You are on page 1of 64

Mengunjungi Kerajaan Samudera Pasai Dan menyampaikan materi tentang ibadah haji

Tiga tahun setelah memberi materi di Padepokan yang akhirnya menjadi pasastri kajian
islam. Dipersiapkanlah perjalanan menuju kerajaan samudera pasai. Menurut cerita rakyat
setempat, pendiri Kesultanan Samudera pasai berasal dari kelompok dakwah asal Mekkah, Arab
Saudi yang datang ke daerah Samudera pasai pada 506 Hijriah.Salah satu dalam rombongan
tersebut yaitu Sayyid Ali Al-Muktabar yang kemudian menikahi gadis lokal putri Tansyir
Dewi.Pernikahan Sayid Ali dan Tansyir Dewi ini dikaruniai putra yakni Allaidin Sayyid
Maulana Abdul Aziz Syah yang menjadi pendiri Kerjaan Samudera pasai sekaligus raja
pertama.Allaidin Sayyid Maulana Abdul Aziz Syah beraliran Syiah. Satu hari, pengikut Syiah
dan Sunni ini berlawanan sehingga terjadilah perjanjian Alue Meuh dan pemerintahan terbagi
dua. Samudera pasai Baroh (Syiah) berpusat di pesisir sedangkan Samudera pasai Tunong
(Sunni) di pedalaman. Satu hari Samudera pasai Baroh dihancurkan Kerajaan Sriwijaya sampai
akhirnya kesultanan kembali bersatu

Sunan fajar berkata :" InsyaAllah kita akan menuju ke daratan serambi makkah...".
Kemudian salah satu murid Sang Sunan, yaitu Lembu kepatihan,berkata :" kasinggihan Sunan ...
Tapi hamba mendapat informasi bahwa keadaan di kerajaan samudera pasai sedang tidak
kondusif, apa tidak sebaiknya jangan kesana terlebih dahulu". Hmmm... Kemudian Sunan Fajar
berpikir sejenak. Tiba-tiba murid Sunan fajar lainnya, Dzawata Afnan " izin Sunan, saya sudah
pernah ke kerajaan samudra pasai, saya kira tidak apa-apa kita menuju kesana, selama kita
masuk lewat jalur selatan, yaitu di lokasi yang lebih sepi, dan izin ke Sultan setempat. Terlebih
untuk tujuan dakwah dan silaturahmi..."Sultan Muhammad Malikul Zahir . Sultan saat ini sedang
menjabat, sedang gencar mengembangkan seni tilawah membaca Al-qur'an." kamu apa bisa
membaca Al-qur'an dengan lagu..."?" Na'am ", bisa gusti. Kemudian dzawata afnan , sang murid
pun melantunkan beberapa ayat

" Subhanallah " bagus sekali suara anta Ya Afnan..." Ah biasa saja wahai Guru. Jawab Dzawata
Afnan sang guru. Saya pun juga salut dengan suara guru malahan..." memang menjelang
maghrib, menjelang sholat, sunan fajar melantunkan tilawah Al-qur'an sembari menunggu sholat
berjama'ah." di tepi kerajaan Samudera Pasai, masih banyak ditumbuhi pohon samudera pasai.
Tumbuhan yang berukuran lebar sampai dua meter, dan sering digunakan untuk membuat perahu
dan kapal...""Afnan, kamu pemimpin ekpedisi kita kali ini. " Njih, yai..." Jawab afnan" saya akan
siapkan kapal khusus, beberapa kapal memang sudah bolak - balik saat eksepedisi kerajaan-
kerajaan jawa ke negeri Sumatera. Pelabuhan Sunda lama adalah pelabuhan internasional.
Akhirnya Afnan dan beberapa tim survey ke pelabuhan. " Mau berapa orang yang ke sumatera
Kang...", tidak lupa jasa pelaut di tawarkan. " Kemudian orang pelabuhan mengatakan " biasanya
untuk trayek saudi arabia memang transit di Pelabuhan Samudera Pasai"

" Sudah berpengalaman sekali anda ..." Kata afnan"izin Tuan, ya kebetulan saja hamba bekerja di
Pelabuhan. Hamba sudah pernah berlayar dengan berbagai macam ekspedisi, baik dengan kapal
kecil, maupun kapal besar..." Ungkap sang pelaut yang sudah cukup tua tersebut.Hingga
keesokan harinya tampaklah kapal yang terlihat mentereng tersebut, kapal mewah dengan layar
terbentang luas yang akan menjadi kapal andalan Sunan Fajar dan Tim menuju ke Samudera
Pasai. " Wah, jago sekali kamu memilih kapal, papar Sunan Fajar terhadap murid afnan. " Baik,
terima kasih. Dua hari kita berangkat. Dua pengawal yang baru bergabung ; "Mas Jalaran " dan "
Elang Grasakan " diutus sebagai tim yang pertama menuju kapal. Tiga orang santri asal jawa
timur : Mahesa nila, Lembu nastiti, dan Ki Gembong Dayu diutus sebagai ahli navigasi. Dan 3
santri lainnya : Mas Kepetengan, Jambu Gede dan Gedhe Menjangan diperintah sebagai
komandan lapangan. " Siap kanjeng Sunan, jawab seluruhnya hampir bersamaan.

Pagi itu tampak menakjubkan. Pedagang-pedagang dari jazirah arab dan india baru saja
datang saat seluruh tim Sunan fajar bersiap untuk berangkat. Total tim berjumlah 99 orang "
Bismillahi tawakkaltu 'Alallah, la haula wala quwwata illabillahil'aliyyiladzim "."Allahumma
solli solatan kamilah wa sallim salaman tamman. 'ala sayyidina muhammadiniladzi tanhallu
bihil'uqod,wa tangfariju bihilqurob. Watuqdo bihil Hawaij, wa tunalu bihirraghaib wahusnul
khowatimi wa yusytasqol ghomamu biwajhihil karim. Wa'ala alihi wasohbihi fi kulli
lamhatiwwanafasimmbi'adadi kulli ma'lummillak." angkat jangkar ayo kita berangkat..." Yang
unik dalam ekspedisi ini adalah Sunan Fajar membawa serta istri dan anaknya yang masih kecil .
" Agar ananda terbiasa dengan lautan". Ungkap Sunan Fajar

Saat di Padepokan Kerajaan Samudera Pasai itulah, akhirnya Sunan Fajar dan tim
menyampaikan Masalah ibadah Haji terhadap para santrinya, juga beberapa warga kampong
yang mengikuti kajian. Haji adalah rukun islam yang terakhir. Sebagai muslim yang taat
tentunya ingin mengerjakan semua lima rukun Islam, syahadat, sholat, zakat, puasa dan pergi
haji. Namun tidak semua orang diwajibkan untuk melakukan ibadah haji.Orang yang diwajibkan
untuk ibadah haji adalah orang yang mampu secara materi dan juga secara fisik. Dalam
mengerjakan haji tentunya seseorang harus paham akan syarat, rukun dan tata caranya. Jika
seseorang tersebut tidak memenuhi syarat dan rukunnya, maka ibadah haji yang dilakukan tidak
sah. Tulisan di bawah ini akan membahas apa itu haji, apa saja syarat dan hukumnya dan juga
keutamaan melakukan ibadah haji. Haji merupakan berasal dari bahasa Arab ‘hajj’ yang dalam
bahasa Indonesia mengunjungi atau menuju. Namun banyak juga yang mengartikan kata haji
sebagai ziarah islam tahunan. Ziarah tersebut dilakukan di kota Mekah, Arab, kota paling suci
bagi umat Islam. Kata ‘haji’ ini mirip dengan bahasa ibrani yang memiliki bunyi sama dan
memiliki arti ‘hari libur’.memiliki arti ‘mengelilingi, berkeliling’. Dalam tradisi orang yahudi,
pengantin wanitanya akan mengelilingi pengantin pria selama upacara pernikahan. Demikian
dalam Islam, orang yang melakukan ibadah haji akan mengelilingi Ka’bah.Pola haji saat ini
ditetapkan oleh Nabi Muhammad. namun, berdasarkan Al-Quran. unsur haji sudah mulai dikenal
pada zaman Nabi Ibrahim. Menurut tradisi islam, Ibrahim diperintahkan oleh Allah SWT untuk
meninggalkan istrinya yaitu siti hajar dan putranya Ismail di gurun.
Pada saat itu Siti Hajar kebingungan untuk mencari air, sehingga dia berlari-lari kecil
diantara dua bukit Safa dan Marwah namun tidak juga menemukannya. Lalu Ismail kecil
menggaruk-garuk tanah dan air mancur muncul di bawah kakinya. Nabi Ibrahim pun
diperintahkan untuk membangun ka’bah, ia melakukannya dengan bantuan Ismail.

Kisah ini tertera dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 124 sampai 127 yang berbunyi,

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat, lalu dia
melaksanakannya dengan sempurna. Dia (Allah) berfirman, “Sesungguhnya Aku menjadikan
engkau sebagai pemimpin bagi seluruh manusia.” Dia (Ibrahim) berkata, “Dan (juga) dari anak
cucuku?” Allah berfirman, “(Benar, tetapi) janji-Ku tidak berlaku bagi orang-orang zalim.”

“Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka’bah) tempat berkumpul dan tempat
yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah makam Ibrahim itu tempat sholat. Dan telah Kami
perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkan lah rumah-Ku untuk orang-orang yang
tawaf, orang yang iktikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud!”

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikan lah (negeri Mekah) ini
negeri yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu di antara
mereka yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,” Dia (Allah) berfirman, “Dan kepada
orang yang kafir akan Aku beri kesenangan sementara, kemudian akan Aku paksa dia ke dalam
azab neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.”

“Dan (ingatlah) ketika Ibrahim meninggikan pondasi Baitullah bersama Ismail, (seraya
berdoa), “Ya Tuhan kami, terimalah (amal) dari kami. Sungguh, Engkaulah Yang Maha
Mendengar, Maha Mengetahui.”

Pada zaman sebelum era Islam, atau zaman jahiliyah, Ka’bah dikelilingi oleh banyak
berhala. Pada tahun 630 M, Nabi Muhammad dan pengikutnya berangkat dari Madinah ke
Mekah untuk membersihkan Ka’bah dengan menghancurkan berhala-berhala tersebut. Pada
tahun 632 M Nabi Muhammad melakukan ziarah terakhir dengan pengikutnya dan mengajari
mereka cara melaksanakan ibadah haji. Dari sinilah ibadah haji ditetapkan sebagai salah satu
rukun islam.Selama abad pertengahan, peziarah berkumpul di kota-kota Suriah, Mesir dan Irak
untuk pergi ke mekah dan berkelompok. Pada saat Kekaisaran Ottoman, rombongan haji dikawal
oleh kekuatan militer serta dokter di bawah komando Amir Al-Hajj. Hal ini bertujuan untuk
melindungi rombongan haji dari perampok badui dan untuk memastikan bahwa peziarah
mendapatkan bekal yang cukup.

Tanggal dalam melaksanakan ibadah haji ditentukan oleh kalender islam yang
berdasarkan pada tahun lunar. Setiap tahun, ibadah haji berlangsung pada 1-10 Dzulhijjah, bulan
kedua belas dari kalender Islam. Diantara sepuluh hari terakhir tersebut, pada tanggal 9
Dzulhijjah dikenal sebagai hari arafah.

Hukum haji dituliskan dalam Al-Quran dan juga hadits.

Berikut adalah surat yang menerangkan kewajiban haji, yaitu surat Ali-imran ayat 97
yang berbunyi,

“Di sana terdapat tanda-tanda yang jelas, (di antaranya) maqam Ibrahim. Barang siapa
memasukinya (Baitullah) amanlah dia. Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah
adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu
mengadakan perjalanan ke sana. Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah
bahwa Allah Maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.”

Terdapat surat Al-Baqarah ayat 196 yang berbunyi,

“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Tetapi jika kamu terkepung
(oleh musuh), maka (sembelihlah) hadyu yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur
kepalamu, sebelum hadyu sampai di tempat penyembelihannya. Jika ada di antara kamu yang
sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu dia bercukur), maka dia wajib berfidyah, yaitu
berpuasa, bersedekah atau berkurban. Apabila kamu dalam keadaan aman, maka barang siapa
mengerjakan umrah sebelum haji, dia (wajib menyembelih) hadyu yang mudah didapat. Tetapi
jika dia tidak mendapatkannya, maka dia (wajib) berpuasa tiga hari dalam (musim) haji dan
tujuh (hari) setelah kamu kembali. Itu seluruhnya sepuluh (hari). Demikian itu, bagi orang yang
keluarganya tidak ada (tinggal) di sekitar Masjidilharam. Bertakwalah kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah songot keras hukuman-Nya.”

Adapun hadits yang menjelaskan kewajiban ibadah haji yaitu, Diriwaytkan dariBukhari
dan Muslim, Nabi SAW bersabda,

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma dia berkata: ”Rasulullah SAW bersabda:
”Islam itu dibangun di atas lima dasar: persaksian (syahadat) bahwa tidak ada sesembahan
yang berhak disembah kecuali Allah SWT dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan
shalat, menunaikan zakat, haji (ke Baitullah) dan puasa di bulan Ramadhan.”Syarat haji adalah
syarat yang harus dipenuhi seseorang untuk menunaikan ibadah haji. Jika seseorang tersebut
tidak memenuhi syarat haji, maka ia tidak diwajibkan untuk melakukan ibadah haji. Berikut
adalah syarat-syarat haji:Beragama Islam, Berakal sehat(Sehat secara jasmani dan rohani.
Sehat dan kuat untuk menjalankan ibadah haji, memahami ritual haji dan kesiapan mental
karena ibadah haji merupakan ibadah yang dilakukan selama berhari-hari.), Baligh, mencapai
usia dewasa, Merdeka, bukan seorang budak”

Mampu, baik secara fisik, mental dan juga materi. Ibadah haji akan membutuhkan biaya
perjalanan yang tidak murah. Jika seseorang harus menjual satu-satunya sumber kehidupan yang
dimiliki, maka hal itu tidak dibolehkan karena akan mendatangkan banyak mudharat bagi
seseorang tersebut dan keluarganya. Selain itu, orang yang ingin melaksanakan ibadah haji juga
harus menyiapkan biaya hidup untuk keluarga yang ia tinggalkan di rumah.Dalam ilmu fiqih
menjelaskan secara rinci tata cara melaksanakan ibadah haji. Biasanya jamaah haji akan
diberikan buku panduan untuk memenuhi rukun-rukun haji. Ketika menunaikan ibadah haji, para
jamaah tidak hanya mengikuti model Nabi Muhammad, namun juga memperingati peristiwa
yang berhubungan dengan Nabi Ibrahim.

Sunan Fajar selama di pemondokan yang disediakan oleh kerajaan Samudera


Pasai.Rukun Haji: Pengertian Haji, Syarat Haji, dan Keutamaannya. Pertama adalah Ihram.
Ihram adalah nama yang diberikan untuk keadaan khusus, keadaan suci yang menandai
dimulainya ritual haji untuk setiap jamaah. Ihram dimulai dengan membaca niat dan
mengenakan pakaian serba putih untuk melambangkan kesucian, kebersihan. Untuk laki-laki
diharuskan mengenakan dua kain putih yang satunya dililitkan di pinggang sampai ke bawah
lutut dan yang satunya disampirkan di bahu kiri. Untuk perempuan, bisa menggunakan pakaian
biasa yang menutup aurat, namun wajah dan tangan tidak boleh tertutup.

Ketika ihram ada beberapa larangan seperti tidak boleh memotong kuku, memakai
parfum, mencukur rambut di bagian tubuh manapun, melakukan hubungan seksual, membunuh
hewan, menikah, memakai penutup kepala bagi jamaah laki-laki dan menutup wajah dan tangan
bagi jamaah perempuan.

Tujuan dari rukun ihram ini adalah untuk menunjukkan kesetaraan semua jamaah haji di
hadapan Allah SWT tanpa ada perbedaan antara orang kaya atau orang miskin, dan lain
sebagainya. Mengenakan kain yang tidak dijahit merupakan simbol untuk menjauhkan manusia
dari kesombongan materi. Lewat pakaian individualitas seseorang bisa terlihat dan perbedaan
serta akan terciptanya penghalang yang memisahkan manusia.

Wukuf

Wukuf adalah ritual untuk berdiam diri. Tidak hanya berdiam dan tidak memikirkan
apapun. Namun ketika masa wukuf hendaknya selalu berzikir dan berdoa di Padang Arafah dari
matahari terbenam sampai matahari terbit. Wukuf akan dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah
sampai 10 Dzulhijjah.

Tawaf dan Sa’i


tawaf adalah ritual yang dilakukan dengan berjalan mengelilingi ka’bah berlawanan arah
jarum jam. Ketika sudah tiba di Masjidil haram, jamaah harus melakukan tawaf kedatangan.
Selama tawaf jamaah bisa mencium atau menyentuh Hajar Aswad. Mereka berkeliling seraya
mengucapkan doa. Jika jamaah tidak bisa mencium atau menyentuh Hajar Aswad karena
keramaian, jamaah cukup menunjuk batu dengan tangan mereka.Selama tawaf, jamaah tidak
diperbolehkan untuk makan, namun minum dibolehkan karena selama tawaf bisa kelelahan atau
dehidrasi karena berdesak-desakan dengan banyak orang. Untuk jamaah laki-laki dianjurkan
untuk memutari ka’bah pada tiga sirkuit awal dengan langkah yang cepat, sisanya bisa berjalan
dengan santai.

jika tawaf sudah selesai, jamaah langsung melakukan sholat sebanyak dua rakaat di
makam Nabi Ibrahim sebuah tempat di dekat Ka’bah. Namun, karena banyaknya jamaah haji
dari berbagai negara, jamaah bisa melaksanakan sholat dua rakaat ini di dalam masjid. Biasanya
setelah sholat jamaah akan meminum air dari sumur zamzam yang tersedia di sekitar masjid.
Tawaf diikuti dengan sa’i atau berlari-lari kecil atau berjalan di antara bukit Safa dan Marwah
sebanyak tujuh kali.

Tahallul

Setelah melaksanakan Sa’i, para jamaah laki-laki akan mencukur atau merapikan rambut
mereka. Sedangkan untuk jamaah perempuan hanya perlu memotong rambutnya sedikit. Ritual
ini disebut dengan Tahallul. Ketika selesai melakukan Tahallul, semua larangan dalam haji boleh
dilakukan kecuali hubungan suami istri.Tahallul dilakukan pada tanggal 10 Dzulhijjah ketika
jamaah sudah melaksanakan lontar jumrah. Lontar jumrah adalah ritual melemparkan batu
kerikil pada jumrah. Lontar jumrah mengingatkan jamaah haji bahwa iblis akan selalu berusaha
menghalangi orang-orang beriman yang ingin melakukan kebaikan. Berikut adalah jenis-jenis
haji yaitu:

1. Haji Al-ifrad

Haji ifrad pada dasarnya mengacu pada melakukan ritual ibadah haji sendiri tanpa
memerlukan hewan kurban. Seorang jamaah yang melakukan bentuk haji ini disebut dengan
Mufrid.

2. Haji Al-qiran

Haji qiran adalah ibadah haji di mana seseorang melakukan ibadah haji dan umrah
bersama-sama saat dalam keadaan ihram. jenis haji ini memerlukan hewan kurban untuk
menyelesaikan rukun-rukunnya. Seorang jamaah yang melakukan bentuk haji ini disebut Qaarin.

3. Haji Al-tamattu’
Haji tamattu adalah ibadah haji yang paling umum. Haji ini adalah jenis haji yang
dianjurkan oleh Nabi Muhammad untuk dilakukan oleh para sahabatnya. jenis haji ini mengacu
pada melakukan ritual umrah selama musim haji dan kemudian melaksanakan ritual haji antara 8
sampai 13 Dzulhijjah. Ritual umrah dan haji yang dilakukan harus dalam keadaan ihram yang
terpisah. Selain itu untuk menyelesaikan haji ini diperlukan hewan kurban. Seorang jamaah yang
melakukan ibadah haji jenis ini disebut Muttamatti.

Keutamaan haji

Ibadah haji adalah salah satu ibadah yang mulia. Haji adalah rukun islam yang ke lima
dan wajib ditunaikan bagi orang yang mampu. Keutamaan haji disebutkan di dalam Al-Quran
dan sunnah Nabi. Berikut adalah keutamaan dari haji:

Haji adalah amalan yang afdhol.Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari. Dari
Abu Hurairah, ia berkata

“Nabi SAW ditanya, “Amalan apa yang paling afdhol?” Beliau menjawab, “Beriman
kepada Allah dan Rasul-Nya.” Ada yang bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau
menjawab, “Jihad di jalan Allah.” Ada yang bertanya kembali, “Kemudian apa lagi?” “Haji
mabrur”, jawab Nabi Muhammad SAW.”Bagi siapa yang melakukan ibadah haji maka akan
dibalas dengan surga

Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Dari Abu
Hurairah, ia berkata,

“Dan haji mabrur tidak ada balasan yang pantas baginya selain surga.”

