You are on page 1of 9

REVITALISASI Jurnal Ilmu Namajemen, Volume 6, Nomor 1, Maret 2017

PENGARUH BUDAYA KERJA DAN ALUR REKAM MEDIK


TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS KERTOSONO

AGNIS RINDHA PAVILONITA


Universitas Islam Kadiri Kediri
email : agnispavilonita@gmail.com

ABSTRACT

This research was conducted at Puskesmas Kertosono Nganjuk Regency. The objectives to be achieved in
this research is to describe the work culture and medical record system on patient satisfaction at Puskesmas Kertosono
with patient respondents who visited to Pukesmas amounted to 84253 in 2016. This research is included in survey
research method, that is a research conducted without intervention Against research subjects (community). This
research design using descriptive quantitative method. The sampling technique used was accidental sampling with 398
respondents. While the analysis technique using descriptive analysis and multiple linear regression analysis.
The result of data analysis showed partially work culture and the flow of medical record have a significant
effect on patient satisfaction and work culture have the most dominant effect on patient satisfaction compared with
other variable. Regression analysis showed that together independent variables consisting of work culture and medical
record flow have a significant effect on patient satisfaction. This means that if the work culture of the officers and the
flow of medical records are increased together it will have an impact on increasing patient satisfaction and vice versa
worker culture and medical record flow decreases together it will lead to decreased patient satisfaction.
Keywords: Working Culture, Medical Record Flow, Patient Satisfaction

PENDAHULUAN fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama


Pelayanan publik oleh aparatur di satu wilayah kecamatan atau bagian
pemerintah dewasa ini masih banyak wilayah kecamatan yang difungsikan sebagai
dijumpai kelemahan sehingga belum dapat gate keeper dalam pelayanan kesehatan, harus
memenuhi kualitas yang diharapkan dapat memberikan jaminan terhadap
masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih penyelenggaraan pelayanan kesehatan
adanya berbagai keluhan masyarakat yang masyarakat dan perorangan yang paripurna,
disampaikan melalui media massa, sehingga adil, merata, berkualitas dan memuaskan
dapat menimbulkan citra yang kurang baik masyarakat (Dinkes Provinsi Jawa Timur,
terhadap aparatur pemerintah. Mengingat 2013).
fungsi utama pemerintah adalah melayani Menurut Suhartati (2005) bahwa ada
masyarakat maka pemerintah perlu terus hubungan yang sangat kuat dan bermakna
berupaya meningkatkan kualitas pelayanan antara mutu pelayanan keperawatan dengan
(Kepmenpan No 25 Tahun 2004). kepuasan pasien. Oleh karena itu, dengan
Puskesmas merupakan salah satu semakin tinggi mutu pelayanan kesehatan
sarana pelayanan kesehatan yang menjadi yang dilihat dari segi persepsi pasien tentang
andalan atau tolak ukur dari pembangunan kehandalan maka semakin tinggi pula tingkat
kesehatan, sarana peran serta masyarakat dan kepuasan pasien yang dirasakan oleh pasien.
pusat pelayanan pertama menyeluruh dari Ketanggapan (responsiveness). Kemampuan
suatu wilayah. (Alamsyah, 2011). untuk membantu pelanggan dan memberikan
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari jasa cepat dapat dilihat dari: kemauan petugas
pembangunan nasional mempunyai tujuan untuk cepat tanggap menyelesaikan keluhan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan pasien, petugas memberikan informasi yang
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang jelas, mudah dimengerti, tindakan cepat pada
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat saat pasien membutuhkan. Irawati (2005)
yang optimal. Undang Undang Republik mengatakan bahwa ada korelasi antara
Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang ketrampilan perawat dengan tercapainya
kesehatan pasal 5 menyebutkan bahwa setiap kepuasan pasien. Hal ini juga memberikan
orang mempunyai hak dalam memperoleh bukti sebagaimana yang diterangkan oleh
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan Philip Kotler (1997) bahwa pengetahuan,
terjangkau. Puskesmas sebagai salah satu kemampuan dan kesopanan pemberi jasa

