You are on page 1of 11

Promotif, Vol.5 No.

2, April 2016 Hal 121-131

Artikel VI

EVALUASI PELAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DI


PUSKESMAS SABANG
EVALUATION OF THE IMPLEMENTATION OF HEALTH
AND HYGIENE LIVING BEHAVIOR (PHBS) IN A
COMMUNITY HEALTH CENTERS SABANG
1)

2)

Ni Wayan Mariani, Sudirman

1)

,Konsentrasi Administrasi dan Kebijakan Kesehatan FKM Unismuh Palu

ABSTRACT
Clean and healthy life behavior is a health behavior conducted on the basis of
awareness so that people can help them selves in the field of health and can play an active
role in community activities. PHBS in the clinic illustrate the implementation of a state that
is able to provide support in reducing and preventing, and resolving disease transmission
or the so called nosocomial infection. The purpose of this study was to determine the
evaluation of behavioral health and hygiene in Community Health Centers Sabang.The
type of research is qualitative method with descriptive approach using in depth interviews.
The number of informants in this study were 10 people with data analysis using matrix
techniques.The results of studies showing that the matrix analysis, evaluation of the clinic
to human resources both health care workers and patients or visitions yet gain a better
understanding of the definition of PHBS, but in planning, budgeting, implementation, as
well as the availability of facilities and infrastructure to support the implementation of PHBS
in the clinic is good enough.Suggested this research can be input if it is held evaluation of
the implementation of PHBS in the clinic in order to increase understanding both of PHBS,
Particulary of health workers in health centers.
Key words: Evaluation,Hygiene Living Behavior and Health, Community Health
Centers
terdapat indikator-indikator tertentu dari
PENDAHULUAN
setiap tatanan PHBS yang ada.
PHBS di institusi kesehatan
Perilaku Hidup Bersih dan sehat
adalah upaya untuk memberdayakan
(PHBS) merupakan semua perilaku
pasien, masyarakat pengunjung, dan
kesehatan
yang
dilakukan
atas
petugas agar tahu, mau, dan mampu
kesadaran sehingga tiap individu dapat
untuk mempraktikan perilaku hidup
menolong dirinya sendirinya di bidang
bersih dan sehat, serta berperan aktif
kesehatan dan dapat berperan aktif
dalam mewujudkan institusi kesehatan
dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat.
dan mencegah penularan penyakit di
Terdapat prinsip yang menjadi dasar
institusi kesehatan.
Dalam Permenkes No 75 Tahun
pelaksanaan PHBS yakni mencegah
2014 tentang Puskesmas, puskesmas
lebih baik daripada mengobati.Ruang
didefinisikan sebagai unit pelaksana
lingkup PHBS terdiri dari lima tatanan,
teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan
yakni tatanan rumah tangga, institusi
Kabupaten/Kota
yang
bertanggung
kesehatan,
tempat-tempat
umum,
jawab
menyelenggarakan
sekolah, dan tempat kerja, dimana
pembangunan kesehatan di satu atau

121

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal 121-131

sebagian
wilayah
kecamatan.Puskesmas
merupakan
ujung tombak dari Dinas Kesehatan
dalam untuk meningkatkan tingkat
kesehatan masyarakat. Puskesmas
adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Puskesmas juga merupakan tempat
menyelenggarakan upaya kesehatan
dasar yaitu setiap kegiatan untuk
memelihara
dan
meningkatkan
kesehatan
serta
bertujuan
untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal
bagi
masyarakat.
Upaya
kesehatan
dilakukan
dengan
pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan
(promotif),
pencegahan
penyakit
(preventif),
penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara
serasi
dan
terpadu
serta
berkesinambungan.
Pelaksanaan PHBS di Puskesmas
menggambarkan sebuah keadaan yang
mampu memberikan dukungan dalam
menurunkan dan mencegah serta
menanggulangi penularan penyakit atau
yang
disebut
sebagai
infeksi
Nosokomial. Menurut Sedyaningsih
(2011), kasus infeksi nosokomial atau
infeksi yang terjadi ketika pasien dirawat
di Instansi Kesehatan di seluruh dunia
rata-rata Sembilan persen dari 1,4 juta
pasien rawat inap. Meski di Indonesia,
data akurat tentang angka kejadian
infeksi nosokomial belum ada, tetapi
kasus ini terjadi masalah serius. Data
Survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di Instansi Kesehatan setiap
provinsi tahun 2004 menunjukkan masih
di bawah 50% dari instansi kesehatan di
provinsi yang sudah baik pelaksanaan
PHBs-nya (Depkes RI, 2004).
Masalah utama dalam pelaksanaan
PHBS
di
Puskesmas
adalah

