Professional Documents
Culture Documents
Jurnal Gusti Bagus Firnando
Jurnal Gusti Bagus Firnando
LEGAL REVIEW
Abstrac
The title of this thesis is "Ira's Catering Default Against Customers in the Catering
Service Agreement in Pontianak City". In order to meet the needs of the community for food
and culinary needs, food is one of the businesses in Pontianak City. One of them is IRA
catering, which sells several types of food menus for the people of Pontianak City and
provides food delivery services for buyers who want to buy but are in a location far from the
IRA catering location or buyers who cannot reach the IRA catering location.
The formulation of the problem in this study is "What Factors Cause IRA Catering
Entrepreneurs to Default on Orders in Catering Service Ordering Agreements?". The
purpose of this study was to obtain data and information about the implementation of an
order-to-order food sale and purchase agreement between an IRA catering entrepreneur
and the customer, to reveal the factors causing the IRA catering entrepreneur to default in
delivering orders late, to reveal the legal consequences for IRA catering entrepreneurs who
are late in carrying out their obligations. towards the customer, and to disclose the efforts
that the customer has taken to the IRA catering entrepreneur who is late in carrying out his
obligations to the customer. The method used in this study is an empirical legal research
method. This research is descriptive.
The results of the analysis of this study are that in the implementation of the catering
service agreement between the IRA Catering Entrepreneur and the customer, which is made
verbally and then poured into a memorandum. In the course of the agreement, there was a
default in the form of delays in the delivery of orders made by IRA Catering entrepreneurs.
There are two factors that cause delays in the delivery of orders made by IRA Catering
entrepreneurs, namely the delivery car broke down and the number of other orders that had
to be delivered. The legal consequence for the IRA Catering Entrepreneur for the delay in
the delivery of orders made is that the IRA Catering entrepreneur must pay compensation
for his default. Efforts that can be made by IRA Catering Entrepreneurs are to conduct family
deliberation to resolve the problems they are doing.
Keywords: Service Agreement, Catering, Default
1
Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura, email: gustibagus46@gmail.com
2
Dosen Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura, email: asikin@hukum.untan.ac.id
3
Dosen Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura, email: erni.djun.astuti@hukum.untan.ac.id
4
Dosen Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura, email: alhadiansyah18@gmail.com
5
Dosen Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura, email: lolita@hukum.untan.ac.id
Abstrak
Judul dalam skripsi ini adalah “Wanprestasi Katering Ira Terhadap Pemesan Dalam
Perjanjian Jasa Katering Di Kota Pontianak”. Guna memenuhi kebutuhan masyarakat akan
kebutuhan pangan dan kuliner, makanan menjadi salah satu usaha yang ada di Kota
Pontianak. Salah satunya adalah katering IRA yang menjual beberapa jenis menu makanan
bagi masyarakat Kota Pontianak serta memberikan jasa layanan pesan antar makanan bagi
pembeli yang ingin membeli namun berada di lokasi yang jauh dari lokasi katering IRA
ataupun pembeli yang tidak bisa menjangkau lokasi katering IRA.
Adapaun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Faktor Apa yang
Menyebabkan Pengusaha Katering IRA Wanprestasi Pada Pemesanan Dalam Perjanjian
Pemesanan Jasa Katering?”. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data
dan informasi tentang pelaksanaan perjanjian jual beli makanan secara pesanan antara
pengusaha katering IRA dengan pemesan, untuk mengungkapkan faktor penyebab
pengusaha katering IRA wanprestasi terlambat melakukan pengantaran pesanan, untuk
mengungkapkan akibat hukum bagi pengusaha katering IRA yang terlambat melaksanakan
kewajibannya terhadap pemesan, dan untuk mengungkapkan upaya yang pemesan
lakukan terhadap pengusaha katering IRA yang terlambat melaksanakan kewajibannya
terhadap pemesan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
hukum empiris. Penelitian ini bersifat deskriptif.
Hasil analisis dari penelitian ini adalah bahwa dalam pelaksanaan perjanjian jasa
katering antara Pengusaha Katering IRA dan pemesan yang dibuat secara lisan kemudian
dituangkan kedalam nota. Dalam berjalannya perjanjian terjadi wanprestasi berupa
keterlambatan pengantaran pesanan yang dilakukan oleh pengusaha Katering IRA. Faktor
penyebab penyebab keterlambatan dalam pengantaran pesanan yang dilakukan oleh
pengusaha Katering IRA ada dua yaitu mobil pengantar mogok dan banyaknya pesanan lain
yang harus diantarkan. Akibat hukum bagi Pengusaha Katering IRA terhadap keterlambatan
pengantaran pesanan yang dilakukan adalah pengusaha Katering IRA harus membayar
ganti rugi atas wanprestasi yang dilakukannya. Upaya yang dapat dilakukan oleh
Pengusaha Katering IRA adalah dengan melakukan musyawarah secara kekeluargaan
untuk menyelesaikan permasalahan yang dilakukannya.
