You are on page 1of 31
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA Nn. T.A DENGAN DISMENOREA PRIMER DI POLI KEBIDANAN DAN KANDUNGAN, RSUD SERUI Oleh : Nama: FRICE FERONIKA RAWAR 02006090174 Nim : PROGRAM STUDY DIV KEBIDANAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERS S KADIRI LEMBAR PENGESAHAN Asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Nn.T.A dengan Dismenorea Primer di poli kebidanan dan kandungan RSUD Serui, mahasiswi atas nama : Nama : Frice Feronika Rawar Nim: 202006090174 Telah disahkan pada tanggal Pembimbing Lahan \T.Keb.M.Kes TINJAUAN TEORI A. TEORI MEDIS 1, Kesehatan Reproduksi Remaja a. Pengertian Kesehatan reproduksi remaja adalah Kkeadaan sejahtera, fisik, mental dan sosial, tidak hanya bebas penyakit atau kecacatan, dalam sistem, fungsi dan proses reproduksi, Gangguan reproduksi adalah istilah generik yang mengacu pada semua penyakit yang mempengaruhi sistem reproduksi pada manusia dan mencegah terjadinya reproduksi. Hal tersebut dapat berupa kelainan bawaan, genetik, atau penyakit menular seksual (Malugada, 2011). Remaja menurut bahasa adalah “mulai dewasa”. Menurut Undang- undang No. 4 tahun 1979 mengenai Kesejahteraan Anak, remaja adalah suatu tahapan antara' masa anak-anak dengan masa dewasa yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah. Di mana anak-anak mengalami masa perubahan yang cepat di segala bidang, meliputi semua perkembangan, dan perubahan baik fisik, emosional, dan intelektual (Atikah dan Siti, 2009). b. Tumbuh kembang remaja 1) Pertumbuhan adalah perubahan pertama kali yang jelas terlihat, tinggi badan yang mendadak yang disebut pacu tumbuh (Height Spurt) (Atikah dan Siti, 2009). 2) Menurut Atikah dan Siti (2009), perkembangan seksualitas pada remaja ditandai dengan beberapa ciri atau tanda, antara fain a) Tanda kelamin primer adalah mulai berfungsinya organ- organ genital yang ada, baik di dalam maupun di luar badan. Pada anak wanita yang mulai menginjak remaja ditandai dengan terjadinya menarche atau permulaan haid yang selanjutnya diikuti pula dengan kesiapan organ-organ reproduksi untuk terjadinya kehamilan, b) Tanda kelamin sekunder adalah tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan persetubuhan dan proses Khas wanita dan khas laki-laki. Perubahan fisik yang reproduksi, namun merupakan tanda-tanda yang terjadi pada wanita adalah suara merdu, kulit bertambah halus dan bagus, bidang bahu mengecil dan bidang panggul melebar, bulu tumbuh pada ketiak dan di sekitar alat kelamin, buah dada mulai membesar, alat_kelamin membesar, mulai berfungsi dan menghasilkan telur. ©) Tanda kelamin tersier adalah keadaan psikis yang berbeda antara pria dan wanita, yaitu yang disebut sifat maskulin pada pria dan sifat feminin pada wanita, Perubahan psikis yang terjadi pada wanita antara lain adalah melihat darah keluar dia ketakutan, sering mengalami sakit perut sampai muntah-muntah, dan sakit kepala, dia pemalu tapi atraktif buat laki-laki. 2. Menstruasi a. Pengertian Menstruasi adalah siklus alami yang terjadi secara regular untuk mempersiapkan tubuh perempuan setiap bulannya terhadap kehamilan. Siklus menstruasi ini melibatkan beberapa tahapan yang dikendalikan oleh interaksi_hormon yang dikeluarkan oleh hipotalamus, kelenjar di bawah otak depan dan indung telur (Dito dan Ari,2011), b. Siklus haid Siklus haid berbeda untuk setiap wanita, dimulai dari hari pertama datangnya haid. Hari pertama terjadinya haid dihitung sebagai awal setiap siklus haid. Haid akan terjadi 3 —7 hari, Hari terakhir haid adalah waktu berakhir sebelum mulai siklus haid berikutnya. Rata-rata perempuan mengalami siklus haid 21 — 40 hari, Hanya sekitar 15 persen perempuan yang mengalami siklus haid selama 28 _ hari (Dito dan Ari, 2011). Pada masa reproduksi dan dalam keadaan tidak hamil, selaput lendir uterus mengalami perubahan-perubahan yang berkaitan erat dengan aktifitas ovarium. Menurut Atikah dan Siti (2009), siklus menstruasi terdiri dari 4 fase, yaitu : 1) Fase menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang robek. Dapat diakibatkan juga karena berhentinya sekresi hormone estrogen dan progesteron sehingga kandungan hormon dalam darah menjadi tidak ada. 2) Fase proliferasi / fase folikuler ditandai dengan menurunnya hormon progesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk mensekresikan FSH dan merangsang folike! ovarium, serta dapat membuat hormon estrogen diproduksi kembali. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan menghasilkan hormone estrogen yang merangsang keluarnya LH dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekresi FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek. 3) Fase Ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang memacu matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah menstruasi. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel akan mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum berfungsi untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan pembuluh darah. 4) Fase pasca Ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan Corpus luteum yang mengecil dan menghitang dan berubah menjadi Corpus albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormon estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan FSH dan LH. Dengan berhentinya sekresi progesteron maka penebalan dinding endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase perdarahan/menstruas c. Gangguan menstruasi Kebanyakan menstruasi terjadi mengikuti pola yang teratur dan bebas masalah namun demikian ada beberapa wanita yang ‘mengalami kelainan saat haid. Gangguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam 1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid : Hipermenorea atau menoragia dan Hipomenorea. 2. Kelainan siklus : Polimenorea; Oligomenorea; Amenorea. 3. Perdarahan diluar haid : Metroragia. 4. Gangguan lain yang ada hubungan dengan haid Premenstrual tension (ketegangan prahaid); Mastodinia Mittelschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) dan Dismenorea. 3. Dismenorea a. Pengertian Dismenorea atau nyeri haid merupakan salah satu keluhan ginekologi yang paling umum pada perempuan muda yang datang ke Klinik atau dokter, Hampir semua perempuan mengalami rasa tidak nyaman selama haid, seperti rasa tidak enak di perut bagian bawah dan biasanya juga —_disertai mual, pusing, bahkan—_pingsan (Dito dan Ari, 2011). Derajat rasa nyerinya bervariasi mencakup ringan (berlangsung beberapa saat dan masih dapat meneruskan aktivitas sehari- hari), sedang (arena sakitnya diperlukan obat untuk menghilangkan rasa sakit, tetapi masih dapat meneruskan pekerjaannya), dan berat (rasa nyerinya demikian beratnya sehingga memerlukan istirahat dan pengobatan untuk menghilangkan nyerinya) (Manuaba, 2008). b. Klasifikasi dismenorea Menurut jenisnya, dismenorea terdiri dari : 1) Dismenorea primer (esensial, intrinsik, idiopatik) adalah nyeri menstruasi tanpa kelainan organ reproduksi (tanpa kelainan ginekologi). Dismenorea primer biasanya terjadi dalam 6 ~ 12 bulan pertama setelah haid pertama, segera setelah siklus ovulasi teratur ditentukan. Rasa nyeri dari agian perut menjalar ke daerah pinggang dan paha, terkadang disertai dengan mual dan muntah, dire, sakit kepala dan emosi labil Terapi yang dibutuhkan psikoterapi, analgetika, hormonal (Atikah dan Siti,2009). 2) Dismenorea sekunder (ekstrinsik, yang diperoleh, acquired) adalah nyeri_ menstruasi yang terjadi_ karena kelainan ginekologik, misalnya endometriosis. Terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak mengalami dismenorea. Terapi yang dibutuhkan adalah terapi causal yaitu mencari dan menghilangkan —_ penyebabnya (Atikah dan Siti, 2009). c. Etiologi Dismenorea 1) Dismenorea Primer Menurut Dito dan Ari (2011), penyebab yang saat ini dipakai untuk menjelaskan dismenorea primer, yaitu : a) Faktor kejiwaan Terjadi karena gangguan psikis, seperti rasa bersalah, ketakutan seksual, takut hamil, hilangnya tempat berteduh, konflik dengan masalah jenis kelaminnya dan imaturitas (belum mencapai kematangan). b) Faktor konstitusi Faktor ini maksudnya adalah faktor yang menurunkan ketahanan tubuh terhadap rasa nyeri. Faktor-faktor yang termasuk dalam hal ini adalah anemia, penyakit menahun, dan sebagainya, ° 4 2) Dis Faktor endokrin, Rendahnya kadar progesteron pada akhir fase corpus luteum. Hormon progesteron menghambat atau mmencegah kontraktilitas uterus, sedangkan hormon estrogen merangsang kontraktilitas uterus. Disisi lain, endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin F2 sehingga menyebabkan kontraksi otot-otot_ polos. Jika kadar prostaglandin yang berlebihan memasuki peredaran darah maka selain dismenorea dapat juga dijumpai efek seperti diare, nausea, muntah, flushing (respon involunter yang tak terkontrol dari sistem saraf yang memicu pelebaran pembuluh kapiler kulit, dapat berupa warna kemerahan atau sensasi panas). Jelaslah bahwa peningkatan kadar prostaglandin memegang peranan penting pada timbulnya dismenorea primer. Faktor alergi Teoti ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya asosiasi_antara dismenorea dengan urtikaria (biduran), migraine, atau asma bronkhiale. ismenorea sekunder Beberapa penyebab dismenorea sekunder antara lain : a) b) ° ¢ °) 0 2) hy Endometriosis Polip atau fibroid uterus Penyakit radang panggul Perdarahan uterus disfungsional Prolaps uterus Maladaptasi pemakaian AKDR Produk kontrasepsi yang tertinggal setelah abotus spontan, abortus terauputik, atau, melahirkan, Kanker ovarium atau uterus. 