Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh
Kelompok 6 :
2022/2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan Rahmat,
hidayah, dan Inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Pemodelan Keputusan tentang Simulasi Antrean Pengisian Bmm Solar Kendaraan Roda
Empat Di SPBU Subro Jaya Bypass.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Dosen Dr. Liza Efriyanti, S.SI,
M.Kom selaku dosen pengampu mata kuliah Model dan Simulasi yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan Laporan ini.
Oleh karena itu, dengan lapang dada dan tangan terbuka, kami membuka selebar-
lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami, sehingga kami
dapat memperbaiki makalah ini kedepannya agar lebih baik lagi.
Kelompok 6
ii
PEMBAGIAN TUGAS SETIAP ANGGOTA KELOMPOK 6
Bertugas sebagai pembuatan laporan, artikel, dan mencatat no plat motor saat sampai
di SPBU subro jaya By Pass.
Bertugas sebagai pembuatan laporan, artikel, dan mencatat waktu selesai atau waktu
kepergian seseorang dari SPBU subro jaya By Pass.
Bertugas sebagai pembuatan laporan, artikel, dan mencatat waktu kedatangan atau
waktu sampainya seseorang di SPBU subro jaya By Pass.
Bertugas sebagai pembuatan laporan, artikel, mencatat waktu di proses atau waktu
dilayaninya seseorang disaat pengisisan bahan bakar di SPBU subro jaya By Pass.
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Antrian adalah kejadian yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-
hari misalnya pada antrian nasabah Bank, pembelian karcis di bioskop, loket
kereta api, pengambilan karcis di jalan tol, kendaraan yang menunggu di lampu
merah, pengisian bahan bakar minyak di SPBU dan lain-lain. Dalam bahasa
inggris istilah antrian disebut queuing atau waiting line yang berarti antrian atau
garis tunggu. Antrian terjadi apabila banyaknya customer yang ada melebihi
kapasitas (kemampuan) layanan yang tersedia, sehingga pelanggan yang tiba
tidak bisa segera mendapat layanan disebabkan oleh kesibukan pelayan (Siagian,
2006). Dalam banyak hal, tambahan fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk
mengurangi antrian atau untuk mencegah timbulnya antrian. Di sektor jasa
contohnya, sebagian orang antri merupakan hal yang membosankan dan
akibatnya terlalu lama antri, akan menyebabkan pelanggan pergi. Hal ini
merupakan kerugian bagi perusahaan tersebut.
Salah satu antrian yang kami ambil adalah antrian di stasiun Pengisian
Bahan Bakar Umum (SPBU). SPBU adalah tempat kendaraan bermotor bisa
memperoleh bahan bakar (KBBI, 2016). SPBU pada umunya menyediakan
beberapa jenis bahan bakar yaitu premium, pertalite, pertamax, dan solar. SPBU
merupakan salah satu usaha yang berkembang seiring dengan meningkatnya
kebutuhan masyarakat akan bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan Roda
empat. Peningkatan jumlah penggunaan kendaraan roda empat menyebabkan
berkembangnya jumlah SPBU.
Waktu adalah salah satu sumber daya yang paling berharga dalam sebuah
analisis antrian. Oleh karena itu, pengurangan waktu menunggu merupakan topik
yang penting. Memperbaiki pelayanan dengan mengurangi waktu menunggu
juga semakin penting karena meningkatnya penekanan pada kualitas, terutama
usaha yang terkait dengan sebuah pelayanan. Dengan memperhatikan hal ini,
banyak perusahaan yang menjadikan usaha untuk mengurangi waktu menunggu
sebagai komponen utama dalam perbaikan kualitas dari sebuah perusahaan.
1
Salah satu yang berhubungan dengan waktu tunggu tersebut adalah
SPBU, karena SPBU merupakan tempat dimana kendaraan bisa memperoleh
bahan bakar, namun dalam beberapa kasus terjadi ketidakteraturan dalam proses
antrian dan juga adanya ketidaksesuian pom yang seharusnya dibuka.
Di beberapa negara termasuk Indonesia, SPBU dijaga oleh petugas-
petugas yang mengisikan bahan bakar pada pelanggan. Pelanggan kemudian
membayarkan biaya pengisian kepada petugas. Di negara-negara lainnya,
misalnya di Amerika Serikat atau Eropa, pompa-pompa bensin tidak dijaga oleh
petugas, tetapi pelanggan mengisi bahan bakar sendiri dan kemudian
membayarnya kepada petugas di sebuah loket/counter.