Artikel VI

pelaksanaannya yang tidak berjalan


sesuai yang diharapkan.Saat ini Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Donggala
memprioritaskan
program
PHBS,
dengan
menerapkan
strategi
pencapaian PHBS melalui kegiatan
Advokasi, Bina suasana dan gerakan
pemberdayaan masyarakat. Promosi
PHBS menjadi salah satu tugas pokok
Puskesmas,
karena
Puskesmas
merupakan sarana kesehatan dasar
yang memberikan pelayanan kesehatan
dasar kepada masyarakat.
Puskesmas Sabang adalah unit
kerja yang berada di bawah Dinas
Kesehatan Kabupaten Donggala dan
bertanggung jawab atas terlaksananya
program
kesehatan
di
wilayah
Kecamatan Dampelas wilayah kerja
Pemerintahan
Kabupaten
Donggala.Kenyamanan
pelayanan
kesehatan di Puskesmas Sabang tidak
terlepas dari keberadaan peran tenaga
kesehatan sebagai unsur utama dalam
memberikan
kontribusi
terhadap
pelaksanaan PHBS di Puskesmas.
Hasil pengamatan peneliti selama
memberikan
pelayanan
di
ruang
pelayanan terpadu di Puskesmas
Sabang,
banyak
keluarga
pasien/pengunjung
yang
tidak
melaksanakan PHBS sesuai standar
seperti
membuang
sampah
dan
meludah sembarangan, merokok di
dalam ruangan dan tidak menggunakan
fasilitas yang tersedia di Puskesmas
sesuai dengan fungsinya sehingga
kebersihan lingkungan Puskesmas tidak
terjaga dengan baik. Perilaku ini tentu
akan meningkatkan angka kejadian
infeksi nosokomial.
Dari uraian pembahasan diatas,
maka perlu adanya evaluasi atas
pelaksanaan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) di Puskesmas Sabang
untuk mengetahui sejauh apa PHBS
telah
dilaksanakan
serta
untuk
mengetahui seberapa besar dukungan

122

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal 121-131

Artikel VI

perilaku sehat baik oleh petugas


maupun pasien/pengunjung
WM. JC,38 Thn
PHBS
di
Puskesmas
merupakan
kegiatan
yang
mencerminkan perilaku hidup bersih
dan sehat petugas kesehatan dalam
lingkungan
Puskesmas
seperti
membuang
sampah
padatempatnya, dan tidak merokok
di dalam ruangan
WM. TS,30 Thn
Kewajiban petugas kesehatan,
pasien ataupun pengunjung untuk
selalu berperilaku sehat dalam
lingkungan Puskesmas, seperti
tidak merokok dalam ruangan
Puskesmas, cuci tangan selesai
melakukan tindakan, membuang
sampah pada tempatnya, tidak
meludah
sembarangan
di
lingkungan Puskesmas, dan lainlain
WM. AS,55 Thn
Hasil wawancara mendalam
yang terhadap petugas kesehatan
Puskesmas
Sabang
untuk
mendapatkan informasi tentang
pendefinisian
PHBS
terungkap
bahwa petugas belum memahami
secara sistematis tentang PHBS
yang harus dilakukan di fasilitas
kesehatan
seperti
Puskesmas,
namun dari hasil observasi yang
peneliti lakukan bahwa perhatian
terhadap pelaksanaan PHBS sudah
cukup
baik,
petugas
telah
menjalankan PHBS sesuai dengan
standar kebersihan yang berlaku,
hal ini diungkapkan oleh informan
KR yang menyatakan sebagai
beikut:
Menurut saya, PHBS yang saya
laksanakan di Puskesmas sesuai
dengan apa yang saya tahu,
pemahaman definisi PHBS secara
sistematis itu saya belum tahu apa
yang menjadi indikator prioritas

