Professional Documents
Culture Documents
Naskah Publikasi
Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana S-2
Diajukan oleh:
ROSALINA KASE
19099/III-2/3537/02
KEPADA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2004
1
PENGANTAR
Pembiayaan kesehatan yang sangat kecil ini sulit menghantarkan
masyarakat Indonesia untuk dapat menikmati dan menjamin pemeliharaan
kesehatannya, serta sulit untuk mengatasi akses dan mutu pelayanan
kesehatan disamping meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah
satu upaya pemerintah untuk mengatasi masalah pembiayaan kesehatan
di atas yaitu dengan dikeluarkannya suatu program jaminan pemeliharaan
kesehatan masyarakat (JPKM) sebagai model jaminan kesehatan yang
efektif dan efisien.
Evaluasi keberhasilan pelayanan kesehatan dasar selama ini
hanya difokuskan kepada jangkauan pelayanan, cakupan pelayanan, dan
peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan, sedangkan mutu
pelayanan tidak pernah dievaluasi atau dinilai. Hal ini disebabkan karena
fokus pelayanan kesehatan masih ditujukan untuk mencapai pemerataan
pelayanan yang menjangkau banyaknya penduduk yang dapat dilayani
(aspek equity).
Berbagai penelitian terhadap beberapa jenis jasa, dan berhasil
mengidentifikasi lima dimensi karakteristik yang digunakan oleh para
pelanggan dalam mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu: Tangibles (bukti
langsung), Reliability (kehandalan), Responsiveness (daya tangkap),
Assurance (jaminan), dan Empaty 1.
Untuk menghindari banyaknya keluhan dari pelanggan terhadap
pelayanan kesehatan maka banyak sekali dilaksanakan program
penjagaan mutu. salah satunya adalah Quality Assurance. Di Propinsi
Nusa Tenggara Timur telah dibentuk Tim Quality Assurance (Quality
Assurance) propinsi sejak tahun 1998, dan telah disosialisasikan ke
beberapa daerah kabupaten, yakni di beberapa puskesmas terpilih
Kabupaten Kupang terdiri dari ± 100 buah pulau, dengan 3 pulau
besar yaitu Timor, Sabu, dan Semau. Kabupaten Kupang memiliki 24
puskesmas, 11 dokter, di antaranya 6 dokter PNS dan 5 dokter PTT, serta
5 dokter gigi. Artinya 13 puskesmas yang tidak memiliki dokter umum,
3
TINJAUAN PUSTAKA
Pelatihan (training) adalah proses sistematik perubahan perilaku
para karyawan guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasioal, dimana
dalam pelatihan diciptakan suatu lingkungan bagi para karyawan untuk
dapat memperoleh atau mempelajari sikap, kemamuan, keahlian,
pengetahuan dan perilaku spesifik yang berkaitan dengan pekerjaan 2.
4
pasien adalah 26,2 bulan dan pada Puskesmas kontrol usia pasien rata-
rata berusia 28,3 bulan. Jenis kelamin pasien sebagian besar laki-laki
yaitu sebanyak 122 pasien (58,09%) dan wanita 88 pasien (41,91%).
Kepatuhan responden terhadap standar pelayanan penyakit diare
terjadi peningkatan 29,3% pada Puskesmas intervensi. Kenaikan ini cukup
bermakna, dengan ditunjukkannya nilai probabilitas sebesar (p = 0,002).
Demikian juga pada Puskesmas kontrol terjadi kenaikan 25,83 %.
Perbedaan sebelum dan sesudah pelatihan Quality Assurance pada
Puskesmas kontrol dan intervensi adalah bermakna (p , 0.05).
Perubahan Skor (%)
80
70
60
Puskesmas
50
Intervensi
40
Puskesmas Kontrol
30
20
10
0
Sebelum Sesudah
Pelatihan Quality
Assurance
90
80
70
60 Puskesmas
50 Intervensi
40 Puskesmas Kontrol
30
20
10
0
Sebelum Sesudah
Pelatihan Quality
Assurance
KEPUSTAKAAN