You are on page 1of 10

ANALISIS PERILAKU MASYARAKAT DALAM

PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN PESERTA


PROGRAM KELUARGA
HARAPAN (PKH) DI KECAMATAN PAMINGGIR
Marnah1, Husaini1, dan Bahrul Ilmi2
1
Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung
Mangkurat, Kalimantan Selatan, Indonesia, 70714
2
Poltekkes DepKes RI Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia, 70714
E-mail : marnah.pkh.hsu@gmail.com, husainifawaz@yahoo.com, dan ilmie.bahrul@gmail.com

ABSTRACT

Health is a factor that plays an important role in realizing the quality of human resources. One of
the government's efforts are aimed at improving health community, namely the Family Hope Program
(PKH). Figures visits to health center in 2014 number 655, with the amount of health insurance
membership card users in 2046 participants. The number of visits is still dominated by public patients
at 817 visits. Preliminary studies have been conducted and showed that, most participants said never
use in the treatment of health insurance card, and some have said they do not know the function of
the card. Based on these problems, it is important to do research on the analysis of people's behavior
in the utilization of health services PKH participants. The aim of research to To analyze the behavior of
people in the utilization of health services in the district Paminggir PKH participants. This research is a
Qualitative content analysis approach. Subjects were participants PKH, variable research is a
predisposing factor, supporting and enabling behavior in the utilization of health services, the tools
used indepth interwiew. Analysis of data using qualitative data analysis techniques. Results of
analysis of indepth interwiew there are many factors that influence the behavior of participants PKH in
utilizing health services, predisposing factors include information, beliefs, thoughts, habits, cultural
values, comfort, and driving factors include social support, infrastructure, costs , access, decision
making processes, as well as enabling factors such as the attitude of the officers, regulatory / policy,
administration service providers. The Conclusions of research the behavior of the public in using
health services by PKH participants there were only utilizing medical health services, there is only an
alternative health care, and there was that utilize both.

Keywords: Behavior, PKH, utilization of health services.

ABSTRAK
Kesehatan merupakan faktor yang berperan penting dalam mewujudkan sumber daya manusia
yang berkualitas. Salah satu upaya pemerintah yang bertujuan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat yaitu Program Keluarga Harapan (PKH). Data kunjungan Puskesmas Paminggir tahun
2014 sejumlah 655, dengan jumlah kepesertaan pengguna kartu jaminan kesehatan 2046 peserta.
Jumlah kunjungan tersebut masih didominasi oleh pasien umum sebesar 817 kunjungan. Studi
pendahuluan telah dilakukan dan didapatkan hasil bahwa, sebagian besar peserta menyatakan tidak
pernah menggunakan kartu jaminan kesehatan dalam berobat, bahkan ada yang menyatakan mereka
tidak mengetahui fungsi dari kartu tersebut. Berdasarkan permasalah tersebut, maka penting untuk
dilakukan penelitian mengenai analisis perilaku masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan
peserta PKH. Tujuan Penelitian menganalisis perilaku masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan
kesehatan peserta PKH di Kecamatan Paminggir. Metode Penelitian ini adalah Kualitatif dengan
pendekatan content analysis. Subjek penelitian adalah Peserta PKH, variabel penelitian yaitu faktor
predisposisi, pendorong dan pemungkin perilaku dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan, alat yang
digunakan indepth interwiew. Analisis data menggunakan teknik analisa data kualitatif. asil analisis
dari indepth interwiew ada banyak faktor yang mempengaruhi perilaku peserta PKH dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan, faktor predisposisi meliputi informasi, keyakinan, pengalaman,
kebiasaan, nilai budaya, kenyamanan, dan faktor pendorong meliputi dukungan sosial, sarana
prasarana, biaya, akses, proses pengambilan keputusan, serta faktor pemungkin seperti sikap dari
petugas, peraturan/kebijakan, administrasi penyedia layanan. Kesimpulan penelitian ini
perilakumasyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan oleh peserta PKH ada yang hanya
130
Marnah, dkk., Analisa Perilaku Masyarakat dalam.. 131

memanfaatkan pelayanan kesehatan medis, ada yang hanya pelayanan kesehatan alternatif, dan ada
yang memanfaatkan keduanya.

Kata Kunci: Perilaku, PKH, pemanfaatan, pelayanan kesehatan.

