Professional Documents
Culture Documents
Buletin Narasimha No. 09-IX-2016
Buletin Narasimha No. 09-IX-2016
1
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
2
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Pengantar Redaksi
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala limpahan rahmat
dan karuniaNya, Bule n Narasimha bisa terbit kembali sesuai dengan rencana. Penerbitan Bule n Narasimha
merupakan salah satu upaya Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Is mewa Yogyakarta dalam menyebarluaskan
informasi cagar budaya beserta kegiatan pelestariannya kepada publik.
Bule n Narasimha edisi IX tahun 2016 ini antara lain menyajikan tulisan tentang pemugaran bangunan
A Situs Palgading, pembersihan atap Candi Sari, Dalem Pujokusuman, Citra indis di tengah-tengah Sewugalur,
ba k dan jumputan hasil karya masyarakat sekitar Prambanan. Selain itu dalam bule n ini juga memuat berita
kegiatan pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan cagar budaya, penghargaan pelestari cagar budaya,
workshop cagar budaya, kemah budaya, jelajah budaya, dan melukis bersama sang maestro.
Semoga dengan terbitnya bule n ini dapat menambah wawasan kita semua tentang cagar budaya.
Diharapkan setelah mendapatkan pengetahuan tentang cagar budaya, kita semua dapat memahami nilai-nilai
pen ng yang terkandung di dalamnya dan menyadari ar pen ng pelestariannya. Dengan demikian kita semua
bisa berinisia f ikut serta berpar sipasi dalam melestarikan cagar budaya seper yang diamanatkan dalam
Undang-Undang No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Redaksi menghaturkan terima kasih kepada para penulis yang telah bersedia menyumbangkan
gagasannya dalam bule n ini, semoga dapat semakin menambah wawasan dan khasanah ilmu pengetahuan
terutama dalam kajian pelestarian cagar budaya. Terima kasih pula kami ucapkan kepada m redaksi yang telah
turut serta berkontribusi dalam penerbitan Bule n Narasimha. Redaksi menyadari bahwa bule n ini masih jauh
dari kata sempurna, maka dari itu kami menerima masukan dari pembaca untuk memberikan sumbang kri k dan
sarannya untuk melakukan evaluasi, agar Bule n Narasimha bisa terbit kembali dengan wujud yang lebih baik
lagi. Demikian atas perha annya, terima kasih dan selamat membaca.
Redaksi
1
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Catatan Redaksi :
Banyak jalan, cara, dan metode dalam melestarikan warisan umat manusia. Cagar budaya sebagai warisan
umat manusia sebagaimana peraturan perundangan yang berlaku harus dilestarikan. Upaya pelindungan
dilakukan, baik dengan pemugaran, pemeliharaan, pemanfaatan, pendokumentasian, dan publikasi. Candi-candi
yang saat ini eksis megah pada saat diketemukan dahulu berupa reruntuhan dalam semak belukar dan bahkan
ada yang ter mbun dalam tanah. Contoh konkret adalah Candi Palgading yang dahulu ter mbun tanah, kemudian
diketemukan, dilakukan ekskavasi, studi kelayakan, studi teknis, dan dipugar kembali. Itu semua rangkaian proses
bagaimana melakukan rekonstruksi struktur cagar budaya dengan berbagai prinsip auten sitasnya.
Cagar budaya yang sudah eksis pun dak lepas dari upaya pemeliharaan, pendokumentasian, publikasi,
internalisasi, dan pemanfaatan. Candi Sari, Dalem Pujokusuman, dan rumah-rumah indis ex-Pabrik Gula
Sewugalur sebagai bagian warisan budaya manusia mendapatkan perha an intensif. Tentu dak hanya berhen
kepada perha an di bidang fisik saja tetapi juga bagaimana membuat berbagai ak vitas yang terkait dengan
warisan budaya manusia itu. Masyarakat luas dan bahkan pelajar harus menjadi mitra utama membangun
pemahaman atau internalisasi cagar budaya. Oleh karena itu, upaya dinamis tentu harus terus dikedepankan
manakala pelestarian menjadi pilihan logis bagi upaya mempertahankan eksistensi cagar budaya sebagai warisan
umat manusia.
Redaksi
2
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Pemugaran Bangunan A
Situs Palgading
Oleh:
Indung Panca Putra*
3
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
4
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
ada beberapa struktur yang masih terpendam dan masuk di sisi barat dengan lebar (luar 1,68 m dan
belum diekskavasi). Hal ini karena keterbatasan dalam 1,14 m), serta menjorok ke luar ± 48 cm
lahan, sehingga masih perlu dilakukan ekskavasi dengan nggi 73 cm (sejajar nggi batur/kaki I).
pada kegiatan lanjutan. Pintu masuk ini berupa 3 buah trap/undak yang
Secara umum, hasil studi kelayakan tahun secara struktural merupakan bagian dari batur
2011 menyebut bahwa Bangunan A dinyatakan bangunan (kaki I). De l profil Bangunan A Situs
layak untuk dipugar, karena lebih dari 80,26% Palgading terdiri atas:
komponen asli berhasil ditemukan. Prosentase ini • batur (kaki I) yang tersusun dari 4-5 lapis blok
didasarkan pada iden fikasi arkeologis temuan- batu andesit polos. Batur berukuran panjang
temuan yang diperoleh dan gambar rekonstruksi (U-S) ±8,35 m; lebar (B-T) ±8,61 m dan nggi
di atas kertas (gambar 2D). Iden fikasi arkeologis ±73 cm;
memperoleh data keterwakilan komponen • kaki II yang tersusun dari 1 lapis batu padma,
bangunan, baik horisontal maupun ver kal, 1 lapis batu bertakik ganda (sebagai pelipit
sehingga diketahui dimensi bangunan (panjang, bawah) 1 lapis batu yang bagian atasnya
lebar dan ngginya). Studi kelayakan tahun 2011 bertakik (sebagai pelipit mistar) dan 1 lapis
juga merekomendasikan perlunya kegiatan lanjutan batu yang bagian bawahnya bertakik (sebagai
berupa studi teknis, untuk menyusun penghitungan pelipit atas). Posisi dinding kaki II menjorok
dan tata cara pemugarannya. ke dalam dengan selisih antara 2,21 – 2,35
m dari dinding batur. Ukuran kaki II adalah
panjang (U-S) ± 3,85 m; lebar (B-T) ± 3,82 m
dan nggi ± 66,5 cm;
• tubuh yang tersusun dari 4 buah batu
persegi (masing-masing berukuran 90 x 90
x 59) cm sebagai dudukan “andha”. Bagian
bawah batu ini terdapat “ornamen tempel”
berupa batu persegi polos dengan tebal 20
cm sebagai list/pelipit bawah;
• kemuncak yang tersusun dari sebuah batu
Anastylosis saat pelaksanaan kegiatan monolith berbentuk silinder dengan Ø bawah
Studi Kelayakan 2011
101 cm dan Ø atas 79 cm dengan nggi 113
cm. Batu monolith ini membentuk semacam
Pada tahun 2012 dilakukan kegiatan lanjutan “andha” pada bangunan stupa. Bagian bawah
berupa Studi Teknis. Kegiatan ini menghasilkan batu ini terdapat ornamen tempel berupa
rencana kegiatan pemugaran Bangunan A dan batu melengkung bertakik 4 buah dan tebal
penghitungan RAB-nya (DED). Selain itu juga batu 15,5 cm sebagai “harmika/harmya”.
dapat diiden fikasi de l profil Bangunan A beserta Apabila tersusun keseluruhannya, ornamen
ukurannya. Bangunan A yang ditemukan di Situs tempel ini membentuk semacam cincin di
Palgading ditemukan dalam kondisi rela f utuh, bagian bawah batu monolith. Sayangnya,
dalam ar komponen bangunan yang ditemukan batu yang paling atas sebagai puncaknya
dapat mewakili bagian-bagian bangunan, baik dak ditemukan lagi. Pada bangunan stupa,
batur/kaki I, kaki II, tubuh dan kemuncak. Bangunan komponen di atas “andha” disebut “yas ”.
A menghadap ke barat, sebab ditemukan pintu Rekonstruksi di atas kertas, batu “yas ”
5
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
6
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
A PERSIAPAN
1 Administratif
a Penelusuran daftar pustaka:
Cetak Gambar 10,00 Lembar
b Sewa bangunan 1,00 LS
2 Teknis
a Penyiapan lahan 1,00 LS
b Pembuatan bengkel kerja 1,00 LS
c Pengadaan air 100.000,00 Liter
B PELAKSANAAN
1 Pembongkaran
a Pembuatan bowplank 36,00 M’
b Pemasangan perancah 75,00 M2
c Ekskavasi 600,00 M3
d Pembuangan tanah hasil ekskavasi 600,00 M3
e Registrasi batu insitu 589,00 Blok
f Pembongkaran batu insitu 16,80 M3
g Pengelompokan & klasifikasi batu insitu hasil pembongkaran 592,00 Blok
h Pembongkaran pagar BRC 39,00 M’
i Pembongkaran pondasi pagar BRC 15,60 M3
2 Bengkel kerja
a Pembersihan mekanis 450,00 M2
b Pembuatan angkur dan atau hak 300,00 Buah
c Pengolesan bahan anti karat 5,00 M2
d Penyambungan batu 30,00 Dm3
e Pembuatan outer stone pengganti 8,49 M3
3 Anastylosis
a Pembuatan landasan/lantai kerja 60,00 M2
b Susunan percobaan 19,80 M3
c Pembuatan batu pengganti sementara 4,40 M3
d Pembongkaran susunan percobaan 20,45 M3
4 Perkuatan Struktur
a Galian tanah pondasi 60,00 M3
b Urugan pasir 4,24 M3
c Pemasangan batu tuff blok pondasi 25,42 M3
d Urugan pasir dan batu 8,60 M3
e Urugan tanah kembali 14,00 M3
f Pengolesan bahan kedap air 81,00 M2
5 Penyusunan Kembali
a Penyusunan kembali batu kulit (outer stone) 28,94 M3
b Penyusunan batu isian (inner stone) 73,60 M3
c Pengolesan bahan penolak air 136,00 M2
7
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
8
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Selain temuan kepala arca, pada saat Setelah kedudukan dan ke nggian maaiveld
ekskavasi diperoleh data pen ng berupa data ini “aman”, maka dilakukan pembongkaran
ke nggian maaiveld bangunan, yang berada bagian-bagian yang masih insitu. Pembongkaran
di 206,761 m dpl. Penentuan ke nggian ini ini diperlukan untuk kelengkapan data anastylosis.
didasarkan atas kondisi konstruksi “sepatu” Namun sebelum dibongkar, se ap batu komponen
batur dinding barat sisi utara tangga yang masih yang masih insitu diregistrasi dengan cara memberi
sangat intaks, serta kondisi dan jenis tanah (tanah kode dan tanda hubung antar batu. Selain itu
liat padat), yang merata waterpass di sekitar dilakukan juga pendokumentasian dalam bentuk
bangunan. Kedudukan maaiveld ini sangat pen ng, foto dan gambar eksis ng.
karena menjadi pedoman ke nggian pekerjaan
lainnya, misalnya: ke nggian perkuatan struktur,
penyusunan komponen lapis pertama bangunan
dan sebagainya. Untuk mempertahankan k
ke nggian ini, sebelum membuat galian pondasi
untuk perkuatan struktur dan penyusunan kembali,
maka dibuat k poligon dan pembowplankan di
sekitar bangunan.
