You are on page 1of 50

IMPLEMENTASI SIKAP NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN

PPKN DI ERA GLOBALISASI PADA SISWA SMA N 1 SUNGAI ARE


KABUPATEN OKU SELATAN
TAHUN 2022/2023

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun Oleh:

KOMAR
NPM. 1987205032

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2023
HALAMAN PENGESAHAN

IMPLEMENTASI SIKAP NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN

PPKN DI ERA GLOBALISASI PADA SISWA SMA N 1 SUNGAI ARE

KABUPATEN OKU SELATAN

TAHUN 2022/2023

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Oleh :

KOMAR

NPM. 1987205032

Mengetahui, Disetujui Oleh

Ketua Prodi PPKn Dosen Pembimbing

Elfahmi Lubis M,Pd. Dr Rusnita Hainun, M.Pd.


NIDN. 0225107504 NIDN. 0005055801

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

IMPLEMENTASI SIKAP NASIONALISME MELALUI PEMBELAJARAN


PPKN DI ERA GLOBALISASI PADA SISWA SMA N 1 SUNGAI ARE
KABUPATEN OKU SELATAN TAHUN 2022/2023

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh:

KOMAR
NPM.1987205032

Mengetahui, Disetujui Oleh,


Ketua Program Studi PPKn Dosen Pembimbing

Elfahmi Lubis, SH, S.Pd, M.Pd Dr. Rusnita Hainun, M.Pd


NIDN. 0225107504 NIDN. 0005055801

Penguji I Penguji II

Drs, Zulyan, M.Si Drs, Syarkati M.Pd.


NIDN. 0210086401 NIDN.

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang

berjudul “Implementasi Sikap Nasionalisme Melalui Pembelajaran PPKn Di

Era Globalisasi Pada Siswa SMA N 1 Sungai Are Kabupaten Oku Selatan

Tahun 2022/2023”. sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW, beserta para keluarga dan para sahabat-Nya.

Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini dapat selesai berkat

bimbingan serta dukungan dari beberapa pihak. Oleh karena itu, dengan ketulusan

hati penulis mengucapkan rasa hormat dan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs Santoso M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Bengkulu yang telah

mengizinkan memfasilitasi untuk belajar dan menjadi salah satu bagian

dari keluarga besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

2. Bapak Elfahmi Lubis, M,Pd selaku ketua Program Studi Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Muhammadiyah Bengkulu yang telah memfasilitasi

mahasiswa dalam penyelesaian Tugas Akhir.

3. Ibu Dr Rusnita Hainun, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu dan kesabaran dalam memberi petunjuk, bimbingan,

saran, motivasi, dan pengarahan kepada penulis sehingga terselesaikan

proposal skripsi ini.

iv
4. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi PPKn yang telah memberikan

semangat dan motivasi dalam penyelesaian Proposal Skripsi ini

Penulis menyadari bahawa proposal skripsi ini masih banyak kekurangan

dan kesalahan baik yang di sengaja maupuan yang tidak di sengaja.oleh karena itu

kritik dan saran yang membangun diperlukan untuk menjadikan proposal skripsi

ini lebih sempurna.

Bengkulu, Januari 2023

Komar

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................ii

KATA PENGANTAR...........................................................................iii

DAFTAR ISI..........................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN......................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................1

B. Rumusan Masalah.......................................................................6

C. Tujuan Penelitian.........................................................................6

D. Manfaat Penelitian.......................................................................7

BAB II KAJIAN PUSTAKA................................................................8

A. Landasan Teori............................................................................8

1. Pengertian Implementasi.......................................................8

2. Pengertian Nasionalisme.......................................................9

3. Pengertian Sikap Nasionalisme............................................11

4. Tipe-Tipe Nasionalisme........................................................13

5. Nilai-nilai Nasionalisme........................................................15

6. Pembelajaran PPKn...............................................................15

a. Pengertian Pembelajaran.................................................19

b. Pengertian PPKn.............................................................20

c. Tujuan PPKn...................................................................21

4. Era Globalisasi......................................................................23

B. Penelitian Relevan.......................................................................24

vi
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................27

A. Tempat dan Waktu......................................................................27

B. Jenis Penelitian............................................................................27

C. Data dan Sumber Data.................................................................28

1. Data Primer...........................................................................28

2. Data Sekunder.......................................................................28

D. Teknik Pengumpulan Data..........................................................28

1. Observasi...............................................................................28

2. Wawancara............................................................................29

3. Dokumentasi..........................................................................30

E. Analisis Data...............................................................................31

1. Reduksi..................................................................................31

2. Penyajian Data.......................................................................31

3. Penarikan Kesimpulan ........................................................32

DAFTAR PUSTAKA............................................................................33

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk membina

kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan

kebudayaan yang dimilikinya. Pendidikan sebagai salah satu cara untuk membina

sikap dan mental generasi muda untuk semakin maju dalam mengisi kemerdekaan

bangsa. Pendidikan tidak hanya dipandang sebagai sarana untuk mempersiapkan

hidup yang akan datang, tetapi juga untuk kehidupan sekarang yang dialami

individu dalam perkembangnnya menuju ketingkat kedewasaannya.

Pendidikan adalah segala usaha yang dilakukan untuk mendidik manusia

sehingga dapat tumbuh dan berkembang serta memiliki potensi atau kemampuan

sebagaimana mestinya .Pendidikan nasional juga harus mampu menumbuh

kembangkan rasa cinta tanah air (Nasionalisme) dengan demikian diharapkan

akan lahir generasi penerus yang berkualitas, memiliki keperibadian tinggi dan

memiliki kemampuan dan keberanian dalammembangun bangsa dan negara, agar

dapat memenuhi tujuan pendidikan yaitu membentuk manusia yang

berkepribadian, melalui latihan otak, menambah benih kemerdekaan, dan

keberanian yang luhur, berbuat baik dan membiasakan hidup sederhana

Kemerdekaan Indonesia diperoleh dengan perjuangan yang penuh dengan

pengorbanan, berupa darah, air mata, harta benda dan bahkan nyawa para

pahlawan. Maka sepatutnyalah rasa Nasionalisme dan semangat perjuangan perlu

1
2

dipelihara dan dipupuk terutama pada peserta didik, ditangan merekalah terletak

masa depan bangsa yang akan datang, jika generasi bangsa ini baik dan bermoral

tinggi, maka masa depan bangsa tentunya akan baik, dan sebaliknya jika generasi

muda rusak dan bermoral rendah maka sudah pasti masa depan bangsa akan

suram dan hancur. Oleh sebab itu semangat dan sikap Nasionalisme perlu

ditanamkan dan dipelihara dalam jiwa peserta didik.

Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) perlu disadari tidak

selalu memberikan dampak positif bagi proses kemandirian dan sikap menghargai

hasil produktivitas dalam negeri. Bahkan kemajuan tersebut menjadikan generasi

muda mulai kehilangan semangat dalam mempertahankan nilai-nilai budaya

bangsa yang sudah tertanam sejak dulu. Hilangnya semangat pada generasi muda

merupakan salah satu efek negatif dari globalisasi saat ini (Mulyani & Haliza,

2021).

Ada lima tipe sikap nasionalisme yaitu perasaan nasional (perasaan milik

satu negara); keinginan nasional (menyukai orang satu negara), kebanggaan

nasional (menjadi bangga satu orang dan negara), preferensi nasional (memilih

salah satu orang dan negara atas orang lain) dan keunggulan nasional (perasaan

orang yang dan negara yang unggul daripada orang lain). Lima tipe sikap nasional

tersebut dimiliki oleh warga negara di dunia bahkan di Indonesia. Pemikiran dan

tingkah laku seorang nasionalis senantiasa didasarkan pada kesadaran menjadi

bagian dari suatu komunitas bangsa dan berorientasi pada pencapaian tujuan

bersama sebagai suatu bangsa (Afriyadi, 2016).


