You are on page 1of 10

PENGARUH PROFESIONALISME BIDAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN

KESEHATAN IBU DAN ANAK DI PUSKESMAS TATELU

LIVEN JOLANDA TUEGEH


PATAR RUMAPEA
HELLY F. KOLONDAM

Abstract: this research aims to determine the influence of midwives profesionalisme on the quality of maternal and child
health services at tatelu Community Health Center in Dimembe Sub-District North Minahasa Regency. This research uses
quantitative method. The respondents in this research amounted to 36 patients were health visitors of maternal and child
at tatelu community health centre. Instrument and data collection techniques used are questionnaires and assited by
interviews and observation. The data analysis techniques used for hypothesis testing is the correlation coefficient analysis
and simple linear regression analysis assited by SPSS 21.0 data processing program. Based on the result of this study,
midwives professionalism has a significant effect on the quality of maternal and child health services at tatelu community
health centre. The result of the analysis in this study showed that there is a positive relationship between midwives
professionalism variables and maternal and child health service quality variables with r-count = 0,766 greater than t-table
with df (N-2 = 36-2 = 34) at level 0,01 = 0.2785. If inserted into a simple regresstion equation then the value is Y = 1,336 +
0,971 X + e, with correlation coefficient (R) = 0,766. This number indicates that the relationship between the independent
variable (X) and the dependent variable (Y) in the “strong” category as proposed by sugiyono is at the interval of 0,60-
0,799. The correlation and determination of midwives professionalism variable on the quality of maternal and child health
services is real and significant at 0,01 or 99% confidence level, as shown in the significant test (t-test) where the t-count =
6,958 is far greater that t-tabel value at significance level of 0,01. As for the hypothesis put forward by the author is the
alternative (Ha) states that “the higher (good) level of midwives professionalism, the higher the quality of maternal and
child health services” has been tested and real, can be accepted convincingly. Then the determination coefficient value
(R2) = 0,587 indicates that the variable (X) of midwives professionalism contributes 58, 7% to the development of variable
(Y) quality of maternal and child health services at tatelu community health centre in dimembe sub-district north
minahasa regency, while the remaining 41, 3% is influenced by other factors that are outside of this research.

Keyword: professionalism, midwives, quality, health services.

PENDAHULUAN tersebut merupakan pelayanan yang


Penyelenggaraan pelayanan publik berkualitas. Sebaliknya jika layanan yang
atau penyelenggara merupakan institusi diberikan tidak sesuai dengan harapan
penyelenggara negara, korporasi, lembaga pengguna layanan, maka dapat dikatakan
independen yang dibentuk berdasarkan pelayanan tersebut tidak berkualitas. Baik
Undang-Undang untuk kegiatan pelayanan buruknya kualitas layanan bukan berdasarkan
publik, dan badan hukum lain yang dibentuk sudut pandang atau persepsi penyedia
semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik. jasa/layanan melainkan berdasarkan pada
Pemerintah sebagai aktor utama dalam persepsi konsumen dan aturan atau ketentuan
penyelenggaraan pelayanan publik harus tentang kualitas pelayanan. Banyaknya
memiliki kualitas pelayanan publik yang permasalahan dalam pelayanan kesehatan ibu
benar- benar berkualitas bagi masyarakat. dan anak, menjadi perhatian penting
Kualitas pelayanan pubik merupakan suatu pemerintah sehingga pemerintah
kondisi dimana tercipta hubungan yang mengupayakan fasilitas kesehatan. Dalam
dinamis antara pengguna maupun pemberi Peraturan Menteri Kesehatan Republik
layanan, baik jasa, manusia. Pelayanan publik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
berkaitan erat dengan kemampuan, daya Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah
tanggap, ketepatan waktu, dan sarana fasilitas pelayanan kesehatan yang
prasarana yang tersedia. Apabila layanan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
diberikan sudah sesuai dengan yang masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan
diharapkan oleh pengguna layanan, maka tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
dapat dikatakan pelayanan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat Berdasarkan observasi awal terdapat
yang setinggi-tingginya. Puskesmas beberapa permasalahan yang berkaitan dengan
merupakan unit pelaksana teknis dinas profesionalisme bidan di Puskesmas Tatelu
kesehatan kabupaten atau kota yang Kecamatan Dimembe yaitu seperti :
bertanggungjawab menyelenggarakan 1. Rasa ketidaknyamanan yang muncul dari
pembangunan kesehatan di wilayah kerja sikap kurang ramah yang ditunjukkan oleh
(Depkes RI, 2004). Puskesmas bidan pada saat melakukan pemeriksaan,
menyelenggarakan upaya kesehatan yang seperti pelayanan kepada pasien tanpa ada
bersifat menyeluruh, terpadu, merata, dapat senyum, salam sapa, sopan dan santun
diterima dan dijangkau oleh masyarakat, sehingga terjadi kesenjangan antara pasien
dengan peran aktif masyarakat dan dan bidan, hal ini menyebabkan pasien
menggunakan hasil pengembangan ilmu tidak menyampaikan sepenuhnya keluhan
pengetahuan dan teknologi tepat guna dengan atau masalah kehamilan yang pasien
biaya yang dapat dipikul oleh pemerintah dan rasakan, sehingga pemeriksaan yang
masyarakat. Upaya kesehatan tersebut dilakukan terhadap ibu hamil tidak
diselenggarakan dengan menitikberatkan memadahi.
kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna 2. Permasalahan juga muncul dari sikap yang
mencapai derajat kesehatan yang optimal tanpa kurang profesional bidan dalam
mengabaikan mutu pelayanan kepada memberikan palayanan dengan
perorangan. memberbeda-bedakan pasien, contohnya
`Adapun fokus upaya kesehatan wajib di seperti pemeriksaan atau tindakan yang
Puskesmas adalah upaya Kesehatan Ibu dan dilakukan kepada pasien yang mempunyai
Anak (KIA) serta keluarga berencana (KB) hubungan pertemanan atau punya hubungan
(Efendi dan Makhfudli, 2009). Masalah kekeluargaan, bidan akan cenderung
kesehatan Ibu dan Anak menjadi salah satu memberikan pelayanan sebaik mungkin,
permasalahan penting yang dihadapi bangsa secara aktif dan perhatian lebih kepada
Indonesia dan membutuhkan perhatian khusus pasien tersebut, akan sangat berbeda dengan
dari pemerintah karena begitu banyak masalah pelayanan yang diberikan kepada
pada kelompok kesehatan ibu dan anak, yang masyarakat yang tidak mempunyai
ditandai dengan masih tingginya Angka hubungan apapun dengan bidan tersebut,
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian sehingga bidan akan cenderung besikap
Bayi (AKB), dan berbagai penyakit yang bisa pasif dan kurang perduli. Sikap bidan
menyerang Ibu dan Anak. seperti ini mengakibatkan kualitas
Adapun tenaga profesional yang pelayanan yang dirasakan masyarakat tidak
bertanggungjawab langsung dan bekerja merata.
sebagai mitra perempuan dalam memberikan 3. Lamanya waktu yang dibutuhkan bidan
dukungan yang diperlukan seperti, asuhan dan untuk pemeriksaan setiap pasien juga
saran kehamilan, persalinan serta memberikan menjadi penyebab terjadinya penumpukkan
perawatan pada bayi baru lahir dan bayi-bayi pasien, sehingga proses pemeriksaan ibu
lainnya sepenuhnya menjadi hamil berjalan lamban dan pada akhirnya
tanggungjawabnya sendiri. Tapi pada ada pasien yang kembali tanpa melakukan
kenyataannya banyak bidan yang kurang pemeriksaan. Berdasarkan latar belakang
profesional dalam menjalankan tugas dan masalah diatas, penulis tertarik untuk
tanggungjawabnya. Pentingnya peran seorang meneliti tentang “Pengaruh
bidan dalam menanggulangi permasalahan Profesionalisme Bidan Terhadap Kualitas
kesehatan ibu dan anak, menjadi tugas pokok Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak di
seorang bidan. Puskesmas Tatelu”.
LANDASAN TEORI mampu memperlakuan yang sama atas
Konsep Profesionalisme pelayanan yang diberikan. Secara konsisten
Siagian (2000:163) menyatakan bahwa yang memberikan pelayanan yang berkualitas
dimaksud dengan profesionalisme adalah kepada semua pihak tanpa memandang suku,
keandalan dalam pelaksanaan tugas, sehingga ras, status sosial dan sebagainya.
terlaksana dengan mutu tinggi, waktu yang 3. Pengawasan
tepat, cermat, dan dengan prosedur yang Adanya pengawasan yang ketat atas perilaku
mudah dipahami dan diikuti oleh pelanggan. pekerja melalui kode-kode etik yang dihayati,
Terbentuknya aparatur profesional menurut sehingga setiap profesi harus siap menerima
pendapat tersebut memerlukan pengetahuan tanggungjawab atas apapun yang ia kerjakan.
