hasil dari wawancara.
pada hari selasa, 25 April 2017. Ke lima 29 Dosen BK mengungkapkan bahwa
April 2017. Proses konseling berlangsung mahasiswa yang sering bermasalah pada
dengan bukti adanya protokol konseling semeter awal. Sebagaimana fungsi dari
dan dokumentasi saat penelitian konseling untuk membantu proses
berlangsung dibagian lampiran. Untuk permasalahan yang dialami klien. Untuk
mereduksi data penulis mencantumkan hasil itu, dosen BK dapat melangsungkan
Studi Tentang Penggunaan Cybercounseling
Untuk Layanan Konseling Individual Bersama
Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan
Nakhma’ussolikhah
Konseling UNU Cirebon
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 2. No 1 Agustus 2017 38

cybercounseling bersama mahasiswa yang Gejala yang nampak : Klien merasa dirinya
bermasalah. Tidak hanya pada sementara kurang maksimal dalam menjalankan
waktu, dapat diketahui bahwa proses perkuliahan, karena kesibukan yang
konseling berlangsung akan mendapat dialami. Klien mengambil kelas siang,
follow up dari konselor, dibutuhkan dengan alasan ketika pagi hari klien harus
beberapa tahap dalam konseling, untuk bekerja untuk memenuhi kebutuhan anak
menjernihkan permasalahan yang dihadapi dan biaya kuliah. Sering dilakukan
klien. konseling dengan dosen ahli ketika kuliah
hal yang disampaikan berkaitan dengan
Melalui pengamatan langsung,
perkembangan anak dan keadaan yang
peneliti lebih percaya bahwa peran serta
dijalani bersifat pribadi dan sosial.
konselor di universitas sangat dibutuhkan
untuk konseli. Ini dapat dibuktikan melalui Diagnosa : Klien merasa sulit dalam
gejala pribadi, sosial, belajar dan karir menjalani kehidupan sendiri, dengan
menjadi faktor utama dalam bidang tanggung jawab mengasuh anak sendiri.
permasalahan yang dialami oleh mahasiswa Klien sudah bercerai dengan suaminya
di UNU. Terlepas dari semua itu, beberapa dengan alasan tertentu. Pada kenyataannya
diantara mahasiswa dan dosen sudah klien menghadapi kehidupan berliku – liku,
menyadari peran serta proses konseling, salah satu hal yang perlu disadari bahwa
menjadi kebutuhan bagi setiap individu. klien tidak sanggup dalam mengatasi semua
ini tanpa bantuan orang lain.
Peneliti mengumpulkan bukti penelitian
berdasarkan ketentuan data dari lapangan. Prognosa : Klien diberi
pemahaman dan pilihan bagaimana
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN semestinya hidup yang harus dijalani,
tanpa merasa terbebani, melalui sebuah arti
Berdasarkan pada data yang diperoleh
dari makna hidup sesungguhnya dan
peneliti di lapangan meliputi :
memberikan penjelasan berdasarkan apa
Case Study yang klien butuhkan. Hal ini mendapatkan
Hasil reduksi Wawancara bersama keputusan dari diri klien sendiri.
responden. Treatement : Klien diberikan
Nama : IN ( bukan nama sebenarnya ) beberapa kasus kehidupan seutuhnya, dan
Usia : 28 Tahun konselor mengajak klien untuk bermain
Alamat : Palimanan teka – teki dalam kehidupan, kemudian
Status : Mahasiswa klien menyimpulkan apa yang dimaksud
Identifikasi masalah : Klien mengalami dari smua ini. Setelah klien mampu
kesulitan ketika membagi waktu untuk mengungkapkan arti sesungguhnya,
kuliah. Karena kesibukan sebagai ibu konselor mengambarkan lebih detail makna
rumah tangga. Dengan demikian, klien kehidupan secara real. Penanganan ini
berstatus janda punya anak 1 yang mana menggunakan Logo Terapi.
kewajiban klien selain kuliah, bekerja, dan
mengasuh anaknya.
Studi Tentang Penggunaan Cybercounseling
Untuk Layanan Konseling Individual Bersama
Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan
Nakhma’ussolikhah
Konseling UNU Cirebon
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 2. No 1 Agustus 2017 39

