You are on page 1of 9

Lembar Kerja Siswa Bahasa Indonesia

Studi Kolaboratif
Lembang, 20 – 21 Maret 2023

KELOMPOK 2
XI MIPA 2

Alfarel Abhipraya Muhammad Hafizh Oemar

Dzaka Maghfi Ahmadinejad Muhammad Nadhif Nur K.

Gilard Ahmad Faris Muhammad Zahran Azhaan

Haidar Rafif Radithya Mulkan Fathi Muharik

Luthfi Ghossan Dinarta Risalah Adisastra

MAN Insan Cendekia Serpong


Tahun 2022/2023
Mengamati Perkembangan Pertanian Modern dan Produksi Semen Beku
Ternak Unggul serta Inseminasi Buatan di Indonesia

Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang merupakan lembaga penelitian yang
berfokus pada pengembangan teknologi pertanian sayuran. Balitsa Lembang telah berdiri sejak
tahun 1962 dan memiliki berbagai program penelitian untuk mengembangkan varietas sayuran yang
tahan terhadap berbagai hama dan penyakit serta mampu beradaptasi dengan perubahan iklim.
Selain itu, Balitsa Lembang juga terus melakukan penelitian terkait teknologi budidaya, pengolahan,
dan pascapanen sayuran. Dalam beberapa tahun terakhir, Balitsa Lembang juga telah
mengembangkan teknologi pertanian berbasis digital untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas
pertanian. Sementara itu, Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang merupakan lembaga yang
bertanggung jawab dalam produksi, pemasaran, dan pemantauan mutu semen unggul ternak serta
pengembangan inseminasi buatan. BIB Lembang didirikan pada tahun 1949 dan telah berperan
penting dalam peningkatan produksi peternakan di Indonesia. Melalui produksi semen beku ternak
unggul dan pengembangan inseminasi buatan, BIB Lembang telah membantu peternak dalam
meningkatkan produktivitas ternaknya. Selain itu, BIB Lembang juga terus melakukan inovasi dan
pengembangan teknologi inseminasi buatan untuk memenuhi kebutuhan peternak yang semakin
meningkat.Dalam konteks pengembangan pertanian dan peternakan yang semakin maju, Balitsa
Lembang dan BIB Lembang terus berupaya untuk mengembangkan teknologi dan meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat petani dan peternak untuk mendukung pertumbuhan sektor
pertanian dan peternakan di Indonesia

Pada awal tahun 2020, dunia mengalami pandemi Covid-19 yang berdampak pada sektor
pertanian, ditambah dengan adanya tantangan perkembangan pertanian di era digital yang semakin
kompleks. Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) menerapkan UU No. 11 Tahun 2019 dengan
menerima sampel tanah yang dikirimkan oleh petani untuk dianalisis di laboratorium Balitsa. Tujuan
dari layanan ini adalah membantu petani meningkatkan kualitas hasil pertanian di lahan terkait.
Setelah satu bulan, hasil analisis akan disampaikan kepada pemilik sampel tanah dengan
rekomendasi tentang tindakan yang perlu dilakukan terhadap tanah tersebut. Selain itu, uji
multilokasi juga dilakukan pada tanaman tertentu untuk menemukan lokasi yang paling cocok untuk
menanam tanaman tersebut.

