You are on page 1of 15

Al-Fikra : Jurnal ilmiah Keislaman, Vol.20,No.

2, Juli – Desember 2021 (136 – 150)


DOI : 10.24014/af.v20i2.9766

PENDAPAT QURAISH SHIHAB DALAM TAFSIR AL-MISHBAH


TENTANG BERBUAT IHSAN DALAM DIMENSI SOSIAL

Hakim Hendra AlKampari


Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia
hakimhendra13@gmail.com

Ahmad Fadhil Rizki


Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul Ulum Tanjungpinang, Indonesia
ahmadfadhilrizki1995@gmail.com

Delviani Marzal
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Indonesia
delviani.marzal@gmail.com

Abstract
This research is motivated by a phenomenon that occurs in the
community both between parents and children as well as between
husband and wife, because many children are not happy with their
parents, as well as husbands who want to divorce their wives, many of
them do not fulfill their wives' rights when divorcing and also If it is not
ihsan to the wife, then Ihsan's explanation is needed so that children,
husbands, and the community can do Ihsan to everyone. The word
Ihsan is used for two things: first, to give favors to other parties. Second,
good deeds. Therefore the word "Ihsan" is broader than just "giving a
favor or a living". Its meaning is even higher and deeper than the content
of the meaning of fair, because fair is "treating others the same as they
treat you", while Ihsan, "treating others better than their treatment of
you". Fair is taking all your rights and or giving all the rights of others,
while Ihsan is giving more than you have to give and taking less than
you should take. as for Ihsan's objects in the social dimension are a.
Ihsan to the divorced wife, b. Ihsan to parents, c. Ihsan to relatives, d.
Ihsan to orphans, e. Ihsan to the poor, f. Ihsan to neighbors who have
close relationships, g. Ihsan to distant neighbors, h. Ihsan to close
friends, h. Ihsan to Ibn Sabil, i. Ihsan to slaves, j. Ihsan to criminals. All
actions are directed to give goodness and favors to others because
Quraish Shihab said that Ihsan is giving favors and good deeds.

Keywords: Ihsan, Social, Al-Misbah

PENDAHULUAN dengan manusia, juga manusia dengan


Salah satu aspek yang terkandung lingkungannya yang lebih luas. Al-
di dalam Al-Qur’an adalah aspek Qur’an memberi rambu-rambu melalui
muamalah. Islam sangat memperhatikan norma atau etika pada manusia dalam
keselarasan hubungan baik antara berinteraksi dengan lingkungannya agar
manusia dengan Khaliknya, manusia keselarasan itu tetap terjaga. Misalnya

136
Hakim Hendra Alkampari, Ahmad Fadhil Rizki, Delviani Marzal : Pendapat Quraish Shihab
Dalam Tafsir Al-Misbah Tentang Berbuat Ihsan Dalam Dimensi Sosial.
DOI : 10.24014/af.V20i2.9766
etika bermasyarakat, bertetangga, dan dikatakan sebagai memberi lebih banyak
etika dalam berkeluarga. daripada yang harus diberikan dan
Al-Qur’an juga berbicara mengenai mengambil lebih sedikit dari yang
aqidah, ibadah dan akhlak. Ketiga aspek seharusnya diambil. (Shihab, 1995)
ini pun dapat diimplementasikan ke Al-Qurthtubi menyatakan bahwa
berbagai ranah kehidupan mulai dari ihsan mempunyai dua arti.Pertama,
sosial, ekonomi, budaya, politik dan ketika muta’addi dengan sendirinya
pemerintahan. Al- Qur’an menjadi kitab akan memiliki makna merapihkan dan
hidayah dan petunjuk utama bagi menyempurnakan. Kedua, di saat
kehidupan manusia. muta’addi dengan huruf jar maka akan
Al-Syirbashiy menyatakan bahwa memiliki arti memberikan manfaat. (Al-
di dalam al-Qur’an termuat konsep- Qurthubiy: 166)
konsep, prinsip-prinsip, aturan-aturan, Sangat banyak al-Qur’an
keterangan- keterangan, kaidah-kaidah bercerita agar berbuat Ihsan,
serta dasar-dasar ajaran yang sifatnya sehingga menjadi perhatian penting
menyeluruh. Hal-hal tersebut juga bagi manusia agar selalu berbuat ihsan
memiliki sifat ijmali maupun tafsili, serta dalam kehidupan bersosial. Karena al-
eksplisit maupun implisit. (Anwar, 2009) Qur’an berada pada posisi sebagai
Salah satu aspek yang dibicarakan sumber pemandu, pedoman serta
al-Qur’an adalah tentang akhlak, dari tuntunan hidup manusia dalam
term akhlak ini termuat di dalamnya menjalankan kehidupan. Karenanya,
Ihsan. karena Ihsan berkaitan dengan sudah menjadi keharusan bagi manusia
sikap dan perbuatan manusia di dalam untuk menempatkan al-Qur’an sebagai
kehidupan. Ihsan lebih tinggi dari adil. landasan berpikir dan bertindak.
Seseorang disebut adil apabila dia kepribadian ihsan sebagai tingkatan
memberikan sesuatu yang setimpal perbuatan yang sangat mulia bagi
sesuai yang diberikan orang lain manusia dan menimbulkan manfaat
kepadanya atau seseorang yang yang sangat luas bagi sesama manusia,
melakukan pekerjaan sesuai dengan sehingga manusia pun harus memiliki
kewajibannya lalu ia menerima haknya sifat Ihsan. Maka selayaknya ihsan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku. senantiasa dipelajari dan diaplikasikan
Menurut M. Quraish Shihab dalam dalam kehidupan sehari- hari sehingga
bukunya Tafsir al-Mishbah, ia manusia bisa menjalankan perintah
menyatakan bahwa makna kata ihsan Allah swt dengan sebaik -baiknya.
lebih luas dari sekedar pengertian Di dalam al-Qu’an, kata ihsan dan
“memberi nikmat atau nafkah”. Makna berbagai bentuk kata serta derivasi (kata
ihsan pun dikatakan lebih luas dari jadiannya) disebutkan sebanyak 197
sekadar dari kandungan makna “adil”, kali. (Baqi: 2008) Di dalam al-Qur’an,
karena adil diartikan sebagai ihsan sebagai mashdar (kata dasar) dari
“memperlakukan orang lain sama ahsana dalam berbagai konteksnya
dengan perlakukannya kepada orang diulang sebanyak 12 kali, tersebar
lain.” Sedangkan pengertian ihsan dalam 11 (sebelas) ayat dan 8 (delapan)