Antrian timbul disebabkan oleh kebutuhan atas layanan melebihi
kemampuan (kapasitas) pelayanan atau fasilitas layanan, sehingga pengguna
fasilitas yang tiba tidak bisa segera mendapat layanan, ada banyak hal tambahan
fasilitas pelayanan dapat diberikan untuk mengurangi antrian atau untuk
mencegah timbulnya antrian. Akan tetapi biaya karena memberikan pelayanan
tambahan, akan menimbulkan pengurangan keuntungan mungkin sampai
dibawah tingkat yang dapat diterima. Sebaliknya timbulnya antrian yang panjang
akan mengakibatkan hilangnya pembeli.
Dari pemaparan diatas, maka kami akan meneliti di sebuah SPBU di
bukittinggi yang tepatnya berada di SPBU subro jaya By Pass karena kami
melihat SPBU bukittinggi adalah salah satu SPBU yang selalu dipenuhi dengan
antrian yang tidak pernah kosong atau selalu penuh keramaian untuk mengisi
bahan bakar kendaraan. Oleh karena itu, kami melakukan observasi mengenai
antrian di SPBU pada ntrian kendaraan roda empat. Untuk menganalisa fasilitas
yang dibutuhkan agar dapat mengurangi antrian tersebut. Akan tetapi biaya akan
menjadi masalah karena adanya penambahan fasilitas, akan menimbulkan
pengurangan keuntungan.Sebaliknya sering timbulnya antrian yang terlalu
panjang akan mengakibatkan hilangnya pelanggan. Sehingga permasalahan yang
dihadapi adalah bagaimana mengusahakan keseimbangan antara biaya antrian
(biaya tunggu) terhadap biaya mencegah terjadinya antrian tersebut untuk
memperoleh untung yang optimal dan menjadi lumbung pendapatan bagi negara
Indonesia. Maka penulis melakukan penelitian tentang antrian pengisian bahan
bakar kendaraan roda empat di SPBU subro jaya By Pass.
2
B. Rumusan masalah
1. Berapa lama waktu pengisian BBM di SPBU subro jaya By Pass?
2. Bagaimana kondisi antrian di SPBU subro jaya By Pass?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Berapa lama waktu pengisian BBM di SPBU subro jaya
By Pass.
2. Untuk mengetahui Bagaimana kondisi antrian di SPBU subro jaya By Pass?
3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Definisi Simulasi Antrian
Simulasi antrian adalah proses model matematis atau komputasional yang
digunakan untuk memodelkan dan menganalisis perilaku antrian di berbagai
situasi, seperti di jalan raya, pusat perbelanjaan, rumah sakit, bandara, dan
banyak lagi. Tujuan utama dari simulasi antrian adalah untuk mempelajari dan
memahami bagaimana antrian terbentuk, bagaimana mereka bergerak, dan
bagaimana mereka dapat dioptimalkan. Simulasi antrian memungkinkan kita
untuk mengobservasi dan menganalisis kinerja sistem antrian secara virtual
tanpa perlu melakukan percobaan langsung di dunia nyata. Dengan
menggunakan model matematis atau komputasional yang akurat, simulasi
antrian dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang berbagai variabel
dan parameter yang mempengaruhi sistem antrian.
Simulasi merupakan suatu model pengambilan keputusan dengan
mencontoh atau mempergunakan gambaran sebenarnya dari suatu sistem
kehidupan dunia nyata tanpa harus mengalaminya pada keadaan yang
sesungguhnya. Keuntungan dari penggunaan simulasi yaitu menghindari
penggunaan biaya yang mahal, tidak memakan waktu lama dan tidak menggnggu
sistem yang berjalan. Sistem adalah sekumpulan elemen- elemen yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dari definisi tersebut dapat ditarik
beberapa kesimpulan yaitu sistem terdiri dari beberapa elemen yang saling
berhubungan dan berinteraksi. Simulasi adalah alat untuk menganalisis dan
mengevaluasi sebelum menerapkan dalam sistem yang nyata. Di dalam simulasi
sistem dapat diringkas menjadi tiga faktor penting, yaitu input, layanan, dan
output. Faktor input adalah jumlah entitas yang tertanam dalam sistem.