14
REVITALISASI Jurnal Ilmu Namajemen, Volume 6, Nomor 1, Maret 2017

untuk menimbulkan kepercayaan dan pengalaman dan budaya organisasi


keyakinan yang berupa: pengetahuan dan (Suparyadi, 2015).
kemampuan petugas kesehatan menetapkan Konsep rekam medis atau rekam
problematic pasien, ketrampilan petugas dalam kesehatan yang menggunakan format kertas
bekerja, pelayanan yang sopan dan ramah, maupun elektronik (RKE) menjelaskan
serta jaminan keamanan pelayanan dan bahwa kedua format itu merupakan sarana
kepercayaan terhadap pelayanan akan pendokumentasian data / informasi utama di
berdampak pada tingkat kepuasan pasien. sarana pelayanan kesehatan. Kedua format ini
Selain hal tersebut mutu pelayanan juga merupakan alat komunikasi dan
puskesmas menurut Adhi Susano (2013) juga penyimpanan informasi kesehatan. Menurut
dinilai dengan melihat kecepatan, ketepatan, Permenkes Nomor
kelengkapan dan kejelasan informasi 269/Menkes/Per/III/2008 yang dimaksud
pelayanan yang diberikan melalui system rekam medis adalah berkas berisi catatan dan
informasi rekam medis. Puskesmas dokumen antara lain identitas pasien, hasil
merupakan pelayanan publik yang harus pemeriksaan, pengobatan yang telah
melakukan survei kepuasan masyarakat diberikan serta tindakan dan pelayanan lain
terhadap pelayanan kesehatan diwilayahnya. yang telah diberikan kepada pasien. Tujuan
Pada bulan Juni tahun 2016 Puskesmas Rekam Kesehatan adalah (1) pasien, rekam
Kertosono melakukan survei indeks kesehatan merupakan alat bukti utama yang
kepuasan masyarakat yang dilaksanakan oleh mampu membenarkan adanya pasien dengan
tim independent (Akbid Wimisada) diperoleh identitas yang jelas dan telah mendapatkan
hasil IKM 2,4 yang artinya dalam berbagai pemeriksaan dan pengobatan di
memberikan pelayanan Puskesmas sarana pelayanan kesehatan dengan segala
Kertosono termasuk kategori kurang baik. hasil serta konsekuensi biayanya. (2)
Untuk mewujudkan Puskesmas yang Pelayanan pasien, rekam kesehatan
efektif dan responsif maka diperlukan suatu mendokumentasikan pelayanan yang
budaya kerja karyawan yang baik dalam diberikan oleh tenaga kesehatan, penunjang
pemberian pelayanan kesehatan kepada medis dan tenaga lain yang bekerja dalam
pasien dan juga diperlukan alur rekam medik berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.
yang baik yang mampu menjawab secara Dengan demikian rekaman itu membantu
hukum pelayanan kesehatan kepada pasien. pengambilan keputusan tentang terapi,
Puskesmas Kertosono merupakan tindakan, dan penentuan diagnosis pasien.
Puskesmas perkotaan rawat jalan yang mana Rekam kesehatan juga sebagai sarana
dalam peningkatan mutu masih jauh dari komunikasi antar tenaga lain yang sama-
harapan masyarakat. Masih banyak keluhan sama terlibat dalam menangani dan merawat
dari pasien tentang pelayanan kesehatan yang pasien. Rekaman yang rinci dan bermanfaat
diberikan melalui kotak kepuasan, kotak menjadi alat penting dalam menilai dan
saran dan media sosial ataupun kritikan mengelola risiko alur. Selain itu rekam
langsung dari pasien. Oleh karena itu peneliti kesehatan setiap pasien juga berfungsi sebagai
tertarik mengambil judul penelitian tanda bukti sah yang dapat
“Pengaruh Budaya Kerja dan Alur Rekam dipertanggungjawabkan secara hokum. Oleh
Medik terhadap Kepuasan Pasien di UPTD karena itu rekam medis yang lengkap harus
Puskesmas Kertosono Kabupaten Nganjuk” setiap saat tersedia dan berisi data/informasi
Budaya kerja adalah nilai-nilai yang tentang pemberian pelayanan kesehatan
dimiliki oleh individu atau kelompok secara jelas. (3) Alur pelayanan, rekam
masyarakat, baik sebagai individu maupun kesehatan yang lengkap memuat
sebagai bagian dari sebuah organisasi yang segala aktivitas yang terjadi dalam alur
membentuk sikap dan mendorong individu pelayanan sehingga digunakan dalam
tersebut selalu berperilaku tertentu dalam menganalisis berbagai penyakit, menyusun
bekerja. Elemen budaya kerja terdiri dari pedoman praktik, serta untuk mengevaluasi
sikap terhadap pekerjaan dan perilaku kerja. mutu pelayanan yang diberikan. (4)
Faktor pembentuk budaya kerja antara lain Menunjang pelayanan, rekam kesehatan yang
nilai-nilai, kepribadian, pendidikan, rinci akan mampu menjelaskan aktivitas yang
berkaitan dengan penanganan sumber-