137
Al-Fikra : Jurnal ilmiah Keislaman, Vol.20,No.2, Juli – Desember 2021 (136 – 150)
DOI : 10.24014/af.v20i2.9766

surat. Tidak semua ayat membahas nyimpulkan data dengan menggunakan


tentang konteks yang sama. Enam ayat metode/teknik tertentu guna mencari
di antaranya berhubungan dengan jawaban atas permasalahan yang
berbagai macam tema yang berbeda, dihadapi dalam penelitian kepustakaan.
sementara lima ayat di antaranya (Khatibah, 2011). Atau serangkaian
berhubungan dengan tema Ihsan kegiatan yang mengumpulkan data
kepada kedua orang tua. Yaitu : QS. al- pustaka, membaca dan mencatat serta
Baqarah: 83, 178, 229, QS. an-Nisa: mengolah bahan penelitian. (Zed,
36, 62, QS. al-Nahl: 90, QS. al- 2017).
Rahman: 60, QS. al-Taubat: 100, QS Adapun sifat penelitiannya adalah
al-Isra : 23, QS al-An’am: 151, QS al- deskriptif analisis yaitu penelitian yang
Ahqaf: 15. (Baqi: 2008) hanya menggambarkan apa adanya
Dari 11 (sebelas) ayat di atas tentang suatu variable. (Hikmawati,
penulis ingin meneliti makna Ihsan di 2017). Penelitian yang bertujuan
dalam al- Qur’an, karena begitu banyak menggambarkan secara jelas,
perintah Allah tentang berbuat Ihsan dan sistematis, faktual dan akurat serta
objek dari perbutan Ihsan itu adalah mengemukakan fenomena atau
sesama manusia, diantaranya adalah, hubungan antara fenomena yang diteliti.
berbuat Ihsan kepada orang tua, (Sugiono, 2009). Dengan tujuan untuk
mencari perbandingan, hubungan dan
berbuat Ihsan menalak isteri, memperkaya informasi.
berbuat Ihsan kepada orang yang
PEMBAHASAN
dikenai hukum Qishash. Tetapi di dalam
Biografi Singkat Quraish Shihab dan
penelitian ini penulis hanya membahas
Tafsir Al-Misbah
tentang makna Ihsan dalam dimensi
Namanya adalah Muhammad
sosial saja.
Penjelasan berbuat Ihsan dalam Quraish Shihab, lahir di Rapang
dimensi sosial dijelaskan dalam tafsir Al- Sulawesi Selatan pada tanggal 16
Mishbah dengan detail. Berdasaarkan Februari 1944. Beliau adalah putra
penjelasan diatas penulis mengangkat keempat dari seorang ulama besar
sebuah judul “ Pendapat Quraish almarhum Prof. H. Abd. Rahman
Shihab, keluarga keturunan Arab yang
Shihab Dalam Tafsir Al- Mishbah
terpelajar. Bapaknya adalah seorang
Tentang Berbuat Ihsan Dalam Dimensi
ulama dan guru besar dalam bidang
Sosial”
tafsir dan dipandang sebagai salah
METODE PENELITIAN seorang tokoh pendidik yang memiliki
Penelitian pada kali ini reputasi baik di kalangan masyarakat
menggunakan penelitian kepustakaan Sulawesi Selatan. (Shihab, 1998).
(libraryAresearch).APenelitianAkepusta Pendidikan formalnya dimulai di
Sekolah Dasar Lompobattang, tak jauh
kaan adalah penelitian kegiatan yang
dari rumahnya di jalan Sulawesi. Tamat
dilakukan secara sistematis untuk
mengumpulkan,Amengolah,AdanAme - SD pada usia 11 tahun, Quraish
melanjutkan pendidikannya ke SMP

138
Hakim Hendra Alkampari, Ahmad Fadhil Rizki, Delviani Marzal : Pendapat Quraish Shihab
Dalam Tafsir Al-Misbah Tentang Berbuat Ihsan Dalam Dimensi Sosial.
DOI : 10.24014/af.V20i2.9766
Muhammadiyah Makassar. Hanya Penulisan Tafsir al Misbah ini
setahun beliau mengenyam pendidikan dimotivasi cita-cita besar Quraish untuk
di SMP Muhammadiyah Makassar menulis tafsir al-Qur’an secara utuh,
karena selanjutnya beliau memilih untuk yang selalu tertunda oleh sejumlah tugas
nyantri di pesantren Dar al-Hadits al- rutinnya. “Butuh Kosentrasi penuh dan
Fiqhiyah Malang, Jawa Timur. mungkin baru bisa terwujud kalau saya
Keputusan itu diambilnya karena beliau diasingkan atau dipenjara.” Demikian
terpikat pada kepiawaian Ali, kakaknya, alasan Qiraish Shihab, Setiap
berbahasa Arab, setelah nyantri di menanggapi desakan sekian banyak
pesantren yang sama. (Anwar, 2015). kawannya untuk menulis Tafsir.
Kemudian ia melanjutkan
pendidikan menengahnya di Malang, Kesempatan itu akhirnya datang
sambil nyantri di pondok Pesantren Daar juga saat Quraish ditugaskan oleh
al-Hadits al- Fiqhiyyah. Pada tahun presiden B.J. Habibie, untuk menjadi
Duta Besar dan berkuasa penuh di
1958, ketika ia berusia 14 tahun ia
Mesir, Somalia dan Jibuti tahun 1999.
dikirim oleh ayahnya ke al-Azhar Kairo
(Anwar, 2015).
Mesir untuk mendalami studi keislaman,
Quraish mulai menulis al-Misbah
dan diterima di kelas II Tsanawiyah al-
Azhar. Setelah selesai, Quraish Shihab pada Jumat, 18 Juni 1999, awalnya
berminat melanjutkan studinya di beliau hanya ingin menulis maksimal 3
Universitas al-Azhar pada Jurusan Tafsir volume, namun kenikmatan ruhani yang
Hadis Fakultas Ushuluddin, tetapi ia direguknya dari mengkaji kalam Illahi,
seperti membiusnya untuk terus
tidak diterima karena belum memenuhi
menulis dan menulis. Sampai akhir
syarat yang telah ditetapkan karena itu ia
masa jabatannya sebagai Duta Besar
bersedia untuk mengulang setahun guna
tahun 2002, Quraish berhasil
mendapatkan kesempatan studi di
Jurusan Tafsir Hadits walaupun jurusan- menuntaskan 14 jilid tafsir al- Misbah.
jurusan lain terbuka lebar untuknya. Sepulangnya ke Jakarta Quraish
Pada tahun 1967 ia dapat melanjutkan penulisan jilid ke-15, tepat
menyelesaikan kuliahnya dan pada Jumat, 5 September 2003,
mendapatkan gelar Lc. Karena penulisan jilid terakhir tafsir al-Misbah
itu tuntas. (Anwar, 2015).
“kehausannya” terhadap ilmu al- Qur’an
Quraish menamai tafsirnya al-
ia melanjutkan kembali pendidikannya
misbah yang berarti lampu, lentera,
dan berhasil meraih gelar MA pada
tahun 1968 untuk spesalisasi di bidang pelita atau benda lain yang berfungsi
tafsir al-Qur’an dengan tesis berjudul al- serupa. Fungsi “penerang” disukai
I’jaz at-Tasyri’i al-Qur’an al-Karim. Quraish dan itu kerap digunakannya, ia
(Shihab, 1998). berharap tafsir al- Misbah bisa menjadi
lentera dan pedoman hidup bagi mereka
Latar Belakang penulisan Tafsir al- yang mengkaji kalam Illahi. (Anwar,
Mishbah. 2015). Sebelum menggarap al-Misbah
Quraish pernah menulis tafsir. Salah
satunya berjudul Tafsir Al-Qur’an al-

