You are on page 1of 23

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia

Volume 22 Article 5
Number 2 Juli

7-2022

Kontribusi Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap


Kelompok Ketimpangan Pendapatan Daerah
Dyah Makutaning Dewi
Badan Pusat Statistik, dyahfriendly@gmail.com

Yaya Setiadi
Politeknik Statistika STIS, setiadi@stis.ac.id

Mohammad Ikhwanuddin
Badan Pusat Statistik, 16.9278@stis.ac.id

Laila Amalia Fadhilah


Badan Pusat Statistik, 16.9230@stis.ac.id

Follow this and additional works at: https://scholarhub.ui.ac.id/jepi

Part of the Behavioral Economics Commons, and the Income Distribution Commons

Recommended Citation
Dewi, Dyah Makutaning; Setiadi, Yaya; Ikhwanuddin, Mohammad; and Fadhilah, Laila Amalia (2022)
"Kontribusi Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap Kelompok Ketimpangan Pendapatan Daerah,"
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia: Vol. 22: No. 2, Article 5.
DOI: 10.21002/jepi.2022.13
Available at: https://scholarhub.ui.ac.id/jepi/vol22/iss2/5

This Article is brought to you for free and open access by the Faculty of Economics & Business at UI Scholars Hub.
It has been accepted for inclusion in Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia by an authorized editor of UI
Scholars Hub.
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia
Vol. 22 No. 2 Juli 2022: 221–242
p-ISSN 1411-5212; e-ISSN 2406-9280 221

Kontribusi Teknologi Informasi dan Komunikasi terhadap Kelompok


Ketimpangan Pendapatan Daerah
Contribution of Information and Communication Technology to Income
Inequality Groups

Dyah Makutaning Dewia,∗, Yaya Setiadib , Mohammad Ikhwanuddina , & Laila Amalia Fadhilaha
a Badan Pusat Statistik
b Politeknik Statistika STIS

[diterima: 14 September 2020 — disetujui: 17 Februari 2021 — terbit daring: 1 Juli 2022]

Abstract
Inequality is one of the recent problems in Indonesia. Difference in Gini ratio in some provinces in the country is due to
many factors, one of which is ICT. This study is analyze effect of ICT on Gini ratio in high and low inequality area in
2012–2018. Panel data regression is used as the analysis method. Results showed that in areas with high inequality,
percentage of households that own or able to use computers had a positive and significant effect while the percentage of
households accessing internet had a negative and significant effect on Gini ratio and in the areas with low inequality, the
percentage of households accessing internet had a negative and significant effect on Gini ratio.
Keywords: Gini ratio; panel data regression; ICT

Abstrak
Ketimpangan merupakan salah satu masalah yang terjadi di Indonesia. Terjadinya perbedaan kondisi rasio
Gini di beberapa provinsi tidak terlepas dari banyak faktor, salah satunya peran TIK. Tujuan penelitian ini
menganalisis pengaruh TIK terhadap rasio Gini di daerah ketimpangan tinggi dan rendah tahun 2012–2018.
Metode analisis menggunakan regresi data panel. Hasil analisis menunjukkan pada daerah ketimpangan
tinggi persentase rumah tangga yang memiliki atau menguasai komputer berpengaruh positif dan signifikan,
sedangkan persentase rumah tangga yang mengakses internet berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
rasio Gini serta daerah ketimpangan rendah hanya persentase rumah tangga yang mengakses internet
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap rasio Gini.
Kata kunci: rasio Gini; regresi data panel; TIK

Kode Klasifikasi JEL: O1; O2

Pendahuluan mengalami perubahan berarti. Oleh karena itu, pan-


dangan baru muncul bahwa pembangunan harus
Awalnya, pembangunan identik dengan pertum- dipahami sebagai proses multidimensi yang me-
buhan ekonomi. Namun, pandangan tersebut mulai libatkan perubahan besar dalam struktur sosial,
berubah setelah satu dekade pasca-Perang Dunia sikap rakyat, dan lembaga-lembaga nasional, serta
II. Kala itu, banyak negara di dunia yang berhasil percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan
mencapai target pertumbuhan ekonomi yang telah ketidaksetaraan, dan pemberantasan kemiskinan.
ditetapkan. Namun, kesejahteraan rakyat, khusus- Hal inilah yang dapat mengalihkan fokus pemba-
nya rakyat dengan status ekonomi rendah, tidak ngunan yang semula adalah pertumbuhan ekonomi
∗ Alamat menjadi kemiskinan, ketimpangan, pengangguran,
Korespondensi: Jalan Moh. Hatta No. 7, Kuala Pem-
buang, Kabupaten Seruyan, Provinsi Kalimantan Tengah. E-mail: dan masalah sosial lainnya.
dyahfriendly@gmail.com.

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 22 No. 2 Juli 2022, hlm. 221–242
222 Kontribusi Teknologi Informasi dan Komunikasi ...

Ketimpangan merupakan salah satu masalah nilai rasio Gini di Indonesia ini dapat menghambat
yang sering terjadi pada Negara Sedang Berkem- terpenuhinya target pembangunan nasional, seperti
bang (NSB). Negara-negara yang sedang berkem- pada tahun 2015 dan 2016 yang menargetkan rasio
bang, termasuk Indonesia, terus berlomba untuk Gini sebesar 0,4 dan 0,39. Hal ini menunjukkan bah-
mempercepat pertumbuhan ekonominya. Namun, wa pemerataan pembangunan belum sepenuhnya
pertumbuhan ekonomi tersebut belum fokus ter- terwujud.
hadap meratanya distribusi pendapatan. Dampak Ketimpangan yang sangat tinggi dapat menim-
dari pertumbuhan ekonomi belum dirasakan oleh bulkan berbagai masalah sosial lainnya. Penduduk
seluruh rakyat Indonesia, melainkan hanya seba- miskin akan lebih sulit memperoleh kredit untuk
gian masyarakat. Hal ini yang dapat membahaya- memulai usahanya sehingga sulit untuk keluar dari
kan keseimbangan ekonomi nasional karena akan jurang kemiskinan. Akibatnya, penduduk miskin
membuat perbedaan pendapatan pada klaster atau makin tersisihkan, yakni yang miskin akan makin
kelompok-kelompok tertentu. miskin dan yang kaya akan makin kaya. Lebih jauh
Dalam mengatasi ketimpangan pendapatan pen- lagi, ketimpangan dapat menyebabkan terhalang-
duduk, terdapat beberapa upaya yang dilakukan, nya demokratisasi, lebih sedikit investasi dalam
baik di level internasional maupun nasional. Pa- barang-barang publik, dan investasi yang kurang
da level internasional, mengurangi kesenjangan luas dalam modal manusia (pendidikan, keteram-
menjadi tujuan dari Sustainable Development Goals pilan, dan kesehatan).
(SDGs) yang ke-10. Lebih spesifiknya, salah satu Terjadinya perbedaan kondisi rasio Gini di bebe-
tujuan dari tujuan SDGs yang ke-10 adalah pada rapa provinsi pastinya tidak terlepas dari banyak
tahun 2030 secara progresif mencapai dan menjaga faktor, salah satunya adalah peran Teknologi In-
pertumbuhan pendapatan dari 40 persen populasi formasi dan Komunikasi (TIK). Menurut Todaro &
terbawah dengan tingkat di atas rata-rata nasional. Smith (2003), teknologi berperan di dalam pertum-
Gambar 1 menunjukkan pertumbuhan penge- buhan ekonomi suatu wilayah. Oleh karena itu, TIK
luaran yang merupakan proksi dari pendapatan berperan penting di dalam pembangunan suatu
dari seluruh penduduk dan 40 persen kelompok wilayah.
penduduk dengan pengeluaran terendah. Gambar Indeks Pembangunan Teknologi Informasi dan
tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan penge- Komunikasi (IP-TIK) di Indonesia dari tahun 2012
luaran 40 persen kelompok penduduk dengan pe- hingga 2018 terus mengalami peningkatan. Pada
ngeluaran terendah belum konsisten berada di atas tahun 2018, IP-TIK di Indonesia sebesar 5,07 dan
pengeluaran total penduduk. Kondisi ini menjadi tahun 2017 sebesar 4,99. Kemudian, pada tahun
salah satu penyebab naiknya rasio Gini Indonesia 2016 IP-TIK di Indonesia sebesar 4,34, sedangkan
tahun 2013 dan 2015. Sementara itu, upaya yang pada tahun sebelumnya sebesar 3,88.
dilakukan di level nasional tertuang di dalam Renca- Dalam perkataan lain, keberhasilan pembangun-
na Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) an dengan ketidakmerataan hasil pembangunan
2005–2025. Salah satu misi dari pelaksanaan RPJPN memiliki hubungan positif pada tahap awal dan
adalah mewujudkan pemerataan pembangunan pada tahapan selanjutnya memiliki hubungan yang
dan berkeadilan. negatif (Nurmanaf, 2005). Teknologi merupakan hal
Pada tahun 2012 hingga 2018, rasio Gini penting dalam upaya untuk meningkatkan keseja-
Indonesia beberapa kali mengalami kenaikan, yakni hteraan hidup manusia. Pada negara-negara Eropa
pada tahun 2013 dan 2015. Selain itu, naik-turunnya dengan ketimpangan yang cukup tinggi, teknologi
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 22 No. 2 Juli 2022, hlm. 221–242
Dewi, D. M., et al. 223