Selanjutnya, faktor layanan adalah area untuk entitas. Faktor output merupakan
fase terakhir sistem, dalam proses ini entitas masuk sistem dan mendapatkan
layanan, dan kemudian entitas ini diubah menjadi output.
Analisis antrian pertama kali diperkenalkan oleh A.K. Erlang (1913) yang
mempelajari fluktuasi permintaan fasilitas telepon dan keterlambatan
pelayanannya. Teori antrian adalah teori dengan studi matematika dari antrian
atau barisan yang menunggu dalam antrian. Proses menunggu dalam antrian
4
dapat terjadi jika fasilitas pelayanan yang tersedia tidak mencukupi untuk
melayani pelanggan yang datang. Teori antrian adalah kumpulan pelanggan yang
menunggu untuk dilayani dalam satu garis tunggu sistem antrian. Antrian dapat
berupa barisan orang atau barang yang sedang menunggu pelayanan dan yang
telah keluar sistem setelah dilayani. Tujuan model antrian adalah untuk
meminumkan dua jenis biaya yaitu biaya menunggu dari pelanggan dan biaya
pelayanan.
Sistem antrian adalah merupakan keseluruhan dari proses para pelanggan
atau barang yang berdatangan dan memasuki barisan antrian yang seterusnya
memerlukan pelayanan sebagaimana seharusnya berlaku. Dalam mempelajari
suatu sistem antrian, perlu untuk diketahui struktur sistem antrian, yaitu unit
yang memerlukan pelayanan disebut pelanggan (customer) dan yang melayani
disebut pelayan (server). 3(tiga) komponen utama dalam teori antrian yang harus
diketahui dan dipahami, yaitu:
a. Tingkat kedatangan(λ)
Tingkat kedatangan yang dinyatakan dengan notasi λ adalah jumlah
pelanggan yang bergerak menuju suatu atau beberapa tempat pelayanan
dalam satu satuan waktu tertentu, bisa dinyatakan dalam satuan
pelanggan/menit. Model antrian menyediakan kerangka kerja dasar untuk
menganalisis situasi praktis dalam proses produksi, jaringan komunikasi,
sistem transportasi, dan perbaikan mesin. Dalam banyak sistem komunikasi
kedatangan yang tergantung waktu dan dapat ditandai dengan proses
Poisson non-homogen.
b. Tingkat pelayanan(μ)
Tingkat pelayanan yang dinyatakan dengan notasi μ adalah jumlah
pelanggan yang dapat dilayani oleh satu tempat pelayanan dalam satu satuan
waktu tertentu, biasa dinyatakan dalam satuan kendaraan/jam atau
orang/menit.
c. Disiplin antrian
Disiplin antrian mempunyai pengertian tentang bagaimana cara kendaraan
atau manusia mengantri. Beberapa jenis antrian yang sering digunakan
dalam bidang transportasi atau arus lalu lintas,
Sistem antrian adalah kegiatan dimana pelanggan menunggu untuk
dilayani atau yang sedang dilayani dalam suatu populasi. Unsur unsur yang
5
termasuk dalam sistem antrian yaitu distribusi kedatangan, disiplin pelayanan,
distribusi waktu pelayanan, fasilitas pelayanan, ukuran antrian, serta sumber
pemanggilan. Aktivitas mengantri adalah dampak dari acaknya operasi dalam
sistem pelayanan. Datangnya pelanggan tidak dapat diprediksi dan tidak
diketahui sehingga menimbulkan aktivitas mengantri. Antrian yang timbul
membantu proses pelayanan yang diberikan dapat berjalan dengan tertib dan
teratur. Disiplin antrian adalah aturan-aturan yang berkaitan dengan urutan para
pelanggan untuk dilayani. Aturan pelayanan menurut urutan kedatangan dapat
berdasarkan pada:
1. Pertama Masuk Pertama Keluar atau First In First Out (FIFO). Pelanggan
yang datang pertama kali akan mendapatkan giliran pertama untuk dilayani.
2. Yang Terakhir Masuk Yang Pertama Keluar atau Last In First Out (LIFO).
Pelanggan yang datang paling akhir akan dilayani pertama kali.
