You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan percobaan

Tujuan percobaan ini adalah untuk mengetahui kadar N-Total pada sampel sampa
h.

1.2 Metode percobaan

Metode percobaan yang digunakan pada percobaan ini adalah metode destruksi,
destilasi, dan titrasi.

1.3 Prinsip Percobaan

Senyawa nitrogen organik dioksidasi dalam lingkungan asam sulfat pekat dengan
katalis campuran selen membentuk (NH4)2SO4. Kadar ammonium dalam ekstrak
dapat ditetapkan dengan cara destilasi. Ekstrak dibasakan dengan penambahan
larutan NaOH. Selanjutnya, NH3 yang dibebaskan diikat oleh asam borat dan
dititar dengan larutan baku H2SO4 menggunakan petunjuk Conway.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Eksisting

Sampling praktikum modul N-Total dilakukan di salah satu kos laki-laki praktikan
di daerah Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, Padang. Koordinat titik sampling
adalah 100°25'34" BT dan 0°55'44" LS pada ketinggian 90 mdpl. Sampling
dimulai pada hari Jumat, 20 Mei 2022 pada pukul 07.00 pagi. Kondisi cuaca saat
sampling berawan dengan suhu 24°C. Kondisi sekitar lokasi sampling sepi dan
terdapat sedikit orang. Sampling dilakukan dengan cara meletakkan trash bag
pada lokasi sampling selama 24 jam.

2.2 Umum

Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh negara di dunia. Tidak
hanya di negara-negara berkembang, tetapi juga di negara-negara maju, sampah
selalu menjadi masalah. Rata-rata setiap harinya kota-kota besar di Indonesia
menghasilkan puluhan ton sampah. Sampah-sampah itu diangkut oleh truk-truk
khusus dan dibuang atau ditumpuk begitu saja di tempat yang sudah disediakan
tanpa diolah atau digunakan kembali. Hari ke hari sampah itu terus menumpuk
dan terjadilah bukit sampah. Sampah yang menumpuk itu tentu akan mengganggu
penduduk di sekitarnya. Selain baunya yang tidak sedap, sampah sering
dihinggapi lalat dan juga dapat mendatangkan wabah penyakit (Rahmayanti,
2013).

Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri atas zat organik dan zat
anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar tidak
membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan. Sampah
umumnya dalam bentuk sisa makanan (sampah dapur), daun-daunan, ranting
pohon, kertas/karton, plastik, kain bekas, kaleng-kaleng, debu sisa penyapuan dan
sebagainya (SNI 19-7030-2004). Sampah adalah barang yang dianggap sudah
tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian
orang masih bisa dipakai jika dikelola dengan prosedur yang benar. Penumpukan
sampah disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah volume sampah yang
LABORATORIUM BUANGAN PADAT
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
sangat besar sehingga malebihi kapasitas daya tampung tempat pembuangan
sampah akhir (TPA). Pengelolaan sampah yang terjadi selama ini dirasakan tidak
memberikan dampak positif kepada lingkungan, dan kuranganya dukungan
kebijakan dari pemerintah (Hidayat, 2015).

Sampah adalah buangan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dan hewan yang
berbentuk padat, lumpur (sludge), cair maupun gas yang dibuang karena tidak
dibutuhkan atau tidak diinginkan lagi. Walaupun dianggap sudah tidak berguna
dan tidak dikehendaki, namun bahan tersebut kadang-kadang masih dapat
dimanfaatkan kembali dan dijadikan bahan baku. Sampah adalah limbah yang
bersifat padat terdiri atas zat organik dan zat anorganik yang dianggap tidak
berguna lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan
melindungi investasi pembangunan. Sampah umumnya dalam bentuk sisa
makanan (sampah dapur), daun-daunan, ranting pohon, kertas/karton, plastik, kain
bekas, kaleng-kaleng, debu sisa penyapuan, dan sebagainya (Damanhuri, 2016).

2.2.1 Pengertian N-Total

Nitrogen (N) merupakan salah satu unsur hara utama dalam tanah yang sangat
berperan dalam merangsang pertumbuhan dan memberi warna hijau pada daun.
Kekurangan nitrogen dalam tanah menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan
tanaman terganggu dan hasil tanaman menurun karena pembentukan klorofil yang
sangat penting untuk proses fotosintetis terganggu. Namun, bila jumlahnya terlalu
banyak akan menghambat pembungaan dan pembuahan tanaman (Usman, 2012).