Gambar 1. Pertumbuhan Pengeluaran Total Penduduk dan Pengeluaran 40 Persen Kelompok Penduduk dengan
Pengeluaran Terendah di Indonesia Tahun 2012–2018
Sumber: BPS Indonesia, diolah

menjadi perhatian negara-negara dalam mengura- pangan pembangunan selain dengan meningkatkan
ngi ketimpangan (Kharlamova et al., 2018). Perkem- kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) (Aprianoor
bangan TIK mengakibatkan sharing economy yang & Muktiali, 2015). Hal ini sejalan dengan pernya-
dapat diperoleh dari berbagai media menjadi lebih taan Fuady (2018) yang menyatakan bahwa tekno-
mudah sehingga memberikan kesempatan yang logi dapat menghadirkan harapan baru terhadap
sama kepada seluruh elemen untuk terlibat aktif kemajuan perekonomian, termasuk dalam menga-
dalam aktivitas ekonomi. Todaro & Smith (2009) tasi ketimpangan ekonomi. Pemanfaatan teknologi
menyatakan bahwa penggunaan teknologi tepat dapat mengakibatkan terciptanya transformasi di
guna serta pembangunan infrastruktur yang me- bidang ekonomi dengan munculnya sektor-sektor
madai merupakan salah satu cara untuk menekan pekerjaan baru (yang mungkin belum terpikirkan
kemiskinan dan mengurangi kesenjangan ekonomi. sebelumnya) serta meningkatnya produktivitas pe-
kerja sehingga diharapkan penyerapan tenaga kerja
TIK menjadikan aktivitas perekonomian seper- dapat bersifat lebih inklusif.
ti produksi dan distribusi barang dan jasa dapat
menjadi lebih efektif dan efisien. Lloyd-Ellis (1999) Gambar 2 menunjukkan bahwa kondisi rasio Gi-
menyatakan bahwa difusi TIK akan meningkat- ni di Indonesia mengalami ketidakmerataan. Pada
kan produktivitas pekerja sehingga dapat mengu- gambar tersebut menunjukkan pula terdapat bebe-
rangi ketimpangan pendapatan. Menurut Nasution rapa provinsi dengan nilai IP-TIK yang tidak ber-
(2016), pemanfaatan TIK merupakan salah satu banding lurus dengan nilai rasio Gini pada provinsi-
solusi yang dapat digunakan untuk menggapai ter- provinsi tersebut. Secara keseluruhan, pada tahun
wujudnya pemerataan pembangunan. TIK harus 2018 sebesar 54,54 persen provinsi dengan nilai IP-
mulai dikombinasikan dengan kearifan lokal suatu TIK yang tidak berbanding lurus, sedangkan sebe-
daerah, khususnya yang masih bersifat tradisional sar 45,46 persen provinsi dengan nilai IP-TIK yang
sehingga dapat mempersempit kesenjangan pemba- berbanding lurus. Provinsi-provinsi yang memiliki
ngunan daerah tersebut dengan daerah lainnya ser- peringkat IP-TIK yang berbanding lurus dengan
ta menghilangkan keterbelakangan sosial lainnya. peringkat rasio Gini misalnya adalah Aceh, DKI
Tidak hanya kearifan lokal, menggencarkan peman- Jakarta, dan Jawa Barat. Kemudian, beberapa pro-
faatan teknologi di daerah dengan pusat industri vinsi yang memiliki peringkat IP-TIK yang tidak
juga dapat menjadi solusi dalam mengatasi ketim- berbanding lurus dengan peringkat rasio Gini yang
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 22 No. 2 Juli 2022, hlm. 221–242
224 Kontribusi Teknologi Informasi dan Komunikasi ...

dimiliki misalnya Sumatra Utara, Sumatra Barat, ketimpangan pendapatan mulai dari 0 (persamaan
dan Papua. sempurna) hingga 1 (ketidaksetaraan sempurna).
Dampak terjadinya ketidakmerataan rasio Gi- Hal ini diukur secara grafis dengan membagi area
ni di Indonesia, maka perlu dilakukan pengelom- antara garis kesetaraan sempurna dan kurva Lorenz
pokkan provinsi berdasarkan tingkat ketimpangan. dengan total area yang terletak di sebelah kanan
Penelitian ini membagi provinsi menjadi kelompok- garis kesetaraan dalam kurva Lorenz. Makin tinggi
kelompok dengan menggunakan analisis kuadran. rasio Gini, makin tinggi ketimpangan distribusi
Adanya provinsi yang memiliki IP-TIK yang berban- pendapatan, sebaliknya makin rendah rasio Gini,
ding lurus maupun tidak berbanding lurus dengan makin merata distribusi pendapatan.
rasio Gini disebabkan adanya indikasi perbedaan Dampak dari ketimpangan yang sangat ekstrim
pengaruh TIK terhadap rasio Gini di masing-masing adalah terhambatnya keberlangsungan demokra-
kelompok provinsi. Oleh karena itu, penelitian ini si dan berkurangnya investasi, baik pada barang
memiliki memiliki dua tujuan. Tujuan pertama yai- publik maupun modal manusia (pendidikan, ke-
tu memberikan gambaran umum kondisi rasio Gini terampilan, dan kesehatan). Hal ini merupakan
di Indonesia pada tahun 2012–2018, sedangkan tuju- salah satu bukti bahwa ketimpangan yang tinggi
an yang kedua adalah menganalisis pengaruh TIK dapat menjadi sebuah ancaman dalam proses pem-
terhadap rasio Gini di Indonesia tahun 2012–2018. bangunan serta menjadi salah satu penentu penting
jangka panjang dari pembangunan komparatif.
Ketimpangan
Indeks Pembangungan Teknologi,
Ketimpangan merupakan salah satu aspek penting
Informasi, dan Komunikasi (IP-TIK)
dalam pembangunan dalam suatu negara. Todaro
& Smith (2015) mendefinisikan ketimpangan pen- IP-TIK merupakan indeks komposit yang menjadi
dapatan sebagai distribusi yang tidak proporsional suatu tolok ukur yang dapat digunakan untuk me-
dari total pendapatan nasional di antara rumah mantau dan membandingkan perkembangan TIK
tangga. Namun, untuk mendapatkan data penda- antarwilayah dan antarwaktu (Badan Pusat Statis-
patan penduduk dengan kualitas yang baik cukup tik [BPS], 2019). Kesebelas indikator dalam indeks
sulit. Menurut Asian Development Bank/ADB (2012), tersebut tergabung kedalam tiga subindeks, yakni
ketimpangan tidak hanya dapat diukur dengan pen- (1) akses dan infrastrutur, (2) penggunaan, dan (3)
dekatan pendapatan, melainkan dapat juga diukur keahlian. Subindeks akses dan infrastruktur meng-
dengan pendekatan pengeluaran. Umumnya, pe- gambarkan kesiapan TIK yang diukur dengan lima
ngukuran ketimpangan dengan kedua pendekatan indikator penyusun subindeks. Subindeks penggu-
tersebut menghasilkan hasil yang berbeda. Dalam naan, menggambarkan intensitas TIK (ICT intensity)
banyak kasus, ketimpangan pendapatan lebih ting- yang diukur dari tiga indikator penyusun subin-
gi dibandingkan dengan ketimpangan pengeluaran. deks. Adapun subindeks keahlian menggambarkan
Di Indonesia, pendekatan yang digunakan adalah kemampuan atau keahlian yang diperlukan dalam
pendekatan pengeluaran mengingat pendapatan TIK yang diukur dengan tiga indikator penyusun
merupakan hal yang cukup sensitif bagi beberapa subindeks. IP-TIK sangat penting sebagai ukuran
kalangan. standar tingkat pembangunan TIK di suatu wilayah
Dalam mengukur ketimpangan dapat digunakan yang dapat dibandingkan antarwaktu dan antar-
beberapa ukuran, salah satunya adalah rasio Gini. wilayah. Selain itu, IP-TIK juga mampu mengukur
Rasio Gini merupakan ukuran numerik agregat dari pertumbuhan pembangunan TIK, kesenjangan di-
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 22 No. 2 Juli 2022, hlm. 221–242
Dewi, D. M., et al. 225

Gambar 2. Peta Sebaran IP-TIK dan Rasio Gini di Indonesia Tahun 2018
Sumber: BPS Indonesia, diolah

gital antarwilayah, dan potensi pembangunan TIK. seluler bila responden tersebut menguasai telepon
Teknologi menjadi salah satu input utama dalam seluler walaupun bukan miliknya.
kegiatan produksi. Melalui penggunaan teknologi Perbandingan antara jumlah rumah tangga yang
yang makin giat diharapkan akan mampu mening- memiliki akses terdapat internet terhadap jumlah
katkan pertumbuhan ekonomi serta ketimpangan rumah tangga secara keseluruhan yang dinyata-
penduduk. kan dalam persentase. Mengakses internet adalah
Pengukuran IP-TIK untuk tahun 2017 dan 2018 waktu yang digunakan seseorang untuk mengakses
mengalami perubahan metodologi. Oleh karena internet sehingga responden dapat memanfaatkan
itu, IP-TIK tidak digunakan sebagai variabel inde- atau menikmati fasilitas internet, seperti: menca-
penden. Sebagai gantinya, digunakanlah beberapa ri literatur/referensi, mencari/mengirim informa-
variabel komponen penyusun IP-TIK sebagai va- si/berita, komunikasi, e-mail/chatting, dan lain-lain.
riabel independen. Variabel-variabel tersebut me- Indikator ini digunakan untuk mengukur tingkat
liputi: (1) persentase rumah tangga yang memili- kemampuan masyarakat terhadap teknologi, teru-
ki/menguasai telepon seluler; (2) persentase rumah tama untuk mengakses komunikasi dan informasi
tangga yang pernah mengakses internet dalam tiga yang dapat bermanfaat dalam mendukung upa-
bulan terakhir; (3) persentase rumah tangga yang ya pembangunan. Makin tinggi persentase rumah
memiliki/menguasai komputer; dan (4) rata-rata tangga yang memiliki akses internet, maka makin
lama sekolah (RLS). banyak rumah tangga yang memanfaatkan tek-
Variabel persentase rumah tangga yang memi- nologi informasi, dalam hal ini akses internet di
liki/menguasai telepon seluler dijelaskan bahwa kehidupan sehari-hari.
telepon seluler mencakup kegiatan penyelenggara- Variabel persentase rumah tangga yang memili-
an jaringan yang melayani telekomunikasi bergerak ki/menguasai komputer dijelaskan dengan perban-
dengan teknologi seluler di permukaan bumi. Kon- dingan antara jumlah rumah tangga yang memiliki
sep yang digunakan adalah konsep penguasaan, dan mampu mengoperasikan komputer internet
artinya responden dikatakan menggunakan telepon terhadap jumlah rumah tangga secara keseluruhan.
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 22 No. 2 Juli 2022, hlm. 221–242
226 Kontribusi Teknologi Informasi dan Komunikasi ...