Haji termasuk jihad di jalan Allah SWT

Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari. Dari Aisyah, ia berkata,

“Wahai Rasulullah, kami memandang bahwa jihad adalah amalan yang paling afdhol.
Apakah berarti kami harus berjihad?” “Tidak. Jihad yang paling utama adalah haji mabrur”,
jawab Nabi SAW.”

Haji dapat menghapus dosa-dosa

Selain mendapatkan jaminan surga, haji bisa menghapuskan dosa-dosa bagi hamba yang
menjalankannya. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari. Dari Abu Hurairah,
ia berkata,

“Siapa yang melakukan haji ke Ka’bah lalu tidak berkata-kata seronok dan tidak berbuat
kefasikan maka dia pulang ke negerinya sebagaimana ketika dilahirkan oleh ibunya.”Haji bisa
menghilangkan kefakiran di dalam diri
Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi. Dari Abdullah bin Mas’ud,
Rasulullah SAW bersabda,

“Ikutkanlah umrah kepada haji, karena keduanya menghilangkan kemiskinan dan dosa-
dosa sebagaimana pembakaran menghilangkan karat pada besi, emas, dan perak. Sementara
tidak ada pahala bagi haji yang mabrur kecuali surga.”

Kisah Sunan Fajar Menerangkan Tentang Shalat 5 waktu

Sholat lima waktu adalah perintah Allah swt yang mulai disyariatkan saat peristiwa Isra
Mi'raj. Sholat adalah ibadah yang diyakini umat Islam sebagai tiang agama ini juga menjadi amal
yang pertama kali dihisab.

Kendati demikian, tahukah kalau jumlah ibadah sholat awalnya diperintahkan Allah SWT
sebanyak 50 kali? Berkali-kali lipat jumlahnya dibanding yang ada sekarang?

Hal ini dikisahkan dalam hadist Nabi Muhammad SAW yang artinya:

"Lalu Allah mewahyukan kepadaku apa yang Dia wahyukan. Allah mewajibkan
kepadaku 50 shalat sehari semalam. Kemudian saya turun menemui Musa ’alaihis salam. Lalu
dia bertanya: “Apa yang diwajibkan Tuhanmu atas ummatmu?” Saya menjawab: “50 shalat”.
Dia berkata: “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan, karena sesungguhnya
ummatmu tidak akan mampu mengerjakannya. Sesungguhnya saya telah menguji dan mencoba
Bani Israil”.

Beliau bersabda :“Maka sayapun kembali kepada Tuhanku seraya berkata: “Wahai
Tuhanku, ringankanlah untuk ummatku”. Maka dikurangi dariku 5 shalat. Kemudian saya
kembali kepada Musa dan berkata:“Allah mengurangi untukku 5 shalat”. Dia
berkata:“Sesungguhnya ummatmu tidak akan mampu mengerjakannya, maka kembalilah kepada
Tuhanmu dan mintalah keringanan”.

Maka terus menerus saya pulang balik antara Tuhanku Tabaraka wa Ta’ala dan Musa
‘alaihis salaam, sampai pada akhirnya Allah berfirman: “Wahai Muhammad, sesungguhnya ini
adalah 5 shalat sehari semalam, setiap shalat (pahalanya) 10, maka semuanya 50 shalat.
Barangsiapa yang meniatkan kejelekan lalu dia tidak mengerjakannya, maka tidak ditulis (dosa
baginya) sedikitpun. Jika dia mengerjakannya, maka ditulis (baginya) satu kejelekan”.
Kemudian saya turun sampai saya bertemu dengan Musa’alaihis salaam seraya aku ceritakan
hal ini kepadanya. Dia berkata: “Kembalilah kepada Tuhanmu dan mintalah keringanan”,
maka sayapun berkata: “Sungguh saya telah kembali kepada Tuhanku sampai sayapun malu
kepada-Nya”. (HR. Muslim)
Hadist di atas menunjukkan Allah SWT telah meringankan ibadah sholat bagi manusia.
Dengan lima waktu sholat tersebut, tetap dihitung mengerjakan 50 kali sholat yang menunjukkan
kasih sayang Allah SWT kepada hamba-Nya. Demikian papar Sunan menerangakan dengan
penuh kesabaran.

Sunan Fajar pernah menyampaikan soal Isra’ Mi’raj,dan tiba-tiba salah satu santri Sunan
Fajar ingin dijelaskan perihal shalat, akhirnya sang Sunan menyampaikan permasalahan
kewajiban shalat, Dimana ada Syarat dan Rukun Shalat

Untuk melaksanakan salat 5 waktu, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi.Tanpa satu
dari persyaratan di bawah ini, salat 5 waktu tidak akan sah.Hukumnya sama dengan salat
lainnya, seperti sholat tahajud dan dhuha.

Adapun syarat sholat:

-harus beragama Islam;

-balig dan berakal sehat;

-bersih dari najis kecil dan besar;

-mengetahui tata cara sholat;

-sudah masuk waktu salat 5 waktu;

-harus selalu menghadap kiblat; dan

-wajib memenuhi peraturan menutup aurat.

-Selain syarat, setiap umat muslim juga harus memenuhi rukun shalat.Rukun shalat yang
dimaksud adalah sebagai berikut:

-Berdiri bagi yang masih mampu

-Mengucapkan niat di dalam hati


-Mengucapkan takbirotul ihram (takbir pertama)

-Membaca surat Al-Fatihah di setiap rakaat

-Rukuk dan tuma’ninah

-Membaca iktidal setelah rukuk dan tumaninah

-Menjalani sujud dua kali

-Duduk di antara dua sujud

-Duduk tasyahud akhir

-Membaca doa tasyahud akhir

-Membaca salawat Nabi Saw saat tasyahud akhir

Salam pertama

-Harus tertib melakukan rukun shalat secara berurutan

Waktu Mengerjakan Salat

-Salat Subuh

Salat subuh adalah salat yang dimulai saat munculnya matahari (fajar shiddiq) atau
cahaya putih di ufuk timur.Salat subuh berjumlah 2 rakaat. Filosofinya adalah beribadah kepada
Allah SWT bahkan jauh sebelum matahari terbit.

-Salat Dzuhur

Salat dzuhur berjumlah 4 rakaat dan 2 tahiyat.Salat ini dilaksanakan beberapa jam setelah
salat dhuha.Salat ini dilaksanakan saat condongnya matahari di tengah-tengah langit sampai
bayangan sebuah benda sama panjangnya dengan benda tersebut. Filosofinya adalah di tengah
menjalankan mata pencaharian, kita tetap ingat kepada Allah SWT.

-Salat Ashar

Salat ashar dilakukan setelah dzuhur, dan berakhir sampai tenggelamnya matahari.Jumlah
rakaat salat ashar ada 4 dengan 2 tahiyat. Filosofinya adalah tetap ingat, bermunajat, beribadah
kepada Allah SWT menjelang matahari terbenam

-Salat Maghrib

Salat maghrib dilakukan setelah ashar, yaitu saat matahari terbenam sampai hilangnya
awan senja merah (syafaq).Salat magrib berjumlah 3 rakaat dengan 2 tahiyat dan 1 salam.
Filosofinya adalah setelah matahari terbenam kita tetap mendekatan diri kepada Allah SWT.
-Salat Isya’

Salat isya adalah salat terakhir dalam satu hari. Shalat ini dilaksanakan mulai dari
terbenamnya syafaq sampai terbitnya matahari (fajar shiddiq).Salat isya berjumlah 4 rakaat
dengan 2 tahiyat. Filosofinya adalah setelah malam tiba dan menjelan istirahat malam, kita tetap
beribadah kepada Allah SWT.

Sunan fajar juga menerangkan bahwa niat utama Shalat adalah karena Allah SWT
bukan karena alasan duniawi.Dalam masalah ibadah Haji. Sunan Fajar menjelaskan
bahwa, haji adalah wajib bagi yang mampu. Baik mental - fisik, keuangan maupun niat.

Sunan fajar menerangkan bahwa terdapat kebalikan Haji Mabrur, yaitu Haji
Mardud atau Haji Maz'ur merupakan lawan dari Haji Makbul atau haji yang dikabulkan.
Jadi, pengertian dari Haji Mardud adalah haji yang ditolak oleh Allah, karena dalam
melakukannya banyak dicampuri dosa dan keharaman, misalnya mengerjakan haji
dengan perbekalan dari usaha haram. Dapat juga haji yang niatnya bukan karena ibadah
'ilallah'. Melainkan karena pujian atau status duniawi. Meskipun demikian, sunan fajar
tetap menekankan bahwa Haji itu penting. Dan mengambil makna sebagai persatuan umat
islam sedunia, adalah hikmah yang harus dipahami dalam pelaksanaan Haji.

"Maafkan hamba, wahai kanjeng Sunan, hamba hendak melaksanakan ibadah haji ke tanah suci,
tetapi hamba masih ingin menuntut ilmu terlebih dahulu..."

"Haji itu adalah panggilan Allah SWT. Di kala sudah ada kesempatan segeralah kau
melaksanakannya..."

"Hamba bahkan berfikir, mana yang harus hamba dahulukan, melaksanakan ibadah haji, atau
menikah..."

" Ohhh,kamu belum menikah...".

"Iya, belum..."

" Menikah itu bisa wajib, sunnah, mubah, makruh,bahkan haram...kau harus banyak belajar ".

" Baik, doakan saja hamba untuk yang terbaik..."

" Pasti, saya doakan juga kamu dapat segera menunaikan ibadah Haji..."

"Matur Nuwun, wahai Kanjeng Sunan..."

" Ketahuilah bahwa perkembangan suatu negeri songot dipengaruhi peradaban ilmu
pengetahuannya..."
" Apakah saat ini Nusantara kita sudah maju ..."?

" Menurut Dinda bagaimana...?"

" Dari diskusi dengan kawan-kawan hamba, Nusantara kita saat ini ada negeri maritim terkuat.
Bahkan kebudayaan dan peradabannya adalah kiblat dunia..."

" Ah, masa..."

" Itu kalau menurut masyarakat Nusantara yang hamba temui..."

" Hmmm...ketahuilah bahwa itu harus dipertahankan. Karena pekerjaan rumah masih banyak..."

" Maksudnya ,guru...? "

" Maksudnya kalau kau tidak dapat mempertahankannya. Bisa jadi malah sebaliknya, nusantara
tidak lagi menjadi kiblat kebudayaan dan ilmu pengetahuan..."

" Kasinggihan , guru..."

" Mengapa itu bisa terjadi guru..."

" Karena setiap orang terlalu meninggikan harta benda duniawi, ini yang harus diwaspadai
generasi mendatang..."

" Apakah bisa kelak bangsa kita tidak lagi mengalami kejayaan..."?

" Ya songot bisa..."

" Sebab lainnya guru..."?

" Ketahuilah bahwa peradaban kita saat ini tinggi karena budaya,bukan karena perang...perang
yang paling tinggi adalah melawan hawa nafsu, orang hebat dilihat dari ilmu dan pemikirannya.
Bukan harta...."

"Matur Nuwun guru..."

" Bagaimana pandangan islam soal Harta..."

" Contohlah prinsip-prinsip Rasulullah SAW. Bagaimana bentuk rumah beliau misalnya..."

" Ibadah Haji membutuhkan harta. Bagaimana muslim yang tidak mampu dapat
melaksanakannya..."

" Allah Maha Besar Dengan segala kuasa-nya..."

“Kau tahu perintah pertama dalam Al-qur’an…?”


“Iqra’, yang artinya bacalah …”

“Nah, itulah yang harus direnungkan…”

Perjalanan Ke Masa Depan

Danau Rendeu merupakan danau yang awalnya tidak diketahui kemudian setelah
seorang anak petani yang kebetulan bermain di danau tersebut, ditemukanlah beberapa
batu berwarna merah bersamaan dengan beberapa bilah tameng lalu terdapat pintu besar
di permukaan danau tersebut yang tiba-tiba terbuka.Rekan yang sejak awal mendampingi
Sunan Fajar, yaitu " Rusa Jayalaga"menyuruh Sunan Fajar untuk memasuki pintu
misterius tersebut. " Ayo kita masuk saja, saya penasaran...". Ungkap Rusa jayalaga.

Sunan fajar sempat dekat dengan Rusa jayalaga, seorang pembuat pedang pusaka
keraton karena beliaulah juga yang membuatkan keris untuk Sunan Fajar. Pedang " fi
sabilillah " dibuat selama hampir 10 tahun. Setelah dinyatakan sudah selesai total dan
dapat diambil, barulah pedang tersebut diberikan ke Sunan Fajar. Seorang tabib istana
pernah tidak sabar dan hendak meminta pedang tersebut dikarenakan karomah besar
pedang tersebut dan ingin dengan segera memilikinya tetapi sang empu tidak
mengizinkan. Membuat pedang pusaka tidak boleh sembarangan dan harus sampai selesai
pembuatannya.

Setelah memasuki pintu besar misterius di tengah danau, masuklah keduanya ke


pintu tersebut. Tampak suatu alam lain yang membuat kaget rusa jayalaga, tetapi lain
halnya dengan Sunan Fajar, tidak tampak ketegangan di raut wajahnya.Tampak
gambaran suatu kota megah yang memang baru kali itu dilihat keduanya, suatu bangunan
dan kendaraan-kendaran yang terbang, pakaian yang dikenakan mirip peradaban luar
angkasa. Bahasa yang di utarakan juga asing bagi mereka berdua. Meskipun demikian
keduanya tidak ada yang memperhatikan dalam kota tersebut. Terlihat robot-robot yang
melintas, bangunan aneh yang sangat futuristik, layar lebar yang sangat digital, serta
sinar-sinar terang yang keluar dari kendaraan terbang yang lalu lalang.

Setelah memasuki pintu besar misterius di tengah danau, masuklah keduanya ke


pintu tersebut. Tampak suatu alam lain yang membuat kaget rusa jayalaga, tetapi lain
halnya dengan Sunan Fajar, tidak tampak ketegangan di raut wajahnya. Tampak
gambaran suatu kota megah yang memang baru kali itu dilihat keduanya, suatu bangunan
dan kendaraan-kendaran yang terbang, pakaian yang dikenakan mirip peradaban luar
angkasa. Bahasa yang di utarakan juga asing bagi mereka berdua. Meskipun demikian
keduanya tidak ada yang memperhatikan dalam keramaian kota tersebut. Sunan fajar
sudah memiliki firasat bahwa inilah alam lain, tetapi tidak langsung menunjukkan
perasaannya. Dilihatnya Rusa jayalaga masih tampak kebingungan barulah setelah
melihat layar besar di jalan tertulis: tahun 2222.

Akhirnya Rusa jayalaga tersadar "Inilah masa depan". Pintu misterius di danau
tersebut adalah pintu waktu ke masa depan. Bahasa yang digunakan masyarakat di kota
itu tidak familier sampai akhirnya uniknya terdengar suara adzan dari suatu bangunan
dan pergilah keduanya ke bangunan tersebut. Setelah sholat berjamaah imam sholatlah
yang menerangkan bahwa ini adalah tahun 2222 ini adalah negeri jawa,meskipun dengan
bahasa yang aneh dan ajaibnya imamt itu mampu berbahasa arab. " Ya Allah, Engkau
membawa kami ke masa depan, mungkin inilah hasil perjuangan dakwah Para
Waliyullah. Megah sekali bangunan-bangunan disini, nuansa sangat islami, masyarakat
terlihat amat sangat damai. Banyak masjid-masjid berukuran besar dan kendaraan-
kendaraan yang terbang dengan lampu gemilau.

" Apakah anda pernah ke Planet Neptunus"? Tanya Sunan Fajar kepada Kiai
Bintang, seorang kiai di kota "Chapter" suatu kota kecil di negeri Saturnus. Kota Chapter
dan Kota Atlantic. Merupakan dua kota yang sangat moderen di sana. Yang uniknya
adalah hampir 90% penduduk disana beragama islam. Pada Tahun 2222 ini uniknya umat
islam mendapat penerimaan antusias pada hampir seluruh penduduk bumi maupun planet
sekitarnya. di suatu pengajian di kota Chapter. Tiba-tiba ada jamaah pengajian yang
bertanya " Kanjeng Sunan bisakah anda menceritakan tentang kisah Wali Songo"?
Hmmm. " Kenapa kamu meminta..."?. " Saya mengetahuinya dari legenda masa lalu.
Papar jamaah tersebut. ," Baiklah , saya akan menjelaskannya, mereka hidup setelah
zaman saya tetapi karena anda memiliki catatannya saya akan membantu
menjelaskannya". Ungkap Sunan Fajar. Rusa Jayalaga tidak menyangka menceritakan
sebiah kisah masa lalu yang disampaikan di masa depan, bahkan zaman robotik seperti
ini.

Skala objek berukuran planet:


Baris atas: Uranus dan Neptunus;
baris kedua: Bumi, bintang katai putih Sirius B, Venus;
baris bawah (diperbesar) – atas: Mars dan Merkurius;
bawah: Bulan, planet kerdil Pluto, dan Haumea

Planet atau bintang siarah (dari bahasa Yunani Kuno αστήρ πλανήτης (astēr planētēs), berarti


"bintang pengelana") adalah benda astronomi yang mengorbit sebuah bintang atau sisa
bintang yang cukup besar untuk memiliki gravitasi sendiri, tidak terlalu besar untuk
menciptakan fusi termonuklir, dan telah "membersihkan" daerah sekitar orbitnya yang
dipenuhi planetesimal.[a][1][2]
Kata planet sudah lama ada dan memiliki hubungan sejarah, sains, mitologi, dan agama. Oleh
peradaban kuno, planet dipandang sebagai sesuatu yang abadi atau perwakilan dewa. Seiring
kemajuan ilmu pengetahuan, pandangan manusia terhadap planet berubah.
Pada tahun 2006, Persatuan Astronomi Internasional (IAU) mengesahkan sebuah resolusi resmi
yang mendefinisikan planet di Tata Surya. Definisi ini dipuji namun juga dikritik dan masih
diperdebatkan oleh sejumlah ilmuwan karena tidak mencakup benda-benda bermassa planet yang
ditentukan oleh tempat atau benda orbitnya. Meski delapan benda planet yang ditemukan
sebelum 1950 masih dianggap "planet" sesuai definisi modern, sejumlah benda angkasa
seperti Ceres, Pallas, Juno, Vesta (masing-masing objek di sabuk asteroid Matahari),
dan Pluto (objek trans-Neptunus yang pertama ditemukan) yang dulunya dianggap planet oleh
komunitas ilmuwan sudah tidak dipermasalahkan lagi.
Ptolomeus menganggap planet mengelilingi Bumi dengan gerakan deferen dan episiklus.
Walaupun ide planet mengelilingi Matahari sudah lama diutarakan, baru pada abad ke-17 ide ini
terbukti oleh pengamatan teleskop Galileo Galilei. Dengan analisis data observasi yang cukup
teliti, Johannes Kepler menemukan bahwa orbit planet tidak berbentuk lingkaran,
melainkan elips. Seiring perkembangan peralatan observasi, para astronom mengamati bahwa
planet berotasi pada sumbu miring dan beberapa di antaranya memiliki beting
es dan musim layaknya Bumi. Sejak awal Zaman Angkasa, pengamatan jarak dekat oleh wahana
antariksa membuktikan bahwa Bumi dan planet-planet lain memiliki tanda-
tanda vulkanisme, badai, tektonik, dan bahkan hidrologi.
Secara umum, planet terbagi menjadi dua jenis utama: raksasa gas besar berkepadatan rendah
dan raksasa darat kecil berbatu. Sesuai definisi IAU, ada delapan planet di Tata Surya. Menurut
jaraknya dari Matahari (dekat ke jauh), ada empat planet kebumian, Merkurius, Venus, Bumi,
dan Mars, kemudian empat raksasa gas, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Enam planet di
antaranya dikelilingi oleh satu satelit alam atau lebih. Selain itu, IAU mengakui lima planet
kerdil[3] dan ratusan ribu benda kecil Tata Surya. Mereka juga masih mempertimbangkan
benda-benda lain untuk digolongkan sebagai planet.[4]
Sejak 1992, ratusan planet yang mengelilingi bintang-bintang lain ("planet ekstrasurya" atau
"eksoplanet") di Bima Sakti telah ditemukan. Per 1 September 2021, 4.834 eksoplanet yang
diketahui (di 3.572 sistem planet dan 795 sistem multiplanet) terdaftar di Extrasolar Planets
Encyclopaedia. Ukurannya beragam, mulai dari planet daratan mirip Bumi hingga raksasa gas
yang lebih besar daripada Jupiter.[5] Pada tanggal 20 Desember 2011, tim Teleskop Luar
Angkasa Kepler menemukan dua eksoplanet seukuran Bumi, Kepler-20e[6] dan Kepler-20f,
[7] yang mengorbit bintang mirip Matahari, Kepler-20.[8][9][10] Studi tahun 2012 yang
menganalisis data mikrolensa gravitasi memperkirakan setiap bintang di Bima Sakti rata-
rata dikelilingi oleh sedikitnya 1,6 planet.[11] Sejumlah astronom di Harvard-Smithsonian
Center for Astrophysics (CfA) melaporkan pada Januari 2013 bahwa sedikitnya 17 miliar
eksoplanet seukuran Bumi (tepatnya 0,8–1,25 massa Bumi) dengan periode orbit 85 hari atau
kurang berada di galaksi Bima Sakti.[12]

