Professional Documents
Culture Documents
02 JULI-DESEMBER 2017
ABSTRACT
The public demand for the quality of health services continues to increase, patients get interventions
from various health professions to address their health problems with their respective analysis and
intervention, so frequent repeated reviews and multiple interventions will require professional
collaboration. The purpose of this study is to analyze the effectiveness of the model of
interprofesional education to increase the collaborative skills of health students. Types of research
mix methods between quantitative and qualitative. Data collection with triangulation through
instrument used questionnaire, FGD guidance and semi structured interview. A sample of 20 people
consisting of 8 students of nursing, 5 students of public health and 7 midwifery students by following
the process of learning together for eight weeks. Result of improvement of student perception toward
interprofesional education with average difference 1.7 (P: 0.02), Collaborative ability happened
significant improvement between before and after interprofesional education with difference average
3,4 (P 0.025). Student attitudes towards team work with an average difference of 7.3 (P: 0.003).
Interprofesional education with problem based learning methods is very effective for improving
collaborative skills, and providing cooperative experience. The success of interprofesional education
is strongly supported by clarity of objectives and learning topics as well as the breadth of insights
and experiences of tutor or facilitator clinics.
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA KUNINGAN - VOL. 06 NO. 02 JULI-DESEMBER 2017‡ 2
siklus terdiri dari tahap perencanaan, syarat untuk uji parametrik yaitu distribusi
pelaksanaan tindakan, observasi dan data normal, homogen dan jenis data
refleksi untuk mengambil keputusan dalam masalah penelitiannya numerik, maka
pelaksanaan siklus berikutnya peneliti menggunakan uji t berpasangan
Analisis data penelitian dilakukan untuk analisis bivariate.
dengan deskriptif kualitatif dan kuantitatif,
data hasil penelitian dipaparkan secara HASIL
deskriptif dan analitik. Analisis data
kualitatif dimulai dengan melakukan Hasil yang dieksplorasi pada
analisis tema mulai dari pengelompokkan penelitian ini terdiri dari proses
data, reduksi atau pengurangan data yang pembelajaran, tanggapan mahasiswa
sama atau kurang bermakna, sampai terhadap proses pembelajaran IPE dan
dengan menemukan tema. kemampuan kolaboratif mahasiswa. Hasil
Analisis kuantitatif menggunakan analisis secara kuantitatif dijelaskan pada
tendensi central dan persentase untuk tabel 1 ± 4.
analisis univariat. Karena data memenuhi
Sesudah 13 65
- Baik 7 35
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA KUNINGAN - VOL. 06 NO. 02 JULI-DESEMBER 2017‡ 3
- Kurang
VARIABEL JUMLAH PERSENTASE
Kemampuan Kolaboratif Sebelum
- Baik 6 30
- Kurang 14 70
Sesudah
- Baik 12 60
- Kurang 8 40
Sikap mahasiswa dalam kerja Sebelum
TIM - Baik 11 55
- Kurang 9 45
Sesudah
- Baik 15 75
- Kurang 5 25
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA KUNINGAN - VOL. 06 NO. 02 JULI-DESEMBER 2017‡ 4
Pernyataan Positif Negatif
1 Mahasiswa antar profesi bekerja dengan baik dalam kelompok kecil 56.7% 43.3%
2 Pada sesi pembelajaran, kontribusimasing-masing profesi setara 63.3% 36.7%
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA KUNINGAN - VOL. 06 NO. 02 JULI-DESEMBER 2017‡ 6
berpendapat bahwa klarifikasi peran pada pembelajaran interprofesional sangat
