Professional Documents
Culture Documents
DAN BETADINE
DILAPORKAN OLEH:
*
*
*
*
*
*
SMAN 12 WAJO
MATA PELAJARAN KIMIAN
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR
َو َم ْن َسلَكَ طَ ِريقًا يَ ْلتَ ِمسُ فِي ِه ِع ْل ًما َسه ََّل هَّللا ُ لَهُ بِ ِه طَ ِريقًا ِإلَى ْال َجنَّ ِة
Artinya: “Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya
jalan menuju surga.” (HR Muslim, no. 2699).
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami serta memberikan kami kekuatan, sehingga kami dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Tentang Reaksi Redoks dari Vitamin C dan Betadine
Laporan ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan laporan ini.
Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki laporan ilmiah
ini.
Laporan ini memang masih jauh dari kesempurnaan, tetapi kami sudah berusaha sebaik
mungkin. Terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Hipotesis.....................................................................................................
D. Tujuan Pratikum.........................................................................................1
E. Manfaat Pratikum.......................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang terjadi pada larutan betadine setelah dicampurkan vitamin C?
2. Senyawa atau zat apa yang terdapat pada betadine dan vitamin C?
3. Mengapa larutan betadine dapat berubah warna setelah dicampurkan vitamin C?
C. Hipotesis
1. Perubahan warna pada larutan betadine
2. Terdapat iodine pada betadine dan vitamin C
3. Hal-hal yang menyebabkan perubahan warna
D. Tujuan Pratikum
1. Mengamati reaksi yang terjadi pada larutan betadine saat diberi vitamin C
2. Mencari tahu dan mendiskusikan mengapa vitamin dapat merubah larutan
betadine
E. Manfaat Pratikum
1. Agar dapat mengetahui reaksi apa yang terjadi pada larutan betadine
2. Mampu menjelaskan atau mengetahui cara vitamin merubah warna larutan
betadine
BAB I I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Senyawa Hidrokarbon
Karbon-karbon dari suatu hidrokarbon dapat bersatu sebagai suatu rantai atau
suatu cincin. Hidrokarbon jenuh dengan atom-atomnya bersatu dalam suatu rantai
lurus atau rantai yang bercabang diklasifikasikan sebagai alkana. Suatu rantai lurus
berarti dari tiap atom karbon dari alkana akan terikat pada tidak lebih dari dua atom
karbon lain. Suatu rantai cabang alkana mengandung paling sedikit sebuah atom
karbon yang terikat pada tiga atau lebih atom karbon lain. (Fessenden, 1997).
Senyawa berbobot molekul rendah berwujud gas dan cair, dan zat yang berbobot
molekul tinggi berwujud padat. Alkana merupakan zat nonpolar, zat yang tak larut
dalam air dengan kerapatan zat cair kurang dari 1,0 g/ml. Selain alkana juga ada
alkena yaitu hidrokarbon yang memiliki satu atau lebih ikatan rangkap dua karbon–
karbon. Senyawa ini dikatakan tidak jenuh karena tidak mempunyai jumlah
maksimum atom yang sebetulnya dapat ditampung oleh setiap karbon. (Petrucci,
1987)
b. Reduksi. Ini terjadi ketika suatu zat mendapatkan elektron. Bilangan oksidasi
atom atau ion dalam zat ini menurun. Zat yang mengalami reduksi disebut “zat
teroksidasi” karena ia menerima elektron dari zat lain.
C. Vitamin C
Vitamin C atau asam askorbat adalah senyawa kimia yang larut dalam air.
Wadge (2003) menjelaskan Vitamin C adalah nutrisi penting bagi manusia dan
hewan. Vitamin yang memiliki aktivitas vitamin C adalah asam askorbat dan
garamnya, terdapat asam dehidroaskorbat daru beberapa bentuk molekul yang
teroksidasi. Vitamin C keduanya secara alami terdapat dalam tubuh ketika salah satu
dari asam ini bertemu dalam sel karena perubahan bentuk yang disebabkan oleh pH.