Pada lima tahun mendatang, arah dan kebijakan penelitian sayuran masih ditekankan pada
penciptaan inovasi teknologi yang dirancang untuk menjawab peningkatan produktivitas, mutu hasil,
daya saing, dan nilai tambah dengan berpijak pada efisiensi penggunaan sumber daya, menekankan
kemandirian, serta adaptif untuk mendukung pencapaian program utama Kementerian Pertanian.
Balitsa telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, kualitas hasil, daya saing,
dan nilai tambah. Salah satu usaha yang dilakukan adalah memaksimalkan sumber daya penelitian
guna mendorong peningkatan produktivitas dan kualitas penelitian (scientific recognition). Selain itu,
Balitsa juga meningkatkan produksi dan penyediaan varietas/galur unggul, memanfaatkan teknologi
tinggi untuk analisis dan ekspresi gen dalam penciptaan varietas baru, serta meningkatkan kerja
sama penelitian dengan lembaga nasional dan internasional untuk memperkuat industri sayuran.
Balitsa juga berupaya meningkatkan kuantitas, kualitas, dan kapabilitas sumber daya penelitian.
Upaya pengembangan teknologi sayuran di masa mendatang tetap berpegang pada prinsip
berkelanjutan, di mana teknologi yang dihasilkan harus memenuhi prinsip ramah lingkungan
(environmentally), menguntungkan (economically sound), tidak bertentangan dengan norma-norma
sosial (socially just), manusiawi (humane), dan menyesuaikan dengan perubahan-perubahan
(adaptable). Para petani di Balitsa mempraktikkan pertanian berkelanjutan dengan menggunakan
teknologi rendah yang membatasi penggunaan pupuk dan bahan kimia pertanian anorganik. Dalam
pengelolaan gulma, penyakit, dan hama tanaman, mereka menerapkan pergiliran tanaman,
pertanian campuran, bioherbisida, insektisida organik, serta pengelolaan tanaman yang baik.
Teknologi PGPR (plant growth promoting rhizobacteria) juga digunakan untuk menciptakan lahan
pertanian yang cerdas dalam meningkatkan produksi pangan berkelanjutan di daerah kering.

Tersedianya varietas unggul baru hortikultura, melalui metode konvensional dan inkonvensional,
serta terdistribusinya benih sumber dalam mendukung sistem pertanian modern yang
berkelanjutan. Balitsa telah mengembangkan metode pertanian konvensional tradisional yang telah
disebarluaskan kepada petani sayuran. Metode ini ditandai dengan penggunaan cangkul sebagai alat
pengolah tanah, hand sprayer yang dipompa manual oleh tangan untuk penyemprotan pestisida,
serta selang atau embrat sebagai alat penyiram tanaman. Meskipun sebagian besar jenis budidaya
yang diterapkan di wilayah Lembang masih menggunakan sistem pertanian konvensional tradisional,
Balitsa telah berhasil mengembangkan varietas unggul baru untuk tomat, bawang putih, terung, dan
kacang panjang yang memiliki keunggulan spesifik masing-masing. Contohnya adalah varietas cabai
Pancanaka Agrihorti, varietas bawang merah Violetta 2 Agrihorti, Violetta 3 Agrihorti dan
Ambassador 1 Agrihorti. Meskipun ada kekurangan dalam pertanian konvensional tradisional,
seperti biaya yang lebih rendah, tetapi metode ini masih menjadi salah satu cara budidaya tanaman
yang paling sering dipakai oleh para petani.

Tersedianya teknologi produksi hortikultura yang berbasis teknologi nano, bioinformatika (IT)
dan bioprosesing untuk mendukung sistem pertanian modern berlanjutan sudah dimiliki Balitsa
setidaknya ada delapan teknologi. Delapan teknologi inovatif sayuran telah tersedia, yaitu: (1)
teknologi pengendalian penyakit busuk daun Phytophthora infestan pada tanaman kentang dengan
menggunakan fungisida, (2) teknologi pemupukan hara makro primer (N, P, dan K) pada tanaman
kentang sebagai dasar penentuan rekomendasi pemupukan di dataran tinggi, (3) teknologi
pemupukan untuk memperbaiki kualitas hasil bawang merah di dataran tinggi, (4) prototipe Rain
Shelter, (5) formulasi awal Biopestisida Pegunungan (BPP) yang efektif untuk mengendalikan OPT
cabai dalam mengurangi kerugian hasil dan serangan OPT >30%, (6) teknologi pemanfaatan pupuk
organik cair pada budidaya tomat organik, (7) teknologi pengemasan dan penyimpanan buah tomat
segar, dan (8) teknologi pengemasan dan penyimpanan cabai merah pada suhu dingin. Selain itu,
Balitsa juga berusaha untuk menjalin mitra kerja sama pengembangan dengan pelaku usaha
agribisnis.