4, Patofisiologi Sampai saat ini patofisiologi terjadinya dismenorea masih belum jelas karena banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Riset terbaru menunjukkan bahwa patogenesis dismenorea primer adalah karena prostaglandin F2alpha (PGF2alpha), suatu stimulan miometrium yang kat dan_—_vasocontrictor (penyempitan pembuluh darah) yang ada di endometrium sekretori (Dito dan Ari, 2011). Selain itu prostaglandin juga ‘merangsang saraf nyeri di rahim sehingga menambah intensitas nyeri. Prostaglandin juga bekerja di seluruh tubuh, hal ini menjelaskan mengapa ada gejala-gejala__yang — menyertai menstruasi (Atikah dan Siti, 2009). Sedangkan untuk mekanisme patologik pada dismenorea sekunder adalah disebabkan oleh beberapa penyakit yang berhubungan dalam hal reproduksi wanita. Dismenorea sekunder sering terjadi akibat fibrosis uterus, endometriosis, adenomiosis, dan penyakit tulang panggul (pelvis) lainnya (Atikah dan Siti, 2009). e. Penanganan Para wanita yang terbiasa mengalami nyeri menstruasi pada umumnya sudah mengetahui tindakan awal ketika nyeri ‘menstruasi datang. Bahkan tak jarang mampu mengobati dirinya sendiri berdasarkan pengalaman selama berobat ke dokter, seperti olahraga ringan misal berjalan kaki, bersepeda, atau berenang, mengompres panas atau dingin pada daerah perut jika terasa nyeri, istirahat cukup sebelum dan selama_periode adalah menstruasi. Hal terpenting yang perlu diingat pemahaman bahwa dismenorea primer tidak berbahaya. Obat- obatan yang lazim digunakan untuk meredakan _nyeri ‘menstruasi, diantaranya : analgesik golongan Non Steroid Anti Inflamasi (NSAD, misalnya parasetamol atau asetamonofen, asam mefenamat, ibuprofen, metamizol atau metampiron dan obat-obatan pereda nyeri lainnya. Apabila penggunaan obat- obatan tidak berhasil maka dapat dilakukan terapi hormonal sesuai anjuran dokter. Bila keluhan nyeri dapat diatasi dengan cara sederhana maka hal itu jauh lebih baik daripada penggunaan obat-obatan yang menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan, Prinsip terapi pada dismenorea primer sama dengan dismenorea sekunder, akan tetapi lebih baik bila berkonsultasi langsung dengan dokter spesialis kandungan untuk penanganan lebih lanjut (Atikah dan Siti, 2009). B. TEORI MANAJEMEN KEBIDANAN Manajemen kebidanan adalah metode dan pendekatan pemecahan masalah kesehatan ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan di dalam memberikan asuhan kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat (Depkes RI, 2005). Untuk kejelasan Jangkah maka dalam pembahasan ini akan dijelaskan secara detail dari setiap Jangkah yang ditumuskan oleh Varney, yaitu : 1. Pengkajian Dalam langkah pertama ini bidan mencari dan menggali data maupun fakta baik yang berasal dari pasien, keluarga maupun anggota tim lainnya, ditambah dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan sendiri (Varney, 2007). Proses pengumpulan data dasar ini mencakup data subyektif dan obyektif. a. Data subyektif Adalah data yang di dapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu data kejadian. 1) Biodata pasien Menurut Varney (2004), pengkajian biodata antara lain : a) Nama : Untuk mengetahui nama Klien agar mempermudah dalam komunikasi. b) Umur : Untuk mengetahui faktor resiko yang ada hubungannya dengan pasien, ©) Agama yang dianut klien. 4) Suku bangsa : Untuk mengetahui faktor pembawaan atau ras. ©) Pendidikan : Untuk mengetahui pendidikan terakhirklien f) Alamat — : Untuk mengetahui alamat klien agar mempermudah mencari alamat —_jika terjadi sesuatu. 2) Pekerjaan — : Untuk mengetahui sosial ekonomi klien. 2) Alasan datang Alasan datang yaitu. menanyakan keluhan yang disarankan saat pemeriksaan serta berhubungan dengan gangguan dismenorea. Pada pasien dismenorea_biasanya mengeluh nyeri pada perut bagian bawah, pegal pada punggung dan paha, adakalanya disertai mual_muntah, pusing, diare saat menstruasi (Manuatba, 2009), 3) Riwayat Menstruasi Riwayat menstruasi meliputi: a) Menarche, perlu ditanyakan karena dismenorea biasanya terjadi beberapa waktu setelah menarche, biasanya 6-12 bulan pertama setelah menarche (Dito dan Ari, 2011). b) Siklus haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah siklus haid teratur atau normal (21—40 hari), karena siklus haid setiap wanita berbeda-beda, berkaitan dengan usia klien (Dito dan Ari, 2011). ©) Lama haid pelu ditanyakan untuk mengetahui apakah lama haid dari klien normal (3~7 hari), karena lama haid setiap wanita berbeda-beda (Dito dan Ari, 2011), @) Banyaknya haid dapat diketahui dengan menanyakan jumlah pembalut yang digunakan tiap harinya. Apabila penggunaan pembalut kurang dari 2 perhari berarti jumlah darah sedikit, 2-4 perhari berarti normal dan lebih dari 5 petharinya banyak normalnya yaitu 30 ml perhari (Wiknjosastro, 2007). ©) Keluhan yang dirasakan Klien ditanyakan untuk mengetahui apakah ada nyeri perut bagian bawah, pegal pada pinggang dan paha serta gejala yang menyertai dismenorea seperti pusing, mual, muntah maupun diare saat menstruasi (Manuaba, 2009). 