139
Al-Fikra : Jurnal ilmiah Keislaman, Vol.20,No.2, Juli – Desember 2021 (136 – 150)
DOI : 10.24014/af.v20i2.9766

Karim atas Surat-Surat Berdasarkan lain (bi ghairih). Kata ini memiliki arti
Urutan Turunnya Wahyu, terbitan kebaikan, membaguskan, lebih
Pustaka Hidayah tahun 1997. Buku bermanfaat, lebih indah, kesenangan.
setebal 888 halaman itu (Al-Asqalani, 1997). Ihsan juga dapat
menghidangkan 24 surat. Penulisannya diartikan sebagai memperbaiki atau
menggunakan metode tahlili, yang biasa menjadikan baik. (Munawwir, 1997)
digunakan para mufassir klasik. (Anwar, Ihsan juga tetap dapat diartikan sebagai
2015). membaguskan ketika di ta‟diahkan
Karakteristik Penulisan Tafsir al- kepada huruf jar ila atau huruf jar bi.(Ali
Misbah & Muhdhar, 1996). Menurut kamus Arab
Metode yang dipergunakan tafsir - Melayu Ihsan juga berarti berbuat baik.
al- Misbah adalah perpaduan antara (Idris: 133).
metode tahlili dan maudhu’i. meski Dalam kamus, kata Ihsan
banyak kelemahan metode tahlili tetap mempunyai bentuk kata-kata yang
digunakan, karena Quraish harus memiliki berbeda makna, diantaranya:
menjelaskan ayat demi ayat, surat demi “Menjadi atau tampak sempurna, indah,
surat, sesuai urutan yang tersusun bagus”. (Hasuna), “Berbuat secara
dalam mushaf Al-Qur’an. Kelemahan itu sempurna”. (Ihsanan), “Ia melakukan
ditutupi dengan penerapan metode suatu kebaikan yang besar”. (Ahsana),
maudhu’i, sehingga pandangan dan “Kebaikan”. (Ihsan), “Hadiah” atau
pesan kitab suci bisa dihidangkan secara “balasan baik”. (Husna), “Sempurna,
mendalam dan menyeluruh, sesuai indah, bagus”. (Hasan), “Sesuatu yang
tema- tema yang dibahas. Menurut indah sempurna” (Hisanun) (Kabbani,
Manajer Program Pusat Studi Al-Qur’an, 1998).
Muchlis M. Hanafi, selain kombinasi dua
metode di atas, tafsir al-Misbah juga Ihsan Menurut Para Ulama
mengedepankan corak ijtima’i. Uraian Menurut Raghib al-Asfahani ihsan
yang muncul mengarah pada masalah- adalah suatu kebaikan. Akan tetapi
masalah yang berlaku dan terjadi di ihsan itu lebih tinggi dari keadilan.
masyarakat. Lebih istimewa lagi Keadilan adalah keseimbangan antara
kontekstualisasi sesuai corak kekinian orang yang memberi dan orang yang
dan keindonesiaan sangat mewarnai al- mengambil. Sedangkan ihsan adalah
Misbah. (Anwar, 2015). memberi lebih banyak dan mengambil
lebih sedikit. Artinya, berbuat kebaikan
Pengertian Ihsan dengan ukuran lebih dari yang telah
Ihsan dari segi bahasa berasal dari dilakukan orang lain. Ihsan adalah satu
kata Bahasa Arab ihsanan, yang sifat yang mejadikan pemiliknya
tersusun dari huruf alif, ha, sin dan nun. memperlakukan pihak lain dengan baik
Kata ini adalah masdar yang berasal dari meskipun pihak lain itu
lafadz ahsana- yuhsinu- ihsanan, yang memperlakukannya dengan buruk.
sifatnya muta’addi (transitif) secara Karenanya, ihsan adalah sebuah
mandiri (bi nafsih) atau melibatkan unsur kebaikan yang lahir dari kesadaran

140
Hakim Hendra Alkampari, Ahmad Fadhil Rizki, Delviani Marzal : Pendapat Quraish Shihab
Dalam Tafsir Al-Misbah Tentang Berbuat Ihsan Dalam Dimensi Sosial.
DOI : 10.24014/af.V20i2.9766
batin terdalam. Ihsan adalah seharusnya diambil. (Shihab, 1995).
perwujudan keinginan berbuat lebih Macam-Macam Ihsan
baik atas apa yang orang lain lakukan. Bentuk-bentuk Ihsan secara garis
Akan tetapi ihsan tampaknya lebih besar terbagi tiga: Pertama. Ihsan dalam
baik dicukupkan untuk kehidupan antar ibadah, yaitu dengan menunaikan
individu saja. Untuk hidup semua jenis ibadah, seperti shalat,
bermasyarakat, keadilan lebih puasa, haji, dan sebagainya dengan cara
diutamakan. Imam Ali bin Abi Thalib yang benar, yaitu menyempurnakan
berkata, “Adil adalah menempatkan syarat, rukun, sunnah, dan adab-
sesuatu padatempatnya, sedangkan adabnya. Hal ini tidak akan mungkin
ihsan (kedermawanan) ialah dapat ditunaikan oleh seorang hamba,
menempatkan sesuatubukan pada kecuali jika saat pelaksanaan ibadah-
tempatnya”. Jika hal ini menjadi aturan ibadah tersebut dipenuhi dengan cita
kehidupan bermasyarakat, masyarakat rasa yang sangat kuat (menikmatinya),
tidak akan seimbang. Itulah sebabnya juga dengan kesadaran penuh bahwa
Nabi Muhammad menolak memberikan Allah senantiasa memantaunya hingga
maaf kepada seorang pencuri setelah ia merasa bahwa ia sedang dilihat dan
diajukan ke pengadilan walaupun diperhatikan oleh Nya. Minimal seorang
pemilik harta telah memaafkannya. (al- hamba merasakan bahwa Allah
Asfahani: 236). senantiasa memantaunya, karena
Al-Qurthtubi menyatakan bahwa dengan inilah maka dapat menunaikan
ihsan mempunyai dua arti. Pertama, ibadah-ibadah tersebut dengan baik dan
ketika muta’addi dengan sendirinya sempurna, sehingga hasil dari ibadah
akan memiliki makna merapihkan dan tersebut akan seperti yang diharapkan.
menyempurnakan. Kedua, di saat Seperti perkataan Rasulullahyang
muta’addi dengan huruf jar maka akan berbunyi, “Hendaklah kamu menyembah
memiliki arti memberikan manfaat. (Al- Allah seakan-akan engkaumelihat Nya,
Qurthubiy: t.t). dan jika engkau tak dapat melihat Nya,
M. Quraish Shihab mengatakan maka sesungguhnyaDia melihatmu”.
dalam bukunya Tafsir al-Mishbah, ia Maka jelaslah bahwa
menyatakan bahwa makna kata ihsan sesungguhnya arti dari ibadah itu sendiri
lebih luas dari sekedar pengertian sangatlah luas. Selain jenis ibadah yang
“memberi nikmat atau nafkah”. Makna disebutkan tadi, yang tidak kalah penting
ihsan pun dikatakan lebih luas dari juga yakni jenis ibadah seperti jihad,
sekadar dari kandungan makna “adil”, hormat terhadap mukmin, mendidik
karena adil diartikan sebagai anak, menyenangkan istri, meniatkan
“memperlakukan orang lain sama setiap yang mubah untuk mendapat
dengan perlakukannya kepada orang ridha Allah, dan lain sebagainya. Oleh
lain.” Sedangkan pengertian ihsan karena itu, Rasulullah menghendaki
dikatakan sebagai memberi lebih umatnya senantiasa dalam keadaan
banyak daripada yang harus diberikan seperti itu, yakni senantiasa sadar jika ia
dan mengambil lebih sedikit dari yang ingin mewujudkan ihsan dalam

