You are on page 1of 21

MAKALAH

LOGIKA MATEMATIKA
“Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Dalam Mata Kuliah Matematika Diskrit”

DOSEN PENGAMPU: VIVI RAMDHANI, M. Si

OLEH:

KELOMPOK 1

ALHUDA MUKHTAR (2521123)

ASMIDA NAMORA (2521128)

PUTI AYU AGUSTIN BATUAH (2521157)

RIDHO HIDAYAT (2519099)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SJECH M.DJAMIL DJAMBEK


BUKITTINGGI

2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
mencurahkan segala nikmat dan karunia-Nya sehingga berkat rahmat dan ridho-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Logika Matematika”. Meskipun banyak
rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil
menyelesaikannya dengan baik.
Suatu kebahagiaan yang tidak ternilai bagi kami, yang telah menyelesaikan makalah
ini, untuk memenuhi salah satu persyaratan yang di ajukan dalam mata kuliah Matematika
Diskrit. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dosen Ibuk Vivi Ramdhani, M. Si,
sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah Matematika Diskrit yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini tentu jauh dari kesempurnaan, karenanya kami masih
dalam proses belajar. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami oleh siapapun yang
membacanya dan dapat berguna khususnya untuk diri kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami memohon maaf jika di dalam makalah terdapat kata-kata
yang kurang berkenan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi
perbaikan dan penyempurnaan makalah ini dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam
pembuatan makalah-makalah selanjutnya.

Bukittinggi, 5 September 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1


B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3

A. Pengertian Dasar-Dasar Logika...............................................................................3


B. Pengertian Logika Matematika................................................................................3
C. Pernyataan, Kalimat Terbuka, Kalimat Tertutup dan Ingkaran...............................4
D. Tabel Kebenaran dari konjungsi, Disjungki, Biimplikasi.......................................8

BAB III PENUTUP...........................................................................................................15

A. Kesimpulan..............................................................................................................15
B. Saran........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................18

i
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Matematika bukan pengetahuan yang menyendiri sehingga dapat sempurna karena


dirinya sendiri, tetapi keberadaannya untuk membantu manusia dalam memahami dan
menguasai permasalahan sosial, ekonomi dan alam (Morris Klein dalam Alan Woods
dan Ted grant, 2010). Oleh karenanya, memungkinkan matematika untuk berkembang
secara luas.

Matematika dapat dikonstruksi sendiri, sesuai keinginan, asalkan tidak kontradiksi


dengan struktur matematika yang telah ada. Karena menurut Soedjadi (dalam Wahyu,
2012), objek-objek matematika hanyalah “buatan otak manusia”. Matematika kini,
mengalami pergeseran, setidaknya ia dipandang bukan lagi harga mati dari sebuah
dasar penalaran yang berbasis antara lain pada diferensiasi makna atau definisi antara
simbol praksis dan teoretis. Apalagi anggapan umum yang menyatakan matematika
adalah dasar pengetahuan, landasan dari kapasitas nalar atau logika seseorang, untuk
bisa memiliki kapabilitas menjelaskan apa pun deretan fakta atau fenomena di
sekeliling kita. Seolah penyajiannya tidak dapat menyingkirkan kontradiksi antara
teori dengan realitas.

Logika matematika merupakan pokok bahasan yang sangat penting karena


berhubungan dengan kemampuan berfikir secara logis. Berfikir secara logis sangat
diperlukan dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari karena merupakan pendukung
keberhasilan suatu tindakan, misalnya dalam pengambilan keputusan. Banyak hal
yang perlu kita ketahu mengenai logika.

Melalui logika kita dapat mengetahui kebenaran suatu pernyataan dari suatu
kalimat dan mengetahui apakah pernyataan pertama sama maknanya dengan
pernyataan kedua. Dengan logika, kita juga dapat mengetahui apakah suatu
pernyataan bernilai benar atau salah. Hal terpenting yang akan kita dapatkan setelah
mempelajari logika matematika adalah kemampuan atau keahlian mengambil
kesimpulan dengan benar atau salah.

1
B. Rumusan Masalah

Adapun masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan Dasar-dasar Logika?

2. Apa yang dimaksud dengan Logika Matematika?

3. Apa yang dimaksud dengan Proposisi, Kalimat Terbuka, Kalimat Tertutup dan
Ingkaran?

4. Bagaimana Tabel Kebenaran dari Konjungsi, Disjungsi dan Biimpikasi?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Dasar-dasar Logika.

