Professional Documents
Culture Documents
Karya Tulis Ilmiah - (Sarah Kay) - 4
Karya Tulis Ilmiah - (Sarah Kay) - 4
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Disusun Oleh:
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengesahkan Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Prodi D III Keperawatan
LEMBAR PENGESAHAN
ii
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Oleh
Mengesahkan Mengetahui
Ketua Jurusan Keperawatan Ketua Prodi D III Keperawatan
PERNYATAAN ORISINALITAS
iii
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Sarah Maria Deasy Kay
Nim : PO530320119140
Program Studi : D-III Keperawatan
Institusi : Jurusan Keperawatan Kemenkes Kupang
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan
pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai hasil tulis atau
pikiran saya sendiri.
Apabila kemudian hari terbukti atau dibuktikan Karya Tulis Ilmiah ini hasil
jiplakkan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
KATA PENGANTAR
iv
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul Gambaran Kecemasan
Ibu Hamil Dalam Persalinan Di Masa New Normal Pandemi Covid-19 Di
Wilayah Kerja Puskesmasa Sikumana.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program Studi Diploma III
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan karya ilmiah ini banyak
mendapatkan dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, tidak lepas dari
bantuan tenaga, pikiran dan dukungan moril. Pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Mariana
Oni Betan, S.Kep., Ns., MPH dan Ibu Meiyeriance Kapitan, S.Kep., Ns., M.Kep
selaku pembimbing yang penuh kesabaran dan ketelitian serta dengan segala
totalitas menyumbangkan ide-idenya dengan mengkoreksi, merevisi dan
melengkapi dalam menyusun karya tulis ilmiah. Penulis juga mengucapkan
limpah terimakasih sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Dr. Ragu Harming Kristina, SKM.,M.Kes., selaku Direktur Politeknik
Kesehatan Kemenkes Kupang.
2. Bapak Dr. Florentianus Tat, S.Kp., M.Kes., selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Kupang yang telah memberi ijin dan kesempatan bagi
penulis untuk menyelesaikan studi kasus ini.
3. Ibu Meiyeriance Kapitan, S.Kep.,Ns.,M.Kep., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Diploma III Keperawatan.
4. Ibu Dr. Ina Debora Ratu Ludji, S.Kp., M.Kes selaku penguji yang telah
meluangkan waktu untuk menguji dan memberikan masukan demi
penyempurnaan laporan penelitian
5. Ibu Natalia Debi Subani, S.Kep., M.Kes selaku dosen penasehat akademik
yang telah memberikan dukungan dan bimbingan kepada penulis selama
melaksanakan perkuliahan.
v
6. Bapak dan ibu dosen yang telah mendidik dan memberi banyak ilmu
kepada penulis sehingga bisa sampai di tahap ini.
7. Kedua orang tua tercinta papa Obet Nego Kay & mama Sonya Bercie
Porooe yang dengan senantiasa mendoakan dan mendukung penulis.
8. Kedua adik tercinta Alfaris Kay & Gloria Kay yang selalu mendukung,
menghibur dan memberikan semangat kepada penulis.
9. Teman-teman terbaik Rina,Sanri,Marni,Putri,Vivi,Anita, yang selalu
mendukung, menghibur dan memberikan semangat kepada penulis.
10. Teman-teman angkatan XXVII program studi D-III keperawatan poltekkes
kemenkes kupang yang telah memberikan informasi, semangat, dan
dukungan selama ini.
11. Semua pihak yang tidak bisa di sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan studi kasus ini.
Penulis menyadari adanya keterbatasan di dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini besar harapan penulis akan saran dan kritik yang bersifat
membangun. Akhirnya penulis berharap agar karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca sekalian.
vi
ABSTRAK
Kehamilan merupakan proses alamiah yang dialami wanita usia produktif. Pada
ibu hamil terjadi perubahan psikologis. Masa pandemi Covid-19 menyebabkan
efek psikologis terhadap masyarakat termasuk ibu hamil yang merupakan
kelompok resiko tinggi tertular virus corona. Kecemasan dapat berdampak buruk
terhadap keselamatan ibu dan janin. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi gambaran kecemasan pada ibu hamil di masa pandemic Covid-
19 di wilayah kerja Puskesmas Sikumana. Penelitian ini dilakukan bulan Juni
hingga Juli 2022 pada 42 ibu hamil. Desain penelitian yang digunakan adalah
deskriptif, pengambilan sampel menggunakan teknik samping non-probability
dengan metode sampling aksidental. Instrumen yang digunakan yaitu modifikasi
kuesioner PRAQ-R2 (Pregnancy Related Anxiety Questionnaire-Revised). Hasil
penelitian menunjukan bahwa mayoritas ibu hamil mengalami kecemasan sedang
(60,5%) dan paling sedikit yang mengalami cemas berat sekali (9,5%). Tingkat
kecemasan di masa new normal pandemi Covid-19 telah menjadi tantangan
psikologis yang serius bagi ibu hamil. Pelayanan keperawatan harus lebih intensif
dalam memberikan pendidikan kesehatan dan informasi yang actual mengenai
Covid -19 pada ibu hamil untuk mengurangi resiko komplikasi kehamilan akibat
kecemasan.
vii
ABSTRACT
viii
DAFTAR ISI
ix
2.2.2 Tanda-Tanda Kehamilan........................................................14
2.2.3 Gejala Dan Tanda Bahaya Dalam Kehamilan .......................16
2.2.4 Perubahan Psikologi Dalam Masa Kehamilan.......................16
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.4 Definisi Operasional 26
Tabel 4.1 Karakteristik ibu hamil 33
Tabel 4.2 Gambaran tingkat kecemasan ibu hamil di masa
pandemi Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas 34
Sikumana.
Tabel 4.3 Gambaran tingkat kecemasan ibu hamil berdasarkan 34
usia di wilayah kerja puskesmas sikumana
Tabel 4.4 Gambaran tingkat kecemasan ibu hamil berdasarkan 35
usia kehamilan di wilayah kerja puskesmas sikumana
Tabel 4.5 Gambaran tingkat kecemasan ibu hamil berdasarkan 35
pendidikan di wilayah kerja puskesmas sikumana
Tabel 4.6 Gambaran tingkat kecemasan ibu hamil berdasarkan 36
pekerjaann di wilayah kerja Puskesmas sikumana
Tabel 4.7 Gambaran tingkat kecemasan ibu hamil berdasarkan 36
gravida di wilayah kerja puskesmas sikumana
Tabel 4.8 Gambaran tingkat kecemasan ibu hamil berdasarkan tipe 37
keluarga di wilayah kerja puskesmas sikumana
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Rentang Respon Kecemasan 9
Gambar 2 Kerangka Konsep Penelitian 23
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
DAFTAR ARTI LAMBANG
xiv
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan adalah masa atau waktu sejak di nyatakan tumbuhya janin
dalam rahim sampai 38 minggu berikutnya, yang mengalami perubahan
seperti fisiologis dan psikologis. Masa kehamilan sangat rentan dengan resiko
kecacatan dan kematian yang dipengaruhi dari nutrisi, genetik hingga tingkat
stresor. Tingkat stress pada kehamilan terutama di masa pandemi Covid-19 di
ketahui mengalami peningkatan yang signifikan hingga lebih 76% dan sangat
beresiko terhadap janin dalam masa kehamilannya (Permatasari, 2020).
Menurut data Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI)
Jakarta, 13,7% perempuan hamil lebih mudah terinfeksi Covid-19 di
bandingkan mereka yang tidak hamil (Wijaya,2020).