dan ketrampilan khusus yang dibentuk melalui Setiap profesi harus memegang teguh kode
pendidikan dan pelatihan sebagai instrument etik dan prinsip-prinsip yang ditetapkan
pemutakhiran. institusi. Pengawasan terkait erat dengan
Karakteristik Profesionalisme instrumen untuk kegiatan kontrol terutama
Profesionalisme mencerminkan sikap dalam hal pencapaian hasil pada pelayanan
seseorang terhadap profesinya. Secara publik dan menyampaikannya secara
sederhana, profesionalisme yang diartikan transparan kepada masyarakat.
perilaku, cara, dan kualitas yang menjadi ciri 4. Sistem balas jasa
suatu profesi. Seseorang dikatakan Sistem balas jasa (berupa uang, promosi,
professional apabila pekerjannya memiliki ciri jabatan dan kehormatan) yang merupakan
standar teknis atau etika suatu profesi (Oerip lambang prestasi kerja seorang yang memiliki
dan Uetomo, 2000 : 264 - 265). profesi. Sistem balas jasa merupakan salah satu
Ada empat sifat yang dianggap mewakili sikap komponen penting jika kita membicarakan
profesionalisme menurut Harefa masalah profesi dan kerja. Sistem balas jasa,
(2004).sebagai berikut : merupakan sesuatu yang diterima pegawai
1. Keterampilan sebagai penganti kontribusi jasa profesi. sistem
Keterampilan yang tinggi yang didasarkan balas jasa diharapkan mampu meningkatkan
pada pengetahuan teoritis dan sistematis, sikap profesionalisme pegawai.
Kemampuan/keterampilan adalah kapasitas Kualitas Pelayanan
seorang individu untuk melakukan beragam Menurut Kotler dan Armstrong (2012)
tugas dalam suatu pekerjaan. Keterampilan berpendapat bahwa kualitas pelayanan harus
berasal dari kata terampil yang berarti cakap, dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir
mampu, dan cekatan dalam menyelesaikan pada persepsi pelanggan. Lewis dan Booms
tugas dan pekerjaannya. Keterampilan yang (Tjiptono, 2008) mengatakan, kualitas
didasari pengetahuan teoritis dan sistematis pelayanan bisa diartikan sebagai ukuran
merupakan suatu kesatuan yang terorganizir seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan
yang biasanya terdiri dari fakta dan prosedur mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan.
yang diterapkan secara langsung terhadap Dalam penelitian Pasuraman et al. (Bustami,
untuk menunjang keterampilan yang dimiliki. 2011), terdapat lima dimensi utama yang
2. Pemberian jasa dan pelayanan disusun sesuai urutan tingkat kepentingan
Pemberian jasa dan pelayanan yang altruitis relatifnya yang disebut dengan Servqual
artinya lebih berorientasi kepada kepentingan (Service Quality). Kelima dimensi tersebut
umum di bandingkan dengan kepentingan adalah sebagai berikut.
pribadi, seorang yang profesional dituntut a. Kehandalan (reliability)
untuk mampu memberikan pelayanan yang Setiap pelayanan memerlukan bentuk
alturitis agar dapat menjunjung tinggi pelayanan yang handal, artinya dalam
profesionalisme. Pemberian jasa dan memberikan pelayanan, setiap pegawai
pelayanan juga harus
diharapkan memiliki kemampuan dalam e. Bukti fisik (tangible)
pengetahuan, keahlian, kemandirian, Pengertian bukti fisik dalam kualitas layanan
penguasaan dan profesionalisme kerja yang adalah bentuk aktualisasi nyata secara fisik
tinggi, sehingga aktivitas kerja yang dikerjakan dapat terlihat atau digunakan oleh pegawai
menghasilkan bentuk pelayanan yang sesuai dengan penggunaan dan
memuaskan, tanpa ada keluhan dan kesan yang pemanfaatannya yang dapat dirasakan
berlebihan atas pelayanan yang diterima oleh membantu pelayanan yang diterima oleh orang
masyarakat yang menginginkan pelayanan, sehingga puas
b. Empati (empathy) atas pelayanan yang dirasakan, yang sekaligus
Setiap kegiatan atau aktivitas pelayanan menunjukkan prestasi kerja atas pemberian
memerlukan adanya pemahaman dan pelayanan yang diberikan.