Nitrogen adalah salah satu unsur makro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah
yang banyak dan diserap tanaman dalam bentuk ion NH 4+ dan NO3-. N merupakan
salah satu hara yang banyak mendapat perhatian. Ini dikarenakan jumlah N yang
terdapat di dalam tanah sedikit, sedangkan dalam kebutuhan tanaman dan
kehilangan N pada tanah cukup besar. Kehilangan N dari tanah dapat dalam
bentuk gas yang terjadi karena kegiatan-kegiatan mikroba tanah dan reaksi-reaksi
di dalam tanah, kehilangan akibat pencucian yang diakibatkan oleh lahan gundul/
tanpa tanaman, dan kehilangan bersama panen (Barus, 2013).

FENISA FAUZIYAH MARSHAL 2010941001


LABORATORIUM BUANGAN PADAT
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
Nitrogen yang berasal dari udara merupakan komponen utama dalam pembuatan
pupuk dan telah banyak membantu intesifikasi produk bahan makanan di seluruh
dunia pengembangan proses fiksasi nitrogen telahtelah berhasil memperjelas
berbagai asas proses kimia dan proses tekanan tinggi, serta ikut dalam
pengembangan bidang kimia teknik. Sebelum adanya proses fiksasi nitrogen
secara sintetik, sumber utama nitrogen untuk keperluan pertanian hanyalah bahan
limbah dan kotoran hewan, hasil-hasil dekomposisi bahan-bahan tersebut (Purba,
2019).

Diantara berbagai macam unsur hara yang dibutuhkan tanaman nitrogen


merupakan salah satu diantara unsur hara makro tersebut yang sangat besar
peranannya bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Nitrogen memberikan
pengaruh besar terhadap perkembangan pertumbuhan. Diantara tiga unsur yang
biasa mengandung pupuk buatan yaitu kalium, fosfat, dan nitrogen, rupanya
nitrogen mempunyai efek paling menonjol. Sebagian besar nitrogen dalam tanah
didapatkan dalam bentuk organik. Secara relatif hanya sebagian kecil dari
nitrogen tanah terdapat dalam bentuk amonium dan nitrat yang merupakan bentuk
nitrogen yang tersedia bagi tanaman (Purba, 2019).

2.2.2 Sumber N-Total

Tanah menyediakan sebagian besar unsur hara yang digunakan tanaman. Unsur
hara tersebut umumnya berasal dari bahan induk dan bahan organik yang
melapuk. Batuan yang lebih banyak mengandung nitrogen adalah batuan sedimen,
seperti batuan kapur, batuan pasir, baruan debu, shale, konglomerat dan batuan
pasir berkapur. Sumber nitrogen primer berasal dari atmosfer. Sedangkan sumbcr
nitrogen sekunder berasal dari aktivitas kehidupan didalam tanah. Atmosfer terdiri
dari 79% nitrogen (berdasarkan volume) dalam benluk gas N2 yang tidak bereaksi
dcngan unsur-unsur lainnya untuk menghasilkan suatu bentuk nitrogen yang dapat
digunakan oleh tanaman (Kasniari, 2016).

Bahan organik merupakan sumber nitrogen tanah. Bahan organik halus


mengandung lebih banyak N dengan rasio C/N rendah sedangkan bahan organik
kasar mengandung unsur N rendah sehingga memiliki rasio C/N lebih tinggi.
Pupuk juga merupakan penyumbang unsur hara dalam tanah. Pupuk yang
FENISA FAUZIYAH MARSHAL 2010941001
LABORATORIUM BUANGAN PADAT
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
mengandung nitrogen umumnya mudah tercuci dan hilang bersama air drainase.
Pupuk nitrogen yang umum dipakai di Indonesia adalah Urea (CO(NH 2)2) dengan
kadar nitrogen sebesar 40% (Kasniari, 2016).

2.2.3 Dampak N-Total

Rendahnya kandungan unsur N dalam tanah dapat menghambat pertumbuhan


tanaman. Dalam tanaman yang mengalami kekahatan unsur N, unsur N dalam
jaringan tua akan diimobilisasi ke titik. Dan jaringan tua akan menguning, jika
kekahatan terus berlanjut maka keseluruhan tanaman akan menguning, layu dan
mati. Adapun dampak lainnya adalah mengakibatkan rendahnya produksi bobot
kering tanaman (Nariratih, 2013).

