‘Tafsir Fi Zhilali.Qur“an XI.
Lanjutan Juz XXIX: akMa'aarij sd. alMursalaat
SURAH AL-MUZZAMIMNIL
Shturunkan wf Mekan
SUMMA AVal: 20
Secsiihs
Spee grat BEER
BAAD Ia Heese, AIDE
DLA, PGS Se a
STIS BASS LAlbs
iS Stirs S Laas ansl Shab
cc Sasa Matias
Lessa Sse
RAY SSIES ya SIding
Chesed S145
= SB SL5
Meenas Csi jt
She. See as Se
hbase
fener SLE
day
Bias Selig
Sap fatst Seerrrito eer fer
peat len RIG
PNA BOK KS
AL Gh Sia
od pg S igo EAS (oa,
AS yt WaeT, ek
pce p tres
ae
OSS
"Hai orang yang berselimut (Muhammad), (1)
bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari,
kecuali sedikit (daripadanya), (2) (yaitu) seper-
duanya atau kurangilah dari seperdua itu se-
dikit, (3) atau lebih dari seperdua itu. Dan baca-
Jah Al Qur'an itu dengan perlahan-lahan. (4)
Sesungguhnya, Kami akan menurunkan ke-
padamu perkataan yang berat. (5) Sesungguh-
nya, bangun di waktu malam adalah lebih tepat
(untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih
berkesan. (6) Sesungguhnya, kamu pada siang
hari mempunyai urusan yang panjang (banyak).
(7) Sebutlah nama ‘Tuhanmu, dan beribadahlah
kepada-Nya dengan penuh ketekunan. (8) (Dia-
lah) Tuhan masyriq dan maghrib, tiada Tuhan
(yang berhak disembah) melainkan Dia, maka
ambillah Dia sebagai pelindung. (9) Dan ber-
sabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan
dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.
(10) Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak ter-
hadap orang-orang yang mendustakan itu,
orang-orang yang mempunyai kemewahan dan
beri tangguhlah mereka barang sebentar. (11)
Karena sesungguhnya pada sisi Kami ada be-
lenggu-belenggu yang berat dan neraka yang
bernyala-nyala, (12) dan makanan yang me-
nyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih.
(13) Pada hari bumi dan gunung-gunung ber-
goncangan, dan menjadilah gunung-gunung itaLanjutan Juz XXIX: al Ma'aarij sd. alMursalaat
tumpukan-tumpukan pasir yang beterbangan.
(14) Sesungguhnya, Kami telah mengutus ke-
pada kamu (hai orang kafir Mekah) seorang
rasul, yang menjadi saksi terhadapmu, sebagai-
mana Kami telah mengutus (dahulu) seorang
rasul kepada Fir'aun, (15) Maka Firraun men-
durhakai rasul itu, lalu Kami siksa dia dengan
siksaan yang berat. (16) Maka bagaimanakah
kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu
tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-
anak beruban. (17) Langit (pun) menjadi pecah
belah pada hari itu karena Allah. Adalah janji-
‘Nya itu pasti terlaksana: (18) Sesungguhnya, ini
adalah suatu peringatan. Maka barangsiapa
yang menghendaki niscaya ia menempuh jalan
(yang menyampaikannya) kepada Tuhannya.
(19) Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui
bahwasanya kamu berdiri (sembahyang) kurang
dari dua pertiga malam, atau seperdua malam
atau sepertiganya dan (demikian pula) segolong-
an dari orang-orang yang bersama kamu. Dan
Allah menetapkan ukuran malam dan siang.
Allah mengetahni bahwa kamu sekali-kali tidak
dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu,
maka Dia memberi keringanan kepadamu,
karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu)
dari Al-Qur'an. Dia mengetahui bahwa akan
ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan
orang-orang yang berjalan di muka bumi men-
cari sebagian karunia Allah; dan orang-orang
yang lain lagi yang berperang di jalan Allah,
maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari
Al-Qur'an dan dirikanlah sembahyang, tunai-
kanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada.
Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa
saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya
kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah
sebagai balasan yang paling baik dan yang
paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampun-
an kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.” (20)
Pendahuluan
Mengenai sebab turunnnya surah ini terdapat
suatu riwayat yang menceritakan bahwa kaum
Quraisy berkumpul di Darun Nadwah (balai per-
temuan) untuk mengatur tipu daya terhadap Nabi
saw. dan dakwah yang beliau bawa, Setelah infor-
masi tentang hal itu sampai kepada Rasulullah saw.
maka beliau bersedih hati, lantas berselimutkan
dengan pakaiannya dan tidur dengan penuh ke-
Tair FZhilalt Quran XI
an. Maka datanglah malaikat Jibril menyam-
paikan bagian pertama surah ini, "Hai orang yang ber-
selimuut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) dimalam
hari, kecwali sedikit (darinya) ... dst.” Dan paroan yang.
kedua belakangan datangnya, yaitu darifirman Allah,
"Sesungeuhnya Tuhanm mengetahui bahwvasarya kamu
berdiri (shalat) kurang dari dua pertiga malam ....”
