You are on page 1of 92
PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS PADA RUAS JALAN RAYA BLEGA KM 3 DI KABUPATEN BANGKALAN PROPOSAL SKRIPSI Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian Program Studi Transportasi Darat Sarjana Terapan Guna Memperoleh Sebutan Sarjana Sains Terapan PTDI-STTD POLTEKNIK TRANSPORTASIDARAT INDONESIA Diajukan Oleh: RECKY FERNANDO LUBIS: NOTAR :19.01.342 POLITEKNIK TRANSPORTASI DARAT INDONESIA-STTD PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN TRANSPORTASI DARAT BEKASI 2023 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, alhamdulllah kerena atas segala kelimpahan rahmat, hidayah dan nikmat - Nya kepada penulis, sehingga dapat meneyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Peningkatan Keselamatan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Raya Blega Di Kabupaten Bangkalan” ini tepat pada waktunya. Penulisan skripsi ini diajukan dalam rangka penyelesaian Program Studi Diploma IV Transportasi Darat di Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD, guna memperoleh gelar Sarjana Terapan serta merupakan hasil dari pada penerapan ilmu yang telah di dapat selama mengikuti pendidikan dan pelatihan di Jurusan Diploma IV Transportasi Darat, serta merupakan perwujudan dari pelaksanaan praktik kerja lapangan yang telah dilaksanakan di Kabupaten Bangkalan pada tanggal 27 September 2021 ~ 18 Desember 2022. Dalam penulisan skripsi ini penulis memperoleh bantuan bimbingan, arahan, serta saran dari berbagai pihak. Oleh sebab itu saya sebagai penulis dengan penuh kerendahan hati mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Ahmad Yani, ATD,MT. selaku Direktur Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STD. 2. Kepala dinas perhubungan Kabupaten Bangkalan beserta jajaran dan staf yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama pengumpulan data. 3. Ibu Dessy Angga Afrianti, S.SiT, M.T, M.Sc selaku Ketua Jurusan Sarjana Terapan Transportasi Darat. 4, Bapak Utut Widyanto, S. SIT, M. Sc dan Ibu Giri Hapsari, S. ST.(TD), M. Sc selaku Dosen Pembimbing. 5. Seluruh dosen beserta civitas akademik Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STTD yang telah memberikan bimbingan dan pembelajaran selama 4 tahun melaksanakan Pendidikan. 6. Rekan — rekan taruna/I Politeknik Transportasi Darat Indonesia - STD Angkatan XLI. 7. Rekan - rekan TIM PKL Kabupaten Bangkalan tahun 2022 yang sudah melalui proses pengumpulan data selama 3 bulan di Kabupaten Bangkalan. Penulis menyadari bahwasanya skripsi yang penulis buat ini masih jauh dari katasempura dan terdapat beberapa kesalahan dalam segi penulisan yang disengaja maupun tidak disengaja. semua kritik dan saran sangat dibutuhkan dalam proses penyempurnaan penulisan ini kedepannya. Akhir penutup. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak manapun yang membutuhkan dimasa mendatang. Bekasi, Juni 2023 Penulis RECKY FERNANDO LUBIS 1901342 KATA PENGANTAR........ DAFTAR ISL.....ooeo DAFTAR TABEL............ DAFTAR GAMBAR......... BAB I PENDAHULUAN. aa 1.2 13 1.4 15 1.6 BAB II GAMBARAN UMUM . 21 2.2 DAFTAR ISI Latar Belakang, . Identifikasi Masalah ... Rumusan Masalah......... Maksud dan Tujuan....... Ruang Lingkup. Sistemati Penulisan.... Kondisi Transportasi...... Kondisi Wilayah Kajian .. i a BAB III KAJIAN PUSTAKA.............. sete neenenrne eG 31 3.2 3.3 3.4 35 3.6 37 38 3.9 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 41 42 43 44 45 Kecelakaan Lalu Lintas.... ™ =) Keselamatan Lalu Lintas. 7 . sevsennstnee:22 Qala sterercerresec priors rsmnavannD Perlengkapan Jalan........ Metode Perbaikan Standar Kerusakan Jalan... Jarak Henti Minimum... Batas Kecepatan. Daerah Rawan Kecelakaan Kerangka Berpikir.. 227 229 Alur Pikir....... oe 33 Bagan Alur Penelitian..... 133 ‘Teknik Pengumpulan Data . . sone Teknik Analisis Data.......... : : ceneeeay Lokasi dan Jadwal Penelitian BAB V ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAN.... 4A 5.1 Analisis Faktor Penyebab Kecelakaan .... 44 5.2 Analisis Diagram Collision...... 49 5.3 Analisis Kecepatan Persentil.. 33 5.4 Jarak Pandang Henti ms a 55 Jarak Pandang Menyiap. . . see 5.6 Analisis Hazard Identification, Risk Assessment & Risk Control (HIRARC)....... se fest seen B6 5.7 Analisis Fasilitas Kelengkapan Jalan ..... 70 5.8 Upaya Peningkatan Keselamatan......... . sone BAB VI Kesimpulan dan Saran. 82 6.1 Kesimpulan..... 7 : aoe seen 6.2 Saran 3 ss ssomasers a) DAFTAR PUSTAKA........ ss siemens come DAFTAR TABEL Tabel II. 1 Data Kecelakaan Ruas Jalan Raya Blega 5 Tahun Terakhir 000012 Tabel IV. 1 Tingkat Severity . Tabel IV. 2 Tingkat Resiko. Tabel IV. 3 Tingkat Kemungkinan Terjadinya Resiko.. Tabel IV. 4 Standar Jarak Henti Minimum. Tabel IV. 5 Kecepatan Rencana... Tabel IV. 6 Jadwal Penelitian. Tabel V. 1 Pembagian Segmen : Tabel V. 2 Jumlah Kecelakaan Jalan Raya Blega Tahun 2017-2021 nrc 4S Tabel V. 3 Data Kecelakaan Jalan Raya Blega Tahun 2017-2021...un.onenenn 6 Tabel V. 4 Faktor Penyebab Kecelakaan Jalan Raya Blega. Tabel V. 5 Rincian Kecelakaan Faktor Manusia.. Tabel V. 6 Rincian Kecelakaan Faktor Jalai Tabel V. 7 Rincian Kecelakaan Segmen Tabel V. 8 Rincian Kecelakaan Segmen 2... Tabel V. 9 Kecepatan Pada Arah Masuk. 54 Tabel V. 10 Kecepatan Pada Arah Keluar... 54 Tabel V. 11 Kecepatan Pada Arah Masuk. 55 Tabel V. 12 Kecepatan Pada Arah Keluar.. Tabel V. 13 Tabel Jarak Pandang Henti Minimum Arah Masuk.. Tabel V. 14 Tabel Jarak Pandang Henti Minimum Arah Keluar Tabel V. 15 Tabel Jarak Pandang Henti Minimum Arah Masuk. Tabel V. 16 Tabel Jarak Pandang Henti Minimum Arah Keluar.. Tabel V. 17 Jarak Pandang Menyiap Segmen 1 (Masuk). Tabel V. 18 Jarak Pandang Menyiap Segmen 1 (Keluar).... Tabel V. 19 Jarak Pandang Menyiap Segmen 2 (Masuk) Tabel V. 20 Jarak Pandang Menyiap Segmen 2 (Keluar). Tabel V. 21 Identifikasi Masalah HIRARC. Tabel V. 22 Evaluasi HIRARC... Tabel V. 23 Fasilitas Kelengkapan Segmen 1 Tabel V. 24 Fasilitas Kelengkapan Segmen 2. Tabel V. 25 Rekomendasi Perkerasan Jalan Yang Rusak Tabel V. 26 Rekomendasi Rambu Lalu Lintas dan Marka Jalan.. DAFTAR GAMBAR Gambar II. 1 Peta Jaringan Jalan Berdasarkan Status... Gambar I. 2 Peta Jaringan Jalan Berdasarkan Fungsi a8 Gambar II. 3 Peta Black Spot di Kabupaten Bangkalan.. 9 Gambar II. 4 Peta Black Spot Segmen 10 Gambar II. 5 Penampang Melintang Segmen 1... Gambar II. 6 Peta Black Spot Segmen Gambar Il. 7 Penampang Melintang Segmen 2... Gambar II. 8 Kondisi Eksisting Jalan Raya Blega Gambar II. 9 Geometrik Jalan yang Tidak Rat Gambar III. 1 Kerangka Berpikir. Gambar IV. 1 Bagan Alur Penelitian Gambar V. 1 Tren Kejadian Gambar V. 2 Diagram Collision Segmen 1... Gambar V. 3 Diagram Collision Segmen 2... Gambar V. 4 Persentase HIRAR Gambar V. 5 Visualisasi Rekomendasi Keselamatan Jalan Segmen 1. Gambar V. 6 Visualisasi Rekomendasi Keselamatan Jalan Segmen 2. vi BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ‘Transportasi merupakan kegiatan yang sangat penting untuk perkembangan suatu daerah, karena transportasi berkaitan dengan perekonomian untuk distribusi supply barang agar lebih mudah dan terjamin sehingga harga barang akan tetap stabil. Oleh karena itu Transportasi sering dijuluki sebagai urat nadi dari perekonomian. Menurut UU No. 14 Tahun 1992 Pasal 3 tentang lalu lintas dan angkutan Jalan transportasi bertujuan untuk mewujudkan lalu lintas angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat, lancar, tertib, teratur, nyaman, efisien, mampu memadukan moda transportasi lainnya, menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan_ wilayah, pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. Sehingga aspek keselamatan sangat lah penting sehingga tujuan transpotasi tersebut dapat berjalan dengan lancar. Kabupaten Bangkalan merupakan bagian dari Provinsi Jawa Timur yang berada di ujung barat Pulau Madura, Bangkalan merupakan dataran rendah dengan ketinggian 2 - 100 meter diatas permukaan laut, terletak antara 60 51’ 70 11' Lintang Selatan dan antara 1120 40’ - 1130 08" Bujur Timur. Luas wilayah Bangkalan adalah berupa daratan seluas 41.260,14 km2. Penduduk Kabupaten Bangkalan tahun 2021 mencapai 1.060.377 jiwa dengan gender laki-laki sebanyak 522.782 jiwa dan perempuan 537.595 jiwa, Data tersebut merupakan hasil Sensus Penduduk yang dilakukan BPS pada bulan September 2020 (Kabupaten Bangkalan 2022). Kegiatan transportasi sangat di perlukan di kabupaten bangkalan, oleh karena itu beberapa jalan di kabupaten bangkalan juga memiliki volume arus lalu lintas yang cukup padat. Jalan Raya Blega adalah jalan yang menjadi Daerah Rawan Kecelakaan peringkat pertama berdasarkan laporan umum tim praktek kerja lapangan Kabupaten Bangkalan tahun 2022. Jalan Raya Blega mempunyai panjang jalan 8345, meter dan merupakan salah satu jalan yang mempunyai volume arus lalu lintas 1396,25 smp/jam dengan V/C Ratio 0,57. Tipe jalan di Jalan Raya Blega adalah 2/2 UD dengan kecepatan kendaraan yang cukup tinggi yaitu >60 km/jam. Dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang cukup tinggi dan tidak diimbangidengan peningkatan fasiltas jalan dan perbaikan jalan maka volumepenggunaan jalan juga semakin tinggi. Akibatnya pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas pun semakin banyak terjadi. Menurut Undang-undang Lalu Lintas Angkutan Jalan No. 22 Tahun 2009, kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harga benda. Kecelakaan lalu lintas ini pada umumnya disebabkan oleh beberapa faktor seperti pengemudi, faktor sarana contohnya kendaraan, faktor prasarana contohnya kondisi jalan, dan faktor lingkungan atau iklim seperti jalan icin, berlubang dan lain sebagainya. Adanya kecelakaan lalu lintas ini berkaitan erat dengan faktor keselamatan, Menurut PP 37 tahun 2017, keselamatan lalu lintas adalah suatu keadaan terhindarnya setiap orang dari resiko kecelakaan selama berialu lintas yang di sebabkan oleh manusia, kendaraan, jalan dan/atau lingkungan. Berdasarkan data kecelakaan dari Satuan Kepolisian Resor Kabupaten Bangkalan terdapat 22 kejadian kecelakaan yang terjadi pada tahun 2021 dengan rincian sebanyak 8 meninggal dunia, luka berat 4 dan luka ringan 18. Kecelakaan di Ruas Jalan Raya Blega terjadi dikarenakan perilaku manusia yang tidak disiplin seperti pengemudi yang melebihi batas kecepatan, mengantuk, kurang waspada dan juga kondisi prasarana yang tidak baik seperti kurangnya fasilitas lalu lintas dan kondisi jalan yang rusak serta rambu lalu lintas yang kurang memadai, Kondisi jalan yang tidak baik seperti jalan yang bergelombang, berlubang dan ketika hujan sering tergenang air yang bisa menyebabkan kecelakaan bagi pengguna jalan. Kondisi marka yang juga sudah memudar dan tidak adanya lampu penerangan jalan umum hal ini menyulitkan pengguna jalan ketika berkendara di malam hari, serta rambu yang tidak ada juga menjadi faktor pendukung terjadinya kecelakaan pada ruas Jalan Raya Blega ini. Dengan permasalahan tersebut sangat perlu untuk melakukan suatu kajian demi meningkatkan keselamatan Pada ruas Jalan Raya Blega di Kabupaten Bangkalan. Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian dengan judul “PENINGKATAN KESELAMATAN LALU LINTAS PADA RUAS JALAN RAYA BLEGA DI KABUPATEN BANGKALAN.” 1.2 Identifikasi Masalah ‘Terdapat beberapa permasalahan yang ada pada saat ini, sehingga dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1) Pada wilayah kajian terdapat 12 kejadian kecelakaan pada tahun 2021, dengan rincian korban 4 orang meninggal dunia, 4 orang luka berat, 8 orang luka ringan. 2) Kondisi geometrik jalan yang berada pada daerah rawan kecelakaan beresiko tinggi menyebabkan terjadinya kecelakaan 3) Kurang memadainya fasilitas perlengkapan jalan pada ruas jalan tersebut dapat memicu terjadinya kecelakaan bagi pengguna jalan. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang dimana telah diuraikan diatas, maka penulis, mencoba merumuskan permasalahan mengenai: 1. Apa saja yang menjadi faktor penyebab terjadinya kecelakaan pada ruas jalan tersebut? 2. Bagaimana karakteristik kecelakaan lalu lintas yang terjadi di ruas jalan tersebut? 3. Bagaimana upaya peningkatan keselamatan pada ruas jalan tersebut? 1.4Maksud dan Tujuan Maksud dari penelitian ini yakni untuk melakukan suatu kajian terhadap faktor kecelakaan dan juga tingkat keselamatan pada ruas Jalan Raya Blega, dan memberikan usulan terkait peningkatan keselamatan pada ruas jalan tersebut. Tujuan dari penelitian ini yakni sebagai berikut: 1, Melakukan analisis dan identifikasi terkait faktor penyebab kecelakaan yang terjadi di ruas Jalan Raya Blega. 2. Mengetahui karakteristik kecelakaan lalu lintas yang ada pada ruas jalan tersebut. 3. Memberikan rekomendasi terkait penanganan pada ruas Jalan Raya Blega guna mengatasi permasalahan kejadian kecelakaan lalu lintas dan juga meningkatkan keselamatan lalu lintas di ruas jalan tersebut, 1.5 Ruang Lingkup ini Berdasarkan identifikasi masalah dan ruang lingkup dalam penulisan skripsi tidak menyimpang dari judul yang diangkat dan guna memaksimalkan dari hasil yang diperoleh dari penulisan skripsi ini, maka diperlukan pembatasan ter hadap ruang lingkup kajian. Untuk ruang lingkup kajiannya yakni prasarana jalan, analisis kejadian kecelakaan, serta upaya peningkatan keselamatan. Berikut pembatasan ruang lingkup yakni: 1. Wilayah kajian yang diambil adalah hanya terdapat pada lokasi black spot pada ruas Jalan Raya Blega, sebagai lokasi studi lebih lanjut dari hasil pembobotan berdasarkan tingkat kecelakaan tertinggi. Permasalahan pada ruas jalan raya Blega sepanjang 1 km akan dibagi menjadi 2 segmen. Fokus kajian adalah pada titik lokasi rawan kecelakaan yang berada pada setiap segmen. Data Kronologi untuk diagram collision digunakan data tahun terakhir yaitu 2021. Penelitian mengidentifikasi faktor-faktor penyebab _terjadinya kecelakaan pada ruas jalan tersebut. 1.6 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini mencakup pembahasan mengenai latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, sistematika penulisan. BAB IT KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisikan tentang aspek-aspek yang ditinjau dalam rangka mendukung analisis penelitian, yakni meliputi kajian teori, kajian teori analisis, dan pola pikir penelitian. BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI Bab ini berisikan mengenai profil dari daerah studi yang dimana meliputi gambaran umum geografi dan luas wilayah, gambaran umum demografi kependudukan, gambaran umum kondisi transportasi, gambaran umum kondisi wilayah studi. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisikan mengenai kebutuhan data, teknik pengumpulan data dan aspek teoritis dan persamaan perhitungan matematis yang diperlukan guna mendukung analisis data. BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH Bab ini berisikan analisis hasil pengolahan data dan pembahasan hasil penelitian yang meliputi analisis makro dan juga mikro. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan tentang jawaban atas pertanyaan pada penelitian yang dituangkan dalam bagian pendahuluan dan pada babini juga berisi tentang saran untuk meneliti serta memusatkan pada hal yang penting dalam penelitian yang belum dilakukan pada penelitian ini. BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Kondisi Transportasi 2.1.2 Kondisi Jaringan Jalan Transportasi yang digunakan oleh masyarakat Kabupaten Bangkalan yaitu menggunakan transportasi darat. Transportasi darat yang digunakan oleh masyarakat Kabupaten Bangkalan yaitu mengunakan, angkutan umum yaitu angkutan perkotaan, angkutan antar kota antar provinsi. Angkutan kota dalam provinsi hanya melintasi Kabupaten Bangkalan dan tidak masuk ke terminal. Kendaraan pribadi yang biasa digunakan masyarakat Kabupaten Bangkalan adalah menggunakan mobil dan sepeda motor. Untuk kendaraan barang yang melintas yaitu pick up, mobil box, mobil truk sedang dan beberapa jalan juga dilewati oleh truk besar. Pulau Madura dan Pulau Jawa dipisahkan oleh Selat Madura, sebelum adanya Jembatan Suramadu masyarakat yang ada di Pulau Madura terutama di Kabupaten Bangkalan menggunakan jalur laut agar bisa ke Pulau Jawa. Salah satu pelabuhan yang ada di Kabupaten Bangkalan yaitu Pelabuhan Kamal, pelabuhan Kamal sendiri merupakan pelabuhan yang sangat ramai pada masanya sebelum Jembatan Suramadu di bangun, tetapi setelah jembatan di bangun masyarakat di Pulau Madura terutama di Kabupaten Bangkalan lebih memilih melewati Jembatan Suramadu agar bisa pergi ke Pulau Jawa daripada menggunakan jalur laut. Oleh karena itu masyarakat yang menggunakan angkot tidak sebanyak sebelum Jembatan Suramadu dibangun. Untuk Kondisi lalu lintas di Kabupaten Bangkalan tergolong ramai lancar, namun kadang mengalami kemacetan pada titk tertentu yang diakibatkan oleh tingginya volume lalu lintas dan ukuran jalan yang kecil pada saat jam sibuk yang biasanya terjadi pada pagi dan saat sore hari yaitu pada saat jam pulang kerja. 2.1.2 Kondisi Ruas Jalan Panjang jalan di Kabupaten Bangkalan memiliki keseluruhan panjang jalan sebesar 721.365 km, dimana ruas jalan dengan perkerasan diaspal sepanjang 697.815 km, jalan dengan perkerasan Te/ford/kerikil sepanjang 23.550 km. Jaringan jalan wilayah studi yang cikaji diantaranya jaringan jalan menurut status yang terdiri dari 34 ruas jalan nasional dengan panjang 121.026 km dan 88 ruas jalan kabupaten dengan panjang 253.499 km. LEGENDA [El comecrena. Sumber: Tim PKL Kabupaten Bangkalan 2022 Gambar II. 1 Peta Jaringan Jalan Berdasarkan Status Sementara jaringan jalan menurut fungsi terdiri dari 37 ruas jalan arteri dengan panjang 77.932 km, 18 ruas jalan kolektor dengan panjang 52.404 km dan 70 ruas jalan lokal dengan panjang 242.175 km. Berdasarkan data hasil analisis laporan umum PKL Kabupaten Bangkalan, Pada kinerja ruas jalan raya Blega didapatakan data berupa kepadatan jalan sebesar 1396,25 smp/jam dengan V/C Ratio 0,57. Tipe jalan di Jalan Raya Blega adalah 2/2 UD dengan kecepatan kendaraan yang cukup tinggi yaitu >60 km/jam. ‘Sumber: Tim PKL Kabupaten Bangkalan 2022 Gambar II. 2 Peta Jaringan Jalan Berdasarkan Fungsi 2.1.1 Kondisi Prasarana Jalan Jaringan jalan wilayah studi yang dikaji diantaranya jaringan jalan menurut status yang terdiri dari 34 ruas jalan nasional dan 88 ruas jalan kabupaten. Sedangkan jaringan jalan menurut fungsi terdiri dari 37 ruas jalan arteri, 18 ruas jalan kolektor dan 70 ruas jalan lokal. Karakteristik jalan di Kabupaten Bangkalan umumnya memiliki tipe jalan 2/2 UD baik Jalan Nasional maupun jalan Kabupaten. Terdapat beberapa Jalan Nasional dengan tipe jalan 4/2 D. Terdapat beberapa Jalan Nasional, dan Jalan Kabupaten dengan tipe jalan 2/2 D. Kabupaten Bangkalan juga memiliki beberapa Jalan Kabupaten yang menerapkan sistem satu arah. Untuk jenis pengaturan simpang di Kabupaten Bangkalan terdapat simpang bersinyal dan simpang tidak bersinyal. Untuk keadaan prasarana jalan di jalan Raya Blega yaitu mempunyai tipe jalan 2/2 UD dengan kecepatan kendaraan >60 km/jam. Jalan Raya Blega tidak memiliki LPJU dan rambu yang sangat minim. 2.2Kondisi Wilayah Kajian Jalan Raya Blega merupakan jalan akses keluar-masuk antara Kabupaten Bangkalan dengan kabupaten lain yang ada di Pulau Madura. Jalan Raya Blega terletak pada Kecamatan Blega. Tata guna lahan di jalan ini adalah terdapat pertokoan, perumahan, pendidikan dan pertanian. Hambatan samping yang ada di jalan ini berupa semak belukar, pohon dan kendaraan yang terparkir di bahu jalan dikarenakan tidak ada parkir off street di jalan ini, Jam tersibuk pada jalan ini terjadi pukul 15.00-16.00 dikarenakan pada jam itu banyak anak sekolah dan masyarakat yang pulang bekerja. Berdasarkan data kecelakaan dari Satuan Kepolisian Resor Kabupaten Bangkalan terdapat 22 kejadian kecelakaan yang terjadi pada tahun 2021 dengan rincian sebanyak 8 meninggal dunia, luka berat 4 dan luka ringan 18. Untuk lokasi Rawan Kecelakaan Jalan Raya Blega dapat dilihat pada gambar berikut: ‘Sumber: Tim PKL Kabupaten Bangkalan 2022 Gambar II. 3 Peta Black Spot di Kabupaten Bangkalan Dapat dilihat dari Gambar II. 3, terdapat 5 Black Spot yang ada di Kabupaten Bangkalan. Dari 5 Black Spot diatas terdapat salah satunya Jalan Raya Blega, Berdasarkan data dari Tim PKL Kabupaten Bangkalan Tahun 2022 Jalan Raya Blega mempunyai panjang jalan 8345 meter dan merupakan salah satu jalan yang mempunyai volume arus lalu lintas 1396,25 smp/jam dengan V/C Ratio 0,57. Tipe jalan di Jalan Raya Blega adalah 2/2 UD dengan kecepatan kendaraan yang cukup tinggi yaitu >60 km/jam. Untuk wilayah kajian dibagi menjadi 3 segmen. Gambar IL. 4 Peta Black Spot Segmen 1 Dapat dilihat dari Gambar II, 4, gambar tersebut merupakan peta daerah rawan kecelakaan di Jalan Raya Blega segmen 1, jalannya yang lurus dan Panjang bisa membuat pengguna jalan membawa kendaraan dengan kecepatan tinggi. Dengan geomterik jalan yang tidak bagus dan fasilitas jalan yang tidak lengkap dapat membahayakan pengguna jalan. Untuk tata guna lahan di jalan ini berupa sawah dan beberapa rumah penduduk, hambatan sampingnya berupa pohon dan kendaraan yang terparkir di bahu jalan. 