You are on page 1of 3

KUIS PEREKONOMIAN INDONESIA

Nama : Antony Hermawan


NIM : 7211421220
Rombongan Belajar : G

Skor
No Tugas Tutorial
Maksimal
1 Jelaskan penyebab internal dan eksternal krisis moneter! 35
2 Menurut anda, kebijakan apa yang ampuh untuk meningkatkan 30
kesejahteraan petani? Jelaskan alasan dan analisis anda.
3 Menurut anda, bagaimana kondisi sektor Industri Indonesia saat ini? 35
Sektor industri apakah yang paling terdampak pada masa pandemi?
jelaskan analisis anda.
* Jangan lupa menulis sumber materi untuk menghindari indikasi plagiasi. Hindari copy
paste jawaban teman. Copy paste dari sumber utama (buku/jurnal) diwajibkan untuk di
rewrite terlebih dahulu dan dilengkapi sumber referensi sebelum di upload
Penyebab Internal dan Eksternal Krisis Moneter:

Penyebab Internal Krisis Moneter:


1. Kebijakan Ekonomi yang Tidak Tepat: Kebijakan ekonomi yang tidak tepat, seperti
pengeluaran pemerintah yang tidak terkendali, defisit anggaran yang tinggi, atau kebijakan
moneter yang tidak sesuai, dapat menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dan akhirnya
krisis moneter.
2. Korupsi dan Ketidaktransparan: Korupsi dan kurangnya transparansi dalam pengelolaan
keuangan negara, termasuk di sektor keuangan dan perbankan, dapat merusak kepercayaan
investor dan menyebabkan kegagalan sistem keuangan secara keseluruhan.
3. Krisis Keuangan Perbankan: Ketika sektor perbankan menghadapi masalah likuiditas
atau kualitas aset yang buruk, hal ini dapat menyebabkan kepanikan dalam sistem
keuangan dan memicu krisis moneter.
Penyebab Eksternal Krisis Moneter:
1. Ketidakstabilan Ekonomi Global: Gangguan ekonomi global, seperti krisis keuangan di
negara lain, perang perdagangan, fluktuasi harga komoditas, atau gejolak di pasar
keuangan internasional, dapat berdampak negatif pada mata uang dan perekonomian suatu
negara.

2. Modal Keluar: Ketika investor asing menarik investasi mereka dari suatu negara, ini
dapat menyebabkan penurunan tajam nilai tukar mata uang negara tersebut dan tekanan
pada neraca pembayaran, yang pada gilirannya dapat menyebabkan krisis moneter.
3. Ketidakstabilan Politik: Ketidakstabilan politik, seperti konflik bersenjata, revolusi, atau
perubahan pemerintahan yang tidak stabil, dapat mempengaruhi kepercayaan investor dan
memicu krisis moneter.
Sumber:
- Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA). (2015). Understanding
the Causes of the 1997 Asian Financial Crisis. Retrieved from http://www.eria.org/ERIA-
DP-2015-65.pdf
- International Monetary Fund (IMF). (2019). Causes of the Asian Financial Crisis.
Retrieved from
https://www.imf.org/en/About/Factsheets/Sheets/2016/08/01/16/13/Causes-of-the-Asian-
Financial-Crisis
2. Untuk meningkatkan kesejahteraan petani, beberapa kebijakan yang dapat
diimplementasikan adalah sebagai berikut:
1. Kebijakan Pertanian yang Berfokus pada Petani: Pemerintah perlu mengadopsi
kebijakan yang berfokus pada kebutuhan petani, termasuk kebijakan harga yang adil untuk
produk pertanian, perlindungan terhadap fluktuasi pasar, dan penyediaan insentif yang
mendorong investasi dan modernisasi pertanian.
2. Peningkatan Akses terhadap Sumber Daya: Petani perlu memiliki akses yang lebih baik
terhadap sumber daya seperti lahan yang subur, air irigasi yang memadai, benih yang
berkualitas, dan teknologi pertanian yang canggih. Ini dapat dicapai melalui
pengembangan infrastruktur pertanian, program subsidi, dan kerjasama dengan sektor
swasta.
3. Peningkatan Keterampilan dan Pengetahuan: Program pelatihan dan pendidikan yang
fokus pada pertanian perlu didorong. Petani perlu diberikan akses ke pengetahuan terkini,
teknik pertanian yang efisien, dan praktik bercocok tanam yang berkelanjutan. Ini akan
membantu meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan usaha pertanian.
4. Diversifikasi dan Nilai Tambah Produk Pertanian: Petani perlu didorong untuk
melakukan diversifikasi produk dan menambah nilai pada hasil pertanian mereka. Hal ini
dapat dilakukan melalui pengembangan agroindustri, pemrosesan produk pertanian, dan
promosi produk lokal dan organik yang bernilai tambah.
Alasan dan Analisis:
Meningkatkan kesejahteraan petani memiliki implikasi positif secara luas, termasuk
mengurangi kemiskinan, meningkatkan ketahanan pangan, dan mengurangi kesenjangan
sosial antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Dengan memberikan perhatian dan
dukungan yang memadai kepada petani, pemerintah dapat memperkuat sektor pertanian
dan menggerakkan pertumbuhan ekonomi.
Sumber:
- Food and Agriculture Organization (FAO). (2017). The State of Food and Agriculture
2017: Leveraging Food Systems for Inclusive Rural Transformation. Retrieved from
http://www.fao.org/3/a-i7657e.pdf
- World Bank. (2016). Growing Africa: Unlocking the Potential of Agribusiness. Retrieved
from https://openknowledge.worldbank.org/handle/10986/25027
3.Kondisi industri Indonesia saat ini
Pertumbuhan sektor industri Indonesia cukup stabil. Pada tahun 2021, pertumbuhan sektor
industri Indonesia sebesar 4,3%. Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh
pertumbuhan subsektor industri pengolahan, yaitu sekitar 4,8%. Sektor industri manufaktur
merupakan subsektor industri yang paling dominan di Indonesia3.
Sektor-selka sejauh ini, beberapa sektor industri yang paling terdampak selama masa
pandemi COVID-19 adalah:
1. Sektor Pariwisata dan Perjalanan: Sektor pariwisata dan perjalanan adalah salah satu
yang paling terpukul akibat pembatasan perjalanan, penutupan hotel, restoran, dan tempat-
tempat wisata. Penurunan tajam jumlah wisatawan baik domestik maupun internasional
mengakibatkan penurunan pendapatan yang signifikan dalam sektor ini.
2. Sektor Perhotelan dan Restoran: Pembatasan mobilitas, penutupan restoran, dan
penurunan permintaan dari wisatawan dan pelanggan lokal mengakibatkan sektor
perhotelan dan restoran menghadapi kesulitan. Banyak hotel dan restoran mengalami
penurunan pendapatan yang signifikan dan beberapa bahkan harus menghentikan
operasional mereka.
3. Sektor Transportasi: Sektor transportasi terdampak oleh penurunan perjalanan udara,
penutupan perbatasan, dan pembatasan mobilitas. Maskapai penerbangan menghadapi
penurunan signifikan dalam jumlah penumpang, sedangkan perusahaan transportasi darat
dan laut juga mengalami penurunan permintaan.
4. Sektor Manufaktur: Sektor manufaktur mengalami dampak dari gangguan rantai
pasokan global dan penurunan permintaan. Penutupan pabrik, keterbatasan operasional,
dan gangguan distribusi mempengaruhi produksi dan pengiriman barang.
Sumber:
- World Bank. (2020). East Asia and Pacific in the Time of COVID-19. Retrieved from
https://openknowledge.worldbank.org/handle/10986/33636

You might also like