I. Pendahuluan
Sebagai salah satu pengusaha katering yang ada di Kota Pontianak katering IRA
beralamat di Jalan Wonobaru Gg. Wonodadi II No.20 . Kota Pontianak. Katering IRA
sebagai salah satu pengusaha katering yang ada di Kota Pontianak.
Katering IRA berdiri sejak November 2014, katering IRA menjalankan usaha
kateringnya di Kota Pontianak diperuntukan bagi pemesanan untuk acara-acara seperti
acara pernikahan, hari raya, ulang tahun, seminar, rapat dan lain sebagainya.
Mengenai jenis menu makanan yang dijual oleh pihak pengusaha katering IRA,
pilihannya sangat beragam terdiri dari nasi lengkap, soto nasi kebuli, bakso, sate lengkap
dan somay. Harga yang ditawarkan oleh pihak katering IRA adalah mulai dari Rp.17.000,00
(Tujuh Belas Ribu Rupiah) per porsi sampai dengan Rp.40.000,00 (Empat Puluh Ribu
Rupiah) per porsi.
Adapun jumlah porsi makanan katering yang dipesan oleh pemesan berkisar antara
50 (lima puluh) porsi hingga 600 (enam ratus) porsi dengan jumlah minimal pemesanan
sebanyak 20 (dua puluh) porsi. Mengenai harga dari katering yang dibuat dari pihak
pengusaha katering IRA yaitu :
1. Nasi lengkap dengan harga Rp. 30.000 (tiga puluh ribu rupiah) dilengkapi dengan
daging/ayam, sambal kentang korek api/sambal kentang ati, capcay/oseng-oseng/karedok,
sop, buah dan kerupuk.
2. Nasi lengkap dengan harga Rp. 35.000 (tiga puluh lima ribu rupiah) dilengkapi
dengan daging/ayam, ikan sambal kentang korek api/sambal kentang ati, capcay/oseng-
oseng/karedok, sop, sambal, buah dan kerupuk.
3. Nasi kebuli dengan harga Rp. 35.000 (tiga puluh lima ribu rupiah) dilengkapi dengan
semur daging, ayam goreng, pecri nanas, slada timun, dalca, sambal dan kerupuk.
4. Nasi kebuli dengan harga Rp. 40.000 (empat puluh ribu rupiah) dilengkapi dengan
semur daging, ayam goreng, pecri nanas, slada timun, dalca, gulai kambing, sambal dan
kerupuk.
5. Bakso dengan harga Rp. 17.000 (tujuh belas ribu rupiah) dilengkapi dengan mi putih,
mi kuning, sawi dan kecambah.
6. Sate lengkap dengan harga Rp. 30.000 (tiga puluh ribu rupiah) dilengkapi dengan
lontong, sate ayam, acar, gulai dan emping.
7. Somay dengan harga Rp. 20.000 (dua puluh ribu rupiah) dilengkapi somay ikan, telur,
tahu, kentang dan emping.
Pelayanan jasa katering makanan yang di berikan oleh katering IRA dilakukan dalam
bentuk perjanjian secara lisan atau tidak tertulis dengan cara pemesanan yaitu 7 (tujuh) hari
hingga 14 (empat belas) hari sebelum jangka waktu yang telah ditetapkan oleh pemesan.
Mengenai pembayaran, pengusaha katering IRA menerima pembayaran dengan cara
pembayaran uang muka terlebih dahulu sebesar 50% dari keseluruhan harga pemesanan
ataupun dengan cara tunai saat melakukan pemesanan katering makanan.
Dalam hal ini kedua belah pihak yaitu pihak pengusaha katering IRA dan pemesan,
dalam melaksanakan perjanjian jasa katering telah menimbulkan hak dan kewajiban bagi
kedua belah pihak. Hak dari pemesan adalah menerima makanan yang telah dipesan sesuai
dengan yang diperjanjikan dan kewajiban pemesan adalah membayar biaya makanan
kepada pengusaha katering IRA, sedangkan hak pengusaha katering IRA adalah menerima
pembayaran dari pemesan yang telah memesan makanan serta pengusaha katering IRA
berkewajiban mengantar pesanan makanan yang dipesan pemesan.
Namun dalam pelaksanaanya perjanjian jual beli makanan secara katering terkadang
belum terlaksana sesuai dengan kesepakatan yang telah di sepakati bersama antara pihak
katering IRA dengan pemesan. Salah satunya adalah pesanan yang terlambat sampai
kepada pihak pemesan yaitu kepada ibu Miswati dikarenakan kemacetan dalam perjalan
serta banyaknya pesanan yang harus diantarkan kepada pesesan yaitu tanggal 15 Juli 2021
pukul 17:00 (lima sore).