3

Sikap nasionalisme juga dapat ditunjukan melalui berbagai bentuk atau

contoh kegiatan dalam masyarakat pada umumnya.Upaya penanaman sikap

nasionalisme dapat dikembangkan dalam sistem pendidikan nasional. Pendidikan

merupakan sebuah interaksi yang terjadi secara jelas berupa proses belajar untuk

mewujudkan bangsa yang berkarakter (Oktarina & Widiyanto, 2015).

Perencanaan pendidikan di desain sedemikian rupa dalam kurikulum yang

menjadi dasar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah maupun

perguruan tinggi. Penanaman sikap nasionalisme ini sudah diterapkan sedini

mungkin dalam proses pembelajaran di Indonesia, Bangsa Indonesia merupakan

bangsa yang majemuk. Dalam arti bahwa di indonesia merupakan bangsa yang

sangat beragam bila di lihat dari sisi bangsa, warna kulit dan agama. Dalam

kehidupan berbangsa tentunya memerlukan suatu arah pandang yang sama untuk

membangun bangsa Indonesia. Apabila tidak mempunyai arah pandang yang

sama maka tidak menutup kemungkinan akan terjadi konflik antar bangsa itu

sendiri. Berbagai peristiwa yang sering terjadi sekarang ini pada para pelajar

mengindikasikan mulai lunturnya jati diri di kalangan pelajar dan pemuda yang

berimbas terhadap penurunan semangat nasionalisme. Berbagai upaya telah

dilakukan oleh guru dan pemerintah untuk memperbaiki sikap pemuda yang

sekarang ini sudah mulai kehilangan jati diri dan semangat nasionalismenya.

Faktor ini terjadi karena generasi muda sudah berada pada titik yang sangat

mengkhawatirkan. Moralitas bangsa ini sudah lepas dari norma, etika agama, dan

budaya luhur.
4

Pada era globalisasi saat ini, generasi muda Indonesia terancam akan

kehilangan semangat nasionalismenya. Memang era globalisasi mempunyai dua

sisi yaitu sisi positif dan sisi negatif yang dapat mempengaruhi sikap setiap

individu, tetapi dampak dari perubahan era globalisasi saat ini lebih cenderung ke

arah negatif yang mempengaruhi sikap generasi muda terhadap pengaruh oleh

budaya barat, sehingga rasa cinta terhadap tanah air kini mulai memudar. Mereka

cenderung tidak menunjukkan sikap yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945

Pada saat ini kita merasakan bahwa pendidikan hanya mampu menghasilkan dan

menampilkan banyak orang pandai tetapi bermasalah dengan hati nuraninya.

(Hamisa, 2013).

Oleh karena itu pengembangan jati diri atau penanaman sikap individu

harus dibangun, dibentuk, ditempa, dikembangkan dan dimantapkan melalui

kebiasaan kebiasaan yang baik sehingga muncul hasrat untuk berubah dalam diri

siswa.di antaranya adalah menggulirkan pelaksanaan penanaman sikap

nasionalisme dan berbudaya bangsa. Kebiasaan-kebiasaan yang baik ini oleh kita

sebagai pendidik selama ini telah ditanamkan dan diintegrasikan dalam semua

mata pelajaran terutama dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.

(Hamisa, 2013)Namun yang paling penting dalam hal ini adalah pembiasaan yang

harus dilakukan oleh guru sebagai pendidik dalam kehidupan sehari-hari di

lingkungan sekolah.

Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Satu Sungai Are Kabupaten Oku

selatan merupakan sekolah negeri yang berlokasi di kecamatan sungai are .Desa

simpang luas, Kabupaten Oku Selatan, Berdasarkan Pra observasi yang dilakukan
5

di SMA N 1 Sungai Are , para guru sudah menamamkan nilai cinta tanah air dan

semangat kebangsaan kepada siswa melalui materi materi di dalam pembelajaran

PPKn dan kegiatan kegiatan yang membangun rasa semangat nasionalisme

misalnya upacara bendera setiap hari senin, belajar lagu lagu nasional,

mempelajari bahasa dan kebudayaan daerah

Namun didalam sekolah tersebut masih ada sebagian siswa yang belum

menanamkan sikap nasionalisme kecintaannya kepada tanah air dan nilai

semangat kebangsaan pada diri sendiri contohnya siswa terpaksa mengikuti

upacara bendera karena takut dihukum oleh guru bukan karena ia sudah

menanamkan sikap nasionalisme, bahkan ada sebagian siswa yang tidak ikut

melaksanakan upacara bendera,

Selain itu arus globaliasasi menyebabkan dampak negative terhadap

pelajar.Yang dimana globalisasi akan membuat pelajar enggan mengenal sejarah

dan perjuangan para pahlawan yang telah berjuang untuk bangsa ini contohnya

siswa lebih mengenal artis luar negeri di bandingkan dengan para tokoh-tokoh

pahlawan yang ada di indonesia. Di tambah dengan kuat nya arus perkembangan

teknologi di Indonesia mendorong semakin luntur nya rasa nasionalisme

dikalangan Pelajar/mahasiwa. Karena dengan ada nya perkembangan teknologi

membuat para pelajar lebih mencintai budaya luar

Berdasarkan pada latar belakang tersebut, penulis sangat tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Sikap Nasionalisme Melalui

Pembelajaran Ppkn Di Era Globalisasi Pada Siswa SMA N 1 Sungai Are

Kabupaten Oku Selatan ”


6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka untuk perumusan

masalah nya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi sikap nasionalisme siswa melalui pembelajaran

PPKn di era Globalisasi Tahun 2022/2023 ?

2. Apakah kendala yang dihadapi para guru dalam menanamkan sikap

nasionalisme melalui pembelajaran PPKn di era globalisasi Tahun

2022/2023 ?

3. Bagaimana upaya pengembangan sikap nasionalisme melalui

pembelajaran PPKn di era Globalisi Tahun 2022/2023 ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah penelitian diatas, tujuan umum dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi sikap nasionalisme siswa

melalui pembelajaran ppkn di era globalisasi. Dan secara khusus penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui:

1. Untuk Mengetahui Implementasi sikap nasionalisme siswa melalui

pembelajaran PPKn di era Globalisasi Tahun 2022/2023

2. Untuk mengetahui Kendala yang dihadapi para guru dalam menanamkan

sikap nasionalisme melalui pembelajaran PPKn di era globalisasi Tahun

2022/2023

3. Untuk Mengetahui Upaya pengembangan sikap nasionalisme melalui

pembelajaran PPKn di era Globalisasi 2022/2023


7

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan landasan dalam pengembangan

media pembelajaran atau penerapan media pembelajaran lebih lanjut. Selain itu

menjadi sebuah nilai tambah khasanah pengetahuan ilmiah dalam bidang

pendidikan di indonesia terutama PPKn

2. Manfaat Praktis

a. bagi pendidikan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

penyempurna dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan menjadi cara untuk

meningkatkan kualitas pendidikan di SMA N 1 Sungai Are

b. bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang besar dalam

melatih berfikir ilmiah melalui penelitian Dan sebagai bekal bagi peneliti

dalam melaksanakan tugas sebagai calon tenaga pendidik.

c. bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat menjadikan siswa SMA Negeri 1

Sungai Are pada khususnya dan pada siswa SMA pada umumnya untuk

memiliki sikap nasionalisme yang baik di lingkungan sekolah, keluarga,

maupun di lingkungan masyarakat.

d. bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi seorang guru baik

itu guru PPkn maupun guru mata pelajaran lainnya dalam hal memilih
8

metode pembelajaran yang tepat untuk menanamkan sikap nasionalisme

siswa
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Pengertian implementasi

Secara etimologis pengertian implementasi menurut Kamus Webster yang

adalah konsep implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu to implement.

Dalam kamus besar webster, to implement (mengimplementasikan) berati to

provie the means for carrying out (menyediakan sarana untuk melaksanakan

sesuatu) dan to give practical effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat

terhadap sesuatu).

