Parafprase Proposal Ely

You might also like

You are on page 1of 65

STRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN

SOSIAL ANAK USIA 4-5 TAHUN KELOMPOK A DI TK AISYIYAH

BUSTANUL ATHFAL 1 CAKRANEGARA

Oleh:
ELY MUJI UTAMI
NIM: 20010100

PRODI PENDIDIKAN ISLAM TK (PIAUD)


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
MATARAM
2023

i
STRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN
SOSIAL ANAK USIA 4-5 TAHUN KELOMPOK A DI TK AISYIYAH
BUSTANUL ATHFAL 1 CAKRANEGARA

Proposal
Diajukan kepada Universitas Islam Mataram Untuk melengkapi
persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
ELY MUJI UTAMI
NIM: 20010100

PRODI PENDIDIKAN ISLAM TK (PIAUD)


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2023

ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal Skripsi oleh: Ely Muji Utami, NIM: 20110100 dengan judul “Strategi

Guru Dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial Anak usia 4-5 tahun

kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Cakranegara” Tahun Ajaran

2023/2024” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diseminarkan.

Disetujui pada tanggal April 2023

Pembimbing

Sarifudin, M.P.d
NIP:19880514201903101

iii
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum wr.wb

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat rahmat, taufiq serta hidayahnya, Penelitian ini dapat diselesaikan dengan

baik guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Islam pada Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan

TK di Universitas Islam Negeri Mataram (UIN). Shalawat dan salam senantiasa

pula diperuntukkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang dengan

penuh semangat dan ikhlas berjuang dalam menumbuh kembangkan ajaran Islam

sehingga dapat membimbing umat manusia menuju keimanan dan keselamatan,

baik di dunia maupun di akhirat nanti.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan ini jauh dari kesempurnaan,

maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi

penyempurnaan selanjutnya. Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita kembalikan

semua urusan dan semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,

khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umunya semoga Allah SWT

meridhoi dan mencatat sebagai ibadah disisinya. Amin

Mataram, April 2023

Penulis,

Ely Muji Utami

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL......................................................................................i

HALAMAN JUDUL.........................................................................................ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................iii

KATA PENGANTAR.......................................................................................iv

DAFTAR ISI......................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN

v
A. Judul ......................................................................................................1

B. Latar Belakang......................................................................................1

C. Rumusan Masalah.................................................................................5

D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian..........................................................6

E. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian..............................................7

F. Telaah pustaka......................................................................................8

G. Kerangka Teori.....................................................................................12

1. Strategi Dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial

Anak Usia Dini................................................................................12

a. Pengertian strategi pembelajaran...........................................12

b. Jenis-jenis strategi pembelajaran anak usia dini...................14

2. Keterampilan Sosial Anak Usia Dini.............................................22

a. Pengertian keterampilan sosial................................................22

b. Konsep keterampilan sosial......................................................25

c. Jenis-jenis keterampilan sosial.................................................26

d. Ciri-ciri perkembangan keterampilan sosial anak usia dini.27

vi
3. Anak Usia dini.................................................................................28

a. Pengertian Anak Usia Dini.......................................................28

H. Metode Penelitian..................................................................................29

I. Sistematika Pembahasan......................................................................41

J. Rencana jadwal kegiatan penelitian....................................................42

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................43

LAMPIRAN.......................................................................................................46

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul

STRATEGI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN

SOSIAL ANAK USIA 4-5 TAHUN KELOMPOK A DI TK AISYIYAH

BUSTANUL ATHFAL 1 CAKRANEGARA.

B. Latar Belakang

Tujuan yang harus dicapai tersebut diwujudkan melalui pendidikan di

sekolah, yang juga berkontribusi terhadap penyiapan generasi maju dan

generasi muda yang bertakwa. Selain itu, pendidikan mempunyai tugas

penting lainnya: mengembangkan keterampilan sosial siswa.1

Karena manusia adalah makhluk sosial, maka tidak dapat dipisahkan

dari interaksi satu sama lain dan ketergantungan satu sama lain dalam

menjalani keberadaannya. Anak-anak harus menyesuaikan diri dengan orang

lain jika mereka ingin mengembangkan keterampilan sosial. Anak-anak dapat

terhubung dan membangun hubungan dengan orang lain melalui sarana verbal

dan nonverbal karena mereka adalah makhluk sosial. membangun interaksi

yang tepat antara manusia dengan lingkungannya, sesama manusia, dan orang

lain.

1
Mukhtar Latif, Pendidikan TK, (Kencana Pernada Media Group, 2013), hlm.4-5.

1
Kemampuan seseorang dalam beradaptasi dan berhubungan dengan

orang lain disebut dengan keterampilan sosial. Keterampilan sosial anak usia

dini mengacu pada kapasitas anak dalam berinteraksi agar bisa berhubungan

positif dengan lingkungan sekitarnya dan menjalin hubungan baik dengan

orang dewasa maupun anak lain.2

2
Heni kurniati, pengaruh pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran
makro terhadap keterampilan social TK, universitas Pendidikan Indonesia, 2015. Diakses tanggal
10 april 2023

2
Keterampilan sosial anak usia dini mencakup kemampuan untuk

membangun dan memelihara interaksi interpersonal yang memuaskan dengan

anak-anak lain, menunjukkan empati, menghindari konflik, menghindari

kesendirian, berbagi dan membantu satu sama lain, dan bekerja sama. Anak-

anak perlu mengembangkan keterampilan sosial karena mereka akan

memungkinkan mereka untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial yang lebih

luas.3

Menurut Pasal 1 Angka 14 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan Taman Kanak-Kanak

(PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang diberikan kepada anak sejak

lahir sampai dengan usia enam tahun untuk membantu pertumbuhan,

perkembangan jasmani, dan perkembangan rohaninya agar anak dapat tumbuh

dan berkembang. siap memasuki pendidikan, baik pendidikan formal maupun

nonformal.4

Anak-anak mampu belajar bagaimana mempersiapkan diri menghadapi

kehidupan pada usia enam tahun, baik sebagai individu seutuhnya maupun

sebagai anggota masyarakat. Taman Kanak-kanak mengacu pada lingkungan

3
Ibid.
4
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, hlm.2

3
di mana anak-anak dapat belajar sambil bersenang-senang dan berupaya

memberi mereka kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan sosial.5

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan wadah pendidikan bagi

anak usia dini (usia 0–6 tahun) yang menggunakan berbagai rangsangan untuk

mendorong perkembangan dan pertumbuhan jasmani dan rohani guna

mempersiapkan mereka memasuki jenjang pendidikan berikutnya. Diperlukan

sejumlah aspek perkembangan, seperti pengembangan moral dan nilai-nilai

keyakinan, fisik, sosial, emosional, bahasa, seni, penguasaan sejumlah

pengetahuan dan keterampilan, serta memiliki motivasi dan sikap belajar

kreatif. agar anak dapat mencapai potensi maksimalnya melalui pendidikan

anak usia dini. dengan melakukan aktivitas bermain, dimana aktivitas

dilakukan lebih dalam suasana yang formal, terstruktur, dan dikenalkan sesuai

dengan kurikulum yang berlaku, serta diperlukan untuk.6

Anak-anak akan belajar mengembangkan keterampilan sosialnya di

lingkungan pendidikan prasekolah seperti Taman Kanak-Kanak (TK).

Keterampilan sosial adalah sikap, perilaku, dan tindakan yang ditunjukkan

seseorang ketika berinteraksi dengan orang lain, serta penggunaan ketelitian

dan kecepatan untuk menenangkan orang di sekitarnya.7

5
Putri Admi Perdani, “Peningkatan Keterampilan Sosial Anak Melalui Permainan
Tradisional”, Jurnal Pendidikan Usia Dini, Vol. 8, Edisi I, April 2014. hlm.129.
6
Ahmad Susanto, Pedidikan TK, (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), hlm. 16.
7
Yulia Siska, “Penerapan Metode Bermain Peran (Role Playing) Dalam Mengembangkan
Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Berbicara TK Kelas B Taman Kanak-Kanak Al-Kautsar
Bandar lampung Tahun Ajaran 2010-2011”, Jurnal Pendidikan TK, Edisi Khusus No. 2, Agustus
2011. hlm.32.

4
Menurut Seefeldt dan Barbour, keterampilan sosial terdiri dari

kemampuan berkomunikasi, berbagi, bekerja sama, dan mengambil bagian

dalam organisasi kemasyarakatan. Anak-anak dengan kesadaran diri yang kuat

siap belajar bagaimana hidup berdampingan dengan orang lain.8

8
Putri Admi Perdani, “Peningkatan Keterampilan Sosial Anak Melalui Permainan
Tradisional”, Jurnal Pendidikan Usia Dini, Vol. 8, Edisi I, April 2014. hlm 130.

5
Pada hasil observasi awal penulis menemukan beberapa hal yang

menarik terkait kemampuan sosial anak di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1

Cakranegara kemampuan keterampilan sosial yang mana disini penulis melihat

anak mampu bersosialisasi dengan baik, saya melihat beberapa anak saling

berbagi bekal makanan pada saat jam istrahat, selain itu terlihat bentuk kerja

sama yang baik dari anak ketika mereka membereskan atau merapikan media

pembelajaran yang telah digunakan pada saat proses pembelajaran telah

selesai.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian skripsi

dengan judul: “Strategi Guru Dalam Mengembangkan Keterampilan Sosial

Anak kelompok A Usia 4-5 tahun di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1

Cakranegara”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana guru

di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Cakranegara membangun keterampilan

sosial siswanya serta variabel apa saja yang mungkin berdampak terhadap

perkembangan tersebut. Sehingga dengan memahami pendekatan guru dalam

membina keterampilan sosial pada anak usia dini, akan menjadi landasan atau

sumber inspirasi bagi perbaikan metode yang digunakan instruktur dalam

melaksanakan pelaksanaan pembelajaran.

