You are on page 1of 3

Nama : Chelsea Melinda N F

NIM : 20/463061/SA/20628
UAS METOPEN BUDAYA 2023
1. Secara umum, fenomenologi adalah sebuah metode penelitian atau metode berpikir
yang bertujuan untuk mengungkap atau menjelaskan realitas yang berada di balik gejala
atau fenomena yang tertangkap oleh panca indera manusia dalam kehidupan sehari-
hari. Berikan contoh kongkret terkait realitas yang berada di balik fenomena yang
dapat dilihat oleh manusia.
Jawaban: Menuurt Rijadh Djatu Winardi, S.E., Ak., M.Sc., CFE fenomenologi
merupakan bidang kajian terkait pengalaman hidup yanaag dialami seseorang atau
suatu metode yang mempelajari bagaimana individu secara subjektif merasakan suatu
pengalaman dan memberi makna dari fenomena tersebut. Fenomenologi berakar dari
Edmud Husserl yang merupakan peletak dasar nama fenomenologi dalam ranah
keilmuan sosial-humaniora. Contoh fenomena inderawi adalah terkait pengaspalan
jalan di salah satu wilayah di Daerah Cirebon. Wilayah tersebut secara dominan masih
tergolong kurang maju salah satunya karena kondisi jalan yang sangat rusak. Akan
tetapi, penulis mengetahui suatu realita bahwa sebenarnya permintaan Pemdes untuk
mengaspal jalan telah disetujui oleh Pemkab, namun dari dulu hingga sekarang masih
belum ada realisasi dari Pemkab. Realita lain yang dapat dilihat oleh inderawi adalah
penulis mengamat dan melewati beberapa lorong /gang disana, tetapi penulis merasa
bahwa hanya pangkal-pangkal lorong saja yang diaspal dengan bagus dan layak, setelah
dilewati sekitar 50-100m, kondisi jalan yang rusak Kembali ditemukan, hal seperti ini
penulis temukan pada lebih dari 4 titik lokasi yang berbeda. Hal ini sempat membuat
penulis berasumsi bahwa terjadi praktik manipulasi antarperangkat desa. Namun,
penulis menegaskan bahwa ini hanya asumsi penulis berdasar pada realita yang terlihat.
2. Fenomena merupakan realitas yang tampak, tanpa selubung atau tirai antara manusia
dengan realitas itu.
Apa yang disebut “tanpa selubung atau tirai” dalam pernyataan di atas?,
Silahkan dijelaskan.
Jawaban: Menurut Hueseerl, fenomena merupakan realitas yang tampak tanpa
selubung atau tirai antara manusia dengan realitas itu. Maksudnya adalah fenomena
akan menampakkan dirinya sendiri kepada manusia, tanpa harus digali dan dicari.
Sedangkan manusia memiliki kesadaran untuk menangkap sinyal yang dihasilkan dari
fenomena-fenomena tersebut, seperti panca inderawi. Tidak ada yang dapat ditutupi
dari adanya suatu fenomena, karena fenomena bersifat riil dan terjadi secara
berkelanjutan, sehingga panca Indera manusia dapat merasakan kehadiran fenomena-
fenomena tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
3. Kesadaran adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengobjektivikasi
dirinya.
Sebagai peneliti pemula, bagaimana Anda memiliki kesadaran untuk
mengobjektivikasi diri Anda sendiri?.
Jawaban: Objektivitas merupakan upaya menangkap sifat alamiah sebuah objek
dengan suatu cara dimana tidak tergantung pada perasaan atau fasilitas apapun dari
subjek yang sedang dipelajari. Dalam konteks objektivitas diri, penulis beranggapan
bahwa menilai diri berdasarkan sifat alamiah yang dirasakan oleh diri sendiri serta
bagaimana penerimaan dan bagaimana ia memahami dirinya sendiri. Praktek
memahami dan mengenal diri sendiri belakangan ini juga menjadi fenomena semenjak
muncul istilah insecure atau perasaan tidak aman yang terjadi pada kalangan muda. Hal
ini mencerminkan bahwa penerimaan atas segala kelebihan dan kekurangan dirinya
masih kurang.
Penulis sebagai peneliti pemula melakukan objektivikasi diri sendiri dengan
cara melakukan breakdown atas kelebihan dan kekurangan, hal ini penulis lakukan
dengan cara mengetahui tipe kepribadian diri melalui tes MBTI, kemudian penulis
memproyeksikan dengan keseharian penulis apakah cocok atau tidak. Selain itu, cara
mengobjektivikasi diri yang penulis lakukan adalah menanamkan mindset bahwa
kehadiran kita di dunia untuk Bahagia dan membahagiakan orang-orang yang layak
untuk dibahagiakan. Dengan begitu, penulis memahami posisi dan peran apa yang
harus dilakukan.
4. Intensionalitas merupakan struktur hakiki kesadaran manusia. Intensionalitas mengacu
pada keyakinan bahwa semua tindakan (aktus) kesadaran memiliki kualitas.
Sebagai peneliti pemula, bagaimana Anda memanfaatkan intensionalitas agar
hasil penelitian Anda berkualitas?
Jawaban: Intensionalitas dalam pemikiran fenomenologi Husserl mempunyai ide
bahwa kesadaran selalu merupakan kesadaran terhadap sesuatu. Suatu tindakan bisa
disebut intensional apabila tindakan itu dilakukan dengan tujuan yang jelas dan
kesadaran penuh. Untuk menjadikan penelitian lebih berkualitas dengan konsep
intensionalitas, penulis akan menerapkan dua bentuk reduksi fenomenologi, yaitu
reduksi fenomenologis dan reduksi eidetic. Reduksi fenomenologis akan membuat
seorang peneliti menyisihkan atau filterisasi pengalaman pada pengamatan untuk yang
pertama kalinya. Maksudnya adalah bahwa setiap pengalaman pribadi yang bersifat
inderawi dan subjektif perlu disisihkan dan disaring terlebih dahulu sehingga
pengertian terhadap suatu objek tidak terdistorsi oleh prasangka, praanggapan, prateori,
dan prakonsepsi, baik yang berdasarkan keyakinan tradisional maupun berdasarkan
keyakinan agama. Sedangkan redaksi eidetic yang akan mendukung redaksi
fenomenologi dengan cara sikap untuk menemukan esensi yang tersembunyi.
Maksudnya adalah hasil reduksi ini merupakan pemilihan suatu hakikat yang
sebenarnya, bukan sesuatu yang sifatnya imajinatif semata. Dengan kedua cara
tersebut, penulis merasa akan menghasilkan suatu penelitian yang berkualitas.

You might also like