1. PENDAHULUAN kesehatan maka permasalahan kesehatan bagi


Kesehatan merupakan salah satu faktor peserta PKH bisa teratasi.
yang berperan penting dalam mewujudkan Perilaku kesehatan adalah suatu respon
sumber daya manusia yang berkualitas. Kondisi seseorang terhadap stimulus atau objek yang
sehat didefinisikan secara holistik bukan saja berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
kondisi sehat secara fisik melainkan juga pelayanan kesehatan, makanan dan minuman,
spiritual dan sosial dalam bermasyarakat. serta lingkungan (5). Selain itu, faktor-faktor
Untuk menciptakan kondisi sehat seperti ini pelayanan dunia kesehatan dalam hal
diperlukan suatu keharmonisan dalam menjaga ketersediaan sarana fasilitas kesehatan,
kesehatan tubuh. Faktor-faktor yang kemudahaan akses, dan keterjangkauan
mempengaruhi kesehatan seseorang dapat masyarakat khususnya masyarakat miskin
dilihat dari berbagai aspek, baik dari individu itu harus menjadi pertimbangan dalam
sendiri maupun dari lingkungan (1). meningkatkan mutu pelayanan yang baik untuk
Teori H.L. Blum menjelaskan ada empat memberikan kualitas pelayanan terhadap
faktor utama yang mempengaruhi derajat konsumen (6). Tingkat pemanfaatan fasilitas
kesehatan masyarakat. Keempat faktor pelayanan kesehatan oleh masyarakat
tersebut merupakan faktor determinan menunjukkan seberapa baik kualitas pelayanan
timbulnya masalah kesehatan. Keempat faktor kesehatan yang diberikan oleh petugas
determinan kesehatan terdiri dari faktor pelayanan kesehatan sekaligus menunjukkan
perilaku/gaya hidup (life style), faktor tingkat kepercayaan masyarakat terhadap
lingkungan (sosial, ekonomi, politik, budaya), penyelenggaraan pelayanan kesehatan.
faktor pelayanan kesehatan (jenis cakupan dan Data sekunder yang didapatkan dari
kualitasnya) dan faktor genetik (keturunan). Puskesmas Paminggir bahwa, kunjungan tahun
Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi yang 2014 untuk rawat jalan sejumlah 655 kujungan,
dapat mempengaruhi kesehatan perorangan dengan jumlah kepesertaan pengguna kartu
dan mempengaruhi derajat kesehatan jaminan kesehatan yaitu 2046 peserta. Jumlah
masyarakat (2). kunjungan tersebut masih didominasi oleh
Pembangunan di bidang kesehatan pasien umum sebesar 817 kunjungan.
diharapkan akan semakin meningkatkan tingkat Obsevasi langsung pada studi pendahuluan
kesehatan masyarakat, dan pelayanan telah dilakukan oleh pendamping PKH di
kesehatan dapat dirasakan oleh semua lapisan Kecamatan Paminggir, dengan cara
masyarakat secara memadai. Berbagai menanyakan manfaat dari kartu jaminan
kebijakan dan program pemerintah telah kesehatan kepada peserta PKH didapatkan
dilaksanakan untuk meningkatkan derajat hasil bahwa, sebagian besar peserta
kesehatan masyarakat. Peningkatan mutu menyatakan tidak pernah menggunakan kartu
pelayanan kesehatan masyarakat bertujuan jaminan kesehatan dalam berobat, bahkan ada
dalam hal mewujudkan perbaikan layanan yang yang menyatakan mereka tidak mengetahui
diberikan untuk mencapai terpenuhinya fungsi dari kartu tersebut. Masalah ini menjadi
pengguna layanan kesehatan dalam mencapai sangat menarik karena ada pernyataan dari
keadaan sehat yang dikehendaki semua pihak sebagian peserta yang menyatakan bahwa
(3). Salah satu upaya pemerintah yang mereka siap membayar berapapun asal
bertujuan peningkatan derajat kesehatan berobatnya dilayani di rumah. Data puskesmas
masyarakat yaitu melalui Program Keluarga juga menunjukkan angka kunjungan kelahiran
Harapan (PKH). Pemerintah Indonesia di Puskesmas dari 2011 awal dibangun sampai
meluncurkan PKH sejak tahun 2007. PKH 2014 adalah 0, padahal fasilitas kesehatan ibu
merupakan program bantuan dana tunai dan anak yang tersedia di Puskesmas
bersyarat pertama di Indonesia dari Kementrian Paminggir sudah lengkap. Berdasarkan
Sosial (4). Program ini bertujuan meningkatkan permasalah tersebut, maka penting untuk
kualitas manusia dengan memberikan bantuan dilakukan penelitian mengenai analisis perilaku
dana tunai bersyarat bagi keluarga miskin masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan
dalam mengakses layanan kesehatan dan kesehatan peserta PKH di Kecamatan
pendidikan tertentu. Pesrta PKH difasilitasi Paminggir.
dengan kartu jaminan kesehatan masyarakat
(Jamkesmas/kartu BPJS), diharapkan dengan
adanya jaminan dalam mengakses pelayanan
132 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 1, No. 2, Mei 2016 : 130-138

