Professional Documents
Culture Documents
Aldi Subana - Rangkuman Metalurgi Serbuk - 3TMMB
Aldi Subana - Rangkuman Metalurgi Serbuk - 3TMMB
METALURGI SERBUK
Disusun oleh :
Kelas : 3 TMM B
Email : polman@polman-babel.ac.id
Website : www.polman-babel.ac.id
Metalurgi Serbuk
Proses metalurgi serbuk sering disebut sebagai PM. Metalurgi serbuk bisa menghasilkan
produk yang hampir tidak berpori yang memiliki sifat hampir setara dengan bahan yang
sepenuhnya rapat. Proses difusi selama perlakuan panas merupakan inti pengembangan sifat-
sifat ini. Metode metalurgi serbuk sangat cocok untuk logam yang memiliki daktilitas rendah,
karena hanya perlu deformasi plastis kecil dari partikel bubuk.
(Sumber: M. P. Groover, 2010, Fundamentals of Modern Manufacturing: Materials, Processes, and Systems,
edisi 4.)
Serbuk dapat didefinisikan sebagai benda padat yang terpotong halus. Geometri pada tiap
butir serbuk dapat didefinisikan dengan atribut antara lain: ukuran partikel, bentuk partikel,
dan luas permukaan. Hampir semua logam dapat dibuat menjadi serbuk. Ada tiga metode
untuk membuat logam serbuk. Metode tersebut antara lain: atomisasi, kimia, dan electrolytic.
Selain itu, metode mekanis kadang-kadang digunakan untuk mengurangi ukuran serbuk.
Homogenisasi pada serbuk logam harus dilakukan secara menyeluruh supaya sukses dalam
pemadatan dan sintering. Istilah blending dan mixing digunakan dalam konteks ini. Blending
mengacu pada serbuk dengan komposisi kimia yang sama tetapi memungkinkan ukuran
partikel yang berbeda saling berbaur. Ukuran partikel yang berbeda sering dicampur untuk
mengurangi porositas. Mixing mengacu pada penggabungan serbuk dari berbagai bahan
kimia. Keuntungan teknologi metalurgi serbuk adalah kesempatan untuk mencampur
berbagai logam menjadi paduan yang sulit atau tidak mungkin diproduksi dengan cara lain.
Dalam pemadatan, tekanan tinggi diterapkan pada serbuk. Tujuan dari penekanan adalah
membentuk serbuk ke dalam bentuk yang diinginkan. Metode pemadatan konvensional yang
bisa digunakan adalah pressing, di mana dua punch yang berlawanan menekan serbuk yang
berada di dalam cetakan. Benda kerja hasil pressing disebut green compact, kata green berarti
belum sepenuhnya diproses.
Sintering
Setelah proses pemadatan, compact green tidak memiliki kekuatan dan kekerasan. Oleh sebab
itu diperlukan proses sintering. Sintering adalah proses perlakuan panas yang dilakukan pada
compact untuk mengikat partikel logamnya, sehingga meningkatkan kekuatan dan kekerasan.
Sintering biasanya dilakukan pada suhu antara 0,7 sampai 0,9 kali titik cair logam. Istilah
solid-state sintering kadang digunakan untuk proses sintering konvensional ini karena
logamnya tidak mencair.
Dalam praktik sintering modern, atmosfer pada tungku dikendalikan. Atmosfer pada tungku
sintering yang umum digunakan adalah gas inert, nitrogen, amonia, hidrogen, dan gas alam.
Atmosfer vakum digunakan untuk logam tertentu, seperti stainless steel dan tungsten. Tujuan
dari pengendalian atmosfer antara lain:
Mencegah oksidasi.
Menghilangkan oksida yang ada.
Menyediakan atmosfer karburisasi.
Membantu menghilangkan pelumas dan bahan pengikat yang digunakan saat proses
pemadatan.
Operasi Sekunder
Produk metalurgi serbuk dapat diproses dengan perlakuan panas dan proses finishing seperti
pengecatan atau pelapisan. Proses pelapisan diterapkan dengan tujuan penampilan dan
ketahanan terhadap korosi. Pelapisan bisa memakai tembaga, nikel, chromium, zinc, dan
cadmium.
Mampu digunakan untuk membuat komponen berukuran kecil atau sangat kecil.
Mampu memproduksi komponen jadi (net shape) atau komponen hampir jadi (near
net shape) secara massal.
Mampu mengurangi bahkan menghilangkan proses lanjutan (karena proses metalurgi
serbuk langsung menghasilkan komponen jadi atau komponen hampir jadi).
Tidak banyak membuang material. Sekitar 97% material serbuk dapat dikonversi
menjadi produk jadi (sehingga hanya sekitar 3% yang terbuang). Bila dibandingkan
dengan proses pengecoran, metalurgi serbuk tidak membutuhkan sprue, runner, dan
riser. Pada proses pengecoran; sprue, runner, dan riser merupakan limbah yang
nantinya akan dilebur kembali.
Beberapa jenis logam (seperti tungsten) sulit dikerjakan/dibentuk dengan proses lain,
namun mudah dikerjakan/dibentuk dengan proses metalurgi serbuk. Sebagai contoh
tungsten filament pada bola lampu pijar yang dibuat dengan metalurgi serbuk.
Beberapa logam paduan dan cermet tidak dapat diproduksi dengan metode lain,
namun dapat diproduksi dengan metalurgi serbuk.
Dimensi produk hasil metalurgi serbuk lebih akurat dibanding produk hasil
pengecoran (pada metalurgi serbuk penyimpangannya lebih kecil).
Metode produksi metalurgi serbuk dapat dilakukan secara otomatis.
Metalurgi serbuk dapat digunakan untuk membuat komponen antara lain: pahat sisip, roda
gigi, sprocket, fastener, bearing, dan komponen-komponen mesin lainnya
Referensi
https://teknikmesinmanufaktur.blogspot.com/2015/02/metalurgi-serbuk.html?m=1