You are on page 1of 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/342098434

PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERWARNA INDUSTRI TEKSTIL DENGAN PROSES


AOPs

Article in Jurnal Air Indonesia · February 2018


DOI: 10.29122/jai.v1i2.2344

CITATIONS READS

10 598

2 authors, including:

Rudi Nugroho
Badan Riset dan Inovasi Nasional
34 PUBLICATIONS 126 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Environmental Technology View project

All content following this page was uploaded by Rudi Nugroho on 22 February 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Rudi Nugroho dan Ikbal : Pengolahan Air Limbah Berwarna Industri ……… JAI Vol. 1 , No.2 2005

PENGOLAHAN AIR LIMBAH BERWARNA INDUSTRI TEKSTIL DENGAN


PROSES AOPs

Oleh :
Rudi Nugroho dan Ikbal
Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan, BPPT

Abstract

An experiment of advanced oxydation processes (AOPs) was applicated in textile


wastewater treatment for color removal. The experiment was conducted in laboratory scale
using ozon and hydrogen peroxide as oxidizing agents. The textile wastewater contains
any organic and inorganic dyes that could not be effective treated by coagullation and and
sedimentation as well as by conventional aerobic treatments. Result of the experiments
concluded that the AOPs technologies could be applied effectively for removal of color.
Addition of hydrogen peroxide with volume of 0.25 ml for 1 liter of wastewater exhibits the
reaction. The reaction of AOPs for color removal was optimum at temperatur of 70oC. As
higher as pH, the reaction become faster and the efficiency of color removal become higher.

Key words: advanced oxidation processes, color removal, hydrogen peroxide, ozon,

1. PENDAHULUAN maka perlu dipikirkan ada perlakuan khusus


untuk memecah rantai panjang zat warna
Indonesia dalam dasawarsa terakhir sebelum air limbah diumpan kedalam bioreaktor
merupakan salah satu negara penghasil utama biologis. Salah satu cara yang mudah
tekstil dan bahan sejenisnya setelah India dan diaplikasikan adalah proses oksidasi
Pakistan. Banyaknya industri-industri tekstil di menggunakan oksidator kuat seperti ozon dan
Indonesia dalam satu sisi membawa peningkatan hidrogen peroksida, yang lebih dikenal dengan
devisa, namun disisi lain menimbulkan masalah proses Advance Oxidation Processes (AOPs).
pencemaran lingkungan yang cukup besar. Proses ini dulunya dikenal cukup mahal, tetapi
Keberadaan Industri tekstil di Indonesia tidak perkembangan teknologi telah menjadikan
hanya dalam kategori industri skala besar dan proses ini bukan saja murah tetapi juga mudah
menengah, tetapi juga dalam skala kecil dan untuk diaplikasikan.
bahkan ada yang dalam skala rumah tangga Makalah ini memuat hasil penelitian dasar
(home industry), seperti pewarnaan dan teknologi penghilangan warna pada air limbah
pencelupan jeans. Dengan demikian, industri tekstil dengan proses oksidasi AOPs
pencemaran yang ditimbulkan oleh industri skala laboratorium. Disini diteliti parameter-
tersebut tidak hanya pada kawasan-kawasan parameter yang mempengaruhi proses AOPs
industri, namun juga terjadi di perkampungan- dan kondisi-kondisi yang paling baik untuk
perkampungan padat penduduk. proses AOPs. Penelitian ini merupakan penelitian
Air limbah yang dihasilkan oleh industri pendahuluan yang nantinya akan dilanjutkan
tekstil dan bahan sejenisnya disamping pada penelitian skala yang lebih besar yaitu
mengandung bahan pencemar organik yang skala semi pilot.
umum dinyatakan dalam COD, BOD dan logam-
logam berat, juga mengandung bahan pewarna 2. TINJAUAN TEORI
organik rantai panjang yang relatif sukar diolah
dengan proses biologis biasa. Secara umum, 2.1 Jenis-jenis Zat Pewarrna Tekstil
untuk mereduksi bahan pencemar organik yang
mudah didegradasi, teknologi yang diterapkan Zat pewarna tekstil, kebanyakan
adalah teknologi pengolahan air limbah secara menggunakan senyawa organik rantai panjang.
biologis, seperti proses lumpur aktif, aerated Berdasarkan struktur kimianya zat pewarna
lagoon, biofilter anaerob-aerob ataupun trickling tekstil dibedakan menjadi beberapa jenis seperti
filter. Sedangkan air limbah yang mengandung pada Tabel 1.
polutan bahan organik zat warna rantai panjang Produksi zat pewarna baik dalam skala
yang biasa digunakan pada indutsri tekstil seperti internasional maupun didalam negeri
senyawa azo, antraquinon dan juga ftalosianin, menunjukkan angka peningkatan dari tahun
tidak dapat dengan mudah diolah dengan proses ketahun. Hal ini disebabkan karena permintaan
biologis biasa. Untuk mengatasi kendala diatas bahan tersebut yang meningkat seiring dengan