Sejarah pengamatan planet[sunting | sunting sumber]


Informasi lebih lanjut: Sejarah astronomi dan Definisi planet
Lihat pula: Garis waktu astronomi Tata Surya
Cetakan model kosmologi geosentris dari Cosmographia, Antwerp, 1539

Ide tentang planet berubah-ubah sepanjang sejarah, mulai dari bintang pengelana abadi pada
zaman antik hingga benda kebumian pada zaman modern. Konsep ini meluas tidak hanya di Tata
Surya saja, tetapi sudah mencapai ratusan sistem luar surya lainnya. Ambiguitas yang terdapat
dalam definisi planet telah menjadi kontroversi di kalangan ilmuwan.[butuh rujukan]
Lima planet klasik yang dapat dilihat mata telanjang sudah diketahui sejak zaman kuno dan
pengaruhnya sangat besar di dunia mitologi, kosmologi agama, dan astronomi kuno. Pada zaman
itu, astronom mengetahui bagaimana cahaya-cahaya tertentu bergerak melintasi langit relatif
terhadap bintang lain. Bangsa Yunani kuno menyebut cahaya tersebut πλάνητες
ἀστέρες (planetes asteres, "bintang pengelana") atau "πλανήτοι" saja (planētoi, "pengelana"),
[13] yang dari situlah kata "planet" terbentuk.[14][15] Di Yunani, Cina, Babilonia kuno, dan
seluruh peradaban pra-modern,[16][17] diyakini bahwa Bumi berada di pusat Alam Semesta dan
semua "planet" mengelilingi Bumi. Alasan munculnya sudut pandang ini adalah bintang dan
planet tampak berputar mengitari Bumi setiap hari[18] dan persepsi akal sehat bahwa Bumi
bersifat padat dan tetap, tidak bergerak dan diam.[butuh rujukan]
Babilonia[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Astronomi Babilonia
Peradaban pertama yang dikenal memiliki teori fungsional tentang planet adalah
bangsa Babilonia, penduduk Mesopotamia pada milenium pertama dan kedua SM. Teks
astronomi planet tertua yang masih ada adalah Tablet Venus dari Ammisaduqa, salinan daftar
pengamatan gerakan planet Venus abad ke-7 SM yang diduga dirancang pada milenium kedua
SM.[19] MUL.APIN adalah sepasang tablet kuneiform tertanggal abad ke-7 SM yang mencatat
gerakan Matahari, Bulan, dan planet-planet sepanjang tahun.[20] Sejumlah astrolog
Babilonia juga menetapkan dasar-dasar astrologi Barat.[21] Enuma anu enlil, ditulis saat
periode Neo-Assyria pada abad ke-7 SM,[22] terdiri dari daftar omen dan hubungannya dengan
berbagai fenomena langit, termasuk gerakan planet-planet.[23][24] Venus, Merkurius, dan planet
terluar Mars, Jupiter, dan Saturnus diidentifikasi oleh sejumlah astronom Babilonia. Semuanya
adalah planet yang pernah diketahui manusia sampai ditemukannya teleskop pada awal zaman
modern.[25]
Astronomi Yunani-Romawi[sunting | sunting sumber]
Lihat pula: Astronomi Yunani
7 planet Ptolomeus

1 2 3 4 5 6 7
Bulan Merkurius Venus Matahari Mars Jupiter Saturnus

Bangsa Yunani Kuno awalnya tidak setertarik bangsa Babilonia dalam mempelajari
planet. Pengikut Pythagoras pada abad ke-6 dan 5 SM tampaknya sudah mengembangkan teori
keplanetannya sendiri yang terdiri dari Bumi, Matahari, Bulan, dan planet-planet mengelilingi
"Api Tengah" di pusat Alam Semesta. Pythagoras atau Parmenides dikabarkan merupakan orang
pertama yang mengidentifikasi bintang senja dan bintang pagi (Venus) sebagai satu benda.
[26] Pada abad ke-3 SM, Aristarkhus dari Samos mengusulkan sistem heliosentris, yang berarti
Bumi dan planet mengitari Matahari. Akan tetapi, sistem geosentris terus mendominasi
peradaban dunia sampai Revolusi Ilmiah.[Maret 2020]
Pada periode Helenistik abad ke-1 SM, bangsa Yunani mulai mengembangkan skema
matematika untuk memperkirakan posisi planet-planet. Skema yang berdasarkan geometri alih-
alih aritmetika Babilonia ini kelak mengusangkan teori kompleks dan kelengkapan Babilonia.
Kebanyakan pergerakan astronomis yang diamati dari Bumi dengan mata telanjang
menggunakan skema ini. Teori Yunani ini baru dijelaskan secara lengkap
di Almagest karya Ptolomeus pada abad ke-2 M. Model Ptolomeus ini begitu lengkap dan
dominan sampai-sampai semua teori astronomi sebelum ini dianggap usang
dan Almagest menjadi teks astronomi resmi di dunia Barat selama 13 abad.[19][27] Bangsa
Yunani dan Romawi mengenal tujuh planet, masing-masing dianggap mengelilingi Bumi sesuai
hukum kompleks Ptolomeus. Planet-planet tersebut adalah (sesuai urutan Ptolomeus dari Bumi):
Bulan, Merkurius, Venus, Matahari, Mars, Jupiter, dan Saturnus.[15][27][28]
India[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Astronomi India dan Kosmologi Hindu
Pada tahun 499 CE, astronom India Aryabhata membuat model planet yang memasukkan rotasi
Bumi di sumbunya. Ia menjelaskan hal tersebut sebagai penyebab bintang tampak bergerak ke
barat. Ia juga meyakini bahwa orbit planet berbentuk elips.[29] Pengikut Aryabhata sangat
banyak di India Selatan, tempat prinsip-prinsipnya soal rotasi diurnal Bumi diakui dan sejumlah
karya lanjutan yang didasarkan pada teori tersebut dibuat.[30]
Tahun 1500, Nilakantha Somayaji dari mazhab astronomi dan matematika Kerala merevisi
model Aryabhata dalam karyanya yang berjudul Tantrasangraha.
[31] Dalam Aryabhatiyabhasya, komentar terhadap Aryabhatiya-nya Aryabhata, ia
mengembangkan model planet berupa Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus
mengelilingi Matahari dan Matahari mengelilingi Bumi, mirip sistem Tychonik yang kelak
diusulkan Tycho Brahe pada akhir abad ke-16. Kebanyakan astronom mazhab Kerala yang
menjadi pengikutnya menerima model planet usulannya.[31][32]
Astronomi Islam abad pertengahan[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Astronomi Islam abad pertengahan dan Kosmologi Islam
Pada abad ke-11, transit Venus diamati oleh Ibnu Sina, yang menetapkan bahwa Venus kadang
berada di bawah Matahari.[33] Pada abad ke-12, Ibnu Bajjah mengamati "dua planet berupa titik
hitam di permukaan Matahari", yang kelak diketahui sebagai transit Merkurius dan Venus oleh
astronom Maragha, Qotb al-Din Shirazi, pada abad ke-13.[34] Sayangnya, Ibnu Bajjah dianggap
mustahil telah mengamati transit Venus, karena fenomena tersebut memang tidak pernah terjadi
seumur hidupnya.[35]
Renaisans Eropa[sunting | sunting sumber]
Plane Renaisans, ca. 1543 sampai 1781

1 2 3 4 5 6
Merkurius Venus Bumi Mars Jupiter Saturnus

Lihat pula: Heliosentrisme
Dengan dimulainya Revolusi Ilmiah, pemahaman terhadap kata "planet" berubah dari sesuatu
yang bergerak melintasi langit (relatif terhadap lautan bintang); menjadi benda yang mengelilingi
Bumi (atau sesuatu yang dianggap seperti itu pada zaman tersebut); dan menjadi sesuatu yang
langsung mengelilingi Matahari setelah model heliosentris Copernicus, Galileo,
dan Kepler diakui publik pada abad ke-16.[Maret 2020]
Karena itu, Bumi dimasukkan ke daftar planet,[36] sementara Matahari dan Bulan tidak.
Awalnya, ketika satelit-satelit pertama Jupiter dan Saturnus ditemukan pada abad ke-17, kata
"planet" dan "satelit" sering dipakai bolak-balik, namun "satelit" semakin sering dipakai pada
abad selanjutnya.[37] Sampai pertengahan abad ke-19, jumlah "planet" tumbuh pesat karena
benda-benda baru yang ditemukan mengelilingi Matahari langsung digolongkan sebagai planet
oleh komunitas ilmuwan.[Maret 2020]
Abad ke-19[sunting | sunting sumber]
Planet baru, 1807–1845

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Merkurius Venus Bumi Mars Vesta Juno Ceres Pallas Jupiter Saturnus Uranus

Pada abad ke-19, para astronom mulai menyadari bahwa benda-benda baru yang sebelumnya
dikelompokkan sebagai planet selama nyaris setengah abad (seperti Ceres, Pallas, dan Vesta)
justru jauh berbeda daripada planet tradisional. Benda-benda ini berada di kawasan yang sama
antara Mars dan Jupiter (sabuk asteroid) dan massanya lebih kecil, karena itu mereka
digolongkan sebagai "asteroid". Karena tidak adanya definisi resmi, kata "planet" akhirnya
dipahami sebagai benda "besar" apapun yang mengitari Matahari. Sejak ditemukannya celah
raksasa antara asteroid dan planet, dan penemuan-penemuan baru berakhir setelah Neptunus
ditemukan tahun 1846, definisi resmi tersebut akhirnya dihapus.[38]
Abad ke-20[sunting | sunting sumber]
Planet 1854–1930, 2006–sekarang

1 2 3 4 5 6 7 8
Merkurius Venus Bumi Mars Jupiter Saturnus Uranus Neptunus

Pada abad ke-20, Pluto ditemukan. Setelah serangkaian pengamatan awal menyimpulkan benda


ini lebih besar daripada Bumi,[39] benda ini langsung diterima sebagai planet kesembilan.
Pengamatan selanjutnya justru membuktikan bahwa benda ini berukuran lebih kecil: tahun
1936, Raymond Lyttleton berpendapat bahwa Pluto bisa jadi satelit Neptunus yang keluar jalur,
[40] dan pada tahun 1964 Fred Whipple berpendapat bahwa Pluto mungkin saja berupa komet.
[41] Namun karena ukurannya lebih besar daripada semua asteroid yang diketahui dan
tampaknya tidak eksis di dalam populasi yang lebih besar,[42] status Pluto tetap planet sampai
tahun 2006.
Planet 1930–2006

1 2 3 4 5 6 7 8 9
Merkurius Venus Bumi Mars Jupiter Saturnus Uranus Neptunus Pluto

Pada tahun 1992, astronom Aleksander Wolszczan dan Dale Frail menemukan sejumlah planet


yang mengelilingi sebuah pulsar, PSR B1257+12.[43] Penemuan ini umumnya dianggap sebagai
deteksi pasti terhadap sistem planet yang mengitari bintang lain. Kemudian pada 6 Oktober
1995, Michel Mayor dan Didier Queloz dari Universitas Jenewa melaksankan deteksi pasti
pertama terhadap eksoplanet yang mengelilingi sebuah bintang deret utama biasa (51 Pegasi).
[44]
Penemuan eksoplanet berujung pada ambiguitas lain mengenai definisi planet, pada titik ketika
planet menjadi bintang. Banyak eksoplanet yang sudah diketahui bermassa lebih besar daripada
Jupiter, mendekati benda-benda bintang yang dikenal sebagai "katai cokelat".[45] Katai cokalt
umumnya dianggap bintang karena mampu melakukan fusi deuterium, isotop hidrogen yang
lebih berat. Jika bintang berukuran 75 kali Jupiter mampu memfusikan hidrogen, hanya bintang
berukuran 13 kali Jupiter yang bisa memfusikan deuterium. Tetapi, deuterium agak langka dan
sebagian besar katai cokelat sudah duluan selesai memfusikan deuterium sebelum ditemukan,
sehingga sulit dibedakan dari planet-planet supermasif.[46]
Abad ke-21[sunting | sunting sumber]
Dengan ditemukannya banyak objek di Tata Surya dan objek yang lebih besar di sistem lain pada
paruh akhir abad ke-20, muncul permasalahan tentang hal-hal yang membentuk suatu planet.
Ada perdebatan mengenai apakah suatu objek bisa dianggap planet jika berada di dalam populasi
jauh seperti sabuk atau cukup besar untuk menciptakan energi sendiri melalui fusi
termonuklir deuterium.[Maret 2020]
Banyak astronom yang berpendapat agar Pluto dikeluarkan dari kelompok planet, karena banyak
benda sejenis yang ukurannya mirip ditemukan di wilayah Tata Surya yang sama (sabuk Kuiper)
pada tahun 1990-an dan awal 2000-an. Pluto terbukti hanyalah satu benda kecil di antara ribuan
benda serupa lainnya.[Maret 2020]
Sejumlah benda seperti Quaoar, Sedna, dan Eris disebutkan sebagai planet kesepuluh oleh pers,
tetapi tidak diakui secara luas oleh komunitas ilmuwan. Penemuan Eris tahun 2005, benda yang
27% lebih besar daripada Pluto, menciptakan rasa penasaran publik tentang definisi planet secara
resmi.[Maret 2020]
Melihat masalah ini, IAU merancang definisi planet dan menetapkannya pada Agustus 2006.
Jumlah planet berkurang menjadi delapan benda besar yang telah "membersihkan" orbitnya
(Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus). IAU juga membuat
kelompok planet katai yang awalnya ditempati tiga benda (Ceres, Pluto, dan Eris).[47]
Definisi eksoplanet
Pada tahun 2003, International Astronomical Union (IAU) Working Group on Extrasolar
Planets membuat pernyataan tentang definisi planet yang mencakup definisi pembuka berikut,
kebanyakan berfokus pada batasan antara planet dan katai cokelat:[2]

Perbandingan artistik Eris, Pluto, Makemake, Haumea, Sedna, 2007 OR10, Quaoar, Orcus,


dan Bumi. (

1. Objek yang massa sejatinya di bawah batas massa untuk fusi termonuklir deuterium (saat
ini terhitung 13 kali massa Jupiter untuk objek dengan kelimpahan isotop yang setara
dengan Matahari[48]) yang mengorbit bintang atau sisa bintang adalah "planet" (tidak
penting bagaimana terbentuknya). Massa dan ukuran minimal yang disyaratkan untuk
objek luar surya agar bisa dianggap planet harus sama seperti syarat planet Tata Surya.
2. Objek subbintang yang massa sejatinya di atas batas massa untuk fusi termonuklir
deuterium adalah "katai cokelat", tidak penting bagaimana terbentuknya atau di mana
lokasinya.
3. Objek berkelana bebas di gugus bintang muda yang massanya di bawah batas massa untuk
fusi termonuklir deuterium bukanlah "planet", melainkan "katai subcokelat" (atau nama
apapun yang pantas).
Definisi ini mulai dipakai secara luas oleh astronom saat menerbitkan penemuan eksoplanet
di jurnal akademik.[49] Meski sementara, definisi ini mulai efektif sampai definisi permanen
secara resmi diadopsi. Sayangnya, definisi ini tidak menangani masalah batas rendah massa,
[50] sehingga menjauhi kontroversi seputar objek di dalam Tata Surya. Definisi ini juga tidak
menangani status planet katai cokelat yang punya orbit, seperti 2M1207b.
Salah satu definisi katai subcokelat adalah benda bermassa planet yang terbentuk melalui
kolaps awan, bukannya akresi. Perbedaan pembentukan antara katai subcokelat dan planet ini
belum diakui secara universal. Para astronom masih terbagi menjadi dua kubu dalam
mempertimbangkan proses pembentukan planet sebagai bagian dari pengelompokannya.
[51] Satu alasan kekecewaan ini adalah kadang mustahil menentukan proses pembentukan
planet. Misalnya, planet pengorbit bintang yang terbentuk oleh akresi bisa terlempar dari sistem
dan menjadi pengelana bebas. Sebaliknya, katai subcokelat yang terbentuk oleh kolaps awan
terbentuk sendiri di sebuah gugus bintang yang bisa terperangkap dalam orbit suatu bintang.
Planet katai 2006–sekarang

CeresPlutoMakemakeHaumeaEris

Syarat 13 kali massa Jupiter adalah perkiraan, bukan sesuatu yang bersifat pasti. Sebuah
pertanyaan pun muncul: Apa itu pembakaran deuterium? Pertanyaan ini muncul karena objek-
objek besar akan membakar sebagian besar deuteriumnya dan objek kecil hanya membakar
sedikit, dan 13 massa Jupiter berada di antara keduanya. Jumlah deuterium yang dibakar tidak
hanya tergantung pada massa, tetapi juga komposisi planetnya, tepatnya pada
jumlah helium dan deuterium yang ada.[52]
Kriteria lain yang memisahkan planet dan katai cokelat selain pembakaran deuterium, proses
pembentukan, atau lokasi adalah apakah tekanan intinya didominasi oleh tekanan
coulomb atau tekanan degenerasi elektron.[53][54]
Definisi planet IAU
Masalah batasan rendah disampaikan pada rapat Majelis Umum IAU tahun 2006. Setelah debat
panjang dan satu proposal gagal, majelis memungut suara untuk mengesahkan resolusi yang
mendefinisikan planet di Tata Surya sebagai:[55]
Benda langit yang (a) berada di orbit mengitari Matahari, (b) memiliki massa
yang cukup agar gravitasinya melebihi gaya benda tegar sehingga
memiliki kesetimbangan hidrostatik (nyaris bulat), dan (c) telah membersihkan
lingkungan di sekitar orbitnya.
Sesuai definisi tersebut, Tata Surya dianggap memiliki delapan planet. Benda-benda yang
memenuhi dua syarat pertama namun tidak yang ketiga (seperti Pluto, Makemake, dan Eris)
dikelompokkan sebagai planet katai dengan syarat mereka juga bukan merupakan satelit
alami planet lain. Awalnya komite IAU mengusulkan definisi yang mencakup banyak planet
karena poin (c) belum dibuat.[56] Setelah diskusi panjang, pemungutan suara selanjutnya
memutuskan benda-benda tersebut dikelompokkan sebagai planet katai.[57]
Definisi ini didasarkan pada teori-teori pembentukan planet, yaitu ketika embrio planet sudah
membersihkan orbitnya dari objek-objek kecil. Seperti yang dijelaskan astronom Steven Soter:
[58]
Hasil akhir dari akresi cakram kedua adalah sedikitnya benda yang relatif besar
(planet) baik di orbit bebas atau resonan yang mencegah tabrakan antarbenda.
Planet dan komet kecil, termasuk KBO [objek sabuk Kuiper] berbeda dari planet
karena mereka bisa bertabrakan dengan planet atau satu sama lain.
Pasca pemungutan suara IAU tahun 2006, muncul kontroversi dan perdebatan seputar definisi
ini.[59][60] Banyak astronom yang memutuskan tidak menggunakannya.[61] Sebagian
perdebatan tersebut terpusat pada keyakinan bahwa poin (c) (membersihkan orbit) seharusnya
tidak disertakan dan objek-objek yang sekarang dikategorikan planet katai harusnya menjadi
bagian dari definisi planet yang lebih luas.
Di luar komunitas ilmuwan, Pluto memiliki dampak budaya yang kuat di masyarakat karena
status planetnya sejak ditemukan tahun 1930. Penemuan Eris diberitakan besar-besaran
oleh media sebagai planet kesepuluh, sehingga klasifikasi ulang ketiga objek tersebut sebagai
planet katai banyak menarik perhatian media dan publik.[62]
Klasifikasi sebelumnya[sunting | sunting sumber]
Tabel berikut berisi daftar benda-benda Tata Surya yang sebelumnya diklasifikasikan sebagai
planet:
Klasifikasi
Benda Catatan
terkini

Dikelompokkan sebagai planet pada zaman


Bulan Satelit
antik sesuai model geosentris yang sekarang usang.

Empat satelit terbesar Jupiter, dikenal dengan


Io, Europa, Ganimede, nama satelit-satelit Galileo. Galileo Galilei menyebutnya
Satelit
dan Kalisto "Planet-Planet Medici" yang diambil dari
nama patronnya, keluarga Medici.

Titan,[b] Iapetus,[c] Rhe
Lima satelit terbesar Saturnus, ditemukan oleh Christiaan
a,[c] Tethys,[d] dan Dion Satelit
Huygens dan Giovanni Domenico Cassini.
e[d]

Ceres[e] Planet katai Asteroid pertama yang diketahui sejak ditemukan antara


1801 dan 1807 sampai dikelompokkan ulang sebagai
asteroid pada 1850-an.[64]
Pallas, Juno, dan Vesta Asteroid
Ceres sudah dikelompokkan sebagai planet katai pada
2006.
Banyak asteroid ditemukan antara 1845 dan 1851.
Astrea, Hebe, Iris, Flora, 
Perkembangan daftar planet yang cepat mendorong
Metis, Hygeia, Parthenop
Asteroid pengelompokan ulang benda-benda ini sebagai asteroid
e, Victoria, Egeria, Irene, 
oleh para astronom. Klaim ini baru diakui pada tahun
Eunomia
1854.[65]
Benda trans-Neptunus pertama yang diketahui (yaitu
planet minor dengan sumbu semi-mayor di
Pluto[f] Planet katai
luar Neptunus). Pada tahun 2006, Pluto dikelompokkan
sebagai planet katai.