C. Rumusan Masalah

6
Berdasarkan latar belakang atau konteks penelitian di atas maka fokus

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana strategi guru dalam mengembangkan keterampilan sosial pada

anak usia 4-5 tahun kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1

Cakranegara?

2. Apa saja faktor penghambat anak kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul

Athfal 1 Cakranegara usia 4-5 tahun dalam mengembangkan keterampilan

sosial?

7
D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini

ialah untuk:

a. menyadari pendekatan guru dalam membantu anak kecil meningkatkan

keterampilan sosial mereka.

b. Memahami unsur-unsur yang mendorong dan menghambat pengembangan

keterampilan sosial pada anak kecil.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

1) Secara teoritis, penelitian ini akan membantu guru lebih memahami

bagaimana membantu anak kecil mengembangkan kemampuan

sosialnya.

2) Penelitian ini dimaksudkan untuk menjadi panduan bagi para

pendidik anak usia dini dalam melakukan penelitian tentang

bagaimana membantu anak usia dini meningkatkan keterampilan

sosialnya.

b. Manfaat Praktis

1) Hasil praktis dari pembelajaran diharapkan dapat memberikan solusi

terhadap tantangan yang dihadapi instruktur ketika menerapkan

program pengembangan keterampilan sosial sejak dini.

8
2) Penelitian ini diyakini dapat menjadi sumber bagi para guru yang

mengalami kesulitan dalam menemukan metode pengajaran

keterampilan sosial untuk anak usia dini.

E. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian

1. Ruang lingkup penelitian

Karena mendalamnya perdebatan dalam penelitian ini, maka peneliti

membatasi kesulitan pada pembahasan ini agar peneliti lain yang tertarik

pada topik yang sama dapat mengarah pada permasalahan yang lebih

spesifik dan sesuai dengan hasil yang diinginkan. Permasalahan yang

menjadi keterbatasan penelitian ini adalah:

a. Faktor apakah yang dapat mempengaruhi keterampilan sosial anak usia

dini di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Cakranegara

b. Strategi guru dalam meningkatkan keterampilan sosial anak usia dini

2. Setting penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1

Cakranegara, yang berlokasi di Cakranegara Mataram. dengan subyek

penelitiannya yaitu Kepala sekolah TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1

Cakranegara, tenaga pendidik Kelompok A, dan anak didik Kelompok A,

serta pihak terkait lainnya. Adapun objeknya adalah Strategi Guru Dalam

Mengembangkan Keterampilan Sosial TK Kelompok A di TK Aisyiyah

Bustanul Athfal 1 Cakranegara.

Alasan penulis memilih lokasi ini sebagai tempat penelitian yaitu,

karena beberapa siswa di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Cakranegara

9
sudah mulai terbentuk keterampilan sosialnnya dengan baik. Selain itu

guru yang mengajar juga sering mendapatkan prestasi,yang secara langsung

atau tidak langsung berpengaruh terhadap strategi mengajarnya. Di sisi

lain, dapat diliat siswa sudah bisa mengarahkan dirinya untuk

mengembangkan keterampilan sosial dengan cara bekerja sama dalam

menyusun puzzle.

10
F. Telaah Pustaka

Hal ini dimaksudkan untuk dijadikan bahan pertimbangan berdasarkan

penelitian-penelitian terdahulu, antara lain informasi dari skripsi dan jurnal

sebelumnya serta informasi yang peneliti peroleh dari buku-buku yang

berkaitan dengan strategi pembelajaran membaca pada pendidikan anak usia

dini. Oleh karena itu, peneliti melakukan tinjauan pustaka mengenai beberapa

tema yang diangkat, antara lain::

a. “Peningkatan Keterampilan Sosial Melalui Role Playing di

Kelompok B TK Pertiwi Ngablak Kecamatan Srumbung” adalah

judul tesis Rita Yudiastuti. Temuan penelitian ini menunjukkan

bahwa strategi pengajaran tidak membantu anak-anak

mengembangkan keterampilan sosial mereka. Latihan pembelajaran

individual tidak dapat memajukan kemampuan anak. Karena guru

hanya membacakan peraturan yang relevan sebelum waktu bermain,

banyak anak pada saat istirahat tidak mau menaatinya dan tidak sabar

menunggu giliran.

Berdasarkan temuan penelitian, latihan bermain peran dilakukan

dengan mendorong anak untuk memahami dan mengikuti aturan.

Keterampilan sosial anak dapat tumbuh akibat dari perilaku tersebut.

Meskipun mengalami peningkatan pada Siklus I (53,33%), namun

belum mencapai indikator yang dibutuhkan karena pada Siklus II belum

memenuhi syarat yang diperlukan (86,67%). Karena indikator

keberhasilan telah mencapai 80% dan penelitian dihentikan, maka

11
persentase yang diperoleh pada Siklus II menunjukkan bahwa

keterampilan sosial anak kelompok B memenuhi standar sangat baik.

Meskipun ada beberapa persamaan dan perbedaan antara penelitian

kontemporer dan penelitian sebelumnya, keduanya berkaitan dengan

peningkatan kemampuan sosial anak.

b. Pada tahun ajaran 2014–2015, Putri Admi Perdani menulis tesisnya

tentang “Peningkatan Keterampilan Sosial Anak Melalui Permainan

Tradisional Kelas B 3 TK Nurul “Ain”. juga cenderung mengucilkan

diri, tidak suka bersosialisasi dan berinteraksi dengan anak lain, suka

mengganggu, dan sulit dikendalikan.Berdasarkan temuan penelitian,

keterampilan sosial siswa kelas B3 TK Nurul Ain meningkat setelah

diberi rangsangan dengan menggunakan permainan tradisional.

teknik (Galasin, Kriim, dan Lompat Karung).

Hal ini terlihat dari temuan sebelum intervensi yang menunjukkan

bahwa keterampilan sosial siswa B3 secara keseluruhan adalah 851

dengan rata-rata 42,5. Terjadi peningkatan sebesar 939,5 pada siklus I

dengan rata-rata 47, dan pada siklus II sebesar 1039,5 dengan rata-rata

52. Data pasca intervensi yang dikumpulkan sebesar 1082,5 memiliki

rata-rata 54.1.11 Kedua posisi persamaan dari penelitian ini dan

penelitian di masa lalu menunjukkan bahwa kemampuan sosial anak-

anak meningkat. Meskipun ada perbedaan antara penelitian

kontemporer dan penelitian sebelumnya, penelitian terdahulu

menggunakan teknik Kemmis dan Taggrat, yang mencakup

12
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi, dibandingkan dengan

penelitian sebelumnya, yang menggunakan metodologi penelitian

berbeda.

c. Esai karya Yurita Erviana dengan judul “Strategi Guru dalam

Menangani Gangguan Bahasa Spesifik dan Implikasinya Terhadap

Keterampilan Sosial TK, Studi Kasus TK ABA Gendingan dan TK

IP Mutiara Yogyakarta Tahun 2017-2018” telah diterbitkan dalam

jurnal. Berdasarkan temuan penelitian, anak-anak di TK ABA

Gendingan dan TK IP Mutiara Yogyakarta menderita kelainan

bahasa tertentu yang bersifat internal pada anak akibat faktor genetik

yang diturunkan dari orang tuanya, sedangkan faktor eksternal

disebabkan oleh kurangnya rangsangan bahasa. dari orang tua

mereka.

Berdasarkan temuan penelitian, ditentukan bahwa penggunaan

pendekatan bervariasi yang dilakukan oleh guru di kedua taman kanak-

kanak berdampak pada kondisi anak, termasuk kompleksitas gejala dan

prognosis gangguan tersebut. Oleh karena itu, disarankan agar guru

menggunakan berbagai cara untuk membantu siswa dalam belajar.9

Bedanya, setting penelitian yang digunakan oleh peneliti

sebelumnya dilakukan di dua lokasi yaitu TK ABA Gendingan dan TK

Mutiara IP Yogyakarta, sedangkan penelitian ini akan dilakukan di satu

9
Yurita Erviana, “Strategi Guru Dalam Menangani Gangguan Berbahasa Khusus Serta
Implikasinya Terhadap Keterampilan Sosial TK Studi Kasus Di TK Aba Gendingan Dan TK Ip
Mutiara Yogyakarta Tahun 2017-2018”, (Skripsi, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Program
Magister, Uin Sunan Kalijaga Yogyakarta,2017), hlm. 113.

13
lokasi yaitu di TK Dharma Siti Aisyah Desa Kabul Kecamatan Praya

Barat Daya. . Persamaannya adalah sama-sama berkaitan dengan

strategi guru dalam mengembangkan keterampilan sosial TK.

