You are on page 1of 13

Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D.

(2021)

EVALUASI PROGRAM KLINIK SANITASI TERHADAP PENYAKIT BERBASIS


LINGKUNGAN DI PUSKESMAS KENDALSARI KOTA MALANG
Ermelinda Ganus1, Agus Yohanan2, Ike Dian Wahyuni3
1
STIKES Widyagama Husada Malang
2
STIKES Widyagama Husada Malang
3
STIKES Widyagama Husada Malang

Corresponding author:
Ermelinda Ganus
STIKES Widyagama Husada Malang
Email: ganusmelin@gmail.com

ABSTRACT
The evaluation of the sanitation clinic program for environmental-based diseases at the Kendalsari Public Health Center in Malang is
one of the functions of program management, in which the program coverage has not yet reached the predetermined target. The
research objective is to evaluate the input, process, output of the sanitation clinic program and the factors that influence the utilization
of the sanitation clinic at the Kendalsari Public Health Center, Malang. The method used in this research was descriptive qualitative
with interview and observation methods. The research was done in May 2021. Research informants totaled 8 people. Based on the
research it can be concluded that the input shows that the sanitation workers have environmental health education background. Funds
for program activities are sourced from the BOK. The infrastructure is adequate. The method of implementing the program uses a
manual book and also a manual for the implementation of a sanitation clinic. The planning is contained in the POA of the Public
Health Center. The implementation of the program has not been maximized so that the coverage is still below the target. The factors of
the low utilization of sanitation clinics are the absence of officers in conseling room in which patients are not referred. The program
coverage is still below the target because cross-program collaboration is not maximal. Besides, the number of sanitarian workers is
still lacking and sanitation clinic services are only done once a week.

Keywords: evaluation; sanitation clinic; PBL.

ABSTRAK
Evaluasi program klinik sanitasi terhadap penyakit berbasis lingkungan di Puskesmas Kendalsari
Kota Malang merupakan salah satu fungsi manajemen program, dimana cakupan programnya belum
mencapai target yang telah ditentukan. Tujuan penelitian ini yaitu mengevaluasi input, proses, output
program klinik sanitasi dan faktor yang mempengaruhi pemanfaatan klinik sanitasi di Puskesmas
Kendalsari Kota Malang. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara dan
observasi dengan desain deskriptif kualitatif: Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2021, dengan
jumlah informan penelitian sebanyak 8 orang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan input
menunjukkan bahwa tenaga sanitasi berlatar belakang pendidikan kesehatan lingkungan. Dana
kegiatan program bersumber dari BOK. Sarana prasarana sudah memadai. Metode pelaksanaan
program menggunakan buku pedoman dan buku petunjuk pelaksanaan klinik sanitasi. Perencanaan
tertuang dalam POA Puskesmas. Pelaksanaan program belum maksimal sehingga cakupannya masih
dibawah target. Faktor rendahnya pemanfaatan klinik sanitasi oleh pasien yaitu ketidakberadaan
petugas di ruangan konseling di mana pasien akhirnya tidak di rujuk. Dapat disimpulkan bahwa
cakupan program masih dibawah target karena belum maksimalnya kerjasama lintas program.
Disamping itu jumlah tenaga sanitarian masih kurang dan pelayanan klinik sanitasi hanya dilakukan
sekali seminggu.

Kata kunci : Evaluasi Program; Klinik Sanitasi; PBL.

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember 2021

44
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D. (2021)

PENDAHULUAN kasus, sedangkan pada kegiatan Klinik sanitasi masih


Pelayanan klinik sanitasi merupakan di bawah target, pada konseling sanitasi sebesar
implementasi Permenkes RI Nomor 13 Tahun 2015. 4,7%, Inspeksi Kesehatan Lingkungan 26% dan
Kegiatan klinik sanitasi adalah upaya Intervensi Kesehatan Lingkungan terhadap pasien
mengintegrasikan antara pelayanan kesehatan Penyakit Berbasis Lingkungan sebesar 27% (Profil
promotif, preventif, dan kuratif yang difokuskan pada Puskesmas Kendalsari, 2019).
penduduk yang berisiko tinggi untuk mengatasi Puskesmas yang belum mencapai target
masalah penyakit berbasis lingkungan yang menunjukkan peningkatan persentase penyakit
dilaksanakan oleh petugas bersama masyarakat, baik berbasis lingkungan. Oleh karena itu, program klinik
di dalam maupun di luar puskesmas. Dalam kegiatan sanitasi menjadi penting dalam strategi/upaya
klinik sanitasi berupa konseling, inspeksi lingkungan, penurunan penyakit berbasis lingkungan.
dan intervensi kesehatan lingkungan, petugas Pelaksanaan program tersebut merupakan satu
memberi saran/rekomendasi kepada pasien. Kegiatan kesatuan sistem yang tak terpisahkan dengan
klinik sanitasi juga dilaksanakan dalam rangka kegiatan dan kebijakan puskesmas. Penelitian ini
pencapaian strategi penyelenggaraan pelayanan dilakukan dengan melalui pendekatan sistem karena
kesehatan lingkungan dan sebagai salah satu tercapainya tujuan dari organisasi dapat dipengaruhi
indikator dalam penilaian akreditasi puskesmas dari komponen sistem yang ada didalamnya. Dalam
(Kemenkes RI, 2013). sistem terdapat hubungan antara satu komponen
Dalam rangka meningkatkan status kesehatan dengan komponen lainnya, komponen input dan
masyarakat, puskesmas merupakan ujung tombak proses bisa berpengaruh terhadap pencapaian atau
yang paling depan diwilayah kerjanya. Salah satu hasil pada output. Menurut teori sistem dalam Azwar
fungsi puskesmas yang penting adalah (2011), untuk mengetahui proses pelaksanaan suatu
mengembangkan dan membina kemandirian kegiatan dapat dilihat dari ketersediaan input, proses,
masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan dan output. Ketersediaan input meliputi tenaga, dana,
yang timbul, mengembangkan kemampuan dan metode, dan sarana prasarana, proses meliputi
kemauan masyarakat baik berupa pemikiran maupun perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi,
kemampuan yang berupa sumber daya. Salah satu serta Output berupa hasil yang dicapai dalam
terobosan untuk mengatasi masalah kesehatan pelaksanaan klinik sanitasi di puskesmas. Untuk itu
berbasis lingkungan adalah klinik sanitasi (Depkes peneliti ingin mengetahui bagaimana komponen input
RI, 2003). dan proses pelaksanaan klinik sanitasi mempengaruhi
Data yang diperoleh dari survei pendahuluan di hasil output.
puskesmas Kendalsari Kota Malang bahwa 10 patron
penyakit terbesar yang ada di puskesmas Kendalsari METODE
pada tahun 2019 masih didominasi oleh penyakit- Desain penelitian yang digunakan adalah
penyakit yang berbasis lingkungan dengan jumlah deskriptif kualitatif untuk mengevaluasi program
5.686 kasus seperti ISPA 4.673 kasus, Diare 818 klinik sanitasi terhadap penyakit berbasis lingkungan
kasus, Skabies 91 kasus, DBD 83 kasus dan TB 21 di Puskesmas Kendalsari Kota Malang dengan

