her
BUPATI INDRAGIRI HILIR
KodePos: 20212
No Sif ‘i 01 September 2022
Lampiran :
Hal : Penting
: Permohonan Bantuan
Keuangan Kusus
Provinsi Riau Tahun
Anggaran 2022.
Yth. Gubernur Riau Cq.Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Riau,
Di
Tempat
Dengan ini mengusulkan :
Anggaran kegiatan untuk pemenuhan kebutuhan alat kesehatan
Antropometri yang digunakan oleh posyandu yang ada di
kabupaten Indragiri Hilir sesuai dengan jumlah kebutuhan untuk
‘Tahun Anggaran 2022
Demikian surat usulan ini dubuat agar dapat di kabulkan, atas
terkabulnya saya ucapkan terimakasih.
1, Kementerian Kesehatan RI dijakarta
2. Arsip.BUPATI INDRAGIRI HILIR
caret
tre ort
SURATPERNYATAAN
Nomor
Yang bertan datangan dibawah ini:
Nama H, MUHAMMAD WARDAN
Jabatan BUPATI KABUPATEN INDRAGIRI HILIR
Dengan ini menyatakan:
Kegiatan Yang dilaksanakan Tidak Duplikasi dengan Kegiatan Yang
Bersumber dari Dana Alokasi Umum atau Pembiayaan Lainya, Apabila
terdapat kesamaan Kegiatan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan dan
bersifat Urgensi.
Demikian surat pernyataan ini dibuat sebagai komitmen untuk mendukung
pelaksanaan Anggaran Bantuan Keuangan Propinsi Riau Tahun Anggaran
2022.
Tembilahan ,1 September 2022rent
BUPATI INDRAGIRI HILIR
KodePos: 29212
SURATPERNYATAAN
Nomor
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama 2H. MUHAMMAD WARDAN
Jabatan + BUPATIKABUPATEN INDRAGIRI HILIR
Dengan ini menyatakan:
Akan bertanggungjawab menyelesaikan pekerjaan dalam TA 2022
Demikian surat pernyataan ini dibuat sebagai komitmen untuk mendukung
pelaksanaan Pengadaan Alat Kesehatan Anthropometri di Kabupaten
Indragiri Hilir melalui Anggaran Bantuan Keuangan Kusus Propinsi Riau
‘Tahun Anggaran 2022.
Tembilahan, 1 September 2022PROPOSAL
USULAN BANTUAN KEUANGAN KUSUS PROPINSI RIAU
(BANKEU) PADA KABUPATEN INDRAGIRI HILIR T.A 2022
1. LATAR BELAKANG
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita ( bawah lima tahun)
akibat dari kekurangan gi
kronik sehingga anak terlalu pendek pada usianya,
Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal
kehamilan,, kemudian setelah bayi lahir sampai berumur dua tahun yang disebut
dengan 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK). Dengan demikian periode 1.000 HPK
seharusnya mendapat perhatian khusus oleh Pemerintah dan semua pihak karena
periode ini menjadi penentu tingakat pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan
produktivitas seseorang di masa depan.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah percepatan penurunan prevalensi
Stunting. Program percepatan penurunan stunting telah ditetapkan sebagai program
dan komitmen baik di tingkat Nasional maupun Daerah. Sejak tahun 2018
pemerintah telah mengalokasikan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) termasuk
DAK non fisik untuk Bantuan Operasional Kegiatan (BOK) stunting sebagai
dukungan, khususnya untuk konvergensi, koordinasi dan konsolisasi program
stunting di Kabupaten . Salah satu Strategi Percepatan Penurunan pervalensi
stunting perlu konvergenst intervensi Gizi spesifik dan Gizi Sensitif di tingkat Pusat.
Salah satu Intervensi Gizi spesifik yang harus dilakukan untuk penurunan angka
stunting yaitu melakukan pengukuran yang benar dan akurat. Pengukuran yang
akurat di perlukan alat antropromentri sesuai denga standar dan sumber daya
manusia sebagai pelaksana kegiatan untuk mendapatkan data pengukuran yang
benar.
Alat antropometri yang sesuai dengan standar yang belum dimiliki semua
Posyandu dalam melakukan layanan Kesehatan masyarakat maka akan berdampak
terhadap hasil pengukuran yang akurat dan mempengaruhi angka pervalensi
stunting. oleh sebab itu masalah ini harus diatasi dengan mengadakan alat
antropromentri sesuai dengan standar.Mm.
Vv.