2. METODE tempat pemberi layanan kesehatan, adanya


Rancangan penelitian ini adalah unsur nilai-nilai budaya, dan rasa kenyamanan
penelitian kualitatif dengan pendekatan analisis peserta PKH terhadap pelayanan kesehatan.
isi (content analysis). Analisis isi diartikan 1) Pengetahuan (informasi) peserta PKH
sebagai metode untuk mengumpulkan dan tentang pelayanan kesehatan
menganalisis muatan dari sebuah “teks”. Peserta PKH telah mengetahui tentang
Teks dapat berupa kata-kata, makna gambar, pelayanan kesehatan, mampu membedakan
simbol, gagasan, tema dan bermacam bentuk tentang jenis pelayanan kesehatan medis dan
pesan yang dapat dikomunikasikan (7). alternatif, mengetahui letak posisi (alamat),
Penelitian dilakukan di Kecamatan Paminggir serta mengetahui jenis-jenis manfaat dari
Kabupaten Hulu Sungai utara. Waktu penelitian pelayanan yang disediakan, seperti kutipan
dilaksanakan selama bulan 2 bulan, Juli- wawancara berikut:
Agustus 2015. Subjek penelitian yang menjadi “…nang kaya puskesmas di hilir tuh,
responden adalah Peserta PKH yang menjadi rumah bidan, lawan rumah mantri nang di pasar
sasaran dalam penerapan komitmen bidang tuh, ke jenis kampungan bisa jua ke situ, rajin
kesehatan di Kecamatan Paminggir. Teknik tuh minta banyu nang ditawar san awak panas,
pengambilan sampel pada penelitian ini dengan mariap dingin…” (Responden 1)
teknik purposive sampling. Subjek terdiri dari 1 (“…seperti puskesmas, bidan praktek,
orang ibu hamil, 1 orang ibu yang punya anak dan puskesmas pembantu (pustu) yang di
balita, 1 orang ibu yang punya anak disabilitas, pasar itu, ke alternatif iya pernah juga, kadang
2 orang ibu yang di dalam anggota kelurganya minta air-air doa, untuk penurun panas, sakit
terdapat riwayat penyakit kronis, 2 orang ibu demam…”) (Responden 1)
yang di dalam anggota keluarganya yang tidak Berdasarkan hasil wawancara,
terdapat riwayat penyakit kronis.Variabel responden menyatakan mengetahui, jenis
penelitian dalam hal ini adalah tentang faktor pelayanan kesehatan medis seperti rumah
predisposisi faktor pendorong dan faktor sakit, puskesmas, dokter praktek, pustu,
pemungkin perilaku peserta PKH dalam perawat dan bidan praktek. Selain itu,
pemanfaatan pelayanan kesehatan. Alat yang responden juga mengetahui dan menjelaskan
digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman jenis pelayanan kesehatan yang ada di daerah
umum indepth interwiew yang berisi itu, yaitu dukun, tukang pijat, orang pintar
pertanyaan-pertanyaan tentang perilaku (tokoh adat/agama) yang bisa memberikan air
pemanfaatan pelayanan kesehatan peserta doa. Pengetahuan responden tentang
PKH yang telah diuji coba, serta peneliti itu pelayanan kesehatan tidak bisa menjadi
sendiri sebagai penanya. Instrumen lainnya jaminan bahwa mereka berperilaku hanya
yaitu alat perekam suara dan kamera yang memanfaatkan fasilitas kesehatan medis saja,
telah diuji coba. Bahan yang digunakan dalam ada beberapa responden pernah
penelitian ini adalah hasil observasi dan hasil memanfaatkan keduanya. Bahkan ada yang
indepth interwiew mengenai perilaku hanya memanfaatkan fasilitas pelayanan
pemanfaatan pelayanan kesehatan peserta kesehatan alternatif. Hal tersebut disebabkan
PKH di Kecamatan Paminggir. Analisis data karena semakin tahu responden dengan
dalam penelitian ini menggunakan teknik pelayanan kesehatan itu, maka responden
analisa data kualitatif, yang terdiri dari tersebut mampu menentukan respon/sikap. Hal
beberapa tahapan yang harus dilakukan. ini sejalan dengan penelitian yang
Tahapan tersebut adalah mengorganisasikan menyebutkan pengetahuan dapat diperoleh dari
data, pengelompokan berdasarkan kategori mengetahui pengalaman langsung ataupun
tema dan pola jawaban, mencari alternatif melalui pengalaman orang lain dan secara
penjelasan bagi data dan menulis hasil langsung menjadi faktor
penelitian. predisposisi/mempermudah terbentuknya
perilaku (8).
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 2) Keyakinan peserta PKH dalam
3.1. Faktor predisposisi perilaku peserta pemanfaatan pelayanan kesehatan
PKH dalam pemanfaatan pelayanan Berdasarkan hasil temuan, peserta PKH
kesehatan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan
Faktor predisposisi adalah faktor-faktor meyakini dari berbagai sumber pelayanan
yang mempermudah atau mempredisposisi seperti, dari pelayanan medis (puskesmas,
terjadinya perilaku seseorang. Dalam penelitian rumah sakit, pustu dan bidan praktek), ada
ini faktor predisposisi yang dimaksud seperti yang meyakini dan mempercayai dari
pengetahuan (informasi) terhadap pelayanan pelayanan kesehatan alternatif baik dari segi
kesehatan, keyakinan, pengalaman dan bahan-bahan herbal (daun-daunan, akar-
kebiasaan peserta PKH dalam pencarian akaran, kunyit, melinjo, timun dan minyak urut),
Marnah, dkk., Analisis Perilaku Masyarakat Dalam... 133