Ditemukan tahun 2003, benda trans-Neputunus ini diakui


Eris Planet katai pada tahun 2005 sebelum akhirnya dikelompokkan
sebagai planet katai seperti Pluto pada tahun 2006.

Dewa-dewa Olympus yang menjadi sumber nama planet di Tata Surya

Nama-nama planet di dunia Barat berasal dari praktik pemberian nama Romawi, yang
justru berasal dari kebiasaan bangsa Yunani dan Babilonia. Di Yunani kuno, dua benda bersinar
raksasa, Matahari dan Bulan, disebut Helios dan Selene; planet terjauh (Saturnus)
disebut Phainon, sang penerang; diikuti oleh Phaethon (Jupiter), "cerah"; planet merah (Mars)
dikenal dengan sebutan Pyroeis, "berapi-api"; planet paling terang (Venus) disebut Phosphoros,
pembawa cahaya;dan planet terakhir (Merkurius) disebut Stilbon, berseri-seri. Bangsa Yunani
juga membuat setiap planet suci bagi salah satu dewanya, Dua Belas Dewa Olimpus: Helios dan
Selene adalah nama planet dan dewa; Phainon dipersembahkan untuk Cronus, Titan yang
merupakan ayah para dewa Olimpus; Phaethon dipersembahkan untuk Zeus, putra Cronus yang
menggulingkannya dari takhta raja; Pyroeis dipersembahkan untuk Ares, putra Zeus dan dewa
perang; Phosphoros dipimpin oleh Afrodit, dewi cinta; dan Hermes, perantara para dewa dan
dewa ilmu dan akal, memimpin Stilbon.[19]
Praktik bangsa Yunani yang memberikan nama-nama planet sesuai nama dewanya
hampir seutuhnya berasal dari kebiasaan bangsa Babilonia. Bangsa Babilonia mengambil
nama Phosphoros dari nama dewi cintanya, Ishtar; Pyroeis dari dewa perang, Nergal, Stilbon
dari dewa kebijaksanaan Nabu, dan Phaethon dari dewa pemimpin, Marduk.[66] Ada banyak
kesamaan antara aturan penamaan Yunani dan Babilonia, padahal mereka berbeda
zaman. Terjemahannya pun tidak sempurna. Misalnya, Nergal-nya Babilonia adalah dewa
perang dan bangsa Yunani menyamakannya dengan Ares. Namun tidak seperti Ares, Nergal
adalah dewa penyakit dan akhirat.[67]
Saat ini, banyak orang di dunia Barat mengenal planet dengan nama-nama yang diambil
dari dewa-dewa Olympus. Jika bangsa Yunani modern masih memakai nama kuno untuk
menyebut planet, sejumlah bahasa Eropa justru memakai nama Romawi (Latin) karena
pengaruh Kekaisaran Romawi dan Gereja Katolik. Bangsa Romawi, seperti Yunani,
adalah orang Indo-Eropa yang saling berbagi mitologi dengan nama-nama yang berbeda, namun
tidak punya tradisi narasi seperti yang dipersembahkan budaya sastra Yunani untuk dewa-
dewanya. Pada periode akhir Republik Romawi, para penulis meminjam banyak sekali narasi
Yunani dan menerapkannya ke mitologi mereka sampai keduanya tidak bisa dibedakan.[68] Saat
bangsa Romawi mempelajari astronomi Yunani, mereka memberi nama planet sesuai nama
dewa-dewanya sendiri: Mercurius (untuk
Hermes), Venus (Afrodit), Mars (Ares), Iuppiter (Zeus), dan Saturnus (Cronus). Ketika planet-
planet selanjutnya ditemukan pada abad ke-18 dan 19, praktik pemberian namanya berlanjut
untuk Neptūnus (Poseidon). Uranus unik karena diambil dari nama dewa Yunani alih-alih versi
Romawinya.
Sejumlah orang Romawi, sesuai kepercayaan yang mungkin berasal
dari Mesopotamia tetapi berkembang di Mesir Yunani, percaya bahwa tujuh dewa yang menjadi
sumber nama planet tersebut menjaga Bumi secara bergilir. Urutan giliran tersebut dari jauh ke
dekat adalah Saturnus, Jupiter, Mars, Matahari, Venus, Merkurius, Bulan.[69] Hasilnya, hari
pertama dimulai oleh Saturnus (jam ke-1), hari kedua oleh Matahari (jam ke-25), diikuti Bulan
(jam ke-49), Mars, Merkurius, Jupiter, dan Venus. Karena setiap hari diberi nama sesuai dewa
yang mengawalinya, begitu pula dengan urutan nama hari dalam kalender Romawi yang masih
dipakai di sejumlah bahasa modern setelah siklus Nundinal ditolak.[70] Dalam bahasa
Inggris, Saturday, Sunday, dan Monday adalah terjemahan langsung dari nama-nama Romawi
ini. Nama hari yang lain berasal dari dari Tiw,
(Tuesday) Wóden (Wednesday), Thunor (Thursday), dan Fríge (Friday), dewa Anglo-
Saxon yang sama seperti Mars, Merkurius, Jupiter, dan Venus.
Bumi (Earth) adalah satu-satunya planet yang namanya dalam bahasa Inggris tidak
diambil dari mitologi Yunani-Romawi. Karena Bumi sendiri baru diakui sebagai planet pada
abad ke-17, tidak ada tradisi memberinya nama sesuai nama dewa. Kata Earth berasal dari
bahasa Anglo-Saxon erda yang berarti daratan atau tanah dan pertama dipakai untuk menyebut
Bumi sekitar tahun 1300.[71][72] Sebagaimana bahasa Jermanik lainnya, kata ini berasal dari
bahasa Proto-Jerman ertho, "daratan",[72] dan terlihat kesamaannya pada kata earth dalam
bahasa Inggris, Erde dalam bahasa Jerman, aarde dalam bahasa Belanda, dan jord dalam bahasa
Skandinavia. Banyak bahasa Roman yang memakai kata Roman lama terra (atau variasinya).
Kata tersebut dipakai dengan makna "daratan kering", bukannya "laut".[73] Bahasa-bahasa non-
Roman memakai katanya sendiri. Bangsa Yunani tetap memakai nama asli mereka, Γή (Ge).
Budaya non-Eropa memakai sistem penamaan planet yang berbeda. India memakai
sistem berdasarkan Navagraha, yang mencakup tujuh planet tradisional (Surya untuk
Matahari, Chandra untuk Bulan, dan Budha, Shukra, Mangala, Bṛhaspati, dan Shani untuk
Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus) dan nodus bulan naik dan
turun Rahu dan Ketu. Cina dan negara-negara Asia Timur sudah lama terkena pengaruh budaya
Cina (seperti Jepang, Korea, dan Vietnam) dengan sistem penamaan yang didasarkan pada lima
elemen Cina: air (Merkurius), logam (Venus), api (Mars), kayu (Jupiter), dan tanah (Saturnus).
[70]
Hipotesis nebula

Belum diketahui secara pasti bagaimana planet terbentuk. Teori yang saat ini mendominasi
adalah planet terbentuk saat sebuah nebula berubah menjadi cakram gas dan debu tipis.
Sebuah protobintang terbentuk di intinya dan dikelilingi oleh cakram protoplanet yang berputar.
Melalui akresi (proses tabrakan tempel), partikel-partikel debu di cakram perlahan
mengumpulkan massa untuk membentuk benda yang jauh lebih besar. Konsentrasi massa di satu
tempat disebut sebagai bentuk planetesimal dan konsentrasi tersebut mempercepat proses akresi
dengan menarik material tambahan menggunakan daya tarik gravitasinya. Konsentrasi tersebut
semakin padat sampai akhirnya kolaps ke dalam dan membentuk protoplanet.[74] Setelah
memiliki diameter lebih besar daripada Bulan Bumi, planet tersebut membentuk atmosfer
tambahan, sehingga meningkatkan daya tarik planetesimal dengan gaya hambat atmosfer.[75]

Ketika protobintang tumbuh begitu besar sampai bisa "menyalakan diri" menjadi bintang,
cakram yang tersisa dilenyapkan dari dalam ke luar dengan fotoevaporasi, angin matahari, gaya
hambat Poynting–Robertson, dan pengaruh lain.[76][77] Masih banyak protoplanet yang
mengelilingi bintang atau satu sama lain, namun seiring waktu sebagian besar di antaranya akan
bertabrakan membentuk satu planet yang lebih besar atau melepaskan material untuk diserap
protoplanet atau planet yang lebih besar.[78] Objek-objek yang cukup besar tersebut akan
menangkap sebagian materi di lingkungan orbitnya dan menjadi planet. Sementara itu,
protoplanet yang berhasil menghindari tabrakan akan menjadi satelit alami planet melalui proses
tangkapan gravitasi atau tetap berada di sabuk objek lain dan menjadi planet katai atau benda
kecil.
Dampak energi planetesimal kecil (serta peluruhan radioaktif) akan menghangatkan planet yang
sedang tumbuh, sehingga planet tersebut setidaknya setengah meleleh. Interior planet mulai
berbeda-beda massanya dan menciptakan inti yang lebih padat.[79] Planet-planet kebumian yang
lebih kecil kehilangan sebagian besar atmosfernya karena akresi ini, tetapi gas yang hilang bisa
tergantikan oleh gas yang keluar dari mantel dan tubrukan komet (planet kecil akan kehilangan
atmosfer yang diperoleh melalui berbagai jenis mekanisme pelepasan).[80]
Melalui penemuan dan pengamatan sistem keplanetan di sekitar bintang selain Tata Surya, para
ilmuwan sudah mampu menguraikan, merevisi, atau bahkan mengganti teori ini.
Tingkat metalisitas, istilah astronomi yang menjelaskan kelimpahan elemen kimia dengan nomor
atom lebih besar dari 2 (helium), saat ini diyakini menjadi penentu kemungkinan suatu bintang
dikelilingi planet.[81] Oleh sebab itu, sejumlah peneliti menduga bintang populasi I yang kaya
logam lebih mungkin memiliki sistem planet yang lebih jelas daripada bintang populasi II yang
kandungan logamnya kurang.

Tata Surya
Planet dan planet katai di Tata Surya (ukuran bisa dibandingkan, jaraknya tidak)

Planet terdalam. Kiri ke kanan: Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars dengan warna asli. (ukuran


bisa dibandingkan, jaraknya tidak)
Empat raksasa gas; Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus (ukuran bisa dibandingkan, jaraknya
tidak)

Artikel utama:
Menurut IAU, terdapat delapan planet dan lima planet katai yang diakui di Tata Surya. Menurut
jaraknya dari Matahari (dekat ke jauh), planet-planet tersebut adalah:
1.  Merkurius
2.  Venus
3.  Bumi
4.  Mars
5.  Jupiter
6.  Saturnus
7.  Uranus
8.  Neptunus
Jupiter adalah planet terbesar dengan massa 318 kali Bumi, sementara Merkurius adalah planet
terkecil dengan massa 0,055 kali Bumi.
Planet di Tata Surya dapat dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan komposisinya:
 Daratan: Planet-planet mirip Bumi yang permukaannya tertutup batuan: Merkurius, Venus,
Bumi, dan Mars. Dengan massa 0,055 kali Bumi, Merkurius adalah planet daratan terkecil
(sekaligus planet terkecil) di Tata Surya, sementara Bumi adalah planet daratan terbesar.
 Raksasa gas (Jovian): Planet-planet yang terbentuk dari material gas dan lebih besar daripada
planet kebumian: Jupiter, Saturnus, Uranus, Neputunus. Jupiter, dengan massa 318 kali Bumi,
adalah planet terbesar di Tata Surya, sementara Saturnus hanya sepertiganya dengan ukuran 95
kali massa Bumi.
o Raksasa es, terdiri dari Uranus dan Neptunus, adalah subkelas raksasa es yang berbeda dari
raksasa gas karena massanya jauh lebih kecil (hanya 14 dan 17 kali massa Bumi) dan
sedikitnya hidrogen dan helium di atmosfer sekaligus proporsi batu dan es yang justru lebih
tinggi.
 Planet katai: Sebelum keputusan Agustus 2006, sejumlah objek diusulkan sebagai planet oleh
para astronom. Tetapi pada tahun 2006, beberapa objek dikelompokkan ulang menjadi planet
katai, berbeda dengan planet. Saat ini ada lima planet katai di Tata Surya yang diakui
keberadaannya oleh IAU: Ceres, Pluto, Haumea, Makemake, dan Eris. Beberapa objek lain
di sabuk asteroid dan sabuk Kuiper sedang dipertimbangkan; 50 di antaranya berkemungkinan
besar diakui. Ada 200 objek yang dapat ditemukan setelah seluruh sabuk Kuiper selesai
dijelajahi. Planet katai memiliki ciri-ciri yang sama dengan planet, namun juga terdapat
beberapa perbedaan, salah satunya adalah planet katai tidak dominan di orbitnya. Sesuai
definisinya, semua planet katai adalah anggota dari populasi yang lebih besar. Ceres adalah
benda terbesar di sabuk asteroid, sementara Pluto, Haumea, dan makemake adalah anggota
sbauk Kuiper dan Eris adalah anggota cakram tersebar. Beberapa peneliti seperti Mike
Brown percaya bahwa mungkin ada lebih dari seratus objek trans-Neptunus yang dapat
digolongkan sebagai planet katai per definisi IAU.[82]
Ciri-ciri planet
Inklin
Per
Ra asi Per Bu
iod
Diame diu terha iod lan Kemi
e
ter Ma s dap Eksent e ya ringa Ci
Je Na orb Atm
khatul ssa orb khatul risitas rot ng n nci
nis ma it osfer
istiwa[ [a] it istiwa orbit asi dia sumb n
(tah
a] (A Mata (ha kui u (°)
un)
U) hari (° ri) [c]
[a]
)

Merku 0,31– minima


0,382 0,06 0,24 3,38 0,206 58,64 0 0,04 tidak
rius 0,47 l

PlaneVenus 0,949 −243,0


0,82 0,72 0,62 3,86 0,007 0 177,36 tidak CO2, N2
t 2
darat Bumi[ N2, O2, 
an b] 1,00 1,00 1,00 1,00 7,25 0,017 1,00 1 23,44 tidak
Ar

CO2,
Mars 0,532 0,11 1,52 1,88 5,65 0,093 1,03 2 25,19 tidak
N2, Ar

Jupiter 11,209 317,8 5,20 11,86 6,09 0,048 0,41 67 3,13 ya H2, He

Saturn
9,449 95,2 9,54 29,46 5,51 0,054 0,43 62 26,73 ya H2, He
us
Raks
asa Uranu H2,
gas s 4,007 14,6 19,22 84,01 6,48 0,047 −0,72 27 97,77 ya He, CH
4

Neptu H2, He,


3,883 17,2 30,06 164,8 6,43 0,009 0,67 13 28,32 ya
nus CH4

0,000 2,5– tidak
Ceres 0,08 4,60 10,59 0,080 0,38 0 ? tidak
2 3,0 ada

Plane 0,002 29,7– sement


Pluto 0,18 248,0917,14 0,249 −6,39 5 ? ?
t 2 49,3 ara
katai
Haume0,15×0,1 0,000 35,2–
282,7628,19 0,189 0,16 2 ? ya ?
a 2×0,08 7 51,5

Make ~0,12 0,000 38,5– 309,8828,96 0,159 ? 0 ? ? ? [d]


Inklin
Per
Ra asi Per Bu
iod
Diame diu terha iod lan Kemi
e
ter Ma s dap Eksent e ya ringa Ci
Je Na orb Atm
khatul ssa orb khatul risitas rot ng n nci
nis ma it osfer
istiwa[ [a] it istiwa orbit asi dia sumb n
(tah
a] (A Mata (ha kui u (°)
un)
U) hari (° ri) [c]
[a]
)

make 7 53,1

0,002 37,8–
Eris 0,19 ~557 44,19 0,442 ~0,3 1 ? ? ? [d]
5 97,6

a
 Diukur relatif terhadap Bumi.
b
 Lihat artikel Bumi untuk angka yang lebih absolut.
 Jupiter memiliki satelit terbanyak (67) di Tata Surya.[83]
c

d
 Seperti Pluto, saat berada di perihelion, atmosfer sementara terbentuk.

Periode rotasi

Periode rotasi suatu benda astronomis adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu


revolusi mengitari sumbu rotasinya relatif terhadap bintang di belakangnya. Periode ini berbeda
dengan hari matahari planet, yang mencakup rotasi tambahan untuk memenuhi bagian periode
orbit planet selama satu hari.
Periode rotasi beberapa benda angkasa
Planet Periode rotasi

25,379995 hari (khatulistiwa)[84][85] 25d 9h 7m 11.6s


Matahari
35 hari (lintang tinggi) 35d

Merkurius58,6462 hari[86] 58d 15h 30m 30s

Venus –243,0187 hari[86][87] –243d 0h 26m

Bumi 0,99726968 hari[86][88] 0d 23h 56m 4.100s

Bulan 27,321661 hari[89] 27d 7h 43m 11.5s


(sinkronis terhadap Bumi)
Mars 1,02595675 hari[86] 1d 0h 37m 22.663s

Ceres 0,37809 hari[90] 0d 9h 4m 27.0s

0,4135344 hari (interior dalam)[91] 0d 9h 55m 29.37s[86]


Jupiter 0,41007 hari (khatulistiwa) 0d 9h 50m 30s[86]
0,41369942 hari (lintang tinggi) 0d 9h 55m 43.63s[86]

0,44403 hari (interior dalam)[91] 0d 10h 39m 24s[86]


Saturnus 0,426 hari (khatulistiwa) 0d 10h 14m[86]
0,443 hari (lintang tinggi) 0d 10h 38m[86]

Uranus –0,71833 hari[86][87][91] –0d 17h 14m 24s

Neptunus 0,67125 hari[86][91] 0d 16h 6m 36s

–6,38718 hari[86][87] –6d 9h 17m 32s


Pluto
(sinkronis dengan Charon)

Haumea 0,163145 hari[92] 0d 3h 54m 56s

Eksoplanet

Eksoplanet menurut tahun penemuannya (data per 1 Januari 2013)


Perbandingan Kepler-20e[6] dan Kepler-20f[7] dibandingkan dengan Venus dan Bumi.

Planet ekstasurya atau eksoplanet adalah planet yang berada di luar Tata Surya. Sampai dengan 1
September 2021, terdapat 4.834 planet terkonfirmasi di dalam 3.572 sistem keplanetan, 795 di
antaranya memiliki lebih dari satu planet.[93][94][95][96]
Pada awal 1992, astronom radio Aleksander Wolszczan dan Dale Frail menemukan dua planet
yang mengelilingi pulsar PSR 1257+12.[43] Penemuan ini dibenarkan dan diakui sebagai deteksi
pasti eksoplanet pertama di dunia. Planet-planet pulsar tersebut diyakini terbentuk dari sisa-
sisa supernova yang menghasilkan pulsar pada tahap kedua pembentukan planet atau hanyalah
sisa inti berbatu raksasa gas yang selamat dari supernova dan pindah ke orbitnya sekarang.
Penemuan eksoplanet pertama yang mengorbit bintang deret utama biasa terjadi pada tanggal 6
Oktober 1955, ketika Michel Mayor dan Didier Queloz dari Universitas Jenewa menemukan
sebuah eksoplanet di sekitar 51 Pegasi. Dari 4.834 eksoplanet yang ditemukan pada 1 September
2021,[5] sebagian besar di antaranya memiliki massa yang bisa disamakan dengan Jupiter atau
bahkan lebih besar lagi. Ada pula planet yang bermassa lebih kecil daripada Merkurius dan lebih
besar daripada Jupiter.[5] Eksoplanet terkecil yang pernah ditemukan ternyata mengorbit sisa-
sisa bintang yang disebut pulsar, contohnya PSR B1257+12.[97]
Sudah ada sekitar selusin eksoplanet yang ditemukan dengan 10 sampai 20 kali massa Bumi,
[5] seperti planet-planet yang mengorbit bintang Mu Arae, 55 Cancri, dan GJ 436.[98]
Kategori yang baru muncul adalah "super-Bumi" yang diduga diisi planet kebumian lebih besar
daripada Bumi namun lebih kecil daripada Neptunus atau Uranus. Sampai sekarang, sekitar 20
super-Bumi (tergantung batas massanya) telah ditemukan, termasuk OGLE-2005-BLG-
390Lb dan MOA-2007-BLG-192Lb, dua planet es yang ditemukan dengan mikrolensa gravitasi,
[99][100] Kepler 10b, planet berdiameter 1,4 kali lipat Bumi (menjadikannya super-Bumi
terkecil yang pernah diukur),[101] dan lima dari enam planet yang mengorbit katai merah Gliese
581. Gliese 581 d secara kasar memiliki massa 7,7 kali lipat Bumi,[102] sementara massa Gliese
581 c lima kali lipat Bumi dan awalnya dianggap sebagai planet kebumian pertama yang
ditemukan di zona terhunikan suatu bintang.[103] Studi yang lebih dalam menemukan bahwa
planet ini terlalu mendekati kategori bintang dan planet terjauh di sistem ini, Gliese 581 d,
meskipun lebih dingin daripada Bumi, tetap bisa dihuni juka atmosfernya memiliki gas rumah
kaca dalam jumlah yang memadai.[104] Super-Bumi lain, Kepler-22b, ditemukan mengorbit di
zona terhunikan bintangnya.[105] Pada tanggal 20 Desember 2011, tim Teleskop Antariksa
Kepler menemukan eksoplanet seukuran Bumi pertama, Kepler-20e[6] dan Kepler-20f,[7] yang
ditemukan sedang mengorbit bintang mirip Matahari, Kepler-20.