G. Kerangka Teori

1. Tinjauan Tentang Strategi Guru Dalam Mengembangkan

Keterampilan Sosial Anak Usia 4-5 Tahun Aisyiyah Bustanul Athfal 1

Cakranegara

a. Pengertian Strategi

Kata "strategia", yang berarti keterampilan menggunakan

perencanaan untuk mencapai tujuan tertentu, berasal dari kata

"strategia" dari bahasa Latin. Alat, rencana, atau teknik yang digunakan

untuk mencapai suatu tugas umumnya disebut sebagai seni manajemen.

Dengan menggunakan teknik manajemen pembelajaran, guru dapat

memberikan materi pembelajaran kepada siswa yang dirancang untuk

memudahkan mereka dalam memahami materi pelajara.10 Seni

manajemen pembelajaran dalam konteks pendidikan juga dapat dilihat

sebagai pola kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru

sesuai dengan karakteristik siswa, kebutuhan pendidikan, lingkungan,

dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.11

Siswa diharapkan dapat berinteraksi secara aktif dengan sumber

belajar melalui kegiatan pembelajaran ini, termasuk guru, siswa lain,


10
Putri Admi Perdani, “Peningkatan Keterampilan Sosial Anak Melalui Permainan
Tradisional Kelas B 3 TK Nurul, Ain Tahun Pelajaran 2014-2015”, (Skripsi, Fakultas Program
Studi Pendidikan Guru Pendidikan TK Universitas Negeri Jakarta, 2014),hlm.98
11
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, “Strategi Belajar Mengajar”, Jakarta: Pt. Rineka
Cipta, 2010, hlm. 5.

14
dan lingkungannya. Kompetensi pembelajaran, materi pembelajaran,

metode pembelajaran, lingkungan, sumber atau media pembelajaran,

pengelolaan interaksi pembelajaran (manajemen kelas), penilaian

pembelajaran, pendidik, dan pengembangan proses pembelajaran

merupakan beberapa komponen yang mempunyai keterkaitan dan

saling mendukung dalam proses pembelajaran. situasi ini.12

David menyatakan bahwa strategi adalah sarana untuk mencapai

tujuan jangka panjang. Ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi,

pengembangan produk, penetrasi pasar, rasionalisasi karyawan,

divestasi, likuidasi, dan usaha patungan adalah beberapa contoh strategi

bisnis. Tjiptono (2011) mendefinisikan strategi sebagai sekelompok

teknik menyeluruh untuk melaksanakan suatu ide atau rencana dalam

jangka waktu tertentu. Menurut Anthony, Parrewe, dan Kacmar (2013),

strategi adalah penciptaan misi dan tujuan organisasi, serta rencana

tindakan untuk melaksanakannya, dengan secara eksplisit

mempertimbangkan kondisi pasar dan dampak kekuatan luar yang

mungkin mempengaruhi. dampak langsung atau tidak langsung

terhadap kelangsungan hidup organisasi.

Tjiptono (2011) menegaskan bahwa ada dua cara untuk

menggambarkan strategi: dari sudut pandang apa yang ingin dilakukan

organisasi dan dari perspektif apa yang sebenarnya dicapai oleh

organisasi. Menurut pengertian yang disampaikan di atas, strategi dapat

12
Suprihatiningrum, ”Strategi Pembelajaran: Teori Dan Aplikasi” Jogjakarta : Ar-Ruzz
Media: 2013,hlm.75

15
diartikan sebagai suatu proses perencanaan yang dilakukan oleh suatu

perusahaan, seseorang, atau seorang pemimpin dengan sejumlah

pertimbangan berupa faktor internal dan eksternal perusahaan untuk

mencapai tujuan yang diinginkan sehingga mencapai tujuan yang

diinginkan. mampu mengungguli pesaingnya.

Pendekatan yang rasional, sistematis, dan obyektif dalam

menentukan arah dan tujuan organisasi di masa depan inilah yang

dimaksud dengan setiap proses strategis, sehingga membuat para

penyusun strategi tidak hanya menggunakan intuisi atau perasaan dalam

memilih di antara berbagai potensi tindakan. Untuk

mengimplementasikan program yang ingin mereka capai dalam suatu

bisnis, ahli strategi yang sukses pertama-tama memikirkan bisnisnya,

posisi bisnisnya, dan apa yang mereka inginkan sebagai sebuah

perusahaan.

b. Jenis-jenis strategi pembelajaran anak usia dini

Strategi pembelajaran akan dilengkapi dengan pendekatan

pembelajaran sebagaimana diterapkan oleh guru. Metode dan strategi

bekerja sama. Metode pembelajaran merupakan sarana penyampaian isi

kepada siswa guna mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Istilah

“metode pembelajaran” dapat juga merujuk pada suatu proses yang

digunakan untuk melaksanakan rencana yang telah disusun dalam

16
bentuk tindakan nyata dan berguna dalam rangka mencapai tujuan

pembelajaran.13

Ada empat strategi dasar dalam belajar mengajar yang meliputi

hal-hal berikut:

1. Mengidentifikasi dan menetapkan persyaratan dan standar untuk

prediksi perubahan perilaku dan kepribadian siswa.

2. memutuskan metode belajar mengajar berdasarkan tujuan dan cara

pandang kehidupan masyarakat.

3. Untuk menjadi pedoman bagi pengajar dalam melakukan kegiatan

mengajarnya, memilih dan mengidentifikasi proses, metode, dan

pendekatan belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif.

4. Menetapkan norma, syarat minimal, dan kriteria keberhasilan agar

guru dapat menggunakannya sebagai pedoman dalam menilai hasil

kegiatan pembelajaran.14

Ada lima strategi pembelajaran yang sering dilakukan di taman

kanak-kanak: strategi pembelajaran terpadu, strategi pembelajaran

berpusat pada anak, strategi pembelajaran melalui bermain, strategi

pembelajaran melalui bercerita, dan strategi pembelajaran melalui lagu.

Untuk memberikan informasi lebih lanjut, pertimbangkan hal berikut:

13
Akhmad Sudrajat, Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik Dan Model
Pembelajaran., (Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2008), hlm.128
14
Moch. Yasyakur, “Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanamkan
Kedisiplinan Beribadah Sholat Lima Waktu”, Jurnal Pendidikan Islam, Vol. 05, Januari 2016.
hlm.5

17
1. Strategi Pembelajaran yang berpusat pada Anak

Tahap perencanaan, tahap pengerjaan, dan tahap evaluasi

merupakan tiga fase kunci dari pendekatan pembelajaran yang

berpusat pada anak. Berikut ini akan memberikan rincian tambahan:

a. Tahap perencanaan (planning period) Pada tahap ini, guru

memberikan kesempatan kepada anak untuk mengatur

kegiatannya sendiri.

b. Tahapan bekerja: Anak pada tahap ini mulai bekerja, bermain,

atau menyelesaikan permasalahan sesuai dengan yang telah

direncanakan sebelumnya. Guru berjalan bersama anak,

memberikan dorongan, dan siap memberikan arahan jika anak

memerlukannya.

c. Review dan memori Pada titik ini, instruktur mencoba

mendorong anak-anak untuk mengekspresikan emosi mereka

dengan tepat.15

2. Strategi Pembelajaran Melalui Bermain

a. Rasional strategi pembelajaran melalui bermain:

Tiga tahap utama strategi pembelajaran melalui bermain adalah

tahap pra-bermain, tahap bermain, dan tahap penutupan. Tahap

pra-bermain mencakup kegiatan-kegiatan yang mempersiapkan

siswa untuk bermain serta mempersiapkan perlengkapan dan

peralatan penting. Kemudian tibalah tahap bermain, yang

15
Ahmad Suriansyah, Strategi Pembeajaran TK, (Banjarmasin: Comdes, 2011), hlm. 67.

18
meliputi rangkaian kegiatan sebagai berikut: setelah semua orang

sampai di area bermain yang ditentukan, para peserta permainan

mulai mengerjakan tugas yang diberikan kepada mereka di

bawah arahan guru. Ketika kegiatan selesai, setiap anak

mengatur kembali perlengkapan dan perlengkapan permainan.

Langkah ketiga mencakup taktik pembelajaran, menarik

perhatian anak dan membangkitkan minat mereka pada

komponen penting dalam membuat sesuatu, dan menghubungkan

pengalaman anak dalam memainkan apa.16

3. Strategi Pembelajaran Melalui bercerita

a. rencana logis untuk mengajar melalui narasi Lima langkah yang

membentuk seni manajemen pembelajaran melalui bercerita

adalah sebagai berikut:

1) Tentukan tujuan dan tema cerita.

2) tentukan format bercerita yang dipilih,

3) Bergantung pada format bercerita yang dipilih, pilihlah

materi dan indra yang diperlukan untuk latihan.

4) memilih langkah-langkah awal kegiatan bercerita, yang

meliputi: mendeskripsikan tujuan narasi dan subjek mengatur

kursi, melaksanakan latihan pendahuluan, bertukar anekdot,

16
Kuntjojo, Strategi Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini, Diakses Melalui
Https://Ebekunt.Wordpress.Com/2010/07/27/Strategi-Pembelajaran-Untuk-Anak-Usia-Dini/, Pada
Hari Kamis Tanggal 5 Agustus, Pukul 14.35

19
memilih strategi berbicara, dan mengajukan pertanyaan

tentang isi cerita. 17

5) Menentukan strategi evaluasi kegiatan mendongeng dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat

meningkatkan pemahaman anak terhadap materi yang

dibahas dalam cerita.18

4. Strategi Pembelajaran Melalui Bernyanyi

Berikut langkah-langkah menyusun strategi pembelajaran berbasis

nyanyian:.