Sementara variabel RLS didefinisikan sebagai jum- Sementara itu, RLS memiliki pengaruh yang ber-
lah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam kebalikan dengan teknologi. Penelitian yang dila-
menjalani pendidikan formal. RLS dapat digunakan kukan oleh Untari et al. (2019) menunjukkan bah-
untuk mengetahui kualitas pedididikan masyarakat wa makin lama RLS penduduk suatu daerah akan
dalam suatu wilayah. Salah satu upaya pemerin- dapat memperbaiki distribusi pendapatan di Indo-
tah untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia nesia.
adalah dengan menerapkan wajib belajar selama 12
tahun. Penerapan program wajib belajar 12 tahun Pendapatan per Kapita
ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pen-
didikan penduduk dengan status ekonomi yang Pengeluaran per kapita adalah biaya yang dike-
rendah. Modal pendidikan ini diharapkan mampu luarkan untuk konsumsi semua anggota rumah
untuk memperbaiki distribusi pendapatan pendu- tangga selama sebulan dibagi dengan banyaknya
duk. anggota rumah tangga. Data pengeluaran dapat
mengungkap tentang pola konsumsi rumah tangga
Tiga variabel pertama merupakan gambaran dari
secara umum menggunakan indikator proporsi pe-
akses dan penggunaan teknologi, sedangkan RLS
ngeluaran untuk makanan dan nonmakanan. Kom-
yang merupakan variabel pendidikan adalah mo-
posisi pengeluaran rumah tangga dapat dijadikan
dal yang diperlukan untuk menggunakan teknologi.
ukuran untuk menilai tingkat kesejahteraan ekono-
Salah satu penelitian tentang dampak teknologi ter-
mi penduduk. Makin rendah persentase pengelu-
hadap ketimpangan dilakukan oleh Mnif (2016).
aran untuk makanan terhadap total pengeluaran,
Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa penggu-
akan makin membaik tingkat kesejahteraan.
naan teknologi dapat memperparah ketimpangan
Pengaruh dari pendapatan per kapita terhadap
distribusi pendapatan. Menurutnya, fenomena se-
ketimpangan salah satunya dijelaskan oleh Simon
perti ini lebih mungkin terjadi pada NSB.
Kuznets. Menurutnya, ketimpangan distribusi pen-
Hasil tersebut senada dengan penelitian Santos et dapatan akan tinggi pada masa awal pembangunan.
al. (2017) yang mempelajari pengaruh dari dua pu- Todaro & Smith (2015) mengaitkan fenomena ini
luh variabel teknologi terhadap ketimpangan. Hasil dengan Model Lewis yang menyatakan bahwa per-
penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan te- tumbuhan terkonsentrasi pada sektor industri pada
lpon seluler dan internet juga memperparah ketim- awal pembangunan. Upah dan produktivitas dari
pangan distribusi pendapatan. Richmond & Triplett sektor industri cukup tinggi, tetapi tidak banyak
(2017) meneliti bagaimana dampak dari penggu- membuka lapangan pekerjaan. Proses ini akan te-
naan teknologi terhadap ketimpangan. Hasil pe- rus terjadi hingga ketimpangan mencapai titik pun-
nelitiannya menunjukkan bahwa makin banyak caknya. Setelah beberapa saat, ketimpangan akan
pengguna internet dan telepon seluler, maka ketim- mengalami penurunan seiring dengan perkembang-
pangan pendapatan akan makin menurun. Hal ini an sektor non-industri sehingga membentuk kurva
disebabkan oleh persebaran internet dan telepon U terbalik.
seluler yang makin meluas serta kemudahan da- Beberapa penelitian mengenai pengaruh dari pen-
lam penggunaannya oleh seluruh kalangan untuk dapatan terhadap ketimpangan telah dilakukan. Sa-
memperluas dan meningkatkan akses ke sumber lah satunya oleh Kuncoro & Murbarani (2016). Hasil
daya, informasi, dan pasar. Diharapkan, kemudah- dari penelitian ini mendukung Hipotesis Kuznets
an akses tersebut akan meningkatkan pendapatan tentang kurva U terbalik. Temuannya menunjukkan
seluruh kalangan serta mengurangi ketimpangan. bahwa PDRB per kapita merupakan salah satu de-
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 22 No. 2 Juli 2022, hlm. 221–242
Dewi, D. M., et al. 227

terminan dari ketimpangan. Makin tinggi PDRB per penelitian ini merupakan data rasio Gini, persen-
kapita di suatu wilayah, maka rasio Gini wilayah tase rumah tangga yang memiliki atau menguasai
tersebut juga akan makin tinggi. komputer, persentase rumah tangga yang memiliki
atau menguasai telepon seluler, persentase rumah
Analisis Kuadran IP-TIK dan Rasio Gini tangga yang pernah mengakses internet dalam tiga
bulan terakhir, dan PDRB per kapital. Struktur data
Analisis ini bertujuan untuk mengelompokkan yang digunakan adalah data panel 33 provinsi di
provinsi-provinsi berdasarkan scatter plot antara Indonesia dengan periode 2012–2018.
rasio Gini dan IP-TIK. Scatter plot ini bertujuan Variabel dependen pada penelitian ini adalah
kelompok-kelompok provinsi berdasarkan pemba- rasio Gini di daerah yang memiliki ketimpangan
ngunan TIK dan ketimpangan pendapatan yang tinggi dan rendah. Rasio Gini menunjukkan tingkat
diukur dengan rasio Gini (BPS, 2019). ketimpangan pengeluaran penduduk.
Adapun variabel independen pada penelitian ini
adalah persentase rumah tangga yang memiliki
atau menguasai komputer, persentase rumah tang-
ga yang memiliki atau menguasai telepon seluler,
persentase rumah tangga yang mengakses inter-
net, RLS, dan PDRB per kapita. Variabel persentase
rumah tangga yang memiliki atau menguasai kom-
puter menunjukkan persentase rumah tangga yang
memiliki atau menguasai komputer dalam tiga bu-
Gambar 3. Analisis Kuadran IP-TIK dan Rasio Gini lan terakhir. Variabel persentase rumah tangga yang
Sumber: BPS (2019), diolah memiliki atau menguasai telepon seluler merupa-
kan persentase rumah tangga yang memiliki atau
menguasai telepon seluler dalam tiga bulan terakhir.
Pada Gambar 3, kuadran I menunjukkan kelom-
Variabel persentase rumah tangga yang mengak-
pok provinsi dengan pembangunan TIK yang rela-
ses internet merupakan persentase rumah tangga
tif tinggi dan ketimpangan pendapatan juga besar.
yang pernah mengakses internet dalam tiga bulan
Kuadran II menunjukkan kelompok provinsi de-
terakhir. Variabel RLS menunjukkan jumlah tahun
ngan pembangunan TIK yang relatif rendah dan
belajar penduduk usia 15 tahun ke atas yang telah
ketimpangan pendapatan juga besar. Kuadran III
menyelesaikan pendidikan formal (tidak termasuk
menunjukkan kelompok provinsi dengan pemba-
tahun yang mengulang) dengan menggunakan sa-
ngunan TIK yang relatif rendah dan ketimpangan
tuan tahun. Adapun PDRB per kapita merupakan
pendapatan yang relatif merata. Kuadran IV me-
rasio dari PDRB terhadap jumlah penduduk di su-
nunjukkan provinsi dengan TIK yang relatif tinggi
atu wilayah tertentu. Penelitian ini menggunakan
dan ketimpangan pendapatannya relatif merata.
PDRB atas dasar harga konstan 2010 pada setiap
provinsi dengan menggunakan satuan rupiah.
Metode
Metode Analisis
Data yang digunakan pada penelitian ini merupa-
kan data sekunder yang bersumber dari BPS peri- Metode analisis yang digunakan di dalam peneliti-
ode 2012–2018. Data-data yang digunakan dalam an ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 22 No. 2 Juli 2022, hlm. 221–242
228 Kontribusi Teknologi Informasi dan Komunikasi ...

inferensia. Analisis deskriptif memberikan gambar- atau menguasai komputer, persentase rumah tang-
an umum kondisi rasio Gini dan variabel-variabel ga yang memiliki atau menguasai telepon seluler,
lainnya yang digunakan di dalam penelitian ini persentase rumah tangga yang mengakses inter-
dengan menggunakan grafik. Selain itu, digunakan net, rata-rata lama sekolah, dan PDRB per kapita
gambar hasil pengklasifikasian provinsi-provinsi terhadap variabel tidak bebas, yaitu rasio Gini. Da-
berdasarkan analisis kuadran. Sebagaimana yang ta yang digunakan berdasarkan pengelompokkan
telah dijelaskan di bagian pendahuluan, dikarena- analisis kuadran, maka provinsi yang memiliki ke-
kan terdapat beberapa provinsi yang tidak sejalan timpangan tinggi terdiri dari 9 provinsi, sedangkan
teori maka dilakukan pengelompokkan provinsi provinsi yang memiliki ketimpangan rendah terdiri
menjadi dua wilayah yaitu daerah ketimpangan dari 24 provinsi dengan periode 2012–2018. Pengo-
tinggi dan daerah ketimpangan rendah. Berikut lahan analisis inferensia di dalam penelitian ini
ini adalah tahapan-tahapan analisis kuadran yang menggunakan aplikasi R.
digunakan pada penelitian ini yaitu: (1) mempersi- Adapun model provinsi yang memiliki ketim-
apkan data rasio Gini dan IP-TIK masing-masing pangan tinggi dapat dituliskan sebagai berikut:
provinsi di Indonesia; (2) membuat data rasio Gi-
ni menjadi sumbu Y, sedangkan IP-TIK menjadi KTit = α + KOMPit + TSit + INTit + RLSit
sumbu X; (3) provinsi yang memiliki pembangunan + ln PPit + εit (1)
TIK yang relatif tinggi dibandingkan pembangunan
TIK nasional dan rasio Gini yang lebih tinggi diban- Model provinsi yang memiliki ketimpangan ren-
dingkan rasio Gini nasional akan masuk ke dalam dah dapat dituliskan sebagai berikut:
kategori kuadran I. Provinsi dengan pembangunan
TIK yang relatif rendah dibandingkan pembangun- KRit = α + KOMPit + TSit + INTit + RLSit
an TIK nasional dan rasio Gini yang lebih tinggi + ln PPit + εit (2)
dibandingkan rasio Gini nasional akan masuk ke
dengan i adalah 1, 2, 3, . . . , N provinsi di masing-
dalam kategori kuadran II. Provinsi dengan pemba-
masing klasifikasi provinsi; t adalah 1, 2, 3, . . . , T
ngunan TIK yang relatif rendah dibandingkan pem-
periode penelitian (T=7, 2012–2018); KT adalah ra-
bangunan TIK nasional dan rasio Gini yang lebih
sio Gini di provinsi yang memiliki ketimpangan
rendah dibandingkan rasio Gini nasional akan ma-
tinggi; KR adalah rasio Gini di provinsi yang memi-
suk ke dalam kategori kuadran III. Provinsi dengan
liki ketimpangan rendah; α adalah intersep; KOMP
pembangunan TIK yang relatif tinggi dibandingkan
adalah persentase rumah tangga yang memiliki
pembangunan TIK nasional dan rasio Gini yang
atau menguasai komputer; TS adalah persentase
lebih rendah dibandingkan rasio Gini nasional akan
rumah tangga yang memiliki atau menguasai tele-
masuk ke dalam kategori kuadran IV; dan (4) pro-
pon seluler; INT adalah persentase rumah tangga
vinsi yang masuk ke dalam kategori kuadran I dan
yang mengakses internet; RLS adalah rata-rata lama
II merupakan daerah ketimpangan tinggi. Adapun
sekolah; dan PP adalah PDRB per kapita.
provinsi yang masuk ke dalam kategori kuadran III
dan IV merupakan daerah ketimpangan rendah. Berikut ini adalah tahapan-tahapan regresi data
panel yang digunakan di dalam penelitian ini: (1)
Analisis inferensia yang digunakan di dalam pe- menentukan variabel bebas dan tidak bebas. Va-
nelitian ini menggunakan analisis regresi data panel. riabel bebas yang digunakan di dalam penelitian
Analisis inferensia bertujuan untuk mengetahui pe- ini adalah persentase rumah tangga yang memiliki
ngaruh persentase rumah tangga yang memiliki atau menguasai komputer, persentase rumah tang-
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 22 No. 2 Juli 2022, hlm. 221–242
Dewi, D. M., et al. 229

