Professional Documents
Culture Documents
(2021)
Corresponding author:
Ermelinda Ganus
STIKES Widyagama Husada Malang
Email: ganusmelin@gmail.com
ABSTRACT
The evaluation of the sanitation clinic program for environmental-based diseases at the Kendalsari Public Health Center in Malang is
one of the functions of program management, in which the program coverage has not yet reached the predetermined target. The
research objective is to evaluate the input, process, output of the sanitation clinic program and the factors that influence the utilization
of the sanitation clinic at the Kendalsari Public Health Center, Malang. The method used in this research was descriptive qualitative
with interview and observation methods. The research was done in May 2021. Research informants totaled 8 people. Based on the
research it can be concluded that the input shows that the sanitation workers have environmental health education background. Funds
for program activities are sourced from the BOK. The infrastructure is adequate. The method of implementing the program uses a
manual book and also a manual for the implementation of a sanitation clinic. The planning is contained in the POA of the Public
Health Center. The implementation of the program has not been maximized so that the coverage is still below the target. The factors of
the low utilization of sanitation clinics are the absence of officers in conseling room in which patients are not referred. The program
coverage is still below the target because cross-program collaboration is not maximal. Besides, the number of sanitarian workers is
still lacking and sanitation clinic services are only done once a week.
ABSTRAK
Evaluasi program klinik sanitasi terhadap penyakit berbasis lingkungan di Puskesmas Kendalsari
Kota Malang merupakan salah satu fungsi manajemen program, dimana cakupan programnya belum
mencapai target yang telah ditentukan. Tujuan penelitian ini yaitu mengevaluasi input, proses, output
program klinik sanitasi dan faktor yang mempengaruhi pemanfaatan klinik sanitasi di Puskesmas
Kendalsari Kota Malang. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara dan
observasi dengan desain deskriptif kualitatif: Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2021, dengan
jumlah informan penelitian sebanyak 8 orang. Berdasarkan penelitian yang dilakukan input
menunjukkan bahwa tenaga sanitasi berlatar belakang pendidikan kesehatan lingkungan. Dana
kegiatan program bersumber dari BOK. Sarana prasarana sudah memadai. Metode pelaksanaan
program menggunakan buku pedoman dan buku petunjuk pelaksanaan klinik sanitasi. Perencanaan
tertuang dalam POA Puskesmas. Pelaksanaan program belum maksimal sehingga cakupannya masih
dibawah target. Faktor rendahnya pemanfaatan klinik sanitasi oleh pasien yaitu ketidakberadaan
petugas di ruangan konseling di mana pasien akhirnya tidak di rujuk. Dapat disimpulkan bahwa
cakupan program masih dibawah target karena belum maksimalnya kerjasama lintas program.
Disamping itu jumlah tenaga sanitarian masih kurang dan pelayanan klinik sanitasi hanya dilakukan
sekali seminggu.
44
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D. (2021)
46
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D. (2021)
metode wawancara terhadap 8 orang informan dan dalam pelatihan UKK. Saya sudah
yaitu berlatar mengikuti pelatihan
observasi hasil laporan kegiatan klinik sanitasi tahun belakang klinik sanitasi di
pendidikan Dinkes Kota Malang”
2019. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2021. kesehatan (TenKL).
lingkungan Hasil wawancara
sesuai dengan dengan informan
petunjuk Ditjen pendukung:
HASIL DAN PEMBAHASAN PPM & PL “Latar belakang
Puskesmas Kendalsari merupakan salah satu pedoman pendidikan pengelola
pelaksanaan program klinik
pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama sebagai program klinik sanitasi itu S1
sanitasi. Kesehatan
Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Dinas Lingkungan dan
tenaga tersebut
Kesehatan Kota Malang. Wilayah kerja Puskesmas merangkap sebagai
pengelola program
Kendalsari termasuk dalam wilayah Kelurahan kesehatan lingkungan,
promkes dan Pos
Tulusrejo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang
UKK. Beliau itu
dengan luas wilayah kerja 502.073 Km² yang sudah pernah
mengikuti pelatihan
meliputi 3 kelurahan yaitu : Kelurahan Lowokwaru, klinik sanitasi di
Dinkes” (Kapus).
