You are on page 1of 54

GUBERNUR JAWA BARAT

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT


NOMOR A57 / Kep.S-Inspt/ 2023

TENTANG

PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN BERBASIS RISIKO


PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2023

GUBERNUR JAWA BARAT,

Menimbang a. bahwa sebagai pedoman Aparat Pengawasan Intern


Pemerintah dalam melaksanakan tugas pembinaan dan
pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah setiap
tahun, mengacu pada riencana pembinaan dan pengawasan
tahunan berbasis risiko;
b. bahwa untuk melaksanakan pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan daerah tahun 2023, disusun
program kerja rencana pembinaan dan pengawasan tahunan
sebagaimana dimaksud dalam pertimbangan huruf a;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan
Gubernur tentang Program Kerja Pengawasan Tahunan
Berbasis Risiko Provinsi Jawa Barat Tahun 2023;
Mengingat 1. Undang-Undang Nomor I 1 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Republik
Indonesia Tanggal a Djuli 1950) jo. Undang-Undang Nomor
20 Tahun 1950 tentang Pemerintahan Jakarta Raya
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor
31, Tambahan kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor
15) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2OOT tentang
Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia
(Iembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OOT Nomor
93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
474+l dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2OOO tentang
Pembentukan Propinsi Elianten (kmbaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2OOO Nomor 182, Tambahan I-embaran
Negara Republik Indonesia Nomor a0l0);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2OO3 tentang Pengelolaan
Keuangan Negara (kmbaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan l.embaran Negara
Republik Indonesia Nomor a2861;
3. Undang-Undang Nomor I Tahun 2OO4 tentang
Perbendaharaan Negara (kmbaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 5, Tambatran l.embaran
Negara Republik Indonesia Nomor a355);
2

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2OO4 tentang Pemeriksaan


Pengelolaan dan Tanggungiawab Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
66, Tambahan kmbaran Negara Republik Indonesia Nomor
44OOl;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2Ol4 Nomor 244, Tambahan kmbaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022 tentang
Cipta Ke{a (lcmbaran Negara Republik Indonesia Tahun
2022 Nomor 238, Tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6841);
6. Undang-Undang Nomor 3O Tahun 2Ol4 tentang Administrasi
Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 292, Tarrbahan kmbaran Negara Republik
Indonesia Nomor 56Ol) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2O22 terfiang Cipta Kefa (lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 238, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6841);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 6O Tahun 2OO8 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2OO8 Nomor 127, Tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4890);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2Ol7 tent-ang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017
Nomor 73, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6041);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2Ol9 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (trmbaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tarrrbahan lcmbaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6322);
1O. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 88 Tahlun 2022
tentang Perencanaan Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2023 (Beita
Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor l2l8l1,

MEMUTUSI(AN:

Menetapkan
KESATU Program Kerja Pengawasan Tahunan Berbasis Risiko Provinsi
Jawa Barat Tahun 2023 yang selanjutnya disebut PKPT Tahun
2023 tercantum dalam Lampiran I, lampiran II, dan Lampiran
III, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan
Gubernur ini, meliputi:
1. Program Kerja Pengawasan di Lingkungan Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat dan Lingkungan Pemerintah
Daerah Kabupaten/ Kota Tahun 2023 oleh Inspektorat
Daerah Provinsi Jawa Barat;
3

2. Matriks Kegiatan Pembinaan dan Pengawasan Program Kerj'a


Pengawasan Tahunan Inspektorat Daerah Provinsi Jawa
Barat Tahun 2023; dan
3. Matriks Jadwal Program Keda Pengawasan Tahunan
Inspektorat Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2023.
KEDUA PKPT Tahun 2023 sebagaimana dimaksud pada Diktum
KESATU, menjadi pedoman dalam pelaksanaan pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan di lingkungan Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat dan lingkungan Pemerintah
Daerah Kabupaten / Kota yartg dilaksanakan oleh Inspelrtorat
Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2023.
KETIGA PKPT Tahun 2023 sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KESATU dapat dilakukan perubahan dalam hal terdapat:
l. penugasan yang bersifat direktif dan strategis sesuai
perubahan prioritas di Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
Barat;
2. perubahan kebutuhan pengawasan; dan
3. efisiensi dan refoansitrg anggaran.
KELIMA Pembiayaan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU, bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Jawa
Barat yang dikelola oleh Inspektorat Daerah Provinsi Jawa
Barat dan sumber lain yang sah sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
KELIMA Keputusan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Bandung
9 Januari 2023

AWA BARAT,

RIDWAN KAMIL
LAMPIRAN I KEPUTUSAN GUBERNURJAWA BARAT
NOMOR : O57lKep.5-Inspt/2023
TANGGAL : 9Januari2O23
TENTANG : PROGRAMKER.IAPENGAWASAN
TAHUNAN BERBASIS RISIKO
PROVINSI JAWA BARAT TAHUN
2023

PROGRI\M KER"IA PENGAWASAN


DI UNGKUNGAN PEMERIIVTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT DAN
LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA TAHUN 2023
OLEH INSPEKTORAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

I. PEITDAHT'LUAIT
A. Latar Bela&ang
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) memiliki peran strategis
dalam menunjang penyelenggaraan pemerintahan yang efektif, eflsien,
ekonomis, dan sesuai dengan tata kelola pemerintahan yangbaik (good
gouernane| Dalam paradigrna baru, APIP memiliki peran dalam
pengav/asan pemerintahan untuk mewujudkan reformasi birokrasi
yang optimal, yaitu sebagai pelaku penjaminan kualitas (quahtA
a.ssurance), strategic arul corts-ultitrg partner, dan eoflg uaming sAstem
& katalisator. Dalam peran APIP sebagai pelaku penjaminan kualitas,
APIP memiliki tanggung jawab untuk memberikan keyakinan yang
memadai atas ketaatan, kehematan, efisiensi, dan efektivitas
pencapaian tujuan penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi
pemerintah dengan bentuk pemeriksaan, reviu, evaluasi, dan
pemantauan atas penyelenggaraan pemerintahan. Sedangkan dalam
peran mitra konsultasi dan strategi, APIP membantu pimpinan objek
pengawasan dengan memberikan pendampingan, rekomendasi, dan
pandangan profesional untuk menyelesaikan tantangan dan masalah
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan memberikan nilai tambah
yang konstruktif dan progresif terhadap aktivitas instansi objek
pengawasan dengan sebelumnya melakukan pemahaman dan analisis
mendaLam mengenai tujuan dan sasaran instansi objek pengawasan
sehingga APIP dapat menjadi tru.sted. adui.sor. Terakhir, peran APIP
adalah sebagai eadg uarning sAstem dan katalisator peningkatan
manajemen risiko dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi
pemerintah. Untuk melaksanakan peran-peran tersebut, APIP
memerlukan mekanisme perenczrnzan yang sistematis dan terstrulctur
ag€rr pengawasan penyelenggaraan pemerintah efektif, efisien, dan
ekonomis.
Sesuai dengan Standar Audit Intern Pemerintah Indonesia (SAIPI)
paragraf 3O1O, pimpinan APIP harus menyusun rencana strategis dan
rencana kegiatan pengawasan intern tahunan dengan prioritas pada
kegiatan yang mempunyai risiko terbesar {ri.sk-ba.sed andit plonningl
6

dan selaras dengan tujuan APIP agar pengelolaan dan pengalokasian


sumber daya digunakan dengan efektif untuk area yang memiliki risiko
tertinggi yang akan 6sldampak pada tujuan objek pengawasan. APIP
membantu objek pengawasan untuk mencapai tujuannya dengan
menerapkan pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk
mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas proses manajemen risiko,
pengendalian, dan tata kelola pemerintahan dengan menilai dan
membuat rekomendasi yang tepat. Pendekatan risiko dalam
perencanaan tahunan ini disusun berdasarkan register risiko
pemerintah daerah dan perang[at daerah yang digunakan untuk
melakukan anlimtous imptouement dalam perbaikan kerangka ke{a
manajemen risiko yang diterapkan di suatu pemerintah daerah.
Selanjutnya, prioritas risiko dan profil risiko dari tiap objek
pengawasan akan digunakan dalam perencanaan pengawasan
pemerintahan daerah tahunan.
Inspektorat Daerah Frovinsi Jawa Barat sebagai Aparat Pengawasan
Intern Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat setiap tahunnya
men5 rsun program kerja pengawasan ta.l.unan berbasis risiko di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. Dalam
perencanaan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah
tahun 2O23,Inspektorat Daerah Provinsi Jawa Barat men)rusun PKPT
dengan substansi pengawasan umum, pengawasan telceis, dan
pengawasan kepala daerah terhadap perangkat daerah. Hal ini selaras
dengan amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 88 Tahun 2O22
tentang Perencanaan Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Tahun 2O23.
Dalam rangka mewujudkan hal tersebut dan amanat Pasal 12 ayat (5)
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah bahwa
perencanaan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah
tahunan ditetapkan oleh kepala daerah, Gubernur Jawa Barat
menetapkan Program Kerja Pengawasan Tahunan Berbasis Risiko
Provinsi Jawa Barat Tahun 2O23 sebagai pedoman pelaksanaan
pengawasan penyelenggaraan pemerintahan di lingkung:an Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupatenl Kota di Jawa
Barat Tahun 2023 yarrg dtlaksanakan oleh Inspektorat Daerah Provinsi
Jawa Barat.

B. TuJuan dan Sasaral


Tujuan Program Kerja Pengawasan Tahunan Berbasis Risiko Provinsi
Jawa Barat Tahun 2023 adalah untuk:
1. menjadi pedoman dalam pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan
pemerintahan daerah oleh Inspektorat Daerah Provinsi Jawa Barat
mulai dari tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan, pelaporan,
sampai dengan tindak lanjut;
7

2. meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengawasan APIP untuk


berfokus pada program, kegiatan, objek pengawasan yang
berpotensi memiliki risiko tinggi dan mengidentifrkasi risiko yang
akan tedadi sehingga tujuan program strategis pemerintah daerah
dapat terlaksana dengan efektif dan efisien;
3. mengoptimalkan alokasi penggunaan sumber daya APIP yang
terbatas sehingga lebih terarah dan tidak tumpang tindih dengan
aparat pengawasan eksternal pemerintah maupun aparat
pengawasan internal pemerintah lainnya; dan
4. menyesuaikan pemahaman perubahan lingkungan bisnis dan risiko
objek pengawasan yang berbeda dari tahun sebelumnya sehingga
APIP dapat merespons perubahan tersebut dalam pelaksanaan
pengawasan.
Sasaran yang diwujudkan dari pen)rusunan Program Ke{a
Pengawasan Tahunan Berbasis Risiko Provinsi Jawa Barat Tahun 2O23
adalah:
1. meningkatnya kualitas penyelenggaraan urusan pemerintahan
daerah;
2. meningkatnya akuntabilitas dan kinerja pemerintah daerah;
3. meningftatnya pengelolaan keuangan dan barang daerah yang
akuntabel dan sesuai standar akuntansi pemerintah; dan
4. terciptanya pemerintahan daerah yang berintegritas.

C. RuaagLtngkup
Ruang lingkup program pengawasan penyelenggaraan pemerintahan
daerah tahunan pada Iingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa
Barat dan Pemerintah Daerah Kota/ Kabupaten di Jawa Barat ini
meliputi pemeriksaan, reviu, evaluasi, pemantauan, pendampingan,
asistensi, dan pengawasan lainnya yang terdiri atas:
a. pengawasan atas perencanaan anggaran pendapatan belanja
daerah;
b. pengawasan terhadap pelaksan:an urusan pemerintahan di Daerah
Provinsi dan Kota/ Ikbupaten yang bersifat wajib dan pilihan;
c. pengawasan terhadap pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas
pembantuan;
d. pengawasan pelaksanaan seluruh kegiatan yang didanai anggaran
pendapatart belanja daerah, termasuk kelompok belanja tidak
langsung jenis bantuan keuangan, hibah, dan bantuan sosial;
e. pengawasan terhadap penyertaan modal pada Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD);
f. pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya daerah;
g. pengawasan ketaatan terhadap ketentuan peraturan perundang-
undangan termasuk ketaatan pelaksanaan norma, standar,
prosedur, dan lcriteria yang ditetapkan oleh pemerintah pusat;
h. pengawasan yang lain sesuai dengan fungsi dan kewenangannya;
dan
8

i. pendampingan dan asistensi terhadap perangkat daerah dan


kabupaten/kota yang bersifat wajib dan pilihan.

U. SI'UBER DAYA APARATT'R PEITGAWASAI{ IIITERN PEUERIITTAH 2O{I3


Inspektorat Daerah Provinsi Jawa Barat berdasarkan sistem merit
mempertimbangkan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam
menduduki suatu jabatan. ASN tersebut harus memiliki sertifikasi
kompetensi terlebih dahulu melalui Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
jabatan, fungsional, dan telcris untuk menduduki suatu jabatan
terutama jabatan strategis yang merupakan inti dalam organisasi.
Inspektorat Daerah Provinsi Jawa Barat yang memiliki tugas, pokok,
dan fungsi utama sebagai pengawas intem Pemerintah Daerah Provinsi
Jawa Barat memiliki Pejabat Fungsional Pengawasan yang terdiri dari
Auditor dan PPUPD dengan total sebanyak 73 (tujuh puluh tiga)
pegawai yang seluruhnya memiliki sertifikat kompetensi sesuai jabatan
yang diampu. dengan rincian:
Tabel 1

JumLah Pejabat Fungsional APIP


No. Jabatan Fungsional Auditor Jumlah
1 Auditor Madya 11
.) t7
Auditor Muda
3 Auditor Pertama 11
4 Auditor Penyelia 0
5 Auditor Pelaksana Lanj utan 1

Jumlah 40

No. Jabatan Fungsional PPUPD Jumlah


1 Pengawas Pemerintahan Madya 17
2 Pengawas Pemerintahan Muda 16
Jumlah 33

Selain itu, terdapat 5 (lima) pegawai dengan jabatan pelaksana yang


sudah mempunyai serlifikat auditor. Sebagai tanda bukti kompetensi
selain melalui sertifikat Diklat, 31 (tiga puluh satu) Pegawai memiliki
sertiflrkat profesi, yaitu: Certified Ri,sk Marwgement Professional (CRMP),
Qualifred Chief Risk OjEcer (QCROI, auahfied Ri.sk Management
Professiorw) (QRMP), dan Certified Forensic Auditor (CFRA).