4) Riwayat perkawinan Untuk mengetahui status perkawinan (Varney, 2004). Dismenorea primer sering terjadi pada usia remaja (Atikah dan Siti, 2009). 5) Riwayat KB Untuk mengetahui pasien pernah menggunakan KB jenis apa (Varney, 2004), Dalam kasus dismenorea primer sering terjadi pada usia remaja dan belum menikah (Atikah dan Siti, 2009). 6) Riwayat kesehatan a) Riwayat keschatan sekarang ditanyakan untuk mengetahui apakah klien menderita suatu penyakit kronis dan keluhan yang dialami Klien saat ini, yang akan mempengaruhi timbulnya dismenorea. Karena faktor anemia, penyakit menahun, dan sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya dismenorea (Wiknjosastro, 2007). b) Riwayat kesehatan yang lalu dapat mengetahui penyakit yang pemnah diderita klien sebelumnya, misal diabetes militus, hipertensi, jantung, asma, TBC, tumor, kanker, hepatitis, dan lain- lain, Penyakit ini dapat membuat berat badan menjadi kurus sehingga dapat memicu terjadinya dismenorea saat haid (Yatim, 2004). co) Riwayat kesehatan keluarga perlu dikaji untuk mengetahui penyakit yang ada di keluarga pasien khususnya penyakit menular dan keturunan yang dapat mempengaruhi organ reproduksi dan apakah keluarganya terdapat riwayat dismenorea (Estiwidani dkk, 2008). 4) Riwayat operasi perlu dikaji untuk mengetahui_ pasien sudah pernah operasi atau belum (Varney, 2004) b. Data Obyektif Adalah data yang didapat dari observasi dan pemeriksaan dengan menggunakan standar yang diakui (Varney, 2004). 1) Pemeriksaan umum Pemeriksaan umum menurut Varney (2004) meliputi : a) Keadaan umum : Baik, sedang atau jelek (Varney, 2004) b) Kesadaran ©) Tekanan darah 4) Suhu ©) Nadi 1) Respirasi 2) Pemeriksaan fisik Composmentis atau somnolen (Varney,2004) Untuk mengetahui faktor hipertensi atau hipotensi, normal 120/80 mmHg (Varney, 2004). Untuk mengetahui ada peningkatan suhu ‘Tubub / tidak, normalnya suhu tubuh 36,5°C ~ 37,6°C (Varney, 2004). untuk mengetahui nadi pasien, normal 60 — 80 kali permenit (Varney, 2004). Untuk mengetahui frekuensi pernafasan yang dihitung dalam 1 menit, respirasi normal 18 — 22 x/menit (Varney, 2004). Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui pemeriksaan inspeksi dan palpasi a) Inspeksi Melakukan pemeriksaan pandang terhadap pasien mulai dari kepala sampai kaki. a @ @ 6) o a Kepala Muka Mata Hidung Gigi Gusi Lidah ‘ambut, warna, lebat atau jarang, rontok, atau ada ketombe (Varney, 2007). ucat, ada oedem atau tidak. Pasien dengan keluhan dismenorea akan terlihat pucat dan meringis menahan sakit (Vamey, 2007), ‘nemis atau tidak, dengan melihat konjungtiva merah segar atau merah pucat, sklera putih atau kuning, (Varney, 2007). : Ada polip atau tidak, bersih atau kotor, untuk mengetahui adanya gangguan jalan nafas (Varney, 2007). : Bersih atau kotor, ada karies atau tidak, untuk mengetahui kecukupan kalsium (Varney, 2007). : Warnanya, ada perdarahan atau tidak, untuk mengetahui kecukupan vitamin dan mineral (Varney, 2007). : Bersih atau kotor, untuk mengetahui indikasi yang mengarah pada penyakit tertentu misalnya tifoid (Varney, 2007). (8) Bibir : Pecah atau tidak, ada stomatitis atau tidak, untuk ~mengetahui kecukupan vitamin dan mineral (Varney, 2007). (9) Telinga : Bersih atau kotor, ada peradangan maupun benjolan atau tidak, untuk mengetahui adanya tanda infeksi atau tumor (Vamey, 2007). (10)Payudara : Simetris atau tidak, besih ataukotor, ada retraksi atau tidak, untuk mengetahui ada tidaknya kelainan pada payudara (Varney, 2007). (11) Abdomen : Simetris atau tidak, ada luka bekas operasi atau tidak (Varney, 2007). (12)Genetalia eksterna : ada oedem atau tidak, ada pembengkakan kelenjar bartholini atau tidak (Varney, 2007). (13)Ekstrimitas ada varises atau oedem padatangan maupun kaki atau tidak (Vamey, 2007). ») Palpasi Yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan rabaan, pada pemeriksaan ini hanya diperiksa pada perut adakah massa, adakah nyeri tekan, bagaimana keadaan umum (Varney, 2007). 