Kelurahan Tulusrejo, dan Kelurahan Jatimulyo. Yang 2 Dana Dana Hasil wawancara
. operasional dengan informan
terdiri dari dataran rendah 10 %, dan dataran tinggi untuk kegiatan kunci :
klinik sanitasi di “Dana operasional
90 %. Adapun batas–batas wilayah kerja Puskesmas Puskesmas program klinik
Kendalsari adalah Utara dengan Kelurahan Kendalsari sanitasi sudah
sudah memadai dan dana itu
Mojolangu, Selatan dengan Kelurahan Samaan, mencukupi, untuk transport
dana tersebut petugas yang kunjung
Timur dengan Kelurahan Purwantoro, dan Barat bersumber dari ke lapangan pada
Dana Bantuan saat ada kegiatan,
dengan Kelurahan Dinoyo dan Tunggulwulung. Operasional dan kalau
Kesehatan menggunakan
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas (BOK) dan kendaraan dinas dana
swadaya untuk bahan bakar
Kendalsari pada tahun 2019 (berdasarkan Data masyarakat. juga dari BOK dan
Monografi Kecamatan Lowokwaru Tahun 2018) kalau ada kegiatan
tindak lanjut untuk
adalah 57.880 jiwa terdiri dari penduduk laki – laki perbaikan sarana
masyarakat dananya
28.924 jiwa dan perempuan 28.956 jiwa. Tingkat dari masyarakat itu
sendiri” (TenKL).
kepadatan penduduk mencapai 8.674 jiwa / Km² Hasil wawancara
dengan informan
(Profil Puskesmas Kendalasi 2019). pendukung :
“Begini, untuk
kegiatan program
Tabel 1. Matriks Hasil Evaluasi Input program klinik klinik sanitasi dana
sanitasi yang digunakan itu
berasal dari BOK
N Input Hasil Keterangan berupa transport
o kegiatan petugas,
1 Petugas Sumber daya Hasil wawancara dan kalau ada
manusia pada dengan informan pertemuan kita
pengelola kunci : “Pendidikan pakai dana untuk
program klinik terakhir saya itu S1 konsumsi” (Kapus)..
sanitasi Kesehatan 1. Sarana Pelaksanaan Hasil wawancara
puskesmas Lingkungan, dan pada dan program klinik dengan informan
kendalsari tahun 2019 saya prasaran sanitasi di kunci :
dilihat dari memegang 3 program a Puskesmas “ruangan untuk
kualifikasi yaitu pengelola Kendalsari konseling itu ada,
pendidikan dan program kesling, tentunya namun letaknya di
keikutsertaan promkes dan Pos memerlukan lantai 1 dan gabung
47
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D. (2021)
48
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D. (2021)
49
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D. (2021)
50
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D. (2021)
Pelaksanaan
Tabel 3. Jumlah PBL di Puskesmas Kendalsari tahun 2019
Pelaksanaan program klinik sanitasi dibagi
No Jenis penyakit Jumlah penderita
menjadi 3 yaitu konseling, inspeksi kesehatan
1 ISPA 4.673
2 Diare 818 lingkungan, dan intervensi kesehatan lingkungan.
3 Skabies/kulit 91
4 DBD 83 Jumlah pasien yang dirujuk ke klinik sanitasi
5 TB 21
Jumlah 5.686 untuk konseling masih sangat kurang yaitu 266
Sumber : Puskesmas Kendalsari tahun 2019 orang dari 5.686 orang pasien penyakit berbasis
Berdasarkan tabel 3 bahwa Jumlah lingkungan. Konseling bagian penting dalam
kunjungan pasien PBL di Puskesmas Kendalsari pada pelayanan klinik sanitasi, karena konseling
tahun 2019 sebanyak 5.686 pasien. menekankan pemahaman, rasa empati, dan
komunikasi kepada pasien perorangan, gunanya
Tabel 4. Jumlah kunjungan ke klinik sanitasi
No Jenis kunjungan Jumlah untuk mengenali kebutuhan kesehatan pasien secara
kunjungan
1. Jumlah Pasien PBL 5.686 psikologis, membantu pasien memiliki pilihan
2. Jumlah pasien yang dikonseling 266
3. Jumlah kunjungan rumah untuk 68
tindakan mengatasi permasalahan kesehatan yang di
inspeksi kesling hadapi saat itu (Sari, 2012).
4. Jumlah kunjungan rumah untuk 18
intervensi kesling Jumlah pasien yang di kunjungi rumah oleh
Sumber: Puskesmas kendalsari tahun 2019
petugas untuk IKL dan Intervensi KL. Hasil
Berdasarkan tabel 4 bahwa jumlah pasien
penelitian kunjungan rumah pasien untuk Inspeksi
PBL yang di konseling ke klinik sanitasi sebanyak
KL sebanyak 68 rumah dari 266 orang pasien yang di
266 pasien, jumlah di inspeksi kesling sebanyak 68
konseling, dan untuk Intervensi KL sebanyak 18
pasien, dan jumlah pasien yang di intervensi kesling
pasien yang di Inspeksi KL.
sebanyak 18 pasien.