2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan Logika Matematika.

3. Mengetahui aspa yang dimaksud dengan Proposisi, Kalimat Terbuka, Kalimat


Tertutup dan Ingkaran.

4. Mengetahui Tabel Kebenaran dari Konjungsi, Disjungsi dan Biimpikasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dasar-Dasar Logika

Secara etimologis, istilah Logika berasal dari kata "logos" (Yunani) yang
berarti kata, ucapan, fikiran secara utuh, atau bisa juga mengandung makna ilmu
pengetahuan. Dalam arti luas Logika adalah sebuah metode dan prinsip-prinsip yang
dapat memisahkan secara tegas antara penalaran yang benar dengan penalaran yang
salah.

Dalam mempelajari Logika kita akan berkenalan dengan istilah penalaran,


yang diartikan sebagai penarikan kesimpulan dalam sebuah argumen. Penalaran yang
sering pula diartiakan cara berfikir, merupakan penjelasan dalam upaya
memperlihatkan hubungan antara dua hal atau lebih berdasarkan sifat-sifat atau
hukum-hukum tertentu yang sudah diakui kebenarannya dengan langkah-langkah
tertentu yang berakhir dengan sebuah kesimpulan.

Dalam logika kita mempelajari dan meneliti apakah sebuah penalaran yang
kita lakukan itu tepat atau tidak. Untuk dapat berfikir dengan tepat, logika
menawarkan pada kita sejumlah aturan atau kaidah-kaidah yang harus diperhatikan
agar kesimpulan yang kita peroleh hasilnya tepat.

Dalam menghadapi kehidupan sehari-hari kita dituntut untuk menggunakan


akal fikiran dalam melakukan setiap kegiatan kita, harus penuh pemikrian dan
pertimbangan. Oleh karena itu, kita harus mempunyai pola pikir yang tepat, akurat,
rasional dan obyektif disamping dapat berpikir kritis. Pola berpikir seperti ini adalah
pola berpikir atau penalaran yang terdapat dalam Logika. Oleh karena itu, Logika
sangat penting dalam setiap bidang kehidupan manusia. (Yaya S. Kusumah, 1986: 2)

B. Pengertian Logika Matematika

Sebenarnya sebelum lahir analytic (logika klasik) oleh Aristoteles 300 SM


yang lalu manusia sudah mengenal logika (dalam Bofandra Muhammad, 2008).

3
Meskipun, memang, cara bernalar manusia terus mengalami
perkembanganseiring perubahan zaman, pada dasarnya, logika sudah menjadi bagian
yang terintegrasi dalam diri seseorang. Dalam kehidupan sehari-hari baik dalam
urusan pekerjaan, belajar, bahkan sampai kepada bagaimana kita memilih barang,
sebenarnya proses penalaran terus berjalan Setiap harinya ratusan penalaran kita
lakukan tanpa diri kita sendiri perlu menyadarinya.

Logika matematika sendiri terbentuk dari proposisi atau pernyataan, yakni


kalimat yang hanya bernilai benar saja atau salah saja namun tidak keduanya
(Susanna S. Epp, 2011, hal 24). Jadi dalam kaidah logika matematika tidak
memperhatikan kedudukan kalimat atau struktur kata seperti kaidah penulisan dalam
bahasa Indonesia.

C. Pernyataan, Kalimat Terbuka, Kalimat Tertutup dan Ingkaran

Pengertian kalimat dalam kehidupan sehari-hari adalah kumpulan kata, frasa, dan
lambing yang mempunyai arti. Dalam matematika ada dua jenis kalimat, yaitu kalimat
terbuka dan kalimat tertutup (pernyataan).

1. Pernyataan (Proposisi)

Pernyataan adalah sebuah kalimat yang memiliki nilai logika (kebenaran)


benar atau salah, tetapi tidak sekaligus benar dan salah. Dengan kata lain,
pernyataan adalah sebuah kalimat yang sudah dapat ditentukan nilai
kebenarannya, yaitu benar atau salah. Benar dan salah maksudnya sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya. Nama lain dari pernyataan adalah kalimat deklaratif
atau proposisi.

Berikut ini adalah contoh suatu pernyataan dan nilai kebenarannya:

a. “Bangun datar persegi memiliki empat titik sudut”, pernyataan ini benar.

b. “Nilai x yang memenuhi 2x= 10 adalah 6”, pernyataan ini salah.

c.“3 adalah bilangan prima”, pernyataan ini benar.

d.“7 kurang dari 6”, pernyataan ini salah.

e. “2+2=4”, pernyataan ini benar.

f. “Jakarta adalah ibu kota Negara Indonesia”, pernyataan ini benar.