agar dapat memperkuat pelaksanaan


PHBS di Puskesmas sehingga dapat
dijadikan sebagai suatu program
unggulan. Tujuan dari penelitian ini
adalah
untuk
mengevaluasi
pelaksanaan PHBS (Perilaku Hidup
Bersih Dan Sehat) di Puskesmas
Sabang.
METODE
Penelitian ini adalah penelitian
yang
menggunakan
metode
kualitatifdengan pendekatan deskriptif.
Metode penelitian ini digunakan untuk
mengetahui terjadinya suatu aspek
fenomenal
sosial
tertentu
dan
mendeskripsikan fenomena tersebut.
Pada
penelitian
ini,
peneliti
mengembangkan
konsep
dan
menghimpun
fakta,
tetapi
tidak
melakukan
pengujian
hipotesa.
Menurut Sugiyono (2012), metode
penelitian kualitattif sering disebut
metode
naturalistik
karena
penelitiannya dilakukan pada kondisi
yang alamiah (natural Setting).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
1. Sumber Daya Manusia dalam
Pelaksanaan
Perilaku
Hidup
Bersih dan Sehat di Puskesmas
Sabang
Hasil wawancara mendalam
tentang pelaksanaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) terhadap
petugas kesehatan Puskesmas
Sabang
tentang
pengetahuan
petugas
dalam
mendefinisikan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
sebagai berikut :
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
di lingkungan kerja khususnya di
fasiltas
kesehatan
seperti
Puskesmas ini biasanya yang
dilakukan
itu selalu
menjaga
kebersihan
dan
kesehatan
lingkungan
Puskesmas
melalui

123

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal 121-131

dalam pelaksanaan PHBS tersebut,


yang jelas setelah melakukan
tindakan terhadap pasien ataupun
kegiatan di Puskesmas tidak lepas
dari PHBS seperti cuci tangan,
membuang
sampah
pada
tempatnya sesuai dengan jenis
sampah
yang
dibuang,
memperhatikan kebersihan ruangan
dan lingkungan sekitar Puskesmas,
dan lain-lain yang pasti tujuan
keberhasilan pelaksanaan PHBS
yakni dari pola hidup tidak sehat
menjaadi sehat, apalagi kita sebagai
tenaga
kesehatan
seharusnya
menjadi contoh bagi pasien ataupun
pengunjung dalam pelaksanaan
PHBS
WM. KR,32 Thn

Artikel VI

perencanaan PHBS di Puskesmas


Sabang ini telah sesuai dengan
aturan
yang
berlaku
yakni
menetapkan indikator yang jelas
seperti yang ada pada aturan
pemerintah seperti cuci tangan
pakai sabun, menggunakan air
bersih, membuang sampah pada
tempatnya, menggunakan jamban
sehat, tidak merokok, tidak meludah
sembaranagn dan memberantas
jentik nyamuk
WM. JC,38 Thn
Yang saya tahu perencanaan
dalam pelaksanaan PHBS di
Puskesmas ini sudah sesuai
dengan aturan, hal ini dibuktikan
dengan ditetapkannya indikator
PHBS yang sudah cukup jelas,
tinggal
pelaksanaannya
yang
mungkin tidak sesuai rencana,
karena masih terlihat petugas yang
kurang memperhatikan kebersihan
lingkungan
WM. NA,45 Thn
Dari
hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
JCdapat
mengungkapkan
tentang
perencanaan PHBS yang dikaitkan
dengan 7 indikator PHBS yang
harus dilaksanakan di fasilitas
kesehatan
seperti
Puskesmas,sementara AS dan NA
belum
dapat
mengungkapkan
tentang perencanaan PHBS yang
seharusnya yaitu perencanaan yang
dikaitkan dengan 7 indikator PHBS.
Kelemahan perencananaa dalam
pelaksanaan PHBS yang ada pada
Puskesmas Sabang yang terlihat
adalah pada umumnya penyusunan
rencana tidak didasarkan pada
analisa informasi tentang PHBS
yang dipahami oleh seluruh petugas
kesehatan yang ada di Puskesmas.
Kegiatan PHBS yang teridri dari
7 indikator tersebar ke berbagai unit
kerja, struktur dan fungsional yang

Untuk hal perencanaan dalam


pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat mencakup tujuan yang
berkaitan dengan masalah yang ada
pada
faktor-faktor
yang
mempengaruhi derajat kesehatan,
berikut hasil wawancara mendalam
tentang perencanaan yang sesuai
aturan terhadap petugas kesehatan
Puskesmas Sabang sebagai berikut
:
Perencanaan PHBS mulai dari
menyusun indikator PHBS yang
harus dilaksanakan di Puskesmas,
kemudian mempersiapkan semua
fasilitas yang dibutuhkan untuk
mendukung pelaksanaan PHBS
tersebut
WM. AS,55 Thn