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember 2021

46
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D. (2021)

metode wawancara terhadap 8 orang informan dan dalam pelatihan UKK. Saya sudah
yaitu berlatar mengikuti pelatihan
observasi hasil laporan kegiatan klinik sanitasi tahun belakang klinik sanitasi di
pendidikan Dinkes Kota Malang”
2019. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2021. kesehatan (TenKL).
lingkungan Hasil wawancara
sesuai dengan dengan informan
petunjuk Ditjen pendukung:
HASIL DAN PEMBAHASAN PPM & PL “Latar belakang
Puskesmas Kendalsari merupakan salah satu pedoman pendidikan pengelola
pelaksanaan program klinik
pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama sebagai program klinik sanitasi itu S1
sanitasi. Kesehatan
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas Lingkungan dan
tenaga tersebut
Kesehatan Kota Malang. Wilayah kerja Puskesmas merangkap sebagai
pengelola program
Kendalsari termasuk dalam wilayah Kelurahan kesehatan lingkungan,
promkes dan Pos
Tulusrejo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang
UKK. Beliau itu
dengan luas wilayah kerja 502.073 Km² yang sudah pernah
mengikuti pelatihan
meliputi 3 kelurahan yaitu : Kelurahan Lowokwaru, klinik sanitasi di
Dinkes” (Kapus).
Kelurahan Tulusrejo, dan Kelurahan Jatimulyo. Yang 2 Dana Dana Hasil wawancara
. operasional dengan informan
terdiri dari dataran rendah 10 %, dan dataran tinggi untuk kegiatan kunci :
klinik sanitasi di “Dana operasional
90 %. Adapun batas–batas wilayah kerja Puskesmas Puskesmas program klinik
Kendalsari adalah Utara dengan Kelurahan Kendalsari sanitasi sudah
sudah memadai dan dana itu
Mojolangu, Selatan dengan Kelurahan Samaan, mencukupi, untuk transport
dana tersebut petugas yang kunjung
Timur dengan Kelurahan Purwantoro, dan Barat bersumber dari ke lapangan pada
Dana Bantuan saat ada kegiatan,
dengan Kelurahan Dinoyo dan Tunggulwulung. Operasional dan kalau
Kesehatan menggunakan
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas (BOK) dan kendaraan dinas dana
swadaya untuk bahan bakar
Kendalsari pada tahun 2019 (berdasarkan Data masyarakat. juga dari BOK dan
Monografi Kecamatan Lowokwaru Tahun 2018) kalau ada kegiatan
tindak lanjut untuk
adalah 57.880 jiwa terdiri dari penduduk laki – laki perbaikan sarana
masyarakat dananya
28.924 jiwa dan perempuan 28.956 jiwa. Tingkat dari masyarakat itu
sendiri” (TenKL).
kepadatan penduduk mencapai 8.674 jiwa / Km² Hasil wawancara
dengan informan
(Profil Puskesmas Kendalasi 2019). pendukung :
“Begini, untuk
kegiatan program
Tabel 1. Matriks Hasil Evaluasi Input program klinik klinik sanitasi dana
sanitasi yang digunakan itu
berasal dari BOK
N Input Hasil Keterangan berupa transport
o kegiatan petugas,
1 Petugas Sumber daya Hasil wawancara dan kalau ada
manusia pada dengan informan pertemuan kita
pengelola kunci : “Pendidikan pakai dana untuk
program klinik terakhir saya itu S1 konsumsi” (Kapus)..
sanitasi Kesehatan 1. Sarana Pelaksanaan Hasil wawancara
puskesmas Lingkungan, dan pada dan program klinik dengan informan
kendalsari tahun 2019 saya prasaran sanitasi di kunci :
dilihat dari memegang 3 program a Puskesmas “ruangan untuk
kualifikasi yaitu pengelola Kendalsari konseling itu ada,
pendidikan dan program kesling, tentunya namun letaknya di
keikutsertaan promkes dan Pos memerlukan lantai 1 dan gabung