Hasil survey World Health Organization (WHO) pada bulan Mei 2020
155 negara selama tiga minggu menunjukan bahwa negara berpendapatan
rendah hingga menengah lebih mudah terpengaruh oleh dampak dari pandemi.
temuan utamanya adalah pelayanan kesehatan ibu telah terganggu berkisar
antara 24-64% (WHO,2020). Survey yang sama juga di lakukan oleh Semeru
Research Instititu menggunakan laporan data rutin Bulan Januari 2019-April
2020 di Indonesia dan melibatkan 5 Provinsi yaitu DKI Jakarta di wakili oleh
Jakarta Timur, Jawa Barat di wakili oleh Kabupaten Bekasi, Sulawesi Selatan
di wakili oleh Kabupaten Maros, Bali di wakili oleh Kabupaten Bandung dan
Nusa Tenggara Timur di wakili oleh Kota Kupang.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil dengan tingkat
kecemasan yang tinggi memiliki resiko melahirkan bayi prematur bahkan
keguguran (Astria,2009). Di seluruh dunia telah melaporkan bahwa beberapa
bayi terlahir prematur dari beberapa ibu dengan Covid-19, ada bukti yang
menyatakan bahwa penularan vertikal dari ibu ke bayi mungkin saja terjadi
selama kehamilan atau persalinan , tetapi belum jelas apakah virus ini yang
menyebabkan kelahiran prematur karena penularan virus dari ibu ke bayi
adalah rendah (UKOSS, 2020). Pandemi Covid-19 yang sedang terjadi di
seluruh dunia termasuk Indonesia menyebabkan banyak kecemasan terhadap
masyarakat terutama ibu hamil.
1
Kasus positif Covid-19 di indonesia terdeteksi pada Maret 2020.
Jumlah terkonfirmasi hingga Desember 2020 yaitu 743.198 kasus
dengan lebih dari 22.138 kematian terkait. Semakin meningkatnya angka
kejadian covid-19 ini maka wanita hamil dan janin juga makin beresiko
tinggi untuk mengalami komplikasi (Yanti et al., 2020). Angka fatalitas
kasus infeksi SAR-CoV pada wanita hamil mencapai 25% (Susilo et
al., 2020) Hal ini juga berdampak besar terhadap meningkatnya angka
kehamilan (Kemenkes, 2020).
Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN), Selasa 19/5/2020 ada lebih dari 400.000 kehamilan tidak
direncanakan pada saat pandemi Covid-19. Dan peningkatan tersebut, di
proyeksikan bahwa angka kelahiran akan meningkat pesat di tahun 2021,
diperkirakan akan ada 420.000 bayi akan lahir pada tahun 2021.
Hasil survey angka kehamilan di Provinsi NTT selama pandemi Covid-19
mengalami peningkatan yang sangat singnifikan. Kenaikan angka kehamilan
itu karena ketiadaan aktivitas dan selalu di rumah saja selama pandemi Covid-
19. Prevalensi kehamilan selama pandemi Covid-19 cukup tinggi. Data yang
direkap selama Januari-Juli 2020 meningkat 8,46%. Hal ini di picu karena
ketiadaan aktivitas di luar rumah selama pandemi tersebut. Jumlah ibu hamil
tahun 2018 tercatat sebanyak 136.167 orang sedangkan tahun 2019 tercatat
sebanyak 142.596. Ada kenaikan jumlah kehamilan sebanyak 4,72%.
(https://www.gatra.com/news-488855-kesehatan-angka-kehamilan-selama-
pandemi-covid--19-di-ntt-cukup-tinggi.html). Pada tahun 2020 terjadi
kenaikan sebanyak 8,46%.
Menurut Corbett dkk (2020), kecemasan pada masa kehamilan memicu
perubahan aktivitas fisik, nutrisi dan tidur, yang berdampak pada perubahan
suasana hati ibu dan perkembangan janin. Kecemasan meningkatkan risiko
keguguran, pertumbuhan janin terlambat, kelahiran premature, berat badan
lahir rendah, menurunkan skor APGAR saat lahir.
Pandemi merupakan tantangan bagi ketahanan psikologis dan dapat
meningkatkan stres. Kecemasan adalah respon umum untuk setiap situasi
stress. wanita hamil lebih mungkin terkena penyakit virus, dan Coronavirus
2
dapat menyebabkan stres dan kecemasan pada wanita hamil di berbagai
belahan dunia. Kehamilan pada wanita, serta perubahan mental dan fisik
selama kehamilan, menyebabkan wanita lebih mungkin berisiko untuk
mengalami stres. kecemasan antenatal dapat menjadi faktor risiko masalah
kesehatan mental ibu, seperti meningkatkan kemungkinan depresi pascanatal,
gangguan ikatan ibu dan bayi, komplikasi obsetri seperti lama persalinan,
persalinan prematur dan gangguan pertumbuhan janin.
https://jurnal.uns.ac.id/placentum/article/download/50129/32670
Kecemasan ibu hamil di dasari oleh bagaimana penyebaran virus ini, yaitu
melalui droplet pada saat bersin batuk atau berbicara. (Word Health
Organization,2020). Ibu hamil dalam masa pandemi Covid-19 mengalami
kecemasan, sehingga ibu hamil enggan ke puskesmas atau fasilias pelayanan
kesehatan lainnya karena takut tertular. Adanya anjuran menunda
pemeriksaan kehamilan dan kelas ibu hamil, serta adanya ketidaksiapan
layanan dari segi tenaga dan sarana prasarana termasuk alat pelindung diri
(Kemenkes RI,2020).
Data kunjungan Antenatal Care (ANC) di Indonesia cenderung
mengalami fluktuatif, hal ini ditunjukkan dengan data cakupan K1 dan K4
pada tahun 2017 cakupan K1 sebesar 95,41% dan K4 sebesar 87,30%, pada
tahun 2018 cakupan K1 sebesar 95,65% dan cakupan K4 sebesar 88,03% dan
pada tahun 2019 cakupan K1 sebesar 96,4% dan cakupan K4 sebesar 88,54%.
Cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1 dan K4 pada tahun 2020 di
provinsi NTT dengan jumlah ibu hamil 154.663 orang, K1 106.131 orang
dengan persentase 68,6% dan K4 83.827 orang dengan presentase 54,2%.
Data yang diperoleh dari Puskesmas Sikumana pada tahun 2021 jumlah ibu
hamil mencapai 422 orang dengan presentase 81%.
Berdasarkan Profil kesehatan 2022, di Puskesmas Sikumana, Kec.Maulafa
dimana terdapat 6 kelurahan yaitu: (Kel. Sikumana, Belo, Oepura, Naekolan,
Kolhua, Fatukoa). Angka kehamilan ibu di wilayah kerja puskesmas ini
mencapai 71 orang dengan presentase 42%.
Pandemi Covid-19 ini sudah berlangsung cukup lama dan sebagian besar
masyarakat sudah beradaptasi dengan kebiasaan yang baru. Namun,
3
berdasarkan uraian diatas dan hasil observasi sementara di lokasi penelitian,
peneliti melihat masyarakat umum termasuk ibu hamil masih mengalami
kecemasan terhadap adanya pandemi Covid-19 sehingga peneliti tertarik
melakukan penelitian sederhana mengenai gambaran kecemasan ibu hamil
dalam menghadapi persalinan di masa new normal pandemi covid-19 di
wilayah kerja Puskesmas Sikumana Kota Kupang.
