Professional Documents
Culture Documents
net/publication/342098434
CITATIONS READS
10 598
2 authors, including:
Rudi Nugroho
Badan Riset dan Inovasi Nasional
34 PUBLICATIONS 126 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Rudi Nugroho on 22 February 2022.
Oleh :
Rudi Nugroho dan Ikbal
Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan, BPPT
Abstract
Key words: advanced oxidation processes, color removal, hydrogen peroxide, ozon,
163
laju pertumbuhan industri tekstil dan industri lain 2.2 Teknologi Pengolahan Limbah Cair Zat
yang memerlukan pewarnaan. Sebagian zat Pewarna
pewarna yang telah digunakan untuk proses di
industri, akan terbuang menjadi polutan bersama Menurut Degreemont, ada beberapa
air limbah dan penanganan khusus sesuai sifat- alternatip teknologi yang dapat digunakan untuk
sifatnya. mengolah limbah cair yang mengandung zat
pewarna. Teknologi tersebut meliputi netralisasi,
Tabel 1. Klasifikasi zat pewarna berdasarkan koagulasi - flokulasi, adsorbsi dan oksidasi
struktur kimia. menggunakan oksidator kuat (AOPs).
Selanjutnya sepintas akan dibahas satu persatu
Nama Zat Warna Keterangan proses penghilangan warna tersebut diatas.
Azo Mengandung gugus 2.2.1 Netralisasi
azo –N=N-
Anthraquinones Mengandung gugus Secara umum proses netralisasi digunakan
amino dan hidroksi untuk menetralkan limbah cair yang bersifat
Ftalosianin Banyak dipakai untuk terlalu asam atau basa. Namun pada beberapa
tinta cetak jenis air limbah yang megandung zat pewarna,
Indigoid Mengandung gugus dengan proses netralisasi warna sudah dapat
karbonil dikurangi bahkan dapat hilang sama sekali.
Benzodifuranones Sintesa lanjut dari Bahan kimia untuk menetralkan pH dipilih
asam arilasetat dan dengan mempertimbangkan harga, kemudahan
hydroquinone dalam memperolehnya dan keamanan dalam
Oxazines penyimpanan disamping tingkat keefektifannya.
Polimetin Bahan kimia penetral yang sering digunakan
Di dan Tri-aril Memiliki warna yang adalah natrium hidroksida, natrium karbonat,
karbonium cerah dan kuat kalsium hidroksida hidrat, asam sulfat, asam
namun mudah luntur khlorida dan karbon dioksida.
Karbonil Aromatik
Polisiklik 2.2.2 Koagulasi dan Flokulasi
Quinophtalones
Sulfur Gugus sulfur sebagai Proses koagulasi dan flokulasi juga dapat
jembatan digunakan untuk menghilangkan warna. Pada
penghubung proses koagulasi dan flokulasi, padatan termasuk
Nitro dan nitroso Turunan dari o- juga zat pewarna akan saling menempel dan
nitrofenol atau naftol membentuk partikel dengan ukuran yang lebih
besar dan berat (flok). Flok selanjutnya dapat
dipisahkan melalui filtrasi, pengendapan dan
Pada awal abad ke 20, sekitar 85% pengapungan. Koagulasi terjadi akibat
kebutuhan zat pewarna dunia dipenuhi oleh penurunan potensial zeta pada permukaan
Jerman dan sekitar 10% oleh negara-negara partikel sehingga dapat bergabung untuk
Eropa lainnya. Perkembangan selama 70 tahun membentuk partikel yang lebih besar. Proses
kemudian, pasca perang dunia, angka-angka ini koagulasi sangat bergantung pada pH operasi
berubah cukup drastis seperti terlihat pada Tabel dan konsentrasi koagulan yang digunakan.
2. Koagulan yang sering digunakan adalah lime,
Di Indonesia, perkembangan produksi zat kalsium sulfat, kalsium hidroksida, magnesium
pewarna dapat diketahui data-data ekspor hidroksida, magnesium sulfat, ferri klorida, feri
nasional. Berdasarkan data yang diambil dari dan fero sulfat dan kombinasi garam-garamnya.