Perencanaan
pelaksanaan
program PHBS untuk tempat kerja
sudah jelas, hanya pelaksanaanya
yang masih kurang mengikuti
rencana
yang
telah
disusun,
masing-masing
petugas
melaksanakan
PHBS
sesuai
dengan pemahaman definisi yang
mereka
ketahui,
selanjutnya

124

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal 121-131

ada
di
Puskesmas
Sabang.
Kegiatan PHBS secara operasional
seharusnya
dilaksanakan
oleh
petugas
promosi
kesehatan
Puskesmas dengan melibatkan
lintas program terkait dengan
sasaran
PHBS
di
fasilitas
kesehatan.
Selanjutnya untuk pertanyaan
Bagaimana sistem penganggaran
dalam mendukung pelaksanaan
PHBS di Puskesmas? Informan
mengemukakan jawaban sebagai
berikut :
Penganggaran
untuk
pelaksanaan PHBS di lingkungan
Puskesmas
diporsikan
sesuai
dengan
7
indikator
yang
diprioritaskan.
WM. JC,38 Thn
Penganggaran
untuk
pelaksanaan PHBS di Puskesmas
secara umum telah diporsikan
dalam
kegiatan
penunjang
operasional Puskesmas, seperti
pengadaan
sarana
pendukung
pelaksanaan PHBS yakni tempat
sampah, dan alat kebersihan serta
bahan
pembersih,
anggaran
tersebut telah ada pada belanja
rutin diberbagai sumber dana yang
ada di Puskesmas.
WM. AS,55 Thn
Untuk mendukung pelaksanaan
PHBS di Puskesmas memang
membutuhkan anggaran yang jelas,
sehingga
pelaksanaan
PHBS
tersebut
betul-betul
terlaksana
sesuai dengan indikator PHBS yang
ditetapkan, secara umum anggaran
untuk kegiatan Pelaksanaan PHBS
oleh
tenaga
kesehatan
di
Puskesmas ini telah diporsikan
dalam
anggaran
penunjang
operasional
Puskesmas,
yaitu
pengadaan sarana dan prasarana
pendukung pelaksanaan PHBS
seperti
tempat
sampah,
alat

Artikel VI

kebersihan dan bahan pembersih,


serta ruang khusus untuk merokok
WM. TS,30 Thn
Dari hasil wawancara dan
observasi yang dilkukan, informan
mengemukakan
bahwa
penganggaran pelaksanaan PHBS
di Puskesmas dianggarkan sesuai
dengan kebutuhan masing-masing
indikator
PHBS
yang
harus
dilaksanakan di Puskesmas yakni
telah diporsikan dalam anggaran
penunjang operasional Puskesmas.
Dalam hal kepuasan petugas
terhadap pelaksanaan PHBS di
Puskesmas terlihat sudah cukup
puas karena petugas telah mampu
menyiapkan sarana dan prasarana
untuk pelaksanaan PHBS. Hal ini
dikemukakan oleh salah satu
petugas Puskesmas dengan hasil
wawancara sebagai berikut :
Pencapaian
pelaksanaan
PHBS di Puskesmas sejauh ini
cukup memuaskan bagi kami,
karena kebersihan lingkungan baik
di dalam gedung maupun di luar
gedung sudah cukup baik dengan
tersedianya
alat
dan
bahan
kebersihan yang lengkap dan
memadai serta komitmen semua
petugas untuk selalu ber PHBS di
lingkungan Puskesmas
WM. JC,38 Thn
Menurut saya, pelaksanaan
PHBS di Puskesmas Sabang ini
telah terlaksana dengan baik.
Sebab
7
indikator
dalam
pelaksanaan PHBS di Fasilitas
Kesehatan sudah terpenuhi yakni
petugas maupun pasien/pengunjung
telah menggunakan air bersih,
menggunakan jamban yang sehat,
membuang sampah yang terpisah
sesuai jenisnya, mencuci tangan
menggunakan
sabun
setelah
melakukan pelayanan atau kegiatan
lainnya,, tidak ada yang merokok di