9
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Komponen yang dibongkar, diletakkan pada • ukuran ketebalan batu komponen batur di
lokasi situs, sesuai kelompok dan klasifikasinya. masing-masing lapis berbeda.
Pengelompokan dan klasifikasi ini dimaksudkan Setelah pekerjaan penyusunan percobaan
untuk mempermudah pelaksanaan susunan selesai dilakukan, maka pekerjaan berikutnya
percobaan secara anastylosis. Sedangkan susunan adalah pembuatan pondasi sebagai perkuatan
percobaan secara anastylosis adalah pekerjaan struktur. Pekerjaan ini secara berurutan dimulai
penyusunan batu komponen Bangunan A di luar dengan galian tanah, urugan pasir setebal ± 10 cm
posisi sebenarnya, sesuai kondisi batu apa adanya. dan pemasangan batu tuff blok berukuran 40 cm
Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mengetahui x 50 cm x 60 cm. Pemasangan batu tuff sebanyak
kondisi riil bangunan, baik ver kal maupun 3 lapis dan diupayakan serapat mungkin sesuai
horisontal. Dengan demikian, dapat diketahui luas galian pondasi, namun bila masih ada sedikit
kekurangan batu komponen bangunan (bentuk, renggangan pada nat, maka akan diberi isian
ukuran, profil dan jumlahnya), agar dapat segera pasir halus. Pemasangan batu tuff pondasi dibuat
dibuat batu penggan nya. bertakik ( dak bareh), dengan maksud agar ada
ikatan yang masif, baik secara horisontal maupun
ver kal. Perlu disampaikan bahwa pembuatan
pondasi dak menggunakan bahan anorganik
(misalnya: spesi dari campuran semen PC dan
pasir).
10
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
11
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
12
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
mengan sipasi adanya rongga pada nat, maka Setelah dinding batu batur/kaki I dan
batu tuff yang sudah terpasang diberi filler tanah batu tuff sebagai penguat struktur bagian
dalam selesai 100% tersusun kembali, maka
liat sambil disiram air hingga jenuh. Apabila
sasaran penyusunan berikutnya adalah struktur
masih ada rongga, akan diisi lagi dengan bubur
yang di tengah (bagian kaki II), bukan batu
tanah liat hingga diyakini dak ada rongga lagi. komponen lantai batur. Mengapa? Karena
Setelah kering benar, permukaan batu tuff diolesi untuk mengan sipasi kemungkinan batu
dengan bahan kedap air. lantai akan rusak dan atau dak stabil, akibat
adanya ak vitas penyusunan kembali lapisan di
atasnya. Seper diketahui komponen batu yang
membentuk semacam “andha” terbuat dari batu
andesit yang cukup besar (ukuran rata-rata per
blok 95 x 73 x 66 cm), sehingga bebannya sangat
berat. Dengan demikian setelah batu batur/kaki
I selesai terpasang secara permanen, secara
berurutan sasaran berikutnya adalah lapisan batu
yang berprofil padma, batu bertakik ganda dan
dua lapis batu pelipit atas. Tata cara penyusunan
kembali batu komponen kaki II ini sama dengan
yang dilakukan pada batu batur/kaki I. Struktur
Pengisian nat batu tuff di bawah batu-batu pembentuk kaki II rata-rata berjarak
lantai batur dengan filler tanah liat
2,294 cm dari dinding batur/kaki I. Perkuatan
struktur dengan hak dan angkur juga dilakukan
pada bagian ini, termasuk juga pemasangan batu
tuff di belakangnya. Selanjutnya dipasang lantai
struktur kaki II, hingga selesai 100%.
13
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
14
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
asli lantai hanya ± 36,2%. Konsentrasi batu lantai di semua komponen penggan dan pengolesan
asli berada di sisi selatan. Seper lazimnya batu bahan an air. Proses pemasangan tanda batu
lantai, konstruksi antar batunya saling mengait. dilakukan dengan cara pengeboran batu baru.
Caranya adalah salah satu sisi batu yang dibuat Ukuran lubang hasil pengeboran adalah Ø 0,6
menonjol akan masuk ke batu yang berlekuk, cm dan kedalaman ± 2 cm, sedangkan bahan
sehingga susunannya dak sebaris (Jw: bareh). yang digunakan sebagai tanda batu adalah
yukalac dan resin. Bahan ini dicampur dan
Batu-batu penggan juga disusun sesuai dengan
dicetak dalam bentuk silinder. Selanjutnya
kondisi aslinya, baik ukuran, bentuk maupun
tanda batu dimasukkan ke lubang dengan
teksturnya. Pembentukan tekstur sesuai batu
alat bantu pukul besi, hingga permukaannya
asli dilakukan dengan cara pahat halus secara
rata dengan permukaan batu baru. Setelah
manual.
selesai pemasangan tanda batu baru, sasaran
pekerjaan berikutnya adalah pengolesan bahan
an air ke seluruh permukaan bangunan.
Bahan ini diperlukan untuk mengan sipasi
rembesan air dari luar, misalnya air hujan, yang
dapat menyebabkan peningkatan kelembaban
di dalam bangunan dan mengakibatkan
percepatan pertumbuhan mikroorganisme dan
kerusakan fisik (ada penggaraman).
15
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
16
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
IV. Penutup
Tim Pemugaran Bangunan A Situs Palgading
Pada tanggal 10 Oktober 2016, pelaksanaan
pemugaran Bangunan A Situs Palgading secara
resmi dinyatakan selesai. Pernyataan selesai DaŌar Pustaka
ini ditandai dengan pembukaan selubung
kain oleh Kasub Bag TU dan Kasi Pelindungan,
Pengembangan dan Pemanfaatan. Selama BP3 Yogyakarta. 2006. Laporan Ekskavasi Situs
Palgading Tahap I. Yogyakarta: BP3
pelaksanaan pemugaran, Tim dan seluruh Yogyakarta.
stake holder sangat bersyukur, karena dak
mengalami kendala atau hambatan. Selanjutnya --------------. 2008. Laporan Ekskavasi Situs Palgading
Tahap II. Yogyakarta: BP3 Yogyakarta.
diucapkan terima kasih kepada semua pihak,
khususnya masyarakat Dusun Palgading, yang --------------. 2011. Laporan Studi Kelayakan Situs
telah mendukung dan memberikan apresiasi Palgading”. Yogyakarta: BPCB Yogyakarta.
terhadap pemugaran Bangunan A. Harapan ke
--------------. 2012. Laporan Studi Teknis Arkeologis
depan, semoga pemugaran dapat dilanjutkan Bangunan A Situs Palgading”. Yogyakarta:
di bangunan lainnya dan penataan lingkungan BPCB Yogyakarta.
dapat lebih representa f. Dengan demikian
BPCB DIY. 2016. Laporan Pemugaran Bangunan A
pelestarian yang dilakukan dapat dikembangkan Situs Palgading Bulan Mei, Juni, Juli, Agustus,
dan dimanfaatkan dalam mendukung desa wisata September dan Oktober 2016. Yogyakarta:
yang ada di Palgading. BPCB DIY.
17
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Mundarjito.2002. Per mbangan Ekologis SPSP Yogyakarta. 1980. Buku Hasil Pengumpulan
Penempatan Situs Masa Hindu Budha di Daerah Data Kepurbakalaan Kecamatan Ngaglik.
Yogyakarta. Jakarta: Wedatama Widyasatra. Yogyakarta: SPSP Yogyakarta.
18
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Perbaikan Atap
Candi Sari
Oleh:
R. Wikanto Hari Mur *
19
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
adalah untuk menangani kerusakan pada atap Rakai Panangkaran, bersamaan dengan masa
Candi Sari dengan cara menggan nat batu yang pembangunan Candi Kalasan. Kedua candi tersebut
sudah retak/rusak serta melapisi atap Candi memang memiliki banyak kemiripan, baik dari segi
Sari dengan lapisan kedap air sebagai an sipasi arsitektur maupun reliefnya. Keterkaitan kedua
kebocoran bilik. candi ini diterangkan dalam Prasas Kalasan (700
II. Deskripsi dan Sejarah Candi Sari Saka / 778 M). Dalam Prasas Kalasan diterangkan
Candi Sari ar nya candi yang indah, terletak di bahwa para penasehat keagamaan Wangsa
Desa Bendan, Kelurahan Tirtomartani, Kecamatan Syailendra telah menyarankan agar Maharaja
Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Is mewa Tejapurnama Panangkarana, yang diperkirakan
Yogyakarta. Candi Sari ditemukan dalam keadaan adalah Rakai Panangkaran, mendirikan bangunan
rusak berat, kemudian pada tahun 1929 dipugar suci untuk memuja Dewi Tara dan sebuah biara
oleh Dinas Purbakala, selama setahun.Tahun untuk para pendeta Buddha. Untuk pemujaan
pendirian candi ini belum dapat diketahui dengan Dewi Tara dibangunlah Candi Kalasan, sedangkan
jelas, hanya diperkirakan tahun berdirinya sama untuk asrama pendeta Buddha dibangunlah Candi
dengan pendirian Candi Kalasan, yakni abad VIII M, Sari. Fungsinya sebagai asrama atau tempat nggal
dan candi ini merupakan bangunan Budhais s. terlihat dari bentuk keseluruhan dan bagian-bagian
Menurut perkiraan candi ini dibangun pada bangunan dan dari bagian dalamnya. Bahwa candi
abad ke-8 M, yaitu pada masa pemerintahan ini merupakan bangunan agama Buddha terlihat
dari stupa yang terdapat di puncaknya
20
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Pada abad ke 19, sekitar 130 m dari Candi Dinding luar tubuh dipenuhi pahatan
Kalasan ditemukan reruntuhan candi, yang arca dan hiasan lain yang sangat indah. Ambang
menurut perkiraan sebagai tempat nggal para pintu dan jendela masing-masing diapit oleh
pendeta. Candi Sari yang sekarang, yang letaknya sepasang arca lelaki dan wanita dalam posisi
dak jauh dari Candi Kalasan, merupakan sebagian berdiri memegang teratai. Jumlah arca secara
saja dari kumpulan candi yang telah hilang. keseluruhan adalah 36 buah, terdiri dari 8 arca
Diperkirakan, dahulu terdapat pagar batu yang di dinding depan ( mur), 8 arca di dinding utara,
mengelilingi candi. Pintu masuk candi dijaga oleh 8 di dinding selatan, dan 12 di dinding barat
sepasang Arca Dwarapala yang memegang gada (belakang). Ukuran arca-arca itu sama dengan
dan ular, seper yang terdapat di depan Wihara ukuran tubuh manusia pada umumnya. Pada
Plaosan. Candi Sari berbentuk persegi panjang, bagian lain dinding dipenuhi dengan pahatan
dengan ukuran 17,30 x 10 m, walaupun konon berbagai bentuk, seper Kinara Kinari (manusia
denah dasar aslinya lebih panjang dan lebih lebar, burung), suluran, dan kumuda (daun dan bunga
karena kaki yang asli menjorok keluar sekitar yang menjulur keluar dari sebuah jambangan
1,60 m. Tinggi keseluruhan candi dari permukaan bulat). Di atas ambang jendela dan relung-relung
tanah sampai puncak stupa adalah 17 - 18 meter. dihiasi dengan Kalamakara tanpa rahang bawah
Gerbang candi, yang lebarnya kira-kira seper ga dalam bentuk yang sangat dekora f dan jauh dari
lebar dinding depan dan ngginya separuh dari kesan seram. Sebagaimana dengan yang terdapat
nggi dinding candi, sudah tak ada lagi. Yang pada dinding Candi Kalasan, dinding Candi Sari
tersisa hanya bekas tempat bertemunya dinding juga dilapisi oleh lapisan Vajralepa, yang berfungsi
pintu gerbang dengan dinding depan. memberikan warna cerah dan mengawetkan batu.