pengertian dalam kebersamaan asumsi atau
kepentingan terhadap suatu hal yang berkaitan Pengaruh Profesionalisme Bidan terhadap
dengan pelayanan. Pelayanan akan berjalan Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan
dengan lancar dan berkualitas apabila setiap Anak Profesionalisme merupakan faktor
pihak yang berkepentingan dengan pelayanan penting dalam mempengaruhi kualitas suatu
memiliki adanya rasa empati dalam pelayanan. Baik atau buruknya suatu
menyelesaikan atau mengurus atau memiliki pelayanan ditentukan oleh profesionalisme
komitmen yang sama terhadap pelayanan. seorang tenaga ahli. Suatu pelayanan tidak
Empati dalam suatu pelayanan adalah adanya akan mampu menunjukkan eksistesi tanpa
suatu perhatian, keseriusan, simpatik, adanya profesionalisme. Profesionalisme
pengertian dan keterlibatan pihak - pihak yang adalah sebutan yang mengacu kepada sikap
berkepentingan dengan pelayanan untuk dalam bentuk komitmen dari para anggota
mengembangkan dan melakukan aktivitas suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan
pelayanan sesuai dengan tingkat pengertian pelayanan yang prima dan senantiasa
dan pemahaman dari masing-masing pihak meningkatkan kualitas dalam pemberian
tersebut. pelayanan. Dan bidan merupakan profesi yang
c. Jaminan (assurance) diakui secara nasional maupun internasional
Setiap bentuk pelayanan memerlukan adanya oleh sejumlah praktisi diseluruh dunia. Tugas
kepastian atas pelayanan yang diberikan. utama yang menjadi tanggungjawab praktik
Bentuk kepastian dari suatu pelayanan sangat profesi bidan memiliki tujuan untuk
ditentukan oleh jaminan dari pegawai yang meningkatkan kesehatan ibu, anak dan
memberikan pelayanan, sehingga orang yang keluarga berencana dalam rangka mewujudkan
menerima pelayanan merasa puas dan yakin kesehatan keluarga dan masyarakat.
bahwa segala bentuk urusan pelayanan yang Sementara itu kualitas pelayanan adalah segala
dilakukan atas tuntas dan selesai sesuai dengan bentuk aktivitas yang dilakukan oleh
kecepatan, ketepatan, kemudahan, kelancaran perusahaan/pemerintah guna memenuhi
dan kualitas layanan yang diberikan. harapan masyarakat. Pelayanan dalam hal ini
d. Daya tanggap (responsiveness) diartikan sebagai jasa atau service yang
Setiap pegawai dalam memberikan bentuk- disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa
bentuk pelayanan, mengutamakan aspek kemudahan, kecepatan, hubungan, kemampuan
pelayanan yang sangat mempengaruhi perilaku dan keramah tamahan yang ditujukan melalui
orang yang mendapat pelayanan, sehingga sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan
diperlukan kemampuan daya tanggap dari untuk kepuasan masyarakat.
pegawai untuk melayani masyarakat sesuai Untuk itu, kualitas pelayanan kesehatan ibu
dengan tingkat penyerapan, pengertian, dan anak sangat ditentunkan oleh
ketidaksesuaian atas berbagai hal bentuk profesionalisme seorang bidan dalam
pelayanan yang tidak diketahuinya. memberikan pelayanan,
sehingga dapat memenuhi kualitas pelayanan Waktu dan Tempat
kesehatan ibu dan anak. Penelitian ini dilaksanakan di Pusat Kesehatan
Kerangka Berfikir Masyarakat (Puskesmas) Tatelu Kec.
Sebagai salah satu aspek utama dalam Dimembe. Penelitian ini rencananya akan
pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan, dilaksanakan selama 2-3 minggu.
profesionalisme bidan yang baik dapat Populasi dan Sampel
memberikan pengaruh yang sangat kuat dalam Riduwan (66 :2013) mengungkapkan bahwa
pelayanan kesehatan ibu dan anak. Kemudian populasi merupakan objek atau subjek yang
secara langsung akan berdampak pada kualitas berada pada suatu wilayah dan memenuhi
pelayanan kesehatan ibu dan anak. syarat-syarat tertentu berkaitan dengan
Adapun alur pemikiran teoritis dalam masalah penelitian. Dalam penelitian ini, yang
penelitian ini dapat digambarkan sebagai menjadi populasi adalah seluruh pengunjung di
berikut : Poli Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) / Keluarga
Variabel (X) Variabel (Y)
Profesionalism e Kualitas Pelayanan Berencana (KB) di Pusat Kesehatan
Bidan Masyarakat (Puskesmas) Tatelu Kec.