II. Metode
Metode penelitian adalah prosedur yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan data
ataupun informasi dalam memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan penelitian hukum empiris, yaitu dengan
mengungkapkan data dari hasil penelitian dengan menganalisis data yang diperoleh pada
saat melakukan penelitian. Menurut Ronny Hanitijo Soemitro ”Penelitian hukum empiris atau
penelitian hukum sosiologis, yaitu penelitian hukum yang memperoleh data dari data
primer”.6
kebutuhan hidupnya, di mana masyarakat memerlukan keja sama antara satu dengan
yang lainya agara kebutuhan barang maupun jasa pelayanan dapat terpenuhi. Hal ini di
karenakan manusia mahluk social yang selalu berintegrasi, serta membutuhkan bantuan
dari manusia lain, begitu puala dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tentu saja
katering dengan pengguna jasa,. Salah satu bentuk dari kerja sama tersebut adalah
perjanjian jasa Katering, untuk kepastian tentang obyek yang diperjanjikan harus dibuat
secara tertulis dalam sebuah nota. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia jasa adalah
“aktivitas, kemudahan, manfaat dan sebagainya, yang dapat dijual kepada orang lain.”7
mengenai harta benda antar dua pihak dalam mana satu pihak berjanji atau dianggap
berjanji untuk melakukan sesuatu hal, sedangkan pihak lain berhak menuntut
6
Ronny Hanitijo Soemitro, 1990, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia Indonesia,
Jakarta, Hlm. 52.
7
Hasan Alwi, 1999, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka, Jakarta, h. 403
8
Keputusan Menteri Kesehatan RI No 715/Menkes/SK/V/2003
9
R. Wiryono Prodjodikoro, 2004, Asas-Asas Hukum Perjanjian, Bandar Maju, Bandung, h. 4
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat di katakan bahwa perjanjian
merupakan suatu hubungan hukum antara dua orang atau lebih yang bersifat timbal
Demikian halnya dengan perjanjian jasa katering, antara pihak penyedia jasa
Katering IRA dengan pengguna jasa telah jelas adanya hubungan hukum untuk kedua
berada untuk menyediakan makanan bagi pengguna jasa dengan skala yang besar dan
Pelayanan jasa katering makanan yang di berikan oleh katering IRA dilakukan
dalam bentuk perjanjian secara lisan atau tidak tertulis dengan cara pemesanan yaitu 7
(tujuh) hari hingga 14 (empat belas) hari sebelum jangka waktu yang telah ditetapkan
dengan cara pembayaran uang muka terlebih dahulu sebesar 50% dari keseluruhan
harga pemesanan ataupun dengan cara tunai saat melakukan pemesanan katering
makanan
Di dalam penelitian ini metode yang digunakan penulis adalah metode penelitian
(Library Research) dan penelitian Lapangan (Field Research), sedangkan Teknik yang
secara langsung dengan sumber data melalui wawancara (Interview) terhadap sumber
data.
Adapun yang mejadi sampel penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
2. 5 Pemesan dalam kurun waktu Juni 2021 sampai dengan Desember 2021.
Analisis data yang penulis lakukan menggunakan tabel-tabel dimana tabel itu
dibuat dengan berdasarkan angket (Kuesioner) yang disebarkan kepada pemesan serta
menggunkan pedoman wawancara kepada pengusaha Katering IRA guna mendapatkan
Sebagai tabel pertama dalam penelitian ini adalah pernah atau tidaknya terjadi
Tabel 1
1 Pernah 5 100
2 Tidak Pernah 0 0
N=5 5 100
melakukan perjanjian dengan pengusaha Katering IRA dan tidak ada responden (0%)
yang menyatakan tidak pernah melakukan perjanjian dengan pengusaha Katering IRA.
Sehubung dengan perjanjian yang terjadi, perlu diketahui Selanjutnya dalam tabel
kedua akan dijelaskan seperti apa bentuk perjanjian antara pemesan dengan pengusaha
Katering IRA.
Tabel 2
BENTUK PERJANJIAN
1 Tertulis 0 0
2 Lisan 5 100
N=5 5 100
Sumber Data: Data Dari Penelitian Yang Diolah
Dari keterangan pada tabel 2, dapat diketahui bahwa jumlah rensponden yang
bentuk lisan. Dapat dilihat pada tabel diatas mayoritas perjanjian ada dengan cara Lisan,
Perjanjian dalam bentuk lisan itu dituangkan kedalam nota yang kemudian diserahkan
kepada pemesaan. Nota tersebut berisi perjanjian antara penyedia jasa dengan pengguna
jasa.