3. Pelayanan Dalam Urutan Acak atau Service In Random Order (SIRO).
Proses pelayanan yang dilakukan kepada para pelanggan secara acak.
4. Pelayanan berdasarkan prioritas. Proses pelayanan dilakukan berdasarkan
suatu prioritas
Komponen penting dalam antrian yaitu kedatangan, pelayanan dan antri.
Kedatangan merupakan hal yang ada di setiap antrian yang terjadi, kedatangan
sering disebut input dalam antrian dan proses kedatangan yang terjadi secara
umum adalah random. Pelayanan dapat terdiri dari satu atau lebih fasilitas
pelayanan. Inti dari analisis antrian adalah kegiatan antri yang terjadi.
Model antrian dibagi menjadi 2 jenis yaitu model antrian jalur tunggal
(M/M/I) dan model antrian jalur berganda (M/M/S).
1. Model Antrian Jalur Tunggal (M/M/I) Model ini hanya memiliki pelayanan
tunggal untuk melayani pelanggan. Jenis pelayanan pada model antrian ini
adalah berdistribusi eksponensial.
2. Model Antrian Jalur Berganda (M/M/S) Model ini terdiri dari dari dua atau lebih
fasilitas pelayanan yang tersedia dalam melayani pelanggan yang datang. Model
ini mengasumsikan bahwa waktu kedatangan mengikuti distribusi poison dan
waktu pelayanan mengikuti distribusi eksponensial.
6
Antrian adalah suatu situasi umum yang biasa terjadi dalam kehidupan
sehari-hari dimana konsumen menunggu di depan loket untuk mendapatkan
giliran pelayanan atau fasilitas layanan. Deretan mobil yang menunggu untuk
mendapatkan giliran membayar jalan tol, orang-orang yang sedang berlibur
menunggu untuk masuk ke Taman Margasatwa Ragunan di Jakarta, dan para
nasabah yang menunggu untuk melakukan transaksi di bank adalah beberapa
contoh dari situasi antrian.
Heizer mengatakan bahwa antrian adalah ilmu pengetahuan tentang
bentuk antrian dan merupakan orang-orang atau barang dalam barisan yang
7
sedang menunggu untuk dilayani atau meliputi bagaimana perusahaan dapat
menentukan waktu dan fasilitas yang sebaik-baiknya agar dapat melayani
pelanggan dengan efisien.
Rata-rata lamanya waktu menunggu (waiting time) sangat tergantung
kepada rata-rata tingkat kecepatan pelayanan (rate of services). Teori tentang
antrian diketemukan dan dikembangkan oleh A.K. Erlang, seorang insinyur dari
Denmark yang bekerja pada perusahaan telepon di Kopenhagen pada tahun 1910.
Erlang melakukan eksperimen tentang fluktuasi permintaan fasilitas telepon yang
berhubungan dengan automatic dialing equipment, yaitu peralatan
penyambungan telepon secara otomatis. Tujuan sebenarnya dari teori antrian
adalah meneliti kegiatan dari fasilitas pelayanan dalam rangkaian kondisi random
dari suatu sistem antrian yang terjadi.
Dalam sistem antrian terdapat tiga komponen, yaitu (a) karakteristik
kedatangan atau masukan sistem; (b) karakteristik antrian dan (c) karakteristik
pelayanan. Karakteristik yang pertama adalah karakteristik kedatangan atau
masukan sistem, yaitu sumber input yang mendatangkan pelanggan bagi sebuah
sistem pelayanan memiliki karakteristik utama sebagai berikut:
a. Ukuran Populasi
Merupakan sumber konsumen yang dilihat sebagai populasi tidak terbatas dan
terbatas. Populasi tidak terbatas adalah jika jumlah kedatangan atau pelanggan
pada sebuah waktu tertentu hanyalah sebagian kecil dari semua kedatangan
yang potensial.sedangkan populasi terbatas adalah sebuah antrian ketika
hanya ada pengguna pelayanan yang potensial dengan jumlah terbatas.
b. Perilaku Kedatangan
Perilaku setiap konsumen berbeda-beda dalam memperoleh pelayanan, ada
tiga karakteristik perilaku kedatangan yaitu: pelanggan yang sabar, pelanggan
yang menolak bergabung dalam antrian dan pelanggan yang membelot.
c. Pola Kedatangan
Menggambarkan bagaimana distribusi pelanggan memasuki sistem.