bahkan dari segi tradisi budaya (air yang diberi sakit Amuntai tuh obat apotik pang kalo, jadi
doa dan dipidara/tradisi mengoleskan kunyit manarima acil pakai obat apotik
dan kapur oleh orang pintar untuk tuh…”(responden 5)
menghilangkan gangguan makhluk gaib). (“…Menurut pengalaman saya, berobat
Berikut merupakan transkip hasil wawancara: di puskesmas yang di sini sudah tidak mampu
“…Mun yakin tuh yakin aja pang menyembuhkan sakit saya. Saya langsung
keduanya, baik ke bubuhan puskesmas atawa berobat ke Rumah Sakit Amuntai, waktu
ke kampungan tadih, yakin aja keduanya kawa berobat ke puskesmas kemarin kalau minum
menangani keluhan acil, …” (Responden 1) obat dari puskesmas jantung berdetak
(“…Menurut keyakinan saya, saya kencang, kemudian jika obat sudah habis maka
yakin sama keduanya, baik dari segi medis sakitnya akan kumat kembali, sampai saya
maupun dari alternatif seperti dukun ini,karena tidak bisa bangun dari tempat tidur
keduanya sama-sama dapat menangani …”)(responden 5)
keluhan saya …”).(Responden 1) Pengalaman positif akan berpengaruh
Menurut Simamora, B dalam positif pada perilaku masyarakat dalam
analisisnya, bahwa kepercayaan pasien memanfaatkan pelayanan kesehatan. Seperti
terhadap dokter adalah kunci utama temuan pengalaman sembuh oleh responden,
keberhasilan penanganan suatu penyakit. sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
Sebagian besar indikasi berobat ke luar negeri hubungan yang sejalan antara turunnya
adalah bukan karena keterbatasan alat dan demam, selaindari faktor kepercayaan pada
kemampuan dokter, tetapi karena permintaan pelayanan alternatif tersebut, ternyata terbukti
keluarga pasien. Secanggih apapun sarana secara ilmiah bahwa hal tersebut dapat
medis atau sepintar apapun dokternya tidak dijelaskan secara medis.
akan berarti bila tidak ada rasa percaya. Hal ini 4) Kebiasaan Peserta PKH dalam
sejalan dengan penelitian ini bahwa, responden pemanfaatan pelayanan kesehatan
memiliki keyakinan tentang jenis pelayanan Kebiasaan peserta PKH dalam
yang digunakannya, kepercayaan tersebut ada pemanfaatan pelayanan kesehatan
berdasarkan dari pengalaman sembuh. Seperti tergambarkan pada kuantitas (jumlah), serta
hanya saat responden menyatakan bahwa ada kecenderungan untuk mengunjungi kembali ke
respon yang baik setelah mendapatkan penyedia layanan kesehatan tersebut, seperti
pelayanan di puskesmas, perawat dan bidan pada kutipan wawancara berikut:
(9). “…acil ni nak ae tulak beobat ke
Keyakinan responden tentang Kuripan tu rancak, ada dokternya di sana orang
pelayanan kesehatan alternatif juga kuat, hal ini Bali, habis tu kadang datang jua ke orang di
dinyatakan berdasarkan pada bukti, atau hasil Pulau Pisau tuh sidin bisa memberi akar-akaran
berobat mendapatkan hasil yang memuaskan. tatamba, abahnya tu pang yang banyak
Tinggi rendahnya kepercayaan pasien informasi jar kawannya beobat kancing manis
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya intensitas di situ ampih, tapi pas acil coba kada mau jua
komunikasi. Keterpaksaan yang dirasakan ampih. Nah imbah beobat ke rumah sakit
pasien akan berpengaruh negatif terhadap Amuntai, Alhamdulillah imbah tiga kali beobat
kepercayaan pasien (10). ke sana, ni sudah turun gula darah acil…”
3) Pengalaman Peserta PKH dalam (responden 5)
Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan (“…saya sering berobat ke Kuripan,
Pengalaman peserta PKH dalam orang yang mengobati disana berasal dari Bali,
pemanfaatan pelayanan kesehatan juga kadang-kadang juga saya berkunjung ke Pulau
tergambar pada penjelasan responden yang Pisau untuk berobat, di sana ada tabib yang
menyatakan bahwa sudah pernah dialami bisa memberi obat yang berasal dari akar-
sendiri, terdapat beberapa kesan-kesan positif akaran, suami saya diberitahu informasi oleh
maupun negatif yang telah didapatkan saat temannya bahwa beliau ini dapat mengobati
kunjungan ke fasilitas penyedia pelayanan kencing manis sampai sembuh, tapi waktu saya
kesehatan medis maupun penyedia layanan coba ternyata saya tidak sembuh juga. Nah
kesehatan alternatif, seperti kutipan wawancara setelah berobat ke Rumah Sakit Amuntai
berikut: Alhamdulillah setelah tiga kali ke sana kata
“…Mun menurut pengalaman acil nak dokter gula darah saya sudah
ae, beobat di puskesmas kita neh kada tahan. turun…”)(responden 5)
Jadi acil langsung ke rumah sakit amuntai, Kebiasaan peserta PKH dalam
waktu beobat di puskes kita neh semalam, bila pemanfaatan pelayanan kesehatan
habis minum obat rasa geludupan dada, bila tergambarkan pada kuantitas (jumlah), serta
obat tuh habis beumpat pulang penyakit acil, kecenderungan untuk mengunjungi kembali ke
kada kawa bebangun acil. Mun obat di rumah penyedia layanan kesehatan tersebut, dalam
134 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 1, No. 2, Mei 2016 : 130-138