saat diskusi sangat menentukan dalam diperlukan dan pembelajaran bersama
pelaksanaan asuhan yang berpusat pada profesi lain membantu mahasiswa untuk
pasien/keluarga, oleh sebab itu wawasan belajar lebih banyak tentang tujuan
terkait dengan dasar hukum tentang tugas, pendidikan profesi lainnya terhadap
fungsi, peran dan tanggung jawab masing- penerapan pelaksanaan pembelajaran
masing profesi serta pengalaman tutor di IPE., Hasil penelitian ini sesuai dengan
tatanan klinik ataupun komunitas dan penelitian yang dilakukan oleh Fallatah
keluarga sangat diperlukan. (2015)8 yang menyatakan bahwa IPE
Tema yang ketigaadalah tentang diterima dengan baik oleh mahasiswa
dampak yang dirasakan dari proses pendidikan kesehatan sebesar 75%,
pembelajaran antar profesi. kemudian persepsi yang baik terhadap
Mahasiswa berpendapat bahwa banyak hal IPE ini juga dapat meningkatkan
yang didapat dari pembelajaran bersama kerjasama antar tim dalam
ini diantaranya adalah; mengetahui peran memberikan pelayanan dan kepuasan
dan tanggungjawab profesi lain, kepada pasien. Hasil ini juga sesuai
memahami bahwa semua profesi pemberi dengan penelitian yang dilakukan oleh
pelayanan kesehatan memiliki tujuan yang $¶OD GDQ )DX]LDK SDGD tahun 2010 9
sama yaitu meningkatkan derajat kepada mahasiswa Fakultas
kesehatan pasien dan keluarga dan Kedokteran UGM tentang persepsi dan
menyadari tuntutan pelayanan kesehatan kesiapan terhadap IPE. Didapatkan
saat ini dan yang akan datang adalah bahwa 92,8% mahasiswa program
asuhan yang berpusat pada pasien. studi sarjana memiliki kesiapan yang
Mahasiswa juga mengetahui keuntungan baik terhadap IPE dan 86,8%
dari penerapan asuhan yang berpusat pada mahasiswa memiliki persepsi baik
pasien. Mahasiswa menyatakan bahwa terhadap IPE. Pada program studi
mereka lebih memahami tentang profesi, sebanyak 88% mahasiswa
bagaimana tim bisa bekerjasama, menunjukkan tingkat kesiapan yang baik
berinteraksi, berkomunikasi dan berbagi terhadap IPE dan 83,5% responden
wawasan/pendapat. Mereka mengetahui memiliki persepsi baik terhadap IPE, hal
bagaimana mengatasi konflik dalam tim yang sama juga di tunjukan pada penelitian
dalam melakukan asuhan yang berpusat Sedyowinarso dkk (2011)10 yang
pada pasien. Mereka menyadari bahwa mengatakan bahwa mahasiswa kesehatan
kemampuan kolaboratif sangat diperlukan di Indonesia memiliki persepsi yangbaik
untuk dapat melakukan asuhan yang terhadap IPE`sebanyak 73,62 % hal ini
berpusat pada pasien dan hal tersebut menunjukkan adanya temuan tentang IPE
diperlukan pembiasaan atau latihan secara bahwa dengan adanya IPE akan
konsisten baik pembelajaran di dalam menjadikan mahasiswa kesehatan
kelas atau laboratorium maupun di tatanan menjadi lebih efektif dalam kerjasama
nyata klinik maupun komunitas. timantar profesi, ini juga sesuai dengan
salah satu tujuan pembelajaran IPE yaitu
PEMBAHASAN memberikan contoh peran untuk tim satu
profesi dan profesi lain untuk
1. Respon/tanggapan mahasiswa meningkatkan pelayanan serta
terhadap penerapan metode pengembangan diri dan profesi11.
pendidikan interprofesional . 2. Kemampuan kolaboratif
Dari hasil penelitan menunjukan interprofesional mahasiswa.
adanya peningkatan respon/tanggapan Dari hasil penelitian menunjukan
mahasiswa yang positip, dan Seluruh bahwa kemampuan kolaboratif
mahasiswa menyatakan bahwa mahasiswamengalami peningkatan setelah
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA KUNINGAN - VOL. 06 NO. 02 JULI-DESEMBER 2017‡ 7
terpapar dengan pembelajaran IPE, dalam memberikan perawatan dan
mahasiswa menyadari bahwa kemampuan pelayanan kepada pasien.
