You are on page 1of 50

NAMA : RAFIQ ALFARISI

KELAS : 6

SDN : 010 KAMBESKO

Tahun Ajaran : 2023/2024

TUGAS PORTOFOLIO

1. Bilangan Prima

prima adalah bilangan yang hanya dapat dibagi oleh dua bilangan yaitu bilangan 1 dan
dirinya sendiri, tanpa bisa dibagi oleh bilangan lain.Yang termasuk bilangan prima adalah
bilangan bulat di atas 1, karena 1 bukanlah bilangan prima. 1 bukalah bilangan prima karena
hanya terdiri dari satu faktor (hanya bisa dibagi oleh satu) yaitu dirinya sendiri.Angka 2
merupakan satu-satunya bilangan genap yang merupakan bilangan prima. Karena 2 memiliki
dua faktor yaitu 2 bisa dibagi oleh satu dan habis dibagi oleh 2.Sedangkan semua kelipatan 2
juga bilangan genap lainnya bukanlah bilangan prima. Misalnya 4 bukan bilangan prima
karena memiliki 3 faktor yaitu bisa dibagi 1, 2, dan juga 4.

ada 25 bilangan prima dari deretan angka 1 sampai dengan 100. Bilangan prima tersebut
adalah 2, 3, 5, 7, 11, 13, 17, 19, 23, 29, 31, 37, 41, 43, 47, 53, 59, 61, 71, 73, 79, 83, 89, dan
97.

Mengapa 7 adalah bilangan prima? Angka 7 merupakan bilangan prima karena hanya
memiliki 2 pembagi yaitu 1 dan 7.
1 yaitu 7: 1 = 7
7 yaitu 7: 7 = 1
Tidak ada angka lain yang dapat dibagi lagi supaya hasilnya 7.
Apakah 15 adalah bilangan prima? Angka 15 bukan termasuk karena memiliki lebih dari 2
faktor pembagi yaitu 1, 3, 5, 15
1 karena 15: 1 = 15
3 karena 15: 3 = 5
5 karena 15: 5 = 3
15 karena 15:15 = 1

Contoh Soal dan Penyelesaian nya:

1. Mana bilangan di bawah ini yang hanya memiliki dua faktor positif?

a. 60

b. 162

c. 233

d. 300
Pembahasan:

Faktor dari 60 = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 10, 20, 30, dan 60

Faktor dari 162 = 1, 2, 3, 6, 9, 18, 27, 54, 81, dan 162

Faktor dari 233 = 1 dan 233

Faktor dari 300 = 1, 2, 3, 4, 5, 6, 12, 15, 20, 25, 50, 60, 75, 100, 150, dan 300

Jadi, jawabannya adalah C. 233.

2. Bilangan prima genap adalah…

a. 2

b. 4

c. 20

d. 28

Pembahasan:

Faktor dari 2 = 1 dan 2

Faktor dari 4 = 1, 2, dan 4

Faktor dari 20 = 1, 2, 4, 5, dan 20

Faktor dari 28 = 1, 2, 4, 7, 14, dan 28

2. Akar Kuadrat

Akar kuadrat atau akar pangkat 2 adalah kebalikan dari operasi pangkat 2 atau invers pangkat
2 suatu bilangan. Nilai akar pangkat 2 suatu bilangan x adalah y dimana berlaku x = y²,
dengan x dan y bilangan real. Sehingga dapat ditulis √x = y dan dibaca "akar kuadrat dari x
sama dengan y".

metode mencari atau menghitung akar pangkat dua, yaitu:


1. Metode Ekstraksi (Longhand Method)

Berdasarkan advernasia, metode ekstraksi (longhand method) yang ditemukan J.B


Calvert pada tahun 1999 merupakan cara paling mudah untuk digunakan.Cara mencari
akar pangkat dua dengan metode ini perlu memisahkan 2 digit bilangan yang dihitung.
Berikut ini dasar penghitungan metode ekstraksi:

Memahami Perpangkatan 2

Pangkat 2 Akar Pangkat 2

1² =  1 × 1 = 1 √1 = 1

2² = 2 × 2 = 4 √4 = 2

3² = 3 × 3 = 9 √9 = 3

4² = 4 × 4 = 16 √16 = 4

5² = 5 × 5 = 25 √25 = 5

6² = 6 × 6 = 36 √36 = 6

7² = 7 × 7 = 49 √49 = 7

8² = 8 × 8 = 64 √64 = 8

9² = 9 ×9 = 81 √81 = 9

10² = 10 ×10 = 100 √100 = 10

2. Mencari Akar Ekstraksi Selanjutnya


Ada pula cara mencari akar pangkat dua, yakni melalui proses ekstraksi akar
selanjutnya secara teratur.

Penghitungan dengan metode akar ekstraksi selanjutnya adalah dengan:

 Proses pengurangan
 Menurunkan ekstraksi selanjutnya
 Mencari pasangan perkalian dari 2x nilai akar ekstraksi
Contoh soal

Soal No.1

42² = ...

A 42 x 2

B. 42 x 42

C. 42 x 2 x 4

D. 42 + 42

PEMBAHASAN:

Bilangan pangkat dua dapat dihitung dengan melakukan perkalian berulang dari bilangan
tersebut.
42² = 42 * 42

Jawaban B

Soal No.2

Hasil perhitungan dari 5² - 3² + 2² =

A. 20

B. 12

C. 24

D. 30

PEMBAHASAN:

5² - 3²+ 2² = (5 * 5) - (3 * 3) + (2 * 2) =25-9+4

= 16+ 4

= 20

Jawaban A

Soal no 3

Hasil perhitungan dari 20² - 12²= ...

A. 32

B. 8

C. 544

D. 256

PEMBAHASAN:

20²-12²= (20 x 20) - (12 x 12) =400-144 = 256

Jawaban D
3. Akar Pangkat 3

Akar pangkat tiga dari bilangan adalah nilai yang jika dikalikan dengan dirinya sendiri tiga
atau tiga kali menghasilkan nilai aslinya. Setiap kali suatu bilangan (x) dikalikan tiga kali,
maka bilangan yang dihasilkan disebut pangkat tiga dari bilangan tersebut.Akar pangkat tiga
dilambangkan dengan merupakan kebalikan dari pangkat tiga Bentuk umum akar pangkat
tiga dapat ditulis sebagai berikut:

³√a = b atau a = b³

Mengingat hasil pangkat tiga dari bilangan 1 sampai 10


1 3 1

23 8

33 27

43 64

53 125

63 216

73 343

83 512

93 729

103 1.000

2. Memisahkan tiga angka dari belakang


Misalnya, hasil dari 3√ 13.824 13.8243 =
Contoh Soal

1. Perkalian dari 5³ × 6³ akan menghasilkan nilai sebesar ….


A. 9.000
B. 9.500
C. 27.000
D. 27.500
Pembahasan
⇔ 5³ × 6³ = 125 x 216
⇔ 5³ × 6³ = 27.000

atau 5³ × 6³ = (5 × 6)³ = 30³ = 27.000

Jawab : C

2. Hasil penjumlah dari 8³ + 7³ adalah ….


A. 864
B. 454
C. 888
D. 290
Pembahasan
8³ + 7³ = 521 + 343 = 864

Jawab : A

3. Hasil pengurangan dari 8³ – 7³ adalah ….


A. 864
B. 178
C. 88
D. 190
Pembahasan
8³ + 7³ = 521 – 343 = 178

Jawab : B

4. Berapakah hasil dari 18³ ?


A. 5.830
B. 5.831
C. 5.832
D. 5.833
Pembahasan
18³ = 18 × 18 × 18 = 5.832

Jawab : C

5. Hasil dari 5³ + 2³ – 3³ adalah …..


A. 106
B. 120
C. 160
D. 233
Pembahasan
5³ + 2³ – 3³ = 125 + 8 – 27 = 106

Jawab : A

6.Hasil dari 72³ : 6³ adalah ….


A. 1.278
B. 1.287
C. 1.872
D. 1.728
Pembahasan
72³ : 6³= (72 : 6)³ = 12³= 1.728

Jawab : D

4. Satuan Waktu dan Panjang

Hubungan Antar Satuan Waktu


Satuan waktu yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari antara lain Abad, windu,
tahun, bulan, minggu hari, jam, menit, dan detik. Ada juga satuan waktu yang digunakan
khusus untuk kegiatan tertentu. misalnya semester, triwulan, dan caturwulan biasanya
digunakan dalam kegiatan pendidikan. Seperti kegiatan tengah semester, ulangan akhir
semester, dan lain-lain. Triwulan artinya 3 bulanan dan caturwulan artinya empat bulanan,
istilah ini dulu digunakan untuk kegiatan pendidikan namun sekarang sudah digantikan
dengan istilah semester. Berikut ini beberapa satuan waktu yang kita kenal.
 1 Abad = 10 dasawarsa = 20 lustrum = 100 Tahun
 1 Dasawarsa = 10 Tahun
 1 Windu = 8 Tahun
 1 Lustrum = 5 Tahun
 1 Tahun = 12 Bulan
 1 Semester = 6 Bulan
 1 Catrurwulan = 4 Bulan
 1 Trwiwulan = 3 Bualan
 1 Bulan= 30 Hari
 1 Minggu = 7 Hari
 1 Hari = 24 Jam
 1 Jam = 60 Menit
 1 Menit = 60 Detik

Hubungan antar satuan waktu detik, menit, dan jam menggunakan basis 60. 1 jam = 60 menit,
1 menit = 60 detik.

Satuan waktu biasanya digunakan untuk menandai suatu kegiatan. Misalnya hari kelahiran
biasanya menggunakan satuan waktu. Wawan dilahirkan pada Tanggal 17 September 2000.
Tanggal 17 adalah hari, September adalah bulan, dan 2000 adalah tahun kelahiran Wawan.
Ketika kita belajar di sekolah juga dibatasi oleh waktu, pagi hari kita masuk sekolah pukul
07.00 dan selesai pada pukul 12.10. Berikut ini beberapa contoh soal yang melibatkan
hubungan antar satuan waktu yang sering kitatemui dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh Soal 1 :


Kegiatan pembelajaran di sekolah dimulai pukul 07.00 dan berakhir pukul 12.15. Selama
jangka waktu tersebut terdapat istirahat dua kali dan sisanya digunakan untuk belajar. Jika
setiap istirahat selama 15 menit, waktu belajar di sekolah adalah…..

Pembahasan :
Waktu istirahat 2 x 15 menit = 30 menit
Pelajaran selesai=12.15
Pelajaran mulai =07.00
Waktu belajar =05.15 -->15-30 tidak cukup pinjam 1 jam menjadi 60 + 15=75
Waktu belajar =04.75
Waktu istirahat =00.30 _

Waktu belajar =04.45


Jadi waktu belajar di sekolah adalah 4 jam 45 menit

Contoh Soal 2:
Dalam perlombaan lari Riski mencatat waktu 29 menit 48 detik, Agus mencatat waktu 31
menit 18 dtik. Selisih waktu tempuh Riski dan Agus adalah….
Pembahasan :
11 detik - 48 detik kurang pinjam 1 menit (60 detik) menjadi 71 detik
Agus = 30 menit 71 detik
Riski =29 menit 48 detik -

Selisih= 01 menit 23 detik


Sehingga selisih waktu antara Agus dan Riski adalah 1 menit 23 detik

Contoh Soal 3 :
Rani belajar matematika selama 2 jam 30 menit dan dilanjutkan dengan belajar IPA 80 menit.
Jika rani mulai belajar pukul 06.30. Ia akan selesai belajar IPA pukul…..

Pembahasan :
Belajar matematika =2 jam 30 menit
Belajar IPA 80 menit=1 jam 20 menit
Waktu belajar =3 jam 50 menit
Mulai belajar = 06.30
Waktu belajar = 03.50+-->80 menit = 1 jam 20 menit

Rani belajar sampai = 10.20


Jadi Rani selesai belajar pukul 10.20

Hubungan Antar Satuan Panjang


Satuan panjang yang sering digunakan antara lain km, hm, dam, m, dm, cm, dan mm.
Hubungan antar satuan-satuan tersebut adalah sebagai berikut.

 Jika turun satu satuan maka satuan dikalikan 10, dan jika naik 1 satuan satuan dibagi
dengan 10.

Contoh Soal 1 :
Untuk perbaikan saluran air minum telah disediakan pipa paralon sepanjang 16 m, karena
persedian masih kurang, ditambah lagi 8 dm dan 7 cm. Berapakah panjang seluruh paralon
yang dipasang ?(m)
Pembahasan :
Satuan yang diminta adalah meter, ubah semua satuan menjadi m
8 dm naik ke meter (1 kali) berarti : 10, 8 : 10 = 0,8 m
7 cm naik ke meter (2 kali ) berarti : 100, 7 : 100 = 0,07
16 m + 8 dm + 7 cm= 16 m + 0,8 m + 0,07 m = 16,87 m
Jadi panjang seluruh paralon = 16,87 m

Contoh Soal 2 :
Tiga gulungan kabel masing-masing memiliki panjang 46 hm, 10.300 m, dan 510 dam.
Panjang ketiga gulungan kabel tersebut adalah….(km)