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember 2021

47
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D. (2021)

sarana dan dengan program gizi. Input program Klinik Sanitasi


prasarana. Hasil Memiliki Sanitarian
penelitian Kit, alat peraga dan Tenaga pelaksana
menyatakan media penyuluhan
bahwa seperti media cetak Tenaga pelaksana untuk melaksanakan program
ketersediaan (leaflet), sound
ruangan untuk system, media klinik sanitasi di Pusk. Kendalsari Kota Malang
program klinik elektronik dan
sudah sesuai dengan petunjuk Ditjen PPM & PL
sanitasi sudah formulir untuk
ada, namun pencatatan dan pedoman pelaksanaan program klinik sanitasi yaitu
masih pelaporan hasil
bergabung kegiatan, sedangkan petugas dengan latar belakang pendidikan SI
dengan Program untuk menunjang
Gizi, untuk kegiatan program Kesehatan Lingkungan dan telah mendapatkan
kegiatan di luar klinik sanitasi di luar
ruangan gedung puskesmas pelatihan dan orientasi tentang program klinik
memiliki ada kendaraan roda
kendaraan roda dua dan roda empat” sanitasi namun jumlahnya masih kurang, Menurut
dua dan roda (TenKL).
indikator indonesia sehat ratio tenaga sanitasi untuk
empat, dan Hasil wawancara
memiliki alat dengan informan melayani penduduk di wilayah kerja pusk. Kendalsari
peraga dan pendukung:
media “ruangan untuk yang seharusnya dilayani oleh 2 orang, dan tenaga
penyuluhan. konseling itu ada dan
gabung di ruang gizi, yang ada merangkap tugas sebagai pengelola
di situ juga ada
dengan media program promkes dan program UKK.
penyuluhan. Dan
kalau turun ke Permasalahan seperti ini juga terjadi di
lapangan di program
Puskesmas Pajangan Bantul sesuai hasil penelitian
kesling ada 1 motor
dan kalau turunnya Putri dan Mulasari (2018) bahwa program klinik
banyak orang biasa
pakai mobil sanitasi memperoleh kendala karena minimnya
puskesmas” (Kapus).
4 Metode Program klinik Hasil wawancara petugas, sehingga program klinik sanitasi tidak dapat
. sanitasi dapat dengan informan
terlaksana kunci : berjalan seperti yang diharapkan.
apabila tersedia “Buku pedoman dan
prasarana buku petunjuk Menurut Rahmawati (2007) bahwa SDM sangat
penunjang, pelaksanaan klinik penting untuk dikaji dalam rangka meningkatkan
salah satunya sanitasi saya dapat
buku pedoman pada saat pelatihan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
klinik sanitasi klinik sanitasi di
dan buku Dinkes dan selama ini Untuk itu diperlukan tenaga kesehatan yang sesuai
petunjuk buku tersebut yang
pelaksanaan menjadi pedoman dengan kualifikasi pendidikan sehingga dapat
klinik sanitasi. saya dalam
Pelaksanaan menjalankan program melaksanakan program dengan profesional.
program klinik klinik sanitasi”
sanitasi di (TenKL). Pelatihan tentang program klinik sanitasi diberikan
Puskesmas Hasil wawancara agar petugas pelaksana program dapat menjalankan
Kendalsari dengan informan
sesuai dengan pendukung : tugasnya secara profesional dengan hasil yang
buku pedoman “petugas kesling itu
dan buku sudah memiliki buku optimal. Pelatihan adalah investasi organisasi
petunjuk pedoman dari
pelaksanaan kementerian untuk yang penting dalam sumber daya manusia.
klinik sanitasi. mereka laksanakan
program klinik Pelatihan melibatkan segenap sumber daya
sanitasi “ (Kapus).
manusia untuk mendapatkan pengetahuan dan
keterampilan pembelajaran sehingga mereka
segera akan menggunakannya dalam pekerjaan
(Juliani. dkk, 2012).

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember 2021

48
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D. (2021)

Dana/anggaran program klinik sanitasi tidak dapat berjalan optimal


Dana merupakan alat yang digunakan untuk dan akan berpengaruh juga terhadap keberhasilan
melaksanakan suatu kegiatan supaya tercapainya program klinik sanitasi serta pencapaian program
tujuan (Hidayat, 2015). Penunjang keberhasilan kesehatan lingkungan. Media atau sarana informasi
dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan lingkungan perlu dipilih dengan cermat mengikuti metode yang
di Puskesmas adalah dengan adanya dana yang telah ditetapkan (Hartono, 2010).
mencukup, sehingga menjadikan pelayanan Metode
kesehatan lingkungan berjalan dengan baik. Buku standar operasional klinik sanitasi dapat
Dana operasional yang digunakan untuk program mempengaruhi kegiatan program klinik sanitasi baik
klinik sanitasi sudah mencukupi. Dana tersebut di dalam gedung maupun di luar gedung dengan
bersumber dari Dana BOK dan swadaya masyarakat harapan kegiatan klinik sanitasi menjadi lebih
sendiri. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian terarah, efektif, dan efisien dalam meningkatkan
menyatakan bahwa dana mempunyai peranan yang status kesehatan lingkungan masyarakat sehingga
sangat penting dalam melaksanakan program dengan terhindar dari kejadian penyakit berbasis lingkungan
sumber dana diperoleh dari APBD atau sumber (Ditjen PPM & PL, 2002).
lainnya (Dodo, Riyarto, 2012). Dari hasil penelitian bahwa metode yang
Sarana dan prasarana digunakan dalam program klinik sanitasi di
Sarana dan prasarana program klinik sanitasi di Puskesmas Kendalsari Kota Malang berpedoman
puskesmas kendalsari sudah memadai dimana pada buku pedoman, buku petunjuk pelaksanaan
puskemas kendalsari telah memiliki ruangan program klinik sanitasi dan buku standar operasional
konseling klinik sanitasi dan lengkap dengan alat klinik sanitasi.
bantu penyuluhan namun ruangan masih bergabung Bagian penting dari suatu pelayanan kesehatan
dengan program lain. masyarakat adalah tersedianya dan dipatuhinya
Menurut pedoman pelaksanaan program klinik standar, karena pelayanan kesehatan yang bermutu
sanitasi Ditjen PPM & PL Depkes RI 2000, adalah bila pelayanan tersebut dilaksanakan sesuai
puskesmas harus memiliki ruangan sebagai tempat dengan standar yang ada (Hidayat, 2015).
pelaksana kegiatan program klinik sanitasi, sebaiknya Penjaminan mutu pelayanan kesehatan masyarakat
ruangan harus terpisah dengan ruangan program sangatlah penting dengan adanya standar yang
lainnya agar kegiatan terlaksana dengan baik dan berlaku dalam sebuah instansi. Adanya standar yang
pasien mempunyai kenyamanan dan efektif berlaku supaya tujuan atau cita-cita dapat diwujudkan
berkonsultasi dengan petugas. Untuk menunjang secara optimal.
pelaksanaan program klinik sanitasi di luar gedung Tabel 2. Matriks Hasil Evaluasi Proses program klinik
sanitasi
puskesmas, petugas harus memiliki alat transportasi. No Proses Hasil Keterangan
1. Perenca Perencanaan Hasil wawancara
Keterbatasan sarana dan prasarana untuk naan kegiatan di dengan informan kunci :
puskesmas “Mengenai
kegiatan klinik sanitasi tentu saja akan berdampak telah perencanaan kegiatan
pada pelaksanaan klinik sanitasi puskesmas. Sarana dilaksanakan program klinik sanitasi
diawali maupun program
dan prasarana yang tidak mendukung memungkinkan dengan lainnya di
lokakarya puskesmas,itu diawali

