You are on page 1of 14

PENGARUH PENGEMBANGAN KLINIK SANITASI PUSKESMAS MINGGIR

TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN


DAN MUTU LINGKUNGAN RUMAH PASIEN

Siti Maryati*, Muryoto**, Indah Werdiningsih***

* Puskesmas Minggir, Kabupaten Sleman, Propinsi D.I. Yogyakarta


email: cythus20@yahoo.com
** JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta, Jl. Tatabumi 3, Gamping, Sleman, DIY 55293
*** JKL Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Abstract

Eventhough the prevention efforts for communicable diseases through sanitation clinic has been
implemented for a long time, it is still not optimal. As an example, the average number of patients
in a month who come for counseling in the sanitation clinic of the Community Health Center
(Puskesmas) of Minggir is only four. Meanwhile, in 2011, at the same puskesmas, the number of
cases of communicable diseases such as diarrhoea, acure respiratory infection (ARI) and de-
ngue haemorrhagic fever (DHF) were still found at high level. Therefore, it is argued that the
existing sanitation clinic should be more developed. The study was aimed to know whether the
knowledge and the quality of house condition of the patients as well as the revenue of sanitation
clinic can be increased by developing the activity of the sanitation clinic itself, by conducting a
pre-experiment study which employed one group pre-test and post-test design. The number of
sample size was 36 people, which were consisted of 20 diarrhoea patients, 15 ARI patients and
20 DHF patient with his neighbours. The collection of pre-test and post-test data were separated
by the activity of the counseling and home visit whose purpose was to improve the environ-
mental condition of the patients, by means of chlorine diffuser installation and fly sticker appli-
cation, for diarrhoea cases; advice of avoiding smoke from kitchen and the rearrangement of
ventilation, for ARI cases; and the distribution of Abate and mosquito trap installation, for DHF
cases. Statistical examination on the data by using t-test at 95 % significancy level showed that
the counseling raised the knowledge of patients of the environmentally based diseases, and the
home visit could also improving the quality of patients’ houses, which was indicated by the re-
duction of the MPN E. Coli, the fly density and the ovitrap index. In addition, the increase of re-
venue from the sanitation clinic was influenced, as well.

Keywords : sanitation clinic, sanitation counselling, home visit, environmental based diseases

Intisari

Upaya pencegahan penyakit menular melalui upaya klinik sanitasi telah berlangsung lama, akan
tetapi dalam pelaksanaannya masih belum optimal. Sebagai contoh, jumlah pasien yang datang
untuk konseling di ruang klinik sanitasi Puskesmas Minggir rata-rata hanya empat orang setiap
bulan. Sementara itu, data penderita penyakit menular di wilayah kerja puskesmas tersebut pa-
da tahun 2011 masih menunjukkan jumlah yang tinggi, sehingga klinik sanitasi yang ada masih
perlu dikembangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengetahuan pasien, ku-
alitas lingkungan rumah pasien dan pendapatan klinik sanitasi dapat meningkat dikaitkan de-
ngan upaya pengembangan klinik sanitasi tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah pra
eksperimen dengan menggunakan desain one group pre test and post test. Sampel penelitian
berjumlah 36 orang yang terdiri dari 20 orang pasien diare, 15 orang pasien ISPA dan 20 orang
pasien DBD beserta tetangganya. Pengambilan data pre-test dan post-test dipisahkan oleh
pemberian konseling dan kunjungan rumah untuk upaya perbaikan kualitas lingkungan, yang
terdiri dari pemasangan chlorine diffuser dan lem lalat pada penderita diare, serta anjuran untuk
menghindari asap dapur dan pengaturan ventilasi pada penderita ISPA, dan pemberian Abate
dan pemasangan perangkap nyamuk pada penderita DBD. Pengujian secara statistik terhadap
data penelitian dengan menggunakan t-test pada tingkat kepercayaan 95 %, menunjukkan bah-
wa pemberian konseling dapat meningkatkan pengetahuan pasien penderita penyakit berbasis
lingkungan, dan kunjungan ke rumah juga dapat memperbaiki kualitas lingkungan rumah pen-
derita, yang terlihat dari menurunnya angka MPN E. Coli, kepadatan lalat, dan ovitrap index. Di
smaping itu, terlihat juga bahwa pendapatan klinik sanitasi turut meningkat.

Kata Kunci : klinik sanitasi, konseling sanitasi, kunjungan rumah, penyakit berbasis lingkungan
Sanitasi, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.4, No.4, Mei 2013, Hal 179-191