1) Tahap perencanaan, terdiri dari:

a. menetapkan tujuan pembelajaran,

b. memutuskan sumber daya pendidikan,

c. menentukan taktik dan metode pembelajaran,

d. evaluasi pembelajaran untuk menentukan.

2) Langkah pelaksanaannya meliputi pelaksanaan segala sesuatu

yang telah dipersiapkan dan terdiri atas::

a. Guru memperkenalkan lagu yang akan dinyanyikan bersama

dan memberikan petunjuk bagaimana cara membunyikan

tepuk tangan pengiringnya.

b. Kegiatan tambahannya antara lain mengajak anak

mendramatisasi lagu dengan menunjuk bagian tubuh yang

disebutkan dalam lirik, seperti lagu Dua Mata Saya.

17
ibid
18
Ibid

20
c. Kegiatan perkembangan: Dengan menggunakan alat musik,

guru mengajar siswa membedakan nada tinggi dan rendah.

d. Pedoman observasi digunakan selama tahap penilaian untuk

memeriksa seberapa besar kemajuan yang telah dicapai anak

secara individu atau kelompok.19

5. Strategi Pembelajaran Terpadu

a. Rasional strategi pembelajaran terpadu

Strategi pembelajaran terpadu direncanakan dan

dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. fokus pada tumbuh kembang anak,

2. Mengingat pengalaman aktual anak tersebut,

3. Termasuk baik proses pembelajaran maupun isinya

4. Selidiki secara aktif,

5. dengan menggabungkan beberapa bidang pengembangan,

6. Kegiatan pembelajaran berkisar dari

7. memiliki potensi untuk dipraktikkan melalui proyek yang

dipimpin oleh anak-anak,

8. Jadwal pelaksanaan yang dapat disesuaikan

9. Ikut serta dalam keluarga anak,

10. Tema dapat diperluas

19
ibid

21
11. direvisi mengingat minat dan pemahaman anak yang

diungkapkan.20

Strategi pembelajaran adalah pola luas kegiatan guru dan siswa dalam

proses belajar mengajar yang mencakup rencana, media, metode, dan

penilaian yang dianggap paling efektif dan tepat untuk proses

pembelajaran, sesuai dengan penjelasan di atas. Taktik pembelajaran

yang berpusat pada anak, pembelajaran melalui permainan,

pembelajaran melalui narasi, pembelajaran melalui lagu, dan

metodologi pembelajaran terpadu semuanya sering diterapkan di taman

kanak-kanak.

c. Guru

Yang kami maksud dengan “guru” adalah para profesional

pendidikan yang mampu mengembangkan kreativitas anak-anak. Guru,

menurut Suryana, merupakan garda terdepan dalam pendidikan karena

berperan aktif mempengaruhi, membentuk, dan mengembangkan

muatannya. Guru harus memiliki keterampilan dasar yang diperlukan

untuk berperan sebagai pendidik, mentor, dan instruktur; keterampilan

tersebut dinyatakan dalam kompetensi guru. Menurut Mulyasa yang

berpendapat bahwa guru merupakan unsur terpenting dalam sistem

pendidikan karena mendidik, membimbing, melatih, mengarahkan,

20
Kuntjojo, Strategi Pembelajaran Untuk Anak Usia Dini, Diakses Melalui
Https://Ebekunt.Wordpress.Com/2010/07/27/Strategi-Pembelajaran-Untuk-Anak-Usia-Dini/, Pada
Hari Kamis Tanggal 5 Agustus, Pukul 14.35

22
menilai, dan mengevaluasi proses pendidikan, efektivitas pendidikan

sangat ditentukan oleh kaliber dan kompetensi pengajar.21

Penjelasan di atas mengarah pada kesimpulan bahwa guru

mempunyai peranan penting dalam proses pendidikan karena mereka

bertanggung jawab membimbing kegiatan belajar siswa dan membantu

mereka mencapai tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus

menerapkan strategi yang dapat merangsang dan mendorong

perkembangan kreativitas anak melalui kegiatan bermain sambil belajar

agar tercapai tujuan pembelajaran yang berhasil dan menyenangkan

bagi kreativitas anak.

2. Keterampilan Sosial Anak Usia Dini

a. Pengertian Keterampilan Sosial

Tingkah laku, tingkah laku, dan sikap seseorang ketika

berhadapan dengan orang lain, baik secara lisan maupun nonverbal,

merupakan contoh dari keterampilan sosialnya. Menurut Libet dan

Lewinsohn (Cartledge dan Milburn, 1995), keterampilan sosial adalah

kemampuan canggih untuk menunjukkan perilaku positif yang

dievaluasi secara positif atau negatif oleh lingkungan. Jika perilakunya

tidak positif, lingkungan akan menghukum individu tersebut. Menurut

Michelson dkk. (dalam Ramdhani, 1994), keterampilan sosial adalah

kemampuan yang diperoleh seseorang melalui pengalaman untuk

21
Mulyasa, E, Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan
Menyenangkan, (Bandung, Pt. Remaja Rosda Karya, 2016), hlm.134

23
menghadapi atau melaksanakan hubungan sosial secara bertanggung

jawab dan berhasil.

Keterampilan sosial tersebut secara umum dapat dilihat pada tiga

jenis perilaku: pertama, perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri

(intrapersonal), seperti mengendalikan emosi, menangani situasi sosial

dengan tepat, memproses informasi, dan memahami perasaan orang

lain; kedua, perilaku yang berkaitan dengan orang lain (bersifat

interpersonal), seperti memulai interaksi dan komunikasi dengan orang

lain; dan ketiga, perilaku yang berkaitan dengan akademis, seperti

mengikuti arahan dan melakukan apa yang diharapkan dari Anda.

Lebih lanjut Elksnin & Elksnin (dalam Adiyanti, 1999)

mengaitkan kemampuan sosial dengan sejumlah sifat, antara lain:

1. Suatu perilaku yang dikenal sebagai perilaku interpersonal

melibatkan kemampuan yang digunakan dalam interaksi sosial.

Perilaku ini terkadang disebut sebagai "keterampilan berteman",

dan mencakup tindakan seperti menyapa, menawarkan bantuan,

serta memberi dan menerima pujian. Usia dan jenis kelamin

mungkin berdampak pada kemampuan ini.

2. Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri adalah kemampuan

mengatur diri sendiri dalam lingkungan sosial, termasuk

kemampuan mengelola stres, memahami emosi orang lain,

mengendalikan amarah, dan kemampuan serupa. Anak yang

24
memiliki keterampilan ini mampu mengantisipasi kejadian di masa

depan dan dampak perilakunya dalam konteks sosial tertentu.

3. perilaku yang kondusif bagi prestasi akademik Adakah perilaku

atau keterampilan sosial yang dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa di sekolah, seperti mendengarkan dengan tenang saat guru

mengajarkan materi di kelas, mengerjakan tugas yang diberikan

dengan baik, mengikuti petunjuk guru, dan menaati.dengan

peraturan kelas..

4. Penerimaan teman sebaya adalah perilaku yang berkaitan dengan

penerimaan teman sebaya, seperti menyambut orang lain,

memberikan dan meminta informasi, mendorong teman untuk

bergabung dengan Anda dalam suatu kegiatan, dan memiliki

pemahaman yang akurat tentang perasaan orang lain.

5. Ketrampilan komunikasi Ketrampilan komunikasi merupakan

salah satu ketrampilan yang diperlukan untuk menjalin hubungan

sosial yang baik. Kemampuan anak dalam berkomunikasi dapat

dilihat dalam beberapa bentuk, antara lain menjadi pendengar.22

Adapun pengertian keterampilan sosial menurut beberapa

ahli, adalah sebagai berikut.

a) Sujiono mendefinisikan keterampilan sosial sebagai

kemampuan mengevaluasi apa yang terjadi di lingkungan

sosial, kemampuan merasakan dan menafsirkan secara akurat

22
Tuti Istianti, Pengembangan Keterampilan Sosial, Cakrawala Dini : Vol. 5 No.1, Mei 2015, hlm
34

25
tindakan dan tuntutan anak dalam kelompok bermain, serta

kemampuan membayangkan beberapa alternatif tindakan dan

memilih tindakan yang paling tepat.

b) Osland mendefinisikan keterampilan sosial sebagai kapasitas

untuk menjalin hubungan dengan menciptakan jaringan

berdasarkan kapasitas untuk berhubungan dengan orang lain,

menemukan titik temu, dan membangun kepercayaan.

c) Libet dan Lewinshon mendefinisikan keterampilan sosial

sebagai kapasitas rumit untuk terlibat dalam perilaku yang

disetujui oleh lingkungan dan tidak melakukan perilaku yang

ditolak oleh lingkungan.23

d) Menurut Seefeldt dan Barbour, keterampilan sosial mencakup

kemampuan bekerja sama, berbagi, berkomunikasi, dan bekerja

dalam kelompok.

e) Walker mengatakan bahwa perilaku dan kemampuan yang

membantu seseorang menjalin hubungan baik dengan orang lain

dikenal sebagai keterampilan sosial secara umum.24

b. Konsep Keterampilan Sosial


Masa kanak-kanak biasanya merupakan masa ketika

pandangan sosial mengalami peningkatan yang paling nyata.