Vi.
ANALISIS KEBUTUHAN
Kabupaten Indragiri Hilir merupakan lokasi lokus stunting,
Oleh Karena itu dibutuhkan pemenuhan alat antropromentri untuk
semua posyandu diwilayah kabupaten Indragiri hilir Dari 30 Puskesmas
dengan jumlah Posyandu 635. yang memiliki :
> Timbagan bayi/ baby scale 522 posyandu
~ Timbangan Berat Badan/ Digital 532 posyandu
~ Alat ukur panjang badan/ Microtoise 555 posyandu
~ Alat ukur tinggi badan /Lengthboard 481 posyandu
+ Lingkar lengan atas (LILA) 507 posyandu
Mengingat kondisi ini kami mohon untuk memenuhi alat antropometri
di semua posyandu yang ada sehingga pengukuran akurat dan upaya
percepatan penurunan stunting dapat dilakukan,
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Untuk mengatasi masalah ini tentu perlu pengadaan Antropometri untuk semua
Posyandu 635,
PEMECAHAN MASALAH
Melakukan usulan alat Antropometri sesuai kekurangan untuk semua posyandu
RINCIAN ANGGARAN BIAYA(RAB)
PENUTUP
Demikian proposal pendek ini kami buat, yang menjadi salah satu upaya kita
percepatan penurunan stunting Dengan harapan data untuk pengukuran bum, bayi
dan balita dapat lebih akurat dan bisa dipertanggung jawabkan.
‘Tembilahan, 1 September 2022KERANGKA ACUAN KEGIATAN/TERMO FREFERENCE
KELUARAN (OUTPUT) KEGIATAN TA2022
Kementrian Negara/Lembaga —:_ Kementrian Kesehatan
Unit Eselont/I1 : Dinas Kesehata Kabupaten Indragiri Hilir
Program + Perbaikan Gizi Masyarakat
Sasaran Program 2 Posyandu 635
Indikator Kinerja Program
Kegiatan + Alat Antropometri
Sasaran Kegiatan : Puskesmas, Posyandu, Bayi dan Balita
Indikator Kinerja Kegiatan Percepatan penurunan prevalensi Stunting
Keluaran (output) + Penurunan Prevalensi Stunting
Indikator Keluaran (output) : Mendapatkan data pengukuran dan
penimbangan akurat sesuai dengan standar
Melaksanakan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan kegiatan percepatan penurunan
stunting
Volume Keluaran (output) : 30 Puskesmas ( 635 Posyandu)
Keluaran (output) : Penurunan prevelensi stunting di 40 Lokasi
khususA. LatarBelakang
a,DasarHukum
1, Undang Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Reneana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJP-N)
2. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Undang Undang Nomor
36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 97 tahun 2014 tentang Pelayanan Kesehatan
Masa Sebelum Hamil, Masa hamil, Persalinan dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, serta Pelayanan Kesehatan Seksual
4, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 14 tahun 2019 tentang Pelaksanaan Teknis
Surveilans Gizi
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 29 tahun 2019 tentang Penanggulangan
Masalah Gizi Bagi Angka Akibat Penyakit
6. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2 tahun 2020 tentang Standar Antropometri
‘Anak
b. Gambaran Umum.
Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana discbutkan dalam Undang
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, bertujuan untuk
meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui
perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan
akses dan mutu pelayanan gizi serta keschatan sesuai dengan kemajuan ilmu
dan teknologi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah penurunan prevalensi
‘Stunting. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan
gizi kronis terutama pada 1,000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Penurunan
stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk mengindari dampak jangka
panjang yang merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang anak.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang
Standar Pelayanan Minimal, maka pelayanan pada Ibu hamil, bersalin dan
nifas serta bayi baru lahir menjadi sasaran utama pelayanan keschatan sesuai
standar. Pelayanan kesehatan pada bayi dan balita melalui pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan serta melakukan Surveilans Gizi yaitu
kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus terhadap masalah gizi
masyarakat dan indikator pembinaan gizi, salah satunya untuk pemantauan
bayi dan balita stunting.Program percepatan penurunan stunting telah ditetapkan sebagai
program prioritas dan merupakan komitmen baik di tingkat nasional maupun
di daerah. Sejak tahun 2018, pemerintah telah mengalokasikan anggaran
melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) termasuk DAK nonfisik untuk stunting
sebagai dukungan, khususnya untuk konvergensi, koordinasi dan konsolidasi
program stunting di kabupaten. Pada tahun 2020 telah ditetapkan 260
Kabupaten/kota sebagai lokus percepatan penurunan stunting. Untuk
Kabupaten Indragiri Hilir tahun 2021 sesuai SK lokus stunting ditetapkan 40
Desa lokus Stunting.