Summerizing : Kasus klien IN dipengaruhi oleh beberapa faktor yang


menggunakan pendekatan Logo Terapi, menyebabkan mahasiswa tidak lepas dari
untuk memaknai suatu kehidupan tanpa permasalahan pribadi. Akan tetapi semua
menjadi beban dalam hidup klien, sehingga aspek kehidupan yang menjadi hambatan
klien dapat menyimpulkan pemaknaan saat kualiah, berlangsung menjadi tanggung
melalui kesadaran dalam dirinya bukan dari jawab bagi mahasiswa itu sendiri. Tidak
nasehat dari konselor, sebab dengan adanya heran ketika mahasiswa menemui dosen
nasehat yang diberikan konselor, seakan untuk melangsungkan konseling, karena
memaksakan keputusan yang harus diambil menyadari bahwa dirinya sedang
klien. Akan tetapi melalui kesadaran bermasalah, dengan harapan dosen yang
mampu membuat keputusan secara pribadi. sudah dipercaya menjadi konselor ahli dan
Inilah harapan dari proses konseling. mampu membantu klien dalam mengatasi
permasalahannya.
Evaluasi : Klien menyadari bahwa
kehidupan yang ia jalani adalah bagian dari Protokol Konseling Individual
proses kehidupan, yang akan ditemukan Hari/tanggal : Sabtu, 22 Aprili 2017
makna sesungguhnya dalam hidup, bukan Jam sd. Jam : 08.00 – 10.00 Wib
beban hidup yang berat, tetapi kebahagiaan Tempat : Kampus UNU
dan kemerdekaan yang akan dirasakan
melalui pemaknaan hidup. Identitas Konseli

Follow up : Cybercounseling 1. Nama lengkap : NR


2. Nama panggilan : Nur
Hasil Wawancara bersama responden 3. Status : Mahasiswa PBK
Nama : AS ( bukan nama sebenarnya ) semester 2
Usia : 40 Tahun 4. Agama : Islam
Alamat : Cirebon 5. Alamat : Cirebon
Status : Dosen BK 6. Anak ke : 4 dari 5 bersaudara
Tanggal dan tempat : 17 April – 3 Mei
2017 . R. BAAK UNU. Latar Belakang Konseli

Reduksi wawancara : Salah satu dosen BK Keadaan keluarga


sebagai responden dalam penelitian ini Ayah :
adalah AS. Selain sebagai dosen BK, AS a. Nama : Amir ( bukan nama sebenarnya
juga menjadi kepala TU. Dalam penelitian )
ini, peneliti mendapatkan pernyataan bahwa b. Agama : Islam
mahasiswa yang melangsungkan konseling c. Alamat : Cirebon
bersama dosen BK selama AS menjadi d. Pekerjaan : Wiraswasta
dosen BK tiada lain adalah mahasiswa yang Ibu :
memiliki permasalahan. Khususnya secara e. Nama : Anah (bukan nama sebenarnya )
akademik, seperti terdapat hambatan saat f. Agama : Islam
kuliah berlangsung dan administrasi g. Alamat : Cirebon
keuangan. Kedua hal tersebut sering kali h. Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Studi Tentang Penggunaan Cybercounseling


Untuk Layanan Konseling Individual Bersama
Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan
Nakhma’ussolikhah
Konseling UNU Cirebon
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 2. No 1 Agustus 2017 40