10 1100 1m} Gambar IT. 5 Penampang Melintang Segmen 1 Penampang melintang merupakan suatu potongan jalan yang tegak lurus pada sumbu jalan dan menunjukan bentuk susunan bagian-bagian jalan ‘yang bersangkutan, Dari Gambar II, 5 dapat dilihat lebar lajur efektif sebesar 3,5 m, bahu jalan kanan sebesar 1 m kiri dan bahu jalan kanan 1 m. Tidak ada drainase pada ruas jalan yang dikajl. Gambar II. 6 Peta Black Spot Segmen 2 1 Bisa dilihat dari Gambar II. 6 yang merupakan peta dari daerah rawan kecelakaan segmen 2, disini tata guna lahannya berupa perumahan dan pertokoan, juga terdapat pasar pada ruas jalan ini, Perkerasan jalannya dari beton dan memiliki simpang 4 dengan 2 lengan simpang memilki ruas jalan yang kecil. i} = wolf fae Tel Gambar IL. 7 Penampang Melintang Segmen 2 Dapat dilihat dari Gambar II. 7 yang merupakan gambar penampang melintang segmen 2. Lebar ruas jalannya 7 m, memiliki drainase sebelah kiri dengan lebar 1m, bahu jalan 2 meter di sebelah kanan dan trotoar di sebelah kiri dengan lebar 1,2 m. Tabel II. 1 Data Kecelakaan Ruas Jalan Raya Blega 5 Tahun Terakhir 12 Dapat dilihat pada Table II. 1, pada tahun 2021 terdapat 22 kejadian kecelakaan dengan korban meninggal dunia 8 orang, luka berat 4, dan luka ringan sebanyak 18 orang dan didominasi tipe kecelakaan tabrak depan- depan diakibatkan dari geometrik jalan yang buruk, marka jalan yang sudah pudar, perlengkapan jalan yang tidak memadai serta perilaku pengguna Jalan yang tidak disiplin. Tidak adanya fasilitas untuk pejalan kaki seperti trotoar dan zebra cross di jalan ini yang bisa membahayakan pejalan kaki dan pengguna jalan. Hambatan samping berupa semak dan kendaraan lain yang parkir di bahu jalan dikarenakan tidak adanya fasilitas parkir off-street di jalan ini. RNR) Pee rity Indonesia Sumber: Dokumentasi Pribadi Tahun 2023 Gambar IL 8 Kondisi Eksisting Jalan Raya Blega 13 Dapat dilihat dari Gambar IT. 8 kondisi eksisting Jalan Raya Blega, terdapat perbedaan warna dari perkerasan jalan dikarenakan peng-aspalan ulang jalan yang tidak baik yang menyebabkan permukaan jalan menjadi tidak rata, di beberapa ruas jalan juga terdapat jalan retak dan berlubang yang bisa tergenang air ketika cuaca sedang hujan dan membahayakan bagi pengendara yang melewati jalan ini. Serta marka jalan yang sudah pudar dan tidak adanya lampu penerangan jalan umum yang membahayakan pengendara di malam hari. Marka jalan yang memudar bisa disebabkan oleh faktor cuaca seperti hujan dan panas yang terus menerus yang membuat marka jalan akhimya memudar. Sumber: Dokumentasi Pribadl Tahun 2023 Gambar II. 9 Geometrik Jalan yang Tidak Rata 14 Dari Gambar II. 9 dapat kita lihat bahwa geometrik pada Jalan Raya Blega perlu dilakukan perbaikan guna memberi kenyamanan dan kearanan bagi Pengguna jalan yang melewati jalan tersebut. Jika hal ini tidak segera di perbaiki nantinya akan menyebabkan bertambahnya kejadian kecelakaan yang disebabkan kondisi geometrik jalan yang buruk. Dan tidak adanya rambu peringatan ataupun petunjuk di Jalan Raya Blega ini yang bisa membantu pengendara yang melintasi jalan in 15, BAB III KAJIAN PUSTAKA 3.1 Kecelakaan Lalu Lintas 3.1.1 Pengertian Kecelakaan Lalu Lintas Kecelakaan lalu lintas dapat didefinisikan yakni merupakan kejadian yang dimana sult untuk diprediksi kapan dan dimana terjadinya. Kecelakaan tidak hanya saja trauma, cedera, ataupun kecacatan akan tetapi juga kematian. Kasus kecelakaan sulit diminimalisasi dan juga cenderung meningkat seiring pertambahan panjang jalan dan banyak nya pergerakan dari kendaraan (Hobbs 2016). Menurut WHO, 1984 yakni definisi kecelakaan lau lintas merupakan kejadian yang terjadi pada lalu lintas yang sedikitnya melibatkan satu kendaraan yang dimana menyebabkan cedera atau kerusakan atau kerugian pada pemiliknya (korban). Dalam Undang-Undang No. 22 tahun 2009 terkandung aspek- aspek keselamatan jalan. Undang-Undang No. 22 tahun 2009 tentang alu lintas dan angkutan jalan sudah terbaru dan sesuai denganketetapan pada penyusunan skripsi ini, isi ataupun substansi pada Undang-Undang No. 22 tahun 2009 ini masih tetap sama sebagian walaupun ada perubahan pada undang-undang tersebut dengan Undang-Undang No. 11 tahun 2020 tentang hak cipta kerja. Adapun aspek keselamatan secara umum adalah seperti yang disebutkansebagai berikut: 1. Pasal 1 a. Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah Ruang LaluLintas, Terminal, dan Perlengkapan Jalan yang meliputi marka, rambu, Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas, alat pengendali dan pengaman Pengguna Jalan, alat pengawasanpengamanan jalan, serta fasilitas pendukung. b. Jalan adalah seluruh bagian jalan, termasuk — bangunan perlengkapan dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi Lalu 16 Lintas umum, yang berada pada permukaan tanah atau air serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel. . Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukan bagi gerak pindah kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas pendukung, . Pasal 3 Lalu Lintas dan Angkutan Jalan diselenggarakan dengan tujuan: a. Terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, lancer, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk — mendorong —perekonomian nasional,__- memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa; b. Terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan cc Terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat. . Pasal 8 Penyelenggaraan di bidang Jalan meliputi kegiatan pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan prasarana Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf a, yaitu: a. Inventarisasi tingkat pelayanan Jalan dan permasalahannya; b. Penyusunan rencana dan program pelaksanaannya serta penetapan tingkat pelayanan Jalan yang diinginkan; . Perencanaan, pembangunan, dan optimalisasi pemanfaatanruas jalan; d. Perbaikan geometrik ruas jalan dan/atau persimpangan jalan; e. Penetapan kelas jalan pada setiap ruas jalan; f. Uji kelaikan fungsi jalan sesuai dengan standar keamanan dan keselamatan berlalu lintas; dan g. Pengembangan sistem informasi dan komunikasi di bidang prasarana jalan. 7 4, Pasal 105 Setiap orang yang menggunakan jalan wajib: a. Berperilaku tertib dan/atau; b. Mencegah hal-hal yang dapat merintangi, membahayakan keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, atau yang dapat menimbulkan kerusakan Jalan. 5, Pasal 106 a. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib mengemudikan kendaraannya dengan wajar_dan dalam konsentrasi b. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di jalan wajib mengutamakan Keselamatan Pejalan Kaki dan pesepeda. . Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib mematuhi ketentuan tentang persyaratan teknis dan laik jalan. d. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan wajib mematuhi ketentuan: 1) Rambu perintah atau rambu larangan; 2) Marka jalan 3) lat pemberiisyarat lalu lintas 4) Gerakan lalu lintas 5) Berhenti dan parkir 6) Peringatan dengan bunyi dan sinar 7) Kecepatan maksimal atau minimal dan/atau 8) Tata cara penggandengan penempelan dengan Kenadaraan lain, e. Pada saat diadakannya pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor wajib menunjukan: 1) Surat tanda nomor kendaraan bermotor atau surat tanda coba kendaraan bermotor; 18 2) Surat izin mengemudi; 26 3) Bukti lulus uji berkala; dan/atau 4) Tanda bukti lain yang sah. f. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor beroda empat atau lebih di Jalan dan penumpang yang duduk di sampingnya wajib mengenakan sabuk keselamatan. g. Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor beroda empat atau lebih yang tidak dilengkapi dengan rumah-rumah di jalan dan penumpang yang duduk di sampingnya wajib mengenakan sabuk keselamatan dan mengenakan helm yang memenuhi standar nasional Indonesia. h. Setiap orang yang mengendarai dan Penumpang Sepeda Motor wajib mengenakan helm yang memenuhi standar nasional Indonesia. i. Setiap orang yang mengendarai Sepeda Motor tanpa kereta samping dilarang membawa Penumpang lebih dari 1 (satu) orang. . Pasal 229 Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan, kecelakaan lalu lintas dapat disebabkan oleh kelalaian Pengguna Jalan, ketidaklaikan Kendaraan, ketidaklaikan Jalan dan/atau Lingkungan. Penggolongan kecelakaan lalu lintas terdiri dari: a. Kecelakaan Lalu Lintas Ringan, yaitu merupakan kecelakaan yang mengakibatkan —kerusakankendaraan _—_dan/atau barang. b. Kecelakaan Lalu Lintas Sedang, yaitu merupakan kecelakaan yang mengakibatkan Iuka ringan dan kerusakan kendaraan dan/atau barang. c. Kecelakaan Lalu Lintas Berat, yaitukecelakaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia atau luka berat. 19 3.1.2 Faktor Penyebab Kecelakaan Kecelakaan merupakan suatu peristiwa yang dimana terjadinya harus dan patut untuk dihindari ketika sedang berkendara. Terjadinya suatu peristiwa kecelakaan tersebut tidak selalu disebabkan oleh perpaduan dari berbagai efek dari sejumiah kelemahan atau gangguan yang dimana memiliki keterkaitan dengan pengguna kendaraan dan juga tata letak jalan. Kecelakaan lalu lintas pada umumnya bisa terjadi dikarenakan berbagai faktor penyebab yang dimana terjadi secara bersamaan, seperti sikap kurang behati-hati dalam berkendara, kondisi jalan, kondisi kendaraan, dan juga cuaca. Kesalahan dari pengemudi merupakan faktor utama dalam banyak kecelakaan yakni antara kelelahan, kelengahan, kekurang hati-hatian, dan kejemuan (Warpani 2002). Faktor penyebab kecelakaan yakni terdapat empat faktor, yakni sebagai berikut: 1) Manusia Manusiayakni yang berperan sebagai pengendara atau pengemudi yaitu orang yang melakukan pekerjaan mengemudi, mengendalikan, dan juga mengarahkan kendaraan ke suatu tempat tertentu. Manusia merupakan faktor paling penting dan terbesar penyebab terjadinya suatu kecelakaan lalu lintas. Mengemudi merupakan pekerjaan yang sangat kompleks, yang memerlukan pengetahuan dan juga kemampuan tertentu karena pada saat yang sama pengemudi harus berhadapan dengan peralatan dan menerima pengaruh rangsangan dari keadaan di sekelilingnya (Hobbs 2016). Manusia juga sebagai pengendara mempunyai beberapa faktor yang dimana sangat mempengaruhi_ ketika berkendara, yakni faktor psikologis dan juga faktor fisiologis. Faktor psikologis yakni dapat berupa mental, sikap, pengetahuan, dan juga keterampilan. Sedangkan untuk faktor fisiologis nya yakni tentang penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, kelelahan, dan juga sistem syaraf. 20 2) Kendaraan Kendaraan juga merupakan faktor penyebab dari suatu peristiwa kecelakaan alu lintas, terdapat beberapa kejadian yakni disebabkan oleh faktor kendaraan, yakni sebagai berikut: a) Rem blong yang dimana rem merupakan komponen yang sangat penting dari kendaraan yang memiliki fungsi untuk mengurangi atau memperlambat laju dari suatu kendaraan. Sehingga apabila rem tidak dirawat dengan baik dan juga teratur maka akan menyebabkan rem blong tersebut. b) Ban merupakan salah satu faktor penyebab kecelakaan yang dimana_harus diperhatikan yaknitekanan ban dan juga kerusakan pada ban. Apabila ban tidak sering dilakukan pengecekan berkala maka akan terjadi ban kempes dan juga ban pecah ketika berkendara. ©) Lampu kendaraan juga merupakan faktor yang penting terhadap terjadinya kecelakaan [alu lintas bagi para pengendara terutama ketika berkendara malam hari. 3) Lingkungan Faktor lingkungan juga merupakan faktor dari luar yang dimana memiliki pengaruh terhadap terjadinya peristiwa kecelakaan lalu lintas, lingkungan yang dimaksud terdapat dua unsur, yakni unsur jalan dan juga unsur lingkungan. Untuk unsur jalan yakni meliputi kondisi jalan yang rusak, berlubang, licin, tanpa marka/rambu, dan tikungan tajam/turunan tajam. Sedangkan untuk unsur lingkungan sendiri terdapat kondisi cuaca yang dimana berkabut, mendung, dan juga hujan. 