4
ilmu keperawatan maternitas serta dapat menjadi salah satu bacaan untuk
penelitian di masa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi perkembangan iptek keperawatan
Mengembangkan ilmu pengetahuan tentang keperawatan khususnya
pada pengembangan perawatan ibu dalam meningkatkan mutu dan
kualitas gambaran kecemasan ibu hamil menghadapi persalinan di
masa new normal pandemi Covid-19.
b. Bagi tempat penelitian
Sebagai masukan dan upaya meningkatkan pelayanan kesehatan pada
umumnya dan khususnya dalam Menganalisis kecemasan pada ibu
hamil di masa pandemi Covid-19.
c. Bagi responden
Sebagai Informasi dan pengetahuan kepada ibu hamil mengenai
Kehamilan, kecemasan ibu hamil di masa pandemi Covid-19.
d. Bagi Penulis
Menambah pengetahuan dan informasi bagi peneliti tentang gambaran
kecemasan ibu hamil menghadapi persalinan di masa new normal
pandemi Covid-19, selain itu penelitian diharapkan dapat menjadi
salah satu cara peneliti dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh
dari institusi pendidikan.
5
BAB II
TINAJAUAN PUSTAKA
6
2.1.2 Aspek Kecemasan
Menurut Annisa & Ifdil (2016) membagi kecemasan ke dalam beberapa
aspek, yaitu:
1. Aspek fisik : Merasa pusing, kepala terasa sakit, keringat pada tangan,
timbul rasa mual pada perut, mulut terasa kering, gerogi, dll.
2. Aspek emosional : Adanya rasa panik dan takut.
3. Aspek mental : Adanya masalah dalam perhatian dan memori, khawatir,
pikiran yang tidak fokus, dan bingung.
7
2.1.4 Jenis Kecemasan (Anxiety)
Annisa & Ifdil (2016) membagi kecemasan menjadi dua :
1. Trait anxiety
Timbulnya rasa khawatir dan ancaman yang menghancuri seseorang
terhadap situasi yang seharusnya tidak membahayakan. Diakibatkan
oleh sifat individu yang berpotensi merasakan cemas dari pada
individu yang lain.
2. State anxiety
Keadaan emosional pada individu yang sifatnya sementara ditandai
dalam keadaan sadar individu merasa khawatir dan tegang yang
menghampiri perasaan individu dan sifatnya subjektif.
8
d. Berat atau Panik
Setiap orang memiliki kepanikan yang berbeda hanya saja, kesadaran
dan kepanikan itu memiliki kadarnya masing-masing. Kepanikan
muncul disebabkan karena kehilangan kendali diri dan detail perhatian
kurang.
9
tepat pada waktunya. ibu takut terhadap hidupnya dan bayinya dan tidak
tau akan melahirkan. Ibu merasa takut akan rasa sakit dan bahaya yang
akan timbul pada saat melahirkan. (Baroah et al., 2020).
Perubahan psikologi ibu yang muncul pada saat memasuki masa
persalinan sebagian besar berupa perasaan takut maupun cemas, terutama
pada ibu primigravida pada trimester III sering merasakan kecemasan
karena semakin dekat dengan proses persalinan. Ibu akan cenderung mersa
cemas dengan kehamilannya, merasa gelisah, dan takut menghadapi
persalinan, mengingat ketidaktahuan menjadi faktor penunjang terjadinya
kecemasan yang umumnya belum mempunyai bayangan mengenai
kejadian yang akan dialami pada akhir kehamilannya. Oleh sebab itu
penting sekali mempersiapkan mental ibu karena perasaan takut akan
menambah rasa nyeri serta akan menegangkan otot serviksnya dan akan
mengganggu pembukaannya (Dewi Fitri Setiani Citra, Ira Titisari, 2020).
10
juga akan semakin baik pada suatu hal sehingga akan berkurang
kecemasannya.
3) Pekerjaan
Penelitian yang dilakukan oleh Mayasari (2018) menyatakan bahwa
salah satu faktor dari kecemasan adalah pekerjaan. beban kerja yang di
miliki seseorang seperti merasa dirinya tak kompeten di dunia kerja
atau merasa dirinya tidak mampu memberikan hasil pekerjaan yang
maksimal, akan memicu timbulnya kecemasan pada individu tersebut.
b. Dukungan Keluarga
Perubahan psikologi pada ibu hamil tergantung dari kondisi emosional
dan respon tubuh terhadap stress. Kecemasan antenatal lebih beresiko
terjadi pada ibu hamil dengan dukungan social yang rendah, kurang
pengetahuan, kekhawatiran terhadap bayi dan persalinannya, tingkat
stress dan kurangnya dukungan emosional meningkatkan resiko
terjadinya kecemasan antenatal (Rwakarema et al., 2015).
c. Perilaku Kesehatan
Perilaku yang berhubungan dengan luaran persalinan adalah perliaku
hidup sehat dan perilaku tidak sehat seperti merokok, penggunaan
narkotika, diet, aktivitas fisik. merokok dan penggunan narkotika
berhubungan dengan persalinan prematur, nutrisi yang tidak adekuat
merupakan faktor beresiko BBLR (Westerneng et al., 2017).
d. Status Obstetrik (riwayat keguguran, riwayat persalinan prematur,
riwayat persalinan).
Keguguran berulang menimbulkan perasaan hancur, mereka
merasakan kecemasan sepanjang kehamilan berikutnya . Walaupun
demikian ada teori yang menyatakan antara 70-90% keguguran di
susul oleh kehamilan yang berhasil. Keguguran berulang-ulang dua
kali atau lebih berturut-turut juga kebanyakan hanya kebetulan, tetapi
kadang-kadang suatu penyebab spesifik yang dapat dikenali secara
medis, hal ini mengurangi kecemasan pada wanita hamil (Fidianti I,
2015).
11
1) Riwayat Persalinan
a) Kehamilan pertama pada seorang ibu (Primigravida)
Merupakan salah satu periode krisis dalam kehidupannya. Kecemasan
tersebut dapat muncul karena masa panjang saat menanti kelahiran,
dan bayangan tentang hal-hal yang menakutkan saat proses persalinan
walaupun belum tentu terjadi.
Situasi ini menimbulkan perubahan dratis pada ibu primigravida,
bukan hanya fisik tetapi juga psikologis. Kecemasan yang di alami
oleh primigravida 66,25%, lebih tinggi dibandingkan multigravida
42,2%. Kecemasan yang dialami para ibu primigravida menjelang
persalinan pertamanya, mulai dari kecemasan akan bayinya jika lahir
prematur, kecemasan, cemas terhadap perkembangan bayi dalam
rahim, cemas terhadap kematian bayinya, cemas jika bayinya terlahir
cacat, cemas akan proses persalinan, cemas terhadap nyeri yang timbul
saat persalinan (Maiti, & Bidinger, 2019).
b) Multigravida adalah seseorang ibu yang hamil lebih dari satu kali.
Kecemasan yang di alami ibu hamil multigravida sebagian besar
kecemasan di akibatkan rasa takut untuk melakukan persalinan karena
masih teringat proses persalinan yang perna dialami sebelumnya
(Maiti, & Bidinger, 2019).
12
melahirkan, khawatir tentang cacat fisik dan mental pada anak, dan
khawatir tentang lingkungan dan diri sendiri. Sub item dari takut
melahirkan berjumlah 3 yang terdiri dari sub item 1,2, dan 6, 13, 14 sub
item dari khawatir tentang cacat fisik dan mental pada anak berjumlah 4
yang terdiri dari sub item 4, 8, 9, 10,12 sub item dari khawatir tentang
lingkungan dan diri sendiri berjumlah 3 yang terdiri dari 3, 5, 7,11,15
Penelitian ini terdiri dari 15 pertanyaan.
Skor yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Cara pengukuran
menggunakan PRAQ-R2 yang terdiri dari 15 item pertanyaan yang di
berikan penilaian antara 1-4 sebagai berikut: 1= Tidak perna, 2= Kadang-
kadang, 3= Sering, 4= Sangat sering.
Skala Pengukuran Tingkat Kecemasan: Skor < 14 = Tidak cemas 14-20=
cemas ringan, skor 21-27= cemas sedang, skor 28-41 = cemasan berat,
skor 42-56= Cemasan berat sekali.