3) Pemeriksaan laboratorium Dilakukan bila diperlukan untuk mendukung penegakan diagnosa mengetahui kondisi klien sebagai data penunjang seperti pemeriksaan HB (Nursalam, 2004), 2. Interprestasi Data Pada langkah ini data dasar yang telah dikumpulkan diimerpretasikan menjadi diagnosa atau masalah yang spesifik yang sudah di identifikasikan (Varney, 2004). Data tersebut kemudian diinterpretasikan sehingga dapat dirumuskan diagnosis atau masalah yang spesifi a. Diagnosa kebidanan Adalah diagnosa yang ditegakkan dalam lingkup_ praktek kebidanan (Varney, 2004), “Nn X umur tahun dengan dismenorea primer” Dasar : 1) Data subyektif Nn. X mengatakan bahwa saat ini sedang haid hari pertama merasakan pusing, nyeri pada perut bagian bawah, pegal pada paha dan pinggang. 2) Data obyektif a) Keadaan umum baik/cukup/jelek b) Kesadaran komposmentis/somnolen/apatis. c) Tanda-tanda vital 4) Muka pucat, meringis menahan sakit ©) Terdapat nyeri pada perut bagian bawah b. Masalah_ Hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman Klien yang ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa sesuai dengan keadaan pasien. Dalam kasus ini masalah yang timbul adalah rasa tidak nyaman dan kecemasan yang dialami pasien seperti nyeri perut bagian bawah, pagal pada pinggang dan paha, pusing, mual, muntah maupun diare saat menstruasi (Varney, 2004). ce. Kebutuhan Hal-hal yang dibutuhkan oleh Klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data (Varney, 2004). Kebutuhan yang dapat diberikan pada pasien dismenorea ini dapat berupa olahraga ringan, kompres air hangat atau dingin di tempat yang nyeri, istirahat cukup dan makan-makanan yang bergizi(Vamey, 2004). 3. Diagnosa Potensial Pada langkah ini diagnosa merupakan tindakan segera yang dapat menimbulkan kegawatdaruratan pada Klien. Pada remaja dengan dismenorea primer merupakan gejala dan bukan suatu penyakit, karenanya tidak ada diagnosa potensial (Varney, 2004), 4. Antisipasi Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Data-data terbaru senantiasa dikumpulkan dan dievaluasi, Sebagian data menunjukkan$ satu situasi_ yang memerlukan tindakan segera. Sementara yang lain harus menunggu dari seorang dokter, situasi lainya bisa saja tidak merupakan kegawatdaruratan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim Kesehatan lainya (Varney, 2004). 5. Perencanaan Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Tugas bidan disini adalah merumuskan rencana asuhan sesuai dengan _ hasil pembahasan. Merencanakan bersama pasien kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakanya (Varney, 2004). Asuhan kebidanan pada kasus dismenorea primer yang dapat diberikan menurut Atikah dan Siti (2009), yaitu: a. Jelaskan pada klien tentang keadaan dan hasil pemeriksaannya b. Pemberian anal gesik dan tokolitik ©. Anjurkan klien untuk berolahraga ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang. 4. Anjurkan klien untuk cukup istirahat Anjurkan klien untuk memperbanyak komsumsi protein dan sayuran hijau £. Anjurkan klien untuk mengompres panas atau dingin pada daerah perut jika terasa nyeri 6. Implementasi Langkah ini merupakan pelaksanaan rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan dalam langkah keV, pemecahan ini bisa dilakukan selurubnya oleh bidan atau sebagian oleh bidan, Klien atau tim Kesehatan lainya. Jika bidan tidak melaksanakan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaan asuhan kebidanan tersebut (Varney, 2004). Pada kasus ini implementasi yang dilakukan menurut Atikah dan Siti (2009) adalah : a. Menjelaskan pada Klien tentang keadaan dan hasil pemeriksaannya b. Memberikan terapi analgesik dan tokolitik c. Menganjurkan klien olahraga ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang 4. Menganjurkan klien untuk cukup istitahat e. Menganjurkan klien untuk memperbanyak konsumsi protein dan sayuran hijau {, Menganjurkan klien untuk mengompres panas atau dingin pada dacrah perut jika terasa nyeri 7. Evaluasi Evaluasi. merupakan langkah terakhir dalam manajemen kebidanan, Evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan Klien pribadi maupun bidan, Tujuan evaluasi adalah untuk mangatahui kemajuan dari hasil tindakan yang dilakukan (Varney, 2004), Hasil yang diharapkan dari asuhan kebidanan gangguan reproduksi dengan dismenorea primer menurut Atikah dan Siti (2009) adalah : a. Keadaan umum klien baik b. Nyeri perut, pusing, mual, muntah maupun diare Karena keluhan dismenorea dapat berkurang dan hilang c. Klien dapat mengatasi sendiri keluhan dismenorea primer dengan berolahraga ringan, istirahat cukup dan amakan makanan tinggi protein dan sayuran hijau d. Pasien merasa nyaman Data Perkembangan Menggunakan SOAP Sistem pendokumentasianasuhan — kebidanan menggunakan SOAP (Varney, 2004) yaitu : S : Data Subyektif Menggambarkan