4) Cuaca Faktor cuaca juga memiliki pengaruh terhadap_terjadinya kecelakaan lalu lintas, faktor cuaca tersebut yakni hujan. Hujan dapat berpengaruh terhadap hal Iain seperti jalan yang menjadi licin, jarak pandang menjadi lebih pendek, dan juga jarak pengereman menjadi lebih jauh. Dalam cuaca buruk sangat 2 mempengaruhi arus lalu lintas seperti contoh hujan atau berkabut, yang dimana jarak pandang pengemudi sangat terbatas yang dimana menyebabkan mudah sekali terjadinya kecelekaan. 3.2Keselamatan Lalu Lintas Menurut Undang-Undang No, 22 Tahun 2009 Keselamatan lalu lintas merupakan suatu keadaan terhindamnya setiap orang dari resiko kecelakaan selama berada di lalu lintas jalan yang dimana disebabkan oleh manusia, kendaraan, lingkungan, prasarana. Keselamatan merupakan hal yang sangat penting bagi pengendara lalu lintas. Tujuan dari keselamatan lalu lintas ini yakni guna menekan angka kecelakaan di jalan raya yang terjadi. Hal tersebut dikarenakan apabila rendahnya tingkat kecelakaan di jalan raya maka kesejahteraan dan juga keselamatan bagi pengendara atau pemakai jalan sudah terjamin. 3.3Jalan Menurut Undang-Undang No. 38 Tahun 2004 tentang jalan. yakni pengertian jalan merupakan prasarana transportasi darat yang dimana meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapan nya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/atau air, serta diatas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel. Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan ke dalam jalan arter, jalan kolektor, jalan lokal, dan juga jalan lingkungan. Sedangkan Jalan umum menurut statusnya dikelompokkan ke dalam jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten, jalan kota, dan jalan desa. Menurut PP No. 34 ‘Tahun 2006 tentang jalan, jalan memilki bagian bagian yang dimana sebagai berikut: 1, Ruang Manfaat Jalan (Rumaja) Ruang manfaat jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi, kedalaman tertentu yamg ditetapkan oleh penyelenggara jalan. Ruang manfaat jalan meliputi badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang pengamannya. 2 2, Ruang Milik Jalan (Rumija) Ruang milik jalan merupakan ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, Kedalaman, dan tinggi tertentu. Ruang milk jalan terdiri dari ruang manfaat jalan dan sejalur tanah tertentu di luar ruang manfaat jalan. 3, Ruang Pengawasan Jalan Ruang pengawasan jalan merupakan ruang tertentu di luar ruang milik jalan yang penggunaannya ada di bawah pengawasan penyelenggara jalan. Ruang pengawasan jalan ini diperuntukkan bagi pandangan bebas pengemudi dan pengamanan konstruksi jalan serta pengamanan fungsi jalan. 3.4Perlengkapan Jalan Menurut PP No. 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan pada pasal 26 disebutkan bahwa setiap jalan yang digunakan untuk [alu lintas umum wajib dilengkapi dengan perlengkapan jalan yang dimana berupa rambu lalu lintas, marka jalan, alat pemberi isyarata lalu lintas, alat penerangan jalan, alat pengendali dan pengaman pengguna jalan, alat pengawasan dan pengamanan jalan, fasilitas untuk sepeda, pejalan kaki, dan penyandang cacat, dan fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan yang berada di jalan dan luar badan jalan. Berikut merupakan pengertian dari tiap perlengkapan jalan yang ada: 1. Rambu Lalu Lintas Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 13 Tahun 2014 Tentang Rambu Lalu Lintas menyebutkan bahwa rambu lalu lintas merupakan bagian perlengkapan jalan yang berupa lambang, huruf, angka, kalimat, dan/atau perpaduan yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk bagi pengguna jalan. Rambu lalu lintas juga berfungsi guna memberikan informasi kepada pengguna jalan guna mengatur dan memperingatkan dan mengarahkan lalu lintas. Rambu lalu lintas ini berdasarkan jenis nya terdiri atas rambu peringatan, rambu larangan, rambu perintah, dan rambu petunjuk. Rambu lalu lintas dapat berupa yakni rambu lalu 23 lintas konvensional dan rambu lalu lintas elektronik. Rambu lalu lintas ini ditempatkan pada sisi jalan paling tinggi 2,65 meter dan paling rendah 1,75 meter diukur dari permukaan jalan tertinggi. a. Kriteria Penempatan Rambu Lalu Lintas Penempatan rambu lalu lintas harus memperhatikan yakni desain geometrik jalan, karakteristik lalu lintas, kelengkapan bagian kontruksi jalan, kondisi struktur tanah, perlengkapan jalan yang sudah terpasang, kontruksi yang tidak bekaitan dengan pengguna jalan, fungsi dan arti perlengkapan jalan lainnya. Penempatan rambu lalu lintas harus pada ruang manfaat jalan. b. Lokasi Penempatan Rambu Lalu Lintas 1) Rambu lalu lintas dapat ditempatkan disebelah kiri arah lalu lintas di sebelah kanan arah lalu lintas, atau di atas ruang manfaat jalan. 2) Rambu [alu lintas ditempatkan di sebelah kiri menurut arah lalu lintas pada jarak tertentu dari tepi paling luar bahu jalan atau jalur lau lintas kendaraan dan tidak merintangi lalu lintas kendaraan atau pejalan kaki. 3) Rambu lalu lintas ditempatkan pada jarak minimal 60 cm diukur dari bagian terluar daun rambu ke tepi paling luar bahu jalan. 4) Dalam hal lalu lintas searah dan tidak tersedia ruang pemasangan lain, rambu lalu lintas dapat ditempatkan di sebelah kanan menurut arah lalu lintas. 5) Rambu lalu lintas yang ditempatkan di sebelah kanan menurut arah lalu lintas dapat dipasang pada pemisah jalan (median) dan ditempatkan dengan jarak minimal 30 cm diukur dari bagian terluar daun rambu ke tepi paling luar kiri dan kanan dari pemisah jalan. 6) Rambu lalu lintas yang ditempatkan di sebelah kanan menurut arah lalu lintas dapat dipasang pada pemisah jalan (median) 24 dan ditempatkan dengan jarak minimal 30 om diukur dari bagian terluar daun rambu ke tepi paling luar kiri dan kanan dari pemisah jalan. 7) Rambu lalu lintas dapat ditempatkan diatas ruang manfaat Jalan apabila jumlah lajur lebih dari 2. 8) Dalam hal setidaknya ruang untuk pemasangan rambu, Rambu lalu lintas dapat dipasang antara lain pada: + Tembok * Kaki jembatan + Bagian jembatan laying + Tiang bangun utiltas; dan * Pohon . Tinggi Rambu Lalu Lintas 1) Rambu lalu lintas ditempatkan pada sisi jalan paling tinggi 265 ‘cm dan paling rendah 175 cm diukur dari permukaan jalan tertinggi sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah atau papan tambahan bagian bawah apabila rambu dilengkapi dengan papan tambahan. 2) Rambu lalu lintas yang dilegkapi papan tambahan dan berada pada lokasi fasilitas pejalan kaki atau pemisah jalan (median) di tempatkan paling tinggi 265 cm dan paling rendah 200 cm diukur dari permukaan fasilitas pealan kaki sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah atau papan tambahan bagian bawah. 3) Rambu_pengarah tikungan ke kiri dan rambu_pengarah tikungan ke kanan ditempatkan dengan ketinggian 120 cm diukur dari permukaan jalan sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah. 4) Rambu lalu lintas ditempatkan di atas ruang manaat jalan memiliki ketinggian rambu paling rendah 500 cm diukur dari permukaan jalan tertinggi sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah atau papan tambahan bagian bawah. 25 2. Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 82 Tahun 2018 Tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan yakni sebagai berikut: a. Alat Pengendali Pengguna Jalan ‘lat pengendali pengguna jalan ini terdiri atas yakni: 1) Alat Pembatas Kecepatan Alat_ pembatas _kecepatanberfungsi_—_ untuk memperlambat kendaraan yang berupa _peninggian ssebagian badan jalan dengan lebar dan kelandaian tertentu yang posisi nya melintang terhadap badan jalan. Alat pembatas kecepatan ini terdiri dari speed bump, speed hump, speed table. 2) Alat Pembatas Tinggi dan Lebar Alat pembatas tinggi dan lebar merupakan kelengkapan tambahan pada jalan yang berfungsi untuk membatasi tinggi dan lebar kendaraan memasuki suatu ruas jalan tertentu, Alat pembatas tinggi dan lebar dapat berupa portal jalan atau sepasang tiang yang ditempatkan pada sisi kiri dan sisi kanan jalur lalu lintas. b. Alat Pengaman Pengguna Jalan Alat pengaman pengguna jalan terdiri atas: 1) Pagar pengaman (guardrail) 2) Cermin tikungan 3) Patok lalu lintas (delineator) 4) Pulau lalu lintas 5) Pita penggaduh 6) Jalur penghentian darurat 7) Pembatas lalu lintas 26 3. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 49 Tahun 2014 Tentang Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas disebutkan bahwa Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas merupakan suatu perangkat elektronik yang menggunakan isyarat lampu yang dapat dilengkapi dengan isyarat bunyi untuk mengatur lalu lintas orang dan atau Kendaraan di persimpangan atau pada ruas jalan. Alat pemberi isyarat lalu lintas ini terdiri dari lampu 3 warna yakni waria merah menyatakan kendaraan harus berhenti, warna kuning menyatakan kendaraan harus siap untuk berhenti atau bergerak, warna hijau menyatakan kendaraan harus berjalan. 4, Fasilitas untuk Sepeda, Pejalan Kaki, dan Penyandang Cacat Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 Tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan bahwa fasilitas untuk sepeda merupakan berupa lajur dan/atau jalur sepeda yang disediakan secara khusus untuk pesepeda dan/atau dapat digunakan bersama-sama dengan Pejalan Kaki. Untuk fasilitas pejalan kaki merupakan fasilitas yang disediakan secara khusus untuk Pejalan Kaki dan/atau dapat digunakan bersama-sama dengan pesepeda. Sedangkan fasilitas penyandang cacat merupakan fasilitas khusus yang disediakan untuk penyandang cacat pada perlengkapan jalan tertentu sesuai pertimbangan teknis dan kebutuhan Pengguna Jalan. 