13
yang cukup spesifik sebagai reaksi dari apa yang ia rasakan pada masa
kehamilan (Rinata & Andayani, 2018).
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, dalam Herdiana
(2019), kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum, merujuk pada masa tumbuh kembang janin dalam
kandungan. Bila di hitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10
bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi
dalam 3 trimester, di mana trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu,
trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester
ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40).
14
jadi sering buang air kecil. Pada usia trimester kedua kehamilan gejala ini
menghilang dan bisa kembali terjadi pada akhir kehamilan karena kepala
janin menekan kandung kemih.
Konstipasi menurunya tonus otot usus yang di pengaruhi hormone
steroid pada masa kehamilan menyebabkan ibu hamil kesulitan dalam
buang air besar.
2. Tanda kemungkinan kehamilan (Probability Sign)
Perut membesar, kondisi ini bisa jadi satu tanda kehamilan apabila
kehamilan sudah menginjak usia diatas 14 minggu karena pertumbuhan
janin yang semakin membesar. Pembesaran pada uterus, kondisi ini
terjadi karena adanya perubahan bentuk dan ukuran rahim.
Tanda Hegar Tekstur rahim menjadi lebih lunak pada masa
kehamilan, terutama di daerah isthmus uteri. Di minggu pertama
kehamilan isthmus uteri mengalami hipertrofi seperti korpus uteri,
akibatnya terjadi perubahan ukuran isthmus seperti lebih lunak dan
panjang.
Tanda Chadwick, Biasa terjadi di bagian vulva, vagina, maupun
serviks yang ditandai dengan warnanya menjadi kebiruan bahkan
keunguan, hal ini dipengaruhi hormone estrogen.
Tanda Piscaseck, Terjadi pebesaran pada uterus, biasanya pembesaran
ini tidak merata sehingga menyebabkan pembesaran uterus hanya di salah
satu bagian.
Reaksi kehamilan positif, kehamilan ditandai dengan adanya Human
chlorionic gonadotropin (HCG) yang menandakan hasil positif pada saat
melakukan tes menggunakan air seni pertama di pagi hari.
3. Tanda Pasti kehamilan (Positive sign)
Adanya aktivitas janin seperti gerakannya dapat dirasakan, gambaran
tubuhnya dapat dilihat, dan teraba bagian tubuh janin, denyut jantung
janin dapat terdengar melalui stetoskop monoral leanec, di dengarkan
menggunakan alat Doppler, di catat dengan foto elektro kardiograf, dan
dapat dilihat pada USG, Terlihat kerangka tubuh janin dalam foto
rongent.
15
2.2.3 Gejala Dan Tanda Bahaya Dalam Kehamilan
Gejala dan tanda bahaya selama kehamilan menurut Hendriana (2019)
sebagai berikut:
1) Perdarahan
Perdarahan yang terjadi di usia kehamilan <20 minggu biasanya terjadi
karena keguguran. Sebanyak 10-20% kehamilan berakhir karena
keguguran, 60-80% lainnya di sebabkan oleh ofum atau spermatozoa
terdapat kelainan kromosom. Perdarahan juga bisa di sebabkan karena
plasanta previa, biasanya terjadi pada usia kehamilan >20 minggu.
2) Preeklampsia
Ibu hamil yang usia kehamilannya >20 minggu umumnya mengalami
tekanan darah meningkat di atas angka normal.
3) Abdominopelvikum terasa nyeri
Nyeri ini biasa terjadi di usia trimester kedua dan ketiga.
Biasanya mengarah pada solusio plasanta, dilihat dari nyeri yang
dirasakan atau sampai mengalami perdarahan.
4) Muntah berlebih saat kehamilan
5) Susah buang air kecil
6) Menggigil atau demam
7) Ketuban pecah dini atau belum waktunya
8) Ukuran uterus tidak sesuai kehamilan (lebih besar atau kecil).
16
dengan kehamilannya. Masalah hasrat seksual di trimester pertama
setiap wanita memilik hasrat yang berbeda-beda, karena banyak ibu
hamil merasa kebutuhan kasih sayang besar dan cinta tanpa seks.
b) Trimester II
Menurut Ramadani & Sudarmiati (2013), Trimester kedua sering
dikenal dengan periode kesehatan yang baik, yakni ketika ibu hamil
merasa nyaman dan bebas dari segala ketidak nyamanan. Di trimester
kedua ini ibu hamil akan mengalami dua fase, yaitu praquickening dan
pasca-quickening. Di masa fase praquickening ibu hamil akan
mengalami lagi dan mengevaluasi kembali semua aspek hubungan
yang dia alami dengan ibunya sendiri. di trimester kedua sebagian ibu
hamil akan mengalami kemajuan dalam hubungan seksual. Hal itu di
sebabkan di trimester kedua relatif terbebas dari segala ketidak
nyamanan fisik, kecemasan, kekhawatiran yang sebelumnya
menimbulkan ambivalensi pada ibu hamil kini mulai mereda dan
menuntut kasih sayang dari pasangan maupun dari keluarganya.
c) Trimester III
Kehamilan pada trimester ketiga sering di sebut sebagai fase
penantian dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini ibu hamil
mulai menyadari kehadiran bayi sebagai mahluk yang terpisah
sehingga dia menjadi tidak sabar dengan kehadiran seorang bayi. Ibu
hamil merasakan ketidaknyamanan fisik karena merasa canggung,
merasa dirinya tidak menarik lagi. Sehingga dukungan dari pasangan
sangat di butuhkan. Peningkatan hasrat seksual yang pada trimester
kedua menjadi menurun karena abdomen yang semakin membesar
menjadi halangan dalam berhubungan. Kecemasan meningkat
menjelang persalinan terutama pada trimester III. Pada ibu hamil
trimester III umumnya mengalami kecemasan dalam menghadapi
persalinan (52.5%) dan sisanya (47.5%). (Istikhomah, 2016).
17
2.3 Konsep Persalinan
2.3.1 Definisi Persalinan
Persalinan merupakan proses dimana hasil konsepsi di lahirkan yaitu
janin, plasenta beserta selaput ketuban dari uterus melewati jalan lahir atau
pun jalan lain, baik dengan pertolongan atau pun dengan kekuatan sendiri.
Proses ini berlangsung ketiga usia kehamilan genap, yaitu 37-40 minggu,
lahir secara spontan ±18 jam, tanpa adanya komplikasi baik pada ibu atau
pun janin (Oliver, 2019).
18
2.3.3 Tahap Persalinan
Tahap persalinan di antaranya sebagai berikut (Oliver, 2019):
1. Kala I
Pada kala I terjadi pembukaan serviks dari pembukaan nol sampai
lengkap (10 cm). Gejala di tandai dengan timbulnya his dan kanalis
servikalis mengeluarkan lendir darah karena serviks mulai terbuka atau
bentuknya mendatar. Proses terbentuknya serviks akibat his terbagi
dalam dua fase:
1) Fase laten: pembukaan sangat lamban hingga mencapai ukuran
pembukaan 3 cm, berlangsung dalam kurun waktu 8 jam.
2) Fase aktif, terbagi menjadi 3:
a) Fase akselerasi: bertambanya pembukaan dari 3 cm menjadi 4
cm dalam waktu 2 jam.
b) Fase di latasi maksimal: pembukaan tercepat dari 4 cm menjadi
9 cm hanya dalam waktu 2 jam.
c) Fase deselerasi: pembukaan melambat kembali, dari 9 cm
menjadi lengkap (10cm) dalam waktu 2 jam.