125

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal 121-131

ruangan Puskesmas dan selalu


dilakukan pemberantasan jentik
nyamuk serta tidakboleh meludah
sembarangan
WM. TS,30 Thn
Dan
berdasarkan
hasil
wawancara
mendalam
yang
dilakukan oleh peneliti terhadap
pasien dan keluarga/pengunjung
tentang pelaksanaan PHBS di
Puskesmas Sabang yakni sebagai
berikut :
Menurut saya Puskesmas ini
cukup bersih, tidak ada kotoran
dilantai
tidak bisa membuang
sampah sembarang tempat, air
bersih selalu ada di WCnya, saya
pikir itu saja, sudah bagus
WM. AM,52 Thn
Kalau yang saya lihat di
Puskesmas
ini
kebersihannya
sudah cukup baik, lantai selalu
bersih, kita tidak boleh buang
sampah sembarangan, selalu ada
air di WC, kita tidak boleh merokok
di
ruang
Puskesmas,hmmm..kayaknya
tidak
boleh
buang
ludah
sembarangan juga
WM. MF,39 Thn
Puskesmas ini sudah bagus
kebersihannya, lantainya selalu
bersih, ada tempat sampah, WCnya
bagus dan selalu ada air, tidak
boleh merokok kalau di Puskesmas,
jadi bebas asap rokok, ya sudah
sesuai
harapan..
artinya
kita
nyaman kalau datang berobat di
Puskesmas
WM. WL,32 Thn
Kalau masalah kebersihan di
Puskesmas saya rasa sudah cukup
memuaskan, sebabnya kalau kita ke
Puskesmas tidak boleh merokok di
ruangan harus diluar, tidak boleh
membuang sampah sembarangan,
air ada terus di WC, mungkin perlu
diperhatikan tempat airnya di WC

Artikel VI

biasanya ada jentik nyamuk, tapi


selain
itu
sudah
bagus
kebersihannyapetugasnya
juga
rapi
WM. ST,46 Thn
Dari
hasil
wawancara
mendalam
yang
dilakukan
menunjukkan
bahwa
semua
informan menyatakan kebersihan
Puskesmas sudah baik, pernyataan
dari
informan
sebagai
pasien/pengunjung bahwa pada
umumnya Puskesmas Sabang telah
melaksanakan PHBS dengan baik.
2. Sarana dan Prasarana dalam
Pelaksanaan
Perilaku
Hidup
Bersih dan Sehat di Puskesmas
Sabang
Hasil wawancara mendalam
tentang sarana dan prasarana
dalam pelaksanaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) terhadap
petugas kesehatan Puskesmas
Sabang yakni sebagai berikut :
Sarana dan prasarana dalam
mendukung pelaksanaan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat khususnya
di
fasiltas
kesehatan
seperti
Puskesmas ini yakni tersedia
tempat sampah, tersedia air bersih,
WC yang bersih, penampungan air
yang bebas jentik, dan tersedia
ruang untuk merokok
WM. KR,32 Thn
Dalam
hal
pelaksanaan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
khususnya di Puskesmas yaitu
harus tersedia tempat sampah di
setiap ruangan, tersedia air bersih,
WC
yang
selalu
bersih,
penampungan air yang bebas jentik,
dan tersedia ruang untuk merokok
serta tersedia tempat cuci tangan
dengan sabun
WM. JC,38 Thn
Yang menjadi sarana dan
prasarana
dalam
mendukung
pelaksanaan PHBS di Puskesmas

126

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal 121-131

adalah ada tempat cuci tangan dan


stersedia sabun, ada tempat
sampah di setiap ruangan, tersedia
air bersih, WC yang bersih,
penampung air yang bebas jentik,
dan tersedia ruang untuk merokok
serta ada pemberitahuan tentang
selalu
menjaga
kebersihan
Puskesmas melalui poster atau
spanduk
WM. TS,30 Thn