Dimembe. Roscoe (1982) menyatakan bahwa
ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari
500 subjek adalah tepat untuk kebanyakan
Hipotesis penelitian. Untuk itu, dalam penelitian ini
Burhan Bungin (2005:75), menyatakan bahwa diketahui 36 pasien sebagai responden yang
“ Hipotesis adalah suatu kesimpulan yang akan diambil sebagai sampel penelitian.
masih kurang atau kesimpulan yang masih Adapun subjek penelitian yang akan diambil
belum sempurna, sehingga perlu di adalah pengunjung di Poli Kesehatan Ibu dan
sempurnakan dengan membuktikan kebenaran Anak (KIA) / Keluarga Berencana (KB) di
melalui penelitian. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)
Adapun hipotesis yang penulis kemukakan Tatelu Kec. Dimembe dengan menggunakan
adalah : accidental sampling atau sampling peluang.
Hipotesis Alternatif (Ha)
Semakin tinggi (baik) tingkat profesionalisme Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
bidan, maka semakin tinggi kualitas pelayanan Sugiyono, (45 :2004) menyatakan bahwa
kesehatan ibu dan anak. variabel adalah suatu atribut atau sifat dari
orang, objek atau kegiatanyang mempunyai
METODE PENELITIAN variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian
Jenis Penelitian untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
Jenis penelitian ini menggunakan teknik Variabel yang digunakan dalam penelitian ini
observasional analitik dengan rancangan Cross adalah sebagai berikut :
Sectional, yaitu untuk mengetahui hubungan
antar variabel profesionalisme bidan dengan Variabel Bebas (Independent Variabel)
kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak. Variabel bebas atau independet variabel adalah
Penelitian ini bersifat kuantitatif karena variabel yang menjadi sebab perubahan atau
menggunakan data yang memerlukan berubahnya variabel terikat/dependent
perhitungan dan menggunakan analisis (Sugiyono, 2004). Dalam penelitian ini yang
kuantitatif untuk memberikan gambaran menjadi variabel bebas adalah Profesioanlisme
tentang data-data yang telah diperoleh Bidan yang diberi notasi X
sehingga dapat lebih jelas dipahami. Pada Definisi operasional dari variabel penelitian ini
penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu dan menjadi indikator – indikator pengukur
profesionalisme bidan sebagai variabel X dan pada penilaian ini sebagai berikut :
kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak
sebagai variabel Y.
Profesionalisme Bidan (X) : Profesionalisme Data sekunder yaitu sumber yang secara tidak
adalah Menurut Andrias Harefa (2004:137) langsung memberikan data kepada pengumpul
bahwa profesionalisme pertama - tama adalah data, (Sugiyono :2004:129). Data sekunder
soal sikap. Lalu dia mengatakan ada beberapa yang digunakan dalam penelitian ini berupa
hal yang dapat dianggap mewakili sikap data mengenai profil organisasi yang meliputi
profesionalisme dan merupakan indikator sejarah organisasi, visi dan misi, struktur
dalam penelitian ini yaitu : organisasi, dan data jumlah pegawai dan
a. Keterampilan tinggi, sebagainya.
b. Pemberian jasa yang berorientasi pada
kepentingan umum, Teknik Pengumpulan Data
c. Pengawasan yang ketat atas perilaku kerja, 1. Kuesioner
d. Suatu sistem balas jasa yang merupakan Kuesioner dilakukan dengan memberikan
lambang prestasi kerja. daftar sejumlah pertanyaan kepada responden
dengan harapan responden memberikan respon
Variabel Terikat (Dependent Variabel) terhadap pertanyaan yang ada di dalam
Variabel terikat atau dependent variabel adalah kuesioner.
variabel yang dipengaruhi data akibat karena 2. Studi Pustaka
adanya variabel bebas (independent). Variabel Studi pustaka merupakan metode
terikat dalam penelitian ini adalah Kualitas pencarian informasi dari buku-buku dan
Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak yang sumber lain yang terkait dengan masalah
diberi notasi Y. dalam penelitian.
Definisi operasional dari variabel penelitian, 3. Wawancara
dan indikator – indikator pada penilaian ini, Teknik pengumpulan data ini mendasarkan
sebagai berikut : diri pada laporan tentang diri sendiri atau self-
Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan
(Y) : Dalam penelitian Pasuraman et al. dan atau keyakinan pribadi (Sugiyono,
(Bustami, 2011), terdapat lima dimensi utama 134:2004).
yang disusun sesuai urutan tingkat kepentingan
relatifnya yang disebut dengan Servqual Uji Validitas dan Reliabilitas
(Service Quality). Kelima dimensi tersebut 1. Uji validitas
adalah sebagai berikut : Digunakan oleh peneliti untuk mengukur data
a. Kehandalan (reliability) yang telah didapat setelah penelitian, yang
b. Empati (empathy) merupakan data yang valid dengan alat ukur
c. Jaminan (assurance) yang digunakan yaitu kuesioner.