2. Kala II
Kala II di mulai ketika serviks sudah lengkap pembukaannya dan di
akhiri dengan bayi terlahir. Gejala dan tandanya adalah ibu merasa
ingin mengejan ketika merasakan kontraksi, ibu merasakan tekanan
pada vagina dan rectum yang berlebih, menonjolnya perineum,
terbukanya vulva dan spinkter ani, keluarnya lendir bercampur darah
yang meningkat.
3. Kala III
Kala III bermula setelah bayi lahir sampai selaput ketuban dan plasenta
juga lahir. Pada kala III di berikan manajemen aktif yang terdiri dari:
di menit pertama setelah bayi lahir ibu di berikan oksitosin, melakukan
penegangan tali pusat terkendali, dan memijat lembut fundus uteri.
4. Kala IV
Kala IV bermula 2 jam setelah plasenta lahir. Pada kala IV perlu di
lakukan pemantauan, diantaranya lakukan rangsangan taktil atau
19
masase uterus guna uterus membaik dan kuat, tinggi fundus uteri di
lakukan evakuasi, memperkirakan frekuensi banyaknya darah yang
hilang, pada robekan perineum di lakuakn pemeriksaan apabila ada
kemungkinan terjadi perdarahan, evaluasi keadaan ibu, serta asuhan
dan indikasi selama persalinan kala IV di dokumentasikan.
20
2.4.3 Pencegahan Covid-19
WHO mengeluarkan rekomendasi pencegahan Covid-19 yaitu sebagai
berikut (WHO, 2019) :
a. Rajin mencuci tangan dengan cairan alkohol maupun sabun dan air
untuk membunuh virus.
b. Menjaga jarak sejauh 1 meter dengan orang lain.
c. Menghindari tempat yang ramai dan memungkinkan terjadi kontak
dengan orang lain.
d. Jangan menyentuh mata, hidung dan mulut secara langsung sebelum
membersihkan tangan.
e. Tetap di rumah untuk menghindari kontak dengan orang lain.
f. Jika mengalami gejala umum Covid-19 segera mencari bantuan medis.
g. Selalu mengakses informasi yang dapat di buktikan dan dipercaya
terkait Covid-19.
21
Gangguan psikologi selama kehamilan dalam literasi yang ada
telah di kaitkan dengan berbagai macam komplikasi, berat bayi
lahir rendah, pertumbuhan janin terhambat dan komplikasi pasca
kehamilan. (Tantona, 2020). Masalah gangguan psikologi selama
kehamilan seperti kecemasan yang di alami ibu memang masih
menjadi masalah kesehatan yang serius di kalangan masyarakat.
1) Kelahiran prematur
Virus corona pada ibu hamil kerap menimbulkan berita yang
simpang siur, salah satunya adalah kelahiran prematur pada
janin. Meski masih simpang siur kelahiran bayi prematur
merupakan langkah awal dalam mencegah janin terinfeksi
Covid-19, meskipun saat ini belum di temukan bukti yang kuat.
2) Cacat pada janin
Di lansir dari Akademi Obstetri dan Ginekologi Amerika
Serikat (ACOG), hingga saat ini masih belum di temui fakta
apakah virus ini mampu menembus plasenta. Namun, ada
sebuah kejadian nyata, ibu yang terinfeksi virus Covid-19
mampu melahirkan bayi sehat dan normal tanpa terinfeksi
Covid-19.
3) Janin terinfeksi
Saat masih menjadi wabah di Wuhan, Tiongkok perna di
temukan kasus bayi yang positif terinfeksi Covid-19 30 jam
setelah kelahiran.
22
2.5 Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan suatu hubungan antara satu konsep dengan
konsep lainnya dari suatu masalah yang di teliti. Kerangka konsep ini di
dapatkan dari suatu konsep atau teori yang di gunakan sebagai landasan
penelitian (Masturoh & Anggita, 2018). Adapun kerangka konsep penelitian.
Persalinan
Normal
Bermasalah
Keterangan
: Variabael yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu bertujuan untuk
mengetahui gambaran kecemasan ibu hamil dalam menghadapi
persalinan dimasa Covid-19 di wilayah kerja Puskesmas Sikumana.
3.2 Subjek Penelitia
Subyek penelitian yang digunakan dalam studi kasus ini adalah Ibu
hamil yang melakukan pemeriksaan tingkat kecemasan di Puskesmas
Sikumana.
3.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti atau subjek
yang memenuhi kriteria yang ditetapkan.
Populasi dalam penelitian ini adalah Ibu hamil yang berkunjung di
Puskemas Sikuma. Yang berjumlah 70 orang pada Tahun 2022.
3.2.2 Sampel
Sampel yang di ambil menggunakan teknik sampling dengan
menyeleksi sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Kriteria
inklusi meliputi, Ibu hamil yang bersedia menjadi responden dan
kooperatif, ibu hamil yang mampu berkomunikasi dengan baik, Ibu
hamil yang berdomisi di wilayah kerja Puskesamas Sikumana.
Kriteria eklusi meliputi, Ibu hamil yang dalam keadaan sakit (sakit
kepala, gangguan pencernaan, anemia), ibu hamil yang memiliki
riwayat gangguan kesehatan dan penyakit kronik sebelum dan
selama kehamilan (Keputihan, diabetes gestational).
Dari kriteria di atas maka di hitung jumlah sampel
menggunakan rumus slovin. rumus slovin di gunakan untuk
menghitung jumlah sampel berdasarkan jumlah populasi yang
sudah diketahui.
24
n = N
1 + N (e)2
Keterangan :
n = Jumlah sampel keseluruhan
N = Besar populasi
e = Margin of error (0,10)
n= 70
1+ 70 (0,10)2
70
1 + 0,7
= 41,176
= 42
25
3.4 Variabel dan Defenisi Operasional
Tabel 3.4 Definisi Operasional
N Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil ukur Skala
O Ukur
1. Usia Lamanya hidup responden Kuesioner 1. < 20 Tahun Ordinal
di hitung sejak tanggal dan 2. 20-35 Tahun
tahun dilahirkan. 3. >35 Tahun
2. Usia Ukuran usia kehamilan Kuesioner 1. 1-12 Minggu Ordinal
Kehamilan yang diambil dari awal 2. > 12-24 Minggu
periode menstruasi terakhir 3. < 24-36 Minggu
wanita.
3. Pendidikan Pendidikan tertinggi yang Kuesioner 1. Rendah Ordinal
perna di tempuh responden. 2. Menengah
Di katakan rendah bila 3. Tinggi
tidak sekolah dan SD,
menengah bila tamat SMP
dan SMA, tinggi bila tamat
Diploma-Sarjana.
4. Pekerjaan Kegiatan atau aktifitas Kuesioner 1. Bekerja Nominal
setiap hari yang di lakukan 2. Tidak bekerja
oleh responden untuk
mencari nafkah, di katakan
bekerja seperti (PNS,
petani, pegawai swasta,
wiraswasta), tidak bekerja
seperti (IRT, pensiunan)
5. Gravida Jumlah anak yang di Kuesioner 1. Primigravida Nominal
lahirkan oleh seorang ibu 2. Multigravida
selama hidupnya sampai
penelitian di lakukan, di
katakan Primigravida bila
ibu hamil baru memiliki
anak 1, sedangkan
Multigravida bila ibu hamil
miliki anak lebih dari 1
orang.
26
NO Variabel Definisi Operasional Alat ukur Hasil ukur Skala
ukur
6. Tipe Status tempat tinggal Kuesioner 1. Keluarga Inti Nominal
biasanya berwujud 2. Keluarga besar
keluarga
bangunan rumah, tempat
berteduh yang digunakan
sebagi tempat manusia
tinggal, dikatakan kelurga
inti bila dalam keluarga
terdiri dari suami, istri dan
anak-anak, dikatakan
keluarga besar jika terdiri
dari Suami, istri, anak-
anak, kakek, nenek, om dan
tante.