ga yang memiliki atau menguasai telepon seluler, rah penunjang. Melalui keunggulan yang dimiliki
persentase rumah tangga yang mengakses internet, masing-masing daerah sehingga dampak dari per-
rata-rata lama sekolah, PDRB per kapita. Adapun tumbuhan ekonomi dapat dirasakan oleh seluruh
variabel tidak bebas yang digunakan adalah rasio daerah di Jawa Timur. Selain itu, akan ditunjang
Gini; (2) memilih model regresi data panel terbaik. melalui pembangunan infrastruktur, terutama di
Tahapan pemilihan model regresi data panel terbaik daerah selatan Jawa Timur dan Madura. Kedua, me-
dilakukan untuk memilih di antara model Common mfokuskan pemberdayaan di daerah-daerah yang
Effect Model (CEM), Fixed Effect Model (FEM), dan tertinggal. Salah satunya dengan cara menstimulan
Random Effect Model (REM) yang digunakan di da- lahirnya industri kecil menengah di daerah. Hal ini
lam penelitian ini. Penelitian ini menggunakan uji dikarenakan industri kecil dan menengah masih
Chow dan Hausman dalam pemilihan model terba- mengalami kesulitan dalam proses produksi dan
ik. Uji Chow digunakan untuk mengetahui model pemasaran. Ketiga, menetapkan kebijakan afirmasi
terbaik antara CEM dengan FEM, sedangkan uji di daerah-daerah tertinggal, terutama di bidang
Hausman digunakan untuk mengetahui model ter- pendidikan dan kesehatan. Hal ini dikarenakan
baik antara FEM dengan REM; (3) memilih metode bidang pendidikan dan kesehatan merupakan ke-
estimasi. Pada penelitian ini, model terbaik yang butuhan dasar yang harus mudah diakses oleh
terpilih adalah REM sehingga metode estimasi yang seluruh masyarakat (Yusuf, 2017).
digunakan adalah GLS; (4) melakukan uji asumsi
Hal tersebut sejalan dengan peningkatan presen-
klasik; dan (5) melakukan uji keberartian model.
tase rumah tangga yang mengakses internet yang
selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya se-
lama periode 2012 hingga 2018. Berdasarkan data
Hasil dan Analisis
BPS, pada tahun 2018 presentase rumah tangga
yang mengakses internet sebesar 65,01 persen. Ang-
Pada penelitian ini dilakukan pengelompokkan
ka tersebut meningkat dibandingkan angka tahun
provinsi dengan menggunakan analisis kuadran.
sebelumnya yang hanya sebesar 56,36 persen, se-
Pengelompokkan provinsi dibagi menjadi dua ke-
dangkan pada tahun 2016 sebesar 46,11 persen.
lompok, yaitu daerah yang memiliki ketimpang-
Peningkatan pengguna internet pun didukung de-
an tinggi dan daerah yang memiliki ketimpangan
ngan persentase rumah tangga yang memiliki atau
rendah. Gambar 4 menunjukkan sebagian besar
menguasai komputer dan telepon seluler yang cen-
provinsi tidak mengalami perubahan kedudukan
derung meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan
analisis kuadran pada tahun 2012 dan 2018. Hal
data BPS pula, nilai tambah sektor informasi dan ko-
ini dikarenakan kondisi ketimpangan pengeluar-
munikasi di Provinsi Jawa Timur selalu mengalami
an penduduk cenderung konstan. Namun, ditemu-
peningkatan selama periode 2012 hingga 2018.
kan beberapa provinsi yang mengalami perubahan,
misalnya Jawa Timur dan Papua. Adanya perkembangan TIK yang pesat di Pro-
Pada tahun 2012, Provinsi Jawa Timur berada di vinsi Jawa Timur dikarenakan masyarakat telah
kuadran 3, sedangkan pada tahun 2018 berada di memahami pentingnya penggunaan TIK di dalam
kuadran 4. Hal ini dikarenakan Pemerintah Provin- kehidupan sehari-hari. Dalam mendukung Usaha
si Jawa Timur melakukan berbagai upaya untuk Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pemerintah
mengatasi kesenjangan antarmasyarakat. Pertama, berusaha menerapkan industri digital. Hal ini dika-
melakukan pengelompokkan dan keterhubungan renakan UMKM mendominasi kegiatan ekspor di
antara daerah industri dan jasa inti melalui dae- Provinsi Jawa Timur (surabaya.liputan6.com, 2020).
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 22 No. 2 Juli 2022, hlm. 221–242
230 Kontribusi Teknologi Informasi dan Komunikasi ...

Begitu pula yang terjadi pada Provinsi Papua. Pa- Kondisi Rasio Gini di Daerah
da tahun 2012, Provinsi Papua berada di kuadran Ketimpangan Tinggi dan Rendah
2, sedangkan pada tahun 2018 berada di kuadran
3. Hal ini dikarenakan peran sektor pertanian di Kondisi pembangunan wilayah akan berhasil apa-
Provinsi Papua dapat mengurangi ketimpangan bila kesejahteraan tidak hanya dirasakan oleh pen-
pendapatan setelah adanya otonomi khusus. Pem- duduk golongan menengah ke atas saja, tetapi juga
berian otonomi khusus diharapkan dapat meng- dirasakan oleh penduduk yang memiliki pengha-
akomodasi budaya dan adat istiadat, baik dalam silan yang rendah. Rasio Gini merupakan ukuran
pengelolaan dalam hal pemerintahan maupun pro- yang representatif untuk mengetahui ketimpangan
ses pembangunan di provinsi tersebut (Sa’diyah pendapatan yang terjadi di suatu wilayah. Makin
& Irham, 2016). Berdasarkan data BPS, nilai tam- tinggi rasio Gini menunjukkan tingginya ketim-
bah sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan pangan pendapatan yang terjadi di wilayah ter-
periode 2012 hingga 2018 selalu mengalami pening- sebut, begitu pula sebaliknya. Akibat terjadinya
katan. Salah satu pendukung sektor pertanian di perbedaan rata-rata rasio Gini sehingga dilakukan
Provinsi Papua adalah faktor cuaca. Misalnya, pada pengelompokkan provinsi menjadi dua kelompok.
triwulan IV tahun 2016 dampak cuaca La Nina lebih
terkendali sehingga dapat meningkatkan kuantitas Kondisi TIK di Daerah Ketimpangan
dan kualitas panen tanaman bahan pangan. Kemu- Tinggi dan Rendah
dian sepanjang tahun 2016 dampak curah hujan
di atas normal sehingga menguntungkan dari si- IP-TIK disusun oleh tiga subindeks yang terdiri da-
si penanaman komoditas padi. Selain itu, sektor ri subindeks akses dan infrastruktur, penggunaan,
pertambangan diperkirakan masih menjadi bagi- dan keahlian. Kerangka konseptual dari adanya
an yang penting di dalam perekonomian Provinsi pembentukan IP-TIK didasarkan pada tiga tahapan.
Papua. Salah satu faktor utama yang memengaruhi Tahap pertama, yaitu kesiapan TIK, tahapan ini
sektor pertambangan yaitu tingkat produksi yang mencerminkan tingkat infrastruktur yang memiliki
tinggi (Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua, jaringan dan akses TIK. Tahap kedua, yaitu intensi-
2017). tas TIK, tahapan ini mencerminkan tingkat penggu-
naan TIK di dalam kehidupan masyarakat. Tahap
ketiga, yaitu dampak TIK, tahapan ini mencermin-
Namun, kondisi penggunaan TIK di Provinsi kan hasil efisiensi dan efektivitas penggunaan TIK.
Papua masih tergolong rendah. Berdasarkan data Tahap pertama dan kedua merupakan dua kom-
BPS, IP-TIK di Indonesia hanya sebesar 3,30 pada penen utama dari subindeks penyusun IP-TIK, yaitu
tahun 2018, sedangkan pada tahun 2012 sebesar subindeks akses dan infrastruktur serta penggu-
1,91. Angka-angka tersebut masih menunjukkan naan. Dalam memaksimalkan dampak TIK tergan-
bahwa nilai IP-TIK di Provinsi Papua masih berada tung pada subindeks keahlian (BPS, 2019). Berdasar-
di bawah IP-TIK nasional, akan tetapi masih terjadi kan data BPS pada tahun 2012 hingga 2018, ketiga
peningkatan. Dalam mendukung bidang pertanian, subindeks tersebut selalu mengalami peningkat-
pemerintah Provinsi Papua melakukan pengkajian an. Subindeks keahlian menduduki posisi tertinggi
dalam pemanfaatan teknologi di dalam bidang per- dibandingkan subindeks lainnya. Hal ini dikare-
tanian untuk mendukung provinsi tersebut sebagai nakan rata-rata lama sekolah yang menjadi penyu-
lumbung pangan nasional dengan orientasi ekspor sun subindeks tersebut juga cenderung mengalami
(papua.antaranews.com, 2017). peningkatan. Sebaliknya, subindeks penggunaan
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 22 No. 2 Juli 2022, hlm. 221–242
Dewi, D. M., et al. 231