penelitian ini kebiasaan tersebut tergambar nyaman kaya ini dah dari dahulu, bah nyaman
pada kebiasaan berobat saat sakit, dan juga tu pang sudah, ngaran sudah kaya keluarga
kebiasaan menjaga kesehatan meski tidak lawan sidin, senang tu pang hati mun diurut
dalam keadaan sakit. Hal ini sejalan dengan sidin…”(responden 6)
klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan (“…pijatnya terasa enak badan yang
kesehatan (Healt Related Behaviour) (11). pegal-pegal jadi sembuh, saya merasa
5) Nilai-nilai budaya dalam pemanfaatan nyaman, sudah sejak lama ini saya alami,
pelayan kesehatan pelayanannya membuat saya merasa senang
Nilai-nilai budaya yang maksud dalam dengan rasa kekeluargaan…”) (responden 6)
penelitian ini adalah bentuk pandangan, Kenyamanan peserta PKH dalam
persepsi atau pola pikir yang terbentuk memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti
dimasyarakat berdasarkan pada adat atau adanya rasa gembira, bahagia, dan senang.
kebiasaan budaya setempat yang telah diwarisi Responden menyatakan memanfaatkan
secara turun temurun dari nenek moyang, yaitu pelayanan kesehatan baik medis maupun
tradisi bepidara. Selain adanya tradisi adat alternatif (jasa tukang pijat/urut) yang dirasakan
bepidara, juga terdapat tradisi air yang di tawar manfaatnya seperti ada rasa kekeluargaan
(air doa) yang dipercaya berguna untuk dalam pelayanannya dan sudah terbiasa dan
menurunkan panas dan menyembuhkan rutin. Pelayanan personil memegang peranan
penyakit seperti demam. Tradisi memberi dalam menjaga mutu pelayanan sehingga
doa/mantra pada air biasanya dilakukan oleh pemakai jasa pelayanan kesehatan menjadi
tokoh adat/agama (abah habib). Seperti kutipan puas. Personil itu terdiri dari dokter maupun
wawancara berikut ini: perawat, tenaga para medis serta penunjang
“…ke wadah ulak tu ae ah meminta non medis. Pelayanan personil dapat berupa
banyu penawar dari dahulu pelayanan secara profesional dan keramahan
sudah…”(responden 3) sehingga meningkatkan citra dari pelayanan
(“…iya ke tempat orang pintar untuk tersebut (12).
meminta air doa…”) (Responden 3) a. Faktor pendorong (reinforcing factors)
Belum ada penelitian yang perilaku peserta PKH dalam
menjelaskan tentang tradisi ini, namun hal ini pemanfaatan pelayanan kesehatan
didukung dari pemaparan seorang dokter 1) Dukungan sosial
puskesmas yang menyatakan bahwa, Dukungan sosial yang dijelaskan
kebiasaan peserta PKH dalam membawa anak responden dari segi dukungan kerabat dan
untuk melakukan tradisi bepidara setelah tetangga sekitar, ada terdapat dukungan
melakukan pengobatan secara medis. Hal ini emosional seperti simpatik dari tetangga
bisa dijelaskan bahwa pengobatan medis dapat terdekat dengan berkunjung untuk menjenguk,
menyembuhkan sakit setelah beberapa hari dukungan dari program pemerintah (PKH)
anak tersebut mendapatkan perawatan di dengan adanya keterjaminan kartu sehat untuk
rumah, seperti meminum obat, dan asupan pemanfaatan pelayanan kesehatan, serta
makanan yang seimbang. Nilai- nilai budaya dukungan internal dari dalam keluarga seperti
dalam bepidara yang diwarisi dari orang-orang dukungan kepala keluarga dan orang tua.
terdahulu terus dilestarikan masyarakat, Berikut merupakan transkip hasil wawancara
sehingga walaupun telah melakukan terkait dukungan sosial:
pemanfaatan pelayanan kesehatan medis “…nang memberi dukungan dalam
dalam hal ini seperti puskesmas, dokter, mengambil keputusan ke fasilitas layanan
perawat maupun bidan, masyarakat juga tetap kesehatan ya kita-kita ae beakal-akal…”(
akan melakukan kunjungan ke penyedia Responden 1)
layanan jasa keesehatan seperti orang pintar. (“…yang memberi dukungan dalam
6) Kenyamanan peserta PKH dalam mengambil keputusan ke fasilitas layanan
pemanfaatan pelayanan kesehatan kesehatan ya kita-kita sendiri yang inisiatif…”)(
Kenyamanan peserta PKH dalam Responden 1)
memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti Menurut Supardi S dan Notosiswoyo
adanya rasa gembira, bahagia, dan senang. (13) tidak semua keluarga dan tetangga
Responden menyatakan memanfaatkan bersedia atau siap untuk memberikan
pelayanan kesehatan baik medis maupun dukungan, pengertian, dan kasih sayang bagi
alternatif (jasa tukang pijat/urut) yang dirasakan orang yang membutuhkan. Hal ini sejalan
manfaatnya seperti ada rasa kekeluargaan dengan pernyataan responden bahwa atas
dalam pelayanannya dan sudah terbiasa dan dasar inisiatif sendiri untuk melakukan
rutin. Seperti pada kutipan wawancara berikut: kunjungan ke fasilitas pelayanan kesehatan.
“…sidin tuh nyaman meurutnya, awak
ampih singkal-singkal, aku neh merasa lebih
Marnah, dkk., Analisis Perilaku Masyarakat Dalam... 135