163
laju pertumbuhan industri tekstil dan industri lain 2.2 Teknologi Pengolahan Limbah Cair Zat
yang memerlukan pewarnaan. Sebagian zat Pewarna
pewarna yang telah digunakan untuk proses di
industri, akan terbuang menjadi polutan bersama Menurut Degreemont, ada beberapa
air limbah dan penanganan khusus sesuai sifat- alternatip teknologi yang dapat digunakan untuk
sifatnya. mengolah limbah cair yang mengandung zat
pewarna. Teknologi tersebut meliputi netralisasi,
Tabel 1. Klasifikasi zat pewarna berdasarkan koagulasi - flokulasi, adsorbsi dan oksidasi
struktur kimia. menggunakan oksidator kuat (AOPs).
Selanjutnya sepintas akan dibahas satu persatu
Nama Zat Warna Keterangan proses penghilangan warna tersebut diatas.
Azo Mengandung gugus 2.2.1 Netralisasi
azo –N=N-
Anthraquinones Mengandung gugus Secara umum proses netralisasi digunakan
amino dan hidroksi untuk menetralkan limbah cair yang bersifat
Ftalosianin Banyak dipakai untuk terlalu asam atau basa. Namun pada beberapa
tinta cetak jenis air limbah yang megandung zat pewarna,
Indigoid Mengandung gugus dengan proses netralisasi warna sudah dapat
karbonil dikurangi bahkan dapat hilang sama sekali.
Benzodifuranones Sintesa lanjut dari Bahan kimia untuk menetralkan pH dipilih
asam arilasetat dan dengan mempertimbangkan harga, kemudahan
hydroquinone dalam memperolehnya dan keamanan dalam
Oxazines penyimpanan disamping tingkat keefektifannya.
Polimetin Bahan kimia penetral yang sering digunakan
Di dan Tri-aril Memiliki warna yang adalah natrium hidroksida, natrium karbonat,
karbonium cerah dan kuat kalsium hidroksida hidrat, asam sulfat, asam
namun mudah luntur khlorida dan karbon dioksida.
Karbonil Aromatik
Polisiklik 2.2.2 Koagulasi dan Flokulasi
Quinophtalones
Sulfur Gugus sulfur sebagai Proses koagulasi dan flokulasi juga dapat
jembatan digunakan untuk menghilangkan warna. Pada
penghubung proses koagulasi dan flokulasi, padatan termasuk
Nitro dan nitroso Turunan dari o- juga zat pewarna akan saling menempel dan
nitrofenol atau naftol membentuk partikel dengan ukuran yang lebih
besar dan berat (flok). Flok selanjutnya dapat
dipisahkan melalui filtrasi, pengendapan dan
Pada awal abad ke 20, sekitar 85% pengapungan. Koagulasi terjadi akibat
kebutuhan zat pewarna dunia dipenuhi oleh penurunan potensial zeta pada permukaan
Jerman dan sekitar 10% oleh negara-negara partikel sehingga dapat bergabung untuk
Eropa lainnya. Perkembangan selama 70 tahun membentuk partikel yang lebih besar. Proses
kemudian, pasca perang dunia, angka-angka ini koagulasi sangat bergantung pada pH operasi
berubah cukup drastis seperti terlihat pada Tabel dan konsentrasi koagulan yang digunakan.
2. Koagulan yang sering digunakan adalah lime,
Di Indonesia, perkembangan produksi zat kalsium sulfat, kalsium hidroksida, magnesium
pewarna dapat diketahui data-data ekspor hidroksida, magnesium sulfat, ferri klorida, feri
nasional. Berdasarkan data yang diambil dari dan fero sulfat dan kombinasi garam-garamnya.
Biro Pusat Statistik tahun 2000, perkembangan
ekspor zat pewarna meningkat 44,9% dari tahun 2.2.3 Adsobsi
1996 sampai tahun 2000. Ini mencerminkan
meningkatnya kebutuhan zat pewarna baik untuk Adsorbsi adalah penyerapan partikel-
keperluan proses produksi pada industri seperti partimel halus oleh bahan adsorben. Pada
tekstil maupun pada industri lain yang proses ini warna yang ada dalam air limbah juga
memerlukannya. akan ikut terserap. Proses penghilangan warna
Tingginya pemakain zat pewarna pada dengan karbon aktif saat ini banyak digunakan
kegiatan industri tentu membawa dampak pada terutama untuk zat warna anorganik dengan
peningkatan jumlah bahan pencemar dalam konsentrasi rendah. Kelemahan dari proses ini
limbah cair yang dihasilkannya. diantaranya adalah hanya memindahkan polutan
zat warna dari air limbah ke permukaan karbon