Perbandingan ukuran HR 8799 c (abu-abu) dengan Jupiter. Kebanyakan eksoplanet yang


ditemukan berukuran lebih besar daripada Jupiter.

Belum jelas apakah planet-planet besar yang baru ditemukan menyerupai raksasa gas di Tata
Surya atau memang jenisnya berbeda, contohnya raksasa amonia atau planet karbon. Beberapa
planet yang baru ditemukan yang disebut Jupiter panas memiliki orbit yang sangat dekat dengan
bintang induknya dan orbitnya hampir berbentuk lingkaran. Planet-planet tersebut
menerima radiasi bintang yang lebih banyak ketimbang raksasa gas di Tata Surya, sehingga bisa
dipertanyakan apakah mereka tergolong jenis planet yang sama atau tidak. Selain itu, kelompok
benda Jupiter panas bernama planet Chthonia diduga eksis di suatu tempat. Planet Chthonia ini
orbitnya begitu dekat dengan bintangnya sampai-sampai atmosfernya tersapu habis oleh radiasi
bntang. Banyak benda Jupiter panas ditemukan sedang mengalami proses penyapuan atmosfer,
namun sampai tahun 2008 tidak satupun planet Chthonia yang ditemukan
Pengamatan eksoplanet yang lebih teliti akan membutuhkan generasi peralatan yang baru,
seperti teleskop luar angkasa. Saat ini, wahana antariksa COROT dan Kepler seadng mencari
variasi luminositas bintang karena transit planet. Sejumlah proyek pembuatan jaringan teleskop
luar angkasa juga telah diajukan. Proyek-proyek tersebut bertujuan mencari eksoplanet yang
massanya setara dengan Bumi. Beberapa di antaranya adalah Terrestrial Planet Finder dan Space
Interferometry Mission dari NASA dan PEGASE dari CNES.[107] New Worlds Mission adalah
alat pelengkap yang beroperasi bersama Teleskop Antariksa James Webb. Sayangnya, anggaran
untuk proyek-proyek ini masih belum jelas. Spektrum eksoplanet pertama ditemukan pada
Februari 2007 (HD 209458 b dan HD 189733 b).[108][109] Frekuensi kemunculan planet-planet
kebumian semacam itu merupakan salah satu variabel persamaan Drake yang memperkirakan
jumlah peradaban cerdas di galaksi Bima Sakti.[110]

Objek bermassa planet


Objek bermassa planet, PMO, atau planemo adalah benda langit yang massanya berada di
antara definisi planet: cukup besar untuk memiliki kesetimbangan hidrostatik (dikelilingi
gravitasinya sendiri), tetapi tidak cukup besar untuk memiliki fusi inti layaknya sebuah bintang.
[111] Sesuai definisinya, semua planet adalah objek bermassa planet, namun tujuan istilah
tersebut adalah menjelaskan benda-benda yang tidak memenuhi syarat planet pada umumnya.
Objek-objek tersebut adalah planet katai, satelit yang lebih besar, planet pengelana bebas yang
tidak mengorbit bintang seperti planet liar yang terlempar dari sistemnya, dan objek yang
terbentuk melalui kolaps awan alih-alih akresi (kadang disebut katai subcokelat).
Planet liar[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Planet liar
Beberapa simulasi komputer pembentukan sistem bintang dan planet mengungkapkan bahwa
sejumlah benda bermassa planet akan terlempar ke angkasa antarbintang.[112] Beberapa
ilmuwan berpendapat bahwa benda semacam itu yang ditemukan berkelana di angkasa harus
dikelompokkan sebagai "planet", tetapi yang lainnya berpendapat itu bisa jadi bintang bermassa
rendah.[113][114]
Katai subcokelat[sunting | sunting sumber]
Artikel utama: Katai subcokelat
Bintang terbentuk melalui keruntuhan gravitasi awan gas, tetapi benda-benda yang lebih kecil
bisa terbentuk melalui keruntuhan awan. Objek bermassa planet yang terbentuk seperti itu
kadang disebut katai subcokelat. Katai subcokelat bisa berkelana bebas (contohnya Cha 110913-
773444) atau mengorbit benda yang lebih besar (contohnya 2MASS J04414489+2301513).
Pada tahun 2006, komunitas astronom sempat percaya bahwa mereka menemukan sistem biner
katai subcokelat, Oph 162225-240515, yang disebut penemunya sebagai "planemo" atau "objek
bermassa planet". Namun analisis terkini menetapkan bahwa massa mereka masing-masing
mungkin lebih besar daripada benda bermassa 13 kali Jupiter, sehingga keduanya tergolong katai
cokelat.[115][116][117]
Bekas bintang[sunting | sunting sumber]
Di sistem bintang biner dekat, salah satu bintang bisa kehilangan massanya karena diserap
bintang yang lebih berat (lihat pulsar bertenaga akresi). Bintang yang menyusut berubah menjadi
objek bermassa planet. Contohnya adalah sebuah objek bermassa Jupiter yang
mengorbit pulsar PSR J1719-1438.[118]
Planet satelit dan planet sabuk[sunting | sunting sumber]
Beberapa satelit besar memiliki ukuran yang sama atau lebih besar daripada Merkurius,
misalnya satelit Galileo dan Titan Jupiter. Alan Stern berpendapat bahwa lokasi bukanlah
masalah dan ciri-ciri geofisik saja yang perlu dipertimbangkan dalam definisi planet. Ia
mengusulkan istilah planet satelit untuk satelit berukuran planet. Sama halnya, planet-planet
kerdil di sabuk asteroid dan sabuk Kuiper harus dianggap planet menurut Stern.[119]

Ciri-ciri[sunting | sunting sumber]
Walaupun masing-masing planet memeiliki ciri-ciri fisik yang khas, ada beberapa kesamaan di
antara mereka. Ciri-ciri seperti cincin atau satelit alami sejauh ini baru diamati di planet Tata
Surya, sementara pada eksoplanet ada ciri-ciri yang lain lagi.
Ciri-ciri dinamis[sunting | sunting sumber]
Lihat pula: Hukum gerakan planet Kepler
Orbit[sunting | sunting sumber]

Orbit planet Neptunus dibandingkan dengan Pluto. Lihat perpanjangan orbit Pluto


dibandingkan Neptunus (eksentrisitas), serta sudut ekliptiknya yang besar (inklinasi).

Menurut definisi terkini, semua planet harus berevolusi mengitari bintang, sehingga potensi
"planet liar" apapun dianggap tidak ada. Di Tata Surya, semua planet mengorbit Matahari dengan
arah yang sama seperti rotasi Matahari (berlawanan arah jarum jam dilihat dari kutub utaranya).
Sedikitnya satu eksoplanet, WASP-17b, ditemukan mengorbit dengan arah yang berlawanan
dengan rotasi bintangnya.[120] Periode satu revolusi orbit planet disebut periode
sidereal atau tahun.[121] Tahun planet bergantung pada jarak dari bintangnya; semakin jauh
sebuah planet dari bintangnya, tidak hanya semakin jauh jarak yang harus ditempuh, tetapi juga
semakin lambat kecepatannya, karena pengaruh gravitasi bintang tidak terlalu besar. Karena
tidak ada orbit planet yang berbentuk lingkaran sempurna, jarak masing-masing planet bervariasi
sepanjang tahun. Titik terdekat suatu planet dengan bintangnya disebut periastron (perihelion di
Tata Surya), sementara titik terjauhnya disebut apastron (aphelion). Ketika planet mendekati
periastron, kecepatannya meningkat karena planet menukar energi potensial gravitasi menjadi
energi kinetik, mirip seperti kecepatan benda jatuh di Bumi; ketika planet mendekati apastron,
kecepatannya berkurang, mirip seperti kecepatan benda dilempar ke atas lalu mencapai puncak
jalur lemparannya.[122]
Setiap orbit planet dibentuk oleh serangkaian elemen:
 Eksentrisitas suatu orbit menandakan seberapa panjang orbit sebuah planet. Planet-planet yang
eksentrisitasnya rendah memiliki orbit yang lebih melingkar, sementara planet bereksentrisitas
tinggi memiliki orbit yang lebih elips. Planet-planet di Tata Surya memiliki eksentrisitas yang
sangat rendah, sehingga orbitnya nyaris lingkaran.[121] Komet dan benda-benda sabuk Kuiper
(serta beberapa eksoplanet) memiliki eksentrisitas yang sangat tinggi, sehingga orbitnya bisa
terlalu elips.[123][124]

Ilustrasi sumbu semi-mayor

 Sumbu semi-mayor adalah jarak dari suatu planet ke titik separuh jalan di sepanjang
diameter orbit elips terpanjangnya (lihat gambar). Jarak ini tidak sama seperti
apastronnya, karena tidak ada orbit planet yang tepat di tengah-tengahnya terdapat
bintang.[121]
 Inklinasi planet menandakan seberapa jauh di atas atau bawah letak bidang referensinya. Di
Tata Surya, bidang referensi adalah bidang orbit Bumi yang disebut ekliptika. Untuk
eksoplanet, bidang yang disebut bidang langit ini adalah bidang garis pandang pengamat dari
Bumi.[125] Kedelapan planet Tata Surya terletak sangat dekat dengan ekliptika; komet dan
benda sabuk Kuiper seperti Pluto berada di sudut yang lebih ekstrem terhadap ekliptika.
[126] Titik tempat planet melintas di atas dan bawah bidang referensiya disebut nodus
naik dan nodus turun.[121] Bujur nodus naik adalah sudut antara bujur 0 bidang referensi dan
nodus naik planet. Argumen periapsis (atau perihelion di Tata Surya) adalah sudut antara
nodus naik planet dan titik terdekat dengan bintangnya.[121]
Kemiringan sumbu[sunting | sunting sumber]
Kemiringan sumbu Bumi sekitar 23°.

Planet juga memiliki kemiringan sumbu yang beragam derajatnya. Kemiringan sumbu berada


pada sudut terhadap bidang khatulistiwa bintangnya. Hal ini mengakibatkan jumlah cahaya yang
diterima setiap belahan planet tidak tentu sepanjang tahun; saat belahan utara menjauh dari
bintang, belahan selatan mendekati bintang, dan sebaliknya. Karena itu, setiap planet
memiliki musim; perubahan iklim sepanjang tahun. Masa ketika setiap belahan berada di titik
terjauh atau terdekat dari bintangnya disebut titik balik matahari. Setiap planet memiliki dua titik
balik di orbitnya; ketika satu belahan mencapai titik balik musim panas (siang terlama), belahan
lain mencapai titik balik musim dingin (siang tersingkat). Jumlah cahaya dan panas yang tidak
menentu yang diterima setiap belahan menciptakan perubahan pola cuaca tahunan untuk setiap
belahan planet. Kemiringan sumbu Jupiter sangat kecil sampai-sampai variasi musimnya juga
sedikit. Di sisi lain, Uranus memiliki kemiringan sumbu yang sangat besar sampai-sampai bisa
mengalami siang abadi atau malam abadi ketika mencapai titik balik.[127] Pada kelompok
eksoplanet, kemiringan sumbu tidak diketahui pasti, meski banyak benda Jupiter panas
dipercayai memiliki sedikit kemiringan sumbu atau tidak sama sekali karena letaknya yang dekat
dengan bintangnya.[128]
Rotasi[sunting | sunting sumber]
Planet berotasi di sumbu kasatmata yang menembus pusatnya. Periode rotasi suatu planet
disebut hari bintang. Kebanyakan planet di Tata Surya berotasi dengan arah yang sama seperti
orbitnya, yaitu berlawanan arah jarum jam jika dilihat dari kutub utara Matahari, kecuali
Venus[129] dan Uranus[130] yang berotasi searah jarum jam. Tetapi kemiringan sumbu Uranus
yang luar biasa besar berarti ada konvensi berbeda tentang kutub mana yang "utara" dan apakah
planet tersebut berputar searah jarum jam atau tidak.[131] Apapun itu, tanpa melihat
konvensinya, Uranus memiliki rotasi mundur yang relatif terhadap orbitnya.
Rotasi suatu planet dapat terbentuk oleh beberapa faktor saat pembentukannya. Momentum
sudut bersihnya bisa tercipta oleh momentum sudut yang berasal dari objek-objek akresi. Akresi
gas oleh raksasa gas juga memengaruhi momentum sudut. Pada tahap-tahap akhir pembentukan
planet, proses stokastik berupa akresi protoplanet dapat mengubah sumbu putar planet secara
acak.[132] Ada perbedaan panjang hari yang besar antarplanet. Venus membutuhkan 243 hari
Bumi untuk berotasi, sedangkan raksasa gas beberapa jam saja.[133] Periode rotasi eksoplanet
tidak diketahui. Namun letak mereka yang dekat dengan bintangnya berarti benda-benda Jupiter
panas terkunci secara tidal (orbitnya sinkron dengan rotasinya). Ini berarti mereka hanya
menampakkan satu sisi ke bintangnya, sehingga satu sisi selalu siang, satu lagi selalu malam.
[134]
Pembersihan orbit[sunting | sunting sumber]
Ciri dinamis utama yang menentukan sebuah planet adalah benda tersebut telah membersihkan
lingkungannya. Planet yang telah membersihkan lingkungannya memiliki massa yang cukup
untuk menyapu semua planetesimal di orbitnya. Hasilnya, planet mengorbit bintangnya secara
tetap, tidak berbagi orbit dengan beberapa objek berukuran serupa. Ciri ini tercantum
dalam definisi resmi planet IAU bulan Agustus 2006. Kriteria tersebut tidak mencakup benda-
benda keplanetan seperti Pluto, Eris, dan Ceres, sehingga mereka tergolong planet katai.
[1] Walaupun sampai sekarang kriteria ini berlaku di Tata Surya saja, sejumlah sistem luar surya
muda ditemukan dengan bukti pembersihan orbit di cakram sirkumbintangnya.[135]
Ciri-ciri fisik[sunting | sunting sumber]
Massa[sunting | sunting sumber]
Ciri-ciri fisik utama yang menentukan sebuah planet adalah apakah benda tersebut cukup besar
untuk memaksa gravitasinya sendiri mendominasi gaya elektromagnetik yang menyelubungi
struktur fisiknya, sehingga terciptalah kesetimbangan hidrostatik. Ini berarti bahwa semua planet
berbentuk sfer (bola) atau sferoidal. Sampai titik massa tertentu, bentuk suatu bojek bisa tidak
tentu, tetapi terlepas dari titik tersebut yang bervariasi tergantung penyusun kimianya, gravitasi
mulai menarik suatu objek ke pusat massanya sampai objek tersebut membentuk bola.[136]
Massa juga merupakan ciri utama yang membedakan planet dengan bintang. Batas massa atas
untuk keplanetan adalah 13 kali massa Jupiter (13MJ) untuk objek-objek dengan kelimpahan
isotop matahari. Lebih dari itu, suatu objek memiliki kondisi yang tepat untuk melakukan fusi
nuklir. Selain Matahari, tidak ada objek bermassa seperti itu di Tata Surya; tetapi ada eksoplanet
berukuran Matahari. Batas 13MJ tidak diakui secara universal dan Extrasolar Planets
Encyclopaedia berisi objek-objek bermassa 20 kali Jupiter,[137] dan Exoplanet Data Explorer 24
kali massa Jupiter.[138]
Planet terkecil yang pernah diketahui, tidak termasuk planet kerdil dan satelit, adalah PSR
B1257+12A. Ini adalah salah satu eksoplanet pertama yang ditemukan pada tahun 1992 yang
mengelilingi sebuah pulsar. Massanya sekitar separuh massa planet Merkurius.[5] Planet terkecil
yang mengorbit bintang deret utama selain Matahari adalah Kepler-37b. Massa dan radiusnya
agak lebih besar daripada Bulan.
Diferensiasi internal[sunting | sunting sumber]
Ilustrasi interior Jupiter dengan inti berbatu yang diselubungi lapisan hidrogen metalik tebal

Setiap planet mengawali eksistensinya dalam bentuk cair; pada pembentukan awal, material yang
lebih padat dan berat tenggelam ke tengah, sehingga material ringan tetap berada di dekat
permukaan. Masing-masing memiliki interior berbeda yang terdiri dari inti planet padat yang
diselimuti mantel cair atau padat. Planet-planet kebumian terjebak di dalam kerak padat,
[139] namun pada raksasa gas, mantelnya luluh menjadi lapisan awan teratas. Planet kebumian
memiliki inti elemen magnetik seperti besi dan nikel, serta
mantel silikat. Jupiter dan Saturnus diyakini memiliki inti batu dan logam yang diselimuti
mantel hidrogen metalik.[140] Uranus dan Neptunus, yang ukurannya lebih kecil, memiliki inti
batu yang diselimuti mantel air, amonia, metana, dan es.[141] Gerakan cairan di dalam inti
planet-planet tersebut menghasilkan geodinamo yang menciptakan medan magnet.[139]
Atmosfer[sunting | sunting sumber]
Lihat pula: Atmosfer ekstraterestrial

Atmosfer Bumi

Semua planet di Tata Surya selain Merkurius[142] memiliki atmosfer dasar karena gravitasi


massanya yang besar cukup kuat untuk menahan gas agar dekat dengan permukaan. Raksasa gas
yang lebih besar cukup besar untuk menyimpan banyak sekali gas ringan hidrogen dan helium,
sementara gas planet-planet kecil lolos ke luar angkasa.[143] Komposisi atmosfer Bumi berbeda
dengan planet lain dikarenakan beragam proses kehidupan yang mentranspirasikan planet telah
menghasilkan molekul oksigen bebas.[144]
Atmosfer planet dipengaruhi oleh berbagai insolasi atau energi internal, sehingga berujung pada
pembentukan sistem cuaca dinamis seperti badai (di Bumi), badai debu seplanet (di
Mars), antisiklon seukuran Bumi (di Jupiter; disebut Titik Merah Besar), dan lubang di
atmosfer (di Neptunus).[127] Sedikitnya satu eksoplanet, HD 189733 b, diklaim memiliki sistem
cuaca seperti itu, sama seperti Titik Merah Besar namun ukurannya lebih besar dua kali lipat.
[145]
Akibat letaknya yang terlalu dekat dengan bintang induknya, benda-benda Jupiter panas
kehilangan atmosfernya karena radiasi bintang, mirip ekor komet.[146][147] Planet-planet ini
memiliki perbedaan suhu siang dan malam yang terlampau jauh sampai-sampai mampu
menghasilkan angin supersonik.[148] Tetapi sisi siang dan malam HD 189733 b terlihat sama
suhunya, menandakan atmosfer planet ini efektif mendistribusikan kembali energi bintang ke
seluruh planet.[145]
Magnetosfer[sunting | sunting sumber]