2) Sarana dan prasarana saat dipakai diluar jam kerja, seperti biasanya
Ketidaksediaan sarana prasarana akan berobat di malam hari. Selama berobat di
membuat masyarakat tidak mau dalam rumah sakit saya tidak pernah menggunakan
memanfaatkan pelayanan kesehatan tersebut. BPJS, saya pasien umum. Kalau ke puskesmas
Seperti penjelasan responden yang gratis memakai kartu BPJS, tapi saya tidak
menyatakan tidak melahirkan ke puskesmas cocok dengan obat puskesmas tersebut..”)
karena pada saat itu masih belum lengkap (Responden 5)
sarana prasaran yang tersedia. Kutipan Faktor yang mempengaruhi
wawancara sebagai berikut: pemanfaatan pelayanan kesehatan, yaitu tarif
“…baranak di rumah ni ae lawas pang atau biaya kesehatan sangat penting untuk
sudah tiga tahunan dahulu, lawan bidan menentukan dalam pemanfaatan pelayanan
kampung haja, puskesmas kita kada lengkap lo kesehatan. Adanya peningkatan harga
dahulu. Mun di rumahan ni nyaman pang kalo pelayanan kesehatan akan menyebabkan
hen bila handak betatapas atau besedia penurunan permintaan (Saleh et al, 2012),
macam-macam nang tepakai pas beranak, tetapi dalam hal ini, peningkatan harga tidak
misalnya banyu panas, lampin, kelambu menjadi kendalam dalam permintaan
supaya jangan benyamuk ...” (Responden 2) pelayanan yang lebih baik, artinya suatu bentuk
(“…saya melahirkan di rumah saja tiga kepuasan tidak terukur dalam besaran tarif atau
tahun yang lalu, sudah lama, ditolong oleh biaya. Responden menyatakan bahwa
dukun kampung saja, puskesmas di sini waktu penghasilan rata-rata dibawah satu juta rupiah,
dulu masih belum lengkap fasilitasnya. Kalau di tetapi masih ada responden lebih memilih
rumah ini saya menjadi lebih gampang mencuci membayar biaya dalam memanfaatkan
atau dalam mempersiapkan keperluan yang pelayanan kesehatan. Permintaan tersebut
dibutuhkan saat melahirkan, seperti air panas, dipengaruhi oleh pendapat medis dari dokter,
tempat tidur bayi, dan kelambu untuk dan juga faktor lain seperti pendapatan dan
menghindari nyamuk…”)(Responden 2) harga obat. Pelayanan kesehatan merupakan
Hal ini sejalan dengan penelitian keinginan untuk lebih sehat diwujudkan dalam
terdahulu, fasilitas yang baik akan perilaku mencari pertolongan tenaga
mempengaruhi sikap dan perilaku pasien, kedokteran. Jadi dapat disimpulkan bahwa,
pembentukan fasilitas yang benar akan Permintaan (demand) pelayanan kesehatan
menciptakan perasaan sehat, aman, dan adalah pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
nyaman (12). dan diinginkan oleh pasien yang disertai juga
3) Biaya dengan daya beli yang dimiliki oleh pasien
Memanfaatkan fasilitas layanan tersebut (14).
kesehatan tidak terlepas dari biaya, yaitu 4) Transportasi (akses)
pembayaran tarif jasa maupun barang seperti Jarak antara tempat tinggal dengan
obat-obatan, alat kesehatan dan lain-lain. Biaya tempat fasilitas pelayanan kesehatan juga
menjadi perhitungan penting oleh peserta PKH menjadi faktor pendukung dalam pemanfaatan
dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan. Responden menyatakan
Responden menyatakan merasa senang bahwa rutin mengikuti kegiatan posyandu
memanfaatkan pelayanan kesehatan karena lansia, sebagai bentuk pemanfaatan terhadap
gratis. Berikut kutipan wawancara: pelayanan kesehatan yang dikunjungi hanya
“…aku merasa ketuju banar, maka dengan berjalan kaki. Seperti kutipan
gratis ha pulang…” (Responden 7) wawancara di bawah ini:
(“…saya merasa sangat senang dan “…saban bulan aku rutin meumpati
pelayanannya gratis…”) (Responden 7) posyandu dihilir tuh, atau bila pas auran aku
Berbeda dengan responden berikut, mendatangi ke puskesmasnya langsung minta
yang menyatakan tidak menggunakan BPJS, diperiksa, parak haja hen bejalan
dan lebih memilih berobat secara umum batis…”(Responden 7)
(berbayar). Berikut kutipan wawancara: (“…setiap bulan saya rutin mengikuti
“…saorang bayar jua hen. BPJS kada posyandu dihilir itu, atau jika disaat jadwal
tepakai nak ae mun diluar jam kerja tuh. posyandu saya sibuk dan tidak bisa hadir,
Rancak malam pang mengiau. Kartu BPJS ada maka saya datang ke puskesmas langsung
ae beisi, tapi kada pernah acil pakai, bebayar untuk memeriksakan kesehatan karena dekat
pang tarus mun beobat ke rumah sakit, mun saja…”)( Responden 7)
dipuskes kita neh gratis ae bila membawa Letak pelayanan kesehatan yang dekat
ngintuh, tapi acil kada manarima obat dengan rumah memudahkan dalam
puskesmas..”(Responden 5) menjangkau tanpa mengeluarkan banyak uang
(“…saya membayar semua biayanya, untuk transportasi serta sarana dan prasarana
walaupun punya BPJS tetapi itu tidak berlaku yang memadai. Hal ini dapat diperoleh dengan
136 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 1, No. 2, Mei 2016 : 130-138