Implementasi berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement yang berarti

mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk

melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu.

Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat itu dapat

berupa undang–undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Peradilan dan

Kebijakan yang dibuat oleh Lembaga–Lembaga Pemerintah dalam kehidupan

kenegaraan.

Menurut Solichin Abdul Wahab Implementasi adalah tindakan–tindakan

yang dilakukan oleh individu atau pejabat–pejabat, kelompok–kelompok

pemerintah atau swasta yang diarahkan pada terciptanya tujuan–tujuan yang telah

digariskan dalam keputusan kebijakan.

9
10

Menurut Mazmanian dan Sebastiar dalam Wahab juga mendefinisikan

implementasi sebagai berikut :

Implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya

dalam bentuk undang–undang, namun dapat pula berbentuk perintah–perintah

atau keputusan–keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan.

Implementasi yang dikemukakan oleh Hanifah Harsono, dapat dikatakan bahwa

implementasi adalah suatu kebijakan dalam penyelesaian keputusan demi

tercapainya tujuan yang baik dengan bergantung bagaimana implementasi yang

berjalan dengan baik dalam melaksanakan proses penyempurnaan akhir. Oleh

karena itu suatu implementasi baik diharapkan dalam setiap program untuk

terciptanya tujuan yang diharapkan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa implementasi adalah tindakan–tindakan yang

dilakukan oleh pihak–pihak yang berwenang dan berkepentingan, baik pemerintah

maupun swasta yang bertujuan untuk mewujudkan cita–cita serta tujuan yang

telah ditetapkan. Implementasi berkaitan dengan berbagai tindakan yang

dilakukan untuk melaksanakan dan merealisasikan program yang telah disusun

demi tercapainya tujuan dari program yang telah direncanakan, karena pada

dasarnya setiap rencana yang ditetapkan memiliki tujuan atau target yang hendak

dicapai. Badan–badan tersebut dalam melaksanakan pekerjaan–pekerjaan

pemerintah yang membawa dampak pada warga negaranya.

2. Pengertian Nasionalisme

Jika ditinjau secara etimologis nasionalisme berasal dari bahasa latin nation

yang berarti bangsa yang dipersatukan. Nasionalisme adalah sikap nasional untuk
11

mempertahankan kemerdekaan dan harga diri bangsa dan sekaligus menghormati

bangsa lain. Istilah nasionalisme pertama kali digunakan di Jerman pada abad

ke15 oleh mahasiswa yang datang dari daerah yang sama atau berbahasa sama.

Kata tersebut untuk menunjukkan perasaan cinta mereka terhadap bangsa/suku

asal mereka Ritter dalam (Adisusilo, 2012:73) memaknai nasionalisme sebagai

suatu gerakan ideologis untuk meraih dan memelihara otonomi, kesatuan dan

indentitas bagi satu kelompok sosial tertentu yang diakui oleh beberapa

anggotanya untuk membentuk suatu bangsa yang sesungguhnya atau bangsa yang

potensial

Sedangkan menurut Rukiyati (2008:69) nasionalisme adalah perasaan satu

sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam masyarakat.

Karena kuatnya rasa yang dimiliki maka timbullah rasa cinta bangsa dan tanah air

Berdasarkan uraian di atas, nasionalisme dalam sejarahnya digunakan untuk

beberapa hal antara lain:

a. Untuk mewakili perasaan rasa cinta pada tanah air, ras, bahasa atau

budaya yang sama, maka dalam hal ini nasionalisme sama dengan

patriotisme.

b. Sebagai representasi suatu keinginan akan kemerdekaan politik,

keselamatan dan prestise bangsa.

c. Sebagai wujud kesediaan untuk menjadi bagian dari organisme

sosial yang kabur, kadang-kadang bahkan adikodrati yang disebut

sebagai bangsa
12

d. Sebagai dogma yang mengajarkan bahwa individu hanya hidup

untuk bangsa dan bangsa demi bangsa itu sendiri.

e. Sebagai doktrin yang menyatakan bahwa bangsanya sendiri harus

dominan atau tertinggi di antara bangsa-bangsa lain dan harus

bertindak agresif.

Jadi pada intinya nasionalisme dapat diartikan sebagai sikap untuk

mempertahankan harga diri dan kehormatan bangsa, sehingga akan muncul

perasaan satu sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam

masyarakat. Dalam paradigma baru tentang nasionalisme, nasionalisme harus

diartikan sebagai bentuk orientasi pemikiran bangsa yang memberikan wawasan

dan bimbingan bangsa untuk secara terus menerus mencapai kemajuan dan

keberhasilan dalam berbagai bidang kebanggaan dan kehormatan bangsa.

Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai suatu orientasi pemikiran yang dapat

dipakai untuk mempertahankan serta menanggulangi segala tantangan dan

kesulitan yang dihadapi bangsa pada saat ini atau masa yang akan datang.

3. Pengertian Sikap Nasionalisme

Menurut Ritter dalam (Adisusilo,2012:73),jika ditinjau secara etimologis

nasionalisme berasal dari bahasa latin nation yang berarti bangsa yang

dipersatukan. Nasionalisme adalah sikap nasional untuk mempertahankan

kemerdekaan dan harga diri bangsa dan sekaligus menghormati bangsa lain.

Sikap nasionalisme merupakan hal yang sangat mendasar bagi bangsa

Indonesia. Hal ini dikarenakan sikap nasionalisme dapat mengantarkan dan


13

membimbing bagi bangsa Indonesia untuk mengarungi hidup dan kehidupan.

Namun sekarang semangat nasionalisme ini mengalami kemunduran. Oleh karena

itu perlu penanaman sikap nasionalisme ini guna menjaga keutuhan bangsa

Indonesia dari perpecahan. (Rochmat & Trisnawati, 2018).

Generasi muda sebagai penerus bangsa diharapkan mampu tetap

berkembang dengan menyesuaikan diri dengan era globalisasi tanpa melupakan

jati dirinya dengan berpedoman hidup pada nilai-nilai luhur budaya bangsa Nilai

luhur suatu bangsa dapat dilihat salah satunya dari sikap yang ditunjukkan

seseorang sebagai wujud kebanggaannya sebagai bagian dari bangsa dan negara.

Nilai diartikan sebagai sesuatu yang berharga dan penting, melekat pada suatu

sistem kepercayaan yang berhubungan dengan subjek serta memiliki makna (Deni

& Ifdil, 2016)

Nilai-nilai yang telah diajarkan tersebut perlu diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari agar peserta didik bisa mengimplementasikan bentuk nilai menjadi

suatu sikap bangga terhadap bangsanya sendiri. Sikap yang didasari pada

kebanggaan terhadap bangsa dan negara ini disebut juga sikap nasionalisme.

Nasionalisme merupakan sikap cinta tanah air dan sebagai alat untuk

mempersatukan eksistensi bangsa maupun negara (Abduljabar, 2011)

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap

nasionalisme adalah suatu bentuk perasaan terhadap objek tentang gagasan-

gagasan, pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana terdapat perasaan cinta

terhadap tanah air yang disatukan oleh rasa senasib sepenanggungan, adanya

kesamaan sejarah di masa lampau yang bertujuan untuk menanamkan rasa


14

cinta,kesetiaan, dan keinginan untuk menjadikan negara lebih baik dalam

mewujudkan keinginan bersama.

4. Tipe-Tipe Sikap Nasionalisme

Menurut Ujang efendi (2021) Ada lima tipe sikap nasionalisme yaitu

perasaan nasional (perasaan milik satu negara); keinginan nasional (menyukai

orang satu negara); kebanggaan nasional (menjadi bangga satu orang dan negara),

preferensi nasional (memilih salah satu orang dan negara atas orang lain) dan

keunggulan nasional (perasaan orang yang dan negara yang unggul daripada

orang lain).