Skema magnetosfer Bumi

Salah satu ciri penting dari sebuah planet adalah momen magnet intrinsiknya yang menjadi cikal
bakal magnetosfernya. Keberadaan medan magnet menandakan bahwa planet tersebut secara
geologi masih hidup. Dengan kata lain, planet termagnetkan memiliki aliran bahan konduktor
listrik di interiornya yang menciptakan medan magnet. Medan ini sangat memengaruhi interaksi
planet dengan angin matahari. Sebuah planet yang termagnetkan membuat selubung bernama
magnetosfer yang tidak bisa ditembus angin matahari. Magnetosfer dapat berukuran lebih besar
daripada planet itu sendiri. Kebalikannya, planet yang tidak termagnetkan memiliki magnetosfer
kecil yang tercipta oleh interaksi ionosfer dengan angin matahari, tetapi tidak melindungi planet
tersebut secara efektif.[149]
Dari delapan planet di Tata Surya, hanya Venus dan Mars yang tidak memiliki medan magnet.
[149] Selain itu, satelit Jupiter Ganimede punya medan magnetik. Dari semua planet
termagnetkan, medan Merkurius adalah yang terlemah dan tidak mampu memantulkan angin
matahari. Medan magnet Ganimede beberapa kali lipat lebih besar dan medan Jupiter adalah
yang terkuat di Tata Surya (kuat sekali sampai-sampai planet ini memiliki ancaman kesehatan
serius bagi misi berawak ke satelit-satelitnya pada masa depan). Medan magnet planet-planet
raksasa lainnya memiliki kekuatan yang agak setara dengan Bumi, namun momen magnetnya
lebih besar. Medan magnet Uranus dan Neptunus sangat miring relatif terhadap sumbu rotasi dan
terlepas dari pusat planetnya.[149]
Pada tahun 2004, tim astronom di Hawaii mengamati sebuah eksoplanet yang mengitari
bintang HD 179949. Planet ini terliaht menciptakan titik matahari di permukaan bintang
induknya. Tim berhipotesis bahwa magnetosfer planet sedang mentransfer energi ke permukaan
bintang dan meningkatkan suhunya dari 7.760 °C menjadi 8.160 °C.[150]
Ciri-ciri sekunder[sunting | sunting sumber]
Beberapa planet atau planet kerdil di Tata Surya (seperti Neptunus atau Pluto) memiliki periode
orbit yang sejalan satu sama lain atau dengan benda-benda yang lebih kecil (hal ini lazim terjadi
di sistem satelit). Semua planet kecuali Merkurius dan Venus memiliki satelit alami yang biasa
disebut "bulan". Bumi punya satu satelit, Mars dua, dan raksasa gas punya beberapa satelit
dengan sistem keplanetan yang kompleks. Banyak satelit raksasa gas memiliki ciri-ciri yang
sama seperti planet kebumian dan planet katai. Beberapa di antaranya bahkan dianggap ramah
kehidupan (terutama Europa).[151][152][153]

Cincin Saturnus

Empat raksasa gas juga dikitari oleh cincin planet dengan ukuran dan kerumitan yang beragam.
Cincin-cincin ini terdiri dari debu atau partikel, namun bisa menginangi 'anak bulan' mungil yang
gravitasinya membentuk dan mempertahankan strukturnya. Meski asal usul terbentuknya tidak
diketahui secara pasti, cincin planet diyakini sebagai hasil satelit alami yang masuk batas
Roche planet induknya dan hancur akibat gaya gelombang pasang.[154][155]
Tidak ada ciri sekunder yang terlihat pada planet-planet ekstrasurya. Akan tetapi, katai
subcokelat Cha 110913-773444, yang dianggap sebagai planet liar, diyakini dikelilingi oleh
sebuah cakram protoplanet mungil.[113]

Istilah terkait[sunting | sunting sumber]


 Komet
 Mnemonik planet
 Planet ganda
 Planet katai
 Planet liar
 Eksoplanet – benda langit di luar Tata Surya
 Mesoplanet
 Planet minor – benda langit yang lebih kecil daripada planet
 Planetar
 Planetesimal
 Protoplanet

Lihat pula[sunting | sunting sumber]


Portal Astronomi

 Langit ekstraterestrial
 Daftar benda hipotesis di Tata Surya
 Pendaratan di planet lain
 Penjelajahan luar angkasa
 Keterhunian planet
 Ilmu keplanetan
 Eksoplanetologi
 Planetologi teoretis
 Planet di astrologi
 Planet di fiksi ilmiah

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]


1. ^ Lompat ke:a b c d This definition is drawn from two separate IAU declarations; a formal
definition agreed by the IAU in 2006, and an informal working definition established by
the IAU in 2001/2003 for objects outside of the Solar System. The 2006 definition, while
official, applies only to the Solar System, while the 2003 definition applies to planets
around other stars. The extrasolar planet issue was deemed too complex to resolve at the
2006 IAU conference.
2. ^ Lompat ke:a b Referred to by Huygens as a Planetes novus ("new planet") in his Systema
Saturnium
3. ^ Lompat ke:a b c Both labelled nouvelles planètes (new planets) by Cassini in
his Découverte de deux nouvelles planetes autour de Saturne[63]
4. ^ Lompat ke:a b c d Both once referred to as "planets" by Cassini in his An Extract of the
Journal Des Scavans.... The term "satellite", however, had already begun to be used to
distinguish such bodies from those around which they orbited ("primary planets").
5. ^ Classified as a dwarf planet in 2006.
6. ^ Regarded as a planet from its discovery in 1930 until redesignated as a trans-
Neptunian dwarf planet in August 2006.