7. Kecemasan Rasa khawatir atau takut Kuesioner 1. Tidak cemas Ordinal
yang di rasakan ibu karena 2. Cemas ringan
akan menghadapi 3. Cemas sedang
persalinan, di katakan tidak 4. Cemas berat
cemas bila= skor < 14, di 5. Cemas berat
katakan cemas ringan bila sekali.
skor= 14-20, di katakan
cemas sedang bila skor=
21-27, di katakan cemas
berat bila skor =28-41,
dikatakan cemas berat
sekali bila skor = 42-56.
27
3.6 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data menggunakan metode wawancara terstruktur
dengan kuisioner.
28
Coding merupakan kegiatan merubah data berbentk huruf
menjadi data berbentuk angka atau bilang. Peneliti memberi
kode pada setiap responden untuk memudahkan dalam
pengolahan data dan analisis data. Pada penelitian ini usia di
berikan kode 1 bila usia < 20, usia 20-35, kode 3 < 35. Usia
kehamilan di berikan pengkodeaan, kode 1 usia kehamilan 1-12
minggu, kode <12-24 minggu, dan kode 3 <24-36 minggu.
tingkat pendidikan di berikan pengkodean, kode 1 redah, kode
2 tamat Menengah, kode 3 Tinggi, pekerjaan di berikan
pengkodean, 1 Bekerja, kode 2 Tidak bekerja, Gravida di
berikan pengkodean kode 1 untuk primigravida (pertama kali
hamil) kode 2 multigravida (sudah perna hamil lebih dari satu
kali), tipe keluarga ibu hamil di berikan pengkodean, kode 1
tinggal bersama keluarga inti, kode 2 tinggal bersama keluarga
besar. tingkat kecemasan di berikan pengkodean kode 1 untuk
tidak cemas, kode 2 cemas ringan, kode 3 untuk cemas
sedang, kode 4 untuk cemas berat dan kode 5 untuk cemas
berat sekali/panik.
d. Entry
Setelah semua data terkumpul, serta sudah melewati
pengkodean, maka langkah selanjutnya adalah di-entry. Meng-
entry data di lakukan dengan memasukkan data dari lembar
pengumpulan data ke paket program komputer.
e. Processing
Memproses data di lakukan dengan meng-entry data dari hasil
pengkodean dengan bantuan computer menggunakan program
pengolahan data statistik. Data yang dimasukan ke dalam
program Komputer adalah kode responden, usia, usia
kehamilan, tingkat pendidikan, pekerjaan, gravida, tipe
keluarga dan tingkat kecemasan.
f. Cleaning
29
Cleaning merupakan kegiatan pemeriksaan kembali data yang
sudaah di-entry untuk memastikan tidak ada kesalahan saat
entry data. Peneliti memeriksa kembali data yang telah di-entry
untuk memastikan semua prosedur pengumpulan data
dilakukan dengan tepat.
2) Penyajian Data
Data yang telah di olah di sajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi, selanjutnya di narasikan.
30
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang di laporkan pada
hasil penelitian.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
31
4.1 Hasil
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Puskesmas Sikumana.
Puskesmas Sikumana terletak di Kelurahan Sikumana Kecamatan
Maulafa. Wilayah kerja Puskesmas Sikumana mencakup 6 (enam)
Kelurahan dalam wilayah Kecamatan Maulafa dengan luas wilayah kerja
sebesar 200,67 km2. Kelurahan yang termasuk dalam wilayah kerja
Puskesmas Sikumana adalah Kelurahan Sikumana, Kelurahan Kolhua,
Kelurahan Bello, Kelurahan Fatukoa, Kelurahan Naikolan dan Kelurahan
Oepura. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kupang Tengah,
sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Alak, sebelah utara
berbatasan dengan Kecamatan Oebobo, sebelah selatan berbatasan dengan
Kecamatan Kupang Barat.
Wilayah kerja Puskesmas Sikumana mencakup seluruh penduduk
yang berdomisili di Kecamatan Maulafa. Puskesmas ini melayani berbagai
program puskesmas seperti periksa kesehatan (check up), pembuatan surat
keterangan sehat, rawat jalan, lepas jahitan, ganti balutan, jahit luka, cabut
gigi, periksan tensi, tes hamil, bersalin / persalinan, periksa anak, tes
golongan darah, asam urat, kolesterol dan lainnya.
32
Pada penelitian ini menggunakan analis variabel antara lain adanya
data gambaran tingkat kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan
di masa pandemi covid-19, berdasarkan hasil dari pengambilan data
langsung di wilayah kerja Puskesmas Sikumana.
Data karakteristik respon ini berupa data demografi responden
yang terdiri dari usia responden, usia kehamilan, pendidikan, pekerjaan,
gravida, dan tipe keluarga. Data ini di tampilakan dalam bentuk distribsui
frekuensi dan presentase data demografi.
33
4.1.3 Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Hamil
Tabel 4.2 Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Hamil di Masa Pandemi
Covid-19 di Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana Tahun
2022.
34
Tingkat Usia Kehamilan
kecemasan 1-12 >12-24 <24-36 Total
Minggu Minggu Minggu
n % n % n % n %
Tidak cemas 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Cemas ringan 3 42,8 2 28,5 2 28,5 7 16,6
Cemas sedang 4 23,5 3 17,6 10 58,8 17 40,4
Cema berat 5 37,7 3 21,4 6 42,8 14 33,3
Cemas berat sekali 1 25 0 0,0 3 7,5 4 9,5
Total 13 31,0 8 19,0 21 50 42 100
35
Tingkat Pekerjaan
kecemasan Bekerja Tidak Total
bekerja
n % n % n %
Tidak cemas 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Cemas ringan 2 28,5 5 71,4 7 16,6
Cemas sedang 6 28,5 15 71,4 21 50
Cema berat 7 70 3 30 10 23,8
Cemas berat sekali 0 0,0 4 100 4 9,5
Total 15 35,7 27 64,2 42 100
Tingkat Gravida
kecemasan Primigravida Multigravida Total
n % n % n %
Tidak cemas 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Cemas ringan 1 14,2 6 85,7 7 16,6
Cemas sedang 5 29,4 12 70,5 17 40,4
Cema berat 7 50 7 50 14 33,3
Cemas berat sekali 0 0,0 4 100 4 9,5
Total 13 31,0 29 69,0 42 100
36
Tingkat Tipe keluarga
kecemasan Keluarga inti Keluarga besar Total
n % n % n %
Tidak cemas 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Cemas ringan 7 100 0 0,0 7 16,6
Cemas sedang 16 94,1 1 5,8 17 40,4
Cema berat 14 100 0 0,0 14 33,3
Cemas berat sekali 3 75 1 25 4 9,5
Total 40 95,2 2 4,8 42 100
4.2 Pembahasan
Pada bab ini akan di bahas hasil penelitian yang ditemukan.
4.2.1 Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Hamil
Tingkat kecemasan terutama terkait dengan wabah Covid-19 telah
menjadi tantangan psikologis yang serius bagi ibu hamil yang
menyebabkan efek jangka panjang dan jangka pendek pada bayi (Jelly,et,
al, 2021).
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kecemasan ibu
hamil di masa new normal pandemi Covid-19. Penelitian ini dilakukan di
salah satu puskesmas yang berada di kota Kupang yakni Puskesmas
Sikumana. Penelitian ini dilakukan dengan pengambilan sampel
menggunakan rumus Slovin dan di peroleh responden 42 ibu hamil.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan sebagian besar ibu
hamil mengalami cemas sedang (60,5%). Hasil penelitian tersebut
menunjukan bahwa masa pandemi Covid-19 menyebabkan tingkat
kecemasan ringan hingga berat pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas
Sikumana. Hasil ini didapatkan dengan pengisian kuesioner berdasarkan
usia kehamilan ibu sesuai dengan pelayanan kesehatan. Pada saat
penelitian ibu hamil patuh mengikuti protokol kesehatan yaitu memakai
masker menjaga jarak dan menggunakan handsanitizer.