Nitrogen memiliki peran penting bagi tanaman, unsur nitrogen ini mampu
medorong pertumbuhan tanaman menjadi cepat dan memperbaiki tingkat hasil
panen pada tanaman. Tanaman yang kekurangan nitrogen fase vegetatifnya akan
terhambat, warna daun pada tanaman akan kekuning-kuningan dan lama kelamaan
akan mati. Sedangkan jika nitrogen diberikan berlebih tanaman tidak akan mampu
menghasilkan bunga dan buah, tanamn tidak akan mengalami fase generatif.
Peningkatan penyediaan nitrogen tanah untuk tanaman terutama dari
meningkatnya jumlah nitrogen secara biologis atau dengan penambahan pupuk
baik sintesis maupun non sitesis. Hal ini seolah olah bertentangan, dimana unsur
hara yang diabsorsi dari tanah dalam jumlah terbesar dari tanaman adalah unsur
hara yang sebagian besar sangat terbatas penyediaannya. Adanya penambahan
kesuburan alami dengan pupuk-pupuk komersil merupakan praktik pertanian
moderen (Purba, 2019).

2.3 Teknologi Pengolahan

Salah satu teknologi yang dapat digunakan dalam pengolahan kadar N-Total
adalah dengan melakukan Mechanical Biological Treatment (MBT) dengan
menggunakan reaktor batch anaerob. Proses MBT merupakan suatu kombinasi
dari pemisahan secara mekanis dan pengolahan biologis, baik aerobik maupun
anaerobik maupun kombinasi keduanya, yang dirancang untuk mengekstrak dan

FENISA FAUZIYAH MARSHAL 2010941001


LABORATORIUM BUANGAN PADAT
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
atau mengolah fraksi-fraksi dari input limbah dengan tujuan tertentu.
Pengombinasian proses pengolahan juga diperlukan sehingga proses MBT juga
harus disertai dengan proses daur ulang, insenerasi dan sanitary landfill guna
mengolah material sisa dari MBT. Keuntungan dari MBT sederhana terletak pada
kesederhanaan, teknologi dengan level rendah, dan keterlibatan tenaga kerja
dengan kompetensi rendah dalam proses pengerjaan (Bisca, 2013).

2.4 Hubungan C-Organik dan N-Total

Salah satu aspek terpenting dalam keseimbangan unsur hara total adalah rasio
organik karbon dengan nitrogen (C/N Rasio). Rasio C/N bahan organik adalah
perbandingan antara banyaknya kandungan unsur karbon (C) terhadap banyaknya
kandungan unsur nitrogen (N) yang ada pada suatu bahan organik.
Mikroorganisme membutuhkan karbon dan nitrogen untuk aktivitas hidupnya.
Jika rasio C/N tinggi, aktivitas biologi mikroorganisme akan berkurang,
diperlukan beberapa siklus mikroorganisme untuk mendegradasi kompos
sehingga diperlukan waktu yang lama untuk Vermikomposting dan dihasilkan
mutu yang lebih rendah, jika rasio C/N terlalu rendah kelebihan nitrogen yang
tidak dipakai oleh mikroorganisme tidak dapat diasimilasi dan akan hilang melalui
volatisasi sebagai amoniak atau terdenitrifikasi (Purnomo dkk, 2017).

Hubungan antara C-organik dan Nitrogen total dalam tanah sangat penting sekali.
Ketersediaan C-organik sebagai sumber energi, jika ketersediaanya berlebihan
akan menghambat perkembangan mikroorganisme, karena peningkatan C-organik
yang berlebihan dibanding kandungan N-total dalam tanah. Akibat peningkatan
C-organik akan menghambat pembentukan protein, hal ini akan menghambat
kegiatan jasad renik. Oleh karena itu kandungan C-organik dan N-total dalam
tanah digunakan untuk mengetahui tingkat pelapukan dan kecepatan penguraian
bahan organik serta ketersediaan nutrisi dalam tanah. Macam bahan organik akan
memberikan pengaruh kualitas dan kuantitas bahan organik. Bahan organik yang
mempunyai C-N rasio yang rendah (< 25) akan menyebabkan proses dekomposisi
berjalan dengan cepat. Sedangkan bahan organik yang mempunyai C-N rasio yang
tinggi (> 25) dapat terjadi immobilisasi, pembentukan humus, akumulasi bahan

FENISA FAUZIYAH MARSHAL 2010941001


LABORATORIUM BUANGAN PADAT
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
organik dan peningkatan kadar sulfur. Meningkatnya kadar lignin dan poliphenol
akan menghambat proses dekomposisi bahan organik (Sukaryorini, 2016).