d. Daya tanggap (responsiveness) 2. Uji reliabilitas
e. Bukti fisik (tangible) Uji reliabilitas akan dapat menunjukan
konsistensi dari jawaban - jawaban responden
Jenis dan Sumber Data yang terdapat pada kuesioner. Uji ini dilakukan
1. Data Primer setelah uji validitas dan yang diuji merupakan
Data primer merupakan sumber data langsung pertanyaan yang sudah valid. Suatu instrumen
memberikan data pada pengumpul data dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih
(Sugiyono, 2004:129). Data penelitian yang besar dari batasan dengan kriteria suatu
diperoleh secara langsung dari sumber asli instrumen dikatakan konsisten (reliabel) jika
(responden tidak melalui media perantara). koefisien alpha hitung > 0,60 (Ghozali
Pengumpulan data dari penelitian ini berasal 2011:47).
dari responden yang telah mengisi kuesioner
yang telah dibagikan. Teknik Analisis Data
1. Data Sekunder 1. Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif persentase.
Metode ini digunakan untuk mengkaji
variabel yang
ada pada penelitian yaitu Profesionalisme y = Variabel terikat
Bidan (X) dan Kualitas Pelayanan Kesehatan Adapun menurut Sugiyono (2008:231) untuk
Ibu dan Anak di Puskesmas Tatelu (Y). menginterprestasikan suatu hasil penelitian
Deskriptif persentase ini diolah dengan cara korelasi sebagai berikut :
frekuensi dibagi dengan jumlah responden Tabel 2. Koefisien Korelasi
dikali 100 persen, seperti dikemukan Sudjana Koefisiensi Korelasi Tingkat Hubungan
(2001: 129) adalah sebagai berikut:
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
P = 𝑓 x 100 0,20 – 0,399 Rendah
𝑛
Keterangan : 0,30 – 0,599 Sedang
P : Persentase 0,60 – 0,799 Kuat
f : Frekuensi 0,80 – 1,00 Sangat Kuat
n : Jumlah responde HASIL DAN PEMBAHASAN
100% : Bilangan tetap Adapun hasil ditribusi frekuensi responden
mengenai penilaian/pengukuran variabel
profesionalisme bidan di Puskesmas Tatelu
2. Analisis Koefisien Korelasi sebagai berikut :
Analisis Regresi Sederhana digunakan untuk Rentang score
melakukan prediksi, bagaimana perubahan Variabel Kualitas
nilai variabel dependen bila nilai variabel Pelayanan
dinaikan atau diturunkan nilainya F
(dimanipulasi) Adapun rumus dari Sugiono %
(2004:211) diketahui bahwa
Rumus : %
Y = a + bX + e Tinggi/baik (score 38-50)
Keterangan : 35 97,2
Y = Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu dan Sedang/cukup baik (score 25-37)
Anak 1 2,8
X = Profesionalisme Bidan Rendah/kurang baik (score 10-24)
a = Nilai intercept (konstan) - -
b = Koefisien regresi
e = Standar eror Jumlah 36 100
3. Analisis Regrisi
Analisis ini digunakan untuk mengetahui Berdasarkan hasil perhitungan distribusi
seberapa besar tingkat keeratan atau kekuatan frekuensi diatas, dapat dilihat bahwa sebanyak
hubungan antara Profesionalisme bidan 35 orang atau 97,2% dari pasien yang menilai
sebagai variabel X dan Kualitas Pelayanan tingkat profesionalisme bidan di Puskesmas
Kesehatan Ibu dan Anak sebagai variabel Y Tatelu berada pada kategori “tinggi/baik” ;
dengan menggunakan persamaan dari kemudian 1 orang atau 2,8% dari pasien
Sugiyono (2008:274) yaitu korelasi product menilai tingkat profesionalisme bidan di
moment yang dinyatakan dalam rumus: Puskesmas Tatelu masih “sedang/cukup baik”.