Artikel VI

hanya
perlu
diperhatikan
kondisinya, kalau bisa yang sudah
ada rusaknya tidak usah dipakai
lagi, sebab bisa mengganngu
kenyamanan yang pake
WM. HR,48 Thn
Kalau alat dan bahan untuk
kebersihan di Puskesmas ini
menurut saya sudah tersedia sesuai
dengan harapan pasien, tapi harus
diperhatikan kondisinya, kalau ada
yang rusak harus cepat diperbaiki
atau tidak usah dipakai lagi, diganti
yang baru
WM. WL,32 Thn
Pembahasan
1. Sumber Daya
Sumber daya dalam organisasi
merupakan
suatu
sistem
yang
mempunyai implikasi yang bersifat
ekonomis dan teknologis. Secara
ekonomis, sumber daya bertalian
dengan biaya atau pengorbanan
langsung
yang
dikeluarkan
oleh
organisasi yang merefleksikan nilai atau
kegunaan
potensial
dalam
tranformasinya
ke
dalam
output.
Sedangkan secara teknologis, sumber
daya bertalian dengan kemampuan
transformasi dari organisasi.
Menurut
Marwansyah
(2009)
manajemen sumber daya manusia
diartikan
sebagai
pendayagunaan
sumber daya manusi di dalam
organisasi, yang dilakukan melalui
fungsi-fungsi perencanaan sumber daya
manusia.
Pelaksanaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat perlu didukung oleh
sumber daya baik itu sumber daya
manusia (human resources) maupun
sumber
daya
non-sumber
daya
manusia (non-human resources).
Sumber daya manusia adalah
kecukupan baik kualitas dan kuantitas
implementor yang dapat melingkupi
seluruh kelompok sasaran. Dan sumber
daya financial adalah kecukupan modal

Sarana dan Prasarana di


Puskesmas ini sudah terpenuhi
dengan baik hanya saja persyaratan
yang masih kurang memenuhi
standar kesehatan seperti
ada
tempat sampah di setiap ruangan
tapi tidak semua dipisahkan,
tersedia air bersih dan WC yang
selalu bersih serta terpisah antara
pasien dengan petugas, namun
perlu diperhatikan penampungan air
agar selalu bebas dari jentik, dan
ada tempat cuci tangan serta selalu
tersedia sabun
WM. NA,45 Thn
Ketersediaan
sarana
dan
prasarana di Puskesmas ini sudah
terpenuhi dengan baik, tapi perlu
diperhatikan masalah perawatannya
sehinnga
pengguna
pelayanan
dapat
nyaman
menggunakan,
sepertinya
perlu
penambahan
sarana kebersihan yang baru
WM. AS,55 Thn
Hasil wawancara mendalam
tentang sarana dan prasarana
dalam pelaksanaan Perilaku Hidup
Bersih
dan
Sehat
(PHBS)
denganpasien
dan
keluarga/pengunjung di Puskesmas
Sabang adalah sebagai berikut :
hmmmkalau menurut saya
alat atau bahan kebersihan di
Puskesmas ini sudah tersedia
cukup baik sesuai dengan harapan
saya sebagai pasien, mungkin

127

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal 121-131

dalam melaksanakan kebijakan. Tanpa


sumber daya, kebijakan hanya tinggal
dikertas
menjadi
dokumen
saja
(Indiahono,2009).
Berikut ini beberapa faktor yang
terkait dalam sumber daya antara lain
adalah :
a. Sumber Daya Manusia/Staf
Untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan PHBS di Puskesmas,
pemberdayaan dan peran serta petugas
kesehatan yang mampu bekerja secara
efektif dan efisien dalam setiap
aktivitas/tugas untuk mencapai tujuan
yang dimaksud. Oleh karena itu sumber
daya manusia perlu dikelola dengan
baik sebab manusi selalu berperan aktif
dan domain dalam setiap kegiatan
organisai.
Manusia
merupakan
perencana, pelaku sekaligus penentu
terwujudnya tujuan organisasi.
Pada penelitian ini, menunjukkan
bahwa dalam definisi PHBS di
Puskesmas sudah cukup jelas sesuai
dengan pengetahuan dari masingmasing petugas kesehatan, hal ini
dikemukakan oleh informan KR yang
mengatakan bahwa PHBS dilaksanakan
di Puskesmas sesuai dengan apa yang
diketahui saja. Sedangkan menurut
informan lain yang dalam hal ini adalah
pasien/pengunjung menyatakan PHBS
hanya berkaitan dengan kebersihan
yang di lakukan. Hal ini mebuktikan
bahwa petugas maupun masyarakat
belum memahami sepenuhnya tentang
PHBS tersebut.
Untuk hal perencanaan dalam
pelaksanaan PHBS di Puskesmas,
menunjukkan bahwa perencanaan yang
dilakukan di Puskesmas Sabang dalam
rangka pelaksanaan PHBS sudah
sesuai dengan aturan yang ditetapkan
yakni dikaitkan dengan 7 indikator
PHBS yang harus dilaksanakan di
fasilitas kesehatan yaitu :
1)
Mencuci tanga pakai sabun