Salah satu cara menanggulangi PBL, petugas
Proses Program Klinik Sanitasi
klinik sanitasi memberikan inspeksi dan intervensi
Perencanaan
kesehatan lingkungan khusus kepada pasien yang
Proses perencanaan program di pusk. Kendalsari
mempunyai kualitas lingkungan yang rendah dan
telah dilaksanakan sesuai ketentuan. Keputusan
masih berperilaku buruk terhadap kesehatan.
kegiatan dilaksanakan di tahun 2018 diambil oleh
Kegiatan inspeksi dan intervensi dilakukan setelah
Kepala Puskesmas dan tertuang dalam Penyusunan
memperoleh persetujuan pasien. Penyehatan
Plan Of Action (POA) Puskesmas .
lingkungan pemukiman bagian penting memutuskan
Perencanaan merupakan salah satu fungsi
mata rantai penularan penyakit (Achmadi, 2012).
manajemen yang penting karena akan menentukan
Kerjasama lintas program
fungsi-fungsi manajemen lainnya. Perencanaan juga
Kerjasama lintas program di pusk. kendalsari
dapat diartikan sebagai proses mendefinisikan
masih kurang, dilihat dari jumlah pasien yang di
tujuan organisasi membuat strategi untuk mencapai
rujuk ke klinik sanitasi masih rendah. Berdasarkan
tujuan dan mengembangkan rencana kerja dari
hasil penelitian kurangnya kerjasama karena pada
organisasi (Santoso, 2018).
pelaksanaan kegiatan konseling dari poliklinik yang
lupa merujuk pasien, ketidaksediaan tenaga sanitarian
51
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D. (2021)
di ruang konseling karena petugas klinik sanitasi Output Program klinik sanitasi
merangkap tugas dan jumlahnya hanya 1 orang, Cakupan program klinik sanitasi di pusk.
ruangan konselingnya terpisah dengan ruang Kendalsari masih di bawah target yaitu Cakupan
sanitarian dan jaraknya jauh. pasien yang di konseling 4,7%, targetnya 10%.
Kerja sama lintas program merupakan kerja Cakupan pasien yang di kunjungi rumah untuk
sama yang dilakukan antara beberapa program dalam inspeksi KL 26% dan intervensi KL 27% sedangkan
bidang yang sama untuk mencapai tujuan yang sama. target puskesmas kendalsari 40%.
Kerja sama lintas program yang diterapkan di Tingkat keberhasilan tersebut masih jauh dari
puskesmas berarti melibatkan beberapa program target yang ditetapkan puskesmas yaitu 10% dari
terkait yang ada di puskesmas. Tujuan khusus kerja penderita penyakit berbasis lingkungan harus di rujuk
sama lintas program adalah untuk menggalang kerja ke klinik sanitasi. Rendahnya tingkat keberhasilan
sama dalam tim dan selanjutnya menggalang kerja program klinik sanitasi dipengaruhi oleh beberapa hal
sama lintas sektoral. seperti jumlah petugas klinik sanitasi tidak sebanding
Menurut Sudjarno (2012) setiap puskesmas dengan jumlah penduduk yang dilayani, yaitu 4 orang
penting mempunyai klinik sanitasi. Keberhasilan per 100.000 penduduk yang seharusnya di Puskesmas
klinik sanitasi di puskesmas tidak terlepas dari sistem Kendalsari dilayani oleh 2 orang petugas sanitasi dan
integrasi dan lintas program. petugas sanitasi memiliki tugas rangkap yang
menyebabkan beban kerja meningkat. Belum
Hasil Evaluasi Output program klinik sanitasi
terjalinnya kerjasama lintas program untuk
Tabel 5. Cakupan program klinik sanitasi mempermudah sistem rujukan di puskesmas sesuai
No Jenis kegiatan % Target
Permenkes No.13 tahun 2015. Ruangan konseling
1. Cakupan pasien yang 4,7 % 10 %
dikonseling masih bergabung dengan program lain dan jaraknya
2. Cakupan kunjungan 26 % 40 %
rumah untuk Inspeksi dengan ruang petugas sanitasi jauh sehingga
Kesehatan
Lingkungan kesulitan untuk berkordinasi dengan poli umum.
3. Cakupan kunjungan 27 % 40 %
rumah untuk Waktu efektif untuk pelayanan klinik sanitasi setiap
Intervensi Kesehatan
Lingkungan
hari, namun pelaksanaan klinik sanitasi di puskesmas
Sumber: Puskesmas Kendalsari Tahun 2019 kendasari hanya sekali seminggu tidak sesuai dengan
Berdasarkan tabel 5 bahwa Jumlah pasien yang Kemenkes 2015 dan program di puskesmas masih
di konseling sebanyak 266 pasien (4,7%) masih di memprioritaskan program pengobatan dibandingkan
bawah target puskesmas yaitu 10%, jumlah pasien dengan program pencegahan.
yang di inspeksi kesehatan lingkungan sebanyak 68 Jurnal klinik sanitasi 2016 menyarankan bahwa
pasien (26%) masih di bawah target puskesmas yaitu kebijakan program klinik sanitasi dialokasikan
40%, dan jumlah pasien yang di intervensi kesehatan khusus yang dianggarkan dari APBD dan melakukan
lingkungan oleh petugas sebanyak 18 pasien (27%) pelatihan untuk pelaksanaan klinik sanitasi. Kurang
masih dibawah target puskesmas yaitu 40%. efektifnya pelaksanaan klinik sanitasi, karena
terbatasnya petugas dan waktu pelaksanaan klinik
sanitasi sangat terbatas.
52
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D. (2021)
53
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D. (2021)
54
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D. (2021)
masyarakat akan pentingnya upaya pencegahan Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil
melalui himbauan untuk menjaga kesehatan bahwa keseluruhan informan menyatakan jika
lingkungan mereka, yang dilakukan tiap kali sosialisasi terhadap keberadaan klinik sanitasi di
masyarakat berkunjung ke puskesmas dan juga Puskesmas Kendalsari Kota Malang sudah berjalan,
dilakukan di luar gedung yaitu kegiatan sosialisasi tersebut didapat dari petugas kesehatan,
pemantauan langsung ke masyarakat. kader kesehatan dan informasi yang didengar oleh
Seseorang yang memiliki pengetahuan rendah masyarakat itu sendiri namun masih ada yang belum
tentang klinik sanitasi mempunyai kecenderungan paham program klinik sanitasi.
untuk tidak memanfaatkan klinik sanitasi dalam Pemberian informasi tentang klinik sanitasi
melakukan pencegahan penyakit berbasis kepada masyarakat merupakan salah satu bentuk
lingkungan (Husnawati dkk, 2017). sosialisasi klinik sanitasi kepada masyarakat supaya
Faktor pendukung masyarakat lebih mengetahui peran dan fungsi
Keterbatasan sarana dan prasarana untuk klinik sanitasi puskesmas terutama dalam
kegiatan klinik sanitasi tentu saja berpengaruh besar pencegahan dan penanggulangan penyakit berbasis
terhadap pelaksanaan klinik sanitasi di puskesmas lingkungan. Sosialisasi sanitasi lingkungan
baik kegiatan di dalam gedung maupun di luar berdampak pada adanya perubahan pengetahuan
gedung. Sarana prasarana yang tidak mendukung dan perilaku masyarakat untuk menjaga
ini memungkinkan kegiatan tidak bisa berjalan kesehatan dan kebersihan lingkungan sekitar
optimal, sebaliknya bila sarana prasarana yang sehingga mampu mencegah munculnya penyakit
dimiliki klinik sanitasi mencukupi sehingga dapat berbasis lingkungan seperti diare, ISPA, demam
mendukung kegiatan ini, maka akan menjadi daya berdarah dan sebagainya (Wahyudin dan Arifin,
tarik untuk menarik minat masyarakat berkunjung 2015).
ke klinik sanitasi. Sehingga berpengaruh juga Faktor pendorong
terhadap keberhasilan dan juga pencapaian program Menurut Pohan (2003), kunci keberhasilan suatu
kesehatan lingkungan. organisasi tidak terkecuali organisasi pelayanan
Selain sarana dan prasarana, adapun faktor kesehatan seperti puskesmas salah satunya adalah
pendukung yang lain dalam penelitan ini yaitu mengetahui apa yang dibutuhkan dan diinginkan
adanya sosialisasi terhadap keberadaan klinik oleh pelanggan dan kemudian berupaya
sanitasi. Sosialisasi dalam penelitian ini dimaksudkan memenuhinya, salah satunya yaitu pelanggan
sebagai segala hal yang dapat mendukung membutuhkan penghargaan dan penghormatan.
