Professional Documents
Culture Documents
Petunjuk
1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.
1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada
laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan
soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai
pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE
melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan
peraturan akademik Universitas Terbuka.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila dikemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung
sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
No Soal
1 Istilah zoon politicon menjadi gambaran hubungan manusia dengn manusia lain sebagai
makhluk sosial, dimana hubungan tersebut membutuhkan norma. Norma tersebut dibutuhkan
dalam rangka mengatur hubungan antara manusia dengan manusia lain dan antara manusia
dengan lingkungannya. Terdapat beberapa norma dalam kehidupan masyarakat seperti norma
kesusilaan, norma agama, norma adat, dan norma hukum.
PERTANYAAN :
A. Berikan analisis saudara terhadap hakekat norma atau kaidah menurut sarjana A. Hamid S
Attamimi dan Jimly Asshiddiqie.
B. Uraikan bagaimana sebuah norma adat menjadi norma hukum.
C. Berikan uraian mengapa norma hukum itu bersifat memaksa.
JAWABAN
A. Menurut A. Hamid S, hakikat norma ini berasal dari weete;ijke regels atau wettelijke
regeling. Namun, istilah ini tidak mutlak digunakan secara konsisten. Istilah tersebut dalam
bahasa Indonesia disebut dengan perundang-undangan. Namun, dirinya berpendapat
bahwa teori perundang-undangan ini hanya berorientasi pada upaya mengusahakan
kejelasan dan menjernihkan pemahaman. Dalam arti sempit, berorientasi pada melakukan
perbuatan, pelaksanaan, dan bersifat normatif sehingga disebut Gesetzgebungsslehre, yang
bagiannya adalah proses, metode, dan tekik perundang-undangan.
B. Norma adat di Indonesia terdapat beragam sesuai dengan kelompok masyarakat yang
berada di wilayah kesatuan NKRI. Perubahan norma adat menjadi norma hukum tersebut
dilihat dari keberlakuan norma hukum negara yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia.
Keberlakuan hukum negara ditunjukkan untuk seluruh masyarakat dan rakyat dalam
wilayah Indonesia.
C. Norma hukum itu bersifat memaksa karena norma ini memmpunyai suatu tindakan untuk
seseorang mentaati dan mematuhi serta memberikan sanksi yang tegas jika ada yang
melanggar. Selain itu, sifat norma hukum ini mempunyai kewenangan yakni bagi pelanggar
akan mendapatkan sanksi.
Tujuan lain norma hukum memiliki sifat memaksa untuk melindungi kepentingan dalam
pergaulan hidup di masyarakat.
PERTANYAAN :
1. Berikan anlisis Anda, apa saja dasar perbedaan materi muatan dalam setiap jenis peraturan
perundang-undangan?
2. Berikan analisis Anda apa saja materi muatan yang dapat diatur di dalam undang-undang!
JAWABAN
1. Dalam Pasal 7 UU Nomor 12 Tahun 2011 mengatur tentang jenis dan hierarki peraturan
perundang-undangan di Indonesia, yakni :
a. Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945
b. Ketetapan Majelis Pemusyawaratan Rakyat
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
d. Peraturan Pemerintah
e. Peraturan Presiden
f. Peraturan Daerah Provinsi
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
2. Dalam Pasal 10 UU Nomor 12 Tahun 2011 dijelaskan bahwa materi muatan yang harus
diatur dengan Undang-Undang berisi hal-hal yang :
Sumber : https://republika.co.id/berita/rt3ec9423/dpr-sahkan-11-undang-undang-pada-masa-
persidangan-iv
PERTANYAAN :
Bagaimana kedudukan dan fungsi DPR dalam pembentukan undang-undang dalam sistem
pemerintahan Negara Republik Indonesia menurut UUD NRI Tahun 1945 sebelum dan sesudah
amandemen?
JAWABAN
Sebelum amandemen, DPR mempunyai kedudukan dan fungsi sebagai pemberi persetujuan
atas pembentukan Undang-Undang yang dibuat oleh Presiden. Hal itu dipertegas pada PAsal
20 ayat (1) UUD 1945 yang menjelaskan bahwa DPR harus memberikan persetujuan, bukan
berarti DPR tidak dapat menolak rancangan Undang-Undang yang diajukan Presiden,
melainkan DPR harus memberi suatu consent atau kesepakatan dalam arti menolak atau
menerima rancangan Undang-Undang tersebut.
Selain itu dalam Pasal 21 ayat (1) UUD 1945 disebutkan bahwa DPR memiliki kewenangan
mengajukan Rancangan Undang-Undang, jika telah disetujui DPR, namun tidak mendapat
teken dari Presiden, maka RUU tersebut tidak boleh dimajukan dalam persiangan DPR masa
itu.