Lima tipe sikap nasional tersebut dimiliki oleh warga negara di dunia

bahkan di Indonesia. Pemikiran dan tingkah laku seorang nasionalis senantiasa

didasarkan pada kesadaran menjadi bagian dari suatu komunitas bangsa dan

berorientassi pada pencapaian tujuan bersama sebagai suatu bangsa. Sikap

nasionalisme juga dapat ditunjukan melalui berbagai bentuk atau contoh kegiatan

dalam masyarakat pada umumnya. Penanaman sikap nasionalisme di Indonesia

contoh mudahnya adalah kegiatan upacara bendera yang dilakukan pada setiap

hari Senin dan hari besar maupun hari lain secara rutin. Namun, proses

penanaman sikap nasionalisme tersebut juga berasal dari proses pembelajaran di

kelas. Kurikulum yang dipakai di Indonesia juga selalu mengintegrasikan

penanaman sikap nasionalisme bagi peserta didik. Begitu juga dengan kegiatan

penunjang lainnya di sekolah seperti ekstrakurikuler dan lainnya (Ujang efendi,

2021).
15

Menurut (Lestari et al., 2022) ,tipe nasionalisme Indonesia lahir sebagai

alat gerakan perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme. Pada dasarnya

nasionalisme Indonesia terlahir karena adanya politik identitas serta solidaritas,

yaitu sebuah rasa bahwa bangsa Indonesia pernah mempunyai peradaban yang

besar. Bentuk bentuk nasionalisme sebagai berikut:

1. Nasionalisme kewarganegaraan

Disebut juga nasionalisme sipil. Nasionalisme jenis ini merupakan

nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif

rakyatnya, ”kehendak rakyat”, ”perwakilan politik”.

2. Nasionalisme etnis

Sejenis nasionalisme kewarganegraan dimana negara memperoleh

kebenaran politik dari budaya asal atau etnis sebuah masyarakat

3. Nasionalisme romantik

Merupakan nasionalisme organik atau nasionalisme identitas lanjutan dari

nasionalisme etnis dimana negara memperoleh kebenaran politik secara semula

jadi hasil dari bangsa atau ras menurut semangat romantisme bergantung kepada

perwujudan budaya etnis yang menepati idealisme romantik, kisah tradisi yang

telah direka untuk konsep nasionalisme romantik.

4. Nasionalisme budaya

Nasionalisme budaya adalah jenis nasionalisme dimana negara

memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukan sifat keturunan

seperti warna kulit, ras dan sebagainya. Contoh yang terbaik ialah rakyat

Tionghoa yang menganggap negara adalah berdasarkan kepada budaya.


16

5. Nasionalisme kenegaraan

Merupakan variasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan

dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi

lebih keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri

itu selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip masyarakat demokrasi.

Penyelenggaraan sebuah national state adalah suatu argumen yang ulung, seolah-

olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan tersendiri. Contohnya seperti

nasionalisme masyarakat Belgia, yang secara ganas menentang demi mewujudkan

hak kesetaraan (equal rights) dan lebih otonomi untuk golongan 5 Fleming.

Secara sistematis, jika nasionalisme kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang

berkonflik kepada kesetiaan masyarakat, dan terhadap wilayah.

3. Pengertian Nasionalisme

Jika ditinjau secara etimologis nasionalisme berasal dari bahasa latin

nation yang berarti bangsa yang dipersatukan. Nasionalisme adalah sikap nasional

untuk mempertahankan kemerdekaan dan harga diri bangsa dan sekaligus

menghormati bangsa lain. Istilah nasionalisme pertama kali digunakan di Jerman

pada abad ke15 oleh mahasiswa yang datang dari daerah yang sama atau

berbahasa sama. Kata tersebut untuk menunjukkan perasaan cinta mereka

terhadap bangsa/suku asal mereka (Ritter dalam Adisusilo, 2012:73) memaknai

nasionalisme sebagai suatu gerakan ideologis untuk meraih dan memelihara

otonomi, kesatuan dan indentitas bagi satu kelompok sosial tertentu yang diakui

oleh beberapa anggotanya untuk membentuk suatu bangsa yang sesungguhnya

atau bangsa yang potensial


17

Sedangkan menurut Rukiyati (2008:69) nasionalisme adalah perasaan satu

sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam masyarakat.

Karena kuatnya rasa yang dimiliki maka timbullah rasa cinta bangsa dan tanah air

Berdasarkan uraian di atas, nasionalisme dalam sejarahnya digunakan

untuk beberapa hal antara lain:

f. Untuk mewakili perasaan rasa cinta pada tanah air, ras, bahasa atau

budaya yang sama, maka dalam hal ini nasionalisme sama dengan

patriotisme.

g. Sebagai representasi suatu keinginan akan kemerdekaan politik,

keselamatan dan prestise bangsa.

h. Sebagai wujud kesediaan untuk menjadi bagian dari organisme sosial

yang kabur, kadang-kadang bahkan adikodrati yang disebut sebagai

bangsa

i. Sebagai dogma yang mengajarkan bahwa individu hanya hidup untuk

bangsa dan bangsa demi bangsa itu sendiri.

j. Sebagai doktrin yang menyatakan bahwa bangsanya sendiri harus

dominan atau tertinggi di antara bangsa-bangsa lain dan harus bertindak

agresif.

Jadi pada intinya nasionalisme dapat diartikan sebagai sikap untuk

mempertahankan harga diri dan kehormatan bangsa, sehingga akan muncul

perasaan satu sebagai suatu bangsa, satu dengan seluruh warga yang ada dalam

masyarakat. Dalam paradigma baru tentang nasionalisme, nasionalisme harus

diartikan sebagai bentuk orientasi pemikiran bangsa yang memberikan wawasan


18

dan bimbingan bangsa untuk secara terus menerus mencapai kemajuan dan

keberhasilan dalam berbagai bidang kebanggaan dan kehormatan bangsa.

Nasionalisme juga dapat diartikan sebagai suatu orientasi pemikiran yang dapat

dipakai untuk mempertahankan serta menanggulangi segala tantangan dan

kesulitan yang dihadapi bangsa pada saat ini atau masa yang akan datang.

5. Nilai-Nilai sikap Nasionalisme

Menurut

Adanya sikap nasionalisme berarti semua warga negara Indonesia dituntut

untuk selalu mempunyai kesetiaan dan semangat yang tinggi terhadap bangsa

Indonesia. Sikap nasionalisme yang sebaiknya diajarkan dan ditanamkan

disekolah menurut Soegito ada empat, adapun nilai-nilai sikap nasionalisme

tersebut ialah: cinta tanah air, rela berkorban, persatuan dan kesatuan, pantang

menyerah

1. Cinta tanah air, bangsa, dan negara.

Cinta tanah air adalah perasaan yang timbul dari hati sanubari seseorang

warga negara untuk mengabdi, memelihara, membela, melindungi tanah airnya

dari segala ancaman dan gangguan. Cinta tanah air merupakan rasa kebanggaan,

rasa memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang tinggi yang

dimiliki oleh setiap individu ada negara tempat ia tinggal. Hal tersebut dapat

ditunjukan dengan:

a. penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar

b. menggunakan seragam batik sebagai cinta produk Indonesia

c. mengikuti upacara bendera dengan tertip


19

d. ikut serta dalam rangka memeriahkan hari ulang tahun Republik

Indonesia.

2. Rela berkorban

Rela berkorban artinya kesediaan dengan ikhlas untuk memberikan segala

sesuatu yang dimilikinya, sebagai siswa sekolah dasar, hal ini dapat ditunjukan

dengan:

a. Membantu teman yang belum memahami pelajaran

b. Bersedia meminjamkan alat tulis kepada teman yang

membutuhkan

c. Berinfak sertiap hari jumat untuk anak yatim piatu

d. Membersihkan sampah yang berserakan dikelas

e. Bersedia mengakui kesalahan yang dibuat.