kolaboratif sangat diperlukan untuk dapat 3. Sikap mahasiswa dalam penerapan
melakukan asuhan yang berpusat pada metode interprofesional dalam
pasien, dan hal tersebut diperlukan pengembangan asuhan terhadap
pembiasaan atau latihan secara konsisten pasien
baik pembelajaran di dalam kelas atau Dari hasil penelitian ini menunjukan
laboratorium maupun di tatanan nyata adanya peningkatan sikap yang positip
klinik maupun komunitas, hal ini sesuai terhadappenerapan metode interprofesional
dengan teori Lachman & Pawlina W. dalam pengembangan asuhan terhadap
(2006)12, dimana melaluiproses pasien, ini sesuai dengan HPEQ Project
pembelajaran ini, peserta didik dapat (2011)15, juga menyatakan bahwa ketika
mengembangkan keterampilan yang mahasiswa memahami konsep dan
dibutuhkan untuk keberhasilan tim, manfaat tentang IPE diharapkan agar
menganalisis tindakan baikkelompok mahasiswa termotivasi untuk
maupun tindakan individu yang mewujudkan IPE dalam proses
berkontribusi terhadap fungsi tim, dan pendidikannya. Dari hasil penelitian ini
memutuskan bagaimana tindaklanjut yang juga menunjukkan bahwa setelah
diberikan kelompok dari hasil analisis mahasiswa melakukan IPE, mahasiswa
tersebut12. IPE merupakan suatu metode tidak hanya termotivasi dalam
pembelajaran inovatif yang dapat melakukan IPE dalam proses
memberikan beberapa manfaat bagi pendidikannya tetapi IPE juga dapat
mahasiswa pendidikan kesehatan,setelah meningkatkan motivasi mahasiswa
mahasiswa antar profesi belajar bersama, pendidikan kesehatan untuk bekerjasama
membuat mahasiswa akan lebih percaya dalam merawat pasien karena mahasiswa
diri terhadap masing-masing profesi menyadari bahwa ketrampilan kerjasama
karena tingkat pengetahuan yang sangat penting untuk dipelajari oleh semua
didapatkan akan bertambah, sesuai mahasiswa pendidikan kesehatan sebelum
dengan pernyataan Illingworth (2007)13, kelulusan. Sehingga, akan meningkatkan
ketika mahasiswa antar profesi belajar kesiapan sebelum mahasiswa praktik klinik
bersama mereka akan mentransfer baik di Rumah sakit maupun di komunitas,
pengetahuan dan ketrampilan yang keluarga dan masyarakat. Kompetensi
mereka peroleh dalam memecahkan untuk bekerja sama intra dan
berbagai macam kasus penyakit interprofesional dalam tim pelayanan
sehingga akan menjadi bahan referensi kesehatan terdapat dalam Standar
bagi mahasiswa profesi lain. Ada Kompetensi Dokter Indonesia, Standar
beberapa kompetensi yang harus Kompetensi Bidan Indonesia, dan
dimiliki oleh mahasiswa pendidikan standar kompetensi tenaga kesehatan
kesehatan dalam pelaksanaan IPE agar lainnya, sehingga semua profesi tenaga
mahasiswa mampu membekali dirinya kesehatan harus mampu dan pandai
dalam mengembangkan kemampuan bekerjasama dalam menangani pasien,
berkolaborasi, yaitu: pengetahuan, sehingga dibutuhkan pemahaman tentang
ketrampilan komunikasi, sikap & kerjasama yang baik antar profesi tenaga
kemampuan tim14. Dari pernyataan kesehatan.
tersebut menunjukkan bahwa selain 4. Efektivitas penerapan metode
pengetahuan, ketrampilan komunikasi juga interprofesional education terhadap
merupakan hal sangat penting untuk kemampuan kolaboratif mahasiswa.