15
REVITALISASI Jurnal Ilmu Namajemen, Volume 6, Nomor 1, Maret 2017

sumber yang ada pada organisasi pelayanan asuransi. Rekam medis di Puskesmas
Puskesmas, menganalisa kecenderungan merupakan salah satu sumber data penting
yang terjadi dan mengomunikasikan yang nantinya akan diolah menjadi
informasi diantara klinik yang berbeda. (5) informasi. Jenis-jenis kartu atau status
Pembiyaan, rekam kesehatan yang akurat rekam medis yang ada di Puskesmas
mencatat segala pemberian pelayanan sangat bervariasi, tergantung sasarannya dan
kesehatan yang diterima pasien. Informasi ini berikut diagram alur rekam medik di
menentukan besarnya pembayaran yang Puskesmas:
harus dibayar, baik secara tunai atau melalui

Kepuasan adalah persepsi terhadap menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan


produk atau jasa yang telah memenuhi yang sama. Faktor-faktor yang
harapannya. Jadi kepuasaan pelanggan adalah mempengaruhi kepuasan adalah kualitas
hasil dari akumulasi konsumen atau produk atau jasa, harga, emosional, kinerja,
pelanggan dalam menggunakan produk atau estetika, karakteristik produk, pelayanan,
jasa. Kepuasan adalah model kesenjangan lokasi, fasilitas, komunikasi, suasana dan
antara harapan (standar kinerja yang desain visual.
seharusnya) dengan kinerja actual yang
diterima pelanggan (Nursalam, 2015). METODOLOGI
Kepuasan pasien merupakan salah satu Desain penelitian menggunakan
indikator kualitas pelayanan yang kita metode kuantitatif yang bersifat deskriptif,
berikan, dan kepuasan pasien adalah suatu mendeskripsikan atau menguraikan
modal untuk mendapatkan pasien lebih fenomena atau masalah di suatu tempat.
banyak lagi dan untuk mendapatkan pasien Populasi penelitian adalah pasien yang
yang loyal (setia). Pasien yang loyal akan berkunjung ke Puskesmas Kertosono selama
menggunakan kembali pelayanan kesehatan tahun 2016 sejumlah 84253 pasien. Sampel
yang sama bila mereka membutuhkan lagi. dalam penelitian ini sebesar 398 responden.
Bahkan telah diketahui bahwa pasien loyal Teknik sampling yang digunakan teknik
akan mengajak orang lain untuk sampling incidental. Alat pengumpul data