Distribusi kedatangan terdiri dari: Constant arrival distribution dan Arrival
pattern random. Constant arrival distribution adalah pelanggan yang datang
setiap periode tertentu sedangkan Arrival pattern random adalah pelanggan
yang datang secara acak.
8
Ada empat model struktur antrian dasar yang umum terjadi dalam seluruh
sistem antrian.
1. Single Channel Single Phase Single Channel berarti bahwa hanya ada satu
jalur untuk memasuki sistem pelayanan atau ada satu pelayanan. Single Phase
menunjukkan bahwa hanya ada satu stasiun pelayanan sehingga yang telah
menerima pelayanan dapat langsung keluar dari sistem antrian.
9
Faktor – faktor yang berpengaruh terhadap barisan antrian dan pelayanannya
adalah sebagai berikut:
1. Distribusi Kedatangan Pada sistem antrian, distribusi kedatangan merupakan
faktor penting yang berpengaruh besar terhadap kelancaran pelayanan. Distribusi
kedatangan terbagi dua, yaitu:
a. Kedatangan secara individu (tunggal = single arrivals)
b. Kedatangan secara berkelompok (bulk arrivals) Kedua komponen ini harus
mendapatkan perhatian yang memadai pada saat pendisainan sistem
pelayanan.
2. Distribusi Waktu Pelayanan Distribusi waktu pelayanan berkaitan dengan berapa
banyak fasilitas pelayanan yang dapat disediakan. Distribusi waktu pelayanan
terbagi menjadi dua komponen penting, yaitu:
a. Pelayanan secara individual (single service)
b. Pelayanan secara kelompok (bulk service).
3. Fasilitas pelayanan Fasilitas pelayanan berkaitan erat dengan baris antrian yang
akan dibentuk. Desain fasilitas pelayanan ini dapat dibagi dalam tiga bentuk,
yaitu:
a. Bentuk series, dalam satu garis lurus ataupun garis melingkar.
b. Bentuk parallel, dalam bebeberapa garis lurus yang antara satu dengan yang
lain parallel.
c. Bentuk network station, yang dapat didesain secara series dengan pelayanan
lebih dari satu pada setiap stasiun. Bentuk ini dapat juga dilakukan secara
paralel dengan stasiun yang berbeda- beda. Dengan demikian bentuk fasilitas
pelayanan ini juga harus diperhitungkan dalam sistem antrian.
4. Disiplin pelayanan Disiplin pelayanan berkaitan erat dengan urutan pelayanan
bagi pelanggan yang memasuki fasilitas pelayanan.
10
5. Ukuran dalam antrian Besarnya antrian pelanggan yang akan memasuki fasilitas
pelayanan pun perlu diperhatikan. Ada dua disain yang dapat dipilih untuk
menentukan besarnya antrian, yaitu:
a. Ukuran kedatangan secara tidak terbatas (infinite queue)
b. Ukuran kedatangan secara terbatas (finite queue)
6. Sumber pemanggilan Dalam fasilitas pelayanan, yang berperan sebagai sumber
pemanggilan dapat berupa mesin maupun manusia. Bila ada sejumlah mesin
yang rusak maka sumber pemanggilan akan berkurang dan tidak dapat melayani
pelanggan. Jadi masalahnya adalah apakah:
a. Sumber panggilan terbatas (finite calling source)
b. Sumber panggilan tak terbatas (infinite calling source
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode observasi, observasi
adalah pengamatan secara langsung terhadap suatu objek yang terdapat di
lingkungan baik yang sedang berlangsung saat itu atau masih berjalan yang
meliputi berbagai aktifitas perhatian terhadap suatu kajian objek dengan
menggunakan pengindraan. Tindakan yang dilakukan dengan sengaja atau sadar
dan sesuai urutan (Suharsimi Arikunto).
B. Waktu penelitian
Tempat : SPBU subro jaya, Jl. By Pass, Pulai Anak Air, Kec. Mandiangin Koto
Selayan, Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.
Waktu: Minggu, 4 Juni 2023, pada pukul 09.20 – 10-26 WIB.