mengeluarkan daya seminimal mungkin tetapi medis yang tersedia, menggunakan


tujuan untuk memperoleh kesehatan maksimal jamkesmas/kartu sehat/BPJS menjadi salah
(15). satu faktor pendorong. Ada responden yang
5) Proses pengambilan keputusan menjelaskan bahwa, keterlibatan dalam
Proses pengambilan keputusan dalam program (sebagai peserta program PKH)
pemanfaatan pelayan kesehatan juga memicu diri dan juga keluarga untuk tetap
berdasarkan atas keputusan bersama, yang memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
mana sebelum adanya suatu keputusan pasti Peraturan/kebijakan program PKH juga
ada proses dalam mengemukakan pendapat, mengharuskan peserta PKH untuk
kemudian disepekati bersama dengan anggota berkomitmen dalam pemanfaatan pelayanan
keluarga lainnya, seperti pada kutipan kesehatan, seperti mewajibkan peserta untuk
wawancara dengan responden 7 berikut: melakukan kunjungan posyandu, wajib berhadir
“…pendapat bersama, hasil setiap bulannya untuk anak usia balita serta ibu
kesepakatan bersama di keluarga lawan hamil.
kakanakan…”. 3) Peraturan penyedia layanan (administrasi)
(“…pendapat bersama, hasil Faktor pendorong seperti masalah
kesepakatan bersama di keluarga dengan administrasi (persyaratan dalam berobat) pada
anak-anak…”). pemanfaatan pelayanan menjadi alasan
Hal ini sejalan dengan teori perilaku peserta PKH untuk memilih pengobatan secara
konsumen merupakan proses yang kompleks umum atau berbayar. Meski keterlibatan pada
dan multi dimensional, yang mencakup proses program menjamin peserta PKH dengan
pengambilan keputusan dan kegiatan yang memiliki kartu jaminan berobat, tetapi masih
dilakukan konsumen secara fisik dalam ada terdapat peserta PKH yang tidak
pengevaluasian, perolehan penggunaan atau memanfaatkan kartu tersebut. Berikut kutipan
mendapatkan barang dan jasa. Jadi di dalam wawancara:
menganalisis perilaku konsumen tidak hanya “…Aku kada paham lawan syarat-
menyangkut faktor-faktor yang memengaruhi syarat orang nang beobat ke puskesmas tuh,
pengambilan keputusan kegiatan, akan tetapi harus mendaftar dulu lah jar, mana aku paham
juga meliputi proses pengambilan keputusan timbul kujuk-kujuk membawa anak nang
yang menyertainya (16). kadada dayanya neh…” (Responden 3)
b. Faktor pemungkin (enabling factors) (“…saya tidak mengerti dengan syarat-
perilaku peserta PKH dalam syarat orang yang berobat ke puskesmas, ada
pemanfaatan pelayanan kesehatan aturan bahwa harus mendaftar dulu, saya tidak
1) Sikap petugas penyedia layanan mengerti nanti malah saya ke sana ke mari
Sikap adalah kecenderungan untuk membawa anak yang tidak memiliki
merespon (secara positif atau negatif) terhadap kemampuan ini…”) (Responden 3)
orang, objek atau situasi tertentu. Dalam Meski keterlibatan pada program
penelitian ini, responden menjelaskan menjamin peserta PKH dengan memiliki kartu
bagaimana sikap dari petugas kesehatan dalam jaminan berobat, tetapi masih ada terdapat
merespon keberadaan saat memanfaatkan peserta PKH yang tidak memanfaatkan kartu
pelayanan kesehatan, baik itu petugas tersebut. Aturan kepemilikan kartu sehat atau
kesehatan medis maupun petugas kesehatan BPJS, jika melakukan pengobatan ke fasilitas
alternatif. Berikut kutipan wawancara: pelayanan tingkat rumah sakit, maka harus
“…capat haja pelayanan buhan menggunakan surat rujukan dari fasilitas
puskesmas tuh..”(Responden 2) pelayanan kesehatan primer, misalnya
(“…Pelayanan dari pihak puskesmas puskesmas atau dokter praktek yang
itu cepat..”) (Responden 2) bekerjasama dengan BPJS, namun hal ini tidak
Ditinjau dari pemakai jasa pelayanan dterapkan oleh salah satu responden.
kesehatan (health consumer) maka pengertian
kualitas pelayanan lebih terkait pada 4. PENUTUP
ketanggapan petugas memenuhi kebutuhan Berdasarkan penelitian maka dapat
pasien, kelancaran komunikasi antara diambil kesimpulan perilaku masyarakat dalam
petugas dengan pasien, keprihatinan serta pemanfaatan pelayanan kesehatan peserta
keramahtamahan petugas dalam melayani PKH di Kecamatan Paminggir. Dapat diuraikan
pasien, kerendahan hati dan kesungguhan meliputi faktor predisposisi perilaku:
(17). a. Pengetahuan (informasi) peserta PKH
2) Peraturan/kebijakan dari program tentang jenis pelayanan kesehatan meliputi
Peraturan/kebijakan dari program PKH pelayanan kesehatan medis dan pelayanan
yang mengharuskan peserta PKH kesehatan alternatif, responden
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan mengetahui perbedaan kedua jenis
Marnah, dkk., Analisis Perilaku Masyarakat Dalam... 137

pelayanan tersebut dan menjelaskan dukungan dari program pemerintah (PKH)


seperti apa pelayanannya. dengan adanya keterjaminan kartu sehat
b. Keyakinan Peserta PKH dalam untuk pemanfaatan pelayanan kesehatan,
pemanfaatan pelayanan kesehatan terdiri serta dukungan internal dari dalam
dari keyakinan terhadap pelayanan keluarga seperti dukungan kepala keluarga
kesehatan medis dan keyakinan terhadap dan orang tua.
pelayanan kesehatan alternatif, serta ada b. Sarana prasarana yang tersedia pada
yang meyakini keduanya. Pengaruh penyedia layanan kesehatan juga menjadi
keyakinan sangat kuat terhadap manfaat faktor responden dalam memanfaatkan
yang diterima, seperti keyakinan positif pelayanan kesehatan, seperti penjelasan
responden akan manfaat pelayanan yang responden yang melahirkan di puskesmas
diterima, maka hasil positif juga yang karena mengetahui sarana yang tersedia
didapat. cukup lengkap.
c. Pengalaman peserta PKH dalam c. Biaya dalam pemanfaatan pelayanan
pemanfaatan pelayanan kesehatan juga kesehatan juga menjadi tolak ukur oleh
tergambar pada penjelasan informan yang peserta PKH dalam melakukan kunjungan
menyatakan bahwa sudah pernah dialami ke fasilitas kesehatan, seperti adanya
sendiri, terdapat beberapa kesan-kesan jaminan dalam memanfaatkan pelayanan
positif maupun negatif yang telah kesehatan yang membantu dalam hal
didapatkan saat kunjungan ke fasilitas biaya, tetapi ada juga responden yang
penyedia pelayanan kesehatan medis menyatakan lebih mementingkan kualitas
maupun penyedia layanan kesehatan pelayanan yang memuaskan meski harus
alternatif, misalnya pengalaman sembuh menggunakan biaya yang tidak sedikit.
setelah meminum air doa (air putih), dalam d. Tarnsportasi (akses) dalam mendapatkan
penjelasan ilmiah juga dibuktikan adanya pelayanan kesehatan menjadi
pengalaman sembuh terhadap sakit pertimbangan responden, semakin mudah
(demam) jika mengkonsumsi air putih yang untuk mengakses pelayanan tersebut,
cukup. maka peserta PKH akan cenderung
d. Kebiasaan peserta PKH dalam mmemanfaatkan pelayanan itu.
pemanfaatan pelayanan kesehatan e. Proses pengambilan keputusan dalam
tergambarkan pada kuantitas (jumlah), pemanfaatan pelayan kesehatan juga
serta kecenderungan untuk mengunjungi berdasarkan atas keputusan bersama,
kembali ke penyedia layanan kesehatan yang mana sebelum adanya suatu
tersebut, dalam penelitian ini kebiasaan keputusan pasti ada proses dalam
tersebut tergambar pada kebiasaan mengemukakan pendapat, kemudian
berobat saat sakit, dan juga kebiasaan disepekati bersama dengan anggota
menjaga kesehatan meski tidak dalam keluarga lainnya.
keadaan sakit. Faktor pemungkin dalam perilaku
e. Nilai budaya pada peserta PKH dalam pemanfaatan peyanan kesehatan peserta
pemanfaatan pelayanan kesehatan sangat program keluarga harapan (PKH) di Kecamatan
erat, seperti ada tradisi masyarakat yang Paminggir.
melakukan ritual atau buadaya bepidara, a. Sikap dari petugas penyedia layanan
membaca-bacakan doa pada air dan lain kesehatan, baik itu petugas kesehatan
sebagainya. medis maupun petugas kesehatan alternatif
f. Rasa kenyamanan masyarakat dalam menjadi penilaian kualitas pelayanan
pemanfaatan pelayanan kesehatan juga kesehatan oleh responden. Kualitas
tergambar pada penjelasan responden pelayanan lebih terkait pada ketanggapan
yang menyatakan ada rasa nyaman, rasa petugas memenuhi kebutuhan pasien,
kekeluargaan jika terjadi hubungan yang kelancaran komunikasi antara petugas
baik, komunikasi yang baik antara dengan pasien, keprihatinan serta
pemanfaat layanan dan penyedia layanan. keramahtamahan petugas dalam
Faktor pendorong perilaku masyarakat melayani pasien, kerendahan hati dan
dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan kesungguhan.
peserta program keluarga harapan (PKH) di b. Peraturan/kebijakan dari program PKH
Kecamatan Paminggir. yang mengharuskan peserta PKH
a. Dukungan sosial yang dijelaskan informan memanfaatkan fasilitas pelayanan
dari segi dukungan kerabat dan tetangga kesehatan medis yang tersedia,
sekitar, ada terdapat dukungan emosional menggunakan jamkesmas/kartu
seperti simpatik dari tetangga terdekat sehat/BPJS menjadi salah satu faktor
dengan berkunjung untuk menjenguk, pendukung. Ada responden yang
138 Jurnal Berkala Kesehatan, Vol. 1, No. 2, Mei 2016 : 130-138