Referensi[sunting | sunting sumber]
1. ^ Lompat ke:a b "IAU 2006 General Assembly: Result of the IAU Resolution votes".
International Astronomical Union. 2006. Diakses tanggal 2009-12-30.
2. ^ Lompat ke:a b "Working Group on Extrasolar Planets (WGESP) of the International
Astronomical Union". IAU. 2001. Diakses tanggal 2008-08-23.
3. ^ Ceres, Pluto (sebelumnya merupakan planet ke-9 di Tata Surya), Makemake, Haumea,
dan Eris
4. ^ Pluto and the Solar System | IAU
5. ^ Lompat ke:a b c d e Schneider, Jean (16 January 2013). "Interactive Extra-solar Planets
Catalog". The Extrasolar Planets Encyclopaedia. Diakses tanggal 2013-01-15.
6. ^ Lompat ke:a b c NASA Staff (20 December 2011). "Kepler: A Search For Habitable
Planets – Kepler-20e". NASA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-03-31. Diakses
tanggal 2011-12-23.
7. ^ Lompat ke:a b c NASA Staff (20 December 2011). "Kepler: A Search For Habitable
Planets – Kepler-20f". NASA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-14. Diakses
tanggal 2011-12-23.
8. ^ Lompat ke:a b Johnson, Michele (20 December 2011). "NASA Discovers First Earth-size
Planets Beyond Our Solar System". NASA. Diakses tanggal 2011-12-20.
9. ^ Lompat ke:a b Hand, Eric (20 December 2011). "Kepler discovers first Earth-sized
exoplanets". Nature. doi:10.1038/nature.2011.9688.
10. ^ Lompat ke:a b Overbye, Dennis (20 December 2011). "Two Earth-Size Planets Are
Discovered". New York Times. Diakses tanggal 2011-12-21.
11. ^ Cassan, Arnaud; D. Kubas, J.-P. Beaulieu, M. Dominik, K. Horne, J. Greenhill, J.
Wambsganss, J. Menzies, A. Williams, U. G. Jørgensen, A. Udalski, D. P. Bennett, M. D.
Albrow, V. Batista, S. Brillant, J. A. R. Caldwell, A. Cole, Ch. Coutures, K. H. Cook, S.
Dieters, D. Dominis Prester, J. Donatowicz, P. Fouqué, K. Hill, N. Kains; et al. (12
January 2012). "One or more bound planets per Milky Way star from microlensing
observations". Nature. 481 (7380): 167–169. arXiv:1202.0903 
. Bibcode:2012Natur.481..167C. doi:10.1038/nature10684. PMID 22237108. Diakses
tanggal 11 January 2012.
12. ^ Staff (January 7, 2013). "17 Billion Earth-Size Alien Planets Inhabit Milky
Way". Space.com. Diakses tanggal January 8, 2013.
13. ^ H. G. Liddell and R. Scott, A Greek–English Lexicon, ninth edition, (Oxford: Clarendon
Press, 1940).
14. ^ "Definition of planet". Merriam-Webster OnLine. Diakses tanggal 2007-07-23.
15. ^ Lompat ke:a b "planet, n". Oxford English Dictionary. 2007. Diakses tanggal 2008-02-
07. Note: select the Etymology tab
16. ^ Neugebauer, Otto E. (1945). "The History of Ancient Astronomy Problems and
Methods". Journal of Near Eastern Studies. 4 (1): 1–38. doi:10.1086/370729.
17. ^ Ronan, Colin. "Astronomy Before the Telescope". Astronomy in China, Korea and
Japan (edisi ke-Walker). hlm. 264–265.
18. ^ Kuhn, Thomas S. (1957). The Copernican Revolution. Harvard University Press.
hlm. 5–20. ISBN 0-674-17103-9.
19. ^ Lompat ke:a b c d Evans, James (1998). The History and Practice of Ancient Astronomy.
Oxford University Press. hlm. 296–7. ISBN 978-0-19-509539-5. Diakses tanggal 2008-02-
04.
20. ^ Francesca Rochberg (2000). "Astronomy and Calendars in Ancient Mesopotamia".
Dalam Jack Sasson. Civilizations of the Ancient Near East. III. hlm. 1930.
21. ^ Holden, James Herschel (1996). A History of Horoscopic Astrology. AFA.
hlm. 1. ISBN 978-0-86690-463-6.
22. ^ Hermann Hunger, ed. (1992). Astrological reports to Assyrian kings. State Archives of
Assyria. 8. Helsinki University Press. ISBN 951-570-130-9.
23. ^ Lambert, W. G.; Reiner, Erica (1987). "Babylonian Planetary Omens. Part One. Enuma
Anu Enlil, Tablet 63: The Venus Tablet of Ammisaduqa". Journal of the American
Oriental Society. 107 (1): 93–96. doi:10.2307/602955. JSTOR 602955.
24. ^ Kasak, Enn; Veede, Raul (2001). Mare Kõiva and Andres Kuperjanov,
ed. "Understanding Planets in Ancient Mesopotamia (PDF)" (PDF). Electronic Journal of
Folklore. Estonian Literary Museum. 16: 7–35. Diakses tanggal 2008-02-06.
25. ^ A. Sachs (May 2, 1974). "Babylonian Observational Astronomy". Philosophical
Transactions of the Royal Society of London. Royal Society of London. 276 (1257): 43–50
[45 & 48–9]. Bibcode:1974RSPTA.276...43S. doi:10.1098/rsta.1974.0008. JSTOR 74273.
26. ^ Burnet, John (1950). Greek philosophy: Thales to Plato. Macmillan and Co. hlm. 7–
11. ISBN 978-1-4067-6601-1. Diakses tanggal 2008-02-07.
27. ^ Lompat ke:a b Goldstein, Bernard R. (1997). "Saving the phenomena: the background to
Ptolemy's planetary theory". Journal for the History of Astronomy. Cambridge
(UK). 28 (1): 1–12. Bibcode:1997JHA....28....1G.
28. ^ Ptolemy; Toomer, G. J. (1998). Ptolemy's Almagest. Princeton University
Press. ISBN 978-0-691-00260-6.
29. ^ J. J. O'Connor and E. F. Robertson, Aryabhata the Elder Diarsipkan 2012-10-19
di Wayback Machine., MacTutor History of Mathematics archive
30. ^ Sarma, K. V. (1997) "Astronomy in India" in Selin, Helaine (editor) Encyclopaedia of
the History of Science, Technology, and Medicine in Non-Western Cultures, Kluwer
Academic Publishers, ISBN 0-7923-4066-3, p. 116
31. ^ Lompat ke:a b =Ramasubramanian, K. (1998). "Model of planetary motion in the works
of Kerala astronomers". Bulletin of the Astronomical Society of India. 26: 11–31 [23–
4]. Bibcode:1998BASI...26...11R.
32. ^ Ramasubramanian etc. (1994)
33. ^ Sally P. Ragep (2007). "Ibn Sīnā: Abū ʿAlī al‐Ḥusayn ibn ʿAbdallāh ibn Sīnā". Dalam
Thomas Hockey. The Biographical Encyclopedia of Astronomers. Springer
Science+Business Media. hlm. 570–
572. Bibcode:2000eaa..bookE3736.. doi:10.1888/0333750888/3736. ISBN 0-333-75088-
8.
34. ^ S. M. Razaullah Ansari (2002). History of oriental astronomy: proceedings of the joint
discussion-17 at the 23rd General Assembly of the International Astronomical Union,
organised by the Commission 41 (History of Astronomy), held in Kyoto, August 25–26,
1997. Springer. hlm. 137. ISBN 1-4020-0657-8.
35. ^ Fred Espenak. "Six millennium catalog of Venus transits: 2000 BCE to 4000 CE".
NASA/GSFC. Diakses tanggal 11 February 2012.
36. ^ Lompat ke:a b Van Helden, Al (1995). "Copernican System". The Galileo Project.
Diakses tanggal 2008-01-28.
37. ^ Lihat sitasi utama di Garis waktu penemuan planet-planet Tata Surya dan bulannya
38. ^ Hilton, James L. (2001-09-17). "When Did the Asteroids Become Minor Planets?". U.S.
Naval Observatory. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-09-21. Diakses tanggal 2007-
04-08.
39. ^ Croswell, K. (1997). Planet Quest: The Epic Discovery of Alien Solar Systems. The Free
Press. hlm. 57. ISBN 978-0-684-83252-4.
40. ^ Lyttleton, Raymond A. (1936). "On the possible results of an encounter of Pluto with
the Neptunian system". Monthly Notices of the Royal Astronomical Society. 97:
108. Bibcode:1936MNRAS..97..108L.
41. ^ Whipple, Fred (1964). "The History of the Solar System". Proceedings of the National
Academy of Sciences of the United States of America. 52 (2): 565–
594. Bibcode:1964PNAS...52..565W. doi:10.1073/pnas.52.2.565. PMC 300311  . PMID 1
6591209.
42. ^ Luu, Jane X.; Jewitt, David C. (1996). "The Kuiper Belt". Scientific American. 274 (5):
46–52. doi:10.1038/scientificamerican0596-46.
43. ^ Lompat ke:a b DOI:10.1038/355145a0
Rujukan ini akan diselesaikan secara otomatis dalam beberapa menit. Anda
dapat melewati antrian atau membuat secara manual
44. ^ Mayor, Michel; Queloz, Didier (1995). "A Jupiter-mass companion to a solar-type
star". Nature. 378 (6356): 355–
359. Bibcode:1995Natur.378..355M. doi:10.1038/378355a0.
45. ^ "IAU General Assembly: Definition of Planet debate". MediaStream.cz. 2006.
Diarsipkan dari versi asli (.wmv) tanggal 2013-01-26. Diakses tanggal 2008-08-23.
46. ^ Basri, Gibor (2000). "Observations of Brown Dwarfs". Annual Review of Astronomy
and Astrophysics. 38 (1):
485. Bibcode:2000ARA&A..38..485B. doi:10.1146/annurev.astro.38.1.485.
47. ^ Green, D. W. E. (2006-09-13). "(134340) Pluto, (136199) Eris, and (136199) Eris I
(Dysnomia)" (PDF). Circular No. 8747. Central Bureau for Astronomical Telegrams,
International Astronomical Union. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-06-24. Diakses
tanggal 2011-07-05.
48. ^ Saumon, D.; Hubbard, W. B.; Burrows, A.; Guillot, T.; Lunine, J. I.; Chabrier, G.
(1996). "A Theory of Extrasolar Giant Planets". Astrophysical Journal. 460: 993–
1018. arXiv:astro-ph/9510046  . Bibcode:1996ApJ...460..993S. doi:10.1086/177027.
49. ^ See for example the list of references for: Butler, R. P.; et al. (2006). "Catalog of Nearby
Exoplanets". University of California and the Carnegie Institution. Diakses tanggal 2008-
08-23.
50. ^ Stern, S. Alan (2004-03-22). "Gravity Rules: The Nature and Meaning of Planethood".
SpaceDaily. Diakses tanggal 2008-08-23.
51. ^ Whitney Clavin (2005-11-29). "A Planet With Planets? Spitzer Finds Cosmic Oddball".
NASA. Diakses tanggal 2006-03-26.
52. ^ Spiegel; Adam Burrows; Milsom (2010). "The Deuterium-Burning Mass Limit for
Brown Dwarfs and Giant Planets". arΧiv:1008.5150 [astro-ph.EP].
53. ^ Basri, Gibor; Brown, Michael E. (2006). "Planetesimals To Brown Dwarfs: What is a
Planet?". Ann. Rev. Earth Planet. Sci. 34: 193–216. arXiv:astro-ph/0608417 
. Bibcode:2006AREPS..34..193B. doi:10.1146/annurev.earth.34.031405.125058.
54. ^ Boss, Alan P.; Basri; Kumar; Liebert; Martín; Reipurth; Zinnecker (2003).
"Nomenclature: Brown Dwarfs, Gas Giant Planets, and ?". Brown Dwarfs. 211:
529. Bibcode:2003IAUS..211..529B.
55. ^ Staff (2006). "IAU 2006 General Assembly: Result of the IAU resolution votes". IAU.
Diakses tanggal 2007-05-11.
56. ^ Rincon, Paul (2006-08-16). "Planets plan boosts tally 12". BBC. Diakses tanggal 2008-
08-23.
57. ^ "Pluto loses status as a planet". BBC. 2006-08-24. Diakses tanggal 2008-08-23.
58. ^ Soter, Steven (2006). "What is a Planet". Astronomical Journal. 132 (6): 2513–
19. arXiv:astro-ph/0608359  . Bibcode:2006AJ....132.2513S. doi:10.1086/508861.
59. ^ Rincon, Paul (2006-08-25). "Pluto vote 'hijacked' in revolt". BBC. Diakses
tanggal 2008-08-23.
60. ^ Britt, Robert Roy (2006-08-24). "Pluto Demoted: No Longer a Planet in Highly
Controversial Definition". Space.com. Diakses tanggal 2008-08-23.
61. ^ Britt, Robert Roy (2006-08-31). "Pluto: Down But Maybe Not Out". Space.com.
Diakses tanggal 2008-08-23.
62. ^ Moskowitz, Clara (2006-10-18). "Scientist who found '10th planet' discusses
downgrading of Pluto". Stanford news. Diakses tanggal 2008-08-23.
63. ^ Giovanni Cassini (1673). Decouverte de deux Nouvelles Planetes autour de Saturne.
Sabastien Mabre-Craniusy. pp. 6–14.
64. ^ Hilton, James L. "When did the asteroids become minor planets?". U.S. Naval
Observatory. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-03-24. Diakses tanggal 2008-05-08.
65. ^ "The Planet Hygea". spaceweather.com. 1849. Diakses tanggal 2008-04-18.
66. ^ Ross, Kelley L. (2005). "The Days of the Week". The Friesian School. Diakses
tanggal 2008-08-23.
67. ^ Cochrane, Ev (1997). Martian Metamorphoses: The Planet Mars in Ancient Myth and
Tradition. Aeon Press. ISBN 0-9656229-0-8. Diakses tanggal 2008-02-07.
68. ^ Cameron, Alan (2005). Greek Mythography in the Roman World. Oxford University
Press. ISBN 0-19-517121-7.
69. ^ Zerubavel, Eviatar (1989). The Seven Day Circle: The History and Meaning of the
Week. University of Chicago Press. hlm. 14. ISBN 0-226-98165-7. Diakses tanggal 2008-
02-07.
70. ^ Lompat ke:a b Falk, Michael; Koresko, Christopher (1999). "Astronomical Names for the
Days of the Week". Journal of the Royal Astronomical Society of Canada. 93: 122–
133. Bibcode:1999JRASC..93..122F. doi:10.1016/j.newast.2003.07.002.
71. ^ "earth, n". Oxford English Dictionary. 1989. Diakses tanggal 2008-02-06.
72. ^ Lompat ke:a b Harper, Douglas (2001-09). "Earth". Online Etymology Dictionary.
Diakses tanggal 2008-08-23.
73. ^ Harper, Douglas (2001-09). "Etymology of "terrain"". Online Etymology Dictionary.
Diakses tanggal 2008-01-30.
74. ^ Wetherill, G. W. (1980). "Formation of the Terrestrial Planets". Annual Review of
Astronomy and Astrophysics. 18 (1): 77–
113. Bibcode:1980ARA&A..18...77W. doi:10.1146/annurev.aa.18.090180.000453.
75. ^ Inaba, S.; Ikoma, M. (2003). "Enhanced Collisional Growth of a Protoplanet that has an
Atmosphere". Astronomy and Astrophysics. 410 (2): 711–
723. Bibcode:2003A&A...410..711I. doi:10.1051/0004-6361:20031248.
76. ^ Dutkevitch, Diane (1995). "The Evolution of Dust in the Terrestrial Planet Region of
Circumstellar Disks Around Young Stars". PhD thesis, University of Massachusetts
Amherst. Bibcode:1995PhDT..........D. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-11-25.
Diakses tanggal 2008-08-23.
77. ^ Matsuyama, I.; Johnstone, D.; Murray, N. (2005). "Halting Planet Migration by
Photoevaporation from the Central Source". The Astrophysical Journal. 585 (2): L143–
L146. arXiv:astro-ph/0302042  . Bibcode:2003astro.ph..2042M. doi:10.1086/374406.
78. ^ Kenyon, Scott J.; Bromley, Benjamin C. (2006). "Terrestrial Planet Formation. I. The
Transition from Oligarchic Growth to Chaotic Growth". Astronomical Journal. 131 (3):
1837. arXiv:astro-ph/0503568  . Bibcode:2006AJ....131.1837K. doi:10.1086/499807. Rin
gkasan – Kenyon, Scott J. Personal web page.
79. ^ Ida, Shigeru; Nakagawa, Yoshitsugu; Nakazawa, Kiyoshi (1987). "The Earth's core
formation due to the Rayleigh-Taylor instability". Icarus. 69 (2):
239. Bibcode:1987Icar...69..239I. doi:10.1016/0019-1035(87)90103-5.
80. ^ Kasting, James F. (1993). "Earth's early atmosphere". Science. 259 (5097): 920–
6. Bibcode:1993Sci...259..920K. doi:10.1126/science.11536547. PMID 11536547.
81. ^ Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics (2004-01-06). Lifeless Suns Dominated
The Early Universe. Siaran pers. Diakses pada 2011-10-23.
82. ^ "Astronomer Mike Brown". Gps.caltech.edu. Diakses tanggal 2011-11-04.
83. ^ Scott S. Sheppard (2013-01-04). "The Jupiter Satellite Page (Now Also The Giant Planet
Satellite and Moon Page)". Carnegie Institution for Science. Diakses tanggal 2013-04-12.
84. ^ Rotation and pole position for the Sun and planets Rotation period in days is 360°
divided by the coefficient of d.
85. ^ Templat:Pdflink pp7–8
86. ^ Lompat ke:a b c d e f g h i j k l m Clabon Walter Allen and Arthur N. Cox (2000). Allen's
Astrophysical Quantities. Springer. hlm. 296. ISBN 0387987460.
87. ^ Lompat ke:a b c This rotation is negative because the pole which points north of
the ecliptic rotates in the opposite direction to most other planets.
88. ^ Reference adds about 1 ms to Earth's stellar day given in mean solar time to account for
the length of Earth's mean solar day in excess of 86400 SI seconds.
89. ^ Clabon Walter Allen and Arthur N. Cox (2000). Allen's Astrophysical Quantities.
Springer. hlm. 308. ISBN 0387987460.
90. ^ Chamberlain, Matthew A. (2007). "Ceres lightcurve analysis – Period
determination". Icarus. 188 (2): 451–
456. Bibcode:2007Icar..188..451C. doi:10.1016/j.icarus.2006.11.025.
91. ^ Lompat ke:a b c d Rotation period of the deep interior is that of the planet's magnetic field.
92. ^ Pedro Lacerda, David Jewitt and Nuno Peixinho (2008-04-02). "High-Precision
Photometry of Extreme KBO 2003 EL61". The Astronomical Journal. 135 (5): 1749–
1756. Bibcode:2008AJ....135.1749L. doi:10.1088/0004-6256/135/5/1749. Diarsipkan
dari versi asli tanggal 2020-05-11. Diakses tanggal 2008-09-22.
93. ^ Schneider, J. "Interactive Extra-solar Planets Catalog". The Extrasolar Planets
Encyclopedia. Diakses tanggal 1 September 2021.
94. ^ "Exoplanet Archive Planet Counts". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-12-12.
Diakses tanggal 2017-10-13.
95. ^ Johnson, Michele; Harrington, J.D. (February 26, 2014). "NASA's Kepler Mission
Announces a Planet Bonanza, 715 New Worlds". NASA. Diakses tanggal February
26, 2014.
96. ^ "The Habitable Exoplanets Catalog - Planetary Habitability Laboratory @ UPR
Arecibo".
97. ^ Kennedy, Barbara (2005-02-11). "Scientists reveal smallest extra-solar planet yet
found". SpaceFlight Now. Diakses tanggal 2008-08-23.
98. ^ European Southern Observatory (2004-08-25). Fourteen Times the Earth. Siaran pers.
Diakses pada 2011-10-23.
99. ^ "Small Planet Discovered Orbiting Small Star". ScienceDaily. 2008. Diakses
tanggal 2008-06-06.
100. ^ Beaulieu, J.-P.; D. P. Bennett; P. Fouqué; A. Williams; et al. (2006-01-26). "Discovery
of a Cool Planet of 5.5 Earth Masses Through Gravitational
Microlensing". Nature. 439 (7075): 437–440. arXiv:astro-ph/0601563 
. Bibcode:2006Natur.439..437B. doi:10.1038/nature04441. PMID 16437108.
101. ^ "NASA'S Kepler Mission Discovers Its First Rocky Planet". NASA. 2011. Diakses
tanggal 2011-06-13.
102. ^ "Gliese 581 d". The Extrasolar Planets Encyclopedia. Diarsipkan dari versi asli tanggal
2012-05-10. Diakses tanggal 2008-09-13.
103. ^ "New 'super-Earth' found in space". BBC News. 25 April 2007. Diakses tanggal 2008-
08-23.
104. ^ von Bloh; Bounama, C.; Cuntz, M.; Franck, S.; et al. (2007). "The Habitability of
Super-Earths in Gliese 581". Astronomy and Astrophysics. 476 (3): 1365–
1371. arXiv:0705.3758  . Bibcode:2007A&A...476.1365V. doi:10.1051/0004-
6361:20077939.
105. ^ Borucki, William J; Koch; Batalha; Bryson; Rowe; Fressin; Torres; Caldwell;
Christensen-Dalsgaard (2012). "Kepler-22b: A 2.4 Earth-radius Planet in the Habitable
Zone of a Sun-like Star" (PDF). The Astrophysical Journal. 745 (2):
120. Bibcode:2012ApJ...745..120B. doi:10.1088/0004-637X/745/2/120.
106. ^ Lecavelier des Etangs, A.; Vidal-Madjar, A.; McConnell, J. C.; Hébrard, G. (2004).
"Atmospheric escape from hot Jupiters". Astronomy and Astrophysics. 418 (1): L1–
L4. arXiv:astro-ph/0403369  . Bibcode:2004A&A...418L...1L. doi:10.1051/0004-
6361:20040106.
107. ^ Anthony R. Curtis (ed.). "Future American and European Planet Finding Missions".
Space Today Online. Diakses tanggal 2008-02-06.
108. ^ Jet Propulsion Laboratory, California Institute of Technology (2007-02-21). NASA's
Spitzer First To Crack Open Light of Faraway Worlds. Siaran pers. Diakses pada 2011-
11-23.
109. ^ Richardson, L. Jeremy; Deming, Drake; Horning, Karen; Seager, Sara; Harrington,
Joseph (2007). Nature. 445 title=A spectrum of an extrasolar planet (7130): 892–
5. arXiv:astro-ph/0702507  . Bibcode:2007Natur.445..892R. doi:10.1038/
nature05636. PMID 17314975. Tidak memiliki atau tanpa |title= (bantuan)
110. ^ Drake, Frank (2003-09-29). "The Drake Equation Revisited". Astrobiology
Magazine. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-06-28. Diakses tanggal 2008-08-23.
111. ^ G. Basri & E.M. Brown, 2006. Annual Review of Earth and Planetary Sciences, 34:
193–216
112. ^ Lissauer, J. J. (1987). "Timescales for Planetary Accretion and the Structure of the
Protoplanetary disk". Icarus. 69 (2): 249–
265. Bibcode:1987Icar...69..249L. doi:10.1016/0019-1035(87)90104-7.
113. ^ Lompat ke:a b Luhman, K. L.; Adame, Lucía; D'Alessio, Paola; Calvet, Nuria (2005).
"Discovery of a Planetary-Mass Brown Dwarf with a Circumstellar Disk". Astrophysical
Journal. 635 (1): L93. arXiv:astro-ph/0511807 
. Bibcode:2005ApJ...635L..93L. doi:10.1086/498868. Ringkasan – NASA Press
Release (2005-11-29).
114. ^ Clavin, Whitney (November 9, 2005). "A Planet with Planets? Spitzer Finds Cosmic
Oddball". Spitzer Space Telescope Newsroom. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-07-
11. Diakses tanggal 2009-11-18.
115. ^ Close, Laird M.; Zuckerman, B.; Song, Inseok; Barman, Travis; Marois, Christian;
Rice, Emily L.; Siegler, Nick; MacIntosh, Bruce; Becklin, E. E.; et al. (2007). "The Wide
Brown Dwarf Binary Oph 1622–2405 and Discovery of A Wide, Low Mass Binary in
Ophiuchus (Oph 1623–2402): A New Class of Young Evaporating Wide
Binaries?". Astrophysical Journal. 660 (2): 1492. arXiv:astro-ph/0608574 
. Bibcode:2007ApJ...660.1492C. doi:10.1086/513417.
116. ^ Luhman, K. L.; Allers, K. N.; Jaffe, D. T.; Cushing, M. C.; Williams, K. A.; Slesnick,
C. L.; Vacca, W. D. (2007). "Ophiuchus 1622–2405: Not a Planetary-Mass Binary". The
Astrophysical Journal. 659 (2): 1629–36. arXiv:astro-ph/0701242 
. Bibcode:2007ApJ...659.1629L. doi:10.1086/512539.
117. ^ Britt, Robert Roy (2004-09-10). "Likely First Photo of Planet Beyond the Solar
System". Space.com. Diakses tanggal 2008-08-23.
118. ^ Bailes, M.; Bates, S. D.; Bhalerao, V.; Bhat, N. D. R.; Burgay, M.; Burke-Spolaor, S.;
d'Amico, N.; Johnston, S.; Keith, M. J. (2011). "Transformation of a Star into a Planet in a
Millisecond Pulsar Binary". Science. 333 (6050): 1717–20. arXiv:1108.5201 
. Bibcode:2011Sci...333.1717B. doi:10.1126/science.1208890. PMID 21868629.
119. ^ "Should Large Moons Be Called 'Satellite Planets'?". News.discovery.com. 2010-05-
14. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-05. Diakses tanggal 2011-11-04.
120. ^ D. R. Anderson et al.; Hellier, C.; Gillon, M.; Triaud, A. H. M. J.; Smalley, B.; Hebb,
L.; Collier Cameron, A.; Maxted, P. F. L. et al. (2009). "WASP-17b: an ultra-low density
planet in a probable retrograde orbit". arΧiv:0908.1553 [astro-ph.EP].
121. ^ Lompat ke:a b c d e Young, Charles Augustus (1902). Manual of Astronomy: A Text
Book. Ginn & company. hlm. 324–7.
122. ^ Dvorak, R.; Kurths, J.; Freistetter, F. (2005). Chaos And Stability in Planetary Systems.
New York: Springer. ISBN 3-540-28208-4.
123. ^ Moorhead, Althea V.; Adams, Fred C. (2008). "Eccentricity evolution of giant planet
orbits due to circumstellar disk torques". Icarus. 193 (2): 475. arXiv:0708.0335 
. Bibcode:2008Icar..193..475M. doi:10.1016/j.icarus.2007.07.009.
124. ^ "Planets – Kuiper Belt Objects". The Astrophysics Spectator. 2004-12-15. Diakses
tanggal 2008-08-23.
125. ^ Tatum, J. B. (2007). "17. Visual binary stars". Celestial Mechanics. Personal web page.
Diakses tanggal 2008-02-02.
126. ^ Trujillo, Chadwick A.; Brown, Michael E. (2002). "A Correlation between Inclination
and Color in the Classical Kuiper Belt". Astrophysical Journal. 566 (2):
L125. arXiv:astro-ph/0201040  . Bibcode:2002ApJ...566L.125T. doi:10.1086/339437.
127. ^ Lompat ke:a b Harvey, Samantha (2006-05-01). "Weather, Weather, Everywhere?".
NASA. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-08-08. Diakses tanggal 2008-08-23.
128. ^ Winn, Joshua N.; Holman, Matthew J. (2005). "Obliquity Tides on Hot Jupiters". The
Astrophysical Journal. 628 (2): L159. arXiv:astro-ph/0506468 
. Bibcode:2005ApJ...628L.159W. doi:10.1086/432834.
129. ^ Goldstein, R. M.; Carpenter, R. L. (1963). "Rotation of Venus: Period Estimated from
Radar Measurements". Science. 139 (3558): 910–
1. Bibcode:1963Sci...139..910G. doi:10.1126/science.139.3558.910. PMID 17743054.
130. ^ Belton, M. J. S.; Terrile R. J. (1984). Bergstralh, J. T., ed. "Uranus and Neptune". In its
Uranus and Neptune pp. 327–347 (SEE N85-11927 02-91). 2330:
327. Bibcode:1984urnp.nasa..327B. Parameter |contribution= akan diabaikan (bantuan)
131. ^ Borgia, Michael P. (2006). The Outer Worlds; Uranus, Neptune, Pluto, and Beyond.
Springer New York. hlm. 195–206.
132. ^ Lissauer, Jack J. (1993). "Planet formation". Annual review of astronomy and
astrophysics. 31. (A94-12726 02–90) (1): 129–
174. Bibcode:1993ARA&A..31..129L. doi:10.1146/annurev.aa.31.090193.001021.
133. ^ Strobel, Nick. "Planet tables". astronomynotes.com. Diakses tanggal 2008-02-01.
134. ^ Zarka, Philippe; Treumann, Rudolf A.; Ryabov, Boris P.; Ryabov, Vladimir B. (2001).
"Magnetically-Driven Planetary Radio Emissions and Application to Extrasolar
Planets". Astrophysics & Space Science. 277 (1/2):
293. Bibcode:2001Ap&SS.277..293Z. doi:10.1023/A:1012221527425.
135. ^ Faber, Peter; Quillen, Alice C. (2007-07-12). "The Total Number of Giant Planets in
Debris Disks with Central Clearings". arΧiv:0706.1684 [astro-ph].
136. ^ Brown, Michael E. (2006). "The Dwarf Planets". California Institute of Technology.
Diakses tanggal 2008-02-01.
137. ^ How One Astronomer Became the Unofficial Exoplanet Record-Keeper,
www.scientificamerican.com
138. ^ Jason T Wright; Onsi Fakhouri; Marcy; Eunkyu Han; Ying Feng; John Asher Johnson;
Howard; Fischer et al. (2010). "The Exoplanet Orbit Database". arΧiv:1012.5676 [astro-
ph.SR].
139. ^ Lompat ke:a b "Planetary Interiors". Department of Physics, University of Oregon.
Diakses tanggal 2008-08-23.
140. ^ Elkins-Tanton, Linda T. (2006). Jupiter and Saturn. New York: Chelsea
House. ISBN 0-8160-5196-8.
141. ^ DOI:10.1016/0032-0633(95)00061-5
Rujukan ini akan diselesaikan secara otomatis dalam beberapa menit. Anda
dapat melewati antrian atau membuat secara manual
142. ^ Hunten D. M., Shemansky D. E., Morgan T. H. (1988), The Mercury atmosphere, In:
Mercury (A89-43751 19–91). University of Arizona Press, pp. 562–612
143. ^ DOI:10.1086/426329 10.1086/426329
Rujukan ini akan diselesaikan secara otomatis dalam beberapa menit. Anda
dapat melewati antrian atau membuat secara manual
144. ^ Zeilik, Michael A.; Gregory, Stephan A. (1998). Introductory Astronomy &
Astrophysics (edisi ke-4th). Saunders College Publishing. hlm. 67. ISBN 0-03-006228-4.
145. ^ Lompat ke:a b Knutson, Heather A.; Charbonneau, David; Allen, Lori E.; Fortney,
Jonathan J. (2007). "A map of the day-night contrast of the extrasolar planet HD 189733
b". Nature. 447 (7141): 183–6. arXiv:0705.0993 
. Bibcode:2007Natur.447..183K. doi:10.1038/nature05782. PMID 17495920. Ringkasan – 
Center for Astrophysics press release (2007-05-09).
146. ^ Space Telescope Science Institute (2007-01-31). Hubble Probes Layer-cake Structure
of Alien World's Atmosphere. Siaran pers. Diakses pada 2011-10-23.
147. ^ Ballester, Gilda E.; Sing, David K.; Herbert, Floyd (2007). "The signature of hot
hydrogen in the atmosphere of the extrasolar planet HD 209458b". Nature. 445 (7127):
511–4. Bibcode:2007Natur.445..511B. doi:10.1038/nature05525. PMID 17268463.
148. ^ Harrington, Jason; Hansen, Brad M.; Luszcz, Statia H.; Seager, Sara (2006). "The
phase-dependent infrared brightness of the extrasolar planet Andromeda
b". Science. 314 (5799): 623–6.arXiv:astroph/0610491 
. Bibcode:2006Sci...314..623H. doi:10.1126/science.1133904. PMID 17038587. Ringkasa
n – NASA press release (2006-10-12).
149. ^ Lompat ke:a b c Kivelson, Margaret Galland; Bagenal, Fran (2007). "Planetary
Magnetospheres". Dalam Lucyann Mcfadden, Paul Weissman, Torrence
Johnson. Encyclopedia of the Solar System. Academic Press. hlm. 519. ISBN 978-0-12-
088589-3.
150. ^ Gefter, Amanda (2004-01-17). "Magnetic planet". Astronomy. Diakses tanggal 2008-
01-29.
151. ^ Grasset, O.; Sotin C.; Deschamps F. (2000). "On the internal structure and dynamic of
Titan". Planetary and Space Science.48(7–8):617
636. Bibcode:2000P&SS...48..617G. doi:10.1016/S0032-0633(00)00039-8.
152. ^ Fortes, A. D. (2000). "Exobiological implications of a possible ammonia-water ocean
inside Titan". Icarus. 146 (2): 444–
452. Bibcode:2000Icar..146..444F. doi:10.1006/icar.2000.6400.
153. ^ Jones, Nicola (2001-12-11). "Bacterial explanation for Europa's rosy glow". New
Scientist Print Edition. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-26. Diakses
tanggal 2008-08-23.
154. ^ Molnar, L. A.; Dunn, D. E.; Dunn (1996). "On the Formation of Planetary
Rings". Bulletin of the American Astronomical Society. 28: 77–
115. Bibcode:1996DPS....28.1815M.
155. ^ Thérèse, Encrenaz (2004). The Solar System (edisi ke-Third). Springer. hlm. 388–
390. ISBN 3-540-00241-3.
Pranala luar

 International Astronomical Union website


 Photojournal NASA
 NASA Planet Quest – Exoplanet Exploration Diarsipkan 2011-02-25 di Wayback Machine.
 Illustration comparing the sizes of the planets with each other, the Sun, and other stars
 "IAU Press Releases since 1999 "The status of Pluto: A Clarification"". Diarsipkan dari versi
asli tanggal 2007-12-14. Diakses tanggal 2013-04-15.
 "Regarding the criteria for planethood and proposed planetary classification schemes." article
by Stern and Levinson
 Planetary Science Research Discoveries (educational site with illustrated articles)

Hal yang membuat Sunan Fajar agak kaget adalah saat salah satu ulama di masjid
tersebut yaitu kiai fortuna mengajak Sunan Fajar untuk menemui salah satu jamaah yang
merupakan robot bernama Century. Bukan hanya memikirkan aspek fiqih dari robot
tersebut tetapi bahasa yang digunakan sama sekali tidak dimengerti oleh Sunan Fajar.
Akhirnya semua jamaah pergi keluar masjid. Meskipun siang hari setiap kendaraan yang
berterbangan tampak bersinar, setiap orang yang berjalan memakai kaca mata berwarna
hitam. Tiba-tiba Rusa jayalaga bertanya : " kiai century, kapan kita kembali ke Bumi?
Kelihatannya saya dan Sunan fajar harus segera kembali ke Bumi karena disini bukan
tempat kami. Kiai Century terdiam sejenak lalu berkata : " Baiklah, saya akan segera
mempersiapkan pesawat Starfast di bandara Vendor , sekarang mari kita makan terlebih
dahulu ". Sunan Fajar pun berkata :" oh maaf, saya sedang berpuasa, terima kasih atas
tawarannya ". Sunan Fajar berbisik kepada Rusa jayalaga, saya merasa ingin
mengkonsumsi makanan tersebut dikarenakan dimasukkan dalam kapsul-kapsul
berukuran jari jempol tangan". Lalu tiba-tiba datang seseorang dengan tergopoh-gopoh,
kiai century jika tuan mau, pesawat 'Jet 'intelligent star' tersedia. Apakah mau? Agar
lebih cepat sampai ke Bumi". Kiai century menjawab :" baiklah...". Akhirnya naiklah
mereka berdua ditemani Ustadz Forsa , salah satu ustadz terkenal di Planet Saturnus.
Selama di pesawat Jet, Sunan Fajar melihat kendaraan luar angkasa yang berlalu lalang. "
Luar biasa sekali suasana di jalur antar planet ini"

Wali Songo

Dalam penyebaran agama Islam di Indonesia. Setiap anggota Wali songo saling dikaitkan
dengan gelar Sunan dalam bahasa Jawa, konteks ini berarti "terhormat".Sebagian besar wali juga
dijuluki Raden selama hidup mereka, karena mereka keturunan ningrat. Makam (pundhen) para
wali dihormati oleh masyarakat Jawa sebagai lokasi ziarah di Jawa sebagai bentuk rasa syukur
dan terima kasih atas manfaat dan syafaat yang mereka amalkan pada masa hidupnya.Dalam
tradisi Jawa makam memiliki istilah pundhen. Ada beberapa pendapat mengenai arti Wali songo.

Pertama adalah wali yang sembilan, yang menandakan jumlah wali yang berjumlah
sembilan, atau songo dalam bahasa Jawa. Pendapat lain menyebutkan bahwa kata songo / songo
berasal dari kata tsana yang dalam bahasa Arab berarti mulia. Pendapat lainnya lagi menyebut
kata sana berasal dari bahasa Jawa, yang berarti tempat.