ITI. OBJEK DAIT SEBARAIT WILAYAH PENGAIPASAIT


A. ObJek Pengawasan

Sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor


3/HK.02.O3/Selae tentang Pembagian Tugas Pembinaan dan
Pengawasan Inspektur Pembantu terhadap Perangkat Daerah Provinsi
Jawa Barat, terdapat objek pengawasan yang tersebar pada 46 (empat
puluh enam) perangkat daerah/biro. Selain itu, terdapat objek
pengawasan 27 (dua puluh tujuh) Daerah Kabupaten/ Kota di Jawa
9

Barat. Berikut adalah pembagian objek pengawasan berdasarkan


Inspektur Pembantu di lingkungan Inspehorat Daerah Provinsi Jawa
Barat:
Tabel 2

Rincian Objek Pengawasan Tahur: 2O23


Itba.r I Irtan E Irban III Irtan W
(Bld.rg Soct I dl8
(Bldug Irbar
lBtd.ag lBid'-g fa.eJ.htGrar.tr
Adrlidltta.l, Inve3tlgasi
Pee€rtlt hial Peretonoml.!l !f,..V.r.tat) Pembanguaaa dro
IaAEtrultutl
No Kab/llota I{o Kab/Kota l{o N.b/I(ota I{o Klb/Kota K.b/Kota
Kabupateo Kota Kabupater Kabupaten
1 Bandung 1 1 1
Garut
Elandung Sumedang
Barat
Kabupaten c Kabupaten Kota
2 2 Kota Cimahi 2
Tasikoalaya
Sukabuni Majalengka
Kabupaten Kabupaten Kabupaten I(abupaten Selumh
3 3 3
Ciartju, Purwakarta Kuningan Ciamis Kab/Kota yarrg
Kabupaten Kabupaten 4 terkait dengan
4 Kota Depok 4 4 Kota BaniaJ p.rnjab dan
Kaiawa.Irg Indrama;m
I{abupaten Kabupaten Kabupaten Kabupatea Keinvestigasian
5 5 5 5
Bosor Subang Cireboo Baldung
Kat upaten Kabupaten
6 Kota Bogor 6 6 Kota Cirebon 6
Bekasi Tasikllalaya
Kota Kabupaten
7 7 Kota Bekasi 7
Pangandaran
Sukabuoi

Pesaaglst Pcrangkat llo Peraaglat PeralgL.t Petangtat


llo D.e8ah
No
Drerah Daerah
o
Daetah Daereh
Sekretariat Dinas Bina
Dinas
Dewarr Dinas Marga darr
Talla.man
1 Perwakilaa 1 1 I
Pangan dal Kesehatan PeDataara
Ralryat Hortikultura Ruarlg
Daerah
Iospektorat Dioas Dinas Susber
2 2 2 Dinas Sosial 2
Daya Air
Daerah Perkeburaarx
Dinas Dinas
Kesatuara Dinas
Ketahanatr 3 Perumahan dan
3 Barlgsa dan 3 3
Pendidikan
Paragan dan
Pottik Permukiman
Peternakan
Badan Dinas Dinas Tenaga
Pere!canaan Dinas
4 4 Kelautan dan 4 Kerja darr 4
Pembangunan Perhubungan
Peiikanan Transmigrasi
Daerah
Badan Dinas Dinas Seluruh
Peuelitian dan Pariwisata Dioas Pemuda Ling!ungan Perangkat
5 5 5 5
Pengembanga dan dan Olah Raga Hidup Daerah yang
a Daerah Kebudavaan terkait dengan
Dinas penugasaD
Pemberdayaan Keinvestigasian
Dinas Badan
Perempuan,
Badan Perindu strian Pengembangan
6 6 6 Perlindungan 6
Sumber Daya
Pengfrubung dan
Aoak, dan Manusia
Perdagaagan
Keluarga
Berencana
Dinas
Satuan Polisi Peaanaman Badan Badan
dan Pa.mong Modal dan Perrarrggulang
7 Pendapatan
7 7 7
Praja Provinsi Pelayanan an Beucana Daerah
Jawa Barat Terpadu Satu Daerah
Pintu
Dinas Biro Badan
Dfutas Energi
Komunikasi
a a dan Sumber a Kesejahteraan 8 Kepegawaian
darr
Daya Mineral Rakyat Daera.L
Informatika
10

PenngLat PcrangLat PenngLat PerangLat Peraaglat


Ilo IIo No
Daerah
No
Daerah Daemh
Drorah Daerah
Dinas Badan
Perlrustakaan Dinas Biro Petrgelol,aan
9 dan I Koperasi dan 9 Administrasi 9 Keuangan dan
Kearsipan Usaha Kecil Pimpinan Aset
Daerah Daerah
Dinas
Kependuduka
Dinas
lo n dan 10
Kehutanan
10 Biro Umum
Pencatatan
Sipil
Biro Badan
Usaha Milik
Dinas
Daerah,
Pemberdayaa Biro Pengadaan
Investasi
ll n Masyarakat 11
dan
11 Barang dan
dan Jasa
Administrasi
Desa
Pembanguna
n
Biro Biro
Pemerintatran
t2 t2 Perehonoaia
dan Otonomi
1l
Daerah
Biro Hukum
dan Hak
13
Asasi
Manusia

Biro
l4 Organisasi

B. Pembagian Dan Sebaran Pengarasan


Pengawasan Inspektorat Daerah Provinsi Jawa Barat
berdasarkan wilayah tersebar pada 27 Daerah Kabupaten/Kota di
Jawa Barat, dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 1
Peta Sebaran Objek Pengawasan

rl.
::ffi

tE:

iu

t*rt
*Gr
I68F

l--

lS pErA xABupATErfiorA HrrRA rRgAl rtrspEKToRAT DAERAIT PRovtttst JAwA BARAT lit
11

IV. FAI(TOR DAN BOBOT RISIKO


Pen5rusunan rencana kegiatan pengawasan dilakukan menggunakan
metode berbasis risiko dengan menggunakan skala skor risiko 1OO.
Pemeriksaan pada perangkat daerah/ biro menggunakan penggabungan
antara fblctor risiko dan rusk regi,ster, dimana bobot faktor risiko adalah
sebesar 7Oo/o daurt ri,sk register perangkat daerah/biro sebesar 30o/o. Hal
tersebut diuraikan sebagai berikut:
Tabel 3
Faktor dan Bobot Risiko Pemeriksaan ke Perangkat Daerah

I{o. FAI(TOR
IIRITIRIA rlLlu
tro. IIATEGORI
FR RISIKO
Bobot I(ETERAITGIUT

1 2 3 4 5 6 7 8
Terkait
Langsung
Risiko Sangat
Dengan 4
Ti.rggt
Fokus
Pengawasan
Tidak Terkait
(Disebutkan)
Dengan
Fokus
Namun 3 Risiko Trnggr
Terdapat (> 3
friga) I{ali)
Dalam
Kebliakan Fokus Dan Prioritas
I 1
Prioritas
2Oo/o
Pengawasan Tidak Terkait
(Disebutkan)
Dalam Fokus
Namun
2 Risiko Sedang
Terdapat (z 1
(Satu)Kali)
Dalam
Prioritas
Tidak
Terdapat
Dalam Fokus 1 Risiko Rendah
Maupun
Prioritas
Risiko Sangat
z 3O1 Milyar 4
Tinssi
101 < 300
3 Risiko TinCS
Nilai Milyar
II Aoggaran 2
Anggaran
2Oo/o
51 < 100
2 Risiko Sedang
Milyar
< 5O Milyar 1 Risiko Rendah
t2

ro. KATTGORI
ro. FAKTOR
Bobot XHTERIA IfII,AI IIETERAIYGAII
rR rusII(o

I 2 3 + 5 6 7 8
Urusan OPD
menjadi isu
nasional Dan
Daerah,
penyedia
layanan Risiko Sangat
4
publik, TinCgt
dan/atau
menyangkut
kepentingan
hajat hidup
orang banyak

Urusan OPD
harrya
menjadi isu
Daerah,
Keterkaitan Isu penyedia
Dengan Strategis layanan
u RPJMN &
3
Nasional &
2Oo/o
publik,
3 Risiko TinCg
RPJMD Daerah dan/atau
menyangkut
kepentingan
hqjat hidup
orang banyak
Urusan OPD
tidak terkait
secara
langsung 2 Risiko Sedang
dengan isu
Nasional dan
Daerah
Urusan OPD
tidak terkait
dengan isu 1 Risiko Rendah
Nasional dan
Daerah
>10 Risiko Sangat
4
Indikator Tinggr
6-10 3 Risiko TinCS
Kesel,arasan Indikator
Ju-mlah
Dengan 4
Indikator
2Oo/o 1-5 2 Risiko Sedang
RPJMD Indikator
Kineda
ry Dalam Tidak Ada
RPJMD fnlam 1 Risiko Rendah
RPJMD
Terkait lebih
Risiko Sangat
dari 1 Area 4
TinCgt
Intervensi
Terkait
dengan Area 3 Risiko TinCg
Intervensi
Area Kompetensi
V Intervensi 5 Dasar Dan 2Oo/o SecaraTidak
RAD PPK Pengalaman Langsung
Terkait 2 Risiko Sedang
dengan Area
Intervensi
Tidak Terkait
dengan Area 1 Risiko Rendah
Intervensi
Jumlah l(W"
13

Tabel 4
Kriteria Risft Regnsrer Perangkat Daera-h

Bobot
XRITERIA !TILAI
KATECIORI Vo
1 2 3 1
Sangat Signifikan 4

Nilai Risiko 100%


Signifikan 3
Moderat 2
Tidak Signfikar dan Minor 1

Tabel 5
Level Risiko Perangkat Daerah Berdasarkan Rsr{ Regl:srer

Ifo Per.rgLat Da.t..h fust Ririlo Kitegod atot


Itilai Tettfmb.rA

Tidak
Tidak
I Dinas Kehutanan
Signifikan
Signifikan I 25
dan Minor
Dinas Tanarnan Pangan & Sangat Sangat
2 4 100
Hortikultura Sisrifikan Sisnifikan
Badan Pengelolaan Keuangan
Signifikan Signifikan 75
& Aset Daerah
Sekretariat Dewan Perwakilan Moderat Moderat c 50
4
Rakyat Daerah
Tidak
Dinas Komunikasi &
5 Minor Signifikan 1 25
Informatika dan Minor
6 Badan Pendapatan Daerah Moderat Moderat 2 50
Dinas Perindustrian & Moderat 50
7 Moderat 2
Perdagangan
Dinas Bina Marga & Penataan
8 Sigrrifikan Signifftan 3 75
Ruang
Tidak
Dinas Ketahanan
I Pangan&Peternakan
Minor Signifikan I 25
dan Minor
lo Dinas Sosial Signifikan Signifikan 3 75
Tidak
11 Sekretariat Daerah dan Biro Minor Signifikarr I 25
dan Minor
Kependudukan &
t2 Dinas
Pencatatarr Sipil
Moderat Moderat 2 50

Dinas Pariwisata & Sangat Sangat


4 100
13
Kebudayaan Signifkan Signifikan
Tidak
Dinas Energi & Sumber Daya 75
L4 Signifikan Sigrrifikan J
Mineral dan Minor
Dinas Penanaman Modal & Tidak
15 PeLayanan Terpadu Satu Minor Signifikan 1 25
Pintu dan Minor
Tidak
l6 Dinas Sumber Daya Air Minor Signifikan I 25
dan Minor
l4

aLos
l$o Pen.aglrt Daerah I{ilai Ririto Kategori Ittlai TcsttDb.ng

Dinas Pemberdayaan
t7 Perempuan, Perlindungan Signifikan Moderat 3 75
Anak, & KB
Tidak
Badan Penanggulangan Tidak
18 Signifikan 1 25
Bencana Daerah Signifikan
dan Minor
Tidak
19 Dinas Perhubungan Minor Signifikan 1 25
dan Minor
Tidak
Tidak 25
20 Dinas Pendidikarr Signifikan 1
Sigrritrkan
dan Minor
Tidak
Tidak
2l Dinas Kesehatan
Signifikan
Signifikan 1 25
dan Minor
Tidak
Dinas Pemberdayaan Tidak
22 Signifikan 1 25
Masyarakat & Desa Signifikan
dan Minor
Tidak
Dinas Perpu stakaan & Tidak I 25
23 Signifika;r
Kearsipa-n Daerah Signifikan
dan Minor
Tida-k
Badan Perencanaal Tidak
24 Signifikan I 25
Pembangunan Daerah Signifikan dan Minor
Tidak
25 Badan Kepegawaian Daerah Minor Signifikan I 25
dan Minor
Tidak
Dinas Perumahan & Tidak
26 Signifikan 1 25
Permukiman Signifikan
dan Minor
Tidak
Tidak
27 Dinas Koperasi & Usaha Kecil Sisnifl<an 1 25
Signifikan
dan Minor
Tidak
Tidak
2a Dinas Lingkungan Hidup Signifikan 1 25
Signifikan
dan Minor
Tidak
Tidak
29 Dinas Pemuda & Olahraga Signifikan I 25
Signifikan dan Minor
Tidak
Dinas Tenaga Kerja & Tidak
Sigrrifikan I 25
30 Signifikan
Transmigrasi dan Minor
Sangat Sangat
31 Dinas Kelautan & Perikanan Simifikan Simifikan
4 100
Tidak
Tidak
32 Dinas Perkebunan Signifikan 1 25
Sigrrifikan
dan Minor
Tidak
Tidak
JJ Satuan Polisi Pamong Praja Signifikan 1 25
Signitrkan
dan Minor
Tidak
Badan Kesatuan Bangsa & Tidak I
34 Signifikan 25
Politik Sigrrifikan
dan Minor
Tidak
Badan Pengembangan Tidak
35
Signifikan
Signifikan I 25
Sumber Daya Ma.nusia dan Minor
15

Skot
No Pcr.rgt t Da.iah ltilai Rtliko Katcgoti I{tlai Tertiarba.ag

Tidak
Tidak
36 Inspektorat Daerah Signifikan 1 25
Signifikan
dan Minor
Badan Penelitian & Moderat
37 Moderat 2 50
Pengembangan Daerah
Tidak
Tidak
38 Badan Penghubung Signifikan 1 25
Signifikan
dan Minor
16

Sehinga hasil perhitlrngan bobot risiko pemeaiksaan pada peratrgkat daerah/bilo terdapat pada Tabel 6 di bawah inri

Hasil FerhituDad Boliot Risiko Femdits{4 pada fttagkat DoeEh 2Cr23

:lle lordabEt ttta Rt Lo


h.&6lP.cllrd

20 2A 5 l 7,5 59.5 Tinssj

20 20 20 u5 1 25 7,5 59,5

m 20 20 75 22,5 35,5

!) t) !o 5 85 I 59,5 TiryEr

2a 20 t5 2 50 15 66,5 at,5 Tngg,

20 5 7a 3 22,5 49 7t,5 l nrgal

5 'tt I 25 7,5 56,5

5 20 5 55 l 25 7,5 34,5

I5 20 I 25 7,5 g) 63,5

5 IO 45 2 l5 31,5

20 t5 20 ?o I(' 30 56 'linBgt
l7

&d T.'d!bt Llto. RLIt.