Perilaku sosial seperti menolong, mendampingi, berbagi, dan

23
Ibid, hlm 24
24
Putri Admi Perdani, “Peningkatan Keterampilan Sosial Anak Melalui Permainan
Tradisional”, Jurnal Pendidikan Usia Dini, Volume 8 Edisi I, April 2014. hlm.131

26
berdonasi ini dilakukan dengan niat baik. Tiga faktor berikut akan

menentukan apakah perilaku sosial meningkat:

1) Seberapa besar keinginan anak muda untuk menyesuaikan

diri dengan pergaulan

2) Pemahaman mereka tentang bagaimana berperilaku lebih

baik

3) meningkatkan kecakapan intelektual yang memungkinkan

pemahaman tentang hubungan antara tindakan mereka dan

penerimaan masyarakat.25

c. Jenis-jenis keterampilan sosial


Menurut Maryani, Keterampialan sosial dikelompokkan atas

empat bagian, sebagai berikut:

1) Keterampilan dasar interpersonal mencakup upaya untuk

mengenal satu sama lain dan mengembangkan hubungan

dekat, melakukan kontak mata, dan berbagi informasi.

2) Keterampilan komunikasi meliputi bertukar pikiran,

mendengarkan dan berbicara secara bergantian, berbicara

dengan lembut (tidak membentak), dan membujuk orang lain

untuk melakukan hal yang sama.

3) Menghargai sudut pandang orang lain, bekerja sama, saling

mendukung, saling memperhatikan, dan bekerja sama

merupakan contoh keterampilan membangun kelompok.

25
Yulia Siska, “Penerapan Metode Bermain Peran (Role Playing) Dalam
Mengembangkan Keterampilan Sosial Dan Keterampilan Berbicara TK”, Jurnal
Pendidikan Usia Dini, Edisi Khusus, No. 2, Agustus 2011. hlm. 33

27
4) Pengendalian diri, kepatuhan terhadap kesepakatan,

pemecahan masalah berdasarkan diskusi, empati, dan

memikirkan orang lain merupakan contoh kemampuan

pemecahan masalah.26

Sementara itu, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 menetapkan

persyaratan minimal pengembangan keterampilan sosial siswa TK

sebagai berikut:

a) Perilaku bertanggung jawab meliputi mengetahui hak-hak

diri, mentaati hukum, mengendalikan diri, dan

mempertimbangkan kepentingan orang lain ketika bertindak.

b) Perilaku prososial mencakup kemampuan bermain dengan

anak lain, menyadari emosi orang lain, merespons, berbagi,

dan menghormati hak dan gagasan mereka. Hal ini juga

mencakup bersikap kooperatif, toleran, dan bertindak ramah.

Kemampuan berteman melalui perilaku interpersonal

meliputi hal-hal seperti memperkenalkan diri, menawarkan

bantuan, serta memberi dan menerima pujian.27

d. Ciri-ciri Perkembangan keterampilan Sosial Anak usia Dini


Berikut standar pengembangan keterampilan sosial pada anak

usia TK:

26
Anonim, Di Akses Melalui
Https://Staf.Ulm.Ac.Id/Mellyagustina/2016/09/07/KeterampilanSosial/ Pada Hari
jumat, Tanggal 7 april 2023, Pukul 14.31
27
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun
2014, hlm.6

28
1) Mengetahui hak-hak seseorang, menurut hukum,

mengatur diri sendiri, dan mempertanggungjawabkan

perilakunya demi kepentingan orang lain adalah contoh

tanggung jawab.

2) Perilaku prososial mencakup terlibat dalam permainan

teman sebaya, mampu menanggapi perasaan orang lain,

berbagi, dan menghormati hak dan gagasan mereka. Hal

ini juga mencakup bersikap kooperatif, toleran, dan

bertindak ramah.

3) Kemampuan berteman melalui perilaku interpersonal

meliputi hal-hal seperti memperkenalkan diri,

menawarkan bantuan, serta memberi dan menerima

pujian.28

Keterampilan sosial awal adalah kemampuan untuk

berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berpartisipasi, dan beradaptasi

dengan orang lain, sesuai dengan definisi yang diberikan di atas.

Tiga tolok ukur keterampilan sosial anak usia dini antara lain rasa

tanggung jawab, perilaku prososial, dan perilaku interpersonal.

3. Anak Usia Dini

A. Pengertian Anak Usia Dini

Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional berkaitan dengan pendidikan anak usia dini

28
Direktorat Pembinaan Pendidikan TK Dan Direktorat Jenderal Pendidikan TK Non
Formal Dan Informal Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, hlm. 11—12.

29
tertulis pada pasal 28 ayat 1 yang berbunyi “Pendidikan TK

diselengarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan 6 tahun dan

bukan merupakan persyaratan untuk mengikuti pendidikan dasar”.

Selanjutnya pada bab 1 pasal 1 ayat 1 ditegaskan bahwa pendidikan

ada anak usia dini ialah suatu upaya pembinaan yang ditujukan pada

anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui

pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan

dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan

dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut.29

Selama hal ini berlangsung, Berk berpendapat bahwa masa

kanak-kanak usia dini adalah masa ketika seseorang sedang melalui

proses perkembangan pesat untuk kehidupan selanjutnya. Anak usia

dini diartikan sebagai usia 0 hingga 8 tahun. Rentang perkembangan

biologis manusia saat ini sedang melalui fase perluasan dan

perkembangan yang pesat dalam berbagai dimensi. Anak mendapat

perlakuan berupa proses pembelajaran yang harus memperhatikan

ciri-ciri setiap tahap perkembangan anak.30

29
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional
30
Sujiono Yuliani Nurani, Konsep Dasar Pendidikan TK, (Jakarta: Pt Indeks, 2013), hlm.
6.

30
H. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Metodologi penelitian pada dasarnya adalah pendekatan ilmiah

untuk mengumpulkan data untuk tujuan dan penerapan tertentu. Data yang

dikumpulkan untuk penelitian ini merupakan data realita (observasi) yang

memenuhi kriteria tertentu, termasuk validitasnya.31

Data yang bersifat naratif dan berkaitan dengan fenomena kasus

yang diteliti yaitu wacana guru tentang seni manajemen dalam

meningkatkan keterampilan sosial kelompok akan dikumpulkan dalam

penelitian ini dengan menggunakan metodologi penelitian kualitatif.

Dengan menguraikan praktik mengelola kepada sekelompok anak. guru,

unsur pendorong dan penghambat dalam peningkatan keterampilan sosial

anggota kelompok Seorang remaja di TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1

Cakranegara Mataram.

Karena penelitian dilakukan dalam suasana alami, maka sering kali

dianggap sebagai metode penelitian naturalistik atau menggunakan

pendekatan kualitatif.32 Oleh karena data yang dihasilkan dari penelitian

terutama berkaitan dengan penafsiran data yang dikumpulkan di lapangan,

maka penelitian kualitatif ini dikatakan pula sebagai penelitian yang

menggunakan metode penafsiran.33 Tujuan dari strategi ini adalah untuk

mengidentifikasi solusi yang dapat diandalkan terhadap permasalahan

31
Sugiono,Metode Penelitian Kuantitatif ,Kualitatif dan R dan D”,(Bandung : Alfa
Beta,2016),hlm . 2
32
Ibid, hlm. 13.
33
Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2009), hlm.
350.

31
yang pasti akan diteliti. Menggunakan seni manajemen guru untuk

menumbuhkan keterampilan sosial anak, pendekatan kualitatif ini

bertujuan untuk menyajikan informasi yang sebenarnya terjadi sesuai

dengan keadaan yang sebenarnya terjadi dan keadaan sebenarnya, tanpa

menggunakan rekayasa atau melakukan perhitungan dengan menggunakan

rumus statistik.

2. Kehadiran Peneliti

Peneliti harus melakukan perjalanan langsung ke lokasi penelitian

untuk mengumpulkan informasi mengenai data yang dapat diandalkan,

sehingga memberi mereka kesempatan lebih baik untuk memahami topik.

Hasilnya, subjek dan peneliti akan lebih terbuka dalam mengatasi

sejumlah permasalahan yang secara langsung relevan dengan data yang

diselidiki. Sebelum berangkat ke lokasi penelitian, peneliti harus

memperoleh referensi dan izin datang langsung dari kepala sekolah yang

bersangkutan. sehingga hanya mereka saja yang hadir di lokasi penelitian.

Kehadiran peneliti di lokasi memberikan dampak yang signifikan dalam

pengumpulan data dan informasi yang diharapkan bersifat faktual guna

menghasilkan luaran penelitian yang bersifat ilmiah (murni).

Peneliti yang hadir secara fisik di lokasi penelitian berperan sebagai

pewawancara. Dalam penelitian kualitatif, observasi, wawancara, dan

dokumentasi adalah tiga metode utama yang digunakan untuk

mengumpulkan data. Metode-metode tersebut digunakan secara

beriringan, sehingga peneliti dapat melakukan observasi sambil melakukan

32
wawancara.34 Peneliti dapat berbicara dengan guru TK Aisyiyah Bustanul

Athfal 1 Cakranegara Mataram dan guru TK kelompok A secara langsung.