Artikel VI

2)
Menggunakan air bersih
3)
Menggunakan jamban sehat
4)
Membuang
sampah
pada
tempatnya
5)
Tidak
merokok
di
Institusi
kesehatan
6)
Tidak meludah sembarangan
7)
Pemberantasan jentik nyamuk
b. Anggaran
Selain
perencanaan,
pelaksanaan PHBS perlu didukung
oleh penganggaran. Dalam Undangundang No.36 tahun 2009, disebutkan
bahwa
pembiayaan
kesehatan
bertujuan
untuk
penyediaan
pembiayaan
kesehatan
yang
berkesinambungan dengan jumlah
yang mencukupi, teralokasi secara
adil , dan termanfaatkan secara
berhasil guna dan berdaya guna untuk
menjamin
terselenggaranya
pembangunan
kesehatan
agar
meningkatkan
derajat
kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya.
Hal ini juga disebutkan oleh
Widaningrum (2007) bahwa alokasi
anggaran kesehatan merupakan salah
satu instruman untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan , sekaligus
menggambarkan arah dan tujuan
pembangunan kesehatan daerah
dalam satu kurun waktu anggaran.
Untuk itu sebagai salah satu
program dalam kegiatan promosi
kesehatan, pelaksanaan PHBS di
Puskesmas perlu penganggaran yang
disusun secara responsif, transparan,
dan akuntabel. Hal ini sejalan dengan
pernyataan
informan
TS
yang
mengungkapkan
bahwa
untuk
mendukung pelaksanaan PHBS di
Puskesmas membutuhkan anggaran
yang jelas.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan
PHBS
di
Indonesia
secara
lebih
jelas
dilaksanakan
sesuai
dengan
Undang-undang No.36 tahun 2009,

128

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal 121-131

tentang
kesehatan
yang
menyebutkan
bahwa
pelayanan
kesehatan masyarakat ditujukan
untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan sertamencegah penyakit
suatu kelompok dan masyarakat
melalui upaya promotif dan preventif.
Secara umum pelaksanaan
PHBS di Puskesmas Sabang cukup
memuaskan baik bagi petugas
kesehatan
maupun
pasien/pengunjung. Hal ini terlihat dari
telah terlaksananya 7 indikator PHBS
yang harus dilakukan di fasilitas
kesehatan seperti Puskesmas, yakni
di Puskesmas Sabang petugas
kesehatan dan pasien/pengunjung
telah menggunakan air bersih,
menggunakan jamban sehat, mencuci
tangan pakai sabun, tidak merokok di
dalam
ruangan
Puskesmas,
membuang sampah pada tempat
sampah
yang
sesuai
jenisnya,
petugas selalu membersihkan tempat
penampungan air serta dilarang
meludah sembarangan.
2. Sarana dan Prasarana
Selain sumber daya manusia,
pelaksanaan rencana, dan anggaran
dalam
pelaksanaan
PHBS
di
Puskesmas, ketersediaan sarana dan
prasarana
untuk
mendukung
terlaksananya PHBS di Puskesmas
tersebut perlu untuk diperhatikan.
Menurut Notoatmodjo (2007), terdapat
7 indikator PHBS di fasilitas
kesehatan yang harus dilaksanakan,
yang artinya untuk terlaksananya
indikator tersebut harus didukung oleh
kelengkapan sarana dan prasarana
yang
memadai,
seperti
yang
diungkapkan informan TS bahwa
sarana dan prasarana yang harus
tersedia untuk pelaksanaan PHBS di
Puskesmas adalah tersedia air bersih
dan WC yang bersih, tersedia tempat
sampah yang dipisahkan setiap
ruangan, tersedia tempat cuci tangan