BA 1204
1 09:20:00 9:31:00 LN 00:11:00
BA 1556
3 09:23:00 9:36:00 LH 00:13:00
13
BA 1864
4 09:27:00 9:41:00 LH 00:14:00
BB 1126
5 09:28:00 9:43:00 XM 00:15:00
BA 1580
6 09:31:00 9:44:00 LD 00:13:00
BA 1486
7 09:36:00 9:45:00 QW 00:09:00
BA 1425
11 09:45:00 9:52:00 BQ 00:07:00
BA 8703
12 09:47:00 9:50:00 ND 00:03:00
BA 1401
13 09:51:00 9:53:00 XF 00:02:00
BA 1675
14 09:55:00 9:57:00 TT 00:02:00
BA 1384
15 09:55:00 9:58:00 LR 00:03:00
BA 1419
17 10:00:00 10:01:00 XG 00:01:00
BA 1382
18 10:01:00 10:02:00 LN 00:01:00
BA 1579
19 10:01:00 10:04:00 XK 00:03:00
BA 1822
20 10:04:00 10:06:00 BT 00:02:00
BA 8417
21 10:04:00 10:07:00 OX 00:03:00
BM 8152
22 10:04:00 10:09:00 FC 00:05:00
BA 8566
23 10:06:00 10:10:00 QA 00:04:00
14
BA 1761
24 10:08:00 10:11:00 HC 00:03:00
BA 1175
25 10:12:00 10:14:00 LN 00:02:00
BA 9052
27 10:14:00 10:16:00 PLL 00:02:00
BA 1420
29 10:17:00 10:18:00 LK 00:01:00
BM 1270
30 10:23:00 10:24:00 MS 00:01:00
BM 1630
31 10:24:00 10:26:00 CZ 00:02:00
BA 1421
32 10:26:00 10:28:00 BL 00:02:00
Dari table 1.1 didapat hasil rata-rata waktu antar kedatangan (IAT) dan rata-rata waktu
pelayanan (MST) nya adalah :
λ = 3600/210 = 17 mobil/jam
Kemudian dicari nilai variabel bilangan acak sejumlah data yang dimiliki. Misal
diketahui nilai a = 43, z0 = 12357, dan m = 1237. Maka didapat nilai Zi dan Ri nya
sebagai berikut:
No. a kali Z0 Zi Ri
1 531351 678 0.5481
15
2 29154 703 0.5683
3 30229 541 0.4373
4 23263 997 0.8060
5 42871 813 0.6572
6 34959 323 0.2611
7 13889 282 0.2280
8 12126 993 0.8027
9 42699 641 0.5182
10 27563 349 0.2821
11 15007 163 0.1318
12 7009 824 0.6661
13 35432 796 0.6435
14 34228 829 0.6702
15 35647 1011 0.8173
16 43473 178 0.1439
17 7654 232 0.1876
18 9976 80 0.0647
19 3440 966 0.7809
20 41538 717 0.5796
21 30831 1143 0.9240
22 49149 906 0.7324
23 38958 611 0.4939
24 26273 296 0.2393
25 12728 358 0.2894
26 15394 550 0.4446
27 23650 147 0.1188
28 6321 136 0.1099
29 5848 900 0.7276
30 38700 353 0.2854
31 15179 335 0.2708
32 14405 798 0.6451
16
Setelah disimulasikan data dari dua tabel diatas kemudian kita ambil dan
manipulasi untuk di temukan penyelesaiannya. Adapun hasil penyelesaian data tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut:
ITS
+ Idle
AN (t) AT ST IT QT Time ST
1 1 1 3 4 0 1 3
2 1 2 3 5 1 0 3
3 2 3 4 7 1 0 4
4 0 2 1 3 2 0 1
5 1 1 2 3 0 0 2
6 3 4 7 10 1 0 7
7 3 6 7 13 3 0 7
8 0 3 1 4 3 0 1
9 1 2 3 5 0 0 3
10 3 4 6 10 1 0 6
11 4 7 10 17 3 0 10
12 1 5 2 7 4 0 2
13 1 2 2 4 1 0 2
14 1 2 2 4 1 0 2
15 0 1 1 2 1 0 1
16 4 4 10 14 0 0 10
17 3 7 8 16 4 0 8
18 5 9 14 23 3 0 14
19 0 6 1 7 5 0 1
20 1 2 3 4 0 0 3
21 0 1 0 2 1 0 0
22 1 1 2 2 0 0 2
23 1 2 4 6 1 0 4
24 3 4 7 11 1 0 7
25 2 5 6 12 3 0 6
26 2 4 4 8 2 0 4
27 4 6 11 17 2 0 11
17
28 4 9 11 20 4 0 11
29 1 5 2 7 4 0 2
30 3 3 6 9 1 0 6
31 3 5 7 12 3 0 7
32 1 3 2 6 3 0 2
18
g. Idle Time
Kolom ketujuh pada tabel dapat disebut juga dengan Service Pont Idle Time atau
Waktu Kosong pada Service Fasilitas yang mana merupakan proses antrean
tersebut.