3. Sumber Data

Topik dari mana data dikumpulkan merupakan sumber data dalam

penelitian. Saat melakukan penelitian kualitatif, sumber informasi utama

adalah kata-kata dan tindakan, dengan informasi tambahan berasal dari

dokumentasi dan sumber lainnya.35

Sumber data primer dan sumber data sekunder merupakan sumber

data penelitian. Berikut ini akan dijelaskan lebih detail:

a. Sumber data primer

Sumber data primer adalah yang peneliti peroleh langsung dari

objek penelitian atau sumber data mendasar yang diperolehnya dari

organisasi atau orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab

pengumpulan atau penyimpanan dokumen.36 Guru kelas dan kepala TK

Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Cakranegara Mataram menjadi sumber

data atau informasi penelitian.

b. Sumber Data Sekunder

Ada dua jenis sumber data sekunder: sumber data tambahan yang

diyakini peneliti dapat melengkapi data primer dan sumber informasi

yang tidak diterima secara langsung dari individu atau organisasi yang

mempunyai kekuasaan dan akuntabilitas atas informasi yang

34
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 332.
35
Ibid, hlm. 193.
36
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 114.

33
dimilikinya.37 Sumber sekunder yang digunakan dalam penelitian ini

berasal dari laporan tertulis atau gambar yang berkaitan dengan teknik

pembelajaran pembinaan keterampilan sosial pada anak usia dini.

4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa tekhnik dalam

pengumpulan data, yaitu sebagai berikut :

a. Observasi.

Memanfaatkan kelima indra untuk memusatkan perhatian pada

suatu kegiatan yang disusun secara sistematis baik langsung maupun

tidak langsung terhadap pokok bahasan inkuiri adalah proses

observasi. Observasi partisipatif dan observasi non-partisipan

merupakan dua jenis teknik observasi. Lebih lanjut akan diuraikan

secara rinci sebagai berikut:

1. Partisipasi pengamat Dalam observasi ini, keterlibatan langsung

peneliti dalam tindakan yang harus diselesaikan adalah bagaimana

pendekatan pengumpulan datanya diperoleh. Peneliti akan dapat

mengumpulkan data yang lebih rinci dan komprehensif dengan

melakukan observasi partisipan.38

2. Observasi Tidak Terlibat Observasi non-partisipan adalah jenis

observasi yang penelitinya hanya sekedar mengamati aktivitas

topik yang diteliti, bukan ikut serta di dalamnya.39

37
Ibid, hlm. 155.
38
Ibid, hlm. 203
39
Ibid, hlm. 203

34
Observasi non partisipan merupakan metode observasi yang

digunakan dalam penelitian ini. Dalam observasi ini peneliti tidak

berinteraksi langsung dengan informan yang diawasi; sebaliknya,

mereka bertindak sebagai pengamat dan pencatat fakta-fakta yang

dikumpulkan di lapangan yang berkaitan dengan pertanyaan

penelitian sehingga dapat diubah agar sesuai dengan data yang

dikumpulkan dari sumber data. Peneliti akan belajar lebih banyak

tentang seni manajemen yang digunakan oleh instruktur untuk

meningkatkan keterampilan sosial kelompok melalui observasi

non-partisipan ini. anak kecil TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1

Cakranegara Mataram.

b. Wawancara.

Teknik wawancara ialah sebuah bentuk percakapan yang

bertujuan buat memperoleh informasi atau data yang valid. dalam

tehnik wawancara, terdapat pertanyaan dan jawaban yang diberikan

secara ekspresi. umumnya komunikasi ini dilakukan dalam keadaan

saling berhadapan.40

Wawancara terstruktur dan tidak terstruktur adalah dua jenis

pendekatan wawancara yang berbeda. Untuk lebih jelasnya, bacalah

berikut ini:

1. Jika peneliti sudah paham bagaimana menggunakan informasi

yang akan diperoleh, wawancara terstruktur digunakan sebagai

strategi pengumpulan data. Oleh karena itu, untuk melakukan


40
Nasution, Metode Research (Jakarta : Bumi Aksara 2016), Hlm. 113

35
wawancara ini, peneliti mengembangkan alat penelitian berupa

alternatif pertanyaan tertulis beserta jawabannya Wawancara tidak

terstruktur adalah wawancara tidak terbatas di mana peneliti tidak

menggunakan panduan wawancara yang komprehensif, metodis,

dan terorganisir untuk mengumpulkan data.41

Untuk mengumpulkan data yang akurat untuk penelitian ini,

peneliti menggunakan teknik wawancara terstruktur untuk

menanyakan kembali informan tentang informasi yang kurang

jelas. Dalam penelitian ini akan diwawancarai guru kelompok A

dan kepala TK TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Cakranegara

Mataram..

c. Dokumentasi

Jika dilengkapi dengan gambar, karya sastra, dan biografi yang

sudah ada sebelumnya, dokumentasi dapat memperkuat pembuktian

temuan penelitian. Untuk melengkapi data yang dikumpulkan berupa

buku agenda dan catatan mengenai data yang diperlukan dalam

penelitian ini digunakan pendekatan dokumentasi.

Gambar atau foto yang mendokumentasikan pelaksanaan teknik

pengajaran yang digunakan instruktur untuk menumbuhkan

keterampilan sosial awal di TK kelompok A menjadi sumber

dokumentasi utama tim belajar. Cakranegara Mataram Aisyiyah

Bustanul Athfal yang pertama.

41
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Hlm. 320

36
Pendekatan ini digunakan sebagai bukti pendukung kajian tema

yang diajukan. Peneliti dapat mengambil tindakan dengan hadir untuk

mengumpulkan informasi penting tentang praktik guru dalam

mengembangkan keterampilan sosial pada anak usia dini. Salah Satu

Cakranegara Mataram, Aisyiyah Bustanul.

5. Teknik Analisis

Data Analisis data melibatkan pencatatan dan pengorganisasian

informasi yang diperoleh melalui wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi secara metodis untuk menarik kesimpulan yang mudah

dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.42 Peneliti menggunakan analisis

data induktif dalam penelitian ini, yaitu penyelidikan yang berfokus pada

setiap permasalahan secara individual sebelum menarik kesimpulan yang

luas. Beberapa model dan metode analisis data yang digunakan dalam

proses analisis data penelitian ini, antara lain:

a. Fase pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif, informasi dapat

dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dokumentasi, atau

gabungan ketiganya yang dikenal dengan triangulasi. Informasi

dikumpulkan sampai mencukupi.43

Tahap pengumpulan data merupakan suatu metode yang

digunakan peneliti untuk mengumpulkan data baik sebelum maupun

sesudah penyelidikan. Peneliti mengawali penelitian dengan

melakukan studi pendahuluan (pra penelitian) untuk mengumpulkan

42
Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial, Hlm. 217
43
Ibid, hlm.134.

37
data pendukung, kemudian dilanjutkan pada saat penelitian sebenarnya

dilakukan untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan. Melalui

observasi, wawancara, dan dokumentasi, dikumpulkan data tentang

pendekatan guru dalam pembinaan keterampilan sosial pada siswa

kelompok A TK Dharma Wanita Siti Aisyah.

b. Reduksi data, yaitu peneliti memadatkan beberapa data dan informasi

yang dianggap penting dan menjadi pokok untuk dianalisis serta

membuang hal-hal yang tidak perlu, artinya tidak semua data dan

informasi yang diperoleh dimasukkan dalam kategori pembahasan ini.

Dengan demikian, data yang diringkas akan menyajikan gambaran

yang lebih jelas dan memudahkan pengumpulan data selanjutnya oleh

peneliti.

c. Untuk menemukan kebenaran mendasar, peneliti harus terlebih dahulu

mengumpulkan data dan informasi dari hal yang diteliti. Ini dikenal

sebagai penyajian data. Cara paling populer untuk menyajikan data

dalam penelitian kualitatif adalah melalui teks naratif, meskipun bisa

juga dalam bentuk deskripsi singkat, bagan, dan korelasi antar

kategori. Akan lebih mudah untuk memahami apa yang terjadi dengan

menampilkan data.

d. Verifikasi Data, atau langkah ketiga. Menarik kesimpulan dan

memverifikasi, menurut Miles dan Huberman, merupakan langkah

ketiga dalam studi data kualitatif. Jika data pendukung yang kuat tidak

ditemukan pada pengumpulan data berikutnya, kesimpulan awal yang

38
diberikan akan berubah. Namun kesimpulan yang dikemukakan adalah

kesimpulan yang kredibel asalkan didukung oleh bukti yang dapat

diandalkan dan konsisten ketika peneliti kembali ke lapangan untuk

mengumpulkan data.44 Kesimpulan menjelaskan apa dan bagaimana

temuan penelitian serta memberikan jawaban atas pertanyaan

penelitian yang diajukan.45

6. Pengecekan keabsahan data/Validasi data

Verifikasi kebenaran data atau keabsahan data setelah data

dievaluasi. Derajat ketelitian antara data yang terdapat pada objek

penelitian dengan kekuatan yang dinyatakan peneliti disebut validitas.