Menurut Kempers, Candi Sari ini aslinya Tangga naik ke permukaan kaki candi telah hancur.
memang merupakan bangunan ber ngkat dua Di sisi tangga terdapat sebuah umpak batu. Tidak
atau bahkan ga. Lantai atas dulunya digunakan jelas apakah umpak batu itu memang berada di
untuk menyimpan barang-barang untuk tempatnya semula, namun tampaknya bagian
kepen ngan keagamaan, sedangkan lantai bawah bawah umpak tadinya terbenam dalam tanah.
dipergunakan untuk kegiatan keagamaan, seper Pintu masuk berada di tengah sisi yang panjang di
belajar-mengajar, berdiskusi, dsb. Tembok candi ini sebelah Timur. Aslinya, ambang pintu di dinding
juga dilapisi dengan vajralepa (brajalepa), lapisan candi tersebut terletak dalam bilik penampil yang
pelindung yang juga didapa di dinding-dinding menjorok keluar. Saat ini bilik penampil tersebut
Candi Kalasan. Dari luar telah terlihat bahwa tubuh sudah dak bersisa, sehingga pintu masuk ke
candi terbagi menjadi dua ngkat, yaitu dengan ruang dalam candi dapat langsung terlihat. Hiasan
adanya dinding yang menonjol melintang seper di bingkai dan Kalamakara di atas ambang pintu
“sabuk” mengelilingi bagian tengah tubuh candi. sangat sederhana, karena hiasan yang indah
Pembagian tersebut diperjelas dengan adanya terletak di dinding luar bilik pintu.
ang- ang rata di sepanjang dinding ngkat Di dalam candi terdapat ga ruangan
bawah dan relung-relung ber ang di sepanjang berjajar yang masing-masing berukuran 3,48 m x
dinding ngkat atas. Relung-relung di sepanjang 5,80 m. Kamar tengah dan kedua kamar lainnya
dinding luar candi, baik di ngkat bawah maupun dihubungkan oleh pintu dan jendela. Bilik-bilik
atas, saat ini dalam keadaan kosong. Diperkirakan, ini aslinya dibangun sebagai bilik ber ngkat.
relung-relung tersebut tadinya dihiasi dengan Tinggi dindingnya dibagi dua dengan lantai kayu
arca-arca Buddha. yang disangga oleh empat belas balok kayu yang
21
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
melintang, sehingga dalam candi ini seluruhnya pengendapan di permukaan batuan oleh air yang
terdapat 6 ruangan. Dinding bagian dalam kamar diperkirakan bersumber dari atap baik melalui
polos tanpa hiasan. Pada dinding belakang masing- batu rapuh ataupun nat yang terbuka.
masing kamar terdapat semacam rak yang letaknya
agak nggi yang dahulu dipergunakan sebagai
tempat upacara agama dan menempatkan arca. Di
lantai bawah terdapat beberapa tatakan arca dan
relung bekas tempat meletakkan arca. Tak satupun
dari arca-arca tersebut yang masih tersisa saat
ini. Pada dinding kamar utara dan kamar selatan
terdapat relung untuk menempatkan penerangan.
Lantai dan bagian bangunan yang terbuat
dari kayu sekarang sudah dak ada, tetapi pada
dinding masih terlihat lubang-lubang bekas
tempat menancapkan balok penyangga. Di dinding Kondisi atap Candi Sari
22
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Berdasarkan hasil studi konservasi pada atap pengadaan bahan-bahan kimia dan jumlah tenaga,
ini,maka nat yang harus ditutup sepanjang1926,53 menggunakan data hasil observasi keterawatan
m. Kondisi diatap Candi Sari terdapat banyak dan studi konservasi atap Candi Sari yang sudah
nat yang pecah dan juga beberapa nat belum dilaksanakan pada tahun lalu.
pernah ditutup serta terdapat beberapa cekungan Berikut ini adalah rincian pekerjaan yang
yang menyebabkan genangan air. Sehingga dilakukan saat kegiatan konservasi atap Candi
23
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Pembongkaran perancah
24
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
b. Penataan lingkungan di sekitar Candi Sari. nggi kepada generasi sekarang dan generasi yang
c. Evaluasi dan pelaporan. akan datang. Karena belajar dari sejarah adalah
Kegiatan konservasi yang dilakukan ini belajar tentang kehidupan. Historia Magistra
melipu penanganan kerusakan atap dan sekaligus Vitae.
pembersihan berdasarkan pada data hasil studi
konservasi keterawatan dan kerusakan. Dalam
konservasi ini akan dilakukan tahapan–tahapan
penanganan kerusakan mulai dari pemasangan *) Penulis adalah Staf di Balai Pelestarian Cagar
perancah, pembersihan, pengupasan nat, Budaya DIY
penambalan kembali, dan pada akhirnya proses
finishing dengan pengolesan bahan penolak air.
Berdasarkan data hasil observasi
terdahulu maupun hasil studi konservasi yang
dilakukan terdahulu, maka telah dilakukan upaya
penanganan pencegahan kerusakan lebih lanjut
dalam rangka konservasi atap Candi Sari. Adapun
beberapa upaya itu adalah:
VI. Penutup
Demikian proses kegiatan pemeliharaan
atap Candi Sari yang mengalami kebocoran dan
sekaligus merawatnya secara ru n. Kegiatan ini
hanya sebagian dari upaya untuk melestarikan
cagar budaya warisan nenek moyang. Masih
banyak kegiatan lain dalam rangka pelestarian
warisan budaya nenek moyang, antara lain:
melindungi dari kerusakan dan vandalisme,
memelihara kebersihan dan keterawatannya,
dan memanfaatkannya sebagai sumber ilmu
pengetahuan, sumber sejarah, serta buk kearifan
lokal nenek moyang dulu. Semoga dengan merawat
dan melestarikannya, bisa memberikan warisan
nilai-nilai yang luhur, dan cita rasa budaya yang
25
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
26
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Kawedanan Ageng Punokawan Kirdamardawa, Pada tanggal 29 Juni 1949, Pasukan Hantu
yaitu memimpin di bidang kesenian termasuk Maut mendapat tugas untuk menjaga keamanan
seni tari di Kraton Yogyakarta. dan keter ban di sebelah utara rel kereta api
Pada masa perang kemerdekaan bangunan ini (Stasiun Tugu) sampai batas kota sebelah utara.
digunakan sebagai markas Pasukan Hantu Maut. Setelah dak digunakan markas pasukan Hantu
Pasukan Hantu Maut ini dibentuk setelah Tentara Maut, Dalem Pujokusuman ini digunakan untuk
Nasional Indonesia (TNI) mengadakan serangan
la han menari. KRT Sasminta Dipura adalah sosok
ke kota Yogyakarta yang kedua pada tanggal 9
pen ng di balik berdirinya YPBSM. Beliau adalah
Januari 1949. Hantu Maut sendiri berar pasukan
seorang ahli dalam bidang seni tari klasik gaya
perlawanan sebagai hantu yang akan memberi
Yogyakarta. Di mana pada mulanya sebagai cikal
dan menyebarkan maut bagi tentara pendudukan
bakal berdirinya YPBSM adalah Mardawa Budaya
Belanda. Pasukan Hantu Maut ini awalnya bernama
pasukan gerilya Samber Gelap dengan modal tujuh yang didirikan pada 14 Juli 1952. Dikarenakan
pucuk senjata yang merupakan hasil rampasan animo masyarakat lebih besar, pada tahun 1976
ke ka rakyat Yogyakarta melucu senjata pasukan ditambah sebuah wadah lagi yang bergerak dalam
Jepang pada tanggal 7 Oktober 1948 di Kotabaru. bidang yang sama dengan diberi nama Pamulang
Sebagian pemuda dari kampung Keparakan Lor Beksa Ngayogyakarta. Tahun 1992, kedua
dan Keparakan Kidul turut bergabung ke dalam digabungkan menjadi satu dengan nama Yayasan
pasukan Samber Gelap. Anggota pasukan Samber Pamulang Beksa Mardawa Budaya. Setelah
Gelap kemudian disebar masuk ke kota untuk dalam perjalanan panjangnya, pada tahun 1998
mengambil dan mencari senjata-senjata yang mengkristal menjadi Yayasan Pamulang Beksa
masih ter nggal di kota dan berhasil mendapatkan Sasminta Mardawa (YPBSM). Sampai sekarang
11 pucuk senjata. bangunan ini digunakan untuk kegiatan la han
Akhirnya pemuda-pemuda dari kampung
tari oleh beberapa sanggar tari di Kota Yogyakarta.
Brontokusuman, Prawirotaman, dan Karang Kajen
Selain sebagai tempat la han dan sekolah tari jawa
mulai menggabungkan diri pada pasukan Samber
klasik Langen Beksa Sasmita Mardawa dan sejak
Gelap. Dengan bergabungnya pemuda-pemuda
26 November 2010 sebagai tempat sekretariat
tersebut, maka dibuatlah kesepakatan untuk
Garda Song Song Boewono, yaitu perkumpulan
menggan nama pasukan yang berseragam kaos
oblong hijau dan celana pu h itu menjadi Pasukan musik keroncong. GBPH Pujokusumo mempunyai
Hantu Maut. dua putra, yaitu KRT Pujodiningrat dan KRT
Ja diningrat, yang menempa Dalem sampai saat
ini. Kedua putra beliau tersebut di atas, mewarisi
dan nggal di Dalem Pujokusuman.
III. Tinjauan Arkeologis
27
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Pasar Pujokusuman
28
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
29
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
30
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
31
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
barat digunakan ruang dosen sekolah kayu tegak) dengan dudukan gaganja dan
tari Jawa Klasik Langan Beksa Sasmita pengeret melintang untuk menopang molo
Mardawa. Kedua ruangan tersebut pada atap. Plafon atap berupa kayu ekspos. Tutup
prinsipnya mempunyai ukuran dan bentuk keong dari pasangan papan kayu. Pada molo
yang sama, yaitu ruangan dengan satu dipasangi ga buah lampu gantung. Blandar
buah jendela menghadap keluar. Ruangan sisi selatan ditopang oleh saka emper.
pringgitan ini terdapat dua buah pintu Dengan diberi kaca patri sepanjang emper
yang menghubungkan dengan emper pringgitan. Kaca patri berwarna hijau dan
pringgitan dan emper Dalem Ageng. Daun kuning. Sedangkan pada sisi utara ditopang
pintu model kupu tarung dengan bukaan oleh dinding pada bagian pananggap Dalem
ke arah dalam. Daun pintu terbuat dari ageng.
profil kayu ja berwarna kuning dengan Kerangka penyusun atap terbuat
hiasan lis profil berwarna hijau dengan dari kayu ja polos. Molo pada bagian atap
papan kayu. ditopang oleh ander. Ander menumpu
pada balandar pangeret. Tutup keong pada
sisi Barat dan Timur ditutup dengan papan
kayu Usuk penyusun atap kampung dan
usuk tri s dipasang model ri gereh. Ujung
usuk menumpu pada molo, bagian pangkal
usuk menumpu pada balandar. Usuk tri s
berukuran lebar 50 cm.