Ini berarti dari hanya 32 data observasi dengan random number sudah
diperoleh perkiraan yang hampir mendekati Wq.
Catatan:
λ = Tingkat kedatangan (arrival)
µ = Tingkat pelayanan
Apabila dilakukan untuk banyak random number maka mungkin hasilnya
lebih akurat
19
152
Ws = = 4,75 detik
32
Hal ini juga menunjukkan bahwa simulasi antrean tersebut akan lebih akurat
apabila hal dilakukan lebih banyak.
20
2) Ini berarti service fasilitas yang dioperasikan akan diperoleh 0,3% waktu
kosong dari seluruh waktu (total time) pekerjaan yang berlaku. Demikian rate
perbandingan sama dengan P.
21
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
22
memberikan wawasan baru dan kontribusi dalam mengatasi permasalahan
antrian di SPBU, sehingga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan
mengurangi kemacetan lalu lintas di sekitar SPBU. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis sistem antrian di SPBU dan mencari solusi untuk
mengurangi waktu tunggu dan meningkatkan efisiensi pelayanan. Melalui
metode simulasi komputer, penelitian ini berhasil menyajikan data dan analisis
yang dapat menjadi dasar untuk mengoptimalkan sistem antrian di SPBU
Subro Jaya Bukittinggi. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan
panduan dan rekomendasi yang berguna bagi pengelola SPBU dalam
meningkatkan kualitas pelayanan dan mengurangi antrian di SPBU.
B. Saran
Disarankan agar SPBU Subro Jaya Bypass untuk
mempertimbangkan adanya penambahan antrian baru. Karena berdasarkan
dari pengamatan kami masih banyak kendaraan roda empat yang menunggu
lama dalam pengisian BBM.
Kami sebagai makalah menyadari bahwa makalah ini masih terdapat
kekurangan, kami sangat menghargai kritik dan saran dari pembaca.
23
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
1. Pengambilan data
24
2. Pembuatan laporan
25
3. Video di lapangan
https://drive.google.com/drive/folders/14GLO-
6MlbyfzoVdUOMWmnePMrKN6e4Hv
26
DAFTAR PUSTAKA
Produktivitas Pada Pelayanan Servis Motor. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 2(2), 109-114.
Tannady, H., Riyan, & Eka, W. (2014). Modifikasi Waktu Standar Pelayanan Untuk
Meminimumkan Jumlah Antrian (Studi Kasus: Gerbang Tol Ancol Barat). Jurnal
Teknik dan Ilmu Komputer, 3(9).
Tanuwijaya, C., & Tannady, H. (2019). Evaluasi Produk dan Pelayanan di Toko Buku
Gramedia Emporium Pluit Mall Jakarta Utara Menggunakan Service Quality.
Seminar Nasional Sains & Teknologi Informasi (SENSASI). 25-28.
Ma’arif dan Tanjung. 2003. Manajemen Produksi dan Operasi. Edisi Revisi. Jakarta: Fakultas
Ekonomi Universitas Jakarta.
Harrell, C., Gosh, Biman K., Bowden, Royce O., Jr. 2012. Simulation Using ProModel, Third
Edition. New York: McGraw-Hill
Heizer, Jay dan Barry Render. 2009. Operation Management. Terjemahan oleh
Dwianoegrawati Setyoningsih dan Indra Almahdy. Edisi 7. Buku I. Jakarta:
Salemba Empat.
Sari, Novela S. 2013. Analisis Teori Antrian pada Stasiun Pengisin Bahan BakarUmum
(SPBU) Gajah Mada Jember. Skripsi Universitas Jember. Jember
27