Gambar 4. Hasil Pengelompokkan Provinsi berdasarkan Analisis Kuadran Tahun 2012 dan 2018
Sumber: BPS (2019), diolah

Gambar 5. Perbandingan Rata-Rata Rasio Gini di Daerah Ketimpangan Tinggi dan Rendah
Sumber: BPS (2019), diolah

menduduki posisi terendah. Hal ini dikarenakan di Namun, penggunaan komputer di daerah-daerah
beberapa wilayah masih minim penggunaan TIK. tersebut mengalami kesenjangan.
Pada penelitian ini, subindeks akses dan infra- Begitu pula yang terjadi terhadap persentase ru-
struktur diwakili oleh persentase rumah tangga mah tangga yang memiliki atau menguasai telepon
yang memiliki atau menguasai komputer dan tele- seluler yang cenderung mengalami peningkatan se-
pon seluler. Subindeks penggunaan diwakili oleh tiap tahunnya di daerah ketimpangan tinggi (Gam-
persentase rumah tangga yang mengakses inter- bar 6c) dan rendah (Gambar 6d). Namun, pengguna-
net. Kemudian, subindeks keahlian diwakili oleh an komputer di daerah-daerah tersebut mengalami
rata-rata lama sekolah. kesenjangan. Berdasarkan fakta-fakta tersebut me-
Persentase rumah tangga yang memiliki atau nunjukkan bahwa penggunaan telepon seluler lebih
menguasai komputer yang cenderung mengalami tinggi daripada penggunaan komputer di kalangan
peningkatan setiap tahunnya di daerah ketimpang- masyarakat.
an tinggi (Gambar 6a) dan rendah (Gambar 6b). Subindeks penggunaan diwakili oleh persentase
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 22 No. 2 Juli 2022, hlm. 221–242
232 Kontribusi Teknologi Informasi dan Komunikasi ...

rumah tangga yang mengakses internet. Persentase pangan tinggi adalah REM. Pada model tersebut ju-
rumah tangga yang mengakses internet cenderung ga telah memenuhi asumsi klasik normalitas. Hasil
mengalami peningkatan setiap tahunnya di daerah uji Jarque Berra menunjukkan p-value >0,01 sehing-
ketimpangan tinggi (Gambar 6e) dan rendah (Gam- ga memenuhi asumsi klasik normalitas. Selain itu,
bar 6f). Hal ini dikarenakan internet sangat berperan model tersebut telah memenuhi uji asumsi klasik
di lingkungan masyarakat di berbagai bidang. Na- nonmulinearitas. Hal ini dikarenakan nilai variance
mun, penggunaan akses internet di daerah-daerah inflation factor (VIF) pada masing-masing variabel
tersebut mengalami kesenjangan. Hal ini dikarena- bebas tidak lebih dari angka 10. Demikian pula
kan akses pendukung internet belum menjangkau dalam memperoleh model terbaik untuk daerah
ke seluruh lapisan masyarakat. ketimpangan rendah, dilakukan beberapa tahapan
Subindeks keahlian diwakili oleh rata-rata lama pengujian sebagaimana yang disajikan pada Tabel
sekolah. Rata-rata lama sekolah di sebagian besar 2.
provinsi di daerah ketimpangan tinggi (Gambar 6g) Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bah-
dan rendah (Gambar 6h) mengalami peningkatan wa model terbaik yang terpilih untuk daerah ke-
setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan akses dan timpangan rendah adalah REM. Pada model terse-
infrastruktur pendidikan dalam kondisi yang lebih but juga telah memenuhi asumsi klasik normalitas.
baik dari waktu-waktu sebelumnya. Selain itu, bebe- Hasil uji Jarque Berra menunjukkan p-value >0,01
rapa program pemerintah di daerah masing-masing sehingga memenuhi asumsi klasik normalitas. Sela-
memudahkan masyarakat dalam menempuh pen- in itu, model tersebut telah memenuhi uji asumsi
didikan. klasik nonmultikolinearitas. Hal ini dikarenakan
nilai VIF pada masing-masing variabel bebas tidak
lebih dari angka 10.
Pengaruh TIK terhadap Ketimpangan
Pendapatan di Daerah Ketimpangan
Hasil Estimasi Regresi Data Panel
Tinggi dan Rendah
Adapun hasil estimasi regresi data panel terbaik
Berdasarkan Gambar 6 menunjukkan bahwa per- disajikan pada Tabel 3. Tabel ini merupakan hasil
kembangan TIK di daerah ketimpangan tinggi dan estimasi yang mengacu pada Persamaan (1) dan (2).
rendah diduga dapat mengurangi ketimpangan
pendapatan di kedua daerah tersebut. Analisis infe- Tabel 3 menunjukkan Adj. R-Squared untuk per-
rensia yang digunakan di dalam penelitian ini ber- samaan daerah ketimpangan tinggi menunjukkan
tujuan untuk mengetahui pengaruh TIK terhadap nilai sebesar 16,96 persen dan daerah ketimpangan
ketimpangan pendapatan di daerah ketimpangan rendah sebesar 13,69 persen. Hal ini maksudnya
tinggi dan rendah. adalah persentase rumah tangga yang memiliki
Pada penelitian ini terdapat tiga model regresi atau menguasai komputer, persentase rumah tang-
panel yang digunakan, yaitu CEM, FEM, dan REM. ga yang memiliki atau menguasai telepon seluler,
Dalam memperoleh model terbaik untuk daerah persentase rumah tangga yang mengakses internet,
ketimpangan tinggi, maka dilakukan beberapa ta- rata-rata lama sekolah, dan PDRB per kapita mam-
hapan pengujian sebagaimana yang disajikan pada pu menjelaskan rasio Gini di daerah ketimpangan
Tabel 1. tinggi sebesar 16,96 persen serta mampu menjelas-
Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan bah- kan rasio Gini di daerah ketimpangan rendah sebe-
wa model terbaik yang terpilih untuk daerah ketim- sar 13,69 persen dan sisanya dijelaskan oleh variabel
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 22 No. 2 Juli 2022, hlm. 221–242
Dewi, D. M., et al. 233

Gambar 6a dan 6b. Perkembangan Variabel-Variabel TIK di Daerah Ketimpangan Tinggi dan Rendah
(Persentase rumah tangga yang memiliki atau menguasai komputer)
Sumber: BPS (2019), diolah

Gambar 6c dan 6d. Perkembangan Variabel-Variabel TIK di Daerah Ketimpangan Tinggi dan Rendah
(Persentase rumah tangga yang memiliki atau menguasai telepon seluler)
Sumber: BPS (2019), diolah

Gambar 6e dan 6f. Perkembangan Variabel-Variabel TIK di Daerah Ketimpangan Tinggi dan Rendah
(Persentase rumah tangga yang mengakses internet)
Sumber: BPS (2019), diolah

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 22 No. 2 Juli 2022, hlm. 221–242
234 Kontribusi Teknologi Informasi dan Komunikasi ...

Gambar 6g dan 6h. Perkembangan Variabel-Variabel TIK di Daerah Ketimpangan Tinggi dan Rendah
(Rata-rata lama sekolah)
Sumber: BPS (2019), diolah

Tabel 1. Tahapan Pengujian Regresi Data Panel di Daerah Ketimpangan Tinggi

Diagnosis Hipotesis nol Hasil Kesimpulan


Uji Chow CEM lebih baik daripada FEM p-value = 0,0002255 FEM lebih baik daripada CEM
Uji Hausman REM lebih baik daripada FEM p-value = 0,01333 REM lebih baik daripada FEM
Model terbaik yang terpilih adalah REM

lain yang tidak terdapat dalam variabel penelitian. hal sehingga belum terjangkau di seluruh lapisan
Hubungan ini dapat dibentuk dengan persamaan masyarakat.
berikut: TIK, terutama komputer telah banyak digunakan
1. Model daerah ketimpangan tinggi di berbagai bidang. Namun, penggunaan kompu-
x
KTit = 0, 4961 + 0, 0020KOMP∗it − 0, 0002TSit
ter masih belum merata sehingga menimbulkan
kesenjangan digital, terutama di antara wilayah
−0, 0070INTit∗ + 0, 0015RLSit
perkotaan dengan pedesaan. Akibatnya, terjadi ke-
−0, 0085 ln PPit (3) timpangan yang tinggi antara pembangunan di
perkotaan dan pedesaan (Nasution, 2016). Selain
2. Model daerah ketimpangan rendah
itu, penggunaan komputer mengubah berbagai as-
KxR it = 0, 3451 + 0, 0005KOMPit + 0, 0005TSit pek kehidupan sehingga masyarakat kelas bawah
merasa tertinggal dengan adanya perkembangan
−0, 0005INTit∗ − 0, 0113RLSit
teknologi (Setiawan, 2018). Provinsi DKI Jakarta
−0, 0062 ln PPit (4)
dan D.I. Yogyakarta merupakan contoh provinsi
Apabila dilihat secara parsial, persentase rumah yang dikelompokkan di daerah ketimpangan tinggi.
tangga yang memiliki atau menguasai komputer Provinsi tersebut memiliki persentase rumah tang-
berpengaruh positif dan signifikan terhadap rasio ga yang memiliki atau menguasai komputer yang
Gini di daerah ketimpangan tinggi. Apabila terja- cukup besar dan tidak merata sehingga dimung-
di peningkatan 1 persen persentase rumah tangga kinkan menjadi salah satu penyebab terjadinya
yang memiliki atau menguasai komputer, maka ketimpangan pendapatan.
akan meningkatkan rasio Gini sebesar 0,002 persen. Ketimpangan terhadap penggunaan komputer
Hal ini dikarenakan komputer merupakan salah tidak hanya terjadi di kalangan orang dewasa.
satu perangkat teknologi yang masih terbilang ma- Namun, ketimpangan teknologi, salah satunya
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 22 No. 2 Juli 2022, hlm. 221–242
Dewi, D. M., et al. 235