3. Persatuan dan kesatuan

Hal ini dapat ditunjukan dengan:

a. Menghargai pendapat teman

b. Menghormati teman yang berbeda agama

c. Tidak mencela suku tertentu

d. Tidak melakukan perkelahian

e. Ikut serta gotong royong membersihkan kelas.

4. Pantang menyerah.

Sikap pantang menyerah merupakan sikap yang tidak mudah putus asa

dalam melakukan sesuatu, selalu bersikap optimis, dan mudah bangkit dalam
20

keterpurukan. misalnya, sebagai pelajar sikap pantang meyerah dapat dicerminkan

dengan:

a. Tidak mudah putus asa saat mendapat nilai yang kurang

memuaskan

b. Selalu semangat dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru

c. Rajin latihan untuk mengikuti perlombaan sesuai bakat masing-

masing

d. Belajar berulang-ulang saat ada pelajaran yang belum dimengerti

e. Tidak malas untuk bertanya sampai mengerti

Selanjutnya, Stanley Benn, sebagaimana dikutip Nurcholish Majdid,

menyatakatan bahwa dalam mendefinisikan istilah “nasionalisme” setidaknya

terdapat lima elemen, yaitu:

a. semangat ketaatan kepada suatu bangsa (semacam patriotisme),

b. dalam aplikasinya pada politik, nasionalisme menunjuk pada

kecondongan untuk mengutamakan kepentingan bangsa

sendiri,khususnya jika kepentingan bangsa itu berlawanan dengan

kepentingan bangsalain,

c. sikap yang melihat amat pentingnya penonjolan ciri khas suatu

bangsa,

d. doktrin yang memandang perlunya kebudayaan bangsa harus

dipertahankan,dan
21

e. teori politik atau antropologi yang menekankan bahwa umat

manusia secara alami terbagi-bagi menjadi berbagai bangsa, dan

ada kriteria yang jelas untuk mengenali suatu bangsa beserta para

anggota bangsa itu.

Sikap setia terhadap bangsa dan negara tersebut sangat penting mengingat

bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan bermacam-macam suku,

agama, ras, maupun budaya yang berbeda-beda. Kemudian, karena adanya

keinginan yang kuat untuk bersatu dalam satu wilayah tanah air, maka terciptalah

sebuah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jika sikap kesetiaan terhadap

bangsa Indonesia seperti yang telah dijelaskan di atas hilang, maka tidak dapat

dipungkiri lagi NKRI yang telah dibangun selama ini juga akan mengalami

kegoncangan.

6. Hambatan Pelaksanaan Penanaman Nilai Nasionalisme di Sekolah

Menurut Rahayu,(2020:122) dalam pelaksananaan penanaman nilai

nasionalisme di sekolah, akan ada hambatan-hambatan yang kemungkinan akan

muncul. Sehingga hambatan tersebut dapat mengakibatkan proses penanaman

nilai nasionalisme yang dilakukan di sekolah akan menjadi tidak maksimal.

Adapun hambatan dalam pelaksanaan penanaman nilai nasionalisme dapat

diuraikan sebagai berikut :

a. Hambatan Kompetensi

Pendidik (guru/dosen) bertugas untuk mengajarkan materi pelajaran dan

juga bertugas untuk menanamkan nilai-nilai karakter. Salah satu nilai karakter

yang perlu ditanamkan adalah sikap nasionalisme. Dosen berperan penting dalam
22

proses penanaman nilai nasionalisme. Pengintegrasian nilai nasionalisme ke

dalam proses pembelajaran dapat dilakukan untuk menanamkan nilai

nasionalisme tersebut. Dalam implementasinya, kompetensi diperlukan dalam

proses penanaman nilai nasionalisme tersebut.

Kompetensi guru dapat dibagi menjadi tiga bidang, yaitu kompetensi

bidang kognitif, kompetensi bidang sikap, dan kompetensi perilaku/performance

Kompetensi bidang kognitif berhubungan dengan kemampuan dalam bidang

intelektual seperti, menguasai materi dan diintegrasikan dengan penanaman nilai-

nilai nasionalisme. Kompetensi bidang sikap berupa dimiliknya sikap yang baik

sehingga dapat menjadi teladan. Sikap yang dimaksud adalah sikap yang

menunjukkan nilai-nilai nasionalisme. Kompetensi perilaku/ performance berupa

kemampuan untuk mengajar, menyusun perencanaan dalam mengajar, dll.

Apabila kompetensi tersebut tidak dimiliki maka dapat menghambat proses

pelaksanaan nilai-nilai nasionalisme. Hambatan kompetensi terdiri atas: 1)

Penyusunan RPS yang mengintegrasikan nilai nasionalisme dan 2) Penggunaan

media pembelajaran(Rahayu, 2020 : 122)

b. Hambatan Kurikulum

Kurikulum merupakan suatu perangkat yang akan membantu proses

kegiatan pendidikan yang akan berlangsung di sekolah. Kurikulum dengan

pendidikan adalah dua hal yang sangat erat kaitannya dan tidak dapat dipisahkan.

Menurut UU No. 20 tahun 2003 bab 1 pasal 1 ayat 19 “kurikulum adalah

seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran

serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan


23

pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Apabila dalam

penyelenggaraan kegiatan pendidikan tersebut terdapat kurikulum yang baik.

maka tujuan yang akan dicapain dari pendidikan tersebut akan terwujud.

Sedangkan apabila dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut terdapat

kurikulum yang buruk, maka tujuan yang diinginkanpun akan sulit tercapai

(Rahayu, 2020 :123).

c. Hambatan sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan hal yang sangat menunjang

atas tercapainya suatu tujuan pendidikan. sarana pendidikan adalah semua

perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam

proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua

perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan

proses pendidikan di sekolah. sarana pendidikan merupakan sarana penunjang

bagi proses belajar-mengajar dan segala sesuatu yang dapat memudahkan

pelaksanaan kegiatan tertentu. Sehinggga guru dan siswa dapat terbantu dalam

proses pembelajaran. Sarana prasarana merupakan hal yang sangat pokok dalam

proses pendidikan (Rahayu, 2020 : 123)

c. Hambatan lingkungan

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara siswa dengan

lingkungannya. Banyak faktor berpengaruh dalam interaksi tersebut. Baik faktor

internal yang berasal dari individu tersebut maupun faktor eksternal yang datang

dari lingkungan. Antara pembelajaran dan lingkungan, memiliki kiatan yang

sangat erat (Rahayu, 2020 :124)


24

7. Upaya Pengembangan sikap Nasionalisme

1. Membaca Buku Sejarah

Membaca buku sejarah akan memberikan kesempatan kepada anak untuk

bisa memahami situasi dan kondisi para pahlawan di masa lalu. Hal ini akan

membuat mereka berpikir tentang perjuangan dan rasa nasionalis para pahlawan

yang terbentuk karena adanya faktor dari luar seperti penjajahan.Dengan

memberikan pemahaman yang benar tentang nasionalisme pada anak, maka

mereka akan melihat hal tersebut dari perspektif yang berbeda. Jika ditelateni

dalam jangka panjang, hal ini pun akan memancing rasa nasionalisme dalam diri

mereka.