Hingga saat ini, kondisi masyarakat petani dihadapkan pada kecilnya skala penguasaan dan
pengusahaan lahan petani yang mengakibatkan terbatasnya kemampuan petani untuk melakukan
pemupukan modal melalui tabungan dan investasi. Sementara itu, akses petani secara umum
terhadap penyedia layanan keuangan dalam hal perbankan sangat rendah. Menanggapi hal tersebut,
perguruan tinggi, lembaga penelitian, dan instansi terkait bekerja sama untuk mengembangkan hasil
inovasi teknologi Balitsa yang telah dipublikasikan. Contohnya, pengembangan varietas seperti
kangkung sutera, bayam giti hijau, dan buncis rambat horti 1 yang telah dilepas dan menjadi domain
publik. Adapun kerjasama pengembangan varietas kentang yang sudah menjadi domain publik
dinamakan kerjasama Delegasi Legalitas, yaitu perbanyakan benih kentang yang berasal dari planlet
yang diproduksi oleh Balitsa. Dalam pelaksanaannya, kerjasama ini diawasi oleh Balitsa. Pada tahun
2020, terdapat 13 kerjasama yang terjalin dalam kerangka Delegasi Legalitas.

Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang merupakan unit pelaksana teknis (UPT) Direkrorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. Sesuai dengan Peraturan
Menteri Pertanian Nomor: 58/Permentan/OT.140/5/2013, tanggal 24 Mei 2013 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Balai Inseminasi Buatan. Peraturan terscbut menyatakan BIB Lembang merupakan
unit pelaksana tenis di bidang perbibitan, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, secara teknis di bawah Direkrur Perbibitan dan Produksi
Ternak, dengan tugas melaksanakan produksi dan pemasaran semen beku ternak unggul serta
pengembangan inseminasi buatan. BIB Lembang pada tahun 2019 diusulkan oleh Menteri Pertanian
untuk ditetapkan sebagai instansi yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum. Maksud dan tujuan penerapan Badan Layanan Umum (BLU) adalah untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat dengan berprinsip pada efisiensi dan produktivitas.

Dengan melakukan pemeliharaan ternak pejantan unggul, BIB memiliki tujuan untuk
memperbaiki mutu genetika ternak. Dengan adanya inseminasi buatan, sapi jantan dapat membuahi
ratusan ekor betina dengan 1 ejakulasi, nantinya sperma yang dihasilkan akan diberi bahan
pengencer untuk menambah volume dari sperma tersebut. Keuntungan dari adanya inseminasi
buatan ini adalah dapat meningkatkan mutu genetik sapi dengan dihasilkannya produk yang
berkualitas unggul dengan bobot dan juga hasil yang istimewa. Dapat mengatur jarak kelahiran
ternak dengan dengan baik dan mencegah terjadinya kawin sedarah. Kerugiannya apabila semen
dari sapi tersebut mengandung bibit penyakit, maka bisa menyebar. Sapi jenis Indonesia biasanya
bertubuh kecil, apabila di inseminasikan sapi luar yang berukuran besar, nantinya bayi yang lahir
akan besar dan membuatnya susah lahir (distokia). Jika menyilangkan jenis sapi secara sembarang,
nantinya akan menurunkan kualitas dari sapi itu sendiri, contohnya penyilangan antara sapi perah
dan sapi potong.

Diperlukannya pengujian keturunan dan pengawasan mutu semen beku ternak unggul karena
semen beku yang diproduksi dan diedarkan melalui inseminasi buatan harus memenuhi standar
mutu dan kesehatan hewan, sehingga semen beku ternak unggul tersebut dapat terjaga kualitasnya
selalu untuk mendukung perbaikan sumber daya genetik ternak di Indonesia.

Dilakukannya pengujian fertilitas calon pejantan bertujuan untuk memeriksa kualitas bibit agar
hasil dapat sesuai dengan kebutuhan. Pada hal ini, digunakannya mikroskop secara bertahap pada
semen yang dihasilkan. Secara simultan, peningkatan mutu genetik pejantan juga diupayakan agar
didapatkannya hasil ternak yang unggul. Salah satu upayanya adalah memberikan pakan yang
berkualitas. Pakan tersebut berupa silase (fermentasi rumput) yang sudah disesuaikan. Untuk
mempertahankan kualitas semen, diadakan pengenceran semen dengan cairan yang sudah
ditentukan (antibiotik, skimmed milk, egg yolk, gliserol, dsb) pada suhu yang rendah.