B, Penerima Manfaat
Berdasarkan sasaran, fisik alat antropometri dalam penurunan stunting dapat
dirasakan langsung manfaatnya oleh semua pihak yang terkait dalam kegiatan
dimaksud, diantaranya :
Dinas kesehatan
Dalam rangka percepatan penurunan prevalensi stunting dana BOK Stunting
ini sangat membantu secara manajemen dalam melakukan pengelolaan keuangan,
pembinaan dan pendampingan bagi seluruh UPT Puskesmas yang ada di wilayah
kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Indragiri Hilir.
Rencana strategis yang akan dilakukan untuk meningkatkan akses dan
kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak, terutama di daerah dengan geografis,
sulit seperti daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan diharapkan mampu
memberikan jawaban terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
2. UPT Puskesmas
UPT Puskesmas sebagai fasilitas keschatan tingkat pertama yang memberikan
pelayanan langsung kepada masyarakat akan mampu merencanakan semua
kegiatan melalui perencanaan tingkat Puskesmas sesuai dengan hasil pemetaan
masalah dan situasi di wilayah kerja masing masing Puskesmas. Program dan
kegiatan dalam pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilaksanakan
sesuai dengan standar pelayanan minimal sehingga pelayanan tersebut dapat
terjamin secara kualitas. Mendorong upaya konvergensi lintas program dan lintas
sektor dalam percepatan penurunan stunting dan melaksanakan monitoring dan
evaluasi pelaksanaan kegiatan percepatan penurunan stuntingPendataan sasaran pelayanan kesehatan ibu dan anak yang dilakukan secara
terus menerus akan memudahkan tenaga kesehatan dalam pemetaan sasaran dan
kasus sehingga dalam penanganan kasus dapat segera ditangani secara adekuat
dan lebih mudah melakukan pemantuan pertumbuhan dan perkembangan bayi
dan balita.
Masyarakat
Dapat mempercepat penurunan prevalensi stunting, sehingga masyarakat
dapat menerima pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar pelayanan
minimal yang mutu dapat dipertanggungjawabkan
. Strategi Pencapaian Keluaran
1, MetodePelaksanaan
Strategi pencapaian keluaran untuk mendukung pencapaian SPM 100% sesuai
Peraturan Menteri Keschatan RI Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan,
2. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
a. Tahapan Kegiatan:
i, Rencana umum pengadaan dibuat KPA
ii, HPS dan Spesifikasi teknis disusun Pejabat Pembuat
Komitmen(PPK)
iii, Proses Pengadaan melalui Pelelangan umumdane-purchasing.
iv. Pelaksanaan kontrak sampai serah terima barang
vy. Pencairan dana
vi. Monitoring,evaluasi pelaksanaan kegiatandan pelapo
b._ Pelaksanaan Kegiatan,
Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan Pengadaan Barang dan
jasa pemerintah,D. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran
‘Tahapan waktu pelaksanaan kegiatan sebagai berile
BULAN ]
(yaya, 4ysye
NO KEGIATAN
RUP
Pelaksanaan proses |
Lelang | |
SK Pelaksana_
kegiatan
/PenyusunanHPS~
| Pelaksanaan
Pekerjaan
Penerimaan
!PemeriksaanBarang/
Jasa
Pembayaran
‘PembuatanLaporan |RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)
USULAN ANGGARAN BANTUAN
KEUANGAN PROPINSI RIAU
r = —
| NO NAMABARANG/KEGIATAN | QTY| SATUAN | HARGA SATUAN rom |
ANTROPOMETRI SET + = NG ]
ONGKOS KIRIM 246 Set Rp.9.287.500 | Rp.2.006.100.000
Timbangan Injaie |
|__bigieal (216| bh _ 3.052.500 659.340.000
{ Hat Ukur Tinggi Badan | 946] gy 1.400.000 ——-302.400.000 |
[Baby Scale 216) bh 3.025.000 653.400.000
| Plaine Pree ria 216| bh 110.000 23.760.000
—— 216/ bh 1.200.000 258.200.000|
[pnakor Kirim Prangko | 316] bh 500.000 108.000.000
iskemas se- prov. |
Riau i i l J]
Tembilahan, 1 September 2022