2. Menonton Film Tema Sejarah dan Perjuangan

Selain membaca, menonton film yang bertema sejarah dan perjuangan

akan memotivasi

anak-anak untuk bisa menaikkan perasaan nasionalisme pada negara mereka

dengan lebih baik. Menonton juga kerap jadi salah satu cara untuk bisa

menghabiskan waktu yang bermanfaat dengan keluarga. Maka, mengagendakan

untuk menonton kisah perjuangan dan memetik sejarah tentu akan sangat

menyenangkan.Anak-anak pun akan mengenang momen quality time bersama

keluarga mereka sebagai salah satu hal yang tak akan terlupakan. Apalagi jika di

dalamnya menyisipkan banyak pesan moral dan meningkatkan bonding selama

prosesnya.
25

3. Pramuka

4. Osis

Dengan menumbuhkan jiwa nasionalisme pada anak, Anda juga

memberikan cerminan untuk mengembangkan empati yang lebih besar. Ketika

anak punya jiwa nasionalisme yang tinggi, dirinya tak akan mudah goyah pada

hal-hal yang prinsipil dalam hidupnya. Anak-anak yang mengembangkan sikap

nasionalis lebih baik akan tumbuh sebagai generasi cemerlang yang bisa

mengupayakan hal-hal baik untuk negaranya di masa yang akan datang

8. Pembelajaran PPKn

a. Pengertian Pembelajaran

Menurut Romiszowsk pembelajaran/instruction adalah sebagai proses

pembelajaran yakni proses belajar sesuai dengan rancangan. Unsur kesengajaan

dari pihak di luar individu yang melakukan proses belajar merupakan ciri utama

dari konsep instruction. Proses pengajaran ini berpusat pada tujuan atau goal

directed teaching process yang dalam banyak hal dapat direncanakan sebelumnya

(pre-planned). Karena sifat dari proses tersebut, maka proses belajar yang terjadi

adalah proses perubahan perilaku dalam konteks pengalaman yang memang

sebagian besar telah dirancang.

Menurut UUSPN nomor 10 tahun 2003, pembelajaran adalah proses

interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar. Ada lima konsep dalam pengertian tersebut yaitu:


26

1. Interaksi

2. Peserta Didik

3. Pendidik

4. Sumber Belajar

5. Lingkungan Belajar

Ciri utama pembelajaran adalah inisiasi, fasilitasi, dan peningkatan proses

belajar siswa. Dimyati (2001:186) mengemukakan bahwa hakekat pembelajaran

adalah:

1. kegiatan yang dimaksudkan untuk membelajarkan pembelajar,

2. progam pembelajaran yang dirancang dan diimplementasikan (diterapkan)

dalam suatu sistem,

3. kegiatan yang dimaksud untuk memberikan pengalaman belajar kepada

pembelajar,

4. kegiatan yang mengarahkan pembelajar ke arah pencapaian tujuan

pembelajaran,

5. kegiatan yang melibatkan komponen-komponen tujuan , isi pembelajaran,

sistem penyajian dan sistem evaluasi dalam realisasinya.

Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan

implementasi kurikulum, tapi banyak juga yang mengemukakan bahwa

pembelajaran itu sendiri merupakan kurikulum sebagai aksi atau kegiatan.Guru

sebagai orang yang berkewajiban merencanakan pembelajaran (instruction

planning) selalu mengacu kepada komponenkomponen kurikulum yang berlaku.

Lebih lanjut Dimyati mengemukakan bahwa hakekat kurikulum adalah:


27

1. kurikulum sebagai jalan memperoleh ijazah;

2. kurikulum sebagai mata dan isi pembelajaran;

3. kurikulum sebagai rencana kegiatan pembelajaran;

4. kurikulum sebagai hasil belajar; dan

5. kurikulum sebagai pengalaman belajar

b. Pengertian PPKn

Pendidikan kewarganegaraan adalah proses pendidikan yang mengarahkan

peserta didik menjadi warga negara yang baik sehingga mampu hidup bersama-

sama dalam masyarakat baik sebagai anggota keluarga masyarakat maupun

sebagai warga negara. Menurut Muhammad Numan Somantri, menyatakan bahwa

civics adalah ilmu kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia

dengan: (1) manusia dalam perkumpulanperkumpulan yang terorganisasi

(organisasi sosial, ekonomi, politik), (2) individu-individu dengan Negara.17

Azyumardi Azra mengartikan Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan

yang cakupannya lebih luas dari pendidikan demokrasi dan pendidikan HAM

karena mencakup kajian dan pembahasan tentang banyak hal seperti

pemerintahan, konstitusi, lembaga-lembaga demokrasi, rule of law, hak dan

kewajiban warga negara, proses demokrasi, partisipasi aktif dan keterlibatan

warga negara dalam masyarakat madani, pengetahuan tentang lembaga-lembaga

dan sistem yang terdapat dalam pemerintahan, politik, administrasi publik dan

sistem hukum, pengetahuan tentang HAM, kewarganegaraan aktif, dan

sebagainnya.

c. Tujuan Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan


28

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan pada pendidikan dasar dan

menengah mencakup tujuan umum dan tujuan khusus sebagaimana dijelaskan

Dalam Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 tahun

2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, yaitu:

1. Secara umum tujuan mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah adalah

mengembangkan potensi peserta didik dalam seluruh dimensi

Kewarganegaraan, yakni:

a) Sikap kewarganegaraan termasuk keteguhan, komitmen, dan tanggung

jawab kewarganegaraan.

b) Pengetahuan kewarganegaraan.

c) Keterampilan kewarganegraan termasuk kecakapan dan partisipasi

kewarganegaraan.

2. Secara khusus tujuan PPKn yang berisikan keseluruhan dimensi tersebut

sehingga peserta didik mampu:

a) Menampilakan karakter yang mencerminkan penghayatan, pemahaman

dan pengalaman nilai dan moral Pancasila secara personel dan social.

b) Memiliki komitmen konstitusional yang ditopang oleh sikap positif

dan pemahaman utuh tentang Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

c) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif, serta memiliki semangat

kebangsaan, cinta tanah air, yang dijiwai nalai-nilai Pancasila,

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, semangat


29

Bhineka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

d) Berpartisipasi secara aktif, cerdas dan bertanggung jawab sebagai

anggota masyarakat, tunas bangsa, dan warga negara sesuai dengan

harkat dan martabatnya sebaga makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang

hidup bersama dalam berbagai tatanan sosial budaya, (Umami,

2019:17).

7. Pengertian Globalisasi

Istilah globalisasi sudah sangat lazim didengar dalam kehidupan sehari-

hari. Menurut asal katanya, kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang

maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan globalisasi adalah

suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku)sebagai ciri dari setiap

individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi merupakan

proses interkoneksi yang terus meningkat di berbagai masyarakat. Sehingga

kejadian-kejadian yang berlangsung di sebuah Negara mempengaruhi

masyarakat lain. Globalisasi adalah sebuah istilah yang memiliki hubungan

dengan peningkatan keterkaitan antarbangsa dan antar manusia di seluruh dunia

melalui perdagangan ,investasi, perjalanan, budaya popular, dan bentuk-bentuk

interaksi yang lain.

Kata globalisasi didapat dari kata global yang memiliki arti universal atau

umum. Globalisasi merupakan suatu peristiwa khusus dalam peradaban manusia

yang terus bergerak di masyarakat global dan bagian dari manusia global tersebut.

Kehadiran dari teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan cepatnya


30

proses akselerasi dari globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh bagian

penting sendi-sendi kehidupan. Adapun pendapat beberapa ahli tentang definisi

dari globalisasi yaitu, Menurut pendapat, Malcom Waters professor sosiologi

dalam(Nurhaidah, 2015) dari Universitas Tasmania, globalisasi yaitu sebuah

proses sosial yang mengakibatkan pembatasan geografis pada keadaan sosial

budaya menjadi kurang penting. Bapak Sosiologi Indonesia Selo Soemardjan

mengemukakan pendapatnya bahwa menurutnya Globalisasi merupakan proses

terbentuknya suatu organisasi dan komunikasi antar masyarakat dunia untuk

mengikuti sistem dan aturan yang sama (Nurhaidah, 2015).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa globalisasi merupakan

sebuah proses menuju sistem kehidupan yang lebih global, terbuka secara luas

dalam berbagai aspek dan segi kehidupan manusia. Baik di bidang ekonomi,

sosial budaya, teknologi dan sebagainya. Pengaruh globalisasi ini secara khusus

juga dirasakan oleh kalangan remaja sebagai kalangan dari usia pancaroba atau

peralihan. Usia yang rentan dengan budaya coba-coba dan memiliki rasa

keingintahuan yang cukup besar.