pendokumentasian asuhan kebidanan hasil pengumpulan dari klien melalui anamnesa O: Data Obyektif Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan. A: Assesment / Analisa Menggunakan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data subyektif dalam suatu identifikasi. P: Plan Menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan evaluasi perencana berdasarkan assesment. Landasan Hukum 1. Keputusan Menteri Kesehatan No.369/Menkes/SK/VIV/2007 dalam Kompetensi Bidan yang ke-9 tentang Asuhan pada Wanita atau Ibu Gangguan Reproduksi yang berisi; Melaksanakan asuhan kebidanan kepada wanita atau ibu yang ‘mengalami gangguan sistem reproduksi. a. Pengetahuan dasar 1) Penyuluhan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi, penyakit menular seksual (PMS), HIV/AIDS. 2) Tanda dan gejala infeksi saluran kemih serta penyakit seksual yang lazim terjadi. 3) Tanda, gejala, dan penatalaksanaan kelainan ginekologik, ‘meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur, dan penundaan haid. b. Pengetahuan tambahan 1) Mikroskop dan penggunaannya. 2) Teknik pengambilan dan pengiriman sediaan apusan (pap smear). c. Ketrampilan dasar 1) Mengidentifikasi gangguandan kelainan sistem reproduksi. 2) Melaksanakan pertolongan pertama pada wanita atau ibu yang ‘mengalami gangguan sistemreproduksi. 3) Melaksanakan kolaborasi dan atau rujukan secara cepat dan tepat pada Wanita atau ibu gangguan sistem reproduksi. 4) Memberi pelayanan dan pengobatan sesuai dengan kewenangan pada kelainan ginekologik, meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur, dan penundaan haid. 5) Mendokumentasi temuan dan intervensi yang dilakukan, d. Ketrampilan tambahan 1) Mempersiapkan wanita menjelang klimakterium dan menopouse. 2) Mengobati perdarahan abnormal dan abortus spontan (jika belum sempuma) 3) Melaksanakan kolaborasi dan atau rujukan secara tepat pada ‘wanita atau ibu yang mengalami gangguan reproduksi 4) Memberi pelayanan dan pengobatan sesuai dengan kewenangan pada gangguan sistem reproduksi, meliputi keputihan, perdarahan tidak teratur, dan penundaan haid. 5) Mengguanakan mikroskop untuk pemeriksaan apusan vagina. 6) Mengambil dan memproses pengiriman sediaan apusan vagina. 2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1464/Menkes/PER/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan, Terutama Pasal 9 berisi tentang : Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi : a. Pelayanan kesehatan ibu; ». Pelayanan kesehatan anak; dan ¢. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, D. Juga dalam pasal 12 menyebutkan bahwa bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 9 huruf c, berwenang untuk : a. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana; dan b. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom. (Suryani, 2007) Informed Consent Persetujuan yang diberikan oleh Klien atau keluarga atas dasar informasi dan kejelasan mengenai tindakan medis yang akan dilakukan terhadap Klien tersebut (Saifuddin, 2003).. Persetujuan sepenuhnya yang di berikan oleh Klien / pasien atau walinya kepada bidan untuk melakukan tindakan sesuai kebutuhan (IBI, 2005) ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSIPADA. Nn.T A DENGAN DISMENOREA PRIMER DI POLI KEBIDANAN DAN KANDUNGAN RSUD SERUI A. TINJAUAN KASU Ruang : Poly Obgyn Tanggal : 10 juni 2021 pukul : 10.00 WIT No. RM :712050 I PENGKAJIAN A. IDENTITAS PASIEN 1, Nama :Nn.T. A 2. Umur 2 16.tahun 3. Agama : Kristen protestan 4. Suku, bangsa — : Papua , Indinesia 5. Pendidikan : SMP 6. Pekerjaan :~ 7. Alamat : In, DR.Samratulangi - Serui B. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF) 1. Keluhan utama : Nn. T.A datang ke poli kebidanan dan kandungan RSUD Serui mengeluh perut terasa sakit dari perut bagian bawah, pusing, mual dan ingin muntah sejak tadi malam tanggal 10 Juni 2021 pukul 10.00 wit 2. Riwayat menstruasi a. Menarche :Nn-T. A mengatakan menarche umur 12 tahun, b, Siklus :Nn.T. A mengatakan siklusnya 30 hari. . Lamanya : Nn. A mengatakan lama menstruasinya 6-7 hati 4. Banyaknya :Nn.T A mengatakan 2 kali ganti pembalut per hari. e. Teratur/Tidak Teratur : Nn.T A mengatakan haidnya teratur. f. Tanggal Menstruasi : Nn.T A mengatakan tanggal menstruasinya sebelum periksa 22 juni 2012. . Sifat darah : Nn-T A mengatakan sifat darahnya encer, warna merah dan agak menggumpal h. Dismenorea : Nn.T A mengatakan terasa nyeri dan sakit selama haid, Riwayat Perkawinan Nn-T A mengatakan belum menikah. Riwayat penyakit a, Riwayat penyakit sekarang Na.T A mengatakan saat ini mengalami sakit perut bagian bawah, pusing, mual dan ingin muntah sejak tadi malam, Sifat nyeri, pusing, mual dan ingin muntah kadang-kadang hilang. Saat iniNn.T A juga merasa lemas. b. Riwayat penyakit sistemik 1) Jantung — : Nn.T A mengatakan tidak pernah berdebar- debar pada dada sebelah kiri dan tidak mudah lelah saat beraktivitas ringan, 2) Ginjal = Nn.T A mengatakan tidak pernah nyeri tekan pada pinggang kanan maupun kiri 3) Asma: Nn.T A mengatakan tidak pernah sesak nafas. 