4
g. “Penduduk Indonesia berjumlah 50 juta”, pernyataan ini salah.

Perlu diketahui bahwa setiap pernyataan adalah kalimat, tetapi tidak setiap
kalimat merupakan pernyataan. Kalimat-kalimat yang bukan pernyataan ini tidak
atau belum dapat ditentukan nilai kebenarannya, seperti kalimat tanya, kalimat
perintah, dan kalimat seru. Berikut beberapa contoh kalimat yang bukan
merupakan proposisi (pernyataan):

a. Dimanakah letak Pulau Bali?

b. Siapakah namamu?

c. Isilah gelas tersebut dengan air!

d. 5 mencintai 6. Kalimat ini walaupun memiliki susunan kalimat yang benar,


tetapi tidak memiliki arti karena relasi mencintai tidak berlaku pada bilangan.
Oleh karena itu, tidak dapat ditentukan benar/salahnya

2. Kalimat Terbuka

Kalimat terbuka adalah suatu kalimat yang belum dapat ditentukan nilai
kebenarannya karena masih belum memuat variabel. Variabel atau peubah adalah
lambang yang digunakan untuk mewakili anggota sembarang dari suatu semesta
pembicaraan.

Berikut ini cuontoh kalimat terbuka:

a. 3x+3=7

b. 2 log.x-1

c. x²-6x+9=0

d. y-3<4

Suatu kalimat terbuka dapat berubah menjadi pernyataan apabila variabelnya


diganti suatu konstanta, yaitu lambang yang mewakili anggota dari suatu semesta
pembicaraan. Konstanta pengganti variabel yang menyebabkan kalimat terbuka
menjadi pernyataan yang bernilai benar disebut penyelesaian kalimat terbuka atau
penyelesaian. Kumpulan semua penyelesaian disebut himpunan penyelesaian.

5
Kalimat terbuka juga dapat diubah menjadi pernyataan dengan menggunakan
kuantor,

3. Kata Hubung Logika dan Ingkaran

a. Kata Hubung Logika (Penghubung Kalimat)

Jika terdapat dua pernyataan atau lebih, kita dapat membentuk sebuah
pernyataan baru dengan menggunakan kata hubung logika. Pernyataan-
pernyataan yang dibentuk dengan menggunakan kata hubung logika
dinamakan pernyataan majemuk atau pernyataan komposisi, sedangkan
pernyataan-pernyataan yang membentuk pernyataan majemuk masing-masing
disebut komponen pernyataan majemuk. Nilai kebenaran pernyataan majemuk
hanya ditentukan oleh nilai kebenaran komponen- komponen pembentuknya
dan tidak diharuskan adanya hubungan antar komponen pembentuknya.

Dalam logika, dikenal 5 buah penghubung seperti yang ada dalam


table berikut:

Dalam matematika digunakan huruf-huruf kecil seperti p, q, r… untuk


menyatakan subkalimat dan symbol-simbol penghubung untuk menyatukan
subkalimat dan symbol-simbol penghubung untuk menyatakan penghubung
kalimat.

Contoh 1

Misalkan:

P menyatakan kalimat “4 adalah bilangan genap”


6
Q menyatakan kalimat “3 adalah bilangan ganjil”

 Dengan demikian, kalimat “4 adalah bilangan genap dan 3 adalah bilangan


ganjil” dapat dinyatakan dengan symbol p ˄ q

b. Ingkaran (Negasi)

Selain menggunakan kata hubung logika, suatu pernyataan baru juga


dapat dibentuk dengan menggunakan ingkaran (negasi), yaitu pernyataan baru
yang bernilai benar apabila pernyataan semula bernilai salah demikian pula
sebaliknya.

Cara membentuk ingkaran dari suatu pernyataan yaitu dengan


menambahkan kata “tidak/bukan” atau “tidak benar bahwa” sesuai
berdasarkan aturan tata bahasa yang benar.

Jika suatu pernyataan dinotasikan dengan “p” maka negasi dari


pernyataan p dinotasikan dengan “¬p” dibaca negasi p

p ¬p

B S

S B

Keterangan: B = Benar

S = Salah

Berikut ini contoh dari ingkaran:

a. p : 100 habis dibagi 5.

¬p : Tidak benar bahwa 100 habis dibagi 5.