FrGh.,.I PcD€lt-E

t2 2a l5 2A l5 5 7a 1 21 7,5 52,5

2a 20 10 2a 75 3 7a 22,5 52,5 77 'rine$

15 t5 5 75 22.5 52,5 75
r5 15 2A 20 l

l5 20 10 I 7,3 63,5

20 20 5 ao 1 25

t5 l5 5 65 100 30 45,5 'rin8gr

20 20 2a 5 ao 100 Ttrgai

xl t5 20 2() 5 2 50 15 56 71 lingai

20 15 l5 5 1 23 7,5 42,5 Ito

m 10 t5 5 t 25 7,5 $,s

20 l5 ,o ao t l5 7,5 63,5

I5 20 l5 5 75 I 2a 60
18

3Lq tc*lEb. ild. n€id.r


fot l
k P6r.tlrc lE t(Elmn 16 & 7Oryr f,lhl Xrtogsf FrelnqdPeo<*rn
Drql J.ta' llLt Stndcdr Dcalu lntlrrad JEaLh Ert ill RR Rltft
Lret& lddrl Sod .t
iD.ah RP.'ID RAI' PPI( n4*
25
ln$pcktoat 10 5 15 40
Tniak
1 25 7,5 2A 35,5 Rodah 2 Tahun selcli
Daemh Simifika!
Badan Kestu$
Bangsa dm 10 n lo 5 60
Tidak
Signifke I 7,5 42 49,5 Sedang Sctiap Tahur
Potitik
Dinas Energi
27 dan Sunbcr
r)aE MincEl
2A 10 x 20 Siglifikan 3 75 75 Tinggr Setiap Tehun

Bade
Fercn€n@n 10 10 15 15 70 Mino 49 56,5 Sedang Setiap Tehun
28 2{J 1
krnbengunan
Daemh
Dinas Tltak
B Ferl<ebuffif,
20 10 10 i5 5 60 SiSnifikan
1 7,5 42 49,5 Sedang Setiap Tahun

Badan
ilo Kcpegaryaie 10 5 Minm 1 31,5 39 Rendah 2 Tahun skali
Daenh
Dinas
Fcmberday€o
FtEmpmn,
31 Ferlindungan 20 5 20 20 70 Signifikd 75 22,5 49 71,5 Tnrggi Setiap Thh un
ADak, dan
Kelmrga

Badan
fuiigembangan Tidak ,1 xkali
Sumbcr Daya
lo 5 5 30 Signiikan 1 2A,5 Rendah 2 Tahun
Manusia
Dinas Tidek
Perpustal€an 20 50 SigniEkan
I 42,5 Sedang SetiAp Tahun
dan NeBimn
Dim$
3+
Fet]ffin N 15 15 15 70 Min6 1 7,5 49 55,5 Sedang Setiap Tahun
Modal dan
Felaym
l9

&d t 't6!oa ft'ltoi Rldo


Ft.h@l P.@lt.d
'R

5 lo a I 25 7,5 25

5 IO 45 I 7,5 31,5 39

20 v) 10 5 60 I 25 7,5 42 49,5

5 5 I5 IO 2 arl t5

5 5 5 I 25 7,5 28

5 20 5 55 2 5{) 15 38,5 53,5

5 5 5 25 l 25 7,5 t 7,5 25

5 45 l 23 7,s 31,5

5 t5 5rl l 25 7,5 35 42,5

5 5 10 45 I 25 7,5 3i,5 39

20 l 25 7,5 2a 35,5
20

*d t rrl&lGt htb. ALlto


ifl Fi Dr.hat P.@l-&

5 5 2{l
II 1 23 7,5 :28 35,5
2L

Kegiatan pengawasan oleh Inspektorat Daerah Provinsi Jawa Barat


adalah sebanyak 4 (empat) kegiatan yang pada operasionalrrya
dilaksanakan melalui 49 (empat puluh sembilan) aktivitas
pengawasan. Pembagian pengawaszrn berdasarkan aktivitas ini
diuraikan sebagaimana tabel berikut:
Tabel 7
Aktivitas Pengawasan Tahun 2023
I{EC}IATAI{ SI'B I{TGIATAII AXTTVITAS PE[,AITSAISA
Pemeriksaan Kinerja Program & Kegiatan
Dalam RPJMD/RKPD 2022 berisiko tinggi dan I,II,M&IV
Audit Kinerja Tematik

Pengawasan
Reviu RKPD/Renja PD/RKA RKPD serta
Kineg'a Pemerintah
Evaluasi Perencanaan & Penganggaran I, II, III & IV
Berbasis Gender
daerah
Reviu KUA PPAS beserta perubahannya ry
Reviu LPPD I
Evaluasi SAKIP I,U,m&ry
Pemeriksaan Bantuan Keuangan I.II.ru&tV
Monitoring dan Evaluasi Dana Bantuan
Operasional Sekolah (BOS)
r,Il,m&ry
Penga.wasan
Keuangan Audit Bantuan Operasional Pendidikan
Pemerintah daerah Daerah (BOPD) dan Bantuan Pendidikan I,il, III&Iv
Menengah Universal (BPMU)

Monitoring dan Evaluasi Dana Desa I, II, III & ff

Reviu DAK Fisik I,il,m&ru


Reviu Laporan
Kineda
Reviu LKIP I

Penyelenggaraan
Reviu laporan
Fengawasan
Keuangan
Reviu LKPD Iv
Internal

Pengawasan
Umum dan Teknis Pengawasan Penyelenggaraan Urusarr
Ikb/Kota Pemerintahan Daerah
I,T,M&ru

Sekretariat
Monev TLHP BPK-RI & APIP dan
dan
Pemutakhiran Kasus
Investigasi
Irban I, II, III
&IV,
Rakorwasdanas Pemutakhiran TLHP Itjen Investiga.si
dan
Sekretariat
Monitoring dan Irban I, II, III
Evaluasi TLHP & tv,
BPK-RI dan TLHP Investigasi
APIP dan
Studi Banding berkaitan Peraturan Kerugian Sekretariat
Daerah ke DPRD Provinsi Gorontalo beserta
Anggota
DPRD
Provinsi
Jawa Barat
Rapat Koordinasi Pemutakhiran TLHP APIP Sekretariat

Penanganan
Penyelengar:aan Penyelesaian Perhitungan Kerugian Daerah Untuk Kasus Investigasi &
Pengawasan Kerugian Yang Dilimpahkan APH Irban terkait
DenganTujuan Negara/Daerah
Tertentu
22

XEGIATAI{ SUB I{EGIATA.!{ AETTVITAS PEX-AI(SAIfA

Klarilikasi Pengaduan Masl.arakat


Investigasi &
lrban terkait

Investigasi 8.
Audit Investigasi (Pendalaman) Irban terkait
Kegiatan Peroenuhan Motlibring cont ol hr lnvestigasi &
Pelgawasarl het;entbn Irben terkait
Dengan Tujuan Evaluasi Benturan Icp>eittngan (C-anfiict of III
Tertenhr Intere-sq
Probity Audit terhadap 5 Paket strategis Investigasi
Investigasi
Pengawasan on call dan Irbsn
Terkait
Audit SPBE I
Monitoring dan Dvaluasi Penyalur'an Bantuan
Kemiskinan Ekstrim
I,II, III &N
II
Pengawasan BUMD (GCG)

Monitoring dan Evaluasi Program Strategis


II
Gubernur Bidang Fertanian (Petani Milenial)
Fenjatuhan Sanksi Administrasi kepada
Bupati/Wali Kota & DPRD oleh Inspektorat I, II, III, IV,
Daerah Provinsi sebaEai GWPP {terrnasuk & Investigasi
PAMJAB)

Fembinaan dan Pendampingan


Fenyelenggaraan Sistem Pengendalian Intem
I&
Seldrtariat
Pemerintall
Monitoring da.rr Evaluasi Sistem Pengendalian
I
Intem Pertrerintah
Monitoring den Evaluasi ftograrn St ategis
ru
Gubemur dalam RPJMD
Monitoring dan Dvaluasi Peningkatan
Perumusan III
Kapabilitas APIP
Kebijakan Teknis Perumusan I, II, III & Iv,
di Bi&ng Kebijalan Teknis Perencanaan Pengawasan Berbasis Risiko
lnvestigasi,
Fengan asan dan di Bidang (PKPT) Tahufl 2024 Sekretaiiat
Fasilitqsi Pengawasan
Fenganrasaa RAKORWASDA dan Rapat Koordinasi PKS Seluruh
APIP & APH Inspektorat
Forum Perangkat Daerah/Inspeliatorat Se-
Sekretariat
JaEa Barat
RAKORWASNAS PKPT sekretariat
operasiooalisasi Saber Pungli Investigasi

Re\.iu Penerapan Pengelolaan Risiko I, II, III & IV


I
Pengawasan P3DN II

Monitoring dan Evaluasi Siswas P3DN II


Pendampingan, II dan
Asistensi,
PMPRB dan PM I
Sekretariat
verilikasi dan
- Penilaian
Reformasi
Moritoring Kepatuhan dan Verilikasi LHKASN Investtasi &
Birckrasi Taht.rr] 2422 Sekretaiiat

Koordinasi"
Monitorin& dan
Pendampingan dan Evaluasi serta Monitoring @iter Jor &er€ntion (Pencegahan
Asistensi Veriiftasi Korupsi Pemerintah Daerah) dan Strategi Investigasi
Pencegahan dan Nasiona.l Pencegahan Korupsi (stranas PK)
Femberantasan
Korupsi
I

Fendampingan, Seluruh
Acara Plrncak Hari IIAKoRDIA
Asistensi dan lnspektorat
Verifikasi
Mooitoring & Evaluasi Unit Pengendalian
III
cratifrkasi
23

IIIGIATEII SUB XEGIATAN AXTTVITAS PELAI(SAXA


Peaegakan
Integritas
l,ayanan Konsultasi
I,II, III&IV,
Investigasi,

Pendidikan dan Fendidikan dan Seluruh


Pelatihan di Kaator Sendiri
Pelatihar Pegawai Pelatihan Pegawai lnspektorat
Berdasarkan Tu8as Berdasarkan Tugas Seluruh
dan F\ngsi dan Fungsi Pendidikan plolesional berkelanjutan
Inspekto.at

V. TEKITIK PEI,AI(SAI{AAIT PEITGAWASAN


Teknik pelaksanaan pengawasan didasarkan pada Standar Audit Intern
Pemerintah Indonesia dalam segi praktik-praktik audit yang seharusnya,
kerangka kerja pelaksanaan dan peningkatan kegiatan audit intern yang
memiliki nilai tambah. Pelaksanaan pengawasan yang akan dilaksanakan
oteh APIP dikelompokkan menjadi kegiatan penjaminan kualitas (WahtU
asstrancr;l yang terdiri dari pemeriksaan, reviu, evaluasi, pemantuan
(monitoringl, dan kegiatan pengawasan lainnya, meliputi pengawasan
dengan tujuan tertentu, sosialisasi, asistensi, dan bimbingan teknis
konsultasi di bidang pengawasan dan peningkatan kualitas hasil
pengawasan melalui peer reuieu (tetaah sejawat). Rincian dari teknik
pelaksanaan pengawasan adalah sebagai berikut:
A. Pemerlksaan
Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan
evaluasi yang dilakukan secara independen, objekrif, dan profesional
berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kewajaran,
kecermatan, kredibilitas, efelrtivitas, efisiensi, dan keandalan
informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah- Dalam
pelaksanaan pemeriksaan, Inspektorat Daerah Provinsi Jawa Barat
melakukan pemeriksaan kinerja, pemeriksaan bantuan keuangan,
pemeriksaan dengan tujuan tertentu, pemeriksaan investigasif, audit
bantuan operasional pendidikan daerah (BOPD) dan bantuan
pendidikan menengah universal (BPMU), probity audit, audit sistem
pemerintahan berbasis elektronik, dan pemeriksaan lainnya.
B. Reviu
Reviu adalah penelaahan ulang bukti-buliti untuk memastikan bahwa
kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan,
standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan. Reviu yang
dilaksanakan oleh Inspektorat Daerah Provinsi Jawa Barat meliputi:
reviu laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)' reviu l-aporan
Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah (LPPD), reviu Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP), reviu RKPD/Renja PD/RKA RKPD,
Reviu KUA PPAS beserta perubahannya, reviu dana alokasi khusus
{DAK) fisik, dan reviu penerapan pengelolaan risiko.
24

C. Dvaluasl
Evaluasi adalah rangkaian kegiatan membandingkan hasil atau
prestasi suatu kegiatan dengan standar, rencana atau norma yang
telah ditetapkan dan menentukan falrtor yang mempengaruhi
keberhasilan atau keeagalan suatu kegiatan dalam mencapai tujuan.
Evaluasi yang dilakukan oleh Inspektorat Daerah Provinsi Jawa Barat
meliputi evaluasi perencanaan & penganggaran berbasis gender,
evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (SAKIP),
dan evaluasi benturan kepentingan (anflia of bterestl, evaluasi dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS), evaluasi dana desa, evaluasi
tindak lanjut hasil pemeriksaan (TLHP) Badan Pemeriksa Keuangan
dan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah, dan pemutakhiran kasus,
evaluasi penyaluran bantuan kemiskinan ekstrim, evaluasi Program
Strategis Gubernur Bidang Pertanian fPetani Milenial), evaluasi Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), evaluasi program strategis
gubemur dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah
(RPJMD), evaluasi pningkatan kapabilitas APIP, evaluasi Sistem
Pengawasan Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri (Siswas
P3DN), dan evaluasi unit pengendalian gratifikasi.
D. fiortttortng I Peuaatauan
Monitoring adalah proses penilaian kemqjuan suatu program atau
kegiatan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Monitoring
yang dilaksanakan oleh Inspektorat Daerah Provinsi Jawa Barat
meliputi monitoring dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS),
monitoring dana desa, monitoring tindak lanjut hasil pemeriksaan
Badan Pemeriksa Keuangan dan Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah dan pemutakhiran kasus, monitoring penyaluran bantuan
kemiskinan ekstrim, monitoring Program Strategis Gubemur Bidang
Pertanian {Petani Milenial), monitoring SPIP, monitoring program
strategis gubernur dalam rencana pembangunan jangka menengah
daerah (RPJMD), monitoring peningkatan kapabilitas APIP, monitoring
dan evaluasi Siswas P3DN, monitoring kepatuhan dan verilikasi
Iaporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara (LHKASI\$ Tahurr 2022,
monitoring enter for preuentiory dan monitoring unit pengendalian
gratilikasi.
E. Kegtatan Pengawasan Ialnnya
Kegiatan pengawasan lainnya adalah kegiatan yang tidak memberikan
penjaminan kualitas meliputi pengawasan dengan tujuan tertentu,
sosialisasi, asistensi, dan bimbingan telmis konsultasi di bidang
pengawasan dan peningkatan kualitas hasil pengawasan melalui peer
revieut (telaah sejawat). Kegiatan penga\ /asan lainnya yang
dilaksanakan oleh Inspektorat Daerah Provinsi Jawa Barat meliputi
pengawasan penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, Rapat
Koordinasi Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Secara
Nasional (Rakorwasdanas) pemutakhiran TLHP Inspeldorat Jenderal
Kementerian Dalam Negeri, studi banding berkaitan Peraturan
25

Kerugian Daerah ke
DPRD Provinsi Gorontalo, rapat koordinasi
pemutakhiran TLHP APIP, perhitungan kerugian daerah untuk kasus
yang dilimpahkan Aparat Penegak Hukum {APH), Kegiatan Pemenuhan
monitoring ortrol for prerrcntio4 pengawasan Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) lGood Corporafe Govemanel, penjatuhan sanksi
administrasi kepada BupatilWali Kota & DPRD oleh Inspektorat Daerah
Provinsi sebagai GWPP (termasuk PAMJAB), pembinaan dan
pendampingan penyelenggaraan SPIP, Perencanaan Pengawasan
Berbasis Risiko (PKPT) Tahun 2O24, RAKORWASDA dan Rapat
Koordinasi Perjanjian Kerja Sama (PKS) APIP & APH, Forum Perangkat
Daerah/Inspektorat Se-Jawa Barat, RAKORWASNAS PKPT,
Pengawasan P3DN, Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
(PMPRB) dan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Zona Integritas {PMPZI),
Acara Puncak Hari Antikorupsi Sedunia II{AKORDIA), layanan
konsultasi, pelatihan di kantor sendiri, dan pendidikan profesional
berkelanjutan.