164
Rudi Nugroho dan Ikbal : Pengolahan Air Limbah Berwarna Industri ……… JAI Vol. 1 , No.2 2005

aktif. Pada fase tertentu, karbon aktif akan Reaksi untuk memproduksi radikal aktif hidroksil
mengalami kejenuhan dan harus dilakukan menggunakan hidrogen peroksida dan ozon
pencucian. Air hasil cucian karbon aktif ini pada adalah sebagai berikut :
akhirnya akan bermasalah karena berpotensi
menjadi air limbah lagi. H2O2 + 2 O3 --> HO* + HO* + 3 O2
Penghilangan warna dengan proses
flokulasi-koagulasi dan adsorbsi sifatnya hanya Radikal aktif hidroksil juga terbentuk pada
memindahkan zat warna ksususnya dari fase cair saat air yang mengandung hidrogen peroksida
kedalam fase padat, bukan menguraikan terkena sinar UV (200 – 280 nm). Adapun
senyawa-senyawa komplek pembentuk warna. reaksinya adalah sebagai berikut :
Dengan demikian, partikel-partikel warna yang
mengumpal bersama bahan koagulan-flokulan H2O2 + UV --> HO* + HO*
atau yang menempel pada bahan adsorben perlu
diproses lebih lanjut sehingga tidak menimbulkan Saat ini, sistem pengolahan air limbah
pencemaran lanjutan. AOPs dengan ozon (ozonasi) dalam skala besar
telah diaplikasikan untuk mengolah air lindi
2.2.4 Advanced Oxidation Process (AOPs) (leached) di tempat pembuangan akhir sampah
(TPA), air limbah berwarna pada industri tekstil,
Advanced Oxidation Processes (AOPs) air limbah industri farmasi (Figwa, 1997; Bohme,
didefinisikan oleh Glaze et al. (1987) dan 1999, Gottschalk, et al., 2000). Polutan utama
Gottschalk, et al. (2000) sebagai proses yang dalam air limbah industri-industri tersebut adalah
melibatkan pembentukan radikal aktif hidroksil senyawa organik yang sulit diuraikan, meliputi :
(HO*) dalam jumlah yang cukup untuk proses
penguraian air limbah dengan menggunakan  Komponen humus yang warna coklat
oksidator kuat. Oksidator kuat yang dipakai dapat atau warna kuning dan adsorbable
berupa campuran ozon dengan hydrogen organic halogens (AOX) pada air lindi di
peroksida (O3 + H2O2), ozon dengan sinar ultra TPA.
violet (O3 + UV), dan campuran hydrogen  Komponen aromatik (poliaromatik)
peroksida dengan sinar ultra violet (H2O2 + UV). berwarna yang sering berikatan dengan
Radikal aktif hidroksil yang dilepaskan senyawa- sejumlah ion logam (Cu, Ni, Zn, Cr) pada
senyawa diatas dengan cepat akan limbah cair tekstil.
mengoksidasi polutan-polutan zat warna dalam  Substansi toksik (biocidal) pada industri
air limbah. farmasi dan kimia seperti pestisida.
Produksi radikal aktif dengan sinar  Surfactant (surface aktive agents) dari
ultraviolet (UV) dapat diilustrasikan sebagai limbah kosmetik dan lain sebagainya.
reaksi fotolisis ozon (Glaze et al., 1987, Glaze  COD pada komponen zat warna seperti
dan Kang, 1990 dalam Metcalf dan Eddy, 2003) pada tekstil, pulp.
seperti berikut;
Permasalahan yang sering muncul pada
O3 + UV ( atau hv <310 nm) -> O2 + O (1D) pengolahan air limbah dengan proses ozonasi
O(1D) + H2O -> HO* (Dalam udara basah) adalah timbulnya busa, terbentuknya endapan
kalsium oksalat, kalsium karbonat dan feri
O(1D) + H2O -> HO* + HO*-> H2O2 (Dalam air) hidroksida yang mudah menyumbat aliran cairan
Peruraian ozon karena sinar matahari dalam reaktor, perpipaan, katup dan pompa.
(fotolisis) dalam udara yang basah akan Disamping itu kendala lain penggunaan ozon
menghasilkan radikal aktif hidroksil. Dalam air, sebagai oksidator adalah biaya operasional
fotolisis ozon lebih cenderung membentuk pengadaan listrik yang cukup mahal. Sedangkan
hidrogen peroksida (H2O2). Proses fotolisis ozon keuntungan dari penggunaan ozon dibanding
akan menjadi lebih efektif jika senyawa yang oksidator maupun desinfektan lain adalah tidak
akan didegradasi mempunyai penyerapan yang menghasilkan hasil samping senyawa organik
baik terhadap sinar UV. halogen seperti dioksin.
Untuk senyawa-senyawa yang tidak dapat
menyerap sinar UV, proses AOPs lebih efektif 2.2.5 Teknologi Pembangkitan Ozon
jika menggunakan campuran O3 dan H2O2.
Bahan kimia dalam air limbah seperti Ozon adalah molekul yang terdiri dari 3
trikloroetilen (TCE) dan perkloroetilen (PCE) atom aksigen, ditemukan oleh Van Marum pada
dapat terurai secara signifikan menggunakan tahun 1785 dengan menggunakan peralatan
listrik. Ozon mempunyai berat molekul 48 g per
AOPs dengan oksidator H2O2 dan O3 sebagai
mol, tidak berwarna pada temperatur kamar, dan
penghasil radikal aktif (Karimi et al., 1997).

165
berupa cairan biru tua pada keadaan tekanan pada medan listrik, maka kinerja pembentukan
tinggi. (Bicknell & Jain, 2002.3:55-56). gas ozonpun tidak akan optimal. Laju alir gas
Pembuatan ozon dapat dilakukan dengan yang optimal akan ditentukan oleh titik
cara memecah molekul oksigen menjadi atom persilangan hubungan antara jumlah gas output
oksigen dan selanjutnya atom oksigen berikatan dengan konsentrasi ozon seperti terlihat pada
dengan molekul oksigen lain membentuk gas gambar 1
ozon. Semakin besar konsentrasi ozon maka
Ada beberapa cara yang digunakan untuk prosentase ozon yang larut di dalam air juga
membangkit ozon, seperti terlihat pada Tabel 5. akan semakin besar, dan hal ini akan
Metode electrical discharge dan elektrolisis meningkatkan kemampuan oksidasi. Disamping
merupakan cara yang paling sering digunakan, itu tingkat kelarutan ozon juga dipengaruhi oleh
baik pada skala laboratorium maupun skala suhu, seperti terlihat pada Tabel 6.
industri. Electrical discharge disebut juga silent
discharge ozon generators yang mengionisasi
molekul ozon dengan memakai arus bolak balik
tegangan tinggi ke udara. Udara atau oksigen
murni pada tekanan ambien maupun tekanan
tinggi (100 – 600 kPa) dapat dipergunakan
sebagai gas bahan baku pembuat ozon. Pada
proses ini, energi yang disuplai hanya 4 – 12%
digunakan untuk membangkitkan ozon,
sedangkan sisanya keluar sebagai panas
(Ozonek et.al, 2000). Penambahan unit
pendingin pada alat pembangkit ozon dapat
membantu meningkatkan efisiensi pembentukan
ozon (Astex, 1997) Teknologi lain pembuatan
ozon yang juga banyak digunakan adalah
Plasma Corona Discharge, menggunakan listrik
tegangan tinggi dengan arus rendah yang
memancar melintang diantara plasma. Ketika
oksigen melewati arus listrik, beberapa molekul
akan terpecah dan menghasilkan atom oksigen
bebas yang dengan cepat akan menempel pada Gambar 1 : Hubungan antara laju alir gas dan
molekul oksigen yang masih adamembentuk konsentrasi ozon pada outlet pembangkit ozon
molekul O3 yang memiliki kemampuan oksidasi
besar.
Biasanya, konsentrasi ozon yang keluar Tabel 6. Tingkat kelarutan ozon pada beberapa
dari pembangkit ozon dinyatakan dalam satuan konsentrasi dan temperatur
masa atau berat ozon yang dihasilkan pada
waktu tertentu. Satuan yang biasa dipakai adalah O3 5o C 10o C 15o C 20o C
lbs/day, gr/jam, mg/jam. Sedangkan pengertian
dari konsentrasi ozon adalah jumlah ozon yang GAS
terukur dalam bentuk gas yang persentasenya 1.5% 11.09 9.75 8.40 6.43
berdasarkan berat atau volume dengan satuan
mg/L, atau g/m3. 2% 14.79 13.00 11.19 8.57
Supaya penggunaan udara atau gas
3% 22.18 19.50 16.79 12.86
oksigen untuk pembangkitan ozon dapat optimal
maka oksigen harus memiliki waktu yang cukup
lama berada pada medan listrik sehingga akan
semakin besar pula persentase molekul ozon 3. PROSEDUR PENELITIAN
yang terbentuk. Penentuan laju alir gas yang
optimal diperlukan untuk memastikan proses 3.1 Tempat Pelaksanaan Penelitian
pembentukan ozon tidak terganggu oleh panas
Penelitian AOPs untuk mengolah air
yang dihasilkan oleh pembangkit ozon. Apabila
limbah yang mengandung zat pewarna tekstil
ozon yang terbentuk mengalir terlalu lambat
dilakukan di Laboratorium Balai Besar Kimia dan
melewati medan listrik, maka ozon tersebut akan
Kemasan, Depertemen Perindustrian, Pasar
terkena panas dari medan listrik yang
Rebo, Jakarta Timur. Penelitian ini dilaksanakan
mengakibatkan rusaknya molekul ozon. Tetapi
dari bulan Juli sampai dengan bulan Desember
apabila molekul ozon terbentuk yang bercampur
2004.
dengan gas umpan tidak cukup waktu berada

166
Rudi Nugroho dan Ikbal : Pengolahan Air Limbah Berwarna Industri ……… JAI Vol. 1 , No.2 2005

3.2 Air limbah dan Bahan Kimia Kedalam kedua wadah ini air limbah bewarna
dimasukkan dalam volume tertentu, kemudian
Air limbah yang digunakan untuk penelitian selama waktu yang ditetapkan dialirkan gas ozon
adalah air limbah yang dari instalasi pretreatment dari generator pembangkit ozon. Ozon diproduksi
air limbah industri tekstil (batik) di kawasan dari oksigen yang dialirkan ke dalam ozon
industri Jababeka, Cikarang. Air limbah ini generator. Sebagai sumber ozon, digunakan
bewarna merah tua yang disebabkan bahan oksigen dari udara bebas dan oksigen murni dari
pewarna non organik maupun organik . Selama tabung gas oksigen. Pada saat menggunakan
ini air limbah tersebut diolah dengan proses oksigen dari udara, udara disuplai dari
biologi aerobik setelah proses pengendapan. kompressor ke pembangkit ozon. Sedangkan
Kendala, meskipun telah diolah, namun warna air saat memproduksi ozon dari oksigen murni,
olahan hampir tidak berobah, sehingga dapat oksigen langsung dialirkan dari tabung kedalam
mengganggu kwalitas air olahan secara generator ozon. Laju alir oksigen diatur dengan
keseluruhan. Untuk keperluan penelitian, air flow meter yang dilengkapi katup pengatur aliran.
limbah ini diambil secara periodik dan dibawa ke Laju alir oksigen ataupun udara masuk ke dalam
laboratorium. Tabel 8 menunjukkan tanggal pembangkit ozon diatur 3 ml/menit. Sebelum
pengambilan sampel dan karakteristik air limbah oksigen masuk kedalam generator ozon, terlebih
yang akan diolah. dulu dikeringkan melalui filter yang berisi gel
Bahan kimia yang digunakan untuk silica. Ozon yang terbentuk dari ozon generator
penelitian AOPs diantaranya adalah udara dan (Ozotech, Amerika) selanjutnya dialirkan melalui
gas oksigen sebagai sumber ozon, senyawa difuser kedalam air limbah yang telah
hidrogen peroksida teknis konsentrasi 50%, ditempatkan dalam gelas Erlenmeyer atau gelas
koagulan dan flokulan (PAC, FeCl3, Tawas, biker. Untuk melihat pengaruh penambahan
Aqua 2000), HCl dan NaOH untuk pengatur pH. oksidator hydrogen peroksida, kedalam air
limbah ditambahkan larutan H2O2 berkonsentrasi
3.3 Peralatan dan Jalannya Penelitian 50% sebelum diozonasi. Melihat pengaruh suhu
dilakukan dengan cara memanaskan air limbah,
Skema peralatan yang digunakan untuk sedangkan pengaturan pH dilakukan dengan
menghilangkan warna air limbah industri tekstil larutan asam khlorida.
pada penelitian ini adalah seperti pada Gambar 2.
Gelas ukur dan gelas Erlenmeyer digunakan
sebagai wadah tempat proses oksidasi.

Tabel 8. Karakteristik air limbah industri tektil


untuk penelitian AOPs

Tanggal Karakteristik
Sampling Air Limbah
27-09- 2004 Warna merah tua
Konsentrasi 3370PtCo
15-09-2004 Warna merah tua
Konsentrasi 3100PtCo
pH 7,79
COD 400 mg/l
27-09-2004 Warna merah tua
Konsentrasi 5640 PtCo Gambar 2 : Rangkaian alat penelitian AOPs
pH 8,07 skala laboratorium
COD 610 mg/l
1- 09-2004 Warna merah tua
Konsentrasi 5610PtCo Parameter yang dianalisa selama
pH 8,37 penelitian berlangsung adalah pH, konsentrasi
COD 420 mg/l warna dan konsentrasi chemical oksigen demand
24-09-2004 Warna merah tua (COD).
Konsentrasi 3740PtCo
pH 8,01
COD 950 mg/l 3.4 Tahapan Penelitian
1- Desember Warna merah tua
2004 Konsentrasi 2390PtCo Tahapan atau lingkup pekerjaan yang
pH 7,47 dilakukan pada penelitian ini adalah untuk:
COD 450 mg/l
1) Mengetahui pengaruh proses koagulasi
terhadap penurunan warna air limbah.

167
2) Melihat pengaruh sumber oksigen penghasil akan menghasilkan sludge yang memerlukan
ozon terhadap konsentrasi ozon yang penanganan khusus.
dihasilkan.
3) Melihat pengaruh laju alir oksigen terhadap 4.2.1 Pengaruh Sumber OksigenTerhadap
konsentrasi ozon yang dihasilkan. Produksi Ozon
4) Mengetahui pengaruh perubahan suhu
terhadap efektifitas proses AOPs. Sebagaimana diuraikan diatas, sumber
5) Mengetahui pengaruh penambahan hidrogen ozon digunakan oksigen dari udara bebas dan
peroksida dan pemanasan terhadap proses gas oksigen murni dari tabung gas oksigen.
AOPs. Disini dilihat jumlah ozon yang mampu dihasilkan
6) Mengetahui pengaruh derajat keasaman air generator pembangkit ozon dari masing-masing
limbah (pH) terhadap proses AOPs. sumber tersebut dan indikasi yang digunakan
adalah pengurangan warna yang terjadi pada air
limbah yang diteliti. Proses ozonasi dilakukan
4. HASIL PENELITIAN pada laju alir gas 3 liter permenit dan pengukuran
perubahan warna dilakukan setiap interval waktu
4.1 Proses Koagulasi dan Sedimentasi 15 menit.
Gambar 3 menunjukkan penurunan warna
Sebelum dilakukan proses AOPs, terlebih air limbah yang terjadi pada proses ozonasi
dulu air limbah bewarna ini diolah dengan proses dengan sumber ogsigen dari udara dan dari
koagulasi dan flokulasi menggunakan koagulan oksigen murni dari tabung gas.
FeCl3, PAC dan Aqua 2000. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui apakah
penambahan bahan koagulan dan flokulan dapat
menurunkan warna iar limbah atau setidaknya
apakah dapat digunakan sebagai alternatif pre-
treatment pada

Tabel 9. Pengaruh penambahan bahan koagulan


terhadap warna air limbah tekstil.

Konsentrasi Konsentrasi Penurunan


Jenis
koagulan warna PtCo warna
Koagulan
(ppm) (mg /L) (%)

Tanpa
koagulan - 5925 -

FeCl3 1200 5100 14

Aqua2000 1200 5565 6 Gambar 3 : Pengaruh sumber gas pembangkit


ozon terhadap penurunan warna air limbah
tekstil .
PAC 1200 4980 6
Dari gambar 3 terlihat, ozon yang
proses AOPs. Tabel 9 adalah perubahan warna dihasilkan dari oksigen murni mampu mereduksi
yang terjadi pada air limbah setelah penambahan warna sampai 50% hanya dalam waktu 15 menit,
beberapa jenis bahan koagulasi. dan warna air limbah hampir hilang setelah
Dari sini terlihat, penambahan bahan kimia proses ozonasi berlangsung 45 menit.
koagulan FeCl3, Aqua2000 maupun PAC sampai Sebaliknya proses ozonasi dari ozon yang
dosis 1200 mg/L hanya mampu mendegradasi bersumber dari oksigen udara, diperlukan waktu
warna beberapa proses saja, angka tertinggi sekitar 30 menit untuk mendegradasi warna
yaitu 14% dengan penambahan senyawa FeCl3. sebanyak 50%, setelah itu hampir tidak terjadi
Dengan demikian meskipun proses koagulasi pengurangan warna meskipun proses ozonasi
ditempatkan sebagai pre-treatment sebelum terus dilakukan selama 60 menit. Perbedaan ini
proses AOPs tidaklah efektif, karena disebabkan karena jumlah ozon yang dihasilkan
kemampuannya dalam mereduksi warna kecil dari oksigen murni lebih banyak dibanding
sekali. Disamping itu, penambahan bahan kimia dengan jumlah ozon dari oksigen udara atau
koagulan akan menaikkan biaya operasional dan dengan kata lain, effisiensi ozon generator lebih

168
Rudi Nugroho dan Ikbal : Pengolahan Air Limbah Berwarna Industri ……… JAI Vol. 1 , No.2 2005

tinggi bila menggunakan oksigen murni. bahwa konsentrasi ozon hampir tidak
Tingginya konsentrasi ozon ini menyebabkan mempengaruhi effektifitas oksidator hidrogen
kemampuan oksidator juga semakin kuat, peroksida. Ini terbukti dari kecepatan penurunan
sehingga proses degredasi warna juga makin warna hampir tidak berbeda dengan sumber
cepat berlangsung. Hal ini yang terjadi pada ozon baik dari oksigen murni maupun oksigen
proses ozonazi dengan ozon dari sumber udara setelah penambahan senyawa hidrogen
oksigen murni. pereoksida.
Dari data pada spesifikasi alat ozon Untuk mengetahui jumlah kebutuhan
generator, disebutkan apabila sumber gas optimum hidrogen peroksida dalam
pembangkit ozon menggunakan oksigen murni, mendegradasi zat warna tekstil, maka pada
maka kapasitas ozon yang dihasilkan akan penelitian selanjutnya dilakukan penambahan
menjadi dua kali lipat lebih besar dibandingkan hidrogen peroksida sampai jumlah 1,25 ml per
apabila menggunakan sumber gas udara. liter air limbah dengan interval penambahan 0,25
Dengan demikian dari data penelitian pada ml. Sama seperti penelitian sebelumnya, proses
gambar 3 diatas dapat disimpulkan bahwa ozonasi juga dilakukan selama 1 jam dan
kecepatan penurunan warna akan menjadi dua
kali lebih cepat apabila ozon yang digunakan
kapasitasnya dua kali lipat lebih besar.

Gambar 5. Pengaruh jumlah penambahan


hidrogen peroksida terhadap penurunan warna
air limbah tekstil
Gambar 4. Pengaruh penambahan senyawa
peroksida terhadap penurunan warna air limbah pengambilan sample untuk pengukuran warna
tekstil dilakukan setiap interval waktu 15 menit
Hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada
Gambar 5. Dari gambar 5 diketahui bahwa
4.2.2 Pengaruh Penambahan Oksidator meskipun penambahan hidrogen peroksida
Hidrogen Peroksida mempercepat degradasi warna, tetapi
peningkatan jumlah penambahan hidrogen
Selanjutnya dilihat pengaruh peroksida dari 0,25 ml sampai 1,25 ml tidak
penambahan senyawa hidrogen peroksida mempengaruhi kecepatan penurunan warna
terhadap proses degradasi warna. Penambahan secara signifikan. Dari hasil ini ditetapkan bahwa
senyawa hydrogen peroksida sebanyak 0,25 ml untuk penelitian selanjutnya penambahan
per liter air limbah dilakukan pada proses ozonasi hidrogen peroksida cukup hanya 0,25 ml untuk 1
dengan sumber oksigen masing-masing dari liter air limbah.
udara dan dari oksigen murni. Hasilnya adalah 4.2.3 Pengaruh Suhu
seperti terlihat pada Gambar 4. Penurunan warna
berlangsung sangat cepat, setelah 30 menit, baik Air limbah yang baru keluar dari industri
dari oksigen udara maupun oksigen murni tekstil kebanyakan masih bersuhu cukup tinggi
mencapai lebih dari 80%.
sekitar 70~80℃. Suhu tinggi ini juga merupakan
Setelah 1 jam, hampir tidak ada warna
satu kendala pada industri tekstil karena air
yang tersisa didalam air limbah. Dari hasil ini
limbah ini harus didinginkan terlebih dulu pada
dapat disimpulkan bahwa penambahan hidrogen
cooling tower sebelum diolah lebih lanjut.
peroksida yang juga bersifat oksidator kuat pada
Dengan melihat kondisi lapangan ini, maka pada
proses ozonasi dapat mempercepat proses
penelitian juga diteliti pengaruh suhu terhadap
degradasi warna tekstil. Dari sini juga diketahui
effektifitas proses AOPs. Penelitian dilakukan

169
pada beberapa suhu yaitu 30, 40, 50, 60, 70 dan optimum dimana kelarutan ozon dan kecepatan
80oC, dengan penambahan hidrogen peroksida. reaksi penguraian tinggi. Dari hasil penelitian ini,
sebesar 0,25 ml untuk setiap 1 liter air limbah. suhu optimum tersebut adalah 70oC.
Gambar 6 menunjukkan tingkat
pengurangan warna tiap-tiap satuan waktu 4.3 Pengaruh pH
pengamatan. Disini terlihat bahwa kenaikan suhu
sampai 70oC dapat mempercepat reaksi Umumnya air limbah yang keluar dari
penurunan warna. Tetapi apa bila suhu dinaikkan industri tekstil memiliki pH bersifat basa, yaitu
lagi sampai 80oC, effisiensi mengurangan warna diatas 8. pH tinggi ini apakah akan berpengaruh
cenderung menurun. terhadap proses AOPs, maka perlu dilakukan
penelitian pengaruh pH terhadap effektifitas
proses AOPs. Penelitian dilakukan pada 3 buah
nilai pH, yaitu bersifat asam pada pH 4, bersifat
netral pada pH 7 dan bersifat basa pada pH 12.
pH air limbah diturunkan dengan larutan asam
sulfat dan dinaikkan dengan larutan natrium
hidroksida. Penelitian ini dilakukan pada kondisi
penambahan hydrogen peroksida sebanyak 0,25
ml per liter air limbah dan suhu 70℃.
Gambar 9 adalah pengaruh pH terhadap
penurunan warna air limbah. Pada kondisi pH
manapun penurunan warna sangat cepat terjadi
pada 15 menit pertama, setelah itu penurunan
warna hanya terjadi sedikit sekali secara
perlahan. Hal ini kemungkinan disebabkan
karena pembentukan hidroksil HO* dari
peroksida paling banyak terjadi pada lima belas
Gambar 6 : Pengaruh suhu terhadap penurunan menit pertama.
warna pada proses AOPs. Dari gambar 9 terlihat, air limbah pada
suasana basa (pH 12) mengalami degradasi
Gambar 7 adalah rangkuman hasil warna paling cepat sekitar 97%, diikuti pada pH 7
perhitungan effisiensi pengurangan warna dan terakhir pH 4 atau suasana asam yaitu 68%.
setelah 45 menit proses AOPs. Pada suhu 70℃ Dari hasil ini diketahui, oksidator akan bekerja
terlihat effisiensi paling tinggi, yakni sekitar 98%. lebih effektif pada kondisi basa atau pH tinggi.
Pada penelitian pengaruh pH ini, effisiensi
penurunan COD juga dihitung. Effisiensi
penurunan COD pada pH 12 adalah sebesar
54%, sedangkan pada pH 4 hanya 36%.

Gambar 7 : Rangkuman effisiensi pengurangan


warna pada masing-masing suhu yang diteliti.

