Professional Documents
Culture Documents
Dp = 279.42222220492 [ mm ] ~ 230 [ mm ]
Jadi diameter poros propeller ( propeller shaft ) diambil : 230
Diameter Intermediate Shaft :
Ds = 100 𝑥 𝐾
√(3&𝑃𝑤/(𝑛(1)) 𝑥
𝐶𝑤)
Ds = 219.54603173244 [ mm ] ~ 180 [ mm ]
Jadi diameter poros antara ( Intermediate Shaft ) diambil : 180
Catatan :
~ Perubahan diameter lebih efektif dengan ketirusan atau radius.
Untuk radius pada intermediate shaft pada forged flange paling
sedikit 0,08 d dan jika pada propeller shaft paling sedikit 0,125 d .
~ Ujung depan lubang pasak harus berbentuk sendok dan
sudut-sudutnya tidak boleh tajam.
~ Lubang pengikatan antara pusat propeller dengan pusat propeller
shaft terletak dibagian tengah antara pasak.
~ Ketirusan shaft propeller 1:10 s/d 1:15
~ Ketirusan shaft pada umumnya 1:10 s/d 1:20
~ Diameter luar dari ulir untuk mur panahan propeller tidak
boleh lebih kecil dari 60% diameter propeller.
3. SHAFT LINER
[ mm ]
[ mm ] Menurut BKI 2006 Volume III Sec. 4. D.3.2 tebal shaft liner
tidak boleh kurang dari :
s = 0,03 x Dp + 7,5
s= 14.4 [ mm ] ~ 14 [ mm ]
Jadi tebal liner yang direncanakan : 14 [ mm ]
Menurut BKI 2006 Volume III Sec A. D.5 sebagai berikut :
~ Bahan liner yang digunakan dengan celah 0,67 mm
Panjang liner belakang = 2,5 x Dp
= 575 [ mm ]
Panjang liner depan = 2 x Dp
460 [ mm ]
poros antara penyatuan dengan ~ Jarak maksimum yang diijinkan antara bantalan
Dimana :
Dp = 230 [ mm ]
K1 = 450 ( untuk pelumasan minyak )
Imax = 6824.588 [ mm ] ~ 6900 [ mm ]
5. COUPLING
~ Flange Coupling
Menurut BKI Vol III sec. 4.D.4.1 tebal Flange Coupling tidak boleh
lebih kecil dari diameter baut jika didasarkan pada kekuatan tarik
yang sama dengan material poros.
Tebal flange coupling = Sf1 =
Dimana :
D = diameter pitch lingkaran baut direncanakan = 120 mm
n= 248 rpm
Z = jumlah baut pada coupling = 6
Sf1 = 95.23804 [ mm ] ~ 100 [ mm ]
~ Diameter baut
diameter baut = 16 𝑥 √((10^6 𝑥
𝑃𝑤)/(𝑛 𝑥 𝐷 𝑥 𝑍 𝑥 𝑅𝑚))
6. BEARING
Menurut BKI Vol III sec. 4.D.5.1, jarak maksimal antar
bearing tidak boleh lebih dari :
𝐿𝑚𝑎𝑥=𝐾1𝑥 √𝐷𝑝
Dimana :
K1 = faktor pelumasan dengan minyak = 450
Dp = diameter poros diantara bearing
(dalam hal ini diameter poros propeller) = 230 [ mm ]
Lmax = 6824.588 [ mm ] ~ 6900 [ mm ]
> After bearing
Panjang = 2 x Dp
Panjang = 460 [ mm ]
> Forward bearing
Panjang = 0,8 x Dp
ketirusan [direncanakan 0,75] Panjang = 184 [ mm ]
Perencanaan tebal bearing = (Dp/32) + (25x4/8)
Perencanaan tebal bearing = 19.6875 [ mm ]
Perencanaan tebal bearing = 20 [ mm ]
7. BUSH BEARING
~ Bahan Buah Bearing yang dipakai adalah Cast Iron.
~ Tebal bush Bearing (tbb)
tbb = 0,18 x Dp
tbb = 41.4 [ mm ] ~ 42 [ mm ]
Jadi direncanakan tebal bush bearing = 42 [ mm ]
8. STERNTUBE
tst = (Dp/20) + 19,05
tst = 30.55 [ mm ] ~ 31 [ mm ]
Jadi direncanakan tebal sterntube = 31 [ mm ]
9. KELONGGARAN (CLEARANCE)
c = 0,001 x Dp + 0,5
c= 0.73 [ mm ] ~ 1 [ mm ]