37
Serupa dengan penelitian ini, sebuah penelitian dari Uttrakhanf ibu
hamil mengalami sedikit kecemasan 69%, sedangkan 24% dan 5,4%
mengalami kecemasan ringan dan tingkat kecemasan sedang. Namun 1,2%
responden menilai tingkat kecemasan sebagai parah (Jelly et.al,2021).
Penelitian di Belgia melaporkan 47% responden mengalami sedikit tingkat
kecemasan, 39,4% ringan, 8,4% sedang, dan 5,2% tingkat kecemasan
berat dialami oleh ibu hamil (Ceulemans, 2020). penelitian dilakukan
selama fase awal pandemi bisa menjadi alasan meningkatnya dampak
psikologis pada ibu hamil yang mungkin telah berubah, yaitu penelitian
diindonesia pada penelitian Zainiyah dan Eny (2020) didapatkan hasil
bahwa 31,4% ibu hamil di wilayah Madura selama pandemi Covid-19
mengalami kecemasan parah akibat adanya Covid-19.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas ibu hamil
mengalami kecemasan sedang di masa New normal pandemi Covid-19.
banyak faktor yang mempengaruhi kecemasan ibu hamil di masa new
normal pandemi Covid-19 yang akan peneliti jabarkan dalam variabel-
variabel selanjutnya.
38
Menurut penelitian Bududu (2012), di bandingkan dengan wanita
usia <20 tahun yang organ reproduksinya masih berkembang, wanita usia
20-35 tahun memiliki tingkat kecemasan yang lebih rendah karena organ
reproduksinya sudah terbentuk sempurna dan tubuh bersiap untuk hamil.
usia lebih dari 35 tahun sebagian diklasifikasikan pada kehamilan beresiko
tinggi terhadap kehamilan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Handayani (2015) bahwa salah satu hal yang mempengaruhi kemampuan
individu dalam merespon kecemasan adalah usia, dimana kematangan
dalam proses berfikir pada individu dengan umur lebih tua lebih
memungkinkannya untuk menggunakan mekanisme koping yang lebih
dibandingkan dengan kelompok umur yang lebih muda. Namun pada
kelompok ibu dengan usia 20-35 tahun, di temukan sebanyak 3,2% ibu
yang mengalami cemas berat, sedangkan pada kelompok ibu dengan usia
berisiko ditemukan sebanyak pada kelompok ibu dengan usia <20 tahun
ditemukan sebanyak 6,7% yang mengalami cemas berat.
Penelitian ini menunjukan bahwa Ibu dengan usia 20-35 tahun
menjadi usia yang paling banyak mengalami kecemasan sedang karena
wanita dengan usia 20-35 tahun secara fisik sudah siap hamil karena organ
reproduksinya sudah terbentuk sempurna, bila dibandingkan dengan
wanita yang berusia 35 tahun, karena pada kelompok usia tersebut
merupakan umur yang ideal, sesuai bagi para ibu dalam melakukan
persalinan. Pada kisaran usia 20-35 tahun diharapkan para ibu telah siap
secara psikologi dalam menghadapi proses persalinan.
39
Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Sikumanan menunjukan
sebagian besar ibu hamil kelompok usia kehamilan <24-36 minggu atau
trimester 3 sebanyak (58,8%) mengalami cemas sedang.
Bertantangan dengan penelitian di China yang menyatakan bahwa
usia kehamilan menyebabkan lebih banyak berdampak pada psikologis
wanita hamil trimester kedua karena hasil penelitian menggunakan
instrument IES (The Impact of Event Scale) >26 dibandingkan wanita
hamil di trimester pertama dan ketiga (Zhang, 2020). Namun, trimester
kedua sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan, saat ibu merasa
sehat. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan
energy serta pikirannya secara konstruktif (Kumalasari, 2012).
Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar responden
berada pada usia kehamilan trimester tiga, adaptasi psikologis yang di
alami oleh ibu hamil bervariasi berdasarkan usia kehamilan. Pada trimester
ketiga seorang ibu hamil akan mengalami gejolak emosional kembali
dipengaruhi oleh hari kelahiran yang semakin dekat dan perubahan peran
yang akan segera dijalani, ibu hamil pada trimester tiga mengalami
kecemasan sedang karena ibu hamil memiliki riwayat trauma terhadap
kehamilan sebelumnya, memiliki konflik dalam rumah tangga dan
memiliki riwayat gangguan suasana hati sehingga menyebabkan ibu hamil
trimester tiga mengalami kecemasan sedang.
40
Dalam penelitian Asfiati (2014) menyatakan bahwa pendidikan
adalah faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil
dikarenakan proses berkembangnya perilaku dan kemampuan manusia.
Menurut Notoadmodjo (2010) tingkat pendidikan seseorang
berpengaruh dalam penerimaan informasi dan mengolahannya sebelum
menjadi perilaku buruk maupun perilaku baik yang berdampak pada status
kesehatannya.
Peneliti menyebutkan orang dengan pendidikan tinggi mampu
memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan orang dengan
pendidikan yang rendah ataupun orang tidak berpendidikan.
41
waktu di rumah sehingga kurang mendapatkan pengetahuan lebih tetang
kehamilannya hingga ibu akan lebih merasa cemas, berbeda dengan ibu
yang bekerja karena ibu yang memiliki aktivitas diluar rumah mendapat
pengaruh yang banyak dari teman dan berbagai informasi serta
pengalaman dari orang lain dapat mengubah cara pandang seseorang
dalam menerima dan mengatasi stressor.
42
Pada ibu hamil multigravida, mereka telah mempunyai riwayat
melahirkan yang dapat mempengaruhi persiapan persalinannya. Cemas
dapat timbul karena perhatian tentang jalan lahir yang aman selama proses
melahirkan. Multigravida dalam proses persalinan terkait dengan
pengalaman persalinan, yaitu semakin banyak mengalami persalinan,
tingkat kepercayaan diri semakin meningkat, sehingga tingkat kecemasan
cenderung berkurang.
4.3 Keterbatasan
Katerbatasan dalam penelitian ini adalah :
43
1. Peneliti tidak mengkaji lebih dalam mengenai kecemasan berdasarkan
faktor-faktor yang menyebabkan kecemasan.
2. Penggunaan kuesioner akan lebih maksimal bila ditambah dengan
wawancara yang menggali informasi yang berkaitan dengan keluhan dan
kecemasan ibu hamil tersebut
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
44
Hasil penelitian di wilayah kerja Puskesmas Sikumana menunjukan
bahwa mayoritas ibu hamil yang berusia 20-35 tahun, usia kehamilannya
<24-36 minggu, berpendidikan tinggi, tidak bekerja, status obstetrinya
adalah multigravida dan tinggal bersama suami.
Pada umumnya ibu hamil mengalami kecemasan sedang (60,5%).
Kecemasan sedang tersebut paling banyak dialami oleh ibu yang berusia
20-35 tahun, ibu dengan usia kehamilan <24-36 minggu, ibu yang
berpendidikan tinggi, ibu yang tidak bekerja, ibu yang multigravida, dan
ibu yang tinggal bersama keluarga inti.