Hinggaakhir surah. Bagian yang kedua ini terlambat
satu tahun penuh, yaitt ketika Rasulullah saw. me-
nunaikan shalat bersama segolongan sahabatnya,
sehingga kedua kaki beliau bengkak. Maka turunlah
ayat yang memberikan keringanan kepada beliau
pada bagian keduua ini setelah berlalu dua belas bulan.
Dan diceritakan dalam riwayat lain yang meng-
ulang peristiwa itu dengan menisbatkannya kepada
surah al Muddatstsir, sebagaimana akan dibicarakan_
didalam membicarakan surah al-Muddatstsir nanti,
insya Allah.
Ringkasnya, bahwa Rasulullah saw. biasa ber-
tahannuts, yakni menyucikan diri dan beribadah di
gua Hira'-tiga tahun sebelum beliau diutus menjadi
nabi- dan tahannuts itu beliau Jakukan selama se-
bulan setiap tahunnya-yaitu pada bulan Ramadhan.
Beliau pergi ke gua Hira’ yang jauhnya sekitar dua
mil dari Mekah, bersama keluarga dekatnya. Beliau
berdiam di sana pada bulan Ramadhan itu, beliau beri
makan orang miskin yang datang ke sana, dan beliau
+habiskan waktunya untuk melakukan ibadah, me-
mikirkan dan merenungkan pemandangan alam yang
ada di sekitarnya, dan memikirkan kekuatan pen-
cipta yang ada di balikk semua itu.... Karena beliau
tidak mantap terhadap akidah syirik yang rapuh yang
dipeluk kaumnya beserta segala pandangannya yang
lemah. Akan tetapi di depan belaiau tidak terdapat
jalan yang terang, manhaj yang pasti, dan tidak ada
jalan hidup yang lurus yang menangkan dan menye-
nangkan hatinya.
Pilihan Rasulullah saw. melakukan uzlah 'me-
nyendiri’ ini rupaya sudah menjadi skenario Allah
‘untuk menyiapkan beliau buat menantikan urusan
yang agung. Dalam uzlah ini beliau menyendiri, ber-
sunyi-sunyi seorang sendiri, dan membebaskan diri
dari hiruk-pikuk kehidupan dan segala kesibukan-
nya yang kecil (tak bernilai), dan beliau kosentrasi-
kan pikirannya untuk merenungkan alam semesta,
memperhatikan fenomena-fenomena keindahan,
danruhnya bertasbih bersamaruh alam wujud, ber-
pelukan dengan keindahan dan kesempurnaan ini,
bergaul dengan hakikat yang agung, dan latihan ber-
aul dengannya dengan penuh pengertian dan pe-
mahaman.‘Tafsir Fi ZhilalirQur ‘an Xi
Lanjutan juz XXIX: abMa‘arij sd. alMursalaat
Sudah tentu, bagi ruh yang dikehendaki untuk
mempengaruhi realitas kehidupan manusia ini dan
mengubahnya ke arah lain .... Sudah tentu, rub yang
demikian ini harus berkhalwat dan ber-uzlah (me-
nyepi dan menyenditi) pada suatu waktu, dan men-
jauhi kesibukan duniawi, hiruk-pikuk kehidupan,
dan kepentingan-kepentingan kecil manusia yang
sibuk dengan urusan kehidupan.
Harus ada waktu untuk memikirkan, merenung-
kan, dan bergaul dengan alam yang besar dan
hakikatnya yang mutlak. Karena tenggelam dalam
kehidupan akan menjadikan jiwa akrab dan tertarik
kepadanya, sehingga ia tidak akan berusaha me-
ngubahnya. Adapun melepaskan diri darinya semen-
tara wakctu, menjauhinya, dan hidup dalam kebebas-
an yang penuh dari tawanan realitas yang kecil, dan
dari kesibukan-kesibukannya yang rendah dan
remeh, maka hal ini akan menjadikan ruhnya yang
besar layak memandang sesuatu yang lebih besar,
dan melatihnya untuk merasakan kesempurnaan
dirinya tanpa memerlukan tradisi manusia, dan ia
dapatkan pertolongan dari sumber lain selain tradisi
yang berkembang selama ini.
Demikianlah Allah memprogram Nabi Muham-
mad saw. yang dipersiapkannya untuk mengemban
amanat teragung, mengubah wajah dunia, dan me-
luruskan garis sejarah. Allah memprogramkan wzlah
ini untuknya sebelum ditugasi mengemban risalah
tiga tahun kemudian. Muhammad melakukan wah
selama sebulan (dalam setahun), bercengkerama
dengan ruh alam semesta yang bebas, dan mere-
nungkan kegaiban yang tersembunyi di balik alam
nyataini, hingga tiba masanya bergaul dengan alam
gaib ini ketika Allah mengizinkan,
Ketika Allah SWT telah mengizinkan dan ber-
kehendak melimpahkan rahmat-Nya kepada dunia,
maka datanglah malaikat Jibril alaihissalam kepada
Nabi saw. ketika beliau sedang berada di Gua Hira’.
Halu diceritakan oleh Rasulullah saw. sebagaimana
diriwayatian oleh Ibnu Ishaq dari Wahb bin Kisan,
dari Ubaid, dia berkata,
"Maka datanglah malaikat Jibril kepadaku ketika
akusedang tidur, dengan membawa permadani sutra
‘yang ada tulisannya, alu ia berkata, ‘Iqra” (Bacalah’).
‘Aku menjawab, Maaaqra'u’ dalam sata riwayat, ‘Maa
anaa biqaari” [Saya sama sekali tidak dapat mem-
aca]. Lalu ia menghimpitku sehingga aku mengira
akan mati. Kemudian ia melepaskanku seraya ber-
kata, 'Bacalah!’ Aku menjawab, ‘Aku tidak dapat
membaca’' Lahi ia menghimpitku sehingga aku
mengira aku akan mati. Keraudian iamelepaskanku
seraya berkata, Bacalaht’ Aku menjawab, ‘Aku tidak
dapat membaca Lalu ia menghimpitku lagi sehingea
aku mengira bahwa aku akan mati, Kemudian iame-
lepaskanku lagi seraya berkata, 'Bacalah!’ Aku ber-
tanya, ‘Apakah yang harus aku baca?’ Aku berkata
begitu dengan maksud akan menirukan apa yang ia
bacakan kepadaku. Lalu ia mengueapkan,
*Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang men-
ciptaken, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal
darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah.
Yang mengajar manusia dengan (perantaraan) kalam.
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak di-
ketahuinya.” (al’Alaq: 1-5)
Nabi berkata, "Lalu aku membacanya. Kemudian
setelah selesai, ia pergi dariku. Dan pada waktu aku
bangun tidur, maka seakan-akan dituliskan suatu
kitab di dalam hatiku. Kemudian aku keluar, dan
ketika sampai di tengah-tengah gunung, aku men-
dengar suara darilangit yang berkala, Hai Muhammad,
engkau adalah rasul (utusan) Ailah dan aku adalah
malaikat Jibril.’ Lalu aku menengadah sambil me-
mandang ke langit, tiba-tiba malaikat Jibril dalam
bentuk seorang lakilaki, sambil membuka kedua
kakinya diufuk langit seraya berkata, Hai Muhammad,
engkau adalah Rasul Allah dan aku adalah Jibril’ Aku
berhenti sambil memandang kepadanya. Aku tetap
saja berdiri dengan tidak melangkahkan kaki ke
depan ataupun ke belakang, hingga Khadijah me-
ngirim beberapa orang utusannya untuk mencarikcu.
Maka sampailah mereka di atas kota Mekah, ke-
mudian mereka kembalilagi kepadanyasedang saya
masih berdiri di tempat saya itu. Kemudian Jibril
pergidariku dan saya pun pulang kepada keluargaku
hingga bertemu Khadijah. Kemudian aku duduk di
pahanya dan bersandar kepadanya, lalu ia ber tanya,
"Wahai ayah al-Qasim, di mana engkau tadi. Demi
Allah, aku telah mengutus beberapa orang untuk
mencarimu hingga ke atas kota Mekah, kemudian
mereka kembali lagi kepadaku.’ Kemudian saya
ceritakan kepadanya apa yang saya lihat dan alami
itu. Lalu ia berkata, 'Bergembiralah engkau wahai
putra pamanku, dan mantapkanlah hatimu, Demi
Allah yang diri Khadijah berada di tangan-Nya,
sungguh aku berharap bahwa engkaulah nabi umat
ini.”
Kemudian wahyu terhenti dari Nabi saw. bebe-
rapa lama, hingga ketika beliau berada di gunung pada
kali lain, tibatiba beliau melihat malaikat Jbril lagi,
maka tubuh beliau gemetar hingga bersimpuh ke
tanah, kemudian beliau pulang kepada istrinya de-