Vitamin C yang ada di alam paling banyak terdapat dalam bentuk L-asam askorbat,
sedangkan D-asam askorbat jarang terdapat di alam dan hanya memiliki sepuluh
persen aktivitas vitamin C. Vitamin C merupakan vitamin yang dibentuk oleh
beberapa jenis spesies tanaman dan hewan dari prekursor karbohidrat. Manusia tidak
dapat mensintesis vitamin C dalam tubuhnya, karena tidak memiliki enzim
Lgulonolakton oksidase. Manusia memerlukan vitamin C dari luar tubuh untuk
memenuhi kebutuhannya.
Karakteristik Vitamin C seperti vitamin C termasuk golongan vitamin yang larut
dalam air, mempunyai sifat asam dan sifat pereduksi kuat. Vitamin C mempunyai
berat molekul 176,13 dengan rumus molekul C6H8O6. Vitamin C dalam bentuk
murni merupakan kristal putih, tidak berwarna, tidak berbau dan memiliki titik leleh
pada suhu 190-192°C. Vitamin C mudah larut dalam air, sedikit larut dalam alkohol
dan tidak larut dalam benzena, eter, kloroform dan minyak (Andarwulan dan
Koswara, 1992).
Vitamin C merupakan zat gizi yang dikenal sebagai senyawa utama dalam tubuh
yang dibutuhkan dalam berbagai proses penting, mulai dari pembuatan kolagen,
karnitin pengangkut lemak, hormon adrenalin dan kortison, pengangkut elektron
dalam berbagai reaksi enzimatik, pelindung radiasi, pengatur tingkat kolesterol,
pendetoksifikasi radikal bebas, senyawa antibakteri dan antivirus, serta pemacu
imunitas (Goodman, Sandra. 1995). Apabila tubuh manusia kekurangan vitamin C
maka akan timbul gejala penyakit seperti sariawan, nyeri otot, berat badan
berkurang, lesu, dan sebagianya. Pada dasarnya vitamin C didalam tubuh mampu
berfungsi melindungi beberapa sel atau molekul dalam tubuh seperti, protein, lipid,
karbohidrat dan asam nukleat selain itu vitamin C dapat menjaga kehamilan,
mencegah dari diabetes (Helmi, (2007).
D. Betadine
Bahan aktif Betadine adalah Povidon-iodin, yang merupakan zat antimikroba
dengan spektrum paling luas yang mampu membunuh bakteri, jamur, protozoa dan
virus. Povidon-iodin secara efektif mampu mengendalikan penyebaran infeksi
topikal bagi penggunanya. Studi In-Vitro menunjukkan bahwa Povidon-iodin
sebagai bahan aktif utama Betadine dapat mengatasi 99.99% kuman penyebab
infeksi dalam 15 detik seperti virus MERS-CoV, SARS-CoV, Ebola, dan
Influenzadan tidak menimbulkan resistensi yang bermakna secara klinis yang artinya
dapat sering digunakan tanpa perlu khawatir kehilangan efektivitasnya dalam
membunuh bakteri, jamur, protozoa ataupun virus (id.m.wikipedia.org)
Betadine mengandung povidone iodine sebagai bahan aktif utama. Zat ini
bekerja dengan cara membunuh bakteri, virus, protozoa, dan jamur penyebab infeksi.
Povidine iodine cenderung tidak menyebabkan iritasi dan rasa perih, sehingga relatif
lebih mudah digunakan pada anak-anak (www.alodokter.com).
Iodin pertama kali ditemukan oleh kimiawan Prancis Bernard Courtois pada
tahun 1811 berupa kristal berwarna gelap yang terbentuk dari asap ungu hasil reaksi
asam sulfat dengan sisa abu rumput laut yang sebelumnya dipergunakan untuk
mengisolasi sodium karbonat sebagai bahan dasar pembuatan mesiu. Ketika Perang
Dunia Pertama berlangsung pada tahun 1914-1918, Ilmuwan Skotlandia Alexander
Fleming menemukan bahwa iodin lebih efektif dalam menekan risiko timbulnya
gangrene pada luka yang diderita oleh para prajurit, dibandingkan dengan asam
karbol. Kendati demikian, iodin dirasakan masih memiliki kekurangan karena tidak
larut dalam air dan karena itu tidak stabil sehingga para apoteker saat itu kerap
menambahkan alkohol hingga 70%. Padahal kadar alkohol yang tinggi justru
berisiko memperlambat penyembuhan luka itu sendiri. Pada tahun 1955, H. A.