\
Pintu menuju Dalem ageng
32
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
33
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
34
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
35
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
36
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
juga diharapkan dapat berguna bagi masa depan Nilai pen ng yang terkandung pada Dalem
(learning the past to improve the future). Seper Pujokusuman antara lain:
pendapat McGimsey dan Davis (1977). A. Nilai PenƟng Sejarah
Apabila merujuk pada Undang-Undang (UU) Dalem Pujokusuman merupakan salah
RI Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, satu dari bangunan bersejarah yang ada
terutama pada Bab III tentang Kriteria Cagar di kota Yogyakarta dan dapat memberikan
Budaya, Bagian Kesatu (Benda, Bangunan, dan informasi mengenai sejarah revolusi fisik
Struktur) pasal 5 menyebutkan bahwa “Benda, kepada generasi sekarang dan yang akan
bangunan, atau struktur dapat diusulkan sebagai datang. Pada tanggal 19 Desember 1948
Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, angkatan perang Belanda melancarkan
atau Struktur Cagar Budaya apabila memenuhi agresi militer ke-2 dan menyerang kota
kriteria : Yogyakarta, atas prakarsa Basuki Widodo
a. berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih; dan GBPH Pujokusumo bersama pemuda
b. mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 Pujokusuman membentuk laskar rakyat
(lima puluh) tahun; yang bernama Corp Pelajar ”Samber Gelap”
c. memiliki ar khusus bagi sejarah, ilmu yang bertempat di Dalem Pujokusuman. Dan
pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau dengan bergabungnya pemuda-pemuda dari
kebudayaan; dan kampung Gondomanan, Brontokusuman,
d. memiliki nilai budaya bagi penguatan Kaparakan, Pawirotaman, maka Corp Pelajar
kepribadian bangsa. ”Samber Gelap” dilebur menjadi satu dan
Kriteria-kriteria dari poin a sampai poin d berubah nama Pasukan Hantu Maut.
tersebut bersifat kumula f, sehingga suatu benda, Selain melestarikan bangunan cagar
bangunan, atau struktur dapat dimasukan sebagai budaya Dalem Pujokusuman, sejak tanggal
cagar budaya apabila keempat poin tersebut 14 Juli 1952 turut melestarikan kesenian tari
terpenuhi. Kecuali unsur dalam poin c (ar khusus Jawa yang awalnya didirikan perkumpulan tari
bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, klasik gaya Yogyakarta dengan nama Mardawa
agama, dan/atau kebudayaan) bersifat alterna f, Budoyo oleh Raden Bekel Sasmita Mardawa.
ar nya minimal satu atau dua unsur saja sudah Selanjutnya mendirikan Sekolah Tari Jawa
terpenuhi. Adapun penentuan nilai pen ng dan Klasik Langen Beksa Sasmita Mardawa
usulan penetapan diuraikan sebagai berikut : B. Nilai PenƟng Pendidikan
˗ Berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih. Secara umum bangunan rumah tradisional
Berdasarkan informasi dari pemiliknya dan Jawa ini dapat memberikan informasi atau
angka tahun yang ada pada pamidhangan , pengetahuan dan pemahaman tentang
Dalem Pujokusuman dibangun pada tahun aspek-aspek kehidupan masa lalu; memiliki
1909, sehingga bangunan rumah tradisional daya tarik sebagai sumber pembelajaran baik
ini berumur sekitar 2 abad. dalam bidang ilmu arsitektur, sejarah, dan
- Mewakili masa gaya yang khas paling singkat arkeologi. Selain itu, berpotensi sebagai salah
berusia 50 (lima puluh) tahun. satu obyek pariwisata budaya baik bagi rumah
Bangunan Dalem Pujokusuman merupakan tradisional khususnya dan Kawasan Cagar
salah satu bangunan rumah tradisional Jawa yang Budaya Kebudayaan Kraton Yogyakarta.
tumbuh dan berkembang sejak berdirinya kraton Bentuk bangunan Dalem Pujokusuman
Ngayogyakarta, yaitu tahun 1755 M. adalah rumah tradisional Jawa bergaya
37
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
38
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Jogja Heritage Society. 2007. Pedoman Pelestarian *) Penulis adalah Staf di Balai Pelestarian Cagar
Bagi Pemilik Rumah Kawasan Pusaka Budaya DIY
Kotagede Yogyakarta, Indonesia.
39
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
40
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
seperlima bagian dari tanah yang dimilikinya Hindia Belanda menggan kebijakan Tanam Paksa
dengan tanaman tebu maupun dengan tanaman dengan sistem liberal, yaitu memberikan peluang
yang dapat menghasilkan komodi perdagangan. sebesar-besarnya kepada swasta untuk berperan
Program Tanam Paksa kepada pribumi akhirnya di dalam usaha perkebunan-perkebunan, industri,
ditambah lagi dengan adanya kerja paksa, yaitu dan perdagangan. Pada faktanya peran swasta juga
petani harus bekerja beberapa jam di dalam sudah mulai masuk pada tahun 1859 M. Pada
perkebunan-perkebunan tanpa mendapatkan saat itu perkebunan-perkebunan yang diusahakan
upah untuk se ap pekerjaan yang dilakukannya. dengan kerja wajib dalam sistem Tanam Paksa
Peranan besar dan menentukan oleh pemerintah dengan swasta sudah ada keseimbangan. Hal itu
Hindia Belanda atau cenderung melakukan terjadi akibat kri k yang terus disampaikan kaum
monopoli menjadikan peluang dan peranan swasta liberal di parlemen Belanda, maka sistem Tanam
dak dapat tumbuh atau mendapat kesempatan. Paksa diakhiri dengan dikeluarkannya Undang-
Dampak besar yang dapat dilihat pada era Undang Agraria (Agrarische Wet) pada tahun
itu adalah Jawa menjadi penghasil utama pasar 1870 M. Saat itu merupakan momentum untuk
Eropa, serta adanya ekploitasi secara besar tumbuh dan berkembangnya peran swasta Eropa
terhadap kaum pribumi khususnya petani di di koloni Indonesia. Swasta berkesempatan untuk
pedesaan. Pada saat itu sumber daya manusia melakukan penyewaan tanah kepada kaum
dari keluarga petani yang terlibat dak kurang pribumi dan sewa tanah tak terpakai (bero =
dari 65 % sampai dengan 70 % dan dihargai sangat woestegronden) secara turun temurun (erfpacht)
murah. Fenomena ini dak terlepas adanya peran kepada pemerintah Hindia Belanda. Satu dekade
pemimpin ngkat desa (lurah) yang berperan awal diberlakukannya liberalisasi pada tahun
sebagai penghubung dengan para bupa sebagai 1880–an di dunia telah terjadi krisis ekonomi.
kepanjangan tangan pemerintah Kolonial Hindia Hal itu menghantam usaha industri gula di tanah
Belanda (Suyatno, 2003: x-xi). Kondisi ini dapat jajahan. Bahkan pada tahun 1884 M sampai
dikatakan sebagai k tolak memperkuat kembali dengan 1895 M pasar gula mengalami kelesuan
ikatan-ikatan komunal, tradisional, dan feodal dan harga gula berada di bawah biaya produksi.
seper sebelum era 1830-an (Sartono, 1999: 305- Kondisi itu diperparah dengan adanya hama
307). yang menyerang tanaman tebu (hama sereh),
Kondisi itu menjadikan tanah jajahan akibatnya upah pekerja mengalami kemerosotan.
Indonesia sebagai perahan yang memberikan Pasca tahun 1895 M kondisi industri gula
hasil melimpah bagi pemerintah Hindia Belanda, mengalami kebangkitan kembali atau recovery
hasilnya dapat untuk menutup hutang era jauh (Suroyo, 2012: 146- 147).
sebelumnya, kebangkrutan VOC, melunasi defisit Penyewaan tanah pribumi di vorstenlanden
era Capellen. Hasil bersih saat itu antara tahun Yogyakarta dilakukan terutama dari aset-aset
1840 M sampai dengan 1875 M dak kurang tanah lungguh para bangsawan atau bahkan
dari 781 gulden, dan hasil itu sama dengan tanah-tanah milik kasultanan (S.G. = Sultan
seper ga hasil Pemerintah Belanda dalam satu ground) dan pakualaman (P.A.G. = Pakualaman
tahun (Haryono, 2011, 112). Kondisi itu menjadi ground). Hal itu untuk tanaman tebu, fasilitas
bahan kri kan kaum liberal di parlemen Belanda. bendungan atau irigasi, perkebunan indigo,
Oleh karena itu, pada tahun 1870 M Pemerintah pabrik gula, dan fasilitas transportasi kereta
41
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
42
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
43
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Yogyakarta lainnya yang beberapa pabrik tetap Berbagai prasarana ataupun fasilitas pabrik
eksis untuk melakukan produksi gula. menjadi salah satu sasaran utama. Langkah
B. Pabrik Setelah Tidak Berfungsi itu dalam rangka menjalankan strategi dan
Pada dua dekade akhir pemerintahan Hindia tak k pertahanan untuk mendukung strategi
Belanda berakhir pabrik gula di Sewugalur perang gerilya di seluruh daerah di Yogyakarta
kemudian dak berfungsi sebagaimana dan sekitarnya. Tak k bumi hangus di satu sisi
peruntukannya. Akhirnya pabrik tersebut membawa dampak posi f bagi kepen ngan
nggal menyisakan berbagai artefak bangunan perjuangan masa perang kemerdekaan, di lain
produksi, fasilitas pendukung, perumahan- sisi berakibat hilangnya sebagian besar buk
perumahan administratur, sarana irigasi, sejarah pabrik. Tak k itu dijalankan dengan
kherkof (makam), dan jalur transportasi kereta menghancurkan beberapa bangunan utama
api yang selama kira-kira ga dekade menjadi dan perumahan atau pendukung agar dak
salah satu sarana transportasi vital. Khusus jalur dialihfungsikan untuk markas pertahanan
rel kereta api pada era tahun 1943 M dibongkar tentara Belanda. Kedua, dampak adanya
oleh tentara pendudukan Jepang. Perlu ke dakterawatan bangunan yang disebabkan
diketahui bahwa tentara pendudukan Jepang dak difungsikannya bangunan. Proses
banyak menggunakan aset industri zaman waktu atau proses usia komponen bangunan
penjajahan Hindia Belanda untuk kepen ngan menjadikan semakin lama soliditas bangunan
pengembangan industri dalam masa perang. menjadi menurun atau bahkan menjadi lapuk
Pada zaman Jepang orang-orang Belanda di dan hancur. Pasca gempa bumi tektonik pada 27
Yogyakarta pada umumnya dan khususnya Mei 2006 bahkan ada beberapa bangunan yang
yang menjadi penghuni di perumahan- mengalami hancur dan rusak berat. Kerusakan
perumahan ex pabrik gula menjadi tawanan berbagai bangunan yang disebabkan berbagai
atau interniran tentara pendudukan Jepang. macam sebab tersebut pada dasarnya dak
Pada era kemerdekaaan eksistensi pabrik menjadikan warisan budaya yang ada musnah
Sewugalur tetap menjadi bagian warisan seluruhnya. Masih ada beberapa bangunan
budaya berwujud atau tangible yang yang masih utuh, sisa-sisa reruntuhan atau
mempunyai nilai pen ng. Eksistensi artefak- puing-puing bangunan, dan sisa-sisa struktur
artefak tersebut dalam kondisi dak digunakan bangunan ataupun fondasi.