16
REVITALISASI Jurnal Ilmu Namajemen, Volume 6, Nomor 1, Maret 2017

menggunakan kuesioner dengan Tabel 4 Karakteristik Responden


menggunakan analisis diskriptif dan analisis Berdasarkan Pekerjaan
regresi berganda untuk menguji signifikan No Pekerjaan Frekuensi (%)
secara parsial (uji t) dan simultan (uji F) 1. Buruh tani 18 4.5
pengaruh variabel budaya kerja dan variabel 2.
alur rekam medik terhadap variabel kepuasan Wiraswasta 90 22.6
pasien. 3. Karyawan
116 29.1
Swasta
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.
Karakteristik Responden PNS 44 11.1
Tabel 1 Karakteristik Responden 5. Tidak
Berdasarkan Jenis Kelamin 130 32.7
Bekerja
No Jenis Frekuensi (%) Jumlah 398 100,0
Kelamin Sumber : Data Primer Responden, 2017
1. Laki-Laki 164 41.2 Berdasarkan tabel 4 responden terbanyak
2. Perempuan 234 58.8 adalah tidak bekerja (IRT) sebesar 32,7% dan
Jumlah terendah adalah bekerja sebagai buruh tani
398 100.0 sebanyak 4,5%.
Sumber : Data Primer Responden, 2017 Tabel 5 Karakteristik Responden
Berdasarkan tabel 1 responden sebanyak 58% Berdasarkan Kunjungan
berjenis kelamin perempuan dan 41,2% No Kunjungan Frekuensi (%)
berjenis kelamin laki-laki. 1.
Tabel 2 Karakteristik Responden Baru 122 30.7
Berdasarkan Umur 2. Lama 276 69.3
No Umur Frekuensi (%) Jumlah 398 100,0
1. <17 thn 19 4.8 Sumber : Data Primer Responden, 2017
2. 18-35 thn 104 26.1 Berdasarkan tabel 5 sebagian besar
3. 36-45 thn 160 40.2 responden sebanyak 69,3% adalah pasien
4. >45 thn 115 28.9 lama dan 30,7% adalah pasien baru.
Jumlah 398 100,0 Tabel 6 Karakteristik Responden
Sumber : Data Primer Responden, 2017 Berdasarkan Status
Berdasarkan tabel 2 bahwa responden No Status Frekuensi (%)
sebesar 40,2 % berada pada umur 36-45 1. Umum 60 15.1
tahun dan terendah 4,8 % pada usia <17 2. BPJS 338 84.9
tahun.
Jumlah 398 100,0
Tabel 3 Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan Sumber : Data Primer Responden, 2017
Berdasarkan tabel 6 diperoleh data sebesar
No Pendidikan Frekuensi (%)
84,9% pasien merupakan pasien
1. SD 9 2.3 BPJS/KIS/SPM dan 15,1% adalah pasien
2. SMP 49 12.3 umum.
3. SMU 306 76.9
4. PT 34 8.5
Jumlah 398 100,0
Sumber : Data Primer Responden, 2017
Berdasarkan tabel 3 bahwa responden
terbanyak adalah berpendidikan SMU sebesar
76,9% dan terendah berpendidikan SD
sebesar 2,3 %.

17
REVITALISASI Jurnal Ilmu Namajemen, Volume 6, Nomor 1, Maret 2017

Diagram 1 Deskriptif Budaya Kerja Dari kedua puluh satu variabel kepuasan