3.5 Metode Perbaikan Standar Kerusakan Jalan Menurut manual pemeliharaan rutin untuk jalan nasional dan jalan provinsi yaitu kerusakan-kerusakan jalan atau lapisan penutup aspal harus diprioritaskan untuk dilakukan perbaikan, karena di daerah dengan curah hhujan yang tinggi seperti Indonesia, perkerasan aspal dapat lebin cepat mengalami rusak hal ini dikarenakan aspal tidak tahan terhadap air. Pengamat jalan harus mengamati daerah sekitar kerusakan perkerasan aspal, muka air yang tinggi atau saluran air yang tidak berfungsi baik atau memadai, yang menjadi penyebab dari kerusakan tersebut, 7 Pelaksanaan penambahan lubang di lokasi dengan volume lalu lintas yang cukup tinggi harus mempertimbangkan berbagai hal-hal sebagai berikut 1. Perhatikan dari segi prosedur/jadwal pekerjaan yang tepat, unit pemeliharaan rutin mempersiapkan perbaikan dilapangan, membuang material yang rusak dan segera menggantinya dengan agregat Kelas yang memenuhi persyaratan atau campuran aspal dingin, 2. Jangan meninggalkan lubang galian atau perbaikan pada permukaan jalan sampai malam hari. 3. Keseluruhan tebal tambahan dari campuran aspal_dingin harus dipadatkan dalam 1 (satu) lapis sekaligus sehingga permukaan akhir lapisan setelah dipadatkan menjadi rata atau lebih tinggi sedikit dari ketinggian permukaan perkerasan jalan yang ada. 4. Ketebalan minimum pelapisan campuran aspal dingin di atas permukaan yang telah diberi lapis perekat tergantung pada ukuran maksimum agregat yang digunakan (1/3 tebal). Jika ketebalan lapisan lebih tipis, ada kecendrungan lapisan itu mengelupas, bahkan kegemukan dan kekurusan yaitu dimana lapisan aspal terlihat licin dan terlihat licin dan terlihat kusam. 3.6Jarak Henti Minimum Jarak pandang henti adalah jarak dimana pengemudi menghentikan laju kendaraan yang dikendarainya. Pada setiap Panjang ruas jalan harus dilengkapi paling sedikit jarak pandangan sepanjang jarak pandangan henti minimum. Jarak pandang henti minimum merupakan jarak pandang yang dibutuhkan pegemudi untuk menghentikan kendaraan yang bergerak setelah melihat adanya rintangan pada lajur jalan yang dilintasinya, ditambah jarak untuk dilakukannya pengereman (Sukirman, 1999). Jarak pandang henti minimum adalah penjumlahan dari dua bagian jarak, yaitu: 1, Jarak PIEV (Perception, Identification, Emotional, Violition)/Jarak Tanggap, yaitu jarak yang ditempuh oleh pengemudi kendaraan pada saat pengemudi menyadari adanya rintangan sampai dia mengambil sebuah keputusan untuk melakukan pengereman. 28 2. Jarak Pengereman, yaitu jarak yang ditempuh oleh pengemudi kendaraan dimulainya dari dilakukannya pengereman _yaitu menginjak pedal rem sampai kendaraan itu berhenti. a. Waktu Persepsi dan Reaksi Waktu persepsi merupakan waktu yang diperlukan pengemudi untuk menyadari adanya halangan/rintangan pada lintasan lajur jalannya dan asumsi pikiran untuk melakukan antisipasi keadaan tersebut dengan keharusan melakukan pengereman. Waktu reaksi merupakan waktu yang dibutuhkan oleh pengemudi untuk menghentikan kendaraannya setelah mengambil keputusan yaitu dengan melakukan pengereman. Kedua waktu tersebut dipengaruhi oleh PIEV berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut: 1) Karakteristik mental/kondisi pengemudi. 2) Tujuan perjalanan. 3) Kecepatan kendaraan. 4) Tipe dan kondisi jalan. 5) Warna, ukuran dan bentuk rintangan, dan 6) Kemampuan pengemudi mengontrol kendaraan. b. Jarak Waktu Persepsi dan Reaksi Jarak waktu persepsi dan reaksi merupakan jarak perjalanan kendaraan yang ditempuh selama waktu persepsi dan reaksi, jarak ini merupakan hasil perkalian antara kecepatan kendaraan dengan waktunya. Besarnya jarak PIEV menggunakan total waktu yang dibutuhkan dari saat dia melihat rintangan/halangan sampai melakukan pengereman, disebut sebagai waktu reaksi adalah 2,5 detik (AASHTO. 2001). Jarak pengereman ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu ban, sistem pengereman kendaraan itu sendiri, kondisi permukaan jalan, kondisi lalu lintas dan kondisi perkerasaan jalan 3.7 Batas Kecepatan Berdasarkan Lampiran II Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 111 Tahun 2015 Tentang Pedoman Tata Cara Penetapan Batas Kecepatan. 29 1, Penentuan Batas Kecepatan jalan arteri yang memiliki jalur cepat dan jalur lambat terpisah oleh median jalan maka penentuan batas kecepatannya sebagai berikut: a. Pada alur cepat kecepatan paling tinggi untuk kendaraan bermotor (roda empat atau lebih) adalah 80 (delapan puluh) 36 Kilometer per jam, sedangkan untuk sepeda motor adalah 60 (lima puluh) kilometer per jam; b. Pada jalur lambat bila berada di Kawasan dengan kegiatan yang dapat, kecepatan paling tinggi adalah 30 (tiga puluh) kilometer per jam, dan di Kawasan kegiatan yang tidak padat, kecepatan paling tinggi adalah 50 (lima puluh) kilometer per jam, 2, Jika jalur cepat dan jalur lambat tidak dipisahkan median maka batas kecepatan paling tinggi ditentukan berdasarkan a. Tipe penggunaan lahan, dibagi menjadi 4 (empat) bagian: 1) Kawasan central business distric (CBD) maka kecepatan paling tinggi 40 (empat puluh) kilometer per jam. 2) Kawasan industry, dibagi menjadi a) Pada saat jam kerja karyawan maka kecepatan paling tinggi 40 (empat puluh) kilometer per jam. b) Di luar jam kerja karyawan maka kecepatan paling tinggi 80 (delapan puluh) Kilometer per jam untuk kendaraan bermotor (roda empat atau lebih) dan untuk sepeda motor 60 (lima puluh) kilometer per jam. 3) Kawasan permukiman ditentukan kecepatan paling tinggi 40 (empat puluh) kilometer per jam. 4) Kawasan sekolah, dibagi menjadi: a) Pada jam masuk atau pulang sekolah batas kecepatan paling tinggi untuk semua kendaraan adalah 30 (tiga puluh) kilometer per jam; b) Di luar jam masuk atau pulang sekolah batas kecepatan paling tinggi 80 (delapan puluh) kilometer per jam untuk 30 kendaraan bermotor (roda 4 atau lebih) dan 60 (lima puluh) kilometer per jam untuk pesepeda motor. b. Penetapan batas kecepatan paling tinggi untuk jalan arteri yang tidak ada lajur khusus sepeda motor dibedakan menjadi: 1) Jalur lalu lintas tanpa median dengan batas kecepatan Paling tinggi 60 (ima puluh) kilometer per jam; 2) Jalur lalu lintas dengan jumlah lajur > 2 lajur per arah dengan batas kecepatan paling tinggi untuk kendaraan bermotor 80 (delapan puluh) Kilometer per jam dan untuk sepeda motor 60 (lima puluh) kilometer per jam; 3) Jalur lalu lintas dengan jumlah lajur 1 (satu) batas kecepatan paling tinggi sebesar 60 (lima puluh) kilometer per jam. 3.8 Daerah Rawan Kecelakaan Menurut Warpani (1999), Daerah rawan kecelakaan lalu lintas adalah daerah yang mempunyai jumlah kecelakaan lalu lintas yang tinggi, resiko dan kecelakaan tinggi pada suatu ruas jalan. Menurut Dewanti (1996), dari kejadian-kejadian kecelakaan dapat dikelompokan menjadi beberapa bagian, yaitu Black Spot, Black Site, dan Black Area, 1. Black Spot, menspesifikasikan lokasi-lokasi kejadian kecelakaan yang biasanya berhubungan langsung dengan geometrik jalan, persimpangan, tikungan atau perbukitan. Black Spot berkaitan dengan daerah perkotaan dimana lokasi kecelakaan yang diidentifikasikan dengan pasti dan tepat pada suatu titik tertentu. Untuk kasus-kasus spesifik, Black Spot ini juga di jumpai untuk jalan-jalan luar kota. 2. Black Site, menspesifikasikan dari panjang jalan yang mempunyai frekuensi kecelakaan tertinggi yang terjadi pada segmen-segmen tertentu. Black Site biasanya dijumpai pada daerah-daerah atau wilayah yang homogen, misalnya perumahan, industri, dan sebagainya. 3. Black Area, mengelompokan daerah-daerah dimana sering terjadi kecelakaan. 31 3.9 Kerangka Berpikir Jumlah Kecelakaan Pada Ruas Jalan Blega y Tahun 2017-2021 | 1 Analisis Faktor Penyebab Kecelakaan 2 Analisis Kecepatan Persentil 3 Analisis Jarak Pandang Henti 4 Analisis Jarak Pandang Menyiap 5 Analisis HIRARC 6 Analisis Upaya Peningkatan Keselamatan | Usulan Peningkatan Keselamatan Lalu Lintas Ruas Jalan Blega Gambar III. 1 Kerangka Berpikir 32 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1Alur Pikir Dalam alur pikir penelitian ini ada beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti diantaranya: pertama melakukan survei inventarisasi tentang kondisi jalan, kondisi prasarana dan alat perlengkapan keselamatan jalan yang ingin dikaji. Kedua melakukan penelitian penyebab faktor kecelakaan yang terjadi pada lokasi studi. Ketiga, membuat fokus penelitian tentang peningkatan keselamatan diruas jalan yang di kaji. Keempat, memberikan upaya perbaikan demi meningkatkan keselamatan pada ruas yang dikaji. Kelima yaitu memberikan usulan desain jalan yang berkeselamatan. 4.2Bagan Alur Penel Bagan alir_merupakan alur penyelesaian masalah mulai_ dari identifikasi masalah hingga saran dan kesimpulan, Pada bagan alir juga dicantumkan data yang dibutuhkan serta analisis yang akan digunakan, Dapat dilihat pada gambar IV. 1 urutan bagan alur penelitian yang pertama adalah mulai, selanjutnya melakukan identifikasi masalah dan ‘observasi lapangan untuk mendapatkan data primer dan sekunder yang diperlukan untuk pengolahan data, setelah pengolahan data tahap selanjutnya yang dilakukan adalah analisis faktor penyebab kecelakaan dengan menggunakan beberapa metode analisis, setelah itu dicari bagaimana pemecahan masalahnya agar bisa menentukan apa rekomendasi yang terbaik untuk menjadikan Jalan Raya Blega menjadi jalan yang berkeselamatan dan mengurangi angka kecelakaan yang ada pada jalan tersebut dan melakukan desain jalan yang baik sesuai dengan penyebab kecelakaan pada jalan tersebut. 33 4 IDENTIFIKASI MASALAH t ‘OBSERVASI LAPANGAN I PENGUMPULAN DATA Data Sekuner ata Primer 1. Data Kecelakaan Lalu 1. Data Geometrk Jalan Lntas Kabupaten 2. Data Inventarisasi ‘Bangkalan 2017 2021 Jalan dan Fasitas Kronolog Kejacian Keselamatan Jalan Peta Jaringan Jalan ata Laporan Umum 2022 3. Data Kecepatan PENGOLAHAN DATA Sesaat | ‘Analisis Faktor Penyebab Kecelakaan ‘Analisis Kecepatan Persenbl Analisis Jarak Pandang Henti Analisis Jarak Pandang Menyiap Analisis HIRARC ‘Analisis Upaya Peningkatan Keselamatan + PEMECAHAN MASALAN Gambar IV. 1 Bagan Alur Penelitian 34 4.3 Teknik Pengumpulan Data 1. Alat Penelitian Pelaksanaan penelitian membutuhkan alat bantu untuk melakukan penelitian. Adapun alat yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah: 1. Walking Measuring 2. Stopwatch 3. Counter 4, Kamera 5. Alat Tulis 2. Proses pengumpulan data Proses pengumpulan data yang dilakukan meliputi data sekunder dan data primer serta pendekatan literatur-literatur yang berhubungan dengan penulisan Skripsi ini. Merujuk kepada identifikasi masalah yang ada, maka diperlukan penanganan terhadap permasalahan pada beberapa lokasi di ruas jalan Kabupaten Bangkalan. Pengumpulan data dalam rangka penyusunan Skripsi ini dikelompokkan: 1. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang didapat dari instansi - instansi yang terkait dengan masalah penelitian dan penulisan laporan hasil penelitian, Data sekunder yang didapat dari instansi yaitu berupa. a, Polres Kabupaten Bangkalan Yaitu data kecelakaan selama 5 tahun terakhir, data kecelakaan alu lintas, dan data lokasi-lokasi rawan kecelakaan beserta jumlah kejadian dan tingkat fatalitasnya. b. Badan Pusat Statistik Yaitu_gambaran umum Kabupaten Bangkalan dimana untuk mengetahui kondisi transportasi,lalu lintas jalan, kondisi jaringan jalan, kependudukan, dan lain-lainnya, . Data Ruas Jalan 35 Data ini diperoleh dari hasil laporan umum tim: PKL Kabupaten Bangkalan 2022 untuk mengetahui kondisi ruas jalan Raya Blega, apakah sesuai dengan standar pelayanan minimal ruas jalan yang telah ditetapkan. Survei Spot Speed (Kecepatan Sesaat) Maksud survei ini dilakukan untuk _mengetahui kecepatan sesaat kendaraan pada suatu titik ruas jalan sehingga nantinya dapat digunakan untuk menganalisis faktor-faktor penyebab kecelakaan. Apakah kecelakaan pada Jalan Raya Blega di Kabupaten Bangkalan ini disebabkan oleh kecepatan yang tinggi atau tidak. ‘Survel ini dilakukan untuk mengetahui prilaku lalu lintas pengemudi sesaat yaitu surveior menghitung waktu tempuh kendaraan sejauh 50 m, setelah itu dicari kecepatan kendaraan dengan rumus jarak dibagi waktu. Secara sederhana dapat ditunjukan pada persamaan berikut: Sumber: Jurusan D-IV Transportasi Darat Keterangan: V = kecepatan sesaat (km/jam) S = jarak perjalanan (km) T = waktu tempuh (jam) Survei Inventarisasi Jalan Survei yang dilakukan untuk dengan mengevaluasi dan mengetahui fasilitas kelengkapan jalan yang ada atau tidak ada sama sekali serta penampang melintang ruas Jalan Raya Blega.Sehingga dapat diketahui lebar jalan, bahu jalan, rambu, lampu penerangan dan fasilitas kelengkapan jalan serta kondisi atau tata guna lahan yang terdapat disekitar jalan. Pengamat melakukan 36 pengukuran terhadap perlengkapan jalan, seperti: lajur lalu lintas, bahu jalan, trotoar, median, dan pengaman tepi. Jika tidak memenuhi standar pelayanan minimum jalan maka dapat dilakukan upaya penambahan fasilitas jalan dan upaya perbaikan. 4.4 Teknik Analisis Data 1, Faktor Penyebab Kecelakaan 1) Manusia Analisis Manusia melihat kedisiplinan pengemudi maupun penumpang dalam mengemudi kendaraan apakah mereka disiplin atau tidak. Berikut survey kedisiplinan pengemudi yang dilakukan: a, Survey Spot speed b. Survey penyalaan lampu pada siang hari . Survey penggunaan sabuk pengaman bagi pengemudi dan penumpang, 4d. Survey penggunaan helm bagi pengendara sepeda motor Output yang didapatkan dari analisis ini adalah agar bisa mengetahui bagaimana perilaku kebanyakan pengguna jalan pada Jalan Raya Blega yang bisa menyebabkan kecelakaan agar selanjutnya diberi himbauan atau pengarahan untuk mengurangi perilaku pengendara yang tidak baik. 2) Prasarana Analisis Prasarana yang mencakupi fasilitas perlengkapan jalan menyesuaikan dengan standar kelaikan jalan sehingga dapat mengetahui apakah sudah memenuhi standar teknis jalan yang berkeselamatan. Berikut prasarana perlengkapan fasilitas keselamatan jalan: a. Rambu b. Marka jalan . Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) d, Alat penerangan jalan e. Alat pengendali dan pengaman pengguna jalan 7 f. lat pengawasan dan pengamanan jalan g. Fasilitas pengguna sepeda, pejalan kaki, dan penyandang cacat Output yang didapatkan dari analisis ini adalah agar bisa memberikan rekomendasi yang baik terkait kelengkapan fasiltas jalan pada Jalan Raya Blega untuk mengurangi resiko kecelakaan yang disebabkan oleh prasarana yang kurang baik. . Analisis Kecepatan Persentil Kecepatan persentil adalah kecepatan lalu lintas di mana 85% dari pengemudi mengemudikan kendaraannya di jalan tanpa dilalui oleh kecepatan lalu lintas yang lebih rendah atau cuaca yang buruk (Abraham, 2001), Artinya 85% kendaraan berada atau dibawah kecepatan ini, maka tujuan metode ini adalah untuk menentukan batas kecepatan yang ideal pada ruas jalan yang ditinjau berdasarkan kecepatan rata rata kendaraan. Rata-rata kecepatan sesaat pada kendaraan didapatkan dengan menggunakan rumus berupa persentil 85: ((85/100)x n)-3F Persentil 85= (Bb+ F persenti, ‘Sumber: Prinsip Statistik Untuk Teknik dan Sains Keterangan: Bb: Batas bawah nyata kelas dari kelas persentil n : Banyaknya data 3f : Jumlah frekuensi seluruh kelas sampai dengan batas kelas persentil f : Frekuensi kelas persentil : Lebar interval kelas Output yang didapatkan dari analisis ini adalah agar bisa mengetahui berapa kecepatan rata-rata dari pengguna jalan yang mekewati Jalan Raya Blega. 38 3, Analisis HIRARC Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (HIRARO) merupakan sebuah metode dalam mencegah atau meminimalisit kecelakaan kerja. HIRARC merupakan metode yang dimulai dari menentukan jenis kegiatan kerja yang kemudian diidentifikasi sumber bahayanya sehingga didapatkan risiko nya. 1) Tingkat severity Tabel IV. 1 Tingkat Severity Tingkat | __Oeskripsl Keterangan 1 Insignificant | Tidak ada cedera,Kerugian finansal keel 2 i ‘Ada lukaa dan membutuhkan pertolongan pertama, Kerugian ner _| finansialkecit ; Modeoie | Cxigarembullanperewatan mal Fagan Tanda CCedera parah, membutuhkan penanganan RS, Kerugian ab Major | finansial besar 5 Catastropie | Kematian, kerugian finansial besar Sumber: AS/NZS 4360:2004 Dari tabel diatas dapat dilihat tingkat severity seperti pada tingkat satu untuk tingkat keparahannya tidak ada cedera dan kerugian finansial yang kecil sedangkan tingkat limamerupakan tingkatan tertinggi dengan tingkat severity kematian dan kerugian finansial yang besar. 2) Tingkat resiko Tabel IV. 2 Tingkat Resiko Possible Unlikely Sumber: AS/NZS 4360:2004 39 Dari tabel diatas merupakan tingkat risiko terjadinya kecelakaan seperti contoh apabila nilai kemungkinannya lima dan nilai keparahannya lima maka dapat ditentukan_ tingkat resiko kecelakaannya yaitu extreme dan apabila nilai kemungkinannya empat dan nilai keparahannya empat maka tingkat risikonya High. 3) Penilaian dan Pengendalian Resiko Setelah didapat identifikasi_masalahnya, dilanjutkan dengan melakukan penilaian pada masalah yang sudah diidentifikasi lalu memberikan pengendalian resiko pada masalah yang sudah dinilai. Tabel IV. 3 Tingkat Kemungkinan Terjadinya Resiko Tingkat Deskripsi Keterangan 1 Rare Sangat Jarang Terjadi 2 Unlikely Jarang Terjadi 3 Possible Dapat Terjadi Sesekali 4 Likely Sering Terjadi 5 Almost Certain Dapat Terjadi Setiap Saat Sumber: AS/NZS 4360:2004 Pada Tabel diatas dapat ditentukan tingkat kemungkinan terjadinya suatu resiko seperti pada tingkat 1 dengan deskripsi rare dengan artian bahwa tingkat 1 tersebut untuk resiko terjadi kecelakaannya sangat Jarang terjadi, sedangkan untuk tingkatan yang paling tinggi yaitu tingkat 5 dengan deskripsi Almost Certain artinya tingkatan ini merupakan tingkatan paling tinggi terhadap resiko kejadian kecelakaannya atau kecelakaannya dapat terjadi setiap saat. Output yang didapatkan dari analisi ini adalah agar bisa mengetahui seberapa besar tingkat resiko kecelakaan yang ada pada Jalan Raya Blega dan nantinya akan diberikan pengendalian resiko pada masalah yang sudah dinilai. . Analisis Fasilitas Kebutuhan Perlengkapan Jalan Analisis fasilitas perlengkapan jalan menyesuaikan dengan standar kelaikan jalan sehingga dapat mengetahui apakah sudah memenuhi 40 standar teknis jalan yang berkeselamatan. Berikut _prasarana perlengkapan fasilitas keselamatan jalan: 1. Rambu ‘Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) Alat penerangan jalan Alat pengawasan dan pengamanan jalan Bahu jalan yee Output yang didapatkan dari analisis ini adalah agar bisa memberikan rekomendasi yang baik terkait kelengkapan fasilitas jalan pada Jalan Raya Blega untuk mengurangi resiko kecelakaan yang disebabkan oleh prasarana yang kurang bail . Analisis Jarak Pandang Henti Jarak pandang henti merupakan jarak pandangan yang dibutuhkan pengendara untuk menghentikan kendaraanya. Untuk jarakpandang henti dilakukan survey kecepatan sesaat (Spot Speed) di lokasi rawan kecelakaan untuk mendapatkan data di lapangan kemudian dilakukan perbandingan dengan kecepatan jarak pandang henti eksisting. Waktu yang dibutuhkan pengendara saat menyadari adanya rintangan sampai menginjak rem dan ditambah dengan jarak untuk mengerem disebut waktu PIEV (Perseption Identification Emotion Volition) yang biasanya selama 2,5 detik (AASHTO. 2001). Persamaan jarak pandang henti adalah sebagai berikut untuk menentukan jarak pandang henti eksisting: Sumber: Dasar Dasar Perencanaan Geometrik Jalan, Silvia Sukirman, 1994 Keterangan : D_ : Jarak pandang henti minimum (m) Fm : Koefisien gesekan antara ban dan muka jalan dalam arah memanjang jalan V_: Kecepatan kendaraan (km/jam) T Waktu reaksi (2,5 detik) a1 Tabel IV. 4 Standar Jarak Henti Minimum Vr, km/j 120 | 100 | 80 | 60 | 50] 40 | 30] 20 Jh Minimum (m) | 250 | 175 | 120) 75 | 55| 40 | 27| 16 ‘Sumber: PPI Antar Kota 1997 Untuk mengetahui jarak pandang henti minimum eksisting juga harusmengetahui ketentuan sebagai berikut : Tabel IV. 5 Kecepatan Rencana KECEPATAN RENCANA Fm d 30 04 25-30 40 0.375 40-45 50 0.35 55-65 60 0.33 75-85 70 0.313 95-110 80 03 120-140 100 0.285 175-210 120 0.28 240-285 ‘Sumber: AASHTO Setelah mendapatkan jarak pandang eksisting tersebut makadapat mengetahui apakah ruas jalan pada titik lokasi rawan kecelakaantersebut sudah memenuhi jarak henti minimum yaitu melebihi batas atau aman, berdasarkan data kecepatan kendaraan pada lokasi tersebut. Output yang didapatkan dari analisi ini adalah agar bisa mengetahui berapa jarak yang baik untuk pemasangan rambu dan lampu penerangan Jalan pada Jalan Raya Blega. 4.5Lokasi dan Jadwal Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan pada ruas Jalan Raya Blega di Kabupaten Bangkalan sekaligus bersamaan dengan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dalam kurun waktu 3 bulan, Pengambilan data dilaksanakan sesuai jadwal kalender akademik Progam Studi D IV Sarjana Terapan Transportasi Darat berikut ini: 42 Tabel IV. 6 Jadwal Penelitian Desember Juli justus Proses Penelitian (Praktek Kerja) Penyusunan 2 | Proposal Skripsi 1[2[3 4 Bimbingan 3 | Proposal Skripsi Sidang Proposal Penyusunan Skripsi 6 | Analisis Bimbingan Skripsi Sidang Progres, Penyelesaian Skripsi Bimbingan 10 | Skripsi ‘Sidang Akhir 11 Skripsi ey BABV ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH 5.1Ani Lokasi yang dikaji merupakan ruas jalan daerah rawan kecelakaan dengan is Faktor Penyebab Kecelakaan hasil perangkingan berdasarkan jumlah kecelakaan yang terjadi selama lima tahun terakhir tahun 2017-2021 dari data Satuan Kepolisian Resor Kabupaten Bangkalan. Analisis yang dapat menentukan lokasi daerah rawan kecelakaan adalah analisis data kronologi kecelakaan yang telah di dapatkan dari Satlantas Kabupaten Bangkalan. Penentuan lokasi daerah rawan kecelakaan dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan pada ruas jalan tersebut. Jalan Raya Blega merupakn jalan arteri dengan status jalan nasional dengan tipe 2/2 UD. Jalan Raya Blega banyak di lalui oleh sepeda motor, mobil, pick up dan truk yang menyebabkan jalan ini cukup ramai. Jalan yang cukup lurus juga menjadi faktor pendukung pengendara untuk mengendarai kendaraannya dengan kecepatan tinggi, beberapa ruas jalan juga mengalami kerusakan seperti jalan berlubang dan permukaan jalan yang tidak rata juga menjadi faktor tingginya angka kecelakaan pada Jalan Raya