B. Penelitian Yang Relevan

Hasil Penelitian-penelitian terdahulu sangat penting sebagai pedoman

dalam penyusunan proposal skripsi ini.Penelitian terdahulu bertujuan untuk

membandingkan hasil penelitian kita dengan penelitian yang sudah ada

sebelumnya. Ada beberapa penelitian yang dijadikam oleh penulis sebagai acuan

dalam penyusunan proposal skripsi diantaranya adalah sebagai berikut :


31

Pertama,Penelitian Sri Wahyuni (2022) yang berjudul Penanaman Sikap

Nasionalisme melalui Pembelajaran PPKn kepada Peserta Didik Kelas IX di SMP

Muhammadiyah 4 Delanggu. Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Widya

Dharma Klaten. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Sudahkah ada

Sikap Nasionalisme peserta didik kelas IX dalam pembelajaran PPKn di SMP

Muhammadiyah 4 Delanggu? (2) Bagaimana strategi penanaman sikap

nasionalisme dalam pembelajara PPKn kepada peserta didik kelas IX di SMP

Muhammadiyah 4 Delanggu?, dan (3) Apa Faktor pendukung dan penghambat

penanaman sikap Nasionalisme kepada peserta didik Kelas IX dalam

pembelajaran PPKn di SMP Muhammadiyah 4 Delanggu?. Penelitian ini

bertujuan untuk : (1) Mengetahui perwujudan sikap nasionalisme peserta didik

kelas IX dalam pembelajaran PPKn di SMP Muhammadiyah 4 Delanggu. 2)

mengetahui strategi/metode penanaman sikap nasionalisme dalam pembelajaran

PPKn kepada peserta didik kelas IX di SMP Muhammadiyah 4 Delanggu, (3)

Mengetahui faktor pendukung dan penghambat penanaman sikap nasionalisme

dalam pembelajaran PPKn kepada peserta didik kelas IX di SMP Muhammadiyah

4 Delanggu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan teknik

pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

Objek penelitian adalah guru dan siswa kelas IX dalam pembelajaran PPKn di

SMP Muhammadiyah 4 Delanggu. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Sikap

Nasionalisme peserta didik kelas IX di SMP Muhammadiyah 4 Delanggu

terwujud dalam sikap cinta tanah air, menjaga persatuan dan kesatuan, rela
32

berkorban, bangga sebagai bangsa dan bernegara Indonesia, berpartisipasi dalam

pembangunan, menegakkan hukum dan keadilan, memanfaatkan IPTEK, dan

bertanggung jawab. (2) Penanaman sikap nasionalisme dalam pembelajaran PPKn

kepada peserta didik Kelas IX di SMP Muhammadiyah 4 Delanggu dilaksanakan

melalui pembiasaan, modeling, media pembelajaran, ceritera, dan contoh

kontekstual. (3) Faktor pendukung penanaman sikap nasionalisme adalah

kompetensi guru serta sarana sekolah, faktor yang menghambat adalah prasarana

sekolah dan lingkungan

Dalam penelitian ini memiliki persamaan secara garis besar yang

membahas tentang sikap nasionalisme dan metode penelitian yang digunakan

kualitatif ,untuk perbedaanya penelitian ini meneliti di tingkat smp dan lokasi

penelitian yang berbeda

Kedua, Penelitian oleh ujang efendi (2021) yang berjudul Implementasi

Sikap Nasionalisme Peserta Didik Sekolah Dasar di Kota Bandar Lampung pada

Era Revolusi Industri 4.0 . Pendidikan nilai merupakan salah satu bagian dalam

pendidikan karakter yang telah lama digaungkan oleh pemerintah sebagai kiblat

pendidikan nasional. Namun persoalannya saat ini adalah bagaimana cara

mengajarkannya agar peserta didik terbiasa berperilaku sesuai dengan nilai-nilai

yang dimaksudkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis sikap

nasionalisme peserta didik sekolah dasar di Kota Bandar Lampung berkenaan

dengan1) jenis sekolah, 2) jenis kelamin dan 3) jarak sekolah kepusat kota.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif analitik untuk membuat

penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-
33

sifat populasi atau daerah tertentu. Instrumen penelitian berupa angket, pedoman

wawancara, dan dokumentasi. hasil penelitian menjelaskan bahwa peserta didik

telah mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dengan baik lingkungan sekolah


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan di lakukan di SMA N 1 Sungai Are ,Kabupaten Oku

Selatan Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan

februari 2023 .

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan

untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti adalah sebagai

instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi, analisis

data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari

pada generalisasi.Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data tidak dipandu

oleh teori tetapi dipandu oleh fakta-fakta yang ditemukan pada saat penelitian di

lapangan. Oleh karena itu analisis data yang dilakukan bersifat induktif.

Berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan dan kemudian dapat dikonstruksikan

menjadi hipotesis atau teori. Jadi dalam penelitian kualitatif melakukan analisis

data untuk membangun hipotesis (Abdussamad, 2021 : 48).

Untuk penelitian di SMA N 1 Sungai Are, Kabupaten Oku Selatan,

mengunakan penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti menggunakan jenis penelitian

ini karena peniliti ingin mendeskripsikan suatu fenomena yang terjadi sesuai

34
35

dengan keadaan yang sebenarnya dialami oleh subjek penelitian dan menyajikan

data tersebut dalam bentuk kata-kata

C. Sumber dan Jenis Data

Sumber Data dalam Penelitian ini didapat dari :

1. Data Primer

Yakni yang diambil atau dihimpun langsung oleh peneliti. Data yang

didapat dari sumber khusus yakni guru kelas dan siswa SMA N 1 Sungai Are

sebagai subjek penelitian.

2. Data sekunder

Diambil dari beberapa pihak yang terkait, siswa kelas X, kepala sekolah,

guru kelas X SMA N 1 Sungai Are ,Beberapa buku dan beberapa bahan tulisan

yang berkaitan dengan penelitian.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategi dalam

penelitian, karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakann metode observasi, wawancara dan dokumentasi.

Untuk lebih detailnya, metode-metode tersebut akan penulis uraikan sebagai

berikut :

1. Observasi

Pengumpulan data dengan menggunakan observasi berperan serta

ditunjukkan untuk mengungkapkan makna suatu kejadian dari setting tertentu,


36

yang merupakan perhatian esensial dalam penelitian kualitatif. Observasi berperan

serta dilakukan untuk mengamati obyek penelitian, seperti tempat khusus suatu

organisasi, sekelompok orang atau beberapa aktivitas suatu sekolah.Pengamat

(observer) dalam berlangsungnya observasi dapat berperan sebagai pengamat

yang hanya semata-mata mengamati dengan tidak ikut berpartisipasi dalam

kegiatan subyek. Di sisi lain, pengamat dapat berperanserta dalam kegiatan

subyek dengan sedikit terdapat perbedaan antara peneliti dengan subyek.Ada

kemungkinan pengalaman pertama dalam melakukan pengamatan berperanserta

mengalami ber-bagai hambatan. (Saleh et al., 2019)

Hal yang diobservasi peneliti ini adalah keadaan lingkungan sekolah untuk

memperoleh informasi tentang kondisi geografis, serta pembelajaran PPKn untuk

memperoleh informasi tentang proses pembelajaran di kelas.