dipelajari dan dimiliki oleh mahasiswa Berdasarkan hasil penelitian
pendidikan kesehatan dalam metode ceramahkurang memberikan
berkolaborasi dengan profesi lain dan kesempatan mahasiswa antar profesi
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA KUNINGAN - VOL. 06 NO. 02 JULI-DESEMBER 2017‡ 8
berinteraksi, hal ini ditunjukan menjelaskan tiga kunci penting dalam
63.3%lkurang dapat meningkatkan melaksanakan kolaborasi interprofesi
kemampuan kolaboratif mahasiswa antar dalam praktik yaitu adanya dukungan
profesi, 86.7% mahasiswa menganggap institusi, tanggap budaya, dan adanya
bahwa diskusi kelompok kecil dan PBL lingkungan yang mendukung. Jadi inti dari
adalah strategi pedagogis yang dirasa adanya kolaborasi anta r be rba ga i
paling baik untuk pembelajaran dikelas. dis ipli n ilm u da la m menjalankan
Penerapan metode PBL perlu iikuti dengan setiap program pemerintah adalah tetap
kemampuan tutor dalam mengembangkan menjadi profesionalisme dalam
kasus pemicu yang berfokus pada seting menjalankan tugas dan menjadi
rumah sakit dan rumah sakit .Metode PBL komunikasi yang efektif antar individu.
ini mensupport keluasan belajar
mahasiswa dan memberikan kesempatan SIMPULAN DAN SARAN
berinteraksi antar profesi.Hal ini sesuai
dengan ori Furber et al12 yang Simpulan
merekomendasikan bahwa Terdapat perbedaan rata-rata
penerapan pendidikkan interprofesi terhadap tanggapan mahasiswa terhadap
dalam sistem pembelajaran PBL pembelajaran antar profesi dengan nilai P
merupakan situasi yang mendukung 0.02, kemampuan kolaboratif dengan nilai
mahasiswa untuk mempelajari peran P 0.025, dan sikap mahasiswa terhadap
masing-masing, dan menyiapkan mereka kerja TIM dengan nilai P 0.003sebelum
tentang bagaimana bekerjasama dalam dan sesudah mengikuti pembelajaran
timsebagai selah satu bagian dari interprofesional. Berdasarkan
praktik kolaboratif yang akan mereka evaluasipasca pembelajaran mahasiswa
lakukan di lapangan16. menyatakan bahwa pembelajaran
Sebagian besar mahasiswa antar interprofesional sangat efektif untuk
profesi menganggap bahwa problem based meningkatkan kemampuan kolaboratif
learning merupakan metode yang paling mahasiswa kesehatan dan PBL merupakan
efektif pada pembelajaran antar profesi strategi pedagogis yang dirasa paling baik
dilanjutkan dengan role play dan untuk pembelajaran dikelas.
pembelajaran ditatanan nyata, hal ini
sesuai dengan teori Lachman & Pawlina Saran
(2006)12 bahwa Pembelajaran kooperatif 1. Perlu adanya komitmen antara institusi
(cooperative learning) efektif untuk dengan program studi untuk
mengajarkan kerja sama tim.pengalaman memasukan pembelajaran antar profesi
belajar (experiential learning) mahasiswa sebagai bagian dari kurikulum institusi.
akan mendapatkan kesempatan 2. Menyediakan tutor yang memiliki
untukmemperoleh danmenerapkan wawasan dan pengalaman yang baik
pengetahuan, keterampilan, dan perasaandi tentang masing-masing profesi.
tatanan nyata, hal ini sesuai dengan 3. Menjalin kemitraan dengan lahan
pernyataan dari Hammick M et al pada praktek baik di klinik maupun di
tahun 200717 juga menyimpulkan bahwa komunitas untuk dapat
pendidikan interprofesional telah mengaplikasikan pembelajaran
diterima dengan baik karena dapat bersama antar profesi
meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam praktik KEPUSTAKAAN
kolaboratifdan WHO juga
merekomendasikan tentang 1. Baerg Krista, BSN, at al. (2012).
pendidikan interprofesi dan kolaborasi Survey of Interprofesional
interprofesi dalam praktik, dimana Collaboration Learning Needs and
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA KUNINGAN - VOL. 06 NO. 02 JULI-DESEMBER 2017‡ 9
Training Interest in Health Keperawatan Fakultas Kedokteran
professionals, Teachers, and Students: Universitas Gadjah Mada.
An Exploratory Study. Journal of 10. Sedyowinarso, M,Fauziah F.A.