Latar Belakang : Ternyata klien selalu bersikap ingin


menang sendiri dan ingin ornag lain
1. Akademik : Klien dapat mengikuti
percaya pada apa yang ia katakan
perkuliahan di kampus.
sedangkan diri klien sulit mempercayai
2. Pribadi : Klien memiliki kepribadian orang lain. Sahabat dekat klien menjadi
kurang percaya. kurang nyaman atas kebiasaan sikap klien
3. Keluarga : klien berasal dari keluarga yang kurang baik ini. Kebiasaan klien
yang harmonis. dalam berfikir irasional sudah dominan
sehingga pemikiran rasional masih belum
4. Sosial : klien memiliki trauma
sepenuhnya disadari oleh diri klien.
kekecewaan kepada seseorang akibat
trauma tersebut klien merasa kurang Pendekatan
percaya lagi sama orang lain karena pernah Pendekatan yang digunakan
di khianati oleh orang yang dipercaya. Sulit
1. Nama Pendekatan : REBT (Rational
bagi klien untuk merubah pemikiran
Emotif Behavior Therapy
irasional menjadi rasional.
2. Alasan penggunaan pendek :
Alasan konselor menggunakan
Gejala Yang Nampak
teknik ini dikarenakan individu dilahitrkan
Klien sering dikecewakan oleh dengan kecenderungan untuk mendesakkan
orang – orang terdekat seperti sahabat dan keinginan, tuntutan, hasrat dan kebutuhan
saudara yang ia percaya. Sehingga muncul dalam hidupnya. REBT menekankan bahwa
kecurigaan dan berfikir irasional kepada individu berfikir beremosi, dan bertindak
respon lingkungan sekitar. secara stimultan, jarang individu beremosi
Keluhan Yang Dihadapi tanpa berfikir, sebab perasaan – perasaan
biasanya dicetuskan oleh persepsi atas suatu
Klien merasa dikhianati oleh
situasi yang spesifik. Hal itu sangat sesuai
sahabat dan orang terdekat sehingga klien
dengan apa yang ditemukan oleh Albert
merasa tidak lagi percaya dengan apa yang
Ellis. REBT dimulai dengan ABC:
dikatakan orang lain, hal ini mempersulit
diri klien sendiri akibat hilangnya rasa A (activating experiences) adalah
kepercayaan yang tidak lagi bisa dimengerti pengalaman–pengalaman pemicu seperti
pada diri klien sendiri. Sejujurnya klien kesulitan keluarga, kendala pekerjaan,
ingin memberikan kepercayaan kepada trauma masa lalu serta hal lain yang kita
orang lain tetapi akibat trauma yang dialami anggap sebagai penyebab ketidakbahagiaan.
berupa penghianatan dan rasa sakit hati, B (Beliefs) adalah keyakinan, trauma yang
klien sering berfikir irasional kepada orang bersifat irasional dan merusak diri sendiri
lain. Akibat dari pemikiran tersebut untuk yang merupakan sumber ketidakbahagiaan
menanamkan pemikiran rasional dalam diri kita.
klien masih belum mampu sepenuhnya.
C (consequence) adalah konsekuensi berupa
Masalah Sebenarnya gejala neurotik dan emosi negatif seperti
Studi Tentang Penggunaan Cybercounseling
Untuk Layanan Konseling Individual Bersama
Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan
Nakhma’ussolikhah
Konseling UNU Cirebon
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 2. No 1 Agustus 2017 41