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember 2021

49
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D. (2021)

mini tingkat dengan penyusunan masih pada saat pasien di


puskesmas, usulan kegiatan dibawah rujuk untuk konseling
dari hasil berdasarkan data yang target yang saya tidak ada di
tersebut ada kemudian ditentukan tempat dan masih
diajukan mengajukan usulan itu puskesmas. berada di lantai 2 atau
untuk disusun dan membuat POA saya masih
jenis dan sesuai rencana yang menjalankan tugas lain
bentuk biasanya dibahas dalam sehingga kami
kegiatan yang lokakarya mini” mengalami kesulitan
dituangkan (TenKL). dalam berkoordinasi.
dalam POA. Hasil wawancara Untuk kegiatan
dengan informan kunjungan rumah
pendukung : biasanya saya bersama
“untuk perencanaan dengan petugas lainnya
program kita buat dan dibuatkan surat
sesuai kebutuhan dan tugas perjalanan dinas
usulan dari program. dengan menggunakan
Usulan tersebut nanti kendaraan puskesmas”
akan kita bahas pada (TenKL).
saat minilok tingkat Hasil wawancara
puskesmas. kegiatan dengan informan
yang dilaksanakan pendukung :
nanti harus ada di POA “ya kalo kegiatan itu
itu sesuai pedomannya memang tidak bisa
BOK” (Kapus). berjalan sendiri, seperti
2. Pelaksa Pelaksanaan Hasil wawancara untuk pelaksanaan
naan program dengan informan kunci : klinik sanitasi itu
klinik sanitasi “pada pelaksanaan dibutuhkan kerjasama
di Pusk. kegiatan klinik sanitasi lintas program, namun
Kendalsari masih belum berjalan memang selama
belum maksimal, dikarenakan kerjasama untuk
berjalan saya sendiri petugasnya program ini masih
dengan dan saya merangkap kurang, terutama
maksimal di pengelola program rujukan pasien. Dan
mana jumlah promkes dan UKK. Dan saya sudah
PBL banyak pasien PBL juga dari memberitahukan
sedangkan poli pengobatan kadang kepada Tim Mutu
yang tidak di rujuk ke klinik puskesmas untuk
dilaksanakan sanitasi pada hari mengevaluasinya ”
konseling senin, padahal saya (Kapus).
masih sudah kasikan Hasil wawancara
dibawah jadwalnya” (TenKL). dengan informan utama
target Hasil wawancara :
puskesmas. dengan informan “untuk rujukan pasien
pendukung : PBL itu kami
“untuk pelaksanaan laksanakan namun
program klinik sanitasi terkadang kami lupa
itu menjadi tupoksinya juga untuk merujuk, dan
kesling, dan saya untuk kegiatan klinik
sebagai sanitasi itukan hanya
penanggungjawab ini hari senin saja dan
untuk mengawasi setiap kadang kami juga
kegiatan di program” mengalami kesulitan
(Kapus). kalau merujuk pasien
3. Kerjasa Kerjasama Hasil wawancara karena di ruang
ma lintas program dengan informan kunci : konseling tidak ada
lintas klinik sanitasi “kerjasama lintas petugas dan petugas
program di Pusk. programnya masih kadang masih di lantai
Kendalsari kurang, dimana PBL itu 2 dan masih
masih kurang, terkadang lupa dirujuk menjalankan pekerjaan
ini dilihat dari dari poli padahal sudah lain/ petugas juga ada
jumlah pasien saya kasi jadwal untuk kegiatan di luar
PBL masih buka kegiatan klinik sehingga sulit untuk
banyak sanitasi pada setiap koordinasi dan kami
sementara hari senin, dan juga banyak melayani
yang terkadang juga saya pasien yang lain”
dikonseling yang menjadi kendala (PPUm).

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember 2021

50
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D. (2021)

Pelaksanaan
Tabel 3. Jumlah PBL di Puskesmas Kendalsari tahun 2019
Pelaksanaan program klinik sanitasi dibagi
No Jenis penyakit Jumlah penderita
menjadi 3 yaitu konseling, inspeksi kesehatan
1 ISPA 4.673
2 Diare 818 lingkungan, dan intervensi kesehatan lingkungan.
3 Skabies/kulit 91
4 DBD 83 Jumlah pasien yang dirujuk ke klinik sanitasi
5 TB 21
Jumlah 5.686 untuk konseling masih sangat kurang yaitu 266
Sumber : Puskesmas Kendalsari tahun 2019 orang dari 5.686 orang pasien penyakit berbasis
Berdasarkan tabel 3 bahwa Jumlah lingkungan. Konseling bagian penting dalam
kunjungan pasien PBL di Puskesmas Kendalsari pada pelayanan klinik sanitasi, karena konseling
tahun 2019 sebanyak 5.686 pasien. menekankan pemahaman, rasa empati, dan
komunikasi kepada pasien perorangan, gunanya
Tabel 4. Jumlah kunjungan ke klinik sanitasi
No Jenis kunjungan Jumlah untuk mengenali kebutuhan kesehatan pasien secara
kunjungan
1. Jumlah Pasien PBL 5.686 psikologis, membantu pasien memiliki pilihan
2. Jumlah pasien yang dikonseling 266
3. Jumlah kunjungan rumah untuk 68
tindakan mengatasi permasalahan kesehatan yang di
inspeksi kesling hadapi saat itu (Sari, 2012).
4. Jumlah kunjungan rumah untuk 18
intervensi kesling Jumlah pasien yang di kunjungi rumah oleh
Sumber: Puskesmas kendalsari tahun 2019
petugas untuk IKL dan Intervensi KL. Hasil
Berdasarkan tabel 4 bahwa jumlah pasien
penelitian kunjungan rumah pasien untuk Inspeksi
PBL yang di konseling ke klinik sanitasi sebanyak
KL sebanyak 68 rumah dari 266 orang pasien yang di
266 pasien, jumlah di inspeksi kesling sebanyak 68
konseling, dan untuk Intervensi KL sebanyak 18
pasien, dan jumlah pasien yang di intervensi kesling
pasien yang di Inspeksi KL.
sebanyak 18 pasien.
Salah satu cara menanggulangi PBL, petugas
Proses Program Klinik Sanitasi
klinik sanitasi memberikan inspeksi dan intervensi
Perencanaan
kesehatan lingkungan khusus kepada pasien yang
Proses perencanaan program di pusk. Kendalsari
mempunyai kualitas lingkungan yang rendah dan
telah dilaksanakan sesuai ketentuan. Keputusan
masih berperilaku buruk terhadap kesehatan.
kegiatan dilaksanakan di tahun 2018 diambil oleh
Kegiatan inspeksi dan intervensi dilakukan setelah
Kepala Puskesmas dan tertuang dalam Penyusunan
memperoleh persetujuan pasien. Penyehatan
Plan Of Action (POA) Puskesmas .
lingkungan pemukiman bagian penting memutuskan
Perencanaan merupakan salah satu fungsi
mata rantai penularan penyakit (Achmadi, 2012).
manajemen yang penting karena akan menentukan
Kerjasama lintas program
fungsi-fungsi manajemen lainnya. Perencanaan juga
Kerjasama lintas program di pusk. kendalsari
dapat diartikan sebagai proses mendefinisikan
masih kurang, dilihat dari jumlah pasien yang di
tujuan organisasi membuat strategi untuk mencapai
rujuk ke klinik sanitasi masih rendah. Berdasarkan
tujuan dan mengembangkan rencana kerja dari
hasil penelitian kurangnya kerjasama karena pada
organisasi (Santoso, 2018).
pelaksanaan kegiatan konseling dari poliklinik yang
lupa merujuk pasien, ketidaksediaan tenaga sanitarian

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember 2021

51
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D. (2021)

di ruang konseling karena petugas klinik sanitasi Output Program klinik sanitasi
merangkap tugas dan jumlahnya hanya 1 orang, Cakupan program klinik sanitasi di pusk.
ruangan konselingnya terpisah dengan ruang Kendalsari masih di bawah target yaitu Cakupan
sanitarian dan jaraknya jauh. pasien yang di konseling 4,7%, targetnya 10%.
Kerja sama lintas program merupakan kerja Cakupan pasien yang di kunjungi rumah untuk
sama yang dilakukan antara beberapa program dalam inspeksi KL 26% dan intervensi KL 27% sedangkan
bidang yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. target puskesmas kendalsari 40%.
Kerja sama lintas program yang diterapkan di Tingkat keberhasilan tersebut masih jauh dari
puskesmas berarti melibatkan beberapa program target yang ditetapkan puskesmas yaitu 10% dari
terkait yang ada di puskesmas. Tujuan khusus kerja penderita penyakit berbasis lingkungan harus di rujuk
sama lintas program adalah untuk menggalang kerja ke klinik sanitasi. Rendahnya tingkat keberhasilan
sama dalam tim dan selanjutnya menggalang kerja program klinik sanitasi dipengaruhi oleh beberapa hal
sama lintas sektoral. seperti jumlah petugas klinik sanitasi tidak sebanding
Menurut Sudjarno (2012) setiap puskesmas dengan jumlah penduduk yang dilayani, yaitu 4 orang
penting mempunyai klinik sanitasi. Keberhasilan per 100.000 penduduk yang seharusnya di Puskesmas
klinik sanitasi di puskesmas tidak terlepas dari sistem Kendalsari dilayani oleh 2 orang petugas sanitasi dan
integrasi dan lintas program. petugas sanitasi memiliki tugas rangkap yang
menyebabkan beban kerja meningkat. Belum
Hasil Evaluasi Output program klinik sanitasi
terjalinnya kerjasama lintas program untuk
Tabel 5. Cakupan program klinik sanitasi mempermudah sistem rujukan di puskesmas sesuai
No Jenis kegiatan % Target
Permenkes No.13 tahun 2015. Ruangan konseling
1. Cakupan pasien yang 4,7 % 10 %
dikonseling masih bergabung dengan program lain dan jaraknya
2. Cakupan kunjungan 26 % 40 %
rumah untuk Inspeksi dengan ruang petugas sanitasi jauh sehingga
Kesehatan
Lingkungan kesulitan untuk berkordinasi dengan poli umum.
3. Cakupan kunjungan 27 % 40 %
rumah untuk Waktu efektif untuk pelayanan klinik sanitasi setiap
Intervensi Kesehatan
Lingkungan
hari, namun pelaksanaan klinik sanitasi di puskesmas
Sumber: Puskesmas Kendalsari Tahun 2019 kendasari hanya sekali seminggu tidak sesuai dengan
Berdasarkan tabel 5 bahwa Jumlah pasien yang Kemenkes 2015 dan program di puskesmas masih
di konseling sebanyak 266 pasien (4,7%) masih di memprioritaskan program pengobatan dibandingkan
bawah target puskesmas yaitu 10%, jumlah pasien dengan program pencegahan.
yang di inspeksi kesehatan lingkungan sebanyak 68 Jurnal klinik sanitasi 2016 menyarankan bahwa
pasien (26%) masih di bawah target puskesmas yaitu kebijakan program klinik sanitasi dialokasikan
40%, dan jumlah pasien yang di intervensi kesehatan khusus yang dianggarkan dari APBD dan melakukan
lingkungan oleh petugas sebanyak 18 pasien (27%) pelatihan untuk pelaksanaan klinik sanitasi. Kurang
masih dibawah target puskesmas yaitu 40%. efektifnya pelaksanaan klinik sanitasi, karena
terbatasnya petugas dan waktu pelaksanaan klinik
sanitasi sangat terbatas.

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember 2021

52
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D. (2021)

Faktor yang mempengaruhi pemanfatan klinik rumah saya” (P3).


“Saya pernah di
sanitasi oleh pasien : rujuk ke klinik
sanitasi karena saya
Faktor predisposisi terdiri dari umur berkisar sakit skabies, saya
jadi mengerti
antara umur 32 tahun – 61 tahun, jenis kelamin penyebab saya sakit
itu karena kurang
perempuan 3 informan dan laki-laki 2 informan,
kebersihan dari
pendidikan informan perguruan tinggi 2 orang, SMA diri” (P4).
“Saya mengetahui
2 orang dan SMP 1 orang, dan Pekerjaan informan klinik sanitasi dari
tetangga saya yang
swasta 2 orang, Ibu rumah tangga 2 orang dan buruh hadir waktu ada
kegiatan
1 orang. penyuluhan di
posyandu oleh
Tabel 6. Matriks Hasil wawancara faktor yang
petugas puskesmas
mempengaruhi pemanfatan klinik sanitasi oleh pasien
karena di
lingkungan sekitar
N Faktor- kami waktu itu ada
Hasil Keterangan
o faktor yang kena DBD,
1 Faktor Pengetahuan Hasil wawancara dan ternyata di
predisposi informan dengan informan puskesmas itu
si : pasien PBL di utama : menyediakan
Pengetahu Puskesmas “Penyakit yang pelayanan
an Kendalsari saya derita diare, konsultasi sanitasi
dalam dan saya tahu itu lingkungan tetapi
pemanfaatan klinik sanitasi saya belum paham
klinik sanitasi karena rujuk dari betul seperti apa
menyatakan poli pengobatan sebenarnya klinik
bahwa semua dan di klinik sanitasi di
informan sanitasi itu petugas puskesmas” (P5).
tersebut sudah menanyakan makan 2. Faktor Berdasarkan Hasil wawancara
mengetahui dan minum apa pendukun hasil dengan informan
program sebelum diare, dan g: wawancara utama : “Di
klinik sanitasi di sana kita dibekali Sarana dengan ruangan konseling,
yang didapat pengetahuan prasarana informan petugas
melalui tentang pencegahan pasien yang menjelaskan
informasi dari penyakit diare oleh pernah di penyakit yang saya
petugas pada petugas. (P1). rujuk ke ruang derita dengan
saat “Saya pernah konseling menggunakan
melaksanakan dengar klinik klinik sanitasi media cetak dan
konseling sanitasi waktu bahwa sarana vidio dan kemudian
mapun dari petugas berkunjung prasarananya petugas mencatat
kader ke rumah tetangga sudah hasil konsultasi
kesehatan dan saya yang kena TB memadai pada buku,
masyarakat dan kebetulan saya seperti leaflet, kemudian
sekitar. ada di sana. Dan spanduk, membagikan saya
pada saat mereka media leaflet tentang
bertanya pada elektronik dan penyakit diare”
pasien dan media (P1).
keluarganya saya penyuluhan “pada saat
baru paham itu lainnya. konsultasi dengan
kegiatan klinik petugas,
sanitasi” (P2). merekamenjelaskan
“Saya mengetahui pakai vidio tentang
program klinik penyakit TB,
sanitasi karena sehingga saya
setiap saya berobat mudah paham lalu
penyakit TB saya ke ibu itu mencatat
puskesmas, saya jawaban saya di
selalu di rujuk ke buku catatannya”
klinik sanitasi dan (P3).
petugas juga pernah “petugas
kunjung ke rumah memberitahukan
untuk mengecek kepada saya contoh
kondisi lingkungan

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember 2021

53
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D. (2021)

penyakit seperti konseling dan informasinya mudah


yang saya derita masih berada di pahami oleh
menggunakan di lantai 2 saya” (P3).
gambar dan atau juga “Ibu yang bekerja
menjelaskannya masih ada di ruang konseling
serta memberikan pekerjaan lain itu sangat baik dan
saya kertas gambar sehingga ramah, bisa
orang penyakit kulit pasien harus menjelaskan tentang
kepada saya untuk menunggu penyakit saya
bawa pulang ke lama di ruang dengan bagus dan
rumah” (P4). tunggu. mudah untuk saya
Sosialisasi Sosialisasi Hasil wawancara mengerti karena
terhadap dengan informan ibunya kasi contoh
keberadaan utama : “dapat dengan jelas dan
klinik sanitasi informasi klinik pakai bahasa
di Puskesmas sanitasi padasaat di daerah (P4).
Kendalsari rujuk untuk
sudah konseling di klinik
berjalan, sanitasi” (P1). Faktor yang mempengaruhi pemanfaatan klinik
sosialisasi “Mengetahui klinik
tersebut sanitasi pada saat sanitasi oleh pasien :
didapat dari petugas berkunjung
petugas ke tetangga saya Faktor predisposisi
kesehatan, yang kena TB”
kader (P2).
Pengetahuan pada penelitian ini meliputi
kesehatan dan “Saya mendapatkan pengetahuan masyarakat tentang klinik sanitasi,
informasi informasi klinik
yang didengar sanitasi pada saat sanitasi lingkungan, dan penyakit berbasis
oleh saya di rujuk untuk
masyarakat itu konsultasi penyakit lingkungan. Dari hasil penelitian tentang
sendiri namun TB dan petugas
masih ada juga berkunjung ke pengetahuan informan pasien PBL di Puskesmas
yang belum rumah”. ( P3).
paham “Informasi klinik Kendalsari dalam pemanfaatan klinik sanitasi
program sanitasi dari
klinik sanitasi. petugas langsung,
menyatakan bahwa semua informan tersebut sudah
waktu saya di rujuk mengetahui program klinik sanitasi yang didapat
untuk konsultasi
penyakit saya.” melalui informasi dari petugas, kader kesehatan
(P4). “Saya pernah
dapat informasi maupun masyarakat sekitar. Pengetahuan yang
dari tetangga yang
hadir pada saat ada dimiliki masyarakat tentang program klinik sanitasi
penyuluhan tentang
DBD di lingkungan dapat membantu mereka memahami lebih banyak
kami “ (P5).
mengenai upaya-upaya pencegahan, apa yang harus
3. Faktor petugas Hasil wawancara
pendorong sanitarian dengan informan mereka lakukan agar sesuatu yang buruk, misalnya
: antusias, utama :“Sikap
Petugas ramah, respon petugas tersebut lingkungan yang buruk, tidak menimbulkan masalah
baik terhadap sangat ramah dan
kehadiran baik, namun saya bagi kesehatan mereka, yaitu berupa penyakit
pasien, aktif, harus menunggu di
jelas dan ruang tunggu berbasis lingkungan.
komunikastif ruangan konseling
dalam dalam waktu yang Faktor pengetahuan tentang program klinik
memberikan lumayan lama
sanitasi sangat penting untuk ditanamkan pada
informasi karena petugasnya
berkaitan masih ada tamu di masyarakat dalam hal pemanfaatan klinik sanitasi.
dengan lantai 2” (P1).
penyakit yang “Petugas yang Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan
di derita. melaksanakan
Namun konseling sangat dengan memberikan pelaksanaan sosialisasi atau
terkadang ramah dan luwes,
juga petugas responnya bagus penyuluhan sebagai sarana pemberian pendidikan
tidak berada dengan kehadiran
di ruang saya dan guna memberikan pengetahuan dan kesadaran pada

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember 2021

54
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D. (2021)

masyarakat akan pentingnya upaya pencegahan Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil
melalui himbauan untuk menjaga kesehatan bahwa keseluruhan informan menyatakan jika
lingkungan mereka, yang dilakukan tiap kali sosialisasi terhadap keberadaan klinik sanitasi di
masyarakat berkunjung ke puskesmas dan juga Puskesmas Kendalsari Kota Malang sudah berjalan,
dilakukan di luar gedung yaitu kegiatan sosialisasi tersebut didapat dari petugas kesehatan,
pemantauan langsung ke masyarakat. kader kesehatan dan informasi yang didengar oleh
Seseorang yang memiliki pengetahuan rendah masyarakat itu sendiri namun masih ada yang belum
tentang klinik sanitasi mempunyai kecenderungan paham program klinik sanitasi.
untuk tidak memanfaatkan klinik sanitasi dalam Pemberian informasi tentang klinik sanitasi
melakukan pencegahan penyakit berbasis kepada masyarakat merupakan salah satu bentuk
lingkungan (Husnawati dkk, 2017). sosialisasi klinik sanitasi kepada masyarakat supaya
Faktor pendukung masyarakat lebih mengetahui peran dan fungsi
Keterbatasan sarana dan prasarana untuk klinik sanitasi puskesmas terutama dalam
kegiatan klinik sanitasi tentu saja berpengaruh besar pencegahan dan penanggulangan penyakit berbasis
terhadap pelaksanaan klinik sanitasi di puskesmas lingkungan. Sosialisasi sanitasi lingkungan
baik kegiatan di dalam gedung maupun di luar berdampak pada adanya perubahan pengetahuan
gedung. Sarana prasarana yang tidak mendukung dan perilaku masyarakat untuk menjaga
ini memungkinkan kegiatan tidak bisa berjalan kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar
optimal, sebaliknya bila sarana prasarana yang sehingga mampu mencegah munculnya penyakit
dimiliki klinik sanitasi mencukupi sehingga dapat berbasis lingkungan seperti diare, ISPA, demam
mendukung kegiatan ini, maka akan menjadi daya berdarah dan sebagainya (Wahyudin dan Arifin,
tarik untuk menarik minat masyarakat berkunjung 2015).
ke klinik sanitasi. Sehingga berpengaruh juga Faktor pendorong
terhadap keberhasilan dan juga pencapaian program Menurut Pohan (2003), kunci keberhasilan suatu
kesehatan lingkungan. organisasi tidak terkecuali organisasi pelayanan
Selain sarana dan prasarana, adapun faktor kesehatan seperti puskesmas salah satunya adalah
pendukung yang lain dalam penelitan ini yaitu mengetahui apa yang dibutuhkan dan diinginkan
adanya sosialisasi terhadap keberadaan klinik oleh pelanggan dan kemudian berupaya
sanitasi. Sosialisasi dalam penelitian ini dimaksudkan memenuhinya, salah satunya yaitu pelanggan
sebagai segala hal yang dapat mendukung membutuhkan penghargaan dan penghormatan.
masyarakat untuk berkunjung ke puskesmas untuk Sehingga faktor petugas sebagai pemberi
berkonsultasi mengenai masalah kesehatan pelayanan sangat berpengaruh terhadap minat
lingkungan mereka ke klinik sanitasi. Hal tersebut pasien untuk berkunjung.
dapat berupa penyuluhan tentang klinik sanitasi Berdasarkan informasi yang diperoleh dari
maupun informasi dalam bentuk selebaran atau informan pasien bahwa petugas sanitarian antusias,
informasi dari mulut ke mulut. ramah, respon baik terhadap kehadiran pasien, aktif,
jelas dan komunikastif dalam memberikan informasi

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember 2021

55
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D. (2021)

berkaitan dengan penyakit yang di derita. Namun sebanyak 68 pasien, intervensi kesehatan lingkungan
terkadang juga petugas tidak berada di ruang sebanyak 18 pasien dan kerja sama lintas program
konseling dan masih berada di lantai 2 atau juga belum berjalan secara optimal.
masih ada pekerjaan lain sehingga pasien harus Program klinik sanitasi Puskesmas Kendalsari
menunggu di ruang tunggu. Kota Malang belum berjalan dengan maksimal, hal
Tindakan atau cara petugas dalam melakukan ini dapat di lihat dari cakupan program klinik
pelayanan merupakan hal yang sangat sanitasinya masih di bawah target puskesmas.
mempengaruhi pasien terkait dengan kesembuhan Faktor penyebab rendahnya pemanfatan klinik
penyakitnya. Adanya perlakuan yang baik dan penuh sanitasi di Puskesmas Kendalsari Kota Malang
perhatian menjadi suatu daya tarik tersendiri dalam adalah faktor pendorong (petugas) ketidakberadaan
pemberian pelayanan kepada pasien. Hal ini petugas di ruangan konseling di mana pasien
memberikan kekuatan secara psikologis bagi pasien akhirnya tidak di rujuk.
dan menumbuhkan motivasi untuk memanfaatkan Kepada puskesmas untuk tingkatkan kerjasama
layanan yang diberikan (Rumengan, 2015). lintas program, merubah jadwal pelayanan klinik
sanitasi sesuai dengan standar yang telah ditentukan,
KESIMPULAN mengusulkan penambahan tenaga ke Dinkes,
Berdasarkan hasil penelitian Evaluasi program disediakan ruang khusus untuk pelaksanaan program
klinik sanitasi di puskesmas kendalsari kota malang klinik sanitasi bagi puskesmas serta jaraknya
dapat disimpulkan : disesuaikan.
Petugas pelaksana program klinik sanitasi di Kepada Dinas Kesehatan, perlu adanya
puskesmas Kendalsari Kota Malang telah memiliki penambahan tenaga sanitasi di puskesmas agar
latar belakang pendidikan kesehatan lingkungan, petugas yang ada tidak merangkap tugas dan
dana untuk operasional program klinik sanitasi sudah melakukan pembinaan serta pengawasan yang
mencukupi, dana tersebut bersumber dari dana BOK berkelanjutan terhadap puskesmas agar program
puskesmas dan swadaya masyarakat, memiliki klinik sanitasi dapat berjalan sesuai target.
ruangan untuk konseling namun belum terpisah
dengan program lainnya dan letak ruang kesling di UCAPAN TERIMA KASIH
lantai 2, kegiatan klinik sanitasi di Puskesmas Kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat,
Kendalsari telah sesuai dengan buku pedoman dan NTT yang telah memberikan kesempatan belajar
petunjuk teknis program klinik sanitasi. kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan dan
Proses program klinik sanitasi di Puskesmas mendukung secara finansial sehingga proses
Kendalsari Kota Malang seperti perencanaan perkuliahan penulis berjalan lancar.
program klinik sanitasi di puskesmas kendalsari
sudah sesuai dengan langkah-langkahnya dan DAFTAR PUSTAKA
tertuang dalam Penyusunan Plan Of Action (POA) Achmadi, U. (2012). Dasar-dasar Penyakit Berbasis
Puskesmas. Pelaksanaan kegiatan konseling Lingkungan. Rajawali Pers PT. Raja Grafindo
sebanyak 266 pasien, inspeksi kesehatan lingkungan Persada : Jakarta.

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember 2021

56
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D. (2021)

Azwar, S. (2011). Sikap dan Perilaku Dalam: Makassar.Jurnal Fakultas Kesehatan


Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Masyarakat; Makassar.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kementerian Kesehatan RI. 2013. Pedoman
Depkes RI. 2003. Panduan konseling bagi petugas Pelaksanaan Klinik Sanitasi : Jakarta.
klinik sanitasi di puskesmas : Jakarta. Pohan, I. S. (2003). Jaminan Mutu Pelayanan
Depkes RI. 2002. Pedoman Teknis Klinik Sanitasi Kesehatan. Kesaint Blanc, Bekasi.
Untuk Puskesmas : Jakarta. Putri, A.M., & Mulasari, S.A. 2018. Klinik sanitasi
Dodo, D., Trisnantoro, L., Riyarto, S. (2012). Dan Peranannya Dalam Peningkatan Kesehatan
Analisis Pembiayaan Program Kesehatan Ibu Lingkungan di Puskesmas Pajangan Bantul.
dan Anak Bersumber Pemerintah dengan Jurnal Medika Respati 13, 9.
Pendekatan Health Account. Jurnal Kebijakan Santoso, M. H. A., & Wahyono, B. 2018. Manajemen
Kesehatan Indonesia Volume 1 Nomor 1, pp 13- Program Pelayanan Voluntary Counseling and
23. Testing (VCT). HIGEIA (Journal of Public Health
Hartono, J. (2010). Metodologi Penelitian Bisnis: Research and Development),2(2): 205-215.
Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman. Sari, E. (2012). Analisis Sumber Daya Organisasi
Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta. dalam Pelaksanaan Program Klinik sanitasi
Hidayat, W. 2015. Studi Tentang Pelaksanaan Puskesmas di Kabupaten Padang Pariaman
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Long Ikis Tahun 2012.
Kecamatan Long Ikis Kabupaten Paser. Journal Sudjarno, I. M. (2012). Klinik Sanitasi Pengantar.
Ilmu Pemerintahan, 3(4): 1637–1651. Jakarta, Poltekes Kesehatan.
Husnawati, dkk. (2017) Hubungan Pengetahuan Wahyudin, U, Arifin, H. D, (2015) Sosialisasi
Dengan Pemanfaatan Klinik Sanitasi Pada Ibu Sanitasi Diri dan Lingkungan di Pesantren Salafi
Bayi Dan Balita Penderita Diare Akut, Berkala Melalui Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
Kedokteran,Vol. 13No. 1,hal. 53-60. Dalam Membentuk Sikap Santri Terhadap
Juliani A, Sidik D, Rismayani. (2012). Evaluasi Sanitasi, Jurnal Kajian Komunikasi,Vol. 3 No.
program imunisasi puskesmas di Kota 2.Hal. 148-153.

Media Husada Journal of Environmental Health Volume 1, Nomor 1, Desember 2021

57

You might also like