PENDAHULUAN masalah perbaikan kualitas lingkungan


(30 %) dan pasien yang dirujuk dari BP
Penyakit yang dalam proses penu- umum (20 %).
larannya erat terkait dengan lingkungan, Berdasarkan data beberapa penya-
atau lebih dikenal dengan sebutan pe- kit menular di wilayah kerja Puskesmas
nyakit berbasis lingkungan, seperti in- Minggir pada tahun 2011, tercatat ada
feksi saluran pernafasan akut (ISPA), 7.044 kasus ISPA, 1.178 kasus diare,
demam berdarah dengue (DBD) dan dan 2 kasus DBD. Masih tingginya ka-
diare, masih menjadi masalah kesehat- sus-kasus penyakit berbasis lingkungan
an yang terbesar di masyarakat. Hal tersebut mengindikasikan masih sangat
tersebut tercermin dari masih tingginya perlu dilakukannya pengembangan ter-
angka kesakitan dari penyakit-penyakit hadap klinik sanitasi yang ada.
tersebut, baik di tingkat nasional mau- Beberapa hal yang perlu dilakukan
pun provinsi atau tingkat-tingkat di ba- untuk mengembangkan klinik sanitasi di
wahnya. Puskesmas Minggir antara lain adalah:
Pencegahan dan pengendalian pe- 1) alur pelayanan perlu diatur sesuai de-
nyakit berbasis lingkungan yang ada di ngan jenis penyakit yang ada, 2) cara
puskesmas, selama ini dilaksanakan se- pelayanan sebaiknya melibatkan lintas
lain dengan pengobatan yang dilakukan program dan lintas sektor, 3) alat untuk
oleh tenaga medis puskesmas, juga melakukan pelayanan klinik sanitasi un-
melalui perbaikan kualitas lingkungan tuk setiap jenis penyakit perlu ditingkat-
oleh klinik sanitasi. kan kualitas dan kuantitasnya, 4) materi
Klinik sanitasi yang ada di puskes- atau bahan yang digunakan untuk pe-
mas sendiri merupakan suatu bentuk nanggulangan lingkungan yang berbasis
upaya kesehatan yang mengintegrasi- saniter dan disinfektan perlu ditingkat-
kan pelayanan promotif, preventif, dan kan, 5) materi penyuluhan yang diguna-
kuratif yang kegiatannya difokuskan pa- kan, baik untuk individu maupun kelom-
da penduduk yang berisiko tinggi untuk pok perlu dikembangkan lagi, 6) sosiali-
terjangkit penyakit. Klinik sanitasi dapat sasi program klinik sanitasi, baik ke da-
digunakan sebagai salah satu cara un- lam maupun ke luar gedung, perlu diper-
tuk mengatasi masalah-masalah penya- baiki dan ditingkatkan, dan 7) tarif pe-
kit berbasis lingkungan serta masalah- layanan untuk konseling perlu diuji-coba
masalah yang berkaitan dengan kese- lagi
hatan lingkungan permukiman. Berkaitan dengan hal pengembang-
Operasional kegiatan di klinik sani- an tersebut di atas, maka diperlukan su-
tasi dilaksanakan oleh petugas sanitari- atu prosedur tetap (protap) klinik sanita-
an puskesmas bersama-sama dengan si bagi setiap jenis penyakit atau bisa
anggota masyarakat. Adapun bentuk disebut sebagai manual P2M. Selanjut-
dari kegiatan klinik sanitasi dapat di- nya, yang juga sangat diperlukan ada-
lakukan secara pasif yaitu di dalam ge- lah adanya: penawaran kerja sama da-
dung puskesmas maupun secara aktif lam bentuk MOU untuk mengatasi pe-
berupa kunjungan ke lokasi tempat ting- nyakit berbasis lingkungan tersebut de-
gal klien atau pasien. ngan BP dan dokter praktik untuk keper-
Dari data pelaksanaan klinik sanita- luan pembuatan jaringan kerja, penye-
si di Puskesmas Minggir yang berlokasi diaan alat intervensi terhadap lingkung-
di wilayah Kabupaten Sleman, Provinsi an seperti fogger, chlorine diffuser, hand
Daerah Istimewa Yogyakarta, diketahui sprayer, dan insect trapping, serta pe-
pada tiga bulan pertama (Januari hingga nyediaan jenis-jenis disinfektan yang di-
Maret) tahun 2012, sebagian besar atau perlukan dan juga insektisida.
separuh (50 %) dari kunjungan ke klinik Dalam hal ini, kegiatan pendukung
tersebut oleh masyarakat adalah dalam yang juga diperlukan adalah meliputi:
bentuk permintaan pengambilan dan pe- penyusunan target kunjungan setiap pe-
meriksaan sampel air, dan berturut-turut nyakit untuk melakukan pemetaan wila-
setelahnya adalah konsultasi mengenai yah setempat (PWS) yang hasilnya pen-
Maryati, Muryoto & Werdiningsih, Pengaruh Pengembangan Klinik …

ting untuk menentukan prioritas kunju- METODA


ngan petugas klinik sanitasi, pelaksana-
an uji coba intervensi berupa konseling Penelitian ini termasuk dalam jenis
dan kunjungan rumah untuk menyusun pra eksperimen dengan menggunakan
analisis cost and benefit. one group pre-test and post-test design.
Berdasarkan penjelasan di atas, pe- Banyaknya pasien atau klien penderita
neliti tertarik untuk melakukan penelitian penyakit berbasis lingkungan yang dili-
mengenai pelaksanaan pengembangan batkan dalam penelitian adalah seba-
klinik sanitasi di Puskesmas Munggur nyak 36 orang, yang terdiri dari 20 orang
serta hubungannya dengan jumlah pa- penderita diare dan 15 orang penderita
sien atau klien dari konseling yang di- ISPA yang berasal dari BP umum mau-
tangani. pun rawat inap yang dirujuk untuk me-
Rumusan masalah penelitian yang lakukan konseling di klinik sanitasi, dan
mendasari penelitian ini adalah apakah satu orang sisanya adalah pasien pen-
dengan dilakukannya pengembangan derita DHB yang diperoleh dari laporan
terhadap klinik sanitasi yang ada di Pus- KDRS setempat.
kesmas Minggir, pengetahuan pasien Variabel bebas dalam penelitian ini
dan mutu lingkungan rumah pasien pen- adalah kegiatan konseling baik yang di-
derita penyakit berbasis lingkungan di- tujukan kepada individu maupun kelom-
bandingkan dengan sebelum dilakukan- pok tentang penyakit berbasis lingkung-
nya pengembangan menjadi mening- an serta aktifitas kunjungan ke rumah
kat?, dan masih terkait dengan hal ter- pasien. Adapun, variabel terikat yang di-
sebut juga, apakah proporsi pendapat- teliti meliputi: pengetahuan pasien pen-
an klinik sanitasi antara sebelum dan derita penyakit berbasis lingkungan dan
sesudah pengembangan juga turut me- mutu atau kualitas lingkungan rumah
ningkat? tempat tinggal pasien tersebut di atas,
Adapun tujuan penelitian ini secara serta proporsi pendapatan klinik sanitasi
umum adalah terlaksananya pengemba- Puskesmas Minggir. Adapun faktor-fak-
ngan klinik sanitasi yang terkait dengan tor yang dikategorikan sebagai variabel
penyakit berbasis lingkungan di puskes- pengganggu dalam penelitian ini adalah
mas lokasi penelitian, sedangkan tujuan tingkat pendidikan pasien, jarak tempat
khususnya meliputi terukurnya tingkat tinggal atau rumah pasien dengan pus-
pengetahuan pasien dan mutu lingkung- kesmas serta pendapatan keluarga pa-
an rumah pasien penderita penyakit ber- sien.
basis lingkungan serta proporsi penda- Untuk memperoleh data-data yang
patan klinik sanitasi, baik sebelum mau- terkait dengan variabel-variabel peneliti-
pun sesudah dilakukannya upaya pe- an di atas, langkah-langkah yang dilaku-
ngembangan. kan selanjutnya adalah sebagai berikut:
Secara praktis, hasil yang diperoleh 1) Seluruh 36 orang pasien penderita
dari penelitian ini diharapkan dapat me- penyakit berbasis lingkungan yang di-
ningkatkan pengetahuan dan kesadaran libatkan dalam penelitian, diukur tingkat
masyarakat tentang perilaku hidup ber- pengetahuannya dengan menggunakan
sih dan sehat (PHBS), serta mampu me- kuesioner untuk diperoleh data pre-test.
mecahkan masalah kesehatan atau pe- Khusus untuk penderita DBD, karena
nyakit yang berhubungan erat dengan jumlah penderitanya hanya satu orang,
lingkungan yang ada di sekitarnya. Ada- maka diambil lagi 19 orang (sehingga
pun bagi pimpinan Puskesmas Minggir, jumlahnya secara keseluruhan menjadi
hasil penelitian ini diharapkan dapat 20 orang) tetangga dari tempat tinggal
memberikan kontribusi bagi peningkatan pasien untuk juga ikut diukur pengetahu-
pendapatan puskesmas melalui klinik annya, 2) Selanjutnya, dilakukan konse-
sanitasi dan juga sebagai bahan ma- ling penyakit berbasis lingkungan, baik
sukan dalam menyelenggarakan dan dilakukan secara individual maupun ter-
menggiatkan aktifitas klinik sanitasi di hadap kelompok, 3) Setelah pelaksana-
waktu-waktu yang akan datang. an konseling, selanjutnya dilakukan kun-
Sanitasi, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.4, No.4, Mei 2013, Hal 179-191