¬p : 100 tidak habis di bagi 5.

b. q : Semua ikan bernafas dengan insang.

¬q : Tidak semua ikan bernafas dengan insang.

¬q : Tidak benar bahwa semua ikan bernafas dengan insang.

c. r : 3 adalah faktor dari 13.

7
¬r : Tidak benar bahwa 3 adalah factor dari 13.

¬r : 3 bukan factor dari 13.

Contoh

Misalkan:

p: hari ini panas

q: hari ini cerah

Nyatakan kalimat di bawah ini dengan symbol logika:

a. Hari ini tidak panas tapi cerah.

b. Hari ini tidak panas dan tidak cerah.

c. Tidak benar bahwa hari ini panas dan cerah.

Penyelesaian:

a. Kata-kata “tapi” memiliki arti yang sama dengan “dan” sehingga kalimat
(a) bias dinyatakan sebagai ¬ p ˄ q

b. ¬ p ˄ ¬ q

c. Kalimat “ hari ini panas dan cerah” dapat dinyatakan sebagai p ˄ q


sehingga kalimat (c) bisa dinyatakan sebagai ¬( p ˄ q)

D. Tabel Kebenaran dari Konjungsi, Disjungsi dan Biimpikasi

Tabel kebenaran adalah suatu table yang menunjukkan secara sistematis satu
demi satu nilai-nilai kebenaran sebagai hasil kombinasi dari proposisi-proposisiyang
sederhana. Nilai kebenaran dari proposisi majemuk ditentukan oleh nilai kebenaran
dari proposisi atomiknya dan cara mereka dihubungkan oleh operator logika.

Defenisi : Misalkan p dan q adalah proposisi

a) Konjungsi p ˄ q bernilai benar jika p dan keduanya benar, selain itu nilainya salah

b) Disjungsi p ˅ q bernilai salah jika p dan keduanya salah, selain itu nilainya benar

8
c) Negasi p, yaitu ~p, bernilai benar jika p salah, sebaliknya bernilai salah jika benar.

Contoh 1

Misalkan

p : 17 adalah bilangan prima


q : bilangan prima selalu ganjil
 jelas bahwa p bernilai benar dan q bernilai salah sehingga konjungsi
p ˄ q: 17 adalah bilangan prima dan bilangan prima selalu ganjil adalah salah.

Satu cara yang praktis untuk menentukan nilai kebenaran proposisi majemuk
adalah menggunakan tabel kebenaran (truth table). Tabel kebenaran menampilkan
hubungan antara nilai kebenaran dari proposisi atomik. Tabel dibawah menunjukkan
tabel kebenaran untuk konjungsi, disjungsi, dan ingkaran. Pada tabel tersebut, T=
True (benar), dan F=False (salah)

p q p˄q p q p˅q
p ~q
T T T T T T
T F
T F F T F T
F T
F T F F T T
F F F F F F

Contoh 2

Jika p, q dan r dan radalah proposisi. Bentuklah tabel kebenaran dari ekspresi
logika

(p ˄ q) ˅ (~q ˄ r)

Penyelesaian:

Ada 3 buah proposisi atomik di dalam ekspresi logika dan setiap proposisi hanya
mempunyai 2 kemungkinan nilai, sehingga jumlah kombinasi dari semua proposisi
tersebut adalah 2 x 2 x 2 =8 buah.

p q r p˄q ~q ~q ˄ r (p ˄ q) ˅ (~q ˄ r)
T T T T F F T

9
T T F T F F T
T F T F T T T
T F F F F F F
F T T F F F F
F T F F F F F
F F T F T T T
F F F F F F F

Proposisi majemuk dapat selalu bernilai benar untuk berbagai kemungkinan


nilai kebenaran masing-masing proposisi atomiknya, atau selalu bemilai salah untuk
berbagai kemungkinan nilai kebenaran masing-masing proposisi atomiknya.

Kondisi ini didefinisikan : Sebuah proposisi majemuk disebut tautologi jika ia


benar untuk semua kasus, sebaliknya disebut kontradiksi jika ia salah untuk semua
kasus.

Yang dimaksud dengan "semua kasus" di atas adalah semua kemungkinan


nilai kebenaran dari proposisi atomiknya. Proposisi tautologi dicirikan pada kolom
terakhir pada tabel kebenarannya hanya memuat T. Proposisi kontradiksi dicirikan
pada kolom terakhir pada tabel kebenaran hanya memuat F.