Puskesmas Kertosono pasien memiliki rata-rata skor 3 (cukup
setuju). Dengan demikian disimpulkan bahwa
kepuasan pasien terhadap pelayanan
kesehatan di Puskesmas cukup baik. Akan
tetapi Puskesmas harus terus meningkatkan
mutu pelayanan sehingga akan terbentuk
kepuasan pasien yang baik dan loyalitas
pasien
Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel B Beta t hitung Sig t


Sumber : Data Primer Responden, 2017
Dari kesembilan item budaya kerja hampir Budaya Kerja (X1) 0,293
0,13
2,675
0,00
seluruhnya memiliki rata-rata skor mendekati 3 8
3 (cukup setuju). Hal ini mengindikasikan Alur Rekam Medik (X2) 0,163
0,16
1,983
0,03
bahwa petugas Puskesmas Kertosono dalam 6 2
memberikan pelayanan perlu meningkatkan Konstanta 50,087 11,169 0,00
budaya kerja yang mendukung pelayanan t tabel 1,960
kesehatan terhadap pasien yang berkunjung. R 0,143
Diagram 2 Deskriptif Alur Rekam Medik R Square 0,200
Puskesmas Kertosono. Adjusted R Square 0,150
F hitung 4,107
Sig F 0,017
Y=50,087+0293X1+0,163X2
F tabel 3.04
Keterangan :
X1 : Budaya Kerja
X2 : Alur Rekam Medik
Y : Kepuasan
Dari hasil uji regresi menunjukkan nilai R
Square menunjukkan nilai sebesar 0,20 atau
Sumber : Data Primer Responden, 2017 20%, Artinya bahwa variabel Y dipengaruhi
Dari keenam item alur rekam medis sebesar 20% oleh budaya kerja dan alur
seluruhnya item rata-rata skor mendekati 3 rekam medik sedangkan sisa nya 80%
(cukup setuju). Dengan demikian dipengaruhi oleh variabel lain diluar 2
disimpulkan bahwa alur rekam medik di variabel bebas yang diteliti
UPTD Puskesmas Kertosono masih Hipotesa pertama, uji t terhadap
memerlukan evaluasi agar pelayanan di variabel budaya kerja didapatkan t hitung
UPTD Puskesmas Kertosono dapat berjalan sebesar 2,673 dan t tabel sebesar 1,96 dengan
dengan baik dan cepat sig t sebesar 0,008 pada α 0,05 maka t hitung
Diagram 3 Deskriptif Kepuasan Pasien (2,673) > t tabel (1,96) dan sig t (0,008) <
Puskesmas Kertosono 0,05 maka secara parsial variabel budaya
kerja berpengaruh signifikan terhadap
variabel kepuasan pasien.
Hipotesa kedua uji t terhadap
variabel budaya kerja didapatkan t hitung
sebesar 1,983 dan t tabel sebesar 1,96 dengan
sig t sebesar 0,032 pada α 0,05 maka t hitung
(1,983) > t tabel (1,96) dan sig t (0,032) <
0,05 maka secara parsial variabel alur rekam
medik berpengaruh signifikan terhadap
variabel kepuasan pasien.
Sumber : Data Primer Responden, 2017

18
REVITALISASI Jurnal Ilmu Namajemen, Volume 6, Nomor 1, Maret 2017

Nilai beta variabel budaya kerja terbuka, (b) Formalitas yang rendah, (c)
sebesar 0,293 dan nilai beta variabel alur Perluasan formalitas yang rendah, (d)
rekam medik sebesar 0,163, maka dapat Ketrampilan mendengar yang baik, (e)
disimpulkan bahwa variabel budaya kerja Kejelasan peran. Internalisasi budaya dalam
berpengaruh paling dominan terhadap keperawatan di kesehatan perlu
variabel kepuasan pasien. dipertahankan serta ditingkatkan sehingga
Hipotesa ketiga nilai F sebesar 4,107 sesuai dengan tujuan organisasi yang
(signifikansi F : 0,017) atau sig F < 5% memberikan mutu pelayanan yang baik
(0,017<0,05), Ho ditolak dan Ha diterima, kepada setiap pasien. Internalisasi budaya
artinya bahwa secara bersama-sama variabel kerja dalam organisasi
independent yang terdiri dari variabel variabel kesehatan/keperawatan sebagai sebuah
budaya kerja dan alur rekam medik penerapan penghayatan dan pengamanan
berpengaruh signifikan terhadap variabel system nilai, keyakinan, dan asumsi memiliki
kepuasan pasien. Hal ini berarti bila budaya pengaruh yang kuat pada petugas yang
kerja petugas dan alur rekam medik berhubungan dengan sikap kerja, seperti
ditingkatkan secara bersama-sama maka akan kepuasan kerja dan komitmen organisasi yang
berdampak pada peningkatan kepuasan pada akhirnya berkaitan dengan efektivitas
pasien dan sebaliknya budaya kerja petugas organisasi yang hasil akhirnya akan dapat
dan alur rekam medik menurun secara memenuhi harapan pasien dalam bentuk
bersama-sama maka akan mengakibatkan kepuasan pasien.
penurunan kepuasan pasien. Dengan Konsep rekam medis atau rekam
demikian hipotesis yang menduga secara kesehatan yang menggunakan format kertas
bersama-sama variabel independent yang maupun elektronik (RKE) menjelaskan
terdiri dari variabel variabel budaya kerja dan bahwa kedua format itu merupakan sarana
alur rekam medik terhadap variabel kepuasan pendokumentasian data / informasi utama di
pasien terbukti kebenarannya. sarana pelayanan kesehatan. Kedua format ini
Menurut Triguno (2002), budaya juga merupakan alat komunikasi dan
kerja adalah falsafah yang didasari oleh penyimpanan informasi kesehatan.
pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang Hasil uji t variabel alur rekam medik
menjadi sifat, kebiasaan, dan kekuatan di Puskesmas Kertosono menunjukkan t
pendorong, membudaya dalam kehidupan hitung sebesar 1,983 dengan signifikan t
suatu kelompok masyarakat atau organisasi, sebesar 0,032, karena signifikan lebih kecil
kemudian tercermin dari sikap menjadi 5% maka secara parsial variabel alur rekam
perilaku, kepercayaan, cita-cita, pendapat, dan medik berpengaruh signifikan terhadap
tindakan yang terwujud sebagai kerja atau kepuasan pasien. Artinya semakin baik alur
bekerja. rekam medik di Puskesmas Kertosono akan
Hasil uji t terhadap variabel budaya berdampak pada peningkatan kepuasan
kerja di Puskesmas Kertosono menunjukkan pasien dan sebaliknya bila alur rekam medik
t hitung sebesar 2,673 dengan signifikan t di Puskesmas Kertosono jelek maka akan
sebesar 0,008. Karena signifikan t lebih kecil berdampak pada penurunan kunjungan dan
dari 5% (0,008 < 0,05) maka secara parsial kepuasan pasien.
variabel budaya kerja berpengaruh signifikan Puskesmas merupakan bagian
terhadap variabel kepuasan pasien. Artinya penting dari sistem pelayanan kesehatan yang
semakin baik budaya kerja petugas di ada. Untuk meningkatkan kepuasan pasien,
Puskesmas Kertosono akan berdampak pada puskesmas harus senantiasa meningkatkan
peningkatan kepuasan pasien dan sebaliknya mutu pelayanan agar sesuai dengan yang
bila budaya kerja petugas di Puskesmas diharapkan, salah satunya dengan
Kertosono jelek maka akan berdampak pada peningkatan kualitas kerja. Pelayanan yang
penurunan kunjungan dan kepuasan pasien. bermutu tidak hanya pada pelayanan medis
Robbins (2006) menyampaikan hasil saja. Akan tetapi pelayanan penunjang seperti
dari beberapa penelitian lain bahwa ada lima penanganan rekam medis pasien juga
variabel yang secara rutin ditemukan dalam merupakan salah satu indikator mutu
budaya yang tanggap terhadap pelanggan pelayanan yang dapat diketahui melalui
yaitu : (a) Tipe karyawan yang ramah dan kelengkapan pengisian berkas rekam medis.

19
REVITALISASI Jurnal Ilmu Namajemen, Volume 6, Nomor 1, Maret 2017

Upaya peningkatan kualitas mutu supaya setiap pelayanan lansung masuk


pelayanan kesehatan di puskesmas sangat kedalam simpus. Untuk system seperti itu
tergantung dari tersedianya data dan jelas dibutuhkan Simpus Online, tersambung
informasi yang akurat, tepat waktu, dan dapat di semua unit tempat pelayanan. Dibutuhkan
dipertanggungjawabkan. Upaya tersebut biaya operasional yang cukup besar. Belum
dapat dilakukan apabila faktor manusia dalam lagi untuk pencatatan kunjungan luar gedung.
pengelolaan rekam medis memiliki Pencatatan data pasien selama ini di
pengetahuan dan keterampilan yang Puskesmas, biasanya berupa buku register,
profesional, serta ditunjang dengan sarana kemudian juga catatan berupa resep untuk
dan prasarana baik. Menurut Peraturan obat. Untuk kunjungan luar gedung, data
Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang disetor biasanya sudah berupa
Nomor 269/MenKes/PER/III/2008, rekam rekapitulasi yang akurasi dan kevalidan
medis merupakan berkas yang berisikan datanya bisa dipertanyakan. Alur rekam
catatan dan dokumen tentang identitas medik yang ada di Puskesmas Kertosono
pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan masih menggunakan dua system yaitu manual
dan pelayanan lain yang telah diberikan berupa kartu rawat jalan dan computer
kepada pasien. Oleh karena itu, rekam medis berupa software SMIK dan Pcare Online,
merupakan catatan yang mencerminkan sehingga dua system yang dilakukan
segala informasi penting yang menyangkut memerlukan waktu tunggu yang cukup lama
pasien, menjadi dasar untuk menentukan kurang lebih 10 menit per pasien. Untuk
tindakan yang lebih lanjut dalam upaya melakukan alur rekam medik mulai dari
pelayanan medis. Data rekam medis, ruangan pendaftaran sampai ke tempat
khususnya data sosial pasien merupakan pelayanan dan kembali ke ruang rekam medik
lembaran pertama dari rekam medis sehingga sesuai SOP Puskesmas Kertosono dalam
bisa dikatakan bahwa data sosial awal dari waktu 24 jam.
penyelenggaraan rekam medis yang harus Dari hasil perhitungan didapat nilai F
diisi dengan lengkap agar dapat menghasilkan sebesar 4,107 (signifikansi F : 0,017) atau sig
informasi yang lengkap dan berguna untuk F < 5% (0,017<0,05), Ho ditolak dan Ha
mengetahui secara akurat latar belakang diterima, artinya bahwa secara bersama-sama
pasien. Dalam rangka meregenerasi berkas variabel independent yang terdiri dari variabel
rekam medis, belum lama ini Puskesmas variabel budaya kerja dan alur rekam medik
Kertosono mengimplementasikan sistem berpengaruh signifikan terhadap variabel
personal folder dalam penanganan berkas kepuasan pasien. Hal ini berarti bila budaya
rekam medisnya. Hal ini bertujuan agar kerja petugas dan alur rekam medik
informasi/ data pasien dapat tercatat dengan ditingkatkan secara bersama-sama maka akan
jelas dan lengkap pada berkas rekam medis. berdampak pada peningkatan kepuasan
Selain itu, agar pasien mendapatkan pasien dan sebaliknya budaya kerja petugas
pelayanan yang lebih cepat apabila pasien dan alur rekam medik menurun secara
yang bersangkutan kembali periksa pada bersama-sama maka akan mengakibatkan
waktu berikutnya. Pembuatan rekam medis penurunan kepuasan pasien. Dari hasil uji
pasien di Puskesmas disesuaikan dengan regresi menunjukkan nilai R Square
domilisi pasien tersebut, sehingga akan menunjukkan nilai sebesar 0,20 atau 20%,
mempermudah pencarian berkas apabila Artinya bahwa variabel Y dipengaruhi sebesar
pasien datang namun lupa membawa 20% oleh budaya kerja dan alur rekam medik
identitas kunjungan. Berkas rekam medis sedangkan sisa nya 80% dipengaruhi oleh
dibedakan menggunakan warna pada sisi variabel lain diluar 2 variabel bebas yang
rekam medis. diteliti.
Menurut Gavinov & Sumantri (2016) Variabel yang memiliki nilai beta
banyak pilihan yang bisa dipilih supaya data tertinggi adalah variabel paling dominan
bisa masuk ke komputer. Dan ini tergantung pengaruhnya terhadap variabel terikat. Pada
dari kemampuan dan kemauan dari penelitian ini diperoleh nilai beta variabel
Puskesmas yang bersangkutan. Puskesmas budaya kerja sebesar 0,293 dan nilai beta
bisa membangun satu system terpadu variabel alur rekam medik sebesar 0,163,
Simpus, setiap ruangan diberi computer, maka dapat disimpulkan bahwa variabel