Researchin Interprofesional Practice Aryakhiyati, N Julica., Sulistyowati, E,
and Education (JRIPE); 2 (2):187-200 Masriati, F. N, Olam, S. J, Dini, C
2. Flynn L, et al. (2012). Teaching and Afifah, M , Meisudi, R Piscesa, S (
Learning Interprofessionally: Family 2011 ) Persepsi dan kesiapan
Medicine Residents Differ from Other mahasiswa dan dosen profesi kesehatan
Healthcare Leaners. Journal of terhadap model pembelajaran
Researchin Interprofesional Practice pendidikan interprofesi . Proyek HPEQ-
and Education (JRIPE); 2 (2):206-216. Dikti.
3. Cullen L., Fraser. D. & Symond.I. 11. (CullenL., Fraser. D. & Symond. I.
(2003). Strategi for Interprofesional 2003)
Education: Interprofesional Team 12. Lachman & Pawlina W.
Objective Structured Clinical (2006).Integrating professionalism in
Examination for Midwifery and early medical education: the theory and
Medical Student. Nurse Education application of reflective practice in the
Today; 23(6):427-430. anatomy curriculum.Clinical
4. Rodgers, Rhonda K., and Michelle C. Anatomy;19(5):456-460
Bligh. "Just in Time 13. Illingworth, Paul & Sonya
Followership." Followership in Action: Chelvanayagam. (2007). Benefits of
Cases and Commentaries. Emerald Interprofessional Education in Health
Group Publishing Limited, 2016. 75-82. Care. British Journal of Nursing 2007,
5. Curran VR, at al. (2005) Influence of an 16 (2) 121- 124.
international HIV/AIDS education 14. American College of Clinical
program on role perception, attitudes Pharmacy (ACCP). (2009).
and teamwork skills of undergraduate Interprofessional education : Principle
health sciences students. Educ Health and application, a framework for
(Abingdon); 18 (1):32-44 clinical pharmacy. Pharmacotherapy,
6. Cohen, L. Manion, and Lawrence 29 (3): 145-164.
Manion. "l. & Morrison, 15. HPEQ-Project. (2012). Apa kata
K.(2007)." Research methods in mahasiswa?: Hasil kajian partisipasi
education 6 (2001). dan kolaborasi mahasiswa
7. Saks, Mike, and Judith Allsop, kesehatan di Indonesia. Jakarta:
eds. Researching health: Qualitative, Dikti Kemendikbud.
quantitative and mixed methods. Sage, 16. Furber C, Hickie J, Lee K,
2012. McLoughlin A, Boggis C, Sutton A,
8. Fallatah, H.I., et al. 2015. Cooke S, Wakefield A. 2004.
Interprofessional Education as a Interprofesioanal education in
Need: The Perception of Medical, midwifery curriculum : the learning
Nursing Students and Graduates of through the exlploration of
Medical College at King Abdulaziz theprofesional task project ( LEAPT )
University. Creative Education, 2015, Elsevier Journal . Dec ; 20(4): 358-66
6, 248-254. 17. Hammick M, Freeth D, Koppel I,
9. $¶OD 0 = Gambaran Persepsi Reeves S, Ba rr H , 2 007 . A Be s t
dan Kesiapan Mahasiswa Tahap Evide nc e Systematic Review of
Akademik terhadap Interprofessional Interprofessional Education Medical
Education di Fakultas Kedokteran Teacher. US: Best Evidence Medical
UGM. Skripsi Program Studi Ilmu Education (BEME) Collaboration.
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA KUNINGAN - VOL. 06 NO. 02 JULI-DESEMBER 2017‡ 10
18. Midwifery 2020 Programme. Midwifery 19. Branch WT, Paranjape A. (2002).
2020: Delivering Expectations. Feedback and reflection: teaching
Cambridge: Jill Rogers Associates; methods for clinical settings. Acad
2010 Med; 77(12):1185±1188
20.
JURNAL ILMU-ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA KUNINGAN - VOL. 06 NO. 02 JULI-DESEMBER 2017‡ 11