Perbandingan C/N rasio tinggi, berarti bahan penyusun belum terurai secara
sempurna dan akan membusuk lebih lama bila dibandingkan dengan rasio C/N
yang rendah. Dengan C/N rasio tinggi diurai menjadi senyawa sederhana, seperti
NH3, CO2, H2 dan H2O. Mikroorganisme pengurai penyerap unsur hara dari
lingkungan sekitarnya untuk pertumbuhannya, kemudian mikroorganisme mati.
Unsur hara penyusun tubuh mikroorganisme akan dilepaskan sehingga C/N
menjadi rendah karena banyak CO2 yang menguap ke udara dan karbonnya
menjadi banyak (Damanhuri, 2016).

2.5 Peraturan Terkait

Baku mutu N-Total salah satunya diatur dalam SNI. Berdasarkan SNI 19-7030-
2004 tentang Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik kadar N-Total
minimum adalah 0,40%. Kadar air sampah organik tidak boleh melebihi 50%.
Perbandingan C/N yaitu minimum 10% dan maksimumnya 20% (SNI 19-7030-
2004). Berdasarkan Tabel 2.1 dapat dilihat batas maksimum dan minimum dari
N-Total dan rasio C/N.
Tabel 2.1 Batas Maksimal dan Minimal N-Total Serta Rasio C/N
Batas N-Total (%) Rasio C/N
Minimal 0,4 10
Maksimal - 20
Sumber: SNI 19-7030-2004

FENISA FAUZIYAH MARSHAL 2010941001


BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN

3.1 Alat dan bahan

3.1.1 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:


1. Neraca analitik;
2. Alat destilasi;
3. Erlenmeyer 100 mL;
4. Buret 10 mL;
5. Erlenmeyer 300 mL;
6. Labu ukur 100 mL.

3.1.2 Bahan

3.1.2.1 Destruksi

Bahan yang digunakan pada percobaa ini adalah:


1. Asam sulfat pekat (95-97%);
2. Campuran selen p.a;

3.1.2.2 Destilasi

Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:


1. Asam borat 1 %;
2. Natrium Hidroksida 40 %;
3. Batu didih;
4. Petunjuk Conway;
5. Aquadest;
6. Larutan baku asam sulfat 0,05 N;

3.2 Cara Kerja

Cara kerja pada percobaan ini adalah:

3.2.1 Destruksi Contoh

1. Sampel sebanyak 1 gram ditimbang dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer;


LABORATORIUM BUANGAN PADAT
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
2. 1 gram selen, 3 ml asam sulfat pekat (H2SO4) dan 2 ml hidrogen peroksida
(H2O2) ditambahkan, kemudian larutan dihomogenkan. Setelah itu sampel
didiamkan selama 24 jam;
3. Selanjutnya sampel didestruksi hingga suhu 3500C. Destruksi selesai apabila
telah keluar uap putih dan didapat ekstrak jernih;
4. Tabung diangkat, didinginkan dan kemudian ekstrak diencerkan dengan air
bebas ion hingga tepat 100 ml;
5. Dikocok sampai homogen, ekstrak digunakan untuk pengukuran N dengan
cara destilasi.

3.2.2 Pengukuran N

1. Secara kualitatif seluruh ekstrak contoh dipindahkan ke dalam labu didih;


2. Ditambahkan sedikit serbuk batu didih dan aquadest hingga setengah volume
labu;
3. Dengan gelas ukur, ditambahkan NaOH 40% sebanyak 10 ml ke dalam labu
didih yang berisi contoh dan secepatnya ditutup;
4. Disiapkan penampung untuk NH3 yang dibebaskan yaitu erlenmeyer yang
berisi 10 ml asam borat 1% yang ditambah 3 tetes indikator conway dan
dihubungkan dengan alat destilasi;
5. Destilasi hingga volume penampung mencapai 50-75 ml (berwarna hijau).
Destilasi dititrasi dengan H2SO4 0,05 N hingga warna menjadi merah muda.
Volume titrat dicatat contoh (Vc) dan blanko (Vb).

