Professional Documents
Culture Documents
Abstract. The cadres in the implementation of health services tend not to pay attention to the
importance of community satisfaction with the services provided. Cadres have a role in
community development in the health sector, one of which is conducting outreach to the
community. Health cadres are mostly newly elected cadres, so basic training is needed on basic
techniques in health services. The purpose of this activity is to increase the knowledge of health
cadres in implementing health service activities. The method in this activity uses the lecture
method accompanied by evaluation in the form of pre-test and post-test as well as
demonstration methods with evaluation in the form of observation. Based on the results of the
activity, it was found that there were 10 participants who attended the activity and there was an
average increase in the participants' knowledge of 67.4%. It can be concluded that this activity
has not been successful from a quantitative aspect where it has not reached the target number
of participants, but from a qualitative aspect this activity has been successful because it has
exceeded the target of increasing the average knowledge of participants and an increase in skills
in the application of basic techniques by cadres.
Keywords: Health services, cadres, knowledge, skills.
Abstrak. Para kader dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan cenderung tidak memperhatikan
pentingnya kepuasan masyarakat pada pelayanan yang diberikan. Kader mempunyai peran
dalam pembinaan masyarakat di bidang kesehatan salah satunya yaitu melakukan penyuluhan
kepada masyarakat. Kader kesehatan sebagian besar merupakan kader yang baru terpilih,
sehingga diperlukan suatu pelatihan dasar mengenai teknik dasar pada pelayanan kesehatan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan kader kesehatan dalam
pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan. Metode pada kegiatan ini menggunakan metode
ceramah yang disertai dengan evaluasi berupa pemberian pre-test dan post-test serta metode
demonstrasi dengan evaluasi berupa observasi. Berdasarkan hasil kegiatan diperoleh bahwa
Jurnal Panrita Abdi, Agustus 2023, Volume 1, Issue 1.
http://journal.unhas.ac.id/index.php/panritaabdi
1
terdapat 10 orang peserta yang menghadiri kegiatan dan terdapat peningkatan rata-rata
pengetahuan peserta sebesar 67,4%. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan ini belum berhasil dari
aspek kuantitatif dimana belum mencapai target jumlah peserta, tetapi dari aspek kualitatif
kegiatan ini telah berhasil karena telah melebihi target peningkatan rata-rata pengetahuan
peserta dan terjadi peningkatan keterampilan dalam penerapan teknik dasar oleh para kader.
Kata Kunci: Pelayanan kesehatan, kader, pengetahuan, keterampilan.
Pendahuluan
Kesehatan adalah suatu keadaan dinamis yang meliputi kesehatan jasmani,
rohani, sosial dan bukan hanya bebas dari penyakit, kecacatan, dan kelemahan.
Orang yang dikatakan sehat jasmani adalah orang yang tidak mengalami gangguan
secara klinis atau dikatakan fungsi organ tubuh berfungsi dengan baik dan tidak
sakit. Kepuasan pasien terhadap pelayanan tidak semata-mata ditentukan oleh
tersedianya tenaga kesehatan yang cukup, tetapi juga harus didukung oleh
kemauan dan tekad yang kuat dari tenaga kesehatan untuk memberikan
pelayanan yang professional yang dipadukan dengan fasilitas dan peralatan
kesehatan yang memadai. Pengaruh administrasi terhadap kesehatan masyarakat,
administrasi atau manajemen dalam dunia kesehatan sangat diperlukan agar
pelaksanaan program kesehatan dapat berjalan secara efisien dan efektif (Tamonob
dkk., 2023).
Jumlah Posyandu di Indonesia cukup besar yaitu sebanyak 283.370 lembaga,
terdiri dari beberapa Posyandu yang aktif yaitu 173.750 (61,32%). Namun, kualitas
Posyandu yang ada masih kurang, dimana pada Posyandu masih ditemukan
beberapa masalah antara lain kelengkapan fasilitas, keterampilan kader yang
kurang memadai, petugas Puskesmas sering terlambat dan mangkir, banyak ibu
yang tidak rutin membawa balita ke Posyandu (Suparto dkk., 2021).
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat,
guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar (Nugraheni & Malik, 2023).