Blega. Dari 8345, meter panjang ruas Jalan Raya Blega diambil sepanjang 1 kilometer dan dilakukan pembagian segmen sesuai dengan kondisi eksisting jalan untuk mengoptimalkan upaya penanganan pada segmen yang terdapat kecelakaan terbanyak, ditampilkan pada tabel berikut: Tabel V. 1 Pembagian Segmen Nama ]Segmen] Panjang | Jumlah MD) LB | LR |Peringkat Jalan | Jalan | Segmen | Kecelakaan geen 1 500 6 3)1}3| 4 Raya Blea | 2 500 6 |2|/3/s| 2 44 Berdasarkan data diatas, didapatkan nilai frekuensi kecelakaan tiap segmen berdasarkan jumlah total kejadian kecelakaan selama satu tahun terakhir yaitu tahun 2021. Mengidentifkasi karakteristik-karakteristik yang sifatnya lebih dalam dan detail, hal ini berdasarkan hasil analisis data frekuensi kecelakaan pada 2 prioritas segmen jalan dan bertujuan dalam upaya penanganan lokasi seamen rawan kecelakaan yang telah diidentifikasi sebelumnya. Pada tahap ini akan di uraikan teknis-teknis dalam keselamatan lalu lintas jalan sebagai upaya penanganan titik lokasi segmen rawan kecelakaan yang telah teridentifikasi sebelumnya di Jalan Raya Blega. . Analisis Karakteristik Kecelakaan Dari hasil data kecelakaan lalu lintas yang didapatkan dari Satuan Kepolisian Resor Kabupaten Bangkalan tahun 2017-2021 di ruas Jalan Raya Blega berikut ada beberapa analisis data karakteristik kecelakaan lalu lintas pada Ruas Jalan Raya Blega yang dikelompokkan menjadi analisis tren, analisis tingkat kefatalan, analisis faktor penyebab kecelakaan. a. Analisis Tren Tabel V. 2 Jumlah Kecelakaan Jalan Raya Blega Tahun 2017-2021 Tahun [ 2017 | 2018 | 2019 | 2020 | 2021 Jumiah 18 21 2 23 22 Kejadian JUMLAH KECELAKAAN o 2 > o_o 2017 2018 2019 2020 2021 —eLumiah Kejadian Gambar V. 1 Tren Kejadian 45 Dari grafik diatas yang merupakan grafik kejadian kecelakaan lalu lintas di ruas Jalan Raya Blega 2017-2021 dapat dilihat dimna kejadian kecelakaan pada jalan tersebut mengalami fluktuasi, dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 mengalami kenaikan dan dari tahun 2019 sampai dengan tahun 2021 mengalami penurunan kejadian kecelakaan lalu lintas. Untuk kejadian kecelakaan tertinggi ada pada tahun 2019 yaitu sebanyak 27 kejadian dan yang terendah ada pada tahun 2017 sebanyak 18 kejadian kecelakan. b. Analisis Tingkat Kefatalan Data jumlah kecelakaan lalu lintas beserta fatalitasnya dari tahun 2017- 2021 di ruas Jalan Raya Blega dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut. Tabel V. 3 Data Kecelakaan Jalan Raya Blega Tahun 2017-2021 JUMLAH KORBAN NO | TAHUN| LAKA [ wp | LB R 1 | 2017 18 14 2 16 2 | 2018 21 12 6 28 3 | 2019 27 15 3 2 a | 2020 23 6 3 24 5 | 2021 22 8 4 18 JUMLAH i 55 | 18 | 108 Dari tabel V, 3 dapat dilihat dimana kejadian kecelakaan dengan fatalitas korban meninggal dunia tertinggi ada pada tahun 2019 dengan korban meninggal dunia sebanyak 27 orang dan yang terendah ada pada tahun 2020 dengan korban meninggal dunia sebanyak 6 orang. C. Analisis Faktor Penyebab Kecelakaan Data jumlah kecelakaan alu lintas berdasarkan faktor penyebab terjadinya kecelakaan dari tahun 2017-2021 di ruas Jalan Raya Blega untuk mengetahui apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan. Karakteristik kecelakaan berdasarkan faktor penyebab kecelakaan dilakukan 46 dengan 4 parameter, yaitu: faktor manusia, faktor kendaraan, faktor jalan, faktor lingkungan. Tabel V. 4 Faktor Penyebab Kecelakaan Jalan Raya Blega Faktor Tahun No Jumlah Penyebab | 2017 | 2018] 2019] 2020 | 2021 i | Manusia D2 |i) 2) se | 7 81 2 | Kendaraan 0 0 3 | Jalan 30 4 | Lingkungan 0 0 Total iw | 2a] a7] 23 | 2 iil Dari tabel V. 4 yang merupakan tabel kejadian kecelakaan lalu lintas berdasarkan faktor penyebab terjadinya kecelakaan di ruas Jalan Raya Blega. Dapat dilihat dimana faktor penyebab kecelakaan paling tinggi disebabkan oleh manusia (Human Error) sebanyak 81 kejadian sedangkan faktor jalan sebanyak 30 kejadian. 1) Faktor Manusia Pada kejadian kecelakaan lalu lintas di ruas Jalan Raya Blega tahun 2017-2021, penyebab kecelakaan akibat faktor manusia adalah penyebab kecelakaan paling tinggi yaitu dengan jumlah sebnyak 81 kejadian. Untuk lebih rincinya ada pada tabel berikut. Tabel V. 5 Rincian Kecelakaan Faktor Manusia Faktor Manusia No Kondisi Fisik Perilaku Pengendara_ | Jumlah | pengendara _| Jumlah 1 Kecepatan 26 Lengah 14 2 Tidak Konsentrasi 19 | Pengaruh Alkohol | 0 3__| Mendahului Kendaraan 13 Mengantuk_ 7 4 Tidak Tertib 0 Saki 2 5 Tidak Memberikan 0 Pengaruh Obat- 0 Prioritas: obatan a7 2) Faktor Jalan Pada kejadian kecelakaan lalu lintas di ruas Jalan Raya Blega tahun 2017-2021, penyebab kecelakaan akibat faktor jalan yaitu dengan jumlah kejadian 30. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel V. 6 Rincian Kecelakaan Faktor Jalan No Faktor Jalan Jumlah Rusak # Berlubang dan Tidak Merata Pandangan Terhalang Berpasir Tidak Ada Penerangan (Gelap) Tidak Ada Marka Tidak Ada Rambu @) sla) ul awl nie wl ol ol ul ol ule Marka Rusak/Pudar Dapat dilihat dari Tabel V. 6 kecelakaan tertinggi yang di sebabkan jalan adalah faktor jalan rusak sebanyak 9 kejadian, maksud dari jalan rusak ini adalah jalan yang retak, permukaan jalan tidak sama rata yang disebabkan oleh pengaspalan jalan yang tidak baik dan juga jalan bergelombang. Hal ini sangat berbahaya dikarenakan kecepatan kendaraan yang melintas di jalan Raya Blega juga cukup tinggi yaitu >60 km/jam, dan juga jalan Raya Blega ini merupakan jalan Arteri Primer yang menghubungkan kabupaten bangkalan dengan kabupaten sampang oelh karena itu jalan Raya Bangkalan cukup ramai oleh pengendara yang melewtinya. Selain itu ada juga faktor lain yang menjadi penyebab kecelakaan di ruas jalan Raya Blega ini seperti jalan berlubang, pandangan terhalang, tidak ada penerangan dan marka pudar atau rusak. 48 5.2 Analisis Diagram Collision Titik kejadian kecelakaan didapatkan dari kronologi yang diberikan oleh Satlantas Polres Kabupaten bangkalan, tiap segmen memiliki kejadian kecelakaan yang berbeda tergantung kondisi jalan yang ada di tiap segmennya. Berikut penjelasan dari setiap segmen di Jalan Raya Blega: 1. Segmen 1 Gambar V. 2 Diagram Collision Segmen 1 Pada segmen ini memiliki sebanyak 6 kejadian kecelakaan pada tahun 2021. Segmen ini merupakan yang paling banyak terjadinya kecelakaan dan merupakan peringkat pertama di ruas Jalan Raya Blega, banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan di segmen ini seperti terdapatnya lubang di beberapa titi, permukaan jalan yang tidak rata, rambu dan lampu penerangan jalan yang tidak ada, serta jalan yang lurus sehingga pengguna jalan mengendarai_kendaraannya dengan kecepatan tinggi semakin meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan di segmen 1 ini 49 ‘Tabel V. 7 Rincian Kecelakaan Segmen 1 1 2 3 4 5 6 S-1679-HN 3592-1) (3227-65 | T-2902-HP | 1-8229-UF -8053-NI w.2876-TW | M-6044-CZ m3713-6T | m-9923-UN | $-9281-UU 22Mei 2021 | 14 Juni 2021 | 6 Agustus | 21 Agustus | 18 November | 31 Desember 2021 2021 2021 2021 Sabtu Senin Jumvat Sabtu Kamis sumat 1.00 WIB 07.30 WIB 06.00 WIB | 23.45 WiB | 03.00 WIB 09.40 WIB Siang Pagi Pagi Malam Pegi Pagi Motorx Motor x Motor x Bajalx Trukx Truk Mobil Motor Motor Truk Truk Depan = Depan=Depan | Depan= | Depan = Depan = Tunggal Depan Samping | Belakang | Belakang Mobil Toyota [Honda Vario | Honda Vario | Sernula Bajat_| Semula Truk Merc | Semula Truk ‘Avanza dengan | dengan nopol | melajuke | melajuke | Benz melaju ke | Nissan Melaju mmelaju ke aran | melaju ke arah | arah timur | arah barat | arah barat ke arah barat barat dengan | barat dengan | dengan dengan dengan dengan kecepatan kecepatan kecepatan | kecepatan | kecepatan kecepatan 50 sskmijam, 60km/jam, 60km/jam, | 40kmyjam, | 40kmy/jam, som/jam, ‘sesampainya di | sampai diTKP | sampai di | sampai di | sampai diTKP | sampai di TKP ‘TKP SPM honda karena ‘TKP ada SPM | TKP dikarenakan arena Vario keluar | menghindari | Honda Vario | cikarenakan | mengantuk tuk | permukaan lajurkarena | jalan berlubang | memutar ke | mengantuk | keluarlajur dan | jalan tidak menyalib mobil | SPM menabrak | utara, karena | bajai rmenabrak bagian | rata yang didepannya, | SPM Honda Beat | jarak dekat | menabrak | belakang Truk | menyebabkan karena jarak | yang terjadilah | belakang truk | Hino yang sedang | truk oleng sudah terialu | berlawanan | lakallantas | dengan maka | terparkir di bahu | dan jatuh. dekat maka rah, maka terjadiiah | jalan, maka Maka terjadiah aka | terjadlia lake Taka tantas | terjadilah laka | terjadilah laka lentas lantas lantas lantas 50 2, Segmen 2 Gambar V. 3 Diagram Collision Segmen 2 Pada segmen ini memiliki sebanyak 6 kejadian kecelakaan pada tahun 2021. Segmen ini merupakan peringkat ketiga dari ruas Jalan Raya Blega yang dikaji. Untuk kondisi jalannya sudah cukup baik yaitu dengan mengunakan perkerasan beton tetapi pada ruas awal masih menggunakan perkerasan aspal. Pada perkerasan jalan aspal terdapat satu drainse terbuka yang cukup dalam yang berbahaya ketika ada pengguna jalan yang kehilangan kendali saat_melintasi jalan raya tersebut. Rambu dan penerangan jalannya masih tergolong kurang lengkap. Geometrik jalan yang sedikit menanjak juga bisa menjadi faktor yang menyebabkan kecelakaan, terlebih dengan kondisi permukaan jalan yang bagus dan jalan yang lurus menyebabkan banyak pengguna jalan mengendarai kendaraannya dengan kecepatan tinggi. 