jungan ke rumah pasien untuk mengukur diketahui apakah pelaksanaan pengem-


kualitas lingkungan dari rumah tersebut, bangan klinik sanitasi berpengaruh ter-
sebagai data pre-test, yang meliputi: pe- hadap hal tersebut.
ngambilan sampel air bersih untuk pe-
meriksaan MPN E. Coli dan pengukuran HASIL
angka kepadatan lalat, pada kelompok
pasien penderita diare; pengambilan Penderita Diare
sampel debu untuk diketahui keberada- Data utama dari hasil pengukuran
an tungau debu, pada kelompok pasien pengetahuan pasien dari kelompok pen-
penderita ISPA; dan pengukuran ovitrap derita diare adalah sebagai berikut:
index bagi kelompok pasien penderita Tabel 1.
DBD, 4) Setelah itu dilakukan intervensi Distribusi frekuensi
upaya perbaikan lingkungan, yang me- pengetahuan pasien penderita diare
antara sebelum dan setelah dilakukan konseling
liputi: pemasangan chlorine diffuser dan
pemasangan lem lalat di rumah pen- Skor pengetahuan
derita diare; memberikan anjuran bagi No
pasien
keluarga yang memiliki balita untuk me- Pre-test Post-test Selisih %

lindungi anaknya dari asap dapur serta 1 10 15 5 50,0


memberikan anjuran pula untuk meng- 2 14 14 0 0,0
atur ventilasi rumah agar udara yang 3 9 16 7 77,8
berada di dalamnya tidak lembab dan
4 9 19 10 111,1
sirkulasinya menjadi lebih lancar, untuk
5 10 12 2 20,0
penderita ISPA; dan pemasangan pe-
rangkap nyamuk dan pemberian Abate 6 7 14 7 100,0

untuk penderita DBD dan tetangga se- 7 7 16 9 128,6


kitarnya, 5) Dilakukan lagi pengukuran 8 12 12 0 0,0
pengetahuan pasien dan pemeriksaan 9 9 16 7 77,8
kualitas lingkungan rumah pasien se-
10 10 10 0 0,0
bagaimana yang dilakukan pada langkah
11 12 12 0 0,0
1 dan 3, untuk memperoleh data post-
test. Pengukuran dan pemeriksaan yang 12 7 13 6 85,7

ke dua tersebut dilakukan seminggu se- 13 4 17 13 325,0


telah dilakukannya intervensi perbaikan 14 10 13 3 30,0
lingkungan rumah pasien, dan 6) Dilaku- 15 12 12 0 0,0
kan penghitungan proporsi pendapatan
16 11 11 0 0,0
yang diperoleh oleh klinik sanitasi.
17 10 17 7 70,0
Pemeriksaan kualitas air bersih di-
lakukan di UPT Laboratorium Dinas Ke- 18 8 18 10 125,0

sehatan Sleman yang beralamat di Jl. 19 9 16 7 77,8


Rorojonggrang No. 6, Beran, Tridadi, 20 13 17 4 30,8
Sleman Yogyakarta, sedangkan peme- Rerata 9,6 14,5 4,9 50,3
riksaan tungau debu dilakukan di Labo-
ratorium Parasitologi Jurusan Kesehatan
Lingkungan Politeknik Kesehatan Ke- Berdasarkan pada Tabel 1 di atas,
menterian Kesehatan Yogyakarta yang dapat diketahui bahwa dari 20 orang pa-
terletak di Jl. Tata Bumi No. 3, Banyura- sien sampel penelitian, sebelum perlaku-
den, Gamping, Sleman. an konseling oleh klinik sanitasi, skor pe-
Data yang terkumpul kemudian di- ngetahuan tertinggi dan terrendah, ma-
analisis dengan uji t-test terikat pada de- sing-masing adalah 14 dan 4, dengan
rajat kepercayaan 95 % dengan meng- rerata skor 9,6. Setelah perlakuan kon-
gunakan perangkat lunak SPSS 15 for seling, skor pengetahuan pasien pende-
Windows. Uji tersebut digunakan untuk rita diare tersebut secara deskriptif ter-
membandingkan hasil pengukuran pada lihat meningkat, yaitu tertinggi mencapai
pre-test dan post-test, sehingga dapat 19 dan terrendah adalah 10, dengan re-
Maryati, Muryoto & Werdiningsih, Pengaruh Pengembangan Klinik …

rata sebesar 14,5. Kenaikan skor yang bolehkan yakni 0. Namun, setelah dila-
terjadi berkisar antara 0 hingga hingga kukan treatment, dari 20 rumah pende-
dengan rerata sebesar 4,9 atau jika di- rita yang diperiksa, 16 di antaranya su-
prosentasekan, skor pengetahuan sesu- dah tidak ditemui lagi bakteri tersebut
dah konseling meningkat 50,3 % jika di- namun masih ada enam sumber air lagi
banding dengan sebelum konseling. yang belum memenuhi syarat. Jika di-
Selanjutnya, dari hasil kunjungan ke prosentasekan, penurunan MPN E. Coli
rumah dengan melakukan pemeriksaan yang terjadi adalah sebesar 98,8 %.
kualitas air bersih berupa MPN E Coli di Perbaikan lingkungan selanjutnya
sarana milik penderita diare, antara se- yang dilakukan adalah pemasangan lem
belum dan sesudah upaya perbaikan lalat. Hasil penghitungan angka kepadat-
lingkungan melalui pemasangan chlorine an lalat yang menunjukkan keberhasilan
diffuser, hasilnya tersaji dalam Tabel 2 upaya perbaikan tersebut disajikan da-
berikut. lam Tabel 3 berikut ini.
Tabel 2.
Distribusi frekuensi Tabel 3.
hasil pemeriksaan MPN E. Coli Distribusi frekuensi
antara sebelum dan setelah pemasangan hasil pengukuran kepadatan lalat
chlorine diffuser antara sebelum dan setelah pemasangan lem lalat