3.3 Rumus

Kadar Nitrogen (%) = (Vc-Vb) x N x 14 x 100 x mg contoh-1 x fk

Keterangan:
Vc = mL titar contoh
Vb = mL titar blanko
N = normalitas larutan baku H2SO4
14 = bobot setara nitrogen
100 = konversi ke %
fk = faktor koreksi kadar air = 100/(100-% kadar air)

FENISA FAUZIYAH MARSHAL 2010941001


BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data

4.1.2 N-Total

4.1.2.1 Berat Cawan


Tabel 4.1 Data Perhitungan Berat
Berat Cawan
Penimbangan
Kosong (A) Isi (B) 105℃ (X)
1 101,18772 g 112,0608 g 109,5765 g
2 101,18773 g 112,0603 g 109,5650 g
3 101,18774 g 112,0575 g 109,5581 g
Rata-rata 101,18773 g 112,0595 g 109,5665 g
Sumber: Data Perhitungan Praktikum Laboratorium Buangan Padat, 2022

4.1.2.2 Pengukuran N-Total


4.1 Data Untuk Perhitungan Kadar Nitrogen
Volume Cair Volume H2SO4 Normalitas H2SO4
No Larutan
(ml) (ml) (N)
1 Blanko 40 ml 1,3 0,05
2 Sampel 40 ml 6 0,05
Sumber: Data Perhitungan Praktikum Laboratorium Buangan Padat, 2022

4.2 Perhitungan

4.2.1 N-Total

4.2.1.1 Penentuan Faktor Koreksi Kadar Air


Berat Cawan isi-Berat Cawan isi 150 C
% Kadar Air = X 100%
Berat Cawan isi-Berat Cawan kosong
112,0595 g-109,5665
= X 100%
122,0595 g-101,18773 g
= 11,9444%

100
Faktor Koreksi =
100 - % Kadar Air
100
¿
100-11,9444

= 1,1356%
LABORATORIUM BUANGAN PADAT
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
4.2.1.2 Penentuan Kadar N-Total

Kadar Nitrogen = (Vc-Vb) x N x 14 x 100 x mg contoh-1 x fk


= (6 - 1,3) ml x 0,05 N x 14 x 100 x 1000-1 x 1,1356%
= 0,374%

4.2.1.3 Penentuan Rasio C/N

%C
Rasio C/N =
%N
6,415 %
=
0,374 %
= 17,17

FENISA FAUZIYAH MARSHAL 2010941001


LABORATORIUM BUANGAN PADAT
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
4.3 Pembahasan

Praktikum kali ini yaitu tentang N-Total. Sampel yang digunakan dalam
praktikum ini adalah sampel sampah yang berasal dari sampah salah satu kos laki-
laki praktikan yang berlokasi di Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, Kota Padang.
Sampling dilakukan pada hari Jumat, 20 Mei 2022 dan diambil pada hari Sabtu,
21 Mei 2022. Sampel sampah diambil pada titik koordinat 100°25'34" BT dan
0°55'44" LS pada ketinggian 90 mdpl. Kondisi cuaca pada saat pengambilan
sampel berawan dengan suhu 24°C. Kondisi sekitar sampling sepi dan terdapat
sedikit orang. Jumlah penghuni kos tersebut sebanyak 11 orang.

Sebelum melakukan penentuan kadar N total pada sampel, maka terlebih dahulu
menentukan kadar air pada suatu sampel. Hal ini dikarenakan agar berat sampel
yang akan ditentukan kadar nitrogen nantinya benar-benar murni didapatkan tanpa
adanya pengaruh dari faktor kadar air yang masih terkandung di dalam sampel
Nilai kadar air yang diperoleh adalah 11,9444%. Dari nilai kadar air tersebut
dapat ditentukan faktor koreksi kadar air yang nantinya akan berguna dalam
perhitungan kadar N total. Faktor koreksi kadar air sampel pada percobaan ini
adalah sebesar 1,1356%. Selanjutnya dilakukan perhitungan kadar N total dalam
sampel sampah yang digunakan dan nilai yang diperoleh adalah 0,374%.
Kemudian di peroleh rasio C/N dari praktikum C-Organik dan N-Total sebesar
17,17.