Shelanski dan M. V. Shelanski menemukan senyawa Povidon-iodin yang terbukti
lebih stabil serta lebih superior dibandingan dengan formulasi iodin lainnya. Pada
tahun 1960-an Povidon-iodin mulai diperkenalkan penggunaannya sebagai iodofor,
yaitu sebagai antiseptik yang tidak terlalu menimbulkan sengatan rasa sakit dan
iritasi dibandingkan antiseptik berbasis iodin sebelumnya. Merek dagang Betadine
untuk produk antiseptik dengan zat aktif Povidon-iodine pertama kalinya didaftarkan
di Amerika Serikat pada tahun 1958, dan hingga saat ini masih terdaftar sebagai
merek dagang di banyak negara di dunia serta dipercaya oleh Rumah Sakit diseluruh
dunia karena kelebihannya (id.m.wikipedia.org).
BAB III
PROSEDUR KERJA
Pratikum ini ilaksanakan pada jam 07.30-08.30 WITA hari rabu tanggal 30
bulan Agustus tahun 2023 dan di laksanakan di Laboratorium Biologi & Kimia di
SMA NEGERI 12 WAJO.
Bahan:
Betadine
Vitamin C
Air
Alat :
Gelas kimia
Pipet tetes
A. Hasil Praktikum
B. Pembahasan
Air putih yang di berikan betadine menghasilkan larutan yang berwarna coklat pekat.
Dan ketika di beri vitamin C larutan tersebut berubah menjadi bening. Hal ini bisa terjadi
dikarenakan adanya reaksi reduksi antara betadine dan vitamin C. Dan juga diketahui bahwa
betadine itu mengandung ion iodine dengan rumus molekukl I2. Sedangkan vitamin C
mengandung asam askorbat dengan rumus molekul C6H8O6. Ketika betadine dicampur
dengan vitamin C akan bereaksi sehingga memiliki persamaan reaksi C6H8O6 + I2 -------->
C6H6O6 + 2L 2H Sehingga hal ini membuat larutan tersebut berubah menjadi warna
bening.
Jadi dapat disimpulkan, Hilangnya warna merah pekat pada larutan betadine disebabkan
oleh ion iodine yang larut dalam air terikat oleh vitamin C (asam askorbat).
A. Kesimpulan
Reaksi kimia adalah suatu proses dimana satu atau lebih zat diubah menjadi
satu atau lebih zat yang berbeda dan menghasilkan produk yang baru. Zat adalah
unsur atau senyawa kimia. Reaksi kimia mengatur ulang zat pereaksi (reaktan)
menjadi zat hasil reaksi (produk). Oleh karena itu, dalam percobaan sederhana in
juga terdapat reaksi kimia yang terjadi antara betadine dengan vitamin C.
Hal inilah yang membuat larutan tersebut berubah jadi bening. Hal in
menunjukkan bahwa pada percobaan reaksi antara iodine (betadine) dengan vitamin
C merupakan reaksi reduksi. Senyawa yang bereaksi yaitu C6H8O6 + I2 menjadi
C6H6O6 + 2I 2H.reduksi. Senyawa yang bereaksi yaitu C6H8O6 + I2 menjadi
C6H6O6 + 2I 2H.
B. Saran
Demikian laporan yang kami buat, kami sadar laporan ini masih jauh dari kata
sempurna oleh karena itu kami sangat berterima kasih jika ada saran dan juga
pendapat dari pembaca sekalian agar kedepannya kami bisa lebih baik lagi dalam
menulis atau membuat laporan.
Saran dari kami sebagai penulis sebaiknya alat-alat atau perlengkapan untuk
pratikum di Laboratorium lebih lengkap lagi.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/15/175725869/pengertian-dan-
cara-menyetarakan-reaksi-redoks?page=all
https://fatec.umsu.ac.id/2023/08/24/reaksi-redoks-pengertian-fungsi-ciri-dan-
contoh
https://www.academia.edu/43521388/laporan-Praktikum-Senyawa-Senyawa-
Hidrokarbon
http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/
P17120174035._BAB_II_1.pdf
Syukri,2005. Kimia Dasar.UI Press. Bandung
Dogra 1998. Kimia Fisika dan Soal Soal.UI Press. Jakarta
Petrucci,1985. Kimia Dasar. Erlangga. Jakarta