51 Tabel V. 8 Rincian Kecelakaan Segmen 2 1 2 3 4 5 6 (6340-20 | M-7400-UA | DK-4095-QY L4103-HS | M-9438-AB | 7-9298-NG L1218-NB_ | M-5761-P9 | L-6719-T M-2896-PS | D-9885-AA | $-9492-UP M-8501-CY $-8920-ND (M-8382-UA, m-9092-A, 27 Mei 2021 | 8 Jul 2021 | 22 Oktober 2021 | 18November | 11 Jun | 26 Agustus 2021 2021 2021 Kamis Kamis Jumat Kamis Jumat | Kamis 230 WIB | 0830 Wis | 10.00 WiB 06.00 WB | 02.30 WiB | 19.30 WIB alam Pagi Pagi Pagi Pagi ‘alam Motor x Motor x Mobil | Motorx Motor | Mobilx Mobil | Mobilx | Truk x Trukx Mobil Truk “Truk x Truk x Truk x truk Depan— | Samping- | Samping - Depan- Depan- | Beruntun Depan Samping Samping Depan Belakang ‘Semula SPM_| Semula Mobil_| Semula SPM ‘Semula Mobil | Semula | Semula Truk Honda Sonic | Isuzu dengan | Honda Beat Honda Jazz | Mobil Tronton dengan rRopol M- ‘dengan nopol DK- | dengan nopol | Mitsubishi | dengan nopol opal L- | 7400-UA. 4095-QY melaju | L-4103-HS | dengan | 2-9298-MG 6940-20 | melaju ke arah timur | melajuke | nopolM- | melaju melaju dengan dengan arah barat | 9438-88 | dengan dengan kecepatan 40. | kecepatan dengan melaju ke | kecepatan kecepatan | kmy/jam 60km/jam, kecepatan | arah barat | 35km/jam ke 440km/jam ke | hendak sampai di TKP | SOkm/jam, | dengan —_| arah timur, arah timur, | menyali ‘ada SPM Honda | sampal di TKP | kecepatan | sampai di sampaidi | motor beat dengan ada Mobil | 40kmjjam, | TKP truk ‘TKP mobil | didepannya | nopol L-6719-T | Honda Brio | sampaidi_| ingin Toyota dengan nopol | ingin memutar ke | dengan nopol | TKP karena | menyeberang Avanza M-5761-P3, | arah M-2896-PS | mengantuk | ke arah dengan sampai di TKP | timur,cikarenakan | Hendak mobil ini | selatan tetapi rnopol L- jarak terlalu menyalib truk | keluar lajur | di arah 1218-NB dekat maka yang ada di | dan berlawanan 52 hendak ke lajurnya terjadilah laka_ depannya, menabrak | ada Mobil menyalib dikarenakan | lantas arena jarak | truk Mitsubishi mobil ada mobil dari yang terlalu dengan Melaju_ idepannya, | arah Gekat maka | nopol D- | dengan arena jarak | berlawanan terjadilah laka | 9885-AA kecepatan sudah dekat | sehingga lantas yang S0kmjjam maka menyengol terpakir di | menabrak terjaditah | SPM yang ada bahu jalan, | bagian laka lantas | disampingnya, maka samping truk make terjadiah | tdi, dan terjadilah laka_ laka lantas | mobil di lantas belakananya menabrak bagian belakang mobil mitsubishi tai, maka terjadiah kecelakaan beruntun: 5.3 Analisis Kecepatan Persentil Kecepatan eksisting diperoleh dari hasil analisa survei spot speed yang mengambil pada satu titik lokasi wilayah studi. Untuk memperoleh kecepatan eksisting dllakukan perhitungan data spot speed dan perhitungan persentil 85. Kecepatan persentil 85 adalah kecepatan lalu lintas dimana 85% dari pengemudi mengemudikan kendaraannya dijalan tanpa dilalui oleh kecepatan lalu lintas yang lebih rendah atau cuaca yang buruk (Abraham, 2001). Maka tujuan dari metode ini adalah untuk menentukan batas kecepatan yang ideal pada ruas Jalan Raya Blega berdasarkan kecepatan rata-rata kendaraan. 53 1. Analisis Kecepatan Persentil Pada Ruas Jalan Raya Blega Segmen 1 Tabel V. 9 Kecepatan Pada Arah Masuk NO | eNDARAAN | HAKSINAL, "MINIMAL | RATA | PERSENTL 85 1 ‘Sepeda Motor 62,9 417 518 60,5 2 Mobil 60,8 42,5 50,8 55,2 3 Pick Up 57,1 42,5 50,9 555 m Truck 50,4 37,3 445 48,7 Pada tabel didapatkan hasil analisis perhitungan kecepatan sesaat pada ruas Jalan Raya Blega arah masuk dengan kecepatan tertinggi yaitu 62,9 km/jam, kecepatan terendah yaitu 37,3 km/jam, kecepatan rata-rata tertinggi yaitu 51,8 km/jam, dan kecepatan persentil 85 tertinggi yaitu 60,5 kmjjam. Tabel V. 10 Kecepatan Pada Arah Keluar ro] ila (SOA SRI [OPEL recs 1 ‘Sepeda Motor 62,9 42,1 52,1 59,9 2 Mobil 62,8 40,2 SL 57,7 3 Pick Up 57,2 42,7 50,6 55 m Truck 52,6 38,2 45,4 49 Pada tabel didapatkan hasil analisis perhitungan kecepatan sesaat pada ruas Jalan Raya Blega arah masuk dengan kecepatan tertinggi yaitu 62,9 km/jam, kecepatan terendah yaitu 38,2 km/jam, kecepatan rata-rata tertinggi yaitu 52,1 km/jam, dan kecepatan persentil 85 tertinggi yaitu 59,9 kmyjam. Dari hasil analisis diatas dapat dilihat jenis kendaraan sepeda merupakan jenis kendaraan yang memiliki kecepatan rata rata melebihi batas kecepatan maksimal hal tersebut sangat berbahaya dikarenakan ruas Jalan Raya Blega mempunyai jalan yang cendrung lurus. 54 Kenyamanan dan keamanan pengendara saat berkendarauntuk melihat dengan jelas sangat dipengaruhi oleh jarakpandang yang dapat dilihat dari posisinya. Jarak pandang adalah panjang ruas jalan didepan kendaraan yang masih dalam jangkauan penglihatan dengan jelas diukur dari titik kedudukan pengendara, sedangkan jarak pandang henti yaitu Jarak yang ditempuh oleh pengendara untuk menghentikan kendaraanya. Untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada pengendara, maka setiap panjang ruas jalan yang baikharus dipenuhi paling sedikit jarak pandang sepanjang jarak henti minimum. Jarak pandang henti minimum merupakan jarak yang ditempuh pengendara selama menyadari adanya rintangan sampai menginjak rem ditambah jarak untuk mengerem. Waktu Ppengendara menyadari adanya rintangan/hambatan hingga mengambil keputusan yaitu waktu PIEV (Perseption Identification Emotion Volition). 2. Analisis Kecepatan Persentil Pada Ruas Jalan Raya Blega Segmen 2 Tabel V. 11 Kecepatan Pada Arah Masuk v0] enw [aco] “sama” /ESan | esc 1 ‘Sepeda Motor 58,8 45,9 4,5 57,9 2 Mobil 57,9 48,2 52,9 55,2 3 Pick Up 55,6 43,2 50,4 52,9 4 Truck 49,2 38,2 43,5 47 Pada tabel didapatkan hasil analisis pehitungan kecepatan sesaat pada ruas Jalan Raya Blega arah masuk segmen 3 dengan kecepatan tertinggi yaitu 58,8 km/jam, kecepatan terendah yaitu 38,2 kmjjam, kecepatan rata-rata tertinggi yaitu 54,5 km/jam, dan kecepatan persentil 85 tertinggi yaitu 57,9 km/jam, 55 Tabel V. 12 Kecepatan Pada Arah Keluar ro] ain [SR TERRY PPM cern 1 | Sepeda Motor 59,9 42,6 51,7 57,1 2 Mobil 62,8 41,2 51,2 55,9 3 Pick Up. 57,2 42,7 49,6 53,3 4 Truck 49,2 a7 43,4 47,7 Pada tabel didapatkan hasil analisis perhitungan kecepatan sesaat pada ruas Jalan Raya Blega arah keluar segmen 3 dengan kecepatan tertinggi yaitu 62,8 km/jam, kecepatan terendah yaitu 37,7 km/jam, kecepatan rata-rata tertinggi yaitu 51,7 km/jam, dan kecepatan persenti 85 tertinggi yaitu 57,1 km/jam. 5.4 Analisis Jarak Pandang Henti 1, Analisis Jarak Pandang Henti (d) Segmen 1 Jarak pandang henti eksisting kendaraan sepeda motor pada arah masuk Jalan Raya Blega segmen 1 adalah: d= 0,278 xV xT + V7/254m d= 0,278 x 60,53 x 2,5 + 60,53?/ 254 x 0,33 d= 42,06 + 43,71 d= 85,77 meter Jadi eksisting jarak pandang henti minimum sepeda motor di ruas Jalan Raya Blega arah masuk dengan kecepatan persentil85 60,53 km/jam adalah 85,77 meter. Jarak pandang henti eksisting kendaraan mobil pada arah masuk Jalan Raya Blega segmen 1 adalah: d= 0,278 xV xT + V/254m 278 x 55,16 x 2,5 + 55,16%/254 x 0,33 d= 38,33 + 36,29 d= 74,62 meter 56 Jarak pandang henti minimum mobil di ruas Jalan Raya Blega arah masuk dengan persentil85 55,16 km/jam adalah 74,62 meter. Tabel V. 13 Tabel Jarak Pandang Henti Minimum Arah Masuk IPH Kecepatan | Jenis Kecepatan | Ketentuan | IPH | gu, Rencana |Kendaraan} Persentil85 | Minimum | Eksisting | “Ct™e97 Sepeda Melebihi Motor 60,93 Sar Batas Mobil 55,16 74, 63 ‘Aman 2 Pick Up 55,52 ae 75,36 Meinl atas Truck 48,71 215 ‘Aman Tabel V. 14 Tal bel Jarak Pandang Henti Minimum Arah Keluar JPH Kecepatan | Jenis Kecepatan | Ketentuan PH | xetaisasen Rencana |Kendaraan} Persentil8S | yginimum | Eksisting 7 Sepeda Melebihi Motor 59,87 8436 | Batas . Melebihi 60 Mobil 57,68 6 79,79 Batas Pick Up 54,96 74.23 ‘Aman Truck 49 62,69 Aman 2. Analisis Jarak Pandang Henti (4) Segmen 2 Jarak pandang henti eksisting kendaraan sepeda motor pada arah masuk Jalan Raya Blega segmen 2 adalah: d= 0,278 x V xT + V2/254fm d= 0,278 x 57,91 x 2,5 + 57,917/254 x 0,33 d= 40,24 + 40,01 d= 80,25 meter Jadi eksisting jarak pandang henti minimum sepeda motor di ruas Jalan Raya Blega arah masuk dengan kecepatan persentil85 57,91 kmy/jam adalah 80,25 meter. 57 Jarak pandang henti eksisting kendaraan sepeda motor pada arah keluar Jalan Raya Blega segemen 2 adalah: d= 0,278 x V xT + V3/254fm d= 0,278 x 57,13 x 2,5 + 57,13%/254 x 0,33 d= 39,70 + 38,93 d= 78,63 meter Jadi eksisting jarak pandang henti minimum sepeda motor di ruas Jalan Raya Blega arah keluar dengan kecepatan persentil85 57,13 kmj/jam adalah 78,63 meter. Jarak pandang henti eksisting kendaraan mobil pada arah masuk Jalan Raya Blega segmen 2 adalah: d= 0,278 x V xT + V3/254fm d= 0,278 x 55,16 x 2,5 + 55,167/254 x 0,33 d= 38,33 + 36,29 d= /4,62 meter Jadi eksisting jarak pandang henti minimum mobil di ruas Jalan Raya Blega arah masuk dengan kecepatan persentil85 55,16 km/jam adalah 74,62 meter. Jarak pandang henti eksisting kendaraan mobil pada arah keluar Jalan Raya Blega segmen 3 adalah: d= 0,278 x V xT + V4/254fm d= 0,278 x 55,87 x 2,5 + 55,877/254 x 0,33 d= 38,82 + 37,24 d= 76,06 meter Jadi eksisting jarak pandang henti minimum mobil di ruas Jalan Raya Blega arah keluar dengan kecepatan persentil85 55,87 km/jam adalah 76,06 meter. 58 Tabel V. 15 Tabel Jarak Pandang Henti Minimum Arah Masuk IPH Kecepatan] —Jenis Kecepatan | Ketentuan | IPH | gay Rencana |Kendaraan | Persentil8S | Minimum | Eksisting | “RBE8™ Sepeda Melebihi Motor 5784 80.25 |“ Batas Mobil 55,16 74,63 Aman 60 Pick Up 52,94 75 70,22 ‘Aman Truck 47,01 59,08 Aman Tabel V. 16 Tabel Jarak Pandang Henti Minimum Arah Keluar JPH Kecepatan! Jenis | Kecepatan | Ketentuan | IPH Rencana |Kendaraan| Persentil8S | yfinimum | Eksisting | Ketemngan Sepeda Melebihi mone 57,13 78.63 | Meeba Mobil 55,87 76.06 | __Aman 60 Pick up 53,33 75 70.99 | _Aman Truck 47,72 60,34 Aman, Dari hasil analisis diketahui bahwa kecepatan kendaraan di ruas Jalan Raya Blega segmen 2 memiliki kecepatan yang beragam sehingga hal ini mempengaruhi jarak pandang eksistingnya. Untuk kendaraan sepeda motor memiliki kecepatan rata-rata tertinggi, hal ini di sebabkan oleh perkerasan jalan beton dan jalan yang lurus yang membuat pengendara mengendarai kendaraannya dengan kecepatan yang cukup tinggi. Hal ini membuat pengendara akan memerlukan jarak yang lebih panjang untuk berhenti/mengerem. Jika pengendara terlambat dalam mengerem maka akan bisa mengakibatkan terjadinya kecelakaan. 5.5 Analisis Jarak Pandang Menyiap Jarak pandang menyiap adalah jarak pandang yang dibutuhkan untuk dengan aman melakukan gerakan menyiap dalam keadaan normal. Dengan menggunakan persamaan d = di + d2 + d3 + d4 akan didapat 59 Jarak Pandang Menyiap Minimum yang salah satu fungsinya untuk memperkirakan titik aman untuk menyalip kendaraan lain, 1. Jarak Pandang Menyiap Minimum Segmen 1 Dengan menggunakan kecepatan persentil 85 sebesar 60,5 km/jam (Motor Arah Masuk) Diketahui : Vekst = 60,5 km/jam tl = 2,12 + 0,026 V = 2,12 + 0,026 x 60,5 = 2,12 + 1573 = 3,69 2 = 6,56 + 0,048 V = 6,56 + 0,048 x 60,5 = 6,56 + 2,904 = 9,464 a = 2,052 + 0,0036 x V = 2,052 + 0,0036 x 60,5 = 2,052 + 0,2178 = 2,269 m = 15 km/jam ( ketetapan ) Ditanya = d minimum Jawab dt = 0,278 xtl (Vv — m +22 60 = 0,278 x 3,69 (60,5 —15 + 4,186) 1,025 x ( 45,5 + 4,186 ) 1,025 x 49,686 50,928 d2 = 0,278 x V xt2 = 0,278 x 60,5 x 9,464 = 159,175 a3 =55m d4 = 2/3xd2 = 2/3 x 159, 175 = 106,116 Jarak pandang menyiap standar d=di+d2+d3+ 04 d = 50,928 + 159,175 + 55 + 106,116 d = 371,219 m Jarak pandang menyiap minimum dmin = 2/3 + (d2 + d3 +44) dmin = 2/3 + ( 159,175 + 55 + 106,116 ) dmin = 2/3 + 320,291 dmin = 320,957 Jadi berdasarkan hasil perhitungan untuk jarak pandang menyiap minimum sepeda motor (Masuk) dengan menggunakan kecepatan persentil 85 sebesar 60,5 km/jam didapatkan sebesar 320,957 meter. 61 Dengan bertambahnya kecepatan maka dibutuhkan jarak pandang menyiap yang panjang juga. Tabel V. 17 Jarak Pandang Menyiap Segmen 1 (Masuk) Sepeda fice 60 410 60,5 320,957 Mobil 60 410 55,2 291,211 Pick Up 60 410 55,5 267,861 Truk 60 410 48,7 231,435 Tabel V. 18 Jarak Pandang Menyiap Segmen 1 (Keluar) ‘Sepeda ier 60 410 59,9 317,528 Mobil 60 410 57,7 305,087 Pick Up 60 410 55 265,113 Truk 60 410 49 232,998 Jadi berdasarkan hasil perhitungan untuk jarak pandang menyiap minimum sepeda motor (Keluar) dengan menggunakan kecepatan 62

You might also like