Pembahasan :
Ubah sema satuan menjadi km
46 hm + 10.300 m + 510 dam
46 hm naik ke km (1 kali) berarti : 10, 46 hm : 10 = 4,6 km
10.300 m naik ke km (3 kali) berarti : 1.000, 10.300 : 1.000 = 10,3 km
510 dam naik ke km (2 kali) berarti : 100, 510 : 100 = 5,10
46 hm + 10.300 m + 510 dam = 4,6 km + 10,3 km + 5,10 km = 20 km
Jadi panjang ketiga gulungan kabel = 20 km

Contoh Soal 3 :
Untuk membuat pagar rumah Dika diperlukan 20 potongan besi sepanjang 12 dm lebih 5 cm
dan 2 potongan besi sepanjang 3 m. Panjang seluruh potongan besi yang digunakan untuk
membuat pagar rumah Dika adalah….m

Pembahasan :
Ubah semua satuan ke meter
12 dm + 5 cm = 120cm + 5 cm = 125cm = 1,25 m
20 x 1,25 m = 25m
2x3m=6m
Panjang seluruh besi = 25 m + 6 m = 31 m
Jadi panjang besi yang dibutuhkan untuk membuat pagar rumah Dika adalah 31 m

5. Satuan Volume dan Debit

Satuan waktu dalam debit air dinyatakan dalam jam, menit, atau detik, sementara untuk
volume dinyatakan dalam satuan volume.” Nantinya, satuan debit adalah satuan volume per
satuan waktu, seperti m3 /detik, m3 /jam, liter/detik, ml/detik.

Satuan Volume Berbeda Mengubah satuan debit dengan satuan volume yang berbeda tetapi
menggunakan satuan waktu yang masih sama.

Contoh 1:
25.000 cm3/menit = … dm3/menit
Pembahasan 1:
25.000 cm3/menit = … dm3/menit
= (25.000 : 1.000) dm3/menit
= 25 dm3/menit
Penjelasan: Satuan volume cm3 menjadi dm3 bergerak ke depan, sehingga dibagi 1.000.

Contoh 2:
17 cm3/menit = … mm3/menit
Pembahasan 2:
17 cm3/menit = … mm3/menit
= (17 x 1.000) mm3/menit
= 17.000 mm3/menit

Satuan Volume dan Waktu Berbeda


Mengubah satuan debit dengan satuan waktu dan satuan volume yang berbeda. Pada bagian
ketiga ini merupakan gabungan dari dua cara di atas. Dan merupakan tahapan paling sulit dari
mengubah satuan debit.

Contoh 1:
144 m3/jam = … liter/detik
Pembahasan 1:
144 m3/jam = … liter/detik
= (144 x 1.000) liter / 3.600 detik
= 144.000 liter / 3.600 detik
= 40 liter/detik

Contoh 2:
15.000 cm3/menit = … liter/jam
Pembahasan 2:
15.000 cm3/menit = … liter/jam
= (15.000 : 1.000) liter / 160 jam
= 15 liter / 160 jam
= 15 liter x 601 jam
= 900 liter/jam

Satuan Debit
Dalam waktu 1 menit, ember tersebut terisi 6 liter air.
Artinya, debit air yang mengalir dari keran itu adalah 6 liter/menit, ditulis 6 l/menit.
Satuan debit biasanya digunakan untuk menentukan volume air yang mengalir dalam suatu
satuan waktu. Hubungan Antar Satuan Debit
Satuan debit yang sering digunakan adalah l/detik dan m3/detik. Kamu telah mengetahui
bahwa 1 l = 1 dm3 = 1/1.000 m3.
Caranya dengan mengalikan kedua ruas pada persamaan tersebut dengan 1.000.
1 l/detik × 1.000 = 1/1.000 m3 /detik × 1.000
1.000 l/detik = 1.000/1.000 m3/detik
1.000 l/detik = 1 m3/detik

Latihan Soal dan Jawaban


1. 12 liter / menit = .... liter/jam
a. 120
b. 720
c. 620
d. 1.200
Jawaban: B

2. 5000 cm³ = ..... liter


a. 0,5
b. 5
c. 50
d. 500
Jawaban: B

3. Debit air mengalir dalam kran 7.500 cm³ setiap 10 menit.


Volume air yang mengalir setiap jam adalah ..... liter
a. 35
b. 45
c. 50
d. 75
Jawaban: B

4. Satuan debit 20 m³/menit = ..... dm³/menit


a. 200
b. 2000
c. 20000
d. 200000
Jawaban: C

5. 120.000 cm³/menit = ..... dm³/detik


a. 2
b. 20
c. 12
d. 120
Jawaban: A

6. Sebuah keran mengisi bak mandi selama 25 menit.


Volume bak tersebut adalah 12.000 liter.
Debit keran tersebut adalah ...
a. 360
b. 120
c. 240
d. 480
Jawaban: D

6. Satuan Berat Kuantitas dan Berat

Satuan berat merupakan standar atau ukuran dasar yang digunakan untuk menyatakan berat
dari suatu benda, misalnya buah ini beratnya 1 kg.
Satuan berat yang sering kita gunakan sehari hari adalah ons, kwintal, ton, kilogram, gram,
pound, dan lbs.
Tangga Satuan Berat dan Konversinya
Dari penjelasan macam sebelumnya macam satuan berat yang sering kita gunakan adalah
ons, kwintal, ton, kilogram, gram, pound, dan lbs. Dimana
1 ons = 100 gram = 1/10 kg
1 kwintal = 100 kg
1ton = 1000kg
1 pon = 2,20462 kg
1 gram = 1/1000 kg
1 pon = 1 pon
Selain satuan berat diatas, masih ada beberapa satuan berat yang digunakan diantaranya
1 kg = 10 ons
1 ons = 1000 gram
1 hg = 1 ons
1 pon = 5 ons
1ton = 1000kg
1 ton = 10 kwintal
Lalu, untuk memudahkan dalam menghafal satuan berat, perhatikan tangga satuan berat
berikut ini

Keterangan
 kg = kg
 hg = hektogram (on)
 dag = dekagram
 g = gram
 dg = desain
 cm = centigram
 mm = miligram
menurut tangga satuan berat diatas, akan lebih mudah mengkonversikan satuan berat,
perhatikan beberapa contoh berikut ini.
1000g = 1kg
500 dg = 5 hari

Contoh Soal

Contoh Soal Satuan Berat


Lengkapi titik titik berikut ini
1. 0,3567 kg = … g = …. mg
2. 5000mg =…. cg = …kg
3. 2345 gram = …. kg = …hg
Jawaban
1. 0,3567 kg = 0,3567 x 1000 g = 356,7 g
                    = 0,3567 x 1000000 mg = 356700 mg
2. 5000 mg = 5000 : 10 cg = 500 cg
                  = 5000 : 1000000 kg = 0,005 kg
3. 2345 gr = 2345 : 1000 kg = 2.345 kg
              = 2345 : 100 hg = 23,45 hg
Satuan Kuantitas

Satuan ukuran kuantitas biasa digunakan untuk menyatakan banyaknya jumlah dari suatu
benda atau barang.Satuan ukuran jumlah yang paling umum digunakan atau ditemui dalam
kehidupan sehari-hari, diantaranya:

1 lusin = 12 buah
1 gross = 144 buah = 12 Lusin
1 kodi = 20 buah
1 rim = 500 lembar

Contoh soal

1. Herman mempunyai 15 kotak paku. Jika setiap kotak berisi 2 lusin paku, maka berapakah
jumlah keseluruhan paku yang dimiliki Herman?

