You are on page 1of 6

2.

PERHITUNGAN STERN TUBE

2.1 JENIS PELUMASAN


Menggunakan pelumasan dengan air

2.2 PANJANG POROS


Panjang poros direncanakan sesuai dengan Rencana Umum.
Panjang poros propeller ( propeller shaft ) = 2620
Panjang poros antara ( intermediate shaft ) = 4200

2.3 DIAMETER POROS


Menurut BKI 2006 vol. III sec 4.c.2, diameter poros adalah :
Propeller Shaft :
Rm = 600 [ N/mm ]
Cw = 700/ ( Rm + 160 )
Cw = 0.9210526315789
Pw = BHP = 2140.75 [ KW ]
n= 248 [ rpm ]
F= 100 ~> untuk semua jenis propulsi.
K= 1.1 ~> untuk poros antara penyatuan dengan
flanges coupling.
k= 1.4 ~> untuk shaft propeller

Diameter Propeller Shaft :


Dp = 100 𝑥 𝑘
√(3&𝑃𝑤/(𝑛(1)) 𝑥
𝐶𝑤)

Dp = 279.42222220492 [ mm ] ~ 230 [ mm ]
Jadi diameter poros propeller ( propeller shaft ) diambil : 230
Diameter Intermediate Shaft :
Ds = 100 𝑥 𝐾
√(3&𝑃𝑤/(𝑛(1)) 𝑥
𝐶𝑤)

Ds = 219.54603173244 [ mm ] ~ 180 [ mm ]
Jadi diameter poros antara ( Intermediate Shaft ) diambil : 180
Catatan :
~ Perubahan diameter lebih efektif dengan ketirusan atau radius.
Untuk radius pada intermediate shaft pada forged flange paling
sedikit 0,08 d dan jika pada propeller shaft paling sedikit 0,125 d .
~ Ujung depan lubang pasak harus berbentuk sendok dan
sudut-sudutnya tidak boleh tajam.
~ Lubang pengikatan antara pusat propeller dengan pusat propeller
shaft terletak dibagian tengah antara pasak.
~ Ketirusan shaft propeller 1:10 s/d 1:15
~ Ketirusan shaft pada umumnya 1:10 s/d 1:20
~ Diameter luar dari ulir untuk mur panahan propeller tidak
boleh lebih kecil dari 60% diameter propeller.

3. SHAFT LINER

[ mm ]
[ mm ] Menurut BKI 2006 Volume III Sec. 4. D.3.2 tebal shaft liner
tidak boleh kurang dari :
s = 0,03 x Dp + 7,5
s= 14.4 [ mm ] ~ 14 [ mm ]
Jadi tebal liner yang direncanakan : 14 [ mm ]
Menurut BKI 2006 Volume III Sec A. D.5 sebagai berikut :
~ Bahan liner yang digunakan dengan celah 0,67 mm
Panjang liner belakang = 2,5 x Dp
= 575 [ mm ]
Panjang liner depan = 2 x Dp
460 [ mm ]
poros antara penyatuan dengan ~ Jarak maksimum yang diijinkan antara bantalan

Dimana :
Dp = 230 [ mm ]
K1 = 450 ( untuk pelumasan minyak )
Imax = 6824.588 [ mm ] ~ 6900 [ mm ]

4. HUBUNGAN ANTARA STERNTUBE DAN PROPELLER

[ mm ] ~ Panjang ketirusan = panjang boss propeller (L)


(Design of Marine Screw Propeller Hal 303)
L = (1,8 s/d 2,4) Dp [Direncanakan 2,0]
L= 460 [ mm ]
Jadi panjang ketirusan as propeller diambil : 460 [ mm ]
~ Diameter ketirusan propeller ( Dp )
[ mm ] D = Dp-(1/10 s/d 1/20) x L [direncanakan 1/15]
D = 199.3333 [ mm ] ~ 200 [ mm ]
Jadi diameter ketirusan as propeller diambil : 200 [ mm ]
~ Perencanaan Pasak
1. Panjang Pasak
L = (0,75-1,5) Dp [direncanakan 0,75]
L= 172.5 [ mm ] ~ 180 [ mm ]
Jadi Panjang pasak diambil : 180 [ mm ]
2. Area Pasak (A)
A = 0,25 x Dp²
A= 13225 [ mm² ]
Jadi area pasak (A) diambil : 13225 [ mm² ]
3. Lebar Pasak (B)
B = A/L ketirusan
B= 28.75 [ mm ] ~ 30 [ mm ]
Jadi lebar pasak (B) diambil : 30 [ mm ]
4. Tebal Pasak (t)
4. D.3.2 tebal shaft liner t = 1/16 Dp
t= 14.375 [ mm ] ~ 15 [ mm ]
Jadi tebal pasak diambil : 15 [ mm ]
5. Radius pada ujung Pasak (R)
R = 0,0125 x Dp
R= 2.875 [ mm ] ~ 3 [ mm ]
Jadi radius pada ujung pasak diambil : 3 [ mm ]
6. Perhitungan kekuatan Pasak
Pd = Fc x P
Dimana: Pd = Daya rencana (kW)
P = BHP (kW) = 1280 [ Kw ]
Fc = Faktor koreksi (diambil Fc = 1)
Pd = 1280 [ Kw ]
Sehingga momen puntir :
T = 9,74 x 105 x Pd/N
T= 3.56 x 10⁶ [ Kgmm ]
7. Gaya Sentrifungal :
F = 2 x T / Dp
F= 30974.41 Kg