masyarakat untuk berkunjung ke puskesmas untuk Sehingga faktor petugas sebagai pemberi
berkonsultasi mengenai masalah kesehatan pelayanan sangat berpengaruh terhadap minat
lingkungan mereka ke klinik sanitasi. Hal tersebut pasien untuk berkunjung.
dapat berupa penyuluhan tentang klinik sanitasi Berdasarkan informasi yang diperoleh dari
maupun informasi dalam bentuk selebaran atau informan pasien bahwa petugas sanitarian antusias,
informasi dari mulut ke mulut. ramah, respon baik terhadap kehadiran pasien, aktif,
jelas dan komunikastif dalam memberikan informasi
55
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D. (2021)
berkaitan dengan penyakit yang di derita. Namun sebanyak 68 pasien, intervensi kesehatan lingkungan
terkadang juga petugas tidak berada di ruang sebanyak 18 pasien dan kerja sama lintas program
konseling dan masih berada di lantai 2 atau juga belum berjalan secara optimal.
masih ada pekerjaan lain sehingga pasien harus Program klinik sanitasi Puskesmas Kendalsari
menunggu di ruang tunggu. Kota Malang belum berjalan dengan maksimal, hal
Tindakan atau cara petugas dalam melakukan ini dapat di lihat dari cakupan program klinik
pelayanan merupakan hal yang sangat sanitasinya masih di bawah target puskesmas.
mempengaruhi pasien terkait dengan kesembuhan Faktor penyebab rendahnya pemanfatan klinik
penyakitnya. Adanya perlakuan yang baik dan penuh sanitasi di Puskesmas Kendalsari Kota Malang
perhatian menjadi suatu daya tarik tersendiri dalam adalah faktor pendorong (petugas) ketidakberadaan
pemberian pelayanan kepada pasien. Hal ini petugas di ruangan konseling di mana pasien
memberikan kekuatan secara psikologis bagi pasien akhirnya tidak di rujuk.
dan menumbuhkan motivasi untuk memanfaatkan Kepada puskesmas untuk tingkatkan kerjasama
layanan yang diberikan (Rumengan, 2015). lintas program, merubah jadwal pelayanan klinik
sanitasi sesuai dengan standar yang telah ditentukan,
KESIMPULAN mengusulkan penambahan tenaga ke Dinkes,
Berdasarkan hasil penelitian Evaluasi program disediakan ruang khusus untuk pelaksanaan program
klinik sanitasi di puskesmas kendalsari kota malang klinik sanitasi bagi puskesmas serta jaraknya
dapat disimpulkan : disesuaikan.
Petugas pelaksana program klinik sanitasi di Kepada Dinas Kesehatan, perlu adanya
puskesmas Kendalsari Kota Malang telah memiliki penambahan tenaga sanitasi di puskesmas agar
latar belakang pendidikan kesehatan lingkungan, petugas yang ada tidak merangkap tugas dan
dana untuk operasional program klinik sanitasi sudah melakukan pembinaan serta pengawasan yang
mencukupi, dana tersebut bersumber dari dana BOK berkelanjutan terhadap puskesmas agar program
puskesmas dan swadaya masyarakat, memiliki klinik sanitasi dapat berjalan sesuai target.
ruangan untuk konseling namun belum terpisah
dengan program lainnya dan letak ruang kesling di UCAPAN TERIMA KASIH
lantai 2, kegiatan klinik sanitasi di Puskesmas Kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat,
Kendalsari telah sesuai dengan buku pedoman dan NTT yang telah memberikan kesempatan belajar
petunjuk teknis program klinik sanitasi. kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan dan
Proses program klinik sanitasi di Puskesmas mendukung secara finansial sehingga proses
Kendalsari Kota Malang seperti perencanaan perkuliahan penulis berjalan lancar.
program klinik sanitasi di puskesmas kendalsari
sudah sesuai dengan langkah-langkahnya dan DAFTAR PUSTAKA
tertuang dalam Penyusunan Plan Of Action (POA) Achmadi, U. (2012). Dasar-dasar Penyakit Berbasis
Puskesmas. Pelaksanaan kegiatan konseling Lingkungan. Rajawali Pers PT. Raja Grafindo
sebanyak 266 pasien, inspeksi kesehatan lingkungan Persada : Jakarta.
56
Ganus, E., Yohanan, A., Wahyuni, I.D. (2021)
57