Yang harus diperhatikan pertama kali adalah perawatan terhadap sapi pejantan agar kondisi
tubuh yang prima dan semen berkualitas. Lalu ketika sapi memasuki masa berahi dilakukan
penampungan semen dengan dengan menggunakan vagina buatan, semen yang tertampung dalam
sekali ejakulasi bisa 6-10 cc. Semen yang didapat diuji di laboratorium untuk mengetahui kualitasnya
(biasanya makin kental semen kualitasnya makin bagus), jika tidak memenuhi akan dibuang. Dari
semen-semen itu ada beberapa yang dipisah antara sperma X (betina) dan sperma Y (jantan) proses
itu disebut sexing, sedangkan sperma yang masih bercampur disebut unsexing. Semen sexing lebih
mahal daripada semen unsexing karena prosesnya terbilang rumit. Kemudian semen tersebut
diencerkan menggunakan cairan khusus dari susu skim, kuning telur, antibiotik dan gliserol. Selain
mengencerkan, bahan-bahan tersebut berguna sebagai nutrisi bagi sperma. Kemudian semen
tersebut disimpan di straw plastik khusus dan dibekukan menggunakan nitrogen cair pada suhu
minus 196⁰C. Apabila semen akan digunakan harus dicairkan dahulu dengan metode thawing pada
suhu tertentu, semen yang sudah dicairkan tidak bisa dibekukan lagi dan harus langsung
diinseminasikan ke serviks sapi.

Untuk memelihara kesehatan sapi-sapi unggul, BIB melakukan pemeriksaan kesehatan dua kali
setiap tahunnya, yang terdiri dari cek darah, cek kualitas semen, dll untuk menjaga mutu semen
beku ternak unggul. Untuk penyediaan pakan ternak dan pengelolaan hijauan pakan ternak, BIB
Lembang menyediakan pakan ternak 3 hari sekali yaitu pada pagi hari, siang hari, dan sore hari.
Selain diberikan hijauan kering, hewan-hewan yang berada di BIB Lembang juga diberi tambahan
pakan tauge dan juga konsentrat sebagai pakan tambahan.

BIB Lembang melakukan pengawasan mutu pakan ternak dengan secara berkala melakukan
pengujian pakan ternak ke Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan (BPMSP) yang berlokasi di
Bekasi. BIB Lembang juga menyediakan layanan bina kelompok, bimbingan teknis petugas BIB,
pengembangan ternak bantuan pemerintah, serta distribusi semen beku ke seluruh Indonesia. Selain
itu, BIB Lembang juga mengembangkan aplikasi bernama “SI JALU” yang berisi informasi, edukasi,
serta layanan-layanan seputar ternak dan pengembangan semen beku. Diantara layanan tersebut
adalah bimbingan teknis, wisata pendidikan, magang, pengujian semen beku, dan lain-lain. Aplikasi
ini memudahkan asyarakat dapat mengakses layanan secara online tanpa mengunjungi atau
menghubungi kontak BIB Lembang secara langsung. 

Balai Inseminasi Buatan Lembang mempunyai tugas pokok melaksanakan produksi, pemasaran,
dan pemantauan mutu semen unggul ternak serta pengembangan inseminasi buatan. Sedangkan
tujuannya adalah meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan semen
beku untuk mendukung pelaksanaan inseminasi buatan dan fleksibilitas penggunaan PNBP untuk
mempermudah replacement pejatan dalam rangka produksi semen beku.

Untuk melaksanakan produksi semen beku unsexing dan sexing dari berbagai jenis ternak unggul
secara profesional, Balai Inseminasi Buatan Lembang melakukan beberapa upaya, antara lain:

- Penggunaan teknologi terbaru


Balai Inseminasi Buatan Lembang memanfaatkan teknologi terbaru dalam produksi semen
beku unsexing dan sexing, seperti teknologi sorting spermatozoa dan teknologi
cryopreservation terbaru. Dengan memanfaatkan teknologi ini, produksi semen beku dapat
dilakukan dengan lebih efektif dan efisien.
- Penggunaan sumber daya manusia yang terampil
Balai Inseminasi Buatan Lembang mempekerjakan tenaga ahli yang terampil dan
berpengalaman dalam produksi semen beku unsexing dan sexing. Dengan demikian,
produksi semen beku dapat dilakukan secara profesional dan dengan kualitas yang terjamin.
- Pemantauan mutu semen yang ketat
Balai Inseminasi Buatan Lembang melakukan pemantauan mutu semen yang ketat untuk
memastikan kualitas semen yang dihasilkan. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan
pengujian laboratorium terhadap semen yang dihasilkan, serta melakukan pemeriksaan
terhadap kesehatan ternak induk.
- Pengembangan program pengembangan inseminasi buatan
Balai Inseminasi Buatan Lembang mengembangkan program pengembangan inseminasi
buatan dengan mengajak peternak untuk melakukan inseminasi buatan menggunakan
semen beku unsexing dan sexing yang dihasilkan oleh balai. Dengan demikian, penggunaan
semen beku unsexing dan sexing dapat meningkat, sehingga dapat meningkatkan efektivitas
penggunaan semen beku dalam meningkatkan produksi ternak unggul.
- Peningkatan sarana dan prasarana
Balai Inseminasi Buatan Lembang melakukan peningkatan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan untuk produksi semen beku unsexing dan sexing, seperti pembangunan
laboratorium yang memadai, pembelian peralatan dan mesin yang diperlukan, serta
penyediaan bahan-bahan kimia dan reagen yang berkualitas tinggi.

Untuk melaksanakan produksi dan penyimpanan semen beku ternak unggul, Balai
Inseminasi Buatan Lembang telah melakukan beberapa upaya, yaitu:

- Pemilihan ternak yang unggul dengan kualitas reproduksi yang baik dan memiliki potensi
genetik yang tinggi.
- Teknik pemerasan dan pengambilan semen yang tepat
- Memproses semen yang benar dengan media-media sesuai
- Teknik freezing yang baik dan pemantauan mutu semen yang ketat
Penting untuk melakukan produksi dan penyimpanan semen beku ternak unggul karena
semen beku ini memiliki manfaat yang besar dalam meningkatkan kualitas ternak. Semen
beku dapat digunakan untuk menghasilkan anak yang berkualitas tinggi, yang dapat
meningkatkan produksi ternak dan meningkatkan pendapatan peternak. Selain itu, semen
beku juga memiliki keuntungan dalam hal fleksibilitas penggunaan, karena dapat disimpan
dalam jangka waktu yang lama dan dapat digunakan kapan saja.

Berikut ini adalah beberapa upaya yang dilakukan oleh BIB untuk melaksanakan
pemeliharaan pejantan unggul, pelestarian sumber daya genetik lokal, dan replacement
pejantan, antara lain:
- Pemilihan Pejantan Unggul 
Pilih pejantan yang memiliki kualitas dan karakteristik yang diinginkan untuk dijadikan induk.
Pejantan unggul biasanya memiliki kualitas genetik yang baik, memiliki kekuatan fisik, sehat,
dan tidak memiliki penyakit turunan.
- Pengawasan Kesehatan Pejantan
Selalu periksa dan perawatan pejantan secara teratur untuk memastikan bahwa mereka
tetap sehat dan tidak terinfeksi penyakit.
-Pelestarian Sumber Daya Genetik Lokal
Pelestarian sumber daya genetik lokal sangat penting untuk mempertahankan variasi
genetik dalam populasi ternak. Hal ini dapat dilakukan dengan memilih pejantan yang
berasal dari daerah asalnya atau dengan melakukan persilangan antara ternak lokal dengan
ternak lain yang memiliki kualitas yang baik.
- Replacement Pejantan
Pergantian pejantan yang sudah tua atau kurang unggul dengan pejantan baru yang memiliki
kualitas yang lebih baik. Replacement pejantan dapat dilakukan dengan memilih pejantan
yang berasal dari sumber yang berbeda atau dengan mengimpor pejantan dari daerah lain.
- Perencanaan Pembiakan
Perencanaan pembiakan yang baik dapat membantu memastikan bahwa pejantan unggul
digunakan untuk menghasilkan keturunan yang lebih baik. Ini juga dapat membantu
menghindari persilangan yang tidak diinginkan dan mempertahankan variasi genetik dalam
populasi ternak.
- Penggunaan Teknologi Pembiakan
Teknologi pembiakan modern seperti inseminasi buatan dan embrio transfer dapat
membantu meningkatkan kualitas keturunan dengan menggunakan pejantan unggul.

