Professional Documents
Culture Documents
Artikel VI
2)
1)
ABSTRACT
Clean and healthy life behavior is a health behavior conducted on the basis of
awareness so that people can help them selves in the field of health and can play an active
role in community activities. PHBS in the clinic illustrate the implementation of a state that
is able to provide support in reducing and preventing, and resolving disease transmission
or the so called nosocomial infection. The purpose of this study was to determine the
evaluation of behavioral health and hygiene in Community Health Centers Sabang.The
type of research is qualitative method with descriptive approach using in depth interviews.
The number of informants in this study were 10 people with data analysis using matrix
techniques.The results of studies showing that the matrix analysis, evaluation of the clinic
to human resources both health care workers and patients or visitions yet gain a better
understanding of the definition of PHBS, but in planning, budgeting, implementation, as
well as the availability of facilities and infrastructure to support the implementation of PHBS
in the clinic is good enough.Suggested this research can be input if it is held evaluation of
the implementation of PHBS in the clinic in order to increase understanding both of PHBS,
Particulary of health workers in health centers.
Key words: Evaluation,Hygiene Living Behavior and Health, Community Health
Centers
terdapat indikator-indikator tertentu dari
PENDAHULUAN
setiap tatanan PHBS yang ada.
PHBS di institusi kesehatan
Perilaku Hidup Bersih dan sehat
adalah upaya untuk memberdayakan
(PHBS) merupakan semua perilaku
pasien, masyarakat pengunjung, dan
kesehatan
yang
dilakukan
atas
petugas agar tahu, mau, dan mampu
kesadaran sehingga tiap individu dapat
untuk mempraktikan perilaku hidup
menolong dirinya sendirinya di bidang
bersih dan sehat, serta berperan aktif
kesehatan dan dapat berperan aktif
dalam mewujudkan institusi kesehatan
dalam kegiatan-kegiatan di masyarakat.
dan mencegah penularan penyakit di
Terdapat prinsip yang menjadi dasar
institusi kesehatan.
Dalam Permenkes No 75 Tahun
pelaksanaan PHBS yakni mencegah
2014 tentang Puskesmas, puskesmas
lebih baik daripada mengobati.Ruang
didefinisikan sebagai unit pelaksana
lingkup PHBS terdiri dari lima tatanan,
teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan
yakni tatanan rumah tangga, institusi
Kabupaten/Kota
yang
bertanggung
kesehatan,
tempat-tempat
umum,
jawab
menyelenggarakan
sekolah, dan tempat kerja, dimana
pembangunan kesehatan di satu atau
121
sebagian
wilayah
kecamatan.Puskesmas
merupakan
ujung tombak dari Dinas Kesehatan
dalam untuk meningkatkan tingkat
kesehatan masyarakat. Puskesmas
adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Puskesmas juga merupakan tempat
menyelenggarakan upaya kesehatan
dasar yaitu setiap kegiatan untuk
memelihara
dan
meningkatkan
kesehatan
serta
bertujuan
untuk
mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal
bagi
masyarakat.
Upaya
kesehatan
dilakukan
dengan
pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan
(promotif),
pencegahan
penyakit
(preventif),
penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan
(rehabilitatif) yang dilaksanakan secara
serasi
dan
terpadu
serta
berkesinambungan.
Pelaksanaan PHBS di Puskesmas
menggambarkan sebuah keadaan yang
mampu memberikan dukungan dalam
menurunkan dan mencegah serta
menanggulangi penularan penyakit atau
yang
disebut
sebagai
infeksi
Nosokomial. Menurut Sedyaningsih
(2011), kasus infeksi nosokomial atau
infeksi yang terjadi ketika pasien dirawat
di Instansi Kesehatan di seluruh dunia
rata-rata Sembilan persen dari 1,4 juta
pasien rawat inap. Meski di Indonesia,
data akurat tentang angka kejadian
infeksi nosokomial belum ada, tetapi
kasus ini terjadi masalah serius. Data
Survei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di Instansi Kesehatan setiap
provinsi tahun 2004 menunjukkan masih
di bawah 50% dari instansi kesehatan di
provinsi yang sudah baik pelaksanaan
PHBs-nya (Depkes RI, 2004).
Masalah utama dalam pelaksanaan
PHBS
di
Puskesmas
adalah
Artikel VI
122
Artikel VI
123
Artikel VI
Perencanaan
pelaksanaan
program PHBS untuk tempat kerja
sudah jelas, hanya pelaksanaanya
yang masih kurang mengikuti
rencana
yang
telah
disusun,
masing-masing
petugas
melaksanakan
PHBS
sesuai
dengan pemahaman definisi yang
mereka
ketahui,
selanjutnya
124
ada
di
Puskesmas
Sabang.
Kegiatan PHBS secara operasional
seharusnya
dilaksanakan
oleh
petugas
promosi
kesehatan
Puskesmas dengan melibatkan
lintas program terkait dengan
sasaran
PHBS
di
fasilitas
kesehatan.