Artikel VI

dan sabun, penampungan air yang


bebas jentik dan tersedia ruang untuk
merokok dan dilarang membuang
ludah sembarangan.
Dari sarana dan prasarana yang
telah disebutkan, Puskesmas Sabang
telah memenuhi semua sarana dan
prasarana tersebut. Namun dari sarana
yang tersedia masih terdapat sarana
yang belum memadai sesuai dengan
harapan pasien/pengunjung seperti
yang dikemukan oleh informan HR
bahwa peralatan kebersihan yang
sudah terdapat kerusakan jangan
dipakai lagi sebab dapat menggangu
kenyamanan
pasien/pengunjung
sebagai pengguna.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian,
maka peneliti memberikan kesimpulan
bahwa perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan maupun ketersediaan
sarana
dan
prasarana
dalam
mendukung pelaksanaan PHBS di
Puskesmas sudah cukup baik, hanya
terdapat
masalah
dalam
hal
perawatan sarana dan prasarana
yang perlu dicermati agar tidak
menghambat terlaksananya PHBS di
Pusksemas dan menindak lanjuti
masalah tersebut sehingga tidak
terjadi secara terus menerus serta
pemahaman terhadap definisi tentang
PHBS masih kurang baik oleh
petugas maupun pasien/pengunjung.
Dengan demikian, dinyatakan bahwa
pelaksanaan PHBS di Puskesmas
Sabang
sebagai
implementasi
program
promosi kesehatan di
Puskesmas
dengan
keterlibatan
semua unsur program yang ada telah
berjalan dengan cukup baik.
SARAN
Kepada instansi kesehatan
agar dapat Memberikan dukungan
kebijakan
secara
tertulis
untuk

129

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal 121-131

pelaksanaan PHBS di Puskesmas


berupa peningkatan ketersediaan
sarana dan prasarana yang memadai
guna meningkatkan kesadaran untuk
ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Artikel VI

Notoatmodjo,
S.
2010.
Promosi
Kesehatan,Teori dan Aplikasi
(Edisi Revisi) . Rineka Cipta.
Jakarta.
Oskawati, Okky.2015. Implementasi
Kebijakan
Desentralisasi
Kesehatan
di
Provinsi
Sulawesi Tengah, Skripsi
Tidak
diterbitkan,
Palu,
Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas
Tadulako.
Peraturan Menteri Kesehatan RI,
Nomor 2269 Tahun 2011,
tentang
Pedoman
Pembinaan Perilaku Hidup
bersih dan Sehat (PHBS)
Peraturan Menteri Kesehatan RI,
Nomor 75 Tahun 2014,
tentang Puskesmas
Pusat Data dan Informasi Kemenkes
RI,
2013.
Ringkasan
Eksklusif Data dan Informasi
Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tengah
Rismaeni.2009.Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah
Tangga
Sebagai
Implementasi
Program Promosi Kesehatan di
Puskesmas Tamalanrea-Makassar.
http://repository.unhas.ac.id/bitstrea
m/handle =1. di unduh tanggal, 14
Desember 2015
Riwidikdo, H..2009. Statistik Kesehatan.
Cetakan
Ketiga.Mitra
Cendikia
Press. Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,

S. 2011. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan (Edisi
Revisi).
Bumi
Aksara.
Jakarta
Aisyah. 2014. Profil Kesehatan,
Puskesmas
Sabang
Kabupaten Donggala
Daryanto, 2008. Evaluasi Pendidikan.
Rineka Cipta Jakarta
Departemen Kesehatan RI, Tahun
2007. Buku Paket Pelatihan
Kader Kesehatan dan Tokoh
Masyarakat
dalam
Pengembangan Desa Siaga.
Dwiyanto,Indiahono.2009.
Kebijakan
Publik Berbasis Dynamic
Policy Analisys.Gava Media.
Yogyakarta
Hamidi, 2010. Metode Penelitian
Kualitatif: Pendekatan Praktis,
Penulisan
Proposal
dan
Laporan Penelitian. Malang:
UMM Press.
Keputusan Menteri Kesehatan RI,
Nomor 25 Tahun 2004
tentang
Pedoman
Penyusunan
Indeks
Kepuasan Masyarakat Unit
Pelayanan
Instansi
Pemerintah
Keputusan Menteri Kesehatan RI,
Nomor 585 Tahun 2007
tentang
Pedoman
Pelaksanaan
Promosi
Kesehatan di Puskesmas
Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan
ilmu perilaku kesehatan.
Rineka Cipta.
Jakarta.

130

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal 121-131

Artikel VI

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian


Kuantitatif Kualitatifdan R&B.
Alfabeta Bandung
Saryono dan Mekar AD, 2013.
Metodologi
Penelitian
Kuantitatif
dan
Kualitatif
dalam Bidang Kesehatan.
Nuha Medika. Yogyakarta.

Sunyoto, D. 2012. Teori, Kuesioner,


dan Analisa Data Sumber
Daya
Manusia
(Praktik
Penelitian). CAPS (Center
for Academic Publishing
Service).Yogyakarta.
Suharto, Edi.2012. Analisis Kebijakan
Publik
(Edisi
Revisi).
Alfabeta. Bandung

131

You might also like