Dalam pelaksanaan distribusi dan penyediaan semen beku yang berkualitas prima, Balai
Inseminasi Buatan Lembang melakukan upaya produktivitas ternak terutama melalui
manajemen pakan sehingga produksi yang tahun sebelumnya menurun dapat ditingkatkan
kembali. Pendistribusian semen beku juga meningkat dengan cara memperluas promosi dan
pemasaran didukung oleh adanya program dari pemerintah yaitu UPSUS SIWAB (Upaya
Khusus Sapi Induk Wajib Bunting).
Upaya yang dilakukan oleh BIB Lembang untuk meningkatkan kemampuan sumber daya
manusia (SDM) adalah salah satunya dengan menyelenggarakan pelatihan ataupun
bimbingan teknis kepada masyarakat-masyarakat yang tertarik untuk melakukan usaha
peternakan. Dengan adanya “Excellence Service” yang digaungkan oleh BIB Lembang,
diharapkan lembaga ini dapat berdaya guna untuk masyarakat dengan adanya pelatihan
serta bimbingan teknis agar nantinya mengenai cara melakukan inseminasi buatan,
manajemen ternak, dan teknik pemeliharaan pejantan unggul.

Berikut beberapa upaya yang dilakukan oleh BIB Lembang untuk melakukan pengembangan
Inseminasi Buatan (IB):
- Penelitian dan pengembangan teknologi: Balai IB Lembang terus melakukan penelitian
dan pengembangan teknologi inseminasi buatan. Misalnya, mengembangkan teknik
semen beku yang lebih baik, teknik pengambilan dan pemilihan spermatozoa yang lebih
efektif, serta teknik inseminasi yang lebih tepat.
- Pelatihan dan sosialisasi: Balai IB Lembang menyediakan pelatihan dan sosialisasi untuk
para peternak, agar mereka dapat mengerti dan mengaplikasikan teknik inseminasi
buatan dengan benar. Selain itu, Balai IB Lembang juga menyelenggarakan pelatihan dan
sosialisasi bagi calon teknisi inseminasi buatan.
- Peningkatan kualitas bibit: Balai IB Lembang melakukan program pemilihan dan
pengembangan bibit-bibit ternak yang berkualitas tinggi dan unggul, serta memastikan
kualitas dan keamanan sperma yang digunakan dalam proses inseminasi.
- Kerjasama dan kolaborasi: Balai IB Lembang bekerja sama dengan berbagai pihak
terkait, baik dalam negeri maupun luar negeri, seperti perguruan tinggi, institusi
penelitian, dan perusahaan swasta, untuk mengembangkan teknologi inseminasi buatan
yang lebih baik.

Dengan melakukan berbagai upaya ini, Balai IB Lembang berharap dapat meningkatkan
efektivitas inseminasi buatan dan menghasilkan bibit ternak yang lebih berkualitas dan
unggul, sehingga dapat meningkatkan produktivitas peternakan di Indonesia.

Untuk melakukan pembinaan kelompok peternak, Balai Inseminasi Buatan Lembang


melakukan berbagai upaya pendampingan, antara lain:
- Pelatihan dan bimbingan teknis: Balai Inseminasi Buatan Lembang memberikan pelatihan
dan bimbingan teknis kepada kelompok peternak mengenai cara melakukan inseminasi
buatan, manajemen ternak, dan teknik pemeliharaan pejantan unggul.
- Pemberian informasi: Balai Inseminasi Buatan Lembang memberikan informasi mengenai
perkembangan teknologi inseminasi buatan dan perawatan ternak yang dapat membantu
meningkatkan kesejahteraan peternak.
- Pendampingan lapangan: Balai Inseminasi Buatan Lembang memberikan pendampingan
lapangan kepada kelompok peternak untuk membantu mereka dalam mengatasi masalah
dan menyelesaikan tantangan yang dihadapi dalam menjalankan usaha ternak.
- Pengembangan kemitraan: Balai Inseminasi Buatan Lembang mengembangkan kemitraan
dengan kelompok peternak untuk meningkatkan akses mereka terhadap sumber daya dan
informasi yang diperlukan dalam mengembangkan usaha ternak mereka.