Tabel 1. Kisi-Kisi Instrumen Observasi

NO Aspek Indikator

1. Implementasi sikap  Cinta Tanah air ( Penggunaan bahasa


Nasionalisme siswa melalui indonesia dengan baik dan benar,
pembelajaran PPKn di era Menggunakan seragam batik sebagai
Globalisasi cinta produk indonesia, Mengikuti
upacara bendera dengan tertib )
 Rela Berkorban ( Membantu teman
yang belum memahami pelajaran,
Beserdia meminjamkan alat tulis
dengan teman yang membutuhkan,
Berinfak setiap hari
jum’at, ,membersihkan sampah di
kelas
37

 Persatuan dan kesatuan ( Menghargai


pendapat teman, Menghormati teman
yang berbeda agama, Tidak
melakukan perkelahian, Ikut serta
dalam gotong royong )
 Pantang Menyerah ( Tidak mudah
putus asa, Selalu semangat dalam
mengerjakan tugas, Rajin latihan
untuk mengikuti perlombaan sesuai
bakat masing-masing, dan tidak malas
untuk bertanya sampai mengerti )
2. Kendala yang dihadapi para 
guru dalam menanamkan
sikap nasionalisme melalui
pembelajaran PPKn di era
globalisasi Tahun 2022/2023
3. Upaya pengembangan sikap  Membaca Buku sejarah( Membuat
nasionalisme melalui
mereka berpikir tentang perjuang dan
pembelajaran PPKn di era
nasionalis para pahlawan )
Globalisasi Tahun 2022/2023
 Menonton Film sejarah ( Dapat
Memotivasi siswa untuk bisa
menaikan perasaan nasionalisme pada
negara dengan lebih baik )
 Pramuka ( Meningkatkan potensi
intelektual dan fisik agar bisa
membentuk kepribadian dan ahlak
serta menamakan sikap
kebangsaa,cinta tanah air dan bela
negara)
38

 Osis ( meningkatkan kesadaran


berbangsa ,bernegara,meningkatkan
kemampuan berorganisasi, dan
meningkatkan keterampilan
kemendirian, dan percaya diri )

2. Wawancara

Menurut Bogdan dan Biklen wawancara ialah percakapan yang bertujuan,

biasanya antara dua orang (tetapi kadang-kadang lebih) yang diarahkan oleh salah

seorang dengan maksud memperoleh keterangan.Dengan kata lain, wawancara

dilakukan untuk meng-konstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan,

organisasi,perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan;

merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu;

memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapkan untuk

dialami pada masa yang akan datang, memverifikasi.Wawancara yang dilakukan

peneliti terhadap informan sebagai sumber data dan informasi dilakukan dengan

tujuan penggalian informasi tentang fokus penelitian(Saleh et al., 2019 )

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data melalui wawancara kepada :

a) Kepala Sekolah, untuk menggali informasi tentang tujuan pendidikan

kebangsaan serta informasi lain dalam wewenang dan tanggung jawabnya.

b) Guru, untuk mendapatkan informasi tentang teknik pelaksanaan program,

hambatan-hambatan yang ditemui dalam penerapan pendidikan

kebangsaan.

c) Peserta didik, untuk mengetahui kegiatan, sikap, dan hal-hal yang

berhubungan dengan peserta didik


39

Kisi –Kisi Instrument Wawancara

No Aspek Indikator

1. Implementasi sikap nasionalisme  Apakah guru sudah


Nasionalisme siswa melalui
menggunakan bahasa
pembelajaran PPKn di era
indonesia yang baik dan
Globalisasi
benar saat proses

pembelajaran ?

 Apakah siswa siswi

melaksanakan kegiatan

upacara bendera setiap

hari senin dengan

khidmat dan tertib ?

2. Kendala yang dihadapi para guru


dalam menanamkan sikap
nasionalisme melalui pembelajaran
PPKn di era globalisasi Tahun
2022/2023
3. Upaya pengembangan sikap
nasionalisme melalui pembelajaran
PPKn di era Globalisi Tahun
2022/2023

3. Dokumentasi
40

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang berarti barang tertulis,

metode dokumentasi berarti tata cara pengumpulan data dengan mencatat data-

data yang sudah ada. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang

digunakan untuk menelusuri data historis. Dokumen tentang orang atau

sekelompok orang, peristiwa, atau kejadian dalam situasi sosial yang sangat

berguna dalam penelitian kualitatif (yusuf, 2014).

Teknik atau studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui

peninggalan arsiparsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori,

dalil-dalil atau hukum-hukum dan lain-lain berhubungan dengan masalah

penelitian. Dalam penelitian kualitatif taknik pengumpulan data yang utama

karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara logis dan rasional melalui

pendapat, teori, atau hukum-hukum, baik mendukung maupun menolak hipotesis

tersebut.(Dharmawan, 2017).

D. Analisis Data

Menurut miles dan Huberman dalam (Nurhaidah, 2015), data-data yang

terkumpul melalui teknik pengumpulan data merupakan data mentah. Oleh karena

itu, diperlukan pengolahan menggunakan teknik analisis data. Analisis data dalam

penelitian kualitatif pada hakikatnya adalah suatu proses. Jadi, analisis data dalam

penelitian ini dilakukan secara terus menerus dari awal hingga akhir penelitian.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

model analisis data yaitu :


41

1. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemustan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Proses ini berlangsung terus menerus selama

penelitian berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul sebagaimana

terlihat dari kerangka konseptual penelitian, permasalahan studi, dan pendekatan

pengumpulan data yang dipilih peneliti. Reduksi data meliputi: (1) meringkas

data, (2) mengkode, (3) menelusur tema, (4) membuat gugus-gugus. Caranya:

seleksi ketat atas data, ringkasan atau uraian singkat, dan menggolongkannya ke

dalam pola yang lebih luas (Rijali, 2019). Hal ini memudahkan peneliti untuk

melakukan pengumpulan data selanjutnya mengenai implementasi sikap

nasionalisme (Nurhaidah, 2015),

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,

sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif dapat berupa teks naratif

berbentuk catatan lapangan, matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Bentuk-bentuk

ini menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan

mudah diraih, sehingga memudahkan untuk melihat apa yang sedang terjadi,

apakah kesimpulan sudah tepat atau sebaliknya melakukan analisis kembali.

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data.

Penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teks

yang bersifat naratif. (Rijali, 2019)


42

3. Penarikan Kesimpulan

Setelah dilakukan penyajian data, maka langkah selanjutnya adalah

penarikan kesimpulan atau verification ini didasarkan pada reduksi data yang

merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data

berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,

didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke

lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

kesimpulan yang kredibel (Puspitasari, 2021). Kesimpulan dalam penelitian

kualitatif masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-

bukti yang kuat dan mendukung.


DAFTAR PUSTAKA

Abdussamad, Z. (2021). Metode Penellitian Kualitatif (1st ed.). CV. Syakir Media
Press.

DHARMAWAN, I. A. (2017). Teknik Pengumpulan Data Metode Kualitatif.


21(58), 99–104.

Hamisa, W. (2013). PERAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN DALAM MENANAMKAN SIKAP NASIONALISME
SISWA DI ERA GLOBALISASI (Studi Deskriptif Analisis Terhadap Siswa
SMP Negeri 5 Purwokerto) (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH PURWOKERTO). 1–8.

Lestari, R., Furnamasari, Y. F., & Dewi, D. A. (2022). Memahami Bentuk-Bentuk


Nasionalisme Melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.
Edumaspul: Jurnal Pendidikan, 6(1), 673–677.
https://doi.org/10.33487/edumaspul.v6i1.2516

Puspitasari, E. P. (2021). Peran Guru Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) Dalam


Menumbuhkan Rasa Nasionalisme Pada Siswa Kelas 4 Di Min 5 Pacitan
Tahun Pelajaran 2020-2021.

Rahayu, I. K. (2020). Hambatan Dalam Proses Penanaman Nasionalisme Pada


Mahasiswa Di Kawasan. Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS Dan PKN,
5(2), 120–125. https://doi.org/10.15294/harmony.v5i2.42508

Rijali, A. (2019). Analisis Data Kualitatif. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah,


17(33), 81. https://doi.org/10.18592/alhadharah.v17i33.2374

Saleh, S., Pd, S., Pd, M., Helaluddin, D., Raco, J., Syahrum, S. &, Ahyar, H. dkk,
& Helaluddin, D. (2019). Metodologi Penelitian Kualitatif.pdf (Issue March,
pp. 11–11).

Umami, T. S. R. (2019). Pengaruh Model Group To Group Exchange Terhadap


Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran PPKn 2019.
Universitas Pendidikan Indonesia.

43

You might also like