4) TBC: Nn.T A mengatakan tidak pernah batuk berkepanjangan dan batuk disertai darah. 5) Hipertensi : NnT. A mengatakan tekanan darahnya tidak pernah lebih dari 140/90 mmHg. 6) DM :Nn.T A mengatakan tidak pernah makan lebih dari 2-3 piring, minum tidak lebih dari 6-7 gelas, dan BAK tidak lebih dari 7-8 kali pada malam hari. 7) Hepatitis. : Nn.T A mengatakan pada mata, kulit dan kuku tidak pernah berwarna kuning, 8) Epilepsi__: Nn.T A mengatakan tidak pernah kejang dan mengeluarkan busa dati mulutnya. 9) DIL in.T A mengatakan tidak pernah mempunyai keluhan lainnya. ¢. Riwayat penyakit keluarga = Nn.T A mengatakan di dalam keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menurun seperti asma, hipertensi, jantung, dll, maupun riwayat penyakit menular seperti hepatitis, TBC, HIV/AIDS, dll.Riwayat operasi: Nn.T A mengatakan tidak pernah dioperasi. 5. Pola kebiasaan sehati-hari a. Nutrisi Sebelum menstruasi : Makan sehari 3 kali, porsi sedang dengan jenis menu nasi, lauk, sayur, buah dan minum 6-7 gelas air putih per hari, kadang- kadang minum susu 1 gelas. Selama menstruasi : Sejak nyeri haid Nn. A tidak nafsu makan, hanya minum dan ngemil saja. b, Eliminasi Sebelum menstruasi: BAB 1 kali per hari bau khas feces, konsistensi lunak, warna kuning, dan BAK 5-6 kali per hari, konsistensi cair, warna kuning, tidak ada bau aseton. Selama menstruasi_ : BAB dan BAK masih sama seperti sebelum menstruasi. cc. Istirahat Sebelum menstruasi : Tidur siang sekitar 1 jam dan tidurmalam, sekitar 8 jam. Selama menstruasi: Tidur tidak nyenyak yang diakibatkan nyeri perut yang dialaminya. 4. Personal hygiene Sebelum menstruasi: Mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, keramas 3 kali per minggu menggunakan shampo, menyikat gigi 3 kali sehari menggunakan pasta gigi, ganti pakaian 2 kali per hari, dan ganti celana dalam 2-3 kali. Selama menstruasi_: Mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, keramas 3 kali per minggu menggunakan shampo, menyikat gigi 3 kali sehari menggunakan pasta gigi, ganti pakaian 2 kali per hari, dan ganti pembalut 2 kali. e. Akti s Sebelum menstruasi: Abtifitasnya sebagai pelajar aktif di sekolah dan bermain. Selama menstruasi_ : hari ini Nn.T A tidak sekolah dan bermain, 6, Data psikologis : a. Pasien Nn. TA mengatakan merasa tidak nyaman dengan nyeri yang dialaminya saat ini yang mengganggu aktifitasnya serta berharap rasa nyerinya bisa segera hilang. b. Keluarga Keluarga Nn.T A merasa cemas dan berharap semoga sakit Nn.T A bisa dengan segera teratasi. C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF) 1. Status generalis, a. Keadaan umum, b. Kesadaran c. TTV 4.7B : Cukup. : Composmentis, T :120/80mmHg, R= 18 D wimenit N ; 82 x/menit, s + 36,7°C, 2 159 em 248 kg 2. Pemeriksaan sistematis a. Kepala 1) Rambut 2) Muka 3) Mata 4) Hidung 5) Telinga 6) Mulut 7) Gigi 8) Gusi b. Leher : Bersih, tidak berketombe dan tidak rontok. : Bersih, pucat, tidak oedema, dan tampak menahan sakit, : Tidak oedema, conjungtiva pucat dan sklera putih, : Bersih, tidak ada secret dan tidak ada benjolan. : Bersih, tidak ada serumen. : Bersih, tidak stomatitis. : Tidakcaries. : Tidak mudah berdarah, 1) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran kalenjar gondok. 2) Tumor : Tidak ada benjolan. 3) Kelenjar limfe _: Tidak ada pembesaran kelenjar limfe. c. Dada dan Axilla 1) Mammae a) Membesar — : Tidak dilakukan pemeriksaan. b) Tumor : Tidak dilakukan pemeriksaan. © Simetris Tidak dilakukan pemeriksaan. 4) Putingsusu : Tidak dilakukan pemeriksaan. ©) Kolostrum — : Tidakdilakukan pemeriksaan 2) Axilla ) Benjolan _ : Tidak dilakukan pemeriksaan. ‘b) Nyeri : Tidak dilakukan pemeriksaan. 4. Abdomen 1) Pembesaran perut : Tidak ada pembesaran. 2) Benjolan/tumor : Tidak terasa benjolan/massa. 3) Nyeritekan _: Adanyeri tekan pada perut bagian bawah dan teraba tegang. 4) Luka bekas operasi : Tidak ada luka bekas operasi. e. Anogenital 1) VulvaVagina —_: Tidak dilakukan pemeriksaan. 2) Inspeculo lak dilakukan pemeriksaan, 3) Pemeriksaan dalam: Tidak dilakukan pemeriksaan. 4) Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan. f. Ekstremitas 1) Varices : Tidak ada varices. 2) Oedema : Tidak ada oedema. 3) Reflek patella: Tidak dilakukan pemeriksaan. 