141
Al-Fikra : Jurnal ilmiah Keislaman, Vol.20,No.2, Juli – Desember 2021 (136 – 150)
DOI : 10.24014/af.v20i2.9766

ibadahnya. (Amran, 2012). Jazairy, 2017).


Kedua. Ihsan dalam pergaulan Kedua. Berbuat kepada kerabat
sosial, yaitu dalam menjalankan hak yaitu baik dan menyayangi mereka,
sesama makhluk (pergaulan sosial) berlemah lembut dan peduli kepada
adalah dengan menjalankan hak-hak mereka, melaksanakan sesuatu yang
mereka. Ihsan kepada makhluk ini dapat menggembirakan mereka, dan
meliputi 2 yaitu : yang wajib dan meninggalkan ucapan atau perbuatan
sunnah. Pertama yang disebut wajib yang bisa melukai mereka. (Al-Jazairi,
misalnya mengabdi pada orang tua dan 2014).
bersikap adil dalam bermasyarakat. Ketiga. Ihsan kepada anak yatim,
Kedua yang disebut sunnah misalnya Anak yatim adalah mereka yang sudah
membagikan bantuan tenaga atau harta tidak memiliki orang tua lagi dan
yang melampaui batas kadar kewajiban keluarga yang memeliharanya. (Syaikh
seseorang. Salah satu bagian dari Ihsan Mahmud Syaitut, 1991). Mereka anak
yang paling utama yaitu berbuat baik yang menderita, lemah (dhuafa) dan
terhadap orang yang berbuat jelek menjadi korban kehilangan kasih dan
terhadap kita, baik dengan lisan atau sayang orangtua baik di bidang
perilaku. (Munawwir, 2018). pendidikan ataupun di bidang yang lain.
Ketiga. Ihsan kepada lingkungan, Ihsan kepada anak-anak yatim yakni
yaitu dengan cara menjaga lingkungan, menjaga harta mereka, kalau mereka
tidak membuang sampah sembarangan, kurang mampu maka santuni,
tidak membakar lahan, menebang melindungi hak-hak mereka, mengajari
hutan. dan mendidik mereka, tidak menyakiti
mereka, tidak memaksa mereka,
Objek Ihsan Dalam Dimensi Sosial tersenyum di hadapan mereka, dan
Perbuatan Ihsan dalam dimensi mengusap kepala mereka.
sosial disini maksudnya adalah ihsan Keempat. Ihsan kepada orang-
yang mengarah pada bentuk perbuatan orang miskin, Ihsan kepada orang-
baik yang dilakukan oleh manusia. orang miskin ialah menghilangkan rasa
Perbuatan baik ini secara terkhusus lapar mereka, menutupi aurat mereka,
dilakukan sebagai bentuk ibadah kalau kita tidak mampu memberikan
menyembah Allah sekaligus dengan mereka makanan maka ajaklah orang
diiringi bentuk perbuatan baik yang lain agar memberi makan mereka,
dilakukan manusia kepada sesamanya. menghormati mereka dengan cara tidak
Pertama. Ihsan kepada orangtua, merusak kehormatan mereka sehingga
yakni berbakti kepada keduanya dengan mereka tidak merasa dihinakan atau
cara menantinya, menyampaikan direndahkan, serta tidak menimpakan
kebaikan kepadanya, tidak keburukan atau penderitaan kepada
menyakitinya, mendoakan kebaikan dan mereka.
memohonkan ampunan untuknya, Menurut Chambers, kemiskinan
melaksanakan janjinya, serta dipahami sebagai keadaan kekurangan
memuliakan teman-temannya. (al- uang dan barang untuk menjamin