Jadi, data yang valid adalah informasi yang tidak berbeda antara apa yang

dilaporkan peneliti dengan apa yang sebenarnya terjadi pada objek

penelitian. Tujuan keabsahan data penelitian ini adalah untuk

menunjukkan bahwa pengamatan peneliti sesuai dengan kenyataan dan

fakta yang sebenarnya terjadi.46

Prosedur pemeriksaan diperlukan untuk menghasilkan data yang

asli, sehingga peneliti menggunakannya untuk menghasilkan temuan dan

informasi yang valid:

a. Ketekunan pengamatan

Untuk mendapatkan informasi yang diperlukan, observasi yang

cermat memerlukan identifikasi ciri-ciri dan komponen-komponen

yang sangat relevan dengan konteks dan keadaan dari masalah atau isu
44
Ibid ,hlm .141
45
Hamid Patilima,”Metode Penelitian Kualitatif”,(Bandung; Alfabeta,2007), hlm.98.
46
Ibid, hlm 363.

39
yang dicari.47 Untuk mendapatkan data yang validitasnya terjamin,

Salah satu teknik yang digunakan peneliti adalah dengan

meningkatkan ketekunan, yaitu melakukan observasi yang lebih teliti,

guna mengumpulkan data yang terjamin keabsahannya dalam

penekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan

berkesinambungan dengan memperpanjang kehadiran peneliti dilokasi

penelitian dengan maksud untuk mencari data yang nilai

kredibilitasnya tinggi, selain itu dengan memperpanjang kehadiran

peneliti di lapangan bisa juga memberikan pelajaran dan pengetahuan

yang banyak baik itu tentang subyek atau obyek penelitiannya

sekaligus bisa membuktikan kebenaran informasi yang telah

didapatkan.

b. Triangulasi sumber dan metode

Triangulasi metode adalah proses membandingkan data dari

sumber yang berbeda dengan cara yang berbeda dan pada waktu yang

berbeda. Sedangkan triangulasi sumber melibatkan perbandingan data

dari berbagai sumber untuk menilai keandalan informasi. Tujuan

peneliti menggunakan triangulasi sumber ini adalah untuk

mengumpulkan data pembanding dari berbagai sumber data guna

melakukan triangulasi sumber data pada topik yang diminati penelitian

yaitu Strategi Guru dalam Pengembangan Keterampilan Sosial Anak

Usia Dini.

47
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2017, hlm. 170

40
c. Kecakupan referensi

Sebuah karya ilmiah tentunya harus memenuhi kriteria referensi

yang memadai karena diperlukan referensi yang memadai untuk

mendukung topik utama penelitian. Peneliti harus menggunakan

referensi yang sesuai dengan bidang minat yang ditelitinya.

41
I. Sistematika Pembahasan

Pengerjaan proposal skripsi dituangkan melalui pembahasan yang

sistematis. Bagian ini menjelaskan bagaimana bab-bab tersebut berhubungan

satu sama lain dan bagaimana informasinya logis. Isi setiap bab akan dibahas

pada bagian ini:

1. Latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang

lingkup dan setting penelitian, tinjauan pustaka, kerangka teori, dan

teknik penelitian dibahas pada Bab I pendahuluan.

2. Seluruh data dan temuan penelitian disajikan pada Bab II bagian data dan

temuan. Peneliti dalam situasi ini berusaha semaksimal mungkin untuk

tetap bersikap netral dan menghindari mempengaruhi informasi terlebih

dahulu. Kata “paparan data dan temuan” tidak diperlukan dalam judul

bab karena telah dibentuk judul bab tersendiri yang mencerminkan isi bab

untuk judul dan penyajian data dan temuan.

3. Bab III Pembahasan: Berdasarkan sudut pandang penelitian atau

kerangka teori yang dikemukakan pada pendahuluan, bab ini membahas

tentang proses analisis temuan penelitian yang dirinci pada Bab II. Oleh

karena itu, peneliti tidak merevisi informasi atau kesimpulan yang

diungkapkan pada bab II. Kata “diskusi” tidak digunakan pada judul bab

bab pembahasan; sebaliknya, bab tersendiri dibuat untuk mencerminkan

isi bab tersebut..

42
4. Bab terakhir yaitu Bab IV berisi kesimpulan yang memberikan solusi

terhadap rumusan masalah penelitian yang telah dikemukakan. Selain itu,

rekomendasi didasarkan pada temuan penelitian, baik teoritis maupun

praktis.

5. Bibliografi adalah daftar sumber—buku, jurnal, terbitan berkala, surat

kabar, atau sumber lain—yang dikonsultasikan saat membuat proposal

tesis.

43
J. Jadwal kegiatan penelitian

N Kegiatan Bulan ke

O 5 6 7 8 9 10 11

1 Penyususnan proposal 

2 Seminar proposal 

3 Penelitian 

4 Penyusunan skripsi 

5 Bimbingan skripsi  

6 Sidang skripsi 

44
DAFTAR PUSTAKA

Abudin Nata, “Ilmu Pendidikan Islam”, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009

Ahmad Susanto, “pedidikan TK”, Jakarta: Bumi Aksara, 2018.

Akhmad Sudrajat, “Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model

Pembelajaran.”, Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2008.

E. Mulyasa, “Manajemen Paud”, Bandung:Remaja Rosdakarya, 2012

Elly Sukmawati, Pengaruh Keterlibatan Siswa Dalam Kegiatan Palang Merah

Remaja Terhadap Pembentukan Keterampilan Sosial Siswa Di Man 1

Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016, (Skripsi, Fakultas Keguruan

Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Bandar Lampung), 2016.

Farida Mayar, Strategi Guru Paud Daam Mengembangkan Kreativitas TK, Jurnal

Pendidikan, Vol.3, Nomor 6, Tahun 2007.

Lusi Aprilia, Siswi Wulandari, Hubungan Antara Bermain Aktif Dengan

Perkembangan Sosial Pada Anak Pra - Sekolah Usia-6 Tahun Di TK

Dharma Wanita Persatuan Boro, Jurnal Java Health, Vol. 3, Nomor 2,

2016.

M. Yamin, Metode Pembelajaran Bahasa Inggris Di Tingkat Dasar, Jurnal

Pesona Dasar Vol. 1 Nomor. 5, April 2017.

Moch.Yasyakur, Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Menanamkan

Kedisiplinan Beribadah Sholat Lima Waktu, Jurnal Pendidikan Islam, Vol.

05, Januari 2016.

Muhamad Afandi dkk,”Model Dan Metode Pembelajaran Di Sekolah” Semarang:

Unissula Press 2013.

45
Mukhtar Latif, “pendidikan TK”, kencana pernada media group, 2013

Mulyasa, E. “Menjadi guru professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

menyenangkan”, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, 2016.

Nasution, “Metode Research”Jakarta : Bumi Aksara 2016.

Nur Nasution,”Strategi Pembelajaran” Medan : Perdana Publising 2017.

Putri Admi Perdani, Peningkatan Keterampilan Sosial Anak Melalui Permainan

Tradisional, Jurnal Pendidikan Usia Dini, Vol. 8, Edisi I, April 2014.

Rita Yudiastuti, “Peningkatan Keterampilan Sosial Melalui Bermain Peran Pada

Kelompok B TK Pertiwi Ngablak Kecamatan Srumbung Tahun Pelajaran

2015-2016”, Skripsi, Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan TK

Jurusan Pendidikan Prasekolah Dan Sekolah Dasar Fakultas Ilmu

Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, 2015.

Sugiyono, “Metode Penelitian Bisnis”, Bandung: Alfabeta, 2009.

Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”, Bandung:

Alfabeta, 2017

Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan”, Bandung: Alfabeta, 2017

Suharsimi Arikunto, “Prosedur Penelitian”, Jakarta: Rineka Cipta, 1998

Sujiono Yuliani Nurani, “Konsep Dasar Pendidikan TK”, Jakarta: PT Indeks,

2013

Suprihatiningrum,”Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi” Jogjakarta : Ar-

Ruzz Media 2013.

Syafarudin dkk, “Ilmu Pendidikan Islam Melejitnya Potensi Budaya Umat”,

Jakarta:Hijri Pustaka Utama, 2017.

46
Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain, “Strategi Belajar Mengajar”, PT. Rineka

Cipta, Jakarta, 2010.

Wahyudin Nur Nasution, “strategi pembelajaran” Medan:perdana publishing

2017 Wina Sanjaya, “Strategi Pembelajaran, Beriorientasi Standar Proses

Pendidikan”, Jakarta:Kencana, 2006.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

47
LAMPIRAN

Kisi-kisi Pedoman Observasi

No. Aspek Indikator Pertanyaan


1. Perencanaan Untuk mencapai tujuan 1Bagaimana guru TK Aisyiyah
pembelajaran sebanyak- Bustanul Athfal Mataram
banyaknya, instruktur merencanakan pembelajaran
membuat rencana untuk membantu siswa PAUD
pembelajaran. kelompok A mengembangkan
keterampilan sosialnya?
Persiapan Pendidik menyiapkan media 2. Jenis media edukasi apa saja
sebagai instrumen pelengkap yang dimanfaatkan oleh guru TK
dalam proses pendidikan yang Aisyiyah Bustanul Athfal
diharapkan dapat menjadi Mataram untuk mengasah
stimulan yang dibutuhkan kemampuan sosial anak usia dini
anak. kelompok A?
Pelaksanaan Keterampilan sosial anak usia 3. Teknik apa yang dilakukan
dini dikembangkan melalui guru di TK Aisyiyah Bustanul
metode bermain, bercerita, Athfal Mataram untuk
bernyanyi, dan pembelajaran membantu anak kecil di
terpadu oleh guru. Kelompok A mengembangkan
keterampilan sosialnya?
Penilaian Perkembangan keterampilan 4. Bagaimana penilaian guru
sosial anak usia dini terhadap siswa PAUD kelompok
dievaluasi oleh guru. A TK Aisyiyah Bustanul Athfal
Mataram ditinjau dari
perkembangan keterampilan
sosialnya?
2. Faktor aktor-faktor yang 5. Apa saja kendala yang
penghambat dalam menghambat guru dalam dihadapi guru kelompok A TK
mengembangkan meningkatkan keterampilan Aisyiyah Bustanul Athfal dalam
keterampilan sosial anak-anak meningkatkan keterampilan
sosiaal anak usia sosial anak usia dini?
dini

