You are on page 1of 4

PERESEPAN, PEMESANAN DAN

PENGELOLAAN OBAT
No. Dokumen : 131/SOP/UKP/
PKM-M/I/2019
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit : 24 Januari 2019
Halaman : 1/3
PUSKEMAS MUSLAN RIANA, SKM
MOTUI NIP.19760612 200903 1 002
1. Pengertian Peresepan adalah pemberian obat untuk kebutuhan pasien
dilakukan oleh petugas yang berkompeten dan profesional
dengan menjamin kualitas.
Pemesanan dan pengelolaan obat adalah suatu proses
kegiatan pengelola obat untuk mengajukan pemesanan/
permintaan obat ke Dinkes Kabupaten/Kota sesuai dengan
jumlah dan jenis obat yang sudah direncanakan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan obat Puskesmas.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
peresepan, pemesanan, dan pengelolaan obat.
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskemas Motui Nomor : 095/SK/PKM-
M/I/2019 Tentang Peresepan, Pemesanan dan Pengelolaan
Obat
4. Referensi 1. Permenkes No. 30 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas.
2. Buku Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan di Puskesmas, Direktorat Jenderal Pelayanan
Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Depkes RI Jakarta,
cetakan kedua 2004.
3. Formularium Nasional
5. Prosedur/ 1. Dokter atau tenaga kesehatan lainnya yang telah terlatih
Langkah-
dan bersertifikat melakukan peresepan dengan
langkah
memperhatikan diagnosa, hasil pemeriksaan penunjang
(Lab/Radiologi) serta kondisi pasien.
2. Petugas farmasi yang berkompeten dan tersertifikasi
melakukan pemesanan obat, dengan tempat dan jalur
yang resmi sesuai peraturan perundang-undangan.
3. Petugas farmasi melakukan pengelolaan obat dimulai
dari perencanaan, pemilihan dan pengadaan,
penyimpanan dan pendistribusian, pelayanan resep,
1/2
pencatatan dan pelaporan dilakukan oleh farmasi atau
petugas yang telah mengikuti pelatihan.

A. Permintaan Rutin
1.Petugas Farmasi menentukan jumlah permintaan obat
berdasarkan data pemakaian obat periode sebelumnya,
jumlah kunjungan resep, data penyakit, dan frekuensi
distribusi obat oleh Unit Farmasi DKK.
2.Petugas Farmasi menghitung Kebutuhan Obat dengan
cara: jumlah untuk periode yang akan datang
diperkirakan sama dengan pemakaian pada periode
sebelumnya yaitu dengan rumus.
SO = SK + WK + WT + SP – SS
Keterangan :
SO = Stok Optimum
SK = Stok Kerja (stok pada periode berjalan
WK = Waktu Kekosongan Obat
WT = Waktu Tunggu ( Lead Time )
SP = Stok Penyangga
SS = Sisa Stok
3. Petugas Farmasi melakukan Permintaan obat rutin
dilakukan dengan menggunakan formulir Laporan
Pemakaiandan Lembar Permintaan Obat ( LPLPO )
yang sudah diperiksa dan ditanda tangani oleh
Kepala Puskesmas.
4. Petugas Farmasi melakukan Permintaan obat rutin
diajukan tiap 1 (satu) bulan sekali sesuai dengan
petunjuk dari Gudang Farmasi Kabupaten/Kota.

B. Permintaan Khusus
1. Petugas Farmasi melakukan Permintaan Khusus
dilakukan di luar jadwal distribusi rutin apa bila :
- Kebutuhan meningkat
- Menghindari kekosongan
- Penanganan Kejadian Luar Biasa ( KLB )
- Obat Rusak
- Obat Kadaluwarsa

2/2
2. Petugas Farmasi melakukan Permintaan Khusus
dengan menggunakan Surat Permintaan Obat yang
sudah disetujui dan ditanda tangani oleh Kepala
Puskesmas.
3. Petugas Farmasi mengajukan permintaanke GFK
sewaktu- waktu diperlukan mendesak.
6. Bagan Alir

Dokter melakukan
peresepan sesuai
diagnosis dan melihat
kondisi pasien

Petugas farmasi melakukan


pemesanan obat, dengan
tempat dan jalur yang resmi
sesuai peraturan perundang-
undangan.

Petugas farmasi melakukan


pengelolaan obat dimulai dari
perencanaan, pemilihan dan
pengadaan, penyimpanan dan
pendistribusian, pelayanan resep,
pencatatan dan pelaporan dilakukan
oleh farmasi atau petugas yang
telah mengikuti pelatihan.

7. Unit Terkait 1. Gudang Obat


2. Poli Umum
3. Poli Gigi
4. Poli KIA
5. Poli MTBS

3/2
4/2

You might also like