VI. NE,G}IATAI{ DAIT AI(II1IITAS PEilGAWASAIS


Kegiatan pengawasan pada Inspektorat Daerah Provinsi Jawa Barat
terbagi atas 4 (empat) kegiatan yaitu Penyelenggaraan Pengawasan Internal,
Penyelenggaraan Pengawasan Dengan Tujuan Tertentu, Perumusan
Kebijakan Telsris di Bidang Pengawasan, dan Fasilitasi Fengawasan dan
Pendampingan dan Asistensi.
Pada pelaksanaannya, keempat kegiatan di atas, dilaksanakal melalui
49 (empat puluh sembilan) aktivitas pengawasan. Kegiatan, alctivitas, tujuan
diuraikan sebagai berikut:
A. Kegtataa Penyelenggaraan Peagawasan Intetad
Pada Kegiatan Penyelenggaraan Pengawasan Internal dilaksanakart
melalui 17 (tujuh belas) aktivitas. Uraian aktivitas beserta tujuan dan
sasarannya dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Kinerja Program & Kegiatan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) / Rencana Kerja
Perangkat Daerah (RKPD) 2022 Berisiko Tinggi dan Audit Kinerja
Tematik
Aktivitas ini bertujuan untuk memberikan nilai tambah dan
masukan/ saran perbaikan kepada perangkat daerah/biro yang
terkait dengan perbaikan kine{a untuk mengurangi,
mengfiilang)<an memulihkan dampak, serta pemberian saran
pengelolaan risiko dan pengendalian dalam rangka perbaikan tata
kelola organisasi.
RKPD / Rencana Kerja Perangkat Daerah/ Rencana Ke{a dan
2. Reviu
Anggaran (RKA) RKPD serta Evaluasi Perencanaaa & Penganggaran
Berbasis Gender
Aktivitas ini bertujuan untuk memperoleh keyakinan yang memadai
atas kualitas perencalaan pembangunan dan anggaran daerah
26

tahunan serta meninjau efektifitas dan elisiensi pelaksanaan


Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG)
dilaksanakan sesuai standar atau aturan, untuk mengetahui
apakah pelaksalaan PPRG mencapai sasaran atau tujuan yang
diharapkan, untuk mengidentifikasi hal-hal penting bagi tindak
lanjut atau pengembangan kebijakan di masa yang akan datang,
melihat ketercapaian oriput dan outcome pelaksanaan PPRG.
3. Reviu Kebijakan Umum (KUA) dan Prioritas Plafon
Anggaran Sementara (PPAS) beserta perubahannya
Aktivitas ini bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas
mengenai akurasi, keandalan, dan keabsahan bahwa KUA-PPAS
telah disusun berdasarkan RKPD atas kesesuaian kelengkapan dan
kesesuaian dokumen pendukung rancangan KUA-PPAS, kesesuaian
pencantuman indikator dan target kine{a serta pagu indikatif,
lokasi, kelompok sasaran dalam rencana program dan kegiatan
dalam rancangan KUA-PPAS dengan RKPD, dan kesesuaian plafon
anggaran sementara pendapatan dan belanja dalam rancangan
KUA-PPAS.
4. Reviu laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD)
Aktivitas ini bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas
mengenai akurasi, keandalan, dan keabsahan data/ informasi
kine{a Instansi Pemerintah sehingga dapat menghasilkan LPPD
yang berkualitas dan Menilai tingkat akuntabilitas atau
pertanggungiawaban atas hasil (outome) terhadap penggunaan
anggaral: da-lam rangka terwujudnya pemerintahan yar:.g
berorientasi kepada hasil (result orienled gouernmen\.
5. Evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan
(sAKrP)
Aktivitas ini bertujuan untuk mengukur ketercapaian implementasi
SAKIP, menilai keberhasilan program SAKIP, dan memberikan
saran perbaikan untuk peningkatan implementasi SAKIP.
6. Pemeriksaan Bantuan Keuangan
Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk memperoleh keyakinan yang
memadai bahwa pengelolaan dan pertanggungiawaban bantuan
keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dimarfaatkan sesuai dengan
tujuan yang telah direncanakan.
7. Monitoring dan Evaluasi Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
Tujuan dari alrtivitas ini adalah untuk memperoleh keyakinan yang
memadai bahwa dana BOS telah dikelola secara ekonomis, efisien
dan efektif sesuai dengan Petunjuk Telsris Bantuan Operasional
Sekolah Reguler dan ketentuan peraturan perundangan-undangan
yang berlaku.
27

8. Audit Bantuan Operasional Pendidikan Daera_h (BOPD) dan


Bantuan Pendidikan Menengah Universal {BPMU}
Tujuan dari aktivitas ini adalah untuk memeriksa kewajaran
pengelolaan dan pertanggungiawaban Bantuan Operasional
Pendidikan Daerah (BOPD) dan Bantuan Pendidikan Menengah
Universal (BPMU).
9. Monitoring dan Evaluasi Dana Desa
Al,rtivitas ini memiliki tujuan untuk memperoleh keyakinan yang
memadai atas efektivitas dan kepatuhan pengelolaan dan
pertanggungiawaban dana desa. Sasaran dari aktivitas ini adalah
sebagai berikut:
a. Untuk memastikan bahwa dana desa telah digunalan sesuai
dengan ketentuan penggunaan dana desa;
b. Mengukur efektiyitas pengelolaan keuangan dana desa
daerah kabupaten/ kota;
c. Pengelolaan keuangan dan aset desa;
d. Pengelolaan keuangan badan usaha milik desa;
e. Konsistensi rancangan anggaran pendapatan dan belanja desa
dengan rencana kerja pemerintah desa;
f. Kualitas belanja desa;
g. Pengadaan barang dan jasa di desa; dan
h. Pemantauan atas penyaluran dana transfer ke desa dan capaian
keluaran desa.
10. Reviu Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik
Reviu DAK fisik memiliki tujuan untuk memberikan keyakinan
terbatas mengenai keandalan dan keabsahan laporan realisasi
penyerapan dana darr capaian output kegiatan DAK fisik sesuai
dengan ketentuan yang berlaku, dimana sasarannya diarahkan
pada laporan realisasi penyerapan dana dan capaian output
kegiatan DAK fisik.
11. Reviu Laporan Kineqia Instansi Pemerintah (LKIP)
Reviu LKIP memiliki tujuan untuk memberikan keyakinan terbatas
mengenai akurasi, keandalan, dan keabsahan data/informasi
kinerja instansi pemerintah sehingga dapat menghasilkan laporan
kine{a yang berkualitas.
12. Reviu Iaporan Keuangan Pemerintah Daerah pKPD)
Aktivitas reviu LKPD Provinsi Jawa Barat ini memiliki tujuan untuk
memberikan keyakinan terbatas bahwa LKPD disusun berdasarkan
SPIP yang memadai dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan.
13. Pengawasan Penyelenggaraan Urusal Pemerintahan Daerah
Aktivitas ini memiliki ttrjuan untuk memperoleh keyakinan yang
memadai bahwa penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
28

Kabupaten/ Kota berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan


ketentuan peraturan perundang-undangan.
14. Monitoring dan Evaluasi TLHP BPK-RI & APIP
Aktivitas ini bertujuan agar tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK-RI
dan APIP dilaksanakan untuk memverilikasi tindak lanjut yang
telah dilakukan oleh objek penga.wasan untuk memenuhi
rekomendasi dari temuan pemeriksaan dan memitigasi risiko yang
telah teridentifikasi secara efeldif, efisien, dan akuntabel dengan
sasarannya pada seluruh perangkat daerah di lingkungan
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/ Kota di Jawa Barat.
15. Rakorwasdanas Pemutakhiran TLHP Itjen
Al,rtivitas ini bertujuan untuk memutakhirkan tindak lanjut hasil
pemeriksaan APIP Inspektorat Jenderal Kementerian/ Itmbaga dan
melakukan koordinasi terkait pembinaan dan pengawasan
penyelenggaraan pemerintahan daerah secara nasional.

16. Studi Studi Banding berkaitan Peraturan Kerugian Daerah ke DPRD


Provinsi Gorontalo
Aktivitas ini bertujuan untuk mendapatkan benclanarking
kebijakan, peraturan, standar operasional prosedur (tata cara
penyelesaian) dari pemerintahan daerah lain sebagai dasar
menyusun kebijakan, peraturan, dan standar operasional prosedur
tentang Penyelesaian Kerugian Daerah.
17. Rapat Koordinasi Pemutakhiran TLHP APIP
Aktivitas ini bertujuan untuk memutakhiran tindak lanjut hasil
pemeriksaan APIP Inspelootat Daerah Provinsi Jawa Barat dan
meningkatlan persentase penyelesaian tindak lanjut hasil
pemeriksaan.
B. Penyelenggaraar Pengaralan Dengan TuJuan Tetteatu-
Kegiatan Penyelenggaraan Pengawasan Dengan T\rjuan Tertentu ini
sebagian besar dilaksanakan oleh Inspektur Fembantu Investigasi.
Kegiatan ini dilaksanakan meLalui 12 (dua belas) alrtivitas. Uraian
aktivitas beserta tujuannya dijel,askan sebagai berikut:
1 Perhitungan Kerugian Daerah Untuk Kasus Yang Dilimpahkan APH
Aktivitas ini bertujuan menentukan adanya penyimpangan dan
jumlah kerugian yang ditimbulkan dari penyimpangan tersebut
dengan sasaran pada kasus-kasus yang dilimpahkan oleh APH.
2. Klarifikasi Pengaduan Masyarakat
Aktivitas ini memiliki tujuan untuk membuktikan kebenaran
apakah telah teqiadi penyalahgunaan wewenang, pelanggaran
disiplin Aparatur Sipil Negara (ASl9, hambatan dalam pelayanan
kepada masyarakat, dan/atau tindak pidana KKN.
29

3. Audit Investigasi (Pendalaman)


Aktivitas ini bertujuan untuk mendapatkan informasi yang
komprehensif dan mendalam dalam rangka memeriksa dugaan
tipikor, penyalahgunaan wewenang maupun pelanggaran disiplin
ASN.
4. Kegiatan Pemenuhan Monitorhg Cortrol for Preuertion dan Strategi
Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK)
Aktivitas ini bertujuan untuk melaksanakan penga.wasan dalam
rangka mendukung pencapaian indikator keberhasilan area
intervensi Monitoring Control for Preuertion dan Strategi Nasional
Pencega.han Korupsi.

5. Evaluasi Benturan Kepentingan (Conflict of bteresfl


Aktivitas ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang memadai
bahwa tidak terjadi benturan kepentingan dalarn penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Provinsi Jawa Barat.
6. Probity Audit terhadap 5 Paket strategis
Aktivitas ini bertujuan untuk memperoleh keyakinan yang memadai
terkait efisiensi dan efektiEtas pelaksanaan pengadaan barang/jasa
untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengadaan
barang/jasa sesuai dengaan probttA requircmertt.
7. Pengawasan On Call
Pengawasan On CaU bertujuan untuk menangani pengaduan
insidentil terkait penyalahgunaan wewenang, hambatan dalam
pelayanan masyarakat, indikasi korupsi, kolusi, dan nepotisme;
dan/atau pelanggaran disiplin pegawai dan melaksanakan
pengawasan berdasarkan perintah pimpinan.
8. Audit Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE)
Aktivitas ini bertujuan untuk mengukur capaian kemajuan
penerapan SPBE pada Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan
untuk meningkatkan kualitas penerapan SPBE pada Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat.
9. Monitoring dan Evaluasi Penyaluran Bantuan Kemiskinan Ekstrim
Aktivitas ini bertujuan untuk memastikan sejauh mana program
kemiskinan ekstrim pusat dan daerah telah dilaksanakan dan
menj angkau masyarakat.

1O. Pengawasan BUMD (GCG)


Aktivitas ini bertujuan untuk mengawasi implementasi Good
Corpotate Gouernanoe dalam meningkatkan keberhasilan usaha dan
akuntabilitas BUMD guna mewujudkan nilai pemegang saham
dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan
30

stakelalders lainnya, dan berlandaskan ketentuan peraturan


perundang-undangan dan nilai-nilai etika.
11. Monitoring dan Evaluasi Program Strategis Gubernur Bidang
Pertanian (Petani Milenial)
Aktivitas ini bertujuan untuk melaksanakan pemantauan dan
evaluasi Program Strategis Gubernur Bidang Pertanian (Petani
Milenial) dalam pencapaian tujuan dan sasaran program tersebut.
12. Penjatuhan Sanksi Administrasi kepada Bupati/Wali Kota & DPRD
oleh Inspeldorat Daerah Provinsi sebagai GWPP (termasuk PAMJAB)
Aktivitas ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang memadai
atas batas tugas dan tanggung jawab kepala daerah dan anggota
DPRD pada saat berhenti dari jabatannya.