sebagaimana fungsinya yaitu proses produksi
gula. Kondisi konkret pabrik gula tersebut IV. Citra Lingkungan ex Pabrik Gula Sewu Galur
mengalami kerusakan dan tersisa beberapa A. Lingkungan dan Corak Bangunan Perumahan
bangunan bekas perumahan dan puing-puing Sewu Galur
bekas pabrik. Ada beberapa penyebab kerusakan Sejak tahun 1930-an Pabrik Gula Sewu
bangunan bekas pabrik gula antara lain: Galur dak beroperasi lagi karena terkena
pertama, dampak adanya tak k bumi hangus dampak krisis moneter saat itu. Rentang waktu
oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI). Hal itu delapan dekade kemudian kondisi bekas pabrik
dilakukan pada saat terjadinya penyerbuan gula itu mengalami kemerosotan, baik karena
Ibu Kota Republik Indonesia Yogyakarta oleh faktor internal dan eksternal. Kondisi saat ini
NICA (Belanda) pada 18 Desember 1949 M. walaupun bekas pabrik gula dak beroperasi
44
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
dan sebagian besar sudah mengalami runtuh, dengan sanitasi saluran air atau parit
tetapi citra lingkungan dan corak atau gaya pembuangan air hujan. 3) Struktur bangunan
bangunannya masih dapat dikenali secara jelas. terdiri dari fondasi bangunan nggi dengan
Tata ruangnya dan bangunan mencitrakan komponen batu kali ekspose; dinding tembok
sebagai nggalan corak indis, baik melipu nggi dan tebal, pilaster atau pilar tebal,
gaya arsitektur, ragam hias, dan fungsi ruang kusen dan daun jendela serta pintu nggi
bangunannya. Pertama, aspek tata ruangnya lebar baik dengan model krepyak maupun
mempunyai citra bercorak Eropa, terutama kaca, lantai tegel atau floor mo f tegel, serta
apabila di njau dari aspek jejalur, simpul mempunyai pencahayaan yang cukup baik. Di
(path), batas (edges), blok kawasan (district), beberapa bangunan juga dilengkapi dengan
dan land mark atau tengeran sebagai penanda ragam hias atau ornamen dekora f maupun
kawasan yang menonjol (Lynch, 1969: 8, 48; yang mempunyai fungsi konstruksi tertentu
Zahn, 1999). antara lain:
Kedua, corak arsitektur kolonial - unduk (acroterion) merupakan kelengkapan
(terutama Belanda) di Indonesia merupakan yang bersifat dekora f, keletakan hiasan
fenomena nggalan budaya berwujud yang tersebut berada di atas atap bagian sudut
unik, karena dak ditemukan di wilayah lain maupun depan.
yang merupakan daerah bekas koloni. Corak - tympanum adalah konstruksi dinding
itu sering disebut bergaya indis, disebut tembok berbentuk segi ga atau setengah
demikian karena terjadi percampuran unsur- lingkaran yang keletakannya di atas pintu
unsur budaya penjajah dengan dengan sebagai hiasan.
budaya lokal (Indonesia) yang beraneka - lucarne yaitu jendela kecil di atas kemiringan
ragam bentuknya. Oleh karena itu, arsitektur atap, selain sebagai hiasan juga untuk
kolonial di berbagai daerah di Indonesia memberikan aliran udara kepada ruang
terdapat perbedaan antara satu daerah atap.
dengan lainnya, yakni masing-masing daerah - voussoir adalah unit batu atau struktur
mempunyai ciri-ciri tersendiri yang menjadi dinding batu bata yang disusun dalam
pembeda (Sumalyo, 1993). Demikian juga bentuk melengkung di atas gerbang pintu
bangunan-bangunan ex pabrik gula terutama ataupun jendela.
perumahan administrator yang ada di Sewu Beberapa corak dalam bangunan indis
Galur, juga merupakan bagian arsitektur indis di Sewu Galur merupakan bagian karakter
yang mempunyai corak khas indis dan antara khas dan bentuk lazim bangunan-bangunan
satu dengan lainnya mempunyai kemiripan peninggalan arsitektur orang-orang Belanda
terutama apabila dilihat dari bentuk wajah khususnya di Yogyakarta. Perumahan pabrik
depan bagian luar bangunan (facade). Unsur- gula Sewu Galur sebagian besar difungsikan
unsur yang menjadi ciri menonjol antara lain: untuk para pembesar maupun administrator
1) Bangunan di bagian depan terdapat ruang dan fasilitas perkumpulan atau societeit.
teras terbuka yang menyatu dengan bangunan Tempat perkumpulan tersebut oleh penduduk
induk dan terdapat paviliun di sampingnya. 2) pribumi disebut dengan nama kamar bola.
Di sekeliling kompleks perumahan dilengkapi Keberadaan bangunan-bangunan tersebut
45
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
dibangun pada akhir abad ke-19 M sampai oleh Bapak Bayu Harjo dan Bapak Sunartejo.
dengan awal abad ke-20 M. Sebagai fasilitas Dua bangunan tersebut dapat mewakili corak
hunian pabrik gula tersebut dilengkapi dengan arsitektur bangunan indis di Sewu Galur yang
fasilitas makam (kherko ) khusus untuk belum mengalami perubahan signifikan.
pegawai-pegawai teras atau pejabat pabrik 1. Rumah Bapak Bayu Harjo
gula. Letak kherko atau makam berada di Secara administra f terletak di RT 55, RW
sudut barat daya parik gula. 27, Dusun Kempleng, Sewugalur, Desa
Ada beberapa orang yang telah Karangsewu, Kecamatan Galur, Kabupaten
dimakamkan di kherko milik pabrik gula. Kulonprogo, Daerah Is mewa Yogyakarta.
Corak makam memiliki kekhasan sebagaimana Keletakan bangunan berada di k koordinat
pemakaman orang-orang Eropa pada ada di zona 49 M, X 0412960, Y. 9121893.
umumnya yaitu adanya satu makam yang - Arah hadap : menghadap ke barat
digunakan untuk memakamkan 3 ( ga) orang - Batas-batas rumah :
dengan waktu dan nama yang berbeda. Contoh Barat : jalan desa
kekhasan antara lain: makam atas nama Ruhe Utara : rumah Ibu. Suryani
SanŌ, Maria Arabelia, dan Junemann dengan Timur : pekarangan penduduk
tanggal dan angka tahun GLR 26 November Selatan : jalan desa
1886 (?) (angka sudah rusak karena batu - Luas pekarangan : 363 m²
marmer pecah) dan OVERL 24 August …. - Pemilik :
(bagian angka tahun sudah hilang). Corak Semula pemilik bangunan ini yaitu
yang lain yaitu nisan yang mirip model pilaster Bp. Cokrodirjo dari hasil pembelian secara
yang dilengkapi dengan prasas nama-nama lelang yang dilakukan pihak kelurahan atau
yang dimakamkan. Makam dengan lahan yang desa. Bangunan pada saat ini ditempa oleh
dak terlalu luas dikelilingi dengan pagar Bp. Bayu Harjo yang merupakan cucu dari Bp.
tembok. Kondisi saaat ini lingkungan makam Cokrodirjo.
dak terawat dan tertutup rumput ilalang.
Status tanah makam merupakan Pakualaman
Ground (PAG), sedangkan tanah perumahan
dan di bekas reruntuhan pabrik sudah menjadi
persil atau tanah hak milik. Letak makam
Belanda berada di antara pinggir pekarangan
penduduk dengan persawahan.
B. Deskripsi Singkat Bangunan
Di bekas pabrik gula Sewugalur masih
ada beberapa yang dapat diiden fikasikan
sebagai bangunan yang mempunyai citra indis Rumah Bp. Bayu Harjo di perumahan ex Pabrik
Gula Sewugalur, Kulonprogo. Di bagian fasad dan
mewakili zamannya. Ada dua rumah yang dinding teras telah mengalami perubahan
dahulu menjadi hunian administratur pabrik,
secara rela f masih terawat dan dapat
menjadi contoh, yaitu pada saat ini ditempa
46
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
47
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
48
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
diperbaiki kembali atau rehabilitasi dalam V. Epilog: Ex Pabrik Gula Sewugalur Potensi Cagar
rangka recovery pasca gempa bumi tektonik. Budaya Kulon Progo
Dengan mengacu bentuk semula. Bentuk Seiring berjalannya waktu aset budaya ex
bangunan belum terjadi banyak perubahan, Pabrik Gula di Sewugalur mengalami perubahan,
baik di bangunan induk, garasi dan bangunan baik kondisi bangunan, lingkungan, fungsi,
bagian belakang. dan makna. Mengingat aspek-aspek latar
Ciri-ciri yang menonjol di bangunan belakang, kesejarahan, corak arsitektural, dan
utama adalah ukuran pintu utama nggi tata lingkungannya, maka dapat disimpulkan
yaitu 300 cm x 230 cm dan pintu pengapit bahwa struktur dan gugusan bangunan di ex
300 cm x 120 cm. Model pintu variasi panel Pabrik Gula Sewugalur mempunyai berbagai nilai
kayu-kaca dan di bagian atas panel kayu- pen ng. Nilai pen ng yang menonjol di antaranya
kaca setengah lingkaran. Di dalam bangunan yaitu nilai pen ng sejarah, ilmu pengetahuan,
utama dengan tata ruang yaitu ruang pendidikan, dan kebudayaan. Aspek kesejarahan
keluarga dan kamar dur. menempatkan gugusan bangunan ex Pabrik
Di sebelah utara bangunan utama terdapat Gula sebagai salah satu artefak buk sejarah
bangunan semacam garasi kendaraan. Atap dan menjadi bagian dak terpisahkan dari
bangunan berbentuk kampung dengan atap serangkaian perjalanan sejarah pabrik gula di
genteng flam tanah liat. Yogyakarta. Corak bangunan dan tata ruangnya
menjadi bagian pen ng dari perspek f arsitektur
indis, sehingga dari sisi kebudayaan dapat menjadi
penanda langgam gaya bangunan yang hidup pada
abad ke- 19 – awal abad ke-20. Hal ini tentu dapat
menjadi fokus pembelajaran berbagai disiplin
ilmu pengetahuan, baik sejarah, arkeologi, sosial,
dan arsitektur. Oleh karena itu, di dalam konteks
nilai pen ng pendidikan, transfer pengetahuan
kepada masyarakat pada umumnya dan pelajar
Rumah di ex Pabrik Gula Sewugalur dan kondisi
dinding ruang tengah yang masih tampak khususnya sangat urgen dilakukan.
keasliannya Sebagai aset pen ng maka warisan budaya di
Sewugalur sangat pen ng untuk diaktualisasikan
menjadi sebuah potensi warisan budaya
daerah Kabupaten Kulon Progo. Terkait dengan
membangun potensi maka sangat mendesak
bahwa bangunan cagar budaya dan beberapa
bagian pen ng lingkungan ex Pabrik Gula untuk
ditetapkan sebagai cagar budaya dan bahkan
layak ditetapkan menjadi kawasan cagar budaya
ngkat kabupaten. Akhirnya masuk di dalam
Beberapa bagian bangunan merupakan hasil data register cagar budaya daerah dan register
rehabilitasi pasca gempa Bumi tahun 2006.
nasional. Di samping itu, pihak-pihak terkait
49
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Anonim. 1956. Kota Jogjakarta 200 Tahun. Suroyo, A.M. Djulia . 2012. “Poli k Eksploitasi
Jogjakarta: Pemda Kota Jogjakarta. Kolonial dan Perubahan Ekonomi di
Indonesia”.dalam Indonesia dalam Arus
_______. 2011. Laporan Pendataan Bangunan Sejarah. Jakarta: Ich ar Baru van Hoeve.
Indis Bekas Perumahan Pabrik Gula
Galur, Kulonprogo, Yogyakarta. Balai Suyatno. 2003. “Relevansi Studi Tanam Paksa Bagi
Pelestarian Peninggalan Purbakala Sejarah Ekonomi Indonesia”, dalam Niel,
(sekarang BPCB) Yogyakarta. Robert van. 2003. Sistem Tanam Paksa di
Jawa. Jakarta: LP3ES.