Biro Pusat Statistik tahun 2000, perkembangan
ekspor zat pewarna meningkat 44,9% dari tahun 2.2.3 Adsobsi
1996 sampai tahun 2000. Ini mencerminkan
meningkatnya kebutuhan zat pewarna baik untuk Adsorbsi adalah penyerapan partikel-
keperluan proses produksi pada industri seperti partimel halus oleh bahan adsorben. Pada
tekstil maupun pada industri lain yang proses ini warna yang ada dalam air limbah juga
memerlukannya. akan ikut terserap. Proses penghilangan warna
Tingginya pemakain zat pewarna pada dengan karbon aktif saat ini banyak digunakan
kegiatan industri tentu membawa dampak pada terutama untuk zat warna anorganik dengan
peningkatan jumlah bahan pencemar dalam konsentrasi rendah. Kelemahan dari proses ini
limbah cair yang dihasilkannya. diantaranya adalah hanya memindahkan polutan
zat warna dari air limbah ke permukaan karbon
164
Rudi Nugroho dan Ikbal : Pengolahan Air Limbah Berwarna Industri ……… JAI Vol. 1 , No.2 2005
aktif. Pada fase tertentu, karbon aktif akan Reaksi untuk memproduksi radikal aktif hidroksil
mengalami kejenuhan dan harus dilakukan menggunakan hidrogen peroksida dan ozon
pencucian. Air hasil cucian karbon aktif ini pada adalah sebagai berikut :
akhirnya akan bermasalah karena berpotensi
menjadi air limbah lagi. H2O2 + 2 O3 --> HO* + HO* + 3 O2
Penghilangan warna dengan proses
flokulasi-koagulasi dan adsorbsi sifatnya hanya Radikal aktif hidroksil juga terbentuk pada
memindahkan zat warna ksususnya dari fase cair saat air yang mengandung hidrogen peroksida
kedalam fase padat, bukan menguraikan terkena sinar UV (200 – 280 nm). Adapun
senyawa-senyawa komplek pembentuk warna. reaksinya adalah sebagai berikut :
Dengan demikian, partikel-partikel warna yang
mengumpal bersama bahan koagulan-flokulan H2O2 + UV --> HO* + HO*
atau yang menempel pada bahan adsorben perlu
diproses lebih lanjut sehingga tidak menimbulkan Saat ini, sistem pengolahan air limbah
pencemaran lanjutan. AOPs dengan ozon (ozonasi) dalam skala besar
telah diaplikasikan untuk mengolah air lindi
2.2.4 Advanced Oxidation Process (AOPs) (leached) di tempat pembuangan akhir sampah
(TPA), air limbah berwarna pada industri tekstil,
Advanced Oxidation Processes (AOPs) air limbah industri farmasi (Figwa, 1997; Bohme,
didefinisikan oleh Glaze et al. (1987) dan 1999, Gottschalk, et al., 2000). Polutan utama
Gottschalk, et al. (2000) sebagai proses yang dalam air limbah industri-industri tersebut adalah
melibatkan pembentukan radikal aktif hidroksil senyawa organik yang sulit diuraikan, meliputi :
(HO*) dalam jumlah yang cukup untuk proses
penguraian air limbah dengan menggunakan Komponen humus yang warna coklat
oksidator kuat. Oksidator kuat yang dipakai dapat atau warna kuning dan adsorbable
berupa campuran ozon dengan hydrogen organic halogens (AOX) pada air lindi di
peroksida (O3 + H2O2), ozon dengan sinar ultra TPA.
violet (O3 + UV), dan campuran hydrogen Komponen aromatik (poliaromatik)
peroksida dengan sinar ultra violet (H2O2 + UV). berwarna yang sering berikatan dengan
Radikal aktif hidroksil yang dilepaskan senyawa- sejumlah ion logam (Cu, Ni, Zn, Cr) pada
senyawa diatas dengan cepat akan limbah cair tekstil.
mengoksidasi polutan-polutan zat warna dalam Substansi toksik (biocidal) pada industri
air limbah. farmasi dan kimia seperti pestisida.
Produksi radikal aktif dengan sinar Surfactant (surface aktive agents) dari
ultraviolet (UV) dapat diilustrasikan sebagai limbah kosmetik dan lain sebagainya.
reaksi fotolisis ozon (Glaze et al., 1987, Glaze COD pada komponen zat warna seperti
dan Kang, 1990 dalam Metcalf dan Eddy, 2003) pada tekstil, pulp.
seperti berikut;
Permasalahan yang sering muncul pada
O3 + UV ( atau hv <310 nm) -> O2 + O (1D) pengolahan air limbah dengan proses ozonasi
O(1D) + H2O -> HO* (Dalam udara basah) adalah timbulnya busa, terbentuknya endapan
kalsium oksalat, kalsium karbonat dan feri
O(1D) + H2O -> HO* + HO*-> H2O2 (Dalam air) hidroksida yang mudah menyumbat aliran cairan
Peruraian ozon karena sinar matahari dalam reaktor, perpipaan, katup dan pompa.