panik, dendam, dan amarah karena depresi sekitar menjadi lebih memahami dirinya
yang bersumber dari keyakinan kita yang sendiri.
keliru. Terapi ini diberikan supaya klien
Walaupun pemicunya adalah mampu menyatukan beberapa aspek yang
pengalaman nyata dan memang benar – terkait antara kepribadian individu untuk
benar menyebabkan penderitaan namun menjadi pribadi yang utuh supaya klien
sesungguhnya keyakinan irasional kitalah bertanggung jawab atas dirinya dalam
yang memperumit dan memperbesar aspek perkembangan dan kepribadian.
persoalan. Ellis menambahkan D dan E
Pelaksanaan Konseling
untuk rumus ABC ini. Seorang terapis
harus melawan (D) Keyakinan irasional itu Langkah – langkah konseling :
agra klien bisa menikmati dampak – 1) Menyambut kedatangan konseli
dampak ( E ) psikologis positif dari (Attending ).
keyakinan yang rasional. 2) Mengajak klien untuk bisa terbuka dan
Teknik Yang Digunakan merasa nyaman dalam konseling.
3) Membantu klien untuk mengeksplorasi
Teknik REBT yang esensial secara permasalahan yang klien hadapi
aktif – direktif, terapis menunjukan a. Penjelasan : Menerima
penyebab ketidaklogisan gangguan – ungkapan klien apa adanya serta
gangguan klien dan verbalisasi diri yang mendangarkan dengan penuh
telah mengekalkan gangguan dalam perhatian. Melakukan teknik
hidupnya. Suatu proses dedaktif karenanya konseling diagnosis dan analisis.
menekankan pada metode – metode Untuk mengetahui permasalahan
kognitif (metode terapi tingkahlaku). klien melalui wawancara bersama
Secara aktif dalam pertemuan terapi klien.
ini lebih suka berbicara daripada klien secar b. Penggalian latar belakang :
pasif. Bahkan selama pertemuan terapis melakukan langkah untuk
bisa mengkonfrontasikan kliennya dengan merangkum dan mengatur data dari
pembuktian atas pemikiran tingkahlaku hasil analisis. Kemudian unuk
yang irrasional. menggali secara lebih mendalam
Tujuan Konseling masalah yang sedang dihadapi klien.
Proses konseling dalam permasalahan c. Penyelesaian masalah : melakukan
ini berkaitan dengan kondisi pribadi- sosial konseling dengan klien untuk
klien yang sulit memberikan kepercayaan membantu klien untuk menemukan
kepada orang lain akibat trauma masa lalu. sumber dirinya sendiri agar klien
Klien sulit mempercayai orang lain, dapat dengan cepat menyelesaikan
tindakan klien yang tidak sesuai denikian masalahnya. Setelah melakukan
sebagai upaya untuk membantu klien dalam konseling kemudian dilakukan
mengintegrasikan diri dalam lingkungan tindak lanjut untuk mencari jalan
keluar yang sesuai dan tepat.
Studi Tentang Penggunaan Cybercounseling
Untuk Layanan Konseling Individual Bersama
Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan
Nakhma’ussolikhah
Konseling UNU Cirebon
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 2. No 1 Agustus 2017 42

d. Penutup : Mengakhiri konseling internet dalam pemberian layanan konseling


bersama klien. individual.
4) Memberikan ringkasan jalannya Adapun konseling yang digunakan
pembicaraan. selama ini lebih cenderung pada konseling
konvensional, dibandingkan modern dengan
5) Menegaskan kembali keputusan klien.
alasan lebih maksimal ketika layanan yang
6) Memberikan motivasi. diberikan secara langsung. Peneliti
7) Menawarkan bantuan bila kelak timbul menyadari akan kelebihan dan kekurangan
permasalahan baru. yang terdapat dalam kedua jenis konseling
tersebut. Pada kenyataannya, kebiasaan
8) Berpisah dengan klien.
mahasiswa yang mengakses jaringan
Kesimpulan Protokol Konseling internet lebih cenderung pada
Setelah klien menjelaskan cybercounseling, dengan alasan akses
permasalahan yang dihadapi, klien sulit mudah diperoleh dalam frekuensi waktu
dikendalikan diakibatkan pengaruuh pola cukup terjangkau.
pikir, akan tetapi dengan ketidak percayaan Mahasiswa dan dosen mampu
dalam diri klien bahwa semua individu mengkomunikasikan layanan konseling
tidak selamanya akan berkhianat dan tidak berbasis internet, sehingga diperoleh
semua individu memiliki indikator kemudahan dalam proses konseling tanpa
kepribadian yang sama sehingga klien batas jarak maupun waktu. Ini bisa terjalin
mulai berfikir secara rasional dengan dengan cukup memadai, antara teknik yang
seiring berlangsungnya konseling dapat digunakan selama proses layanan konseling
memberikan gambaran utuh bahwa klien berlangsung, sebab dalam penggunaan
mampu merubah pemikiran irasional konseling modern, beberapa teknis tidak
menjadi rasional atas kesadaran diri sendiri perlu diterapkan secara utuh, hanya saja
tanpa ada unsur nasehat dari konselor. ketepatan dalam merespon permasalahan
Tindak Lanjut klien harus lebih cermat dalam masalah
topik utama. Hal yang terjadi pada proses
1. Konseling kelompok cybercounseling berlangsung akan di follow
2. Cybercounseling up melalui face to face (konseling
tradisional).
KESIMPULAN
Pelayanan konseling ditujukan
Studi tentang penggunaan layanan
untuk memecahkan masalah, dan kalau bisa
cybercounseling untuk layanan konseling
mencegah timbulnya masalah, namun
individual bersama mahasiswa PBK UNU,
kesibukan klien dan konselor sendiri
mampu digunakan dengan baik oleh
terkadang malah menambah masalah,
mahasiswa bersama dosen BK untuk
melalui mediator teknologi informasi,
melangsungkan proses konseling.
masalah tersebut bisa diminimalisir.
Mahasiswa bimbingan dan konseling
Kelebihan yang didapat dari pelayanan
mampu menggunakan layanan berbasis
konseling melalui teknologi informasi
Studi Tentang Penggunaan Cybercounseling
Untuk Layanan Konseling Individual Bersama
Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan
Nakhma’ussolikhah
Konseling UNU Cirebon
OASIS : Jurnal Ilmiah Kajian Islam Vol 2. No 1 Agustus 2017 43