142
Hakim Hendra Alkampari, Ahmad Fadhil Rizki, Delviani Marzal : Pendapat Quraish Shihab
Dalam Tafsir Al-Misbah Tentang Berbuat Ihsan Dalam Dimensi Sosial.
DOI : 10.24014/af.V20i2.9766
kelangsungan hidup. Dalam arti luas, isteri melakat pada laki-laki (suami).
mengatakan bahwa kemiskinan adalah (Hakim, 2000).
suatu intergratedconcept yang memiliki Pada dasarnya kekuasaan dalam
lima dimensi, yaitu: 1) kemiskinan menjatuhkan talak terletak pada tangan
(proper), 2) ketidakberdayaan suami, akan tetapi sangat memungkinan
(powerless), 3) kerentanan menghadapi bagi suami untuk menjatuhkan talak
situasi darurat (state of emergency), 4) melalui orang lain yang dia kehendaki
ketergantungan (dependence), dan 5) bertindak atas namanya. Oleh karena itu,
keterasingan (isolation) baik secara suami sebagai orang yang berhak
geografis maupun sosiologis. menjatuhkan talak, ia boleh
Definisi menurut Cahyat, menguasakan atau mewakilkan hak atau
kemiskinan adalah suatu situasi di mana memberi wewenangnya itu kepada orang
seseorang atau rumah tangga lain atau kepada isterinya sendiri. Bila
mengalami kesulitan untuk memenuhi suami tersebut menghendaki, dia boleh
kebutuhan dasar, sementara lingkungan mencabut kembali hak yang pernah
pendukungnya kurang memberikan dikuasakan atau diserahkannya itu,
peluang untuk meningkatkan sebelum orang yang diberi kuasa itu
kesejahteraan berkesinambungan atau melaksanakan kekuasaan yang pernah
untuk keluar dari kerentanan. (A. diberikan oleh suami. (Sabiq, 2009).
Cahyat, Gonner, C & Haug, 2007). Keenam. Ihsan kepada pelaku
Kelima. Ihsan kepada isteri yang pidana, Berbuat Ihsan Disini adalah
diceraikan, Islam memberikan hak talak orang yang tervonis hukuman pidana
hanya kepada suami, karena keinginan pembunuhan apabila dia mendapatkan
laki- laki (suami) lebih kuat untuk tetap pema‟afan dari keluarga yang dia
melanjutkan ikatan perkawinan bunuh, maka orang yang tervonis
dibandingkan perempuan (istri). dan laki- tersebut harus membayar dia dengan
laki (suami) lebih banyak pertimbangan Ihsan, dan keluarga yang mema‟afkan
untuk melakukan talak di bandingkan juga dengan cara yang baik, ini
perempuan (istri), disamping suami merupakan suatu penyelesaian masalah
memiliki akal dan sifat yang lebih sabar yang diperintahkan Allah dalam hal
dalam menghadapi sikap dan perilaku Qishash.
istri yang tidak disenangi, seorang suami Ciri-Ciri Orang Ihsan
tidak akan bersikap terburu-buru untuk Seorang muslim melakukan
memutuskan bercerai hanya karena perbuatan Ihsan tidak hanya tidak
perasaan marah atau sifat buruk istrinya melihat sebatas etika utama yang dapat
yang cenderung membuat susah dirinya. memperbaiki tingkah laku. Akan tetapi,
(Sabiq, 2009). ia memandang berbuat Ihsan itu
Hak menjatuhkan talak melekat sebagai bentuk dari akidahnya dan
pada orang yang menikahinya. Orang bagian terbesar dari keIslamannya.
yang berhak menjatuhkan talak adalah (Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, 2014).
suami, karena hak menikahi seorang Ada beberapa ungkapan-
perempuan untuk dijadikan sebagai ungkapan dalam Al-Qur‟an yang

143
Al-Fikra : Jurnal ilmiah Keislaman, Vol.20,No.2, Juli – Desember 2021 (136 – 150)
DOI : 10.24014/af.v20i2.9766

mengidentifikasikan bentuk perbuatan dasarnya mempunyai maksud yang


Ihsan. Pertama. Ihklas, Ikhlas sendiri sama, yaitu bahwa zakat itu adalah
memiliki pengertian keadaan dimana bagian dari harta dengan persyaratan
seseorang melakukan suatu perbuatan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan
dengan maksud dan tujuan hanya kepada pemiliknya untuk diserahkan
untuk Allah sehingga dengan hal kepada seseorang yang berhak
tersebut Allah menurunkan ridha dan menerimanya, dengan persyaratan
rahmat kepada dirinya. (Irman Nuryadin tertentu pula. (Didin Hafhiduddin, 2002).
Siddik dkk, 2017). Dari pengertian diatas sangat jelas
Kedua. Sabar, Sabar ialah bahwa orang yang mengeluarkan
menahan diri sesuatu yang tidak disukai sebagian dari hartanya untuk zakat akan
dengan penuh keridhaan dan dapat menambah kesuburan hartanya
kepasrahan. Seorang muslim menahan dan memperoleh pula keberkahan dan
diri atas sesuatu yang tidak disukainya, rahmat dari Allah, serta mendapatkan
seperti dalam ibadah dan ketaatan kesucian diri dari hartanya, selain itu
kepada Allah. Ia mewajibkan dirinya hartanya akan senantiasa tumbuh dan
untuk beribadah dan menahan dirinya berkembang menjadi lebih banyak, dan
dari bermaksiat kepada Allah. Ia tidak harta yang dimiliki akan selalu beres
mengizinkan dirinya mendekati dan dijauhkan dari berbagai macam
kemaksitan tersebut, apalagi kemadharatan. (Moh Syaifullah Al Azis
melakukannya walaupun dirinya tertarik S, 2005).
dan menginginkan kemaksiatan Kelima. Yakin Kepada Hari Akhir,
tersebut. (Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, Seorang muslim mengimani bahwa
2014). kehidupan dunia ini memiliki masa akhir
Ketiga. Shalat, Shalat ialah suatu yang tidak lagi hari setelahnya.
ibadah suatu perkataan dan perbuatan Selanjutnya datanglah kehidupan yang
yang dimulai dengan takbir dan diakhiri kedua, detik-detik menuju negeri akhirat.
dengan salam, dan melengkapi Kemudian, Allah membangkitkan
beberapa syarat yang ditentukan. (H. kembali seluruh mahkluk dengan sekali
Sulaiman Rasjid, 2010). tiupan dan mengumpulkan mereka di
Keempat. Menunaikan Zakat, padang Mahsyar guna menghisap
Zakat ditinjau dari segi bahasa memiliki mereka, lalu memberikan ganjaran
banyak arti, yaitu al-barakatu yang terhadap orang-orang yang berbuat
mempunyai arti keberkahan, ath- kebaikan dengan kenikmatan yang
thaharatu yang memiliki arti kesucian, kekal disalam surga dan membagi
al-namaa yang mempunyai arti ganjaran terhadap orang-orang yang
pertumbuhan dan perkembangan, dan berbuat dosa dengan azab yang
ash- shalahu yang memiliki arti menghinakan di dalam akhirat. (Al-
keberesan. Sedangkan zakat ditinjau Jazairi, 2014).
dari segi istilah terdapat banyak ulama‟ Keenem. Berinfaq, Menurut
yang mengemukakan dengan redaksi Juwaibir meriwayatkan dari adh-
yang berbeda-beda , akan tetapi pada Dhahhak, ia mengatakan : “infaq adalah