Balai Inseminasi Buatan Lembang melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan jaringan
kerjasama dan memanfaatkan peluang pasar global seperti:
- Membangun jejaring kerjasama dengan berbagai pihak terkait di dalam dan luar negeri,
seperti asosiasi peternak, perusahaan agribisnis, dan institusi penelitian.
- Mengikuti berbagai pameran dan konferensi internasional untuk memperluas jejaring
kerjasama dan mempromosikan produk semen beku unggul Balai Inseminasi Buatan
Lembang.
- Melakukan kerjasama dengan lembaga eksportir untuk mempermudah pengiriman semen
beku ke luar negeri.
- Menyediakan bimbingan teknis bagi peternak yang ingin mengembangkan teknologi
inseminasi buatan dan memproduksi semen unggul.
- Menjalin kerjasama dengan lembaga asing untuk memperoleh teknologi dan keahlian
dalam produksi semen beku unggul dan inseminasi buatan.
- Memanfaatkan layanan online untuk mempromosikan produk semen beku unggul Balai
Inseminasi Buatan Lembang dan memperluas jangkauan pasar global.

Salah satu cara BIB Lembang untuk meningkatkan pelayanannya adalah dengan
meningkatkan produksi semen beku baik secara kuantitas maupun kualitas produk yang
dihasilkan. Langkah yang ditempuh diantaranya dengan melakukan Replacement pejantan.
Tujuan Replacement adalah untuk memperoleh pejantan unggul yang prima sehingga dapat
diproduksi semennya menjadi semen beku yang berkualitas, dan kemudian memperoleh
ternak unggul secara teknis memenuhi kriteria bibit, sehingga dapat menjadi pejantan
unggul yang prima kemudian sememnya tersebut dapat diproduksi menjadi semen beku
untuk disebarluaskan ke peternak Nasional dan untuk di ekspor.

Untuk mewujudkan kinerja administrasi keuangan yang efisien, akuntabel, dan transparan,
upaya yang dilakukan Balai Inseminasi Buatan Lembang, antara lain:
- Menerapkan sistem akuntansi yang baik dan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
- Peningkatan pengawasan internal terhadap pengelolaan keuangan dengan menerapkan
prosedur pengawasan dan kontrol yang ketat.
- Menerapkan sistem informasi keuangan yang terintegrasi dan terkomputerisasi untuk
membantu pengelolaan keuangan yang lebih efisien dan akuntabel.
- Menjalin kerjasama dengan lembaga keuangan, seperti bank atau lembaga pembiayaan
lainnya dengan tujuan dapat memperoleh sumber dana yang lebih murah dan
memanfaatkan layanan keuangan yang disediakan oleh lembaga keuangan tersebut.
- Transparansi laporan keuangan yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan audited
yang disusun oleh auditor independen atau dalam bentuk laporan keuangan yang disusun
secara internal.

Berdasarkan informasi yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa Balai Penelitian
Tanaman Sayuran (Balitsa) Lembang telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan
produktivitas dan kualitas hasil pertanian, serta meningkatkan daya saing dan nilai tambahnya.
Balitsa juga memaksimalkan sumber daya penelitian untuk menciptakan varietas/galur unggul
dengan teknologi tinggi yang memungkinkan analisis dan ekspresi gen dalam penciptaan varietas
baru. Selain itu, Balitsa juga meningkatkan kerja sama penelitian dengan lembaga nasional dan
internasional untuk memperkuat industri sayuran. Sementara itu, Balai Inseminasi Buatan (BIB)
Lembang telah memproduksi semen beku ternak unggul dan mengembangkan teknologi inseminasi
buatan untuk meningkatkan kualitas ternak di Indonesia. Dengan adanya teknologi inseminasi
buatan ini, peternak dapat memperoleh keturunan ternak yang lebih unggul, sehingga meningkatkan
produktivitas peternakan di Indonesia.

Secara keseluruhan, perkembangan pertanian di Balitsa dan produksi semen beku ternak
unggul serta pengembangan inseminasi buatan di BIB Lembang menunjukkan adanya upaya yang
terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas, produktivitas pertanian dan peternakan di Indonesia.
Melalui kerja sama dan inovasi teknologi yang terus berkembang, diharapkan Indonesia dapat
memperkuat industri pertanian dan peternakan serta meningkatkan kesejahteraan petani, peternak,
hingga masyarakat luas.

Serpong, 27 Maret 2023

You might also like