C. Perumusan Kob{ar.on Teknts di Bidaag Peagarasan dan Fasilitasi


Peagawasaa
Kegiatan Perumusan Kebijakan Teknis di Bidang Pengawasan dan
Fasilitasi Pengawasan ini dilaksanakan melalui 1O (sepuluh) aktivitas.
Uraian aktivitas beserta tujuan dan sasarannya dapat dijeLaskan sebagai
berikut:
1. Pembinaan dan psndampingan Penyelenggaraan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah
Atrtivitas ini bertujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai
bagi tercapainya efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan
penyelenggaraan pemerintahan daerah, keandalan pelaporan
keuangan, pengamanan aset daerah, dan ketaatan terhadap
peraturax perundang-undangan.
2. Monitoring dan Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Aktivitas ini bertujuan untuk mengawasi penerapan SPIP di
lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang efektif dan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Monitoring dan Evaiuasi Program Strategis Gubernur dalam RPJMD
Aktivitas ini bertujuan untuk mengetahui capaian, progres,
pertanggungiawaban, dan manfaat dari pelaksanaan progr:arn
strategis Gubernur oleh perangkat daerah.
4. Monitoring dan Evaluasi Peningkatan Kapabilitas APIP (PK APIP)
Monev PK APIP bertujuan untuk menilai efektivitas APIP dalam
mendorong efehivitas instansi pemerintah di lingkungan
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.
5. Perencanaan Fengawasan Berbasis Risiko (PKPIJ Tahun 2024
Altivitas ini bertujuan untuk menyusun rencana pengawasan
intern tahunan dengan prioritas pada kegiatan yang mempunyai
risiko terbesar dan selaras dengan tujuan APIP.
31

6. RAKORWASDA dan Rapat Koordinasi PKS APIP & APH


Aktivitas ini untuk penyamaan persepsi kebijakan pengawasan
daerah dan penanganan pengaduan masyarakat yang berindikasi
korupsi telah mengacu pada perjanjian kerja sama antara APIP
dengan APH.
7. Forum Perangkat Daerah/Inspektorat Se-Jawa Barat
Aktivitas ini untuk melakukan sinkronisasi prioritas kegiatan
pengawas€rn dan struktur pengendalian dalam rangka pencapaian
tujuan dan sasaran Perangkat Daerah/Inspelrtorat Se-Jawa Barat.
8. Rakorwasnas PKPT
Aktivitas Rapat Koordinasi Pengawasan Nasional ini bertujuan
untuk meningkatkan koordinasi dan sinergi di antara APIP
pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/ kota dalam rangka mendukung penguatan kebijakan
pengawasan.
9. Reviu Penerapan Pengelolaan Risiko
Aktivitas ini ditujukan untuk menjamin kualitas penerapan
pengelolaan risiko yang mampu memitigasi risiko baik dalam
pencapaian tujuan program strategis pemerintah daerah, program
strategis perangkat daerah, dan operasional perangkat daerah.
10. Operasionalisasi Saber Pungli
Aktivitas ini bertujuan untuk mendukung terlaksananya program
dan kegiatan Satgas Saber pungli dengan sasaran Saber Pungli
wilayah Jawa Barat.
D. Pendan pingan dan Asistensl
Kegiatan Pendampingan dan Asistensi ini dilaksanakan melalui 10
(sepuluh) alrtivitas. Uraian aktivitas beserta tujuan dan sasarannya dapat
ddelaskan sebagai berikut:
1. Pengawasan P3DN
Aktivitas ini adalah bertujuan untuk mengawasasi implementasi
kebijakan pemerintah daerah dalam mendukung peningkatan
penggunaan produk dalam negeri, baik dari sisi yang mendorong
permintaan (demanS produk dalam negeri, mendorong penyediaan
(stpplUt produk dalam negeri, dan perluasan kapasitas dan
kemudahan pasar produk dalam negeri.
2. Monitoring dan Evaluasi Siswas P3DN
Aktivitas ini adalah bertujuan untuk
memantau dan evaluasi
pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah dalam mendukung
peningkatan penggunaan produk dalarn negeri pada Siswas P3DN.
3. PMPRB dan PMIZI
Aktivitas ini adalah bertujuan untuk melaksanalan pengawasan
dan pendarnpingan reformasi birol<rasi serta menciptakan birokrasi
pemerintah yang profesional dengan karalcteristik, berintegrasi,
32

berkinerja tinggi, bebas dan bersih KKN, mampu melayani publik,


netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar
dan kode etik aparatur negara dan untuk me*rrjudkan Wilayah
Bebas dari Korupsi/Wilayah Birolcasi Bersih dan Melayani melalui
reformasi birokrasi, khususnya dalam hal mewujudkan
pemerintahan yang bersih dan akuntabel serta pelayanan publik
yang prima.
4. Monitoring Kepatuhan dan Verifikasi LHKASN Tatrurt 2022
Aktivitas ini bertujuan untuk melakukan penilaian serta verifrkasi
yang menyeluruh terhadap pelaksanaan pelaporan LHKASN oleh
ASN di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.
5. Monitorirq Certer for heuention (Pencegahan Korupsi Pemerintah
Daerah) dan Stranas PK
Aktivitas ini bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang
sejahtera dan bebas dari korupsi yang terdapat di lingkungan
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dengan melaksanakarr
aktivitas Monitoring Center for Prcuentioa Strategi Nasional
Pencega}an Korupsi, dan Survei Penilaian Integritas.
6. Acara Puncak Hari Peringatan HAKORDIA
Aktivitas ini bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan
apresiasi terhadap karya sastra, karya film, dan karya komedi yang
kritis di kalangan peLajar/mahasiswa yang bertemakan antikorupsi,
meningkatJ<an etika dan moral generasi muda untuk menolak
perilaku koruptif yang te{adi di lingkungan sekitar, dan
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan
pemberantasan korupsi.
7. Monitoring & Evaluasi Unit Pengendalian Gratifikasi
Aktivitas ini bertujuan untuk mengendalikan penerimaan gratifikasi
melalui peningkatan pemahaman dan kesadaran pelaporan
gratilikasi secara transparan dan akuntabel sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.
8. Layanan Konsultasi
Aktivitas ini bertujuan untuk memecahkan masalah, memberikan
panduan pelaksana€m kegiatan, menambahkan nilai tambah
aktivitas, dan memberikan masukkan strategis terhadap perarrgkat
daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat.
9. Pelatihan di Kantor Sendiri
Aktivitas ini bertqjuan untuk meninglatkan dan mengembangkan
pengetahuan, keahlian dan keGrampilan setiap APIP Inspelrtorat
Daerah Provinsi Jawa Barat baik pejabat strulrtural, pejabat
fungsional, dan pegawai non struktural/fungsional sesuai dengan
tugas dan fungsinya.
33

10. Pendidikan profesional berkelanj u tan


Aktivitas ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan
kapabilitas Aparat Pengawasan Intern Pemerintah di lingkungan
Inspektorat Daerah Provinsi Jawa Barat.

JAWA BARAT,

RIDWAN KAMIL
LAMPIRAN N KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT
NOMOR r 057/Kcp,$lnspt/2023
TANGOAL : 9Jeuari2o23
?ENIANC , PROGRAM KERJA PENGAWASAN
TAHUNAN BERBASIS RISIKO
PXFT TtIII']r z(uXT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN
2023
PROGRAU KEN.IA PETAAWAIIAIT TAEI'IAI| IIISPEXT{}RAT DAERAS PROVIIIBI .'AVA AANAT

JUTI.AH JUUtAn
AlflvrtAc ruA!10 tHolqrP lotEg0& IlltlrAt t8t t$4il A,,AM'I
T{4fi lru wAKfl' rcLrxil0tAAl ENTUIAiI A',IOOAi,AII 00tN!t

l. Pany.l.rEgrrartr l'.figawarrn lilamrl

I
l.l P.nearm.rn ,(lnrrj. P.m.rlntalr lr..r.h
_*.-.--_--_-__T
s 10 Jd.7 r.&. m23 |

lilladgx^ffi*ffihdbl
ht.C.rproa6
trdffi ilk 1--_ I

KmrJ. FfoaEm tIKrCnan Orhm


t.iqI d.mri Xlftda drn ffiilobao .!itr &yr X.rr.
1 iPJMC{RI(PO !Ot: bdll*o tEcl d.^ Aldh nmd. 0na FhilnC{t DaaEh (PKPI) MINOAT F.Eniill 0r6h lil.n l, ll, lll e N 20 12 4"31 OdNr 1025 Ipa.agl.le2.0m 31 IHP
,.mu
orladEt A.t d,

til s 12 1-2t Ntrtu:023

MINOAT Pfrmtrl 0r6h ltu^ l, ll, lll a U 10 12 t2.rJ JS :O1!

t) Lhr nfr?dh tarrXlfln y.B ffi ah. t) k.M.n tffid ffm Rso, !) RXPO, Rry trt
luna. ffirm.n iltt.ttm aan artlail i.d. PmENd tlfrn. in iM Pfl dal O.d. t iK*
d.@h taMs F.6gk l D.mh dai$i lffi.ri sxPo
2J d.hfr RPJMo 6n Pfi$rtuo iFJMOI 2) F.Ilo (i+bdi fin l.i$r$
Rdu iKPt R.rr. PURXI RKPo rnr Bdud saul aa&r d.n k$.ulm pwr dokfti yq t*h mMll.n FFiO il
Pdfiamrh 3 PqaE€aon Edrah Oa* (FMK lff ltu 2010 do PMI y.4 b.rtk ,.& ffi.m0 pdr1cmn .b@h muT E flda (idu R(FO ro 1+26 &tu:D23
Fnq dhdmrr mdr$ dn qbd). dr!0 lata am & M Par$rhan)
drr( l|Wail .puh ldb.mm PPRO
l'ftfll [mn .bu trffan y.€ dtepbn. Olpd !l.n @ ta.tnd d..
tm* m$tr.illlllod hlMl patlB Ml t* 2) t&hil^ PPiO dhL.mk n .@i
hifd n.u prBffitalt[n mlFho d mra ttn! A.dar alau .luh (Ft l( 10a tahs
frn d.E. dhrl h@.Flu odpd dan 2010)
dcffi pd.Mun PPRO fu6{6.409.000 $offi

I
WOAT PnnCor or.rh tun l. ll, lll, lV (Rni! RU P0 6 2EA6dE 18.il6Mro3
JUT{,8 Jt,ft3L
AXnUTAS lUJUAl SASARAT RtAI6 tfiOruP IGIEOOR Pf I.AJGATIA w nu PEtlxSAtAAt ESml^&AXGARrll OUIPUT
I.IAB m
I
I
llff mffinbntsm tfrtrr ,llsl.Md
lbnilr.n il^ ullfu hM x&PPrc m
ldr€[ b6EM RKPO.l.. hr.diar a,Wn
lE.^ahEn tu b..Mh dotu B4fih! KUIFPAS TrM lnsrdn 2024
Innilqn &PPN, bl.ol.^ 9@ d.ogrn tudJ.flhteMPPN
, &del1 Aecd6 mts
Irffirq u rd xm'lr m Fs rdblt, &a Pdnun An m4. Prd*a^ TrM l.!!.nn ,OA EPKAO I

ln@r xr6ffi ffiHdil6hcb[ ZO2a d RaE6lan


lam 'lffi X*tPAt &nss RXFD, 6
lm'hptbr!w^ffiFdmn-
Inird.htrmm(\l}PP l
I
I

ilddahrn
ardali
lLmb.dkrn ki[l{m^
dnrrhhn lldal
l.rtdr. lll.llml ahrrl &[m dtur$ data
kn6hn, &n laabsh.n fflantu.d h6

a
idu LPm IPPo Pdd JM a.d MIMT tnOtM 20 r30 kr 20ls ipta2.{6 m I LHR
Drdndan Arc
.,{tmn Abm nqar F6 Ld$ oEd{x
yW mffl lQro [sr (M
{n
iltr lld.l fip.t djdkn
'Lr@^ ldmd. yanc b.*6{tra

lmC.d.d SANlPi Pf,]Uol Drdh


6
lrkd SXIP SAKP ffiM
l[Dbhfr.l SKIP 9.ft aadt $tNo T tu llb.n I, ll, lll. lv I 10 1 &1cJq'2o81 Rpa$? 010.000 2cDffi
D.mi &b0t6rKfr

l,ll P.ngr*lrln K.urnlm P.marlotth dr.rh

-_-__I
1 a KrllKdr I m 12 s J.M+ 2{ Ftud 2023
Wk ffid.h kayaxiln yr4 mmdl hh
|
6 PffMm&tunXNttrn WOAT tht,[,xttu npa.229.im.m 26Mn
hdn JM &d Ttu &{C.[n
hd &!|tu
13ffir T 12 2l
^git%w2tr23
JUIIu}l E3flr*slAN@AR tt
axllvt? s II'JUA'.I SASARlt{ ru$rouloKJr XAIE{'OE E{fltAS tELAl6lla PUTARAII
tIAft ll{ WAKIU PELAX8'OIAAI &,TPUI