Dari hasil analisis distribusi frekuensi tersebut,
dapat diinterpretasikan bahwa tingkat
𝑟𝑥𝑦 ∑ 𝑥𝑦
= profesionalisme bidan di Puskesmas tatelu
√(∑ 𝑥2)(∑ 𝑦2) yang telah diukur dengan menggunakan
Keterangan : indikator- indikator keterampilan, pemberian
jasan dan
pelayanan, pengawasan dan sistem balas jasa
r = Koefisien korelasi (-1≤ r ≥ + 1) pada umumnya sudah sangat baik namun masih
x = Variabel bebas
harus tetap ditingkatkan profesionalisme bertanda positif = 0,971 dan koefisien konstan
bidannya. (α) variabel Y =1,336. Harga koefisien regresi
Adapun hasil ditribusi frekuensi responden (b = 0,971) menjelaskan bahwa hubungan
mengenai penilaian/pengukuran variabel fungsional antara variabel “profesionalisme
kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak di bidan” (X) dan variabel “kualitas pelayanan
Puskesmas Tatelu sebagai berikut : kesehatan ibu dan anak” (Y) bersifat positif
Rentang score yaitu 0,971 per unit atau dengan rasio 1 :
Variabel Kualitas 0,971, yang berarti bahwa apabila
Pelayanan profesionalisme bidan ditingkatkan sebesar 1
F skala, maka akan meningkat angka kualitas
% pelayanan kesehatan ibu dan anak sebesar
0,971 skala, atau jika profesionalisme bidan
% ditingkatkan sebesar 10%, maka tingkat
Tinggi/baik (score 38-50) kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak
34 94,4 akan meningkat menjadi sebesar 9,71%.
Sedang/cukup baik (score 25-37) Hubungan fungsional antara
2 5,6 profesionalisme bidan terhadap kualitas
Rendah/kurang baik (score 10-24) pelayanan kesehatan ibu dan anak di
- - Puskesmas Tatelu tersebut adalah sangat
signifikan sebagaimana ditunjukan oleh
Jumlah 36 100 pengujian keberartian regresi atau uji F
Berdasarkan hasil perhitungan distribusi (ANOVA) diketahui nilai F hitung = 48,411
frekuensi diatas, dapat dilihat bahwa 34 orang yang jika dibandingkan dengan nilai pada tabel
atau 94,4% dari pasien yang menanggapi F kritik pada signifikansi 0,01 sebesar 7,44
tingkat kualitas pelayanan kesehatan ibu dan memiliki perbedaan yang sangat besar, hal
anak di Puskesmas Tatelu berada pada kategori tersebut berarti bahwa hubungan pengaruh
“tinggi/baik”. Kemudian 2 orang atau 5,6% antara variabel profesionalisme bidan dan
pasien yang menanggapi tingkat kualitas variabel kualitas pelayanan kesehatan ibu dan
pelayanan kesehatan ibu dan anak pada anak di Puskesmas Tatelu adalah positif dan
kategori “sedang/cukup baik”. sangat nyata signifikansinya atau sangat
Dari hasil analisis distibusi frekuensi meyakinkan pada taraf 0,01 atau taraf
tersebut, dapat dilihat bahwa tingkat kualitas kepercayaan sebesar 99%. Hasil analisis
pelayanan kesehatan ibu dan anak di regresi sederhana dan pengujian signifikansi
Puskesmas Tatelu yang diukur dengan (Uji F) tersebut memberikan kesimpulan
indikator-indikator seperti kehandalan, empati, bahwa variabel profesionalisme bidan telah
jaminan, daya tanggap dan bukti fisik sudah memberikan pengaruh atau dampak yang
berada pada kondisi sangat baik, hal tersebut positif atau signifikan terhadap peningkatan
dapat dilihat dari 94,4% pasien yang kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak di
memberikan keterangan positif terhadap Puskesmas Tatelu. Kesimpulan hasil analisis
kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak di diatas juga dapat diperkuat oleh harga
Puskesmas Tatelu koefisien kostan (a) variabel Y = 1,336, yang
dapat diartikan bahwa tanpa adanya
Pembahasan Hasil Penelitian
peningkatan profesionalisme bidan, maka
Adapun hasil nilai regresi sederhana yang telah
tingkat kualitas pelayanan kesehatan ibu dan
diolah dengan menggunakan SPSS 21.0,
anak hanya akan tetap berada pada skala 1,336
Kemudian dikehatui harga permasaan regresi
per unit.
sebagai berikut : Y = 1,336 + 0,971 X
Berdasarkan hasil analisis korelasi
Persamaan regresi sederhana diatas
product moment pada penelitian ini
menunjukan bahwa koefisien arah regresi (b)
membuktikan bahwa terdapat korelasi positif regresi linear sederhana, maka dapat
dan daya determinasi yang signifikan dari disimpulkan bahwa hipotesis alternative (Ha)
variabel profesionalisme bidan terhadap dalam penelitian ini diterima artinya
variabel kualitas pelayanan kesehatan ibu dan profesionalisme bidan secara signifikan
anak di Puskemas Tatelu. Dari hasil analisis meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
korelasi tersebut diketahui koefisien korelasi ibu dan anak di Puskesmas Tatelu Kec.
(R) = 0,766 dan koefisien determinasi (R 2) = Dimembe. Dan jika profesionalisme bidan
0,587. ditingkatkan sebesar 1 skala, maka akan
Harga koefisien korelasi (r-hitung) meningkat angka kualitas pelayanan kesehatan
kemudian dibandingkan dengan harga r-tabel ibu dan anak sebesar 0,971 skala, atau jika
untuk melihat signifikansi antara variabel X profesionalisme bidan ditingkatkan sebesar
dan Y, apabila koefisien korelasi (r-hitung) > 10%, maka tingkat kualitas pelayanan
r- tabel, maka terdapat korelasi yang signifikan kesehatan ibu dan anak akan meningkat
di dalamnya. Harga r-hitung = 0,766 menjadi sebesar 9,71%.
sedangkan harga r-tabel dengan df (N-2 = 36 – KESIMPULAN DAN SARAN
2 = 34) pada taraf signifikansi 0,01 = 0,2785
sehingga dapat dikatakan bahwa derajat Kesimpulan
korelasi antara variabel profesionalisme bidan ` Profesionalisme bidan memiliki
(X) dan variabel kualitas pelayanan kesehatan hubungan dan pengaruh yang positif dan
ibu dan anak (Y) di Puskesmas Tatelu ada signifikan terhadap tingkat kualitas pelayanan
pada kategori tinggi atau memiliki tingkat kesehatan ibu dan anak di Puskesmas Tatelu,
korelasi yang kuat. Kemudian diketahui harga yang berarti variabel profesionalisme bidan
koefisien determinasi (R2) = 0,587 memberika merupakan faktor yang menentukan terhadap
petunjuk bahwa variabel profesionalisme bidan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak,
(X) memberikan kontribusi positif sebesar sehingga semakin tinggi (baik) tingkat
58,7% terhadap perkembangan variabel profesionalisme bidan maka akan semakin
kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak (Y) tinggi (baik) kualitas pelayanan kesehatan ibu
di Puskesmas Tatelu. Hasil koefisien korelasi dan anak
dan koefisien determinasi yang bertanda Saran
positif dapat diartikan bahwa peningkatan Faktor profesionalisme bidan harus
variabel kualitas pelayanan kesehatan ibu dna semakin ditekankan sehingga semakin optimal
anak di Puskesmas Tatelu 58,7% dipengaruhi dalam mencapai kualitas pelayanan kesehatan
oleh profesionalisme bidan, sedangkan 41,3% ibu dan anak di Puskesmas Tatelu, guna
dipengaruhi oleh faktor lainnya yang berada mencapai pelayanan yang maksimal kepada
diluar kajian penelitian ini. seluruh masyarakat.
Derajat korelasi dan determinasi dari
variabel profesionalisme bidan terhadap DAFTAR PUSTAKA
kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak ini Bustami. 2011. Penjaminan Mutu Pelayanan
adalah nyata dan signifikan pada taraf 0,01 Kesehatan & Aksep tabilitasnya. Jakarta:
atau pada taraf kepercayaan 99% sebagaimana Erlangga.
diketahui pada pengujian signifikansi (uji t) Harefa, A. 2004. Membangkitkan Etos
dimana nilai t-hitung = 6,958 yang mempunyai Profesionalisme. Jakarta: Gramedia
selisih lebih besar dibandingkan dengan nilai t- Pustaka Utama.
tabel pada taraf signifikansi 0,01 yaitu 2,441. Kotler, P. dan K. L. Keller. 2007. Manajemen
Pengujian Hipotesis Pemasaran. Jilid 1. Alih Bahasa oleh
Berdasarkan uraian hasil pengolahan Benyamin, M. Edisi 12. Jakarta: PT
data diatas melalui perhitungan korelasi dan Indeks.
Riduwan. 2013. Skala Pengukuran Vaiabel-
variabel Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Siagian P, S. 2000. Fungsi-fungsi Manajerial.
Jakarta : Bumi Aksara.
Sudjana.2001. Metode Statistika Edisi ke-
6.Bandung : Tarsito.
Sugiono, 2009. Metode Penelitian
Administrasi dilengkapi dengan Metode
R&D.
Cetakan ke 17. Bandung : CV. Alfabeta.
Tjiptono F. 2008. Strategi Pemasaran. Edisi 3.
Yogyakarta: Andi Offse

Sumber Lain :
DepKes RI, 2004. Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat, Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 75 tahun 2014 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas).

You might also like