Tabel 2. Tahapan Pengujian Regresi Data Panel di Daerah Ketimpangan Rendah

Diagnosis Hipotesis nol Hasil Kesimpulan


Uji Chow CEM lebih baik daripada FEM p-value <2,2e-16 FEM lebih baik daripada CEM
Uji Hausman REM lebih baik daripada FEM p-value = 0,9384 REM lebih baik daripada FEM
Model terbaik yang terpilih adalah REM

Tabel 3. Hasil Estimasi Regresi Data Panel

Daerah Ketimpangan Tinggi Daerah Ketimpangan Rendah


Variabel bebas
Koefisien Prob. Koefisien Prob.
(Intersep) 0,4961 2,2e-16* 0,3451 0,0006*
KOMP 0,002 0,0009* 0,0005 0,5994
TS -0,0002 0,4504 0,0005 0,3738
INT -0,0007 0,0014* -0,0005 0,0013*
RLS 0,0015 0,7054 -0,0113 0,0862
lnPP -0,0085 0,087 0,0062 0,573
R-squared 0,2366 0,1628
Adj. R-squared 0,1696 0,1369
Prob. Uji Wald 0,0033 7,49E-06

penggunaan komputer, juga terjadi di lingkungan persen persentase rumah tangga yang mengakses
anak-anak. Kementerian Pemberdayaan Perempu- internet, maka akan menurunkan rasio Gini sebesar
an dan Perlindungan Anak dengan BPS (KPPPA 0,0007 persen untuk daerah ketimpangan tinggi
& BPS, 2019) menyatakan bahwa ketimpangan dan 0,0005 persen untuk daerah ketimpangan ren-
kesempatan penggunaan akses personal computer dah. Hal ini dikarenakan persentase rumah tangga
(PC)/laptop/komputer lebih besar daripada akses yang mengakses internet makin meningkat yang
internet. Hal ini dikarenakan pada tahun 2018, se- memudahkan masyarakat dalam memenuhi ke-
kitar 18 persen kesempatan atas penggunaan ak- butuhannya sehingga proses pembangunan suatu
ses PC/laptop/komputer telah dialokasikan dengan wilayah menjadi lebih baik. Adapun menurut Noh
prinsip kesetaraan, sedangkan sekitar 29 persen & Yoo (2008), dampak positif dari internet terha-
kesempatan terhadap akses internet telah dialoka- dap pertumbuhan ekonomi akan diperkuat oleh
sikan dengan prinsip kesetaraan. Apabila ditelaah redistribusi pendapatan.
lebih lanjut, nilai indeks ketimpangan kesempatan
Bagi anak-anak, internet digunakan untuk mem-
akses/penggunaan PC/laptop/komputer untuk anak
bantu pendidikan, meningkatkan pengetahuan, ser-
usia 5–17 tahun sebesar 28,35 persen pada tahun
ta memperluas kesempatan dan keberdayaan da-
2016 dan nilainya menurun menjadi 22,33 persen
lam meraih kualitas kehidupan yang lebih baik.
pada tahun 2018. Hal ini menandakan bahwa makin
Oleh karena itu, peran TIK sangat penting di dalam
baiknya pemerataan akses PC/laptop/komputer.
kehidupan anak-anak pula (Kementerian Pember-
dayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan
Berbeda halnya dengan persentase rumah tang-
Badan Pusat Statistik [KPPPA & BPS], 2019). Selain
ga yang memiliki atau menguasai telepon seluler,
itu, internet lebih mudah dijangkau oleh masya-
variabel tersebut tidak berpengaruh signifikan ter-
rakat dibandingkan penggunaan komputer. Saat
hadap rasio Gini di daerah ketimpangan tinggi dan
ini dalam mengakses internet tidak hanya menggu-
rendah. Namun, persentase rumah tangga yang
nakan komputer, tetapi juga dapat menggunakan
mengakses internet berpengaruh negatif dan signi-
media yang lain, seperti telepon seluler.
fikan terhadap rasio Gini di daerah ketimpangan
tinggi dan rendah. Apabila terjadi peningkatan 1 Pada tahun 2018, berdasarkan hasil survei Aso-
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 22 No. 2 Juli 2022, hlm. 221–242
236 Kontribusi Teknologi Informasi dan Komunikasi ...

siasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dalam waktu yang sama, akan tetapi belum tentu
menjelaskan sebanyak 93 persen responden meng- mereka memiliki kemampuan yang sama. Hal ini
akses internet melalui handphone setiap hari, se- dikarenakan fasilitas pendidikan di perkotaan jauh
dangkan sebanyak 68,9 persen responden dalam lebih baik daripada perdesaan dan di perkotaan
mengakses internet tidak menggunakan komputer juga didukung dengan pengajar yang lebih teram-
(KPPPA & BPS, 2019). pil. Selain itu, nilai yang didapatkan oleh peserta
Meskipun pembangunan akses internet belum didik dari golongan masyarakat miskin sering kali
merata, saat ini pemerintah telah menggalakkan lebih kecil daripada peserta didik dari golongan
pembangunan proyek Palapa Ring. Proyek tersebut masyarakat kaya. Meskipun kesenjangan dalam
adalah salah satu upaya pemerintah dalam menye- akses pendidikan dasar dan kesehatan berkurang,
diakan layanan jaringan serat optik bagi sistem ketimpangan akan masih meningkat apabila keada-
telekomunikasi sehingga dapat menghubungkan an saat lahir masih memerankan peran signifikan
seluruh kota atau kabupaten di Indonesia. Selain (Bank Dunia, 2016).
itu, dibutuhkan pula distribusi listrik yang merata Berkaitan dengan PDRB per kapita diketahui
dalam mengakses internet. bahwa tidak selamanya peningkatan upah pekerja
Rasio elektrifikasi menunjukkan jumlah rumah terampil menjadi masalah. Hal ini dikarenakan ke-
tangga yang telah memiliki listrik dibandingkan butuhan yang lebih tinggi terhadap keterampilan
dengan jumlah rumah tangga di Indonesia. Pada ta- merupakan indikator yang positif di dalam sebuah
hun 2017, rasio elektrifikasi di Indonesia mencapai ekonomi negara. Namun, akibat adanya pening-
95,35 persen, sedangkan tahun sebelumnya sebesar katan tersebut berpotensi menjadi masalah apabila
91,16 persen (Tim Komunikasi Kementerian ESDM, tidak semua orang memiliki kesempatan yang sa-
2018). Kemudian, peningkatan rasio elektrifikasi ju- ma dalam mengembangkan keterampilan tersebut
ga mampu menurunkan ketimpangan pendapatan (Bank Dunia, 2016). Selain itu, adanya rumah tangga
antarkabupaten atau kota di Indonesia (Wiguna & yang memperoleh penghasilan yang tidak berasal
Panennungi, 2019). dari upah kerja saja, misalnya memiliki modal se-
Dalam penelitian ini, rata-rata lama sekolah dan perti memiliki aset keuangan dan properti. Hal
PDRB per kapita tidak berpengaruh signifikan ter- tersebut dapat mendorong terjadinya ketimpangan
hadap rasio Gini di daerah ketimpangan tinggi (Bank Dunia, 2016).
maupun daerah ketimpangan rendah. Berkaitan de- Apabila ditelaah lebih lanjut, berdasarkan hasil
ngan rata-rata lama sekolah diketahui bahwa tidak efek individu yang disajikan pada Lampiran 1 me-
selamanya masyarakat yang menempuh pendidik- nujukkan bahwa Provinsi Gorontalo merupakan
an tinggi dapat memperoleh pekerjaan yang layak. daerah yang memiliki rasio Gini tertinggi apabila
Hal ini dikarenakan sebagian dari masyarakat terse- semua variabel bebas di dalam persamaan diang-
but tidak memiliki keterampilan yang diperlukan gap konstan (ceteris paribus) dibandingkan semua
perusahaan. Akibatnya, mereka bekerja seadanya provinsi di daerah ketimpangan tinggi. Pada ta-
dengan upah yang tidak sesuai dengan pendidikan hun 2018, menurunnya jumlah penduduk miskin
yang pernah ditempuh. di Provinsi Gorontalo tidak terlepas dari masih dite-
Selain itu, kondisi pendidikan di daerah perko- mukan masalah ketimpangan pendapatan. Namun,
taan dan pedesaan yang juga berbeda mendukung rasio Gini di provinsi tersebut mengalami penurun-
terjadinya ketidakmerataan kualitas pendidikan. an. Berdasarkan data BPS, pada September 2017
Meskipun peserta didik menempuh pendidikan rasio Gini sebesar 0,41, sedangkan pada Maret 2018
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 22 No. 2 Juli 2022, hlm. 221–242
Dewi, D. M., et al. 237