Contoh 3

Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi majemuk p ˅ ~(p˄q) adalah sebuah


tautologi (Tabel 1.3) karena kolom terakhir pada tabel kebenarannya hanya memuat
T, sedangkan (p˄q) ˄~(p˄q) adalah sebuah kontradiksi karena kolom terakhir pada
tabel kebenarannya hanya memuat F.

p q p˄q ~(p ˄ q) p ˅ ~(p ˄ q)

T T T F T

T F F T T

F T F T T

F F F T T

10
p q p˄q p˅q ~(p ˅ q) (p ˄ q) ˄~(p
˄ q)
T T T T F F

T F F T F F

F T F T F F

F F F F T F

1. Konjungsi
Misalkan p dan q adalah pernyataan. Konjungsi dari p dan q adalah pernyataan
majemuk “ p dan q ”, yang dilambangkan dengan p ∧ q . Pernyataan majemuk p ∧ q
bernilai benar jika p dan q keduanya benar. Pernyataan majemuk p ∧ q bernilai salah
jika salah satu p atau q salah, atau p dan q keduanya salah.

Tabel kebenaran p ∧ q yaitu

Bentuklah konjungsi dari p dan q :


(a) p : 2 + 3 > 5 ; q : 5 − 2 = 3
(b) p : −3 > −7 ; q : 3 < 5
(c) p : 2 adalah bilangan prima; q : 2 < 4
Penyelesaian:
(a) p ∧ q : 2 + 3 > 5 dan 5 − 2 = 3 (F)
(b) p ∧ q : − 3 > −7 dan 3< 4 (T)
(c) p ∧ q : 2 adalah bilangan prima dan 2 < 4 (T)

11
2. Disjungsi
Disjungsi (inklusif) dari pernyataan-pernyataan p dan q adalah pernyataan
majemuk “ p atau q ”, yang dilambangkan dengan p ∨ q . Pernyataan majemuk p ∨ q
bernilai benar jika salah satu p atau q benar atau kedua-duanya benar. Dalam praktek,
kadang-kadang ditulis “dan/atau”.Pernyataan majemuk p ∨ q bernilai benar jika salah
satu benar tetapi tidak keduanya p atau q benar. Tabel kebenaran p ∨ q seperti

Contoh soal :
Bentuklah disjungsi dari p dan q :
(a) p : 2 + 3 ≠ 5; q:5<3
(b) p : 2 adalah bilangan prima; q : 2 adalah bilangan rasional.
Penyelesaian:
(a) p ∨ q : 2 + 3 ≠ 5 atau 5 < 3 (F)
(b) p ∨ q : 2 adalah bilangan prima atau 2 adalah bilangan rasional (T).

3. Implikasi
Misalkan p dan q adalah pernyataan. Pernyataan majemuk “jika p maka q ”,
yang dilambangkan dengan p ⇒ q disebut pernyataan bersyarat atau implikasi.
Pernyataan p disebut hipotesis atau anteseden (antecedent) dan q disebut konklusi
atau konsekuen (consequent). Pernyataan majemuk p  ⇒ q bernilai salah jika p benar
dan q salah. Dalam kemungkinan lainnya, p  ⇒ q bernilai benar. Tabel kebenaran p ⇒
q

12
Contoh soal :
Tulislah implikasi dari p dan q :
a) p : Saya lapar; q : Saya akan makan
b) p : 2 adalah bilangan prima; q:2<4

Penyelesaian:
a) Jika saya lapar, maka saya akan makan
b) Jika 2 adalah bilangan prima, maka 2 < 4 .

Dalam matematika (praktek), pernyataan-pernyataan berikut merupakan


bentuk yang ekuivalen, artinya jika salah satu benar maka semua yang lain juga benar
dan jika salah satu salah, semua yang lain juga salah.

(a) Jika p , maka q .


(b) p mengimplikasi q .
(c) Jika p , q .
(d) p hanya jika q .
(d) q jika p .
(e) p adalah syarat cukup untuk q .
(f) q adalah syarat perlu untuk p .
(g) q bilamana saja p .

4. Biimplikasi (ekuivalensi)
Misalkan p dan q adalah pernyataan. Pernyataan majemuk “ p jika dan hanya
jika q ”, yang dilambangkan dengan p ⇔ q disebut biimplikasi atau ekuivalensi.
Pernyataan majemuk p ⇔ q bernilai benar jika p dan q keduanya benar atau keduanya

13
salah. Biimplikasi p ⇔ q juga dinyatakan sebagai p adalah syarat perlu dan cukup
untuk q .

