You are on page 1of 6
UJI TOKSISITAS AKUT ORAL Tabel 2. Nilal angka probit berdasarkan % kematian [ % 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0,00 | 2,67 | 2,95 | 3,22 | 3,25 | 3,26 | 3,45 | 3:52 | 359 | 3,66 so | 3,72 | 3,77 | 3,82 | 3,87 | 3.92 | 3,96 | 4,01 | 4,05 | 408 | 4.12 20 | 416 | 419 | 4,23 | 4,26 | 4,29 | 4,33 | 4,36 | 4.39 | 442 | 4.45 30 | 448 | 4,50 | 4,53 | 456 | 4,59 | 461 | 4.64 | 467 | 4.69 | 472 40 | 475 | 4,77 | 4,80 | 4,82 | 4,85 | 4.97 | 4,90 | 4,92 | 495 | 4.97 so | 5,00 | 5,03 | 5,05 | 5,08 | 5,10 | 513 | 5,5 | 5,18 | 5.20 | 5.23 co | 5.25 | 5.28 | 5,31 | 5,33 | 536 | 539 | saa | 5.44 | 5,47 | 5.50 70 | 552 | 535 | 5,58 | 5,61 | 5,64 | 6.97 | 5,73 | 5.74 | 5.77 | 5.82 20 | saa | 5.83 | 5,92 | 5,95 | 5.99 | 604 | 6.08 | 6,43 | 6.18 | 6.23 0 _| 628 | 634 | 641 | 6.48 | 655 | 664 | 675 | 688 | 7.05 | 7.38 06 | 07 | o8 | 09 oo | o1 | 02 | 03 | 04 | 05 7,75 | 7,88 | 8,09 99 | 7,33 | 7,37 | 7,41 | 7.46 | 7,51 | 7,58 | 7,65 Tabel 3. Kriteria penggolongan sediaan uj ee 1050 oral Kiasifikast 1 Simelke Sangat forse 2 1-50me/e Toksik 3 50-S00me/Kg——‘Toksiksedang 4% 500-S000me/Ke _Toksikringan 5 5-15e/Ke Prakts tidak toksik 6 215 e/Ke Relat tidak membahayakan (Hodge dan Sterner, 1995) Tabel 4. Data Hasil Percobaan Uji Toksisitas Akut Calon OHT “A” Dosis EHewan ZHewan " Angka (me/keps) | 1808 Uji ujimati_ | *Kematian | probit 5 040 5 ° Oi 0 5 1) 40 a o Ot oO Bs aio Ss. 2 AO Aae 05 3,80 RE 3 Gott $105 HIS. 0. & A to. $184 Hitung persamaan regresi linier (LR) antara((og Dosis JX) dengan Angka Probit (¥), sehingga diperoleh persamaan:Y=bX+2 qe =4gq ( YtbxAa ris ie40A Untuk menentukan LDSO be aie ) S100 daax= Ns 4194 rey %kematian = 50% te chon NG au = 42% Eek logy a 2092 \br Angka probit (Y) 00 x 22/85" Kesimpulan: a, Nilai LDSO calon OHT “A” menurut “Metode Miller-Tainter” adalah .. 404194 "g/ Kg b. Berdasarkan nilai LDSO yang diperoleh, calon OHT “A” termasuk dalam klasifikasi toksisitas gan Scanned with CamScanner PRAKTIKUM INTEGRASI! KEFARMASIAN MATERI 2 / ama. ASya..Zrstia. PU Soal 3. / Kompetensi: ‘Mahasiswa mampu menentukan potensi ketoksikan akut suatu calon obat herbal Skenario: Seorang Apoteker di industri obat tradisional sedang mengerjakan uji praklinik untuk mengetahul potensi ketoksikan dari calon Obat Herbal Terstandar (OHT) “C’. Uji ini dilakukan untuk mengetahui keamanan calon OHT tersebut jika diberikan dalam dosis tunggel. Uji dilakukan pada hewan uji mencit dengan jumiah hewan Uji Galur Swiss dengan berat badan antara 20-25 gram, umur 2-3 bulan, sebanyak 5 ekor tiap kelompok. Dosis yang digunakan adalah 800, 2.000, dan 5.000 mg/KgBB dengan Volume pemberian 1,0 mlL/20 gBB (volume pemberian maksimal PO pada mencit). Tugas Kandidat: 1. Tentukan nilai LDSO semu dari data Tabel 7 di bawah ini! 2. Tentukan klasifikasi toksisitas calon OHT “C" berdasarkan kriteria pada Tabel 3! Tabel 7. Data uji toksisitas calon OHT “C” pada mencit Hasil Pengamatan (mg/KgBB) Ket.:0 (hidup), (mati) Kesimpulan: a. Nilai LD5O semu calon OHT “C” adalah (apabila sampai dengan batas volume maksimum yang boleh diberikan pada hewan uji, dosis yang diberikan tidak menimbulkan kematian hewan uji, maka dosis tertinggi tersebut dinyatakan sebagai LDSO semu). b. Berdasarkan nilai LD50 yang diperoleh, calon OHT “B” termasuk dalam klasifikasi toksisitas Scanned with CamScanner PRAKTIKUM INTEGRASI KEFARMASIAN MATERI 2 Fim Sr00r4o035, Tanda tanga Soal 4, Kompetensi: Mahasiswa mampu menentukan keamanan suatu pestisida ‘Skenario: Seorang Apoteker sedang mengerjakan uji praklinik untuk mengetahui potensi ketoksikan dari suatu pestisida “x” dan “Y” yang akan dipasarkan. Uji ini dilakukan untuk mengetahul keamanan pestisida tersebut jika diberikan dalam dosis tunggal serta untuk menentukannya pelabelannya Uji dilakukan pada hewan uji mencit Galur Swiss Webster dengan berat badan antara 20-25 gram, umur 2-3 bulan. Uji toksisitas dilakukan dengan “Fixed Dose Method”. ‘Tugas Kandidat: Lakukan penentuan dosis serta langkah yang dilakukan dengan “Fixed Dose Method” ja Tabel 11 f. 2. Tentukan kategori keamanan kedua pestisida tersebut berdasarkan klasifikasi pad dengan melengkapi data yang ada! PENENTUAN KATEGORI TOKSISITAS PESTISIDA “X” Diketah © Uji Pendahuluan 1. Pestisida X dengan dosis 50 mg/Ke88 diberikan pada 1 tikus dan tikus tersebut tidak menunjukkan adanya gejala toksisitas, selanjutnya 2. Pestisida X dengan dosis 300 mg/KgBB diberikan pada 1 tikus (tikus 1) dan tikus tersebut menunjukkan gejala toksisitas Berdasarkan uji pendahuluan, maka uji utama yang akan dilakukan menggunakan dosis .. mg/KgBB wall wut . mg/KeBB (dari uji pendahulvan) diyjikan pada la toksisitas tetapi tidak terjadi kematian. Pestisida X termasuk dalam kategori GHS © UjiUtama 1. Pestisida X dengan dosis awal . tikus 2-5 dan menunjukkan geja Maka, dari uji utama yang telah dilakukan, nomor Tabel 8. Data uji toksisitas pestisida “x” pada mencit ae Dosis No Hasil Keterangan vs (mg/KgBB) | HU_|_Pengamatan 50 1 ° Tidak ada tanda ketoksikan penaptautuay 300 1 ° Diare, lemah, bradikardia 300 2 © Diare, lemah, salivasi 300 3 ° Diare, pasi, bradikardia ee 300 4 © Diare, lemah, bradikardia 300, 5 o Diare, lemah, bradikardia Scanned with CamScanner # I~ (Pix tap) too We fas xt) > 54,28 % Obet y Memetgey 504, Sohal ker tn tay an ujr Scanned with CamScanner UN TOKSISITAS AKUT ORAL Tabel 6. Data Hasil Percobaan Uji Toksisitas Akut Calon OHT “B” iDsls ‘EHewan | EHewan (me/kgesy | 108 Dosis Uj Uji Mati fl 0,40 5 o 25 a0. c oO 105 210 5 2 GIs 280 Ss s Nos 4S0 e s Menentukan LDSO menggunakan rumus : m =a-b (EPI - 0,5) Dimana : m Log LDso a : Log dosis terendah yang menyebabkan kematian 100% b Beda log dosis yang berurutan Pi : EZ hewan uji mati dibagi £ hewan uji dalam perlakuan dosis tersebut Pi 1 dihitung sampai dosis terendah yang menyebabkan kematian 100% Kesimpulan: a. Nilai LDSO calon OHT “8” menurut “Metode Fl edisi II!” adalah sq ley b. Berdasarkan nilai LOSO yang diperoleh, calon OHT “8” termasuk dalam klasifikasi toksisitas Fok, sedasg wre 2/8- OF (14-055) FUb- 0,984 05 é. 24 LOSO = (44,5) rag | ea tg Scanned with CamScanner |g, PENENTUAN KATEGORI TOKSISITAS PESTISIDA “Y” Diketahul: © UjiPendahuluan 1. Pestisida ¥ d menunjukkan gejala toksisitas, Berdasarkan uji pendahuluan, maka uji utama yang akan dilakukan menggunakan dosis jengan dosis SO mg/Kg8 diberikan pada 2 tikus dan tikus tersebut awal me/KgBB © Uji Utama 1. Pestisida Y dengan dosis awal .. _ mg/KgBB (dari uji pendahuluan) diujikan pada tikus 2-5 dan menunjukkan 2 kematian 2. Uji dilanjutkan pada tikus 1-5 dengan dosis __ mg/KgBB (dosis yang lebih rendah) dan tidak menunjukkan adanya gejala toksisitas Make, dag! uji utama yang telah dilakukan, Pestisida Y termasuk dalam kategori GHS nomor Tabel 9. Data uji toksisitas pestisida “Y” pada mencit uli Dosis No Hasil Keterangan (mg/kg8B)_| HU_| Pengamatan Pendahuluan 50 1 ° Tidak ada tanda ketoksikan Go 2 ° Diare, lemah, salivasi SO 3 . z $0 4 . : 50 5 o Diare, lemah, bradikardia Utama s 1 ° Tidak ada tanda ketoksikan Ss 2 ° Tidak ada tanda ketoksikan $ 3 ° Tidak ada tanda ketoksikan Ss 4 ° Tidak ada tanda ketoksikan c Ss ° Tidak ada tanda ketoksikan Ket.:0 (hidup), © (mati) Soal: 4. Tentukan kategori ketoksikan Pestisida X menurut GHS (Tabel 11)! 2. Tentukan kategori ketoksikan Pestisida Y menurut GHS (Tabel 11)! 3, Manakah yang lebih toksik antara Pestisida X dan Y? Berikan alasannyal 4, Berapa jumlah hewan yang dibutuhkan untuk uji toksisitas akut Pestisida X? 5. Berapa jumlah hewan yang dibutuhkan untuk uji toksisitas akut Pestisida Y? Kesimpulan: 1. Kategori ketoksikan Pestisida X menuru! 2. Kategori ketoksikan Pestisida Y menurut GHS (Tabel 11) 2... lebih toksik daripada Pestisida 3. Pestisida ....J... 4. Jumlah hewan yang dibutuhkan untuk uji toksisitas akut Pestisida X adalah sebanyak 5, . Jumlah hewan yang dibutuhkan untuk uji toksisitas akut Pestisida Y adalah sebanyak Cedangvan X yoda. dosts 300 mylvaee Adak ada Kerctian . 1 GHS (Tabel 11) adalah 2. adalah 2. Veateo. Y agar SOroighn cai camara ekor ekor Scanned with CamScanner

You might also like