48
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH)

Rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH)


Kelompok :A
Semester /Bulan/ Minggu : 2/Mei/I
Tema / sub tema : Tanaman/ Jenis Umbi (bawang merah, bawang
putih)
Hari / tanggal : Senin 15 Mei 2023
Kompetensi Dasar ( KD ) : 1.1 - 1.2 – 2.3 -2.4 – 3.2 – 4.2 – 3.3 – 4.3 – 3.12 –
4.12 – 3.15 – 4.15
MATERI KEGIATAN
1) Berdoa sebelum dan sesudah belajar
2) Mengenal tanaman/ jenis umbi (bawang merah, bawang putih)
3) Menyebutkan manfaat dari bawang
4) Menghitung jumlah bawang
5) Menggambar bentuk bawang
MATERI YANG MASUK DALAM SOP PEMBIASAN
1) Bersyukur sebagai ciptaan tuhan
2) Mengucapkan salam dalam SOP penyambutan dan penjemputan
3) Doa sebelum belajar dan mengenalaturan masuk kedalam SOP pembukaan
4) Mengembalikan alat-alat pembelajaran masuk dalam SOP sesudah
melakukan kegiatan pembelajaran

49
PEDOMAN OBSERVASI KEGIATAN GURU
Observasi
Pertanyaan Keterangan
Ya Tidak
Guru menyiapkan kegiatan
pembelajaran yang akan
dilaksanakan sesuai RPPH
yang di rancang

Guru memimpin doa


sebelum pembelajaran
dimulai

Sebelum pembelajaran
dimulai guru mengajak
anak untuk bernyanyi
bersama, agar anak
semangat untuk belajar

Guru mengingatkan
kembali tentang
pembelajaran sebelumnya
agar anak tetap masih
mengingatnya

Guru menginformasikan
tema pembelajaran yang
akan dipelajari

Guru mengajak anak untuk


berdiskusi tentang tanaman
sesuai tema pembelajaran
seperti mengenal nana
tanaman atau jenis umbi
(bawang merah,bawang
putih).diskusi yang
dilakukan sebagai wujud
rasa syukur kepada allah
Swt atas apa yang telah
diberikan kepada
mahluknya.

Guru mengajak anak untuk


menyebutkan nama
lengkap, serta nama
panggilan satu persatu,

50
selain itu guru menanyai
anak ada tanaman apa saja
yang ada dirumah

Guru mengadakan kegiatan


yang sesuai dengan apa
yang diminati anak, seperti
kegiatan menanam,
menyiram
tanamanmenggambar,
mewarnai, menempel
potongan gambar dan lain
sebagainya

Guru membagi beberapa


kelompok untuk melakukan
kegiatan yang disukai anak

Guru menguraikan sesuatu


dengan rinci dan jelas
seperti menjelasan metode
atau media yang akan
digunakan dalam
mengembangkan
keterampilan sosial pada
anak

Guru berperan dalam


mengembangkan
kreativitas sosial pada anak
dan banyak menghasilkan
gagasan dalam
mengembangkan
kreativitas sosial anak

Guru menyiapkan alat dan


bahan yang akan digunakan
dalam kegiatan menanam
tanaman seperta pot, skop,
tanaman dan air untuk
menyiram tanaman

Guru menannyakan
bagaimana perasaan anak
setelah berkegiatan guru
menyampaikan infomasi

51
pembelajaran apa yang
akan dilakukan esok hari.

Guru menannyakan
bagiamana perasaan anak
setelah berkegiatan guru
menyampaikan informasi
pembelajaran apa yang
akan dilakukan esok hari

Guru bercerita pendek yang


berisikan pesan-pesan
sebelum kegiatan
pembelajaran berakhir.

Guru menyiapkan sikap


berdoa dan memimpin doa
sesudah belajar.

Lampiran 4
PEDOMAN OBSERVASI KEGIATAN ANAK

52
No Peryataan Observasi
Ya Tidak Keterangan
1 Anak bersiap menerima
pembelajaran yang akan
diberikan guru.

2 Anak berdoa sebelum


memulai pembelajaran
dimulai.

3 anak bernyanyi bersama-


sama sebelum menerima
pembelajaran agar
semangat dan siap
menerima ilmu.

4 Anak mengingat kembali


pembelajaran sebelumnya
yang telah diajarkan guru.

5 Anak belajar mengenal


tanaman sesuai tema
pembelajaran seperti
mengenal tanaman atau
umbi-umbian dan lain
sebagainnya.

6 Anak belajar bersyukur


kepada allah Swt atau apa
yang telah diberikan
kepada makhluknya.

7 Anak melakukan kegiatan


dengan menanam tanaman
didalam pot lalu
menyiramnnya.

8 Anak mengungkapkan
perasaannya setelah
berkegiatan.

9 Anak mendengarkan guru


bercerita pendek sebelum
kegiatan berakhir.

53
10 Anak berdoa bersama
sesudah pembelajaran
berakhir.

54
Lampiran 5
PEDOMAN OBSERVASI KEMAMPUAN SOSIAL ANAK
No. Indikator Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan
1. Anak mampu Anak mampu
berinisiatif menunjukan sikap empati
ketika temannya
menangis
Anak anak mampu
berinisiatif membagi
makanannya ketika ada
temannya meminta
2. Anak memiliki Apakah anak berani maju
rasa percaya diri kedepan untuk bercerita
Apakah anak menghargai
karyanya sendiri
3. Anak mampu Apakah anak mampu
mengambil bersikap menerima
kesimpulan tindakan orang lain yang
berbeda dari kegiatannya
Apakah anak cendrung
memilih teman
bermainnya
4. Anak mampu Apakah anak mampu
bertanggungjawab membereskan mainan
ketempatnya
Anak mampu hadir tepat
waktu
5. Anak mampu Apakah anak mampu
mengendalikan bersikap baik terhadap
diri temannya dalam
bertindak
Anak mampu
mengendalikan diri pada
saat emosi tidak stabil
ketika menangis

55
Pedoman Wawancara Dengan Guru Tk Aisyiyah Bustanul Athfal Mataram
Berikut adalah pertanyaan yang peneliti tanyakan kepada kepala sekolah, guru
serta staff di Tk Aisyiyah Bustanul Athfal Mataram yaitu:
No. Pertanyaan wawancara Pernyataan guru
1. Bagaimana guru TK Aisyiyah Bustanul
Athfal Mataram merencanakan pembelajaran
untuk membantu siswa PAUD kelompok A
mengembangkan keterampilan sosialnya?
2. Jenis media edukasi apa saja yang
dimanfaatkan oleh guru TK Aisyiyah
Bustanul Athfal Mataram untuk mengasah
kemampuan sosial anak usia dini kelompok
A?
3. Teknik apa yang dilakukan guru TK
Aisyiyah Bustanul Athfal Mataram untuk
membantu siswa PAUD Kelompok A
mengembangkan keterampilan sosialnya?
4. Bagaimana penilaian guru terhadap siswa
PAUD kelompok A TK Aisyiyah Bustanul
Athfal Mataram ditinjau dari perkembangan
keterampilan sosialnya?
5. Apa yang menghambat para guru TK
Aisyiyah Bustanul Athfal Mataram dalam
meningkatkan keterampilan sosial anak usia
dini di Kelompok A?

56
Pedoman Wawancara Dengan Anak Tk Aisyiyah Bustanul Athfal Mataram
Berikut adalah pernyataan yang peneliti tanyakan kepada anak Di Tk Aisyiyah
Bustanul Athfal Mataram yaitu:
Nama anak:
Kelompok:
No. Pertanyaan wawancara Pernyataan anak
1. Apakah Anda mampu tampil di
depan guru dan teman
2. Bagaimana anda mengemukakan
keinginan atau pendapat
3. Apakah anda mampu
mengendalikan diri pada saat
bermain
4. Apakah anda mampu bersikap
tenang tidak lekas marah dan
dapat menunda keinginan
5. Bagaimana cara anda
berkomunikasi dengan orang lain
yang belum dikenal sebelumnya
dengan pengawasan guru
6. Apakah anda mampu melakukan
kegiatan bersama teman
7. Apakah anda mampu berbagi
(gagasan, mainan, makanan dll)
8. Bagaimana cara anda
menperlihatkan sikap peduli
kepada teman
9. Apakah anda dapat mengantri
sesuai urutan atau menunggu
giliran saat bermain
10. Apakah anda mampu merapikan/
membereskan mainan pada
tempat semula

57
INSTRUMEN DOKUMENTASI
No. Dokumen
1. Profil lembaga
2. Biodata guru
3. Biodata siswa
4. Jumlah guru
5. Jumlah siswa
6. Struktur organisasi sekolah
7. Program kerja
8. Sarana dan prasarana
9. Hasil kreatifitas guru
10. Hasil kreatifitas siswa

58

You might also like