MPN E. Coli Kepadatan lalat


No No
pasien pasien
Pre-test Post-test Selisih % Pre-test Post-test Selisih %

1 1898 50 1848 97,4 1 7 1 6 85,7

2 58 0 58 100,0 2 5 0 6 100,0

3 875 0 875 100,0 3 3 0 3 100,0

4 757 0 758 100,0 4 5 0 5 100,0

5 834 0 834 100,0 5 7 1 6 85,7

6 1898 58 1840 96,9 6 8 1 7 87,5

7 158 0 158 100,0 7 6 0 6 100,0

8 160 0 160 100,0 8 5 0 5 100,0

9 234 0 234 100,0 9 5 0 5 100,0

10 234 0 234 100,0 10 5 0 5 100,0

11 1898 50 1848 97,4 11 3 0 3 100,0

12 1898 0 1898 100,0 12 4 1 3 75,0

13 578 0 578 100,0 13 6 1 5 83,3

14 870 0 870 100,0 14 4 0 4 100,0

15 978 0 978 100,0 15 3 0 3 100,0

16 978 0 978 100,0 16 2 0 2 100,0

17 1898 50 1848 97,4 17 1 0 1 100,0

18 578 0 578 100,0 18 4 0 4 100,0

19 1898 20 1878 98,9 19 4 0 4 100,0

20 1898 10 1888 99,5 20 6 1 5 83,3

Rerata 1028,9 11,9 1017,0 98,8 Rerata 4,6 0,3 4,3 95,0

Dari tabel di atas terlihat bahwa se- Dari tabel di atas, terlihat bahwa ki-
belum dilakukan perbaikan kualitas air saran angka kepadatan lalat dari 20 ru-
pada sumber air bersih di rumah pende- mah penderita diare yang ada adalah
rita diare melalui pemasangan chlorine antara satu dan delapan untuk tiap m2 fly
diffuser, jumlah E. coli pada semua sam- grill yang dipasang, dengan rerata sebe-
pel air melebihi batas syarat yang diper- sar 4,6. Adapun setelah dilakukan upa-
Sanitasi, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.4, No.4, Mei 2013, Hal 179-191

ya perbaikan lingkungan dengan pema- skor pengetahuan sesudah dilakukan


sangan lem perangkap lalat, rerata ke- konseling meningkat 313,5 % atau lebih
padatan lalat tersebut turun menjadi ha- dari tiga kali lipat dibanding sebelum di-
nya 0,3 atau secara umum turun seba- adakannya konseling.
nyak 95,0 %. Selanjutnya, dari hasil kunjungan ke
rumah dengan melakukan pemeriksaan
Penderita Infeksi Saluran Pernafasan sampel tungau debu, hasilnya tersaji da-
Akut (ISPA) lam Tabel 5 berikut.
Hasil pengukuran pengetahuan 15
orang penderita ISPA disajikan pada Ta- Tabel 5.
Distribusi frekuensi
bel 4 berikut ini. Hasil pengukuran tungau debu
pasien penderita ISPA
Tabel 4.
Distribusi frekuensi Keberadaan tungau debu
pengetahuan pasien penderita ISPA No pasien
antara sebelum dan setelah dilakukan konseling Kode sampel Jumlah

1 A 0
Skor pengetahuan
No
pasien 2 B 0
Pre-test Post-test Selisih %
3 C 0
1 2 15 13 650,0
4 D 0
2 3 20 17 566,7
5 E 0
3 7 20 13 185,7
6 F 0
4 5 11 6 120,0
7 G 0
5 4 13 9 225,0
8 H 0
6 4 12 8 200,0
9 I 0
7 3 12 9 300,0
10 J 0
8 5 13 8 160,0
11 K 0
9 5 13 8 160,0
12 L 0
10 3 16 13 433,3
13 M 0
11 4 14 10 250,0
14 N 0
12 1 18 17 1700,0
15 O 0
13 3 17 14 466,7

14 4 15 11 275,0
Berdasarkan tabel di atas, diketahui
15 2 20 18 900,0
dari semua sampel penderita ISPA tidak
Rerata 3,7 15,3 11,6 313,5 ada satu pun yang ditemui tungau dalam
sampel debu yang diperiksa pada peme-
Berdasarkan pada Tabel 4 di atas, riksaan pre-test, oleh karenanya peme-
dapat diketahui bahwa dari 15 orang pa- riksaan post-test selanjutnya tidak di-
sien sampel penelitian, sebelum perlaku- lakukan.
an konseling oleh klinik sanitasi, skor pe-
ngetahuan tertinggi dan terrendah, ma- Penderita Demam Berdarah Dengue
sing-masing adalah satu dan tujuh, de- (DBD)
ngan rerata skor 3,7. Setelah perlakuan Hasil pengukuran pengetahuan pa-
konseling, skor pengetahuan para pasi- sien penderita DBD dan tetangganya di-
en penderita ISPA tersebut secara des- sajikan pada Tabel 6, di mana terlihat
kriptif terlihat meningkat, yaitu tertinggi bahwa dari 20 orang yang diukur pada
mencapai 20 dan terrendah adalah 1, saat sebelum dilakukan konseling, skor
dengan rerata sebesar 15,3. pengetahuan yang tertinggi dan terren-
Peningkatan skor yang terjadi, ber- dah, masing-masing sebesar 15 dan 5,
kisar antara 8 dan 18, dengan rata-rata dengan rerata 10,5. Adapun setelah di-
sebesar 11,6; yang jika diprosentasekan, berikan konseling, nilai tertinggi yang da-
Maryati, Muryoto & Werdiningsih, Pengaruh Pengembangan Klinik …

pat dicapai adalah 18 dan nilai terrendah 4,9 %, atau apabila dinyatakan dengan
sebesar 10. prosentase adalah sebesar 89,1 %.
Peningkatan skor pengetahuan pa- Dari tabel tersebut juga terlihat bah-
da kelompok ini berkisar antara 0 hingga wa dari lima perangkap nyamuk yang di-
8 dengan rerata sebesar 3,4; atau se- pasang di setiap rumah, yang positif di-
besar 32,4 %. temukan telur Aedes aegypti, kisarannya
adalah antara 0 sampai dengan 3. Ada-
Tabel 6.
Distribusi frekuensi
pun banyaknya Abate yang diberikan
pengetahuan pasien penderita DBD berkisar antara 70 gr hingga 160 gr de-
antara sebelum dan setelah dilakukan konseling ngan rerata sebanyak 98,5 gr (data tidak
ditampilkan).
Skor pengetahuan
No
pasien
Pre-test Post-test Selisih %
Tabel 7.
Distribusi frekuensi
1 10 11 1 10,0 hasil pengukuran ovitrap index
antara sebelum dan setelah
2 12 15 3 25,0 pemasangan perangkap nyamuk dan abatisasi
3 7 11 4 57,1