5. COUPLING

~ Flange Coupling
Menurut BKI Vol III sec. 4.D.4.1 tebal Flange Coupling tidak boleh
lebih kecil dari diameter baut jika didasarkan pada kekuatan tarik
yang sama dengan material poros.
Tebal flange coupling = Sf1 =

Dimana :
D = diameter pitch lingkaran baut direncanakan = 120 mm
n= 248 rpm
Z = jumlah baut pada coupling = 6
Sf1 = 95.23804 [ mm ] ~ 100 [ mm ]

~ Diameter baut
diameter baut = 16 𝑥 √((10^6 𝑥
𝑃𝑤)/(𝑛 𝑥 𝐷 𝑥 𝑍 𝑥 𝑅𝑚))

diameter baut = 71.52127 [ mm ]


~ = 72 [ mm ]
Dengan diameterpitch yang telah direncanakan dan diameter baut yang
didapatkan dan perhitungan, maka diperoleh: Jarak baut ke
tepi flange = 67% x ds
= 47.91925 [ mm ] ~ 48 [ mm ]
Jarak baut ke tepi flange direncanakan = 48 [ mm ]

~ Diameter coupling poros propeller


a. Diameter ketirusan ujung Coupling
d = 60% x Dp
d= 138 [ mm ]
b. Panjang ketirusan
L = (Dp-d) x (10/2)
L= 460 [ mm ]
c. Perencanaan Pasak Coupling
> Luas penampang pasak
As = 0,25 x Dp2
As = 13225 [ mm² ]
> Panjang pasak
L = 0,75 s/d 1,5 x L ketirusan [direncanakan 0,75]
345 [ mm ]
> Lebar pasak
B = As/L ketirusan
B = 38.33333 [ mm ]
B= 40 [ mm ]
> Tebal pasak
bal Flange Coupling tidak boleh t = B x 2/3
dasarkan pada kekuatan tarik t = 26.66667 [ mm ]
t= 30 [ mm ]
Diameter ulir luar
D = 0,65 x d
D= 89.7 [ mm ]
D= 90 [ mm ]
Diameter ulir dalam
D = 0,6 x d
D= 82.8 [ mm ]
D= 90 [ mm ]
> Diameter Coupling poros antara
Diketahui: Db = Diameter baut Coupling = 72 [ mm ]
b = Jarak baut ke tepi coupling = 48 [ mm ]
e = Jarak tiap baut = 400 [ mm ]
nakan dan diameter baut yang diameter coupling = 2e + Db + 2b
diameter coupling = 967.3598 [ mm ]
Jadi diameter coupling direncanakan = 950 [ mm ]

6. BEARING
Menurut BKI Vol III sec. 4.D.5.1, jarak maksimal antar
bearing tidak boleh lebih dari :
𝐿𝑚𝑎𝑥=𝐾1𝑥 √𝐷𝑝
Dimana :
K1 = faktor pelumasan dengan minyak = 450
Dp = diameter poros diantara bearing
(dalam hal ini diameter poros propeller) = 230 [ mm ]
Lmax = 6824.588 [ mm ] ~ 6900 [ mm ]
> After bearing
Panjang = 2 x Dp
Panjang = 460 [ mm ]
> Forward bearing
Panjang = 0,8 x Dp
ketirusan [direncanakan 0,75] Panjang = 184 [ mm ]
Perencanaan tebal bearing = (Dp/32) + (25x4/8)
Perencanaan tebal bearing = 19.6875 [ mm ]
Perencanaan tebal bearing = 20 [ mm ]

7. BUSH BEARING
~ Bahan Buah Bearing yang dipakai adalah Cast Iron.
~ Tebal bush Bearing (tbb)
tbb = 0,18 x Dp
tbb = 41.4 [ mm ] ~ 42 [ mm ]
Jadi direncanakan tebal bush bearing = 42 [ mm ]

8. STERNTUBE
tst = (Dp/20) + 19,05
tst = 30.55 [ mm ] ~ 31 [ mm ]
Jadi direncanakan tebal sterntube = 31 [ mm ]
9. KELONGGARAN (CLEARANCE)
c = 0,001 x Dp + 0,5
c= 0.73 [ mm ] ~ 1 [ mm ]

10. SISTIM KEKEDAPAN PACKING


~ Panjang packing
= 0,75 x (s + Dp) s = tebal shaft liner = 14 [ mm ]
= 183.3 [ mm ] ~ 190 [ mm ]
~ Tebal penekanan
Do = Dp + 2s
Do = 258.8 [ mm ] ~ 260 [ mm ]

11. BOSS PROPELLER


~ Diameter baling-baling
Db = (0,6 – 0,7) T
Db = 4.656 [ m ] T = Sarat air kapal = 7.76 [ m ]

12. BOLT PROPELLER


The Design of MarineScrew Propeller Tp O “Breen” hal 300 – 302
~ Kepala Ulir Boss Propeller
d = 60% x Dp
d= 138 [ mm ] ~ 140 [ mm ]
~ Ukuran Ulir Boss Propeller
= 1/10 x d
= 14 [ mm ]
~ Perencanaan Mur
Lebar Muka Mur = 2 x d
= 280 [ mm ]
Diameter inti (d1) = 0,8 x d
= 112 [ mm ]
Diameter Efektif (d2) = 0,5 x ( d + d1 )
= 126 [ mm ]

You might also like