Tujuan didirikannya Posyandu adalah untuk menurunkan angka kematian bayi
dan anak balita, angka kelahiran agar terwujud keluarga kecil bahagia dan
sejahtera. Dengan demikian Posyandu merupakan kegiatan kesehatan dasar yang
diselenggarakan oleh masyarakat dan untuk masyarakat yang dibantu oleh
petugas kesehatan (Hafifah & Abidin, 2020). Salah satu program pemberdayaan
masyarakat dalam upaya pencegahan dan deteksi dini PTM adalah Pos Pembinaan
Terpadu (Posbindu) Penyakit Tidak Menular (PTM). Posbindu PTM merupakan
salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dalam
pengendalian faktor risiko PTM yang berada dibawah pembinaan puskesmas
(Primiyani, 2019).
Petugas posyandu cenderung tidak memperhatikan pentingnya kepuasan
masyarakat pada pelayanan yang diberikan sehingga masyarakat merasa tidak
perlu untuk datang secara rutin ke posyandu. Hal ini terlihat dari kurangnya
komunikasi yang aktif antara petugas dengan masyarakat serta panjangnya
antrian untuk pemeriksaan sehingga terjadi kerumunan yang membuat pasien
merasa tidak puas. Kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang
diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan yang diharapkan tersebut
untuk memenuhi keinginan pelanggan. Dalam meningkatkan kualitas pelayanan
maka diperlukan penerapan pelayanan prima. Pelayanan Prima (Service Excellence)
adalah kepedulian kepada pelanggan dengan memberikan layanan terbaik untuk
memfasilitasi kemudahan pemenuhan kebutuhan dan mewujudkan kepuasannya,
agar mereka selalu loyal kepada Perusahaan (Nurrahmawati dkk., 2021).
Metode Pelaksanaan
Tempat dan Waktu. Kegiatan Pelatihan Pelayanan Kader Kesehatan dilakukan di
Kantor Desa Kadatong, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar pada hari
Sabtu, 22 Juli 2023 pada pukul 10.00 – 12.30.
Khalayak Sasaran. Khalayak sasaran dari kegiatan ini adalah Kader Kesehatan
Desa Kadatong.
Metode Pengabdian. Metode pada kegiatan ini menggunakan metode ceramah
dengan dua materi yaitu “Pelayanan Prima Kader Kesehatan” dan “Teknik
Penyuluhan” serta metode demonstrasi “Penggunaan Alat Tensi” dan “Membaca
Grafik Tumbuh Kembang Anak”.
Indikator Keberhasilan. Indikator keberhasilan dari kegiatan ini secara
kuantitatif dinilai dari terlaksananya kegiatan ini dengan jumlah peserta minimal
sebanyak 15 orang. Adapun keberhasilan secara kualitatif dinilai dari
meningkatnya rata-rata pengetahuan peserta sebanyak 60% setelah pemaparan
materi dan terjadi peningkatan keterampilan peserta setelah pelaksanaan
demonstrasi.
Metode Evaluasi. Metode evaluasi pada kedua materi dengan metode ceramah
dilakukan dengan memberikan pre-test dan post-test sebelum dan sesudah
pemaparan materi. Adapun pre-test ini berisi pertanyaan pilihan ganda sebanyak
masing-masing 5 nomor, sehingga berjumlah 10 nomor mengenai materi
“Pelayanan Prima Kader Kesehatan” dan “Teknik Penyuluhan”. Pada kegiatan
demonstrasi “Penggunaan Alat Tensi” dan “Membaca Grafik Tumbuh Kembang
Anak” dilakukan evaluasi berupa observasi. Dimana selama pelaksanaan
demonstrasi dilaksanakan, para peserta diobservasi untuk melihat peningkatan
keterampilan dari kedua demonstrasi yang telah dilaksanakan.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan
bahwa secara keseluruhan terdapat peningkatan pengetahuan peserta Pelatihan
Pelayanan Kader Kesehatan setelah dilakukan intervensi. Meskipun kegiatan ini
tidak berhasil dalam mencapai target jumlah peserta, tetapi diharapkan agar para
kader yang sudah mengikuti pelatihan ini dapat menyebarkan ilmu yang telah
diberikan kepada para kader yang tidak sempat hadir pada kegiatan ini. Hal ini
agar pelayanan kesehatan yang ada di Desa Kadatong juga semakin meningkat dan
berkualitas untuk menciptakan perilaku sehat yang lebih baik pada masyarakat.
Referensi
Didah. (2020). Peran dan Fungsi Kader Posyandu di Wilayah Kerja Puskesmas
Jatinangor. Jurnal Kebidanan, 6(2), 217–221.