(fotolisis) dalam udara yang basah akan Disamping itu kendala lain penggunaan ozon
menghasilkan radikal aktif hidroksil. Dalam air, sebagai oksidator adalah biaya operasional
fotolisis ozon lebih cenderung membentuk pengadaan listrik yang cukup mahal. Sedangkan
hidrogen peroksida (H2O2). Proses fotolisis ozon keuntungan dari penggunaan ozon dibanding
akan menjadi lebih efektif jika senyawa yang oksidator maupun desinfektan lain adalah tidak
akan didegradasi mempunyai penyerapan yang menghasilkan hasil samping senyawa organik
baik terhadap sinar UV. halogen seperti dioksin.
Untuk senyawa-senyawa yang tidak dapat
menyerap sinar UV, proses AOPs lebih efektif 2.2.5 Teknologi Pembangkitan Ozon
jika menggunakan campuran O3 dan H2O2.
Bahan kimia dalam air limbah seperti Ozon adalah molekul yang terdiri dari 3
trikloroetilen (TCE) dan perkloroetilen (PCE) atom aksigen, ditemukan oleh Van Marum pada
dapat terurai secara signifikan menggunakan tahun 1785 dengan menggunakan peralatan
listrik. Ozon mempunyai berat molekul 48 g per
AOPs dengan oksidator H2O2 dan O3 sebagai
mol, tidak berwarna pada temperatur kamar, dan
penghasil radikal aktif (Karimi et al., 1997).
165
berupa cairan biru tua pada keadaan tekanan pada medan listrik, maka kinerja pembentukan
tinggi. (Bicknell & Jain, 2002.3:55-56). gas ozonpun tidak akan optimal. Laju alir gas
Pembuatan ozon dapat dilakukan dengan yang optimal akan ditentukan oleh titik
cara memecah molekul oksigen menjadi atom persilangan hubungan antara jumlah gas output
oksigen dan selanjutnya atom oksigen berikatan dengan konsentrasi ozon seperti terlihat pada
dengan molekul oksigen lain membentuk gas gambar 1
ozon. Semakin besar konsentrasi ozon maka
Ada beberapa cara yang digunakan untuk prosentase ozon yang larut di dalam air juga
membangkit ozon, seperti terlihat pada Tabel 5. akan semakin besar, dan hal ini akan
Metode electrical discharge dan elektrolisis meningkatkan kemampuan oksidasi. Disamping
merupakan cara yang paling sering digunakan, itu tingkat kelarutan ozon juga dipengaruhi oleh
baik pada skala laboratorium maupun skala suhu, seperti terlihat pada Tabel 6.
industri. Electrical discharge disebut juga silent
discharge ozon generators yang mengionisasi
molekul ozon dengan memakai arus bolak balik
tegangan tinggi ke udara. Udara atau oksigen
murni pada tekanan ambien maupun tekanan
tinggi (100 – 600 kPa) dapat dipergunakan
sebagai gas bahan baku pembuat ozon. Pada
proses ini, energi yang disuplai hanya 4 – 12%
digunakan untuk membangkitkan ozon,
sedangkan sisanya keluar sebagai panas
(Ozonek et.al, 2000). Penambahan unit
pendingin pada alat pembangkit ozon dapat
membantu meningkatkan efisiensi pembentukan
ozon (Astex, 1997) Teknologi lain pembuatan
ozon yang juga banyak digunakan adalah
Plasma Corona Discharge, menggunakan listrik
tegangan tinggi dengan arus rendah yang
memancar melintang diantara plasma. Ketika
oksigen melewati arus listrik, beberapa molekul
akan terpecah dan menghasilkan atom oksigen
bebas yang dengan cepat akan menempel pada Gambar 1 : Hubungan antara laju alir gas dan
molekul oksigen yang masih adamembentuk konsentrasi ozon pada outlet pembangkit ozon
molekul O3 yang memiliki kemampuan oksidasi
besar.
Biasanya, konsentrasi ozon yang keluar Tabel 6. Tingkat kelarutan ozon pada beberapa
dari pembangkit ozon dinyatakan dalam satuan konsentrasi dan temperatur
masa atau berat ozon yang dihasilkan pada
waktu tertentu. Satuan yang biasa dipakai adalah O3 5o C 10o C 15o C 20o C
lbs/day, gr/jam, mg/jam. Sedangkan pengertian
dari konsentrasi ozon adalah jumlah ozon yang GAS
terukur dalam bentuk gas yang persentasenya 1.5% 11.09 9.75 8.40 6.43
berdasarkan berat atau volume dengan satuan
mg/L, atau g/m3. 2% 14.79 13.00 11.19 8.57
Supaya penggunaan udara atau gas
3% 22.18 19.50 16.79 12.86
oksigen untuk pembangkitan ozon dapat optimal
maka oksigen harus memiliki waktu yang cukup
lama berada pada medan listrik sehingga akan
semakin besar pula persentase molekul ozon 3. PROSEDUR PENELITIAN
yang terbentuk. Penentuan laju alir gas yang
optimal diperlukan untuk memastikan proses 3.1 Tempat Pelaksanaan Penelitian
pembentukan ozon tidak terganggu oleh panas
Penelitian AOPs untuk mengolah air
yang dihasilkan oleh pembangkit ozon. Apabila
limbah yang mengandung zat pewarna tekstil
ozon yang terbentuk mengalir terlalu lambat
dilakukan di Laboratorium Balai Besar Kimia dan
melewati medan listrik, maka ozon tersebut akan
Kemasan, Depertemen Perindustrian, Pasar
terkena panas dari medan listrik yang
Rebo, Jakarta Timur. Penelitian ini dilaksanakan
mengakibatkan rusaknya molekul ozon. Tetapi
dari bulan Juli sampai dengan bulan Desember
apabila molekul ozon terbentuk yang bercampur
2004.
dengan gas umpan tidak cukup waktu berada
166
Rudi Nugroho dan Ikbal : Pengolahan Air Limbah Berwarna Industri ……… JAI Vol. 1 , No.2 2005
3.2 Air limbah dan Bahan Kimia Kedalam kedua wadah ini air limbah bewarna
dimasukkan dalam volume tertentu, kemudian
Air limbah yang digunakan untuk penelitian selama waktu yang ditetapkan dialirkan gas ozon
adalah air limbah yang dari instalasi pretreatment dari generator pembangkit ozon. Ozon diproduksi
air limbah industri tekstil (batik) di kawasan dari oksigen yang dialirkan ke dalam ozon
industri Jababeka, Cikarang. Air limbah ini generator. Sebagai sumber ozon, digunakan
bewarna merah tua yang disebabkan bahan oksigen dari udara bebas dan oksigen murni dari
pewarna non organik maupun organik . Selama tabung gas oksigen. Pada saat menggunakan
ini air limbah tersebut diolah dengan proses oksigen dari udara, udara disuplai dari
biologi aerobik setelah proses pengendapan. kompressor ke pembangkit ozon. Sedangkan
Kendala, meskipun telah diolah, namun warna air saat memproduksi ozon dari oksigen murni,
olahan hampir tidak berobah, sehingga dapat oksigen langsung dialirkan dari tabung kedalam
mengganggu kwalitas air olahan secara generator ozon. Laju alir oksigen diatur dengan
keseluruhan. Untuk keperluan penelitian, air flow meter yang dilengkapi katup pengatur aliran.
limbah ini diambil secara periodik dan dibawa ke Laju alir oksigen ataupun udara masuk ke dalam
laboratorium. Tabel 8 menunjukkan tanggal pembangkit ozon diatur 3 ml/menit. Sebelum
pengambilan sampel dan karakteristik air limbah oksigen masuk kedalam generator ozon, terlebih
yang akan diolah. dulu dikeringkan melalui filter yang berisi gel
Bahan kimia yang digunakan untuk silica. Ozon yang terbentuk dari ozon generator
penelitian AOPs diantaranya adalah udara dan (Ozotech, Amerika) selanjutnya dialirkan melalui
gas oksigen sebagai sumber ozon, senyawa difuser kedalam air limbah yang telah
hidrogen peroksida teknis konsentrasi 50%, ditempatkan dalam gelas Erlenmeyer atau gelas
koagulan dan flokulan (PAC, FeCl3, Tawas, biker. Untuk melihat pengaruh penambahan
Aqua 2000), HCl dan NaOH untuk pengatur pH. oksidator hydrogen peroksida, kedalam air
limbah ditambahkan larutan H2O2 berkonsentrasi
3.3 Peralatan dan Jalannya Penelitian 50% sebelum diozonasi. Melihat pengaruh suhu
dilakukan dengan cara memanaskan air limbah,
Skema peralatan yang digunakan untuk sedangkan pengaturan pH dilakukan dengan
menghilangkan warna air limbah industri tekstil larutan asam khlorida.
pada penelitian ini adalah seperti pada Gambar 2.