menjelaskan bahwa, keterlibatan dalam Juhar Kabupaten Karo Tahun 2012.


program (sebagai peserta program PKH) Skripsi. Universitas Sumatra Utara; 2012.
memicu diri dan juga keluarga untuk tetap 9. Simamora B. Panduan Riset Perilaku
memanfaatkan fasilitas pelayanan Konsumen. Cetakan Ketiga. Jakarta: PT.
kesehatanadministrasi penyedia layanan. Gramedia Pustaka Utama. 2008
c. Administrasi yang menyulitkan dan 10. Khairurrahmi. Pengaruh Faktor
memperlambat responden dalam Predisposisi, Dukungan Keluarga dan Level
mendapatkan pelayanan juga menjadi Penyakit Orang Dengan HIV/AIDS
faktor pemungkin dalam pemanfaatan Terhadap Pemanfaatan VCT di Kota
pelayanan kesehatan, sehingga terdapat Medan. Jurnal Penelitian Kesehatan. 2009;
pemikiran untuk mencari penyedia layanan 1(2): 10-11.
kesehatan yang mudah dalam hal 11. Tanjung M. Faktor Predisposisi Yang
administrasi, meski harus membayar. Mempengaruhi Perilaku Pemeriksaan
Payudara Sendiri Skripsi. Universitas
DAFTAR PUSTAKA Sumatra Utara; 2012
1. Endra F. Paradigma Sehat. Jurnal 12. Saleh PA, Amir MY, Palutturi S. Hubungan
Akademik Fakultas Kedokteran Universitas Faktor Sosial dan Psikologis Dengan
Muhammadiyah Malang. 2010; 1(1): 14-15. Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di RS
2. Departemen Sosial RI. Pedoman Umum Bhayangkara Makassar.. Jurnal Penelitian
PKH. Ditjen Jamkesos. 2011. Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
3. Marshall R. Designing Qualitative FKM Universitas Hasanuddin. 2012;
Research. London: Sage Publication. 2007. 13. Supardi S, Notosiswoyo. Pengobatan
4. Wilisdwipa. Konsep Dasar Mutu Pelayanan sendiri sakit kepala demam, batuk dan pilek
Kesehatan. Jurnal Penelitian Universitas pada masyarakat di Desa Awalen
Muhammadiyah Purwokerto. 2008; 2(4): 6- Kecamatan Warungkondang. Majalah Ilmu
7. Kefarmasian. 2005; 2(3) 134-44.
5. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan 14. Sinambela LP. Reformasi Pelayanan
Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. 2007. Publik: Teori,Kebijakan dan Implementasi.
6. Hardayati W, Mulyadi, Daryono. Analisis cetakan kelima. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Perilaku Masyarakat terhadap Angka 2010.
Bebas Jentik dan Demam Berdarah 15. Wulansari K. Perilaku Hidup Bersih Dan
dengue di Kecamatan Pekanbaru Riau. Sehat (PHBS) Pasca Program Kesehatan
Jurnal Ilmu Lingkungan. 2011; ISSN 1978- Desa Siaga. Departemen Sosiologi Fisip
5283. Universitas Airlangga. 2012.
7. Sogiyono. Metode Penelitian Kuantitatif 16. Suryani T. Perilaku Konsumen: Implikasi
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. pada Strategi Pemasaran. Edisi Pertama.
2011 Jakarta: Graha Ilmu. 2008
8. Pinem R. Gambaran Pengetahuan Dan 17. Shoham A, Saker M, Gavish Y. Preventive
Sikap Suami Tentang Alat Kontrasepsi Pria Health Behaviors The Psycho-marketing
Di Desa Juhar Perangin-Angin Kecamatan Approach. International Journal of
Psychological Studies. 2012; 4(1): 5-6

You might also like