(dari lima yang


nyamuk positif
Ovitrap index
4 10 14 4 40,0

Perangkap

dipsang
5 9 13 4 44,4 No
Post-
pasien Pre-test Selisih
test
6 12 15 3 25,0 (%) (%)
(%)
7 8 16 8 100,0
1 5 1 4 3
8 15 16 1 6,7
2 2 0 2 2
9 8 12 4 50,0
3 7 1 6 0
10 12 15 3 25,0
4 3 0 3 2
11 11 14 3 27,3
5 31 0 31 2
12 5 11 6 120,0
6 3 0 3 2
13 14 18 4 28,6
7 5 1 4 0
14 7 10 3 42,9
8 3 1 2 0
15 5 11 6 120,0
9 2 1 1 0
16 9 16 7 77,8
10 2 1 1 1
17 14 17 3 21,4
11 5 1 4 1
18 13 14 1 7,7
12 5 1 4 0
19 14 15 1 7,1
13 2 1 1 1
20 14 14 0 0,0
14 2 1 1 0
Rerata 10,5 13,9 3,4 32,4
15 5 1 4 0

16 5 1 4 0
Selanjutnya dari hasil kunjungan ru-
17 5 0 5 2
mah dan tindakan dalam upaya penye-
hatan rumah melalui pemasangan ovi- 18 5 0 5 2

trap untuk mengetahui besarnya ovitrap 19 5 0 5 2


indeks sebelum dan sesudah pemasa- 20 7 0 7 2
ngan perangkap nyamuk serta pem-
Rerata 5,5 0,6 4,9
berian abate di rumah pasien DHF dan
sekitarnya, data yang terkait disajikan di
Tabel 7. Pendapatan Klinik Sanitasi
Dari tabel tersebut terlihat bahwa Selama bulan Desember 2012, total
rerata ovitrap index sebelum dan sesu- pendapatan yang diperoleh oleh klinik
dah dilakukannya upaya perbaikan ling- sanitasi di Puskesmas Minggir adalah
kungan rumah, masing-masing adalah sebesar Rp.784.800,- yang terdiri dari
sebesar 5,5 % dan 0,6 %, yang berarti Rp.244.800,- dari pelayanan konseling
rata-rata penurunan indexnya sebesar dan Rp.540.000,- dari pelayanan kunju-
Sanitasi, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.4, No.4, Mei 2013, Hal 179-191

ngan rumah. Proporsi pendapatan klinik namun rerata tingkat pengetahuan pa-
sanitasi dari total pendapatan puskes- sien tersebut setelah mendapatkan kon-
mas selama bulan Desember 2012 ada- seling, menjadi berada pada posisi yang
lah sebesar 4,64 %. kurang lebih sama, yaitu berada pada
skor antara 13 – 15.
Tabel 6. Jika dirinci, data pada Tabel 1 yang
Pendapatan klinik sanitasi
di Puskesmas Minggir menyajikan data pengukuran pengetahu-
pada bulan Desember 2012 an pada kelompok penderita diare, se-
belum dilakukan konseling, tingkat pe-
ngetahuan sudah agak tinggi, terlihat da-

pendapatan
% dari total
Jumlah
Jenis Tarif
Jumlah
penda ri rerata skor yang diperoleh serta ha-
pelayanan (Rp) patan
(Rp) nya ada satu sampel yang nilainya sa-
ngat jauh di banding nilai dari sampel-
Konseling sampel lain.
Setelah dilakukan konseling, secara
Kasus diare 6.800 20 org 136.000 0,80
deskriptif terlihat adanya peningkatan
Kasus ISPA 6.800 15 org 102.000 0,60 pengetahuan pasien para penderita di-
Kasus DBD 6.800 1 org 6.800 0,04
are. Hal itu terlihat dari peningkatan re-
rata nilai, di mana bahkan kini nilai ter-
Jumlah 244.800 1,45 rendah pada pengukuran post-test ini,
Rata-rata per hari 9.415 berada di atas rerata nilai pada peng-
ukuran pre-test.
Kunjungan
rumah
Grafik 1.
Kasus diare 15.000 20 rmh 300.000 1,77 Perbandingan rerata peningkatan pengetahuan
antara masing-masing penyakit berbasis lingkungan
Kasus ISPA 15.000 15 rmh 225.000 1,33 yang di teliti
Kasus DBD 15.000 1 rmh 15.000 0,09
18
Jumlah 540.000 3,19
16
Rata-rata per hari 20.769
14
Jumlah dari kedua jenis pelayanan 784.800 4,64
12
Rata-rata per hari 30.185
10

8
PEMBAHASAN
6

Peningkatan Pengetahuan Pasien 4


Rangkuman dari meningkatnya pe-
2
ngetahuan pasien dari masing-masing
penyakit berbasis lingkungan yang dite- 0
liti, disajikan melalui Grafik 1 berikut ini. diare ISPA DBD
Terlihat bahwa pada semua penyakit, pre-test post-test
rata-rata pengetahuan setelah diberikan
konseling meningkat dibandingkan de-
ngan pengetahuan yang dimiliki sebelum Adapun pada Tabel 4 yang menyaji-
dilakukannya konseling. Namun, terlihat kan data pengukuran pengetahuan pasi-
bahwa pasien penderita ISPA pening- en penderita penyakit berbasis lingkung-
katan pengetahuannya adalah yang pa- an lainnya yaitu ISPA, baik untuk pre-
ling tinggi. test maupun post-test., secara rinci ter-
Dari grafik tersebut terlihat juga bah- lihat sebelum dilakukan konseling, pe-
wa secara deskriptif, sebelum diberikan ngetahuan pasien tentang ISPA sangat
konseling, rerata baseline pengetahuan rendah, di mana hal ini terlihat dari re-
dari ketiga penyakit yang diteliti berbeda, rata nilai yang hanya sebesar 3,7. Na-
Maryati, Muryoto & Werdiningsih, Pengaruh Pengembangan Klinik …