Pendapat lain yang mengatakan bahwa Wali songo adalah sebuah majelis dakwah yang
pertama kali didirikan oleh Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) pada tahun 1404 Masehi
(808 Hijriah). Para Wali songo adalah pembaharu masyarakat pada masanya. Pengaruh mereka
dapat ditemui dalam beragam bentuk manifestasi peradaban baru masyarakat Jawa, mulai dari
kesehatan, bercocok tanam, perniagaan, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan, hingga
pemerintahan. Konsep Wali songo atau Wali Sembilan dalam kosmologi Islam, sumber
utamanya dapat dilacak pada konsep kewalian yang secara umum oleh kalangan penganut
sufisme diyakini meliputi sembilan tingkat kewalian. Syaikh al-Akbar Muhyiddin Ibnu Araby
atau Ibnu Arabi dalam kitab Futuhat al-Makkiyah memaparkan tentang sembilan tingkat
kewalian dengan tugas masing-masing sesuai kewilayahan.

Kesembilan tingkat kewalian itu:

1) Wali Aqthab atau Wali Quthub, yaitu pemimpin dan penguasa para wali di seluruh alam
semesta.

2) Wali Aimmah, yaitu pembantu Wali Aqthab dan menggantikan kedudukannya jika wafat.

3) Wali Autad, yaitu wali penjaga empat penjuru mata angin.

4) Wali Abdal, yaitu wali penjaga tujuh musim.

5) Wali Nuqaba, yaitu wali penjaga hukum syariat.

6) Wali Nujaba, yang setiap masa berjumlah delapan orang.


7) Wali Hawariyyun, yaitu wali pembela kebenaran agama, baik pembelaan dalam bentuk
argumentasi

maupun senjata.

8) Wali Rajabiyyun, yaitu wali yang karomahnya muncul setiap bulan Rajab.

9) Wali Khatam, yaitu wali yang menguasai dan mengurus wilayah kekuasaan umat Islam.

Nama para Wali songo tersebut yaitu:

Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim

.Sunan Ampel atau Raden Rahmat

.Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim

Sunan Drajat atau Raden Qasim Syarifuddin

Sunan Kudus atau Raden a'far Shadiq

Sunan Giri atau Raden Paku atau Muhammad 'Ainul Yaqin atau Prabu Satmata

Sunan Kalijaga atau Raden Syahid

Sunan Muria atau Raden Umar Said

Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah

Maulana Malik Ibrahim adalah keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad. Ia disebut juga
Sunan Gresik, atau Sunan Tandhes, atau Mursyid Akbar Thariqat Wali songo. Nasab As-Sayyid
Maulana

Malik Ibrahim Nasab Maulana Malik Ibrahim menurut catatan Dari As-Sayyid Bahruddin
Ba'alawi Al-Husaini yang kumpulan catatannya kemudian dibukukan dalam Ensiklopedi Nasab
Ahlul Bait yang terdiri dari beberapa volume (jilid). Dalam Catatan itu tertulis: As-Sayyid
Maulana Malik Ibrahim bin As-Sayyid Barakat Zainal Alam bin As- Sayyid Husain Jamaluddin
bin As-Sayyid Ahmad Jalaluddin bin As- Sayyid Abdullah bin As-Sayyid Abdul Malik
Azmatkhan bin As- Sayyid Alwi Ammil Faqih bin As-Sayyid Muhammad Shahib Mirbath bin
As-Sayyid Ali Khali’ Qasam bin As-Sayyid Alwi bin As-Sayyid Muhammad bin As-Sayyid
Alwi bin As-Sayyid Ubaidillah bin Al-Imam Ahmad Al-Muhajir bin Al-Imam Isa bin Al-Imam
Muhammad bin Al-Imam Ali Al-Uraidhi bin Al-Imam Ja’far Shadiq bin Al-Imam Muhammad
Al-Baqir bin Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Al-Imam Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-
Zahra/Ali bin Abi Thalib, binti Nabi Muhammad Rasulullah Ia diperkirakan lahir di Samarkand
di Asia Tengah, pada paruh awal abad ke-14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya
Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah orang Jawa terhadap As- Samarqandy. Dalam cerita
rakyat, ada yang memanggilnya Kakek Bantal. Maulana Malik Ibrahim memiliki 3 istri bernama:

1. Siti Fathimah binti Ali Nurul Alam Maulana Israil (Raja Champa Dinasti Azmatkhan 1),
memiliki 2 anak, bernama: Maulana Moqfaroh dan Syarifah Sarah

2. Siti Maryam binti Syaikh Subakir, memiliki 4 anak, yaitu: Abdullah, Ibrahim, Abdul Ghafur,
dan Ahmad.

3. Wan Jamilah binti Ibrahim Zainuddin Al-Akbar Asmaraqandi, memiliki 2 anak yaitu: Abbas
dan Yusuf. Selanjutnya Sharifah Sarah binti Maulana Malik Ibrahim dinikahkan dengan Sayyid
Fadhal Ali Murtadha [Sunan Santri/Raden Santri] dan melahirkan dua putera yaitu Haji Utsman
(Sunan Manyuran) dan Utsman Haji (Sunan Ngudung). Selanjutnya Sayyid Utsman Haji (Sunan
Ngudung) berputera Sayyid Ja’far Shadiq (Sunan Kudus ).

Nama para Wali songo


Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim)

. Maulana Malik Ibrahim umumnya dianggap sebagai wali pertama yang mendakwahkan Islam
di Jawa. Ia mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam dan banyak merangkul rakyat
kebanyakan, yaitu golongan masyarakat Jawa yang tersisihkan di akhir kekuasaan Majapahit.
Malik Ibrahim berusaha menarik hati masyarakat, yang tengah dilanda krisis ekonomi dan
perang saudara. Ia membangun pondokan tempat belajar agama di Leran, Gresik. Ia juga
membangun masjid sebagai tempat peribadatan Islam pertama di tanah Jawa, yang sampai
sekarang masjid tersebut menjadi Masjid Jami' Gresik. Pada tahun 1419, Malik Ibrahim wafat.
Makamnya terdapat di desa Gapura Wetan, Gresik, Jawa Timur.

Sunan Ampel (Raden Rahmat)

Sunan Ampel bernama asli Raden Rahmat, keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad,
menurut riwayat ia adalah putra Ibrahim Zainuddin Al-Akbar dan seorang putri Champa yang
bernama Dewi Condro Wulan binti Raja Champa terakhir dari Dinasti Ming. Nasab lengkapnya
sebagai berikut: Sunan Ampel bin Sayyid Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin Sayyid Jamaluddin
Al-Husain bin Sayyid Ahmad Jalaluddin bin Sayyid Abdullah bin Sayyid Abdul Malik
Azmatkhan bin Sayyid Alwi Ammil Faqih bin Sayyid Muhammad Shahib Mirbath bin Sayyid
Ali Khali’ Qasam bin Sayyid Alwi bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Alwi bin Sayyid
Ubaidillah bin Sayyid Ahmad Al-Muhajir bin Sayyid Isa bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Ali
Al-Uraidhi bin Imam Ja’far Shadiq bin Imam Muhammad Al-Baqir bin Imam Ali Zainal Abidin
bin Imam Al-Husain bin Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Nabi Muhammad Rasulullah. Sunan
Ampel umumnya dianggap sebagai sesepuh oleh para wali lainnya. Pesantrennya bertempat di
Ampel, Surabaya, dan merupakan salah satu pusat penyebaran agama Islam tertua di Jawa. Ia
menikah dengan Dewi Condrowati yang bergelar Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban
bernama Arya Teja dan menikah juga dengan Dewi Karimah binti Ki Kembang Kuning.
Pernikahan Sunan Ampel dengan Dewi Condrowati alias Nyai Ageng Manila binti Aryo Tejo,
berputera: Sunan Bonang, Siti Syari’ah, Sunan Derajat, Sunan Sedayu, Siti Muthmainnah, dan
Siti Hafsah. Pernikahan Sunan Ampel dengan Dewi Karimah binti Ki Kembang Kuning,
berputera: Dewi Murtasiyah, Asyiqah, Raden Husamuddin (Sunan Lamongan), Raden Zainal
Abidin (Sunan Demak), Pangeran Tumapel dan Raden Faqih (Sunan Ampel 2). Makam Sunan
Ampel teletak di dekat Masjid Ampel, Surabaya.

Kedatangan Sunan Ampel ke Majapahit diperkirakan terjadi awal dasawarsa keempat


abad ke-15, yakni saat Arya Damar sudah menjadi Adipati Palembang sebagaimana riwayat
yang menyatakan bahwa sebelum ke Jawa, Raden Rahmat telah singgah ke Palembang. Raden
Rahmat sewaktu di Palembang menjadi tamu Arya Damar selama dua bulan, dan dia berusaha
memperkenalkan Islam kepada raja muda Palembang itu. Arya Damar yang sudah tertarik
kepada Islam itu hampir saja diikrarkan menjadi Islam. Namun, karena tidak berani menanggung
risiko menghadapi tindakan rakyatnya yang masih terikat pada kepercayaan lama, ia tidak
mengatakan keislamannya di hadapan umum. Menurut cerita setempat, setelah memeluk Islam,
Arya Damar memakai nama Ario Abdillah.

Pada waktu Kerajaan Champa ditaklukkan oleh Raja Koci, Raden Rahmat sudah
bermukim di Jawa. Itu berarti Raden Rahmat ketika datang ke Jawa sebelum tahun 1446 M,
yakni pada tahun jatuhnya Champa akibat serbuan Vietnam. Hal itu sejalan dengan sumber dari
Serat Walisana yang menyatakan bahwa Prabu Brawijaya, Raja Majapahit mencegah Raden
Rahmat kembali ke Champa karena Champa sudah rusak akibat kalahperang dengan Kerajaan
Koci. Penempatan Raden Rahmat di Surabaya dan saudaranya di Gresik, tampaknya memiliki
kaitan erat dengan suasana politik di Champa, sehingga dua bersaudara tersebut ditempatkan di
Surabaya dan Gresik, kemudian dinikahkan dengan perempuan setempat.

Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim)

Sunan Bonang adalah putra Sunan Ampel, dan merupakan keturunan ke-23 dari Nabi
Muhammad. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban
bernama Arya Teja. Sunan Bonang banyak berdakwah melalui kesenian untuk menarik
penduduk Jawa agar memeluk agama Islam. Ia dikatakan sebagai penggubah suluk Wijil dan
tembang Tombo Ati, yang masih sering dinyanyikan orang. Pembaharuannya pada gamelan Jawa
ialah dengan memasukkan rebab dan bonang, yang sering dihubungkan dengan namanya.
Universitas Leiden menyimpan sebuah karya sastra bahasa Jawa bernama Het Boek van Bonang
atau Buku Bonang. Menurut G.W.J. Drewes, itu bukan karya Sunan Bonang namun mungkin
saja mengandung ajarannya. Sunan Bonang diperkirakan wafat pada tahun 1525. Ia dimakamkan
di daerah Tuban, Jawa Timur.

Sunan Drajat

Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel, dan merupakan keturunan ke-23 dari Nabi
Muhammad. Nama asli dari Sunan Drajat adalah masih munat. Nama sewaktu masih kecil
adalah Raden Qasim. Sunan drajat terkenal juga dengan kegiatan sosialnya. Dialah wali yang
memelopori penyatuan anak-anak yatim dan orang sakit. Ia adalah putra Sunan Ampel dengan
Nyai Ageng Manila, putri adipati Tuban bernama Arya Teja. Sunan Drajat banyak berdakwah
kepada masyarakat umum. Ia menekankan kedermawanan, kerja keras, dan peningkatan
kemakmuran masyarakat sebagai pengamalan dari agama Islam. Pesantren Sunan Drajat
dijalankan secara mandiri sebagai wilayah perdikan, bertempat di Desa Drajat, Kecamatan
Paciran, Lamongan. Tembang macapat Pangkur disebutkan sebagai ciptaannya. Gamelan
Singomengkok peninggalannya terdapat di Museum Daerah Sunan Drajat, Lamongan. Sunan
Drajat diperkirakan wafat pada 1522.

Sunan Kudus (Ja'far shodiq)

Sunan Kudus adalah putra Sunan Ngudung atau Raden Usman Haji, dengan Syarifah
Ruhil atau Dewi Ruhil yang bergelar Nyai Anom Manyuran binti Nyai Ageng Melaka binti
Sunan Ampel. Sunan Kudus adalah keturunan ke-24 dari Nabi Muhammad. Sunan Kudus bin
Sunan Ngudung bin Fadhal Ali Murtadha bin Ibrahim Zainuddin Al-Akbar bin Jamaluddin Al-
Husain bin Ahmad Jalaluddin bin Abdillah bin Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi Ammil Faqih
bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin
Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far Shadiq
bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husain binti Sayyidah Fathimah Az-
Zahra bin Nabi Muhammad Rasulullah. Sebagai seorang wali, Sunan Kudus memiliki peran
yang besar dalam pemerintahan Kesultanan Demak, yaitu sebagai panglima perang, penasihat
Sultan Demak, Mursyid Thariqah dan hakim peradilan negara. Ia banyak berdakwah di kalangan
kaum penguasa dan priyayi Jawa.

Di antara yang pernah menjadi muridnya, ialah Sunan Prawoto penguasa Demak, dan Arya
Penangsang adipati Jipang Panolan. Salah satu peninggalannya yang terkenal ialah Masjid
Menara Kudus, yang arsitekturnya bergaya campuran Hindu dan Islam. Sunan Kudus
diperkirakan wafat pada tahun 1550.

Sunan Giri

Sunan Giri adalah putra Maulana Ishaq. Sunan Giri adalah keturunan ke-23 dari Nabi
Muhammad, merupakan murid dari Sunan Ampel dan saudara seperguruan dari Sunan Bonang.
Ia mendirikan pemerintahan mandiri di Giri Kedaton, Gresik; yang selanjutnya berperan sebagai
pusat dakwah Islam di wilayah Jawa dan Indonesia timur, bahkan sampai ke Kepulauan Maluku.
Salah satu keturunannya yang terkenal ialah Sunan Giri Prapen, yang menyebarkan agama Islam
ke wilayah Lombok dan Bima, Nusa Tenggara Barat. Makam Sunan Giri terletak di Desa Giri,
Kabupaten Gresik. Sunan Kalijaga adalah putra adipati Tuban yang bernama Tumenggung
Wilatikta atau Raden Sahur atau Sayyid Ahmad bin Mansur (Syekh Subakir). Ia adalah murid
Sunan Bonang. Sunan Kalijaga menggunakan kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk
berdakwah, antara lain kesenian wayang kulit dan tembang suluk. Tembang suluk lir-Ilir dan
Gundul-Gundul Pacul umumnya dianggap sebagai hasil karyanya. Dalam satu riwayat, Sunan
Kalijaga disebutkan menikah dengan Dewi Saroh binti Maulana Ishaq, menikahi juga Syarifah
Zainab binti Syekh Siti Jenar dan Ratu Kano Kediri binti Raja Kediri.
Sunan Muria atau Raden Umar Said adalah putra Sunan Kalijaga. Ia adalah putra dari
Sunan Kalijaga dari isterinya yang bernama Dewi Sarah binti Maulana Ishaq. Sunan Muria
menikah dengan Dewi Sujinah, putri Sunan Ngudung. Jadi Sunan Muria adalah adik ipar dari
Sunan Kudus. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah adalah putra Syarif Abdullah
Umdatuddin putra Ali Nurul Alam Syekh Husain Jamaluddin Akbar. Dari pihak ibu, ia masih
keturunan keraton Pajajaran melalui Nyai Rara Santang, yaitu anak dari Sri Baduga Maharaja.
Sunan Gunung Jati mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah dan pemerintahannya, yang
sesudahnya kemudian menjadi Kesultanan Cirebon. Anaknya yang bernama Maulana
Hasanuddin, juga berhasil mengembangkan kekuasaan dan menyebarkan agama Islam di Banten.

Sunan Kalijaga

Sunan Muria (Raden Umar Said)

Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)

Syekh Jumadil Qubro

Syekh Jumadil Qubro adalah Maulana Ahmad Jumadil Kubra / Husain Jamaluddin al
akbar bin Ahmad Jalaluddin bin Abdillah bin Abdul Malik Azmatkhan bin Alwi Ammil Faqih
bin Muhammad Shahib Mirbath bin Ali Khali’ Qasam bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin
Ubaidillah bin Ahmad Al-Muhajir bin Isa bin Muhammad bin Ali Al-Uraidhi bin Ja’far Shadiq
bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al-Husain binti Sayyidah Fathimah Az-
Zahra bin Nabi Muhammad Rasulullah Syekh Jumadil Qubro adalah putra Husain Jamaluddin
dari isterinya yang bernama Puteri Selindung Bulan (Putri Saadong II/ Putri Kelantan Tua).
Tokoh ini sering disebutkan dalam berbagai babad dan cerita rakyat sebagai salah seorang
pelopor penyebaran Islam di tanah Jawa. Makamnya terdapat di beberapa tempat yaitu di
Semarang, Trowulan, atau di Desa Turgo (dekat Pelawangan), Yogyakarta. Belum diketahui
yang mana yang betul-betul merupakan kuburnya.

Syekh Datuk Kahfi


Syekh Datuk Kahfi merupakan guru dari Pangeran Walangsungsang dan Nyai Rara
Santang (Syarifah Muda'im), yaitu putera dan puteri dari Sri Baduga Maharaja (Prabu
Siliwangi), raja Kerajaan Pajajaran, Jawa Barat. Syekh Datuk Kahfi wafat dan dimakamkan di
Gunung Jati, bersamaan dengan makam Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati), Pangeran
Pasarean, dan raja-raja Kesultanan Cirebon lainnya. Syekh Nurjati adalah tokoh utama penyebar
agama Islam yang pertama di Cirebon. Tokoh yang lain adalah Maulana Magribi, Pangeran
Makhdum, Maulana Pangeran Panjunan, Maulana Pangeran Kejaksan, Maulana Syekh Bantah,
Syekh Majagung, Maulana Syekh Lemah Abang, Mbah Kuwu Cirebon (Pangeran Cakrabuana),
dan Syarif Hidayatullah. Pada suatu ketika mereka berkumpul di Pasanggrahan Amparan Jati, di
bawah pimpinan Syekh Nurjati. Mereka semua muri-murid Syekh Nurjati. Dalam sidang tersebut
Syekh Nurjati berfatwa kepada murid-muidnya:

“Wahai murid-murid ku, sesungguhnya masih ada suatu rencana yang sesegera mungkin kita
laksanakan, ialah mewujudkan atau membentuk masyarakat Islamiyah. Bagaimana pendapat
para murid semuanya dan bagaimana pula caranya kita membentuk masyarakat islamiyah
itu?”.

Para murid dalam sidang mufakat atas rencana baik tersebut. Syarif Hidayatullah berpendapat
bahwa untuk membentuk masyarakat islam sebaiknya diadakan usaha memperbanyak tabligh di
pelosok dengan cara yang baik dan teratur. Pendapat ini mendapat dukungan penuh dari
sidang, dan disepakati segera dilaksanakan. Sidang inilah yang menjadi dasar dibentuknya
organisasi dakwah dewan Wali songo.

Referensi

1. Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia since c.1300, 2nd Edition. London:

MacMillan. hlm. 9–10. ISBN 0-333-57689-6.

2. Schoppert, P., Damais, S., Java Style, 1997, Didier Millet, Paris, pp. 50, ISBN 962-593-232-1
3. Dahlan, KH. Mohammad. Haul Sunan Ampel Ke-555, Penerbit Yayasan Makam Sunan

Ampel, hlm 1-2, Surabaya, 1979.

3. Agus Sunyoto, Atlas Walisongo, Depok: Pustaka Iman, 2016, 135.

5. Meinsma, J.J., 1903. Serat Babad Tanah Jawi, Wiwit Saking Nabi Adam Dumugi ing Tahun

1647. S'Gravenhage.

6. Agus Sunyoto, Atlas Walisongo, (Depok: Pustaka Iman), 179.

7. van den Berg, Lodewijk Willem Christiaan, 1886. ''Le Hadhramout et les colonies arabes

dans l'archipel Indien. Impr. du gouvernement, Batavia.

8. Muljana, Slamet (2005). Runtuhnya kerajaan Hindu-Jawa dan timbulnya negara-negara

Islam di Nusantara. LkiS. hlm. xxvi + 302 hlm. ISBN 9799798451163.

9. https://museumsvictoria.com.au/scienceworks/visiting/melbourne-planetarium/fact-
sheets/planets-of-the-solar-system/

10. https://id.wikipedia.org/wiki/Planet

11. Russell Jones, review on Chinese Muslims in Java in the 15th and 16th Centuries (http://link
s.jstor.org/sici?sici=0041-977X%281987%2950%3A2%3C423%3ACMIJIT%3E2.0.CO%3B2 -
X) written by H. J. de Graaf; Th. G. Th. Pigeaud; M. C. Ricklefs, Bulletin of the School of
Oriental and African Studies, University of London, Vol. 50, No. 2. (1987), hlm. 423-424.

https://id.wikipedia.org/wiki/Planet

You might also like