20
REVITALISASI Jurnal Ilmu Namajemen, Volume 6, Nomor 1, Maret 2017

budaya kerja berpengaruh paling dominan Hal ini perlu dipikirkan dan ditindaklanjuti
terhadap variabel kepuasan pasien. Untuk mengingat selama ini penelitian yang diajukan
meningkatkan kunjungan pasien dan kurang menyentuh factor-faktor yang
kepuasan pasien maka diperlukan budaya mempengaruhi kepuasaan yang lainnya.
kerja yang baik tanpa mengabaikan Bagi praktisi yang berminat pada
peningkatan alur rekam medik. pengembangan budaya kerja dan alur rekam
medik disarankan melihat factor yang dan
KESIMPULAN stategi Puskesmas tentang kepuasan yang ada
Elemen budaya kerja terdiri dari di Puskesmas sehingga dapat meningkatkan
sikap suka bekerja, rasa tanggungjawab, rasa kepuasan pasien dan membentuk pasien yang
berkorban dan elemen prilaku disiplin, kerja loyal.
keras, kreatif, kerja sama, mandiri serta suka Bagi pemerintah agar Puskesmas di
membantu rekan kerja. Budaya kerja di daerah Kabupaten Nganjuk ditingkatkan
Puskesmas Kertosono berpengaruh fasilitas sarana dan prasarana untuk
signifikan terhadap kepuasan pasien. mendukung proses pelayanan kesehatan
Alur rekam medik di Puskesmas sehingga indeks kepuasaan pasien dapat baik.
Kertosono secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap kepuasan pasien. Artinya DAFTAR PUSTAKA
semakin baik alur rekam medik di Puskesmas
Kertosono akan berdampak pada Budiarto. 2014. Metodologi Penelitian Kedokteran,
peningkatan kepuasan pasien dan sebaliknya Sebuah Pengantar. EGC. Jakarta
bila alur rekam medik di Puskesmas Buchari Lapau. 2015. Metode Penelitian
Kertosono jelek maka akan berdampak pada Kesehatan. Yayasan Pustaka OBOR.
penurunan kunjungan dan kepuasan pasien. Jakarta
Kepuasan adalah perasaan senang Bustami. 2011. Penjamin Mutu Pelayanan
atau kecewa seseorang yang muncul setelah Kesehatan & Akseptabilitasnya. Erlangga.
membandingkan antara persepsi atau Jakarta
kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu Chrisyanti Dewi, Irra. 2014. Sistem Informasi
produk dan harapan-harapannya. Hasil Sumber Daya Manusia. Prestasi Pustaka.
penelitian ini juga dapat disimpulkan bahwa Jakarta
budaya kerja dan alur rekam medik Dedi Alamsyah. 2012. Alur Pelayanan
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan Kesehatan. Mulia Medika. Yogyakarta
pasien. Hal ini berarti bila budaya kerja Edi Riadi. 2016. Statistika Penelitian. CV. Andi
petugas dan alur rekam medik ditingkatkan Offset. Yogyakarta
secara bersama-sama maka akan berdampak Fandy Tjiptono & Anastasia Diana. 2015.
pada peningkatan kepuasan pasien dan Pelanggan Puas Tak Cukup. Andi.
sebaliknya budaya kerja petugas dan alur Yogyakarta
rekam medik menurun secara bersama-sama Fandy Tjiptono & Anastasia Diana. 2003.
maka akan mengakibatkan penurunan Total Quality Management. Andi.
kepuasan pasien. Pada penelitian ini juga Yogyakarta
dapat disimpulkan bahwa budaya kerja Gde Muninjaya. 2014. Alur Mutu Pelayanan
berpengaruh paling dominan terhadap Kesehatan. EGC. Jakarta
kepuasan pasien dibandingkan dengan Hatta, Gemala. 2014. Pedoman Alur Informasi
variabel-variabel lainnya. Untuk Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan.
meningkatkan kunjungan pasien dan Universitas Indonesia. Jakarta
kepuasan pasien maka diperlukan budaya Hidayat Azis Alimul. 2007. Metode Penelitian
kerja yang baik tanpa mengabaikan Kebidanan Teknik Analisis Data.
peningkatan alur rekam medik. Salemba Medika. Jakarta
Bagi peneliti yang mengembangkan Korompis, Grace. 2014. Organisasi dan Alur
penelitian ini sebagai tambahan teori untuk Kesehatan. EGC. Jakarta
referensi penelitian selanjutnya disarankan Notoadmojo, Soekidjo. 2012. Metode Penelitian
untuk lebih memperluas objek penelitian dan Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta
variable penelitian yang berhubungan dengan
factor yang mempengaruhi kepuasan pasien.

21
REVITALISASI Jurnal Ilmu Namajemen, Volume 6, Nomor 1, Maret 2017

Nursalam. 2007. Konsep dan Penerapan


Metodologi Ilmu Keperawatan. Salemba
Medika. Jakarta
Satrianegara, Faiz. 2014. Organisasi dan Alur
Pelayanan Kesehatan. Salemba. Jakarta
Sharon B Buchbinder & Nancy H Shanks.
2014. Alur Pelayanan Kesehatan. EGC.
Jakarta
Siregar, Sofyan. 2015. Statistik Parametrik
Untuk Penelitian Kuantitatif. Sinar
Grafika Offset. Jakarta
Soemantri, Nervan & Ivan Tinardi. 2016.
Sistem Informasi Kesehatan. Parama
Publishing. Yogyakarta
Sudarmanto, Gunawan. 2013. Statistik
Terapan Berbasis Komputer. Mitra
Wacana Media. Bandar Lampung
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian.
Alpabeta. Bandung
Suparyadi. 2015. Alur Sumber Daya Manusia.
CV. Andi Offset. Yogyakarta
Yoga Aditama, Tjandra. 2010. Alur
Administrasi Rumah Sakit. Universitas
Indonesia. Jakarta
Wibisono. 2008. Biostatistik Penelitian
Kesehatan. Duatujuh. Surabaya

22

You might also like