II
I lPdilEffihhnnPwHmM
ltru ftl'Fhh hy.bil^ rrq lm.il tuIffi tsf ffih nm d*m6dk hdLs, PsraEEn,
lhrcstsffi.dnM.,dtrstulil Pffih hh h m.F&r Prtm.n tu,
Mdqtq tn alfad O.r Btuo Op..rfml Eillt.rMm s.d.m13 s.pttu
7
sut(s, lffi d ffEn Pdr*i TM.
lor.r.@r 3mR{*6^ffiFlffild.m
!.,MlilydqGilpdhy.trsrd!
orpdl o 8.ffih ffi mieg(qlrfbn
MddrE htun Oh
KuW,
6oa
MMT hEos t6.n l. ll. ll a N 20 12 a 2023

lp.ffinreffiui y.rE ffih. lar*tlrnm * mry.nht ,.i! sl


I lmdmEn#dil|.
II i91.2a8.ffim 27M

6
Artr !.,,u.noe6dil p6ddh
hr.Mirsddhir.'r.q.hmr{rim)
oxdh (!opo,
lmmrr^m*m*l*",**..*,
M eddb^ * Panedaan
P.tfilutcMhn
in iF[u
o.il
dan
IOPO MOAT
Cft€ oiil.
hddbn
Ird
It nLll,lllIN t 12 18 6a9tant.r,6 O[obr lO23

lfig,fifii,"^ I

hdbn t.M
dgmhn ..qlC.r(rn nr*m
b. t{r,u,ia. dfiffi. m*
lluryan ilra rhaa dr P.illas, Panr.lrar,
nryrdah kay.l{mn yW mmdtl rrhrda'!tot
t i.ldltdng ffn E{ud oad *.. Pitf,loL.^ o. M.{rld, .hldMh pr|ah {il P.,tCW.n ail, ffit S.4b 0.s d ,!$r,il,fi4il 10 t2 s Jd.10 u 2023 ip1.3tr.210.000 27offi
oru trt atrdah dflh.lbn lb d Padal1et6C.tUn Rumn, J.{ Ld
oaaa
hmihaL^ ffimO.moi{
d. Mrmrtru ,aorJ
rffidtrBh..^fiil Ca[

l.flt r
-:.
-L.Mn ilIrd PfyilF^ iil
dan {palfi 6up( hC.b^ oAx
n.ll Fd hdr Fr Ufi^l r.lM I
anlfldn rabairtrrr, adalal
.y.d mytun trh, I &ffi!
FF\nn e.n {blgui I

ffila. rrEffil .Lamn ul{i Mymp.^ h I

10 i.ilu D^X n.t hbiamn ntrd Psy.mh Avltil^ rhn oapalrn drd k cMn o x P.flntht Drftrh hrn x. rr|, tv 6 l2 famtf (8flulpNnlilaan) npffi,381000 la L8i
OUfltrholdinD (Fldk idl pr ld. F bld.^g lml MlNOAT r,

An$n trh$ l..a$igrl.y.d I


Sy.hrldv lli
.L.pm B.i..d my@^ ffi
on qpa[n dB, bCdrn mx
I

nik r* lrd. F bttu! 0mrl I


hean hhp ll, adalrl trrnl
I

by.hEn ffit.. m!s.l


lndrnd F!ffih yW L.En Kmd. l&nd Phdilah
11
dsl mmr &m Ot dfil 10 I 1"14hb23 RgB.5m.0m I THR
JUTl.lH JUt tati WAKru PELAKiA'IAAI{ E8nilA$ AXCOAMII OUIN'I
PUIARAII
AtfiMlaS IUJUAII 8ASAR N ruANO U'{OXIJP I(AIEOOS EI{TITA8 P€IAKIAI{A Hfr fltl

L.mn drd

bytkdni.ftrl..b.M lKPo Srdr m Rp3q.m.@ 1HR


ffi..tun Slds PGrydlrn lil.m milT 21 1 6 r&rd-10 Mrrd
Rdu L(PO tu d..lbn .el tu{rn 5l.*
Ml 6 PmEht

Pingawssan Umum dan feknis Klb/Kota

pdrC.n tllwn F#rh

.. PorlffiffiFrff.nh P.@id hdhi


13ffi.d m I Jtr+za FM m23
Fertrmndl sHi
b. P.MM.nffil[0
tn OPRo|

c. dAdl
hhry.
d.
tsd.@Fnohlllmuhfi6hi
w* mnFdh byilmr y.q m.ldl utu Rp118.1S.167 X()ffi
Pqrns 6h ilEld hluro lft.n l. ll, lll t V
P.FsPry-ry[U|lrmMffi _'.cfl eEr .. [m.dfifanutun
13
hd riu dda tu .ddl sd
dtunpdturnpqdryffiF mhPdB.dCn

yrq 13 hUKdr d x 20 12 27 APdrA hl m23


h.rh: J.n Unl
sd.
XA1EER PUIAiAil
JU[ltAlt Jriltllt w KruIfur€lfl^Ar{ E8'IXAsI A'IGGARIil O,,TPUI
TO AKNU'AI N'J!A{ 3A8ARA'I HJ^rIO LNOruP ETNIAS PEIAGAXA
IIAR

l.Vl Msltodng d.n gvrlurd TLHP lPK.Rl dln TLHP APIF

I 15
lnl bdll!.h r$r tndlk l.nl,
8PK-R| fi^ APIP dhkEn.hn
ldi xilr y.{ Hh dhhlon ! 15 a
Pn{ldo.d .Md+lMl.
14 kFIIHF APK.ilrflPon Pffh[n bu hdrildM.n lpx.RttuAPrP moT {n il,fi,htv
R.360.01.00o
dn xrnst.drd, ill 16 1 6.dffir
0ahh Ldl
rs

ndl hr$l hdl pcdh..n Xdl [.ll Iid.t bnltr hil P@nhfi xffild.
Jffil Kaffid.il.rb.s fiho rla t. [. ill t w,
15 R.mtu.PMil^TSPils Mild ffii pdffs KmrtrLn hlm faid d.n ffiaal#a. lNdt[d On S I ip3!, m om
X@MffiSTa*dr 6i Fmdil$ *i*n
d.d

l**r.*^ .|?mn?..m[b" rtu^.lffihn. ffi. d.n lop (ffi rE Rrdl.bn, mhn, drn 6OP (l.lr
tiln l, n,
ttuadiral
il t lv,
h dan

|ffitrffiffilF4}ffil1;;iln *T'*H,ffi
1i s"' kd."ffitunp*q6i'j(ru'|m0'.ffi orn sl*{l.n) PilDaLaalan $ud BlMlnc 0Pi9lMml 6.M.dai b...il 3 1 JUI Rp{oi,010.0m t oorMrfl
X.rufi.n O.ffh oddab Aifi.l. DPiD

Imaernya.d566a6s6 l*
r,kilLlildn td.l f,rid Mdl ,diLfr.q Apl Kffivhal PrdilktDmh, MnS! llJd
rlmr!l IMr hdl hdl p.m.ih.ri Pm*ld.h I 6

17 n.fi Xry4md Pmirfrnn TLHP AFIP


rrg.loolal or.[h fta.tml J.m Bl.at il APIP l^.Fhd D.mh P6\,1il MTNOAT oa.r*i, da6 g.lraLdd R91.200.m.000 a oolnmn
ffitbla^ dd.aa panJ*du [ndd( lr{ Jrm 8rd
m ladqa il 6 a Ury0llhtu

J6 I Td.tI
PontH or.[h
18
Pafrnwr K.qlan ord (hd( r{u Y.ft ldi T6.hulhnny. hs - krau kffilrn P.ilS.bn PH Mrd R 2a2.028.0m
Olmd{.nffi h6h yrE d|lffin (bd pfiylq@ tm.M {di nry dlrykn &i Afr K.bryHffi
il 13
I(^IEOOE
JUXI.AIT Jlrtult WAXru P€LAI$AT'MI EEttxASt A,ICOARIN OgIR'I
SASARAT RTJll{O I-I}I6XUP ENlI116 PELAXSAT'A
HE l|[r
'UJUA'I

UM ffiUdllcn hmnn Bl(rn t*h l.,lrd pddlrn d{ar^ pd.rtg.nn ddrlh


p.nFbhewm wmilne, pd.m[n ddCli I TdtUf SoM
19 frdllhd P.ry&s M.ryanhl Ap.nM 8lplt lx!.d (A$), ffilrn ohm p.by.ili
d!rl I
qdph NN *Ean {n: APIP/IPI( ffi
hs{ 6.ymbt. d.ffiulMkd&m K0 r An Hoturl frPltPx ilfl.h PlQh.n
ldba Nbte.tr

R918E 707.000

lrdahhn paffi.n q.6


hy.[hlmri Wi*wl!'
Prhne!.nn Odp{h AgN ftnfln d0i ndM,
l\r.n$ffinglon ilPol.d. Fhmsnr dldlin AIN fficM ilall lM.&f,rlh lil.r
zo tlct lMll$d (P.db@) ,rbteinn ad Edt mhn t# I Td.W 20M
t *Fffii aq{t dd APIP/!P( .dt.
liM APIP/OPX M ilrils rmlm^
9ltrplM

I
Itmrr lffimfn 9.rf.w nhn ot.E Tdlmsr. ata.O" ,*r.--l &..lllffidPdmtrts
Katlds pamfEi [,loiitond Cc*Dlrq PMila lfiildrlq,t eaidfas h.lild mhaf,h ru pfr.pj.i lfittilq t bvh.dbn .ul [ru.] Prmdfth Dl.trh Trls ht doAT
lM*1ild frn l6an
TadrW T.il.lll T.rirtl? Rp1.llt.l7!.000 20 ooffi
dan $nma pK llildd Mdrstni Ccilct fd thrrsd {n ad.c lffi.l Mffin! Cdd t, Frryi{lill mzt T*i.h
lil.ddlFoqahlh K.i/tal 6oil.clttddlPoo.!.t"**
I I

Eqlr.l rh. !.d6n X$dtft.^ d


FfrlEdn - $rl RDlat.CS.0m 40M
EEIId C.Mn ftgdnf.a (Cotiu ol M) llnfrrEan Pmndah o.dh ' LltMc.n frNlt. ffi0Al P...^ghl orah ltun lll 8 3

JrE Lrd r- ld6n Xa..{[m d ^Dnr202a


Lr{Mcn L{i5l

l,ru.,tt*.r.l.,, bytu y.rg molp..rilD


ffi maFn & Piollodan
lfrfr tu ffifrr. ,ffiilm ba6fi/|...
27 rutyMrfr{DSprbldd.dr iEritl.r ff .r6tft Wtu fr !tnqrra. h[B dn Jrr, rdry RqFmffi.
q!ffi P...qbl Dlmh lMdFdtuliln
Tfrf 30 t2 Jd2r ff 208 Rp3c7.81e.m toffi
l.hrtrula tsl!.ar.n Mnlrlail iid hfirn dliktl 6u.t Xdnt Tanrf

l***
I
y.rE ffih,

**l
I
lmryl rem tmffirffi pdy.hsffi
pdy.M ruay.nht,
lffiilq, Dfr.b ffi ob,.tdF* mw.m P.rtM{^ m.f Wlrah JM
Fdrgolordh llt.n l, ll. lll,lv. fin 270M
24 Pq.mr.n O Cr/ IMbs hwi. M, in i.pdmi &Mru pdiltop@um@1, rd ! lmdgd I 11 12 np1.278.216,7m
lrdq.hn dcprn p.eMl tu ffil.HEn r{hEldXdr
lmse ffixtu pdil.hCtrrgi$
I
AXnVlla! IASAM'I tottooft El{llrls PELAKSA'IA PI'TARA'I
Iuttllt ,lillllr wAKllJ ttr xS xAAl Eglllt SrAI@AEllr OiJIPUI
IUJUAII
iAE nt

llffi n'olo, qdm lar*/.h m 8P!G


SPtE d lqhrior^ Pffi SPaE rc dtnh d$ 0h.Xffid
M lE{ Paffii o.ai rotut JM M in ff Pmnp.^
0.d tud J.u &nt ,.8 atlld hEho.ohCMJM 6lffib ltun I llr e9rtu Rp1$.5$.m tLu
25 SPBE
ldid.{or E f$ pm 8P6€ Fn mn,bbrd hnt
I 10 2oe3
lPcil{ffimFdiltJM!d aanl

Moritdtrt ds Ewt{d
lhr( llmrl[on .!Fs mna renh biirtdil tuenn ffih.Mn tdatsil^ .Hn, P.nrM htuh Krnldrn
2C
Eidh
affiff Sn in &d ldah d:bamkrn A &.ni d J.E Bfl yrne lffi a.9.l Effin d Jar kEl m0AT R.bgldKd. l&n l, ll, lll, h lV 10 17,3i Md 2013 ip5e.225 0O r LIU
rErlaEhu dayadn l: (cMi., EfrJs. on Effio

ffi Dngrnd lmhd.J 0d Comr


Oom& drbn mnlnghbn lofiadbn [ah Irrrg dr
rhn rhn Utla. AUMo !N mil+d{n nllr T.rlailmy. Mltr dri llyaldBn t.rbflrr Tata loioh oormff prd.
P.n!M.n B(frO {OCO) [msng [Mm dahm J.ry{(r p.rum d.igah ldr hrh.dap !.buuh Ad Cdfrfrb e.{,lo mfik gad P.ildtrh O.mh I.IINDAT
o..nh
lft.n ll I 10 1t AOd!$26 AS.&.l0ll9 thlffi
Mprrhrtlbn k Frttun .[lffi ts|fit. rh OffieFdrBUi,iD Pdnd Jrr Proynai
JM Lrat

Taldmll kefr.t abn h.y.Eiln tf,briaa


,m ftosrm lrd.cJ. q&ff EIC,E lffidrp ldmrFi.^ trir$ fr^ Frolnm ftl{k qr.ru Blfinl ffioAT Pnltltl orfrh l6.n ll t0 +18 0..rr$.? 2fal 1offi
26
Pdrdrn (P.hri Mhalt lui{h
Prolm 6lEt d. Odmr a&ro F.rl.ti.n (Pild tdbrlaD I 1

tu.d.n (Pd.,l Hhrl)

M6!oN On das tuiiparial5


I
.tr. !.4.r p-MmMi.h dam y.t0dl Xdtsan-drm#.n
P..l.t .nSrrdAffitC.i Jffi ms# ffid dg md ..d fffo mh Fdrl!' .#Ay.md.:FD#s [&rdu(d ltul.ll.lll.&nu ttM
29 tO.UWd Kd r h.'.tad D.dh ltrl- h Eloutf F..D Lr.h ir.$
DpRO oL,r ilar .iepn (frlrl$tan wld.dilqd tdhd yft hBd.r$iOn.mffi e finldlSd 10 Tddr
Pd4d*{.iowm0rni*PMa) Jd.dl.lmvr ffird FA tse* kd8, (ryal dn tuqn d.mn oFRO ftdiml
I0m0F6dkn N$otlm (Xn) JM B'd
I
AXnVTAS tlrJuAll 8A8AR d RUAflO UIOruP toE@fl EflTIIAS PEI.At(SAflA PUIAR^IT
x,*tt lt JI,'Tl.tH
WAKru PEI.^I(8A}IA''I ES.'HA8I AI({EARAfl qrlpt l
HAH t[

(Kdrydq
inl I 31 hd.m^Fir 20a3 1 Lodn SP|P
6PIP
D

fl
(P.dnFs 15 1? k2 Jd 20rt 1oohrur
ffi..ffiP 1

ltM)

yeo
&ias nEdir
Unthrilm Prmrtsal$, Pdbtan
yan! Marhl !, ihlto, Xrdmn P.ddalan,
un Fafi hrrlnean Paiyalahl[ararn O*ffi Iiiilfrarl il. Xmbd, hmhPffi ktln ldrr lI
30
PaitDhlhllfi ltrm P.mddah ,amdlntrMn Pftailrla^ F6lsdrlan lilam MAilOAI
Jrw l*d fin shl.d.t (1ffi.i SP|F I I 2C3O Jui ,013 Rpr44 aoo 000 I L}ry.o SP|P
y.nt dlffiFhrn obh P.Mil.h PflfibI D..Eh lil^k ll)
hmn PDUnd Jaw l.nl rhn
Prdn** Ornh
dlrrtd
n. .M.Ut.r

(L.rann i &10ffib4 1 Lr,m SP|P


Trlsr. ,tD

(lH$ 5 1 1-7 h.tu 2'23 I LaPmn aPlP

I 10 1 l&27 JrMn 202:,

il 10 I 2e hd-tl
^git2dt
Uqh{.h P.lrtf,r6.rs, Pdbm
Rldko, Xqltn Pqdd.n,
ms sPlP d SPIP ltu.d tu Kffibd.
ilt
It&.lbdile ai luual &tm P$ef,rhlo ffi FrcUil J.H M y.ng
moAT lfin
5 3 s0 Jd 2023
Rp3O0.455.000 5Offi
Fmdil.h f,aql .bB.n kaladum pdlEn J.[ hd dn
I
Ewbr.l SPIP)
rry baru P.nruh hftrh
P.[nghl D.d
5 3 fl SSld,3 fiob.r ?0?3
sPrP)
PUI RAII
JUIi!TAH JUUrll{ CUIN,lI
lto ilfivllAs TUJUAII IGTEOOH EI{IIIAt PELA$AIIA
HAR flu WAXTU FELAI(EAIIAAII E3nilA8t AIICOAnAI

(ffid 5 1 1.7M2023
s?t P)

I 6 I l0^IdllaAt ll1023

il I 12-11 Aaff :t2!