Gelas ukur dan gelas Erlenmeyer digunakan
sebagai wadah tempat proses oksidasi.
Tanggal Karakteristik
Sampling Air Limbah
27-09- 2004 Warna merah tua
Konsentrasi 3370PtCo
15-09-2004 Warna merah tua
Konsentrasi 3100PtCo
pH 7,79
COD 400 mg/l
27-09-2004 Warna merah tua
Konsentrasi 5640 PtCo Gambar 2 : Rangkaian alat penelitian AOPs
pH 8,07 skala laboratorium
COD 610 mg/l
1- 09-2004 Warna merah tua
Konsentrasi 5610PtCo Parameter yang dianalisa selama
pH 8,37 penelitian berlangsung adalah pH, konsentrasi
COD 420 mg/l warna dan konsentrasi chemical oksigen demand
24-09-2004 Warna merah tua (COD).
Konsentrasi 3740PtCo
pH 8,01
COD 950 mg/l 3.4 Tahapan Penelitian
1- Desember Warna merah tua
2004 Konsentrasi 2390PtCo Tahapan atau lingkup pekerjaan yang
pH 7,47 dilakukan pada penelitian ini adalah untuk:
COD 450 mg/l
1) Mengetahui pengaruh proses koagulasi
terhadap penurunan warna air limbah.
167
2) Melihat pengaruh sumber oksigen penghasil akan menghasilkan sludge yang memerlukan
ozon terhadap konsentrasi ozon yang penanganan khusus.
dihasilkan.
3) Melihat pengaruh laju alir oksigen terhadap 4.2.1 Pengaruh Sumber OksigenTerhadap
konsentrasi ozon yang dihasilkan. Produksi Ozon
4) Mengetahui pengaruh perubahan suhu
terhadap efektifitas proses AOPs. Sebagaimana diuraikan diatas, sumber
5) Mengetahui pengaruh penambahan hidrogen ozon digunakan oksigen dari udara bebas dan
peroksida dan pemanasan terhadap proses gas oksigen murni dari tabung gas oksigen.
AOPs. Disini dilihat jumlah ozon yang mampu dihasilkan
6) Mengetahui pengaruh derajat keasaman air generator pembangkit ozon dari masing-masing
limbah (pH) terhadap proses AOPs. sumber tersebut dan indikasi yang digunakan
adalah pengurangan warna yang terjadi pada air
limbah yang diteliti. Proses ozonasi dilakukan
4. HASIL PENELITIAN pada laju alir gas 3 liter permenit dan pengukuran
perubahan warna dilakukan setiap interval waktu
4.1 Proses Koagulasi dan Sedimentasi 15 menit.
Gambar 3 menunjukkan penurunan warna
Sebelum dilakukan proses AOPs, terlebih air limbah yang terjadi pada proses ozonasi
dulu air limbah bewarna ini diolah dengan proses dengan sumber ogsigen dari udara dan dari
koagulasi dan flokulasi menggunakan koagulan oksigen murni dari tabung gas.
FeCl3, PAC dan Aqua 2000. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui apakah
penambahan bahan koagulan dan flokulan dapat
menurunkan warna iar limbah atau setidaknya
apakah dapat digunakan sebagai alternatif pre-
treatment pada
Tanpa
koagulan - 5925 -
168
Rudi Nugroho dan Ikbal : Pengolahan Air Limbah Berwarna Industri ……… JAI Vol. 1 , No.2 2005
tinggi bila menggunakan oksigen murni. bahwa konsentrasi ozon hampir tidak
Tingginya konsentrasi ozon ini menyebabkan mempengaruhi effektifitas oksidator hidrogen
kemampuan oksidator juga semakin kuat, peroksida. Ini terbukti dari kecepatan penurunan
sehingga proses degredasi warna juga makin warna hampir tidak berbeda dengan sumber
cepat berlangsung. Hal ini yang terjadi pada ozon baik dari oksigen murni maupun oksigen
proses ozonazi dengan ozon dari sumber udara setelah penambahan senyawa hidrogen
oksigen murni. pereoksida.
Dari data pada spesifikasi alat ozon Untuk mengetahui jumlah kebutuhan
generator, disebutkan apabila sumber gas optimum hidrogen peroksida dalam
pembangkit ozon menggunakan oksigen murni, mendegradasi zat warna tekstil, maka pada
maka kapasitas ozon yang dihasilkan akan penelitian selanjutnya dilakukan penambahan
menjadi dua kali lipat lebih besar dibandingkan hidrogen peroksida sampai jumlah 1,25 ml per
apabila menggunakan sumber gas udara. liter air limbah dengan interval penambahan 0,25
Dengan demikian dari data penelitian pada ml. Sama seperti penelitian sebelumnya, proses
gambar 3 diatas dapat disimpulkan bahwa ozonasi juga dilakukan selama 1 jam dan
kecepatan penurunan warna akan menjadi dua
kali lebih cepat apabila ozon yang digunakan
kapasitasnya dua kali lipat lebih besar.
169
pada beberapa suhu yaitu 30, 40, 50, 60, 70 dan optimum dimana kelarutan ozon dan kecepatan
80oC, dengan penambahan hidrogen peroksida. reaksi penguraian tinggi. Dari hasil penelitian ini,
sebesar 0,25 ml untuk setiap 1 liter air limbah. suhu optimum tersebut adalah 70oC.
Gambar 6 menunjukkan tingkat
pengurangan warna tiap-tiap satuan waktu 4.3 Pengaruh pH
pengamatan. Disini terlihat bahwa kenaikan suhu
sampai 70oC dapat mempercepat reaksi Umumnya air limbah yang keluar dari
penurunan warna. Tetapi apa bila suhu dinaikkan industri tekstil memiliki pH bersifat basa, yaitu
lagi sampai 80oC, effisiensi mengurangan warna diatas 8. pH tinggi ini apakah akan berpengaruh
cenderung menurun. terhadap proses AOPs, maka perlu dilakukan
penelitian pengaruh pH terhadap effektifitas
proses AOPs. Penelitian dilakukan pada 3 buah
nilai pH, yaitu bersifat asam pada pH 4, bersifat
netral pada pH 7 dan bersifat basa pada pH 12.
pH air limbah diturunkan dengan larutan asam
sulfat dan dinaikkan dengan larutan natrium
hidroksida. Penelitian ini dilakukan pada kondisi
penambahan hydrogen peroksida sebanyak 0,25
ml per liter air limbah dan suhu 70℃.
Gambar 9 adalah pengaruh pH terhadap
penurunan warna air limbah. Pada kondisi pH
manapun penurunan warna sangat cepat terjadi
pada 15 menit pertama, setelah itu penurunan
warna hanya terjadi sedikit sekali secara
perlahan. Hal ini kemungkinan disebabkan
karena pembentukan hidroksil HO* dari
peroksida paling banyak terjadi pada lima belas
Gambar 6 : Pengaruh suhu terhadap penurunan menit pertama.
warna pada proses AOPs. Dari gambar 9 terlihat, air limbah pada
suasana basa (pH 12) mengalami degradasi
Gambar 7 adalah rangkuman hasil warna paling cepat sekitar 97%, diikuti pada pH 7
perhitungan effisiensi pengurangan warna dan terakhir pH 4 atau suasana asam yaitu 68%.
setelah 45 menit proses AOPs. Pada suhu 70℃ Dari hasil ini diketahui, oksidator akan bekerja
terlihat effisiensi paling tinggi, yakni sekitar 98%. lebih effektif pada kondisi basa atau pH tinggi.
Pada penelitian pengaruh pH ini, effisiensi
penurunan COD juga dihitung. Effisiensi
penurunan COD pada pH 12 adalah sebesar
54%, sedangkan pada pH 4 hanya 36%.
170
Rudi Nugroho dan Ikbal : Pengolahan Air Limbah Berwarna Industri ……… JAI Vol. 1 , No.2 2005
171
Tabel 5 : Tipe dari ozone generation, prinsip kerjanya dan penerapannya di lapangan
172