Berdasarkan SNI 19-7030-2004 tentang Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik


Domestik kompos yang baik mengandung unsur hara makro nitrogen minimum
adalah 0,40% sedangkan untuk rasio C/N minimal 10 dengan batas maksimumnya
20. Kadar N-Total yang didapatkan memenuhi standar baku mutu yang telah
ditetapkan. Jika dibandingkan dengan peraturan yang telah ditetapkan, maka
sampel sampah tersebut tidak layak digunakan sebagai kompos karena kandungan
nitrogennya kurang. Rasio C/N yang didapatkan sesuai dengan baku mutu, jika
rasio yang didapatkan terlalu kecil maka akan terjadi kehilangan N karena
menguap selama proses perombakan berlangsung. Dalam keadaan kekurangan
Nitrogen ini, sebagian dari Nitrogen akan berubah menjadi gas amonia yang
menyebabkan bau.

FENISA FAUZIYAH MARSHAL 2010941001


LABORATORIUM BUANGAN PADAT
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
Penguraian nitrogen yang tinggi menyebabkan penguraian bahan organik menjadi
lebih cepat karena karena perkembangbiakkan mikroorganisme yang meningkat.
Selain itu, nitrogen juga sangat berpengaruh terhadap tumbuhan karena kadar
nitrogen dapat mempengaruhi laju pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Semakin tinggi kadar nitrogen, menyebabkan semakin terhambatnya pertumbuhan
serta perkembangan tumbuhan.

Teknologi yang dapat digunakan dalam pengolahan kadar N-Total adalah dengan
melakukan Mechanical Biological Treatment (MBT) dengan menggunakan
reaktor batch anaerob. Proses MBT merupakan suatu kombinasi dari pemisahan
secara mekanis dan pengolahan biologis, baik aerobik maupun anaerobik maupun
kombinasi keduanya, yang dirancang untuk mengekstrak dan atau mengolah
fraksi-fraksi dari input limbah dengan tujuan tertentu. Keuntungan dari MBT
sederhana terletak pada kesederhanaan, teknologi dengan level rendah, dan
keterlibatan tenaga kerja dengan kompetensi rendah dalam proses pengerjaan.

Sebagai calon sarjana Teknik Lingkungan, dengan mengetahui nilai N-total pada
suatu sampel sampah, kita dapat mengetahui pengolahan apa yang dapat
diterapkan pada sampah karena tidak semua sampah organik yang bisa dijadikan
kompos yang baik. Untuk menjadikan kompos, sampah tersebut haruslah
memenuhi nilai-nilai kadar bahan organik tertentu seperti C, N, P, Ca, K, Mg, S
dan lainnya. Bahan yang dapat digunakan untuk memperkaya hara kompos dapat
berasal dari pupuk organik, namun pemberian yang berlebihan dapat
mengakibatkan hilangnya unsur hara dalam kompos tersebut.

FENISA FAUZIYAH MARSHAL 2010941001


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan maka didapatkan kesimpulan:


1. Sampel berasal dari sampah salah satu kos laki-laki praktikan yang berlokasi
di Cupak Tangah, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Sampling dilakukan pada
hari Jumat, 20 Mei 2022 dan diambil pada hari Sabtu, 21 Mei 2022. Sampel
sampah diambil pada titik koordinat 100°25'34" BT dan 0°55'44" LS. Kondisi
cuaca pada saat pengambilan sampel berawan dengan suhu 24°C;
2. Data hasil praktikum mendapatkan bahwa kadar air adalah sebesar 11,9444%.
Faktor koreksi yang didapat sebesar 1,1356%. Kadar N-Total yang terdapat
pada sampel adalah sebesar 0,374% dan rasio C/N adalah sebesar 17,17;
3. Berdasarkan SNI 19-7030-2004 yang telah menetapkan baku mutu
pengomposan, untuk kadar N-Total pada sampel tidak memenuhi baku mutu
untuk diolah menjadi kompos. Rasio C/N yang didapatkan pada sampel
memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan karena sampel tersebut memiliki
rasio C/N yang jauh lebih rendah dari batas minimum;
4. Penguraian nitrogen yang tinggi menyebabkan penguraian bahan organik
menjadi lebih cepat karena karena perkembangbiakkan mikroorganisme yang
meningkat;
5. Teknologi yang dapat digunakan dalam pengolahan kadar N-Total adalah
dengan melakukan Mechanical Biological Treatment (MBT) dengan
menggunakan reaktor batch anaerob;
6. Sebagai calon sarjana Teknik Lingkungan, dengan mengetahui nilai N-total
pada suatu sampel sampah, kita dapat mengetahui pengolahan apa yang dapat
diterapkan.
LABORATORIUM BUANGAN PADAT
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ANDALAS
5.2 Saran