M.fid$d o.tla^. lee[$, pfrWfglafbrn dan Tm.pdm Pffi gnh!il. C&.mu P@6 (hn X.Crhn yaft
t2 lrdt{ortt tn 8El!.d p.oim 6ftbd. Orb.ru mntat rhrl trLk{m$ rffiil ndac. oliffi y.ry dl.btun p.a iPMJo. Rffi. &i cahm PEtdm Sd.lrr
FqM 8tnt.d. PsiC{t ordh fir274.ru,000 12doMn
d:n IFJMO oLi Pfr,rgloi Dad R.rg Ffl^gEt o.dn
O6ru
5 I D26 S*r.ffi 2023

5 3 1 1.1 t Dr..Mr l02l

lv*rrca Px
,0 1 l.raffirus
APIP TA rc2I

I
(ut ..n Px s t 27-31 kil 2S23
lrtF ikrr!
Fa.l5s ilidn hfi.dp t u

t, P.m &n bFiln .|ad


nl
Pqtrfir ldam Fanald.hi
n, mdohs auirb, $ya lPr( APIP
1 r.1r Jd &E
K.Crlan au.ffi (HlId) y.^g M6lal fatutn
fl#card)
rMn 6d M krFHlbryr daBan a, rBh Fotdfrll
i/hlbl lr.lil{.a APIP drh mdodrg .tdMiaa nlwoq kBda m6k trh ldl* y4 d. .lq/.ftllLr (l.^
33 MddE Ao EfMd Pdn{B.n XU!fl.. APIP lffi Dffih C lql6rg.i ffind oar$ hllda^m[rqhlllddffi
lilnlllh
gddd irrsl g.om t oaliln
PdilJMlmt. dda lml F.ihl.^.htrn..m budaf an u0e.n
tal!
dl|riaadi an (Lss ll( I 2610 Jd 2dlt
mdm d.bfi tAcM APIP]M^
t, ahrdu H. l*h
il)

(Lapa.an Px
I 2&2e Ssr# 2OA
[0

(Uffin P( 6 ! :E1€offi:t23
M

r, Forl/sn P.t. A/dlt.^. ltuh L ll, lll ! lV,

b. hLh nqn bffhffi 6 3 &1 2 Md Szt


mml.mrdfo. Mda
t .wrms Pemu Edd. Rdlo (PXm
[ru tuFM r1H6 f$CM{n ldm llM c. mad6lh.
RpA.m.m 2Ooh
g
t hn 202a kE n Bld.. FO k eii$ y.rre ,lryy.l d* d. hW P@mtr
ltu(nffi.&rt nh*.nAPIP PqmrnE6.
.. hyr$d.n ltuild lqd ltun l, ll, lll& lv,
5 3 ,&22 D.smbs m3
ilo AI(IMTAI TUrUlll 3AiSAMrl ilLANo ulloxuP t(AtEsoE Et{Ttr s ELAXIATIA PUIARAII
JrlllAlt JUTI.,IH
All(Erilil
Hll lru
WAKIU
'ELAIGAflAE{
ESIIHAS| OUIPUI

P.ny.m.n pqd Xdlhho p.flmon dhh Or


Kdthn reflim d llm{q PrcUn.l l@.hfl| Pdd
m.n!.{n rmdu^ fi..y.nhl Fn! b.ddh. J.m kd frn op{mhyl il,tlril ODdh &n lnapddd tumn
35 uKoiWA60A (n tup.t Kwdn..l Pre APIP , APH lon{d l$h m.taw p.da pol.r$.n k.i. {ft rfrd pmyah*l& m@ahafi paneafoan hffida d P.rlarrl.n K.4r K@RONreI
I
2 1!0 pmd. n$57.246 0m
p.tufih tuCan .pafi &n KruKdr (FUMrd)
.Ed P.^l.El ldffil
ruryrnlci rul PK8 APIP I APH
Saffi PIP eAfr hMd.

Udr* fraLtrm dlMdd Fddtt r *.flrh Failfthl or.[h


mfirn dln ilMu p.n!ld.n &hh nndo stumyr pdodua hqi.t.n pano.uiln k d.t.^ fimrn oLh
s FM PadNkal o.flMnD*mt SJ.m linl FdFltn lqu ds ilnnn Phnlllrl ffi Ah.dds mnedl.n to[Nhl D..[h xooRorltAsr
.hn l@d{sl
srtstri.i lmmdr RpA.10O.OO0 1tukw
hflrvlDFffit S*JM lrd meff&l.n PfrEhl O.mh

1ryffi 0mh
UM ml1!ffi^ koqdild tu dffili d filan
PIP tffidd F6rt, tmd.h pd[d, Crr l. !l.i||.n0. l@ilmal *n .lEg APIF FMilah Mt, pailaidah
td6ral PFJnd
ilxoRw tMs PXPT
Fdiln frwab'rtu[ AFm nndo nlffiI r& APIP ,.a{d. A^ tfrnil$ (.dalan Mdmr IBfrfl
In
(bn XrUKs 2 I kmbs Rpr 7S,m0 t Odamn
,.wt.^ka!l].hoffiun lotr/Fb*€..
JffiI

ffi nwiad^ lulaa ffi tsn9.mh ftka PfmPln P.ntMn ildto # P.itMaa^ ihllo y.^a
Fne miw miillg.d ddh bal d.hm mids Fs^ght fidh ya{ atlill or dhlt db^ Pn^!frl
$ ndu PfrnEn P*{*hm nldb I'ls ,!fm frbli Padrhh oamh. rcCnfr ffirahn dal0 Dlld !ldl
Psr.lslaanff (stiaa Pdn at oEh ltul, H.lll, fin lV 1 I 1. l9 0.0tu 20e, R 9.516.m0 1Oolffio
ffi.rr Pd{rCLl o.ffh. ilh O9d.fffil Pdltil
0.d

ID otoddlEd c.b, A/^cl M.ydffrn t*yEn }al* d il(tmdi! ManClone Ul.ladry. troam ir Pahkaanu Tv9.a r d.n twa m0Al Tffd' lr!.n lmdFd T.M lffi8.*Pfrt lNm
p*dA d.mh bl.n b.illh td FrEirs lry k dd.n tdn. &h ilE| ebf, P6!a JMLdl 1
Rp, 000.000,000

6 I 27nr tfud 202r

6 t 162, Jul 20tl


ffinm pSDN
a0 Pwam.rn PSON
d
moAT Fanryld Dra[h 16.^ ll 5offi
Frydlran (&Bt) pmil dMm ryn, d
hamudrhD parat It I SAl.mtr
rgfr I 2O2C 202!

6 I Z-A h.ffi 202!

I 27. $J.Mi 2m

3 1 27 rtud - t hil t23


R0142.ffi m
ilt
3 1 2? rf,.t-2W2m
ruuAt drAflo tJtoKUP |(AIE@RI Er{nIA6 PCLAXSA'{A PUIARA,.
xril.llr I, TH
WAMJ PELAXEA,.ATTI Eslll 8|AIOO RTI OIJIPUI
I{AR tfl

I 2C-31n20:3
lhrrr ffidfru d.n Mlur.l Ftrbril.n X.!].hn ratsdMy. Miltr. 6n pdilld$ fibfr Pdk{B.n prcmm BHd
p.ht.imD prmm
11 Madtdm fin Ewlqii Sl.w. P3Oi! mdil.h drflh ddm frftd*ug p.il4hl.n o.ff d llaklm P3il d$ P.tugtrl
Fm.id.h D..nh fnghrtrn P.n*il.h 0.mh muT P*.nd{.t fumh ttu[ 8 Odm$
mtrs.$ prcd* &hm n.!el Fd Blrm. PIDN
3 I 27 Il. 1 &ptu:O23

t 2t-11rart6:{iE

1 ,{.31 ftdr 2Or!

ult I :7 " l0 Mdr 202s

l*i.
E3fldld rt I I ilrEi.2l M 2O2l
wl[ lln
wtL{ (a
wbrts)

lt
(161[.i
lai*ao8iln
Zl tn iB
lfrd
Cffd
L.reD
11 I 3A!il- 17,gil2O2S

(n P Zl 6.^
Pim i6)

&dl ,.d*l Tddl hy.ulbJ.Ml


K@nRB
|il.gil..)
AKflVnlS llrJUllt SASARAT H,IXOlfiOruP I(^IEOR EI{TTTAS PELAI(SAI'A PUTANA"
JlllL lt xflLllt WAKIU PEIAIGAXAAI{ EBnI St^,tSAil8 OUIPUT
Hn, flt

T!drtl lfiny.!.lhn J.Ml


Rl (EEril KffiRI
eflndd
h.[h)
.Tni6r. ffildfrn y.l\g ldh d.n
ll&.1 fi. Ewl, hld on &clmi
ffiifibr. k6hr t*y.m Bnal
Mr.d Fsll. dill. r.l.ilm. hftdbl k+r(| m.y.&ti PfrEH oidh
@ hlDdftll bDaalt$ dan Jstiuftr ltun ll6n
a2 ilPiB d$ ilPZt d.n ilfiraan! h$s dhl.dbl *{r dan kctu d
[m.l bl$ta..|
muT aai Sffirn.l Rpl.02tl.llC0@ ?* bqmi
Oaanh |{bqrl.r{(Cr
llrolrr.l 8.dh 'Pailn!*alai kapran.. dan aldaillha
dllnhd,
.P.mfril$ ,$rC b.dh d.n b.br. xXN,
d. pd.y.iln plblh y.6l pdm., 'P.ilft*.L^ p.hymn pdlk hy.ultrn Jl(lml
Ewbd Th TailttI Tad.lll
Xffinil
(miyffll.
l.Mllfr))

Pdaharnam
it(6ltRc
P6^*i
0a6h)
Pa{^rilt
o.trh)

10 +lt O.ffi2021

vlI
hrdanrl,t n
ma.tlrrs
zl
ffffi
Itu 20:L)

tx
Soal.hd
midin LKE
Zl(Pdidd S.M - 21 o..d.r m23
hd ZO

&b$M
h))
Jt ftAI NNI.AH
WA(IU ELAXSAT'AA'I ESTtt St AIGGAnAI CUIAJI
lu.$l{ s^sAMr rurMl l.HoruP t(AtEooE $tila8 PEUKSA'IA PUIAn^l'
lrAlr nt
lxnvnAs
I I 10 2 1124 kd :tA

il 10 ? 12-23 Jd 20:t3
uluN y.B tLpffi^ d AE{ lMd$tlE Rp23e 571 &O
a3 Mdne K?.t rn ao vdibd lHx sN Trh 2o?2 dnhd BnS r.r{ ofilmtl d lnc.ry.n Pffiffh O.d WOAT F6tht Drdi
ilt 10 1t22 S.ct.tu 2Ol,
E.nl

10 !1.2 Oa{tu202t

I
(3rtga. 1$2{ M.rd
10 I 20ir'3
Pflm(i
tacP)
x
(eE . 1 }, Asfl 2O2a

h[. PKI
ilt
(8rE ! 10 I ! SAll M.l eo:l
ti&l)

{8.8 . 1 $7Jdffi
d.yam ldffi kdih.alf,t iftarbdr,, Cdfd &4. tx) ffi I Drkwn
tuilrb, {PFtrmn Xryi *6pd a Cffilothffi frn $nmt ,x
oamn PB4rrl lMalIt Rprtt a{:l
i,ordodllg Clia. fot MANOAT
Ja{ 8ail &o
hmhl dn anm. PK Anm. Pl( p.d PdEiilth Pfl,E*rl0r6h
P.mitilah
hEl l.tun 2025 (S.8 . 10 1629 S.d.mh202!
iln 8wd Prihlm Nagth. PmdM^
McA

(ftr. 5 I 2-6 Oklold 202!


h.PK)
(grlllr 3 I +t or.ffir 2023

shn.. PK)
vnl
(6at!.. 10 I 11"22Dffi2C11

ff|. dtrMn
dr@t y.m
y.n! D.fth Prdd J.w m JM B.d &n dbh rffir,n.[8N,
MANOAT
lnrpddl 2Mn 7 ffi.fu-mbar2023 Rpag.487.310
L to.6 Pscr* llAKOBoIA maradhl p.ri6hl.n lil.gilta
yahg dt
d$ ..flig$
r }{Ix
rdldwd
FddF.l m.rrflld
Ftuildnl4d &dl
Io AKIMTAS TUXr^ll 8A8AR il Rt AltG t.ttcxuP IilIEGORI EMNAS PELAXSAilA R'TAMil xrxtll{ HAn JI,IIIIH Nl YUAKTU PEllIG$il$I €8mA6rAilqilR il OWruI