5.2 Saran
1. Kepada pihak Puskesmas Sikumana
Disarankan untuk meningkatkan kegiatan yang bertujuan menanamkan
pemahaman pada ibu hamil mengenai pentingnya pengetahuan tentang
dan edukasi diberikan kepada ibu hamil dan melengkapi dengan
protocol kesehatan contohnya memberikan pelayanan kesehatan secara
daring seperti konsultasi kesehatan sehingga ibu hamil nyaman dan
dapat mengurangi kecemasan di masa pandemi ini.
2. Pelayanan Kesehatan
Dari hasil penelitian, di harapkan pelayanan keperawatan agar lebih
intensif dalam memberikan pendidikan kesehatan dan informasi yang
aktual mengenai COVID-19 pada ibu hamil untuk mengurangi resiko
komplikasi kehamilan akibat kecemasan.
3. Bagi ilmu Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai sumber bacaan dan
referensi untuk teman-teman maupun peserta didik.
4. Penelitian Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya di harapkan dapat menjadikan hasil penelitian
ini sebagai informasi atau data, agar lebih memperhatikan faktor-faktor
yang mempengaruhi kecemasan di masa pandemi COVID-19 dan
45
dapat memberi kontribusi positif untuk mengurangi kecemasan pada
ibu hamil.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, D.F.,& Ifdil, I. (2016). Konsep Kecemasan (Anxiety) pada Lanjut Usia
(Lansia). Konselor, 5 (2),93-99.
46
Anung Ahadi Pranada 1, Casman2,N.1. (2020) Pengaruh kebijakan. 09 (02), 61-
67.
Evayanti, Y.2015. Hubungan pengetahuan Ibu Dan Dukungan Suami Pada Ibu
Hamil Terhadap Keteraturan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di
Puskesmas Wates Lampung Tengah Tahun 2014. Jurnal Kebidanan,
1(2), 81-90. http://malahayati.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/18-60-
1-PB.pdf.
Fidianty I, N.A. (2015). Kecemasan Pada Wanita Hamil Pasca Abortus. Media
Medika Muda 5,51-54.
47
Nanang. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pasien
pra operasi. Poltekes Kemenkes, 7-15.
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Pedoman bagi ibu hamil, bersalin, nifas,
dan bayi baru lahir di Era pandemic Covid-19.
https://dinkes.jatimprov.go.id/userimage/dokumen/bumil
%20dan20%nifas-1.pdf
48
Jurnal Bimbingan Dan Konseling, 4(1), 65-73.
https://doi.org/10.26539/teraputik.41293
49
Yuliani, D.R.,& Aini, F.N. (2020). Kecemasan Ibu Hamil Dan Ibu Nifas Pada
Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Sains Kebidanan, 2(2), 11-14.
https://doi.org/10.31983/jsk.v2i2.6487
50
LAMPIRAN
Lampiran 1.
BUKTI ACC JUDUL
51
Lampiran 2.
SURAT IZIN PENGAMBILAN DATA AWAL
52
Lampiran 3.
SURAT IZIN PENELITIAN
53
Lampiran 4.
SURAT PERSETUJUAN MELAKUKAN PENELITIAN
54
Lampiran 5.
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
55
WAKTU
NO KEGIATAN MARET APRIL MEI JUNI JULI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan
Judul
2 Penyusunan
KTI
3 Perijinan
Penelitian
4 Pelaksanaan
Penelitian
5 Pengelolahan
Data
6 Laporan KTI
7 Sidang KTI
8 Revisi Laporan
9 Jilid dan
pengumpulan
KTI
Lampiran 6.
56
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth.
Saudari Calon
Responden Penelitian
Di-
Puskesmas Sikumana,
Kecamatan Maulafa.
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Sarah Maria Deasy Kay
NIM : PO. 530320119140
Jurusan : Prodi Diploma III Keperawatan Kupang
Bermaksud akan mengadakan penelitian dengan judul “Gambaran Tingkat
Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Persalinan Di Masa New Normal
Pandemi Covid-19 Di Wilayah Puskesmas Sikumana”, Penelitian ini tidak
akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi responden. semua informasi dari
hasil penelitian akan dijaga kerahasiaannya dan hanya dipergunakan untuk
kepentingan penelitian. atas perhatian dan kerja sama yang baik diucapka terima
kasih.
Lampiran 7.
57
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMEND CONSENT)
Lampiran 8.
58
INSTRUMEN PENELITIAN
Gambaran Kecemasan Ibu Hamil Dalam Menghadapi Persalinan Di Masa
New Normal Pandemi Covid-19 Di Wilayah Kerja Puskesmas Sikumana,
Tahun 2022
Jawablah dengan benar dan jujur dengan memberi tanda (√) pada pilihan yang
dianggap tepat.
A. Petunjuk Pengisian Kuesioner :
1. Menjawab setiap pertanyaan yang tersedia, ibu di harapkan bersedia
menjawab semua pertanyaan yang diajukan peneliti berdasarkan uraian
yang tertulis di lembar kuesioner ini.
2. Berilah tanda (√) pada pilihan data responden pendidikan, pekerjaan
gravida dan Tipe keluarga.
3. Berikan tanda (√) Pada kolom nilai angka skore, 1= Tidak perna, 2=
Kadang-kadang, 3= sering, 4: sangat sering.
4. Jika mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan, silahkan
bertanya langsung kepada peneliti.
B. Identitas Responden
1. Nama/Inisial :
2. Usia :
3. Usia Kehamilan :
4. Pendidikan Terakhir :
5. Pekerjaan :
6. Hamil anak Ke- :
7. Tipe keluarga :
C. Kuesioner Kecemasan Ibu Hamil Dalam Menghadapi Persalinan Di
Masa New Normal Pandemi Covid-19.
Instrumen yang digunakan PRAQ-R2 (Pregnancy Related Anxiety
Questionnire Revised)
Kode responden :
Tanggal pengisian :
59
NO Pertanyaan Tidak Kadang- Sering Sangat
Perna kadang Sering
1. Saya khawatir terhadap janin atau
kehamilannya di masa pandemi
Covid-19.
2. Saya takut akan bahaya Covid-19
terhadap persalinan.
3. Saya merasa takut akan hal-hal
buruk yang akan terjadi selama
pandemic Covid-19.
4. Saya cemas dengan pelayanan
tenaga kesehatan dalam melakukan
persalinan dimasa pandemi
Covid-19.
5. Saya cemas datang ke Pelayanan
Kesehatan untuk memeriksakan
kehamilan dimasa pandemi Covid-
19.
6. Saya Khawatir tidak bias
mengontrol diri sendiri selama
persalinan
7. Saya khawatir bayi saya memiliki
tingkat kecemasan yang lemah,
catat mental atau menderita
kelainan.
8. Saya khawatir melakukan kegiatan
diluar rumah ke tempat keramaian
dan bertemu orang-orang.
9. Saya takut mengenai sakit pada saat
kontraksi dan selama proses
Persalinan.
10. Saya khawatir kebutuhan dan
60
ketersediaan serta pemenuhan APD
bagi penolong persalinan dan ibu
bersalin belum memadai.
11. Saya khawatir jika ibu hamil dan
bayi salah satu kelompok rentan
risiko terinfeksi Covid-19.
12. Saya merasa gelisah atau mudah
kaget ketika mendengar orang di
sekitarnya tertular Covid-19
13. Kesulitan untuk menyesuaikan diri
dengan kebiasaan protokol
kesehatan
14. Saya khawatir menjadi perantara
penyebaran virus Covid-19 bagi
bayi saya.
15 Saya khawatir terhadap fakta
bahwa belum semua tenaga
kesehatan tersosialisasi pedomanan
pelayanan kesehatan ibu dan bayi
di era pandemi.
Lampiran 9.
MASTER DATA PENELITIAN
61
Lampiran 10 .
HASIL ANALISA DATA PENELITIAN
62
63
Lampiran 11.
LEMBAR KONSULTASI KTI
64
65