Professional Documents
Culture Documents
PS 13
PANDUAN ASUHAN HC
SPO HC
IK & FORM-FORM HC
RSU PS 23
KRONOLOGIS PERATURAN - UU TTG YANFAR
AMANAH UU RS
PS 15 AYAT 2
PERMENKES RI
NOMOR 58 TH 2014
TTG STANDAR YANFAR DI RS
PERMENKES RI
NOMOR 72 TH 2016
TTG STANDAR YANFAR DI RS
KEBIJAKAN KETENAGAAN
Permenkes No. 889 Tahun 2011 Tentang
UU No. 44 tahun 2009 Tentang Rumah
Registrasi, Izin Praktik, dan Izin Kerja Tenaga
Sakit UU No. 36 tahun 2014 Tentang
Kefarmasian
Pasal 12 Tenaga Kesehatan
(1) Persyaratan sumber daya
Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang
manusia sebagaimana dimaksud Pasal 8:
melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri
dalam Pasal 7 ayat (1) yaitu Tenaga di bidang kesehatan terdiri
atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian
Rumah Sakit harus memiliki atas: (a) TENAGA KESEHATAN dan
tenaga tetap yang meliputi (b) asisten tenaga kesehatan
Apoteker adalah Sarjana Farmasi yang telah
tenaga medis dan penunjang
lulus sebagai apoteker dan telah
medis, tenaga keperawatan, Pasal 9: TENAGA KESEHATAN
mengucapkan sumpah jabatan Apoteker
TENAGA KEFARMASIAN, tenaga sebagaimana dimaksud dalam
manajemen Rumah Sakit, dan Pasal 8 huruf a harus memiliki
Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga
tenaga non kesehatan. kualifikasi minimum Diploma Tiga,
yang membantu Apoteker dalam menjalankan
(2) Jumlah dan jenis sumber daya kecuali tenaga medis.
pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas
manusia sebagaimana dimaksud
Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis
pada ayat (1) harus sesuai Pasal 10: Asisten Tenaga
Farmasi dan Tenaga Menengah Farmasi/
dengan jenis dan klasifikasi Kesehatan sebagaimana
Asisten Apoteker
Rumah Sakit. dimaksud dalam Pasal 8 huruf b
(3) Rumah sakit harus memiliki data harus memiliki kualifikasi minimum
ketenagaan yang melakukan pendidikan menengah di bidang
UU No. 36 tahun 2014 Tentang Tenaga
praktik atau pekerjaan dalam kesehatan.
Kesehatan
penyelenggaraan Rumah Sakit
KLARIFIKASI KEBIJAKAN PELAYANAN FARMASI
I UU NO. 44 TAHUN 2009 TTG RUMAH SAKIT :
I. REGULASI :
Ps 3 ayat 3 : Pengaturan penyelenggaraan RS bertujuan ;
UU → PP →
Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar pelayanan
PPRES / KEPRES
rumah sakit dan.
PP 47 TH 2021 :
Rincian kegiatan
II. REGULASI : Apoteker
PMK & JUKNIS,
KEPMENPAN,
II
III. REGULASI RS :
KEPUTUSAN
DIREKTUR,
PROGRAM, SPO,
IK DLL
1. Personal yang akan terlibat dalam preparasi obat injeksi baik kanker maupun non kanker
harus mendapatkan pelatihan yang memadai tentang teknik aseptic dan penanganan obat
sitostatika.
2. Petugas wanita yang sedang hamil atau merencanakan untuk hamil tidak dianjurkan untuk
terlibat dalam rekonstitusi obat sitostatika
3. Petugas wanita yang sedang menyusui tidak dianjurkan terlibat dalam rekonstitusi obat
sitostatika
4. Petugas yang sedang sakit atau mengalami infeksi pada kulit harus diistirahatkan dari tugas ini.
5. Setiap petugas yang akan terlibat dalam rekonstitusi obat sitostatika seminggu sebelumnya
harus mendapat pemeriksaan laboratorium, yang terdiri dari :
a. Complete blood count
b. Liver Function Test
c. Renal Function Test
6. Pemeriksaan laboratorium harus dilakukan secara periodic setiap 6 bulan, jika terdapat
kelainan hasil pemeriksaan harus diteliti lebih dalam & Semua hasil harus didokumentasikan
WHO SHOULD BE TRAINED?