144
Hakim Hendra Alkampari, Ahmad Fadhil Rizki, Delviani Marzal : Pendapat Quraish Shihab
Dalam Tafsir Al-Misbah Tentang Berbuat Ihsan Dalam Dimensi Sosial.
DOI : 10.24014/af.V20i2.9766
amal yang dilakukan untuk dan Dia, (3) kedekatan menyatuan
mendekatkan diri kepada Allah sesuai manusia dengan Allah hingga yang
dengan kemampuan dan kemudahan terjadi ialah membantu antara manusia
yang mereka miliki, hingga turunlah ayat yang sudah terpadu dalam iradat-Nya.
tentang kewajiban-kewajiban shadaqah, (Amir, 2012).
yakni tujuh ayat dalam surat At- Ketiga. Masuk Surga, Allah
Taubah yang menerangkan menciptakan duni tempat menguji
tentang shadaqah, dan ini adalah ayat- keimanan seseorang, apakah dia bisa
ayat menasakh (menghapuskan hukum melewati ujian dengan kesenangan dan
yang ada dan menetapkan hukum kekayaan atau menghadapi ujian
yang baru”. (al-Mubarakfuri, 2006). dengan kesengsaraan sehingga dunia
Balasan Orang Yang Berbuat Ihsan ini adalah tempat manusia untuk beramal
Kalau Allah SWT memerintahkan shaleh. Sedang akhirat sebagai tempat
sesuatu di dalam al-Qur‟an maka pasti menuai pahala bagi yang mematuhi-
ada manfaat atau balasan bagi orang Nya, dan siksa bagi yang mendurhakai-
yang melaksanakannya, begitu juga Nya. Dia menjadikan Jannah sebagai
perintah berbuat Ihsan pasti ada tempat bagi para kekasih-Nya, dan
balasannya, adapun balasa nnya yaitu: neraka sebagai tempat musuh-musuh-
Pertama. Ihsan dibalas dengan ihsan. Nya. (At-Tuwajini, 2008).
Allah berfirman: Artinya : “Tidak ada Artinya : “Bagi orang-orang yang
balasan kebaikan kecuali kebaikan berbuat baik, ada pahala yang
(pula). (QS. al-Rahman [55] : 60). terbaik (surga) dan tambahannya. Dan
Menurut Syaikh Shafiyyurrahman muka mereka tidak ditutupi debu hitam
al- Mubarakfuri dalam tafsir Ibnu Katsir dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah
makna ayat ini adalah tidak ada seorang penghuni surga, mereka kekal di
pun yang berbuat baik di dunia, dalamnya. (QS. Yunus [10] : 26)
melainkan dia juga akan diperlakukan Dimensi Sosial
secara baik pula di akhirat.(Kabbani, Manusia diciptakan sebagai
1998) makhluk sosial atau makhluk yang tidak
Kedua. Allah Akan Dekat Dengan bisa hidup dengan sendirinya atau
Orang Yang Berbuat Ihsan, Allah senantiasa bergantung dengan pihak
berfirman : Artinya : “Sesungguhnya lain. Hal ini pun juga ditegaskan Allah di
Allah beserta orang-orang yang dalam al-Qur‟an, yang menyatakan
bertakwa dan orangorang yang berbuat bahwa bentuk saling ketergantungan ini
kebaikan.” (QS. An-Nahl [16] : 128). dimaksudkan justru agar masing -
Mengenai mendapatkan kedekatan masing manusia bisa bekerja sama atau
dengan Allah, terdapat tiga bagian, yaitu saling membantu dan saling berbagi
(1) kedekatan yang dimaksud adalah kemanfaatan satu sama lain
memandang dan mengharapkan Ihsan Dalam Dimensi Sosial Menurut
kedatangan Allah dalam hati, (2) Quraish Shihab
kedekatan bertemu dengan Allah maka Ihsan adalah suatu kebaikan yang
terjadi perbincangan antara manusia dilandaskan karena Allah SWT. karena

145
Al-Fikra : Jurnal ilmiah Keislaman, Vol.20,No.2, Juli – Desember 2021 (136 – 150)
DOI : 10.24014/af.v20i2.9766

Ihsan adalah perintah dari Allah dan lemah sehingga mereka terpaksa
mesti dan harus dilakukan oleh manusia, berada di sisimu yakni dalam
adapun Ihsan dalam dimensi sosial pemeliharaanmu.
adalah: Pertama, Ihsan kepada isteri Maka sekali-kali janganlah engkau
yang diceraikan. Kata (‫ )إحسان‬digunakan mengatakan kepada keduanya
untuk dua hal: pertama memberi nikmat perkataan “ah ” atau suara dan kata
kepada pihak lain. Kedua perbuatan yang mengandung makna kemarahan
baik. Karena itu kata “Ihsan” lebih luas atau pelecehan atau kejemuan - walau
dari sekadar “memberi nikmat atau sebanyak dan sebesar apapun
nafkah”. Maknanya bahkan lebih tinggi pengabdian dan pemeliharaanmu
dan dalam dari pada kandungan makna kepadanya dan janganlah engkau
adil, karena adil adalah “memperlakukan membentak keduanya menyangkut
orang lain sama dengan perlakukannya apapun yang mereka lakukan - apalagi
kepada Anda”, sedangkan Ihsan, melakukan yang lebih buruk dari
“memperlakukan orang lain lebih baik membentak dan ucapkanlah kepada
dari perlakuannya terhadap Anda”. Adil keduanya sebagai ganti membentak
adalah mengambil semua hak anda dan bahkan dalam setiap percakapan
atau memberi semua hak orang lain, dengannya perkataan yang mulia yakni
sedang Ihsan adalah memberi lebih perkataan yang baik, lembut dan penuh
banyak dari pada yang harus anda kebaikan serta penghormatan. (Shihab,
berikan dan mengambil lebih sedikit dari 1995).
yang seharusnya anda ambil. Agaknya Ketiga, Berbuat baik kepada kaum
Ihsan ditekankan disini karena sang kerabat. Allah meng'athafkan dzil qurba
suami masih berkewajiban memberi (kaum kerabat) kepada alwaalidain
mut’ah (pemberian nafkah kepada (kedua orang tua). Hal ini menuniukkan
isterinya),dengan demikian sang isteri bahwa Allah ta’ala menyuruh berbuat
tidak kehilangan dua hal sekaligus, cinta baik kepada kaum kerabat dengan cara
serta pemberiansuaminya. (Shihab, menyambung tali silaturahmi, sebab
1995). berbuat baik kepada mereka dapat
Kedua, Ihsan kepada orang tua. menguatkan ikatan di antara mereka.
Ayat di atas menyatakan Dan Tuhanmu Sebuah umat tidak lain daripada
yang selalu membimbing dan berbuat kumpulan beberapa keluarga. Jadi, baik
baik kepadamu - telah menetapkan dan nya umat tergantung kepada baiknya
memerintahkan supaya kamu yakni keluarga, dan rusaknya umat tergantung
engkau wahai Nabi Muhammad dan kepada rusaknya keluarga. Keutamaan
seluruh manusia jangan menyembah keluarga baru disadari dalam situasi
selain Dia dan hendaklah kamu berbakti yang sulit dan pada saat menghadapi
kepada kedua orang tua yakni ibu bapak bencana. Dalam menyayangi dan saling
kamu dengan kebaktian sempurna. Jika membantu untuk memperbaiki segala
salah seorang di antara keduanya atau kerusakan.
kedua-duanya mencapai ketuaan yakni Keempat, Berbuat baik kepada
berumur lanjut atau dalam keadaan anak- anak yatim, yaitu anak-anak kecil