mun, setelah memperoleh konseling, pe- ngetahuan yang dimiliki dari hasil kon-
ngetahuan pasien meningkat secara ta- seling tersebut 1).
jam hingga rata-rata nilainya mencapai Pengetahuan adalah hasil proses
15,3; sehingga peningkatan yang terjadi seseorang mencari ”tahu” dan ini terjadi
adalah lebih dari tiga kali nilai post-test. setelah melakukan penginderaan terha-
Adapun pada Tabel 6 yang menya- dap suatu obyek tertentu 2). Apabila se-
jikan data hasil pengukuran pre-test dan seorang diberikan pendidikan kesehatan
post-test tentang pengetahuan penyakit tentang penyakit berbasis lingkungan,
DBD, secara lebih rinci terlihat bahwa maka mereka akan memiliki pengetahu-
sebelum dilakukan konseling rerata skor an dan pemahaman yang selanjutnya
sampel sudah cukup tinggi yaitu 10,5. dapat melakukan sintesis dan analisis
Namun, setelah dilakukan konseling, re- sehingga melakukan hal yang benar da-
rata skor tersebut tetap mengalami pe- lam pencegahan penyakit-penyakit ter-
ningkatan walau tidak terlalu tinggi. Jika sebut.
dilihat per individu, maksimal peningkat- Ada beberapa penelitian yang hasil-
an skor yang terjadi adalah delapan, te- nya mendukung penelitian ini. Satu di
tapi sebagian besar sampel yang lain antaranya adalah yang dilakukan oleh
berada jauh di bawahnya, bahkan ada Khairunisa di Puskesmas Grabag, Kabu-
yang skornya tidak meningkat sama se- paten Magelang 3), yang menyimpulkan
kali. bahwa konseling yang diberikan oleh
Berdasarkan Tabel 1, Tabel 4, dan klinik sanitasi mempengaruhi tingkat pe-
Tabel 6, serta Grafik 1, hasil uji statistik ngetahuan pasien penderita ISPA dan
dengan menggunakan t-test terikat pada diare.
derajat kepercayaan 95 %, diperoleh ni- Dalam penerapannya, kegiatan kon-
lai p atau p value untuk masing-masing seling yang diberikan secara kelompok,
jenis penyakit adalah lebih kecil dari selain dapat meningkatkan pengetahuan
0,001, sehingga dapat diinterpretasikan juga menghasilkan kesepakatan di an-
bahwa rerata pengetahuan untuk ma- tara masyarakat untuk mengumpulkan
sing-masing penyakit, setelah diberikan iuran Dana Sehat pada setiap diadakan-
konseling memang secara signifikan le- nya pertemuan dasa wisma di lingkung-
bih tinggi dibandingkan dengan sebelum an masing-masing 4). Fungsi dari Dana
menerima konseling. Dalam hal ini ber- Sehat tersebut itu sendiri adalah untuk
arti kegiatan konseling berpengaruh ter- membantu warga yang sedang sakit, de-
hadap peningkatan pengetahuan pasien ngan besarnya iuran adalah Rp 1.000,00
penderita penyakit berbasis lingkungan (seribu rupiah) untuk setiap keluarga di
yang diteliti. tiap pertemuan.
Secara umum, pengetahuan masya- Dana yang terkumpul tersebut akan
rakat tentang suatu penyakit, berhubu- diakumulasi selama satu bulan dan jika
ngan dengan upaya pencegahan yang selama waktu tersebut tidak ada penge-
dapat mereka lakukan bagi penyakit itu. luaran, maka akan terus diakumulasikan
Adapun konseling yang diberikan, ma- selama selama tahun. Sisa dari dana
terinya berkaitan dengan pengetahuan yang terkumpul setelah digunakan untuk
dari penyakit-penyakit berbasis lingkung- keperluan utamanya, selanjutnya akan
an yang berhubungan dengan definisi, dimanfaatkan untuk pembangunan sa-
gejala dan kegiatan pencegahan DHF. rana sanitasi dasar bagi warga masya-
Adanya peningkatan pengetahuan rakat yang membutuhkan.
setelah diberi konseling oleh klinik sani-
tasi disebabkan karena adanya transfer Peningkatan Mutu Lingkungan
informasi dan pengetahuan dari konselor Rumah Pasien
kepada penderita Selanjutnya dengan Sumber air bersih yang digunakan
berbekal pengetahuan yang dimiliki, se- sebagian besar masyarakat di lokasi pe-
seorang akan timbul kesadarannya dan nelitian untuk memenuhi kebutuhan se-
selanjutnya terdorong untuk memuncul- hari-harinya seperti mandi, mencuci, me-
kan perilaku yang sesuai dengan pe- masak dan air minum adalah sumur gali.
Sanitasi, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.4, No.4, Mei 2013, Hal 179-191