Saran yang dapat praktikan berikan setelah melakukan praktikum ini adalah
sebagai berikut:
1. Praktikan selanjutnya diharapkan memahami objek praktikum pada saat
praktikum dan teliti dalam melakukan praktikum;
2. Masyarakat hendaknya dapat melakukan pemilahan sampah dari sumber agar
dapat mengikuti proses pengomposan dan tidak membuang sampah organik
begitu saja;
3. Pemerintah sebaiknya menganjurkan kepada masyarakat untuk membuat
pupuk dengan pengomposan dan mengurangi penggunaan pupuk buatan;
4. Sarjana Teknik Lingkungan dapat menentukan pengolahan apa yang dapat
diterapkan pada sampah karena tidak semua sampah organik yang bisa
dijadikan kompos yang baik.

FENISA FAUZIYAH MARSHAL 2010941001


DAFTAR PUSTAKA

Barus, Novalinda. 2013 Ketersediaan Nitrogen Akibat Pemberian Berbagai Jenis


Kompos Pada Tiga Jenis Tanah Dan Efeknya Terhadap Pertumbuhan
Tanaman Jagung (Zea Mays L.). Universitas Sumatera Utara; Medan

Bisca, Patiarma C dan Rahardyan,B. 2013. Penelitian Efektivitas Reduksi Timbunan


Sampah Kota dengan Mechanical Biological Treatment. Bandung: ITB.

Damanhuri, E. 2016. Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah TL-3150. Bandung:


Teknik Lingkungan ITB.

Hidayat, M agung. 2015. Rencana Bangunan Mesin Pencacah Sampah Organik.


Palembang: Politeknik Negri Sriwijaya

Kasniari, Desak Nyoman. 2016. Pengaruh Penambahan Bahan Organik


Terhadap Kadar N-Total Tanah Typic Tropaquept Sukawati, Gianyar
Dalam Kondlsi Kapasitas Lapang Dan Tergenang. Denpasar: Universitas
Udayana.

Nariratih, Intan. 2013. Ketersediaan Nitrogen Pada Tiga Jenis Tanah Akibat
Pemberian Tiga Bahan Organik Dan Serapannya Pada Tanaman Jagung.
USU; Medan

Purba, Dippos Pardamean. 2019. Penentuan Kadar Nitrogen (N) Pada Pupuk Npk
Dengan Metode Kjeldahl Di PT. Sucofindo Medan. Skripsi. Medan:
Universitas Sumatera Utara.

Purnomo, Eko Adi Dkk. 2017. Pengaruh Variasi C/N Rasio Terhadap Produksi
Kompos Dan Kandungan Kalium (K), Pospat (P) Dari Batang Pisang
Dengan Kombinasi Kotoran Sapi Dalam Sistem Vermicomposting. Jurnal
Teknik Lingkungan. Volume 6, Nomor 2. Semarang: Universitas
Diponegoro.

Rahmayanti, D. 2013. Fermentasi Anaerob Dari Sampah Pasar Untuk


Pembentukan Biogas. Pekanbaru: UNRI.

SNI 19-7030-2004 tentang Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik


Sukaryorini, P., Fuad, A. M., Santoso, S. 2016. Pengaruh Macam Bahan Organik
Terhadap Ketersediaan Amonium (NH+), C-Organik Dan Populasi
Mikroorganisme Pada Tanah Entisol, 5(2). Depok: UPN Veteran.

Usman. 2012. Teknik Penetapan Nitrogen Total Pada Contoh Tanah Secara Destilasi
Titrimetri Dan Kolorimetri Menggunakan Autoanalyzer. Bogor: Teknisi
Litkayasa Nonkelas pada Balai Penelitian Tanah.

You might also like