3. Pemeriksaan penunjang a, Pemeriksaan Laboratorium : Tidak dilakukan pemeriksaan. b. Pemeriksaan penunjang lain a. USG : Uterus tidak terlihat ada kelainan. I INTERPRETASI DATA A. Diagnosa Kebidanan Nn.T Aumur 16 tahun menstruasi hari ke-2 dengan dismenore_ m1. Iv. primer. Data dasar 1, Data Subyektit a, Nn.T A mengatakan berumur 16 tahun. b, Nn.T A menggatakan belum menikah. c. Na.T A mengatakan nyeri perut bagian bawah, pusing, mual dan saat ini sedang menstruasi hari ke-2. 4. Na.T A mengatakan nafsu makan berkurang akibat mual dan ingin muntah yang dialaminya e. Nn.T A mengatakan jarang melakukan olahraga. £. NnT A mengatakan merasa cemas akan kesehatannya. Data Obyektif . Keadaan umum :Cukup b.TTV TD :120/0mmHg =N —:82x/menit R 8 wmenit S :36,7C ©. TB 590m 4. BB 8 kg ¢. Muka terlihat pucat dan tampak menahan sakit. £, Mata tidak oedema, conjungtiva pucat dan sklera putih. g. Terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah h, Banyak darah menstruasi sekitar 2 kali ganti pembalut, warna merah kehitaman, encer dan sedikit gumpalan. i. USG : tidak terlihat ada kelainan dalam uterus. Masalah Nn.T A merasa cemas dan tidak nyaman dengan keadaannya saat ini, C. Kebutuhan Penjelasan keadaan Nn.T A saat ini tentang nyeri yang dihadapinya DIAGNOSA POTENSIAL Tidak ada TINDAKAN SEGERA Tidak ada PERENCANAAN Hari/tanggal—: 10 Juni 2021 Pukul : 10.30 WIT 1. Beri penjelasan pada Nn.T A tentang kondisinya. 2. Ajari pada Nn-T A cara untuk mengurangi rasa nyeri pada perutnya. Anjurkan pada Nn.T A untuk istirahat cukup. 4, Anjurkan pada Nn.T A untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi. 5. Beri terapi obat oral untuk mengurangi rasa nyeri dan sakit pada perut. PELAKSANAAN Hari/tanggal — : Kamis, 10 Juni 2021 1. Pukul 10.35 WIT Memberi penjelasan pada Nn.T A bahwa dismenore yang dialaminya merupakan dismenore primer yaitu rasa sakit pada perut bagian bawah yang menyertai menstruasi yang tidak disebabkkan oleh kelainan pada rahim dan dapat menimbulkan gangguan aktifitas sehari- hari. 2. Pukul 10.45 WIT Mengajarkan Nn.T A mengurangi rasa nyeri pada perutnya dengan cara : a. Istirahat di tempat tidur dan mengompres perutnya dengan botol berisi air hangat dan mengganjal kakinya dengan bantal supaya lebih rileks. b. Berolahraga ringan secara teratur seperti jalan kaki sehingga dapat meredakan rasa nyeri. 3. Pukul 11.00 WIT Menganjurkan Nn.T A untuk istirahatcukup. 4, Pukul 11.05 WIT Menganjurkan Nn. A untuk mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran berwarna hijau, 5. Pukul 11.15 WIT Memberi resep obat oral pada Nn. A, yaitu : a Asammefenamat @500mg 2X 1 tablet b. Fe @20mg 1X I tablet ©. CTM @2mg 2X 1 ablet vi. EVALUASI - 10 Juni 2021 Pukul 211.20 WIT Hari/tanggal— : Kamis 1. Nn-T A paham dan mengertitentang kondisinya saat ini. 2. Nn.T A bersedia untuk mengurangi nyeri pada perutnya dengan cara. a. Istirahat di tempat tidur dan perut di kompres dengan botol berisi air hangat. b. Kaki diganjal dengan bantal supayarileks. ¢. Olahraga ringan seeara teratur seperti, jalan kaki sehingga nyeri hilang. Nn-T A bersedia untuk istirahat cukup dan sementara tidak beraktifitas terlalu berat 4, Nn.T A bersedia untuk mengkonsumsi buah-buahan dan sayuran berwarna hijau. 5. Nn. A sudah menerima obat dan bersedia meminumnya sesuai do advis dokter. DATA PERKEMBANGAN KUNJUNGAN RUMAH Hari/Tanggal : Jumat, 11 juni 2021 Pukul : 14.00 WIT Subjektif : 1, Nn-T A mengatakan sudah tidak nyeri lagi 2. Nn-T A mengatakan warna darah menstruasinya merah kecoklatan, bau khas menstruasi 1 pembalut penuh. 3. Nn.T A mengatakan badannya sudah agak segar dan tidak lemas lagi. 4. Nn.T A mengatakan sudah bisa mempraktekkan mengganjal kaki dengan bantal. Objektif : 1, Keadaan umum alk. 2. Kesadaran_: Composmentis. 3.TTV TD :120/0mmHg N — :80 x/menit R — :20.x/menit s 365°C 4, Tidak terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah dan teraba tegang. Asessment : Nn.T A umur 18 tahun menstruasi hari ke-3 dengan post dis: Planning : Hari/tanggal : Jumat, 11 Juni 2021 1, Pukul 14.00 WIT Menganjurkan kembali Nn. A untuk cukup Pukul 14.15 WIT Menganjurkan Nn.T A untuk menjaga ienorea Primer. kebersihan daerah genetalia dan ganti pembalut jika terasa penuh maupun basah. 3. Pukul 14.25 WIT Menganjurkan Nn.T A untuk makan makanan 4 sehat 5 sempurna seperti nasi, sayur, lauk, buah dan susu. Evaluasi : Hari/Tanggal : Jumat, 11 Juni 2021 pukul : 15.00 WIT. 1, NnT A bersedia untuk istirahat cukup. 2. NnTA bersedia untuk menjaga kebersihan terutama daerah genetalia dan bersedia ganti pembalut jika terasa penuh maupun basah. 3. Nn. A bersedia makan makanan 4 sehat 5 sempurna seperti nasi, sayur, lauk, buah, dan susu, 4. Dismenorea Nn.T A sudah teratasi.

You might also like