Sehubung dengan perjanjian yang terjadi pada pengusaha Katering IRA dan
pemesan. Selanjutnya untuk melihat jumlah porsi katering yang dipesan dapat dilihat
Tabel 3
N=5 5 100
Dari keterangan pada table 3, dapat diketahui bahwa sebanyak 2 orang (40%)
memesan makanan kurang dari 100 porsi, 2 orang (40%) memesan makanan dari 100
sampai 200 porsi, dan 1 orang (20%) memesan makanan dengan jumlah lebih dari 200
porsi. Bisa dilihat pada tabel diatas bahwa pemesan memesan makanan dengan kisaran
pemesan, selanjutnya dalam table 4 akan dijelaskan mengenai responden yang pernah
Tabel 4
1 Pernah 5 100
2 Tidak pernah 0 0
N=5 5 100
pengusaha Katering IRA. Dari tabel diatas bahwa responden yang berlangganan tersebut
pengusaha Katering IRA. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi kesalahan atau kelalaian
Sehubung dengan perjanjian yang terjadi pada pengusaha Afif Laundry dan
pengguna jasa , perlu diketahui Selanjutnya, dalam tabel 7 akan dijelaskan mengenai
N=5 5 100
pengantaran pesanan oleh pengusaha Katering IRA. Sebanyak 2 orang responden (40%)
pesanannya terlambat diantar karena banyaknya pesanan lain yang harus diantarkan.
Dan tidak ada responden yang menyatakan bahwa penyebab terlambatnya pengantaran
karena ban mobil pengantar bocor. Pada tabel diatas terungkap bahwa penyebab
keterlambatan dalam pengantaran pesanan ada dua yaitu mobil pengantar mogok dan
Selanjutnya akan perlu diketahui akibat hukum bagi pengusaha Katering IRA ynag
melakukan wanprestasi.
Tabel 6
2 Tidak mendapatkan 0 0
pelunasan
N= 5 100
menyatakan bahwa akibat hukum bagi pengusaha Katering IRA yang melakukan
pengantaran pesanan. Maka selanjutnya pengusaha Katering IRA harus membayar ganti
Sehubung dengan perjanjian yang terjadi pada pengusaha Katering IRA dan
pemesan, perlu diketahui upaya hukum yang dilakukan oleh pemesan terhadap
pengusaha Katering IRA yang melakukan wanprestasi dapat dilihat dari tabel 7 berikut :
Tabel 7
kekeluargaan
2 Mengajukan gugatan ke 0 0
Pengadilan negeri
3 Diam saja 0 0
N=5 5 100
secara musyawarah kekeluargaan. Hal ini menunjukkan bahwa responden lebih memilih
1. Katering IRA beralamat di Jalan Wonobaru Gg. Wonodadi II No.20 . Kota Pontianak.
2. Katering IRA sudah berdiri sejak November 2014.
3. Katering IRA menerima pemesanan untuk berbagai acara seperti pernikahan, hari
4. Menu yang ditawarkan katering IRA terdiri dari nasi lengkap, nasi kebuli, bakso, sate
5. Harga makanan yang ditawarkan mulai dari Rp. 17.000,00 (Tujuh Belas Ribu Rupiah)
pengantaran pesanan.
8. Akibat hukum yang terima oleh Katering IRA atas keterlambatan yang dilakukan
kekeluargaan.
IV. Penutup
1. Bahwa dalam pelaksanaan perjanjian jasa katering antara Pengusaha Katering IRA
dan pemesan yang dibuat secara lisan kemudian dituangkan kedalam nota. Dalam
dilakukan oleh pengusaha Katering IRA ada dua yaitu mobil pengantar mogok dan
4. Bahwa upaya yang dapat dilakukan oleh Pengusaha Katering IRA adalah dengan
yang dilakukannya.
pengangkut.
2. Hendaknya Pengusaha Katering bisa memanajemen waktu dengan baik mulai dari
pertanggungjawaban.
V. Bibliografi
BUKU-BUKU
Abdulkadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung,
Ahmadi Miru, 2008, Hukum Kontrak Dan Perancangan Kontrak, PT. Raja Grafindo
Perjada, Jakarta.
Anwar Dalam Pohan, 2009, Sanitasi Makanan Dan Minuma, Pusat Pendidikan Tenaga
Jakarta.
Hardijan Rusli, 1996, Hukum Perjanjian Indonesia dan Common Law, Pustaka Sinar
Harapan, jakarta.
Ronny Hanitijo Soemitro, 1990, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, Ghalia
Indonesia, Jakarta.
R. Subekti dan R. Tjitrosudibio, 1999, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta.
Tim Prima Pena, 2006, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Gita Media Press, Surabaya.
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN :