You are on page 1of 9

Balikpapan, 24 Juni 2023

Kepada Yth:

Ketua Pengadilan Negeri Penajam Paser Utara

Di-
Penajam Paser Utara

Perihal: Permohonan Keberatan Atas Ganti Kerugian Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan
Untuk Kepentingan Umum

Dengan hormat,

Perkenankanlah Kami yang bertanda tangan dibawah ini, Advokat - Pengacara - Konsultan Hukum -
Pembela Umum Auditor Hukum dan Advokat Magang * pada Kantor Advokat XXXXXX yang
berkedudukan di Jalan XXXXX No.02, RT.03, Kel.XXXXXX, Kec. XXXXXXXXXXXXXXX Selatan, Kota
XXXXXXXXX, Provinsi XXXXXXXXXXX, INDONESIA-XXXXXXXXX. Telp.: XXXXXXXXX.
Website:0020XXXXXXXXXX e-mail: XXXXXXX.

Dalam hal ini bertindak baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama, berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tanggal 23 Juni 2023 untuk dan atas nama:

--------Tuan XXXXX, Laki-Laki, Warga Negara Indonesia, Karyawan Swasta, Pemegang Kartu Tanda
Penduduk No.XXXXXXXXXXXX, Lahir di XXX, pada tanggal XXXXXXXXX, beralamat di
XXXXXXXXXXXX, RT.10, Kelurahan/Desa XXXXXX, Kecamatan XXXXXXX, Kabupaten
XXXXXXXXXX, Provinsi XXXXXXXXXX-INDONESIA, yang dalam hal ini telah memilih tempat
kediaman hukum (domicilie) pada Kantor Kuasanya sebagaimana tersebut di bawah ini.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Selanjutnya disebut sebagai PEMOHON KEBERATAN.

Dengan ini Pemohon Keberatan hendak mengajukan keberatan terhadap Nilai Ganti Rugi sehubungan
Pelaksanaan Pengadaan Tanah Infrastruktur Ibu Kota Negara Tahap I kepada:

1. Ketua Pelaksana XXXXXXXXXXXX. -----------------------------------------------------------------------------


------------------------------------------ selanjutnya disebut TERMOHON KEBERATAN-1.
2. Kantor Badan XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX, alamat XXXXXX. ---------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
selanjutnya disebut TERMOHON KEBERATAN-2.

3. Kementerian XXXXXXXXXXXXXXXXXa cq. XXXXXXXXXXXXXXX. --------------------------------------------


------------------------------------- selanjutnya disebut TERMOHON KEBERATAN-3.
4. Kantor XXXXXXXXXo. --------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------- selanjutnya disebut TERMOHON KEBERATAN-4.

Selanjutnya TERMOHON KEBERATAN-1, TERMOHON KEBERATAN-2, TERMOHON KEBERATAN-3 dan


disebut TERMOHON KEBERATAN-4 sebagai PARA TERMOHON KEBERATAN.

1
Adapun mengenai duduk persoalan atau pokok permasalahan Permohonan Pemohon Keberatan
adalah sebagai berikut:

DALAM POSITA PERMOHONAN:


1. Bahwa Pemohon Keberatan tidak setuju terhadap Hasil Penetapan dan/atau Penilaian dalam
Pemberian Ganti Kerugian untuk pengadaan tanah Pembangunan Infrastruktur Ibu Kota
Negara Tahap I dan Pemohon Keberatan mengajukan keberatannya masih dalam tenggang
waktu sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 2012 tentang Pengadaan
Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum (selanjutnya disebut U.U. 2/2012) pada
Pasal 38 ayat (1) yaitu:

Dalam hal tidak terjadi kesepakatan mengenai bentuk dan/atau besarnya Ganti Kerugian,
Pihak yang berhak dapat mengajukan keberatan kepada Pengadilan Negeri setempat dalam
waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja setelah musyawarah penetapan Ganti
Kerugian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (1).

2. Bahwa Pemohon Keberatan merupakan pemilik tanah atas 2 (dua) surat yang terletak di:

A. Jalan/RT : XXXX
Kelurahan/Desa : XXXXXXXX
Kecamatan : XXXXXXX
Kabupaten : XXXXXXXXXX.
Tanah Sertipikat Hak Milik No.2999998765657 atas nama XXXXXXXXXXXX.

Nomor Bidang : 1990876


Desa/Kelurahan : XXXXXX
Atas Nama : XXXXXXXXXX
Luas Yang Terkena : 917 M²

Nilai Ganti Kerugian dari Sekretariat Pelaksana Pengadaan Tanah Infrastruktur Ibu Kota
Negara Tahap I:
Tanah : Rp.XXXXXXXXXX,-
Bangunan : Rp.XXXXXXX-
Tanaman : Rp.-

3. Bahwa benar, diatas Bidang Nomor 19 (sembilan belas) tersebut terdapat Bangunan milik
Pemohon Keberatan yaitu XXXXXXXX.

4. Bahwa tanah perwatasan milik Pemohon Keberatan tersebut diatas telah terkena dan masuk
dalam penetapan pembebasan lahan dalam Pelaksanaan Pengadaan Tanah Pembangunan
Infrastruktur Ibu Kota Negara tahap I yang telah memasuki tahapan Musyawarah Penetapan
Bentuk Ganti Kerugian, yang mana telah dilakukan Penilaian oleh Para Termohon yaitu
melalui Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) XXXXXXX.

5. Bahwa berdasarkan Surat dari Sekretariat Pelaksana Pengadaan Tanah Infrastruktur Ibu Kota
Negara Tahap I tertanggal 139876 Juni 20987 Nomor XXXXXXXX, Pemohon Keberatan
menyatakan tidak setuju dengan Hasil Penilaian Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP) XXXXXX.

2
6. Bahwa sesuai dengan U.U. 2/2012 menjelaskan, bahwa Pengadaan Tanah adalah kegiatan
menyediakan tanah dengan cara memberi ganti kerugianyang Layak dan Adil kepada Pihak
yang berhak (Pihak yang Menguasai atau Memiliki Objek Tanah) dalam hal ini adalah Pemohon
Keberatan.

7. Bahwa Bidang No.19 bedasarkan Sertipikat Hak Milik No.268986577 tersebut telah di ukur
ulang oleh Kantor XXXXXXXXXXXX.

8. Bahwa di tanah Pemohon Keberatan terdapat beberapa bangunan dan bidang usaha, yaitu:

a. 1 (satu) unit Rumah Tinggal.


b. 1 (satu) unit Rumah Kontrakan.

9. Bahwa Nilai Ganti Kerugian milik Pemohon Keberatan berdasarkan surat Sekretariat
Pelaksana Pengadaan Tanah Infrastruktur Ibu Kota Negara Tahap I perihal Penyampaian Nilai
Ganti Rugi tertanggal 198973 Juni 208980293 adalah sebagai berikut:

Nomor Bidang : XXXX

Tanah
Seluas : XXXXXX M²
Nilai Ganti Kerugian : Rp.XXXXXXXXXX,-

Maka Rp.XXXXXXXX : XXXXXXX = Rp.XXXXXXXXX,- per meter

Bangunan
Seluas : - M²
Nilai Ganti Kerugian : Rp.XXXXXXXXX,-

Maka Rp. XXXXXXXX : ………. = Rp. ………. per meter

Usaha
Kerugian usaha : Rp.XXXXXXXX,-

Bahwa berdasarkan Nilai Ganti Rugi tersebut Pemohon Keberatan tidak setuju. Nilai Ganti
Rugi tersebut diatas dinilai tidak wajar dan tidak adil.

10. Bahwa di tanah Pemohon Keberatan terdapat beberapa bangunan dan bidang usaha,
bangunan dan bidang usaha tersebut selain menjadi tempat tinggal bagi Pemohon Keberatan
dan Keluarganya juga sebagai tempat bagi Pemohon Keberatan mencari nafkah.

11. Bahwa untuk membangun Bangunan dan Usaha milik Pemohon Keberatan, Pemohon
Keberatan mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, yaitu:

3
12. Bahwa dari usaha yang dimiliki oleh Pemohon Keberatan, Pemohon Keberatan rata-rata
memperoleh pendapatan, yaitu:

13. Bahwa Pemohon Keberatan merasa keberatan karena Nilai Harga Ganti Kerugian atas
tanahnya tidak sama dengan Nilai Ganti Kerugian Tanah yang lainnya, dimana lokasinya
berdekatan dengan tanah yang diberi Nilai Ganti Kerugian oleh Para Termohon Keberatan.

Bahwa untuk lokasi tanah yang berada di akses Jalan Provinsi diberikan Ganti Kerugian
sebesar Rp.XXXXXX, sedangkan tanah yang dimiliki oleh Pemohon Keberatan hanya sebesar
Rp.XXXXXXXXX permeter.

Bahwa lokasi tanah milik Pemohon Keberatan berada di Jalan Propinsi, berdekatan dengan
Rumah Dinas XXXXXXXXXXXX.

Bahwa lokasi tanah Pemohon Keberatan berada dalam Kawasan Inti Pusat Pemerintah
(KIPP), sehingga Pemohon Keberatan tidak setuju dengan harga yang ditetapkan oleh Para
Termohon Keberatan.

14. Bahwa terhadap harga tanah yang dimiliki oleh Pemohon Keberatan yang telah diukur
berdasarkan Nomor Bidang XXXX dengan luas XXX, Pemohon Keberatan meminta harga untuk
Nilai Ganti Kerugian adalah sebesar Rp.XXXXXXXXXX sehingga nilai keseluruhan menjadi
Rp.XXXXXXXXXXXX.

15. Bahwa Pemohon Keberatan meminta harga untuk Nilai Ganti Kerugian adalah sebesar
Rp.XXXXXXX dengan pertimbangan bahwasanya harga tanah di sekitar lokasi yang terkena
dampak pembangunan IKN mengalami kenaikan yang cukup tinggi.

Bahwa saat ini, harga tanah yang berada diluar KIPP meningkat menjadi ± Rp.XXXXXXXXXXXX.

16. Bahwa untuk nilai Harga Pembangunan milik Pemohon Keberatan, yaitu:

Bahwa untuk Biaya Bangunan milik Pemohon Keberatan adalah sebesar Rp.XXXXXXXXX.

17. Bahwa dari usaha yang dimiliki oleh Pemohon Keberatan, Pemohon Keberatan rata-rata
memperoleh pendapatan, yaitu:

4
Bahwa usaha yang dijalankan oleh Pemohon Keberatan telah berjalan lebih dari 1 (satu) tahun
dan Pemohon Keberatan telah memiliki Pelanggan Tetap sehingga untuk nilai Ganti Rugi yang
Layak dan Adil bagi Pemohon Keberatan, yaitu:

Rp.XXXX,- x XX bulan = Rp.XXXXX.

Bahwa Pemohon Keberatan meminta harga Nilai Ganti Kerugian untuk Kerugian Usaha sebesar
Rp.XXXXXXXXX dengan pertimbangan bahwasanya Pemohon Keberatan akan memulai lagi dari
awal dalam menjalankan usahanya di tempat yang baru sehingga Pemohon Keberatan tidak
secara seketika mendapatkan Pelanggan maka Pemohon Keberatan akan mengalami kesulitan
untuk menghidupi keluarganya, dari pertimbangan yag disampaikan, dinilai Layak dan Adil
apabila Pemohon Keberatan meminta Nilai Ganti Kerugian selama XXXXXXX bulan.
18. Bahwa berdasarkan U.U. 2/2012 Pasal 1 ayat (10), yaitu:

Ganti Kerugian adalah penggantian yang layak dan adil kepada pihak yang berhak dalam
proses pengadaan tanah.

Bahwa berdasarkan U.U. 2/2012 Pasal 1 ayat (10) bersesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum pada Pasal 1 ayat (12), yaitu:

Ganti Kerugian adalah penggantian yang layak dan adil kepada Pihak yang Berhak,
pengelola, dan/atau pengguna barang dalam proses pengadaan tanah.

19. Bahwa berdasarkan penjelasan pada Pasal 2 U.U. 2/2012, yaitu:

Pengadaan Tanah untuk kepentingan umum dilaksanakan berdasarkan asas:

a. ….. dst.
b. Keadilan.
c. ….. dst.
d. Kepastian.
e. Keterbukaan.
f. Kesepakatan.
g. ….. dst.
h. ….. dst.
i. ….. dst.
j. ….. dst.

Penjelasan:

a. ….. dst.
b. Yang dimaksud dengan “asas keadilan” adalah memberikan jaminan penggantian yang
layak kepada pihak yang berhak dalam proses Pengadaan Tanah sehingga mendapatkan
kesempatan untuk dapat melangsungkan kehidupan yang lebih baik.
c. ….. dst.
d. Yang dimaksud dengan “asas kepastian” adalah memberikan kepastian hukum tersedianya
tanah dalam proses Pengadaan Tanah untuk pembangunan dan memberikan jaminan
kepada Pihak yang Berhak untuk mendapatkan Ganti Kerugian yang layak.

5
e. Yang dimaksud dengan “asas keterbukaan” adalah bahwa Pengadaan Tanah untuk
pembangunan dilaksanakan dengan memberikan akses kepada masyarakat untuk
mendapatkan informasi yang berkaitan dengan Pengadaan Tanah.
f. Yang dimaksud dengan “asas kesepakatan” adalah bahwa proses Pengadaan Tanah
dilakukan dengan musyawarah para pihak tanpa unsur paksaan untuk mendapatkan
kesepakatan bersama.
g. ….. dst.
h. ….. dst.
i. ….. dst.
j. ….. dst.

20. Bahwa berdasarkan artikel berita Media Sosial XXXX tertanggal XXX dengan judul: XXXXXXX
untuk Pengadaan Lahan, yaitu:

….. dst.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pengadaan Tanah dan Pengembangan Pertanahan (PTPP)
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX.

….. dst.

…… Sedangkan dari pengamatannya saat ini, XXXXXXXXXXXXX ….. dst.

21. Bahwa pada pertemuan yang diadakan berdasarkan Surat Sekretariat Pelaksana Pengadaan
Tanah Infrastruktur Ibu Kota Negara Tahap I tertanggal XXXX Perihal Penyampaian Nilai Ganti
Rugi, disampaikan yaitu:

….. memasuki tahapanXXXXXXXXXXXX….. dst.

Bahwa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), musyawarah adalah kegiatan
membahas ataupun berdiskusi dengan tujuan mencapai keputusan dan penyelesaian
masalah.

Bahwa pada pertemuan yang diadakan berdasarkan Surat Sekretariat Pelaksana Pengadaan
Tanah Infrastruktur Ibu Kota Negara Tahap I tertanggal XXXXXXXXXXXXX Perihal Penyampaian
Nilai Ganti Rugi tidak melalui musyawarah untuk mencapai keputusan dan penyelesaian
masalah, sehingga Pemohon Keberatan mendaftarkan Permohonan Keberatan ini ke XXXXX.

Bahwa berdasarkan penjelasan pada Pasal 2 huruf f U.U. 2/2012, yaitu:

f. Yang dimaksud dengan “asas kesepakatan” adalah bahwa proses Pengadaan Tanah
dilakukan dengan musyawarah para pihak tanpa unsur paksaan untuk mendapatkan
kesepakatan bersama.

Bahwa dapat terlihat, pertemuan yang diadakan berdasarkan Surat Sekretariat Pelaksana
Pengadaan Tanah Infrastruktur Ibu Kota Negara Tahap I tertanggal XXXXXXXXXXX Perihal
Penyampaian Nilai Ganti Rugi tidak melalui musyawarah untuk mencapai keputusan dan
penyelesaian masalah sehingga melanggar ketentuan perundang-undangan.

6
22. Bahwa Para Termohon Keberatan tidak pernah menyampaikan yang menjadi dasar penilaian
dari Kantor Jasa XXXXX sehingga diterbitkan Surat dari Sekretariat Pelaksana Pengadaan
Tanah Infrastruktur Ibu Kota Negara Tahap I tertanggal XXXXXXX.

Bahwa berdasarkan penjelasan pada Pasal 2 U.U. 2/2012, yaitu:


e. Yang dimaksud dengan “asas keterbukaan” adalah bahwa Pengadaan Tanah untuk
pembangunan dilaksanakan dengan memberikan akses kepada masyarakat untuk
mendapatkan informasi yang berkaitan dengan Pengadaan Tanah.

Bahwa Para Termohon Keberatan tidak melaksanakan ketentuan dari U.U. 2/2012.

23. Bahwa berdasarkan artikel berita Media Sosial Detiknews tertanggal XXXXXXXX, yaitu:

….. dst.
Jokowi mengatakan pemerintah menyiapkan sejumlah opsi XXXXXXXXXXXXXXXXXn.
….. dst.

Bahwa, yang telah disampikan Presiden Joko Widodo sesuai dengan Pasal 36 U.U. 2/2012,
yaitu:

Pemberian Ganti Kerugian dapat diberikan dalam bentuk:


a. Uang.
b. Tanah pengganti.
c. Permukiman kembali.
d. Kepemilikan saham, atau
e. Bentuk lain yang disetujui oleh kedua belah pihak.

Bahwa sampai dengan Permohonan Keberatan ini didaftarkan di Pengadilan Negeri Penajam
Paser Utara, Pemohon Keberatan tidak pernah ditawari opsi (pilihan) relokasi.

24. Bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021 Pasal 24 ayat (1), yaitu:

PIhak yang menguasai Tanah Negara dengan itikad baik sebagaimana dimaksud dalam Pasal
18 ayat (2) huruf f berupa perseorangan, badan hukum, badan sosial, badan keagamaan,
atau instansi pemerintah.

Bahwa Pemohon Keberatan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2021 adalah
Pihak yang berItikad Baik sehingga Pemohon Keberatan diakui oleh Peraturan Perudangan-
Undangan.

25. Bahwa berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan Dan Penitipan Ganti Kerugian Ke Pengadilan Negeri
Dalam Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum pada Pasal 2, yaitu:

Pengadilan berwenang memeriksa, mengadili, memutus dan menyelesaikan keberatan


terhadap bentuk dan/atau besarnya ganti kerugian yang ditetapkan berdasarkan
Musyawarah Penetapan Ganti Kerugian.

7
Bahwa berdasarkan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2016
Tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan Dan Penitipan Ganti Kerugian Ke Pengadilan Negeri
Dalam Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum yang berwenang
adalah Pengadilan XXXXXXXXX.

Berdasarkan hal-hal yang telah PEMOHON KEBERATAN uraikan diatas, maka PEMOHON KEBERATAN
memohon kepada Yang Mulia Ketua Pengadilan XXXXXXXXXX cq. Majelis Hakim Pengadilan
XXXXXXXXXXXX, agar dapat kiranya berkenan menerima Permohonan PEMOHON KEBERATAN ini dan
selanjutnya memutuskan:

DALAM POKOK PERMOHONAN :

1. Mengabulkan Keberatan dari Pemohon Keberatan.

2. Menolak Nilai Ganti Kerugian dari XXXXXXXXXXXX.

3. Menetapkan Nilai Ganti Kerugian, yaitu;

• Terhadap harga tanah milik XXXXXXXXXXX.

• Terhadap harga bangunan milik Pemohon Keberatan berdasarkan Nomor XXXXXXXXXXX.

• Pemohon Keberatan meminta XXXXXXXXXX.

• Sedangkan untuk Nilai Ganti Kerugian XXXXX.

Dengan perhitungan sebagai berikut:

Bahwa usaha yang dijalankan oleh Pemohon Keberatan telah berjalan lebih dari 1 (satu) tahun
dan Pemohon Keberatan telah memiliki Pelanggan Tetap sehingga untuk nilai Ganti Rugi yang
Layak dan Adil bagi Pemohon Keberatan, yaitu:

Rp.XXXXXXXX,- x XXXX bulan = Rp.XXXXXXXX.

Bahwa usaha yang dijalankan oleh Pemohon Keberatan telah berjalan lebih dari 1 (satu) tahun
dan Pemohon Keberatan telah memiliki Pelanggan Tetap sehingga untuk nilai Ganti Rugi yang
Layak dan Adil bagi Pemohon Keberatan, yaitu:

Rp.XXXXXXXXXXX x XXXXX bulan = Rp.XXXXXXXXXXXXXX.

8
4. Menghukum Para Termohon Keberatan untuk melaksanakan pemberian Ganti Kerugian sesuai
tuntutan Pemohon Keberatan secara tanggung renteng.

5. Menghukum Para Termohon Keberatan untuk membayar biaya perkara secara tanggung renteng.

Demikian permohonan Pemohon Keberatan ini diajukan atas terkabulnya permohonan ini dihaturkan
Terima Kasih

Hormat Kami,
Pemohon Keberatan / Kuasanya

You might also like