diantaranya, mudah diakses tanpa biaya Sourcebook of New Methods.


transportasi, tidak ada batas ‘ruang’ dan California; SAGE publications Inc.
‘waktu’. Selain itu, klien lebih terbuka Hartono & Sudarmadji, B. (2012).
karena bersifat pribadi. Pelayanan Psikologi Konseling.
konseling pun lebih terpusat. Sedangkan Jakarta:Kencana,
kelemahan dari penggunaan teknologi
informasi, diantaranya penyediaan sarana Gumiandari, S. (2010). Hubungan Dialek
yang tidak murah, keseriusan klien dalam Antara Tasawuf Psikologi
konseling tidak dapat dipastikan, informasi modern.Yogyakarta
yang diterima konselor terbatas, pengabaian Hellen (2005). Bimbingan Dan Konseling.
faktor-faktor emosi, dan memungkinkan Jakarta:Quantum Teaching
untuk timbulnya jarak antara klien dan
Ifdil (2011). Penyelenggaraan Layanan
konselor baik secara fisik maupun psikis.
Konseling Online Sebagai Salah Satu
Kode etik yang berlaku dalam profesi
Bentuk Pelayanan E-Konseling.
bimbingan konseling harus diperhatikan
Disajikan dalam Seminar
oleh konselor supaya tidak terjadi hal-hal
Internasional Bimbingan dan
yang tidak diinginkan.
Konseling Universitas Pendidikan
Mahasiswa bersama dosen BK Indonesia 29 s/d 30 Oktober 2011
UNU Cirebon dapat menggunakan layanan
Prayitno & Amti, E. (2004). Dasar-dasar
konseling berbasis internet melalui via
Bimbingan dan Konseling. Jakarta:
sms, telephon, WA, email, facebook, atau
PT. Rineka Cipta
media online lainnya. Hal demikian
dilakukan untuk mempermudah Sampson, JP. (2000). Using the Internet to
komunikasi antara dosen dan mahasiswa. Enhance Testing in Counseling.
Tidak hanya secara online, layanan Journal of Counseling and
tersebut berlangsung dapat juga secara Development. Vol.78. No. 3: 348-
tradisional face to face, Kemudian 356.
penggunaan layanan tersebut dapat Suryadi, Adan & Idris, E. (2010)
berjalan secara optimal melalui Kesetaraan Gender dalam Bidang
kemudahan yang diperoleh dari dosen Pendidikan. cet. I. Bandung:
untuk mahasiswa, melalui akses layanan Genesindo
tanpa batas.
Winkel,WS (2007). Bimbingan dan
DAFTAR PUSTAKA Konseling di institut pendidikan.
Daryanto (2004). Keterampilan Dasar Yogyakarta:Media Abadi,
Pengoperasian Komputer, Willis, S.S. (2010). Konseling Individual.
Bandung:YramaWidya Teori dan Praktek. Bandung: Alfabet.
Miles, M. B. & Huberman, A. M. (1984). Yudhawati, R& Haryanto, D. (2011). Teori –
Qualitative Data Analysis: A teori dasar psikologi pendidikan.
Jakarta:Prestasi Pustaka

Studi Tentang Penggunaan Cybercounseling


Untuk Layanan Konseling Individual Bersama
Mahasiswa Program Studi Bimbingan Dan
Nakhma’ussolikhah
Konseling UNU Cirebon

You might also like