Selanjutnya untuk pertanyaan
Bagaimana sistem penganggaran
dalam mendukung pelaksanaan
PHBS di Puskesmas? Informan
mengemukakan jawaban sebagai
berikut :
Penganggaran
untuk
pelaksanaan PHBS di lingkungan
Puskesmas
diporsikan
sesuai
dengan
7
indikator
yang
diprioritaskan.
WM. JC,38 Thn
Penganggaran
untuk
pelaksanaan PHBS di Puskesmas
secara umum telah diporsikan
dalam
kegiatan
penunjang
operasional Puskesmas, seperti
pengadaan
sarana
pendukung
pelaksanaan PHBS yakni tempat
sampah, dan alat kebersihan serta
bahan
pembersih,
anggaran
tersebut telah ada pada belanja
rutin diberbagai sumber dana yang
ada di Puskesmas.
WM. AS,55 Thn
Untuk mendukung pelaksanaan
PHBS di Puskesmas memang
membutuhkan anggaran yang jelas,
sehingga
pelaksanaan
PHBS
tersebut
betul-betul
terlaksana
sesuai dengan indikator PHBS yang
ditetapkan, secara umum anggaran
untuk kegiatan Pelaksanaan PHBS
oleh
tenaga
kesehatan
di
Puskesmas ini telah diporsikan
dalam
anggaran
penunjang
operasional
Puskesmas,
yaitu
pengadaan sarana dan prasarana
pendukung pelaksanaan PHBS
seperti
tempat
sampah,
alat
Artikel VI
125
Artikel VI
126
Artikel VI
hanya
perlu
diperhatikan
kondisinya, kalau bisa yang sudah
ada rusaknya tidak usah dipakai
lagi, sebab bisa mengganngu
kenyamanan yang pake
WM. HR,48 Thn
Kalau alat dan bahan untuk
kebersihan di Puskesmas ini
menurut saya sudah tersedia sesuai
dengan harapan pasien, tapi harus
diperhatikan kondisinya, kalau ada
yang rusak harus cepat diperbaiki
atau tidak usah dipakai lagi, diganti
yang baru
WM. WL,32 Thn
Pembahasan
1. Sumber Daya
Sumber daya dalam organisasi
merupakan
suatu
sistem
yang
mempunyai implikasi yang bersifat
ekonomis dan teknologis. Secara
ekonomis, sumber daya bertalian
dengan biaya atau pengorbanan
langsung
yang
dikeluarkan
oleh
organisasi yang merefleksikan nilai atau
kegunaan
potensial
dalam
tranformasinya
ke
dalam
output.
Sedangkan secara teknologis, sumber
daya bertalian dengan kemampuan
transformasi dari organisasi.
Menurut
Marwansyah
(2009)
manajemen sumber daya manusia
diartikan
sebagai
pendayagunaan
sumber daya manusi di dalam
organisasi, yang dilakukan melalui
fungsi-fungsi perencanaan sumber daya
manusia.
Pelaksanaan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat perlu didukung oleh
sumber daya baik itu sumber daya
manusia (human resources) maupun
sumber
daya
non-sumber
daya
manusia (non-human resources).
Sumber daya manusia adalah
kecukupan baik kualitas dan kuantitas
implementor yang dapat melingkupi
seluruh kelompok sasaran. Dan sumber
daya financial adalah kecukupan modal
127
Artikel VI
2)
Menggunakan air bersih
3)
Menggunakan jamban sehat
4)
Membuang
sampah
pada
tempatnya
5)
Tidak
merokok
di
Institusi
kesehatan
6)
Tidak meludah sembarangan
7)
Pemberantasan jentik nyamuk
b. Anggaran
Selain
perencanaan,
pelaksanaan PHBS perlu didukung
oleh penganggaran. Dalam Undangundang No.36 tahun 2009, disebutkan
bahwa
pembiayaan
kesehatan
bertujuan
untuk
penyediaan
pembiayaan
kesehatan
yang
berkesinambungan dengan jumlah
yang mencukupi, teralokasi secara
adil , dan termanfaatkan secara
berhasil guna dan berdaya guna untuk
menjamin
terselenggaranya
pembangunan
kesehatan
agar
meningkatkan
derajat
kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya.
Hal ini juga disebutkan oleh
Widaningrum (2007) bahwa alokasi
anggaran kesehatan merupakan salah
satu instruman untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan , sekaligus
menggambarkan arah dan tujuan
pembangunan kesehatan daerah
dalam satu kurun waktu anggaran.