1. Ruang
a. Persyaratan Ruang Aseptik
1) Ruang tidak ada sudut atau siku
2) Dinding terbuat dari epoksi
3) Partikel udara sangat dibatasi : kelas 100, 1000, 10.000
partikel/liter
4) Aliran udara diketahui dan terkontrol
5) Tekanan ruangan diatur
6) Suhu dan kelembaban udara terkontrol (suhu : 18-22 derajat
celcius dan kelembaban 35-50%)
b. Ada High Efficiency Particulate Air (HEPA) filter
2. Ruang Transisi
Ruangan ini terletak antara ruang cuci tangan dan ruang aseptik, di
ruanngan ini petugas menggunakan perlengkapan steril
3. Ruang Cuci Tangan
Ruangan ini digunakan untuk membersihkan tangan sebelum dan
sesudah melakukan penanganan obat sitostatatika
STANDAR PELAYANAN FARMASI RS PMK 72
CLEAN ROOM TAHUN 2016
IX. STRATEGI REALISASI PENANGANAN OBAT INJEKSI KANKER & NON KANKER TERSENTRAL
YAKINKAN DIREKSI TENTANG PENTINGNYA SENTRALISASI OBAT INJEKSI KANKER & NON
KANKER (KENDALI BIAYA DAN KENDALI MUTU, AKREDITASI NASIONAL DAN
INTERNASIONAL SERTA MELINDUNGI OPERATOR DAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT)
MEMBUAT
FEASIBILITY
ADANYA PENINGKATAN
PERHITUNGAN STUDY YANG
LATAR TUNTUTAN SISTEM GAMBARAN JAMINAN MUTU EFISIENSI
BIAYA DILENGKAPI
BELAKANG STAKEHOLDE JAMINAN TOXICITY DAN (KADAR DAN (WAKTU
PENGADAAN PERHITUNGAN
PENDIDIKAN PEMBAYARAN RISIKO TERKENA STABILITAS PENGERJAAN,
DAN
R TERHADAP JKN (KENDALI PAPARAN OBAT HARUS SESUAI TENAGA
SARANA DAN FIXED COST
PELAYANAN PRASARANA DAN VARIABLE
TANGGUNGJA BIAYA DAN KANKER (AKUT STANDAR) DAN PERAWAT DAN
BERMUTU “CLEAN COST AGAR
WAB FARMASI KENDALI MUTU) DAN KRONIK) STERILITAS PRODUK OBAT
ROOM” DIKETAHUI
PRODUK SESUAI DOSIS)
TARIF DAN BEP-
NYA
LANGKAH TINDAK LANJUT ( CON’T )
2. Menyiapkan SDM untuk penanganan obat injeksi (Workshop, On
The Job Trainning, studi banding, simulasi di
keperawatan/pelayanan agar mahir)
3. Menyiapkan SPO tentang penanganan Obat injeksi
4. Menyiapkan ruang Clean room :
a. Pengadaan konsultan pembangunan ruang Clean Room
b. Pembuatan RAB ruangan secara rinci
c. Usulan proposal RAB untuk tahun sesuai rencana dan mengawal
persetujuannya
d. Persiapan ruang tempat pembangunan Clean Room
5. Mengadakan dan menyiapkan fasilitas PIVAS
6. Uji coba ruangan dan fasilitas peralatan sesuai persyaratan
7. Sosialisasi kepada seluruh stakeholder rumah sakit
8. Simulasi penanganan PIVAS
9. Evaluasi pelayanan dan perbaikan
10. Implementasi pelayanan PIVAS
11. Monev, laporan dan perbaikan berkelanjutan
X. KESIMPULAN