Secara teoritis, kelarutan ozon dalam air


semakin rendah dengan kenaikan suhu. Akan
tetapi, untuk reaksi kimia seperti yang terjadi
pada reaksi peruraian warna dengan ozon, Gambar 9 Pengaruh pH terhadap penurunan
kenaikan suhu setiap 10oC akan mempercepat konsentrasi zat pewarna dalam air limbah pada
kecepatan reaksi 2 kali lipat (Octave Levenspiel, proses AOPs.
1972). Dengan demikian ada suatu suhu

170
Rudi Nugroho dan Ikbal : Pengolahan Air Limbah Berwarna Industri ……… JAI Vol. 1 , No.2 2005

5. KESIMPULAN 2. Gottschalk, C., Libra, J. A.,Saupe, A.,2000,”


Ozonation of Water and Wastewater. A
Teknologi AOPs menggunakan ozon dan Practical Guide to Understanding Ozone and
hidrogen peroksida sebagai oksidator dapat Its Application. Weinheim, German. Willey-
digunakan dengan sangat effektif untuk Vch Verlag Gmbh.
menghilangkan warna pada air limbah industri 3. Langlais, B., D.A. Rechkov, D.R. Brink, 1991,
tekstil.Berdasarkan pada hasil penelitian skala “Ozon in Water Treatment, Application in
laboratorium yang telah dilakukan diperoleh Engineering”, Lewis Publisher and AWWA
beberapa kesimpulan sebagai berikut. Research Foundation, USA.
4. EPA, 1999 “Wastewater Technology Fact
 Konsentrasi ozon sangat mempengaruhi Sheet Ozon Desinfection”, United States
kecepatan reaksi oksidator. Semakin tinggi Environmental Protection Agency,
konsentrasi ozon yang digunakan, maka Washington DC.
reaksi penghilangan warna dengan AOPs 5. Mc.Calf and Eddy, 1978 “Wastewater
akan semakin cepat. Engineering”, Mc Graw Hill.
 Hidrogen peroksida berfungsi sangat effektif 6. Perkowski, J., Stainslaw L.,2002, ”
sebagai oksidator. Penambahan hidrogen Decomposition of Anthraquinone Dye in the
peroksida 0,25 ml untuk setiap 1 liter air Aqueous Solution by Ozon, Hydrogen
limbah dapat mempercepat proses reaksi Peroxide or UV”, Dept of Bioprocess
AOPs untuk menghilangkan warna. Engineering, Institute of Radiation Chemistry,
 Suhu sangat mempengaruhi reaksi oksidasi. Poland.
Suhu optimum pada proses AOPs adalah 7. Namboodri, C.G., W.W. Perkins,
70oC. Kondisi ini sangat menguntungkan W.K.Walsh,1994 “Decolorizing Dyes With
karena kebanyakan air limbah yang keluar Chlorine And Ozon Part II”, Text. Engr. Dept.,
dari industri tekstil bersuhu 70~80℃. Auburn Univ.,Auburn, Alabama.
 pH air limbah berpengaruh pada reaksi 8. Karimi, A.A., J.A. Redman, W.H. Glaze, 1997,
oksidasi. Reaksi AOPs akan berjalan dengan “Technology Overview”, Journal AWWA.
cepat pada suasana basa, yaitu pH 12. 9. Kementerian Lingkungan Hidup dengan
ITB,2003 “Studi Penyusunan Baku Mutu Air
Limbah Untuk Kegiatan Industri Dyestuff (Zat
DAFTAR PUSTAKA Warna) dan Industri Copper Smelter,.
10. Octave Levenspiel, 1972 “Chemical Reaction
1. Degreemont (1991),”Water Treatment Engineering, John Willey and Sons, Inc. 2rd.
Handbook, sixth edition. ed.

Tabel 2 : Produksi Zat Pewarna Dunia (dalam ribu ton)


Tahun Eropa Barat Amerika Eurasia Jepang Lain-lain Total
Serikat

1938 110 37 35 - 28 210


1948 - 110 - - - -
1958 112 80 127 - 27 346
1966 191 130 - 49 - -
1974 300 138 200 68 44 750
1990 350 150 250 90 75 915
Sumber : Kirk Othmer (1997)

171
Tabel 5 : Tipe dari ozone generation, prinsip kerjanya dan penerapannya di lapangan

Cara Pembangkit Ozon Prinsip Kerja Sumber Ozon Penerapan di Lapangan

Electrical Electrical discharge Udara atau O2 Standar biasa dari


(ED) laboratorium ke skala
penuh.
Elektrokimia Elektrolisis (EL) Air (kemurnian Terutama untuk
tinggi) penerapan air murni,
laboratorium sampai
industri skala kecil.
Photokimia (<185 nm) Iradiasi (abstraksi O2 (udara), air Teknologi baru,
dari elektron) (untuk kualitas laboratorium atau skala
air minum atau penuh.
Radiation chemistry X-rays, radioaktif - air murni) Sangat jarang, hanya
rays Air (murni) pada skala percobaan.

Thermal Light arc ionization Air Sangat jarang, hanya


pada skala percobaan.

172

View publication stats

You might also like