Untuk itu sebagai salah satu
program dalam kegiatan promosi
kesehatan, pelaksanaan PHBS di
Puskesmas perlu penganggaran yang
disusun secara responsif, transparan,
dan akuntabel. Hal ini sejalan dengan
pernyataan
informan
TS
yang
mengungkapkan
bahwa
untuk
mendukung pelaksanaan PHBS di
Puskesmas membutuhkan anggaran
yang jelas.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan
PHBS
di
Indonesia
secara
lebih
jelas
dilaksanakan
sesuai
dengan
Undang-undang No.36 tahun 2009,
128
tentang
kesehatan
yang
menyebutkan
bahwa
pelayanan
kesehatan masyarakat ditujukan
untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan sertamencegah penyakit
suatu kelompok dan masyarakat
melalui upaya promotif dan preventif.
Secara umum pelaksanaan
PHBS di Puskesmas Sabang cukup
memuaskan baik bagi petugas
kesehatan
maupun
pasien/pengunjung. Hal ini terlihat dari
telah terlaksananya 7 indikator PHBS
yang harus dilakukan di fasilitas
kesehatan seperti Puskesmas, yakni
di Puskesmas Sabang petugas
kesehatan dan pasien/pengunjung
telah menggunakan air bersih,
menggunakan jamban sehat, mencuci
tangan pakai sabun, tidak merokok di
dalam
ruangan
Puskesmas,
membuang sampah pada tempat
sampah
yang
sesuai
jenisnya,
petugas selalu membersihkan tempat
penampungan air serta dilarang
meludah sembarangan.
2. Sarana dan Prasarana
Selain sumber daya manusia,
pelaksanaan rencana, dan anggaran
dalam
pelaksanaan
PHBS
di
Puskesmas, ketersediaan sarana dan
prasarana
untuk
mendukung
terlaksananya PHBS di Puskesmas
tersebut perlu untuk diperhatikan.
Menurut Notoatmodjo (2007), terdapat
7 indikator PHBS di fasilitas
kesehatan yang harus dilaksanakan,
yang artinya untuk terlaksananya
indikator tersebut harus didukung oleh
kelengkapan sarana dan prasarana
yang
memadai,
seperti
yang
diungkapkan informan TS bahwa
sarana dan prasarana yang harus
tersedia untuk pelaksanaan PHBS di
Puskesmas adalah tersedia air bersih
dan WC yang bersih, tersedia tempat
sampah yang dipisahkan setiap
ruangan, tersedia tempat cuci tangan
Artikel VI
129
Artikel VI
Notoatmodjo,
S.
2010.
Promosi
Kesehatan,Teori dan Aplikasi
(Edisi Revisi) . Rineka Cipta.
Jakarta.
Oskawati, Okky.2015. Implementasi
Kebijakan
Desentralisasi
Kesehatan
di
Provinsi
Sulawesi Tengah, Skripsi
Tidak
diterbitkan,
Palu,
Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas
Tadulako.
Peraturan Menteri Kesehatan RI,
Nomor 2269 Tahun 2011,
tentang
Pedoman
Pembinaan Perilaku Hidup
bersih dan Sehat (PHBS)
Peraturan Menteri Kesehatan RI,
Nomor 75 Tahun 2014,
tentang Puskesmas
Pusat Data dan Informasi Kemenkes
RI,
2013.
Ringkasan
Eksklusif Data dan Informasi
Kesehatan Provinsi Sulawesi
Tengah
Rismaeni.2009.Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) Tatanan Rumah
Tangga
Sebagai
Implementasi
Program Promosi Kesehatan di
Puskesmas Tamalanrea-Makassar.
http://repository.unhas.ac.id/bitstrea
m/handle =1. di unduh tanggal, 14
Desember 2015
Riwidikdo, H..2009. Statistik Kesehatan.
Cetakan
Ketiga.Mitra
Cendikia
Press. Yogyakarta.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
S. 2011. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan (Edisi
Revisi).
Bumi
Aksara.
Jakarta
Aisyah. 2014. Profil Kesehatan,
Puskesmas
Sabang
Kabupaten Donggala
Daryanto, 2008. Evaluasi Pendidikan.
Rineka Cipta Jakarta
Departemen Kesehatan RI, Tahun
2007. Buku Paket Pelatihan
Kader Kesehatan dan Tokoh
Masyarakat
dalam
Pengembangan Desa Siaga.
Dwiyanto,Indiahono.2009.
Kebijakan
Publik Berbasis Dynamic
Policy Analisys.Gava Media.
Yogyakarta
Hamidi, 2010. Metode Penelitian
Kualitatif: Pendekatan Praktis,
Penulisan
Proposal
dan
Laporan Penelitian. Malang:
UMM Press.
Keputusan Menteri Kesehatan RI,
Nomor 25 Tahun 2004
tentang
Pedoman
Penyusunan
Indeks
Kepuasan Masyarakat Unit
Pelayanan
Instansi
Pemerintah
Keputusan Menteri Kesehatan RI,
Nomor 585 Tahun 2007
tentang
Pedoman
Pelaksanaan
Promosi
Kesehatan di Puskesmas
Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan
ilmu perilaku kesehatan.
Rineka Cipta.
Jakarta.
130
Artikel VI
131