146
Hakim Hendra Alkampari, Ahmad Fadhil Rizki, Delviani Marzal : Pendapat Quraish Shihab
Dalam Tafsir Al-Misbah Tentang Berbuat Ihsan Dalam Dimensi Sosial.
DOI : 10.24014/af.V20i2.9766
yang tidak punya bapak sebagai pencari saudara- saudara perempuan lebih
rezeki bagi mereka. Berbuat baik afdhal daripada jihad di jalan Allah. (az-
kepada anak yatim bisa dilakukan Zuhaili, 2013).
dengan mendidiknya dengan baik dan Keenam, Berbuat Baik kepada
menjaga hak-haknya agar tidak tetangga yang mempunyai hubungan
tersiasiakan. Al-Qur'an dan As-Sunnah dekat (al-jar dzil qurba). Mereka adalah
penuh dengan wasiat kepada anak orang- tempat tinggalnya, dekat
yatim, penuh dengan pesan agar kita nasabnya, maupun dekat ikatan
mengasihinya, menanggung nafkah agamanya dengan kita. Cara berbuat
kehidupannya, dan menjaga hartanya. baik kepada tetangga dekat adalah
Di antaranya hadits yang diriwayatkan dengan membantu, mengikat tali
oleh Muslim dari Abu Hurairah persahabatan, saling mengasihi, dan
Rasulullah saw bersabda, "Orang Yang menciptakan kebahagiaan bersama
menghidupi anak Yatim, baik anak mereka.
tersebut kerabatnya atau bukan, aku Ketujuh, Berbuat baik kepada
dan dia ibarat dua jari ini di surga tetangga jauh (al-jar junub). Mereka
Malik,salah satu perawi hadits ini, adalah tetangga yang tempatnya jauh
berkata demikian seraya dari rumah kita atau yang tidak ada
mengisyaratkan dengan telunjuk dan jari hubungan kerabat dengan kita. Islam
tengah”.(an-Naisaburi, 1256 H). memerintahkan umatnya untuk selalu
Kelima, Berbuat baik kepada berbuat baik kepada tetangga meskipun
orang- orang miskin. Yaitu orang-orang mereka bukan Muslim. Rasulullah
yang tidak punya cukup harta untuk menjenguk anak tetangganya yang
menafkahi diri mereka sendiri. Allah beragama Yahudi. Ketika Ibnu Umar
memerintahkan berbuat baik kepada menyembelih seekor kambing, Rasul
orang-orang miskin, yaitu orang-orang bertanya kepada pembantu-
yang menjadi hina karena kebutuhan. pembantunya. Apakah kalian sudah
Perintah ini terlaksana dengan memberi memberi tetangga kita yang Yahudi?
sedekah kepada mereka, dan Apakah kalian sudah member tetangga
membantu mereka pada saat mereka kita yang Yahudi?". Aisyah berkata,
mengalami kesusahan. Muslim "Saya mendengar Rasulullah saw
meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa bersabda, "Malaikat jibril masih terus
Nabi saw Pernah bersabda, "Orang berwasiat kepadaku mengenai tetangga,
yang menghidupi janda dan orang hingga saya menduga bahwa Malaikat
miskin seperti orang yang berjihad di jibril akan menetapkan hak mendapat
jalan Allah,kurasa beliau juga bersabda, bagian warisan kepada tetangga".52 (Hr.
dan seper ti orang yang menunaikan Baihaqi)
shalat malam tanpa kenal lelah, juga Imam Bukhari dan Imam Muslim
seperti orang yang berpuasa setiap meriwayatkan bahwa Rasulullah saw
hari”.(Hr. al-Bukhari). bersabda, "Barangsiapa beriman
Ibnul Mundzir berkata: Thawus kepada Allah dan hari akhir maka dia
dulu berpendapat bahwa menafkahi haruslah memuliakan tetangganya."(Hr.

147
Al-Fikra : Jurnal ilmiah Keislaman, Vol.20,No.2, Juli – Desember 2021 (136 – 150)
DOI : 10.24014/af.v20i2.9766

Bukhari dan Muslim). (ibnu sabil). Mereka adalah orang yang


Ukuran tetangga adalah melakukan perjalanan jauh dan
dikembalikan kepada standar tradisi (al- kehabisan harta. Ada juga yang
'urf).Sebagaimana Hasan al-Bashri mengatakan yang dimaksud adalah
menetapkan bahwa yang dimaksud tamu. Cara berbuat baik kepada mereka
tetangga adalah empat puluh rumah dari adalah dengan menolongnya supaya
rumah kita dihitung dari setiap empat dapat kembali lagi ke daerah asal atau
arah mata angin yang berbeda.Cara membantu untuk mewujudkan
untuk berbuat baik kepada tetangga tujuannya.
banyak ragamnya. Di antaranya adalah Kesepuluh, Berbuat baik kepada
dengan cara membantu keperluannya hamba sahaya baik laki-laki maupun
jika memang tetangga tersebut miskin, perempuan. Ketika hendak
bergaul dengan mereka dengan cara mengembuskan napas terakhir.
yang baik, tidak melakukan perbuatan Rasulullah mewasiatkan masalah ini.
yang dapat menyakiti mereka, Imam Ahmad dan al-Baihaqi
memberikan hadiah kepada mereka, meriwayatkan bahwa Anas berkata,
mengajak mereka makan bersama, "Wasiat umum Rasulullah saw ketika
menziarahi mereka, menjenguk mereka beliau hendak meninggal dunia adalah
apabila ada yang sakit, dan lain-lain. Peliharalah shalat dan berbuat baiklah
Ibnu al-Arabi berkata, "Kemuliaan kepada hamba sahaya. Imam Bukhari
tetangga adalah sangat agung baik dan Muslim meriwayatkan bahwa
pada masa jahiliyyah maupun pada Rasulullah saw bersabda, "Mereka
masa Islam. (hamba sahaya) adalah saudara-
Di antara cara berbuat baik saudara kalian dan pelayan-pelayan
kepada tetangga adalah sebagaimana kalian.Allah telah menguasakan mereka
yang diterangkan dalam hadits yang kepada kalian. Oleh sebab itu, siapa pun
diriwayatkan oleh Imam Malik dalam al- hamba sahaya yang dikuasai, hendaklah
Muwaththa', "Jangan sekali-kali kalian diberi makan sama dengan apa yang
melarang tetangganya menancapkan dimakan tuannya, dan hendaklah diberi
kayu di dinding pakaian sama dengan apa yang dipakai
Kedelapan, Berbuat baik kepada tuannya, dan janganlah kalian
kawan yang berada di dekatnya (ash- membebani mereka dengan pekerjaan
Shahib bil- Janbi). Yaitu kawan yang yang memberatkan mereka, dan jika
dalam waktu tertentu bersama dengan kalian memberi tugas kepada mereka
dia, seperti kawan sewaktu masa bantulah (HR Bukhari danMuslim).
belajar, perjalanan, kawan sekerja dan Di antara cara berbuat baik kepada
kawan di masjid maupun kawan dalam mereka adalah memerdekakan mereka
satu majelis. Diriwayatkan bahwa Imam atau membantu mereka dalam proses
Ali berkata, "Yang dimaksud dengan pembayaran tebusan untuk merdeka. (
ash-Shahib bil-Janb adalah istri". (Az-Zuhaili, 2013).
Kesembilan, Berbuat baik kepada KESIMPULAN
orang yang sedang dalam perjalanan