Jawab:
Diketahui setiap kotak berisi 2 lusin paku = 12 x 2 = 24 paku
Herman memiliki 15 kotak paku, maka jumlah keseluruhan paku yaitu:

15 x 24 = 360 buah paku.

2. Dalam sebuah kardus terdapat 10 gross pena. Maka ada berapa lusin pena di dalam kardus
tersebut?

Jawab:
Diketahui 1 gross = 12 lusin, maka:

10 gross = 10 x 12 lusin = 120 lusin

3. Tedi membeli 15 kardus kertas. Setiap kardus kertas berisi 5 rim kertas. Maka ada berapa
lembar kertas yang dibeli oleh Tedi?
Jawab:
Diketahui 1 rim = 500 lembar, setiap kardus berisi 5 rim kertas = 5 x 500 = 2500 lembar
kertas.

Tedi membeli 15 kardus kertas, maka jumlah kertas yang dimiliki Tedi yaitu:

2500 x 15 = 37500 lembar kertas.

4. Di dalam lemari tersimpan 12 lusin piring. Ada berapa gross piring di dalam lemari
tersebut?

Jawab:
Diketahui 1 gross = 12 lusin, maka:

12 lusin = 12/12 = 1 gross

5. 2 lusin + 4 lusin = …… buah

Jawab: (2 x 12) + (4 x 12 ) = 24 + 48 = 72 buah

6. 1 rim – 4 kodi = …… lembar

Jawab: 500 – ( 4 x 20) = 500 – 80 = 420 lembar

7. Jarak Waktu dan Kecepatan

Gambar Segitiga

Jarak
Jarak adalah angka yang menunjukkan seberapa jauh suatu benda berubah posisi melalui
lintasan tertentu. Umumnya jarak menggunakan satuan meter atau kilometer.

Kecepatan
Kecepatan adalah besaran yang menunjukkan seberapa cepat benda berpindah. Satuan dari
kecepatan adalah meter/detik atau tergantung dari pertanyaannya.
Waktu Tempuh
Waktu tempuh adalah lamanya waktu yang digunakan untuk menempuh suatu jarak tertentu.
Satuannya adalah detik, menit, jam.

Menentukan / Mencari Jarak 


Berikut ini adalah contoh soal mencari jarak beserta cara menghitungnya menggunakan
segitiga ajaib.

Contoh soal
Dimas mengendarai sepeda motor selama 2 jam 30 menit dengan kecepatan rata-rata 48 km/
jam. Berapa km jarak yang ditempuh Dimas?

Jawaban
Untuk mencari jarak, maka gunakan rumus segitiga ajaib seperti di bawah ini.

Diketahui waktu = 2 jam 30 menit = 2 1/2 = 2,5 jam (waktu harus diubah menjadi jam)
Kecepatan = 48 km/jam
Ditanya jarak?

J=KxW
J = 48 km/jam x 2,5 jam
J = 120 km
Jadi jarak yang ditempuh Dimas adalah 120 km
Menentukan / Mencari  Kecepatan
Berikut ini adalah contoh soal mencari kecepatan rata-rata kendaraan beserta cara
menghitungnya menggunakan segitiga ajaib

Contoh soal
Jarak antara kota A ke kota B 90 km. Jarak tersebut dapat ditempuh sebuah mobil selama 1
1/2 jam. Berapa km/jam kecepatan rata-rata mobil tersebut?

Jawaban
Untuk mencari kecepatan rata-rata, maka gunakan rumus segitiga ajaib seperti di bawah ini.
Diketahui jarak = 90 km
Waktu = 1 1/2 jam (1,5 jam)
Ditanyakan kecepatan?

K=J:W
K = 90 km : 1 1/2 (3/2) jam = 90 x 2/3 (pembagian pecahan harus dibalik) atau
K = 90 km : 1,5 jam
K = 60 km/jam
Jadi kecepatan rata-rata = 60 km/jam
Menentukan / Mencari Waktu Tempuh
Berikut ini adalah contoh soal mencari waktu tempuh beserta cara menghitungnya
menggunakan segitiga ajaib.
Contoh soal
Jarak rumah Fani ke rumah Firda 100 km. Jarak tersebut ditempuh oleh Fani dengan sepeda
motor berkecepatan rata-rata 40 km/jam. Berapa jam waktu yang dibutuhkan Fani agar
sampai di rumah Firda?

Jawaban
Untuk mencari waktu tempuh, maka gunakan rumus segitiga ajaib seperti di bawah ini.

Diketahui jarak = 100 km


Kecepatan = 40 km/jam
Ditanyakan waktu ?

W=J:K
W = 100 km : 40 km/jam
W = 2,5 jam
Jadi waktu yang dibutuhkan Fani adalah 2,5 jam
8. Sifat-Sifat Bangun Datar

bangun datar adalah sebuah bidang datar yang memiliki bentuk dua dimensi yang dibatasi
oleh garis lurus atau garis lengkung.

 Sifat Sifat Bangun Datar Persegi

Sifat sifat persegi yaitu sebagai berikut :


• Memiliki 4 sisi dan semua sisinya memiliki panjang yang sama
• Memiliki 2 pasang sisi yang saling sejajar
• Semua sudutnya membentuk sudut siku siku atau sudut berukuran 90°
• Memiliki 2 diagonal yang saling berpotongan tegak lurus dan sama panjang
• 2 diagonal yang saling berpotongan membentuk sudut siku – siku
• Memiliki 4 sumbu simetri atau simetri lipat
• Memiliki 4 simetri putar

 Sifat Sifat Bangun Datar Persegi Panjang

Sifat sifat persegi panjang yaitu sebagai berikut :


• Memiliki 4 sisi yang terdiri dari 2 pasang sisi yang saling berhadapan dan sejajar
• Sisi yang saling berhadapan memiliki panjang yang sama
• Semua sudutnya berukuran 90° atau membentuk sudut siku – siku
• 2 diagonal yang saling berpotongan dan membagi dua dengan panjang yang sama
• Memiliki 2 sumbu simetri atau sumbu lipat
• Memiliki 2 simetri putar
 Sifat Sifat Bangun Datar Segitiga

Sifat sifat segitiga sama sisi yaitu :


• Memiliki 3 sisi dengan panjang yang sama
• Memiliki 3 sudut dengan besar yang sama yaitu 60°
• Memiliki 3 simetri putar
• Memiliki 3 simetri lipat
• Memiliki 3 sumbu simetri

 Ciri Ciri Bangun Datar Segitiga Sama Kaki

Sifat sifat segitiga sama kaki yaitu :


• Memiliki 2 sisi dengan panjang yang sama
• Memiliki 2 sudut dengan besar yang sama
• Memiliki 1 simetri putar
• Memiliki 1 simetri lipat
• Memiliki 1 sumbu simetri

 Ciri Ciri Bangun Datar Segitiga Sembarang

Sifat sifat segitiga sembarang yaitu :


• Memiliki 3 sisi yang panjangnya berbeda beda
• Memiliki 3 sudut yang besarnya berbeda beda
• Memiliki 3 simetri putar
 Ciri Ciri Bangun Datar Segitiga Siku Siku

Sifat sifat segitiga siku siku yaitu :


• Memiliki 1 sudut siku siku dan dua sudut lancip
• Besar salah satu sudutnya adalah 90°
• Memiliki 2 sisi yang saling tegak lurus
• Jumlah dari dua sisinya lebih besar dari panjang sisi yang lain

 Ciri Ciri Bangun Datar Segitiga Lancip

Sifat sifat segitiga lancip yaitu :


• Memiliki 2 sudut lancip dan 1 sudut tumpul
• Ketiga sudutnya memiliki besar yang kurang dari 90°
• Jumlah dari ketiga sudutnya adalah 180°
• Jumlah dari dua sisinya lebih besar dari panjang sisi yang lain

 Ciri Ciri Bangun Datar Segitiga Tumpul

Sifat sifat segitiga tumpul yaitu :


• Memiliki 1 sudut tumpul dan dua sudut lancip
• Jumlah dari ketiga sudutnya adalah 180°
• Jumlah dari dua sisinya lebih besar dari panjang sisi yang lain
 Sifat Sifat Bangun Datar Jajar Genjang

Ciri ciri jajar genjang yaitu sebagai berikut :


• Memiliki 4 sisi yang terdiri dari 2 pasang sisi yang saling berhadapan dan sejajar
• Sisi yang saling berhadapan memiliki panjang yang sama
• Memiliki 4 sudut yaitu 1 pasang sudut tumpul dan 1 pasang sudut lancip
• Sudut yang berhadapan memiliki besar yang sama
• Dua sudut yang saling berdekatan jika dijumlahkan memiliki besar sudut 180°
• Memiliki 2 diagonal yang panjangnya tidak sama
• Tidak memiliki sumbu simetri atau simetri lipat
• Memiliki 2 simetri putar

 Sifat Sifat Bangun Datar Belah Ketupat

Ciri ciri belah ketupat yaitu sebagai berikut :


• Memiliki 4 sisi dan semua sisinya memiliki panjang yang sama
• Terdiri dari 4 sudut dan sudut yang saling berhadapan sama besar
• Dua sudut yang saling berdekatan jika dijumlahkan saling berpelurus atau jika dijumlahkan
besar sudutnya 180°
• Memiliki 2 diagonal yang saling berpotongan tegak lurus
• Memiliki 2 sumbu simetri
• Memiliki 2 simetri lipat
• Memiliki 2 simetri putar

 Sifat Sifat Bangun Datar Trapesium

Ciri ciri trapesium siku siku yaitu :


• Memiliki 4 sisi dan pada 1 pasang sisinya sejajar dan saling berhadapan
• Memiliki 4 sudut, total sudutnya jika dijumlahkan berukuran 360°
• Memiliki 2 sudut berbentuk siku siku atau berukuran 90°
• Kedua diagonalnya tidak sama panjang
• Tidak memiliki simetri lipat
• Tidak memiliki sumbu simetri

 Ciri Ciri Bangun Datar Trapesium Sama Kaki

Ciri ciri trapesium sama kaki yaitu :


• Memiliki 4 sisi dan pada 1 pasang sisinya sejajar dan saling berhadapan
• Memiliki 4 sudut, total sudutnya jika dijumlahkan berukuran 360°
• Memiliki 2 pasang sudut yang sama besar
• Memiliki 1 simetri lipat
• Memiliki 1 sumbu simetri
• Kedua diagonalnya sama panjang

 Ciri Ciri Bangun Datar Trapesium Sembarang

Ciri ciri trapesium sembarang yaitu :


• Memiliki 4 sisi dan pada 1 pasang sisinya sejajar dan saling berhadapan
• Memiliki 4 sudut, total sudutnya jika dijumlahkan berukuran 360°
• Keempat sisinya memiliki panjang yang berbeda beda
• Keempat sudutnya memiliki besar sudut yang berbeda beda
• Tidak memiliki simetri lipat
• Tidak memiliki sumbu simetri
• Diagonalnya tidak sama panjang

 Sifat Sifat Bangun Datar Layang Layang

Ciri ciri layang layang yaitu sebagai berikut :


• Memiliki 4 sisi yang terdiri dari 2 pasang sisi yang sama panjang
• Memiliki 4 sudut dan 2 sudut yang saling berhadapan memiliki ukuran yang sama besar
• Terdiri dari 2 diagonal yang saling berpotongan dan tegak lurus
• Memiliki 1 sumbu simetri
• Memiliki 1 simetri lipat
• Tidak memiliki simetri putar

 Sifat Sifat Bangun Datar Lingkaran

Ciri ciri lingkaran yaitu sebagai berikut :


• Hanya memiliki 1 sisi
• Tidak memiliki titik sudut atau besar sudutnya 360°
• Memiliki sumbu simetri atau simetri lipat yang tak hingga atau tak terbatas
• Memiliki sumbu putar yang tak hingga atau tak terbatas
• Memiliki titik pusat
• Jarak dari sisi manapun ke titik pusat selalu sama panjang

 Sifat Sifat Bangun Datar Segi Lima

Ciri ciri segi lima yaitu :


• Memiliki  5 sisi dan semua sisinya memiliki panjang yang sama
• Memiliki 5 sudut yang tiap sudutnya berukuran sama besar yaitu 108°
• Total sudutnya jika dijumlahkan berukuran 540°
• Memiliki 5 sumbu simetri atau simetri lipat
• Memiliki 5 simetri putar
• Memiliki 5 garis diagonal

 Sifat Sifat Bangun Datar Segi Enam

Ciri ciri segi enam yaitu :


• Memiliki 6 sisi dan semua sisinya memiliki panjang yang sama
• Memiliki 6 sudut dan semua sudutnya berukuran sama besar yaitu 120°
• Total sudutnya jika dijumlahkan berukuran 720°
• Memiliki 6 sumbu simetri atau simetri lipat
• Memiliki 6 simetri putar
• Memiliki 9 garis diagonal

9. Jaring-Jaring Kubus

Jaring-jaring kubus terdiri dari enam buah persegi yang sama dan kongruen, maka untuk
mencari luasnya menggunakan rumus luas jaring-jaring kubus yaitu 6s2 Kubus memiliki enam
bidang datar yang kongruen. Kubus memiliki enam sisi, 12 rusuk, dan delapan titik sudut.
Kubus memiliki delapan sudut dan 12 rusuk. Ada empat rusuk tegak dan delapan rusuk
mendatar.
Unsur-Unsur Kubus

Adapun unsur-unsur kubus sesuai gambar diatas adalah sebagai berikut.

6 sisi berbentuk persegi kongruen. Pada gambar sisi tersebut adalah ABCD, EFGH,
ABFE, DCGH, ADHE, BCGF.
 12 rusuk sama panjang, antara lain rusuk tersebut adalah AB, BC. Bila panjang rusuk
= s, maka jumlah panjang rusuk kubus = 12s.
 8 titik sudut. Pada gambar rusuk tersebut adalah titik A, B, C, D, E, F, G, dan H.
 Pada gambar kubus diatas, diagonal ruangnya adalah AG, BH, CE, dan DF.
 Diagonal bidang kubus antara lain AC dan BG kedua diagonal bidang
 tersebut berada di sisi ABFE. Diagonal bidang seluruhnya berjumlah 12 buah.
 Bidang diagonal kubus sebanyak 6, antara lain ACGE, bidang diagonal ini sisinya:
diagonal bidang AC dan GE serta rusuk AE dan CG

Diagonal Sisi dan Ruang Kubus


Kubus memiliki diagonal sisi dan ruang. Diagonal sisi kubus adalah suatu ruas garis yang
menghubungkan dua buah titik sudut berhadapan pada setiap bidang sisi kubus.Jika suatu
kubus panjang rusuknya adalah r, maka panjang diagonal sisinya adalah r√2. Kubus memiliki
12 diagonal sisi, yaitu AF, BE, DG, CH, AC, DB, EG, FH, AH, DE, BG, dan CF.Diagonal
ruang kubus adalah suatu garis yang menghubungkan dua buah titik sudut berhadapan dalam
sebuah kubus. Jika suatu kubus mempunyai panjang rusuk r, maka panjang diagonal
ruangnya adalah r√3.Diagonal ruang pada kubus ada empat, yaitu AG, BH, CE, dan DF.

Contoh soal

1. Kubus ABCD.EFGH panjang rusuknya adalah 6 centimeter (cm). Berapakah volume


kubus tersebut?

Pembahasan

Diketahui: r = 6 cm; V = 6 x 6 x 6 = 256 cm3.

Jadi, volume kubus tersebut adalah 256 cm3.

10. Keliling dan Luas Bangun Datar


1.luas bangun datar persegi yaitu :

Rumus:

Luas Persegi = s × s

Keliling Persegi = 4 × s

Mencari Sisi = √L atau s = K ÷ 4


Rumus mencari diagonal persegi yaitu :

Diagonal Persegi = 
Keterangan :
L = Luas
K = Keliling
s = Panjang Sisi

2. luas bangun datar persegi panjang yaitu :

Luas Persegi Panjang = p × l

Keliling Persegi Panjang = 2 × ( p + l )

Mencari Panjang = L ÷ l atau (K ÷ 2) – l

Mencari Lebar = L ÷ p atau (K ÷ 2) – p


Diagonal Persegi Panjang = √ (p2 + l2)
Keterangan :
L = Luas
K = Keliling
p = Panjang
l = lebar

3. luas bangun datar segitiga yaitu :

Luas Segitiga = ½ × a × t

Keliling Segitiga = a + b + c

Mencari Tinggi = (2 × L) ÷ a
Mencari Panjang Alas = (2 × L) ÷ t
Keterangan :
L = Luas
a = panjang sisi alas
b = panjang sisi b
c = panjang sisi c
t = tinggi

4. luas jajar genjang yaitu :

Luas Jajar Genjang = a × t

Keliling Jajar Genjang = 2 × (a + b)

Mencari Alas = (K ÷ 2) – b atau a = L ÷ t

Mencari Sisi B = (K ÷ 2) – a
Mencari Tinggi = L ÷ a
Keterangan :
L = Luas
K = Keliling
a = panjang alas
b = panjang sisi b
t = tinggi

5. luas bangun datar trapesium yaitu :

Luas Trapesium = ½ × (a + b) × t

Keliling Trapesium = AB + BC + CD + DA

Mencari Tinggi = 
Mencari Sisi Alas (AB) = 

Mencari Sisi Alas (AB) = K – CD – BC – AD


Rumus mencari sisi B (BC) yaitu :

Mencari Sisi B (BC) = 

Mencari Sisi B (BC) = K – CD – AD – AB

CD = K – AB – BC – AD

Mencari Sisi AD = K – CD – BC – AB
Mencari Sisi BC = K – CD – AD – AB
Keterangan :
L = Luas
K = Keliling
a = Panjang Sisi Alas
b = Panjang Sisi B
AB, BC, CD, DA = panjang sisi

6. bangun datar luas belah ketupat yaitu :

Luas Belah Ketupat = ½ × d1 × d2

Keliling Belah Ketupat = s + s + s + s

Keliling Belah Ketupat = s × 4

Panjang Sisi = K ÷ 4

Panjang Diagonal 1 (d1) = 2 × L ÷ d2


Panjang Diagonal 2 (d2) = 2 × L ÷ d1
Keterangan :
L = Luas
K = Keliling
d1 = Panjang Diagonal 1
d2 = Panjang Diagonal 2
s = Panjang Sisi

7. luas layang layang yaitu :


Luas Layang Layang = ½ × d1 × d2

Keliling Layang Layang = a + b + c + d

Keliling Layang Layang = 2 × (a + c)

Mencari Panjang A dan B = (½ × K) – c

Mencari Panjang C danD = (½ × K) – a

Panjang Diagonal 1 (d1) = 2 × L ÷ d2


Panjang Diagonal 2 (d2) = 2 × L ÷ d1
Keterangan :
L = Luas
K = Keliling
d1 = Panjang Diagonal 1
d2 = Panjang Diagonal 2
a,b,c,d = Panjang Sisi

8. bangun datar luas lingkaran yaitu :

Luas Lingkaran = π × r²

Keliling Lingkaran = 2 × π × r
Panjang Diameter (d) = 2 × r
Keterangan :
L = Luas
K = Keliling
d = Diagonal
π = phi (3,14 atau 22/7)

9. luas segi lima yaitu :

Luas Segi Lima = ¼ √5 (5 + 2 √5) a²

Keliling Segi Lima = 5 × s:


Panjang Diagonal = ½ × (1 + √5) × s
Keterangan :
L = Luas
K = Keliling
D = Panjang Diagonal
s = Panjang Sisi

10. luas segi enam yaitu :

Luas Segi Enam = 3/2 × √3 × s2

Keliling Segi Enam = 6 × s


Mencari Panjang Diagonal = 2 × s
Mencari Tinggi = √3 × s
Keterangan :
L = Luas
K = Keliling
D = Panjang Diagonal
t = Tinggi
s = Panjang Sisi

11. Unsur-unsur Bangun Ruang

1.Unsur-Unsur Kubus

Unsur unsur bangun ruang kubus yaitu sebagai berikut :


• Memiliki 12 rusuk yang sama panjang
• Memiliki 12 diagonal bidang yang sama panjang
• Memiliki 8 titik sudut
• Memiliki 6 sisi berbentuk persegi
• Memiliki 4 diagonal ruang
• Memiliki 6 bidang diagonal

2. Unsur-unsur Balok

Unsur unsur bangun ruang balok yaitu sebagai berikut :


• Memiliki 12 rusuk
• Memiliki 12 diagonal bidang
• Memiliki 8 titik sudut
• Memiliki 6 sisi berbentuk persegi dan persegi panjang
• Memiliki 4 diagonal ruang
• Memiliki 6 bidang diagonal
3. Unsur-unsur Kerucut

Unsur unsur bangun ruang kerucut yaitu sebagai berikut :


• Selimut Kerucut, adalah sisi berbentuk lingkungan yang menyelimuti kerucut
• Bidang Alas, kerucut adalah sisi yang terdapat pada alas kerucut
• Diameter Bidang Alas, adalah panjang yang ditarik dari ujung ke ujung pada bidang alas
• Jari Jari Bidang Alas, adalah panjang yang ditarik dari titik pusat bidang alas menuju sisi
bidang alas
• Tinggi Kerucut, adalah tinggi yang dihitung dari titik puncak kerucut menuju titik pusat 
bidang alas
• Garis Pelukis, adalah garis yang ditarik dari titik puncak kerucut menuju sisi bidang alas

4.Unsur-Unsur Limas Segitiga

Unsur unsur bangun ruang limas segitiga yaitu :


• Memiliki 6 rusuk
• Memiliki 4 titik sudut
• Memiliki 4 sisi

5.Unsur-Unsur Limas Segi empat


Unsur unsur limas segi empat yaitu :
• Memiliki 8 rusuk
• Memiliki 5 titik sudut
• Memiliki 5 sisi

6.Unsur-Unsur Limas Segi Lima

Unsur unsur limas segi lima yaitu :


• Memiliki 10 rusuk
• Memiliki 6 titik sudut
• Memiliki 6 sisi

7. Unsur-Unsur Limas Segi enam

Unsur unsur limas segi enam yaitu :


• Memiliki 12 rusuk
• Memiliki 7 titik sudut
• Memiliki 7 sisi
8.Unsur-Unsur Prisma Segitiga

Unsur unsur bangun ruang prisma segitiga yaitu :


• Memiliki 9 rusuk
• Memiliki 6 titik sudut
• Memiliki 5 sisi

9.Unsur Unsur Prisma Segi Empat

Unsur unsur prisma segi empat yaitu :


• Memiliki 12 rusuk
• Memiliki 8 titik sudut
• Memiliki 6 sisi

10. Unsur-Unsur Prisma Segi Lima

Unsur unsur prisma segi lima yaitu :


• Memiliki 15 rusuk
• Memiliki 10 titik sudut
• Memiliki 7 sisi
11.Unsur Unsur Prisma Segi Enam

Unsur unsur prisma segi enam yaitu :


• Memiliki 18 rusuk
• Memiliki 12 titik sudut
• Memiliki 8 sisi

12. Unsur-Unsur Tabung

Unsur unsur bangun ruang tabung yaitu sebagai berikut.


• Memiliki 3 sisi
• Memiliki 2 rusuk
• Memiliki jari jari
• Memiliki diameter
• Tidak memiliki titik sudut

13.Unsur Unsur Bola

Unsur unsur bangun ruang bola yaitu sebagai berikut.


• Memiliki 1 sisi
• Memiliki 1 titik pusat
• Memiliki jari jari yang jumlahnya tidak terhingga
• Memiliki diameter
• Tidak memiliki rusuk
• Tidak memiliki titik sudut

12.Luas dan Volume Bangun Ruang

1. Kubus

Nama Rumus

V=s×s×s
Volume (V)
V = s³

L=6×s×s
Luas permukaan (L)
L = 6 × s²

Sisi rusuk (s)


Diagonal sisi (ds)

Diagonal ruang (dr)

Luas bidang diagonal (bd)

2. Balok

Nama Rumus

Volume (V) V = p × l × t

Luas Permukaan
L = 2 × (p.l + p.t +l.t)
(L)

p = V ÷ l ÷ t

Panjang (p)

Lebar (l) l = V ÷ p ÷ t


t = V ÷ p ÷ l

Tinggi (t)

Diagonal bidang
atau sisi (ds)

Diagonal ruang (dr)

Luas bidang
diagonal (bd)

3. Tabung
Keterangan:

t = tinggi

jari-jari (r) = d÷2

diameter (d) = 2×r

π = 22/7 untuk jari-jari kelipatan 7 dan 3,14 untuk jari-jari bukan kelipatan 7
Nama Rumus

V = π × r × r × t
Volume (V)
V = π × r² × t

Luas Permukaan
L = 2 × π × r × (r + t)
(L)

Ls = 2 × π × r × t
Luas Selimut (Ls)
Ls = π × d × t

Luas alas (La) La = π × r × r

Jari-jari (r)
diketahui Volume

Jari-jari (r)
diketahui Luas
Selimut

Jari-jari (r)
diketahui Luas
Permukaan
Tinggi (t)
diketahui Volume

Tinggi (t)
diketahui Luas
Selimut

Tinggi (t)
diketahui Luas
Permukaan

4.Kerucut

Keterangan:

t = tinggi

r = jari-jari

s = panjang garis pelukis (apotema), merupakan garis yang menghubungkan titik puncak dengan
titik keliling alas kerucut.Nilai s dapat dihitung menggunakan rumus Pythagoras.

π = 22/7 untuk jari-jari (r) kelipatan 7 dan 3,14 untuk jari-jari bukan kelipatan 7
Nama Rumus
Volume (V)

Luas
permukaan
(L)

Luas alas
(La)

Luas selimut
(Ls)

Jari-jari (r)
diketahui V

Jari-jari (r)
diketahui L

Jari-jari (r)
diketahui Ls

Tinggi (t)
diketahui V

5. Limas Segitiga
Keterangan:

t = tinggi limas (PO)

as = alas segitiga (AB)

ts = tinggi segitiga alas (DC)

t1, t2, t3 = tinggi masing-masing bidang tegak

a1, a2, a3 = alas masing-masing bidang tegak


Nama Rumus

V = ⅓ × La × t
Volume (V)
V = ⅓ × (½ × as × ts) × t

Luas Permukaan L = L alas + L ΔI + L ΔII + L


(L) ΔIII

Tinggi (t)

Alas segitiga alas


(as)
Tinggi segitiga alas
(ts)

Luas Alas (La) La = ½ × as × ts

Luas ΔI L ΔI = ½ × a Δ1 × t Δ1

Luas ΔII L ΔII = ½ × a Δ2 × t Δ2

Luas ΔIII L ΔIII = ½ × a Δ3 × t Δ3

6. Limas Segiempat

Rumus  Limas Segi Empat

Nama Rumus

Volume (V) V = ⅓ × L alas × t

Luas Permukaan L = L alas + L ΔI + L ΔII + L


(L) ΔIII + L ΔIV

Tinggi t = (3 × V) ÷ L alas

Luas Alas Limas Segi Empat

Jenis Alas Luas Alas (La)


Alas Persegi La = s × s

Alas Persegi Panjang La = p × l

Alas Jajar Genjang La = a × t

Alas Trapesium

Alas Belah Ketupat La = ½ × d1 × d2

Alas Layang-Layang La = ½ × d1 × d2

7. Bola

jari-jari (r) = d÷2

diameter (d) = 2×r

π = 22/7 untuk jari-jari kelipatan 7 dan 3,14 untuk jari-jari bukan kelipatan 7
Nama Rumus
Volume (V) V = 4/3 × π × r³

Luas Permukaan (L) L = 4 × π × r²

Jari-jari (r) diketahui V

Jari-jari (r) diketahui L

8. Prisma

t = tinggi prisma

La = luas alas
Nama Rumus

Volume (V) V = Luas alas × t


tinggi (t) jika
t = V ÷ Luas Alas
diketahui V

L = t × ( a1 + a2 + ... + an) +
(2 × La)
Luas Permukaan
(L)
L = t × (Keliling Alas) + (2 ×
La)

∴ Luas Prisma L = t × ( a1 + a2 + a3) + (2 ×


Segi-3 La)

∴ Luas Prisma L = t × ( a1 + a2 + a3 + a4) +


Segi-4 (2 × La)

∴ Luas Prisma L = t × ( a1 + a2 + a3 + a4 +
Segi-5 a5) + (2 × La)

∴ Luas Prisma L = t × ( a1 + a2 + a3 + a4 +
Segi-6 a5 + a6) + (2 × La)

Disesuaikan dengan bentuk


Luas Alas (La)
prisma

13. Kordinat Kartesius

Koordinat Cartesius adalah sistem koordinat yang memuat angka-angka tertentu di setiap
bidangnya yang ditulis dalam bentuk (x,y).

Koordinat ini ditemukan oleh seorang ahli Matematika asal Prancis, yaitu Rene Descartes. 

Ciri utama koordinat Cartesius adalah adanya dua garis tegak lurus yang saling berpotongan
di suatu titik. Kedua garis tersebut dinamakan sebagai sumbu koordinat.

Sistem Koordinat Cartesius


Sistem koordinat Cartesius  memuat dua buah sumbu, yaitu sumbu yang arahnya vertikal atau
biasa disebut sumbu Y dan sumbu yang arahnya horizontal atau sumbu X. Perhatikan gambar
berikut.
Sumber:
Pustekkom Kemdikbud
Berdasarkan gambar di atas, sumbu koordinatnya diberi warna biru. Sumbu Y disebut juga
koordinat dan sumbu X disebut juga absis. Selain itu, terdapat tiga kondisi garis yaitu sebagai
berikut.

1. Garis yang saling sejajar


Suatu garis dikatakan sejajar jika keduanya tidak akan pernah bertemu ujung dan pangkalnya.
Hal itu karena kedua garis memiliki gradien yang sama. Contoh garis sejajar adalah garis L
dan N.

2. Garis yang saling tegak lurus dan berpotongan


Dua garis dikatakan tegak lurus jika keduanya saling berpotongan di suatu titik dan
membentuk sudut 90o. Garis yang saling tegak lurus adalah garis K dan N serta garis K dan
sumbu X. Titik perpotongan tersebut sama dengan titik koordinat Cartesius.

3. Garis yang memotong


Dua garis dikatakan memotong jika keduanya berpotongan di suatu titik. Garis yang saling
berpotongan adalah garis M dan L serta garis M terhadap sumbu X dan Y. Titik perpotongan
tersebut sama menunjukkan titik koordinat Cartesius.

Terdapat empat daerah pada sistem koordinat ini, yaitu daerah kuadran I, II, III, dan IV.
Berikut ini contohnya. 
 Daerah kuadran I memiliki nilai absis (x) dan ordinat (y) yang semuanya positif.
 Daerah kuadran II memiliki nilai absis (x) yang semuanya negatif dan ordinat (y)
yang semuanya positif.
 Daerah kuadran III memiliki nilai absis (x) dan ordinat (y) yang semuanya negatif.
 Daerah kuadran IV memiliki nilai absis (x) yang semuanya positif dan ordinat (y)
yang semuanya negatif.

Adapun rumus koordinat Cartesius adalah (x,y), dengan x = nilai absis (sumbu X) dan y =
nilai ordinat (sumbu Y).

Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh diagram Cartesius adalah sebagai berikut.

Pada diagram di atas, terdapat dua titik koordinat yaitu titik A dan titik B.Untuk menuliskan
titik koordinatnya, kamu tentukan dahulu nilai sumbu X dan sumbu Y-nya. Pada diagram di
atas:

 titik A =(5,10) karena absisnya berada di skala 5 dan ordinatnya berada di skala 10.
Itu artinya, titik A berada di daerah kuadran I; dan
 titikB = (15,-5) karena absisnya berada di skala 15 dan ordinatnya berada di skala -5.
Itu artinya, titik B berada di daerah kuadran IV.

Contoh Soal 1

Sebuah bangun datar dibentuk dari titik koordinat A (-1,3), titik B (1,3), titik C (-2,1), dan
titik D (2,1). Tentukan luas bangun datar tersebut!

Pembahasan:

Pertama, kamu harus menentukan posisi titik koordinat yang disebutkan pada soal.

 Titik A (-1,3) -> titik absis = -1, titik ordinat = 3 (kuadran II)


 Titik B (1,3) -> titik absis = 1, titik ordinat = 3 (kuadran I)
 Titik C (-2,1) -> titik absis = -2, titik ordinat = 1 (kuadran II)
 Titik D (2,1) -> titik absis = 2, titik ordinat = 1 (kuadran I)

Berikut ini posisi titik-titik A, B, C, dan D pada diagram Cartesius.

You might also like