Sebagian besar atau kurang lebih 90 % relatif murah, juga mudah pula untuk di-
dari kondisi sumur-su-mur tersebut be- peroleh.
lum menggunakan buis beton, serta ber- Adapun prinsip kerja dari chlorin dif-
ada di luar rumah dan dalam keadaan fuser adalah air akan masuk melalui lu-
yang terbuka serta berlumut. Pondasi bang-lubang yang ada di pipa PVC yang
bangunan sumur untuk lantai tidak ke- besar lalu masuk ke celah-celah pasir
dap air sehingga air langsung bisa me- kwarsa dan masuk ke lubang pipa kecil
rembes walaupun sudah dibuatkan sa- melalui celah pasir dan bercampur de-
luran untuk pembuangan. ngan kaporit yang terlarut dalam air.
Selain itu, sebagian besar sumber Selanjutnya, larutan kaporit akan keluar
air bersih juga letaknya berdekatan de- melalui lubang pipa dan celah-celah pa-
ngan kolam yang digunakan sebagai sir kwarsa, lalu ke badan air dan ber-
tempat bagi masyarakat untuk buang air campur dengan air dan mendisinfeksi
besar, sehingga kemungkinan besar me- badan air tersebut.
nyebabkan terjadinya pencemaran oleh Masih dari usaha perbaikan kualitas
E. coli pada sumber air bersih ini, yang lingkungan pasien diare, hasil kunjungan
menyebabkan diare dan disentri. rumah pasien mendapatkan hasil bahwa
Selain itu, tidak tersedianya saluran rerata kepadatan lalat adalah 5,5 ekor/
pembuangan air limbah dari rumah tang- m2. Setelah dilakukan pemasangan lem
ga sehingga limbah tersebut dibuang lalat, rerata kepadatan lalat tersebut tu-
berdekatan dengan sumber air bersih ini, run hingga menjadi 0,6 ekor/m2. Perang-
kemungkinan juga yang menyebabkan kap berupa lem lalat digunakan dalam
tingginya angka pencemaran oleh bak- usaha untuk menurunkan kepadatan ter-
teri E. coli.. Ini terlihat dari hasil peme- sebut, dengan pertimbangan bahwa me-
riksaan sebelum dilakukannya klorinasi, toda tersebut lebih mudah diterapkan di
yaitu diperoleh rata-rata sebesar 1.029 masyarakat dan bersifat ramah lingkung-
MPN untuk setiap 100 ml air yang di- an. Perangkap ini menggunakan kertas
periksa. Hasil pemeriksaan ini tentu saja yang telah diberi lem untuk menjebak la-
tidak memenuhi persyaratan air bersih lat yang hinggap. Bentuknya ada yang
secara bakteriologis khususnya E. coli seperti lembaran kertas, atau gulungan
yang diatur oleh Permenkes RI No. 492 pita kecil yang lengket dengan panjang
/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyarat- sekitar satu meter. Jenis lain dari pe-
an Kualitas Air Minum 5). rangkap berperekat ini adalah yang ter-
Setelah dilakukan perbaikan kualitas buat dari bahan plastik dan dapat di-
air dengan perlakuan berupa pemberian gantung di dekat jendela atau diletakkan
chlorine diffuser, kualitas air bersih me- di luar rumah. Salah satu keuntungan
ngalami peningkatan, yaitu ada penurun- dari penggunaan produk-produk ini ada-
an E. coli yang signifikan hingga menca- lah tidak adanya bahan kimia berbahaya
pai rerata 12 MPN per 100 ml air bersih yang digunakan sehingga relatif aman
atau ada penurunan sebesar 98,68 %. bagi pengguna dan lingkungan.
Namun demikian, dari 20 pasien pende- Sementara itu, dari kunjungan ke
rita diare yang diamati, masih ada enam rumah pasien ISPA, berdasarkan hasil
sumber air bersih yang belum memenuhi pemeriksaan, tidak ditemukan adanya
syarat 0 MPN. tungau debu. Hal ini mungkin terjadi ka-
Disinfeksi adalah salah satu upaya rena kurangnya tingkat ketelitian peme-
yang dapat dilakukan untuk meningkat- riksaan yang dilakukan sendiri oleh pe-
kan kualitas agar air yang digunakan da- neliti. Namun, tindakan penyehatan ling-
pat memenuhi syarat secara mikrobio- kungan di rumah pasien ISPA tetap di-
logis, karena dengan disinfeksi tersebut, lakukan berupa anjuran bagi keluarga
bakteri patogen penyebab penyakit da- yang memiliki balita untuk melindungi
pat dibunuh. Salah satu disinfektan yang anaknya dari asap dapur serta penga-
biasa digunakan untuk mematikan agent turan ventilasi rumah sehingga sirkulasi
penyakit yang penyebarannya melalui air udara menjadi lebih lancar serta tidak
adalah kaporit, karena bahan ini selain lembab.
Maryati, Muryoto & Werdiningsih, Pengaruh Pengembangan Klinik …

Keadaan lingkungan sangat berpe- Dari hasil pengukuran dua kali ovi-
ngaruh terhadap kondisi kesehatan ma- trap indeks, diketahui bahwa upaya per-
syarakat. Banyak aspek kesejahteraan baikan lingkungan memberikan penga-
manusia dipengaruhi oleh lingkungan ruh yang baik, namun masih belum sem-
dan banyak penyakit dapat dimulai, di- purna karena belum mampu menurun-
dukung, ditopang dan dirangsang oleh kan indeks tersebut sampai 100 %, se-
faktor-faktor lingkungan. Kerusakan ling- hingga seharusnya masih harus dilaku-
kungan juga akan sangat berpengaruh kan upaya lanjutan.
bagi kesehatan manusia. Pencemaran Namun, karena terbatasnya waktu
udara misalnya, dapat menyebabkan ter- penelitian yang tersedia, membuat upa-
jadinya gangguan kesehatan pada sa- ya tersebut tidak dapat dilaksanakan,
luran pernapasan. sehingga peneliti hanya memberi saran
Selain itu, keadaan gizi juga me- kepada penghuni untuk terus menggu-
rupakan hal yang penting bagi pence- nakan perangkap nyamuk sebagai upa-
gahan ISPA 6), yaitu bila anak mem- ya untuk mengurangi angka ovitrap in-
punyai gizi yang baik, mendapatkan ASI deks. Kepada masyarakat juga diberita-
sampai usia dua tahun karena ASI ada- hu mengenai cara-cara pembuatan alat
lah makanan yang paling baik untuk dan larutan gula yang dipakai untuk
bayi, bayi mendapatkan makanan padat membuat perangkap nyamuk sederhana
sesuai dengan umurnya, serta bayi dan tersebut, sehingga mereka dapat men-
anak mendapatkan makanan yang me- jadi lebih mandiri selain bertambah juga
ngandung gizi cukup yaitu mengandung pengetahuannya.
cukup protein, karbohidrat, lemak, vita- Pada Grafik berikut, disajikan gam-
min dan mineral. baran secara deskriptif dari peningkatan
Adapun pada upaya perbaikan mutu mutu lingkungan rumah pasien yang ter-
lingkungan penderita DBD, dilakukan pe- jadi.
masangan ovitrap sebanyak 100 buah di
Grafik 2.
bagian dalam dan luar rumah. Setelah Perbandingan rerata peningkatan mutu lingkungan
tiga hari dipasang, dilakukan kunjungan berdasarkan prosentase penurunan masing-masing
kedua untuk menghitung ovitrap indeks indikator yang di teliti
data pre-test. Pada kunjungan itu juga
dilakukan pemberian abate pada bak air 100
yang terdapat di dalam rumah pasien
98
dengan dosis 1 gr/10 liter, di mana se-
bagai contoh untuk bak air dengan vo- 96
lume 1000 liter, maka diperlukan abate
sebanyak 100 gr. 94
Selanjutnya untuk menurunkan ang-
ka ovitrap indeks, digunakan perangkap 92

nyamuk sederhana sebagai pengganti 90


insektisida kimia. Lima buah perangkap
diletakkan di ruang tidur dan ruang ma- 88
kan karena di kedua ruangan tersebut
positif terdapat telur nyamuk. Selanjut- 86
nya, pada kunjungan rumah ketiga, yak- 84
ni satu minggu setelah pemasangan pe- MPN E. coli Kepadatan Ovitrap index
rangkap nyamuk, diperoleh hasil 22 bu- lalat
ah perangkap positif ditemukan telur.
Selain itu, pada kunjungan ketiga terse-
but juga dilakukan pemasangan ovitrap Pendapatan Klinik Sanitasi
yang kedua untuk mengetahui apakah Sebagaimana diketahui, bagi pasien
terjadi penurunan angka ovitrap indeks puskesmas di wilayah Kabupaten Sle-
setelah dilakukan perlakuan pemasang- man berlaku tarif baru 7), sehingga ber-
an perangkap nyamuk. dasarkan aturan baru itu, selama dilaku-
Sanitasi, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol.4, No.4, Mei 2013, Hal 179-191

kannya penelitian pada bulan Desember Proporsi pendapatan yang diperoleh


2012, jumlah pendapatan yang bisa di- oleh klinik sanitasi melalui upaya konse-
capai khususnya untuk kunjungan ada- ling dan kunjungan rumah jika diban-
lah sebesar Rp16.915.000,- dengan jum- dingkan dengan total pendapatan pus-
lah kunjungan total sebanyak 625 orang kesmas dari kunjungan pasien adalah
pasien dengan rata-rata kunjungan se- sebesar 4,64 %.
tiap harinya sebanyak 25 orang. Dari
kunjungan pasien tersebut, 75 % nya SARAN
merupakan pasien rawat jalan dan se-
lebihnya adalah pasien rawat inap. Berdasarkan pada hasil penelitian
Sebagaimana sudah dijelaskan da- dan kesimpulan yang sudah dijelaskan
lam Tabel 6 bahwa selama bulan De- sebelumnya, maka kepada Puskesmas
sember 2012, total pendapatan yang di- Minggir disarankan untuk dapat menjaga
peroleh klinik sanitasi Puskesmas Ming- dan meningkatkan komitmen untuk me-
gir adalah sebesar Rp.784.800,- yang rujuk pasien penderita penyakit-penyakit
terdiri dari Rp.244.800,- dari pelayanan yang berbasis lingkungan ke klinik sani-
konseling dan Rp.540.000,- dari pelaya- tasi.
nan kunjungan rumah. Proporsi penda- Terkait dengan hal tersebut, maka
patan klinik sanitasi dari total pendapat- kepada pengelola yang bertanggung-
an puskesmas tersebut selama bulan jawab atas kegiatan yang dilakukan oleh
Desember 2012 adalah 4,64 %. klinik sanitasi, disarankan untuk sebaik-
nya dapat menambah media konseling
KESIMPULAN yang digunakan oleh klinik sanitasi agar
proses konseling dapat berlangsung de-
Dari hasil penelitian dapat disimpul- ngan lebih efektif.
kan bahwa pengembangan klinik sani- Adapun kepada masyarakat, apabila
tasi di Puskesmas Minggir melalui upaya menderita penyakit-penyakit yang pe-
konseling dapat mempengaruhi tingkat nyebarannya tergolong berbasis pada
pengetahuan pasien penderita penyakit lingkungan, agar tidak ragu-ragu untuk
berbasis lingkungan, ini terlihat dari me- datang ke klinik sanitasi guna berkon-
ningkatnya pengetahuan tentang diare, sultasi. Selanjutnya dari hasil konseling
ISPA dan DBD pasien setelah dilaku- yang diberikan, disarankan kepada para
kannya konseling dibandingkan dengan klien untuk menerapkan pengetahuan
sebelum dilakukan, masing-masing se- yang sudah diperoleh dengan sebaik-
cara berturut-turut dari rerata skor 9,6 baiknya, sehingga diperoleh sikap dan
naik menjadi 14,5 untuk diare; dari rerata tindakan yang tepat pula dalam usaha
skor 3,7 berubah hingga menjadi 15,3, meningkatkan derajat kesehatan ma-
untuk ISPA, dan untuk DBD dari rerata sing-masing.
skor 10,5 menjadi 13,9. Penelitian ini diharapkan dapat men-
Hasil perbaikan kualitas lingkungan jadi bahan referensi bagi penelitian lain
rumah menunjukkan bahwa: rerata MPN yang terkait dengan pengembangan kli-
E. Coli turun sebanyak 98,8 %, yaitu dari nik sanitasi atau upaya pengendalian
rerata 1028,9 menjadi 1017,0; rerata penyakit berbasis lingkungan. Perbaikan
kepadatan lalat turun 95,03 % yaitu dari dan penyempurnaan dari sisi metodo-
4,6 per block-grill menjadi hanya 0,3, re- logi yaitu dengan menggunakan desain
rata ovitrap indeks turun dari 5,5 % men- penelitian yang menggunakan kontrol,
jadi hanya 0,6 % atau sekitar 89,1 %. dapat meningkatkan kesahihan hasil dari
Dari hasil tersebut dapat disimpul- penelitian yang akan dilakukan.
kan bahwa pengembangan klinik sanita- Selanjutnya, bagi penelitian lanjut-
si melalui upaya kunjungan ke rumah an yang akan dilakukan, disarankan juga
pasien atau klien, berpengaruh terhadap untuk melakukan evaluasi terhadap pe-
meningkatnya kualitas lingkungan rumah nilaian konseling untuk mengetahui ke-
penderita penyakit berbasis lingkungan berhasilan kegiatan konseling tersebut
tersebut. dalam meningkatkan pengetahuan, si-
Maryati, Muryoto & Werdiningsih, Pengaruh Pengembangan Klinik …

kap serta tindakan klien pengguna jasa ngkungan, Poltekkes Kemenkes


klinik sanitasi. Yogyakarta.
4. Ermawan, Y., 2011. Persiapan dan
DAFTAR PUSTAKA Pelaksanaan Bimbingan Kelompok,
(diunduh 1 November 2012 dari
1. Notoatmojo, S., 2003. Pendidikan http://yanermawan.blogspot.com/20
dan Perilaku Kesehatan, Rineka 11/07/persiapan-dan-pelaksanaan-
Cipta, Jakarta. layanan.html).
2. Notoatmojo, S., 2010. Metodologi 5. Permenkes RI Nomor 492/ Menkes/
Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Per/ IV/ 2010 tentang Persyaratan
Jakarta. Kualitas Air Minum, Kementerian
3. Khairunisa, 2009. Pengaruh Konse- Kesehatan RI, Jakarta.
ling terhadap Tingkat Pengetahuan 6. Arifin, 2009. Faktor-faktor yang
Pasien Penderita ISPA dan Diare di Mempengaruhi Angka Kejadian IS-
Puskesmas Grabag 2 Kabupaten PA di Indonesia.
Magelang, Karya Tulis Ilmiah, tidak 7. Peraturan Bupati Sleman No. 51
diterbitkan, Jurusan Kesehatan Li- tahun 2012, Pemerintah Daerah Ka-
bupaten Sleman, Sleman.

You might also like