148
Hakim Hendra Alkampari, Ahmad Fadhil Rizki, Delviani Marzal : Pendapat Quraish Shihab
Dalam Tafsir Al-Misbah Tentang Berbuat Ihsan Dalam Dimensi Sosial.
DOI : 10.24014/af.V20i2.9766
Ihsan adalah memberi nikmat Dar al-Fikr.
kepada pihak lain dan perbuatan baik. Anwar, A. (2009) Ulumul Qur’an, Jakarta:
Karena itu kata “Ihsan” lebih luas dari Amzah
sekadar “memberi nikmat atau nafkah”. An-Naisaburi, A. M. B. H. M. Q. (1256H)
Maknanya bahkan lebih tinggi dan Jami’as-Shahih Muslim, Beirut:Dar
dalam dari pada kandungan makna adil, al-Jil
karena adil adalah “memperlakukan Anwar, M., Siregar, L., & Mustofa, H.
orang lain sama dengan perlakukannya (2015). cahaya, cinta dan canda
kepada Anda”, sedangkan Ihsan, M.Quraish Shihab, Tangerang,
“memperlakukan orang lain lebih baik Lentera Hati.
dari perlakuannya terhadap Anda”. Adil Al-Baihaqi, A. B. A. B. H. B. A. (1344H)
adalah mengambil semua hak anda dan Sunan Kubra al-Baihaqi, Hindia:
atau memberi semua hak orang lain, Majlis Dairah al-Ma’arif al-
sedang Ihsan adalah memberi lebih Nizhamiyah al-Kainah.
banyak dari pada yang harus anda Al-Jazairy, A. B. J. (2017) Pedoman
berikan dan mengambil lebih sedikit dari Hidup Harian Seorang Muslim
yang seharusnya anda ambil. Adapun (Jakarta Timur: Ummul Qura.
berbuat Ihsan dalam dimensi sosial Ali, A & Muhdhar, A. Z. (1996). Kamus
dapat dilakukan kepada siapa saja, baik Kontemporer Arab- Indonesia
itu orang yang baik ataupun orang yang Yogyakarta:Yayasan Ali Maksum
tidak baik kepada kita, hanya saja Pondok Pesantren Krapyak.
didalam al-Qur’an dijelaskan A, Cahyat., Gonner, C., & M, Haug.
bahwasanya kita diperintahkan berbuat (2007) Mengkaji Kemiskinan dan
Ihsan kepada: orang tua, isteri yang Kesejahteraan Rumah Tangga:
dijeraikan, ker abat, orang miskin, anak Sebuah Panduan dengan Contoh
yatim, tetangga dekat maupun tetangga dari Kutai Barat, Indonesia, Bogor:
jauh, ibnu sabil, dan hamba sahaya. CIFOR Indonesia.
Al-Asqalani, (1997) Fath al-Bari Syarh
DAFTAR PUSTAKA Sahih al- Bukhari, Beirut: Dar al-
Al-Mubarakfuri, S. S. (2006). Shahih Kutub al Ilmiyyah.
Tafsir Ibnu Katsir, (Bogor: Pustaka Al-Qurthubiy, al-Jami’ li Ahkam al-
Ibnu Katsir. Qur’an, (Maktabah al-Riyadh al-
Al-Azis M. S. (2005). Fiqih Islam Haditsah, t.t.).
Lengkap pedoman Hukum Ibadah Al-Asfahani, Raghib.(t.t) Mu’jam
Umat Islam dengan Berbagai Mufradat li Alfaz al-Qur‟an Beirut:
Permasalahanya, Surabaya: Terbit Dar al-Fikr.
Terang. Amir, S. M. (2012). Ilmu Tasawuf,
Al-Bukhari, A. A. B. M. B. I. B. I. B. M. J. Jakarta : Amzah.
(1407H) Shahih al-Bukhari, Dar Ibn Amran, A. Konsep Adil dan Ihsan Menurut
Katsir. Aqidah, Ibadah, dan Akhlaq Vol. VI
Al-Asfahani, Raghib. (t.t) Mu’jam TK: Hikmah, 2012.
Mufradat li Alfaz al-Qur‟an Beirut: Ali, A & Muhdhar, A. Z. (1996). Kamus

149
Al-Fikra : Jurnal ilmiah Keislaman, Vol.20,No.2, Juli – Desember 2021 (136 – 150)
DOI : 10.24014/af.v20i2.9766

Kontemporer Arab- Indonesia Shihab, Q. (1998) Membumikan Al-


Yogyakarta:Yayasan Ali Maksum Qur’an, Bandung: Mizan.
Pondok Pesantren Krapyak. Siddik, I. N. (2017) dkk., “Kebermaknaan
At-Tuwajini, M. B. I. (2008). Fikih Dunia- Hidup Odha ditinjau dari Keikhlasan
Akhirat, Klaten : Wafa Press. dan Dukungan Sosial”, ISSN:2548-
Az-Zuhaili, W. (2013). Tafsir al-Munir, 4044 Vol. 2 No. 2.
(Depok: GEMA INSANI. Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif,
Baqi, M. F. A. B. (2008). Mu’jam al- Jakarta: PT Grasindo.
Mufahras li Alfaz al- Qur’an Kairo: Syaltut, S. M. (1991). Metodologi Al-
Darul Hadis. Qur’an, Solo: CV. Ramadhani.
Hafhiduddin, D. (2002) Zakat dalam Zed, M. (2017) Metode Penelitian
Perekonomian Modern, Jakarta: Kepustakaan, Jakarta: Yayasan
Gema Insani Press. Pustaka Obor Indonesia.
Hakim, R. (2000) Hukum Perkawinan
Islam, Bandung: Pustaka Setia.
Hikmawati, F. (2017) Metodologi
Penelitian, Depok: Rajawali Press.
Idris, M. (t.t) Kamus Arab-Melayu,
Semarang: Maktabah Wa
Muthba‟ah Usaha Keluarga.
Kabbani, S. M. H. (1998) Tasawuf dan
Ihsan Antivirus Kebatilan dan
Kezaliman, (Jakarta: As-Sunna
Foundation of America).
Khatibah.A(2011).APenelitianAKepustaka
an, Jurnal Iqra’.
Munawwir, I. (2018). Yogyakarta : Buku
Gambusan.
Munawwir, A.W. (1997) Kamus al-
MunawwirAArab-Indonesia,
Surabaya: Pustaka Progressif
Prastyo, A. A. (2010) Analisis Faktor-
Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Kemiskinan, Semarang:UNDIP-
Press.
Rasjid, S. (2010) Fiqih Islam, Bandung:
Sinar Baru Algensindo.
Sabiq, S. (2009) Fikih Sunnah 4,Jakarta:
Cakrawala Publishing.
Shihab, Q. (1995) Tafsir al- Mishbah:
Pesan, Kesan, dan Keserasian al-
Qur’an, Jakarta: Lentera Hati.

150

You might also like