sebesar 0,40. Pada Maret 2018, sebesar 20 persen teraan masyarakat di provinsi tersebut cenderung
penduduk yang berpendapatan tertinggi memiliki membaik dan diiringi pula dengan jumlah pendu-
porsi pendapatan sebesar 44,88 persen terhadap duk miskin yang mengalami penurunan. Dalam
total pendapatan. Kemudian, sebesar 40 persen melaksanakan kebijakan, Provinsi Papua memili-
penduduk dengan pendapatan menengah memiliki ki skema pendanaan khusus yang disebut dengan
porsi pendapatan sebesar 38,83 persen, sedangkan dana Otonomi Khusus (Otsus). Dana tersebut di-
sebesar 40 persen penduduk dengan pendapatan pergunakan untuk mendorong proses pembangun-
rendah memiliki porsi pendapatan sebesar 16,30 an dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
persen. Hal ini menunjukkan distribusi pendapatan Kebijakan-kebijakan harus dilakukan secara ter-
di Provinsi Gorontalo didominasi oleh penduduk program agar dana tersebut dapat dipergunakan
yang memiliki pendapatan tinggi (Perwakilan Bank dengan sebaik-baiknya.
Indonesia Provinsi Gorontalo, 2018).
Saat ini beberapa program telah terlaksana, tetapi
Ketimpangan pendapatan yang terjadi di Pro- belum mampu berjalan secara efektif. Oleh kare-
vinsi Gorontalo di antaranya disebabkan kondisi na itu, diperlukan beberapa kebijakan di antara-
ketenagakerjaan. Berdasarkan hasil Survei Bank nya strategi kebijakan pro poor growth yang inklusif
Indonesia pada Triwulan III tahun 2018 menun- yang diterapkan di bidang infrastruktur dan per-
jukkan keadaan ketersediaan lapangan kerja belum tanian serta pengembangan modal manusia dan
optimal. Hal ini dikarenakan masih rendahnya ki- akses teknologi. Adapun syarat penyusunan kebi-
nerja dari lapangan usaha pertanian akibat cuaca jakan tersebut yaitu bersifat padat karya; memfokus-
dan sistem irigasi. Selain itu, kondisi perekonomian kan wilayah dan sektor pekerjaan dengan jumlah
di Provinsi Gorontalo lebih ditopang oleh sektor in- penduduk miskin yang paling banyak; mencip-
formal. Akibatnya, ketersediaan lapangan kerja ter- takan pekerjaan dan meningkatkan pendapatan
sebut dapat diperuntukkan oleh masyarakat yang bagi masyarakat miskin secara berkelanjutan; serta
berpendidikan rendah dan cenderung menerima mengurangi ketimpangan pendapatan (Kedeputian
pekerjaan jenis apapun (Perwakilan Bank Indonesia Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Ke-
Provinsi Gorontalo, 2018). Kemudian, tata kelola menterian PPN/Bappenas, 2018). Adanya kebijakan
keuangan dan realisasi belanja pemerintah yang be- tersebut diharapkan dapat mengurangi terjadinya
lum optimal juga mengakibatkan terjadinya ketim- ketimpangan pendapatan.
pangan pendapatan di Provinsi Gorontalo. Alasan
Lain halnya dengan kondisi daerah ketimpangan
ini sangat diperlukan untuk membangun maupun
rendah. Berdasarkan Lampiran 2, Provinsi Ban-
memperbaiki infrasturktur yang dapat dijadikan
ten merupakan daerah yang memiliki rasio Gini
penunjang perekonomian di provinsi tersebut.
tertinggi apabila semua variabel bebas di dalam
Sementara itu, Provinsi Papua merupakan daerah persamaan dianggap konstan (ceteris paribus) diban-
yang memiliki rasio Gini terendah apabila semua dingkan semua provinsi di daerah ketimpangan
variabel bebas di dalam persamaan dianggap kon- rendah. Terdapat dua jenis ketimpangan yang terja-
stan (ceteris paribus) dibandingkan semua provinsi di di Provinsi Banten, yaitu ketimpangan pemba-
di daerah ketimpangan tinggi. Berdasarkan data ngunan antarwilayah dan ketimpangan pendapat-
BPS, pada Maret 2018 rasio Gini di Provinsi Papua an antarpenduduk. Ketimpangan pembangunan
sebesar 0,384. Angka tersebut mengalami penurun- antarwilayah terjadi dikarenakan adanya perbeda-
an dari yang sebelumnya sebesar 0,397 pada Maret an potensi alam dan letak geografis. Wilayah yang
2017. Hal ini menunjukkan secara umum kesejah- terletak di bagian utara Provinsi Banten, seperti
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 22 No. 2 Juli 2022, hlm. 221–242
238 Kontribusi Teknologi Informasi dan Komunikasi ...

Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota ketimpangan pendapatan dilakukan dengan cara
Tangerang Selatan merupakan wilayah hinterland meningkatkan dan mengembangkan konektivitas
bagi Provinsi DKI Jakarta (BPS Provinsi Banten, desa dan kota. Tingginya pekerja di sektor informal
2019) karena dilengkapi oleh berbagai infrastruk- dengan pendapatan yang rendah menjadi salah sa-
tur, penggunaan teknologi modern, serta didukung tu penyebab terjadinya ketimpangan pendapatan
oleh investor. di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Namun,
Berbeda kondisi dengan wilayah yang terletak di membaiknya kinerja di dalam sektor pertanian dan
bagian selatan Provinsi Banten, seperti Kabupaten tumbuh pesatnya sektor jasa memberikan kontri-
Pandeglang dan Kabupaten Lebak. Kedua wilayah busi di dalam pendapatan masyarakat (Pemerintah
tersebut merupakan daerah yang tertinggal karena Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, 2016).
kondisi infrastruktur yang minim sehingga investor Selain itu, Pemerintah Provinsi Kepulauan
tidak tertarik dengan daerah-daerah tersebut. Se- Bangka Belitung menerapkan program pengem-
lain itu, adanya Peraturan Daerah Provinsi Banten bangan konektivitas dan infrastruktur dengan me-
Nomor 2 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang manfaatkan peran teknologi. Pemerintah berupaya
Wilayah Provinsi Banten Tahun 2010–2030 membu- menerapkan sistem digitalisasi di berbagai sektor.
at wilayah selatan Provinsi Banten hanya dijadikan Selain itu, adanya peran teknologi, dapat mempro-
daerah konservasi alam serta pengembangan perta- mosikan destinasi wisata, produk-produk unggul-
nian dan pariwisata (BPS Provinsi Banten, 2019). an, dan keunggulan sumber daya alam di provinsi
tersebut (Saputra, 2017).
Ketimpangan pendapatan antarpenduduk terjadi
dikarenakan perbedaan sumber daya yang dimiliki Berkaitan dengan model yang digunakan, model
masyarakat. Ketimpangan ini dapat diukur dengan pada daerah ketimpangan tinggi lebih baik diban-
menggunakan rasio Gini. Pada tahun 2012 hing- dingkan model pada daerah ketimpangan rendah.
ga 2018, rasio Gini di Provinsi Banten mengalami Hal ini disebabkan variabel-variabel bebas yang
flukuatif. Namun, terjadinya penurunan rasio Gi- digunakan pada model daerah ketimpangan tinggi
ni menandakan masyarakat kelas menengah dan lebih mampu menjelaskan rasio Gini sebesar 16,96
bawah mendapatkan peningkatan porsi dari pen- persen dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain
dapatan total. yang tidak terlibat di dalam penelitian ini, sedang-
kan variabel-variabel bebas yang digunakan pada
Sementara itu, Provinsi Kepulauan Bangka
model daerah ketimpangan rendah hanya mampu
Belitung merupakan daerah yang memiliki rasio Gi-
menjelaskan rasio Gini sebesar 13,69 persen dan
ni terendah apabila semua variabel bebas di dalam
sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
persamaan dianggap konstan (ceteris paribus) diban-
terlibat di dalam penelitian ini.
dingkan semua provinsi di daerah ketimpangan
rendah. Berdasarkan data BPS, rasio Gini Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung selama periode 2012
Simpulan
hingga 2018 relatif rendah dibandingkan provinsi-
provinsi lainnya. Pada tahun Maret tahun 2018, ra- Adanya provinsi yang memiliki IP-TIK yang berban-
sio Gini di provinsi tersebut sebesar 0,281, sedang- ding lurus maupun tidak berbanding lurus dengan
kan tahun sebelumnya sebesar 0,282. Angka-angka rasio Gini disebabkan adanya indikasi perbeda-
tersebut menunjukkan pendapatan masyarakat di an pengaruh TIK terhadap rasio Gini di masing-
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung relatif merata. masing kelompok provinsi. Berdasarkan analisis
Pada tahun 2016 dan 2017, upaya mengurangi dan pembahasan, dapat disimpulkan sebagai beri-
Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 22 No. 2 Juli 2022, hlm. 221–242
Dewi, D. M., et al. 239

kut. Pertama, pada tahun 2012 hingga tahun 2018, Kedua, pemerintah hendaknya memprioritaskan
kondisi rasio Gini di daerah ketimpangan tinggi pemanfaatan internet di dalam kehidupan masyara-
maupun rendah cenderung mengalami penurunan. kat, baik di daerah ketimpagan tinggi maupun ren-
Sebaliknya, variabel-variabel TIK seperti persenta- dah. Pemerintah dapat melakukan pelatihan atau
se rumah tangga yang memiliki atau menguasai program mengenai pembelajaran digital. Misalnya,
komputer, persentase rumah tangga yang memiliki memanfaatkan internet untuk kegiatan UMKM.
atau menguasai telepon seluler, persentase rumah Hal ini dikarenakan UMKM memiliki peran pen-
tangga yang mengakses internet, dan rata-rata lama ting di dalam suatu perekonomian wilayah. Selain
sekolah cenderung mengalami peningkatan setiap itu, adanya internet mempermudah masyarakat
tahunnya. melakukan transaksi tanpa bertatapan langsung
Kedua, pada daerah ketimpangan tinggi persen- sehingga mempermudah dan mempercepat proses
tase rumah tangga yang memiliki atau menguasai pembelian maupun penjualan. Kegiatan UMKM ti-
komputer berpengaruh positif dan signifikan, se- dak harus dilakukan oleh anak muda saja. Namun,
dangkan persentase rumah tangga yang mengakses ibu rumah tangga juga dapat terlibat di dalam ke-
internet berpengaruh negatif dan signifikan terha- giatan UMKM. Tersedianya aplikasi belanja online
dap rasio Gini dengan tingkat signifikansi α = 1 juga menguntungkan pihak UMKM. Hal ini dikare-
persen. Ketiga, pada daerah ketimpangan rendah nakan pembeli tidak hanya berasal dari daerah yang
hanya persentase rumah tangga yang mengakses in- sama namun dapat dari luar daerah bahkan luar
ternet berpengaruh negatif dan signifikan terhadap negeri. Selain itu, pihak UMKM dapat mempromo-
rasio Gini dengan tingkat signifikansi α = 1 persen. sikan produknya melalui media sosial. Oleh karena
Oleh karena itu, hasil penelitian ini menunjukkan itu untuk mendukung UMKM go digital, pemerin-
bahwa TIK dapat berkontribusi dalam mengurangi tah harus menyediakan infrastruktur penunjang
ketimpangan di masing-masing kelompok ketim- konektivitas internet, pelatihan-pelatihan, pendam-
pangan pendapatan daerah. pingan, serta menyediakan sarana konsultasi untuk
pihak UMKM.
Ketiga, pada penelitian selanjutnya disarankan
Saran untuk menambahkan variabel-variabel bebas yang
memengaruhi ketimpangan pendapatan, baik di
Berdasarkan latar belakang dan hasil pembahasan, daerah ketimpangan tinggi maupun rendah. Hal ini
maka penulis mengajukan beberapa saran. Pertama, dikarenakan variabel-variabel bebas yang diguna-
pemerintah pusat hendaknya bekerja sama dengan kan di dalam penelitian ini belum cukup menggam-
pemerintah daerah dalam mengatasi ketimpangan barkan karakteristik rasio Gini di masing-masih
pendapatan, khususnya di Provinsi Gorontalo dan daerah tersebut.
Banten dengan melibatkan faktor-faktor yang da-
pat mengatasi ketimpangan pendapatan. Apabila
telah mengadakan program-program sebelumnya, Daftar Pustaka
maka sebaiknya dilakukan evaluasi mengenai pe- [1] Aprianoor, P., & Muktiali, M. (2015). Kajian ketimpangan
laksanaan dari program-program tersebut. Apakah wilayah di Provinsi Jawa Barat. Teknik PWK (Perencanaan
program tersebut telah berhasil mengurangi ke- Wilayah Kota), 4(4), 484-498.
[2] ADB. (2012). Asian development outlook 2012: confronting
timpangan pendapatan? Apakah program tersebut
rising inequality in Asia. Asian Development Bank. Diakses
telah berjalan secara efektif dan efisien, dan seba- 12 September 2020 dari https://hdl.handle.net/11540/108.
gainya? [3] Badriah, L. S. (2019). Ketimpangan distribusi pendapatan