Contoh soal :
Apakah biimplikasi berikut benar?
3 < 4 jika dan hanya jika 4 − 3 > 0.
Penyelesaian:
Misalkan p adalah pernyataan 3 < 4 dan q adalah pernyataan 4 − 3 > 0 .
Karena p dan q keduanya bernilai benar, maka disimpulkan bahwa p ⇔ q bernilai
benar.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Logika matematika adalah cabang ilmu matematika yang mempelajari prinsip-


prinsip dasar yang digunakan dalam penalaran matematis. Ini termasuk aturan-aturan
deduktif, konsep-konsep dasar, dan alat-alat formal untuk menganalisis dan
membuktikan pernyataan matematis.

Logika matematika memiliki peran penting dalam pengembangan dan


pemahaman matematika. Ia membantu dalam mendefinisikan dan membuktikan
teorema-teorema, serta memastikan kebenaran pernyataan matematis.

Logika Matematika mencakup konsep-konsep dasar seperti proposisi,


konjungsi, disjungsi, implikasi, dan negasi, yang digunakan untuk membentuk
argumen matematis yang kuat.Notasi-logika seperti simbol-simbol logika (misalnya,
∧, ∨, →) digunakan untuk menyederhanakan ekspresi matematika dan mempermudah
pembuktian.

Pemahaman yang baik tentang Logika Matematika sangat penting bagi


mahasiswa matematika dan ilmu komputer untuk menguasai Matematika Diskrit dan
aplikasinya dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Dengan memahami konsep-
konsep logika matematika ini, kita dapat memahami dan menerapkan prinsip-prinsip
matematika diskrit dengan lebih baik, membantu dalam pemecahan masalah, dan
membangun fondasi yang kuat untuk studi lebih lanjut dalam matematika dan ilmu
komputer.

B. Saran

Tiada gading yang tak retak dantiada sungai yang tak bermuara, tidak ada di
dunia ini yang sempurna kecuali Allah SWT. Karena itu, jika ada kekurangan dan
kesalahan yang kami lakukan, kiranya dengan segala kekurangan dan kerendahan
hati, kami memohon maaf, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk mencapai
kesempurnaan.

15
Soal Latihan

1. Manakah diantara kalimat-kalimat berikut yang termasuk pernyataan?

a) Apakah 3 sebuah bilangan positif?

b) 3 + 5 = 7

c) Pada tahun 2004 Susilo Bambang Yudoyono menjadi presiden RI.

d) Bukalah pintu itu!

e) 2x −1 = 0 .

f) Jika Romi terlambat ke pesta, maka Yuli akan marah sekali.

2. Pilih pernyataan yang merupakan negasi dari pernyataan “3 bilangan genap dan -
4 bilangan negatif”.

a) 3 bilangan genap dan -4 bukan bilangan negatif.

b) 3 bukan bilangan genap atau -4 bukan bilangan negatif.

c) 3 bukan bilangan genap dan -4 bukan bilangan negatif.

d) 3 bilangan genap atau -4 bukan bilangan negatif.

3. Tentukan nilai kebenaran dari implikasi-implikasi berikut:

a) Jika 0,3 bilangan bulat, maka 1+ 0,3 = 3.

b) Jika manusia dapat terbang, maka 1+ 2 = 3.

c) Jika 4 > 2 , maka kuda dapat terbang.

d) Jika 2x5 = 10 , maka 1+ 3 = 4 .

4. Konstruksikan tabel kebenaran untuk setiap pernyataan majemuk berikut:

p ⇒ (q ⇒ r)

5. Misalkan p , q dan r adalah pernyataan-pernyataan tentang segitiga ABC berikut:

p : Segitiga ABC samakaki.

q : Segitiga ABC sama sisi.

16
r : Segitiga ABC sama siku-siku.

Terjemahkan dan tentukan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan

majemuk berikut :

a) p ⇒ q c) p ∧ ¬q

b) ¬q ⇒ ¬p e) r ⇒ ¬p .

17
DAFTAR PUSTAKA

Munir, Rinaldi. 2009. Matematika Diskrit, Edisi Ketiga. Bandung: Informatika

Siang, Jong Jek. 2009. Matematika Diskrit dan Aplikasinya pada Ilmu Komputer. Edisi
Keempat Yogyakarta: ANDI

Soesianto, F. & Djoni Dwijono. 2010. Logika Matematika untuk Ilmu computer. Yogyakarta:
ANDI

18

You might also like