Bosma, Ulbe. “Sugar and Dinasty in Yogyakarta”,
dalam Bosma, Ulbe, et.al. ed. Sugarlandia Sumalyo, Yulianto. 1993. Arsitektur Kolonial
Revisted : Sugar and Colonialism in Asia Belanda di Indonesia. Yogyakarta: UGM
and the Americas 1800 to 1940. Vol. 9. Press.
New York: Berghbahn Books. p. 74-93.
Wertheim, W.F. 1999. Masyarakat Indonesia
Burger, D.H. 1960. Sejarah Ekonomis Sosiologis dalam Masa Transisi: Studi Perubahan
Indonesia. Jakarta: Pradnya Paramita Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.
50
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Lampiran Gambar:
1.Rumah Bp. Bayu Harjo
Gambar denah, tampak, potongan, dan detai kusen
51
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
52
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
53
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
54
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
pemberdayaan masyarakat tersebut. Kita ketahui souvenir, pela han kuliner dan pela han untuk
pada ke ga desa tersebut terdapat cagar budaya pemandu wisata di candi-candi atau cagar budaya
yang pen ng dan rela f populer dan memperoleh yang terdapat di desa masing-masing. Dalam
apresiasi di kalangan masyarakat. Hal ini terlihat tulisan ini akan difokuskan pada pemberdayaan
dengan semakin bertambahnya jumlah kunjungan untuk pela han ba k dan jumputan di wilayah
wisata se ap tahunnya ke candi- candi tersebut. Sambirejo dan Bokoharjo. Hal tersebut karena
Desa Bokoharjo dengan Situs Ratu Boko, Desa pela han ba k dan jumputan mengambil atau
Sambirejo dengan Kompleks Candi Ijo, Situs menggali mo f-mo f /desain dari bentuk candi,
Arca Gupolo, Candi Barong, Candi Miri. Desa bentuk ornament atau relief yang ada di Candi
Tirtomartani dengan Candi Kedulan, Candi Kalasan Prambanan, Boko dan Ijo.
dan Candi Sari. Usaha untuk memberdayakan dan Dalam waktu yang singkat (5 hari) peserta
melibatkan masyarakat yang lebih besar dalam pela han yang didominasi oleh perempuan atau
hal pelestarian dan pemanfataan cagar budaya ibu-ibu rumah sudah bisa menuangkan mo f-
di sekitar mereka, merupakan tujuan utama dari mo f candi dan ornament dengan can ng-
kegiatan pemberdayaan masyarakat ini. Oleh can ng mereka. Hasil yang cukup indah dengan
karena itu, sangat pen ng masyarakat di ke ga menggambarkan gerbang boko, mo f ceplok,
desa dak saja menyadari besarnya potensi yang mo f geometris.
mereka miliki, tetapi juga terlibat dalam mengelola
segala potensi tersebut.
Berkenaan dengan konsep pemberdayaan,
Winarni mengungkapkan bahwa in dari
pemberdayaan adalah melipu ga hal yaitu
pengembangan, (enabling), memperkuat potensi
atau daya (empowering), terciptanya kemandirian
(Tri Winarni, 1998: 75). Dengan demikian maka
pemberdayaan adalah upaya untuk membangun
daya, dengan cara mendorong, memo vasi dan
membangkitkan kesadaran akan potensi yang
dimiliki serta berupaya untuk mengembangkannya.
Di samping itu hendaknya pemberdayaan
jangan menjebak masyarakat dalam perangkap
ketergantungan (charity), pemberdayaan
sebaliknya harus mengantarkan pada proses
kemandirian.
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
di Sekitar Kawasan Cagar Budaya merupakan
kegiatan yang berkelanjutan dan akan terus
diperluas mencakup pelbagai daerah di Daerah
Is mewa Yogyakarta yang memiliki potensi cagar
budaya. Seper pada tahun 2015 maka kegiatan
pemberdayaan masyarakat pada tahun 2016 juga
melipu beberapa program berupa pela han-
Pela han membuat ba k untuk masyarakat kawasan
pela han teknis, khususnya terkait dengan cagar budaya Prambanan
pengembangan pariwisata, yaitu pela han
memba k, pela han jumputan, pembuatan
55
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
56
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Mo f Untaian Mu ara
III. Penutup
Pemberdayaan masyarakat sekitar
Prambanan secara signifikan memang belum
tampak hasilnya. Hasil-hasil karya mereka yang
tampak sangat indah belum menjadikan tolok
ukur bahwa mereka itu berhasil. Para perajin
Mo f Kala awal ini perlu membentuk kelompok agar mereka
bisa saling mengisi satu dengan yang lain, terus
57
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
58
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
59
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
60
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Prak k Memba k di PPP4TK Seni dan Budaya DIY Pela han Jumputan di PPP4TK Seni dan Budaya DIY
61
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Penerima Penghargaan
Pelestari Cagar Budaya 2016
1. Rumah Indis (Phonix) Milik Bernie rindang. Bagian bangunan terdiri atas rumah
MulyawaƟ induk, paviliun dan bangunan belakang yang terdiri
Rumah Phonix beralamat di Jalan atas dapur, kamar mandi belakang, dan garasi.
Diponegoro No. 18, Yogyakarta. Bangunan ini Secara umum komponen bangunan seper atap
didirikan pada tahun 1918 dan tahun 1930- (gen ng), plafon, daun pintu, jendela dan tegel,
an dimiliki oleh Liem Djoen Hwat. Kemudian cat serta ornamentasinya dan komponen masih
diwariskan kepada Ir. Liem Ing Hwie yang asli menunjukkan ciri arsitektur Indis. Bangunan
merupakan salah satu anggota Java Ins tute. bercorak Art Deco, yang berkembang pesat di
Rumah ini lalu diwariskan pada anak Liem Ing Hwie Yogyakarta pada awal abad 20.
yang bernama Paulus Wikanto Sulaiman (P.Liem
Liang Hoei. S.H.). Untuk mengenang ayahnya,
rumah ini diberi nama Phonix sesuai nama
kelompok belajar Ir. Liem Ing Hwie di Belanda (Delf
Studenclok Phonix). Sekarang rumah ini dihuni
Bernie Mulyawa (istri Paulus Wikanto Sulaiman).
Bangunan bercirikan indis yang masih asli dengan
tata halaman yang luas penuh dengan pohon
62
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
63
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
3. Rumah Tradisional Milik Darto Harnoko Surat Keputusan Walikota Yogyakarta dengan
nomor No. 798/KEP/2009. Arah hadap rumah
Rumah tradisionalmilik Dartono Harnoko menghadap ke utara, struktur ruang yaitu
terletak di Ledok Ratmakan GM I/665 Kelurahan bagian depan pendopo berbentuk limas, dalem
Ngupasan, Kecamatan Gondomanan Kota ageng dilengkapi sentong (tengah, kiwo,tengen),
Yogyakarta. Rumah tersebut sebelumnya gadri,pawong dan gandok tengah.
milik Alm. Noto Pidekso kemudian diwariskan
kepada anaknya, yakni Alm. R. Mardjonowinoto.
Rumah dibangun pada tahun 1910 yaitu masa
pemerintahan HB VII (dibuk kan dengan adanya
lambang Crown). Bangunan rumah tersebut masih
menggunakan rangkaian atap raguman yaitu
rangkaian plafon bambu utuh (empyak) dirangkai
terlebih dahulu sebelum dipasang dengan bantuan
pengikat dari ijuk, ikatannya dinamakan raguman.
Bangunan ini sudah mendapat Surat Keputusan
sebagai bangunan warisan cagar budaya melalu
64
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
4. Rumah Tradisional Milik Soedarjo terbuka. Akan tetapi pada tahun 1980-an karena
Bangunan rumah milik Bapak Soedarjo alasan keamanan kemudian ditutup menggunakan
berada di Tegalrejo, RT 03, RW 02 Taman Martani, pintu (gebyok). Bagian dalam merupakan rumah
Kalasan, Sleman. Bangunan bercirikan tradisional induk memiliki kamar atau senthong dengan sekat
Jawa beratap limasan. Bangunan ini diperkirakan dari gebyok, lantai flor dengan mo f garis-garis
dibangun sebelum tahun 1930-an oleh kakeknya menyerupai keramik.
yang bernama Joyowiryo. Pada tahun 1939
Joyowiryo meninggal dunia, kemudian bangunan
tersebut diwariskan kepada anak yang bernama M
Wirjosoediharjo. Beliau adalah Carik Desa Pokoh,
Ngemplak, Sleman. Pada tahun 1946 beliau
pensiun dan kemudian menjadi petani. Pada tahun
1952 beliau meninggal. Rumah tersebut kemudian
diwariskan kepada anaknya yaitu Soedarjo. Perlu
diketahui bahwa pada agresi militer ke II tahun
1948 rumah tersebut digunakan untuk markas
taruna-taruna Militer Akademi, juga sebagai
markas pengintaian terdepan untuk mengawasi
pergerakan Belanda di Bogem.Bangunan depan
terdapat emper, dahulu merupakan bangun
65
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
5. Rumah Tradisional Milik Sri Lestari Moch Jupri dak mempunyai anak kemudian
Rumah tradisional milik Sri Lestari terletak di diwariskan kepada salah satu keponakannya yang
Gang Mawar, RT 03, RW 007, Pedukuhan Klajuran, bernama Sri Lestari. Arah hadap bangunan ke
Desa Sidokarto, Kecamatan Godean, Kabupaten selatan, struktur ruang bangunan yaitu pendopo
Sleman. Rumah ini merupakan pe bangunan berbentuk joglo, dalem ageng dengan senthong
Joglo terdiri atas pringgitan, bangunan induk sudah berubah, pawon dan gandhok.
dan gandok. Sekarang bangunan tersebut selain
sebagai rumah nggal juga berfungsi sebagai
homestay, yang sifatnya dak untuk komersial,
hanya digunakan untuk penginapan para peneli
yang melakukan studi atau peneli an tentang
bangunan Joglo di kawasan Klajuran. Bagian lantai
digan keramik, diatas tebeng pintu penghubung
antara pringgitan dan bangunan induk terdapat
tulisan angka 1845, yang menunjukkan bahwa
rumah tersebut dibangun pada tahun 1845,
dibangun oleh Bapak Ronorejo. Setelah beliau
meninggal kemudian diwariskan kepada salah
satu puteranya yang bernama Harjo Pertomo.
Setelah itu diwariskan kepada Moch Jupri. Karena
66
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
67
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
7. SD Negeri Percobaan 4 Wates Kulon Progo tetap merupakan bangunan konstruksi kayu
BangunanSD Negeri Percobaan 4 Wates dengan dinding berfungsi sebagai sekat/ dak
ini terletak di Jalan Bhayangkara No. 1, Wates. menyangga beban. Penutup atap model genteng
Bangunan ini didirikan sejaman dengan vlaam. Plafon telah mengalami perubahan
KantorPolres Kulon Progo dan Media Center dari anyaman bambu menjadi eternit. Pintu
sekitar tahun 1920-an.Pada awalnya digunakan dan jendela ruangan model panil kaca. Lantai
untuk tangsi militer. Padatahun 1926 bangunan bangunan rela f masih asli berupa tegel abu-abu
ini digunakan untuk sekolah lanjutan (Sekolah ukuran 20 x 20 cm. Tata letak bangunan masih asli
Guru Bawah). Pada tahun 1952, bangunan ini dengan denah bangunan dak ada perubahan.
digunakan untuk sekolah laboratorium milik Fungsi bangunan tetap sebagai sekolah dengan
FKIP UGM. Setelah pendirian IKIP tahun 1963, ngkat keterawatan bangunan cukup baik.
bangunan ini digunakan untuk SD IKIP. Pada
tahun 1968-1987 digunakan untuk SD Negeri
Pancasila.
Pada tahun 1987 bangunan ini digunakan
sebagai SD Negeri Percobaan 4 sampai sekarang.
Saat ini bangunan dikelola oleh Dinas Pendidikan
Kecamatan Wates. Bentuk bangunan bergaya
arsitektur tradisional Jawa dengan bentuk
denah persegi panjang dan bentuk atap
limasan jebengan. Struktur bangunan masih
68
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
8. Jaringan Irigasi Area Bantul “Dam Makam Air dari Dam Kamijoro menuju Dam
Bulan” Makam Bulan ini dialirkan melalui saluran
Jaringan Iirigasi Area Bantul “Dam (gorong-gorong) di dalam tanah. Jarak antara
Makam Bulan” berada di Dusun Manakan, Desa Dam Makam Bulan dan Dam Kamijoro sendiri
Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Kabupaten ±600 meter. Luas dari kompleks Dam Makam
Sleman. Pembangunan “Dam Makam Bulan” Bulan sendiri ±14 m x 10 m. Bangunan yang
menjadi salah satu bagian pen ng dari mata dibuat pada kisaran tahun 1924 ini hingga saat
rantai sistem irigasi yang dibuat oleh Joseph ini masih kelihatan kokoh, utuh dan berfungsi
Schmutzer dan Julius Schmutzer berkaitan erat op mal, walaupun kondisinya kurang terjaga.
dengan pengelolaan pabrik gula Gondanglipura Jaringan irigasi terdiri dua pintu yang mengarah
yang secara resmi dikelola oleh Joseph dan Julius ke selatan ke sungai progo dan dua buah
Schmutzer tahun 1912 (pabrik gula itu sendiri pintu yang mengarah ke wilayah pajangan dan
didirikan sekitar tahun 1862 oleh pasangan dari sanden. Panjang pintu air tersebut ± 6 m dan
Belanda yang bernama Stefanus Barends dan lebar ±1,5 m.
Elise Fransisca Wilhelmina Kathaus). Sistem
irigasi ini dak hanya untuk mengelola dan
meningkatkan produk vitas tebu/gula, namun
juga produk-produk pertanian lain yang dak
hanya dinikma oleh Schmutzer bersaudara,
namun juga petani dan masyarakat umum di
kawasan tersebut.
69
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
70
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
10. Kantor Pegadaian Gunungkidul jendela juga terbuat dari kayu. Di atas pintu
Kantor Pegadaian Gunungkidul beralamat terdapat boven dengan kisi-kisi besi, sedangkan
di Jalan Brigjend Katamso No. 6, Gunungkidul. pada jendela dipasang kawat strimin dan teralis
Bangunan Kantor Pegadaian Gunungkidul besi, dibawahnya terdapat lubang loket asli
didirikan dalam kurun waktu 1913-1914, bercat warna coklat. (Himawan Prasetyo)
bersamaan dengan pendirian kantor pegadaian
(pandhuis) di seluruh wilayah Yogyakarta.
Dengan keluarnya Staadblad 1914 No. 794
semua pegadaian di wilayah Yogyakarta
dimonopoli pemerintah Hindia Belanda. Resesi
ekonomi telah mendorong pemerintah kolonial
Hindia Belanda menerapkan berbagai ndakan
rasionalisasi. Setelah Kemerdekaan Republik
Indonesia tahun 1945 sampai sekarang
bangunan ini tetap berfungsi sebagai kantor
pegadaian. Bangunan bergaya indis ini beratap
limasan dan menghadap ke arah utara. Struktur
asli bangunan berupa dinding, lubang angin,
pintu dan jendela. Dinding bangunan berupa
pasangan bata berplester. Daun pintu dan
71
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Kemah Budaya
Tahun 2016
Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Kwarcab Gunungkidul, dan Kwarcab Kota Yogyakarta
Is mewa Yogyakarta, Balai Pelestarian Nilai Budaya sejumlah 200 orang. Adapun rinciannya yaitu 80
Daerah Is mewa Yogyakarta, dan Museum Benteng orang pramuka penggalang dan 120 orang pramuka
Vredeburg Yogyakarta, sebagai unit pelaksana penegak. Untuk regu pramuka penggalang, se ap
teknis (UPT) yang berada di bawah Direktorat Kwarcab mengutus 8 pramuka penggalang putra
Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan dan 8 pramuka penggalang putri. Sementara untuk
Kebudayaan, mempunyai tugas dalam melestarikan regu pramuka penegak, se ap Kwarcab mengutus
budaya, baik yang bersifat tangible dan intangible 8 pramuka penegak putra dan 16 pramuka penegak
beserta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. putri.
Upaya pelestarian budaya yang dilakukan oleh ke ga
instansi tersebut salah satunya yakni meningkatkan
internalisasi budaya kepada generasi muda melalui
penyelenggaraan Kemah Budaya.
Kemah Budaya merupakan program
internalisasi budaya yang dikemas dalam bentuk
kegiatan kepramukaan yang meni kberatkan pada
upaya pengenalan, penguatan, dan pengembangan
kebudayaan di kalangan generasi muda. Kemah Budaya
diselenggarakan se ap tahun oleh Balai Pelestarian
Cagar Budaya Daerah Is mewa Yogyakarta, Balai Pemukulan gong oleh KGPAA Paku Alam X
sebagai tanda dibukanya Kemah Budaya 2016
Pelestarian Nilai Budaya Daerah Is mewa Yogyakarta,
dan Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, bekerja
sama dengan Kwar r Daerah Gerakan Pramuka
Daerah Is mewa Yogyakarta.
Pada tahun 2016 ini, Kemah Budaya kembali
digelar pada 27 – 31 Juli 2016, bertempat di Bumi
Perkemahan Pengembangan Candi Prambanan,
Sleman, Daerah Is mewa Yogyakarta. Kemah Budaya
yang ke-10 ini mengusung tema “Dengan potensi
keragaman budaya bangsa, kita wujudkan pribadi
yang berkarakter dan berbudi peker luhur guna Pertunjukan kesenian oleh masing-masing Kwarcab pada
saat pembukaan Kemah Budaya
memperkokoh ja diri bangsa”
Kemah Budaya 2016 diiku oleh peserta yang
Kemah Budaya pada prinsipnya merupakan
terdiri dari regu pramuka penggalang dan sangga
kegiatan pembinaan generasi muda yang bersifat
pramuka penegak pilihan dari masing-masing Kwar r
eduka f, inova f, krea f, produk f, menantang, dan
Cabang Gerakan Pramuka se-DIY, yaitu Kwarcab
rekrea f. Dalam pelaksanaannya, Kemah Budaya
Sleman, Kwarcab Bantul, Kwarcab Kulon Progo,
2016 diisi dengan beragam kegiatan yang dilakukan
72
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Giat prestasi membuat majalah dinding Giat prestasi membaca puisi perjuangan
73
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Giat prestasi menulis dan membaca huruf Jawa Melihat proses pemugaran Candi Palgading
74
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
3) Kunjungan museum di Gedung Agung, Museum 4) Kunjungan Sanggar Seni dan Kerajinan Singlon,
Benteng Vredeburg Yogyakarta, Museum Kraton Pengasih, Kulon Progo, Daerah Is mewa
Yogyakarta, dan Museum Sonobudoyo. Yogyakarta.
5) Sarasehan Budaya.
6) Dialog dan diksusi kepramukaan.
7) Pentas budaya.
8) Pemutaran film sejarah dan kepurbakalaan.
9) Talkshow kesejarahan, permuseuman, dan
keperbukalaan.
Kunjungan ke museum Keraton Kasultanan Yogyakarta
75
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
76
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
77
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
mengajak generasi muda untuk menelusuri jejak- Kegiatan Jelajah Budaya Pelajar dak lain
jejak peradaban nenek moyang yang pernah eksis merupakan bagian dari proses pembelajaran bagi
di perbukitan daerah Prambanan-Yogyakarta bagian generasi muda untuk mendekatkan diri kepada
selatan atau yang dikenal dengan sebutan “Siwa warisan budaya dari leluhur. Warisan budaya yang
Plateau.” berwujud candi-candi bernilai seni nggi, maupun
Di kawasan “Siwa Plateau” banyak ditemukan warisan budaya yang berupa kearifan lokal yang
nggalan budaya dari masa klasik (Hindu-Budha), mengandung nilai-nilai pen ng merupakan bagian
antara lain berupa candi dan situs pemukiman. dak terpisahkan.
Melalui kegiatan Jelajah Budaya, generasi muda
akan diajak bersama-sama untuk menapak jejak
peradaban ke tempat-tempat yang menjadi buk
tentang bagaimana arif dan bijaknya nenek moyang
dalam mengelola sumberdaya alam yang tersedia.
Kemampuan mengatasi tantangan menjadikan
mereka mampu bertahan hidup dengan menjalin
hubungan yang harmonis dengan alam sekitarnya.
Nilai-nilai kearifan nenek moyang tersebut bisa digali
generasi muda dengan mengenali dan memahami
Perjalanan menyusuri kawasan Siwa Plateau
nggalan- nggalan budaya mereka yang masih lestari
sampai saat ini, di antaranya yakni Situs Ratu Boko, Kegiatan Jelajah Budaya juga menjadi wahana
Situs Sumberwatu, Candi Dawangsari, Candi Barong, bagi generasi muda untuk melakukan refleksi,
dan Candi Ijo. Selain candi dan situs pemukiman, dengan memahami sejarah dan warisan budaya
di kawasan Siwa Plateu juga ditemukan nggalan dapat meme k nilai-nilai luhur masa lampau dan
berupa arca, yakni arca Gupala dan arca Ganesha. maha karya budaya adiluhung bangsa, kemudian
Adapun rute perjalanan yang ditempuh peserta menjadikannya sebagai panduan hidup dalam
Jelajah Budaya Pelajar yaitu Kompleks Candi Ijo (start) melangkah ke depan.
→ Situs Sumur Bandung → Candi Barong → Candi
Dawangsari → Situs Sumberwatu → Situs Ratu Boko
(finish).
78
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
dalam beberapa regu, baik regu putra maupun regu pelepasan burung. Kegiatan tersebut bertujuan
putri, akan berkompe si dalam giat prestasi yang untuk menumbuhkan kesadaran pada diri generasi
dilaksanakan di se ap pos yang berada di k- k muda agar semakin peduli terhadap lingkungan alam
tertentu sepanjang rute perjalanan, yang mana se ap sekitarnya.
pos dijaga oleh dewan juri. Adapun giat prestasi yang
dilombakan antara lain: 1) pengetahuan tentang
kepramukaan, 2) yel-yel kebangsaan, 3) fotografi, dan
4) karya tulis dalam bentuk feature, dan 5) Lomba
foto selfie (swafoto).
79
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
80
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Daerah Is mewa Yogyakarta pada Sabtu dan
Is mewa Yogyakarta sebagai unit pelaksana Minggu tanggal 6 – 7 Agustus 2016. Peserta
teknis (UPT) yang berada di bawah Direktorat workshop adalah pelajar ngkat SMA dan SMK di
Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kabupaten Sleman sejumlah 50 orang.
Kebudayaan mempunyai tugas dan fungsi dalam Kegiatan ini bertujuan memberikan
melaksanakan pelindungan, pengembangan, dan pembelajaran tentang fotografi kepada para
pemanfaatan cagar budaya. Tugas dan fungsi tersebut pelajar, meningkatkan apresiasi dan pengetahuan
dilaksanakan sebagai upaya untuk melestarikan cagar pelajar tentang cagar budaya yang mengarah
budaya, khususnya yang ada di Daerah Is mewa pada terwujudnya pelestarian benda, bangunan,
Yogyakarta. struktur, situs dan kawasan cagar budaya, dan
Dalam mengemban tugas melestarikan sekaligus mengenalkan potensi budaya yang ada
cagar budaya, Balai Pelestarian Cagar Budaya di Daerah Is mewa Yogyakarta workshop fotografi
Daerah Is mewa Yogyakarta senan asa berpijak ini yakni Drs. Ign. Eka Hadiyanta, M.A. dan Dedy
pada pelestarian yang berbasis par sipasi publik. Hariansyah, S.Kom.
Kebijakan tersebut diambil karena Balai Pelestarian Acara workshop dibuka oleh Kepala Balai
Cagar Budaya Daerah Is mewa Yogyakarta menyadari Pelestarian Cagar Budaya DaerahIs mewa
betul bahwa pelestarian cagar budaya akan sulit Yogyakarta, Drs. Winston Sam Dauglass Mambo
terwujud tanpa adanya keterlibatan dari masyarakat. pada pukul 09.00. Setelah pembukaan dilanjutkan
Keterlibatan masyarakat ini bisa dibangun dengan dengan pemberian materi. Materi workshop
melakukan internalisasi kepada masyarakat, termasuk melipu :
kepada pelajar. 1) Dokumentasi dan publikasi cagar budaya bagi
Kegiatan yang melibatkan pelajar salah pelajar.
satunya adalah Workshop Cagar Budaya. Tahun 2) Pengenalan fotografi.
2016 ini Balai Pelestarian Cagar BudayaDaerah 3) Prak k fotografi di Situs Ratu Boko.
Is mewa Yogyakartamenyelenggarakan ga kegiatan 4) Prak k fotografi benda cagar budaya di
workshop, yang diiku para pelajar dari sejumlah ruangan.
kabupaten. 5) Foto edi ng.
1. Workshop Fotografi Cagar Budaya 6) Evaluasi.
Workshop Fotografi Cagar Budaya Pemberian materi berada di dua lokasi.
merupakan salah satu kegiatan yang diadakan Pada hari pertama (Sabtu, 6 Agustus 2016 )
oleh Unit Kerja Dokumentasi dan Publikasi Balai dimulai dari pukul 09.15-11.00, materi diberikan
Pelestarian Cagar Budaya Daerah Is mewa di dalam ruangan. Setelah pemberian materi,
Yogyakarta. Kegiatan workshop ini merupakan dilakukan ekskursi (prak k lapangan) di Situs Ratu
kegiatan yang ru n diadakan Unit Kerja Boko. Sesi ekskursi ini berakhir pukul 14.30.
Dokumentasi dan Publikasi. Pada tahun ini Sementara kegiatan pada hari Minggu,
workshop fotografi diselenggarakan di Bapelkes 7 Agustus 2016, juga prak k di dalam ruangan.
(Balai Pela han Kesehatan) Kalasan, Sleman, Kegiatan prak k melipu foto indoor dan edi ng
81
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Foto – foto Hasil Karya Terpilih Workshop Fotografi Cagar Budaya 2016
Kategori : DOP
Tri Rahman Yulianto (SMKN 2 Depok Sleman)
82
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Kategori : Balance
Ryan Razan Fathantra (SMAN 1 Depok Sleman)
Kategori: Siluet
Tusma Pra wi (SMK Yapemda)
83
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Kategori: Framing
Sholeh Rahman Prasetyo (SMK Karya Rini
84
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
2. Workshop JurnalisƟk Cagar Budaya I pada pukul 08.00. Setelah pembukaan dilanjutkan
Workshop Jurnalis k Cagar Budaya dengan pemberian materi. Materi workshop
merupakan salah satu kegiatan yang diadakan melipu :
oleh Unit Kerja Dokumentasi dan Publikasi- 1) Potensi Cagar Budaya sumber ide penulisan.
Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Is mewa 2) Dasar–dasar jurnalis k.
Yogyakarta. Kegiatan ini diselenggarakan di Joglo 3) Prak k penulisan feature.
Emas Semar, Dusun Sumber Ba kan, Palbapang, 4) Prak k lapangan (ekskursi).
Bantulpada Sabtu dan Minggu tanggal 4 – 5 5) Evaluasi.
Juni2016. Peserta workshop adalah pelajar Pemberian materi berada di dua lokasi. Pada
ngkat SMA dan SMK di Kabupaten Bantul hari pertama (Sabtu, 4 Juni 2016 ) dimulai pada
sejumlah 50 orang. pukul 08.15 - 10.00 materi diberikan di dalam
Diadakannya workshop ini bertujuan ruangan. Setelah pemberian materi, dilakukan
untuk memberikan keterampilan penulisan ekskursi (prak k lapangan) di Kompleks Makam
di media massa kepada pelajar, khususnya Imogiri. Sesi ekskursi ini berakhir pukul 14.00.
menulis feature untuk media cetak dengan Sementara kegiatan pada hari Minggu,
tema Pelestarian Cagar Budaya. Selain itu juga 5 Juni 2016, juga prak k penulisan. Kegiatan
untuk meningkatkan apresiasi dan pengetahuan prak k dilakukan di dalam ruangan. Sesi terakhir
pelajar tentang cagar budaya yang mengarah di hari kedua ini adalah evaluasi. Sesi evaluasi
pada terwujudnya pelestarian benda, bangunan, ini diisi dengan kegiatan presentasi hasil karya
struktur, situs dan kawasan cagar budaya, dan penulisan yang dilakukan oleh masing-masing
sekaligus mengenalkan potensi cagar budaya peserta. Selanjutnya hasil tulisan tersebut
yang ada di Daerah Is mewa Yogyakarta dalam dievaluasi oleh narasumber. Setelah sesi evaluasi
rangka memupuk rasa kebanggaan nasional dan selesai, workshop pun ditutup oleh Ka. Unit Kerja
mempertebal ja diri bangsa. Pemateri workshop Dokumentasi dan Publikasi- Balai Pelestarian
jurnalis k yaitu Drs. Ign. Eka Hadiyanta, M.A. dan Cagar Budaya Daerah Is mewa Yogyakarta, Drs.
Drs. Krisno Wibowo, M.Si. Ign. Eka Hadiyanta, M.A.
Acara workshop dibuka oleh Kepala Balai Berikut merupakan hasil penilaian ar kel
Pelestarian Cagar Budaya Daerah Is mewa peserta Workshop Jurnalis k Cagar Budaya
Yogyakarta, Drs. Winston Sam Dauglass Mambo 2016.
Joana Ze ra
2. Persoalan Serius di Makam Raja Imogiri Juara II
SMA N 1 Banguntapan
Kar ka Wulandaru
3. Makam dan Tradisi di Kawasan Imogiri Juara III
SMA N 1 Pleret
85
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
86
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
Melukis Bersama
Sang Maestro
Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah
Is mewa Yogyakarta, Balai Pelestarian Cagar Budaya
Jawa Tengah dan PT Taman Wisata Candi Borobudur,
Prambanan, dan Ratu Boko menggelar acara “Melukis
Bersama Sang Maestro” pada 25 s/d 26 Oktober
2016 di kompleks Candi Prambanan dalam rangka
memperinga 25 tahun warisan dunia kompleks
Candi Prambanan. Acara tersebut dimeriahkan oleh
para maestro seni lukis antara lain Kar ka Affandi
(putri dari pelukis Affandi), Joko Pekik, Nasirun dan
Putu Wijaya. Selain para maestro, sejumlah seniman
Bayu sedang memvisualisasikan kemegahan Candi
lukis dari Ins tut Seni Indonesia Yogyakarta dan para Prambanan dalam bentuk lukisan
pelukis dari Yogyakarta juga ikut berpar sipasi dalam
acara ini. Digelarnya acara “Melukis Bersama Sang
Maestro” diharapkan mampu menumbuhkan “rasa Adapun tujuan diselenggarakannya acara ini
memiliki kepada masyarakat terutama para seniman antara lain:
lukis, sekaligus ikut serta memopulerkan kompleks 1. Menanamkan rasa cinta terhadap warisan budaya,
Candi Prambanan sebagai warisan dunia melalui khususnya warisan budaya dunia Kompleks Candi
media karya seni yang bernilai nggi. Prambanan kepada masyarakat umum.
2. Mengekspos realita keberagaman yang tetap
meneguhkan sikap harmoni dan toleransi,
sehingga dapat menjadi inspirasi kehidupan
masyarakat.
3. Mengabadikan momentum dan fenomena
aktual kondisi serta situasi di Kompleks Candi
Prambanan.
4. Sebagai media promosi Kompleks Candi
Prambanan, yaitu dalam wujudnya sebagai karya
seni berupa lukisan akan dikoleksi bahkan mungkin
hingga mancanegara sehingga lukisan tersebut
baik secara langsung maupun dak langsung dapat
berkontribusi terhadap pengenalan Kompleks
Kar ka Affandi (putri dari pelukis Affandi), salah satu Candi Prambanan ke mancanegara.
maestro yang ikut memeriahkan acara melukis bersama
87
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
5. Sebagai tambahan atraksi wisata bagi pengunjung. Hasil karya para pelukis yang ikut serta dalam
Dengan adanya perhelatan Melukis Bersama Sang acara “Melukis Bersama Sang Maestro” ini nan nya
Maestro ini diharapkan mampu menarik minat akan dipamerkan dalam Pameran Bersama yang
wisatawan untuk menikma atraksi lain selain digelar BPCB DIY, BPCB Jawa Tengah, dan PT Taman
bangunan candi. Wisatawan dapat menikma Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu
keindahan Candi Prambanan dari jauh sambil Boko pada 25 Desember 2016 s/d 2 Januari 2017 di
melihat para seniman menunjukkan atraksi kompleks Candi Prambanan. (Ferry Ardiyanto)
melukis mereka.
88
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
89
Bule n Narasimha No. 09/ IX/ 2016
90