Setelah amandemen UUD 1945, Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1), (2), (3), dan (4)
memperlihatkan bahwa ada pergeseran kekuasaan legislatif dari Presiden ke DPR. Dalam Pasal
5 ayat (1) dijelaskan bahwa Presiden mengajukan RUU kepada DPR.
4 DESKRIPSI :
Kemendagri Resmi Umumkan 3.143 Perda Yang Dibatalkan Sebagai wujud dari keterbukaan
informasi publik, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) secara resmi sejak Senin (20/6)
telah mengunggah 3.143 peraturan daerah (Perda) yang dibatalkan Pemerintah Pusat,
termasuk di dalamnya peraturan menteri dalam negeri (Permendagri) ke laman resmi
www.kemendagri.go.id .
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menyampaikan terima kasih atas dukungan
serta apresiasi berbagai pihak, khususnya pemerintah daerah (Pemda) tingkat provinsi dan
kabupaten/kota se-Indonesia, jajaran Kemendagri, serta rekan-rekan media, atas keputusan
pembatalan 3.143 perda.
Tujuan dari pembatalan perda ini adalah memperkuat daya saing bangsa di era kompetisi.
Perda itu merupakan aturan yang dinilai menghambat pertumbuhan ekonomi daerah dan
memperpanjang jalur birokrasi, hambat investasi, dan kemudahan berusaha, kata Tjahjo, di
Jakarta, Senin (20/6).
Setelah membatalkan 3.143 Perda yang terkait dengan investasi, menurut Tjahjo, Kemendagri
saat ini sedang mengevaluasi perda yang bertentangan dengan konstitusi, serta peraturan
undang-undang (UU) yang lebih tinggi. Kemendagri akan melihat dulu sejauhmana regulasi ini,
apakah sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, dan UU sebagai pilar kebangsaan. Selain itu,
pemerintah juga tengah mengevaluasi perda maupun peraturan kepala daerah yang tidak
sesuai dengan semangat menjaga kebhinekaan dan persatuan Indonesia.
Untuk itu, Mendagri berharap dukungan dan partisipasi berbagai pihak untuk memperkuat
semangat otonomi daerah, membangun tata kelola pemerintahan yang efektif, efisien, bersih,
dan taat kepada hukum dalam rangka NKRI sehingga membawa kesejahteraan masyarakat.
Cara Unggah Perda
Untuk bisa membaca perda yang telah dibatalkan pemerintah itu, pertama-tama buka dulu
laman resmi Kemendagri, yaitu www.kemendagri.go.id. Kolom tautan berada di sebelah
kanan setelah barisan kolom berita. Pada kolom tersebut, nantinya akan muncul ‘pembatalan
perda’. Setelah diklik tautan tersebut, akan langsung mengunggah daftar list perdanya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, peraturan yang dibatalkan sebanyak 3.143, di
antaranya ada 1765 Perda/Perkada kabupaten/kota yang dicabut/direvisi Menteri Dalam
Negeri, 111 Peraturan/putusan Menteri Dalam Negeri yang dicabut/revisi oleh Menteri Dalam
Negeri, dan 1267 Perda/Perkada kabupaten/kota yang dicabut/direvisi Gubernur.
sumber : https://setkab.go.id/kemendagri-resmi-umumkan-3-143-perda-yang-dibatalkan/
PERTANYAAN :
Uraikan urgensi Naskah Akademik dalam proses pembentukan Rancangan Peraturan Daerah.
JAWABAN
Naskah akademis ini urgensi dalam proses penyusunan Rancangan Undang-Undang di
lingkungan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk membuat Peraturan Daerah. Hal itu
terlihat dalam penyusunan Rancangan Undang-Undang.
Berdasarkan Pasal 128 Keputusan DPRD RI Nomor 2/DPD/2004 tentang Tata Tertib, usul
pembentukan Rancangan Undang-Undang beserta latar belakang, tujuan, dan pokok-pokok
pikiranserta daftar nama, nama provinsi dan tanda tangan pengusul disampaikan secara
tertulis kepada Panitia Perancang Undang-Undang.
Di tahap ini, panitia Perancang Undang-Undang melakukan pembahasan, harmonisasi,
pembulatan dan pemantapan konsepsi usul pembentukan RUU.
Hasil kegiatan ini disampaikan secara tertulus oleh pimpinan Panitia Perancang Undang-
Undang kepada DPRD sebagai usul Rancangan Undang-Undang disertai penjelasan/keterangan
dan atau naskah akademis.
Naskah akademis inilah yang disampaikan secara tertulis kepada pimpinan Panitia Perancang
Undang-Undang yang kemudian mengonsultasikannya kepada pimpinan DPRD.