Pamdman !ntllk-l tu![ d3o Gtrttlod Fng 6t rlmr obh ASN Panaltrh Or.nh
drn kad.m dan panyrhnglann nt$n A PBTTd JM
{5 Mfiltorlng i E!.luad Unlt Prng.nd.lbn Gr.titu.li lhekunlrn Pffifitrh Ocrh ITANOAT
8.nt dln
llb.n lll t0 3 *r1 Aprl 2023 Rp'l54,039.740 6 Ool0ms
Panndano"undrman P6trd Jl{ 8.rrt Pamglrt o.anh

msurn ddam
mlltohltn mIlah. mmbarkan
bd yrnc
futba.un p.nyalinggrtr.n
Pamrhahln drtrh dalr (hn
17 L.yrnrh Konsltrrl pa[ngLl cDLh dl llnekungri Kaeatrn
PrflngLt Or.[h lrbln l, ll, llt, lV,
T.trU 16 Tanbdl 'l DokuM
Oaatrh dl Llngkunflr
drp.t brkrrt
Plmarhtrh D!a[h Pra/hal JM Konulbtl Inf,dt[l I

r Lnt &n lanlmcrllrn Sant


Or.trh dl
Oxnh

v.P

Untuk Mhgkrttln clan


[n, xihlhn dan
hbm Ktbtrn l.n9.m!.ie$ pdl! 1lt0 l, ll, lll, lv,
.t6 P.lrttun dl &ntor &ndh dt
ylng Panyd.m0mrnnya MANo^T
tnap.ktont
Prcvlnl lnEtlgrtl, ftn 3 G Tantru Rpto,t10,06 I ogkumn
p.,rbl tungalonrl drn ditrlu ohn AP|P Aak[aia,lt
ngdonal ilurl dtntrn

Crn

llmt
kh.flr:
drn
rlll$l

ltunlngk ttrn konprbnd (hn loprblin Lrnbrlr sdlrkt


Far{ll[cn pfiltlonrl brir.hnlutan PsgMln lnbrn Pwrmh dl
S.Il'lIIl p{oftal y.ng b{kltrn
HAND^T
F.ndkl{on (hn
Sakiltrrht bnffil lndlvldu T.nbtf Rp61 1,6a0,00 P.ndEltfi/
40 danem rrnn I
lopaldD[t D..nh ftoviml JM Brnt Limbrer Prldla
t!rctna Sdrftrf
lnvarlgdi
Fmf,lkn$ Im[prn
p.[yrmn mhkul;
alolsl

drn
tudlt

p.ndldltrn D.utk-l dl
blC.n! p.ngMm lahn r. An BARAT,
(,

t,
KAMIL
I,AMPIRAN Ttr KEPUTUEAN GUBERNUR JAWA BARAT
NOMOB : O57lKcp.5{n!pt/2023
TANGOAL : 9Jmlsi2o23
TENTANG : PROGRAMKERJAPENOAWASAN
TAHUNAN BERBASIS RISIKO
PROVINSI JAWA BARAT TATruN
2023

AKTIVITAS PELAKSAI{AAI{
E I 2 I
I

1
I
3
U
I rT t Tl I TT I ! I
I t
T
gt (
T I
t It
I
t I

I
1 2 2 3 ! 7 e a z 1 I 2 2 9 a

l l
1

,| t'lonlbrlng drn
lhbm Pmfitah
Btrlurl Sabm Polodrlhn
I
i&27 Jtnu.rl 2)23

r 1- r
2 ilonltrlng d.n Ehlu.rl Sb6t RIDN I 27 -3.J.nvrl2c//3

3
P.oCMan P.nyd.ng9atr.n l.,rurn
P.mrf$$!n O&[h

6
Fmm Panngk.t OmMn.pal0ortt SIJM Frbru.i
Earrt

7 RwIu LKPO 5 F.bru.rt'|o M.Gt :823

5 Fcbrurrl
K.&. I

I Monltorln! drn Enlu.ll 8br. P3ON ll 27 F.bru.rl - 1 M.r.t 2023

I RryIU LKIP l-11 M.Et 2023

10
APIP I
l.la MrEt 2023

'!i PMPRB d.n PMPZI I I M.rd-24 MtEt 2023

Ralu LPPO
1.30 M]!t m23
i,ontorlng K.prtuhrn drn Vadtik[l LIiKASN
t3 I ,21 M$.t 20:E
l.hun 2t22 I

tl trrqldnj Canbr ld Ptwn ,ror, (Pm€grhm


Korulol tbm!flnt h Cl..nh) dan sf.no PK I
l!2a M.rd 2023

t5 P.n!M{n P3ON I 27-31 Mtrlt 2023

16
MonibrinC d.n EBluatl Pahin9k&n lop.bllt ! 27-31 M.rot 2023
APIP II

17
Montbrhg d.n EEI@I atsbfi P.nlprE.lhn M.r.t-l1 Apr{ m23
29
lnt mPcm.dnt hll

Pambfrraar dan Pandampingtrn Panyahngoa[an


18 31 M.d-2O April 2C?3
Sbtrm P.nC.nd.lhn lnttn Pam.ht h I

,l@ldng Cqe bt Ptwnfic, (Psc.g.h.n


r9
Kqup.l P.mdht h hmh) d!. stnn.! PK ll
l7 t9/tt2trlS

m
EElu.d Eant nn K.F.IfrE n (Catilcl d ,,1 ,grll2o23
latat)

21 l*onltorin! & E[lusl Unl P.n0.nd.lhn Grllfiki.l &la Ap.il 2@3

PMPRB d.n PMPZI iI 3 Aprt - 17 ADr$ m?3

Monltorhg d.n E€lu.ri Prognm Strtaglt


23 10 Aprll-14 Aprll 2023
Gub.mur drlam RPJllo I

21 Mon(orlng d.n EElusll Sbw.! P3DN lll 27 tptt.2udm23

Pamadltaan Bantuan Kauangan , r9tllfrMalira

fr ftngM{n Panyal.nglu.n
P.m.rtnbh.n Dranh
Uruan
27 r,On,t-i6',.l20?X

Flauun P.r!ffi 8.rb.tb Ra*o(Pffn g-12ltcl tu23


Trhuo 2024
28
,tu ldN Cao*ld *wror, (Prnotrhrn
l$26 M.l 2023
KoruFt Plm.mEh El..nh) dan Itrn.! PX llt

Itgniorlig d.. E[lua.l P.nyllunn Eanturn


a KrmLtln.n Ekrtrlrn
17-31i,f,t?o8

30 MonltDdng dtn EElu.rlSbmr P3DN lV iA - 3, M.i 2023

Prmblnun d.n Plndthplngah PoyaLrE0.En


31 17 M.l2 Junl 2023
Slbm Plngond.lbn lnbm Plmrinbh ll

32
llgntorhg d.n 6.lutl P.nitgbbn X.p.blL. 1.l1JtnltuB
APIP III

MofD,lng drn Btrlurti Sbtm Par[odalhn


tnt m Pm.iitah lll
te Junl 2023

EEluallSAKIP
34 616 Junlm23

35
ll6dTLHP BPrRI a APIP drn P.mut khlrn
Junl
l.s!a ll

Rdlu RKPD/RdI. PO/RKA RKPO srll EElu..l


36 12-23 J!^l NZ3
PaEnaman t Plngan![aEn Earbarb GaMlr

Lonbrhg Krpaalltrn d.n V.rllctl LHI(AISN


12-B Juil?o?3
Trhun 2023 ll

PDbty Audn bftrdrp 5 Prk t rtEbgb 12 Ju^121 Jull'0:€

Pcngrun PADN ll lG2l Junl iEZ€

P.mblnrn drn Pudamplig.n P.ny.l.nC!.8.n


40
lnlh Pcffit ft-3D Juntzg}S
Sbm Pantan(hlbn h lll

11 2C3O Junl 2023


APIP IV

42 l,tohltodn! d.n Ehlu.tl 0.n. D.E it Junl.lo Jd m23


tl@ldng Crntq tq Prwrb, (Puogrhrn
43
D..nh) drn 8tnn.. PK lV $7 JullZO23
Korupd Prm.mbh

11 R.pat Kqdh$i Plmut kht .n TLHP APIP I Mln9ou ll Jull

Sludi B.ndlng b.fi.lt n Pr[tunn Kmgbn


46 Jull
O..trh k. DPRO Prwtnll Gorcnt lo

Pcrudk!.an Kln.rlr Pro0mm e Kthtan Dcl.m


46 RPJMO/RKPD 2022 bqbko Wr!OI drn AJdl l0 JullT Aou.tr.2023
KkErJa Tcm.dk

47 MontErtig d.n EEluati gbi6r P3ON v 27 Jull - I Aeu.iu. :,923

{8 Ralu KUAPPAS b.lrtr p.rubah.nnF 7 Agurtult l AOrrtrr. 2023

ilonbing d8n EnluJ P@Crm Smgb


19 '12-18 Aourtur 2023
Gub.murd.hn RPJMO ll

50 Ps!.u[n BUMO (GcG) '11 Agu.tr+25 &urt!. 2023

Rrylu RXPD/Rdj. PO/RkA RKPO m Enluarl


51 t+25 Aoudu. 2023
PaEnontan E Plngtnglann Balblab Gandar

Monlbrln! d.n Enlu.tl Sbr.. P3ON Vl Zts - 31 Aeudur 2023

Rryiu RKPE Rcnl. PORKA RKPO .6 Ehlo.rl


53 iE Agurtu+ I Scpt mb.r 2t23
Pamoa{n & PcnganglaEn Barbaal! Gandaa

54
Mon(Drln! d.n Evrlu.tl o.na B.ntu.n Op.[rloill 4 Sapt nbFts s.pt mb.r 2023
s.kdd (EoS)

50 Aldlt SPBE &31 S.pt hb.r 2023

56
Monlbrhg KlFrtuh.n drn vtrtilol LHXASI'I
I 1-22 S.pt'mbr 2023
Trhun A2{ lll

59
Moil nHP 8PK-R| e APIP d$ P.mutrkhrrn Srptcmbat
kut lll
67
Itdrltdlng Cantq lq *qan b, (Prncagthrn
1&29 Scpbmb.r 2023
Korup.l P.m.dntah hrnh) d.n St amr PK v

Adt E ntu.n Opamlonrl Pddld{cn Daaoh


58 (BOPD) d.n Bantrn Pandldfon Mananlah l8 SrpLmb.r-6 Oklob.r iO23
Unidrl (BPflU)

Monlbring dan EElu..l PrcOnm SinLgb


60 i,Gm S.pt mb.r 2t23
cub.mur drl.m RPJMO lll

01 P.ngMsr FEON lll 2G2€ S.ptcmba 2OZ3

Monlto.lrg d.n EElulrl Sbtam P.ng.nd.lhn


63 20 Sqpbmb.c3 Okbb.r 2023
lnbm P.mrlnt h lV

62
Lonbhg (hn Ad{d P.nhgkrbn ltp.blb. 2129 s.pbmb,2(,23
APIP V

61
,l@llqlry Caolq b fterrb, (Psc.C.h.n
2-6 Oldob.r m23
Ksuprl Pm.dnt h Oa(h) drn Sfrn.! PK Vl

Pmlrlkr.n K[Eda Prconh a K.ghbh O.lrd


65 RPJMD/RKPO 2022 bcbko tngCl d.n Audl +31 Okbbcr 2023
Knaria Tamalk

66 Monltdlng d.n E[luDl a!ffrr Pi]ON Vll 26 - 3'l Oldobor eO23

67 R.bMdanaa PamuLkhlBn TLHP ltian oftbr/N@mbr

Plmadkmn Kh.rJ. PrcCnm a K.ght n Orl.m


6a RPJMO/RKPO 2022 bcrLko tlhogl d.n Audt l-28 N@mb.r 2t23
KkErra Tam.tk

P.mblnxn dln hnd.mphrg.n Fr.nydangg.mn


59 gttrm P.ngandalhn Inbm Prmrhtrh lV
Al0 Ndmb.r 2023

71
Moil TLHP BPK-RI a AplP d.n P.mubkhlnn NMmbar
K$ut Iv

70 MdnDdng d.n Eflu-l SIM, RION Vlll , - 30 t{o!nb.r 2023

RAKORWAEOA d.N R'P$ K&(dhd PK8 APP E


N@mbar
H
13 4..[ PuMk H.AKORoIA N@mbcFDsmbor 2023

P.mbh..n d.n Pddampingan P.ny.l.ng0amn


7a 1-7 Or!.mbd 2023
6n m P.nC.M.lbn lnbn P.m.lnt h V

Mon[prlng drn Erluel gbtm Pcngand.lhn


75 1-7 Orsmbcr 2023
lntrm Pamarlntah V
Nlqlrgi.g Cqtq lq ftqantb, (P66grhan
76 +8 D@mblr 2023
KorupJ Pmlnntah th.nh) d.n 8trrna! PK Ml

77
lrgB PrWEm $.tagb Gub.mur 8k.ne {-15 Or$mbar m23
PartrnLn (&nl Ml.nbl)

78 PMPRB d.n PMPZI lll &15 oGsmb.r 2023

79 R.p.t K@rdh!!l P.mut khlEn TLHP APIP ll Mhggu ll Domb.r

Mo.torhg d.n EElu!.| Proenm Sl'.t 9b


80
Guhur drhm RPJMD M
1l-13 D.€mb.r 2023

8l Rwlu P.ndpan P.nC.lol.an Rblko ll.tg OaEmb..2023

lkilblhg Cete. td Ptwrtb, (P.nc.g.h.n


'11-22 O.!mb.. 2023
l(orup.l P.mcdnbh Oa.nh) d.n Srtnn{ PK Vlll

llonlo.hg K.Ftuhm drn Vrrfilqd LHKASN


8i, 11-2.O@mbd mZ3
Tshun 2025 lv

88 RAKORWASNAS PKPT DasmbGr

84 P.Endn..n P.ng.fr-n B.d..b RLiko (PKP, 1&22 tlsmbr 2O23

85 PMPRB dan PMPZI lV m - 21 o@mbtr 2023

86 P.ngaErn F€ON lv 22-N Oaufib.d 2023

llonltorlnq dan Bduarl Fulnglot n Kapoblltrr


APIP VI
2nB O.*fr*t 2s23

80 Op.[aloMlb.!l 8.bar Pungll I T.hun

90 Rrylu DAK FElk T.nt ti ld.lll


P.rh6Ia& K4laii d..lr lrtrr l(.d Y..e

K.,fi .ri P.nfiun [r..y.rr.r

Au.i . .d]e..r {pdo.r.h..)

l.ehi P.Muh.^ Isr.h9 coitlr rlr

P.d.tuh.. e..B rahhfrra r.fc.


&rdrw$ Xo a DPiO c.h i'.p.lroln 0...h
Pol l .n air cwPP (tlj'wt P rrJ !)

P.^daro. pr.Lrq.r b.,r.l.d!r^


zA\
/i J JAWA BARAT,

t
RIDWAN KAMIL
\
B

You might also like