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 22 No. 2 Juli 2022, hlm. 221–242
240 Kontribusi Teknologi Informasi dan Komunikasi ...

kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan [16] Nurmanaf, A. R. (2005). Peningkatan pendapatan masyara-
serta faktor–faktor yang mempengaruhinya. Sustainable kat pedesaan dalam hubungannya dengan distribusi antar
Competitive Advantage (SCA), 9(1), 232-248. rumah tangga. SOCA: Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 5(3).
[4] Bank Dunia. (2016). Ketimpangan yang semakin lebar. [17] papua.antaranews.com. (2017, 13 November).
Diakses 2 Januari 2020 dari https://thedocs.worldbank. Pemprov Papua kaji pemanfaatan teknologi bi-
org/en/doc/986461460705141518-0070022016/original/ dang pertanian. Diakses 27 Agustus 2020 da-
IndonesiasRisingDivideBahasaIndonesia.pdf. ri https://papua.antaranews.com/berita/464098/
[5] BPS. (2019). Indeks pembangunan teknologi informasi, dan pemprov-papua-kaji-pemanfaatan-teknologi-bidang-
komunikasi. Badan Pusat Statistik. pertanian.
[6] BPS Provinsi Banten. (2019). Analisis sosial ekonomi Provinsi [18] Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Banten 2018. Badan Pusat Statistik Provinsi Banten. (2016). Kebijakan umum anggaran pendapatan dan be-
[7] Fuady, A. H. (2018). Teknologi digital dan ketimpangan lanja daerah tahun 2016. Badan Perencanaan Pemba-
ekonomi di Indonesia. Jurnal Masyarakat Indonesia, 44(1), ngunan Daerah. Diakses 5 Januari 2020 dari https:
75-88. doi: https://doi.org/10.14203/jmi.v44i1.803. //bappeda.babelprov.go.id/sites/default/files/dokumen/
[8] Kedeputian Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan perencanaan/%5BKUA%20Tahun%202016%5D.pdf.
Kementerian PPN/Bappenas. (2018). Analisis wilayah [19] Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo. (2018).
dengan kemiskinan tinggi. Diakses 8 Januari 2020 da- Kajian ekonomi dan keuangan regional Provinsi Gorontalo
ri https://perpustakaan.bappenas.go.id/e-library/file_ November 2018. Kantor Perwakilan Bank Indonesia
upload/koleksi/migrasi-data-publikasi/file/Unit_Kerja/ Provinsi Gorontalo. Diakses 7 Januari 2020 da-
Deputi_Bidang_Kependudukan_dan_Ketenagakerjaan/ ri https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/lpp/Pages/
Direktorat-Penanggulangan-Kemiskinan-dan- Kajian-Ekonomi-dan-Keuangan-Regional-Provinsi-
Pemberdayaan-Masyarakat/Analisis%20Wilayah% Gorontalo-November-2018.aspx.
20dengan%20Kemiskinan%20Tinggi.pdf. [20] Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua. (2017).
[9] Kharlamova, G., Stavytskyy, A., & Zarotiadis, G. (2018). The Kajian ekonomi dan keuangan regional Provinsi Papua
impact of technological changes on income inequality: the Februari 2017. Kantor Perwakilan Bank Indonesia
EU states case study. Journal of International Studies, 11(2), Provinsi Papua. Diakses 7 Januari 2020 dari
76-94. doi: 10.14254/2071-8330.2018/11-2/6. https://www.bi.go.id/id/publikasi/laporan/lpp/Pages/
[10] KPPPA & BPS. (2019). Statistik gender tematik 2019: Kajian-Ekonomi-dan-Keuangan-Regional-Provinsi-Papua-
kajian ketimpangan kesempatan anak terhadap pelayanan Februari-2017.aspx.
kebutuhan dasar di Indonesia. Kementerian Pemberdayaan [21] Richmond, K., & Triplett, R. E. (2018). ICT and inco-
Perempuan dan Perlindungan Anak. Diakses 8 Januari me inequality: a cross-national perspective. Internatio-
2020 dari https://www.kemenpppa.go.id/lib/uploads/list/ nal Review of Applied Economics, 32(2), 195-214. doi: ht-
b29d1-tematik-kajian-ketimpangan-kesempatan-anak-_ tps://doi.org/10.1080/02692171.2017.1338677.
-2019.pdf. [22] Sa’diyah, S. H., & Irham, I. (2016). Peran sektor pertanian
[11] Kuncoro, M., & Murbarani, N. (2016). Regional inequality dalam mengurangi ketimpangan pendapatan di wilayah
in Indonesia, 1994-2012. The Business & Management Review, Papua sebelum dan sesudah otonomi khusus. Agro Ekonomi,
8(1), 38-52. [4th International Academic Conference in Paris 27(1), 1-19. doi: https://doi.org/10.22146/jae.30216.
(IACP), 15-16th August 2016, Paris, France]. [23] Santos, M., Sequeira, T. N., & Ferreira-Lopes, A.
[12] Lloyd-Ellis, H. (1999). Endogenous technological change (2017). Income inequality and technological adoption.
and wage inequality. American Economic Review, 89(1), 47-77. Journal of Economic Issues, 51(4), 979-1000. doi: ht-
doi: 10.1257/aer.89.1.47. tps://doi.org/10.1080/00213624.2017.1391582.
[13] Mnif, S. (2016). Bilateral relationship between technological [24] Saputra, A. T. (2017, 12 Mei). Optimalisasi pemanfaatan tekno-
changes and income inequality in developing countries. logi informasi di negeri serumpun sebalai. Diskominfo Provinsi
Atlantic Review of Economics: Revista Atlántica de Economía, Kepulauan Bangka Belitung.
1(1). [25] Setiawan, D. (2018). Dampak perkembangan tek-
[14] Nasution, R. D. (2016). Pengaruh kesenjangan digital terha- nologi informasi dan komunikasi terhadap buda-
dap pembangunan pedesaan (rural development). Jurnal ya. JURNAL SIMBOLIKA: Research and Learning in
Penelitian Komunikasi dan Opini Publik, 20(1), 31-44. doi: Communication Study (E-Journal), 4(1), 62-72. doi: ht-
http://dx.doi.org/10.33299/jpkop.20.1.525. tps://doi.org/10.31289/simbollika.v4i1.1474.
[15] Noh, Y. H., & Yoo, K. (2008). Internet, inequality and [26] surabaya.liputan6.com. (2020, 18 Februari). Penerapan tekno-
growth. Journal of Policy Modeling, 30(6), 1005-1016. doi: logi bakal bantu UMKM di Jawa Timur. Diakses 27 Agustus
https://doi.org/10.1016/j.jpolmod.2007.06.016. 2020 dari https://surabaya.liputan6.com/read/4181301/

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 22 No. 2 Juli 2022, hlm. 221–242
Dewi, D. M., et al. 241

penerapan-teknologi-bakal-bantu-umkm-di-jawa-timur.
[27] Tim Komunikasi Kementerian ESDM. (2018, 27 April).
Menuju rasio elektrifikasi 99 persen pada 2019. Direktorat
Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Diakses 13
September 2020 dari https://ebtke.esdm.go.id/post/2018/04/
27/1945/menuju.rasio.elektrifikasi.99.persen.pada.2019.
[28] Todaro, M. P. & Smith, S. C. (2003). Pembangunan ekonomi di
dunia ketiga (Edisi 8). Erlangga.
[29] Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2009). Economic development
(11th Edition). Pearson Education.
[30] Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2015). Economic development
(12th Edition). Pearson Education.
[31] Untari, R., Priyarsono, D. S., & Novianti, T. (2019). Impact
of information and communication technology (ICT) in-
frastructure on economic growth and income inequality in
Indonesia. International Journal of Scientific Research in Science,
Engineering and Technology, 6(1), 109-116. doi: 10.32628/IJSR-
SET196130.
[32] Wiguna, A. T., & Panennungi, M. (2019). Dampak keterbu-
kaan perdagangan terhadap ketimpangan pendapatan di
Indonesia. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia, 19(1),
49-61. doi: https://doi.org/10.21002/jepi.v19i1.805.
[33] Yusuf, S. (2017, 29 Mei). Atasi kesenjangan, entas ke-
miskinan. Ngopi bareng Gus Ipul. Diakses 26 Agustus
2020 dari https://surabaya.tribunnews.com/2017/05/29/
atasi-kesenjangan-entas-kemiskinan.

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 22 No. 2 Juli 2022, hlm. 221–242
242 Kontribusi Teknologi Informasi dan Komunikasi ...

Lampiran
1. Efek Individu Daerah Ketimpangan Tinggi

2. Efek Individu Daerah Ketimpangan Rendah

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol. 22 No. 2 Juli 2022, hlm. 221–242

You might also like